E-journal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Vol: 7, No.1 (2017)
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN DENGAN MODEL ADDIEPADA MATERI PASSING BOLA VOLI KELAS X DI SMA PGRI 2 DENPASAR I Gede Handika Putra, I Nyoman Kanca, I Gede Suwiwa Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja-Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail:
[email protected],
[email protected], Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk mengetahui rancangan media video pembelajaran pada materi passing bola voli di SMA PGRI 2 Denpasar. (2) untuk mengetahui kelayakan video pembelajaran untuk kompetensi passing bola voli dilihat dari hasil pengujian pada peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian pegembangan (research and development) menggunakan model pengembangan ADDIE. Adapun tahap yang ditempuh yaitu: analisis (analyze),perencanaan (design),pengembangan (development), penerapan (implementation) dan evaluasi (evaluation). Setelah melalui tahap produksi dihasilkan produk awal kemudian dilakukan beberapa tahap validasi oleh seorang ahli isi pembelajaran, ahli desain pembelajaran dan ahli media pembelajaran. Selanjutnya produk di uji coba kepada siswa melalui dua tahap, yaitu uji coba perorangan dengan 6 siswa subjek coba, dan uji coba kelompok kecil dengan sembilan siswa subjek coba. Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) sebuah video pembelajaran yang telah dikembangkan berdasarkan rancang bangun yang dibuat (2) hasil penelitian menunjukkan isi mata pelajaran dengan persentase tingkat pencapaian 96% berarti, video pemblajaran ini berada pada kategori sangat baik. Kualitas media ditinjau dari aspek desain pembelajaran dengan persentase 85% berarti, video pemblajaran ini berada pada kategori baik. Kualitas media ditinjau dari aspek media pembelajaran termasuk kriteria dengan presentase 80% berarti, video pemblajaran ini berada pada kategori baik. Pada uji coba perorangan untuk kelas X IPS 1 dan X IPS 2 konveksi dengan presentase berturut-turut 90,7% dan 92,7% berarti video pemblajaran ini berada pada kategori sangat baik, untuk uji coba kelompok kecil konveksi dengan presentase 90,22% dan 88,88% berarti, video pemblajaran ini berada pada kategori sangat baik dan baik, dan uji coba lapangan konveksi dengan presentase 85,53% berarti video pemblajaran ini berada pada katagori baik. Kata-kata kunci: Pengembangan, video pemblajaran, passing bola voli. Abstract This study aims to (1) to determine the design of instructional video media on the material passing volleyball in SMA PGRI 2 Denpasar. (2) to determine the feasibility of instructional videos to passing competence volleyball seen from the test results on the learner. This research is research and development using ADDIE development model. The step to be taken, namely: analyze, design, development, implementation and evaluation. After going through the initial stages of production resulting product then do some validation phase by an expert learning content, instructional design experts and expert instructional media. Further products in the test to students through two stages, namely individual testing with 6 students subject to try, and small group trial with nine students subjects try. Methods of data collection using questionnaires.Data analysis using descriptive analysis of qualitative and quantitative descriptive. The results of this study were (1) an instructional video that has been developed based on the design that was made (2) the results showed the contents of subjects with a percentage of 96% means that the level of achievement, pemblajaran video is in the very good category. Quality media from the aspect of learning design with a percentage of 85% means, pemblajaran video is in the good category. Quality media from the aspect of learning media including criteria with a percentage of 80%
E-journal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Vol: 7, No.1 (2017) means, pemblajaran video is in the good category. In the individual testing for class X IPS 1 and X IPS 2 convection with percentages respectively 90.7% and 92.7% mean learning video is in the very good category, for a small group trial convection with a percentage of 90.22% and 88.88% mean, learning video is in the category of very good and well, and field trials with a percentage of 85.53% convection means learning video is in the good category. Key words: Development, learning videos, passing volleyball
PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan penyampaian informasi dan sumber informasi kepada audiensdalam rangka mencapai suatu tujuan. Pencapaian tujuan ini dilakukan dengan melibatkan seluruh komponen pembelajaran. “Komponen-komponen pembelajaran adalah tujuan pembelajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode dan strategi belajar mengajar, alat atau media, sumber belajar, dan evaluasi” (Sadiman, dkk, 2005: 12). Pemerintah, sebagai salah satu pihak yang berwenang, melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan nasional. Upayaupaya tersebut tertuang dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu (1) pembiayaan pendidikan melalui dana BOS, (2) peningkat an sarana dan prasarana pendidikan, (3) diklat maupun pelatihan untuk guru dan tenaga kependidikan, (4) peningkatan kesejahteraan guru melalui sertifikasi guru, (5) penyempurnaan kurikulum yang diidentifikasi sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Selain itu, pemerintah juga melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara merata perlu adanya sarana yang mendukung pembelajaran.Salah satu sarana penunjang dalam kegiatan belajar mengajar adalah media pembelajaran.Seiring perkembangan zaman, teknologi informasi dan komunikasi memberikan berbagai terobosan baru bagi dunia pendidikan,
seperti diciptakannya media penunjang pembelajaran dalam bentuk digital.Fungsi utama dari media penunjang tersebut adalah untuk mengefisienkan pengolahan data, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Melalui kegiatan pendidikan jasmani olahraga kesehatan (PJOK) diharapkan siswa akan melewati proses tumbuh dan berkembang sesuai tingkatannya. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi siswa, bukan hanya mengembangkan ranah jasmani saja.Dalam upaya mencapai hasil belajar yang baik maka guru Penjasorkes perlu mengupayakan pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan metode pembelajaran.Kurikulum pendidikan harus komprehensip dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, dan mampu mengakomodasikan keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi.Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan, khususnya dalam pembelajaran penjasorkes.Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran untuk menciptakan situasi belajar berdasarkan teori-teori dan cara mengorganisasikan pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang tepat dan efektif akan membuat siswa lebih aktif untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes dan membantu siswa untuk dapat mengerti dan memahami materi pembelajaran yang disajikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Pada kurikulum 2013 peserta didik diharapkan mampu mengembangkan potensi dalam dirinya untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan lingkungan. Mata pelajaran penjasorkes adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat di kurikulum 2013, di SMA PGRI 2 Denpasar yang di dalamnya terdapat materi passing bola voli. Berdasarkan
E-journal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Vol: 7, No.1 (2017) pengamatan selama melakukan observasi yang dilakukan pada peserta didik kelas X SMA PGRI 2 Denpasar nampak para siswa kurang termotivasi dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes. Disamping itu diperoleh data bahwa hasil pada siswa pada mata pelajaran penjasorkes masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar passing siswa yang menunjukkan dalam enam kelas bahwa hampir 26% dari siswa kelas X tidak mampu mencapai nilai ketuntasan belajar minimal yaitu 2,8. Suatu kelas dapat disebut tuntas dalam pembelajaran apabila di kelas tersebut terdapat minimal 85% orang yang mencapai nilai sesuai kriteria ketuntasan.Sedangkan yang didapat bahwa hanya 74% orang yang mampu mencapai nilai sesuai dengan kriteria. Alasan ini menguatkan mengapa penelitian ini di lakukan di SMA PGRI 2 Denpasar. Berdasarkan observasi di SMA PGRI 2 Denpasar proses belajar mengajar pada mata pelajaran penjasorkes masih sepenuhnya dengan bimbingan guru, misalnya: guru menjelaskan tahap demi tahap, bila tidak dibimbing oleh guru siswa sering kali tidak melakukan semua tahapan proses yang dibutuhkan atau salah dalam melakukan passing pada bola voli, kecuali bagi mereka yang dapat dengan cepat memahami. Model pembelajaran konvensional yang diterapkan guru dalam proses belajar mengajar tidak mampu menarik perhatian siswa, dengan model ini guru cenderung tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Media bantu yang digunakan guru selama pembelajaran hanya berbatas pada text book dan tidak mampu menarik perhatian siswa. Sedangkan untuk pembelajaran produktif sendiri media yang layak dan memenuhi untuk dapat menghantarkan materi adalah yang mengandung unsur gerak sehingga proses pembelajaran dapat diperhatikan dengan baik. Kurangnya motivasi dan perhatian siswa serta rendahnya prestasi belajar tersebut menunjukkan bahwa terjadi hambatan dalam proses pembelajaran yang
menimbulkan terganggunya informasi yang seharusnya diterima oleh siswa. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran yang dipelajari merupakan persiapan mengikuti mata pelajaran penjasorkes berikutnya. Keberhasilan peserta didik menempuh setiap bidang mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan bekal mewujudkan keahlian yang dimilikinya. Pemahaman akan kompetensi mengolah dan menjadi hal yang perlu diperhatikan guna tercapai keberhasilan tujuan pembelajaran, tidak hanya pada hasil belajar saja. Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah kemampuan peserta didik memahami isi, maksud dan pesan yang diberikan oleh mata pelajaran tersebut. Jelas dikatakan di atas bahwa kesiapan perangkat pembelajaran baik pembelajaran adaptif maupun produktif harus benar-benar dilakukan oleh guru sehingga peserta didik akan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik dalam proses belajar dibantu oleh seorang guru, tugas guru ialah membantu, membimbing dan memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuannya. Dalam mencapai tujuannya tersebut guru menggunakan metedologi pengajaran dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada siswa, sehingga siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar guru dapat menggunakan model atau metode pembelajaran dan media bantu, media bantu dapat berupa model, buku teks, film transparansi, kaset video, media berbasis komputer dan lainnya. Dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran efektif maka diperlukan suatu media yang sesuai dengan karakter peserta didik, mata pelajaran yang disampaikan, suasana dan prasarana penunjang. Dengan perangkat pembelajaran yang baik akan menuntun siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik. Untuk itu pada materi passing bola voli diperlukan pembelajaran yang menarik dan memudahkan peserta didik untuk memahami proses pembelajaran pendidikan jasmani.
E-journal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Vol: 7, No.1 (2017) Media pembelajaran adalah saluran atau perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau materi ajar.Media sangat diperlukan dalam pembelajaran sebagai alat penyampaian informasi dan pesan dari guru kepada peserta didik.Pembelajaran yang baik dan berlangsung lancar memerlukan media pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kondisi kelas.Pada materi passing bola voli merupakan pembelajaran produktif/praktik sehingga membutuhkan media yang mengandung unsur gerak. Oleh karena itu, video pembelajaran merupakan salah satu media yang sesuai untuk menampilkan tahap-tahap dalam proses pembelajaran penjasorkes yang disesuaikan dengan materi pembelajaraan secara detail dan terperinci. Media video pembelajaran adalah media audio visual yang merupakan kumpulan gambar bergerak dan suara berisikan materi pembelajaran yang ditampilkan melalui media elektronik projektor sebagai usaha untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Dan model pemblajaran ADDIE merupakan model pemblajaran yang tepat untuk dapat digunakan dalam membantu merancang media video pemblajaran yang akan digunakan. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengembangan Media Video Pembelajaran Untuk Siswa Kelas X Pada Materi Passing Bola Voli di SMA PGRI 2 Denpasar.Selain itu, penggunaan media video pembelajaran pada materi passing bola voli di SMA dapat dijadikan alternatif memperbaiki mutu pembelajaran pada materi passing bola voli. METODE PENELITIAN “Metode Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut” (Sugiyono, 2009: 407).Menurut Puslitjaknov (2008) “model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan”.Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model
konseptual, dan model teoritik.Dalam penelitian pengembangan ini digunakan model prosedural karena dianggap cocok dengan tujuan pengembangan yang ingin dicapai yaitu untuk menghasilkan suatu produk dan menguji kelayakan produk yang dihasilkan dimana untuk mencapai tujuan tersebut harus melalui langkahlangkah tertentu yang harus dikuti untuk menghasilkan produk tertentu.Model preosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Pada penelitian pengembangan ini akan menghasilkan suatu produk media video pembelajaran passing bola voli yang menggunakan model pengembangan menurut metode Analyze, Design, Development, Implementation, dan Evaluation (ADDIE). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hasil pengembangan akan disajian dua bagian yaitu: (1) desain pengembangan video pemblajaran dan (2) validitas video pemblajaran. Desain pengembangan Video Pemblajaran telah dilakukan dengan metode pencatatan dokumen.Pencatatan dokumen dilakukan dengan mencatat tahap-tahap yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur pengembangan.Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilakukan menghasilkan laporan pengembangan produk.Laporan pengembangan produk secara lengkap terlampir.Dalam laporan pengembangan produk, terdapat bagian yang menjelaskan desain pengembangan multimedia interaktif.Pada tahap desain telah dirancang storyboard. Pada sub bab validitas multimedia interaktif ini akan dipaparkan lima hal pokok, meliputi validitas multimedia interaktif menurut (1) ahli isi mata pelajaran, (2) ahli desain pembelajaran, (3) ahli media pembelajaran, (4) uji coba perorangan, (5) uji coba kelompok kecil. Kelima data tersebut akan disajikan secara berturut-turut sesuai dengan hasil yang diperoleh sebagai berikut.Produk akhir dari pengembangan ini adalah multimedia interaktif untuk mata pelajaran
E-journal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Vol: 7, No.1 (2017) PJOK kelas X IPS SMA PGRI 2 Denpasar. Produk pengembangan tersebut diserahkan kepada seorang ahli isi mata pelajaran PJOK khususnya materi Passing Bola Voly di Fakultas Olaharaga dan Kesehatan jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Ganesha atas nama Dr. I Ketut Sudiana, S.Pd.,M.Kes., untuk mendapatkan penilaian dan masukan. Instrument yang digunakan adalah kuesioner.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket, berikut di paparkan hasil penilaian ahli isi mata pelajaran PJOK terhadap produk pengembangan melalui metode angket.Berdasarkan penilaian ahli isi mata pelajaran PJOK sebagai mana tercantum dalam tabel diatas, dihitung presentase tingkat pencapaian media interaktif adalah 96% berarti, multimedia interaktif ini berada pada kategori sangat baik, sehingga multimedia interaktif tidak perlu direvisi. Namun, ahli isi mata pelajaran juga memberikan saran agar penjelasan tentang teknik dasar bola voli agar di ucapkan dengan jelas dan memperbaiki tulisan yang letaknya kurang disesuaikan. Setelah melakukan revisi media sesuai masukan ahli isi mata pelajaran, langkah selanjutnya adalah review ahli desain pembelajaran. Pada review ini yang yang menjadi ahli desain pembelajaran adalah Bapak I Kadek Suartama, S.Pd.,M.Pd. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket.Berikut dipaparkan hasil penilaian ahli desain pembelajaran terhadap produk pengembangan melalui metode angket.Presentase pencapaian media interaktif adalah 85%.Ini berarti, video pengembangan ini berada pada kategori baik, sehingga multimedia interaktif tidak perlu direvisi.Pada bagian masukan, saran, dan komentar, ahli desain pembelajaran memberikan beberapa masukan. Guna menyempurnakan produk pengembangan video pemblajaran diperbaiki seperti masukan, saran, dan komentar yang diberikan.Adapun masukan, saran dan komentar adalah sebagai berikut.
1.
Pada kemasan CD bagian depan tambahkan Judul program, gambar yang relevan, sasaran program. 2. Pada kemasan CD bagian belakang tambahkan rumusan SK, KD, dan tujuan pembelajaran, Screenshoot program yang penting dan utama, dan idenditas pengembang. 3. Isikan label pada keeping CD. 4. Hilangkan logo senat. Setelah melewati ahli review ahli isi mata pelajaran dan ahli desain pembelajaran, multimedia interaktif yang dikembangkan kemudian dilanjutkan dnegan tahap review ahli lainnya, yaitu review ahli media pembelajaran. Produk pengembangan berupa multimedia interaktif diserahkan kepada bapak Dewa Gede Agus Putra Prabawa, S.Pd.,M.Pd. untuk mendapat penilaian dan masukan. Berikut ini merupakan hasil penilaian dari ahli media pembelajaran.Presentase pencapaian media interaktif adalah 79%. Ini berarti, video pemblajaran ini berada pada kategori cukup, sehingga video pemblajaran ini perlu direvisi. Pada bagian masukan, saran, dan komentar, ahli media pembelajaran memberikan beberapa masukan. Guna menyempurnakan produk pengembangan multimedia interaktif diperbaiki seperti masukan, saran, dan komentar yang diberikan.Adapun masukan, saran dan komentar adalah sebagai berikut. 1. Buatkan label CD. 2. Sertakan gambar pada cover box. 3. Pganti jenis huruf, gunakan tipe arial. 4. Sajikan narasi dan video secara bersamaan. 5. Sajikan simpulan diakhir dengan teks dan narasi. Subjek coba perorangan diambil sampel kelas secara acak dari 6 kelas yang ada pada kelas X. Diperoleh kelas X IPS 1 dan. Dalam uji coba perorangan ini adalah enam orang siswa dari kelas X IPS 1 dan enam orang siswa dari kelas X IPS 2 SMA PGRI 2 Denpasar. Keenam siswa dari masing-masing kelas tersebut terdiri atas dua orang berprestasi belajar tinggi, dua orang berprestasi belajar sedang, dan
E-journal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha, Vol: 7, No.1 (2017) dua orang berprestasi belajar rendah.Berikut ini akan dipaparkan hasil uji coba perorangan terhadap produk pengembangan melalui metode angket.Presentase multimedia interaktif dari uji coba perorangan kelas X IPS 1 dan X IPS 2 adalah 90,7% dan 92,7%. Ini berarti, video pemblajaran berada pada kategori sangat baik, sehingga video pemblajaran tidak perlu direvisi Subjek uji coba kelompok kecil adalah Sembilan siswa dari kelas X IPS 1 dan X IPS 2 SMA PGRI 2 Denpasar.Kesembilan siswa tersebut terdiri atas tiga orang berprestasi belajar tinggi, tiga orang berprestasi belajar sedang, dan tiga orang berprestasi belajar rendah.Berikut ini dipaparkan hasil uji coba kelompok kecil terhadap produk pengembangan melalui metode angket.Presentase pencapaian multimedia interaktif adalah 90,22% pada kelas X IPS 1 dan 88,88% pada kelas X IPS 2. ini berarti multimedia interaktif berada pada kategori sangat baik untuk kelas X IPS 1 dan kategori baik untuk kelas X IPS 2, sehingga video pemblajaran tidak perlu direvisi. Subjek uji coba Lapangan dilakukan dengan subjek tiga puluh (30) orang siswa kelas X IPS SMA PGRI 2 Denpasar.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket.Hasil rekapitulasi angket yang telah diisi siswa terlampir.Selanjutnya berdasarkan hasi uji coba lapangan sebagaimana dicantumkan pada lampiran tersebut maka dapat dihitung presentase tingkat pencapaian media sebagai berikut. Presentase = F : N = 2566% : 30 = 85,53% Presentase pencapaian multimedia interaktif adalah 85,66%. Ini berarti video pemblajaran berada pada kategori baik, sehingga multimedia interaktif tidak perlu direvisi.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Kelayakan video pemblajaran ini diuji melalui kuisioner yang diberikan kepada tiga orang ahli diantaranga yang pertama ahli isi dengan mencapai katagori sangat baik, yang kedua ahli desain dengan katagori baik, dan yang ketiga ahli media dengan kategori baik.Selain dengan para ahli, peneliti juga melakukan tes uji perorangan dengan kategori sangat baik, tes uji kelompok kecil dengan kategori sangat baik dan baik, sementara dilakukan uji coba lapangan dengan 30 orang dengan kategori baik. Dengan demikian video pemblajaran ini layak untuk kompetensi passing bola voli
DAFTAR PUSTAKA Kanca, I Nyoman.2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sadiman, S A. Et al. 2005. Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitati, dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA. Suwiwa, I Gede. 2014. Pengembangan multimedia interaktif pembelajaran pada mata kuliah teori dan praktik pencak silat. Pada : https://scholar.google.com/citation s?view_op=view_citation&hl=en&u ser=3J1eWYsAAAAJ&citation_for_ view=3J1eWYsAAAAJ:u5HHmVD _uO8. Di akses pada : Senin, 30 Januari 2017