Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober 16
INTERNALISASI NILAI KARAKTER MELALUI BUDAYA SEKOLAH Dewi Widiana Rahayu Nahdlatul Ulama University of Surabaya Jl. Jemursari No. 51-57, Surabaya, Indonesia
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan menjelaskan mengenai: (1) wujud budaya sekolah, (2) peran warga sekolah dalam melaksanakan budaya sekolah, (3) kendala dalam pelaksanaan budaya sekolah, (4) solusi mengatasi kendala dalam pelaksanaan budaya sekolah.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis berupa studi kasus. Lokasi penelitian yaitu SD Muhammadiyah 1 Krian. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: wawancara, observasi dan studi dokumen. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan cara mereduksi data, paparan data, dan menarik kesimpulan.Temuan penelitian ini menunjukkan hasil bahwa budaya sekolah di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Krian dibangun melalui keteladana kepala sekolah, keteladanan guru, dan sosialisasi secara berkala mengenai budaya sekolah yang dikembangkan.Peran warga sekolah dalam membangun budaya sekolah adalah sebagai berikut: (1) peran kepala sekolah seperti memberi keteladanan, mengadakan evaluasi, penyelenggaraan kegiatan sekolah, serta komitmen dalam menjalankan tugas sebagai kepala sekolah; (2) peran guru yakni berfungsi sebagai pengajar dan pendidik serta memberi keteladanan bagi siswa. Sehingga semua warga sekolah disarankan untuk aktif dalam mengembangkan budaya sekolah dan memiliki komitmen untuk membangun karakter positif siswa. Kata Kunci : Karakter, Budaya Sekolah
dua potensi, yakni baik dan buruk.
PENDAHULUAN Karakter merupakan salah
Dengan
dua
potensi
tersebut
satu aspek kepribadian manusia.
manusia
Manusia pada dasarnya memiliki
dirinya untuk memiliki sifat baik
49
dapat
menentukan
Jurnal Buana Pendidikan
ataupun
Tahun XII, No. 22. Oktober
sifat
buruk.
Dalam
kehidupan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
manusia,
mulia,
sehat,
pengembangan karakter menjadi
kreatif,
mandiri,
penting
dan
warga negara yang demokratis
karakter
identik
strategis
pekerti
karena
dengan
atau
Pengembangan dilakukan
budi
cakap,
dan
menjadi
serta bertanggungjawab. Untuk mencapai
akhlak.
tujuan
dapat
tersebut, maka sekolah sebagai
pendidikan,
pendidikan formal bertugas untuk
karakter
melalui
berilmu,
baik pendidikan formal sekolah,
membina
pendidikan
di
didik dan mempersiapkan generasi
masyarakat, maupun pendidikan
muda menjadi manusia dewasa
informal di dalam keluarga. Pendidikan bertujuan agar
yang berkarakter dan berbudaya.
individu dapat mengembangkan
menhadapi
segala potensi yang ada pada diri
dalam
peserta
didik.
siswa di tengah arus informasi dan
dalam
pendidikan
untuk
nonformal
Berbagai
membina
kepribadian kognitif,
upaya
diarahkan
baik afektif,
karakter semakin
pesat
sehingga
kemudahan
media
tanpa
dikhawatirkan
dalam
pembentukan
dalam
Sistem
batas
yang
mempengaruhi karakter
siswa.
(UUSPN)
Selain itu salah satu akibatnya
Nomor 20 Tahun 2003 bahwa
adalah budaya luar yang negatif
pendidikan
mudah terserap tanpa adanya filter
untuk
Nasional
tantangan
yang
psikomotor, sebagaimana tertera Pendidikan
banyak
mencari informasi dari berbagai
maupun
Undang-Undang
pendidikan
pembemtukan
memperoleh
segi
peserta
dunia
berkembang
secara
dalam
ini
teknologi
perkembangan
manusia
menyeluruh
Dewasa
kepribadian
nasional
bertujuan
mengembangkan
dan
yang kuat. Gaya hidup modern,
membentuk watak serta peradaban
perilaku
bangsa yang bermartabat dalam
hancurnya nilai moral, merebaknya
rangka memcerdaskan kehidupan
ketidakadilan,
bangsa,
solidaritas dan lain sebagainya
bertujuan
berkembangnya
potensi
untuk peserta
telah
terjadi
didik agar menjadi manusia yang
pendidikan
beriman
merupakan
dan
bertaqwa
kepada 50
konsumtif,
hedonis,
tipisnya dalam kita.
salah
rasa lembaga
Pendidikan satu
strategi
Jurnal Buana Pendidikan
dasar
Tahun XII, No. 22. Oktober
dalam
karakter
pembangunan
mencakup
kekal yang dapat dijadikan cirri
sosialisasi,
untuk mengidentifikasikan seorang
pemberdayaan, pembudayaan, dan
pribadi, suatu objek atau kejadian. Edward B. Tylor (dalam
kerjasama
seluruh
komponen
Tilaar,
bangsa. Menurut
Ezra
(dalam
definisi
2002:39)
mengemukakan
budaya
adalah
suatu
Nurahman, 2011:7) menyebutkan
keseluruhan yang kompleks dari
bahwa karakter adalah kekuatan
pengetahuan, kepercayaan, seni,
untuk bertahan di masa sulit.
moral, hukum, adat istiadat, serta
Karakter yang dimaksud adalah
kemampuan-kemapuan
karakter yang baik, solid, dan
kebiasaan lainnya yang diperoleh
sudah teruji. Karakter yang baik
manusia
diketahui
masyarakat.
benar
melalui
ketika
respon
kita
yang
mengalami
dan
sebagai
anggota
Definisi
ini
menekankan pada faktor manusia
tekanan, tantangan, dan kesulitan.
yang
memperoleh
Karakter yang berkualitas adalah
tersebut
sebuah respon yang sudah teruji
Masyarakat
berkali-kali dan telah berbuahkan
penting
kemenangan. Menurut Sjarkawi (dalam
manusia
Koesoema,
seorang
nilai-nilai
dari
masyarakat.
sangat
dalam
berperan
pembentukan
yang
berbudaya.
Seseorang yang berbudaya adalah
2011:80)
karakter
sama
dengan
berperilaku sesuai dengan nilai-
kepribadian, yakni sebagai ciri atau
nilai budaya, khususnya nilai-nilai
karakteristik atau sifat khas dari
etis dan moral yang hidup dalam
diri seseorang yang bersumber dari
kebudayaan tersebut, yang salah
bentukan-bentukan yang diterima
satunya dalam lingkungan sekolah
dari lingkungan, misalnya keluarga
yang
pada masa kecil, dan juga bawaan
terdekat
seseorang sejak lahir. Sedangkan
keluarga. Dalam sebuah sekolah
J.P. Chaplin (dalam Said, 2011:1)
tentu terdapat berbagai budaya
mengemukakan
yang
dianggap
bahwa
karakter
yang
menguasai
merupakan peserta
dan
lingkungan didik
dikembangkan
setelah
untuk
atau fiil, hati, budi pekerti, tabiat,
membentuk peserta didik yang
adalah suatu kualitas atau sifat
berbudaya.
yang tetap terus menerus dan 51
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Pedoman pendidikan 2011:8)
pelaksanaan
karakter
baik
(Puskur,
pengembangan
sehingga
menjadi panutan bagi peserta
budaya
didik
lain.
sekolah dan pusat kegiatan belajar
disiplin,
dilakukan
kerapihan,
melalui
kegiatan
pengembangan diri yaitu: a) kegiatan rutin, yaitu kegiatan
kasih
nilai dan sayang,
kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja keras.pengkondisian, yaitu penciptaan
secara
mendukung
menerus
Misalnya kebersihan
yang dilakukan peserta didik terus
diharapkan
dan
kondisi
yang
keterlaksanaan
konsisten setiap saat. Misalnya
pendidikan karakter, misalnya
kegiatan upacara hari Senin,
kondisi
upacara hari besar kenegaraan,
tempat sampah, halaman yang
pemeriksaan kebersihan badan,
hijau dengan pepohonan, poster
piket kelas, shalat berjamaah,
kata-kata bijak yang di pajang di
berbaris ketika masuk kelas,
lorong sekolah dan di dalam
berdoa
sebelum
dimulai
dan
dan
kelas. Pada kehidupan sehari-hari,
apabila
sering terjadi pelanggaran moral
bertemu guru, tenaga pendidik,
secara umum yang dilakukan oleh
pelajaran
diakhiri,
mengucapkan
salam
dan teman; b) kegiatan spontan,
toilet
yang
bersih,
oknum pelajar yang seharusnya adalah
memperoleh pembinaan karakter
kegiatan yang dilakukan peserta
yang tepat di sekolah. Pelanggaran
didik secara spontan pada saat
moral yang dilakukan oleh pelajar
itu
diantaranya tawuran antar pelajar,
juga,
musalnya,
mengumpulkan
sumbangan
penyalahgunaan
narkotika,
ketika ada teman yang terkena
pergaulan
rendahnya
musibah atau sumbangan untuk
kesopanan terhadap orang yang
masyarakat
lebih
bencana; c) keteladanan,
ketika
terjadi
tua,
bebas, dan
sebagainya.
Maraknya tindakan amoral yang
merupakan
perilaku dan sikap guru dan tenaga pendidik dan peserta
berakibat
pada
munculnya
anggapan
kegagalan
dunia
pendidikan dalam membentuk dan
didik dalam memberikan contoh
membina
melalui tindakan-tindakan yang
moralitas
bangsa.
Pelanggaran lainnya yang masih 52
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
dilakukan pelajar khususnya siswa
kepada pencapaian pengetahuan
sekolah dasar diantaranya, perilaku
kognitif
siswa
mencontek
pembentukan
pada
melainkan
juga
waktu
ujian,
untuk
yang
tidak
sepantasnya diucakan anak seusia
melalui budaya sekolah. Sebagai contoh yang dapat
sekolah dasar, mulai memudarnya
penulis kemukakan berdasarkan
kesopanan dan perilaku santun
pengamatan terbatas adalah di
terhadap orang yang lebih tua,
Sekolah Dasar Muhammadiyah 1
serta
Krian
berkata-kata
kotor
sikap
menghargai
yang
kurang
teman
Sidoarjo.
memiliki
maupun
mempersiapkan
terjadi
yang
sekolah
masih
Sekolah
tujuan
karyawan sekolah. Hal tersebut karena
karakter
taat
ini untuk
generasi
beribadah,
muda unggul,
beranggapan bahwa membangun
berakhlak mulia, cerdas, terampil,
dan mengembangkan kompetensi
berwawasan
dasar siswa sesuai dengan mata
IPTEK, cerdas, terampil, kreatif,
pelajaran dianggap yang utama,
dan
sehingga guru mengkesampingkan
tujuan
pembentukan
mengembangkan
karakter
siswa.
global,
mandiri.
menguasai
Dalam
tersebut,
mencapai
sekolah
ini
budaya
5S
Untuk mengoptimalkan program
(senyum, sapa, salam, sungkem,
pendidikan karakter di sekolah,
dan santun), peraturan sekolah,
diperlukan adanya kesadaran dan
slogan
kesanggupan dari semua pihak,
beberapa
mulai dari Dinas Pendidikan, pihak
diharapkan
sekolah, dan masyarakat untuk
karakter positif siswa. Hal ini
bersama-sama
membentuk
terlihat dari ketaatan peserta didik
karakter dan membangun etika
dengan menunjukkan hasil yang
yang diharapkan. Pendidikan karakter perlu
berlaku di masyarakat antara lain:
ditanamkan
jawab yang dapat terlihat dalam
sejak
dini
yang
ditempatkan
lokasi
strategis
dapat
di yang
membentuk
disiplin, religius, dan tanggung
melalui
pembiasaan, keteladanan, maupun
keseharian
dalam
yang
yakni proses pembelajaran di kelas,
pendidikan
makan, istirahat, dan sholat. Semua
mengarah
pembudayaan pada
mereka
sekolah,
karakter di sekolah. Visi dan misi
kegiatan
sekolah hendaknya tidak diarahkan
dengan mentaati tata tertib yang 53
tersebut
di
dilakukan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
diberlakukan di sekolah. Ketaatan
Muhammadiyah 1 Krian? (4) apa
peserta didik terebut tidak hanya
saja solusi dengan dibangunnya
terjadi di sekolah saja melainkan di
budaya
luar
pembentukan karakter siswa di SD
sekolah
yang
diprediksikan
dapat
dengan
suasana
METODE PENELITIAN Fokus penelitian ini adalah
lihat dari hubungan antara guru dengan peserta didik, karyawan dengan
peserta
pembentukan
didik,
religius,
maupun antar peserta didik yang
ini
ada dimana hal tersebut jarang
dalam
itu, sekolah ini mempunyai ciri English
and
minggunya.
Inilah
salah
untuk
(dalam
menyekolahkan
anaknya di sekolah tersebut. Berdasarkan uraian dikemukakan,
maka
bagaimana
yang
dibangun
Muhammadiyah
1
SD
Krian?
(2)
karakter
siswa
ini
2010:79) dengan diharapkan
empiris
dapat
sistematis,
aktual,
fakta-fakta
populasi
akurat
dan
atau
sifat
daerah
tertentu mengenai budaya sekolah yang
dikembangkan
di
SD
Muhammadiyah 1 Krian, peran warga sekolah dalam pelaksanaan
budaya
budaya
pembentukan di
pendekatan
suatu
apa saja kendala yang dihadapi dalam
bahwa
mengenai
di SD Muhammadiyah 1 Krian? (3)
sekolah
menyatakan
yang
dalam pelaksanaan budaya sekolah
dibangunnya
Nuryana,
akan diperoleh suatu gambaran
bagaimana peran warga sekolah
dengan
perspektif
dan lebih jelas. Dengan demikian
sekolah
di
akan
dideskripsikan secara lebih rinci,
rumusan
budaya
ini
pendekatan
temuan-temuan
yang
maslah dalam penelitian ini adlah: (1)
penelitian
kualitatif
fenomenologis. Taylor dan Bogdan
satu
alasan yang membuat masyarakat tertarik
Pendekatan
berdasarkan
setiap
day
jawab
pendekatan
menggunakan
program
Arabic
tanggung
menggunakan
kualitatif.
ditemukan disekolah lain. Selain adanya
disiplin,
Muhammadiyah 1 Krian. Penelitian
memegang teguh tata krama yang
yakni
dan
karakter
melalui budaya sekolah di SD
tanpa adanya kekerasan dan tetap
khas
dalam
Muhammadiyah 1 Krian?
akrab dan kekeluargaan yang di
sekolah
sekolah
dihadapi
SD 54
sekolah,
kendala
guru
yang dalam
Jurnal Buana Pendidikan
melaksanakan
Tahun XII, No. 22. Oktober
budaya
sekolah,
Teknik
pengolahan
data
serta upaya guru dalam mengatasi
dilakukan selama penelitian dan
kendala tersebut secara luas dan
dilakukan secara terus menerus
mendalam. Jenis penelitian ini adalah
mulai dari tahap pengumpulan
penelitian studi kasus. Menurut
dikemukakan
Bogdan dan Biklen (dalam Ifriqia,
Huberman
2005:29),
kasus
Komariah, 2009:39) bahwa analisis
merupakan pengujian secara rinci
data kualitatif merupakan upaya
terhadap satu latar (a detailed
berlanjut,
examination of one setting), atau satu orang subyek (one single subject),
menerus. Langkah
atau satu tempat penyimpanan
dalam melakukan analisis data
dokumen (one single depository of
penelitian kualitatif menurut Miles
documents). Kasus pada penelitian
dan Huberman (dalam Nuryana,
ini pembentukan karakter melalui
2010:46)
budaya sekolah yang dilakukan
berikut ini.
bahwa
studi
data sampai akhir. Sebagaimana
guru terhadap peserta didik di SD Muhammadiyah 1 Krian. Namun demikian, penelitian ini dilakukan secara
intensif,
rinci,
dan
mendalam. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat kasus
dan
(dalam
Satori
dan
berulang
terlihat
dan
yang
terus
ditempuh
dalam
bagan
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan/ Verifikasi
Bagan 1 Model analisis data Miles
Arikunto
adalah
Miles
Pengumpula n Data
& Huberman Berdasarkan model analisis
(2008:131) yang menyatakan bahwa penelitian
oleh
suatu
tersebut, maka tahapan analisis
penelitian yang dilakukan secara
data
intensif, terinci, dan mendalam
adalah
terhadap
lembaga,
maka dilakukan reduksi data. Pada
organisasi, atau gejala tertentu.
tahap reduksi data ini peneliti
Lebih
disampaikan
memilih, menyederhanakan, atau
bahwa jika dilihat dari wilayahnya,
menyortir data kasar yang telah
penelitian kasus memiliki subjek
terkumpul
yang sempit, namun di kaji secara
lembar
lanjut
suatu lagi
mendalam. 55
yang
dilakukan
setelah
atau
data
peneliti
terkumpul
tercatat
wawancara,
dalam
sekaligus
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
membuang data yang tidak perlu.
dan pemimpin organisasi. Kepala
Data tersebut kemudian dipilah-
sekolah
pilah dan dikelompokkan. Setelah
ungkapan-ungkapan
data
selanjutnya
rapat ataupun pertemuan dengan
peneliti nenyusun data tersebut ke
guru dan karyawan. Selain itu juga
dalam susunan yang sistimatis dan
memberikan teladan baik secara
kemudian
dengan
langsung maupun tidak langsung
dengan
kepada
di
reduksi,
dianalisis
mengkonsultasikannya
selalu
Landasan
yang
menggunakan
Setelah
proses
ini
para
teori dan hasil penelitian terdahulu relevan.
menyampaikan dalam
bawahannya.
kepala
sekolah ungkapan-
tersebut selesai dilakukan, peneliti
ungkapan yang dijadikan filsafat
melakukan penarikan kesimpulan
sekolah
terhadap
data
menggabungkan pengertian dari
tersebut yang sekaligus menjawab
nilai-nilai agama dan pengertian
rumusan
penelitian.
dari nilai budaya lokal (jawa) yang
Kegiatan ini dilakukan peneliti
dekat dengan kehidupan sehari-
secara terus-menerus setiap kali
hari.
selesai
dalam
hasil
analisis
masalah
observasi
Pengumpulan
dilakukan.
data
dalah
Filsafat
dengan
tersebut
ungkapan
cara
dikemas
yang
sangat
yang
sederhana dan mudah dimengerti
digunakan dalam penelitian ini
oleh semua anggota warga sekolah,
adalah
sehingga terinternalisasi dalam diri
teknik
observasi,
wawancara, dan dokumnetasi HASIL
PENELITIAN
guru
Sekolah
Muhammadiyah Sidoarjo a) Filsafat Sekolah Temuan
di 1
pada
akhirnya
mempengaruhi sikap dan perilaku
DAN
mereka.
PEMBAHASAN 1. Budaya
yang
SD
b) Struktur Organisasi Temuan
Krian
menunjukkan
hasil
penelitian bahwa
SD
Muhammadiyah 1 Krian memiliki
penelitian
struktur organisasi yang tidak jauh
menunjukkan bahwa terbentuknya
berbeda dengan sekolah lainya.
filosofi di SD Muhammadiyah 1
Kepala
Krian tidak terlepas dari peranan
sekolah
merupakan
pemimpin tertinggi yang dibantu
kepala sekolah sebagai manajer
oleh wakil kepala sekolah yang
56
Jurnal Buana Pendidikan
berkoordinasi sekolah.
Tahun XII, No. 22. Oktober
dengan
Kemudian
komite
Mekanisme
dibawahnya
kebijakan
penentuan
dan
pengambilan
adalah unit perpustakaan, unit tata
keputusan tetap melalui proses
usaha,
dan
dan
guru
yang
di
melibatkan
seluruh
warga
hubungkan oleh garis vertikal.
sekolah,
Secara
struktur
berwenang mengambil keputusan
organisasi dibuat dengan maksud
adalah kepala sekolah tetapi aspek
untuk
demokrasi
umum
suatu
memastikan
bahwa
walaupun
dan
yang
transparansi
organisasi dirancang dengan cara
manajemen selalu dikedepankan.
yang paling baik untuk mencapai
Nilai-nilai demokratis ini selalu
sasaran dan tujuannya. Menurut Usman (2013:193)
ditanamkan di SD Muhammadiyah
struktur
budaya
sistem
organisasi formal
aturan-aturan keterkaitan
1 Krian sebagai upaya menjaga
merupakan
dari
hubungan
dan
tugas
otoritas
serta
tujuan
untuk
organisasi.
Muhammadiyah 1 Krian Kondisi sarana
disebutkan
prasarana
mencapai
Lebih
bahwa
khas
sudah siswa
koordinasi
namun
(2)
layak
digunakan
guru
di
sekolah.
siswa
maupun
kebanggan
guru untuk
menjaga dan merawat. Buku-buku diperpustakaan selalu dupayakan
orang-orang dalam berorganisasi; merespons
dan
mempunyai
dan
motivasi; (3) mengarahkan perilaku (4)
cukup
yang ada belum sempurna betul,
dan sumber daya organisasi dalam mengendalikan
SD
Walaupun sarana dan prasarana
orang-orang yang bekerja sama tujuan;
di
sebagai sarana belajar mengajar
yang
digunakan untuk mengendalikan
mencapai
ada
belum lengkap tapi secara umum
struktur
organisasi
yang
dan
Muhammadiyah 1 Krian walaupun
lanjut
organisasi bertujuan (1) sebagai cirri
selalu
c) Sarana dan Prasarana di SD
yang
bekerja sama dan memanfaatkan daya
yang
dijadikan pegangan bersama.
mengontrol tentang cara orang sumber
sekolah
up to date dengan kebutuhan siswa
pemanfaatan
dan guru saat ini. Sekolah juga
lingkungan, teknologi, sumberdaya
selalu berupaya agar siswa selalu
manusia, serta mengembangkan
merasa nyaman belajar, sehingga
organisasi. 57
Jurnal Buana Pendidikan
penataan
Tahun XII, No. 22. Oktober
lingkungan
dan
tata
sekolah
baik
yang
berkaitan
ruang menjadi perhatian. Penataan ruangan di SD
dengan manusia maupun material
Muhammadiyah 1 Krian dengan
prioritas, nilai, dan filsafat yang
dua
melandasi
kurikulum
ruangan
Sehngga
banyak
perpustakaan, ruang guru, kepala
beberapa
sekolah, dan tata usaha di depan
keunggulan
gerbang sekolah, bertujuan untuk
prioritas
memudahkan pengawasan sekolah
indikator seperti kualitas guru,
terhadap siswa. Hal yang sama
fasilitas
juga
dalam
laboratorium,
selalu
perpustakaan,
hidup
Dengan
pintu
untuk
masuk
jalan
dengan
dilakukan
penataan
keluar
sekolah
lingkungan
memperhatikan
yang ada dapat menggambarkan
budaya
sekolah
sekolah. ditemukan
mengenalkan
sekolahnya akademik
untuk
melalui dengan
kegiatan
siswa, sanggar,
dan
demikian
sebagainya. fasilitas
dan
sehat, dengan membuat suasana
perlengkapan
yang
tanaman
mencerminkan kekuatan budaya
pepohonan dan bunga yang tertata
sekolah yang dimiliki. Berdasarkan
rapi di setiap depan ruangan kelas
hasil observasi ditemukan bahwa
sehingga
laboratorium bahasa tidak hanya
asri
dengan
menambah
keasrian
lingkungan sekolah. Menurut Poster
dapat
digunakan oleh siswa tetapi juga
(dalam
guru dalam rangka peningkatan
Widodo, 2005:160) tata ruang yang baik, tata lingkungan, peralatan
keahlian bahasa Inggris dan Arab. Dari uaraian di atas
kantor, mutu, dan perlengkapan
berkaitan dengan kebutuhan untuk
sekolah akan memberikan kesan
peningkatan kualitas pendidikan
langsung
yang
dan kualitas guru maupun tenaga
Istilah
administrasi, maka sudah saatnya
kepada
orang
mengunjunginya.
perlengkapan biasanya berkaitan
sekolah
erat dengan perangkat keras atau
tindak lanjut untuk melengkapi
material yang dimiliki sekolah.
fasilitas dan perlengkapan yang
Meskipun demikian fasilitas dan
sekarang
perlengkapan memiliki hubungan
Sekolah sudah harus memikirkan
kerja
untuk mencarikan solusi tentang
sama satu dengan yang
lainnya.
Untuk
sumber
daya
kebutuhan 58
memikirkan
tersedia
di
dana
rencana
sekolah.
guna
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
menyediakan
kebutuhan
peningkatan
fasilitas
perlengkapan.
Pihak
dengan
komite
Berdasarkan visi dan misi
dan
tersebut,
sekolah
berusaha
sekolah
mewujudkannya melalui kegiatan
sudah
intrakurikuler dan ektrakurikuler.
sekolah
saatnya duduk satu meja dan
Disamping
bekerja
pengembangan prestasi akademik,
sama
kebutuhan kualitas
memenuhi
tersebut,
sehingga
pendidikan
yang
melakukan
sekolah
ada
juga
pembinaan nilai-nilai dan bidang
sekarang ini dapat dipertahankan
non
dan ditingkatkan.
Sedarmayanti
d) Visi
dan
Misi
depan, cita-cita, wawasan ke depan
humanis.
yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, bersifat kearifan intuitif yang menyentuh hati dan
agar dapat hidup dalam dunia
menggerakkan jiwa untuk berbuat.
realis dan membekalinya dengan
Visi
aqidah istiqomah, berakhlak mulia
mengembangkan
sumber
(2)
dan
menumbuhkan
positif; sikap
e) Tata
(3)
seluruh
mampu
menjadi
inspirasi
dalam
Tertib
di
SD
Muhammadiyah 1 Krian Tata tertib dan peraturan
toleran,
tanggung jawab, kemandirian, dan
dalam
kecakapan
dasarnya
emosionalnya;
dan
mengikat
menjalankan tugas.
kemampuan
anak untuk berkompetensi yang sehat
dapat
anggota
dan mempunyai semangat beramar mungkar:
visi
sesuatu yang ingin dicapai di masa
adalah (1) mempersiapkan anak
nahi
(2010:161)
aktivitas, gambaran mental tentang
Sedangkan misi dari sekolah ini
makruf
Menurut
dicapai secara ideal dari seluruh
terwujudnya generasi yang islami, dan
akademik.
adalah segala sesuatu yang ingin
SD
Muhammadiyah 1 Krian Visi sekolah ini adalah berprestasi
melakukan
(4)
suatu
organisasi
bertujuan
pada sebagai
meningkatkan mutu pendidikan
pedoman anggota organisasi dalam
sesuai
berperilaku. Pembuatan tata tertib
masyarakat
dengan dan
tuntunan perkembangan
dan
peraturan
di
SD
ilmu pengetahuan dan teknologi
Muhammadiyah 1 Krian menurut
(IPTEQ).
kepala sekolah didasarkan pada
59
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
pertimbangan dan masukan dari
budaya
seluruh warga sekolah baik itu
yaitu:
guru, karyawan, maupun siswa.
keMuhammadiyahan,
Peraturan dan tata tertib yang di
Aqidah, dan ibadah syariah; (2)
buat secara bersama mempunyai
budaya 5S (senyum, sapa, salam,
tujuan jika terjadi pelanggaran ,
sungkem,
maka tidak menimbulkan dampak
membentuk karakter cinta damai;
yang negatif. Dengan demikian
(3) budaya disiplin, dengan patuh
sekolah
budaya
dan taat pada aturan dan tata tertib
warga
serta dalam kegiatan Jum’at kasih
sekolah untuk mentaati tata tertib
saying; (4) budaya kerja keras dan
yang sudah disepakati bersama.
tanggung
Disamping
pelajar
membangun
kesadaran
bagi
seluruh
itu
sekolah
juga
sekolah
yang
(1)
beragam
pendidikan Tarekh,
sopan)
jawab
untuk
dengan
janji
Muhammadiyah;
(5)
menerapkan nilai-nilai demokratis
budaya islami untuk meningkatkan
yang menjunjung tinggi hak asasi
karakter
manusia, penghargaan terhadap
pelaksanaan program Al-Islam; (6)
hak-hak individu sebagai upaya
budaya
menciptakan budaya cinta damai.
pelaksanaan kegiatan sabtu sehat
Dengan demikian aturan dan tata
oleh
tertib bukan merupakan sesuatu
siswa;
yang
berbahasa.
menjadi
dijalankan
beban
untuk
semua
warga
bagi
religius hidup
guru, (7)
dengan
sehat,
dengan
karyawan,
maupun
budaya
santun
2. Peran Warga Sekolah dalam
sekolah.
Pelaksanaan Budaya Sekolah di SD Muhammadiyah 1 Krian Terbangunnya budaya
f) Pelaksanaan Budaya Sekolah di SD Muhammadiyah 1 krian Terbentuknya nilai,
sekolah yang positif tidak terlepas
peraturan, dan kebiasaan sebagai
dari peran seluruh warga sekolah.
budaya
Seluruh
sekolah
Muhammadiyah
1
di Krian
SD
komponen
sekolah
memegang pernan yang penting
tidak
lepas dari peran kepala sekolah
dalam
sebagai manajer. Hasil penelitian
sekolah
menunjukkan
SD
karakter siswa. Hal tersebut dapat
Muhammadiyah 1 Krian memiliki
dilihat dari tata tertib dan disiplin
bahwa
60
melaksanakan untuk
budaya
membentuk
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
yang diterapkan untuk seluruh
memberikan keteladanan kepada
komponen warga sekolah. Di SD Muhammadiyah 1
siswa dengan melaksanakan dan mematuhi
peraturan
Krian menunjukkan bahwa seluruh
ditetapkan.
Hal
komponen
memotivasi siswa untuk ikut serta
warga
sekolah
yang
ini
dapat
menunjukkan solidaritas yang kuat
mematuhi
dan
dalam membangun budaya sekolah
peraturan
yang
yang
penelitian memperlihatkan bahwa
positif.
Kepala
sekolah
melaksanakan ada.
Hasil
sebagai pemimpin secar konsisten
siswa
menjalankan setiap tata tertib yang
penting
dalam
telah disepakati bersama. Hasil
budaya
sekolah
penelitian memperlihatkan bahwa
Peranan siswa diwujudkan dalam:
peranan
dalam
(1) antusiasme dalam menjalankan
mewujudkn budaya sekolah yang
budaya sekolah, (2) aktif, kreatif
positif telah ditunjukkan dengan
dan rajin belajar, (3) patuh dan taat
baik. Ini ditunjukkan dengan; (1)
pada peraturan dan tata tertib.
kepala
pemberian evaluasi,
sekolah
keteladanan, (3)
(2)
budaya
(2) pada
hanya berfungsi sebagai pengajar
pengawasan
sejumlah
guru
di
SD
Muhammadiyah 1 Krian. Kendala
tetapi sebagai pendidik sehingga
ini perlu mendapat perhatian yang
terhadap
serius dari semua pihak sehingga
pengembangan siswa baik secara
tidak menimbulkan dampak yang
akademik maupun non akademik.
serius bagi warga sekolah lainnya. Hasil penelitian sejumlah
Guru sebagai pengajar memiliki penting
keterbatasan
guru.Kedua hal ini cukup tampak
perannya dengan baik. Guru tidak
yang
dalam
(1) keterbatasan kemampuan guru,
bahwa guru mampu menjalankan
peran
positif.
Muhammadiyah 1 Krian meliputi:
menunjukkan
kewajiban
yang
pelaksanaan budaya sekolah di SD
juga didukung adanya peran guru.
memiliki
mewujudkan
1 Krian Kendala
sekolah yang positif di sekolah ini penelitian
yang
Sekolah di SD Muhammadiyah
kegiatan-kegiatan, (4) komitmen
Hasil
peranan
3. Kendala Pelaksanaan Budaya
penyelenggaraan
menjalankan tugas. Perwujudan
memiliki
dalam
guru masih memiliki keterbatasan
perwujudan budaya sekolah. Guru 61
Jurnal Buana Pendidikan
misalnya
keterbatasan
intelektual, materi
Tahun XII, No. 22. Oktober
dan
keahlian,
senyuman, dan menjaga sopan
penyampaian
santun. Selain itu sekolah juga
pembelajaran
kelas.
tetap terus membina dan menjalin
Keterbatasan guru semacam ini
hubungan baik dengan orang tua
perlu mendapatkan penanganan
siswa dan komite sekolah untuk
yang cepat dari pihak sekolah. Hal
terus
ini bertujuan agar budyaa sekolah yang menekankan budaya kreatif
pendidikan siswa. Kepala sekolah berupaya
dan
mengatasi kendala-kendala dalam
inovatif
yang
di
menunjang
bersama
memikirkan
pelaksanaan visi sekolah yakni
pelaksanaan
terdidik
melalui beberapa cara diantaranya: 1. Pembinaan perilaku sumber
dan
berkualitas
dapat
tercapai. 4. Solusi dalam
Mengatasi
Kendala
Pelaksanaan
Budaya
budaya
daya manusia Berkaitan dengan perilaku individu,
kepala
Sekolah di SD Muhammadiyah
memposisikan
1 Krian Kepala
controller
manajer
dan
sebagai
sekolah
diri
sebagai
pada
perkembangan
yang
setiap ada
di
pemimpin
sekolah. Berhubungan dengan
peranan
penting
implementasi budaya sekolah,
pengelolaan
budaya
kepala
mempunyai dalam
sekolah
sekolah
sekolah. Adanya kendala mengakibatkan
dapat
sekolah
pentingnya
menekankan menciptakan
terhambatnya
budaya-budaya yang kondusif
pelaksanaan budaya sekolah. Hal
sehingga siswa merasa betah
yang menjadi perhatian sekolah
berada di sekolah, di mulai dari
adalah aspek sumber daya yang
penerapan budaya sekolah 5S
dimiliki sekolah. Kepala sekolah
yakni
selalu menanyakan perkembangan
mengucapkan
hubungan
memberikan
keadaan
guru
dengan
fasilitas,
siswa, dan
dalam
menyapa
siswa, salam,
senyum,
tingkah
laku,
santun serta
perlengkapan sekolah. Mulai dari
sungkem atau berjabat tangan,
hal-hal yang sederhana dengan
menanyakan kabar siswa, dan
menyapa
mendatangi ke rumah siswa jika
siswa
setiap
hari,
menanyakan kabar, memberikan
memang diperlukan.
62
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Pembinaan juga dilakukan terhadap
karyawan
memotivasi dan memfasilitasi
maupun
guru
untuk
melanjutkan
guru yang kinerjanya menurun.
pendidikan
Kepala
menyediakan
lebih tinggi; (e) mengadakan
waktu jika ada karyawan atau
pembinaan kemampuan bahasa
guru yang ingin berkonsultasi,
asing bagi guru dan karyawan;
sehingga
(f)
sekolah
dengan
pembinaan
ke
jenjang
mengadakan
yang
seminar
dan pengarahan yang dilakukan
parenting education untuk guru
secara
dan wali siswa sebagai antisipasi
pribadi
mengurangi
dapat
perilaku
negatif,
adanya
perasaan minder dan tersisih dari komunitas. 2. Peningkatan Sumber
dilakukan
mengatasi
daya
karyawan.
Temuan
menunjukkan upaya sekolah
prasarana
telah
terdapat
Berdasarkan
di
temuan
penelitian menunjukkan hasil
penelitian
bahwa upaya-upaya yang telah
upaya-
dilakukan
dilakukan
berkaitan
peningkatan
sekolah.
yang
dan
bahwa
yang
dan
berkaitan dengan sarana dan
untuk
guru
di
prasarana Aspek sumber daya fisik
keterbataasan
kemampuan
baru
bidang pendidikan. 3. Peningkatan sarana
manusia Peningkatan sumber daya manusia
paradigma
berkaitan
dengan peningkatan sarana dan
dengan
sumber
sekolah
prasarana
daya
berikut:
adalah (a)
sebagai
pemberdayaan
manusia adalah sebagai berikut:
laboratorium bahasa, sains, dan
(a) kepala sekolah secara aktif
komputer dengan penambahan
mengikuti
alat dan bahan yang mengikuti
seminar,
kegiatan dan
training,
perkembangan
jaman;
menfasilitasi dan menugaskan
pemanfaatan
laboratorium
semua guru untuk aktif dalam
bahasa
kegiatan training, seminar, dan
dimanfaatkan oleh siswa tetapi
workshop; (c) mengadakan kerja
juga
sama
dengan
International Lumpur
workshop;
(b)
tidak guru
(b) hanya
dalam
rangka
Sri
Utami
meningkatkan keahlian bahasa
School
Kuala
Inggris
Malaysia;
(d)
dan
pemanfaatan 63
Arab;
(c)
laboratorium
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
komputer tidak hanya untuk
mensosialisasikan
siswa tetapi juga guru sebagai
komite
upaya
merealisasikan
meningkatkan
kemampuan teknologi
penguasaan informasi
Simpulan Dari temuan penelitian ini
untuk akses internet.; (d) secara menerus
menambah judul
sekolah
jumlah
buku
dapat diambil kesimpulan sebagai
akan
berikut: a) Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Krian membangun budaya sekolah melalui keteladanan kepala sekolah, keteladanan guru, dan sosialisasi mengenai budaya sekolah yang dikembangkan. b) Peran warga sekolah dalam membangun budaya sekolah adalah sebagai berikut: (1) peran kepala sekolah seperti memberi keteladanan, mengadakan evaluasi, penyelenggaraan kegiatan sekolah, serta komitmen dalam menjalankan tugas sebagai kepala sekolah; (2) eran guru yakni berfungsi sebagai pengajar dan pendidik serta memberi keteladanan bagi siswa. Guru tidak hanya menyampaikan materi melainkan juga bertanggungjawab membentuk kepribadian siswa; (3) peran siswa diwujudkan dalam antusiasme dalam menjalankan budaya sekolah, aktif, kreatif dan rajin belajar, serta paturh
maupun
terbaru
di
perpustakaan; (e) sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan publik, sekolah telah memiliki fasilitas
Si
Pinter,
dengan
fasilitas ini orang tua dapat mencari informasi tentang nilai, kehadiran, kegiatan
prestasi, siswa
dan dengan
menggunakan fasilitas internet, dan
website
sekolah
pada
www.sdmuhammadiyah1krian.s ch.id
dengan
menggunakan
nomor induk sebagai kode user dan PIN sebagai password; (f) sekolah berupaya membuat tata lingkungan dan tata ruang yang bersih, sejuk, sehat, sehingga siswa merasa nyaman untuk belajar; (g) sekolah berupaya untuk
membuat
sesuai
PENUTUP
karena
laboratorium sudah di setting terus
dan
ketersediaan dana.
dan
komunikasi,
sekolah
kepada
rancangan
program yang berkaitan dengan sarana dan prasarana, kemudian
64
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
dan taat pada peraturan dan tata tertib sekolah. c) Kendala dalam pelaksanaan budaya
sekolah
c) Peningkatan kemampuan guru selayaknya
guru dalam berbagai seminar dan
dan keterbatasan pengawasan
adalah
dengan
pembinaan daya
kemampuan manusia,
dengan berbahasa
peningkatan
dan
Inggris
dan
Arab
budaya
peningkatan
sekolah
dibentuk.
yang
Dalam
sudah hal
pengawasan guru bekerja sama dengan orang tua siswa dan bila
Saran a) Budaya
sekolah
disosialisasikan
diperlukan guru diperbolehkan
selayaknya secara
untuk mengadakan kunjungan
terus
ke rumah siswa. d) Budaya sekolah sebaiknya dapat
menerus karena budaya sekolah peranannnya
sangat
penting
membangun
karakter
positif siswa. b) Semua warga disarankan sekolah
aktif
dengan
prasarana,
contoh bawahannya sedangkan
tercapai
hubungan
komitmen
mampu memimpin dan menjadi
mutu
sarana
memiliki
yaitu mulai dari kepala sekolah
guru sebagai bawahannya juga
dengan memperhatikan visi dan sekolah,
mendapat
yang sama dari warga sekolah
budaya
dapat
apabila
dukungan dari semua pihak
dalam
sehingga
pendidkan
tercapai
sekolah
mengembangkan
misi
kemampuan
untuk membantu pelaksanaan
daya
sarana prasarana sekolah.
dalam
menambahkan
kualifikasi
sumber
sumber
kemampuan
system perekrutan guru baru
melakukan
manusia,
pengadaan
berbahasa, serta memperhatikan
sekolah
perilaku
pelatihan,
bimbingan
guru. d) Solusi mengatasi kendala dalam budaya
dilakukan
dengan cara mengikutsertakan
adalah
keterbatasan kemampuan guru
pelaksanaan
dapat
harus patuh dan taat pada
dan
peraturan dan tata tertib yang
antar
telah disepakati bersama, sarana
warga sekolah, kerja keras, dan
dan prasarana yang memadai,
mentaati tata tertib sekolah.
serta peningkatan kemampuan guru 65
sehingga
hal-hal
yang
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
menjadi penghambat dari tujuan pendidikan
tersebut
Budiningsih
Asri
C.
2004.
Pembelajaran Moral Berpijak
dapat
pada Karakteristik Siswa dan
dihindari.
Budayanya. Jakarta: Rineka DAFTAR PUSTAKA Akbar,
Sa’dun.
2010.
Pembelajaran
Cipta. Budyatna, Muhammad & Ganiem
Model
Nilai
Mona
dan
Komunikasi
Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kehidupan
di
Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan. dkk.
2010.
Pembelajaran
Studi
Sosial.
Bandung: Alfabeta. Al-Lamri dan Ichas. Pengembangan Nilai
Antar
Teori Pribadi.
Angus. 2009. The Effects of School Culture and Climate on
Student
Achievement.
[versi 2006.
elektronik].
International
Pendidikan
dalam
2011.
Jakarta: Kencana. Busch Steve, Prater Doris L, Mac J
Sekolah
17 (1) 46-54. Alma, Buchori,
Leila.
Journal
of
Leadership in Education. Vol.
Pembelajaran El
Pengetahuan Sosial di Sekolah
12, No. 1 73-84. Mubarok, Z.
(2008).
Dasar. Jakarta: Depdiknas,
Membumikan
Dirjen Pendidikan Tinggi,
Nilai; Mengumpulkan yang
Direktorat Ketenagaan. Arikunto, Suharsimi. 1993.
Terserak, Menyambung yang Terputus,
Organisasi dan Administrasi: Pendidikan
Teknologi
dan
Kejuruan.
Jakarta:
Elex
Media Komputindo. Arikunto, Suharsimi. Prosedur
Penelitian
yang
Manajemen
dan
Tercerai.
Menyatukan Bandung:
Penerbit Alfabeta. Faisal, Sanapiah. 1999. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha
2008.
Nasional. Fitri, Zaenul
Edisi
Agus.
2012.
Reinventing Human Character
Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta. Barnawi, M
Pendidikan
Pendidikan Karakter Berbasis Arifin. Sarana
2012.
Nilai dan Etika di Sekolah.
&
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Fraenkel, Jack R. 1977. How to Teach
Prasarana Sekolah. Jogjakarta:
About Values: An Analytic
Ar-Ruzz Media.
66
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
New
Approach.
Jersey:
Mustakim, Bagus. 2011. Pendidikan Karakter MembangunDelapan
Prentice Hall, Inc. Hurlock, Elizabeth B.
1990.
Krakter
Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Indonesia
Sepanjang
Penelitian
Metodologi
Pendidikan
Sosial
dan
(Kuantitatif Jakarta:
Kualitatif).
dan Gaung
dan
Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
Remaja
Naturalistik
Kualitatif.
Bandung: Tarsito. Nuryana, Ina. 2010. Studi Kasus
Pendidikan:Manusia,
Filsafat,
Bermartabat.
Rosdakarya. Nasution, 1996. Metode Penelitian
Persada Press. Jalaluddin, H Abdullah Idi. 2012. Filsafat
Menuju
Yogyakarta: Samudra Biru. Moleong, Lexy J. 1993. Metode
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Iskandar. 2008.
Emas
Pendidikan Nilai di Sekolah
Pendidikan.
Dasar
Islam
Terpadu
Al-
Jakarta: Rajawali Pers. Kementrian Pendidikan Nasional.
Amanah Kecamatan Lembang
2010. Pedoman Pelaksanaan
Barat.Tesis. Surabaya: PPS
Pendidikan Karakter. Jakarta:
Unesa. Tidak Diterbitkan. Paranita, Astri. 2012. Implementasi
Badan
Penelitian
Kabupaten
dan
Model
Pengembangan. Koesoma, A Doni. 2011. Pendidikan
Pada
Anak
Budaya
Zaman
Global.
Jakarta: Grasindo. Lincoln, Yvonna S dan Denzim Norman
K.
Handbook Research
The
of 1
Performance.
and
Integrated
Pembelajaran di
SD.
Seni (Versi
tanggal 18 Desember 2012
Sage
dari http://repository.upi.edu Peterson, K.D. (1999a). Time Use
Ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Maslowski, Ralf. 2001. School Culture
Tipe
Elektronik). Diunduh pada
Qualitative Edisi
Pembelajaran
Terpadu
Karakter SStrategi Mendidik di
Bandung
Flows from School Culture: River Values and Tradition
School
Can Nurture or Poison Staff
Netherlands:
Development Hours. [versi
Twente University Press.
elektronik]. Journal of Staf
67
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Development. Vol 20, No. 20.
Supriadi. 2008. Budaya Sekolah dan
Diunduh pada tanggal 5
Mutu
November 2012. Peterson, K.D. (2002). Reculturing Schools. [versi elektronik]. Vol 23, No. 3. Diunduh pada
Program
Pasca
Sarjana
Unesa.
Tidak
Penilaian
Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta. Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan
Pendidikan.
Kebudayaan, dan Masyarakat Madani
Pendidikan
Indonesia.
Jakarta:
Remaja Rosdakarya. Usman, Husaini. 2013. Manajemen:
Karakter di Sekolah. Surabaya: Jaring Pena. Satori, Djam’an dan Aan Komariah.
Teori,
Praktik,
Pendidikan.
2009. Metodologi Penelitian
Aksara. Widodo, Sigit.
Bandung:
Kualitatif.
Surabaya
dan
tanggal 5 November 2012. Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Surabaya: SIC. Said, Moch. 2011.
Tesis.
Diterbitkan. Sujana, Ibrahim. 2009. Penelitian
Journal of Staf Development.
Penelitian
Pendidikan.
Organisasi
Alfabeta.
dan
Riset
Jakarta:
Bumi
2005.
Budaya
Sekolah
Efektif,
Reformasi
Tesis. Surabaya: PPS Unesa.
Administrasi Publik, Reformasi
Tidak Diterbitkan. Zamroni. 1992. Pengantar
Sedarmayanti.
2010.
Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa
Depan
Pelayanan Kepemimpinan
Pengembangan Teori Sosial.
(Mewujudkan Prima yang
Yogyakarta: Tiara Wacana. Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan
dan Baik).
Moral dan Budi Pekerti dalam
Bandung: Reflika Aditama. Sugiyono.
2008.
Perspektif Perubahan. Jakarta:
Memahami
Penelitian
Bumi Aksara.
Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
68