PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KRUPUK RAMBAK KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO Erizky Binarwati, Tunjung W. Suharso, Gunawan Prayitno Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145, Indonesia
ABSTRAK Perkembangan sektor industri pengolahan di Kabupaten Mojokerto semakin meningkat dengan prosentase sebesar 33,25% di tahun 2007 terutama untuk industri kecil yang memproduksi berbagai produk olahan. Salah satu industri kecil yang berbahan baku kulit adalah krupuk rambak. Industri kecil ini diproses menjadi makanan ringan di Kecamatan Bangsal. Pemerintah setempat menetapkan rambak sebagai salah satu produk unggulan yang dapat menjadi salah satu icon industri Kabupaten Mojokerto. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan industri kecil krupuk rambak di Kabupaten Mojokerto. Pengembangan industri kecil krupuk rambak dilakukan dengan beberapa tahapan analisis mulai dari analisis karakteristik kegiatan industri hingga memberikan arahan penataan lokasi sentra industri di lokasi terpilih. Berdasarkan hasil analisis, faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan industri kecil krupuk rambak adalah faktor bahan baku dan inovasi, pemasaran dan teknologi, sumber energi serta kebijakan pemerintah. Setelah diketahui faktor-faktor tersebut kemudian dimasukkan ke dalam perhitungan matriks IFAS-EFAS sehingga dapat diketahui letak industri kecil krupuk rambak pada kuadran SWOT. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui posisi dalam kuadran SWOT untuk strategi pengembangan industri kecil krupuk rambak di Kabupaten Mojokerto adalah pada kuadran II-D yaitu Selective Maintanence Strategy dimana pengelolaan industri kecil dilakukan dengan pemilihan hal-hal yang dianggap penting. Untuk mendukung strategi pengembangan yang dihasilkan dari analisis SWOT, maka diberikan arahan mengenai penataan lokasi sentra industri kecil pada lokasi terpilih. Hasil penentuan lokasi optimum dengan enam kriteria menunjukkan bahwa lokasi terpilih terdapat di Desa Bangsal, Kecamatan Bangsal. Dalam melakukan analisis penataan lokasi sentra dilakukan dengan melakukan analisis pelaku dan aktivitas, analisis kebutuhan ruang, analisis hubungan fungsional ruang, analisis sirkulasi, analisis parkir dan analisis zona. Kata kunci: Industri kecil krupuk rambak, Pengembangan, Kabupaten Mojokerto ABSTRACT The industrial sector of the Mojokerto Regency had experienced a significant growth of 33,25%, alongside with the greater contribution of the small scale industries to the total regional economic growth in 2007. One of the potential small scale industries, where the local government contended as a leading sector, is the rambak crackers enterprise. This product is native to the Bangsal District and has been an icon for the industrial products of the Mojokerto Regency. Apart from its potential, however, further development is required in order to maintain and improve the well being of this enterprise. Therefore, this research is intended to identify the existing characteristicsof the industrial activities and determine further strategiesto develop the locational structures of the selected industrial center. Using the factor analysis method, this research found that factors which had greater influence to the development of the rambak crackers enterprise consist of: raw material and innovation, marketing and use of technology, energy resources and related policy. Further, a SWOT and IFASEFAS analysis was investigated to identify the recommended direction of development. The result shows that small scale industry of rambak crackers will be developed through a Selective Maintenance Strategy (the II-D quadrant) where strategies will emphasize on selected issues. Based on the six criteria, the selected location within the Bangsal District which is determined to be the most optimum and potentially qualified for an industrial center structuring is the Village of Bangsal. Some analytical consideration to recommend strategic development consist of: industrial activity and behavioural factors, the spatial size required for development, spatial interactions, circulations, parking lots and activity zoning. Keyword: Small scale industry of rambak crackers, Development, Mojokerto Regency
PENDAHULUAN Sektor industri kecil merupakan sektor yang memiliki pola pertumbuhan yang tidak pasti
dan perkembangannya bersifat terbatas. Sektor industri kecil lebih mudah dimasuki oleh
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
17
PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KRUPUK RAMBAK KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO
masyarakat pedesaan yang memiliki subsistensi dalam bidang kehidupan ekonomi. Oleh sebab itu, industri kecil juga tidak boleh ditinggalkan, karena dapat menjadi tulang punggung perubahan struktural khususnya untuk ekonomi pedesaan, asalkan industri kecil ini mendapat dukungan dan intervensi yang tepat (Thamrin, 1997). Perkembangan sektor industri pengolahan di Kabupaten Mojokerto semakin meningkat terutama untuk industri kecil yang memproduksi berbagai produk olahan. Pemerintah setempat dalam hal ini Disperindag Kabupaten Mojokerto menetapkan rambak sebagai salah satu produk unggulan yang dapat menjadi salah satu icon industri Kabupaten Mojokerto. Dalam perkembangannya, industri kecil ini mengalami permasalahan diantaranya meliputi modal, pemasaran, harga jual, harga bahan baku serta perhatian pemerintah setempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, mengetahui kelayakan ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, serta menyusun arahan pengembangan yang sesuai untuk mengembangkan industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto berdasarkan pengaruh faktor-faktor industri yang dominan. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Bangsal dengan batas-batas wilayah sebagai berikut sebelah utara Kecamatan Mojoanyar, sebelah timur Kecamatan Mojosari sebelah selatan Kecamatan Kutorejo dan Kecamatan Dlanggu serta sebelah barat Kecamatan Puri dan Kecamatan Mojoanyar. Adapun letak industri kecil krupuk rambak di Kabupaten Mojokerto berada pada tiga desa, yaitu Desa Bangsal, Desa Puloniti dan Desa Pacing yang seluruhnya masuk dalam wilayah Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pada industri kecil krupuk rambak dilakukan pada Desa Bangsal, Desa Puloniti dan Desa Pacing. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebesar jumlah populasi yaitu 58 pengusaha. Hal ini dikarenakan populasi yang akan diteliti relatif sedikit, yaitu kurang dari 100 maka yang dijadikan objek dalam penelitian adalah sejumlah populasi yang diteliti (Black dan Dean J. Champion, 1992:231).
18
B. Metode Analisis Analisis Deskriptif meliputi analisis karakteristik kegiatan industri kecil krupuk rambak, analisis linkage system (Hoover, 1977), analisis potensi dan masalah menggunakan foto mapping serta analisis sarana dan prasarana penunjang industri kecil krupuk rambak. Analisis Evaluatif meliputi analisis faktor-faktor perkembangan industri kecil dengan menggunakan metode analisis faktor dan analisis profitabilitas industri kecil krupuk rambak di Kabupaten Mojokerto. Analisis Development Meliputi analisis SWOT menggunakan kuadran SWOT dan tabel IFASEFAS, penentuan lokasi sentra industri kecil krupuk rambak, serta penataan ruang sentra untuk menentukan letak ruang ataupun penempatan sarana penunjang yang terdapat dalam layout sentra industri. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Rambak
Industri
Kecil
Krupuk
1. Man (Sumber Daya Manusia) Sebanyak 71% pengusaha mengatakan bahwa motivasi usaha mereka berdasarkan dorongan untuk memperoleh pendapatan atau dapat dikatakan bahwa industri ini adalah mata pencaharian utama para pengusaha tersebut. Cara memulai usaha krecek/ krupuk rambak dinyatakan sebanyak 69% para pengusaha memulai usahanya dengan inisiatif sendiri. Asal ketrampilan para pekerja di industri kecil krupuk rambak Kabupaten Mojokerto yang terbesar adalah belajar sendiri sebesar 59%. Jumlah tenaga kerja pada seluruh industri kecil krupuk rambak berjumlah kurang dari 19 orang untuk tiap unit usaha.. Hal ini sesuai dengan definisi BPS, yaitu usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19 orang. Tingkat pendidikan tenaga kerja yang terdapat di industri kecil krupuk rambak Kabupaten Mojokerto sebanyak 59% adalah lulusan SMP. Asal tenaga kerja industri kecil krupuk rambak adalah masyarakat yang berada pada desa yang sama dengan lokasi industri dimana mereka bekerja sebanyak 79% 2. Material (Bahan Baku) Asal bahan baku kulit adalah dari wilayah dalam propinsi Jawa Timur meliputi Malang, Sidoarjo, dan Magetan sebanyak 91%. Cara mendapatkan bahan baku yaitu sebanyak 81% pengusaha melakukan kerjasama
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
Erizky Binarwati, Tunjung W. Suharso, Gunawan Prayitno
B. Profitabilitas Industri
NPV (Rp.000)
1. Net Present Value Nilai NPV lebih besar dari nol (NPV > 0) sehingga dapat diartikan bahwa investasi yang dilakukan pada industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal adalah menguntungkan. Berikut disajikan grafik perubahan NPV. 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 0
1
2
3
4
5
6
Tahun
2. Benefit Cost Ratio Nilai B/C Ratio 1,11 dimana nilai tersebut ≥ 1 berarti proyek layak untuk dilaksanakan dan industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal layak untuk dikembangkan. pendapatan (Rp.000)
dengan pengusaha lain untuk memperkecil ongkos pengiriman bahan baku. 3. Money (Modal) Asal modal yang didapatkan menurut pengusaha sebesar 57% berasal dari modal sendiri. Besarnya nilai modal untuk industri kecil krupuk rambak kurang dari 200 juta rupiah, sebesar 31% dari seluruh pengusaha memiliki nilai modal sejumlah Rp. 1.000.000,00 s/d Rp. 10.000.000,00. 4. Machine (Peralatan) Jenis peralatan yang digunakan dalam proses produksi pembuatan krupuk rambak sebagian besar adalah alat-alat tradisional. Sebanyak 84% responden mengatakan bahwa harga peralatan yang dibutuhkan oleh industri kecil ini relatif murah. Hal ini dikarenakan peralatan yang digunakan sebagian besar alat-alat tradisional, yang dapat diperoleh dari pasar atau toko peralatan terdekat. 5. Market (Pemasaran) Sebanyak 64%, yaitu prosentase tertinggi memasarkan produknya sendiri tanpa melalui pihak lain, sehingga langsung ke konsumen yang memesan. Cara pemasaran melalui distributor kemudian disalurkan menuju konsumen di luar Jawa Timur. Alur pemasaran industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, yaitu pemasaran langsung dari produsen ke konsumen, pemasaran dari produsen ke konsumen melalui toko atau showroom, serta pemasaran dari produsen ke konsumen melalui distributor (agen). Lokasi pemasaran dengan prosentase tertinggi sebesar 55%, yaitu pemasaran dalam lingkup Jawa Timur di wilayah Malang, Surabaya dan Kediri. 6. Kelembagaan Hubungan kelembagaan pada industri kecil krupuk rambak Kabupaten Mojokerto meliputi Disperindag Kabupaten Mojokerto, Dinas Koperasi, instansi swasta (PLN, Bina Marga dan Telkom), paguyuban pengusaha krupuk rambak serta distributor/ pedagang. 7. Proses Produksi Tahapan proses produksi krecek/ krupuk rambak terdiri dari pemilihan bahan baku, perendaman, penjemuran sementara, pemotongan, penggorengan hingga pengemasan. Proses pembuatan krupuk dan krecek rambak membutuhkan waktu satu hingga dua minggu dikarenakan proses pengeringan yang mengandalkan sinar matahari.
440.000 420.000 400.000 380.000
2014 1,1104 2013 1,1127 2012 2011 1,1144 2010 1,1153 1,1155
360.000 290.000 300.000 310.000 320.000 330.000 340.000
biaya operasional (Rp.000)
3. Profitability Index Profitability Index (PI) industri krupuk rambak bernilai 7,12 sehingga PI>1 yang menandakan bahwa investasi dapat diterima dan layak untuk dilanjutkan. 4. Payback Period Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi yang tertanam pada industri kecil krupuk rambak adalah dua bulan sembilan hari. Waktu pengembalian investasi lebih pendek dari waktu ekonomis proyek (PBP < satu tahun) sehingga proyek layak dilaksanakan. 5. Break Even Point Dari hasil perhitungan diketahui bahwa diperlukan 295 kg krupuk rambak mentah dan biaya Rp.11.658.170 setiap tahun untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
19
PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KRUPUK RAMBAK KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO
Rp. (000)
dengan keuntungan atau profit nol. Berikut disajikan grafik nilai BEP. 20.000 17.500 15.000 12.500 BEP 10.000 7.500 5.000 2.500 0 050 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Unit (Kg)
Biaya Tetap Total Revenue Biaya Variabel Total Cost
C. Linkage System 1. Backward Linkage Penyerapan tenaga kerja mencapai jangkauan hingga di luar Kecamatan Bangsal. Sebanyak 76% pengusaha mengaku memiliki tenaga kerja yang berasal dari desa/ kelurahan yang sama. Pola aliran tenaga kerja lokal yang berasal dari tempat industri berdiri membawa dampak yang baik dan dapat memperkecil angka pengangguran di Kabupaten Mojokerto. Untuk memperoleh bahan baku kulit sapi, sebagian para pengusaha krupuk rambak membeli dari pengepul yang berada di Desa Merejo, Kecamatan Mojoanyar. Pengepul kulit sapi tersebut mendatangkan bahan baku kulit sapi yang berasal dari luar Kabupaten Mojokerto meliputi Probolinggo, Magetan, Bandung, Malang dan Pasuruan. Selain itu, ada pula yang langsung mendatangkan bahan baku dari pengusaha kulit yang lebih besar di daerah lain diantaranya Sidoarjo, Malang, dan Magetan. 2. Forward Linkage Keterkaitan ke depan dalam lingkup industri adalah keterkaitan dengan pemasaran. Pengusaha menyetorkan hasil produksi tersebut kepada para pedagang atau pengusaha lain untuk kemudian diletakkan di showroom para pedagang tersebut. Jangkauan pemasaran industri kecil krupuk rambak meliputi lingkup lokal, regional, nasional, bahkan telah menembus pasar ekspor ke Arab Saudi. Untuk kegiatan pemasaran luar negeri, pengusaha masih menggunakan jasa eksportir dari Kota Surabaya karena pangsa pasar yang masih terbatas hanya untuk pemasaran di Arab Saudi. D. Sarana dan Prasarana
dengan lokasi industri. Jumlah tersebut dapat bertambah pada saat Hari Raya Idul Fitri maupun hari besar lainnya. 2. Jalan Kondisi jalan menuju lokasi industri terdiri dari jalan lokal dengan lebar 5 meter yang menggunakan perkerasan aspal dan jalan lingkungan dengan lebar 2 meter yang menggunakan perkerasan aspal, paving, dan jalan tanah. Sarana angkutan umum, pada lokasi industri di Kecamatan Bangsal telah dilayani oleh angkutan umum berupa bus jurusan MojokertoPasuruan dan lyn jurusan Mojosari-Mojokerto. Angkutan tersebut melewati jalan Raya Bangsal dimana dekat dengan lokasi industri di Desa Bangsal. 3. Air Bersih Pelayanan air bersih untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, dilayani oleh PDAM dan ada juga yang masih menggunakan sumur. Ketersediaan air bagi industri kecil krupuk rambak sangat penting karena air digunakan pada saat proses produksi. Air yang digunakan berasal dari sumur warga sendiri kecuali pada musim kemarau air yang digunakan berasal dari PDAM untuk Kecamatan Bangsal. 4. Listrik Pemenuhan kebutuhan listrik di Kabupaten Mojokerto, khususnya industri kecil krupuk rambak diselenggarakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kecamatan Bangsal dilalui oleh tiang SUTM 20KV yang berada di Jalan kolektor sekunder. 5. Telepon Jenis sarana komunikasi yang terdapat di lokasi industri meliputi telepon rumah, wartel, dan termasuk juga telepon seluler (ponsel). Pola jaringan telepon PT. TELKOM yang ada di Kecamatan Bangsal mengikuti pola sepanjang jalan dengan tiang telepon yang menggunakan sistem kabel. 6. Fasilitas Penunjang Lainnya Penanganan sampah di lokasi industri pada umumnya dilakukan oleh masing-masing rumah tangga dengan cara dikubur sendiri di belakang rumah maupun dengan cara dibakar sendiri. Cara ini dapat ditemui baik di Desa Bangsal, Desa Pacing maupun Desa Puloniti dimana terdapat lokasi industri kecil krupuk rambak. Untuk pengolahan limbah pada industri kecil krupuk rambak ada yang langsung dibuang ke sungai dan ada pula yang mencoba mengembangkan untuk dijadikan pupuk.
1. Sarana Perdagangan Jumlah showroom yang terdapat di sisi Jalan Raya Bangsal sebanyak 23 buah tersebar di Desa Bangsal dimana tempat tersenut dekat 20
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
Erizky Binarwati, Tunjung W. Suharso, Gunawan Prayitno
E. Potensi dan Masalah 1. Potensi a. Sebanyak 76% industri kecil menggunakan tenaga kerja yang berasal dari desa yang sama dimana industri kecil itu berada. b. Jangkauan pemasaran industri kecil krupuk rambak meliputi lingkup lokal, regional, nasional hingga internasional, yaitu Arab Saudi. c. Kapasitas produksi industri ini masih dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga kepuasan konsumen dapat terjaga. d. Beberapa infrastruktur penunjang seperti air, listrik, jalan, telepon dan sarana perdagangan berupa showroom tersedia dengan kondisi yang cukup baik. Sistem pembuangan limbah langsung dialirkan menuju ke sungai karena letak industri kecil yang dekat dengan sungai. 2. Masalah a. Bahan baku yang diperlukan berasal dari daerah di luar Kabupaten Mojokerto, sehingga harga yang didapat relatif lebih mahal daripada bahan baku yang berasal dari daerah dimana lokasi industri tersebut. Persaingan dalam memperoleh bahan baku dengan pengusaha industri lain maupun daerah lain membuat bahan baku mulai sulit didapatkan. b. Pengusaha sulit mendapatkan akses kredit dari bank, 57% pengusaha menggunakan modal sendiri sehingga dana yang digunakan untuk mengembangkan usaha terbatas. c. Proses produksi yang masih menggunakan cara tradisional membutuhkan waktu lama, sehingga diperlukan peralatan/ mesin yang dapat mempercepat proses produksi. d. Kurang adanya inovasi pengemasan untuk menarik konsumen. Kurangnya promosi melalui media internet untuk mendapat pasar yang lebih luas, sehingga dapat bersaing dengan produk daerah lain. e. Lembaga/organisasi swadaya masyarakat kurang berfungsi secara optimal. Kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap industri kecil sehingga sulit untuk berkembang merambah pasar yang lebih luas. F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Industri Kecil Krupuk Rambak Faktor I memiliki keragaman yang paling tinggi 28,999% yang terdiri dari empat variabel. Faktor II terdiri dari lima variabel dengan nilai keragaman 17,717%. Faktor yang III dengan nilai keragaman 10,16% dengan dua variabel, serta faktor IV memiliki dua variabel dengan nilai
keragaman sebesar 9,812%. Dari 25 variabel awal setelah mengalami beberapa uji untuk analisis faktor menjadi 13 variabel yang dikelompokkan menjadi empat kelompok faktor. Keempat faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. G. Strategi Pengembangan Industri Kecil Krupuk Rambak Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui posisi dalam kuadran SWOT untuk strategi pengembangan industri kecil krupuk rambak di Kabupaten Mojokerto adalah pada kuadran II-D yaitu Selective Maintanence Strategy. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri kecil krupuk rambak tersebut menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala kelemahan internal. H. Arahan Pengembangan Industri Kecil Krupuk Rambak di Kecamatan Bangsal 1. Arahan pengembangan bahan baku dan inovasi industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal a. Memperbarui cara pengemasan tradisional dengan penggunaan peralatan pengemasan modern untuk menambah daya tarik konsumen terhadap produk. b. Menjalin kerjasama antar pengusaha dalam pengadaan bahan baku sehingga memperkuat persaingan dengan usaha lain yang membutuhkan bahan baku yang sama. c. Meningkatkan pengetahuan cara pengemasan sesuai dengan SNI melalui penyuluhan dari Disperindag. d. Menekan biaya produksi agar dapat bertahan untuk mengantisipasi harga bahan baku yang mulai mahal. e. Penerapan diversivikasi produk agar lebih beragam sehingga meningkatkan nilai tambah produk. f. Pengadaan lokasi sentra industri yang dilengkapi gudang bersama sehingga dapat memudahkan pengusaha memperoleh bahan baku. 2. Arahan pengembangan pemasaran dan teknologi industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal a. Menjalin kerjasama antar pengusaha dalam memasarkan produknya. b. Menambah jangkauan pasar yang lebih luas terutama untuk jangkauan ekspor melalui media internet.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
21
PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KRUPUK RAMBAK KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO
c. Mengusahakan bantuan peralatan modern dengan melakukan kerjasama antara pengusaha dengan pihak swasta maupun pemerintah. d. Penggunaan teknologi modern untuk menambah jumlah produksi sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. e. Meningkatkan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar yang cukup besar. f. Meningkatkan harga jual terutama untuk produk berkualitas ekspor ke luar Jawa maupun ke luar negeri. 3. Arahan pengembangan sumber energi industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal a. Menggabungkan cara tradisional yang padat karya dan cara modern dengan penggunaan teknologi sehingga mempercepat waktu produksi. b. Penggunaan teknologi modern yang layak pakai dalam proses pengeringan sehingga tidak tergantung pada sinar matahari. 4. Arahan pengembangan kebijakan industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal a. Peningkatan peranserta paguyuban industri kecil krupuk rambak dalam pameran sebagai usaha promosi ke berbagai daerah. b. Penyediaan lahan dan sarana penunjang yang lain untuk menciptakan sentra industri kecil dengan fungsi yang optimal di Kecamatan Bangsal. c. Penjaringan para investor untuk penanaman modal bagi industri kecil melalui Disperindag Kabupaten Mojokerto. d. Pemberian bantuan kredit ringan dengan menjalin kerjasama dengan pihak bank daerah Kabupaten Mojokerto. I. Penataan Lokasi Sentra Berdasarkan penilaian total dari enam kriteria penentuan lokasi optimum yang berasal dari Disperindag 1989, Desa Bangsal yang terpilih sebagai lokasi sentra industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Penataan lokasi sentra terdiri dari beberapa analisis, yaitu: 1. Pelaku dan aktivitas Meliputi seluruh pelaku kegiatan yang berada di lokasi sentra industri beserta aktivitasnya. Pelaku di sentra industri kecil krupuk rambak adalah pengusaha dan tenaga kerja, pedagang/penjaga showroom/karyawan, pengunjung dan pemasok bahan baku.
22
2. Kebutuhan ruang Meliputi ruang yang diperuntukkan sebagai pelatihan dan penyuluhan, penyediaan modal bersama, pemasaran bersama, bahan baku bersama, tempat parkir, toilet, mushola, dan tempat istirahat. Pada analisis ini disesuaikan pula dengan pelaku, aktivitasnya serta sifat ruang masing-masing. Setelah mengetahui kebutuhan ruang yang akan diletakkan pada lokasi terpilih, dilakukan perhitungan untuk menentukan besaran ruang. Hasil yang diperoleh untuk luas total sentra adalah 1.356,975 m2 dengan 40% lahan tak terbangun. 3. Hubungan fungsional ruang Berdasarkan analisis hubungan fungsional ruang yang telah dilakukan, derajat kedekatan antar ruang yang terbentuk memperlihatkan bahwa ruang aula/serbaguna, koperasi, showroom serta gudang bahan baku dapat menyatu dalam satu ruang. Untuk tempat parkir, mushola serta toilet juga direncanakan dalam satu ruang sedangkan untuk tempat istirahat terbuka dapat menjadi satu ruang tersendiri. 4. Sirkulasi Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi tiga berdasarkan masing-masing kepentingannya yaitu sirkulasi konsumen, pemasok bahan baku serta sirkulasi pengusaha dan tenaga kerja. Selain itu, harus diperhatikan pula sesuai dengan sifat masing-masing ruang baik publik, semi privat dan privat agar tidak mengganggu kegiatan antar ruang. 5. Parkir Sistem parkir pada lokasi sentra industri kecil krupuk rambak dibedakan menjadi dua, yaitu pada sempadan Jalan Raya Bangsal serta parkir pelataran di dalam site sentra. Untuk Jalan Raya Bangsal masih memiliki sempadan jalan sebesar 2 m yang cukup untuk menampung sistem parkir sejajar, sedangkan untuk bentuk parkir yang digunakan dalam tapak sentra industri kecil ini adalah parkir tegak lurus (60º) karena daya tampungnya lebih banyak serta sesuai dengan kondisi eksisting yang memanjang. 6. Zona Pada lokasi sentra terdapat tiga jenis zona yang dipengaruhi oleh berbagai aktivitas dalam tapak sentra, sebagai berikut: a. Zona Publik Terdiri dari ruang pemasaran bersama (showroom), tempat parkir, toilet, mushola serta tempat istirahat terbuka yang dapat diakses oleh pengunjung sentra industri.
b. Zona Semi privat Terdiri dari ruang pelatihan dan penyuluhan berupa aula/ gedung serbaguna serta
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
Erizky Binarwati, Tunjung W. Suharso, Gunawan Prayitno
ruang penyediaan modal bersama atau koperasi untuk pengusaha industri kcil krupuk rambak. c. Zona Privat Terdiri dari ruang bahan baku bersama, dimana hanya dapat diakses pengusaha, pemasok bahan baku serta pengelola. KESIMPULAN Perkembangan sektor industri pengolahan di Kabupaten Mojokerto semakin meningkat terutama untuk industri kecil yang memproduksi berbagai produk olahan. Pemerintah setempat dalam hal ini Disperindag Kabupaten Mojokerto menetapkan rambak sebagai salah satu produk unggulan yang dapat menjadi salah satu icon industri Kabupaten Mojokerto. Dalam perkembangannya, industri kecil ini mengalami permasalahan diantaranya meliputi modal, pemasaran, harga jual, harga bahan baku serta perhatian pemerintah setempat. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menghasilkan strategi dan arahan yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan industri kecil krupuk rambak di Kabupaten Mojokerto. Kuadran SWOT untuk strategi pengembangan industri kecil krupuk rambak di Kabupaten Mojokerto adalah pada kuadran II-D yaitu Selective Maintanence Strategy. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri kecil krupuk rambak tersebut menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala kelemahan internal. Arahan Pengembangan Industri Kecil Krupuk Rambak di Kecamatan Bangsal, yaitu: 1. Arahan pengembangan bahan baku dan inovasi industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal. a. Memperbarui cara pengemasan tradisional dengan penggunaan peralatan pengemasan modern untuk menambah daya tarik konsumen terhadap produk. b. Menjalin kerjasama antar pengusaha dalam pengadaan bahan baku sehingga memperkuat persaingan dengan usaha lain yang membutuhkan bahan baku yang sama. c. Meningkatkan pengetahuan cara pengemasan sesuai dengan SNI melalui penyuluhan dari Disperindag. d. Menekan biaya produksi agar dapat bertahan untuk mengantisipasi harga bahan baku yang mulai mahal. e. Penerapan diversivikasi produk agar lebih beragam sehingga meningkatkan nilai tambah produk.
f. Pengadaan lokasi sentra industri yang dilengkapi gudang bersama sehingga dapat memudahkan pengusaha memperoleh bahan baku. 2. Arahan pengembangan pemasaran dan teknologi industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal a. Menjalin kerjasama antar pengusaha dalam memasarkan produknya. b. Menambah jangkauan pasar yang lebih luas terutama untuk jangkauan ekspor melalui media internet. c. Mengusahakan bantuan peralatan modern dengan melakukan kerjasama antara pengusaha dengan pihak swasta maupun pemerintah. d. Penggunaan teknologi modern untuk menambah jumlah produksi sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. e. Meningkatkan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar yang cukup besar. f. Meningkatkan harga jual terutama untuk produk berkualitas ekspor ke luar Jawa maupun ke luar negeri. 3. Arahan pengembangan sumber energi industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal a. Menggabungkan cara tradisional yang padat karya dan cara modern dengan penggunaan teknologi sehingga mempercepat waktu produksi. b. Penggunaan teknologi modern yang layak pakai dalam proses pengeringan sehingga tidak tergantung pada sinar matahari. 4. Arahan pengembangan kebijakan industri kecils krupuk rambak di Kecamatan Bangsal a. Peningkatan peranserta paguyuban industri kecil krupuk rambak dalam pameran sebagai usaha promosi ke berbagai daerah. b. Penyediaan lahan dan sarana penunjang yang lain untuk menciptakan sentra industri kecil dengan fungsi yang optimal di Kecamatan Bangsal. c. Penjaringan para investor untuk penanaman modal bagi industri kecil melalui Disperindag Kabupaten Mojokerto. d. Pemberian bantuan kredit ringan dengan menjalin kerjasama dengan pihak bank daerah Kabupaten Mojokerto. Penataan Lokasi Sentra Berdasarkan penilaian total dari 6 kriteria penentuan lokasi optimum yang berasal dari
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
23
PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KRUPUK RAMBAK KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO
Disperindag 1989, Desa Bangsal yang terpilih sebagai lokasi sentra industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Penataan lokasi sentra terdiri dari beberapa analisis (Chiara,1990) meliputi: 1. Pelaku dan aktivitas Pelaku di sentra industri kecil krupuk rambak adalah pengusaha dan tenaga kerja, pedagang/penjaga showroom/karyawan, pengunjung dan pemasok bahan baku. 2. Kebutuhan ruang Meliputi ruang yang diperuntukkan sebagai pelatihan dan penyuluhan, penyediaan modal bersama, pemasaran bersama, bahan baku bersama, tempat parkir, toilet, mushola, dan tempat istirahat dengan luas total sentra adalah 1.356,975 m2 dan 40% lahan tak terbangun. 3. Hubungan fungsional ruang Ruang aula/serbaguna, koperasi, showroom serta gudang bahan baku dapat menyatu dalam satu ruang. Untuk tempat parkir, mushola serta toilet juga direncanakan dalam satu ruang sedangkan untuk tempat istirahat terbuka dapat menjadi satu ruang tersendiri. 4. Sirkulasi Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi tiga berdasarkan masing-masing kepentingannya yaitu sirkulasi konsumen, pemasok bahan baku serta sirkulasi pengusaha dan tenaga kerja. 5. Parkir Untuk Jalan Raya Bangsal masih memiliki sempadan jalan sebesar 2 m yang cukup untuk menampung sistem parkir sejajar. Sedangkan untuk bentuk parkir yang digunakan dalam tapak sentra industri kecil ini adalah parkir tegak lurus (60º) karena daya tampungnya lebih banyak serta sesuai dengan kondisi eksisting yang memanjang. 6. Zona Zona Publik terdiri dari ruang pemasaran bersama (showroom), tempat parkir, toilet, mushola serta tempat istirahat terbuka Zona Semi privat terdiri dari ruang pelatihan dan penyuluhan berupa aula/ gedung serbaguna serta ruang penyediaan modal bersama atau koperasi untuk pengusaha industri kcil krupuk rambak. Zona Privat terdiri dari ruang bahan baku bersama, hanya dapat diakses pengusaha, pemasok bahan baku serta pengelola. SARAN Saran dan rekomendasi yang diberikan terkait dengan pengembangan industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut: 1. Saran bagi Penelitian
24
a. Diperlukan penelitian lebih lanjut yang juga membahas fasilitas umum di Kabupaten Mojokerto yang berhubungan dengan kegiatan industri sehingga lebih komprehensif b. Diperlukan penelitian lebih lanjut yang membahas mengenai desain secara detail sentra industri 2. Saran bagi Pemerintah Kabupaten Mojokerto a. Diperlukan adanya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Mojokerto dengan pihak swasta atau pihak investor untuk turut mengembangkan industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. b. Diperlukan adanya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto terutama tentang pembinaan kepada pengusaha dan tenaga kerja industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. 3. Saran kepada pengusaha industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto a. Diperlukan pembentukan kelompok/ organisasi yang mewadahi para pengusaha industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto sehingga akan terjalin koordinasi dan hubungan yang baik antar pengusaha industri kecil krupuk rambak di Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. b. Memasarkan produk dengan memanfaatkan internet sehingga dapat memperluas jaringan pemasaran. c. Diperlukan kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk lebih mengintensifkan kegiatan pameran produk sehingga dapat memperluas aliran distribusi pemasaran dan memperuas jaringan pemasaran. 4. Saran bagi investor dan pihak lain Berperan serta dalam mengembangkan industri kecil dengan cara melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah daerah Kabupaten Mojokerto atau dengan pihak lain yang berhubungan dengan industri kecil di Kabupaten Mojokerto. Pemberian pelatihan-pelatihan secara rutin kepada para tenaga kerja. DAFTAR PUSTAKA Black, James A. & Dean J. Champion. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: PT. Eresco.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
Erizky Binarwati, Tunjung W. Suharso, Gunawan Prayitno
Chiara, Joseph De & Lee E.Koppelman, 1990. Standar Perencanaan Tapak. Jakarta: Erlangga. Hoover, E.M. 1977. The Location Of Economic Activity. Mc Graw-Hill. Thamrin, Juni. 1997. Gagasan ke Arah Pembentukan Indikator Kinerja Pengembangan Usaha Kecil di Indonesia. Bandung: Jurnal Prakarsa.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2, Juli 2010
25