iERAPAN PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA LARUTAN PENYANGGA
Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di MAS AS-SYAFI'IYAH 01 Tebet Jakarta Selatan)
U111vei '.9L,-L~ bi<.ffn i'Jeqe11
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
OLEH:
NINAHUSNA 103016227135
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul, PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME BERBASIS GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA LARUTAN PENYANGGA, yang disusun oleh mahasiswi yang bemama : NINA HUSNA, Nomor Induk Mahasiswa : 103016227135, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Kimia, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas. Jakarta, 31 Juli 2008
Yang Menyatakan
Pembimbing 1
rof.Dr.Aziz Fa rrozi NIP.150202343
Pembimbing 2
Munasprianto Ramli, S.Si.MA NIP.150377453
SURAT PERNYA TAAN KARY A ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Nina Husna
NIM
: 103016227135
Jurusan I semester
: Pendidikan IP A (Kimia) I XI
Angkatan tahun
: 2003
Alam at
: JI. Mawar Raya Rt 03/02 No.21 Bekasi Timur
Menyatakan dengan sesunguh-sungguhnya
Bahwa
skripsi
yang
berjudul
"Pembelajaran
Generatif
Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Larutan Penyangga", adalah benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan: Nama : Prof.Dr.Aziz Fachrurrozi NIP
:150 202 343
Nama : Munasprianto Ramli, S.Si.MA NIP
:150377453
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri.
Jakarta, Desember 2008
ABSTRAK
NINA HUSNA, Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme Berbasis Generatif (Generative Learning) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Larutan Penyangga, Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada larutan penyangga dengan menggunakan model pembelajaran generatif Penelitian ini dilaksanakan di MAS As-Syafi'iyah 01 Tebet, Jakarta Selatan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2008. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus I dilakukan sebanyak empat kali pertemuan pada bahasan mengukur pH larutan penyangga dan bukan penyangga setelah ditambahkan asam, basa atau pengenceran dan menurunkan persamaan untuk menentukan Ir dan OH-. Siklus II dilakukan sebanyak empat kali pertemuan pada bahasan teori perhitungan pH dan pOH, perhitungan pH dan pOH jika ada penambahan asam, basa atau pengenceran, dan peran larutan penyangga dalam makhluk hidup dan industri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes basil belajar yang diklasifikasikan dengan jenjang soal. Pada siklus I dan siklus II menggunakan jenjang soal pengetahuan (Cl), pemahaman (C2), aplikasi (C3), adan analisis (C4). Instrumen angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran generatif, dan lembar observasi. Dari basil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa penelitian ini telah mencapai criteria yang menjadi bahsan indikatior keberhasilan yang ditunjukkan melalui peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus 1 sebesar 60, 75 menjadi 75,87 pada siklus II. Dan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 65, 0. begitu pula dengan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran generatif terjadi peningkatan persentase pada seluruh pertanyaan dari siklus I ke siklus IL Penelitian ini membuktikan bahwa pendekatan dengan pembelajaran generatif memberikan dampak yang positif bagi siswa dalam proses belajar mengajar. Dan basil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi para pendidik dalam memilih strategi mengajar yang tepat untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar yang diharapkan. Kata knnci: Classroom Action Research (CAR), larutan penyangga, pemahaman,
pembelajarn generatif (Generative Learning).
semuanya, yang tidak bisa disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa cinta kepada teman-teman.
10. Teman-temanku di kos Srikandi, yang banyak menemani penulis dalam suka dan duka. 11. Kepada adik-adikku di sekolah MAS As-Syafi' iyah O1 Tebet, khususnya anak kelas XI IPA, yang terlibat langsung dalam penelitian ini.
12. Perpustakaan UlN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UlN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan meminjamkan seperangkat buku-buku yang terdapat relevansinya dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.
Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak terlibat dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga mendapatkan pahala dan anugerah dari Allah SWT. Amin. Demikianlah, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Jakarta, September 2008
Penulis
DAFTARISI KATA PENGANTAR ........................................................................... i DAFTAR ISi ......................................................................................... iii DAFTAR TABEL ................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM ............................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... viii BABIPENDAHULUAN A. Latar Belakang ...... .................... ............... .. .. .............. ................ 1 (L
.B. Identifikasi Masai ah .. ::................................................................ 7 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 7 D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti .................................. 9
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif atau Disain-disain Alternatiflntervensi Tindakan yang dipilih .................................. 9 1. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme ................................. 9
a. Pengertian Konstruktivisme ............................................. 9 b. Lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme .................... 12 c. Model-model Pembelajaran Konstruktivisme .................. 14 d. Prinsip-prinsip Dasar Konstruktivisme ............................ 15 e. Tahap-tahap Pembelajaran Konstruktivisme .................... 16
f.
Kelebihan dan Kelemahan Konstruktivisme .................... 18
2. Hakikat Pembelajaran Generatif .......................................... 19 a. Pengertian Generatif ...................................................... .19 b. Landasan Teoritik dan Empirik Pembelajaran Generatif. ......................................................................... 21 c. Ciri-ciri Pembelajaran Generatif ...................................... 23
e. Penerapan Pembelajaran Generatif ................................... 29 3. Hakikat Pemahaman ............................................................ 30 a. Pengertian Pemahaman .................................................... 30 b. Tingkatan Pemahaman .................................................... .30 c. Kategori Pemahaman ...................................................... .32 4. Larutan Penyangga (Buffer) ................................................. 36 a. Pengertian Larutan Penyangga ......................................... 36 b. Sifat Larutan Penyangga ................................................ .37 c. Komponen Larutan Penyangga ...................................... .37 d. Kegunaan larutan Penyangga ......................................... .38 C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 39
'-~ipotesis Penelitian Tindakan
... ':.'. ............................................. 40
E. Penelitian yang relevan .............................................................. 40 F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ........................... 41 l. Pengertian PTK ................................................................... 41 2. Karateristik PTK .................................................................. 42 3. Tahap-tahap PTK ................................................................. 43 BAB ill METODOLOGI PENELITIAN A Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 45 B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ..................................... 45
c.
Subjek atau Partisipan yang Terkait.. ........................................... 46
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................... 46
:2 E. Tahap Intervensi Tindakan .......................................................... 47 F. Has ii Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................ 48 G. Data dan Sumber Data ................................................................. 49
H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan ..... ·: ......... 49 I.
Teknik Pengumpul Data .............................................................. 49
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi ....... 50
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ............................... 53
L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan .......................................... 55
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan .................................................. 61 1. Kegiatan Siklus 1................................................................... 61 a) Tahap Perencanaan .......................................................... 61 b) Tahap Pelaksanaan ........................................................... 61 c) Tahap Evaluasi ................................................................ 75 d) Tahap Refleksi ................................................................. 76 2. Kegiatan Siklus II .................................................................. 77 a) Tahap Perencanaan .......................................................... 77 b) Tahap Pelaksanaan ........................................................... 78 c) Tahap Evaluasi ................................................................ 88 B. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 89 C. Analisis Data .............................................................................. 90 D. Interpretasi Hasil Analisis ........................................................... 93 E. Pembahasan Temuan Penelitian .................................................. 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ~
· A Kesimpulan ................................................................................. 97 B. Saran ........................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 99
LAMPIRAN .......................................................................................... 103
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Fase Pembelajaran pada Model Pembelajaran Pada Model Pembelajaran Konstruktivis ..................................... 15 Tabel 2.2 Materi atau Strategi untuk Menstimulasi Pembelajaran Generatif ..................................................................................... 24 Tabel 4.1 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus I Berdasarkan Soal Pilihan Ganda ................................................... 66 Tabel 4.2 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Sik:lus I Berdasarkan Soal Essay ................................................................ 69 Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa Siklus I ......................................................... 70 Tabel 4.4 Observasi Pemahaman Siswa Pada Siklus I .................................. 72 Tabel 4.5 Hasil dari presentasi siswa ............................................................ 82 Tabel 4.6 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus II Berdasarkan Soal Pilihan Ganda ................................................... 83 Tabel 4. 7 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus II Berdasarkan Soal Essay ................................................................ 84 Tabel 4.8 Hasil Angket Siswa Siklus II ........................................................ 85 Tabel 4.9 Hasil Observasi Pemahaman Siklus II ........................................... 86 Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pemahaman Siswa Konsep Larutan Penyangga Siklus I dan Siklus II ..................................... 90 Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Angket Siswa Siklus I dan II ........................ 91 Tabel 4.12 Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus !!.. .............................. 92
DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM
Gambar 2.1 Skema Daur Ulang PTK ........................................................... 44 Gambar 3 .I Desain Penelitian ..................................................................... 55 Gambar 4.1 Siswa Membuat Larutan .......................................................... 80 Diagram 4 .1 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus I dan II ............... ... ....................................... .............. 93 Diagram 4.2 Hasil Angket Siswa Siklus I dan II ............................................ 94 Diagram 4.3 Hasil Observasi Siswa Siklus I dan II ........................................ 95
DAFT AR LAMPIRAN
1. Silabus Pembelajaran ....................................................................... l 03 2. Rencana Pelaksananaan Pembelajaran Larutan Penyangga ............. 104 3. Kisi-kisi lnstrumen Soal Siklus 1 ..................................................... 119 4. Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ......................................................... 120 5. Kunci Jawaban Siklus I ..................................................................... 123 6. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus II ..................................................... 125 7. Soal Tes Hasil Belajar Siklus II ....................................................... 126 8. Kunci Jawaban Siklus II ................................................................... 129 9. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I ................. 131 10. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II ................. 133 11. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket.. .............................................. 135 12. Uji TarafKesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I dan II ..................... 138 13. Uji Daya Beda Tes Hasil Belajar Siklus I dan 11.. ............................. 139 14. Perhitungan Uji Validitas Tes Soal ................................................... 140 15. Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Soal .............................................. 142 16. Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Angketl ......................... 144 17. Daftar Nilai Has ii Belajar PG Ke las XI IP A .................................... 146 18. Daftar Nilai Hasil Essay Kelas XI IPA ............................................. 147 19. Tabel Hasil Belajar Berdasarkan Jenjang Soal ................................. 148 20. Kriteria Penilaian Essay Siklus I ...................................................... 149 21. Kriteria Penilaian Essay Siklus II ..................................................... 150 22. Tanggapan Siswa Mengenai Penerapan Metode GeneratifSiklns I ................................................................. 151 23. Tanggapan Siswa Mengenai Penerapan Metode Generatif Siklus II ................................................................ 152 24. Lembar Angket Mengenai Pemahaman Siswa .................................. 153 25. Format Lembar Observasi Proses Pembelajaran ............................... 155 26. Lembar Ke1ja Siswa ......................................................................... 156
28. Lembar Analisis Kebutuhan ............................................................. 162 29. Fom1at Wawancara Siswa ................................................................ 163 30. Kuis Setiap Pertemuan ..................................................................... 164 31. Format Catatan Lapangan Siklus I .................................................... 167 32. Format Catatan Lapangan Siklus II .................................................. 170 33. Hasil wawancaradari siswaXI IPA ................................................. 173 34. Hasil Wawancara Guru Kimia XI IPA As-Syafi'iyah 01 ................ 174 35. Hasil Kuisioner Awai SiswaXI IPA As-Syafi'iyah 01 ................... 175 36. Hasil Angket Siswa Siklus I ............................................................. 176 37. Hasil Angket Siswa Siklus II ........................................................... 178 38. Perhitungan Validitas Instrumen Soal Essay Siklus 1 ..................... 180 39. Perhitungan Validitas Instrumen Soal Essay Siklus 2 ..................... 181 40. Gambar Siswa .................................................................................. 182
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tonggak perkembangan dari suatu Negara. Kemajuan dari pendidikan merupakan kemajuan sebuah Negara. Harapan tertumpu pada generasi muda yang akan meneruskan perjuangan para leluhur bangsa. Perubahan zaman yang semakin maju mendorong kebutuhan manusia yang semakin tinggi, menciptakan jurang sosialisasi yang semakin lebar. Kekuatan moral dan materiil dibutuhkan untuk bertahan meneruskan kehidupan yang semakin bergejolak oleh perubahannya. Bekal tersebut salah satunya diperoleh dari pendidikan. Semakin muda seseorang mengenyam pendidikan, maka akan semakin siap menghadapi hidupnya. Berangkat dari ha! itu, lembaga dan institusi pendidikan memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan tujuan semua bangsa yaitu mencerdaskan bangsa. Kesadaran pentingnya pendidikan merupakan awal yang baik menuju negara yang maJU. Menurut Ahmad D. Marimba, "pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama". 1 Pendidikan harus mampu mengarahkan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki masing-masing manusia agar menjadi suatu kegiatan hidup yang utuh menjadi manusia individu dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdi diri padaNya. Berbagai macam persepsi para ahli tentang pendidikan menegaskan pada kita bahwa pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan ini. Sebagaimana telah tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 memberikan hak kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan nasional. Dengan demikian maka semua warganegara Indonesia dimanapun berada
hams memiliki pengetahuan, sikap, dan kemampuan dasar yang sama sebagai warganegara dari suatu negara yang merdeka. 2 Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 3 Sebagai seorang pendidik sangatlah penting mengetahui metode seperti apa yang baik dalam menyampaikan pembelajarannya. Metode yang sedang berkembang saat ini adalah metode pembelajaran berpusat pada siswa. Guru tidak berperan sebagai buku berjalan, yang menyampaikan konsep tanpa tahu siswa memahami atau tidak. Tapi guru berperan sebagai pembimbing siswa, mengarahkan siswa agar dapat menemukan sendiri ilmu tersebut. Dengan begitu, siswa tidak hanya bisa menjawab pertanyaan dari guru tapi siswa memahami isi dari jawaban tersebut. Menurut pengamatan dari penulis, masih banyak sekolah yang menerapkan sistem lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru. Namun, ada beberapa sekolah yang sadar akan manfaat dari metode ini dan menerapkan sebagai sistem yang hams dipatuhi. Sekolah yang tidak menerapkan bukan berarti tidak 'aware', namun banyak pertimbangan dari segi biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan metode ini. Hal ini merupakan 'momok' dalam dunia pendidikan negara kita. Penulis ingin mencoba menerapkan metode yang saat ini sedang berkembang, yaitu metode Pembelajaran Generatif pada sekolah MAS AsSyafi'iyah di Tebet Jakarta Selatan. Metode ini pernah dilakukan oleh 2
Pendidikan Nasional Sebagai Wabana Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membangun Peradaban Negara Bangsa (Sebuah Usaha Memahami UUD' 45), (Jakarta: Center for Information and National Policy Studies, 2000) lial.62. 3 Undang-Undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Undangundang Republik Indonesia no. 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II vasa/ 3. !Jakarta:
3
beberapa peneliti lain yang berkecimpung di dunia pendidikan. Dan berhasil mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, meskipun banyak kendala dalam menjalani penelitian ini. Peneliti memilih sekolah ini karena menurut pengamatan peneliti, sekolah ini mempunyai bakat untuk berkembang. Tapi dari segi pengajaran, masih menerapkan metode konvensional, yaitu dengan metode ceramah. Didukung dengan keadaan struktur bangunan sekolah yang masih berantakan. Siswa SD, SMP, SMA dijadikan satu bangunan, sehingga suasana pembelajaran tidak terkondisikan. Ditambah dengan keadaan laboratorium yang masih dalam tahap pembangunan.
Nilai kimia XI IP A
yang diambil peneliti sebagai data acuan, menunjukkan hasil yang kurang bagus seimbang dengan alasan-alasan yang disebutkan diatas. Oleh karena itu, peneliti memulai kegiatan penelitiannya disini. Dalam penelitian ini, penulis Menerapkan Model Pembelajaran Generatif Pada Larutan Penyangga. Peneliti ingin mencoba mampukah metode ini meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran kimia di sekolah MAS As'Syafi'iyah 01, Tebet, Jakarta Selatan. Sebelum melakukan penelitian di MAS As'Syafi'iyah, penulis mengadakan survey terlebih dahulu ke sekolah lain di Jakarta. Penulis mendapatkan bahwa nilai siswa pada pelajaran kimia masih di bawah rata-rata apalagi pada materi larutan penyangga. Pada bah ini, siswa banyak sekali mengalami kesulitan. Diantaranya, siswa mengalami kesulitan dalam perhitungannya, juga pada proses pembuatan larutan penyangga. Berangkat dari hal itu, penulis mengambil materi larutan penyangga sebagai bahan penelitian untuk ditindak lebih lanjut dengan menggunakan metode generatif. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme adalah merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam 4
benak atau pikiran manusia. Ausubel , seorang ahli pendidikan, mencetuskan teori tentang belajar. Beliau mengatakan bahwa: 4
M. Khoiruddin, Konstruktivisme Dalam Strategi Pembe/ajaran, htto://www.google.eo.id/search?hl=id&lr=lang id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla:en-
4
Belajar menerima dan belajar menemukan konsep. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghapalkannya sedangkan belajar menemukan konsep ditemukan oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu saja. Pada belajar menghafal, siswa menghafalkan materi yang sudah diperolehnya., tetapi pada belajar bermakna materi yang telah diperoleh itu dikembangkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya lebih dimengerti. 5 DaJam kegiatan belajar mengajar, guru semestinya mengkondisikan pembelajaran sehingga konsep-konsep yang diajarkan dapat "bertahan lebih lama" dalam pikiran siswa. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun gagasan-gagasannya sehingga terjadi proses pembentukan konsep secara bermakna. 6 Mengikuti paham konstruktivisme ini, pengetahuan tidak bisa dipindahkan dari guru secara sempuma kepada murid, akan tetapi membiarkan murid untuk membangun konsep sendiri dengan kemampuan mereka masingmasing. Disini ditekankan agar guru tidak boleh belajar untuk murid, guru cukup membimbing murid untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Dengan begitu murid akan siap menghadapi kenyataan-kenyataan yang secara asing muncul dari lingkungannya. Dalam penelitian ini penulis ingin mencoba meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi larutan penyangga dengan menggunakan metode konstruktivisme berbasis generatif. Penulis menggunakan metode ini, karena menurut Wittrock, "Model pembelajaran dengan metode generatif merupakan pendekatan yang spesifik untuk pengajaran aktif' 7 . Berpikir aktif sangat penting dalam suatu pembelajaran, karena dapat membantu menguatkan ingatan siswa dan memperdalam pemahaman. Sebelum melaknkan penelitian, peneliti mengadakan prapenelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan masalah-masalah apa saja yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPA 2 untuk dapat 5
H. Ennan Suhennan, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika ...... , hal 32 I Wayan Redhana clan I Dewa Ketut Sastrawidana, Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Dasar II, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja. 7 "Active and Generative Teaching", 6
5
dicari
solusinya dengan menggunakan pembelajaran generatif dalam
penelitian yang kan dilaksanakan. Kegiatan prapenelitian dilakukan dalam kelas XI IP A 2 As-Syafi' iyah 01 Tebet. Peneliti mengamati kondisi dan situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil dari pengamatan dalam kelas XI IPA 2 diantaranya adalah: kondisi pembelajaran yang kurang tertib dan disiplin, guru yang masih menggunakan metode ceramah, sehingga kegiatan berpusat pada guru, siswa masih enggan mengajukan pendapat, dan dari hasil post test belum mencapai indikator keberhasilan yang menunjukkan siswa memahami pelajaran. Setelah mengamati kegiatan belajar mengajar dalam kelas, peneliti mengadakan wawancara dengan guru kimia XI IPA 2 As-Syafi'iyah 01, Tebet. Penelitian ini diawali dengan kegiatan prapenelitian terhadap proses pembelajaran kimia khususnya yang dilakukan di kelas XI IPA MAS AsSyafi'iyah 01 Tebet Jakarta Selatan. Dalam kegiatan prapenelitian ini peneliti melakukan observasi langsung terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPA, wawancara pada siswa XI IPA Assyafi'iyah 01 dan wawancara pada guru kimia di kelas XI IPA tersebut. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa selama ini guru mengajar dengan metode ceramah, dengan begitu kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, sedangkan siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Akibatnya banyak siswa yang mengalami miskonsepsi terhadap materi yang diajarkan dan masih banyak siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata. Dari data yang diperoleh (data lengkap ada pada lampiran) bahwa guru kimia XI IPA As-Syafi'iyah 01 menyatakan metode ceramah dan tanyajawab yang digunakan selama ini belum efektif. Metode ini kurang efektif karena berpusat pada guru, sedangkan siswa tidak dapat berpartisipasi secara optimal dalam kegiatan pembelajaran ini. Oleh karena itu, guru sangat mendukung kegiatan penelitian ini. Data di atas didukung dengan kuesioner awal pada siswa kelas IX . Assyafi'iyah yang terlamoir di lamoiran. Perolehan data merniniuklrnn hohurn
6
siswa masih belum menguasai materi yang diberikan oleh guru, karena tidak memahami konsep yang disampaikan guru. Permasalahan di atas menjadi alasan untuk peneliti melanjutkan penelitian pada kelas XI IPA tersebut. Kualitas pembelajaran di atas tidak mendorong siswa untuk berfikir aktif dan kreatif Juga dilatar belakangi oleh permasalahan pembelajaran yang selama ini berkesan kurang menarik, kurang menantang dan membosankan bagi siswa sehingga pemahaman tidak maksimal. Menurut Khoiruddin : Salah satu dari permasalahan pembelajaran adalah dengan mengorganisasikan pembelajaran yang lebih bermakna dan menyentuh realita kehidupan siswa, antara lain dengan mengembangakan pembelajaran pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Berbasis Generatif yang merupakan salah satu model pembelajaran yang perlu diangkat dalam proses belajar mengajar. 8 Dari pembahasan data di atas, peneliti meneruskan kegiatan berikutnya yaitu penelitian yang diikuti dengan tindakan-tindakan kelas dengan metode pembelajaran generatif dalam kelas XI IPA tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai larutan penyangga. Larutan penyangga, merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam Ilmu Kimia. Pada pembelajaran larutan penyangga, asam dan basa labih dahulu dipelajari. Oleh karena itu siswa harus lebih
8
Khoiruddin, Konstruktivisme, http://www.google.eo.id/ searcah?hl=id&h=lang, I Julli
7
B. Identifikasi Masalah Pada penelitian ini masalah dibatasi pada latar belakang kurangnya pemahaman siswa terhadap materi asam basa sehingga menyebabkan miskonsepsi. Secara eksplisit, permasalahan yang diupayakan pemecahannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pengetahuan awal siswa mengenai konsep-konsep yang terkandung dalam mata pelajaran kimia. 2. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran kimia setelah mengikuti perkuliahan dengan metode konstruktivisme berbasis generatif. 3. Efektivitas
pembelajaran
metode
konstruktivisme
berbasis
generatif dalam membantu siswa memecahkan masalah pada pembelajaran kimia larutan penyangga. 4. Tanggapan
siswa
terhadap
metode
konstruktivisme
dalam
pembelajaran ki.mia Iarutan penyangga. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Agar masalah ini dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka masalah ini harus dibatasi. Dalam penelitian ini strategi pembelajaran yang digunakan adalah generatif learning atau pembelajaran generatif. Sedangkan pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep larutan penyangga. Berdasarkan identifikasi masalah, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : "Apakah penggunaan metode pembelajaran konstruktivisme berbasis generatif dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep larutan penyangga?" D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pentingnya penerapan konstruktivisme berbasis generatif untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep larutan penyangga demi tercapainya tujuan van!!: diharankan dalam nemhelaiarnn kimia
8
Tujuan penelitian ini adalah: "Untuk mengetahui peningkatan pemahaman sJSwa pada konsep larutan penyangga setelah diterapkannya pembelajaran konstruktivisme berbasis generatif'.
E. Manfaat Penelitian Penelitian dalam skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan siswa. 2. Pembinaan belajar siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar. 3. Sebagai sumber referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti meto4e lfll.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
Berdasarkan hasil survey yang diambil penulis sebelum melakukan penelitian, yang menunjukkan bahwa ada kekurangan pada metode yang diajarkan di sekolah yang mempengaruhi pemahaman siswa. Maka penulis mencoba menerapkan metode pembelajaran generatif Pembelajaran generatif ini merupakan cabang dari pembelajaran konstruktivisme. Menurut Osborne dan Wittrock merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan barn dengan
menggunakan
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan barn itu akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait.
Jika pengetahuan
barn
itu berhasil
menjawab
permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan barn itu akan disimpan dalam memori jangka panjang. 1 Penelitian dengan metode pembelajaran generatif ini akan dilaksanakan pada kelas XI IPA 2 As-Syafi'iyah Tebet untuk meningkatkan pemahaman siswa pada larntan penyangga.
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif 1. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme
Dalam pembelajaran konstruktivisme, guru berusaha sebisa mungkin untuk memberikan sistem pembelajaran yang tidak monoton. Pembelajaran ini banyak sekali digunakan dalam pembelajaran sains, dengan tuntunan berikut ini: belajar sesuatu yang barn dan berusaha mengetahui pemahaman yang telah ada lebih mendalam. Hal ini merupakan
tahap
awal
dari
eksplorasi,
dimana
siswa dapat
menggabungkan antara pengalaman sebelumnya dengan pengetahuan
10
yang baru.
2
Metode pembelajaran seperti itu disebut metode
konstruktivisme. Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989: 159) menegaskan bahwa "pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat" (Russeffendi 1988: 133).3 Filsafat tentang pembelajaran, yang menunjukkan pembelajar butuh untuk dibangun pemahaman mereka, yang biasa disebut kontruktivisme. Sudah banyak diteliti dan ditulis oleh para ahli teori pembelajaran dan kognisi. Seperti Jean Piaget, Eleanor Duckworth, George Hein dan Howard Gardener telah mendalami metode pembelajaran ini. Konstruktivisme berarti bersifat membangun, dalam konteks Filsafat Pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya dan modem. 4 Dalam proses pembelajaran konsep ini menghendaki agar anak didik dapat mengembangkan
kemampuannya
secara
konstruktif
untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Fensham (1994:5) penganut konstruktivisme memiliki pandangan tentang hal-hal yang dialami atau diceritakan secara aktif oleh diri mereka sendiri. Makna yang dibangun bergantung pada pengetahuan yang sudah ada pada diri seseorang. Oleh karena pengalaman dan hasil bacaan perorangan berbeda-beda, maka hasil 2
Constructivism and the Five E's, http://www.constructivisme/expo.expo.edu.ph/pinatubo/page4.html, 20 Mei 2008, ha! 2 3 Pembe/ajaran Konstruktivisme, http://gurubeasiswa.blogsoot.com/2007/12/pembelajarao-matematika-dengao-teori.html, l Juli 2008 hal 3. 4 Gura Pemhelninrnn Y nl'l«h,,,.1; .. ;,...;.; 7•
11
pemaknaan juga boleh jadi menjadi amat berbeda. 5 Salah satu ahli pendidikan
dari
Indonesia
berpendapat
bahwa
pendekatan
pembelajaran konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam benak atau pikiran manusia. 6 John Dewey mengutakan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahwa "pendidik yang cakap harus melaksanakan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara
terus
menerus". 7
"Konstruktivisme
Pendapat
merupakan
cara
lain
menyatakan
pandang
bahwa:
(filosofis)
yang
menganjurkan perubahan proses pembelajaran skolastik melalui pengenalan, penyusunan, dan penetapan tangkapan pengetahuan berdasar reaksi (di dalam pikiran) peserta didik." 8 Ilmu pengetahuan tidak boleh dipindahkan kepada peserta didik (transfer knowledge) dalam bentuk yang serba "sempuma"/"jadi" melalui program pengajaran guru (Teacher Centered Leaming). Menurut paham konstruktivisme di atas, ilmu pengetahuan sekolah tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepada murid, tapi murid perlu dibina untuk memperoleh pengetahuan itu sendiri dengan pengalaman masing-masing. Banyak ahli pskilogi dan pendidikan yang berkutat meneliti metode pembelajaran tersebut. Seperti yang sudah penulis jabarkan di atas. Berikut ini sumbangan pemikiran dari John Dewey tentang pendekatan konstruktivisme. Bagi Dewey, 5
berfikir
adalah
mengubah,
mengorganisasi
kembali,
Nuryani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, (Surabaya: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press), cet 1, 2005), ha!. 171 6 M. Khoiruddin, Konstruktivisme Dalam Strategi Pembe/qjaran, http://www.google.eo.id/search?hl=id&lr=lang id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla:enUS:official&hs=1xJ&q=pcmbelajaran+konstruktivisme&start= lO&sa=N. I juli 2008, ha! 1. 7 M. Kl1oiruddin, Konstruktivisme Dalam Strategi Pembe/ajaran, http://www.goocle.eo.id/search ......... , I juli 2008, ha! 1. 8 Tmubuh Kembang, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran ke Depan, http://tmubnhkembang.blo11:soot.com/2007/()R/lrnn<>n•lri'"'"-" •-•--· · ·
12
membentuk makna. Dewey kerap berkata pada pembaca bahwa: "
'
Mind is active, a verb and not a noun" (fosnot, 1996, p.126).
Dewey menegaskan
bahwa penting
bagi
siswa untuk
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman yang dimaksud Dewey adalah lingkungan sosial, dimana siswa bersamasama menganalisa objek permasalahan dan atau menciptakan sendiri komunitas untuk saling bertukar pikiran. 9 Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran sains maka akhir-akhir
ini
para
ahli
mengembangkan
berbagai
model
pembelajaran yang dilandasi pandangan konstruktivisme dari Piaget. Pandangan ini berpendapat bahwa dalam proses belajar anak membangun
pengetahuannya
sendiri
dan
memperoleh
banyak
pengetahuan di luar sekolah (Dahar, 1989:160). Oleh karena itu setiap siswa akan membawa konsepsi awal mereka yang diperoleh selama berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat beberapa ha! yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme, yaitu : ( 1) peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna; (2) pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa mengkonstruksi pengetahuan; (3) mengaitkan antara gagasan siswa dengan informasi barn di kelas (Tasker, 1992: 30). Konstruktivisme yang menggunakan kegiatan hands-on serta memberikan kesempatan yang luas untuk melakukan dialog dengan guru dan teman-temannya akan dapat meningkatkan pengembangan konsep dan keterampilan berpikir para siswa. b. Lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme
Ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, maka otaknya akan terbentuk struktur kognitif tertentu. Struktur kognitif itu disebut skemata yang merupakan suatu organisasi mental yang akan
9
Important People in the Development ofthe Theory ofConstructivism,
http://www.constructivisme.com/chd_f.ls~ trmP Mn/lmm"''"'"',... ... 11~~-···1 --1--~-
-
13
memudahkan individu untuk menghadapi tuntutan lingkungannya semakin meningkat. Siswa tidak boleh diberikan bagian.-bagian yang terpisah, penyerdehanaan masalah, dan pengulangan keterampilan dasar, tetapi sebaliknya: siswa dihadapkan pada lingkungan belajar yang kompleks, terlihat samar-samar, dan masalah yang tidak beraturan. Masalahmasalah yang kompleks itu harus dihubungkan pada aktivitas dan tugas yang otentik, karena keberagaman situasi yang dihadapi tersebut, seperti juga aplikasi yang mereka hadapi tentang dunia nyata. 10 Masuknya informasi baru ke dalam skemata menurut Piaget melalui dua mekanisme yaitu asimilasi dan akomodasi. "Asimilasi adalah proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam skemata yang telah terbentuk. Sedangkan akomodasi adalah proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang telah terbentuk secara tidak langsung." 11 Pada proses asimilasi seseorang menggunakan struktur kognitif dan kemampuan yang sudah ada untuk beradaptasi dengan masalah dari lingkungannya. Sedangkan pada proses akomodasi, seseorang harus memodifikasi struktur kognitif awalnya sudah ada, agar mereka dapat mengadakan respon terhadap lingkungannya. Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut pandangan konstruktivisme, Driver dan Bell (dalam Susan, Marilyn dan Tony, 1995:222) mengajukan karakteristik sebagai berikut: (1) siswa tidak dipandang sebagai suatu yang pasif melainkan memiliki tujuan, (2) belajar mempertimbangkan seoptimal mungin proses keterlibatan siswa, (3) pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal, (4) pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas, ( 5) kurikulum
'°
Konstruktivisme dan Pembelajaran, http://suciptoardi.wordpress.com/2007/12/04/48/, 1 Juli 2008. 11 Ennan Suhennan, dkk, Common Textbook Strategi Pembe/ajaran Matematika Kontemporer. (Bandung: TICA. Universitas Pendidikan Indonesia 2003) ha! 36.
14
bukanlah sekedar dipelajari, pmbelajaran, materi, dan sumber. 12
melainkan
seperangkat
c. Model-Model Pembelajaran Konstruktivisme
Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran sains maka akhir-akhir
ini
para
ahli
mengembangkan
berbagai
model
pembelajaran yang dilandasi pandangan konstruktivisme dari Piaget. Pandangan ini berpendapat bahwa dalam proses belajar anak membangun
pengetahuannya
sendiri
dan
memperoleh
banyak
pengetahuan di luar sekolah (Dahar, 1989: 160). Oleh karena itu setiap siswa akan membawa konsepsi awal mereka yang diperoleh selama berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat beberapa ha! yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme, yaitu : (1) peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna; (2) pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa mengkonstruksi pengetahuan; (3) mengaitkan antara gagasan siswa dengan informasi baru di kelas (Tasker, 1992: 30). Konstruktivisme yang menggunakan kegiatan hands-on serta memberikan kesempatan yang luas untuk melakukan dialog dengan guru dan teman-temannya akan dapat meningkatkan pengembangan konsep dan keterampilan berpikir para siswa. Ada
beberapa
model
pembelajaran
yang
dilandasi
konstruktivisme yaitu model siklus belajar (Learning Cycle). Model pembelajaran
generatif
(Generatif
Learning
Model),
model
pembelajaran interaktif (Interactive Learning Model), model CLIS
(Children learning in science), dan model strategi pembelajaran kooperatif atau CLS (Cooperative Learning Strategies). Masingmasing model tersebut memiliki kekhasan tersendiri, tetapi semuanya mengembangkan kemampuan struktur kognitif untuk membangun
12
Pembela_jaran Konstruktivi!i:mP
httn·//m 1 n•-
15
pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional. Kekhasan model-model tersebut tampak pada tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Tyler (1996: 11-17) menyatakan bahwa setiap model memiliki fase-fase dengan istilah berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu menggali gagasan siswa, mengadakan klarifikasi dan perluasan terhadap gagasan tersebut, kemudian merefleksikannya secara eksplisit. Perbandingan fase-fase dari model-model tersebut tampak pada Tabel 1u Model pembelajaran konstruktivisme juga dapat
dibagi
menjadi
tiga
model
pembelajaran:
dua
model
pembelajaran merupakan model pembelajaran yang telah ditawarkan secara populer oleh para pakar konstruktivis (Learning Cycle dan Generative Learning), dan satu model merupakan model konvensional (inkuiri ilmiah-jenis eksperimen)H
Tabel 2.1 Perbandingan Fase Pembelajaran pada Model Pembelajaran pada Model Pem b eIaJaran . K onst ru kf. IVJC! Fase l embela jaran
. ..
S klus Belajar ----
I embelajanm
·-
~
1
.
,, embelajanm -
-
-
..CLIS
·--
.
encas1
" ·--'o
0
SI
3
Prngenalan
..
Tmtangan
4
p, nerapan
A >likasi
..
P rtanyaan ~·
-
<
-·-·
1
.c>mbelaianm Kooneratif Oientasi E isitasi
R struk:turisasi A likasi
·'''~
.l\..euef\.Sl
" tleksi
d. Prinsip-prinsip Dasar Konstruktivisme
Menurut Wheatley dalam jurnal Hamzah, dua prinsip utama dalam pembelajaran konstruktivisme. Pertama, pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif
13
Nuryani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar.. ....... , ha! 173-174. Edi Henclri Mulyana, "Pengaruh Jmplementasi Model Pembe/ajaran Konstruktivisme AlternatifTerhadap Perubahan Konseptual dan Keterampilan llmiah Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Konsep Dasar IPA p cf!ll!lm T ~................. u~-~ ""'- -- •••• 14
1
16
siswa. Kedua, fungsi kognitif bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak. 15 Prinsip-prinsip konstruktivisme dalam proses pembelajaran antara lain; 16 1) Pengetahuan muncul atau hanya ada dalam pikiran manusia 2) Arti atau interpretasi yang diberikan oleh individu terhadap sesuatu tergantung pada pengetahuaanya 3) Pengetahuan dikonstruksi dari dalam diri in divi du dan dalam hubungannya dengan dunia nyata 4) Pengetahuan tidak pernah pasti 5) Pengetahuan umum datang dari otak dan tubuh yang bersifat umum, yang menerapkan bagian dari alam semesta yang sama Pendapat lain mengatakan prinsip dari konstruktivisme sebagai berikut 17 : 1) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. 2) Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan. 3) Mencari dan menilai pendapat siswa. 4) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. 5) Menilai belajar siswa dalam konteks pengajaran. e. Tahap- tahap Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme
memiliki
beberapa
tahap
yang
dapat
menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien, tahap-tahapnya adalah sebagai berikut: 1) Persiapan, pad a tahap ini terdapat aktivitas untuk menarik perhatian siswa, menstimulasi cara berfikir siswa dan menolong mereka untuk menerima pengetahuan yang baru. Biasanya dengan metode; demonstrasi, membaca dari media koran, jurnal, buku, literature, biografi, dan menganalisis grafik. 15
Hamzah, "Pembelajaran Matematika Menurut Teori Belajar Konstruktivisme"dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, No. 040, Tahnn ke-8, November 2002. h. 67 16 H. A. Syukur Ghazali, "Menciptakan Lingknngan yang Kontruktivistik Bagi Pembelajaran Bahasa'', dalam, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Tahnn 16 No. I, 2003, h. 13 17 Guru, PembelajaranKonstruktivistik, http://www.whandi.net/?pilih=new&aksi=lihat&id=66. 13 Anril 2007 h•l 1
17
2) Pencarian, pada tahap ini siswa diberi waktu untuk berfikir, berencana, berinvestigasi dan mengorganisasi informasi. Dengan melakukan metode-metode berikut; mengumpulkan informasi agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan open-ended dan untuk membuat keputusan, pemecahan masalah, mengkonstruksi model, eksperimen. 3) Penjelasan, siswa melakukan analisis terhadap pencarian yang dilakukan. Pemahaman mereka diklarifikasi dan dimodifikasi karena aktivitas bayangan. Dengan menggunakan metode-metode berikut ini: analisis dan penjelasan siswa, mengeluarkan gagasan, berdiskusi. 4) Perluasan, pad a tahap ini s1swa diberi kesempatan untuk meluaskan dan menguatkan pengertian mereka akan konsep dan menerapkan situasi yang sebenarnya. Dengan menggunakan metode pembelajaran berikut ini: pemecahan masalah, eksperimen inquiri, aktivitas kemampuan berpikir, membuat keputusan. 5) Evaluasi, dimana guru dan siswa menggenerasi alat dan rubrik. Konstruktivisme merupakan pembelajaran yang berfokus pada bagaimana siswa dapat memahami konsep tentang materi yang diajarkan. Dimana siswa dapat membangun sendiri pemahamannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata, tentunya dengan prosedur di atas. Tahap-tahap dalam pembelajaran konstruktivisme tercantum dalam berbagai persepsi dari beberapa ahli. Tapi memiliki satu tujuan, diantaranya dari Ari Widodo, tahap-tahapnya adalah sebagai berikut: 18 I) 2) 3)
18
Pendahuluan, tahap penyiapan pembelajaran untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Eksploitasi, tahap pengidentifikasian dan pengaktifan pengetahuan awal pembelajaran. Restrukturisasi, tahap restrukturisasi pengetahuan awal pembelajaran agar terbentuk konsep yang diharapkan.
Ari Widodo, Konstruktivisme dan Pembelaiaran Sains. Jurnal Pendidikan d:m
18
4)
Aplikasi, tahap penerapan konsep yang telah dibangun pada konteks I kondisi yang berbeda dalam k.ehidupan sehari-hari. Konstruktivis menurut Piaget adalah dimana siswa akan
mempunyai pengalaman belajar jika mereka aktif berpartisipasi. Shapiro
(1994)
menyatakan
bahwa
"di
dalam
kelas
yang
mengaplikasikan metode konstruktivis, siswa mempunyai sifat dan perilaku yang sama dengan saintis: Siswa membangun hipotesa, mengumpulkan data dengan melakukan percobaan atau observasi, dan membangun konsep berdasarkan hipotesis dan fakta yang mereka peroleh". 19
f. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Konstruktivisme Setiap model, strategi atau metode pendidikan memiliki keurangan
dan
kelebihan
masing-masing.
Adakalanya
cocok
menggunakan metode yang satu dan tidak cocok dengan metode lainnya.
Berikut ini
akan dijelaskan kelebihan dari
metode
konstruktivisme, diantaranya: 1)
Pembelajaran melekat dalam lingkungan belajar yang komplek, realistis, dan relevan.
2)
Menyediakan negosiasi sosial, dan tanggungjawab bersama sebagai bagian dari pembelajaran.
3)
Mendukung pandangan beragam dan menggunakan representasi yang juga beragam terhadap isi yang dipelajari.
4)
Meningkatkan kesadaran diri dan pengertian bahwa pengetahuan itu dibangun.
5)
19
Mendorong kesadaran dalam pembelajaran.
Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menvenanl!kan den!!llll Metode
19
Kekurangan dari metode konstruktivisme adalah sebagai berikut20 : I)
Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah bertahun-tahun menggunakan pendekatan tradisional.
2)
Guru konstruktivis dituntut lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran dan memilih menggunakan media.
3)
Pendekatan konstruktifis menuntut perubahan s1swa evaluasi, yang mungkin belum bisa diterima oleh otoritas pendidik dalam waktu dekat.
4)
Fleksibilitas kurikulum mungkin masih sulit diterima oleh guru yang terbiasa dengan kurikulum terkontrol.
5)
Siswa dan orang tua mungkin memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar yang barn.
2. Hakikat Pembelajaran Generatif a. Pengertian Generatif Menurut Osborne dan Wittrock dalam Katu (1995. b:l), "pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan barn dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya." 21 Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan barn itu berhasil dalam menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori jangka panjang. Pembelajaran generatif mernpakan pembelajaran sams yang bertolak dari filosofi belajar konstruktivisme di mana pembelajar mengkonstrnksi pengetahuan sainsnya sendiri dalam lingkungan 20
Guru, Pernbelajaran Konstruktivistik, http://www.whandi.net/?pilih=new&aksi=lihat&id=66, ha! 4, 13 April 2007. 21
Pen1belaiaran GeneratifKatu. httn://nf.IAAni itPti nitfllhn Prl11/n!lc"·..11no::i.rlr/A..,,t... ,..i. ...... hi-......
20
belajar konstrnktivisme. Menurnt Osborne, "Pembelajaran secara generatif adalah metode yang melatih murid untuk membentuk pengetahuan sesuai dengan cara mereka masing-masing, mengenal dan memberi pandangan tentang alam". 22 Pembelajaran generatif menekankan agar kepahaman siswa tentang suatu perkara diperoleh dari melatih proses mental yang terkait secara eksplisit antara pengetahuan yang barn dengan pengetahuan yang sudah ada. Dalam tahun-tahun terakhir ini, generatif mulai merambah pada beberapa prose& pendidikan, karena metode ini cukup efektif untuk mengembangkan motivasi dan potensi siswa. Berikut ini pendapat dari sekelompok ahli pendidikan di Barat tentang Generatij
Leaming. "Pembelajaran generatif mernpakan proses dimana siswa secara aktif menghubungkan pengetahuan yang barn saja didapatnya dengan pengetahuan yang sudah ada".
23
Hasilnya, pemahaman siswa
yang maksimal mengenai suatu topik dan hal itu sangat berguna untuk beradaptasi dengan situasi yang ada. Singkatnya, pembelajaran generatif adalah perolehan informasi dari
siswa sendiri
dan
memperdalamnya dengan cara dan kemampuan masing-masing. Pandangan Senge (1990), pembelajaran generatif itu adalah tentang kreatifitas, terdiri dari sistem berfikir, mencurahkan pendapat, tim belajar, kreatif dan pribadi yang berkembang. 24 Berikut ini teori pembelajaran generatif menurnt Osborne dan Wittrock (1985): Guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri dan menyusun kembali dengan persepsi yang baru. Ketika siswa meganalisa suatu objek, menggabungkan dengan pengetahuan yang sudah diperoleh sebelumnya, dan mencocokkan dua pengetahuan itu,
22
Strategi Pembe/ajaran Generatif, www.geocities.com/norizan 2000/Strategi Pembelajaran Generatifhnn, 20 Mei 2008 23 Generative Learning Group, Generative Learning, http://www.generative.com 24 What is Adaptive Learn inf! v.s GenerntivP T pn,.... ;,,,,,..
21
disitulah mereka mulai memperoleh pemahaman secara mendalam. 25 Sedangkan menurut Liangbiao (1992), mengatakan bahwa: Pembelajaran generatif dapat menciptakan iklim pembelajaran yang konstruktivis, yakni mahasiswa akan dapat mengajukan ide-ide, pertanyaan-pertanyaan, dan masalah-masalah, serta mendiskusikan perihaJ konsep yang berkaitan dengan pembelajaran dengan tanpa dibebani rasa takut dan mampu berargumentasi untuk menjelaskan konsep-konsep ilmiah. 26 Dari beberapa teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran Generatif merupakan pembelajaran yang melatih aktivitas kognitif siswa, sehingga siswa mampu mengembangkan potensinya. Metode ini mengindikasikan bahwa pikiran siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar bukanlah 'kertas kosong' yang akan diisi pengetabuan dari guru dengan sempurna, tapi siswa membangun sendiri pengetabuannya dengan bantuan pengetahuan yang sudah terekam dalam memori ingatannya sehingga menciptakan konsep pengetabuan yang baru. Hal itu tidak terlepas dari bimbingan guru. b. Landasan Teoritik dan Empirik Pembelajaran Generatif.
Pembelajaran generatif memiliki landasan teoritik yang berakar pada
teori-teori
belajar
konstruktivis
mengenai
belajar
dan
pembelajaran. Butir-butir penting dari pandangan belajar menurut teori konstruktivis ini menurut Nur (2000:2-15) dan Katu (1995.a:l-2), diantaranya adalah27 :
25
Ritchie, dkk, Effectiveness o/Two Generative Learning Strategies In The Science C/assroon1, http://findarticles.com/p/articles/mi_qa3667/is_200002/ai_n88855 l 6/pg_6?tag=artBody;coll 26 I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, "Pembelajaran GeneratifDengan Strategi Pemecahan Masaiah Untuk Meningkatkan Kua/itas Pembelajaran Kimia Dasar If', Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran No. 1 TH. XXXVI, 2003. ha! 95.
22
I) Menekankan bahwa perubahan kognitif hanya bisa terjadi j ika
konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu
proses
ketidakseimbangan
dalam
upaya
memahami
informasi-informasi baru. 2) Seseorang belajar jika dia bekerja dalam zona perkembangan terdekat, yaitu daerah perkembangannya saat ini. Seseorang belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona tersebut. 3) Penekanan pada prinsip Scaffolding, yaitu pemberian dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah. Dukungan itu sifatnya lebih terstruktur pada tahap awal, dan kemudian secara bertahap mengalihkan tanggung jawab belajar tersebut kepada siswa untuk bekerja atas arahan dari mereka sendiri. 4) Lebih menekankan pada masalah top-down daripada bottom-up. Top-down berarti siswa langsung mulai dari masalah-maslah kompleks, utuh, dan autentik untuk keterarnpilan-keterampilan dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah kompleks tadi dengan bantuan guru/dosen atau teman sebaya yang lebih mampu. 5) Menganut asumsi sentral bahwa belajar itu ditemukan. Meskipun jika kita menyarnpaikan informasi kepada siswa, tetapi mereka harus melakukan operasi mental atau kerja otak atas informasi tersebut untuk membuat informasi itu masuk ke dalam pemahaman mereka. 6) Menganut visi siswa ideal, yaitu seorang siswa yang dapat memiliki kemampuan pengaturan diri sendiri dalam belajar. 7) Menganggap bahwa jika seseorang memiliki strategi belajar yang efektif dan motivasi, serta tekun menerapkan strategi itu sampai suatu tugas terselesaikan demi kepuasan mereka sendiri, maka kemungkinan sekali mereka adalah pelajar yang efektif dan memiliki motivasi abadi dalam belajar. 8) Sejumlah penelitian (Slavin, 1997) yang menunjukkan pengaruh
23
pembelajaran generatif terhadap variabel-variabel hasil belajar tradisional,
diantaranya
adalah:
dalam
bidang
matematika
(Carpenter dan Fennema, 1992), bidang sains (Neale, Smith, dan Jhonson, 1992), membaca (Duffi dan Roehler, 1986), menulis (Bereiter dan Scardamalia, 1987). Penerapan Knapp (1995) menemukan
suatu
hubungan
positif pendekatan-pendekatan
konstruktivis dengan hasil belajar. c. Ciri-ciri Pembelajaran Generatif
Good (1983) telah memperkenalkan instruksi langsung yang cukup bagus sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dan direkomendasikan juga
sebagai
'active teaching'
yang
dapat
menjelaskan bagaimana cara mengajar yang benar dan baik. Dalam model pembelajaran generatif, guru memiliki tanggung jawab sebagai berikut28
:
!) Mengajarkan kepada siswa bahwa belajar dengan pemahaman
adalah 'generatif learning'. 2) Mengajarkan kepada siswa bahwa kesuksesan di sekolah bermula dari percaya diri pada kemampuan diri sendiri dan menghargai usaha. 3) Mengajarkan kepada siswa untuk mengikuti proses membangun pemahaman dari instruksi guru. 4) Mengajarkan kepada siswa untuk menggenerasi maksud mengapa mereka harus belajar. Dari penjelasan di atas seorang guru dapat melakukan hal-hal dibawah ini sebagai bekal awal untuk lebih memahami tentang model pembelajaran generatif ini:
28
" Active dan Generative Teaching", 1990-1991, http://education.calumet.purdue.edu/vockell/edpsvbook/Edosv2/edosv2 active.him. 16 Novemher
24
1) Pelajari apa itu model, prakonsepsi, strategi pembelajaran, sikap, dan percaya bahwa kemampuan siswa relevan dengan apa yang diaj arkan guru. 2) Mendesain struktur yang akan mengetahui kemampuan siswa dalam menghubungkan antara konsep materi dengan model, pengetahuan, di!. 3) Menghubungkan self control strategi agar siswa dapat diketahui kemampuan kognitif dan afektif. Setelah melakukan langkah-langkah di atas, guru dapat mengukur kegagalan siswa dengan memilih dan menentukan materi yang
dapat
membuat
siswa
memahami
dengan
benar-benar
pembelajaran 'generatif learning'. Berikut ini beberapa materi dan strategi untuk menstimulasi pembelajaran generatif 9
:
Tabel 2.2 Materi atau Strategi untuk Menstimulasi Pembelajaran Generatif Materi atau strategi
Bagaimana cara mengguuakauuya
Aplikasi pembelajaran generatif
Pembelajaran yang tidak generatif
Judul
Siswa mencari arti dari judul, membuat prediksi, atau menciptakan judul untuk bagian yang belum ada judulnya.
Gunakanlah judul untuk memprediksi apakall bagian yang kita baca, kemudian pahami jika memang tidak ada yang salah.
Memperbaiki judul bukan hal yang menarik sama sekali untuk siswa.
Pertanyaan
Guru memberikan pertanyaan dan siswa menjawabnya, atau murid aktif mencari pertanyaan sendiri, dan melemparkan pertanyaan untuk kelompok atau guru. Guru menjelaskan tujuan spesi:fik yang dibutuhkan untuk menambah peugetahuan siswa.
Menjawab pertanyaan yang ada dalam teks buku atau menambah pertanyaan sendiri.
Melewati pertanyaan, atau siswaakan menjawab jika benar-benar mau menjawab.
Menganalisis tujuan pada setiap bab untuk meniugkatkan keobjektifaunya.
Melewati tujuan, ha! itu akan sama saja jika sudah ditulis sekalipun isinya.
Pertanyaan
29
Wittrock, Active dan Generative Teachin~ ...... hal
1-4
25
Ringkasan
Guru memberikan ringkasan yang dapat membuat murid aktif mendengarkan dan membuat pertanyaan mengenai ringkasan tersebut.
Baca baik·baik Melewatkan ringkasannya, lain lihat lagi ringkasan, karena teks sebelumnya untuk menurut mereka itu menghilangkan sama saja dengan kebingungan. kata-kata yang tacli.
Grafik
Siswa membaca dan membuat paraphrase dari informasi yang ada di grafik, atau mereka membuat scndiri grafik untuk dipresentasikan.
Ketika ada diskusi, menunjukkan grafik dan menjelaskan point -point pentingnya.
Melupakan grafik, danhanya mengulang apa yang ada di teks.
Tabel I skema
Gurudapat mempresentasikan informasi secara sistematis dengan tabel, dan siswa merancang tabel untuk meringkas informasi, atau siswa mengambil informasi dari skema lain dirancang lagi dalam tabel. Guru mengadakan demonstrasi konsep dan siswa menyimak baik·baik atau siswa mendemonstrasikan konsep kepada guru atau kelompok.
Ketika ada tinjauan, ambil bagian-bagain terpenting saja untuk dicantumkan dalam tabel.
Menghindar membuat table.
Aplikasikan konsep yang ada dalam buku dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak melakukan demonstrasi sam sekali.
Kiasandan analogi
Guru menggunakan analogi dan kiasan yang berarti dan siswa menjelaskan konsep atau siswa membuat metafora sendiri.
Menyusun metafora dan analogi sendiri pada buku yang dibaca.
Contoh
Guru memberikan contoh yang sering dan banyak diketahui siswa, dan siswa membuat sendiri contoh dan periksa keakuratannya.
Kapanpun konsep muncul, berpikirlah bahwa contoh itu ada di sekelilingmu, atau kamu sendiri pernah mencobanya.
Gambar
Guru menunjukkan gambar yang dapat menjelaskan
Lihat garnbar di buku dan perllatikanlah apakah garnbar tersebut menjelaskan konsep.
Demonstrasi
.
~"'~--
_; ---·~ mencari
gambar yang berkaitan dengan konsep. Aplikasi
Guru membantu siswa mengaplikasikan konsep.
Aplikasikan konsep yang akan didiskusikan.
Membuat contoh sendiri, tauap menghiraukan contoh yang sudal1 ada.Karena mungkin contoh yang dibuat sendir tidak akurat. Melewati garnbar begitu saja, karena hanya menganggap itu hanya sebuah hiasan.
26
Interpretasikan Guru menjelaskan kenapa sesuatu itu terjadi atau tanyakan pada siswa apa bisa siswa menjelaskan kembali dan menyebutkan fungsinya untuk mereka.
Hadirkan penanya-penanya yang cukup rinci dalam memberikan pertanyaan sebagai stimulus untuk menggeuerasikan penjelasan. Kemudian periksa keakuratan pertanyaan.
Tidak pernah mempertanyakan mengapa ha! tersebut terjadi, dan tidak pernal1 mempertimbangkan keakuratannya.
Membuat uraian
Guru meminta siswa menguraikan konsep dengan kata-kata sendiri, atau guru memparafrase penjelasan dari siswa.
Mencoba untuk mendefinisikan kembali dengan kata-kata sendiri kata kunci dari konsep.
Tidak melakukan ha! tersebut sama sekali.
Menarik kesimpulan
Guru meminta siswa untuk menggambarkan kesimpulan terhadap apa yang akan terjadi jika apa yang mereka pelajari adalah ha! yang benar.
Membuat kesimpulan tentang apa yang akan terjadi apabila konsep diaplikasikan dalam kehidupan nyata, dan periksa kembali apakah ha! itu akan benar-benar terjadi.
Tidak pernah berpikir sesuatu yang tidak ada di buku, tidak pernah memperkirakan apa yang akan terjadi.
Model pengajaran di atas akan membantu guru dalam untuk mengajar aktif di kelas. Pada pendekatan generatif, siswa tidak hanya belajar secara fokus tapi juga harus dapat menggenerasikan hubungan antara pengetahuan yang lama dan pengetahuan yang barn didapat, dan yang paling penting bagaimana siswa dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. d. Model-model Pembelajal'an Generatif. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka model belajar generatif perlu diimplementasikan dalam proses pembelajaran, untuk mengubah miskonsepsi siswa menuju konsepsi ilmiah. Model belajar generatif berbasis pada pandangan konstruktivisme dalam belajar dan mengajar, asumsi dasarnya bahwa pengetahuan dibangun di dalam pikiran pembelajar (Bodner, 1986). Model belajar generatifyang diajukan oleh Russel Tyler (1996)
-----rd,...alarn I Kctttt Tika, tahap generatif diawali dengan'0 30
:
I Ketut Tika, "Model Belaiar Generati(Sebaeai Alternnti(Pfi:rhnilrnn
l:T?(:n/nhnn
27
I. Fase pertama adalah eksplorasi prakonsepsi siswa. 2. Fase kedua adalah pemusatan, yang terarah pada konsep yang akan dipelajari siswa. 3. Fase ketiga adalah fase tantangan. Pada fase ini guru berfungsi sebagai fasilitator dalam mengubah miskonsepsi siswa menuju konsepsi ilmiah. 4. Model belajar generatif diakhiri dengan fase keempat yaitu fase aplikasi. Pada fase ini para siswa mencoba memecahkan masalahmasalah praktis berdasarkan konsep-konsep ilmiah. Berikut ini adalah iahap pembelajaran generatif menurut Tyler (1996), yaitu: (!) Prelimenary (Eksplorasi), (2) Focusing (pemusatan) , (3) Challenge (tantangan), dan (4) Application (aplikasi). Pada fase I, pengajar mengetahui dengan pasti pengetahuan awal siswa yang relevan
dengan
topik
pembelajaran,
mengklasifikasikannya,
mengaitkannya dengan konsep ilmiah atau sejarah penemuan ilmiah31 . Peneliti
lain
menemukan
beberapa tahap
pembelajaran
generatif, dibawah ini tahap-tahap yang ditemukan oleh Cosgorove dan Osborne (1985), yaitu 32 : 1. Tahap pengingatan (Elicitation); pada tahap ini guru melibatkan
2.
3.
4.
5.
siswa dalam diskusi yang bertujuan menggali pemahaman mereka. Tahap tantangan dan konfrontasi (challenge and confrontation); pada tahap ini guru mengajak siswa mengemukakan gejala yang diperkirakan muncul dari peristiwa yang akan didemonstrasikan. Tahap reorganisasi kerangka kerja konsep (Restructuring of the Conceptual Framework); pada tahap ini guru membantu siswa dengan mengusulkan alternative yang diterima pada siswa. Tahap penerapan (Application); pada tahap ini guru memberikan berbagai persoalan dengan konteks yang berbeda untuk diselesaikan oleh siswa yang telah mengalami restrukturisasi. Tahap menilai kembali (Review); pada tahap ini dalam suatu diskusi, guru mengajak para siswa untuk membandingkan kerangka berfikir barn dari hasil reorganisasi dengan apa yang sebelumnya mereka miliki.
Singaraja" dalam Jurnal Pendidikan clan Kebudayaan Anelra Widya, No. 3 Th XXXIV, Juli 2001, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja, ha! 46 31 Edi Hendri Mulyana, "Pengaruh lmplementasi Model Pembe/ajaran Konstruktivisme AlternatifTerhadap Perubahan Konseptua/ dan Keterampilan llmiah Mahasiswa Dalam Mata Ku/iah Konsep Dasar IPA", dalam Laporan Hasil Penelitian: PGSD UPP3 Fakultas limn Pendidikan UPI, 2001, ha! 20. 32 Syaiful B. Arsyid, "Pengembangan Model Be/ajar Generatif Untuk Memperbaiki
Miskonsepsi Mahasiswa Tentanf! Konsev Mekanika" dalam I~:inornn PP.nP.litilln
P:llrnltll~ Tlrnn
28 -
- -
-- · - ,
PE!=(PUSTAV;'.\t'·1 u·1·.',"A ' . . '" ,- . i -t-', i''J U!l\I SY.C,,if(l JtlKARTA
----·-------- -
I1'
I !
Driver dan Oldham dalam Katu (1994) mengembangkan model pengajaran dengan menggunakan pendekatan belajar generatif yang terdiri dari 5 tahap kegiatan yaitu33 : 1. Tahap orientasi: siswa diberi kesempatan membangun kesan
mengenai topik yang akan dibahas. 2. Tahap pengungkapan ide: siswa mendapat kesempatan mengemukakan ide atau gagasan tentang topik yang dibahas. 3. Tahap tantangan dan restrukturisasi: siswa membandingkan dan berargumentasi tentang ide atau gagasannya, menguji kebenaran gagasan melalui pengamatan gejala pada kegiatan demonstrasi dan mendapat informasi tentang ide yang didukung kebenarannya secara ilmiah. 4. Tahap penerapan: siswa menerapkan pemahamannya yang baru untuk memecahkan berbagai persoalan. 5. Tahap melihat kembali: siswa mengevaluasi kelemahan bentuk pemahamannya yang lama dan merangkum segala informasi yang baru diperolehnya berkaitan dengan topik yang dibahas dalam proses pembelajaran. Model generatif telah berkembang pesat, sehingga banyak bermunculan model generatif dengan tahap-tahap yang berbeda. Berikut ini tahap generatif yang lain, yaitu: "metode PQ4R yang dikembangkan oleh Thomas dan Robinson, dan sesuai dengan namanya metode PQ4R ini terdiri dari enam langkah yaitu Preview,
Question, Read, Reflect, Recite dan Review (Muhammad Nur, 1999)". 34 Sedangkan menurut Lingbiao (1992), tahap pembelajaran generatif terdiri dari: (1) tahap orientasi, (2) tahap aktivitas dan interaksi, (3) tahap penilaian dan umpan balik, dan (4) tahap perluasan. 35
33
Nyoman Rohadi, "Penyusunan Bahan Ajar Terpadu Remediasi Menerapkan Model Generatif Untuk Mengatasi Kenda/a KognitifFisiska SLTP di Propinsi Bengku/u ", dalam Laporan Penelitian, Fakultas Matematika dan limn Pengetahuan Alam Universitas Bengku!u, 9 April 2002, hal6. 34 Ayn Malrayukti, l'engembangan Model Pembe/qjaran GeneratifDengan Metode PQ4R Dalam Upaya lvfeningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Siswa Ke/as II B SLTP Laboratorium !KIP Ngeri Singarqja" ,Institut Keguman dan limn Pendidikan Negeri Singaraja; Jurnal Pendidikan dan Peugajaran ISSN 0215-8250 No. I TH. XXXVI Jauuari 2003. ha! 3. 35 I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawirlan:i "PPmhp/ni/"I,.,.,,,,, ~n,,.,, .. ,,.f;rn~~--··
29
e. Penerapan Pembelajaran Generatif Dalam
proses
akomodasi,
yaitu
dalam
pembelajaran
konstruktivisme, struktur kognitif individu mengalami reorganisasi untuk menyesuaikan dengan informasi yang baru. Dalam proses ini, suatu keadaan yang diinginkan terjadi adalah agar siswa melakukan restrukturisasi bagan konsep sehingga terjadi suatu pergeseran dari pemahaman yang salah ke arah pemahaman yang benar atau 'scientific undertanding' (Thorley dan Treagust, 1987; Sadya, 1996). Dalam melaksanakan pembelajaran generatif, menurut Sutrisno (1995 :3), guru perlu memperhatikan beberapa ha!, diantaranya adalah sebagai berikut36 : 1) Menyajikan demonstrasi untuk menantang intuisi siswa. Setelah guru mengetahui intuisi yang dimiliki siswa, guru mempersiapkan demonstrasi yang menghasilkan peristiwa yang dapat berbeda dari intuisi siswa. Dengan melihat peristiwa yang dapat berbeda dari dugaan mereka maka dalam pikiran mereka timbul perasaan kacau (dissonance) yang secara psikologis membangkitkan perasaan tidak tenteram sehingga dapat memotivasi mereka untuk mengurangi perasaan kacau itu dengan mencari alternative penjelasan. 2) Mengakomodasi keinginan siswa dalam mencari alternative penjelasan dengan berbagai kemungkinan kegiatan siswa antara lain
berupa
menggunakan
eksperimen/percobaan, diagram,
analogi,
atau
kegiatan simulasi,
kelompok pelatihan
menggunakan tampilan jamak (multiple representation) untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar. Variasi kegiatan dapat membantu siswa memperoleh penejalsan yang cukup memuaskan. 3) Untuk lebih memperkuat pemahaman mereka maka guru dapat memberikan soal-soal terbuka (open-ended questios), soal-soal Fakultas Penclidikan MIPA !KIP Negeri Singaraja, Jurnal Pencliclikan dan Pengajaran No. I TH. XXXVI, 2003. hill 97. 36 Pembe/ajaran Generatif Katu. httn://nasani ited hol 1
30
kaya konteks (context-rich problems) dan pertanyaan terbalik (reverse questions) yang dapat dikerjakan kelompok. 3. Hakikat Pemahaman
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman atau insight merupakan proses berpikir dan belajar. 37 Dikatakan demikian karena untuk ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami. Di
dalam
ranah
kognitif
menunjukkan
tingkat-tingkat
kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai yang lebih tinggi. Definisi pemahaman menurut Drs. Anas Sudjiono adalah "kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu itu diketahui dan diingat, atau kemampuan setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan". 38
Menurut
Bloom,
Memahami
adalah
kemampuan
mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang di mi liki, at au mengintegretasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. 39 b. Tingkatan Pemahaman
Dalam Wahyudi, Richard Skemp mengajukan gagasangagasannya tentang tingkatan-tingkatan pemahaman (the levels of understanding) siswa. Skemp membedakan tingkatan pemahaman siswa menjadi dua, yaitu Tingkatan pemahaman yang pertama disebut pemahaman
instruksional
(instructional
understanding).
Pada
tingkatan ini dapat dikatakan bahwa siswa baru berada di tahap tahu atau
hafal
suatu
rumus
dan
dapat
menggunakannya
untuk
menyelesaikan suatu soal. Pada tahap kedua, yaitu pemahaman
----''"-!1::-ftmtltim;-dl
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) h. ?_O
0
31
relasional (relational understanding), siswa tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang suatu rumus, tetapi dia juga tahu bagaimana dan menganggap rumus itu dapat digunakan. 40 Menjawab soal apa itu pemahaman. Skemp (1976) membagi tingkatan-tingkatan
pemahaman,
yang terdiri
dari
pemahaman
instruksional dan pemahaman relasional. Pemahaman instruksional adalah pemahaman dimana siswa mengenal suatu informasi tanpa mengetahui seluk beluk dari informasi tersebut. Misal, seorang siswa mengetahui rumus konsentrasi asam kuat adalah [W] = x. Ma, tapi dia tidak mengetahui mengapa rumus itu digunakan dan dari mana asal rumus tersebut, sedangkan pemahaman relasional adalah dimana siswa mengenal suatu informasi dan mengetahui pula bagaimana dan mengapa rumus itu digunakan. Byers dan Herscovics (1977) menganalisis ide Skemp itu dan mengembangkannya lebih jauh. Menurut mereka, siswa terlebih dahulu berada pada tingkatan pemahaman antara, yaitu tingkatan pemahaman
intuitif
(intuitive
understanding)
dan
tingkatan
pemahaman formal (formal understanding). Pertama, sebelum sampai pada tingkatan pemahaman instruksional, siswa terlebih dahulu berada pada tingkatan pemahaman intuitif. Mereka mendefinisikannya sebagai berikut. "intuitive understanding is the ability to solve a
problem without prior analysis ofproblem" .41 Dijelaskan disini bahwa sebelum sampai pada tingkatan pemahaman relasional yang sebenarnya, siswa terlebih dahulu harus memahami\menguasai digunakan
dalam
simbol-simbol matematika
atau
dan sams
notasi-notasi (IPA),
yang
kemudian
menghubungkannya dengan konsep-konsep yang relevan di dalam matematika atau sains, dan menggabungkannya ke dalam rangkaian pemikiran yang logis. 40
Wahyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, (Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 036, Tahun ke-8, Mei 20021- hal 390.
32
Dalam
pembelajaran
yang
optimal
diperlukan
sekali
pemahaman seperti itu dan untuk menunjang ha! tersebut kepekaan guru untuk memilih metode, tekhnik atau media apa yang digunakan dalam penyampaian materi sangat diperlukan, guna tercapainya pemahaman relasional dan instruksional. c. Kategori Pemahaman Menurut Bloom, Memahami adalah kemampuan mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegretasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif : menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifYing),
mengklasifikasikan
(classifYing),
(comparing), dan menjelaskan (explaining).
membandingkan
42
Benyamin S. Bloom telah mengembangkan taksonomi untuk ranah kognitif. Taksonomi adalah metode penggolongan berurutan dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Berikut ini penggolongannya43 : 1.
Pengetahuan:
kemampuan
mengingat,
mengulang,
atau
menceriterakan kembali informasi yang disajikan sebelumnya. Contoh: sebutkan bagian utama kamera 35 mm. 2.
Pemahaman: kemampuan menafsirkan atau menyatakan kembali informasi yang diperoleh pada tingkat pengetahuan dengan katakata sendiri. Contoh: Ceriterakan urutan mengisi film dalam kamera 35 mm.
3.
Penerapan:
kemampuan
menggunakan
atau
menerapkan
informasi, teori, prinsip, atau hukum kepada situasi baru. Contoh: pilih tiga keadaan pencahayaan kamera untuk berbagai situasi pengambilan gambar.
42
Nuryani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar ... , cet I, 2005), ha! 156.
43
A. Ttesna Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka
33
4.
Analisis: kemampuan menguraikan pengetahuan yang rumit ke dalam bagian-bagiannya dan mengenal hubungan bagian-bagian itu. Contoh: Bandingkan cara setiap kamera untuk dua model kamera 35mm.
5.
Sintesis: kemampuan meramu unsur-unsur terpisah pengetahuan untuk membentuk pola terbaru. Contoh: Rencanakan suatu deret urutan film potret untuk enam bidang studi.
6.
Evaluasi: kemampuan membuat pertimbangan atau penilaian didasarkan kepada pengetahuan atau criteria yang diberikan. Contoh: berikan penilaian perihal poteret yang dibuat siswa dalam skala empat angka. Menurut teori Gestalt belajar harus dimulai dari keseluruhan,
baru kemudian kepada bagian-bagian. Dalam belajar, siswa harus mampu menangkap makna dari hubungan antara satu dengan bagian yang lainnya. Penangkapan makna hubungan inilah yang disebut memahami, mengerti atau insight. Ada suatu hukum yang sangat terkenal dari teori Gestalt yaitu hukum Pragnanz yang kurang lebih berarti "teratur, seimbang, atau harmonis".
Untuk
menemukan
Pragnanz
diperlukan
adanya
pemahaman atau insight. Menurut Ernest Higard ada enam ciri dari belajar yang mengandung pemahaman, yaitu44 : 1.
2. 3. 4. 5.
Pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan dasar. Pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman belajar. Pemahaman tergantung pada pengaturan situasi. Pemahaman didahului oleh usaha coba-coba. Belajar dengan pemahaman dapat diulang-ulang. Menurut Anderson (2001) proses kognitif dalam pemahaman
ini meliputi menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan,
AA __
34
meringkaskan,
mengambil
kesimpulan,
membandingkan
dan
menjelaskan. 1. Menafsirkan
Proses menafsirkan terjadi ketika siswa mampu menerima informasi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Menafsirkan ini meliputi penukaran dari kata ke kata (contoh: menguraikan kata-kata), dari gambar ke kata-kata, dari kata-kata ke gambar, dari nomor ke kata-kata, dari kata-kata ke nomor, dari not musik ke nada, dan sebagainya. Altematif syarat adalah menterjemahkan, menguraikan,
kata-kata,
memberi
gambaran
dan
mengklarifikasikan/menjelaskan. 2. Memberikan contoh Pemberian contoh terjadi ketika siswa memberi contoh yang spesifik dan konsep yang masih umum atau prinsip. Pemberian contoh meliputi identifikasi definisi, ciri-ciri dari konsep generasi atau prinsip (contoh: segitiga sama kaki harus mempunyai dua sisi yang sama) dan menggunakan ciri-ciri ini untuk membangun contoh yang spesifik (contoh: mampu memilih segitiga sama kaki diantara segitiga yang ada). Altematifbentuk ini adalah mengilustrasikan. 3. Mengklasifikasikan Mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mengenal sesuatu (contoh fakta) sampai pada kategori tertentu (konsep atau dasar). Pengklasifikasian meliputi pendeteksian ciri-ciri yang relevan atau bentuk yang sesuai antara contoh dengan konsep. Pengklasifikasian merupakan proses melengkapi dari tahap pemberian contoh. Mengingat pemberian contoh dimulai dari konsep yang umum dan mengharuskan siswa untuk mencari contoh yang spesifik. Bentuk ______a~l~te~m~a~t~if~d~an~pengklasifikasian ini adalah mengkategorikan dan menggolongkan.
35
4. Meringkaskan Meringkaskan terjadi ketika siswa mengusulkan pertanyaan singkat
yang
mewakili
informasi
yang
telah
diberikan.
Meringkaskan ini meliputi penyusunan gambaran informasi, seperti arti pengertian dari suatu adegan, dan menyimpulkan dari bentuk itu, seperti menentukan tema atau poin utama. Altematif bentuk ini adalah generalisasi atau abstraksi. 5. Mengambil kesimpulan Pengambilan kesimpulan meliputi pencarian bentuk dalam suatu contoh. Pengambilan keputusan terjadi ketika siswa mampu mengikhtisarkan suatu konsep. Proses pengambilan keputusan ini meliputi pembuatan perbandingan antara contoh dengan suatu konteks. 6. Membandingkan Membandingkan meliputi deteksi antara persamaaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, kejadian, ide, masalah atau situasi. Mencari satu-satu hubungan antara satu element dengan pola dalam suatu obyek, peristiwa, atau ide di lain objek, peristiwa atau ide juga termasuk ke dalam tahapan membandingkan. 7. Menjelaskan Menjelaskan terjadi ketika siswa mampu membangun dan menggunakan model sebab akibat dalam suatu sistem. Model mungkin diperoleh dari teori formal atau mungkin dalam penelitian atau percobaan. Menurut Ausubel dan Dahar (1989) mahasiswa dapat dikatakan memahami konsep jika memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Nama, yaitu mahasiswa dikatakan paham apabila mampu menyebutkan nama konsep itu. 2. Logic core, yaitu ciri-ciri khusus, sifat-sifat atau faktor yang mendukung konsep.
36
3. Assosiasi frame work, yaitu bagaimana konsep-konsep dapat dihubungkan satu dengan yang lain. 45
4. Larutan Penyangga (Buffer) a)
Pengertian Larutan Penyangga Dalam praktek analisis kualitatif dan kuantitatif, sering-sering perlu kita sesuaikan kondisi ion hidrogen sampai nilai tertentu sebelum melakukan suatu uji, dan menjaga agar konsentrasi ion hidrogen ini tetap, selama jalannya analisis. Jika diperlukan suasana asam kuat (pH 0-2) atau basa kuat (pH
12-14), ini dapat dicapai
dengan
menambahkan asam kuat atau basa kuat secukupnya. Namun, jika kita ingin mempertahankan pH antara 2 dan 12 misalnya, cara di atas tidak akan membantu. Mari sebagai contoh kita meninjau suatu kasus, di mana kita perlu mempertahankan pH 4 dalam larutan selama pengerjaanpengerjaan analisis kita. Bisa kita tambahkan asam klorida pada larutan (yang semula netral) dalam jumlah sedemikian, sehingga konsentrasi asam bebas itu adalah 0,0001 M dalam campuran akhir. Misalkan larutan itu banyaknya 10 ml, ini berarti bahwa harus ada 0,036 mg asam klorida bebas. Jumlah ini sangat kecil sekali, dan dapat mudah berubah oleh reaksi dengan runutan basa yang melarut dari gelas, atau oleh runutan ammonia yang terdapat dalam atmosfer di hidroksida alkali adalah peka terhadap karbon dioksida yang terdapat dalam sedikit asam, netral atau sedikit basa, hanya dengan sekedar menambahkan asam kuat dan basa kuat sejumlah yang dihitung. 46 Mari kita tinjau sekarang campuran suatu asam lemah dan garamnya, misalnya campuran asam asetat dan natrium asetat. Dalam
45
Endang Susilowati, dkk. "Pengembangan Pembe/ajaran Kimia Menggunakan Pendekatan Siklus Be/ajar dengan Model 5-E untuk MEningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep Kesetimbangan Fase" dalam Laporan Pene/itian di Fakultas Keguruan dan I/mu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, No: 37JIP4T/DPPM/ARSC-LPTKN/2003, hall3. 46 Vogel,AnalisisAnorganik Kualitati/Makro Dan Semimikro, (Jakarta; PT. Kahuan ~()),11.51
37
larutan demikian, natrium asetat, seperti juga setiap garam lainnya, hampir sempurna berdisosiasi.
Disosiasi asam asetat hampir dapat diabaikan, karena adanya ion-ion asetat dalam jumlah yang banyak (yang berasal dari disosiasi natrium asetat), akan menggeser kesetimbangan kearah pembentukan asam asetat yang tak berdisosiasi (yaitu, kearah ruas kiri persamaan di atas). Larutan ini akan mempunyai pH yang tertentu, basa dalam jumlah yang banyak sekali. Begitulah ion-ion yang bekerja dalam larutan penyangga, asam kuat yang direaksikan dengan basa yang lemah akan menghasilkan suatu garam, reaksi dari garam dan basa lemahnya disebut larutan penyangga. b)
Sifat Larutan Penyangga
I) pH larutan konstan pada penambahan sedikit asam/basa 2) Proses pengenceran (dengan cara menambah pelarut), tidak mengubah pH larutan. 3) Daya penahan suatu larutan penyangga bergantung pada jumlah
mo! komponen. c)
Komponen Larutan Penyangga
Larutan penyangga mengandung: I) Penyangga asam I buffer asam: Campuran asam lemah dengan garamnya contoh: CH3COOH dan CH3COONa. Campuran asam lemah dengan basa kuat (syarat: mo! asam lemah lebih besar dari mo! basa kuat).
38
2) Penyangga basa I buffer basa : Campuran basa lemah dengan garamnya, contoh : NI-LiOH dan NI-LiCl Campuran basa lemah dengan asam kuat (syarat : mo! basa lemah lebih besar dari mo! asam kuat). d)
47
Penggunaan 1)
Mempertahankan pH larutan dalam tubuh manusia dan hewan vertebrata lainnya. pH cairan tubuh yang ideal adalah 7,4
2)
Dalam cairan intraseluler (di dalam sel) terlarut campuran H 2 P0 4 - dan HPO/-yang disediakan oleh ATP dan glukosa6-fosfat: H 2P0 4- <=:> HP0 4 2- +H+ (Ka= 4 x 10"8 ). Di dalam sel ion HP04 z- memiliki kosentrasi yang sama, sehingga pH= pKa yaitu 8 - log 4 = 7,4
3)
Dalam cairan ekstraseluler (di luar sel), termasuk plasma darah, terlarut H1C03 dan HCO,- . Reaksi-reaksi metabolisme dalam tubuh menghasilkan gas C02 yang sebagian larut dalam plasma darah : C02 + H10 --) H2C03
pH= pKa +log 10 = (7 - log 4) + I = 7,4 Contoh fungsi larutan penyangga dalam tubuh: Dalam plasma darah terlarut H1C03 dan HC0 3 (asam lemah dengan garamnya). Jika ada ion H
+
masuk ke
39
dalam darah maka ion itu dicegat oleh ion HC0 3- , sehingga terjadi reaksi:
ff'"+ HCO,-. Jika ada ion OF masuk ke dalam
darah maka ion itu di cegat oleh molekul H2CO,, sehingga terjadi reaksi : Off + H2CO,
~
HC0 3 - + H20. Dengan demikian pH darah
selalu konstan, yaitu 7,4. 48 C. Kerangka Berfikir
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang sams yang sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Banyak kebutuhan hidup kita dibuat oleh bahan-bahan kimia, misal; sabun, minyak, obat, dll. Hal itu mendorong kita untuk lebih respect terhadap Ilmu Kimia. Upaya kita untuk lebih melestarikan dan mengembangkan Ilmu Kimia, yang terpenting adalah penanaman konsep ilmu kimia pada siswa sekolah. Mereka adalah generasi masa depan yang akan mengolah sumber daya alam yang kita miliki. Para guru pun harus seefisien mungkin dalam menyampaikan materi, salah satunya dengan metode yang mendukung tercapainya pembelajaran yang optimal. Penulis mengambil suatu metode mengajar yang pernah digunakan para peneliti lain sebelumnya, yaitu pembelajaran konstruktivisme berbasis generatif Beberapa hasilnya memuaskan, seperti yang akan dicantumkan berikut ini. Metode generatif ini merupakan metode yang membuat suatu kegiatan belajar mengajar menjadi aktif, atau yang biasa disebut 'active learning'. Dalam pembelajaran generatif ini, siswa sangat berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar, bahkan mencari konsep sendiri tentang materi yang dipelajari. Karena sebelumnya, siswa-siswa diberi waktu untuk mencari beberapa referensi tentang materi yang akan dipelajari.
40
Berdasarkan penjelasan di atas, ditarik kesimpulan bahwa pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari sangat berkaitan dengan strategi dan metode yang diterapkan pendidik. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa jika pembelajaran dengan menggunakan
metode
konstruktivisme
berbasis
generative
dapat
meningkatkan pemahaman siswa pada materi larutan penyangga. D. Hipotesis Penelitian Tindakan
Dari penjabaran kerangka berfikir di atas, hipotesis penelitian ini adalah " jika diterapkan metode konstruktivisme berbasis generatif maka dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa pada materi larutan penyangga". E. Penelitian yang relevan
1. Penelitian seperti ini pernah dilakukan oleh I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Dengan judul "Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Dasar II". Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada mata kuliah Kimia Dasar II mahasiswa TPB Jurusan Pendidikan Kimia Tahun akademik 2001/2002, terdiri dari 23 orang mahasiswa. Penelitian ini dirancang dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi tindakan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa aktifitas dan basil belajar mahasiswa tergolong baik (7, 11, skala 11). 2. Penelitian lain pernah juga dilakukan oleh I Ketut Tika, Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP Singaraja. Denganjudul "Model Belajar Generatif Sebagai Alternative Perbaikan Kesalahan Konsepsi Dalam Perkuliahan Fisika Dasar Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA STKIP Singaraja''. Penelitian tindakan ini bertujuan mendeskripsikan efektivitas model belajar generatif dalam memperbaiki kesalahan konsepsi mahasiswa dalam mata kuliah Fisika DasHr DHtfl
r1ilc11mn111k~n rl,:.no~n
m""nnrr11nnlrnn
+........
41
kuesioner dan pedoman observasi. Dasi] dari penelitian ini menunjuukan babwa (1) konsep awal mahasiswa tentang konsep-konsep fisika cukup bervariasi dan sebagian besar (70,6%) berlabel miskonsepsi; (2) pada siklus 1, terjadi penurunan persentasi mabasiswa yang masih mengalami miskonsepsi sebesar 50,8%, yiatu dari 68,4% menjadi 17,2% dan berubah menjadi miskonsepsi ilmiah. 3. Penelitian yang relevan juga dilaksanakan oleh Gst Ayu Mahayukti, yang berjudul "Pengembangan Model Pembelajaran GeneratifDengan Metode PQ4R Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II B SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja". Subjek penelitian ini adalah I orang guru dan 36 siswa kelas II B SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran generatif dengan metode PQ4R dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika siswa kelas II SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan I. Pengertian PTK
Kurt Lewin, seorang psikolog sosial dari Amerika mencetuskan gagasan cantiknya terkait dengan upaya peningkatan pembelajaran, melalui aktivitas yang disebut dengan "CAR" - Classroom Action Research. Cetusan gagasan ini, memicu ahli lainnya meneruskan dan mengembangkannya, diantaranya adalab Stephen Kemmis, Robin Mc Tanggart, Jhon Elliot, dan Dave Eb butt. Ketik:a itu tahun 1946 "CAR", atau dengan mudah kita menyebutnya "PTK"- Penelitian Tindakan Kelas, berkembang. 49 Menurut Prof Suhardjono, penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga 49
Workshop PTK SMA Negeri 8 Surabaya, Penelitian Tindakan Ke/as http://diokoawco11Pr.tinn hll\oC"nn.+ ,..,..,.,..,..1"'"''-'"" 11 .. 1
-- -
•• ·•
•
-
-
42
bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempumaan atau proses dan praktis pembelajaran. 50 Menurut Kemmis ( 1983 ), Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi social tertentu untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan
praktek
pendidikan
ini,
dan
c)
situasi
yang
memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini. 51 Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau .. 52 l amunan seorang peneI 1tt. Kebermaknaan dari penelitian tindakan kelas ini disingkap oleh Hitschck & Hughes (1955) ketika mengemukakan bahwa para peneliti tindakan bermaksud akan memperbaiki situasi belajar melalui intervensi dan kerja sama aktif dengan semua yang terkait sehingga mendapatkan informasi yang relevan bagi peneliti. 53
2. Karakteristik PTK PTK sebagai sarana dalam mencermati aktivitas pembelajaran, memiliki karakter sebagai berikut54 : a.
Kegiatan PTK didasarkan kepada problema yang dihadapi oleh guru terkait dengan proses pembelajaran yang dilakukan, oleh karenanya sifatnya sangat khusus sekali.
50
Suharsimi Arikuuto, dkk., Penelitian Tindakan Ke/as, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
ha! 57. 51
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Ke/as, (Bandung: PT Remaja Rosdakar;;a, 2007), h. 12 · 2 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Ke/as ... ., h. 106 53 Derek Glover dan Sue Law, Memperbaiki Pembelajaran Praktik Profesional di Seka/ah Menengah, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) ha! 3 I. 54 Workshop PTK SMA Negeri 8 Surabaya, Penelitian Tindakan Kelas.
43
b.
Guru disamping sebagai peneliti, juga sekaligus berperan sebagai praktisinya, sehingga dalam waktu yang bersamaan melakukan refleksi.
c.
Mendukung profesi, sekaligus meringankan kerja guru, karena problem dikelas akan terurai, sekaligus diperbaiki
d.
0
Hal yang dipermasalahkan bukan hasil dari kajian teoritis atau dari hasil penelitian yang terdahulu, tetapi berasal dari permasalahan yang nyata clan actual. (Bukan yang bersifat teoritis, namun bersifat pragmatis)
e.
Tidak saja menyelesaikan atau memutuskan masalah, namun juga berupaya mencari dukungan ilmiahnya.
f.
Adanya kolaborasi antara praktisis (guru, s1swa, sekolah dll) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan sekaligus pengambilan keputusannya, sehingga melahirkan tindakan kelas.
3. Tahap-tahap PTK Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masingmasing tahap adalah sebagai berikut. 55
44
Refleksi
I I I
Q~I
Perencanaan SIKLUS 1 Pengamatan
I ~ I I Pelaksanaan I ¢D
I Perencanaan I ~ I Refleksi I I SIKLUS II I I Pelaksanaan ~~P-m•W I dJ Gambar 2.1 Skema Daur Ulang PTK
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap 2: Pelaksanaan tindakan Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Tahap 3: Observasi Tahap ke- 3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pada tahap ini guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan "pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Tahap 4: Refleksi Tahap ke- 4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
BAB ID
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam rangka mengumpulkan dan memperoleh data-data yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan penelitian di MAS As-Syafi'iyah 01, Tebet, Jakarta Selatan pada semester II tahun ajaran 2007-2008. Jumlah siswa di kelas XI IPA As-Syafi'iyah 01 adalah 30 orang siswa. Kegiatan belajar mengajar dilakukan pada hari senin dan rabu yaitu mulai pukul 07.00 sampai pukul 10.00 WIB. B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konstruktivisme berbasis generatif Hasil dari kumpulan pendapat beberapa ahli, metode ini merupakan metode yang melatih siswa untuk membangun jalan pemikiran siswa guna mendapatkan suatu pengetahuan yang baru, yang tentunya didukung oleh pengalaman masing-masing siswa sebelumnya. Jenis dan penelitian ini adalah tindakan kelas atau yang lebih dikenal
Classroom Action Research. Esensi dari Action Research terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang alami untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran serta mampu memberi solusi pada masalah yang ada baik secara perorangan maupun menyeluruh. Penelitian tindakan kelas ini tersusun dari beberapa siklus, yang masing-masing siklus memiliki beberapa tahap. Tahap tahap yang akan dilaksanakan ad al ah sebagai berikut: a. Kegiatan pendahuluan 1. Observasi proses pembelajaran 2. wawancara dengan guru dan siswa
46
b. Kegiatan Siklus 1 1. Tahap
Perencanaan:
Membuat
skenario
pembelajaran
dengan
menggunakan metode konstruktivisme berbasis generatif dengan sub pokok bahasan larutan penyangga. 2. Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan belajar kimia dengan metode konstruktivisme berbasis generatif. 3. Tahap Analisis Data: Menganalis proses pembelajaran dan hasil pekerjaan siswa. 4. Tahap refleksi: Mengevaluasi proses pembelajaran siklus I. c. Kegiatan Siklus II 1. Tahap
Perencanaan:
Membuat
skenario
pembelajaran
dengan
menggunakan metode konstruktivisme berbasis generatif dengan sub pokok bahasan menghitung pH larutan penyangga. 2. Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan belajar kimia dengan metode konstruktivisme berbasis generatif. 3. Tahap Analisis Data: Menganalis proses pembelajaran dan hasil pekerjaan siswa. 4. Tahap refleksi: Mengevaluasi proses pembelajaran siklus IL C, Subjek 11tllu P11rtisip11n y11ng Terk11it
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru kimia dan siswa kelas XI IP A Madrasah Aliyah A.s-Syafi'iyah 01, Tebet, Jakarta Selatan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Penelitian kualitatif menuntut kehadiran peneliti di lapangan karena pengumpulan data dilakukan dalam situasi sesungguhnya. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan. Peneliti bekerja rnelakukan pengarnatan, rnerencanakan
tindakan, melaksanakan
kegiatan, rnengumpulkan dan rnenganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. Dalam melakukan penelitian, peneliti dibantu seorang guru. Guru
47
ini adalah guru kelas yang memegang kelas penelitian. Guru kelas bertindak sebagai observer atau pengamat kegiatan yang telah disiapkan oleh peneliti. E. Tahap Intervensi Tindakan
Jenis dan penelitian ini adalah tindakan kelas atau yang lebih dikenal Classroom Action Research. Esensi dari action research terletak pada adanya
tindakan dalam situasi yang alami untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran serta mampu memberi solusi pada masalah yang ada baik secara perorangan maupun menyeluruh. Prosedur penelitian ini berlangsung secara siklik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga siklus, dimana dari tiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Siklus pertama digambarkan sebagai berikut: a. Perencanaan Peneliti
merencanakan
tindakan
berdasarkan
tujuan
penelitian. Peneliti mempersiapkan skenario pembelajaran dan instrumen penelitian yang terdiri atas: soal yang hams dikerjakan siswa, lembar observasi dan lembar wawancara. b. Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap
ini adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Tahap pembelajaran ini terdiri dari : metode pembelajaran dalam generatif, tahap-tahapnya adalah: (1) tahap orientasi, (2) tahap aktivitas dan interaksi, (3) tahap penilaian dan umpan balik, dan (4) tahap perluasan. Tahapan-tahapan ini diadopsi dari pembelajaran generatifyang dikembangkan oleh Lingbiao(1992). c. Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, kendala-kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan pembelajaran serta menilai tindakan-tindakan yang sudah baik dan tindakan yang masih perlu diperbaiki. Pada akhir siklus dilakukan
evaluasi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa serta pendapat siswa tentang pembelajaran yang diharapkan. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas terdiri dari dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif terdiri dari hasil belajar siswa dan data tentang pendapat siswa dari angket tertutup, sedangkan data kualitatif terdiri dari data tentang aktivitas belajar siswa dari hasil observasi dan pendapat siswa dari hasil angket terbuka. Hasil belajar dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan menghitung rata-rata nilainya. Data pendapat siswa dengan pembelajaran yang diterapkan, disajikan dalam bentuk prosentase dan dianalisis dengan membandingkan antar jumlah prosentase yang memilih setuju dan jumlah prosentase yang memilih tidak setuju. Pendapat siswa dikatakan positif terhadap pembelajaran yang diterapkan bila perbandingan jumlah prosentase memilih setuju lebih besar daripada jumlah prosentase yang memilih tidak setuju. Data kualitatif tentang aktivitas dan pendapat siswa dikelompokkan berdasarkan pendapat sejenis untuk selanjutnya ditarik kesimpulan secara umum. d. Refleksi Hasil yang didapat dari tahap pengamatan, dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan guru sehingga dapat diketahui apakah
kegiatan
yang dilaksanakan
mencapai
tujuan
yang
diharapkan. Hasil analisa tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya.
F.
Ha~i! !ntervcm~i
Tindakan yang Di!!arnpkan
Penelitian dengan menggunakan metode konstruktivisme dengan model generatif ini rnenggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa siklus yang diberi tindakan.
49 .
Selama menerapkan metode ini, tindakan yang dilakukan adalah: memberikan masalah kepada siswa untuk dicari solusinya bersama teman kelompoknya. Masalah tersebut berupa soal hitungan atau soal yang diuji dilaboratorium. Peneliti mengharapkan adanya peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua, ditandai dengan adanya peningkatan nilai terhadap siswa dan peningkatan terhadap aspek kognitif pemahaman yang diamati. G. Data dan Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru, peneliti dan jurnal penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan
l . Lemb ar ob servasi Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 2. Lembar soal Lembar soal ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. 3. Lembar wawancara Wawancara dilakukan tiap akhir siklus dalam penelitian. Wawancara dengan menitik beratkan pada tanggapan dan kesulitan siswa selama proses pembelajaran, serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya. I. Teknik Pengumpul Data
Untuk mendapatkan data penelitian, maka penulis melakukan tahap pengumpulan data berikut ini: 1. Dokumentasi _ _ _ _ _....o,,.,au;fa.,mH-dH
50
membuat silabus pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), laporan tugas siswa, dan ujian akhir yang berupa pilihan ganda dan essay. Siswa menyelesaikan soal tes yang diberikan oleh peneliti pada tiap akhir siklus serta observasi yang dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti dan guru pada saat menganalisis data dan sangat berguna untuk menentukan tindakan pada siklus selanjutnya. 2. Angket Angket yang digunakan adalah angket skala likert (rating scale). Pada skala ini siswa memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan sikap dengan memilih 1: SS
=
sangat setuju
S
=
setuju
TS
=
tidak setuju
STS = sangat tidak setuju Angket ini digunakan untuk mengetahui pemdapat s1swa mengenai metode yang diterapkan oleh penulis.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi 1. Validitas
Validitas
suatu
ukuran
yang
menunjukkan
tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi. 2 Untuk data yang valid digunakan tekhnik triangulasi dan saturasi, yaitu: 1.
Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi s1swa,
1
'foniit Feronika,dkk, Eva/uasi Pendidikan Pengembangan Eva/uasi Produk
Pembelqjaran Kimia, Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan U1N SyarifHidayatullah, Jakarta, bal. 28 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (PT Rineka Cipta:
----- -
--·
51
wawancara s1swa,
dan memeriksa hasil kerja siswa dalam
mengerjakan soal larutan penyangga. 2.
Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi tentang ha! yang sama. Untuk memperoleh informasi tentang pemahaman siswa dilakukan dengan memeriksa hasil-hasil pekerjaan siswa dan mengadakan wawancara dengan guru.
3.
Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
4.
Mengulang pengolahan data dan analisis data yang sudah terkumpul. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas dari angket dan
soal adalah sebagai berikut: Rumus Point Biserial adalah3 :
_ MP-M, ~ -
fpbis -
s,
q
Rumus Product Moment dari Pearson4 :
fxy
=
L 2:X2-(Lx)2
2. Reabilitas Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. 5 Hasil data yang lain, seperti hasil validasi dan reabilitas angket dengan menggunakan rumus berikut; Rumus KR-20 dari Kuder dan Richardson6 :
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (PT Rineka Cipta: Jakarta, 2002), hal 252 --~4 .fll31iamllb'fill..l!. Uoo, Perencanaan-llembelaja•an, (PT Bumi..Aksara- Jakarta, 2001), ha! 108 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene/itian Suatu .... , hal 154 6 e> •• t.. ___: _ :
A..:1 ___ .__
n. ____
J ....
n ____ ,,.,, ___
0 .. _ .. __
L-1
1r,1
52
Rumus di atas merupakan rumus untuk menguji reliabilitas yang dilakukan
dengan
rumus-rumus
statistik dengan
berbentuk tes prestasi belajar yang diskor dengan
instrument yang
1 0. dan
Sedangkan
untuk menentukan validitas dan reliabilitas pada instrument yang diskor dengan nilai rentang bukan 0-1 tetapi bervariasi, misal 0-10 atau 0-100, maka rumus yang digunakan adalah rumus product moment dan KR-20. Berikut ini rumusnya; Untuk mencari reabilitas, menggunakan Rumus Alpha Cronbach7 : f11 =
(k~1)(1-~;~)
3. Analisis Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal dari setiap butir soal dihitung berdasarkan jawaban seluruh siswa yang mengikuti tes. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal uraian digunakan unsur : B P=JS
Keterangan : P
: Tingkat Kesukaran
B
: Jumlah Skor yang didapat siswa pada butir soal itu
JS : Jumlah Skor ideal pada butir soal itu Hasil
perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan
dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran butir soal sebagai berikut: P = 0,00 terlalu sukar (TS) 0,00 < P :S 0,30 Sukar (SK) 0,30 < P :S 0, 70 Sedang (SD) 0,70 < P :S 1,00 Mudah (MD)
53
P = 1,00 Terlalu Mudah (TM) 8 4. Analisa Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang mampu (rendah prestasinya). Cara perhitungan daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: D = PA - Pa, dimana
BA BB PA= dan Pa= JA JB Keterangan: D PA PB BA BB
h Js
: Daya pembeda : Proporsi kelas alas : Proporsi kelas bawah : Banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal : banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap butir soal : jumlah siswa kelas atas : jumlah siswa kelas bawah Klasifikasi daya pembeda soal:
D < 0,20 D = 0,20 - 0,40 D = 0,40 - 0, 70 D = 0, 70- 1,00
jelek cukup baik sangat baik9
K. Analisis Data dan Interpretasi Basil Analisis
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah terkumpul berupa hasil kerja siswa, hasil wawancara, hasil observasi dan catatan lapangan.
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hal 208. 9 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Raift Gr~finrln p,,.'1"'-'"'A ...
54
Tahap menganalisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam susunan satuan-satuan, dan mengkategorikannya. Data yang sudah diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna dan alamiah. Data- data dapat diolah dengan cara-cara berikut ini: 1. Mengecek (checking)
Untuk menganalisis data yang pertama kali harus dilakukan adalah melakukan pengecekan terhadap pengisisan angket. Setiap angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan, dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan, kesalahan dalam mendapatkan informasi, sehingga diperoleh data yang akurat. 2. Catatan Pinggir Catatan pinggir ini dibuat oleh peneliti yang mempunyai waktu sedikit, karena merangkap sebagai pengamat dan pengajar. Catatan ini dibuat seadanya dengan banyak singkatan yang hanya dimengerti penulis saja, oleh karena itu selesai kegiatan penelitian hendaknya peneliti menulis ulang kembali. 10 3. Tabulasi Tabulasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap angket. Tabulasi diantaranya didapatkan dan hasil survey yang berupa data survey. Data survey di input dalam excel sheet untuk kemudian diolah, hasil pengolahan data berupa presentase siswa dalam menjawab soal, presentase siswa dalam menjawab soal, presentase kemudian dianalisis. Data pada angket minat, dianalisis dengan cara memberi skor terhadap item-item dengan urutan penskoran 5, 4, 3, 2, dan 1 untuk pemyataan positif, sedangkan untuk pemyataan negatif
'
0
Rochlati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja
D ,.,,,..,.i,.,,1,.,.... ... ,,..
1')(\f\''1'\
l.. .... 1 1 A "t
55 ... c
diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Untuk menganalisis setiap eek minat digunakan tekbnik analisis secara deskriptif dengan menggunakan rumus sebaga1. ben"kut: 11 F P=-xl00% n
L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan 1) Desain Penelitian START
Kegiatan Pendahuluan
Sosialisasi
Identifikasi masalah
Masalah: a.
Siswa tidak benar-benar memahami materi larutan penyangga.
b.
Siswa tidak benar-benar menguasai materi larutan penyangga.
c. d.
Siswa tidak senmngat belajar Siswa rnengalarni miskonsepsi dalam penyampaian materi oleh guru.
e.
Kurangnya sikap positif siswa terhadap pelajaran k.inlla larutan penyangga.
f.
Kurangnya suasana kompetisi antar siswa.
g.
Nilai rata-rata kelas rendah
Siklus 1, II dan Ill
11
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raia Grafinflo Pf'r<0no
56
I
Refleksi Awai
I Identifikasi Masalah I I Sosialisasi I i Perencanaan Umum: Penyusunan reneana model siklus belajar generatif pada pembelajaran Larutan Penyangga
.
Tindakan: Pelaksanaan model siklus generatif: 1. Orientasi 2. Aktivitas/Interaksi 3. Penilaian 4. Perluasan
SIKLUSI Analisis dan Refleksi: • Analisis pelaksanaan pembelajaran • Analisis basil tes • Refleksi uotuk perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
t Observasi dan Evaluasi: • Observasi pelaksanaan perkuliahan • Tes awal • Tes akhir
I
SIKLUS KEDUA
I Perencanaan I I Tindakan I I Observasi/Evaluasi I
I
Analisis/Refleksi
.
TINDAK LANJUT
I
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tahap-tahap penelitian dimulai dengan prapenelitian dan akan dilanjutkan dengan siklus I. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus II, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus III.
57
Berikut uraian kegiatan-kegiatan penelitian : 1. Prapenelitian
a. Pengamatan keadaan kelas Waktu pelaksanaan: 12 Februari 2008 Pada kegiatan ini peneliti mengadakan observasi awal terhadap kegiatan pembelajaran di kelas XI IPA Man Assyafi'iyah. b. Wawancara Waktu pelaksanaan : 14 Februari 2008 Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dan guru kelas dalam pembelajaran kimia. c. Pemberian tes awal Waktu pelaksanaan : 15 Februari 2008 Soal yang diberikan pada tes awal adalah tentang larutan penyangga dan 5 soal uraian. Hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa. d. Analisis dan refleksi Waktu pelaksanaan: 15 Februari 2008 Analisis dan refleksi dari kegiatan prapenelitian dilakukan untuk memperoleh cara yang tepat mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan yang tepat pada tahap berikutnya. 2. Siklus I
a. Tahap perencanaan
Waktu pelaksanaan : 25 Februari 2008 Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran, menyusun kuis yang akan diberikan pada akhir pertemuan dan membuat tes akhir siklus.
58
b. Tahap pelaksanaan Kegiatan I : Penyajian materi dan pemberian kuis pada akhir pertemuan. Waktu pelaksanaan: 27 Februari 2008 Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan penyangga dan memberikan kuis. Kegiatan 2 : Penyajian materi dan pemberian kuis pada akhir pertemuan Waktu pelaksanaan: 5 Maret 2008 Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan penyangga dan memberikan kuis. Kegiatan 3 : penyajian materi dan pemberian kuis di akhir pertemuan. Waktu pelaksanaan: 10 Maret 2008 Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan penyangga dan memberikan kuis. Kegiatan 4 : wawancara dan pemberian tes akhir siklus. Waktu pelaksanaan: 12 Maret 2008 Wawancara akan dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dan guru kelas. Soal yang akan diberikan terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal essay tentang larutan penyangga.
c. Tahap observasi Waktu pelaksanaan : 27 Februari, 5 Maret, 10 Maret 2008. Pengamatan akan dilaln1kan setiap pertemuan dari awal sampai akhir selama kegiatan observasi ini peneliti didampingi oleh guru kelas.
0
59
d. Tahap analisis dan refleksi Waktu pelaksanaan : 13 Maret 2008 Analisis akan dilakukan terhadap hasil pengamatan seluruh rangkaian pada siklus I dan refleksi dilakukan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus IL
3. Sildus II a.
Tahap perencanaan Waktu pelaksanaan: 15 Maret 2008 Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran, menyusun kuis yang akan diberikan pada akhir pertemuan dan membuat tes akhir siklus.
b.
Tahap pelaksanaan Kegiatan I : Penyajian materi dan pemberian kuis pada akhir pertemuan. Waktu pelaksanaan : 17 Maret 2008 Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan penyangga dan memberikan kuis. Kegiatan 2 : Penyajian materi dan pemberian kuis pada akhir pertemuan Waktu pelaksanaan: 19 Maret 2008 Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan penyangga dan memberikan kuis. Kegiatan 3 : penyajian materi dan pemberian kuis di akhir pertemuan. Waktu pelaksanaan: 24 Maret 2008 Pada tahap ini peneliti akan menyampaikan materi larutan penyangga dan memberikan kuis. Kegiatan 4 : wawancara dan pemberian tes akhir siklus. Waktu pelaksanaan: 26 Maret 2008
60
Wawancara akan dilak:ukan oleh peneliti terhadap siswa dan guru kelas. Soal yang akan diberikan terdiri dari I 0 soal pilihan ganda dan 5 soal essay tentang larutan penyangga.
c.
Tahap observasi Waktu pelaksanaan: 17, 19, 24 Maret 2008 Pengamatan akan dilak:ukan setiap pertemuan dari awal sampai
akhir
selama
kegiatan observasi
ini
peneliti
didampingi oleh guru kelas.
d.
Tahap analisis dan refleksi Waktu pelaksanaan: 27 Maret 2008 Analisis akan dilakukan terhadap hasil pengamatan seluruh rangkaian pada siklus II. Penelitian ini berakhir pada siklus II, dikarenakan pencapaian target penelitian sudah tercukupi.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI BASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Basil Pengamatan Efek!Hasil Intervensi Tindakan 1. Kegiatan Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan siklus pertama,
diawali dengan merencanakan
tindakan yang akan diberikan pada siswa. Adapun tindakan-tindakan yang akan diberikan tercantum di bawah ini: I) Menyusun skenario pembelajaran untuk tiga kali pertemuan, karena dalam siklus pertama ada tiga pertemuan. Setiap skenario pembelajaran memuat prosedur mengajar agar pembagian waktu sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dan setiap skenario membahas indikator yang berbeda dari sub bah larutan penyangga. 2) Membuat beberapa soal yang akan dibagikan setiap kelompok untuk didiskusikan dan dicari solusinya. Soal yang dibuat berbeda tergantung dengan indikator yang ingin dicapai setiap pertemuan. 3) Menyusun format observasi pengamatan terhadap kegiatan siswa setiap kelompok di kelas pada saat berdiskusi, yang akan menunjukkan tingkat pemahaman siswa. 4) Menyusun angket mengenai pendapat siswa tentang metode yang disajikan peneliti dan pemahaman siswa. 5) Membuat kelompok belajar yang terdiri dari 5 SISWa setiap kelompok, agar kegiatan diskusi dapat berjalan efektif
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam setiap pertemuan,
peneliti menggunakan metode
pembelajaran generatif dengan strategi pemecahan masalah pada bahan kajian larutan penyangga. Pembelajaran generatif ini melalui beberapa tahap, adapun tahap-tahap dalam siklus I
sehaP-~i hl'rilmt·
62
1) Tahap orientasi Tahap ini merupakan tahap persiapan s1swa untuk mempelajari materi baru, yaitu larutan penyangga. Siswa yang sebelumnya belajar tentang larutan asam basa, akan mengalami miskonsepsi dalam hal mempelajari materi larutan penyangga. Hal itu disebabkan karena ada kesamaan rumus dengan materi asam basa. Dalam ha! ini peneliti memberikan soal-soal yang dapat mengajak siswa untuk membangun konsep sendiri. Pada tanggal 27 Februari 2008 yang merupakan awal pertemuan peneliti dengan siswa yang akan diteliti di kelas XI IPA. Pertemuan pertama membahas tentang menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan. Peneliti membuka kegiatan belajar mengajar sesuai dengan prosedur dari kegiatan pembelajaran yaitu yang diawali dengan ,, menyapa, memberi motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Di bawah ini dialog antara guru dan siswa memulai kegiatan belajar yang sempat direkam oleh peneliti. Guru : "Apa yang dimaksud dengan larutan penyangga?" (siswa menjawab bersama-sama sambil melihat buku) Siswa : "Larutan penyangga adalah suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH-nya" Guru
: "Caba uraikan dengan kata-kata sendiri apa yang dimaksud dengan larutan penyangga?"
Siswa : "Larutan yang dapat mempertahankan pH-nya" Dari dialog diatas menunjukkan siswa belum benar- benar memahami konsep dari larutan penyangga. Sebagian besar siswa melihat jawaban dari buku. Namun, ha! ini wajar karena guru belum membahas secara rinci materi larutan penyangga. Setelah itu, peneliti memberikan soal pada setiap kelompok dengan soal yang sama. Yaitu tentang bagaimana membedakan
63
larutan penyangga atau bukan larutan penyangga berdasarkan nilai pH sebelum dan sesudah ditambah asam atau basa. Pada awal pembelaj aran di pertemuan kedua yaitu tanggal 5 Maret 2008 dengan pembahasan menurunkan persamaan dari H+ dan OH" dari larutan penyangga. Di bawah ini percakapan yang memulai kegiatan di kelas; Guru: "Apakah garam sama dengan basa konjugasi atau asam konjugasi?" Siswa: "Sama, bu. Garam sama dengan asam atau basa konjugasi" Masalah berawal dari garam sama atau tidak dengan larutan asam atau basa suatu larutan penyangga, guru memberikan masingmasing kelompok soal yang berbeda mengenai persamaan yang diturunkan dari larutan penyangga agar dapat diketahui asam atau basa konjugasinya. (soal yang diberikan ada pada lampiran) Pada awal pertemuan ketiga, tepatnya tanggal 10 Maret 2008, peneliti membuka pembelajaran seperti biasa yaitu dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi pada siswa untuk mempelajari larutan penyangga dan mengerjakan tugas dari peneliti dengan sebaik-baiknya. Pertemuan ketiga ini membahas tentang bagaimana menyimpulkan pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan hasil pengukuran. Pada kesempatan kali ini, peneliti ingin memberi motivasi pada siswa dengan
memberikan
sedikit
permainan
dalam
kegiatan
pembelajaran. Setiap kelompok akan diberikan soal yang sama, dan jika mereka dapat memecahkan soal lebih
sangat
penting diamati
bagi
peneliti
untuk
mengetahui keadaan siswa, cara belajar siswa, kondisi dan situasi kelas. Dalam ha! ini, peran observer sangat membantu peneliti.
64
2) Tahap Aktivitas dan Interaksi
Pada tahap ini, siswa dituntut untuk lebih aktif baik di kelompok maupun individu. Observer akan lebih banyak mendapat data pada kegiatan ini, karena aspek-aspek kognitif siswa akan lebih terlihat. Pada pertemuan pertama peneliti memberikan masalah yang berupa soal untuk dipecahkan pada masing-masing kelompok.
Peneliti memberikan soal tentang bagaimana pH
larutan penyangga jika ditambah dengan asam, basa atau dengan pengenceran. Siswa menjalankan diskusi sesuai dengan prosedur dari peneliti. Pada kegiatan diskusi ini, siswa sesama kelompok masih malu untuk bekerja sama. Antara siswa yang pintar dengan yang biasa saja tidak bersatu. Siswa yang agak nakal mengambil kesempatan mengobrol dengan yang lain. Pada pertemuan kedua, peneliti memberikan soal tentang bagaimana siswa dapat membedakan antara asam dan basa konjugasinya atau sebaliknya. Hal ini bertujuan agar siswa tidak mengalami miskonsepsi antara larutan penyangga dengan larutan asam basa. Pada pertemuan ketiga, peneliti memberikan soal mengenai peran larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari. Masingmasmg
kelompok
mendiskusikannya
dan
hasilnya
akan
dipresentasikan di depan kelas. Dari pertemuan kedua dan ketiga, peneliti mengubah sedikit kegiatan pembelajaran dari biasanya. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk menjawab soal dari peneliti. Yang lebih
65
3) Tahap penilaian dan nmpan balik Pada tabap ini, siswa mempresentasikan basil diskusi kelompok. Masing-masing kelompok menjawab pertanyaan guru dengan bervariatif Pertemuan pertama, kelompok Aswaja lebib
66
Dibawah ini merupakan hasil akhir siklus 1 pada instrument soal, angket dan observasi pada siswa XI IPA AsSyafi' iyah 01.
a) Tes Basil Belajar Siswa Siklus I Indikator Keberhasilan: (I) Nilai rata-rata kelas siswa yaitu > 65 (2) Tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai < 60,0 (3) Mencapai batas maksimum sekolah sebesar 70% Pada siklus I dilihat dari materi bahasan, hasil belajar di ukur dengan mengacu pada nilai soal berdasarkan indikator sub bah larutan penyangga.
Tabel 4.1 Basil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus I Berdasarkan Soal Pilihan Ganda Pokok Baliasan
Indikator Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan.
Ikatan Kimi a
Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran. Menyimpulkan pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan basil pengukuran. Total
Proporsi (%)
Ratarata (%)
67
10
57 38 57 90 95
3
81
Nomor
5 6 8 9
57 7
33
l
14,30
2
38
4
0,5
17,6 47
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh informasi bahwa pada indikator pertama, dari 21 siswa sebagian besar mampu menjawab pertanyaan, dengan persentase sebesar 67% siswa telah memahami konsep perhitungan pH dan pOH..
67
Namun jika dilihat setiap soal, ada beberapa pertanyaan yang hanya dapat dijawab oleh sebagian kecil siswa, diantaranya pertanyaan pada nomor 5, sebesar 57% siswa dari 21 siswa mampu memahami dengan baik, nomor 6 sebesar 38% dari 21 siswa mampu menjawab, dan nomor 8 sebesar 57% siswa dari 21 siswa mampu memahami konsep larutan penyangga. Pada indikator kedua, siswa mengalami cukup kesulitan dalam menjawab pertanyaan, dengan diperolehnya persentase sebesar 57% dari 21 anak yang mampu menjawab benar. Soal nomor 7 merupakan indikasi kesulitan siswa, dengan persentase sebesar 33% menjawab benar dari 21 siswa, selebihnya siswa belum memahami konsep dengan baik. Tapi tidak pada soal nomor 3, siswa cukup mudah menjawab pertanyaannya, dengan 81% dari 21 siswa yang berhasil menjawab dengan baik. Indikator yang terakhir merupakan indikator dengan pertanyaan yang cukup menyulitkan. Semua pertanyaan pada indikator ini menjadi acuan utama mengapa penelitian ini dilanjutkan sampai siklus selanjutnya. Pada nomor 1, hanya ada 14,3 % siswa yang menjawab betul, sedangkan pada nomor 2, hanya 38%, sedangkan pada nomor 4, hanya ada satu siswa yang menjawab benar. Persentase hasil yang diharapkan adalah sebesar 70%, namun data menunjukkan basil yang belum maksimal yaitu hanya sebesar 47%, menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap 3 indikator larutan penyangga belum berhasil dipahami dengan baik. Penelitian ini dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Kekurangan yang terdapat pada setiap indikator akan dijelaskan di bawah ini: ( 1) Pada indikator pertama Kesulitan yang dialami siswa pada soal nomor 6 adalah ketidakpahaman siswa tentang dengan apa garam ditambahkan
68
agar terjadi reaksi larutan penyangga. Cukup jelas, disini menunjukkan bahwa siswa tidak sepenuhnya memahami konsep larutan penyangga. Kesulitan siswa yang dialami pada soal nomor 8 adalah perhitungan pH dari larutan penyangga. Terutama ketika siswa harus mencari mo! dari volume dan konsentrasi yang diketahui. Konsep yang dimiliki siswa pada perhitungan mo! masih sangat terbatas. Sedangkan pada nomor 5, siswa tidak menguasai konsep dari materi, mungkin disebabkan dari ketidakmampuan guru membimbing siswa atau siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat belajar. (2) Pada indikator kedua Pada soal nomor tiga siswa mengalami kesulitan pada pemahaman
konsep
perubahan
pH
yang
terjadi
saat
penambahan asam, basa atau air pada larutan penyangga. Hal ini terlihat dari sebagian besar jawaban siswa mengarah pada perubahan pH yang sangat besar apabila ditambahkan sedikit asam, basa atau air apda larutan penyangga. (3) Pada indikator ketiga Pada soal nomor dua siswa mengalami kesulitan pada saat membedakan antara larutan penyangga atau bukan. Hal ini dikarenakan dua ha!, yang pertama siswa belum hafal asam dan basa kuat dan lemah sehingga tidak mampu membedakan larutan penyangga atau bukan. Kedua, siswa belum memahami konsep terjadinya larutan penyangga sehingga kesulitan untuk mengetahui basil dari asam dan basa yang bereaksi. Sedangkan pada nomor 4, keterbatasan siswa dalam konsep reaksi kimia membuat siswa susah membedakan antara larutan yang dapat menghasilkan larutan penyangga dan bukan.
69
Tabel 4.2 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus I Berdasarkan Soal Essay
Pokok Bahasan
Nornor Soal
Proporsi (%)
I
69,52
2
61
3
34,76
Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran.
4
69,8
69,80
Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan.
5
72,14
72,14
Indikator
Menyimpulkan pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan hasil pengukuran.
Ikatan Kimi a
Total
Ratarata (%)
55
66
Dari data diatas diketahui bahwa pada indikator pertama, sebanyak 55% pemahaman siswa terhadap konsep dari pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan hasil pengukuran. Dengan rincian, pada nomor 1, sejumlah 69,52% siswa yang berjumlah 21 siswa memahami konsep tersebut. Pada nomor 2, sebesar 61% dari jawaban 21 siswa benar, sedangkan pada nomor 3 sebesar 34,76% jawaban benar, namun selebihnya konsep peranan larutan penyangga belum mencapai target keberhasilan. Sedangkan pada indikator kedua, dengan jumlah 1 soal, sebagian siswa menjawab benar, dengan persentase 69,80%. Dan indikator yang terakhir, hasil yang cukup bagus, dengan persentase sebesar 72,14% jawaban berhasil cukup baik. Jika dilihat dari hasil persentase, soal yang memiliki kendala paling besar terdapat pada indikator pertama. Berikut ini akan dibahas kekurangannya:
70
( 1) Pada indikator pertama Kesulitan siswa pada pertanyaan nomor 3 adalah ketidakmampuan siswa dalam perhitungan pH, terutama dalam pencarian mo! asam, basa atau garam dari larutan penyangga. Konsep siswa mengenai perhitungan mo! sangat kurang. Oleh karena itu, sebagian siswa memiliki nilai rendah. Sedangkan pada nomor 2, kekurangan siswa dalam menguasai pelajaran sebelumnya yaitu pada reaksi asam basa, sehingga siswa tidak mampu membedakan reaksi antara asam dan basa larutan penyangga. Keberhasilan peneliti untuk meningkatkan pemahaman siswa belum mencapai target yang ditentukan yaitu sebesar 70% pemahaman siswa terhadap konsep larutan penyangga. Oleh karena itu peneliti meneruskan penelitian ini dengan siklus selanjutnya yaitu siklus dua.
b) Hasil Angket Siswa Siklus I Setelah kegiatan pembelajaran selama siklus I, peneliti melakukan evaluasi dalam pembelajaran dengan memberikan kuisioner berupa pernyataan mengenai tanggapan siswa selama pembelajaran berlangsung dalam siklus I.
Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa Siklus I Indikator
Nomor Soal 1
Pendapat siswa mengenai metode pembelajaran generatif
3
4
Pertanyaan Saya senang dengan metode pembelajaran (generatif) yang telah dilaksanakan. Guru banyak memberikan latihan soal dalam kegiatan belajar mengajar. Guru memberikan informasi tentang larutan penyangga dengan ielas.
Persentase respon siswa 73,81
78,57
57,14
71
Pendapat siswa mengena1 pemaharnan konsep larutan penyangga
2
Saya rnerasa Iebih rnengerti rnateri Iarutan penyangga daripada rnateri sel>durn11ya.
57,14
5
Saya dapat rnenjelaskan sendiri konsep rnateri yang telah dipelajari kepada ternan.
55,95
6
Saya dapat rnenarik kesirnpulan dari rnateri yang diajarkan.
51,19
7
Saya sering membandingkan konsep materi yang sekarang dengan materi yang dipelajari lalu.
65,48
8
Saya suka rnencari perbedaan antara senyawa CH3 C00Na dengan NaCl, atau senyawa lainnya.
61,90
9
Saya suka berfikir apa fimgsi dari senyawa-senyawa tersebut dalarn kehidupan sehari-hari.
72,62
Diperoleh data dari indikator pertarna, pada pertanyaan nomor satu, 73,81% dari 21 siswa senang dengan metode generatif yang diterapkan. Pada pembelajaran generatif ini, guru sering memberikan latihan soal kepada siswa agar siswa dapat menghadapi berbagai macam jenis soaL Siswa yang berpendapat setuju bahwa guru memberikan banyak latihan soal, sebesar 78,57% dari 21 siswa. Pada penyampaian konsep materi, 57,14% dari 21 anak menganggap bahwa guru belum menyampaikan konsep dengan baik. Indikator kedua, pendapat siswa mengenai pemahaman pada konsep larutan penyangga. Pertanyaan mengenai sejauh mana pengertian siswa terhadap larutan penyangga, dijawab
57, 14% siswa yang mengerti dengan baik. Pada pertanyaan kelima, mengenai kemampuan siswa untuk menguraikan definisi dengan kata-kata sendiri memiliki nilai 55,95%, dalam arti, siswa sebagian siswa masih belum bisa menguraikan
72
definisi. Begitu pula dalam menarik kesimpulan, hanya 51, 19% siswa dari 21 anak yang mampu menarik kesimpulan. Pada pertanyaan
7, 8 dan 9, sebagian besar siswa menunjukkan
indikasi bahwa mereka mampu membandingkan materi, mencari perbedaan dan menghubungkan materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan sehari-hari. c) Basil Observasi Pada
pelaksanaan
penelitian
ini,
selain
dengan
instrumen angket dan soal juga diikut sertakan observasi pada siswa di tengah kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati adalah aspek-aspek kognitif yang berkaitan dengan pemahaman siswa. Observasi ini dilakukan pada setiap kelompok oleh setiap observer. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Observasi Pemahaman Siswa Pada Siklus I Indikator Pemahaman
Aspek Penilaian
Observasi (%)
Menafsirkan Masalah
s1swamampu menterjemahkan dan menguraikan konsep dengan kata-kata sendiri.
40,19
Memberikan Contoh
s1swa mampu mengidentifikasikan definisi dan konsep
25,19
siswa mampu mencari persamaan dan Mengklasifikasikan perbedaan objek-objek masalah
22,43
Mengambil Kesimpulan
siswa mampu membandingkan objekobjek permasalahan
19,43
Menjelaskan
siswa mampu menjelaskan konsep
13,36
73
Dari tabel observasi di atas diperoleh data siswa kelas XI IPA yang dibagi menjadi 5 kelompok. Pembagian kelompok ini
adalah dengan tujuan untuk memudahkan peneliti
mencermati kegiatan siswa secara individual. Setiap kelompok memiliki observer masing-masing. Tugas observer adalah mengamati kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selebihnya tidak ada yang dilakukan observer, kecuali hanya mengamati. Pada indikator pertama, yaitu menafsirkan masalah. Siswa dengan kelompok masing-masing dapat melakukan kegiatan menukarkan kata, menguraikan, menterjemahkan suatu konsep dengan baik. Kelompok 1 memiliki nilai rata-rata 35,64%, lebih besar 1 point dari kelompok 2, yaitu 34,08%. Dalam ha! ini, kelompok 1 lebih besar partisipasinya dalam kegiatan menafsirkan masalah dibanding dengan kelompok 2. Secara keseluruhan,
kelompok
3 yang
memiliki
nilai
pengamatan paling besar dalam kegiatan ini yaitu 48,62%. Pada indikator kedua, memberikan contoh, dimana siswa dapat melakukan kegiatan mengidentifikasikan definisi dan ciri-ciri, dan mengilustrasikan suatu objek permasalahan dengan baik. Observer pada kelompok 2, memberikan nilai terbesar yaitu 31,96%, berbeda tipis dengan nilai yang diberikan observer pada kelompok 1, yaitu 31,53%. Artinya, pada kelompok 2, siswa memiliki partisipasi yang bagus terhadap kegiatan identifikasi definisi dan ciri-ciri. Pada indikator ketiga, mengklasifikasikan, yaitu siswa dapat mencari persamaan dan perbedaan dari suatu objek permasalahan, mengontraskan dan mencari dasar penggolongan suatu permasalahan dengan materi yang diajarkan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan siswa pada saat berdiskusi dengan teman sekelompok. Hal vang didiskusikan diantaranvH
0
74
adalah soal yang diberikan oleh guru tentang larutan penyangga. Nilai pengamatan yang dimiliki antara kelompok berbeda-beda, tergantung dari keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Nilai yang terendah dimiliki oleh kelompok 5, yaitu 17, 79%. Kelompok 5, pada saat itu tidak memiliki partisipasi yang cukup baik dalam kegiatan kelas, mungkin ha! ini dipengaruhi dari salah satu anggotanya yang tidak masuk kelas sehingga mereka kurang kompak dalam menjalani kegiatan belajar kelompok tersebut. Pada indikator keempat adalah mengambil kesimpulan. Indikator keempat dan kelima hampir banyak persamaan, meskipun
ada
perbedaan
sedikit
diantara
keduanya.
Meringkaskan merupakan kegiatan mengumpulkan teori dan konsep tentang materi saat itu dan dipersempit penjelasannya. Sedangkan
mengambil
kesimpulan
adalah
membuat
perbandingan, apakah teori ini sama dengan teori yang satunya, misalnya; apa saja perbedaan larutan penyangga dengan asam basa. Dan pada indikator mengambil kesimpulan, nilai tertinggi adalah jatuh pada kelompok 5, yaitu 23,14%. Kelompok ini aktif dalam kegiatan membuat dan mencari perbandingan suatu teori konsep dengan teori lainnya. Indikator yang terakhir adalah menjelaskan. Kelompok 5 memiliki nilai pengamatan ini paling tinggi, yaitu 19,49%.
Anggota pada kelompok ini saling menjelaskan kepada teman sekelompok yang belum benar-benar paham dengan materi yang diaj arkan. Kemampuan
pemahaman
siswa
pada
proses
pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi peneliti di atas. Pemahaman siswa dilihat dari ketepatan dan kejelasan dalam menjawab pertanyaan dan mendiskusikan masalah dari guru sehingga siswa danat
menvlmnn1k-~n
h!=t'-!.j)
t'\Pn11Afir11lr':lnrtun
75
Siswa juga sudah mampu menyajikan hasil penyelidikannya dan dapat melakukan refleksi terhadap hasil-hasil penyelidikan mereka dengan cara menjawab soal-soal dari guru.
c. Tahap Evaluasi Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus 1, masih banyak terdapat kekurangan terjadi, baik dari faktor pengajar, siswa maupun dari situasi dan kondisi dari sekolah itu sendiri. Faktor internal maupun eksternal merupakan ha! yang paling berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran siswa. Kendala-kendala yang sempat diamati oleh peneliti dan observer, diantaranya adalah: 1) Kurang tertib suasana kelas, misal; pada saat be! masuk. Masih banyak siswa yang masih beraktivitas di luar sekolah, pada saat bunyi be! masuk kelas. Siswa sud ah memenuhi kelas setelah 10 menit bel masuk, akibatnya waktu kegiatan belajar mengajar jadi berkurang. 2) Lingkungan sekolah yang kurang tertib. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, kelas lain yang kebetulan tidak ada guru, sangat gaduh sekali, sehingga mengganggu konsentrasi siswa kelas lain. 3) Pada saat kegiatan pembelajaran, tidak terlihat kerjasama yang optimal pada setiap kelompok. Masing-masing siswa masih mementingkan diri sendiri. Siswa yang pandai dan siswa yang tidak begitu pandai masih canggung untuk bekerjasama. Imbasnya toleransi dan kerjasama yang justru sangat dibutuhkan pada kegiatan memecahkan masalah ini tidak terwujud. 4) Peneliti yang masih belum pandai menguasai kelas, akibatnya kegiatan belajar mengajar berjalan kurang tertib. Sehingga suasana kelas ribut, dan banyak siswa yang mengobrol pada saat berdiskusi.
76
5) Pembagian waktu antara pengerj aan tugas, diskusi dan kesimpulan hasil diskusi belum optimal. Dari hasil observasi kegiatan belajar mengajar di atas dapat diambil kesimpulan bahwa masih banyak kendala dalam menerapkan metode konstruktivisme berbasis generatif ini. Kelemahan-kelemahan dari metode ini diantaranya; 1) Metode ini mengutamakan partisipasi siswa yang lebih besar dari kegiatan pembelajaran. Guru tidak banyak memberikan ceramah, siswa sendiri yang mencari konsep tentang larutan penyangga melalui diskusi dengan kelompok masing-masing. Akan tetapi perlunya fasilitas dalam sekolah ikut mempengaruhi kegiatan belaj ar dengan metode ini. Karena guru tidak berperan aktif, maka perlu alat bantu mengajar, misal OHP, untuk menyalurkan informasi yang lebih banyak kepada siswa. 2) Metode ini lebih efektif jika dilakukan secara berkelompok. Siswa belum terbiasa dengan suasana pembelajaran seperti ini. Oleh karena itu siswa msih perlu adaptasi dengan pembelajaran seperti llll.
3) Materi yang diajarkan merupakan materi yang cukup sulit, karena banyak perhitungannya. Metode generatif mendiskusikan masalah dan mencari solusinya. Sedangkan untuk mendiskusikan soal perhitungan, tidak cukup efektif menggunakan metode ini. d. Tahap Refleksi
Berdasarkan analisis dan evaluasi data pada siklus I baik secara kuantitatif maupun kualitatif diperoleh banyaknya kekurangan dalam menerapkan metode generatif ini sehingga ada beberapa ha! yang harus diperbaiki. Dibawah ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan: I) Peneliti perlu meningkatkan bimbingan, arahan dan motivasi kepada siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, agar suasana
77
kelas tidak ricuh. Penerapan metode yang barn membuat mereka sedikit bingung, karena tidak terbiasa. 2) Peneliti perlu meningkatkan pengawasannya kepada masingmasing kelompok, karena dalam belajar kelompok, masih banyak anak-anak yang sibuk sendiri membicarakan hal yang tidak berkaitan dengan materi. 3) Perlu ditingkatkan pemberian motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam kerja kelompok, sehingga tidak hanya siswa yang pandai saja yang dominan dalam kegiatan diskusi. 4) Pemberian soal yang beragam, agar siswa mampu mengetahui masalah yang bervariatif. 5) Peneliti perlu mengadakan praktikum pada materi-materi yang tidak membutuhkan banyak penjelasan, akan tetapi percobaan agar siswa lebih paham. Misal; bagaimana perubahan pH larutan penyangga jika ditambahkan sedikit asam, basa atau air. 6) Perlu diatur secara proporsional pembagian waktu dalam pengerjaan tugas, diskusi dan kesimpulan hasil diskusi. Karena siklus 1 banyak mengalami kekurangan sehingga pencapaian indikator pembelajaran dan pencapaian target pada penelitian belum optimal maka diadakan siklus selanjutnya, yaitu siklus 2.
2. Kegiatan Sik!us 2 a. Tahap Perencanaan Kegiatan siklus pertama, diawali dengan merencanakan tindakan yang akan diberikan pada objek. Adapun tindakan-tindakan yang akan diberikan kepada siswa tercantum dalam tahap berikut ini: I) Menyusun skenario pembelajaran untuk tiga kali pertemuan, karena dalam siklus pertama ada tiga pertemuan. Setiap skenario pembelajaran memuat prosedur mengajar agar pembagian waktu
78
sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dan setiap skenario membahas indikator yang berbeda dari sub bab larutan penyangga. 2) Membuat beberapa soal yang akan dibagikan setiap kelompok untuk didiskusikan dan dicari solusinya. Soal yang dibuat berbeda tergantung dengan indikator yang ingin dicapai setiap pertemuan. 3) Menyusun format observasi terhadap kegiatan siswa di kelas pada saat berdiskusi, yang akan menunjukkan tingkat pemahaman siswa. 4) Menyusun angket mengenai pendapat siswa mengenai metode yang disajikan peneliti. 5) Membuat kelompok belajar yang terdiri dari 5 anak setiap kelompok, agar kegiatan diskusi dapat berjalan efektif. Susunan kelompok sama dengan yang dibuat pada siklus 1. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Tahap Orientasi Pada tahap ini, peneliti banyak melakukan praktikum dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan praktikum ini bertujuan untuk membangun kreativitas siswa, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi larutan penyangga dan membuat suasana kegiatan belajar mengajar jadi lebih menarik. Laboratorium di sekolah ini masih sangat terbatas, keadaan laboratorium yang masih kurang memadai membuat kegiatan praktikum berjalan kurang optimal. Peneliti melakukan praktikum dengan bahan dan alat seadanya. Pelaksanaan praktikum membuka kegiatan di siklus kedua, yaitu pada tanggal 17 Maret 2008. Peneliti menjelaskan prosedur pelaksanaan praktikum sebagai pembuka kegiatan ini. Praktikum yang kedua pada tanggal 19 Maret 2008. Praktikum pada pertemuan kedua di siklus kedua ini merupakan lanjutan dari praktikum sebelumnya. Hal ini dikarenakan alat yang kurang memadai, sehingga praktikum harus dilakukan dua kali.
79
Peneliti mengakhiri siklus 2 pada pertemuan ketiga, yaitu tanggal 24 Maret 2008. Materi yang dibahas adalah tentang perhitungan pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan. 2) Tahap Aktivitas dan Interaksi
Pencapaian indikator yang diinginkan pada kegiatan praktikum pertama dan kedua adalah siswa dapat merancang dan melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium. Siswa dituntut bekerja sama untuk mencari hasil percobaan sesuai dengan prosedur dan bimbingan dari peneliti. Prosedur dari praktikum secara garis besar adalah; siswa membuat larutan CH3COOH dan CH3COONa, kemudian dijadikan satu dan dibuat menjadi dua larutan pada tabung yang berbeda. Setelah itu, siswa membuat larutan NaOH. Larutan tersebut diteteskan masingmasing ke dalam dua tabung penyangga asam tadi yang sebelumnya diberi kertas lakmus merah sebagai penentu asam. Siswa sangat antusias menjalani kegiatan praktikum ini. Mereka terlihat kompak pada saat bersama-sama mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pada saat menggunakan alat, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan menggunakan alat. Peneliti dan guru yang membantu berusaha sebisa mungkin agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan, apalagi dengan digunakannya bahan-bahan yang cukup berbahaya, salah satunya; larutan NaOH, HCI, CH3COOH, dan NaCl. Pada saat membuat larutan, ada siswa yang bertanya; Siswa: "Bu, bagaimana cara melihat ukuran yang akurat pada tabung ukur?" Guru: "Setarakan garis yang mgm diukur, misal 5 ml. setarakan matamu dengan daris pada 5 ml, kalau
80
ada tanda lengkung pada garis tersebut maka ukurannya sudah pas" Siswa mengikuti petunjuk peneliti dengan baik. Berikut ini gambar siswa yang sedang membuat larutan: Gambar 4.1 Siswa Membuat Larutan
Diadakannya praktikum ini bertujuan agar siswa bertambah wawasan mengenai praktikum meskipun tidak secara optimal karena keterbatasan alat dan tempat. Salah satunya dalam menggunakan alat-alat praktikum. Penggunaan alat-alat dengan tepat dapat menunjang kegiatan praktikum di laboratorium berjalan lancar,
sehingga
tidak
mempengaruhi
hasil
kinerja
yang
diinginkan. Siswa sangat tertarik pada saat pembuatan larutan NaOH. Asap putih yang mengumpul seperti kapas, seperti biang es yang sering dimainkan anak-anak, padahal zat itu berbeda. Hal yang sangat berbahaya adalah pada saat mengencerkan larutan HCI, uap asam menyebar ke seluruh ruang kelas, dan tidak tersedianya kamar asam. Pada praktikum kedua, lanjutan dari praktikum pertama, siswa membuat larutan yang sama seperti praktikum sebelumnya yaitu CH3COOH dan CH3COONa yang dibuat dalam dua tabung. Kemudian siswa membuat larutan HCl, dan diteteskan ke dalam dua tabung tersebut. Tinggal diamati perubahannya.
81
3) Tahap Penilaian/Umpan Batik Praktikum berjalan sesuai dengan prosedur dari peneliti. Kekompakkan siswa mulai terlihat disini. Kegiatan ini menambah pengetahuan siswa terhadap materi larutan penyangga. Hal ini memudahkan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan praktikum larutan penyangga: a) Siswa mengetahui cara membuat larutan penyangga b) Siswa mengetahui cara mengencerkan larutan c) Siswa mengetahui cara menggunakan alat-alat praktikum d) Siswa mengetahui bahan-bahan kimia sintesis e) Siswa mengetahui bagaimana perubahan pH yang terjadi pada larutan penyangga apabila kelebihan asam ataupun basa. 4) Tahap Perluasan Tahap perluasan adalah tahap dimana siswa merangkum informasi-informasi yang terkait dengan materi dan mereview kelemahan dari pemahamannya yang dulu. Pada tahap ini siswa mempresentasikan basil dari percobaan. Pertemuan terakhir pada siklus kedua ini pada tanggal 24 Maret 2008. Pembahasannya mengenai perhitungan pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan. Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Yang berbeda adalah motivasi dan pemahaman siswa yang cukup meningkat dari siklus I. ha! ini disebabkan salah satunya adalah adaptasi yang cukup terhadap perubahan metode belajar.
82
Hasil dari setiap kelompok, dirangkum dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.5 Hasil dari presentasi siswa Nama Kelompok
Basil dari pel"cobaan
Kete..anl!an
Kertas lalanus dalam larutan penyangga asam berubah meujadi biru dengan 5 tetes NaOH. Sedangkan pada penambahan HCl, kertas lalanus merah tetap merah.
Pada praktilmm pertama, kelompok ini menambahkan 5 tetes NaOH pada penyangga asam yang akhirnya terjadi perubahan kertas lalanus merah menjadi biru. Tetapi pada pertemuan kedua, kertas lalanus tetap merah, pH tetap stabil.
Skill
Kertas lalanus dalam larutan penyangga asam berubah menjadi biru dengan 7 tetes NaOH. Pada praktikum kedua, lalanus merah berubah menjadi biru pada tetesan HCl ke-5.
Pada praktiknm pertama, kelompok ini menambahkan 7 tetes NaOH pada penyangga asam yang akhirnya terjadi perubahan kertas lalanus merah menjadi biru. Tetapi pada pertemuan kedua, kertas lalanus tetap merah berubah menjadi biru dengan 5 tetes HCl, pH berubah. Hal ini berbeda dari seharusnya terjadi, mungkin dikarenakan larutan HCl yang sudah terkontaminasi dengan basa dari NaOH, sehingga membuat Jarutan tersebut bersifut basa.
Sakura
Kertas lalanus dalam larutan penyangga asam berubah meajadi biru dengan 10 tetes NaOH. Sedangkan pada praktikum kedua, kertas lalanus merah berubah menjadi biru pada tetesan ke-5
Kelompok Sakura menambahkan 10 tetes NaOH pada penyangga asam yang akhirnya terjadi perubahan kertas lalanus merah meajadi biru. Pada pertemuan kedua, kertas lalanus merah berubah menjadi biru dengan 5 tetes HCI, pH berubah. Pemakaian alat yang tidak bersih mempengaruhi kemumian dari larutan HCI.
Qodar
Kertas lalanus dalam larutan penyangga asam tidak berubah. Sedangkim pada praktikum kedua, kertas lalanus merah tetap menjadi merah.
Praktilmm pertama, tidak berubahuya kertas lalanus menjadi bim meskipun ditambah banyak NaOH, mungkin dikarenakan tabung reaksi yang sangat kotor, sehingga banyak kontaminasi dari zat-zat lain. Tapi pada penambahan HCI, larutan ini mempertahankan pH-nya.
Aswaja
Kertas lalanus dalam larutan penyangga asam berubah menjadi biru dengan 8 tetes NaOH. Kertas lalanus merah tetap merah, pH tetap.
Penambahan NaOH 8 tetes ke dalam larutan penyangga asam membuat pH tidak lagi bertahan. Sedangkan pada praktilmm kedua, pH bertahan.
Smart
83
Tanggal 26 Maret 2008 siswa menjalani tes akhir siklus 2 yang terdiri dari tes soal dan tes angket. Berikut ini hasil dari tes siklus 2:
a) Hasil Belajar Siklus II Tabel 4.6 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus II Berdasarkan Soal Pilihan Ganda Pokok Bahasan
Indikator
Nornor
2 5 Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan.
Ikatan Kimia
Merancang dan melakukan percobaan nntuk menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium. Melalui disknsi kelas menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Proporsi (%)
6
24 48 100
7
72
8 9 10
100 100 95
1
100
Ratarata (%)
77
90,5 4
81
3
95
95
88
Total
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh informasi bahwa terjadinya peningkatan pada setiap indikator. Indikator pertama sebesar 77% dari 21 siswa memahami konsep dengan baik. Meskipun pada soal nomor 2 dan 5 hanya sedikit siswa yang menjawab benar, sebesar 24% dan 48%. Akan tetapi secara mengalami
kemajuan
padapemahaman konsep larutan penyangga pada
indicator
keseluruhan
s1Swa
telah
dianggap
tersebut. Pada indikator kedua, oeningkatan iull:a teriadi vaitn
84
sebesar 90,5% siswa dari 21 anak menjawab dengan benar. Begitu pun pada indikator terakhir, terdiri dari 1 soal, siswa berhasil menjawab dengan baik dengan persentase 95%. Dengan begitu dapat dinyatakan padaindikator kedua dan ketiga siswa telah mampu memahami konsep sebaik yang diharapkan. Maka penelitian ini dianggap telah selesai pada siklus kedua.
Tabel 4. 7 Hasil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Berdasarkan Soal Essay Siklus II Pokok Bahasan
Indikator
Nomor Soal
Proporsi (%)
1
87,6
Merancang dan melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium. Ikatan Kimia
Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan.
Melalui diskusi kelas menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Rata-rata (%)
85,45 4
83,3
2
52,14 57,02
5
61,9
3
65
65 70
Total
Perolehan data diatas menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa, dari data keseluruhan sebelumnya 66% menjadi 70% jawaban siswa yang benar. Akan tetapi pada indikator kedua, sebesar 57,02% siswa yang memahami konsep ini. Sedangkan pada nomor 3, sebesar 65% dari 21 siswa menjawab benar. Namun karena penilaian diambil
dari
keseluruhan pemahaman
total indikator, siswa telah
sebesar 70% secara meningkat
dari
siklus
sebelumnya, dan sesuai dengan nilai batas maksimum vang dimiliki
85
sekolah ini sebesar 70%, maka penelitian siklus kedua ini dianggap telah berhasil. Dan penelitian selesai pada siklus kedua.
b) Basil Angket siswa Mengenai Metode Generatif Siklus II Setelah kegiatan pembelajaran selama siklus II, peneliti melakukan evaluasi dalam pembelajaran dengan memberikan kuisioner berupa pemyataan mengenai tanggapan siswa selama pembelajaran berlangsung dalam sik!us II.
Tabel 4.8 Basil Angket Siswa Siklus II lndikator
Nomor Soal 1
Pendapat siswa mengenai metode pembelajaran generatif
3
4
Pendapat siswa mengenai konsep larutan penyangga
Pertanyaan Saya senang dengan metode pembelajaran (generatif) yang telah dilaksanakan. Guru banyak memberikan latihan soal dalam kegiatan belajar mengaJar. Guru memberikan informasi tentang larutan penyangga dengan ielas.
Persentase resp on siswa (%) 71,43
66,67
73,81
2
Saya merasa lebih mengerti materi larutan penyangga daripada materi sebelumnya.
64,29
5
Saya dapat menjelaskan sendiri konsep materi yang telah dipelajari kepada teman.
61,90
6
saya dapat menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan.
69,05
7
saya sering membandingkan konsep materi yang sekarang dengan materi yang dipelajari lalu.
66,67
8
saya suka mencari perbedaan antara senyawa CH3COONa dengan NaCl, atau senyawa lainnya.
65,48
9
saya suka berfikir apa fungsi dari senyawa-senyawa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
84,52
86
Pendapat siswa mengenai metode generatif sebesar 71,43%, artinya pada siklus II ini 71,43% dar 21 siswa menyukai metode ini. Untuk cara mengajar guru, cara menyampaikan dan banyak memberi soal, diperoleh 66,67% dan 73,81% dari 21 siswa menyetujui cara mengajar seperti itu. Sedangkan
untuk
pemahaman
siswa
mengenai
larutan
penyangga, pendapat siswa mengenai kemampuan memahami konsep sebesar 64,9"/o dari 21 siswa memahami konsep larutan penyangga
tersebut.
Sedangkan
dalam
ha!
mengambil
kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan, sebagian besar siswa mampu untuk melakukan hal-hal tersebut dibanding pada siklus I. Yang paling besar adalah bagaimana siswa menyukai hal-hal yang berhubungan dengan larutan penyangga, sebesar 84,52% dari 21 siswa melakukan dengan baik.
c)
Hasil Observasi Pemahaman Siklns II Tabel 4.9 Hasil Observasi Pemahaman Siklus 2 Indikator Pemahaman
Aspek Penilaian
Observasi (%)
Menafsirkan Masai ah
siswamampu menterjemahkan dan menguraikan konsep dengan kata-kata sendiri.
48,92
Memberikan Contoh
siswamampu mengidentifikasikan definisi dan konsep
35,14
siswa mampu mencari Mengklasifikasikan persamaan dan perbedaan objek-objek masalah
32,68
Mengambil Kesimpulan
stswamampu membandingkan objekobjek permasalahan
36,52
Menjelaskan
siswa mampu menjelaskan konsep
31,21
87
Dari tabel di atas ini diperoleh bahwa siswa banyak mengalami
peningkatan
nilai.
Seperti
pada
indikator
menafsirkan masalah, siswa mengalami peningkatan sebesar 8,73%, dari 40,19% menjadi 48,92%. Peningkatan ini cukup signifikan, artinya siswa banyak mengalami perubahan yang positif dalam ha! kegiatan menafsirkan masalah. Siswa dapat mengatasi kesulitannya dalam menguraikan definisi dengan kata-kata sendiri, dapat menterjemahkan definisi dengan baik. Begitu juga pada indikator kedua, yaitu memberikan contoh, siswa banyak mengalami peningkatan, dari siklus I, sebesar 25,19% menjadi 35,14% pada siklus 2, peningkatan sebesar 9,95%. Peningkatan yang cukup besar menunjukkan bahwa siswa sudah dapat melakuakn kegiatan memberikan contoh dengan baik, mengidentifikasikan contoh dengan baik pula. Selanjutnya
pada
indikator
ketiga,
yaitu
mengklasifikasikan, siswa mengalami peningkatan sebesar 10,25%. Siswa sudah cukup baik mengklasifikasikan masalah yang
terkait
dengan
materi
yang
diajarkan.
Hal
ini
menunjukkan bahwa siswa sudah dapat memberikan contoh dengan baik, dapat mencari persamaan dan perbedaan kedua masalah dengan tepat. Sedangkan pada indikator keempat 10,2%, peningkatan yang cukup signifikan. Indikator kelima dan keenam adalah menyimpulkan dan membuat perbandingan, dua indikator ini merupakan indikator yang cukup menentukan apakah siswa dapat memahami inti dari materi yang diajarkan atau tidak. Dan pada indikator yang terakhir, menjelaskan, siswa mengalami peningkatan sebesar 7,95%.
88
Tapi dalam indikator menjelaskan, siswa mengalami peningkatan hanya sekitar 0, 12%, dari 57,88% menjadi 58%. Mungkin
ha! ini
menjelaskan Sedangkan
disebabkan,
definisi
konsep
peningkatan
siswa masih dengan
terbesar,
agak
kata-kata
yaitu
pada
sulit
sendiri. indikator
mengklarifikasikan, yaitu sebesar 22,5% dari 65% menjadi 87,5%. Pada indikator ini, siswa mengalami peningkatan yang
sangat bagus. Kemampuan
pemahaman
s1swa
pada
proses
pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi peneliti di atas. Pemahaman siswa dilihat dari ketepatan dan kejelasan dalam menjawab pertanyaan dan mendiskusikan masalah dari guru sehingga siswa dapat menyimpulkan hasil penyelidikannya. Siswa juga sudah mampu menyajikan hasil penyelidikannya dan dapat melakukan refleksi terhadap hasil-hasil penyelidikan mereka dengan cara menjawab soal-soal dari guru. c.
Tahap Evaluasi Siklus II
Pada siklus ini, siswa banyak mengalami peningkatan dalam beberapa ha! dan peneliti pun banyak melakukan perubahan dalam kegiatan belajar mengajar. Perubahannya diantaranya adalah : I)
Pada siklus ini, peneliti banyak melakukan penelitian di laboratorium IP A. Siswa merasa tertarik dengan praktikum yang dilaksanakan, karena mereka akan banyak mendapat pengetahuan dan pengalaman.
2)
Suasana kelas sangat aktif karena setiap siswa ikut berpartisipasi
dalam
kegiatan
praktikum,
keingintahuan mereka meningkat pada siklus ini.
rasa
89
3)
Pada kegiatan belajar siklus ini, siswa-siswa dalam setiap kelompok dapat bekerja sama dengan baik. Mereka saling membantu sama lain.
4)
Kegiatan - kegiatan siswa yang berkaitan dengan aspek kogniti±; terutama pemahaman mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini yang diutamakan dalam penelitian metode generatifini.
5)
Kegiatan pembelajaran telah mencapai indikator yang telah direncanakan.
6)
Pembagian waktu
kegiatan belajar
mengajar sudah
proporsional. Kegiatan
penelitian
dalam
UJI
coba
metode
konstruktivisme berbasis generatif dengan strategi pemecahan masalah diselesaikan pada sikJus 2. Hal ini dikarenakan telah terjadi peningkatan yang cukup dari siklus sebelumnya. Hasil dari evaluasi di atas cukup menjadi alasan berakhimya penelitian ini.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Peneliti mengambil data dari beberapa instrumen, di antaranya; Instrumen angket, observasi, soal dan wawancara. Masing-masing instrumen tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing untuk saling melengkapi agar penelitian memiliki data yang akurat dan bisa diandalkan. Untuk memeriksa keabsahan data yang telah diperoleh melalui wawancara, observasi dan pengamatan digunakan tekhnik triangulasi, yaitu tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun hal-hal yang dimanfaatkan salah satunya adalah sumber; triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
90
1
berbeda dalam metode kualitatif . Hal ini dilakukan dengan membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan. Dengan melihat data hasil pengamatan dan dibandingkan dengan data yang diperoleh melalui wawancara, ternyata antara dua data tersebut memiliki kesamaan. Instrumen tersebut memberikan data-data tersendiri yang akan menunjukkan seberapa meningkatnya pemahaman siswa dari siklus satu ke siklus lain.
C. Analisis Data 1. Tes Basil Belajar Pemberian soal dilakukan setiap akhir siklus, pada siklus I dan pada siklus II. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada peningkatan dari siklus I ke siklus II. Berikut ini merupakan tabel hasil belajar siswa yang menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Tabet 4.10 Perbandingan Basil Pemahaman Siswa Konsep Larutan Penyangga Siklus I dan Siklus II Pokok Bahasan
Indikator
Ratarata{%)
Indikator
Ratarata (%)
Ikatan Kimi a
Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan.
61
Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan.
81
63
Merancang dan melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium.
73,80
Menyimpulkan pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan hasil pengukuran.
44,87
Melalui diskusi kelas menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
80
Total
56
Total
78
Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran.
1
Lexy, J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004)
91
2. Hasil angket
Penyebaran angket yang dilakukan setiap akhir siklus, bertujuan untuk menunjang instrumen utama yaitu hasil belajar. Hasil angket yang telah dicantumkan diatas menjadi penunjang bagi peningkatan pemahaman siswa. Di bawah ini merupakan perbandingan data siklus I terhadap sikus II:
Tabet 4.11 Perbandingan Hasil Angket Siswa Siklus I dan II Rata-rata respon siswa (%) Siklus I Siklus II
No
Indikator
1
Pendapat siswa mengenai rnetode pembelajaran generatif
69,84
70,64
2
Pendapat siswa mengenai pernaharnan konsep larutan penyangga
60,71
68,65
3. Hasil Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan. Pada setiap kegiatan pembelajaran, setiap kelompok memiliki satu pengarnat yang akan mengamati tingkah laku siswa pada saat kegiatan pembelajaran dimulai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektifkah metode generatif dalam pembelajaran ini. Dengan terlampimya data-data dibawah, peneliti mengulas kembali bahwa terjadi peningkatan dari aspek pemahaman siswa dari kegiatan pembelajaran pada siklus I pada siklus II. Peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat dari tes hasil belajar yang diberikan setiap siklus, dengan ditunjang oleh instrumen-instrumen penunjang seperti angket dan observasi.
92
Tabet 4.12 Basil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II Indikator Pemahaman
Aspek Penilaian
Persentase Siklus I
Persentase Siklus II
Menafsirkan Masaiah
s1swamampu menterjemahkan dan menguraikan konsep dengan kata-kata sendiri.
40,19
48,92
Memberikan Conteh
s1swamampu mengidentifikasikan definisi dan konsep
25,19
35,14
Mengklasifikasikan
siswa mampu mencari persamaan dan perbedaan objek-objek masalah
22,43
32,68
Mengambil Kesimpulan
sISwamampu membandingkan objekobjek permasalahan
19,43
36,52
Menjelaskan
siswa mampu menjelaskan konsep
13,36
31,21
.
Pada siklus I, indikator yang terakhir menunjukkan basil yang sangat kurang. Hal itu disebabkan oleh keterbasan siswa dalam menguasai konsep materi. Hal tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk memperbaikinya pada siklus II. Pada siklus II peneliti memperbaiki kekurangan pada siklus I, sehingga siswa mengalami peningkatan pemahaman konsep materi larutan penyangga. Dilihat dari hasil rata-rata yang diperoleh sebesar 56% pada siklus I dan 78% pada siklus II. Pencapaian indikator keberhasilan tercapai, dengan berkurangnya siswa yang memiliki nilai dibawah 65 (lihat pada lampiran). Hal ini didukung dari hasil angket yang menyatakan pendapat siswa mengenai metode generatif, pada siklus I, siswa belum antusias menanggapi kegiatan pembelajaran. Hal tersebut mungkin dikarenakan siswa masing belum terbiasa dengan kegiatan dalam kelas. Namun ha! itu berubah pada siklus II, mereka antusias mengikuti kegiatan dalam kelas. Selain itu, data observasi menunjukkan membaiknya keadaan
93
di kelas dengan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi, keadaan menjadi lebih kompetitif dan menyenangkan bahkan suasana ribut berkurang. (lihat data pad a tabel 4. 9) D. Interpretasi Basil Analisis
Data di atas sudah cukup membuktikan bahwa dalam penelitian ini ada beberapa kemajuan dari cara belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil tes, angket dan observasi siswa yang meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada siklus II, di bawah ini merupakan diagram yang membandingkan nilai siklus I dan siklus II: Diagram 4.1 Basil Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siklus I dau II
80 ~
~ ;;;
60
! z
40
l!l!Siklus I CISiklus II
3
~
13
'"'"'
20 0 Siswa
Diatas merupakan grafik yang menunjukkan hasil pemahaman siswa pada siklus I dan siklus II berdasarkan hasil tes soal larutan penyangga setiap akhir siklus. Diperoleh dari data di atas bahwa ada kenaikan yang signifikan antara siklus 1 dan siklus 2. Pemahaman siswa mengenai konsep larutan penyangga semakin meningkat dari siklus I ke siklus II. Terlihat dari rata-rata yang diperoleh, pada siklus I nilai pilihan ganda dan essay dari 21 siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 56, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 78. Jika pada siklus 1, nilai rata-rata siswa berkisar antara 30-70,
94
sedangkan pada siklus II nilai rata-rata pemahaman siswa berkisar antar 7090. Hal itu ditunjukkan oleh hasil dari nilai siswa pada sola yang diberikan, pada siklus I masih banyak siswa yang mendapat nilai 35-40, sedangkan pada siklus 2 yang memiliki nilai pada rentang 95-100, dan tidak ada siswa yang memiliki nilai 50.
Diagram 4.2 Basil Angket Siswa Siklns I dan Siklus II 75 ~
-"~ ~
Ill
70 65
Ci)
OSiklus I !!liSiklus II
c: 60 0
c..
Ill
~
55 50
2
1 lndikator Ket:
Indil;ator I: Pendapat siswa mengenai metO!le
pembe!ajimm
generatif Indikator 2: Pendapat siswa mengenai pemahaman konsep larutan penyangga
Peningkatan pemahaman siswa didukung oleh pendapat siswa melalui angket, yang menunjukkan keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran dengan metode generatif ini yang awalnya siswa masih enggan mengikuti alur pembelajaran. Hal demikian diikuti dengan pengamatan observer pada setiap kegiatan siswa mengikuti pembelajaran generatif di kelas. Angket yang diberikan setiap akhir siklus dan pengamatan terhadap siswa membantu guru untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi atau belum, kalau belum apa sebabnya. Data-data tersebut melengkapi kekurangan instrumen soal yang merupakan instrumen utama dalam penelitian ini.
96
dalam memahami konsep-konsep kimia, kreativitas siswa lebih terlihat, dan interaksi antar sesama teman berjalan lebih hidup. E. Pembahasan Temuan Penelitian
Pada siklus 1, aktivitas belajar siswa sudah berlangsung cukup baik. Beberapa aktivitas belajar siswa masih perlu ditingkatkan. Kebiasaan belajar siswa ketika menggunakan metode ceramah mewarnai aktivitas belajar siswa pada siklus I, yakni mereka lebih banyak mendengarkan dan mencatat. Dengan penerapan partisipatif pada siklus 2, aktivitas belajar siswa mulai meningkat. Kerjasama dan interaksi belajar siswa lebih baik. Hal ini disebabkan oleh beberpa ha!, diantaranya: I. Pada siklus I memberikan kondisi pembelajaran pada s1swa sehingga
siswa terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan. 2. Pendekatan partisipatif yang diterapkan mampu membina hubungan humanis antara guru dan siswa, begitu juga siswa dan siswa. Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme Berbasis Generatif mampu meningkatkan semangat siswa. Pembelajaran ini memberikan indikasi bahwa siswa masuk ke dalam kelas bukanlah sebagai anak dengan "kepala kosong", namun mereka telah memiliki gagasan yang telah tersimpan dalam memori di kepalanya atas dasar pengetahuan yang mereka peroleh sebelumnya. Dengan pemberian banyak masalah yang berbentuk soal, siswa dapat mengaplikasikan teori konsep pada bentuk soal. Hal ini sangat dibutuhkan agar siswa dapat menghubungkan konsep satu dengan konsep lainnya. Ditambah kegiatan praktikum, konsep siswa mengenai larutan penyangga semakin
kuat.
Karena siswa dapat
melihat,
mengapresiasikan,
menyimpulkan materi larutan penyangga dengan cara yang bervariasi.
dan
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan temuan-temuan yang telah diuraikan pada bab IV, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa berdasarkan siklussiklus dan metode-metode yang telah dilalui dapat terlihatnya meningkatnya pemahaman siswa melalui proses pembelajaran generatif ha! ini dapat dilihat dari basil angket, wawancara, observasi, dan tes basil belajar yang telah dilakukan peneliti.
Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
meningkatkan pemahaman siswa dan agar basil yang diperoleh mencapai target peningkatan, peneliti melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut : 1. Pada pembelajaran generatif ini, peneliti menerapkan pembelajaran aktif.
Strategi yang dilakukan adalah dengan diskusi antar kelompok setiap pembelajaran dan
beberapa praktikum pada materi
yang
dapat
dipraktikumkan. Hal ini ditujukan untuk merubah suasana pembelajaran menjadi lebih aktif dan menarik. 2. Mengenalkan kepada siswa alat atau bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum dalam penelitian dan memberikan contoh cara penggunaannya. Dengan begitu siswa tidak canggung lagi dalam melakukan kegiatan praktikum. 3. Mengadakan diskusi kelompok pada setiap masalah yang diberikan guru. Hal ini bertujuan agar siswa mampu bekerjasama mencari solusi tersebut sehingga mampu membangun sendiri konsep materi larutan penyangga. Dengan
begitu
suasana
kelas
tidak
pasif dan
siswa
mampu
mengungkapkan opininya masing-masing. 4. Mengoptimalkan kerja kelompok dengan cara membagi tugas setiap individu dalam kelompok. Hal ini ditujukan agar masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab sendiri dan tidak saling mengandalkan, dengan begitu siswa dapat mengikuti proses belajar dengan baik.
98
5. Mendatangi tiap kelompok untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam kegiatan diskusi maupun praktikum. Hal ini ditujukan agar siswa berani mengungkapkan pendapatnya didepan umum. Dengan melakukan tindakan-tindakan· tersebut diatas maka diperoleh hasil yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan pemahaman pembelajaran siswa. Selain pemahaman siswa yang meningkat, proses belajar mengajar pun semakin baik. Hal ini dikarenakan pembelajaran generatif dapat menumbuhkan keaktifan siswa, nilai rata-rata siswa dari 58,76 menjadi 75,8 dan dari hasil wawancara, siswa merespon dengan baik pembelajaran yang menggunakan pembelajaran ini. Menurut mereka, dengan pembelajaran generatif ini, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Berdasarkan kesimpulan di atas maka secara umum dapat dikatakan penelitian ini dianggap telah berhasil, karena telah mencapai kriteria indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan, maka penulis ingin menyumbangkan pemikiran, yaitu: I. Untuk membuat siswa lebih aktif dan kreatif seorang guru sebaiknya mencoba menggunakan model pembelajaran generatif dalam pembelajaran kimia di kelas. 2. Dianjurkan kepada guru kimia menggunakan metode generatif dalam kegiatan
pembelajaran,
karena
metode
m1
cukup
membantu
mengembangkan pengetahuan siswa. 3.
Mengingat penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas XI IPA MAS As-Syafi'iyah Tebet 01, untuk itu perlu dilakukan penelitian serupa terhadap siswa yang memiliki karakteristik berbeda. Selain itu dapat dicoba penelitian serupa untuk mata pelajaran yang lain, misalnya diterapkan pada pelajaran fisika dan biologi.
DAFTAR PUSTAKA Abuddin Nata, Filsqfai Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005. Arikunto, Suharsimi, Dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002)., ha! 144 . . Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002. Arsyid, Syaiful B. "Pengembangan Model Be/ajar Generatif Untuk Memperbaiki Misko11sepsi Mahasiswa Tentang Konsep Mekanika" dalam Laporan Penelitian, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak, 2002. Esvandiari, Jago Kimia SMU, Jakarta: Puspa Swara, 2004. Feronika, Tonih, dick Evaluasi Pendidikan Pe11gemba11gan Evaluasi Produk Pembelajaran Kimia, Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan U1N SyarifHidayatullah, Jakarta. Generative Learning Group, "Generative Learning", http://www.generative.com. Ghazali, H. A Syukur. "Menciptakan Li11gku11ga11 yang Kontruktivistik Bagi Pembelajaran Bahasa", dalam Jumal Pendidikan dan Pembelajaran, Tahun 16 No. 1, 2003. Glover, Derek, Dkk. Memperbaiki Pembelajaran Praktik Projesional di Sekolah Menengah, Jakarta: PT Grasindo, 2005. Guru, "PembelajaranKonstuktivistik ",http ://suci ptoardi. word press. com/2007I1210 4/48/, l Juli, 2008.
"Pembelajaran Matematika Menurut Teori Be/ajar Konstruktivisme "dalam Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, No. 040, Tahun ke-8, November 2002. Ibrahim, R. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003. Hamzah,
Katu."PembelajaranGeneratij'',http://nasaui.ited.uidaho.edu!nasasparkldatashar.h tm, 28 Feb, 2008.
100
Kembang,
Tumbuh.
"Konstruktivisme Dalam Pembelajaran ke Depan",
http://tmnbuhkembang, blogspotcom/2007/08/konstruktivismedalampembelajamn-ke.html,
l Juli, 2008. Khoiruddin,
M.
"Konstruktivisme
Dalam
Strategi
Pembelajaran",
http://www.google.eo.id/search?hl=id&b:=lang id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mo zilla:enUS:official&hs= lxJ&q=oembelaiaran+konstruktivisme&start=1O&sa=N, 1 Juli,
2008. Mahayukti, Ayu. "Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan Metode PQ4R Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II B SLIP Laboratorium /KIP Ngeri Singaraja" ,Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja; Jurnal Pendidikan dan Pengajaran ISSN 0215-8250 No. 1 TR XXXVI Januari 2003. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Mulyana, E Hendri. "Pengaruh lmplementasi Model Pembelqjaran Konstruktivisme Altematif Terhadap Perubahan Konseptual dan Keterampilan llmiah Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Konsep Dasar IPA", dalam Laporan Hasil Penelitian: PGSD UPP3 Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, 200L Munasprianto Ramli, "Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Metode Konstruktivisme ", Jakarta: Metamorfosa, VoL 1 No 2, Oktober 2006. Pendidikan Nasional Sebagai Wahana Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membangun Peradaban Negara Bangsa (Sebuah Usaha Memahami UUD' 45), Jakarta: Center for Information and National Policy Studies, 2000. Purba, Michael. Kimia untuk SMA Ke/as XI, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002. Redhana, I Wayan, Dkk. "Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Dasar IF', Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran No. I TH XXXVI, 2003. Ritchie, dkk, "Effectiveness of Two Generative Learning Strategies Jn The ScienceClassroom ",http://findarticles.com/p/articles/mi_ qa3667/is_200002/ ai_n8885516/pg_6?tag=artBody;col l. Rohadi, Nyoman. "Penyusunan Bahan Ajar Terpadu Remediasi Menerapkan Model Genera/if Untuk Mengatasi Kenda/a Kognitif Fisiska SLTP di Propinsi Bengkulu '', dalam Laporan Penelitian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu, 9 April 2002.
101
Rustaman, Nuryani Y, Dkk. Strategi Bek.ljar Mengajar Biologi, Surabaya: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press), cet 1, 2005. Sastrawijaya, A. Tresna. Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991. Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000. Suherman, H. Erman, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UPI. Susilowati, Endang, dkk. "Pengembangan Pembelajaran Kimia Menggunakan Pendekatan Siklus Be/ajar dengan Model 5-E untuk MEningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep Kesetimbangan Fase" dalam Laporan Penelitian di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, No: 371/P4T/DPPM!ARSC-LPTKN/2003. The Maryland Virtual High School of Sciense and Mathematics, "5 E's Lesson Components" , http://mvhsl.mbhs.edu/mvhsproj/leamingcycle/lcmodel.html, 29 Maret, 2007. Tika, I Ketut. "Model Be/ajar Generatif Sebagai Alternatif Perbaikan Kesalahan Konsepsi dalam Perkuliahan Fisika Dasar Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA STKIP Singaraja" dalam Jumal Pendidikan dan Kebudayaan Aneka Widya, No. 3 Th XXXIV, Juli 2001, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Undang-Undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Undang-undang Republik Indonesia no. 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004. Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007. Vogel, Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro , Jakarta; PT. Kalman Media Pustaka, 1990. Wahyudi, "Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Aiateri Pembelqjaran IPA", Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 036, Tahun ke-8, Mei 2002.
102
Widodo, Ari. "Konstruktivisme dan Pembelajaran Sains '', Jakarta: Jurnal Pendidikan clan Kebudayaan, No. 064, Tahun ke-13, Januari 2007. Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Wittrock, "Active dan Generative Teaching", http://education.calumet.purdue.edu/vockell/edpsybook/Edpsy2/edpsy2 acti ve.htm, 16 Nov, 2007. Workshop PTK SMA Negeri 8 Surabaya, "Penelitian Tindakan Kelas" http://www.whandi.net/?pilih=new&aksi=lihat&id=66, 13 April, 2007.
_ _"Strategi Pembelajaran Generatij", www.geocities.com/norizan 2000/Strategi Pembelajaran Generatifhtm, 20 Mei, 2008.
_ _"What is Adaptive Learning v.s Generative Learning'', http://education.calumet.purdue.edu/vockell!Edpsybook/Edpsy2/edpsy2.acti ve.htm, 20 Mei 2008.
_ _"Constructivism and the Five E's", http://www. constructivisme/expo. expo. edu. ph/pinatubo/page4 .html, 20 Mei, 2008.
_ _"Important People in the Development of the Theory of Constructivism", http://www.constructivisme.com/chd.gse.gme.edu/immersion/konwledgebas e/index.htm, 20 Mei, 2008.
_ _."Konstruktivisme dan Pembelajaran'', http://djokoawcollection.blogspot.com/2007/l l/penelitiantindakankelas.html 1 Juli, 2008.
- - · "Pembelajaran Generatif Katu ", http://nasaui.ited.uidaho.edu/nasapark/datashar.htm, 1 Juli 2008.
_ _"Pembelajaran Konstruktivisme ",
.
http://gurubeasiswa.blogspot.com/2007/12/pembelajaranmatematikadenganteori.html,
I Juli, 2008.
mpiran 1 SILABUS
1a Sekolah : Madrasah Aliyah As-Syafi 'iyah 0 I 1 Pelajaran : KIMIA s/Sernester : XI/2 dar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, rnetode pengukuran, dan terapannya rnsi Waktu : 2 x 45 menit 1petensi dasar leskripsi ifat larutan mggadan an larutan mgga dalam tmakhluk
Materi Pernbelaiaran • Larutan penyangga
•pH larutan penyangga
• Fnngsi larutan penyangga
Kegiatan Pembelajaran • Merancang dan rnelakukan percobaan untuk rnenganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratoriurn. • Menyirnpulkan sifat larutan penyangga dan bukan penyangga. • Menghitung pH atau pOH larutan penyangga rnelalui diskusi. • Melalui diskusi kelas menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam 1tubuh makhlnk .nidup
Indikator
©
Penilaian
• Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.
• J~nis tggihan Tngas individu Tugas kelornpok Ulangan
• Menghitung pH atau pOH larutan penyangga
• Bentuk instrurnen Petformans(kinerja dan sikap) , laporan tertulis, Tes tertulis
• Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau dengan pengenceran
Alokasi Waktu 8jam
Surnber/ bahan/alat • Surnber Buku kirnia • Bahan Lembar kerja,
Bahan/ alat w1tuk praktek
• Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalarn tubuh makhlnk hidup
~
0
w
104
Lampiran 2 RANCANGANPERENCANAANPEMBELAJARAN
,,
Mata Pelajaran
: Kimia
Materi Pokok
: Larutan Penyangga
Sub Materi
: Pengertian Larutan Penyangga dan Komponen dan Cara Kerja
Larutan Penyangga. Kelas/Semester
: XI IPA/genap
Pertemuan ke
:1
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran suatu terapannya.
KOMPETENSI DASAR Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR Menghitung pH atau pOH Iarutan penyangga dengan menggunakan pnns1p kesetimbangan.
ASPEK PEMAHAMAN Menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkaskan, mengambil kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.
A. Tujuan Pembelajaran
: Mempelajari sifat larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa atau pengenceran.
B. Materi Pembelajaran
: Larutan Penyangga
105
C. Langkah Kerja/ Pembelajaran : Kegiatan Belajar Mengajar
Tahapan
Guru Aktif Pendahuluan
Waktu Siswa Aktif
Guru mengabsensi siswa
Siswa mengamati
yang hadir.
absensi dan penjelasan
5'
dari guru. Guru memberikan apersepsi
10'
tentang pokok bahasan yang ada kaitannya dengan materi.
Guru menyampaikan tujuan
10'
pelajaran dan mengulas sedikit materi pelaj aran yang lalu.
5'
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar tertarik untuk mempelajari materi yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti
Fase Orientasi Guru memberikan sedikit
Siswa bersiap~siap
pertanyaan berkaitan dengan
mencari jawaban.
5'
materi yang lalu.
Fase Aktivasi
Guru membagi siswa dalam
Siswa berkelompok
beberapa kelompok.
sesuai dengan yang telah ditentukan.
5'
106
Guru membagikan tugas
Siswa berdiskusi
pada setiap kelompok untuk
dengan kelompok
didiskusikan bersama.
masing-masing tentang
20'
tugas yang telah diberikan.
Fase Peni/aian 20'
Penutup
D.
Guru membimbing
Setiap kelompok
persentasi oleh masing-
mempersiapkan basil
masing kelompok.
persentasinya.
Fase Perluasan
Guru memberikan
Siswa berinsiatif
kesimpulan dari materi yang
menyimpulkan materi
dipelajari hari itu.
yang tel ah diaj arkan.
10'
Sumber belajar : ./ Buku kimia ./ Jumal Internet
E . Penilaian: ./ Afektif ./ Kognitif ./ Psikomotor
Guru Bidang Studi Siswa
Peneliti
107
RANCANGANPERENCANAANPEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Kimia
Materi Pokok
: Larutan Penyangga
Sub Materi
: Larutan Penyangga Asam Dan Basa
Kelas/Semester
: XIIPA/2
Pertemuan ke
:2
Alokasi Waktu
: 2x45
STANDAR KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk meajelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran.
ASPEK PEMAHAMAN Menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkaskan, mengambil kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.
A. Tujuan Pembelajaran
:Mempelajari sifat larutan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran. B. Materi Pembelajaran
: Larutan Penyangga
109
Fase Penilaian
Siswa
Guru membimbing siswa
mempersiapkan
mempresentasikan hasil
kelompoknya untuk
diskusi dari setiap
mendapatkan giliran
kelompok.
menjelaskan hasil
20'
diskusi. Penutup
Fase Perluasan Guru memberikan
Siswa mendengarkan
kesempatan pada setiap
ringkasan dari guru
kelompok untuk saling
dan berinisiatif untuk
bertanya.
mengungkapkan
Guru meringkaskan materi
pendapatnya tentang
yang barn saja dijelaskan
sekitar masalah yang
atau membimbing murid
berkaitan dengan
untuk menyammpaikan
yang barn saja
ringkasannya dengan j elas.
diajarkan.
10'
10'
D. Sumber belajar ,/
Buku kimia
,/
Jurnal internet
E. Penilaian: ,/
Afektif
,/
Kognitif
,/
Psikomotor
Guru bidang studi siswa
Peneliti
110
RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/ semester
: XIIPA/2
Materi Pokok
: Larutan Penyangga
Sub Materi
: Menghitung pH Larutan Penyangga
Pertemuan ke
:3
Alokasi waktu
: 2 x45 menit
STANDAR KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR Menyimpulkan
pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan basil
pengukuran.
ASPEK PEMAHAMAN Menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkaskan, mengambil kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.
A. Tujuan Pembelajaran
:Mempelajari sifat larutan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran. B. Materi Pembelajaran
: Larutan Penyangga
111
C. Langkah Pembelajaran No
1
Langkah
Kegiatan belajar mengajar
pembelajaran
Guru aktif
Siswa aktif
Pendahuluan
Guru mengabsensi siswa
Siswa
dilanjutkan dengan
memperhatikan
menyampaikan tujuan
absensi siswa dan
pembelajaran dan
memahami tujuan
mengulas sedikit materi
dari pembelajaran
pelajaran lalu.
dan materi yang lalu
Guru memberikan
Siswa
apersepsi tentang pokok
memperhatikan
bahasan yang ada
dengan baik apa yang
kaitannya.
telah dijelaskan oleh
Guru memberikan
Alokasi waktu
5'
5'
guru.
motivasi kepada siswa
Siswa termotivasi
agar tertarik untuk
untuk mengetahui
mempelajari materi yang
lebih dalam materi
akan diberikan dengan
mi.
5'
cara memberikan manfaat serta tujuan mempelajari materi tersebut.
Fase Orientasi 2.
Kegiatan inti
Siswa menjawab.
5'
Guru membagi siswa
Siswa berkelompok
5'
dalam beberapa
sesuai yang
1....... 1............ _ .... 1~
_1: _____ __ ,_t_t
Guru memberi pertanyaan mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya.
~
112
Fase Aktivasi
Guru memberikan tugas
Siswa mendiskusikan
untuk dikerjakan
tugas yang diberikan
bersama-sama.
guru.
20'
Fase Penilaian
Guru membimbing siswa
Siswa
untuk mendiskusikan
mempresentasikan
tugas yang diberikan
hasil dari tugas
guru.
tersebut.
20
Fase Perluasan 3.
Penutup
Guru membimbing siswa
Siswa berinisiatif
mempresentasikan basil
meringkaskan materi
tugasnya.
yang telah diajarkan.
Guru memberikan
10'
ringkasan yang tepat. D. Sumber belajar ,/
Buku kimia
,/
Jurnal internet
E. Penilaian: ,/
Afektif
,/
Kognitif
,/
Psikomotor
Guru bidang studi
15'
Peneliti
113
RANCANGANPERENCANAANPEMBELAJARAN
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: XIIPN2
Materi Pokok
: Larutan Penyangga
Sub Materi
: Menghitung pH Larutan Penyangga
Pertemuan ke
:4
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI
Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR
Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR
Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan pnnstp kesetimbangan. Merancang dan melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium.
ASPEK PEMAHAMAN
Menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkaskan, mengambil kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.
A.
Tujuan Pembelajaran
:Mempelajari sifat larutan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran. B.
Materi Pembelajaran
: Larutan Penyangga
114
C. No
Langkah Pembelajaran Langkah
Kegiatan belajar mengajar -
pembelajaran 1
Pendahuluan
Alokasi
. -··--
Guru aktif
Siswa aktif
Guru mengabsensi siswa
Siswa
dilanjutkan dengan
memperhatikan
menyampaikan tujuan
absensi siswa dan
pembelajaran dan
memahami tujuan
mengulas sedikit materi
dari pembelajaran
pelajaran lalu.
dan materi yang lalu
Guru memberikan
Siswa
apersepsi tentang pokok
memperhatikan
bahasan yang ada
dengan baik apa yang
kaitannya.
telah dijelaskan oleh
waktu
5'
5'
guru.
Guru memberikan
Siswa termotivasi
motivasi kepada siswa
untuk mengetahui
agar tertarik untuk
lebih dalam materi
mempelajari materi yang
mt.
5'
akan diberikan dengan cara memberikan manfaat serta tujuan mempelajari materi tersebut.
2.
Kegiatan inti
F'ase Orientasi Guru menjelaskan
Siswa
prosedur dari praktikum.
mempersiapkan segala yang diperlukan untuk
....
5'
115
Guru membagi siswa
Siswa berkelompok
dalam beberapa
sesuai yang
kelompok.
diperintahkan guru.
Guru membimbing siswa
Siswa bekerjasama
melakukan praktikum
dalam praktikum.
5'
40'
sesuai prosedur.
Fase Penilaian Guru membimbing siswa
Siswa
mempresentasikan hasil
mempresentasikan
praktikum.
hasil dari tugas
15'
tersebut.
3.
Penutup
Fase Perluasan Guru memberikan
Siswa berinisiatif
ringkasan yang tepat.
meringkaskan materi yang telah diaj arkan.
D. Sumber belajar ./ Buku kimia ./ Jurnal internet
E. Penilaian: ./ Afektif ./ Kognitif ./ Psikomotor
Guru bidang studi
Peneliti
10'
116
RANCANGANPERENCANAANPEMBELAJARAN
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/ semester
: XIIPN2
Materi Pokok
: Larutan Penyangga
Sub Materi
: Menghitung pH Larutan Penyangga
Pertemuan ke
:5
Alokasi waktu
: 2 x45 menit
STANDAR KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR Menyelidiki sifat larutan penyangga dan menerapkannya untuk menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR Merancang dan melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium.
ASPEK PEMAHAMAN Menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkaskan, mengambil kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.
A.
Tujuan Pembelajaran
: Mempelajari sifat larutan penyangga pada
penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran. B.
Materi Pembelajaran
: Larutan Penyangga
117
C. No
Langkah Pembelajaran Langkah
Kegiatan belajar mengajar ..•
1
-
Alokasi waktu
-----··-
pembelajaran
Guru aktif
Siswa aktif
Pendahuluan
Guru mengabsensi
Siswa
siswa dilanjutkan
memperhatikan
dengan
absensi siswa dan
menyampaikan
memahami tujuan
tujuan pembelajaran
dari pembelajaran
dan mengulas
dan materi yang lalu
5'
sedikit materi pelaj aran Ialu.
Guru memberikan
Siswa
apersepsi tentang
memperhatikan
pokok bahasan yang
dengan baik apa
ada kaitannya.
yang telah
5'
dijelaskan oleh
guru. Guru memberikan
Siswa termotivasi
motivasi kepada
untuk mengetahui
siswa agar tertarik
lebih dalam materi
untuk mempelajari
ini.
5'
materi yang akan diberikan dengan cara memberikan manfaat serta tujuan mempelajari materi tersebut.
2.
Kegiatan inti
Fase Orientasi
Siswa
Guru menjelaskan
mempersiapkan
T\t"A<".o...1,,,.
...ln..-:
......... ~ ..... 1- - - - - -
5'
118
praktikum.
diperlukan untuk praktikum.
Guru membagi
Siswa berkelompok
siswadalam
sesuai yang
beberapa kelompok.
diperintahkan guru.
Guru membimbing
Siswa bekerjasama
siswa melakukan
dalam praktikum.
5'
40'
praktikum sesuai prosedur.
Fase Penilaian
Siswa
Guru membimbing
mempresentasikan
siswa
basil dari tugas
mempresentasikan
tersebut.
15'
basil praktikum.
Fase Perluasan Guru memberikan ringkasan yang
3.
Penutup
tepat.
Siswa berinisiatif meringkaskan materi yang telab diajarkan.
D.
Sumber belaJar ../ Buku kimia ../ Jumal internet
E.
Penilaian: ../ Afektif ../ Kognitif ../ Psikomotor
Guru bidang studi
Peneliti
10'
119
Lampiran 3 KISl-KISI SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS 1
Pokok Bahasan
Aspek Kognitif
Proporsi
Indikator C4
Jml
%
4*,8,10, 14*.
13*, 12, 11.
5
50
9
5*, 3
15*
2
20
I
2
6
3
30
3
2
6
10
100
Cl
C2
7
Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran. Menyimpulkan pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan hasil pengukuran.
Menghitung pH atau pOH larutan lkatan penyangga dengan menggunakan Kimia prinsip kesetimbangan.
Jumlah
C3
4
Ket : • soal yang tidak valid.
KISl-KISI SOAL ESSAY SIKLUS 1
Pokok Bahasan
Aspek Kognitif
Indikator
Jml
%
1
20
4
1
20
1,2
3
3
60
2
2
5
100
CI
C2
Menghitung pH atau pOH larutan Ikatan penyangga dengan menggunakan Kimia prinsip kesetimbangan.
Jnmlah
C3
5
Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran. Menyimpulkan pengertian dan peranan larutan penyangga berdasarkan hasil pengukuran.
Proporsi
1
C4
120
Lampiran 4 TES AKHffi LARUTAN PENYANGGA SIKLUS 1
1. Pertanyaan berikut benar tentang larutan penyangga, kecuali ... a. Memiliki pH yang konstan b. pH-nya tidak dipengaruhi oleh pengenceran c. pH-nya tidak dipengaruhi kadar C02 di udara d. dapat dibuat dengan mencampur asam lemah dengan basa e. pH-nya selalu sama dengan pKa dan pKb 2. Salah satu contoh larutan penyangga adalah larutan yang mengandung
campuran ... a. NaOH dan HCI b. NaOH dan NaCl c. NRiOH dan HCl d. CH3COOH dan CH3COOK e. HCOOH dan NaCl 3. Berikut ini tabel percobaan penambahan asam atau basa terhadap 1 liter
campuran. Campurau
Zat yaug Ditambahkau
Perubahau pH
I
10 mL NaOH 0,1 M
3
II
10 mL HCI 0,1 M
4
III
10 mL HCl 0,1 M
2
IV
10 mL NaOH 0,1 M
4
v
10 mL HCl 0,1 M
0,1
Dan data dt atas campuran yang merupakan larutan penyangga adalah ...
a. I b. II c.
III
d. IV
e. V 4. Larutan NaCN dapat menjadi larutan penyangga bila dicampur dengan larutan ..... .
121
a. HCN b. H2S04 c. NaOH d. NaCH3COOH e. HCI 5. Campuran asam lemah dengan basa kuat dapat membentuk penyangga bila ..... a. Jumlah mo! basa kuatnya bersisa b. Jumlah mo! asam lemahnya bersisa c. Tidak ada yang bersisa d. Dua-duanya bersisa e. Salah semua 6. Ke dalam 100 mL larutan penyangga yang pH-nya 4 ditambah 20 mL air pHnya menjadi ... a. 9,25 b. 8,25 c. 7,25 d. II e.
IO
7. I 00 mL CH3COOH 0, I M dengan 50 mL larutan NaOH 0, I M dapat membentuk larutan penyangga karena ... a. Basa dan asamnya bersifat kuat b. Basa dan asamnya bersifat lemah c. Asamnya bersisa denganjumlah 5 mmol d. Asamnya bersisa denganjumlah 10 mmol e. Basanya bersifat lemah 8. Meskipun ditambah sedikit asam kuat atau basa kuat juga diencerkan, pH larutan penyangga relatif... a. berubah b. tetap c. tidak stabil d. lebih asam
122
9. Di antara larutan-larutan berikut yang mempunyai pH lebih besar dari 7 adalah ... a. KN03b. NaCl c. NH4Cl d. Na2C03 e. Fe2S04 10. Manakah larutan yang mempunyai pH paling tinggi? a. Na2S040,1 M b. NaCl 0,1 M c. NH4Cl 0,1 M d.
N~Cl
0,1 M
e. CH3COON 0, 1 M
ESSAY. 1. Apa yang dimaksud dengan larutan buffer atau larutan penyangga?
2. Ada berapa macam larutan penyangga? Sebutkan dan berikan masingmasing dua contoh!
3. Mengapa campuran berikut dapat menghasilkan larutan penyangga? a. 20 cm3 HCN 0, 1 M + 20 cm3 KCN 0,2 M b. 20 cm3 H 2S04 0,1M+20 cm3 NH40H 0,5 M
4.
Suatu larutan terdiri atas campuran 100 mL CH3COOH 0,1 M dalam tabung reaksi Adan larutan 50 mL NaOH 0, 1 M dalam tabung reaksi B. a. Berapakah pH larutan penyangga di atas? b. Bagaimana pH larutan bila masing-masing ditambah sedikit basa kuat?
5. Hitunglah pH larutan yang terdiri dari 50 mL asam asetat dengan 50 mL larutan natrium asetat yang masing-masing mempunyai konsentrasi 0,1 M. Ka= 1,75 x 105 .
123
Lampiran 5 KUNCIJAWABANSIKLUS 1
Pilihan Ganda 1. e
2. d 3. e 4. a
5. b 6. c 7. c
8. b 9. d
10.e Essay 1. Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar adalah larutan yang mampu mempertahankan pH pada penambahan sedikit asam, sedikit basa atau air (pengenceran). 2. Larutan penyangga mengandung:
a. Penyangga asam I bzif.fer asam: •:• Campuran asam lemah dengan garamnya contoh: CH3COOH dan CH3COONa atau
•!• Campuran asam lemah dengan basa kuat (syarat : mol asam lemah lebih besar dari mol basa kuat). b. Penyangga basa I buffer basa :
•!• Campuran basa lemah dengan garamnya, contoh : NRiOH dan NRiCI atau
•!• Campuran basa lemah dengan asam kuat (syarat : mol basa lemah lebih besar dari mol asam kuat).
3. Larutan di bawah ini merupakan penyangga: a. 20 cm3 HCN 0, 1 M + 20 cm3 KCN 0,2 M Larutan di atas merupakan larutan penyangga karena HCN termasuk asam lemah sedangkan KOH merupakan basa kuat. b. 20 cm3 H2S04 0,1M+20 cm3 NRiOH 0,5 M Larutan di atas merupakan larutan penyangga karena NRiOH memounvai sisa
124 4. pH larutan adalah : a. mol CH3CQOH = 100 ml x 0,1M=10 mo! mo! NaOH= 50 ml x 0,1M=5 mo!
CH3COOH +
NaOH
Mula
10
5
Reaksi
5
5
5
5
Sisa
5
0
5
5
[H+ }=Ka
~::]
[H+ ]=10-5
2 5
pH=5 b. Jika asam asetat ditambah sedikit basa kuat maka pH akan berubah menjadi penyangga basa. Jika NaOH ditambah basa maka pH akan semakin basa.
5. pH larutan tersebut adalah: Mo! CH3COOH = 50 ml x 0, 1 M = 5 mo! Mo! C}LCOONa = 50 ml x 0,1 M = 5 mo! [H+ ]=Ka. [asamJ (garamJ [H+
]= 1,75.25
(H+ }= 1,75 pH= 5 - log 1, 75 = 4, 76
125
Lampiran 6 KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA SIKLUS 2 Pokok Bahasan
Aspek Kognitif
lndikator CI Menghinmg pH atan pOH larntan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan.
Merancang dan melaknkan percobaan lkatan nntuk menganalisis larntan l*,2,7 Kimia penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium. Melalui diskusi kelas menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk nidup Jumlah
Proporsi
C2
C3
C4
Jumlah
%
4,8,10, 15
11
12,13* 14
7
70
3*
5*
2
20
I
IO
IO
!00
6,9* 4
I
5
4
Ket : * soal yang tidak valid.
KISI-KISI SOAL ESSAYSIKLUS 2 Pokok Bahasan
Indikator
Aspek Kognitif CI
Menghitung pH atau pOH larutan Ikatan penyangga dengan menggnnakan Kimia prinsip kesetimbangan. Merancang dan melakukan percobaan untuk menganalisis larntan penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium. Melalui diskusi kelas menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Jmnla11
C3
2
5
2
40
4
2
40
l
20
5
100
l
3 l
2
2
C4
Proporsi Jumlah %
C2
126
Lampiran 7 TES AKHIR LARUTAN PENYANGGA SIKLUS II
1. Larutan-larutan di bawah ini akan menghasilkan larutan buffer jika dicampurkan, kecuali ... a. NaOH dan HCI b. NaOH dan CH3COOH c. HCI dan NH3 d. NaOH dan NaH2P04 e. Al(OH)2 dan HCOOH 2. Larutan 25 mL CH3COOH 0,2 M (Ka= 1 x 10-5 ) dicampurkan dengan 25 mL NaOH 0,1 M, maka harga pH larutan yang terjadi adalah .... a. 2,0 b. 2,5
c. 3,0 d. 5,0 e. 6,0 3. Larutan CH3C00Na dapat menjadi larutan penyangga bila dicampur dengan
larutan ..... a. Cli3COOH b. NaOH c. NaCl d. NaCN e. HCI 4. Campuran asam lemah dengan basa kuat dapat membentuk penyangga
bila .... a. Jumlah mo! basa kuatnya bersisa b. Jumlah mo! asam lemahnya bersisa c. Tidak ada yang bersisa d. Dua-duanya bersisa e. Tidak ada jawaban yang benar 5. JOO mL CH3COOH 0,1Mdengan50 mL NaOH 0,1 M dapat membentuk larutan penvamnia bir<"n~
127
b. Basa dan asamnya bersifat lemah c. Asarnnya bersisa dengan jumlah 5 mmol d. Asamnya bersifat denganjumlah 10 mmol e. Asam dan basanya bersisa 5 mrnol 6. Ke dalam 50 mL larutan NaH2P04 0,2 M ditambahkan larutan 50 mL NaOH 0, 1 M, berapakah pH larutan penyangga tersebut. ... (Ka= 6,3 x !0-8)
a. 8 - log 6,3 b. 8 +log 6,3 c. 9-log 6,3 d. 9 +log 6,3 e.
11 + log 6,3
7. Perbandingan volume CH3 COOH 0, 1 M (Ka= 10-5 ) NaOH 0, 1 M yang harus dicampurkan untuk membuat larutan buffer dengan pH 6 ialah ... a.
2: 1
b. 11 : 1 c. 1: 10 d. 11 : 10
e. 10: I 8. Untuk membuat larutan penyangga yang mempunyai pH= 4 ke dalam I 00 ml CH:iCOOH 0,5 M (Ka= 10"5) hams ditambah larutan CH3C00Na 0,5 sebanyak...
a. 100 ml b. 50 ml c. 10 ml
d. 5 ml e.
1 ml
9. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH 5, maka ke dalam 40 ml 5
larutan 0,1 M asam asetat (Ka= 10" ) harus ditambahkan larutan NaOH 0,2 M sebanyak:
a. 10 ml b. 20ml f'.
1.f\ ........ 1
128
e. 50 ml 10. Jika 0,2 mo! CH3COOH (Ka= 10·5 ) dan 0,2 mo! CH3COONa dilarutkan dalam I liter. Larutan ini mempunyai pH ....
a. 3 b. 4 c.
5
d. 6 e. 7
ESSAY I. Sebanyak JOO mL larutan CH3COOH 0,2 M dicampur dengan 100 mL larutan NaOH 0,1 M. a. Tentukan pH larutan-larutan itu sebelum dicampurkan b. Tentukan pH Jarutan-Jarutan itu sesudah dicarnpurkan (Ka CH3COOH =
10"5)
2. Berapa mL larutan CH3COOH 0,1 M harus ditambahkan kedalam 200
mL larutan CH3 C00Na 0, 1 M untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 5 (Ka CfuCOOH = 1o·5).
3. Tentukan pH larutan yang dibuat dengan mencampurkan 100 mL larutan
NH3 0,1Mdengan500 mL larutan NRiCI 0,1 M. (Kb NH3 = 1,8 x 10"5) 4. Sebutkan macam-macam cairan yang berfungsi sebagai larutan penyangga yang ada di tubuh kita!
5. Ke dalam 10 mL larutan 0, 1 M HCI ditambah 90 ml air pH larutan berubah menjadi berapa?
129
Lampiran 8 KUNCI JAWABAN SIKLUS II
Pilihan Ganda 1. a 2. d 3. b 4. b 5. c 6. a 7. c 8. c 9. a 10. c Essay I. pH larutan sebelum dan sesudah dicampurkan adalah : a. pH CH3COOH larutan sebelum dicampurkan [H+ ]=.Jr o-5 .2.10-• [H+ ]= 1,4.10-3 pH=3-logl,4 pH=2,85 pH NaOH sebelum dicampurkan 5
[Off]= 1. 10pOH=l pH= 13
b. pH larutan setelah dicampurkan mol CH3COOH = 100 ml x 0,2 M = 20 mmol mol NaOH = 100 ml x 0,1M=10 mmol
Mula
20
10
Reaksi
10
10
IO
10
Sisa
10
0
10
10
pH=5
130
2. Volume dari larutan CH3COOH yang dibutuhkan adalah: Mo! CH3COOH = x ml. 0,1M=0,1 x mmol Mo! CHJCOONa = 200 ml x 0,1 M = 20 mmol fH+ }=Ka. [asam) fgaram] _, =
.. 5 . 0, Ix 20 20= O,lx x =200ml
10
10
3. Cairan - cairan yang berfungsi sebagai larutan penyangga dalam tubuh :
a.
Cairan luar sel HP04. + W
~
H2Po4·
H2P04- +OK :;e4=:=1!:t b.
HP042· + H20
Cairan dalam sel H2C03 + OK
HC03. + H20
HC03. + W 1:•=~ro H2C03
4. pH larutan penyangga tersebut adalah: Mo! NH3 = 100 ml x 0,1 M =IO mmol Mo! ~Cl =500ml xO,I M=50 mmol
[oH-)=Ka.~~:J [oH-]= 1,s.10-s.!~ 50 6 (oH-]= 3,6.10pH =14-(6-log3,6)= 8,56 5. pH larutan penyangga tersebut adalah: M1. Vi =M2. V2 0,1 M. lOml =M2. lOOml
M = 10.0,1= 10_2 2 100
[H+ ]=x.M. [H+ )= 1.10-
2
Lampiran 9
131
VALIDITAS DAN REABILITAS UJI TES BELAJAR PILIHAN GANDA SIKLUS I NO
NAMA
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15 1
JML
1
ADAM.D
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
2
ADIB DANU
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
8
3
AGGIES
0
1
0
1
1
1 0
0 1
1 0
0 1 0
1
1 0
1 1 1
0
ALFIE .R 8
0 0 0
0
AJI .D.H
0 1 0
0
4 5
1 0 1
1 1
0 0
1 0
1 1
1 1
1 1 1
7 11 7
6
ALDJR
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
12
7 8
ANUGGRAH
0 1
1 1
1 1
0 0
0 0
0 0
1 1
0
0
0
1
1
10 ASTRID 11 DEBYTW 12 DEWIP 13 DIMASK.R 14 DWJN 15 ENDl.H 16 ERLANGGA 17 FADLI A 18 HANUM.H
0 0 0 0 0 1 0 1 1
1 1 1 0 1 1 0 0 1
1 1 0 1 0
1 1 1 0 0
0 1 1 0
1 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0
1 1 1
9 11
1
1 1 1
1 1
1
0 0 0
1 1
ARANITAD
1 1 1
1 1
9
0 1 1
1 1 1 0 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
1
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
1
1 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
1 1 1 1 0 1 0 1
1
ANNUR .l
19
HAPPYR
1
1
1
20
JOA YUN
1
0
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
!NORIS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0
1
0
1
1
0
0
0
INNAN KARIM .S KUNTUMC KURNJAW LUCKYP MADITO.M MAULANA.R MIGA THON MIRAA M.AJIA M. IQBAL
33 PUTRID 34 RISKANOVIA 35 RISKA Y !,
BUTIRSOAL
a
36
SAHNAZ
1
37 38
TIAR.S VIVID.M
1 0
39
WIJIW
0
40
YULIA D JUMLAH
p Q
Pi Qi Pi"Qi JUMLAH St
XI
0
a
0 1 1 0 0 1
0
a
1
1
0
0
1
25 25 15 0,63 0,38 0,23 268 1,75 9,93
31 31 9 0,78 0,23 0,17 320
23 24 16 0,6 0,4 0,24 254
•'
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0 0 0 1 1 0 1 1 0
1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0
a
a
0 0
1
1 1 1 1 1 1 1
0
1
1
0
0
1
0 1
0
0
1
0
1
0
1
1
0 30 30 10 0,75 0,25 0,19 317
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
12 3 18 30 36 12 3 18 30 36 28 37 22 10 4 0,3 0,08 0,45 0,75 0,9 0,7 0,93 0,55 0,25 0,1 0,21 0,07 0,25 0,19 0,09 121 31 192 311 397
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
1
10
1
11
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 11 8 8 9 13 7 11 9 11
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
10 12 11 10 11 8 11 11 11 12 9 12 11 11 11
0
0 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0
0
1
1
1
9
1
0
0
1
1
1
7
0
0
0
1
1
37 38 2 0,95 0,05 0,05 397
7
27 27
a
7
33 0,18 0,83 0,14 81
1
13 0,675 0,325 0,219 286
39 40 39 40 1 0 0,98 1 0,03 0 0,02 0 386 397
9
9 12
1
6
39 39
397
1 0,98 0,03 0,02 386
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 . 25
NAMA
1
2
3
6
7
8
9
10
0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0
1 1 0
1 1 1
1
1
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0
1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 31 31
1 23 23 17 0,58 0,43 0,24 1,16 168
0 18 18 22 0,45 0,55 0,25 0,9 137
1 30 30 10 0,75 0,25 0,19 1,73 213
1 36 36 4 0,9 0,1 0,09 3 246
0 30 30 10 0,75 0,25 0,19 1,73 210
0 37 37 3 0,93 0,08 O,o7 3,51 254
r-pbis
0 25 25 15 0,63 0,38 0,23 1,29 188 1,82 6,6 7,52 0,65
Kriteria
v
ADAM.D ADIB DANU AGGIES AJI .D.H ALFIE.RB ALDIR ANUGGRAH ANNUR .L ARANITAD ASTRID DEBYTW DEWIP DIMASK.R DWIN ENDl.H ERLANGGA FADLI A HANUM.H HAPPYR IDA YUN INDRIS INNAN KARIM.S KUNTUMC KURNIAW
26 LUCKYP 27 MADITO.M 28 MAULANA .R 29 MIGATHON 30 MIRAA 31 M.AJIA 32 M. IOBAL 33 PUTRID 34 RISKANOVIA 35 RISKA Y 36
Ku ad rat
BUTIRSOAL
SAHNAZ TIAR .S
37 38 VIVID.M 39 WIJIW
40 YULIA D JUMLAH
p Q
Pi Qi Pro; AkarPUQi Jumlah SI XI Xi
9 0,78 0,23 0,17 1,88 217
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 7 7 33 0,18 0,83 0,14 0,46 55
12 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0
v
v
v
\I
"
..
..
Skor
Total
7 5 3 7 3 9
49 25 9 49 9 81
6 8 8 7 7 4 5 6 9 4 7 6 8 7
36
9 8 7 8 5 7 8 8 9 6 8 8 9 8 5 6 8 4 4
64
64 49 49 16 25 36 81 16 49 36 64 49 81 64 49 64 25 49 64 64 81 36
64 64 81 64 25 36 64 16 16 9
0 3 27 264 1872 27 13 0,88 0,33 0,22 1,8 1,44 195
7,3 7,61 7,1 6,89 7 6,88 7,88 7,22 7 0,94 0,45 0,5 0,46 0,46 0,38 0,51 0,32 0,49
v
jml
..
132
133 Lampiran 10 VALIDITAS DAN REABILITAS HASIL UJI TES PILIHAN GANDA SIKLUS 2 NO
NAMA
BUTIRSOAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
JML
1 2
ADAM.D ADIB DANU
1 1
1 1
1 0
1 1
0 0
1 1
1 0
1 1
1 1
1 1
0 0
1 1
0 0
1 1
1 1
12 10
3
AGGIES
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
7
4 5
AJI .D.H
0 1
ANNUR .L
1 1
1 0 0
1 0
1 1 1 1
9 10 11
1 1
0 0 0 0 0
0 1 1
1 0
1 1 1 1 1
0 1 1
1 0
1 0 1 1 0
1 1 1
ANUGGRAH
1 0 0 0 0
0
ALDIR
1 1 1 1 0
1 1 1
7 8
1 1 1 1 1
0 0
6
1 1 1 1 1
0
1 1
12 6
9
ARANITA D
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18
ASTRID
0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 1 1 0 0
1 1 0 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 0 1
0
1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 10 8 10 6 10 11 10 7
19 HAPPYR
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
7
IDAYUN
1 1 1 1 1 1 0 1
0 0
1 1 1 1 1 1 1
1 0 0
0
0 0 0 1
1
0
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 0 1 1
8 8 9 12 10 10 8
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1
1
0 0 0 0 0 0 0 0 1
13
20 21 22 23 24
ALFIE.RB
DEBYTW DEWIP DIMASK.R DWIN ENDI .H ERLANGGA FADLI A HANUM.H
INDRIS INNAN KARJM.S
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
12
1 0 0 0
1 1 1
1 1 1
0 1 0
0 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
a
a
a
1
1
1
a
1
1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 0 1
0 1 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0
1
1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1
1
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0
10 10 10 8 10 10 9 10 9 10 7
39 39
33
1
29 MIGATHON
1
30 MIRAA 31 M.AJIA 32 M. IQBAL
1 0 1
33 PUTRID 34 RISKA NOVIA
1
25 KURNIAW
26 LUCKYP 27 MADITO.M 28 MAULANA .R
35 RISKA Y 36 SAHNAZ 37 38 39 40
1 1 1 0 1
WIJIW
1
YULIA D
1
0 0 0 1 0 0
34 34 6 0,85 0,15 0,13 324
15 15 25 0,38 0,63 0,23 157
TIAR .S VIVID.M
JUMLAH
p Q
Pi Qi
Pf* Qi
JUMLAH -·
0
0
0 0 0 1 1 0 0
0 1 0 1 0 0 1
KUNTUMC
0
0
0
1 0,98 0,03 0,02 369
1 1 1 1
33 7 0,83 0,18 0,14 328
0 0 0 1 1
5 15 25 36 5 15 25 36 35 25 15 4 0,13 0,38 0,6 0,9 0,88 0,63 0,4 0,1 0, 11 0,23 0,2 0,09 45 157 251 348
1 1
1
39 39
37 37 3 0,93 0,08 0,07 370
1
0,98 0,03 0,02 371
1
1
31 4 31 4 9 36 0,1 o,n5 0,9 0,225 0,09 0,174 46
311
1 1 0 1 1
1
0
1 0 1 1 0 1 0
0 33 33 0 33 33 40 7 7 0,83 0,83 0 1 0,18 0,18 0 0,14 0,14 0 323 336
11
379
134 NO
NAMA
BUTIRSOAL 4
6
7
8
10
11
12
14
15
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
9
1
8
1 1
1
1
1
0
1
1
1
1
0 1 1 1
1
1
1 1
1 1
1
1
1
0 0
0
1 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
5 5 7 8 9 3 6 8 8 5 7 3 7 8 7 4
ADAM.D
1
1
1
2
ADIB DANU
1
1
1
3 4
AGGIES AJI .D.H
0 0
1
5 6 7 8 9
ALFIE.RB
1 0
1
1 0
1 0
1 0
1 1
0 0
1 1 1
0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1
ANNUR .L
ARANITA D 10 ASTRID 11 DEBYTW 12 DEWIP 13 DIMASK.R 14 DWIN 15 ENDI .H 16 ERLANGGA 17 FADLIA 18 HANUM .H 19 HAPPYR 20 IDA YUN 21 INDRIS 22 INNAN 23 KARIM .S 24 KUNTUM C 25 KURNIAW 26 LUCKY P 27 MADITO .M 28 MAULANA.R
29 MIGATHON 30 MIRAA 31 M.AJIA 32 M. IQBAL 33 PUTRID 34 RISKANOVIA 35 RISKA Y
36 SAHNAZ 37 TIAR .S 38 VIVID.M 39 WIJIW
40 YULIAD Jumlah
p Q Pi Qi
Pi"' Qi Akar Pi /Qi JUMLAH St XI Xi r~obis
JML skortotnl
2
1
ALDI R ANUGGRAH
kuadrat
1 0 0 1 0
1 1
0 1 1 1
1 0
0
0 0 0
1 0
1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
33 15 33 15 7 25 0,38 0,83 0,38 0,63 0,18 0,63 15 15 25
25 25
1
1 0 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
0 1
1 1 1
1
1
1 0
1
1
0 1
0
1
1 1
1
1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1
1
1 1
1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 0
81 64
25 25 49 64 81 9
36 64 64
25 49 9 49 64 49 16
4
16
6
36
5 6
36
9 7 6
5 8 10 9 7 8
25 81 49 36
25 64 100 81 49 64
7
49
5
25
1
1 1
7
1
0
49 49
0 1 0
1 1 0
7 5
1 0
1 0
8 5 7 4
36 37 31 33 33 262 4 36 37 4 31 33 33 4 3 15 36 9 7 7 0,63 0,9 0,93 0,1 0,78 0,83 0,83 0,38 0,1 0,08 0,9 0,23 0,18 0,18 0,23 0,14 0,23 0,23 0,09 0,07 0,1 0,17 0,14 0,14 1,56 0,77 2,17 0,77 1,29 3 3,51 0,3 1,86 2,17 2,17 111 232 122 179 243 252 34 221 230 230 1,75 6,55 7,4 7,03 8,13 7,16 6,75 6,81 8,5 7,13 6,97 6,97 0.38 0.591 0.7 I 0.4510.341 0.521 0 410 A1 In fi?I n fi?I
25 64
25 49 16 1836
11 VALIOITAS DAN REABILITAS ANGKET BUTIR SOAL(X)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3
3 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 4
3 3 2 1 2 0 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2
3 3 2 2 3 0 3 1 3 3
3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2
3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2
3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2
3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2
3
3 2 2 3 2 4 2 3
3
3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2
3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3
3 1 3 3
3 2 2 2 2 2 3 1 2 2
2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 3 3 2 2 4 3 .2 2 2 3 3 2 1 2 3
3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3
3 4 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 3 3
3
2
3
3
3
0
0
3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2
3
3 3 3 2 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 1 2 2 3
3
2 3 1 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2 3 1 2
3 3 3 4 4
2 2 1 4 4 2
4 3 1 4 4 3
4 3 2 3 3
2 2 1 4 3 3
3 2 4 2 2 3
3 3 3 3 3
3
3 2 2 4 4 3
3
2 2 3 2
3
3
3
3 3 2
2 2 3
3 3 2
3 2 2 3
3 3 3 2
3 3 3 3
2 69 0,5357
89 0,627
v
v
2 3 3 4 4 3 4 3 3 3
2 2 2 2 2
3 3 2 3 3
3
2
3 2 2 2
2 70 96 0,4774 0,2793 v !NV 3
2 2 2 2 3 85 0,281 INV
2 2 3 2 3 2
2 3 3 4 4
3 2 2 2 3
3
2
2
3
2 2 2 1
2 2 2
3 3 2
1
2 3 3
2 2 2
3 3 1 3 3
3 2 1 3 3
3
3
3 2 2 3
3 3 3 2
2 2 2 3 3 58 67 67 89 82 0,1987 0,2062 0,2427 0,2006 0,4761 !NV INV !NV !NV
v
2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2
3
3
2
3 3 2 2 2 2
3 3 2 3 3
3 2 3 2 2
3
3
2
3
3
3
2 2 3
2 2 4
3 2
2
2 2 76 74 75 0,4095 0,2273 0,4659 INV
v
v
2 74 0,049 INV
2 2 0 3 3 2
3 3 2 2 2 3
3
2 3 3 2
3
3
2 2 3
3 3 3
3 3 2 71 74 86 0,5416 0,2706 0,3451 INV INV
v
3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
2
3
2 2 3 3 3 87 82 75 77 78 0,4158 0,5026 0,5321 -0,0947 0,0745
v
v
v
INV
INV ~
w
"'
VALIDITAS DAN REABILITAS ANGKET BUTIR SOAL(X)
28
25
26
27
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
2
3
40
3
3
3
3
3
121
3
3
2
2
3
109
11881
3
2
3
3
3
114
12996
3
3
2
2
4
4
100
10000
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
Total Y
39
35
32
Skor Kuadrat
38
34
31
Jml (Y)
37
33
30
29
36
14641
3
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
11884
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
111
12321
2
2
2
3
3 3
3 3
108
3
3 3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
101
10201
4
4
3
4
4
4
2
2
2
3
3
3
2
3
4
114
12996
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
2
3
107
11449
2
2
3
3
2 2
3
2
3 3
3 3
2
2
2
2
2
2
2
3
101
10201
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
3
95
9025
3
3
3
3
2 3
2
3
3 3
3
2
3
3
3
3
3 3 3
3
4
112
12544
2
2
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
104
10816
2
3
2
4
4
3
2
2
3
2
2
4
3
3
3
4
99
9801
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
98
9604
3
4
4
4
2
3
3
3
2
3
1
3
3
1
1
2
100
10000
3
4
3
4
4
4
2
2
3
3
3
2
3
1
1
2
102
10404
2
3
2
4
3
4
2
3
2
3
3
3
3
3
2
4
106
11236
2
2
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
101
10201
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
114
12996
2
3
2
3
3
3
2
3
3
103
10609
2
1
1
1
4
1
2
1
2
84
7056
2
3
1
3
3
3
115
13225
3
3
3
4
3 3
3
2
3 3
3
4
120
14400
3
3
3
2
3
2
3
3
4
111
12321 12544
2
2
3
3
1
3
4
3 3
3
2 3
3
3
4
4
3
3
3
2
4
4
3
2 2 2 3
1
3
2
4
3
3
3
4
1
3
2
4
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
4
112
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
99
9801
3
3
2
3
3
3
2 2
2
2
3
2
3
3
2
2
2
100
10000
4
2
2
2
3
4
2
3
3
2
2
2
2
3
3
1
98
9604
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
3
1
96
9216
77
82
76
98
94
95
75
78
74
84
76
76
89
3155
333753
I 0,2608 0,4792 0,1422 0,1057 0,2839 -0,2421 INV
v
INV
INV
INV
INV
73
72
0,546
0,447
v
v
0,4369 0,6492 0,4482 0,1221
v
v
v
INV
81 0,469
v
0,3899 0,4853 0,5248
v
v
v
-°' w
11··
8-
I
3
4
'
-9-
11
3
3
,_
--
-·-·13 3
__
,,_,._,_
-·
-
... IYIL\ I
-.--~-
~·-···--"-r'-""'"""-""'
I
f\U
16
17
18
19
20
26
31
32
33
34
35
37
38
39
40
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
61
3721
2
2
3
3
4
3
2
2
3
3
2
2
3
53
2809 3364
Total Y
4
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
2
3
4
3
2
3
3
3
2
2
4
4
58 56
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
54
2916
4
3
2
3
2
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
60
3600
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
49
2401
3
4
3
3
2
2
3
3
3
4
4
2
2
2
3
3
3
2
3
4
58
3364
3136
3
3
2
3
3
2
4
3
4
2
3
2
3
3
3
2
2
3
56
3138
3
2
3
3
3
3
2
3
3 2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
49
2401
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
49
2401
3
4
3
3
2
4
3
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
56
3136
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
52
2704
3
2
3
2
2
1
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
4
50
2500
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
48
2304
3
1
3
1
2
2
1
1
3
1
4
3
3
2
3
1
3
1
1
2
41
1681
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
4
2
2
3
3
3
3
1
1
2
47
2209
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
4
52
2704
2
2
3
2
3
3
3
3
3
53
2809
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
2
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
58
3364
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
2
3
3
50
2500
3
1
1
2
0
1
1
2
2
1
1
2
2
1
1
1
1
2
1
2
28
784
2
3
1
3
3
3
3
61
3721
4
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
2
3
4
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
66
4356
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
4
57
3249
4
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
4
58
3364
2
3
2
3
2
2
2
48
2304
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
49
2401
3
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
3
3
1
48
2304
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2
3
1
48
2304
96
82
74
76
71
69
89
75
87
77
82
73
73
75
78
74
81
76
76
89
1573
83947
0,4242
0,6618
0,574
0,5733
0,7919
0,5361
0,4072
0,5798
0,621
0,5256
0,4706
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
0,4931
0,5161
0,4655
0,4742 0,5517
v
0,2345 0,4782 0,3264
v
0,3264 0,4471
0,5066 0,6631
v
v
0,3 0,5299
0,4288 0,4208
v 0,5471
v 0,323
0,254
0,4936 0,6969 0,5722
v
v
0,3276 0,3172 0,4644 0,3552 0,3954 0,5333
v 0,723
8,3575
8,3575
-50,668 0,879
-
~
w __,
138
Lampiran 12 T ARAF KESUKARAN SOAL PG S!KLUS 1
NO I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
NAMA ABDUL.K ACHMAD.S BAHTIAR CHOIRUNNISA DEDEH.W F ATC HUR ROZ! FERINA.R INDRIYATI JPAH.F !SMl.W
M. RIFA'I MERRY.W MUT!F!TRIA NADIA.V NILLA.N NURANISA NURUL FACHRI RlNRIN.R RJZKl.M S!TI MARYATI SIT! .N JML Kesukaran
Kriteria
I 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 0 0 0 0 I 20 0,95 SKR
2 I 0 0 I I 0 I 0 0 0 I I 0 0 0 I 0 I 0 0 0 7 0,33 SDG
3 I I I I I I I 0 0 0 I I I I I I I I I 0 I 21 1,00 MDH
4 0 0 0 0 0 0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ]9 0,90 SKR
BUTIRSOAL 6 5 I I 0 0 0 0 I I 0 I I I 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 0 0 0 I I I I I 0 I 0 0 I I I 0 0 0 I I 14 25 0,67 l,19 SDG SDG
7 I 0 0 0 0 0 I 0 0 0 0 0 I I I 0 0 I 0 0 I 22 1,05 SDG
8 0 0 0 I I I I 0 0 0 I 0 I I I I 0 I I 0 I 27 1,29 SDG
9 I I 0 I I I I I I I I I I I I I 0 I I I I 28 1,33 MDII
JO
I I 0 I I I I I I I I I I I I I I I I I I 28 1,33 MDH
JML(X) 7 3 I 8 6 6 7 2 2 2 7 4 6 7 8 6 2 8 5 2 8 156
TARAF KESUKARAN SOAL PG SIKLUS 2
NO I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
NAMA ABDUL.K ACHMAD.S BAHTIAR CHOIRUNNISA DEDEH.W FATCHUR ROZ! FERINA.R INDRIYATI IPAH .F !SM!.W M. RIFA'.l MERRY.W MUTIF!TRIA NAD!A.V NILLA.N NURAN!SA NURULFACHRI RINRIN.R RIZKl.M SITI MARY AT! SITl.N JML
Kesukaran Kriteria
I I I I I 1 I 1 1 1 I I I I 1 1 I I I I I I 21 1 MDH
BUT!RSOAL 5 6 7 8 3 4 0 I 0 I I I 0 I I I I I I I I I I I I I I I I I I I 1 0 I I 0 I I 0 1 I 0 I I I I 0 0 I I 0 1 I I 1 1 1 I I 0 I I I I I 0 1 1 1 I 1 I I 1 1 I 1 I I I I 0 I 1 0 I I 1 1 0 I 1 1 I I 1 I 1 I 1 I 0 I 0 I 1 I I 1 I I I I I 0 1 I I 0 0 I 1 0 I I I 1 1 I 0 1 5 20 17 IO 21 15 21 0,2381 0,9524 0,8095 0,4762 I 0,7143 I SKR MDH MDH SDG MDH SDG MDH 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 I I 0 0 0 0 I 0 0 I 0 0
IO 9 I I I 0 I I 1 I 1 I I I I 1 I I 1 I I I 1 1 1 I I I 1 1 1 1 I I I I I 1 I I I I 1 I 20 21 I 0,9524 MDII MDH
JML(X) 7 7 9 9 9 7 7 7 9 9 9 9 8 8 8 10 7 9
8 7 8 171
139
Lampiran 13 UJI DAYA BEDA SIKLUS 1 No
Butir Soal
Nama
Jml
l
CHOJRUNNISA
l
I
l
0
5 I
l
0
I
I
I
8
2
NILLA NURJAlvl!LA RINRIN. R
l
0
l
0
I
l
l
l
l
l
8
0
l
l
0
l
l
l
l
l
l
8
l
l
I
l
l
8
l
0
I
I
7
I
I
l
l
7
3 4
5 6
l
SIT! NURKHASANAH ABDUL KHOLIQ FERINA RAHMAWATI
2
3
4
6
7
l
0
l
0
I
0
I
l
0
l
0
I
l
I
0
I 0
8
9
10
M. RIFA'l NADIA VAILUSUFA
0
l
I
0
l
I
0
I
I
I
7
0
0
I
0
I
I
l
I
I
I
7
DEDEH WININGSIH FATCHURROZI
0
I
I
0
l
0
0
I
6
0
0
I
0
I
I
0
I I
I
10
I
I
6
11
MUTIFITRIA
0
0
l
0
l
0
I
l
l
I
6
12
NURANISA
0
l
0
I
0
0
l
6
R!ZKIMUNAWAR
0
l
0
I
0
0
I I
I
I3
I 0
I
l
5
14
MERRYWAIWURYANTI ACHMAD SUHARTO
0
I
l
0
0
0
0
0
I
I
4
0
0
I
0
0
0
0
0
I
I
3
INDR!YATI IP Al1 FAUZIAl1
0
0
0
0
0
0
0
0
I
l
2
0
0
0
0
0
0
0
0
l
l
2
ISM! WIDY ANINGSIH NURUL FACHRI
0
0
0
0
0
0
0
l
I
2
0
0
0
0
0
0
0
2
SITIMARYATI BA11TIAR Daya Beda
0
0
I 0
0 0
0
0
0
0
0
I
7 8 9
15 16 17 18
!9 20 21
Kategori
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0,3
0,32
0,37
0,1
0,63
0,8
0,6
0,63
0,2
I I 0 0,1
B
B
B
KB
B
B
B
B
c
KB
2 I
4,05
UJI DAYA BEDA SIKLUS 2 No
Nama
Butir Soal I
3
2
4
6
5
8
7
Jml
10
9
l
NURANISA
I
I
I
I
I
I
I
l
l
l
2
I
0
l
I
I
I
I
l
I
I
9
I
0
l
I
I
I
I
I
9
I
I
l
0
l
l
l
I
I I
l
4
BAIITIAR CHOIRUNNISA DEDEH WININGSIH
5 6
IPAl1 FAUZIA!1 ISM! WIDY ANINGSIH
I
0
I
I
l
I
l
l
I
I I
I
I
I
I
0
I
I
I
I
I
7
M.RJFA7 MERRY WA!1YURY ANTI RINRIN.R MUTIFITRJA
l
I
I
l
0
I
l
I
I
l
9 9 9 9
I
0
I
I
I
I
I
I
I
I
I
l
I
I
I
I I
I
I
I
I
I
l
0
l
l
I
9 9 8
3
8 9
JO
10 11 NADIA VAILUSUFA 12 NILLA NURJAMILA 13 RIZKIMUNAWAR 14 SITI NURKHASANAl1 15 ABDUL KHOLIQ
I
0 0
I
0
0
I
I
I
l
l
l
I
8
I
0
I
I
0
I
l
l
l
l
8
l
l
l
0
0
l
l
l
l
l
8
l
0
l
I
I
I
0
I
I
I
8
I
0
l
I
0
l
0
I
I
I
7
16
ACHMAD SUllARTO
I
0
l
I
0
I
I
l
l
0
7
17
FATCHUR ROZ! FERINARAHMAWATI
I
0
I
0
0
I
I
l
I
l
7
l
0
I
0
0
I
l
l
I
l
7
INDR!YATI NURULFACHRI
I
0
l
I
0
l
0
l
I
I
7
l
0
l
I
0
l
0
I
l
I
7
18 19
20
"
nT'T'T'
~
•
,.,.~,.
• 'T"T
-
140
Lampiran 14 Perhitungan Uji Validitas Soal Pilihan Ganda (Contoh: Soal Tes Hasil Belajar Siklus I No.1)
rbis(I)
=
--ff s, Xi-X,
Pi qi
-
1. Mencari proporsi menjawab benar (pi) setiap butir soal (no. I)
Pi=I;x N
25
= 40 = 0,625 2. Mencari proporsi menjawab salah (qi) setiap butir soal (no.1)
qi =I - pi =I - 0,625 0,325
=
3. Mencari rata-rata skor soal peserta tes
(xi) setiap soal (no. I)
= Jumlah skor total peserta tes yang menjawab benar
X '
Jumlah peserta tes yang menjawab benar =
268 =10 72 25 ,
4. Mencari rata-rata skor total semua responden
-x
(xi}
~x-
=-£... _ _,
'
N
=
397 40
= 9,925
St=I,75 Maka: rhi,
=
l0,72-9,925 I ,75
0,625 = 0 59 0,325 ,
Karena fbi' > ftabeb maka soal no. I dinyatakan valid.
141
Perhitungan Uji Validitas Soal Essay
rxy =
•
Dari data tabel sebelumnya diperoleh data-data berikut ini (no. l):
LX = 257 l:Y=l579
l:X =1871 :L v = 67736,5 L XY = 10794,5 2
2
40. J0794,5-(251X1579)
r,y = =
r xy
~[40.1871-(257)2 {40.67736,5-(1579)2} 25977 .Js79J.216219
0,595
Karena ketentuan rxy > rtabeI maka butir satu dinyatakan valid.
142
Lampiran I 5
Perhitungan Uji Reliabilitas Pilihan Ganda
_(-k-)(V,-2:;pqJ v
ru-
k-1
t
Dari tabel diperoleh data, sehingga jika dimasukkan rumus:
~ II
=(_!.2__J[3,32-l,79J=051 10-J 332 ' '
Karena r11 > ftabel maka soal-soal tersebut reliabel.
143
Perhitungan Uji Reabilitas Essay
0
r11 = reliabilit as intrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
L cr~ = jumlah varians butir L cr~ = varians total 1. Mencari varians dari masing-masing butir soal.
:L;X2 - (L:x2) cr2,
=
N N
1871- (257)2 2 ---~40=-= 5,6 Cl(!)= 40
2. Butir soal yang lain juga menggunakan ini sehingga di peroleh:
Cl~= 5,64+2,94+15,08+10,61+52,91=87,17
67736 5 - (l 579 )2 40 = 138,6 Varians Total= ' 40 Dimasukkan ke Rumus Alpha
~
11
=(-5-)(1- 87,17)=0464 5 -1 138 ,6 ,
Karena r11 >
ftabei
maka soal-soal tersebut reliable.
144
Lampiran 16 Perhitungan Uji Validitas Angket
Dari data tabel sebelumnya diperoleh data-data berikut ini (no. I):
:L;X=96 :L;Y=3155 :z:;x 2 =314 :L;Y 2 =333753 :L;XY=l0151 Dimasukkan ke dalam rumus Product Moment :
30.101s 1-(96X3155)
=-rr=========
r xy
r xy
~~0.314-(96)2 }{30.333753-(3155)'}
= 304530- 302880 = 0 477 ~(204Xs8565) '
Karena ketentuan adalah rxy>riabeI maka angket tersebut valid.
145
Perhitungan Uji Reabilitas Augket
ru = reliabilit as intrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
Z:: cr~ = jumlab varians butir 2: cr~ = varians total 1. Mencari varians dari masing-masing butir soal.
(j
2=
z::x2 (Lx)'-
t
N
N
314- (9G)2 30 cr(l) = 30 2
= 0,23
2. Butir soal yang lain juga menggunakan ini sehingga diperoleh:
~
=0,234+ 04 7&+0,326t-0,326t-O, 44 7+0, 493+0,5 l 6t-O, 466t-0,3+ 0,53+0,54 7+ 0,323
+ 0,254+ 0,328+0,317+0,464+0,355+0,395+0,533+0, 723= 8,375
.f
83 94 7- (l 57 30 - 48 98 VariansTotal= 30 ' Dimasukkanke RumusAlpha , ll
=(~xl- 8,3751=0873 20-l
48,98)
,
Karena ru > r1abel maka soal-soal tersebut reliable.
146
Lampiran 17 NILAJ SJSWA PJLJHAN GANDA SJKLUS 1
NO
NAMA
1
ABDUL KHOL/Q
2 3 4 5 6 7
ACHMAD SUHARTO BA HT/AR CHOIRUNNISA DEDEH WININGSIH FATCHUR ROZ/ FER/NA RAHMAWATI
8
INDRIYAT/
9 10
IPAH FAUZIAH ISM/ WIDYANINGS/H
11
M.RIFA'I
12 13
MERRY WAHYURYANTI
14
NADIA VAILUSUFA
15 16 17
N/LLA NURJAMILA NURANISA
18
RINRIN. R
19 20 21
RIZK/ MUNAWAR
MUT/ F/TRIA
NURUL FACHRI
SIT/ MARYATI SIT/ NURKHASANAH JML
BUT/R SOAL
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3
2
3
1
1
0 0 1
1
1
1
1
0
1
1
4 0 0 0 0 0 0
5
1
1
1
0 0
0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1
1
1
1
0 0 0
1
1 0
1
1 0 0 0
1 1 0
8
17
1
1 1
1
0 0 0 0 1
6
8
9
0 0 0
1
1
1 0
1
0
1
1
1
1
8
1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12
1
1
1
1
1 1 1 1
1 1 1
6 6 7 2
1
1
1
0 0 1 1
0 0 0
1
1
0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 1 1
0 0 0 0
1
1 0 1 1 0 1 12
1
1
0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 8
JML
7
1
0 0 0 0 0 1 1 1
0 0 1 0 0 1 7
10
1
7 3
2 2 7 4 6 7
1
1
1 1 1 1
1
1
8
1
1 1 1 1 1 1 20
6 2
0 1 1 1 1 19
1
1
8
5 2 8
107
NILA! SJSWA PILIHAN GANDA SIKLUS 2 NAMA
NO
1 ABDUL KHOL/Q 2 ACHMAD SUHARTO 3 BAHTIAR CHO/RUNNISA 4 5 DEDEH W/N/NGS/H 6 FATCHUR ROZ/ 7 FER/NA RAHMAWATI 8 INDRIYATI 9 /PAH FAUZIAH 10 ISM/ WIDYANINGS/H 11 M.RIFA'I 12 MERRY WAHYURYANTI 13 MUT/ F/TRIA 14 NADIA VAILUSUFA 15 NILLA NURJAMILA 16 NURANISA 17 NURUL FACHRI 18
19 10
..
RINRIN. R RIZK/ MUNAWAR SIT/ MARYATl -·-
BUTIR SOAL
1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 0 0 0
5 0 0 1 1 1 0
1
1
1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0
2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1
1 0
1 1
1
1 1 0 1
0
0
1 1 1 0 1 0 1 0 n
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
'
7 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 1 n
8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
.
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
JML
7 7
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 9 9 9
1
8
1 1 1
8
1
1 1
9 9 9 7 7
7
8
10 7 9 8
147
Lampiran 18 NILA! SOAl ESSAY SI KLUS 1
NAMA
NO
1 2 3 4 5 6
ABDUL KHOLIQ ACHMAD SUHARTO BAHTIAR CHOIRUNNISA DEDEH WININGSIH FATCHURROZI
7 FERINA RACHMAWATI 8 INDRI 9 IPAH FAUZIAH 10 ISMI WIDYANINGSIH 11 M. RIFA'I 12 MERRYWAHYU. R 13 MUTI FITRIA 14 NADIA VAILUSUFA 15 NILLA NURJAMILA 16 NURANISA 17 NURUL FACHRI 18 RINRIN .R 19 RIZKI MUNAWAR 20
SITI MARYATI
21
SIT! NURKHASANAH JML
BUTIR SOAL
1 4 4 4 4 3 2 2 5 2 3 3 3 5 4 2 5 3 4 2 5 4
2 1 3 3 3 3 2 5 5 3 5 3 3 1 1 3 3
73
64
3
3 3 5 3
3 8 2 0 8 2 0 2 1 1 1 7 0 2 10 10 2 2 2 3 0 10
73
4 15 13 14 18 14 15 18 6 18 6 15 14 18 18 8 18 16 20 13 8 8 293
5 12 8 14 20 10 14 10 10 20 20 14 15 15 20 10 20 14 14 14 14 15 303
4 10 7,5 10 10 10 7,5 5 7,5
5 3 5 5 5 5 5 3 5 3 5 4 3 5 5 0 5 5 4 3
JML
40
30 35 53
32 33 37 27 44
35 42 35 41 53
33 48 38
43 35
32 40 806
NILA! SOAL ESSAY SIKLUS 2
NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8
ABDUL KHOLIQ
9
IPAH FAUZIAH
ACHMAD SUHARTO BAHTIAR CHOIRUNNISA DEDEH WININGSIH FATCHURROZI FERINA RACHMAWATI !NORI
10 ISM! WIDYANINGSIH 11 M.RIFA'I 12 MERRYWAHYU. R 13 MUTI FITRIA 14 NADIA VAILUSUFA 15 NILLA NURJAMILA 16 NURANISA 17
NURUL FACHRI
18 19
RINRIN .R
~
f'.>J .... I . . . . ""'H•..-o
RIZK! MUNAWAR
BUTIR SOAL
1 18 18 18 18 14 18 18 14 18 20 18
2 0 20
20
0 0 10 0 8 15 18 20 10 20 20
20
20
18 14 18 18 18
10 0 8 20 0
20
3 5 3 3 3 3 2 2 2 5 5 2 2 3 2 4 2 3 3 2
10
7,5 7,5 10 7,5 7,5 10 7,5 10 7,5 5
JML
38
53,5 36 38
42 32,5 38
43,5 54 57,5 41,5 55 55,5 54,5 42 28,5 44
52,5 28
148
Lampiran 19 Tabel Hasil Belajar Siklus I Dikelompokkan Berdasarkan Jenjang Soal No
Jenjang Saal Pengetahuan
1
(Cl)
Nomor Butir Soal
Siswa Jawab Benar (%) 14,28 57,14
1 5 7
33,33 34,92 38,09 80,95 38,09 57,14 53,56
Jumlah rata-rata Pemahaman 2
(C2)
Jumlah rata-rata Aplikasi 3
(C3)
Jumlah rata-rata Analisis 4
(C4)
2 3 6 8
4
4,8
9 10
4,8 90,48 95,24 92,86
Jumlah rata-rata
Tabel Hasil Belajar Siklus II Dikelompokkan Berdasarkan Jenjang Soal No
Jeajang Saal Pengetahuan
1
(Cl)
Nomor Butir Soal 1 3 4
Jumlah Rata-rata Pemahaman 2
(C2)
Jumlah Rata-rata Aplikasi 3
IC3)
Jumlah Rata-rata Analisis 4
(C4)
Jumlah Rata-rata
2 5 6 10
Siswa Jawab Benar (%) 100
95 80,95 91,98 23,8 47,62 100 95,24 66,67
7
71,43
8 9
71,43 100 100 100
Lampiran 20
149 Kategori Penilaian Essay Siklus I
Jawaban Larutan penyangga atan larutan buffer atau larutan dapar adalah larutan yang mampu I mempertahankan pH pada penambahan sedikit asam, sedikit basa atau air (pengenceran).
No
2 Larutan penyangga mengandung: Penyangga asam I buffer asam: Campuran asam lemah dengan garamnya contoh: CH3COOH a dan CH3C00Na atau Campuran asam lemah dengan basa kuat. (syarat: mo! asam lemah lebih besar dari mo! basa kuat). Penyangga basa I buffer basa : Campuran basa lemah dengan garamnya, contoh : NH40H b clan NH4Cl atau Campuran basa lemah dengan asam kuat (syarat : mo! basa lemal1 lebih besar dari mo! asam kuat). 3 Larutan di bawah ini merupakan penyangga:
Nilai 5
2,5
2,5
3
a
20 cm3 HCN 0,1 M + 20 cm KCN 0,2 M. Larutan itu merupakan larutan penyangga karena HCN termasuk asam lemah sedangkan KOH merupakan basa kuat.
5
b
20 cm3 H2S04 0, I M + 20 cm3 NH,OH 0,5 M. Larutan di atas merupakan larutan penyangga karena NH40H mempnnyai sisa setelah bereaksi dengan larutan lain.
5
4
pH lanllan adalah : mo! CH3COOH = JOO ml x 0, I M = IO mol, mo! NaOH = 50 ml x 0, I M = 5 mo! CH3COOH
a
+ NaOH
.
CH3COONa
+ H20
Mula
IO
5
-
-
Reaksi
5
5
5
5
Sisa
5
0
5
5
10
[H +]=Ka [asam ] [garam J
(H+)=IO-'~ 5
pH=5 b
Jika asam asetat ditambah sedikit basa kuat maka pH akan berubah menjadi penyangga basa. Jika NaOH ditambah basa maka pH akan semakin basa.
IO
5 pH larutan tersebut adalal1: Mo! CH3COOH = 50 ml x 0,1 M = 5 mo!, Mo! CH3C00Na = 50 ml x 0,1M=5 mol. [H• J=
Ka.~=]]
(H• ]= 1,75.
~
5 (H+ ]= 1,75.10 -s
pH= 5 - log I, 75 = 4, 76
20
Lampiran 21
150 Kriteria Penilaian Essay Siklus II
Jawaban
No 1 t--
a
Nilai
pH larutan sebelum dan sesudah dicampurkan adalah : pH CH3COOH larutan sebelum dicampurkan (H• pH
]= .J10 5 .2.10 1 ,(H• )= 1,4.10 - 3 =3 - logl,4 =2,85
10
pH NaOH sebelum dicampurkan, [OH-]= 1. I0-5, pOH = I, pH= 13. pH larutan setelah dicampurkan mol CH3COOH = IOO ml x 0,2 M = 20 mmol, mol NaOH = 100 ml x 0,1 M = IO mmol
b
+
CH3COOH 20
Mula-mula
NaOII 10
•
CH3COONa + H20
-
-
Reaksi
IO
IO
IO
IO
Sisa
10
0
10
IO
(H• ]= 10-'
~,pH IO
10
= 5
Volume dari larutan CH3COOH yang dibutuhkan adalah: Mo! CH3CUUH = x ml. U,l M = U,l x mmol, Mo! CHJCOONa =:WU ml x U,l M = 20 mmol 2
20
[H• ]- K [asam) - a. (garrun ] 10-' = 10-'. O,!x 20 , 20 = 0. Ix . x = 200ml
3
Cairan - cairan yang berfungsi sebagai larutan penyangga dalam tubuh : Cairan luar sel
a
HPO
4
-
+H+
¢::i.
2,5
H 2 P0 4 -
H 2 PO ~+OH - ~ I1PO :- + H 2 0
Cairan intra sel b
2,5
H,co 3 + oH- "" HCO; + H,O HCO ,- + H•
°"" H,CO
3
pH larutan penyangga tersebut adalah: Mo! NH3 = 100 ml x 0,1 M = IO mmol, Mol NH4CI = 500 ml x 0,1 M = 50 mmol 4
fOlf J=Ka.fi;aranj' [bas~ fOlf J=l,8.10. 10 , fOlf ]=3,6.l a6 5
10
50
pH=14-(6-log3,q=8,56 pH larutan penyangga tersebut adalah: M 1 • V1 = M2 • V2 O,IM. IOml=M,. IOOml 5
M
2
=
10.0,1
= 10
100 [H + )= x.M , (H • )= 1.10
..
-
-2
-2
5
151
Lampiran 22
Tanggapan Siswa Mengenai Metode Generatif Siklus I Siklus I Pertanyaan
No
Jawaban Ya Tidak
1
Apakah katnu senang dengan metode yang telah dilaksanakan?
80%
20%
2
Apakah kamu mengalami kesulitan memahami materi larutan penyangga
40%
60%
Apakah rata-rata nilai kamu pada pelajaran kirnia:
3
Sedang
20% 30%
Tidakbagus
50%
Bagus
Faktor apa yang mendukungmu menyukai materi pelajaran?
4
Guru Cara Penyampaiannya Materi yang disampaikan
25% 50% 25%
5
Apakah kamu suka dengan perubahan metode sekarang?
80%
20%
6
Apakah guru memberikan peluang siswa untuk mengutarakan pendapat?
80%
20%
7
Apakah katnu bersemangat dalam kegiatan berdiskusi bersama kelompokmu?
80%
20%
152
Lampiran 23
Tanggapan Siswa Mengenai Metode Generatif Siklus II
No
Siklus II Pertanyaan
Jawaban Ya Tidak
I
Apakab kamu senang dengan metode yang telah dilaksanakan?
90%
10%
2
Apakah kamu mengalami kesulitan memahami materi larutan penyangga
50%
50%
3
Apakah rata-rata nilai kamu pada pelajaran kimia: Bagus Sedang Tidak bagus
35% 50% 15%
Faktor apa yang mendukungmu menyukai materi pelajaran? 4
Guru Cara Penyampaiannya Materi vang disamoaikan Apakah kamu suka dengan perubahan metode sekarang?
25% 50% 25% 90%
I 00/o
6
Apakah guru memberikan peluang siswa untuk mengutarakan pendapat?
90%
10%
7
Apakah kamu bersemangat dalam kegiatan berdiskusi bersama kelompokmu?
90%
10%
5
153
Lampiran 24 A Identitas Responden Nama: Kelas: B. Petunjuk Pcngisian I. Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan yang anda anggap paling sesuai dengan kenyataan yang sebenar
nyal 2. Berikan tanda checklist pada kolom yang sesuai dengan masing-masing kriteria/pilihan Anda! a. SS= sangat setuju c. TS = tidak setuju b. S = setuju d. STS = sangat tidak setuju
No
Pertanyaan
l
Saya senang dengan metode pembelajaran yang telah
2
Saya tidak mengalami kesulitan dengan materi larutan penyangga.
3
Saya aktifberpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.
4
Saya mencari sendiri informasi tentang larutan penyangga.
5
Saya suka dengan perubahan metode pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6
Saya aktif dalam mencari sendiri konsep larutan penyangga
7
Saya kmung memahami materi yang diajarkan guru
8
Saya tidak begitu suka dengan perubahan metode yang diterapkan.
9
Saya merasa lebih mengerti rnateri larutan penyangga daripada materi sebelumnya.
10
Saya tidak begitu memahami soal-soal larutan penyangga yang diberikan guru.
11
Saya sangat menyukai materi larutan penyangga.
12
Saya sangat menyukai pelajaran kimia, khususnya larutan penyangga.
13
Saya dapat memaharai dengan baik materi larutan penyangga.
14
saya dapat mengerjakan soal-soal dengan baik.
SS
s
TS
STS
16
Gun1 memberikan 100% infonnasi tentang larutan penyangga.
17
Gum banyak memberikan latihan soal dalam kegiatan belajar mengajar
18
Gum banyak memberikan metode ceramah dalam mengajar larutau penyangga.
19
guru rnemberikan peluang unmk mengemukakan pendapat setiap sis\Va.
20
soal-soal yang diberikaa guru tidak menarik dau membosankan
21
Saya dapat menguraikan konsep dengan kata-kata sendiri.
22
Saya dapat rnendefinisikan konsep dengan kata-kata sendiri.
23
Saya dapat memecahkaa masalah dari soal-soal yaag diberikaa.
24
Saya dapat menjawab pertaayaaa dengaa baik.
25
Saya tidak dapat memecahkan masalah sendiri.
26
Saya tidak dapat menjawab pertanyaan sendiri.
27
Saya dapat n1engidentiftkasi definisi dengan sendirinya
28
Saya senang berdish."llsi untuk rnemecahkan suatu masalah dengan teman.
29
Saya tidak bersemaagat berdiskusi dengan temaa.
30
Saya senang mengemukakan pendapat saya dalam suatu diskusi.
31
Saya dapat menjelaskan sendiri konsep materi yaag telah dipel~jari kepada temaa.
32
Saya agak susah mengungkapkan pendapat saya tentang konsep materi Jarutan penyangga.
33
saya amat senang menarik kesirnpulan dari materi yang diajarkaa.
34
saya dapat menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan.
35
saya se!alu menghubungkan antara pelajaran di kelas dengan kejadian dalarn kehidupan sehari-hari.
36
saya Jupa dengan pe!ajaran yaag baru saja dipelajari di sekolah.
37
saya sering membandingkan konsep materi yang sekarang dengan mater yang dipelajari la!u.
38
saya suka mencari perbedaan antara senya\va CH3COONa dengan NaCl, atau senyawa lainnya.
39
saya suka membayangkan apa yang terjadi jika larutan NaCl diCfilllOUT ifenPflTI f-f{'_l
J'ltm1 J
154
1mpiran 25 Format Observasi BERi TANDA CEK
ASPEK KOGNITIF YANG OIAMATI
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Menafsirkan Masalah
Penukaran dari kata ke kata Menterjemahkan Menguraikan kata- kata Mengklarlflkasikan Memberikan Contoh fdentifikasi definisi ldentifikasi ciri-cirl darl konsep Mengilustrasikan Mengklasifikasikan
Mencari persamaan objek-objek Mencari Perbedaan dari objek-objek Mengontraskan
Vlencari dasar penggolongan \lferingkaskan
v1enggenerafisasikan masalah ~engabstraksikan masalah 11engambil Kesimpulan ~embuat
Perbandingan antara contoh engan suatu konsep
I I I
I
fembandingkan
lencari Hubungan antara satu objek ~ngan objek lainnya ienjefaskan
v. v.
156
Lampiran 26
Nama Kelompok : Kelas Tanggal
: 12-03-2008
LKS
LARUTANPENYANGGA Standar Kompetensi
:Memahami sifat-sifat Larutan Asam Basa, Metode Pengukuran, dan Terapannya
Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan Sifat Larutan Penyangga Dan Peranan Larutan Penyangga Dalam Tubuh Makhluk Hidup
AJokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
:5
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini diharapkan dapat: Mengukur pH larutan penyangga dan bukan penyangga setelah ditambahkan sedikit asam, sedikit basa atau pengenceran. Menurunkan persamaan untuk menentukan W atau Olf suatu Jarutan penyangga. Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan menggunakan prinsip kesetimbangan. Menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa atau pengenceran. Menyimpulkan pengertian dan peranan Jarutan penyangga berdasarkan hasil pengukuran. Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
157
A.
Ringkasan Materi Pada bab yang lalu telah kita pelajari bahwa titrasi 50 mL larutan asam
lemah (CH3COOH) dengan larutan NaOH sebelum titik kesetaraan, perubahan pH sangat kecil, karena terbentuk larutan penyangga. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH dari pengaruh penambahan sedikit asam atau basa serta pengenceran. Meskipun ditambah sedikit asam atau basa ataupun diencerkan, pH larutan penyanggga akan tetap. Larutan penyangga ada dua macam, yaitu: 1. Larutan penyangga asam yaitu larutan yang mengandung campuran asam lemah dan garamnya (basa konjugasi) Contoh: CI-hCOOH dan CH3 C00Na H2P04 dan Na2HP04 HCOOH dan HCOONa (larutan penyangga asam) HA + H10
HJO+ + A"
(asam lemah) Penambahan sedikit asam kuat {Ir) akan menggeser kesetimbangan ke kiri sehingga mengurangi jumlah A". Berkurangnya A- akan digantikan oleh A" yang berasal dari garam, pergeseran ini menyebabkan jumlah H30+ dan II'" dalam larutan tetap akibatnya pH juga tetap. Penambahan sedikit basa (OH) kuat akan bereaksi dengan H 30+ , sehingga H30+ berkurang kemudian reaksi bergeser ke kanan sehingga jumlah H 3 0+ dalam larutan tetap akibatnya pHjuga tetap. 2. Larutan penyangga basa adalah larutan yang mengandung campuran basa
lemah dan garamnya (asam konjugasi). Contoh: NH40H dan NH4Cl (larutan penyangga basa) Pada larutan penyangga basa terjadi kesetimbangan:
B + H10 (basa lemah)
OH" + BH'"
158 •>
penambahan sedikit asam kuat (II'") akan bereaksi dengan OH- sehingga jumlah Off berkurang dan reaksi bergeser ke kanan membentuk OHkembali sehingga OH" tetap, maka pH tetap. Penambahan sedikit basa kuat menggeser kesetimbangan ke kiri sehingga Off tetap akibatnya pH juga tetap.
B. Kegiatan Kompetensi Siswa Penilaian Praktik Sifat larutan Penyangga Alat dan Bahan:
•
Tabung reaksi
•
Gelas ukur
•
Pipettes
•
Indikator universal
•
Erlenmeyer
•
Larutan CH3COOH 0, 1 M
•
Larutan CH3COONa 0, 1 M
•
Larutan NaOH 0, 1 M
•
Larutan HCl 0, 1 M
•
Larutan NaCl 0, 1 M
Langkah kerja:
1. Campurkan 5 mL larutan CH3COOH 0, 1 M dengan 5 mL larutan CH3COONa 0, 1 M dalam erlenmeyer dan kocoklah hingga merata! 2. Ambillah masing-masing 2 mL larutan campuran dalam 3 tabung reaksi dan ukurlah pH-nya dengan indikator universal! 3. Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 0, 1 M ke dalam tabung pertama
sampai pH-nya berubah dan catatjumlah tetesan NaOH yang diperlukan! 4. Tambahkan tetes demi tetes larutan HCl 0,1 M ke dalam tabung kedua sampai pH-nya berubah dan catat jumlah tetesan!
159
5. Tambahkan tetes demi tetes aquades sampai pH-nya berubah pada tabung ketiga dan cata jumlah tetesan! 6. Ulangi
percobaan
dengan
mengganti
larutaqn
penyangga
CH3COOH/CH3COONa dengan larutan NaCl 0, 1 M kenudian bandingkan hasilnya!
Basil Pengamatan dan Pembahasan Larutan
Jnmlah Tetesan sampai pH berubah NaOH
A
HCI
Aquades
Penyangga CH3COOH/CH3COONa
B
NaCl 0,1 M
Jelaskanlah hasil pengamatan dari data praktikum yang telah kamu peroleh di atas!
Kesimpulan:
160
Uji Kompetensi
I. Larutan NRiCI dapat menjadi larutan penyangga bila dicampur dengan
larutan ................................................................................ . 2. campuran asam lemah dengan basa k:uat dapat membentuk penyangga hlla ..................................................................................... . 3. ke dalam 300 mL larutan penyangga yang pH-nya 54 ditambah 50 mL air pHnya menjadi. ............................................................................. .. 4. 250 mL CH3 COOH 0,3 M dengan 200 mL larutan NaOH 0,3 M dapat membentuk larutan penyangga karena... .. . . .. . . . .. ................................ .. 5. meskipun ditambah sedikit asam k:uat atau basa kuat juga diencerkan, pH larutan penyangga relatif.. ............................................................ .
161
Lampiran 27 PENGAMATAN BERSTRUKTUR Wawancara Untuk Guru Tentang Metode Yang Digunakan Dalam Pengajaran (untuk mencari fokus permasalahan)
Pertanyaan : 1. Metode apa yang sering digunakan dalam penyampaian larutan penyangga? 2. Kenapa menggunakan metode tersebut? 3. Apakah metode tersebut berpengaruh baik pada siswa dalam pemahamannya pada larutan penyangga? 4. Apakah sekolah memfasilitasi guru dalam menerapkan metode apapun dalam kegiatan belajar mengajar? 5. Apakah Anda setuju jika metode yang
162
Lampiran 28 ANALISIS KEBUTUHAN LEMBAR KUISIONER A WAL
1. Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar kimia?
a. Ya b. Tidak 2. Jika anda menjawab ya, sebutkan alasannya!
3. Metode apa yang biasa digunakan oleh guru kimia anda? a. Ceramah b. Diskusi c. Demonstrasi d. Lainnya, sebutkan
4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam memahami kimia dengan metode yang digunakan oleh guru anda? a. Ya b. Tidak
5. Jika anda menjawab ya, sebutkan alasannya!
6. Apakah ada materi kimia yang menurut anda sulit dipahami? a. Tidak b. Ya, sebutkan
163
.Lampiran 29
FORMATWAWANCARA Nama Kelas Sekolah KRITERIA
Menafsirkan
Memberi Contoh
Mengklasifikasikan
Meringkaskan
Mengambil Kesimpulan
Menjelaskan
PERTANYAAN Apakah Anda dapat menafsirkan suatu definisi konsep dengan kata-kata Anda sendiri? Apakah Anda dapat menterjemahkan konsep dengan kata-kata Anda sendiri? Apakah Anda dapat mengklarifikasikan konsep dengan kata-kata Anda sendiri? Apakah Anda dapat memberikan contoh konsep larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari? Apakah Anda dapat menggolongkan beberapa konsep materi yang diaiarkan oleh Quru? Apakah Anda dapat menggeneralisasikan masalah yang berkaitan dengan materi yang diaiarkan? Apakah Anda dapat mencari hubungan antara satu objek dengan obejek yang lain yang berkaitan dengan yang diajarkan QUru? Apakah Anda dapat menjelaskan konsep dari materi yang diajarkan guru?
JAWABAN
164
Lampiran 30 KUIS
Pertemuan 1 Pertanyaan
No 1
Keterangan
Apa yang dimaksud dengan larutan buffer atau larutan penyangga?
2
Perhatikan data percobaan berikut:
Larutan
A
B
c
pH awal
7
5
8
Ditambahkan sedikit
4
4,99
7,98
IO
5,01
8,01
asam Ditambah sedikit basa
Manakah di antara larutan tersebut yang bersifat buffer? Jelaskan jawabanmu.
Pertemuan 2 Pada pertemuan ketiga, kelompok mengambil secara acak nama zat, kemudian dicocokkan apakah menghasilkan larutan penyangga. Nama zat CH3COOH NH2 H20 NaOH H20
NH3 Al S04 Al(OH)2
HCI
Ah(SO)
CH3C002H
CH3COONa
H,.-:n.
~Cl
165
Pertemuau 3 1. 50 mL Iarutan NH3 0,1M+25 mL larutan (NHi) 2S0 4 0,1 M 2. 50 mL larutan H 3P0 4 0, l M + 50 mL larutan NaH2 P0 4 0, 1 M 3. 50 mL larutan NaH2P04 0, l M + 50 mL larutan Na2HP04 0, l M 4. 50 mL larutan H2C03 0,05 M + 50 mL larutan NaHC03 0,1 M
5. 50 mL larutan H 2S040,1 M + 50 mL larutan NaHS0 4 0, I M
Pertemuau 4 I. Hitunglah pH Iarutan yang terdiri dari 50 mL asam asetat dengan 50 mL larutan natrium asetat yang masing-masing mempunyai konsentrasi 0, I M. Ka= 1,75 x 105 . 2. Tentukan pH Iarutan yang dibuat dengan mencampurkan 100 mL larutan NHJ 0, 1 M dengan 500 mL Iarutan N&CI 0, 1 M.
(Kb
NH3 = 1,8 x 10'5)
Pertemuau 5 PERAN LARUTAN PENYANGGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Larutan penyangga digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia dan bakteriologi, dalam fotografi, industri kulit dan zat wama. Dalam tiap bidang tersebut, terutama dalam biokimia dan bakteriologi , diperlukan rentang pH tertentu yang sempit untuk mencapai hasil optimum. Kerja suatu enzim, tumbuhnya kultur bakteri dan proses biokimia lainnya sangat sensitif terhadap perubahan pH. Cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel, merupakan Iarutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah pasangan dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2P04- - HP04} Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai beriknt: HP04- +
H"
~
H1P04-
Dalam cairan intraseluler (di dalam sel) terlarut campuran H2P04- dau HPoi·yang disediakan oleh ATP dan glukosa-6-fosfat : H2P04- ""' HPol· + H+
166
(Ka= 4 x 10"8). Di dalam sel ion HP04 2- memiliki kosentrasi yang sama, sehingga pH= pKa yaitu 8 - log 4 = 7,4 Adapun sistem penahan utama dalam cairan luar sel (darah) adalah pasangan asam karbonat-bikarbonat (H2C03-HC03"). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut: H2C03 + OK HC03" + W
HC03- + H20 ii
~
H2C03
Sistem penyangga di atas menjaga pH darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4. Perbandingan konsentrasi HC03 - terhadap H2C0 3 yang diperlukan untuk menjadi pH= 7,4 adalah 20 : 1. Jumlah HC03" yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam. Proses metobolisme dalam jaringan terus menerus membebaskan asam-asam seperti asam laktat, asam fosfat, dan asam sulfat. Ketika asam-asam itu memasuki pembuluh darah maka ion HC03- akan berubah menjadi H2C03 , kemudian H 2 C03 akan terurai menjadi C02. Pernapasan akan meningkat untuk mengeluarkan kelebihan C02 melalui paru-paru. Apabila darah menerima zat yang bersifat basa maka H1C03 akan berubah menjadi HC03"/ H1C03 tetap 20 : 1 maka sebagian C02 yang terdapat dalam paru-paru akan larut ke dalam darah membentuk H1COJ.
Pertanyaan : 1. Jelaskan mengapa sistem penyangga penting dalam cairan tubuh. 2. Sebutkan komponen penyangga dalam
a. Cairan luar sel b. Cairan dalam sel Jelaskan cara kerja sistem penyangga tersebut.
167
Lampiran 31 CATATAN LAPANGAN SIKLUS I Nama Sekolah : Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 01 Kelas
: XI IP A
Pertenman
: l (Siklus l)
Urutan Waktu
Pengamatan
08.30 - 08.50
Pada awal pembelajaran, guru mengabsen siswa dan ada 1 orang yang tidak masuk karena sakit. Setelah itn guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran materi larutan penyangga dan memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap mengikuti kegiatan pembelajaran ini. Sesudah itu, guru memberikan sedikit pertanyaan tentang materi asam basa, sekedar untuk mengembalikan ingatan siswa mengenai materi sebelumnya.
08.50 - 09.30
Guru memberikan pertanyaan yang sangat mendasar mengenai larutan penyangga. Y aitu "Apa pengertian dari larutan penyangga". Karena masih banyak siswa yang tidak menjawab, maka guru memberikan sedikit kunci kepada siswa, "Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH-nya". Guru memberikan soal untuk dikerjakan bersama kelompok masing-masing dan dicari solusinya. Guru membimbing jalannya diskusi. Di tengah diskusi masih banyak siswa yang tidak tertib mengikuti kegiatan ini, diantaranya juga masih banyak yang mengobrol.
3
09.30 - 09.45
Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi selesai, siswa dari setiap kelompok ma.ju ke depan untuk mempresentasikan hasil dari diskusi dan dibandingkan dengan kelompok lainnya. Didiskusikan dan dicari jawaban yang benar.
4
09.45 - 10.00
Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mengajukan kesimpulan mengenai materi yang didiskusikan.
No
1
2
168
CATA TAN LAPANGAN SIKLUS I Nama Sekolah : Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 0 I Kelas : XI IPA Pertemuan No
I
2
: 2 (Siklus I)
Urutan Waktu
Pengamatan
12.30 - 12.50
Guru memulai pembelajaran seperti biasa, yaitu mengabsen siswa, meajelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi demi berlangsungnya kegiatan pembelajaran ini. Dan hal yang paling baik awal pembelajaran adalah mengulang sedikit materi yang diajarkan pertemuan sebelumnya, pertanyaannya adalah "Siapa yang masih ingat definisi tentang Jarutan penyangga?
12.50 - 13.30
Pada pertemuan kali ini, guru juga memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan bersama. Guru membimbing kegiatan diskusi dan memberikan arahan jika siswa tidak melakukan diskusi dengan baik. Saal yang diberikan mengenai perhitungan pH larutan penyangga.
Di akhir diskusi, siswa perwakilan dari setiap kelompok 3
13.30 - 13.45
4
13.45 - 14.00
bersiap-siap untuk maju ke depan untuk mengumumkan basil diskusinya. Siswa banyak yang mengalami kesulitan dalam mencari jawaban soal itu. Guru membantu siswa memberikan solusi yang tepat dari soal tersebut.
Pada akhir pembelajaran, siswa dengan bimbingan guru menyatakan kesimpulan mengenai materi larutan penyangga.
169
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I Nama Sekolah: Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 01 Kelas : XI IPA Pertemuan : 3 (Siklus I) Urutan Waktu
Pengamatan
08.30 - 08.50
Awal pembelajaran guru melakukan aktivitas seperti biasa, yaitu; mengabsen siswa, menjelaskan tujuan dari pembelajaran, dan memotivasi siswa.
2
08.50 - 09.30
Siswa diberikan soal mengenai peranan larutan penyangga dalam tubuh manusia. Siswa mendiskusikannya, apakah betul larutan penyangga ada dalam tubuh manusia dan mengidentifikasi zat-zat tersebut.
3
09.30 - 09.45
Keadaan diskusi cukup lebih tertib dari biasanya, karena siswa sudah dapat beradaptasi dengan pembelajaran ini.
09.45 - 10.00
Seperti biasa, di akhir pembelajaran siswa menyimpulkan hasil diskusinya dan saling bertukar pendapat dengan kelompok lain.
No
1
4
170
Lampiran32 CATATAN LAPANGAN SIKLUS II Nama Sekolah: Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 01 Kelas : XI IP A : 5 (Siklus 2) Pertemuan No
I
2
3
Urutan Waktu
Pengamatan
08.30 - 08.50
Pertemuan kelima ini merupakan awal dari siklus 2. Pada pcrtemuan ini, guru mengadakan praktikum sedcrhana membahas tentang perubahan pH larutan penyangga berdasarkan pengukuran indikator universal clan kertas lakmus. Siswa mendengarkan dengan cermat penjelasan mengenai prosedur praktikum dan mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
08 .50 - 09 .40
Siswa menjalankan praktikum dengan tertib dan semangat. Alat dan bahan seadanya tidak mengurangi semangat mereka untuk belajar. Banyak kesalahan yang terjadi, dianraranya pada penggunaan alat, siswa tidak dapat menggunakan labu ukur, pada bahan, banyak yang salah mencampurkan zat yang salah ke dalam larutan.
09.40 - I 0.00
Pada akhir kegiatan ini, masing-masing kelompok mengisi LKS, untuk dipresentasikan pada pertemuan selanjutuya. Karena kegiatan praktikum masih hams diteruskan pada pertemuan berikutuya.
171
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II Nama Sekolah : Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 0 I Kelas : XI IPA : 6 (Siklus 2) Pertemuan No
Urutan Waktu
Pengamatan
1
Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan 12.30 - 12.50 sebelumnya. Siswa masih melakukan praktikum. Siswa dan guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2
Praktikum kali ini tidak sesibuk praktikum kemarin, karena bahan-bahan, seperti larutan penyangga CH3C00Na sudah dibuat, larutan NaOH sudah dikurangi konsentrasinya, begitu juga dengan HCI. Siswa melakukan praktikum dengan kelompok masing-masing. Jika 12.50 - 13.40 praktikum sebelumnya membahas perubahan larutan penyangga CH3COONa jika ditambah dengan basa, sekarang adalah perubahan pH larutan CH3C00Na dengan penambahan asam. haisl tersebut dibandingkan dan diambil kesimpulan.
3
13.40 - 14.00 Siswa mengisi lembar LKS.
172
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II Nama Sekolah : Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 0 I Kelas : XI IPA Pertemuan : 7 (Siklus 2) No
Urutan Waktu
Pengamatan
I
Pertemuan yang ketiga pada siklus dua membahas mengenai perhitungan pH dari larutan penyangga jika ditambah basa, asam atau pengenceran. Guru membuka 08.30 - 08.50 pertemuan dengan mengabsen siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi. Sebelumnya guru, menagih hasil kerja siswa pada praktikum untuk dipresentasikan di depan kelas.
2
Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru, yaitu 08.50 - 09.30 perhitungan pH pengenceran larutan penyangga. Siswa melaksanakan diskusi dengan tertib dan antusias.
3
Setelah selesai mengerjakan soal dari guru, perwakilan dari masing-masing kelompok mengutarakan hasil dari 09.30 - 09.45 praktikum yang telah dilakukan. Setiap kelompok merniliki hasil yang berbeda-beda, sehingga banyak perdebatan yang terjadi.
4
09.45 - 10.00
Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil dari masing-masing praktikurn.
173
Lampiran33 Basil wawancara dari beberapa siswa XI IPA As-Syafi'iyah 01 mengenai pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Jawaban
No
Pertanyaan Ya
Ragu-ragu
Tidak
l
Apakah Anda dapat menafsirkan suatu konsep dengan kata-kata Anda sendiri?
50%
40%
10%
2
Apakah Anda dapat menterjemahkan konsep dengan kata-kata Anda sendiri?
50%
20%
30%
3
Apakah Anda dapat mengklarifikasikau konsep dengan kata-kata Anda sendiri?
40%
30%
30%
4
Apakah Anda dapat memberikan contoh kejadian di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi kimia?
80%
0
20%
5
Apakah Anda dapat menggolongkan salah satu masalah dari materi yang diajarkan?
40%
40%
20%
6
Apakah Anda dapat menggeneralisasikan suatu konsep dalam kimia?
40%
20%
40%
7
Apakah Anda dapat mencari hubungan antara satu objek dengan objek lain yang berkaitan materi kimia?
40%
0
60%
8
Apakah Anda dapat meajelaskan konsep dari materi yang diajarkan guru?
50%
50%
0%
174
Lampiran 34
Hasil Wawancara Guru Kimia XI IPA As-Syafi'iyah 01 mengenai metode pembelajaran. No
Pertanyaan
Jawaban Metode yang saya gunakan pada saat mengajar di kelas XI IPA Assyafi'iyah adalah dengan ceramah dan tanya jawab.
1
Metode apa yang dulu pemah Anda gunakan di kelas?
2
Metode tersebut masih kurang efektif karena siswa kurang aktif, dan kegiatan Apakah metode tersebut pembelajaran berpusat pada guru. Dan efektif dalarn penyarnpaian siswa masih agak sulit diajak berdiskusi, materi? sehingga saya masih agak sulit menerapkan metode diskusi.
3
Apakah saya dapat membantunya?
Mungkin, dengan metode yang barn, siswa jadi lebih tertarik.
4
MenurutAndaapakah metode generatifberbasis konstruktivisme ini membantu?
Metode konstruktivisme itu bertujuan untuk menggali potensi siswa, jadi saya rasa dapat membantu.
175
Lampiran 35 Hasil Kuisioner Awai Siswa XI IPA As-Syafi'iyah 01. Jawaban No
Pertanyaan
c
A
B
1
Apakah Anda mengalami kesulitan dalam belajar kimia?
Ya, kadang saya kurang paham dengan beberapa rumus kimla, dan kurang memperhatikan.
Ya, karena konsep teori yang kurang saya pahami dan unsur-unsur dalam kimia yang sulit dihafal.
ya, terutama dalam mempe1ajari rumusrumus dan perhitungannya.
ya, karena konsep teorinya susah dipahaml.
2
Metode apa yang biasa digunakan oleh guru kimia Anda?
Ceramah.
Ceramah.
Ceramah.
Cera mah
3
Ya, karena ada beberapa materi yang masih sulit mengalami kesulitan Ya, Karena penjelasan saya pahami tetapi dalam memahami kimia Ya, terkadang dari guru kurang saya sudah berlanjut ke dengan metode yang mengalami kesulitan. pa ha mi. materi lain. Jadi saya digunakan oleh guru belum sempat benarAnda? benar memahami.
Ya, karena teorinya sangat susah untuk dimengerti.
4
Ada, yaltu dalam menentukan persaman dan perbedaan sifat dari unsur. Misalnya; unsur apa saja yang termasukasam,basa.
Larutan penyangga dan asam basa.
D
ApakahAnda
Apakah ada materi kimia Ada, larutan yang menurut Anda sulit penyangga. dipahami?
Ya, 1arutan penyangga dan asam basa.
176
mpiran 36 Hasil Angket Siswa Siklus I Indikator
apat siswa ~enai metode >elajaran
Nomor Soal
Pertanyaan
p,
Respon siswa terhadap pertanyaan SS
s
TS
STS
4
I
Saya senang dengan metode pembelajaran (generatif) yang telah dilaksanakan.
2
18
0
0
8
3
Guru banyak memberikan latihan soal dalam kegiatan belajar mengajar
6
13
I
I
24
4
Guru memberikan informasi tentang larutan penyangga dengan jelas.
3
8
2
8
12
2
Saya merasa lebih mengerti materi larutan penyangga daripada materi sebelumnya.
1
5
II
7
4
5
Saya dapat menjelaskan sendiri konsep materi yang telah dipelajari kepada teman.
I
9
5
6
4
6
saya dapat menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan.
0
7
8
6
0
7
saya sering membandingkan konsep materi yang sekarang dengan materi yang dipelajari lalu.
I
14
3
3
4
8
saya suka meneari perbedaan antara senyawa CH3COONa dengan NaCl, atau senyawa lainnya.
I
11
6
3
4
9
saya suka berfikir apa fungsi dari senyawa-senyawa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
7
8
3
3
28
~atif
tpat siswa enai konsep m penyangga
177
Hasil Angket Siswa Siklus I mgan butir soal
Jumlah
Persentase
2
I
~
0
0
62
73,81
I
2
I
66
78,57
4
8
48
57,14
22
7
48
57,14
10
6
47
55,95
16
6
43
51,19
6
3
55
65,48
12
3
52
61,90
6
3
61
72,62
Rata-rata
69,84
60,71
65,28
178
tnpiran 37 Hasil Angket Siswa Siklus II
Indikator
dapat siswa 1genai metode 1belajaran eratif
1dapat siswa .1genai konsep 1tan penyangga
Respon siswa terhadap pertanyaan
Nomor Soal
Pertanyaan SS
s
TS
STS
1
Saya senang dengan metode pembelajaran (generatif) yang telah dilaksanakan.
1
18
1
0
3
Guru banyak memberikan latihan soal dalam kegiatan belajar mengajar
2
12
5
2
4
Gnru memberikan informasi tentang larutan penyangga dengan jelas.
5
11
4
1
2
Saya merasa lebih mengerti materi larutan penyangga daripada materi sebelumnya.
2
12
4
2
5
Saya dapat menjelaskan sendiri konsep materi yang telah dipelajari kepada teman.
0
12
7
2
6
saya dapat menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan.
I
16
2
2
-··--
-- ---
--
·--
--- --
...
---·--'"-
-----
.......
..
'
. ..
7
saya sering membandingkan konsep materi yang sekarang dengan mater yang dipelajari lalu.
1
14
4
2
8
saya suka mencari perbedaan antara senyawa CH3COONa dengan NaCl, atau senyawa lainnya.
0
15
4
2
9
saya suka berfikir apa fungsi dari senyawa-senyawa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
8
II
3
0
179
Hasil Angket Siswa Sildus II Perhitungan butir soal Jumlah
Persentase
4
3
2
I
4
54
2
0
60
71,43
8
36
10
2
56
66,67
20
33
8
I
62
73,8!
8
36
8
2
54
64,29
0
36
14
2
52
61,90
4
48
4
2
58
69,05
---
------
----
'
...
.....
.
.
Rata-rata
70,64
-~"
68,65 4
42
8
2
56
66,67
0
45
8
2
55
65,48
32
33
6
0
71
84,52
69,64
180
Lampiran 38 PERHITUNGANVALIDITAS INSTRUMEN SOAL ESSAY SIKLUS 1 NO 1 2 3 4 5 6
1 8 9 JO 11 J2 13 14 I5 16 17 J8 J9 20 2I 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
NAMA ADAM DARMA WAN ADIBDANU AGGIES AJl DWIANTORO .H ALFIE RIZK! B. P. ALDI RENALDI ANUGGRAH.K ANNUR.L ARANITA DEV!STA ASTRI DAMAYANTI DEBY TRIANA .W DEW! PRASETYAWATI DIMAS KIWARI .R DWI NURSEPTIAN! ENDI .H ERLANGGA.H FADLI AHMAD .S HANUM.H HAPPY RlZKI .K IDA YUN! .A !NORI SAFITRI INNA NABELLA KARIM .S KUNTUM CHAIRUM KURNIA WAHYU .U LUCKY PRASTIO MADITO.M MAULANA.R MIGATHONDWIA. W. MIRA AJENG W. D. M. AJI ARSANTO M.IQBAL PUTRI DIAN .P RISKANOVIA RISKA YULIANI .F SAHNAZS.A TIAR.S VIVID. M WlJI WAHYUNINGSIH YULIA DEW! .M JUMLAH rxv Kriteria Vi JmIVi
BUTIRSOAL
1 6 JO
2 3 3
5
5
6 6
2
5 5
6
5 4
5
5
4 3 3 2,5 7 3 8 10 3 4
5
5 6 6 JO IO IO 10 10 9 4 5 4 3 10 IO 6
5 4 5
5 5 7 5 3 5 3 4
6 IO
6 6 8
5
3 I 8 10 I 10 JO JO 3 2 10 10
5 JO 3 IO 10 10 5 0 I
5 0 10 IO 3 I IO 5 10 2 2 0 0 3
4
5
5
20 20 20 20 20 20 20 3 3 20 20 20 20 3 20 20 20 20 20 2
JO 5
5 JO 5 5 JO 5
5 5 JO 5 10 10 5 JO 10 JO 0 IO 12 5 IO 5
5 IO 5
5
5 7 20
5 3 20 20 20 20 20 20 20 5 20 20 3 20 20 20
IO 5 3 JO 0 3 5 4 10 5 5 0 6 5 5 5 5 5 3 JO 5 6 4 5 IO 10 15 7 7,5 5 IO 6 5 6 1 3 5 5 221 257 180 297 624 0,5958 0,4087 0,7648 0,3 J59 0,778J
v
v
v
5,6353 2,9359 J5,076 87,J7
. --
,
v
v
10,61
52,913
JUMLAH 35 5J 45 34 5I 46 45 25 I9 43 44 43,5 52 29 58
55 53 48 39 12 29 27 50 42 22 35
55 39 45 45 40 28 24 34 40 26 45 59,5 46 20 1579
181
Lampiran 39 PERHITUNGAN VALIDITAS INSTRUMEN SOAL ESSAY SIKLUS 2 NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 J5 16 17 J8 19
ADAM DARMA WAN ADIBDANU AGGIES AJ! DWIANTORO .H ALFIE RlZKJ B. P. ALDI RENALDI ANUGGRAH.K ANNUR.L ARANITA DEVISTA ASTRJ DAMAYANT! DEBY TRIANA .W DEW! PRASETY AWAT! DIMAS KIW ARI . R DWI NURSEPTlANl END! .H ERLANGGA.H FADL! AHMAD .S HANUM.H HAPPY RJZKJ .K IDA YUN! .A JNDRJ SAFITRJ JNNA NABELLA KARJM.S KUNTUM CHAIRUM KURNIA WAHYU .U LUCKY PRASTIO MADITO.M MAULANA.R MIGATHON DWI A. W. MIRA AJENG W. D. M. AJI ARSANTO M.IQBAL PUTRJ DIAN .P RJSKANOVIA RISKA YULIANJ .F SAHNAZS.A TJAR.S VlVlD.M WIJI WAHYUNJNGSIH YUL!A DEW! .M JUMLAH
20
2J 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
rxv Kriteria Vi Jml Vi
BUTIRSOAL
1
2
3
4
5
20 15 20 9 20
10 10 10 10 10 5 10
20 20 20 20 20 13 20 5 15 20 20 20 20 5 20 20 20 20 20 15 20 20 20 20 20 20 20 JO
5 10 10 5 10 8 10 7 8 10 10 0
7 10 7 8 8 7 7 10 10 7 7 0 7
v
v
10
20
20 20 20 20 20 20 20 20 20 15 JO 20
l I
10 10 3 10 1 10
10 7 10
10
20
l
20 20 15 20 15
3 10 10 1 1
10
JO 7 10 10 JO 10
8 10 7 10 10 10
v
v
62 65 67 52 68 43 67 43 54 67 67 43 67
IO
46
10 7 8 10 JO JO 10 5 7 7 10 8
67 67 60 60 70 54 63 62 62 58 56 68 65 47 50 68 68 60 48 63 67 56 68 50 55 29 2352
20 10 20 10 5 10 20 5 5 7 20 5 IO 10 5 20 8 20 10 10 20 10 20 JO 8 10 20 20 JO 0 3 10 5 20 JO 8 20 15 10 JO 10 20 20 10 7 I 15 20 10 10 JO 20 20 JO 8 0 15 20 10 5 10 20 20 0 5 4 5 20 0 0 719 278 718 335 302 0,4723 0,6848 0,5635 0,5538 0,359 10
JUMLAH
v
14,2814 14,6128 20,6641 8,54808 7,48462 65.591 51.3096 36.6968 29 29
182
Lampiran 41 GAMBAR SISWA DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM PENELITIAN (Yang diadakan pada tanggal 17-19 Maret 2008)
Garn bar 1. Siswa mencampnrkan sedikit asam (HCI) pada larntan penyangga asam nntuk diamati pernbahan pH
Garn bar 2. Siswa mencampnrkan sedikit basa (NaOH) pada larntau penyangga basa nntuk diamati perubahan pH
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
: Nina Husna
NIM
: 103016227135
Jumsan : Pendidikan Kimia Judul Skripsi : Penerapan Pembelajaran Konstmktivisme Berbasis Pemahaman Siswa Terhadap Lamtan Penyangga.
Generatif Untuk Mening
Paraf Pembimbing
Judul dan Halaman Buln1/Referensi
II
I
No BABI
~
~
Armai Arief, Pengantar I/mu dan Metodo/ogi Pendidikon Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002) ha! 6.
t
3
Undang-Undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Undang-nndang Republik Indonesia no. 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004), hal 37.
~
4
Pendidikan Nasional Sebagai Wahana Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membangun Peradaban Negara Bangsa (Sebuah Usaha Memahami UUD' 45), (Jakarta: Ce11rer fur fafu1111atio11 a11d National Policy Studies, 2000) hal.62.
f !
5
Undang-Undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Undang-undang Republik ...... ,ha!. 39
/
6
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), hal 225.
,{
~,f(
7
Erman Suherman, dkk, Common Textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003) ha\ 7.
~
8
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Bani, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) ha! 90.
f/)
9
H. Erman Suhennan, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika ...... , ha! 3 2
I
Abuddin Nata, Filsqfat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005) hal.10 I
2
10
I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, Pembclajaran GeneratifDengan Strategi Pemecahan Masalah Unllik Meningkatkan Kualilas Pembelajaran Kimia Dasar II, Jumsan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan MIPA, IK.IP Negeri Singaraja.
If
/
f /
1K
~ Al_ •
~ if}
~
f ~
M. Khoiruddin, 11
Konstrukti\~sme
Dalam Strategj
l:~il!lUL h!!l2:.l.hvww.goggle.cojdiseardi7JiJ=jd&JJ=Jang jd&dient =firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla:en.!JS :Qfilv11l&hs=) xJ&g=pembelajfil:an+1;:211stn!ktivisme&s tart=lO&sa=N, l iuli 200&, hall
12
Active dJ!11 Q.~rative Teachi11g, 1990-1991, httg://education.calumet.gurdue.edufvockellfedgsybookfE dm;y2/ednsv2 active.htm. 16 November 2007.
13
Michael Purba, Kimi a untuk SMA Ke las XJ, (Jakarta; Penetbit Erlangga, 2002), h.88
5~ J,,.....,,
I
~)!_,,
J
BABU
'/
14
Katu, Pembelajaran Generatif, httQ://nasaui.ited.uidaho.edufnasasQarkldatashar.htm.
15
Constructivism and the Five E's, httQ://www.constructivismelexQo.exQo.edu.Qh/Qinatu bo/Qage4.html, 20 Mei 2008, hal 2
f
16
Pembelajaran Konstruktivisme, ht!Jl://gurubeasiswa.blogsQot.com/2007/12/Qembelajaranmatematika-dengan-teori.1itm1, 1 Juli 2008 lial 3.
~
17
Constructivism and the Five E's, h!.!Jl://www.constructivisme/exQQ.elillQ.edu.gh/ginatubo/Q age4.hl!!!!. 20 Mei 2008
l
/ '
Guni, Petnbelajaran Konstuktivistik, 18
19
20
httn://www.wbandi.net/'?pilih=new&aksi=lihat&id=66. 13 April 2007. Nuryani Y. Rustarnan Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, (Surabaya: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press), cet l, 2005), hal 171 M. Khoiruddin. Konstrnktivisme Dalam Strategi Pembelajaran, httg://mvw.google.co.idfsearch?hl=id&lr=lang id&client =firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla:enUS:official&hs=lxJ&g~mbelajaran+konstrnktivisme&s
1 ~
~
~-
~ (\2v -
~ • /1
Vf' (!____,
{ ~
tart= IO&sa=N, 1 juli 2008, ha! I. ~
21
Tumbnh Kemban° Konstrnktivisme Dalam Pembelaiaran keDepan, ' httn://tumbuhkembang.blogsQQt.com/2007/08/konstnJktiv isme-dalarn-~mbelajaran-ke.html, 1 Juli 2008.
!
~ ..!
22
ImllQrtant Peo11Ie in the DeveloQment of the Theo!)' of Constructivism. 1m11.:!/n'Il'Il'.constructivisme.com!cJ1d.gse.&J1e.edu!immers ionlkonwledgebase/index.htm. 20 mei 2008.
23
Konstmktivisme dan Pembelajaran. ht11r//suci11toardi.wordQress.com/2007/12/04/48/, 1 Juli 2008.
24
Ennan Suhennan, cU
25
Pembelajaran Konstruktivisme, htt11://gumbeasiswa.blogsllQt.com/2007/12/Qs;mbelajaranmatematika-denfilill-teori.html, 1 Juli 2008, ha! 3.
26
Nm:yani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar.. ....... , hal 173-174.
27
Edi Hendri Mulyana, "Pengaruh Implementasi Model Pe111belajarcm Konstmktivisme Altematij'Terhadap Perubahan Konseptua/ dan Keterampilan Ilmiah },;fahasiswa Dalam .Mata Ku Iiah Konsep Dasar IPA ", dalam Laporan Hasil Penelitian: PGSD UPP3 Faknltas Ilmu Pendidikan UPI, 2001, ha! 18.
28
Hamzah, "Pembelajaran Matematika Menumt Teori ~elajar K<mstrnlgivisme"qa!am Jurna/ pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, No. 040, Tahuu ke-8, November 2002. h.67
29
H. A. Syukur Ghazali, "Menciptakan Lingkungan yang Kontmktivistik Bagi Pembelajaran Bahasa", dalam, Jurnal Pendidikan dan Pembelafaran, Tahun 16 No. l, 2003, h. 13
30
Guru. I>embelajaran Konslillktivistik. htto://www.whandi.net/?oilih=new&aksi=Iihat&id=66, 13 A!lril 2007, ha! 3.
31
Ari Widodo, Konstruktivisme dan Pembelajaran Sains, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 064, Tahuu ke13, Januari 2007, Jakarta, h.101.
32
Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Mctode Konstruktivismc, Mctamorfosa, Vol. 1 No 2, Oktober 2006, Jakarta, h. 5 l
33
Gu!:!!, Pembelajaran Konstmktivistik. htt11://www.whandi.net/?gilih=new&aksi=lihat&id=66, hal 4, l3 A1Jril 2007.
L
t
~ ~ t(l ~ ? y ~ (L
-
~ ~
x~ ~ < I
I; ~
t
L
K ~ •
~
\¥-
34
Pembelajaran Generatif Katu. ht!Q://nasaui.ited.uidaho.edu/nasagark/datashar.htm. hal.1
35
)5
~l
Strategj Pembelajaran Generatif, www.geoeities.com/ngrizan 2000/Strategi Pembelajaran Generatif.htm, 20 Mei 2008
e:
~
36
Generative Learning Group, Generative Leaming.• http://www.generative.com
f
37
What is Adantive Learning v.s Generative Learning ht!Q://education.calumetQnrdue.edulvockell!Ed11[l'booklE d11sv2/edQsv2.active.htm.
38
Ritcl1ie, dkk, Effectiveness <>/Two Generative Leaming Strategies In The Science Classroom, http://findarticles.com/p/articles/mi_qa3667/is_200002/ai _n88855 l6/pg_6?tag=artBody;coll
t
39
I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, "Pembe/ajaran General![Dengan Strategi Pemecahan i\Iasa/ah Untuk ,'vfeningkatkan Kualitas Pembe/ajaran Kimia Dasar If", Faknltas Pendidikan MIPA IK1P Negeri Singaraja, Jurua! Pendidikan dan Pengajaran No. l TH. XXXVI, 2003. ha! 95.
40
Pembelajaran Generatif Katn, htto:llnasaui.ited.uidaho....... ha! l-2.
41
Wittrock, Active dan Generative Teaching. 1990-1991, hffil:/leducation.calumet.gurdue.edulvockelUed!![l'booklE d!!§Y2/ed!!sv2 active.htm, 16 November 2007. l1al 1-2.
/
~I f
1~ ~ ~ ?~ I
42
Wittrock, Active dan Generative Teaching ........ ha! 3-4.
43
I Ketut Tika, "Model Be/ajar Generatif Sebagai A!ternatifPErbaikan KEsa/ahan Konsepsi dalam Perkuliahan Fisika Dasar ;\!fahasisit1a Jurusan Pendidikan MJPA STKIP Singaraja" dalam Jurua! Pendidikan dan Kebudayaan Aneka Widya, No. 3 Th XXXIV, Jnli 2001, Institut Kegnruan dan limn Pendidikan Negeri Singaraja, ha! 46
44
Edi Hendri Mulyana, "Pengaruh Implementasi lvfodet Pembe/ajaran Konstruktivisme AlternatifTerhadap Perubahan Konseptual clan Ketera111pilan l/Jniah Mahasiswa Dal am Mata Kuliah Konsep Dasar IPA", dalam Laporan Hasil Penelitian: PGSD UPP3 Fakultas Ilmu Pcndidikan UPI, 2001, ha! 20.
~ ~
(J
tt
I
~ ~ ~()
')
t
45
Syaiful B. Arsyid, "Pengembangan ivfodel Be/ajar Generatif Untuk Memperbaiki Miskonsepsi Mahasiswa Tentang Konsep lvfekanika" dalam Laporan Penelitian, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ta1tjungpura Pontianak, 2002, hal 9-10.
46
Nyoman Rohadi, "Penyusunan Bahan Ajar Terpadu Remediasi lvfenerapkan ,\cfodel Genera/if Untuk Mengatasi Kenda/a Kognit1fFisiska SLTP di Propinsi Bengkulu ", dalam Laporan Penelitian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alan1 Universitas Bengkulu, 9 April 2002, hal 6.
47
Ayu Mahayukti, "Pengembangan Model Pembelajaran GeneratifDengan 1Wetode PQ4R Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembe/qjaran Matematika Siswa Ke/as II B SLTP Laboralorium !KIP Ngeri Singaraja" , Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Negeri Singaraja; Jurua! Pendidikan dan Pengajaran ISSN 02158250 No. 1 TH. XXXVl Januari 2003. hal 3.
48
I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, "Pembe/ajaran Genera/if Dengan Stralegi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembe/ajaran Kimia Dasar II", Fakultas Pendidikan MIPA !KIP Negeri Singaraja, Jumal Pendidikan dan Pengajaran No. 1 TH. XXXVJ, 2003. bal 97.
49
Nyoman Rohadi, "Penyusunan Bahan Ajar Terpadu Remediasi Menerapkan Model Genera/if Untuk Mengalasi Kenda/a Kognilif Fisiska SLTP di Propinsi Bengkulu ", dalam Laporan Penelitian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Benglmlu, 9 April 2002, lllll 6.
J ~ I
~ < I
.•
~ ~ ( f~ ~ ----
50
Ayu Mahayukti, "Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan Metode PQ4R Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembe/ajaran Matematika Siswa Ke/as II B SLTP Laboratoriwn !KIP Ngeri Singaraja" , Inslitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja; Jurnal Pendidikan dan Pengajaran ISSN 02158250 No. I TH. XXXVl Januari 2003. ha! 3.
50
I Wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana, "Pembelajaran Genera/ifDengan Strategi Pemecahan AJasafah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimi a Dasar II", Faknltas Pendidikan MIPA !KIP Negeri Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran No. l TH. XXXVl, 2003. hal 97.
51
Anas Sudjiono., Pengantar Evaluasi Pendidikan ,
...
-- -
. -
-
.
-
~ ~ ~ ~ (/
0
--·--
52
Waliyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pem/Jelajaran IPA , (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 036, Talmn ke-8, Mei 2002), 1uil 390.
53
Wahyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap ... .... , ha! 391
54
Nuryani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar ... , cet 1, 2005), ha! 156.
55
A. Tresna Saslrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991) ha! 46-47.
56
R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hal 20-21.
57
Endang Susilowati, dkk. "Pengembangan Pembelajaran Kimi a ]vfenggunakan Pendekatan Siklus Belajar dengan Model 5-E untuk lvfEningkatkan Pemahaman KonsepKonsep Kesetimbangan Fase" dalamLaporan Penelitian di Fakultas Keguruan dan Jlmu Pendidikan Universitas &be/as Maret Surakarta , No: 371/P4T/DPPM/ARSCLPTKN/2003, hall3.
58
Vogel, Analisis Anorganik Kualitatif1vlakro Dan Semimikro , (Jakarta; PT. Kalman Media Pustaka, 1990), h. 51
59
Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kclas X1, (Jakarta: Erlangga, 2002), ha! 101-102. Workshop PTK SMA Negeri 8 Surabaya, Penelitian Tindakan Ke/as
60
-
httn://diokoawcollection.blovsnnt.com/2007/l ll~nelitian tindakan-kelas.html I juli 2008, hal l.
61
Rochiati Wiriaatmadja, J\Ietode Pene/itian Tindakan Ke/as, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 12
62
Suha;filmi Arilmnto, dkk., Penelilian Tindakan Ke/as ... ., ll. 106
63
Derek Glover dan Sne Law, Afemperbaiki Pembe/ajaran Praktik Profesional di Sekolah Menengah, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) hal 31. Worksho11 PTK SMA Negeri 8 Surabava, Penelitian Tindakan Kelas. h!!Ji;//djokoawcollection.blogsoot.com ..... ., ha! 2.
64
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Ke/as ... ., h. 16
~
f
~
h
~c
/\)
~-
~
I ,
!L
() "'
I
,
~ ~ ~
l 2 ..
f
y ~ (_ )
\
)
"-'
(j
l
'/
~
>?
:~ \f-~ ~~ /(!, L
\
I
BAB III
65
Tonih Feronika,dkk, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Evalttasi Produk Pembe/ajaran Kimia, Program Studi Pendidikan Kinria Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegum an UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, ha!. 28
66
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (PT Rineka Cipta: Jakarta, 2002), ha\ 144.
67
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembe/ajaran, (PT. Bunri Aksara: Jakarta, 2007), ha\. 108
'/ ,
1~
[J,
Suharsinri Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu ..... ,ha!
68
164
69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene/itian Suatu .... , hal 173
70
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT B1mri Aksara, 2005), hal 208.
71
Anas Sudyono, Pengantar Evafuasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. Ke-5, hal. 389
72
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kela&, (Bandung: PT Rernaja Rosdakarya, 2007), hal 142.
73
(.,.
!) l
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo PErsada, 2000), h. 40
,
BAB IV
74
LeJ.y J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet ke-18, h.178
I ~
/
YAYASAN
PERGlJRUAN ISLAM AS-SYA.FI'IYAH Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 01
No. : 85/MA-AS/E/II/2008 Lamp.: Hal : Izin Penelitian
Jakarta, 12 Pebruari 2008
I!
Kepada Yth Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Jakarta DiTempat
i
!
'1
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera kami sampaikan, semoga kita semua dalam bimbingan, taufiq dan hidayah dari Allah SWT dalam menjalankan tugas. Amin Menunjuk surat saudara No. Un.01/Fi/TL022/146/2008 tentang permohonan izin penelitian di sekolah yang kami pimpin, maka kami atas nama instansi/ sekolah MA As-syafi' iyah 01 memberi izin, kepada : No
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
I.
NinaHusna
103016227135
Pendidikan IPA
IX
Pembelajaran Konstruktivisme berbasis Generatif dengan Strategi Pemecahan Masa.lah untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada larutan Penyangga
Demikian surat izin ini disan1paikan agar maklum adanya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.