PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP Rizki Wahyu Hakiki Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS
[email protected] Abstrak Pemilihan media pembelajaran yang kurang tepat dapat membuat siswa kurang antusias terhadap mata pelajaran matematika. Sehingga banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Solusinya dibutuhkan media pembelajaran yang menarik serta dapat menumbuhkan antusias siswa dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbantu wondershare dengan pendekatan RME sehingga menghasilkan media yang layak dan efektif digunakan selama pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development dengan menggunakan model pengembangan ADDIE, terdiri dari 5 tahapan yaitu analisis, design, developmen, implementasi, evaluasi. Sebelum diimplementasikan, media pembelajaran terlebih dahulu dilakukan uji validasi oleh ahli media, ahli materi serta angket tanggapan siswa. Hasil validasi ahli tersebut berkriteria sangat baik sehingga media pembelajaran layak untuk digunakan. Pembelajaran dengan media pembelajaran berbantu wondershare dengan pendekatan RME efektif digunakan oleh peserta didik. Hal ini di buktikan dari rata rata kelas eksperimen dan kontrol yaitu 82,03 dan 60,54. Ketuntasan belajar individu kelas ekperimen terdapat 31 siswa tuntas dari 36 siswa, dan kelas kontrol terdapat 8 siswa tuntas dari 27 siswa. Dilihat dari ketuntasan belajar klasikal siswa untuk kelas kontrol dan eksperimen sebesar 22,86% dan 86,11%. Dengan analisis menggunakan uji t pihak kanan diperoleh nilai yaitu 9,607>1,667 maka H0 ditolak, jadi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbantuan wondershare dengan pendekatan RME lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada materi SMP. Kata kunci : Media Pembelajaran Matematika, Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME), Wondershare.
PENDAHULUAN
Media bagian
belajar mengajar. Sementara itu, Dale
pembelajaran
yang
penting
menjadi
dalam
(Arsyad,
2013:13)
proses
memperkirakan bahwa perolehan hasil
pembelajaran. Kegunaan praktis media
belajar melalui indera penglihatan sekitar
pembelajaran dalam proses belajar yaitu:
75%, melalui indera pendengaran sekitar
memperjelas
13%, dan melalui indera lainnya sekitar
penyajian
dalam
(1969)
pesan
dan
informasi sehingga dapat memperlancar
12%.
dan meningkatkan proses dan hasil
Berdasarkan observasi pendahuluan
belajar. Pesan yang dibawa media dapat
di SMP 1 Kesesi media pembelajaran
berupa pesan sederhana maupun yang
yang sekolah gunakan masih berupa
sangat kompleks. Akan tetapi yang
modul
terpenting,
memfalisitasi
media
tersebut
disiapkan
pegangan
guru
yang
tercapainya
belum tujuan
untuk memenuhi kebutuhan belajar dan
pembelajaran matematika. Modul yang
kemampuan siswa, serta siswa dapat
digunakan tersebut konteks materinya
lebih aktif berpartisipasi dalam proses 91
masih bersifat abstrak sehingga siswa mengalami
kesulitan
Dengan demikian perlu adanya
dalam
perbaikan dalam proses belajar mengajar,
mengaplikasikan matematika ke dalam
dalam upaya menarik perhatian dan
situasi
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
kehidupan
pembelajarannya
riil.
Guru
dalam
di
kelas
tidak
pembelajaran
matematika
proses
mengaitkan dengan skema yang dimiliki
pembelajaran akan dilakukan dengan
oleh siswa dan siswa kurang diberikan
media pembelajaran
kesempatan untuk menemukan kembali
modul dengan pendekatan pembelajaran
dan
ide-ide
Realistic Mathematic Education (RME)
pengalaman
pada materi bangun ruang sisi datar SMP
kehidupan nyata anak dengan ide-ide
kelas VIII di lengkapi dengan kuis
matematika dalam pembelajaran di kelas
interaktif
penting dilakukan agar pembelajaran
Wondershare Quiz Creator.
mengkonstruksi
matematika.
sendiri
Mengaitkan
menjadi bermakna.
juga
masih
menggunakan
Wondershare
Pembelajaran yang dilakukan guru bersifat
yang berbentuk
software
Quiz
Creator
merupakan salah satu software untuk
konvensional.
membuat perangkat tes yang interaktif.
Pembelajaran yang terjadi di dalam kelas
Perangkat tes yang digunakan di sekolah
guru masih secara aktif mengajarkan
tidak ada variasi yang dapat menarik
matematika,
memberikan
perhatian
siswa
contoh dan latihan. Disisi lain siswa
perangkat
tes
hanya
menggunakan
kemudian
mendengar,
mencatat
dan
sehingga yang
software
digunakan interaktif
Wondershare
mengerjakan latihan yang diberikan guru,
Quiz Creator yang didalam nya bukan
hal tersebut mengakibatkan pembelajaran
hanya berupa teks dan gambar tetapi
dikelas menjadi kurang menarik.
dapat pula di lengkapi dengan grafis,
Dari data ulangan siswa kelas VIII
foto, video, audio dan animasi yang dapat
E SMP 1 kesesi materi bangun ruang sisi
menarik
datar tahun ajaran 2013/2014 nilai rata-
mengerjakan latihan soal.
rata yang dicapai siswa adalah 50,5
perhatian
Penerapan
siswa
saat
media pembelajaran
sedangkan KKM yang harus dicapai
dengan
pendekatan
RME
di
SMP
adalah 70 dan hanya sebanyak 9 siswa
sangatlah tepat hal ini didasari pada
dari 33 siswa yang nilainya sudah
karakteristik RME yang sesuai dengan
mencapai KKM sedangkan 24 siswa
karakteristik siswa SMP, diantaranya: (1)
belum mencapai KKM, dapat dikatakan
Penemuan terbimbing dapat dilakukan
73,7% yang belum mencapai KKM.
melalui diskusi, (2)Siswa memungkinkan menemukan pengetahuan secara mandiri, 92
(3) Siswa yang pandai dapat dijadikan
(2) Mengembangkan media pembelajaran
tutor, (4) Alat peraga yang diperlukan
matematika
dapat diserahkan kepada siswa sebagai
dengan pendekatan RME pada materi
tugas kelompok.
SMP
berbantu
yang
valid,
(2)
Wondershare
Mengetahui
Berdasarkan permasalahan tersebut
keefektifan
media
pembelajaran
ditinjau
matematika
berbantu
Wondershare
dan
dari
kelebihan
RME
sehingga melatarbelakangi penulis untuk mengembangkan berbentuk
media
modul
dengan pendekatan pada materi SMP.
pembelajaran METODE PENELITIAN
menggunakan
Penelitian ini menggunakan metode
pendekatan RME, memasukkan media
penelitian pengembangan (Research and
pembelajaran yang digunakan dengan
Development) dimana dalam mentode ini
keadaan real kehidupan sehari-hari atau
melibatkan penelitian kuantitatif dan
lingkungan sekitar. Dilengkapi dengan kuis interaktif
menggunakan software
Wondershare
Quiz
Creator
kualitatif. Penelitian dilaksanakan di SMP 1 Kesesi Kabupaten Pekalongan
yang
pada bulan Mei 2015. Populasi penelitian
didalamnya berisi latihan soal berupa
ini adalah siswa kelas VIII tahun ajaran
teks, grafis, foto, video, audio dan
2014/2015 dan
animasi yang dapat menarik perhatian
sebagai sampel penelitian. Metode yang
siswa saat mengerjakan latihan soal tersebut.
Dengan
judul
digunakan
penelitian
Berbantu
(Analysis,
Wondershare
adalah:
pembelajaran.
(1)
matematika
Evaluation).
Model
Langkah-langkah yang
ditempuh dalam model pengembangan
Bagaimanakah mengembangkan media pembelajaran
Development,
Carry (1996) untuk merancang sistem
Rumusan masalah yang akan dibahas ini
ini
ADDIE dikembangkan oleh Dick and
Education (RME) Pada Materi SMP”.
penelitian
pengembangan
Design,
Implementation,
Dengan Pendekatan Realistik Mathematic
dalam
dalam
menggunakan model desain ADDIE
“Pengembangkan Media Pembelajaran Matematika
mengambil 2 kelas
tersebut terdiri dari 5 langkah pokok,
berbantu
yaitu: Pertama tahap analisis merupakan
Wondershare dengan pendekatan RME
suatu proses needs assessment (analisis
pada materi SMP yang valid? (2) Apakah media pembelajaran matematika berbantu Wondershare dengan pendekatan RME
kebutuhan), mengidentifikasi
masalah
(kebutuhan)
analisis
dan
melakukan
tugas (task analyze),kedua yaitu tahap
pada materi SMP efektif?. Berdasarkan
desain
hasil perumusan diatas maka tujuan dari
(desaign),
pada
tahap
ini
dilakukan design media pembelajaran
pengembangan dan penelitian ini adalah : 93
yang akan dibuat, pada penelitian ini
interaktif berbantu wondershare quiz
media pembelajaran yang akan dihasilkan
creator dengan pendekatan RME.
berupa modul dengan pendekatan RME
Untuk
mengetahui
kelayakan
yang dibantu dengan kuis interaktif
produk, maka perlu dilakukan uji validasi
menggunakan
wondershare,
ahli. Validasi produk tersebut dapat
Pengembangan
dilakukan dengan cara menghadirkan
(Development), pada kegiatan ini berisi
beberapa pakar atau tenaga ahli yang
kegiatan realisasi rancangan produk yang
sudah
siap diimplementasikan. Apabila pada
produk baru yang dirancang. Subyek
tahap desain telah dirancang penggunaan
yang melakukan validasi terhadap produk
model/metode
ketiga
yaitu
software tahap
untuk
menilai
yang
masih
hasil penelitian dan pengembangan ini
pada
tahap
adalah validator bahan ajar yang terdiri
pengembangan (Development) disiapkan
dari ahli materi dan ahli media. Ahli
atau
materi dan media di sini adalah dosen
konseptual,
maka
dibuat
dengan
baru
perpengalaman
perangkat
model/metode
pembelajaran tersebut
dan guru matematika yang minimal
seperti RPP, media dan materi pelajaran.
mempunyai gelar sarjana S1 yang sudah
Kemudian pada tahap ini dilakukan
berpengalaman dalam ilmu matematika
Validasi media, dan materi yang akan
maupun
diimplementasikan oleh ahli media dan
berpengalaman. Revisi produk dilakukan
materi.
tahap
setelah melalui tahap validasi desain.
Pada
Setelah diketahui valid tidaknya desain
akan
yang telah dibuat maka akan diperoleh
menerapkan pembelajaran dengan media
data atau informasi berupa bagian-bagian
pembelajaran
produk
Keempat
Implementasi tahap
modul
yaitu
(Implementation),
implementasi,
peneliti
matematika
dan kuis
wondershare
baru
Quiz
berbentuk
interaktif berbantu Creator
ahli
yang
komputer
perlu
diperbaiki
yang
dan
dilengkapi lebih jelas.
dengan
Jenis data yang digunakan ada dua
pendekatan RME. Kelima yaitu tahap
teknik
evaluasi (Evaluation), pada tahap ini,
deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif
peneliti
kuantitatif. Teknik analisis deskriptif
akan
evaluasi/penilaian
melakukan
data,
yaitu
teknik
untuk
kualitatif ini digunakan untuk mengolah
mengetahui hasil belajar siswa setelah
data hasil review ahli media, ahli materi,
melaksanakan
pembelajaran
peserta didik dan guru mata pelajaran.
pembelajaran
Data kualititatif skor penilaian yang
matematika berbentuk modul dan kuis
diperoleh dari hasil pengisian angket ahli
menggunakan
formatif
analisis
media
media pembelajaran, ahli materi bidang 94
studi dan peserta didik dianalisis dengan acuan
yang
diadaptasi
setelah dikonversikan dengan tabel
dengan
konversi
skala,
presentase
tingkat
menggunakan skala Likert yang nantinya
pencapaian 100% berada pada kategori
akan dideskripsikan secara kualitatif.
sangat baik.
Metode analisis deskriptif kuantitatif Tabel 2. Hasil Validasi Penilaian Ahli Materi
ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka atau presentase, mengenai suatu objek yang
diteliti,
sehingga
No.
Aspek
1.
Media
diperoleh
Substansi
2.
kesimpulan umum. Objek yang diteliti
Materi
yang dimaksud disini adalah persepsi 3.
responden mengenai kelayakan produk
Desain Pembelajaran
Skor
Skor
Observasi Kelayakan
Kelayakan
26
30
86,67%
43
50
86%
63
75
84%
media pembelajaran baru berupa modul berbasis
PMR
wondershare
quiz
berbantu creator.
software
Setelah dikonversikan, persentase
Untuk
tersebut berada pada kualifikasi sangat
menguji keefektifan media dilakukan uji
baik
Independent sample test dan dilakukan
pembelajaran layak digunakan sebagai
uji
media pembelajaran pada materi bangun
one
sample
t
test
dengan
menggunakan SPSS.
ruang sisi datar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum instrumen diujikan kepada
Hasil validasi media pembelajaran berbantu
yaitu 85,16% sehingga media
wondershare
kelas yang akan diteliti, terlebih dahulu
dengan
soal diuji cobakan pada kelas uji coba
pendekatan RME dijabarkan melalui
dan hasil uji coba dianalisis untuk
penyajian dan analisis hasil validasi oleh
mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
ahli materi dan ahli media sebagai
kesukaran dan daya pembeda.
berikut:
Data diperoleh dari hasil tes yang
Tabel 1. Hasil Validasi Penilaian Ahli Media No. Aspek Penilaian 1. Media Penyajian 2. Pembelajaran Kelayakan 3. Bahasa Kelayakan 4. Kegrafikan
di uji cobakan pada kelas VIII A SMP 1
Skor Skor Yang Kelayakan Observasi Diharapkan 30 30 100% 35
35
100%
30
30
100%
30
30
100%
Kesesi. Hasil tes tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap materi bangun ruang sisi datar dan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tersebut sehingga
95
dapat di gunakan lebih lanjut pada kelas
Dari gambar 1 dapat dilihat hasil
eksperimen dan kelas kontrol.
kerja peserta didik kelas ujicoba yang
Berikut akan disajikan beberapa
mendapatkan nilai tertinggi dan terendah.
contoh hasil kerja peserta didik pada
Dari 2 sampel jawaban yang diambil
kelas ujicoba diambil nilai terendah 1
dapat dilihat perbedaan jawaban antara
sampel dan tertinggi 1 sampel.
nilai terendah dan tertinggi. Jawaban yang benar akan dinilai sesuai skor maksimal tiap item soal dilihat dari tingkat jawaban sedangkan jawaban yang kurang tepat juga akan diberi skor sesuai hasil kerjanya. Dari 10 butir soal ujicoba skor maksimalnya 7 pada soal nomor 7 dan skor minimal 4 pada soal nomor 1 dan 2. Hasil analisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Dari 15 butir soal ujicoba, 11 soal yaitu 1, 2, 3, 4, 8, 10, 11,
(a) Nilai tertinggi
12, 13, 14, 15 tergolong soal yang valid dan soal nomor 5,6,7 dan 9 termasuk soal yang tidak valid. Untuk reliabilitas tes secara keseluruhan 15 soal yaitu reliabel dengan korelasi baik, taraf kesukaran dari 15 soal yang mudah ada 3 soal, dan sedang ada 12 soal, selanjutanya daya pembeda dari 15 soal yang dikategorikan sangat baik ada 9 soal, baik ada 3 soal, dan cukup baik ada 3 soal. Secara keseluruhan dari hasil analisis tersebut, soal yang dipakai ada 11 soal dan yang dibuang ada 4 soal.
(b) Nilai terendah
Berdasarkan hasil uji coba tersebut
Gambar 1. Sampel Hasil Kerja Peserta
maka dapat disimpulkan soal
Didik Kelas Ujicoba
yang
digunakan ada 11 soal yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15 karena 96
memenuhi kriteria validitas, soal reliabel, Taraf kesukaran ada di kisaran mudah dan sedang serta daya pembeda yang sangat baik dan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat sudjana (2006) bahwa soal harus dirumuskan secara jelas, tidak mengandung pernyataan yang bersifat negaif, jawaban bersifat homogen atau sejenis. Berikut
sampel
hasil
posttest
peserta didik dari kelas eksperimen (kelas yang menggunakan media pembelajaran berbantu
wondershare
dengan (b)
pendekatan RME) dan kelas kontrol (kelas konvensional).
Gambar 2. Sampel post test siswa kelas kontrol dan eksperimen Untuk mengetahui perbedaan ratarata nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen dilakukan uji uji independent sample test. Dari hasil tabel independent sample test nampak bahwa t hitung = 7,780 dengan dk=70. t tabel dengan dk = 70
yaitu
1,67.
H0
ditolak
jika
t hitung t tabel karena -7,780<1,667 maka
H0 ditolak, dapat disimpulkan bahwa Rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen tidak lebih baik dari pada rata-rata nilai post-test kelas eksperimen. (a)
Untuk mengetahui perbedaan ratarata nilai pre-test dan post-test kelas kontrol dilakukan uji uji independent sample test. Dari hasil tabel independent sample test nampak bahwa t hitung =
97
0,297 dengan dk= 68. t tabel dengan dk = 68
yaitu
1,667.
jika
digunakan uji one sample t test. Dengan
t hitung t tabel karena 0,297>1,667 maka
menggunakan uji one sample t test
H0 diterima, dapat disimpulkan bahwa
terlihat bahwa sig. untuk ketuntasan
rata-rata nilai pre-test kelas kontrol lebih
belajar klasikal kelas eksperimen sig
baik dari pada rata-rata nilai post-test
=0,000<0,05,
kelas kontrol.
diperoleh t hitung sebesar 8,735 maka
Kemudian kelayakan
H0
ditolak
Pada uji ketuntasan belajar klasikal
untuk
produk
mengetahui
yang
dan
ditolak, dapat
dihasilkan disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan
Dari hasil tabel independent sample test
belajar
nampak bahwa t hitung = 9,607 dengan
diterima
secara
klasikal.
Sedangkan
ketuntasan belajar klasikal kelas kontrol
dk=69. t tabel dengan dk = 69 yaitu H0
ditolak,
jadi
dilakukan uji independent sample test.
1,667.
maka
diperoleh
jika
sebesar -5,338 maka jadi
diperoleh
diterima, dapat
yaitu 9,607>1,667 maka H0 ditolak, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kelas
disimpulkan bahwa rerata hasil belajar
kontrol
siswa kelas eksperimen setelah diberi
belajar secara klasikal.
belum
mencapai
ketuntasan
perlakuan dengan media pembelajaran KESIMPULAN
berbantu wondeshare dengan pendekatan
Pengembangan
RME lebih baik dari pada kelas kontrol.
pembelajaran
Untuk menguji keefektifan media
ketuntasan
1
belajar
Pembelajaran
tuntas 5 dari jumlah siswa sebanyak 36 ketuntasan
digunakan
dengan
media 100%.
yang tuntas 31 dan siswa yang lain tidak
uji
layak
yang memberikan hasil 85,16% serta ahli
individu kelas eksperimen di dapat siswa
Pada
Kesesi,
melihat penilaian dari validasi ahli materi
klasikal. Pada uji ketuntasan belajar
siswa.
wondershare
bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP
siswa dilakukan uji ketuntasan belajar dan
berbantu
dengan pendekatan RME pada materi
dilakukan uji ketuntasan belajar siswa
individual
media
pembelajaran
belajar
dengan
individu kelas eksperimen di dapat siswa
digunakan
yang tuntas 8 dan siswa yang lain tidak
dengan
berbantu
pendekatan oleh
media
wondershare RME
peserta
efektif
didik,
dari
analisis data akhir dengan menggunakan
tuntas 27 dari jumlah siswa sebanyak 35.
uji independent sample test diperoleh
98
Arsyad,
yaitu 9,607>1,667 maka
berbantu pendekatan
RME
Mencapai tujuan Pembelajaran.
baik
Yogyakarta : Gava Media.
dibandingkan dengan peserta didik yang mendapat
pembelajaran
Raja
Peranannya Sangat Penting dalam
dengan
lebih
Jakarta:
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran
pembelajaran
wondershare
Media
Grafindo Persada.
didik pada kelas eksperimen (VIII F) media
2014.
Pembelajaran.
dapat disimpulkan hasil belajar peserta
menggunakan
Azhar.
konvensional
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar
pada kelas kontrol (VIII D) dalam
dan pembelajaran. Jakarta: Rineka
pembelajaran matematika pada materi
Cipta.
bangun ruang sisi datar di SMP 1 Kesesi. Pembelajaran pembelajaran dengan
dengan
berbantu
pendekatan
Haji, Saleh. 2011. Model Bahan Ajar
media
Matematika
wondershare RME
Realistic
SMP
Berbasis
Matematics
Education
efektif
untuk Mengembangkan Kemahiran
digunakan oleh peserta didik. Hal ini di
Matematika. Jurnal Exacta. IX(1).
buktikan dari rata rata kelas eksperimen
45 – 50.
sebesar 82,03 sedangkan rata-rata kelas kontrol
60,542.
Ketuntasan
Hamdani.
belajar
2011.
Strategi
Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
individu kelas ekperimen terdapat 31
Jarmita,
Nita
dan
Hamzani.
2013.
siswa yang tuntas dari 36 siswa, dan kelas
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
kontrol terdapat 8 siswa yang tuntas dari
Melalui
27
dari
Matheatics Education (RME) pada
ketuntasan belajar klasikal siswa unutuk
Materi Perkalian. Jurnal Ilmiah
kelas kontrol sebesar 22,86%. Sedangkan
Didaktika. VIII (2). 213 – 222.
siswa.
Selanjutnya
dilihat
ketuntasan hasil belajar klasikal siswa
Novikasari,
kelas eksperimen sebesar 86,11%.
Zainal.
Pembelajaran.
ifada.
Mathematics
Realistic
2007.
Realistic
Education
(RME):
Pendekatan
DAFTAR PUSTAKA Arifin,
Pendekatan
Pendidikan
Matematika Dalam Konsep dan 2013.
Evaluasi
Bandung:
Realitas.
PT
Jurnal
Alternatif
Pendidikan. 12(1). 93 – 106.
Remaja Rosdakarya.
Slamento. 2010. Belajar dan Faktor-
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar Dasar
Faktor
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
yang
mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Aksara.
99
Soviawati,
Evi.
2011.
Pendekatan
Matematika Realistic(PMR) untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa di tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan.2. 7985. Sudjana.
2005.
Metode
Statistika.
Bandung: Tarsito. Sugiyono.
2010.
Metode
Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suherman, Erman. dkk. 2001. Strategi Pembelajaran
Matematika
Kontemporer. Bandung : JICA – UPI. Trandililing, Edy. Implement Realistic Mathematics
Eucation
(RME).
Artikel. Tugiman. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika
Menggunakan Adobe Flash CS3 Professional dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Siswa SMP/MTS Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Teorema PYTHAGORAS. Skripsi.
100