UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
Untirta Civic Education Journal
PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA MELALUI BUDAYA SEKOLAH (Studi Deskriptif di SD Amaliah Ciawi Bogor)
(Diterima 29 Februari 2016; direvisi 10 Maret 2016; disetujui 20 Maret 2016) Yudha Pradana1 1
Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Politeknik Negari Media Kreatif Jakarta e-mail :
[email protected]
Abstrak Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan karakter seseorang. Pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai kehidupan dikembangkan lewat berbagai saluran pendidikan, tidak hanya melalui proses pembelajaran formal. Salah satu wujud pengembangan karakter adalah melalui budaya sekolah. Siswa sebagai warganegara harus dikembangkan karakternya. Budaya sekolah dapat diartikan sebagai program kegiatan sekolah yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter bangsa kepada siswa maupun anggota sekolah lainnya. Rumusan penelitian ini adalah “bagaimana pengembangan karakter siswa melalui budaya sekolah?”, dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengembangan karakter siswa melalui budaya sekolah. Penelitian ini dilakukan di SD Amaliah Ciawi Bogor. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi deskriptif. Teknik penelitian yang dilakukan adalah melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa budaya sekolah yang dilakukan di SD Amaliah Ciawi Bogor ini meliputi budaya harian, budaya mingguan, dan budaya tahunan. Karakter yang dikembangkan adalah karakter disiplin, religius, rasa ingin tahu, cinta tanah air, dan peduli sosial. Kata Kunci : Karakter, Budaya Sekolah
55
56
membentuk watak serta peradaban
PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peranan penting
dalam
pengembangan
bangsa
yang
bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bertujuan
untuk
karakter seseorang. Pengembangan
bangsa,
karakter yang sesuai dengan nilai-
berkembangnya potensi peserta didik
nilai kehidupan dikembangkan lewat
agar menjadi manusia yang beriman.
berbagai saluran pendidikan, tidak
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
hanya melalui proses pembelajaran
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
formal.
Salah
pengembangan melalui
satu
wujud
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
karakter
adalah
menjadi
Siswa
demokratis serta bertanggung jawab.
budaya
sebagai
sekolah.
warganegara
harus
warga
Peran
negara
pendidikan
yang
dalam
dikembangkan karakternya. Dalam
pengembangan karakter warganegara
kaca
ditegaskan
mata
mengutip (2009),
kewarganegaraan,
pendapat siswa
warganegara warganegara
Budimansyah
dianggap
sebagai
dan karakter bangsa Kementerian
hipotetik
yakni
Pendidikan Nasional (2010) dimana
jadi”
dikatakan
yang
“belum
dapat
warganegara dewasa yang sadar akan
generasi
hak
berbagai
konteks
rasional
pengembangan pendidikan budaya
karena masih harus dididik menjadi
dan
dalam
kewajibannya. tersebut,
maka
Dalam karakter
pendidikan
diharapkan
mengembangkan muda
bangsa
dalam
yang
dapat
aspek
memperkecil
kualitas
dan
mengurangi
warganegara harus dimiliki oleh
penyebab berbagai masalah budaya
siswa. Hal tersebut dapat dilakukan
dan karakter bangsa. Salah satu
melalui kegiatan budaya sekolah.
implementasi
Pentingnya
karakter
karakter tersebut
pengembangan adalah melalui
warganegara melalui pendidikan juga
budaya sekolah. Budaya sekolah
ditegaskan dalam Undang-Undang
adalah suasana kehidupan sekolah
Sistem Pendidikan Nasional Nomor
tempat peserta didik berinteraksi
20 Tahun 2003, dimana ditegaskan
dengan sesamanya, guru dengan
bahwa pendidikan nasional berfungsi
guru, konselor dengan sesamanya,
mengembangkan kemampuan dan
pegawai
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
administrasi
dengan
Pradana
57
sesamanya,
dan
kelompok
antaranggota
masyarakat
sekolah
penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2010).
Karakter
menurut
Kamus
Bahasa
Indonesia
(2008)
Besar SD Amaliah Ciawi Bogor
berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak
merupakan
salah
satu
lembaga
atau budi pekerti yang membedakan
pendidikan
dasar
yang
ada
di
seseorang dari yang lain; tabiat;
Kabupaten
Bogor.
SD
Amaliah
watak. Sedangkan Oxford Advanced
Ciawi Bogor memiliki kekhasan
Learner’s
Dictionary of
dalam
English
(2010)
pelaksanaan
pendidikan.
Current
mendefinisikan
Nilai-nilai religius dan nilai-nilai
karakter (character) sebagai: (1) all
budaya
melalui
the qualities and features that make
berbagai kegiatan sekolah. Oleh
a person, groups of people, and
karenanya, penulis tertarik untuk
places different from others (semua
mengadakan
penelitian
baik kualitas maupun ciri-ciri yang
karakter
membuat seseorang, kelompok orang
siswa melalui budaya sekolah di SD
atau tempat berbeda dari yang lain);
Amaliah Ciawi Bogor.
(2) the way that something is, or a
Tinjauan Tentang Karakter
particular quality or feature that a
dikembangkan
tentang
kegiatan
pengembangan
Diskursus
mengenai
thing, an event or a place has (cara
melalui
yang khas atau kekhasan yang
pendidikan tidak terlepaskan dari
dimiliki oleh sesuatu, peristiwa atau
peran pendidikan itu sendiri. Dalam
tempat); (3) strong personal qualities
rasional pengembangan pendidikan
such as
budaya
difficult or dangerous situations
pengembangan
dan
karakter
karakter
bangsa
the ability to deal with
Kementerian Pendidikan Nasional
(kualitas
(2010) dimana dikatakan pendidikan
misalnya
diharapkan dapat mengembangkan
menghadapi situasi yang sulit atau
kualitas generasi muda bangsa dalam
berbahaya); (4) the interesting or
berbagai
dapat
unusual quality that a place or a
mengurangi
person has (kualitas menarik dan
aspek
memperkecil
dan
yang
pribadi
yang
tangguh
kemampuan
dalam
luar biasa yang dimiliki suatu tempat
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
Pradana
58
atau
orang)
;
particularly
(5)
an
a
person,
unpleasant
dimaknai sebagai hasil keterpaduan
or
empat bagian, yakni olah hati, olah
strange one (orang yang aneh atau
pikir, olah raga, olah rasa dan karsa.
tidak
an
Olah hati berkenaan dengan perasaan
interesting or unusual person (orang
sikap dan keyakinan/keimanan. Olah
yang menarik dan luar biasa); (7) the
pikir berkenaan dengan proses nalar
opinion that people have of you,
guna mencari dan menggunakan
particularly of whether you can be
pengetahuan secara kritis, kreatif,
trusted
(pendapat
dan inovatif. Olah raga berkenaan
khalayak tentang anda, apakah anda
dengan proses persepsi, kesiapan,
dapat dipercaya).
peniruan, manipulasi, dan penciptaan
menyenangkan);
or
relied
(6)
on
Sedangkan dalam Kebijakan Pembangunan
Bangsa
Olah rasa dan karsa berkenaan
Tahun 2010-2025 (2010) disebutkan
dengan kemauan dan kreativitas
bahwa karakter adalah nilai-nilai
yang tecermin dalam kepedulian,
yang khas-baik (tahu nilai kebaikan,
pencitraan, dan penciptaan kebaruan.
mau
Karakter
aktivitas baru disertai sportivitas.
berbuat
baik,
nyata
Kebijakan
Pembangunan
berkehidupan baik, dan berdampak
Karakter Bangsa Tahun 2010-2025
baik
yang
(2010) juga mengemukakan landasan
dan
bagi pembangunan karakter bangsa
perilaku.
yakni: secara filosofis, pembangunan
Karakter secara koheren memancar
karakter bangsa merupakan sebuah
dari hasil olah pikir, olah hati, olah
kebutuhan
raga, serta olah rasa dan karsa
berbangsa karena hanya bangsa yang
seseorang atau sekelompok orang.
memiliki karakter dan jati diri yang
Karakter
kuat
terhadap
terpateri
lingkungan)
dalam
terejawantahkan
diri
dalam
merupakan
ciri
khas
asasi
yang
dalam
akan
eksis.
Secara
seseorang atau sekelompok orang
ideologis,
yang mengandung nilai, kemampuan,
merupakan upaya mengejawantah
kapasitas moral, dan ketegaran dalam
kan
menghadapi kesulitan dan tantangan.
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam
kebijakan
tersebut,
dikatakan bahwa karakter individu
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
Secara
pembangunan
proses
ideologi
Pancasila
normatif,
karakter
dalam
pembangunan
karakter bangsa merupakan wujud
Pradana
59
nyata
langkah
mencapai
tujuan
komunikatif, cinta damai, gemar
negara, yaitu melindungi segenap
membaca, peduli lingkungan, peduli
bangsa
sosial, dan tanggungjawab.
Indonesia
dan
seluruh
tumpah darah Indonesia; memajukan
Tinjauan Tentang Budaya Sekolah
kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan
bangsa;
melaksanakan
ketertiban
berdasarkan
ikut dunia
kemerdekaan,
Salah
satu
sarana
bagi
pengembangan karakter siswa adalah melalui
budaya
sekolah.
per
Kementerian Pendidikan Nasional
damaian abadi, dan keadilan sosial.
(2010) menyebutkan bahwa budaya
Secara
sekolah adalah suasana kehidupan
historis,
pembangunan
karakter bangsa merupakan sebuah
sekolah
dinamika inti proses kebangsaan
berinteraksi dengan sesamanya, guru
yang terjadi tanpa henti dalam kurun
dengan
sejarah, baik pada zaman penjajahan
sesamanya,
maupun pada zaman kemerdekaan.
dengan sesamanya, dan antaranggota
Secara sosiokultural, pembangunan
kelompok
karakter bangsa merupakan suatu
Sedangkan cakupan budaya sekolah
keharusan dari suatu bangsa yang
sangat luas, umumnya mencakup
multikultural.
ritual,
Kementerian Nasional
(2010)
Pendidikan mengemukakan
tempat
guru,
demografi, kegiatan
pendidikan
budaya,
dan
nasional.
sekolah.
hubungan, kurikuler, proses
keputusan,
kebijakan
interaksi
sosial
antarkomponen di sekolah.
tujuan
Sedangkan
dengan
ekstrakurikuler,
maupun
didik
administrasi
kegiatan
pendidikan budaya
Pancasila,
pegawai
harapan,
mengambil
bangsa diidentifikasi yakni: Agama,
konselor
masyarakat
nilai-nilai yang dikembangkan dalam dan karakter
peserta
Dalam Budaya
dan
Pengembangan Karakter
Bangsa
karakter yang dikembangkan ialah:
Kementerian Pendidikan Nasional
religius, jujur, toleransi, disiplin,
(2010)
kerja
mandiri,
kepemimpinan, keteladanan, kerama
tahu,
han, toleransi, kerja keras, disiplin,
keras,
demokratis,
kreatif, rasa
ingin
juga
disebutkan
semangat kebangsaan, cinta tanah
kepedulian
air, menghargai prestasi, bersahabat/
lingkungan, rasa kebangsaan, dan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
sosial,
bahwa
kepedulian
Pradana
60
tanggung jawab merupakan nilai-
di
nilai yang dikembangkan dalam
kepercayaan dasar yang dianut oleh
budaya
personil sekolah.
sekolah.
Pengembangan
sekolah
serta
asumsi
atau
nilai-nilai dalam pendidikan budaya
Wagner (2004) mengatakan
dan karakter bangsa dalam budaya
bahwa budaya sekolah bukanlah
sekolah mencakup kegiatan-kegiatan
sebuah deskripsi demografis yang
yang dilakukan kepala sekolah, guru,
berhubungan
konselor, tenaga administrasi ketika
ekonomik
berkomunikasi dengan peserta didik
geografi.
dan menggunakan fasilitas sekolah. Langgulung
(2007)
dengan atau
ras,
sosial
metode-metode
Namun, tentang bagaimana orang-orang memperlakukan orang
mengatakan bahwa budaya sekolah
lain, bagaimana
merujuk pada suatu sistem nilai,
orang lain dan bagaimana mereka
kepercayaan dan normanorma yang
bekerja
diterima
dalam perasaaan profesional maupun
secara
dilaksanakan
bersama, dengan
serta penuh
dan
mereka
menilai
bersama-sama
baik
personal.
kesadaran sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh lingkungan yang
METODE PENELITIAN
menciptakan pemahaman yang sama
Penelitian ini menggunakan
diantara seluruh unsur dan personil
pendekatan
sekolah baik itu kepala sekolah,
(2014) menyatakan bahwa penelitian
guru, staf, siswa dan jika perlu
kualitatif
membentuk opini masyarakat yang
memahami fenomena tentang apa
sama dengan sekolah. Sedangkan
yang dialami oleh subjek penelitian,
Tilaar
misalnya
(2000)
mengungkapkan
kualitatif.
bermaksud
perilaku,
Moleong
untuk
persepsi,
budaya sekolah adalah nilai-nilai
motivasi, tindakan, dan lain-lain
dominan yang didukung oleh sekolah
secara holistik dan dengan cara
atau
menuntun
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
kebijakan sekolah terhadap semua
bahasa, pada suatu konteks khusus
unsur
yang
falsafah
dan
yang
komponen
sekolah
alamiah
dan
termasuk stakeholders pendidikan,
memanfaatkan
seperti cara melaksanakan pekerjaan
alamiah. Sedangkan Nasution (2008)
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
berbagai
dengan metode
Pradana
61
mengatakan kualitatif
bahwa
pada
penelitian
hakekatnya
ialah
penelitian, dimana pengumpulan data untuk
mengetes
pertanyaan
mengamati orang dalam lingkungan
penelitian
atau
hidupnya,
berkaitan
dengan
mereka, berusaha memahami bahasa
kejadian
sekarang.
dan tafsiran mereka tentang dunia
Nasution (2008) menyatakan bahwa
sekitarnya.
penelitian
berinteraksi
dengan
hipotesis
yang
keadaan
deskriptif
dan
Sedangkan
diusahakan
Cresswell (2003) mendefini
mengumpulkan data deskriptif yang
sikan pendekatan kualitatif sebagai
banyak dituangkan dalam bentuk
an inquiry process of understanding
laporan dan uraian, penelitian ini
a social or human problem based on
tidak mengutamakan angka-angka
building a complex, holistic picture,
dan statistik walaupun tidak menolak
formed
data kuantitatif.
with
words,
reporting
detailed views of informants, and
Teknik
penelitian
yang
conducted in a natural setting. Dapat
dilakukan
dikatakan
wawancara, observasi, dan studi
bahwa
Suatu
proses
adalah
melalui
penelitian untuk memahami masalah-
dokumentasi.
masalah manusia atau sosial dengan
(2014) wawancara ialah percakapan
menciptakan gambaran menyeluruh
yang dilakukan oleh dua pihak yaitu
dan kompleks yang disajikan dengan
pewawancara
(interviewer)
yang
kata-kata,
mengajukan
pertanyaan
dan
melaporkan
pandangan
Menurut
Moleong
terinci yang diperoleh dari para
terwawancara
(interviewee)
yang
sumber informasi, serta dilakukan
memberikan
jawaban
atas
dalam latar (setting) yang alamiah.
pertanyaan. Menurut Syaodih (2007)
Penelitian
ini
bersifat
observasi
dalam
Sukardi
merupakan suatu teknik atau cara
(2004) menyebutkan bahwa metode
menyimpulkan data dengan jalan
deskriptif berusaha menggambarkan
mengadakan pengamatan terhadap
dan menginterpretrasi objek sesuai
kegiatan yang sedang berlangsung.
dengan apa adanya. Lebih lanjut,
Arikunto (2010) memberikan batasan
Sukardi (2004) mengatakan bahwa
bahwa studi dokumentasi sebagai
penelitian
studi yang mencari data berupa
deskriptif.
Best
deskriptif
merupakan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
atau
pengamatan
Pradana
62
catatan, transkrip, buku, surat kabar,
No.1 Ciawi Kabupaten Bogor. Nilai
majalah,
khas yang dijalankan di sekolah ini
legger,
prasasti, agenda
notulen dan
rapat,
sebagainya.
adalah
nilai-nilai
Tauhidi,
yang
Wawancara dalam penelitian ini
sejalan dengan nilai yang diusung
dilakukan kepada kepala sekolah,
oleh yayasan. Saat ini SD Amaliah
guru,
dipimpin oleh H.R. Rakhmatullah,
dan
siswa.
Sedangkan
observasi penulis lakukan dengan mengamati sekolah
berbagai
yang
S.Ag.
kegiatan
Dari hasil wawancara yang
bertujuan
untuk
dilakukan,
karakter
siswa.
dikembangkannya budaya sekolah di
Studi dokumentasi dalam penelitian
SD Amaliah ini adalah tidak ada
ini merupakan teknik yang dilakukan
waktu yang terbuang sia-sia. Setiap
untuk menghasilkan data sekunder
detik, menit bahkan jam nya diisi
sebagai penunjang dari data-data
dengan kegiatan yang bermanfaat.
primer
mengembangkan
lainnya,
dasar
pemikiran
dari
yang
dilakukan
Hal ini terjadi karena komitmen yang
mempelajari
berbagai
kuat serta kerja sama dari para guru
program sekolah yang dituangkan
dan orang tua siswa. Pengembangan
dalam dokumen-dokumen sekolah.
budaya
sekolah
yang
adalah
meliputi
budaya
dengan
budaya
HASIL DAN PEMBAHASAN SD Amaliah Ciawi Bogor
mingguan,
dilakukan harian,
dan
budaya
harian
dalam
tahunan.
merupakan salah satu sekolah dasar
Kegiatan
yang ada di Kabupaten Bogor.
budaya sekolah di SD Amaliah ini
Secara
berupa
manajerial,
SD
Amaliah
Shalat
Dhuha
yang
hari
selasa,
berada dibawah naungan Yayasan
dilaksanakan
Pusat Studi Pengembangan Islam
dengan
Amaliah Indonesia. SD Amaliah
melaksanakan shalat dhuha secara
didirikan pada tahun 1987, hampir
rutin sedangkan kelas yang lainnya
sejalan
bergiliran dan dilaksanakan sebelum
berdirinya
dengan
perkembangan
Yayasan
Pengembangan
Pusat
Islam
Studi
Amaliah
Indonesia. Berlokasi di Jl. Tol Ciawi
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
pada
Kelas
V
proses pembelajaran
dan
VI
dimulai yaitu
pukul 07.00-08.00 WIB. Kegiatan harian
lainnya
ialah
membaca
Pradana
63
Asmaul Husna, Ikrar/Syahadatain,
untuk meningkatkan kualitas guru-
surat-surat pendek, dan membaca
guru di SD Amaliah. Dua kegiatan
hadits yang dilaksanakan pada hari
ini bertujuan sebagai pembentukan
jum’at
karakter ilmiah guru dan siswa SD
pukul
06.30-07.30
WIB.
Kegiatan membaca Asmaul Husna dilaksanakan secara bersama-sama
Amaliah. Kegiatan
mingguan
yang
dari kelas I-VI, begitupun ikrar serta
dilakukan melalui budaya sekolah di
membaca surat-surat pendek yang
SD Amaliah adalah upacara bendera
dilaksanakan oleh siswa SD Amaliah
yang dilaksanakan setiap hari senin.
bersama-sama. Akan tetapi membaca
Sebelum upacara bendera dimulai,
hadits dilaksanakan secara perkelas.
siswa-siswi
Dua kegiatan harian ini bertujuan
membunyikan ikrar/syahadatain, ini
untuk membentuk karakter religius
bertujuan untuk menghargai jasa
siswa yang sesuai dengan visi-misi
para pahlawan yang telah membela
sekolah.
tanah air indonesia hingga akhirnya
Kegiatan harian lainnya
secara
serentak
ialah pembinaan bahasa Inggris yang
merdeka
dilaksanakan setiap hari rabu yang
nilai-nilai keagamaan kepada siswa-
diikuti oleh siswa kelas V dan VI.
siswi. Manfaat yang timbul dari
Selain itu, bertepatan dengan hari
kebiasaan mengikuti upacara bendera
rabu terdapat pula kegiatan BTAQ
yaitu melatih murid untuk dapat
(Baca Tulis Al-Qur’an) yang diikuti
disiplin,
oleh kelas I, II, III, dan IV, yang
menumbuhkan
dilaksanakan
nasionalisme/cinta tanah air. Budaya
sebelum
proses
dan untuk mengenalkan
selalu
rapi,
serta rasa
pembelajaran dimulai, tepatnya pada
sekolah
lainnya
pukul 07.00-08.00 WIB. Sedangkan
melalui
kegiatan
kegiatan harian yang juga rutin
menjadi ekstrakulikuler wajib bagi
dilaksanakan oleh guru-guru ialah
setiap siswa untuk membentuk siswa
berupa
menjadi pribadi yang mandiri. Dalam
pelatihan
guru
yang
Pramuka
terdapat
yang
dilaksanakan setiap hari rabu dimana
kegiatan
guru-guru diberi petuah-petuah oleh
senam Pramuka yang dilaksanakan
orang yang lebih berpengalaman
setiap dua minggu sekali. Kegiatan
dalam pendidikan yang bertujuan
Pramuka dilaksanakan setiap hari
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
Pramuka
dikembangkan
pula
Pradana
64
kamis diluar jam pelajaran yaitu
dan santunan anak yatim. Kegiatan
sebelum
tepatnya
malam bina iman dan taqwa sudah
Dalam
menjadi agenda tahunan SD Amaliah
kegiatan Pramuka juga terdapat ikrar,
yang dilaksanakan setiap setelah
dan ikrarnya pun disesuaikan dengan
selesai semester II dan hanya diikuti
kegiatan yang sedang berlangsung.
oleh kelas IV,V dan VI. Kegiatan ini
Kegiatan mingguan lainnya ialah
sangat
kegiatan olahraga yang terintegrasi
mengenalkan siswa akan adanya
pada kurikulum sekolah, dimana
Allah
waktu pelaksanaan kegiatan olahraga
keimanan. Kegiatan peringatan hari
diserahkan kepada masing-masing
besar Islam dilaksanakan setahun
guru
sekali.
pukul
KBM dimulai
07.00-08.00
olahraga
WIB.
perkelas
dan
bermanfaat
SWT
sekali
dan
Pada
untuk
memperbaiki
acara
ini
sekolah
tergantung pada waktu pelaksanaan
mengundang muballigh dari luar
mata pelajaran olahraga perkelas.
yang
Pada pelaksanaannya, siswa-siswi
menyampaikan tausiyah-tausiyahnya
diwajibkan memakai kaos olahraga.
kepada anak usia SD serta nasihatnya
Bagi
kepada
siswa
yang
melanggar
telah
berpengalaman
murid-murid
melalui
peraturan akan mendapat sanksi
dongeng-dongeng mendidik. Selain
tertentu. Bagi siswa yang memiliki
itu, siswa juga dilibatkan dalam
bakat dalam bidang olahraga, dapat
acara tersebut. Misalnya, belajar
mengembangkan bakatnya tersebut
menyampaikan
dengan
menampilkan marawis, hadroh dan
mengikuti
ekstrakurikuler
olahraga setelah proses pembelajaran
bakat-bakat
berlangsung.
Kegiatan
Dengan
adanya
tausiyah,
yang dimiliki lainnya. santunan
anak
yatim
ekstrakurikuler tersebut, tidak sedikit
dilaksanakan setahun sekali tepatnya
prestasi-prestasi
pada tanggal 10 Muharam, kegiatan
yang
pernah
didapatkan dalam bidang olahraga. Budaya dilakukan
tahunan
sebagai
yang
ini
bertujuan
solidaritas,
untuk
cinta
memupuk kasih
dan
pengembangan
kepedulian antar sesama manusia.
karakter siswa diantaranya ialah
Dalam kegiatan santunan anak yatim,
Mabit (malam bina iman dan taqwa),
orang tua siswa ikut berpartisipasi
PHBI (Peringatan Hari Besar Islam),
menyumbangkan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
sebagian
dari
Pradana
65
hartanya. Kegiatan tahunan ini selain
tahfidz, orang tua siswa menjadi
memupuk karakter religius, juga
salah
mengembangkan
pengembangan
karakter
peduli
sesama dan peduli lingkungan. Dalam kegiatan
pelaksanaan budaya
satu
rujukan
dalam
program
budaya
sekolah yang dicanangkan setiap setiap
sekolah,
tahunnya melalui rapat orang tua siswa.
hambatanpun tidak bisa dipungkiri. Berdasarkan hambatan
hasil
wawancara,
pelaksanaan
budaya
SIMPULAN Simpulan
sekolah diantaranya ialah waktu
Berdasarkan hasil penelitian
yang terbatas, latar belakang siswa,
yang diperoleh, dapat disimpulkan
kemampuan murid yang berbeda-
bahwa
beda, dan fasilitas yang kurang
dilakukan
memadai. Akan tetapi kepala sekolah
karakter siswa di SD Amaliah Ciawi
beserta dewan guru sudah mampu
Bogor ialah berupa kegiatan harian,
mengatasinya,
mingguan, dan tahunan. Kegiatan
meskipun
tidak
budaya
sekolah
dalam
maksimal sehingga budaya-budaya
harian
yang ada di sekolah dasar amalyiyah
membaca
dapat berjalan dengan lancar.
Ikrar/Syahadatain,
Berdasarkan wawancara yang
pendek,
berupa
yang
pengembangan
shalat
dhuha,
Asmaul
dan
Husna, surat-surat
membaca
hadits,
dilakukan, peranan masyarakat dan
pembinaan bahasa Inggris, kegiatan
orang tua dalam pelaksanaan budaya
BTAQ (Baca Tulis Al-Qur’an), dan
sekolah
pelatihan guru. Sedangkan kegiatan
berbagai
dapat
dijalin cara,
dengan yaitu:
mingguan
ialah
berupa
upacara
masyarakat/orang tua siswa ikut
bendera, Pramuka, dan olahraga.
memberikan shadaqah dalam acara
Kegiatan tahunan dalam budaya
santunan
sekolah
anak
yatim,
ialah
PHBI
Besar
Islam),
masyarakat/orang tua siswa menjadi
(Peringatan
muzaki zakat fitrah, orang tua siswa
MABIT (Malam Bina Iman dan
ikut berpartisipasi dalam berqurban,
Taqwa), dan santunan anak yatim.
orang tua juga dapat membantu
Karakter yang dikembangkan dari
hafalan Al-Qur’an dalam kegiatan
budaya
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
Hari
berupa
sekolah
tersebut
ialah
Pradana
66
karakter karakter disiplin, religius, rasa ingin tahu, cinta tanah air, dan peduli sosial. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengajukan beberapa
Budimansyah, D. 2009. Membangun Karakter Bangsa di Tengah Arus Globalisasi dan Gerakan Demokratisasi: Reposisi Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Pidato Pengukuhan Guru Besar UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
saran agar pengembangan karakter siswa melalui budaya sekolah dapat terus dilakukan, diantaranya ialah: 1. Program
sekolah
harus
dilaksanakan berkesinambungan dan
berkelanjutan
dengan
memperhatikan kebutuhan
dinamika siswa
dalam
pengembangan karakternya. 2. Pengembangan budaya sekolah agar lebih diintegrasikan kedalam pembelajaran
dan
kurikulum
sekolah. 3. Pelibatan
stakeholder
sekolah
seperti masyarakat dan orang tua siswa perlu terus dikembangkan, selain
sebagai
Cresswell, J. 2003. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Langgulung, H. 2007. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna. Moleong, L.J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
pengguna
kebijakan, juga dalam perumusan kebijakan pengembangan budaya sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
Nasution, S. 2008. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Oxford
Advanced Learner's Dictionary Of Current English. 2010. Oxford: Oxford University Press
Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025.
Pradana
67
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Syaodih, N. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya. Tilaar, H.A.R. 2000. Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wagner, C. R. (2004). Leadership for an Improved School Culture. How to Assess and Improve the Culture of Your Culture. Kentucki: Kentucki School Leader (online). Diakses pada tanggal 2 Januari 2016 dari http://www.schoolculture.net/ kyschoolleaderfall04.pdf.
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 55-67 ISSN : 2541-6693
Pradana