PENGEMBANGAN DAN UJI COBA ALAT PUTAR STATUS GIZI BALITA (STANDAR WHO 2005) Leni Sri Rahayu, Ony Linda, Zulazmi Mamdy dan Evindyah Prita Dewi1) 1)
Staf Pengajar Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
ABSTRAK Masih tingginya prevalensi status gizi kurang yaitu sebesar 13%, gizi buruk (4,9%) maupun stunting (36,8%) pada balita di Indonesia memerlukan suatu penanganan yang tepat (Balitbangkes RI, 2010). Salah satu cara untuk mengetahui status gizi balita adalah dengan memantau status gizi pada balita sedini mungkin, sehingga kejadian gizi buruk dapat dicegah lebih dini. Pengetahuan dan keterampilan masyarakat terutama ibu balita dalam menilai status gizi balita perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak masalah gizi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu alat yang terstandar dan mudah digunakan oleh masyarakat untuk menilai status gizi balita. Penelitian di laksanakan di wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan pengembangan alat putar penilaian status gizi yang akan diuji coba di kalangan kader posyandu. Tahap kedua setelah dilakukan perbaikan alat berdasarkan hasil evaluasi pada tahap pertama, untuk selanjutnya diuji coba pada masyarakat (ibu balita). Data hasil uji coba diolah secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar untuk menilai tingkat kemudahan dalam penggunaan alat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang penilaian status gizi masih rendah. Hanya 25% dan 32,3% kader dan ibu balita yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Alat Putar yang dirancang dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat. Pada akhir uji coba diperoleh rata-rata skor nilai keterampilan kader dan ibu balita dalam menilai status gizi balita masing-masing adalah 90,6 dan 82,6. Penilaian terhadap Alat Putar II meliputi gagasan, kemudahan membaca pesan, kesedehanaan, kemudahan membaca angka, keterpaduan isi pesan, ketertarikan warna dan ketertarikan gambar cukup baik dengan persentasi responden yang menyatakan baik berturut-turut 96%, 85,5%, 77,8%, 91,2%, 85,4%, 88% dan 82%. Evaluasi perlu dilakukan secara berkala untuk mendapatkan alat yang benar-benar mudah dipakai oleh masyarakat umum. Sehingga Alat Putar dapat menjadi salat satu media untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menilai status gizi balita.
Key words: stunting, asi eksklusif, BBLR
1
PENDAHULUAN Keadaan gizi kurang dalam awal usia kanak-kanak yaitu stunting sedang dan berat, underweight dan wasting merupakan salah satu kondisi gizi utama yang berkaitan dengan perkembangan anak, kemampuan kognitif dan afektif orang dewasa (Henningham & McGregor, 2005). Saat ini Indonesia memiliki angka prevalensi stunting pada balita yang cukup tinggi yaitu sebesar 36,8%, gizi buruk sebesar 4,9% serta gizi kurang sebesar 13% (Balitbangkes RI, 2010). Prevalensi status gizi tersebut seringkali baru diketahui melalui suatu survei yang dilakukan seperti Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan setiap tiga tahun sekali. Masyarakat atau keluarga balita sendiri belum banyak mengetahui cara menilai status gizi anaknya atau belum mengetahui pola pertumbuhan berat badan mereka. Pada saat ini penilaian status gizi untuk balita di Indonesia telah menggunakan standar WHO 2005. Selama ini telah dikembangkan alat pemantauan pertumbuhan balita di masyarakat yaitu KMS (Kartu Menuju Sehat) balita. KMS merupakan alat pemantauan pertumbuhan yang relatif mudah dipelajari, namun pada KMS hanya bisa melihat status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin (Kemenkes, 2010). Sehingga kejadian stunting (TB/U) yang saat ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi tidak dapat dipantau. Dikalangan akademisi telah dikembangkan sebuah software komputer WHO anthro 2005 untuk menilai status gizi berdasarkan berbagai indeks (BB/U, BB/TB, TB/U maupun IMT/U) namun penggunaannya masih sangat terbatas dan relatif sulit diakses oleh masyarakat umum. Karena itu diperlukan suatu alat yang sederhana dan mudah digunakan oleh masyarakat untuk dapat memantau status gizi balita berdasarkan berat badan maupun tinggi badan balita. Alat penilaian status gizi yang tepat dan mudah digunakan oleh masyarakat merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan informasi status gizi dalam rangka upaya preventif sehingga timbul perubahan perilaku kesehatan masyarakat agar lebih mengutamakan pencegahan dan meningkatkan derajat kesehatan. Pengembangan suatu alat yang akan digunakan secara luas perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat yang sudah dibuat sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mengetahui ada tidaknya kesalahan yang dilakukan serta untuk mengidentifikasi apakah alat tersebut dapat diterima atau tidak oleh sasaran (Suiraoka & Supariasa, 2012). 2
Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini akan dikembangkan dan dilakukan uji coba suatu alat putar penilaian status gizi yang mengacu pada standar WHO 2005. Uji coba dilakukan di Kelurahan Kebayoran Lama Selatan dimana pada tahun 2012 FIKES UHAMKA telah memberikan kegiatan pelatihan kader dan program pendampingan kegiatan seluruh posyandu disana (15 posyandu) selama 3 bulan berturut-turut. Salah satu hasil kegiatan tersebut adalah ditemukannya masalah gizi pada balita, yaitu prevalensi stunting rata-rata setiap bulan sebesar 14,0% (nasional sebesar 35,6%), gizi buruk sebanyak 9 orang dan gizi kurang sebesar 6,08% (nasional sebesar 17,9%). Angka stunting dan gizi kurang/ buruk yang didapat memang lebih rendah dibandingkan dengan angka stunting dan gizi kurang/buruk nasional. Namun ketika kita bicara jumlah maka angkanya lumayan banyak. Besarnya masalah gizi balita di Kelurahan Kebayoran Lama masih perlu dikaji kembali berkaitan dengan keakuratan data hasil penimbangan/ pengukuran, serta alat bantu yang dipakai untuk menentukan status gizi anak balita.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menguji suatu pengembangan alat baru. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Februari 2013 di 15 Posyandu Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam menilai status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) dan tinggi badan menurut umur (TB/U). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang meliputi tingkat pengetahuan dan keterampilan kader dalam menilai status gizi, hasil evaluasi alat yang diperoleh dari kader dan masyarakat umum meliputi tingkat kemudahan penggunaan alat putar. Penelitian ini dilakukan melalui 2 tahap. Pada Tahap I, populasi adalah seluruh kader posyandu yang aktif di 15 posyandu yang ada di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Sedangkan Subjek adalah seluruh kader posyandu yang telah mengikuti pelatihan Kader yaitu berjumlah 30 kader. Pada Tahap 2, populasi adalah seluruh ibu balita yang tinggal di 15 di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, dengan kriteria inklusi ibu balita yang bersedia dijadikan sampel dan hadir di posyandu pada saat penelitian.
3
Penulisan metode penelitian didasarkan atas tahapan penelitian seperti pada gambar 1 : Analisis pengetahuan dan keterampilan penilaian status gizi balita berdasarkan Indeks BB/U dan TB/U
Tahap I
Pengembangan alat putar status gizi
Uji Coba I (Penggunaan alat putar dan tabel penilaian status gizi) pada kader
Pelatihan penggunaan alat putar dan tabel
Evaluasi alat putar status gizi I
Perbaikan alat putar status gizi
Tahap II
Uji Coba II pada ibu balita/masyarakat
Pelatihan penggunaan alat putar
Evaluasi alat putar status gizi II
Produksi alat putar secara masal (digunakan masyarakat umum)
Dari hasil wawancara dengan responden mengenai pendapat, kritik, saran terhadap alat putar penilaian gizi, akan diolah secara statistik deskrriptif untuk mengetahui proporsi penerimaan sampel terhadap penggunaan alat putar. Proporsi penerimaan tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel untuk mendapatkan gambaran tingkat kemudahan dan manfaat dari alat putar penilaian status gizi balita. Analisis data dilakukan secara univariat untuk melihat gambaran masing-masing variabel dan selanjutnya disajikan secara tekstular, tabular, dan grafikal.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Karakteristik Responden Wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan memiliki 15 Posyandu aktif dengan
rata-rata rata jumlah kader setiap posyandu sebanyak 4 orang. Sebagian besar kader posyandu dan ibu balita memiliki tingkat pendidikan menengah ke atas seperti terlihat pada Gambar 5.1 berikut ini : Gambar 1 Tingkat Pendidikan Responden Kader Posyandu
Ibu Balita 64.7 70
19.1
17.6 2.7 SD
11.8 8.2
5.5 SMP
SMA
Diploma/PT
Sebagian besar ibu bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (76,5%) dan sisanya bekerja sebagai wiraswasta. Sedangkan pekerjaan ibu balita dapat dilihat pada Tabel 5.1 : Tabel 1. Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan 1. Pegawai Swasta 2. Wiraswasta 3. Buruh 4. Ibu Rumah Tangga Jumlah
n 12 6 1 91 110
% 10,9 5,5 0,9 82,7 100,0
Pada bulan September 2012 sebagian kader telah mendapatkan pelatihan tentang pengukuran dan penilaian status gizi balita oleh Tim Pengabdian Masyarakat FIKES Universitas Muhammadiyah Prof Hamka Jakarta. Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh bahwa tingkat pengetahuan kader mengenai status gizi masih rendah. Nilai pengetahuan kader berkisar dari 45 – 91, dengan rata-rata rata nilai sebesar 65,9. Tingkat pengetahuan tentang status gizi Responden dapat apat dilihat pada Gambar 5.2: 5
Gambar 2 Pengetahuan Status Gizi Responden Baik
Kurang
75 67.3
32.7 25
Kader posyandu
2.
Ibu balita
Alat Putar I Pembuatan alat putar status gizi bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam
menilai status gizi anak balita. Alat ini merupakan pengembangan dari Tabel Antropometri WHO 2005 yang saat ini digunakan oleh Departemen Kesehatan RI sebagai acuan untuk menilai status gizi. Pada awal penelitian telah dirancang suatu alat putar I yang terdiri dari 8 halaman, dengan informasi yang diberikan berupa: 1. Standar berat badan dan tinggi badan berdasarkan umur menurut stan standar dar WHO 2005 2. Biodata pemilik 3. Foto pengukuran panjang badan dan tinggi badan 4. Informasi dampak malnutrisi 5. Informasi tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) 6. Pedoman Gizi Seimbang 7. Catatan 8. Foto balita
6