JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
1
PENGEMBANGAN MEKANISME TRANSMISI DAYA DARI REGENERATIVE SHOCK ABSORBER (RSA) MODEL ROTATIONAL JAW PADA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN TOYOTA AVANZA Nanang Ismail Fahmi, Harus Laksana Guntur Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak-Bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan kendaraan selama ini masih belum bisa terserap sepenuhnya. Dari sebuah penelitian di New York State University, hanya 10-16 persen energi dari bahan bakar yang efektif digunakan untuk menjalankan kendaraan. Sisa energi yang terbuang sebesar 84-90 persen menjadi panas (thermal) dan getaran (vibration) Hal ini menunjukkan masih banyaknya energi yang terbuang dari kendaraan. Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan mekanisme Regenerative Shock Absorber (RSA) yang digunakan untuk memanfaatkan gerakan translasi naik turun suspensi kendaraan menjadi gerak rotasi untuk memutar generator. Dalam penulisan tugas akhir ini akan dijelaskan mekanisme dari RSA sendiri mulai dari tahap perancangan sampai tahap perhitungan kekuatan bahan dari roda gigi dan poros penggerak roda gigi. Dari tugas akhir yang dikerjakan ini dihasilkan sebuah mekanisme RSA dan hasil perhitungan dari kekuatan bahan dari roda gigi dan poros penggerak roda gigi,dimana aman untuk penggunaannya serta menghasilkan energi listrik dari generator. Mekanisme RSA ini berdimensi 17,6cm x 16,8cm x 13cm, hasil output dari mekanisme ini setelah diuji menggunakan slider crank dapat menghasilkan daya sebesar 7,2 Watt.
Kata Kunci: Mobil, Vibration, Suspensi, Mekanisme RSA, Energy Harvesting. I.
PENDAHULUAN
Sejak dimulainya revolusi industri manusia sudah menetapkan sebuah sumber energi yang sebenarnya jumlahnya sangat terbatas. Akibatnya energi menjadi semakin mahal dari waktu ke waktu dan terasa makin menipis. Mulailah manusia mengenal suatu usaha dalam melakukan proses untuk mendapat energi dari sumber lain seperti matahari, termal, angin, gradien salinitas, atau energi kinetis. Hal ini dikarenakan cadangan bahan bakar atau energy yang biasa kita pakai sudah menipis. Lalu dengan suatu mekanisme yang dikembangkan sedemikian rupa dapat menangkap dan menyimpan energy dari sumber lain untuk digunakan dalam pemenuhan kebutuhan perangkat kebutuhan manusia. Dalam menyikapi keadaan ini maka semua orang mulai berlomba-lomba untuk mencari teknologi yang dapat menggantikan. tidak hanya mekanisme akan teetapi juga jenis bahan baku atau bahan alternative mulai dikembangkan agar sumberdayanya dapat diperbaharui.
Berdasarkan sebuah program penelitian yang diterapkan oleh University of Tennessee Chattanooga untuk mengembangkan dan menyebarkan teknologi maju yang memanfaatkan sumber yang bersih dan aman energi, sebuah kendaraan motor pembakaran dalam hanya efektif menggunakan 16% dari tenaga bahan bakar yang digunakan. Panas yang timbul saat proses pembakaran bahan bakar menjadi kerugian terbesar dari proses ini, serta energi lainnya terbuang pada gesekan saat transmisi daya. Sisanya sebesar 62% menjadi engine losses sebagai panas dan getaran, 11% engine idling, 6% transmission losses , serta 2% dari penambahan aksesori seperti Air Conditioner (AC). Dengan menganalisa banyaknya losses yang terjadi pada suatau mekanisme mobil saat berjalan maka banyak mulai ditemukan mekanisme baru dalam memanen energy (harevesting energy). Sebagai contoh Kinetic Energy Recovery System (KERS) yang mengkonversikan energi kinetis terbuang saat pengereman menjadi energi listrik yang disimpan pada baterai KERS. Kemudian memanen energy dari panas gas buang yang timbul dari proses pembakaran dengan Thermal Energy Recovery System (TERS). Teknologi ini bertujuan sama dengan KERS dimana energi listrik bangkitan TERS ini akan digunakan untuk mengisi baterai dan digunakan saat beban mesin besar. Dan pemanenan energy dari getaran yang timbul pada suspensi kendaraan. Dengan ada banyaknya mekanisme pemanen energy ini maka disatukan dalam teknologi mobil hybrid. Mobil hybrid ini bertenaga bensin sekaligus listrik, mobil ini merupakan solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak seperti bensin. Teknologi harvesting energy ini sendiri digunakan untuk mengisi ulang baterai atau accu sebagai sumber tenaga listrik yang dipakai. Dalam pengisian ulang listriknya yang semakin canggih, cepat, dan tenaga mesin listriknya semakin besar. Salah satu cara pengisian ulang listrik pada mobil hybrid adalah merancang bangun “Suspensi mobil yang menghasilkan listrik”. Dengan alat ini, pengisian ulang listrik bisa langsung dengan sendirinya pada saat mobil berjalan tanpa harus di-charge secara khusus. Dengan teknologi suspensi ini,didapat keluaran listrik yang cukup significant untuk menambah energi listrik pada accu mobil hybrid ataupun mobil listrik tersebut. Dengan profil jalan yang ada di Indonesia banyak yang tidak rata,maka semakin banyak energi listrik yang bisa dipanen karena suspensi berdefleksi secara kontinyu dan suspensi tersebut dihubungkan suatu mekanisme transmisi yang dihubungkan mini generator melalui induksi elektromagnetik agar dapat dihasilkan energi listrik dalam bentuk voltase.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 II.
URAIAN PENELITIAN
A. Regeneratif Shock Absorber Sebuah penelitian terdahulu di University of Stony Brook, New York dilakukan oleh Professor Lei Zuo, Brian Scully, Jurgen Shestani, dan Yu Zhou yang telah mendesain dan mengujikan regenerative shock absorber yang mampu memanfaatkan energi getaran dari mobil. Para peneliti tersebut membuat skala 1:2 dari prototip dari regenerative shock absorber dan mendemonstrasikan kemampuan alat tersebut untuk menghasilkan 2 – 8 Watts pada kondisi mengemudi dengan kecepatan 45 mph. Mereka memprediksikan dalam skala penuh dan digunakan pada kendaraan roda empat alat ini dapat menghasil listrik sampai 256 Watts. Alat mereka terdiri dari dua tube, yaitu: Di dalam regenerative shock absorber ini terdapat dua komponen utama, yaitu kumparan yang sangat sensitif dan magnet permanen berbentuk cincin bersusun yang dikemas secara khusus untuk meningkatkan daya kemagnetannya.
2
kita alirkan listrik, maka akan timbul medan magnet, sebaliknya apabila kita menggerakkan magnet dekat gulungan tersebut, akan timbul listrik dalam gulungan tersebut.
Gambar2.2. Prinsip kerja dinamo
Pada Gambar 2.1 menunjukkan prinsip kerja dari dinamo, dimana dinamo tersebut merupakan komponen terpenting pada rangkaian RSA. Dinamo ni nantinya akan menyimpan energi listrik yang dihaslkan dari putaran pada rangkaian gear box RSA. C. Metode Penelitian Pada tahap ini dilakukan metode pustaka sebagai dasar penelitian vibration energy recovery system (P-VERS) ini. Beberapa metode pustaka yang membangun penelitian ini adalah blue print departemen ESDM Indonesia, buku teknologi otomotif, buku machine design untuk mencari kekuatan serta pemilihan material roda gigi dan poros dan buku mekanika kekuatan material karangan R.C Hibbeler untuk mengetahui konsep tegangan dan regangan pada tuas penggerak toda gigi.
Gambar2.1. Shock absorber memakai piezoelectrik
Gambar 2.1 menujukkan shock absorber yang menggunakan piezoelektrik sebagai penangkap energi. Pada shock absorber ini, piezoelektrik diletakkan pada bagian puncak dalam tabung shock absorber, sehingga pada saat mobil melewati bump maka shock absorber akan mengalami kompresi. Kompresi tersebut nantinya akan menyebabkan adanya beda potensial pada kedua sisi piezoelktrik yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik.
B. Generator Listrik dan Prinsip Flux Magnet Dalam rancang bangun smart police trap terdapat sistem generator elektrik. Sistem generator elektrik ini menggunakan tekanan oleh sebuah kendaraan saat melewati polisi tidur. Didalamnya terdapat komponen berupa spur gear, roda gila, mekanisme flux magnet untuk menghasilkan arus DC, lampu led, resistor dan baterai.Pada bagian belakang roda gila teradapat flux magnet. Didalamnya ada lilitan kumparan dan magnet. Ketika roda gila berputar, magnet ikut berputar pula. Namun lilitan kumparan tetap diam (tidak berputar). Dengan kondisi ini maka akan timbul arus listrik berupa arus DC dan kemudian disimpan didalam flywheel, dan energi yang tersimpan tersebut dapat kita manfaatkan untuk berbagai macam keperluan Ada beberapa metode untuk membangkitkan energi dari gerak berjalan manusia, salah satunya adalah dengan cara induksi elektromagnetik. Induksi Elektromagnetik merupakan penggabungan antara listrik dan magnet. Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan kawat tembaga dan pada gulungan tersebut
Tahap Proses Perancangan dan Pendesainan mekanisme RSA pada sistem suspensi Toyota Avanza Secara rinci tahap proses perancangan dan pengembangan RSA dengan melakukan perancangan mekanisme, penentuan dimensi, penentuan kekuatan serta penentuan material yang tepat agar alat berfungsi dengan baikSecara rinci tahap proses perancangan dan pengembangan RSA dengan melakukan perancangan mekanisme, penentuan dimensi, penentuan kekuatan serta penentuan material yang tepat agar alat berfungsi dengan baik
Gambar2.1. Mekanisme Regenerative Shock Absorber
Perhitungan kekuatan roda gigi Tahap pertama untuk perhitungan kekuatan roda gigi ini adalah menentukan putaran awal (input) , putaran akhir (output) dan rasio kecepatan roda gigi sesuai yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
3
diharapkan dari penelitian ini. Sesuai dengan rumus kecepatan rasio dibawah : rv =
ωg ωp
=
ng np
=
Nt p Nt g
=
dp
Fd =
Ft 78 untuk V p > 4000 ft/menit III.
Ft .V p T .n = 63000 33000
(2)
Daya yang diterima oleh sepasang roda gigi yang bersentuhan, akan mengarah normal terhadap permukaan gigi dan searah dengan garis tekan / kontak. Pada gambar 3.4 ditunjukkan sepasang roda gigi yang bersentuhan pada pitch pointnya, gaya normal F n adalah gaya yang ditimbulkan oleh roda gigi yang digerakkan terhadap roda gigi penggerak. Dengan demikian gigi roda gigi penggerak akan menerima juga gaya normal F n yang sama besarnya tetapi berlawanan arah. Gaya radial disebut juga gaya pemindah, sebab gaya ini cenderung memisahkan antara dua roda gigi. Dalam perencanaan, gaya tangensial dianggap konstan selama kontak antara dua roda gigi, mulai dari bagian puncak gigi sampai dasar gigi, torsi yang timbul akibat gaya normal yang dihitung dari pusat dari pusat roda gigi adalah : d d (3) T = Fn 1 cos φ = Ft 1 2 2 Kecepatan pitch line : π .d .n (ft/menit) Vp = (4) 12 Dimana d (diameter gigi) dalam in, atau data juga dengan : π .d .n (m/s) Vp = (5) 60 dimana d (diameter gigi) dalam m Nilai harga ini dimasukkan kedalam rumus sebelumnya, maka : 12V p Ft d (6) T .n πd 2 hp = = 63000 63000 sehingga gaya tangensial pada roda gigi adalah : hp.33000 (7) Ft = Vp
HASIL DAN DISKUSI
A. Data simulink matlab dari analisa yang dilakukan untuk daya input masukan VERS dan kecepatan naik turun suspensi mobil Data simulink matlab dari analisa yang dilakukan untuk daya input masukan VERS dan kecepatan naik turun suspensi mobil Grafik Simulink matlab daya yang diterima VERS pada kecepatan mobil 36 km/jam dengan Constanta redaman Vers 10% pada roda belakang. Didapatkan daya dari root mean square (RMS) grafik sebesar 27,1 watt atau 0,003 Hp.
Gambar3.1. Grafik Simulink matlab daya yang diterima VERS
Grafik kecepatan naik turun suspensi mobil pada roda belakang, didapatkan kecepatan rata – rata naik turun suspense mobil pada roda belakang sebesar 0,36 m/s.
( )
Setelah menentukan gaya tangensial, maka langkah selanjutnya adalah menentukan gaya dinamis pada roda gigi yaitu : 600 + V p Fd = Ft (8) 600 untuk 0 < V p < 2000 ft/menit
Fd =
(10)
(1)
dg
Setelah mendapatkan rasio kecepatan dapat ditentukan daya input yang akan ditransmisikan pada roda gigi yang lain dengan rumus dibawah ini : hp =
78 + V p
1200 + V p 1200
Ft
untuk 2000 < V p < 4000 ft/menit
(9)
Gambar3.2. Grafik kecepatan naik turun suspensi
B. Hasil Perhitungan Roda Gigi • Data Gear jaw : Daya :0.03 HP Jenis Gear : spur gear Sudut tekan : 20 derajat coarse pitch Angka transmisi : 3,067 Putaran : 85 rpm Diameter : 3,60 in Lebar roda gigi : 0,62 inch
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 Jumlah gigi : 181 Diametral pitch : 50 Lewis from factor : 0,361
•
4
Beban dinamik (F d ), untuk V p < 2000 ft/min
F d = 600 + Vp F t = 600 + 80.07 12,352 lb.f 600 600 = 14,001 lb.f Lewis Equation untuk mencari bahan roda gigi Diketahui b : 0.62 inchi
φ : 20 0 Gambar3.3. Roda Gigi Jaw
Ntp : 181 (Dari tabel 10-2,deutchman didapat Y = 0,461)
So.bY P Fd .P 14,001lb.50inchi = So = bY 0,62inchi.0,461
• Data Gear 1&2 Jenis Gear : Spur gear Sudut tekan : 20 derajat Daya : 0,03 HP Angka transmisi : 3,067 Putaran : 260 rpm Diameter : 0,70 in Lebar roda gigi : 0,62 in Jumlah gigi : 59 Diametral pitch : 50 Lewis from factor : 0,295
Fb =
So = 2449,268 Psi Jadi karena nilai Safe static stress(so) = 2449,268 Psi maka bahan material roda gigi 1&2 dan jaw yang digunakan cukup Gray cast iron ASTM 25 dengan BHN 174. Sedangkan alat yang kita pakai memakai bahan gray cast iron ASTM 60,jadi sudah sangat kuat dan tahan terhadap keausan dan tegangan bending. Check roda gigi berdasarkan Wear Load (Buckingham) Fw = dp . b . Q . K
Fw ≈ Fd
(14)
dimana :
Gambar3.4. Roda Gigi 1 dan 2
d p = Diameter pitch pinion b = Lebar roda gigi K = Wear load factor dan harga Q diperoleh dari persamaan Q=
Perancangan roda gigi jaw dan roda gigi 1&2 •
Jarak roda gigi dp + dg 3,60 + 0.70 (11) c= = = 1,51 inchi 2 2 • Torsi masing – masing roda gigi Tjaw= Hp.63000 = 0.03.63000 = 22,235lb − in (12) njaw
T1=
85
Hp.63000 0.03.63000 = = 7,269lb − in n1 260
•
Gaya – gaya pada roda gigi jaw
•
Ftjaw= 2.Tjaw = 2 x 22.235 = 12,352 lb.f (13) djaw 3.60 Fr = Ft jaw. tan φ = 12,352 lb.f tan 20 = 4,495 lb.f Fn= Ftjaw = 12,352lb = 13,147lb. f Cos.φ Cos 20 Kecepatan pitch line (V p )
π.d.n 12 π . 3,60.inchi .85 rpm = 12 Vp=
= 80,07ft/min
2 . dg = 2 x0.7inchi = 0,325 dp + dg 3,60 + 0,71inchi
(15)
Dari tabel 10-11 (Deutschman) untuk gear dan pinion dengan average BHN = 260,didapat K: K = 143 psi Jadi Fw = 3,60 x 0,62 x 0,325 x 143 = 103,732 lb.f Karena Fw ≥ Fd 103,732 lb.f ≥ 14,001 lb.f Maka Fw ≥ Fd ( maka bahan memenuhi syarat keausan Buckingham ) Pengecekan dengan Metode AGMA Bending • Tegangan ijin untuk perencanaan S ad =
S at ⋅ K L KT ⋅KR
(16)
dimana : S ad = Tegangan ijin maksimum Untuk bahan ASTM 60 (260 BHN) diperoleh data sebagai berikut : S at = 15000 Psi Tegangan ijin material (tabel 10-7 atau gambar 10-24, Deutschman) K L = 2,4 take as unity Life factor (tabel 10-8, Deutschman) K T = 1 Faktor temperatur K R =1,33 normal design Faktor keamanan (tabel 10-9, Deutschman) Sehingga : S ad = 15000 psi.1.4 = 15789,47 1.x1.33
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 •
σt =
Stress at rooth of tooth
Ft ⋅ K O ⋅ P ⋅ K S ⋅ K m KV ⋅ b ⋅ J
(17)
dimana : σ t = Tegangan di kaki roda P = Diametral pitch gigi K s = Faktor koreksi F t = Gaya tangensial roda ukuran K m = Faktor distribusi gigi K o = Faktor koreksi beban beban lebih K v = Faktor dinamik J = Faktor geometri b = Lebar roda gigi Ft = 12,35 lb.f ( dari data awal perhitungan gaya ) Ko = 1 ( uniform,table 10-4 ) P = 50 ( diametral pitch ) Ks = 1 ( for spur gear take as unity ) Km = 1,6 ( table 10-5 , spur gear ) Kv = 0,84 ( dengan Vp= 80,07 ft /min ,fig 10-21 ) b = 0,62 (dari data awal perencanaan ) J = 0,49
0
( 20 FD, Ntp = 181, Ntg = 59, fig 10-22 )
12,35lb.1.50.1.1,6 = 3871,59 0,84.0,62.0,49
σ c = 2300
12,35lb.1.1.1,3.1,25 1.3,60.0.62.0,120
= 19909,038 •
check keausan
σc <
C ⋅C Sac ⋅ L H CT ⋅ CR
(19)
Sac = 118000 ( dari ekstrapolasi table 10-14 ) =1 =1 =1 =1
5
(fig 10-33, assumsi umur 10 ) ( K < 1.2 fig 10-34 ) (take as unity ) ( table 10-16,fewer than 1 in 100 )
C ⋅C S ac ⋅ L H CT ⋅ CR 1.1 19909,038 ≤ 118000 1.1
Jadi, σ c <
karena S ad > σ t 15789.47Psi > 3871,59Psi maka S ad > σ t maka check roda gigi terhadap ketahanan bending AGMA terpenuhi Pengecekan Keausan dengan AGMA Wear Equation Bahan Pinion : ASTM 60 (260BHN) Gear : ASTM 60 (260 BHN) σ c = CP ⋅
Data untuk pinion : C p = 2300 psi gear and pinion steel (tabel 10-12, Deutschman), Ft = 12.35(dari data awal perencanaan ) Co = 1 (sama dengan Ko ) Cv = 1 (dengan Vp=80,07 curve 1, fig 11-27 ) Cs = 1 ( take a minimum value ) Cm = 1,3 ( spur gear b= 0,62 inchi, fig 10-31 ) Cf= 1,25 (finising halus) I = 0,120 ( Ntp=181, fig 10-32 )
CL CH CT CR
Jadi Stress at rooth of tooth σt =
5
Ft ⋅ C o ⋅ Cs ⋅ C m ⋅ C f Cv ⋅ d ⋅ b ⋅ I
≤
CL ⋅ CH Sac ⋅ CT ⋅ C R
dimana: σ c = Tegangan kompresi C p = Faktor ketahanan dalam elastisitas properties material C o = Faktor koreksi beban C s = Faktor koreksi umum C m = Faktor koreksi beban untuk pengurangan dengan sistem roda gigi yang pertama C f = 1, jika roda gigi difinished bagus C v = Faktor dinamik
d = Diameter b = Lebar roda gigi I = Faktor geometri Tegangan S ac = maksimum bahan C L = Faktor umur C H = Faktor kekerasan C T = Faktor temperatur C R = Faktor keamanan = 1, dari tabel 10-16 jika 1 dari 100 yang rusak
(18)
19909,038Psi AGMA )
< 118000Psi ( memenuhi untuk keausan
Tabel 1. Hasil Utama Roda Gigi Jaw dan Roda Gigi1&2
Karakteristik
Pinion
Gear
Lebar gigi
0,62"
0,62"
Sudut tekan Diametral pitch
20⁰ FD 50
20⁰ FD 50
Jumlah gigi
181
59
Bahan
ASTM 60
ASTM 60
Hasil perancangan mekanisme Regenerative Shock Absorber (RSA) model Rotational Jaw Hasil perancangan dari mekanisme RSA adalah roda gigi Jaw, roda gigi 10 buah, 4 buah poros, dan 1 buah tuas untuk pendorong roda gigi jaw. Seluruh hasil perancangan ini dirangkai menjadi 1 dan menghasilkan sebuah alat untuk memanen energi yaitu sebuah Regenerative Shock Absorber.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 [3] [4]
[ 5] [6]
Gambar3.5. Susunan Roda Ggi dengan poros
KESIMPULAN Setelah dilakukan rangkaian pengujian dan analisis data, didapatkan beberapa kesimpulan dari penelitian ini yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Dari hasil perancangan Regenerative Shock Absorber (RSA) pada kendaraan Toyota avanza yang sudah dilakukan, RSA sudah berjalan dengan baik dan mampu menyerap energi dari naik turunnya suspensi kendaraan. 2. Dari RSA yang dibuat didapat diameter roda gigi masing-masing adalah roda gigi jaw 3,60 inch ; roda gigi 1: = 0,70 inch; roda gigi 2 = 0,70 inch; roda gigi 3 = 2,36 inch; roda gigi 4 = 2,36 inch; roda gigi 5 = 0,66 inch; roda gigi 6 = 2,40 inch; roda gigi 7 = 0,66 inch; .roda gigi 8 = 2,40 dan roda gigi 9 = 0,70. 3. Dari RSA yang dibuat didapat jumlah gigi roda gigi masing-masing adalah roda gigi jaw = 181 buah; roda gigi 1 = 59 buah; roda gigi 2 = 59 buah; roda gigi 3 = 118 buah; roda gigi 4 = 118 buah; roda gigi 5 = 60 buah; roda gigi 6 = 120 buah; roda gigi 7 = 60 buah; roda gigi 8 = 120 buah dan roda gigi 9 = 59 buah. 4. Dari pengecekan kekuatan dan keausan,roda gigi telah memenuhi untuk uji keandalan dan sangat kuat terhadap gesekan terhadap roda gigi yang lain 5. Dari RSA yang dibuat didapat diameter poros yang aman adalah poros 1 = 0.26 inch, poros 2 = 0.18 inch, poros 3 = 0,18 inch, poros 4 = 0,27 inch, poros 5 = 0,29 inch. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada seluruh dosen maupun Jurusan Teknik Mesin Faklutas Teknologi Industri ITS dan seluruh temanteman laboratorium Metalurgi Jurusan Teknik Mesin Faklutas Teknologi Industri ITS yang telah banyak mendukung kelancaran penelitian kali ini. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] .
Deutschman, Michels Wilson. Machine Design. Machmillar Publishing Co.,Inc. New York Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Cetakan Kesembilan. PT. Pradnya Paramita. Jakarta
6 Hibbeler, RC. 2007. Engineering Mechanics static. 11th Edition. Prentice Hall. Singapore Sutantra, I Nyoman. 2001. Teknologi Otomotif. Edisi Pertama. Guna Widya. Surabaya Sutantra, I Nyoman. 2010. Teknologi Otomotif. Edisi kedua. Guna Widya. Surabaya Berata, Wayan. 1999.Mekanika kekuatan material. Edisi pertama. Institut Teknologi Sepuluh Nopember