PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PMRI TOPIK LITERASI FINANSIAL PADA ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII
Trisia Wati, Zulkardi, dan Ely Susanti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Sriwijaya
[email protected] Abstrak : Penelitian ini bertujuan : (1) menghasilkan bahan ajar PMRI topik Literasi Finansial pada Aritmatika Sosial yang valid dan praktis di kelas VII, dan (2) mengetahui efek potensial terhadap hasil belajar dari pengembangan bahan ajar PMRI topik Literasi Finansial pada Aritmatika Sosial di kelas VII. Jenis penelitian yang digunakan adalah Design Research tipe Development Study. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Fatimah SMP IT Bina Insani Kayuagung tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data adalah dengan walk through, dokumen, tes, angket, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Penelitian ini telah menghasilkan bahan ajar PMRI topik Literasi Finansial pada Aritmatika Sosial yang valid dan praktis. (2) Bahan ajar PMRI yang dikembangkan memiliki efek potensial terhadap hasil belajar. Kata Kunci : Pengembangan, Bahan Ajar, PMRI, Literasi Finansial, Aritmatika Sosial DEVELOPMENT OF TEACHING MATERIALS PMRI TOPICS ON FINANCIAL LITERACY CLASSES SOCIAL ARITHMETIC VII Abstract:This study aims to: (1) produce Realistic Mathematic Education (RME) learning materials for topic Financial Literacy in Social Arithmetic that valid and practical in class VII, and (2) determine the potential effects on learning outcomes from the development of teaching materials RME topic of Financial Literacy in Social Arithmetic in class VII. This type of research is the type of Development Research Design Study. The subjects were students of class VII Fatimah SMP IT Bina Insani Kayuagung academic year 2014/2015. Data collection techniques is to walk through, documents, tests, questionnaires, and interviews. Results from this study are: (1) This research has produced teaching materials PMRI Financial Literacy topics in Social Arithmetic valid and practical. (2) Learning materials developed RME have a potential effect on learning outcomes. Keywords: Development, Teaching Material, PMRI, Financial Literacy, Social Aritmethic
1
memiliki empat konten yaitu, uang
PENDAHULUAN Programme International for Student
Assesment
dan
(PISA)
transaksi
(money
and
transaction), rugi dan untung (risk
merupakan suatu bentuk evaluasi
and
kemampuan dan pengetahuan yang
pengelolaan keuangan (planning and
dirancang untuk siswa usia 15 tahun.
managing financial),dan investasi
PISA merupakan suatu proyek dari
(financial landscape) (OECD, 2012 :
Organization
15).
for
Economic
Co-
reward),
operation and Development (OECD)
perencanaan
Dalam
beberapa
dan
tahun
yang diselenggarakan tiga tahun
terakhir, banyak negara maju dan
sekali
negara berkembang yang khawatir
dan
pertama
kali
diselenggarakan pada tahun 2000
tentang
dalam bidang membaca, matematika
warganya. Hal ini disebabkan oleh
dan sains (NCES, 2002 : 2).
menyusutnya
Khusus
pada
bidang
tingkat
publik
dan
literasi
sistem
dukungan
swasta,
pergeseran
Matematika pada tahun 2012 topik
demografi,
termasuk
PISA
penduduk,
dan
ditambah
finansial.
dengan
penuaan
perkembangan
finansial
keuangan pasar. Kekurangan literasi
merupakan suatu pengetahuan dan
finansial merupakan salah satu faktor
pemahaman
konsep-
yang menyebabkan krisis keuangan
dan
risiko,
tersebut. Akibatnya, literasi finansial
motivasi
dan
sekarang diakui oleh global sebagai
konsep
Literasi
literasi
finansial
mengenai
keuangan
keterampilan,
kepercayaan diri untuk menerapkan
elemen
penting
dari
pengetahuan dan pemahaman dalam
ekonomi,
membuat keputusan yang efektif di
pembangunan (INFE dikutip OECD,
berbagai konteks keuangan, serta
2012 : 7).
keuangan
stabilitas dan
dalam meningkatkan kesejahteraan
Sebagai negara berkembang,
keuangan individu dan masyarakat,
Indonesia juga terkena dampak dari
dan untuk memungkinkan partisipasi
masalah
dalam kehidupan ekonomi (OECD,
sebelumnya
2012
melakukan
:
13).
Literasi
finansial
2
diatas, Indonesia hal-hal
meskipun sudah preventif,
misalnya
dengan
memberikan
umumnya
dalam
pembelajaran
pengetahuan tentang literasi finansial
cenderung hanya dihadapkan pada
dalam
pembelajaran
Matematika.
suatu soal yang harus dikerjakan
Pada
pembelajaran
Matematika,
dengan suatu rumus tertentu yang
literasi
finansial
diajarkan
pada
membuat
siswa
bosan
sehingga
materi Aritmatika Sosial. Literasi
menjadi kurang memahami materi
finansial memiliki kesamaan dengan
(Nilasari: 2011), seperti kesulitan
Aritmatika Sosial yaitu sama-sama
dalam menentukan laba, rugi, rabat,
membahas
bruto, neto dan tara karena siswa
mengenai
uang,
bagaimana uang itu diperoleh dan
hanya
bagaimana
(Purwaningsih, dkk : 2014).
cara
untuk
menggunakannya dalam kehidupan
menghafalkan
Mengingat
rumus
pentingnya
sehari-hari (COL, 2001 : 2). Oleh
pengetahuan
karenanya,
pemerintah
tersebut, kemendikbudakan memulai
Aritmetika
edukasi finansial dengan program
Sosial dalam kurikulum. Hal ini
bantuan dana berupa uang tunai
sejalan dengan Permendikbud No. 68
untuk siswa yang tidak mampu
tahun 2013 mengenai kerangka dasar
melalui
dan struktur kurikulum SMP/MTs
bekerjasama
dengan
Bank
yang memuat
Pembangunan
Daerah
(BPD),
mencantumkan
materi
materi
Aritmatika
Sosial (Kemendikbud, 2013). Meskipun
perbankan
sehingga
pengetahuan
literasi
mengetahui
semua
finansial
yang
anak
mengenai
akan
sudah
perbankan
literasi finansial sudah terintegrasi
sejak sekolah dasar. Selain itu,
dalam
tetapi
literasi finansial juga sejalan dengan
hasilnya masih belum memuaskan.
kurikulum 2013 yang memuat tiga
Misalnya, banyak siswa yang masih
kompetensi terhadap siswa yaitu
mengalami
untuk
kompetensi pengetahuan, kompetensi
yang
keterampilan seperti bagaimana cara
berkaitan dengan harga beli, harga
menyimpan uang, hingga kompetensi
jual, laba dan diskon (Yuliastuti :
sikap (Hukum Online : 2013).
kurikulum,
menyelesaikan
2014).
akan
kesulitan persoalan
Kemudian
siswa
pada
3
Sesuai
dengan
kurikulum
Hal yang perlu diperhatikan
KTSP pembelajaran berpusat pada
dalam menetapkan materi pelajaran
potensi, perkembangan, kebutuhan,
adalah
dan kepentingan peserta didik dan
dengan tujuan instruksional, sesuai
lingkungannya,
serta
dengan
pada
pendidikan/perkembangan
pembelajarannya peserta
berpusat
didik
(BSNP
materi
hendaknya
sesuai
tingkat siswa
dikutip
pada umumnya, materi hendaknya
Wardhani : 2008). Kemudian pada
terorganisasi secara sistematik dan
kurikulum
pembelajaran
berkesinambungan, dan mencakup
berpusat pada peserta didik serta
hal-hal yang bersifat faktual maupun
pembelajaran
terisolasi
menjadi
konseptual (Ibrahim & Syaodih,
pembelajaran
secara
jejaring
2003:102).
2013
sehingga
peserta
dapat
Menurut Sembiring (2010)
menimba ilmu dari siapa saja dan
PMRI merupakan suatu gerakan
dari mana saja (Kemendikbud :
untuk
2013). Jadi, kurikulum KTSP dan
matematika
kurikulum
Karakteristik
2013
didik
pembelajarannya
mereformasi di dari
pendidikan Indonesia. pendekatan
sama-sama berpusat kepada peserta
tersebut adalah: siswa lebih aktif
didik agar lebih aktif dalam proses
berpikir, konteks dan bahan ajar
pembelajaran.
terkait langsung dengan lingkungan
Dalam
pengimplementasian
sekolah dan siswa, peran guru lebih
kurikulum 2013 pada pembelajaran
aktif dalam merancang bahan ajar
matematika diperlukan bahan ajar
dan
dan
menurut
memperhatikan
pendekatan
kegiatan
kelas.
Zulkardi
Sementara
(2002)
dalam
pembelajaran yang bersesuaian agar
PMRI, titik awal dari pembelajaran
tujuan
tercapai
matematika
(Kemendikbud, 2013). Salah satu
pengalaman
pendekatan
memungkinkan
sesuai
pembelajaran
yang
dengan
karakteristiknya kurikulum
2013
menjadi
adalah PMRI (Putri : 2013).
harus
segera
berdasarkan nyatasiswayang
mereka
untuk
terlibat
dalam
kontekstualsituasi. Oleh karena itu, dalam PMRI siswa akan diajak
4
menelaah
kaitan
langsung
sumbangan
positif
dalam
matematika dengan kehidupan, siswa
pembelajaran di sekolah; dan (4)
akan dibiasakan untuk memecahkan
dapat
permasalahan
peneliti lainnya.
kehidupan
dengan
dijadikan
referensi
bagi
menggunakan konsep matematika yang telah mereka pelajari. Berdasarkan
diatas
Subjek penelitian ini adalah
rumusan masalah dalam penelitian
siswa kelas VII Fatimah SMP IT
ini
Bina
adalah
:
uraian
METODOLOGI PENELITIAN
(1)
bagaimana
Insani
Kayuagung
yang
karakteristik bahan ajar PMRI yang
dilaksanakan pada semester genap
valid dan praktis?; (2) bagaimana
tahun ajaran 2014/2015.
efek potensial yang muncul dari
Dalam penelitian ini, metode
bahan ajar yang dikembangkan?
yang
Kemudian,
pengembangan
tujuan
penelitian
ini
digunakan atau
adalah development
adalah untuk menghasilkan bahan
research tipe development study.
ajar yang valid, praktis, dan memiliki
Penelitian pengembangan ini terdiri
efek potensial. Selain itu, penelitian
dari tiga tahap yaitu analisis, desain,
ini bermanfaat untuk : (1) siswa
dan evaluasi (Akker, 2006). Pada
dalam menyelesaikan topik literasi
tahap evaluasi, digunakan tahap-
finansial; (2) sebagai bahan ajar yang
tahap Formative Evaluation menurut
dapat digunakan guru dalam proses
Tessmer
pembelajaran;
(2006).
(3)
memberikan
(1993)
dalam
Zulkardi
Small Group
Revisi
Field Test
Expert Review
Self Evaluation
Revisi
Revisi
Revisi
One-toOne
Gambar 1. Tahap-Tahap Formative EvaluationMenurut Tessmer (1993) dalam Zulkardi (2006) 5
Penelitian
ini
Teknik
pengumpulan
data
mengembangkan bahan ajar PMRI
meliputi validasi instrument (walk
berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
through), dokumen, tes, angket dan
materi aritmatika sosial sub pokok
wawancara. Kemudian setelah semua
materi diskon, pajak, dan bunga
data diperoleh, dilakukan analisis
tunggalyang
secara deskriptif meliputi analisis
memenuhi
kriteria
valid, praktis, dan memiliki efek
data
kevalidan
(walk
through),
potensial. Untuk keperluan ini, maka
analisis dokumen, analisis data tes,
instrument yang digunakan dalam
analisis data angket, dan analisis data
penelitian berupa lembar validasi
wawancara.
bahan ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siswa (LKS) serta kemungkinan
Penelitian ini bertujuan untuk
jawaban siswa, kisi-kisi tes, tes serta
menghasilkan bahan ajar matematika
rubrik penilaian tes, angket sikap
yang valid, praktis, dan mempunyai
siswa terhadap Lembar Kerja Siswa,
efek potensial yang baik berdasarkan
dan pedoman wawancara. Data yang
pendekatan Pendidikan Matematika
diperlukan
Realistik
bahan
ajar
dalam yaitu
pengembangan data
Indonesia
(PMRI).
tentang
Penelitian pengembangan bahan ajar
kevalidan yang diperoleh dari hasil
dilaksanakan dalam beberapa tahap
validasi expert dan komentar siswa
yaitu tahap self evaluation dan tahap
serta
prototyping (expert review, one-to-
kesulitan-kesulitan
ditemukan
siswa
yang dalam
one,
menyelesaikan Lembar Kerja Siswa
small
group)
dan
field
test(Zulkardi, 2006).
pada tahap one to one, data tentang
Pada tahap self evaluation
kepraktisan Lembar Kerja Siswa
produk
yang diperoleh saat uji coba small
prototipe
group,
efek
dilakukan penilaian tehadap bahan
potensial bahan ajar yang telah
ajar topik literasi finansial materi
dikembangkan yang diperoleh dari
diskon, pajak, dan bunga tunggal
hasil tes siswa pada saat field test.
oleh
dan
data
tentang
6
yang
dihasilkan
pertama.
peneliti
disebut
Tahap
sendiri.
ini
Peneliti
menyadari pendesainan bahan ajar
diperbaiki
masih memiliki kekurangan terutama
menghasilkan prototipe pertama.
dalam segi construct. Selain itu masih
ada
kesalahan
lagi
yang
kemudian
Berikut ini adalah contoh
dalam
hasil pengembangan pada prototipe
pengetikan serta penyusunan kalimat
pertama
yang belum tepat. Sehingga Lembar
berbasis
Lembar
Kerja
Siswa PMRI.
Kerja Siswa yang telah dibuat perlu
Gambar 1. Cuplikan Prototipe Pertama
Setelah tahap self evaluation selesai,
peneliti
matematika
selanjutnya
M.Pd.,
yaitu Dr. Somakim,
Meryansumayeka,
S.Pd.,
melakukan expert review dan one to
M.Sc., dan satu guru kelas VII SMP
one terhadap bahan ajar prototipe
IT Bina Insani Kayuagung yaitu
pertama.Expert
Dyah Huzaifah, S.Pd.
kepada
dua
review dosen
diberikan pendidikan
7
Berdasarkan komentar dan
permasalahan, seperti permasalahan
saran expert review, dihasilkan bahan
satu pada pertanyaan nomor 1 dan
ajar yang sudah dapat digunakan
permasalahan lima nomor 1, hal ini
dilihat dari segi content (kesesuaian
disebabkan oleh penggunaan bahasa
kompetensi
dalam
adanya
dasar dan tujuan
menggunakan
indikator,
pembelajaran, konteks
pertanyaan
yang
masih
ambigu. Siswa juga bingung dalam
yang
menjawab
pertanyaan
yang
berkaitan dengan materi, ketepatan
berbentuk pendapat dan membuat
urutan
kesimpulan.
Kemudian
penyajian,
permasahan dengan
dan
indikator
permasalahanevaluasi
sesuai
permasalahan
lima,
yang
telah
pertanyaannya
diperbaiki
pada
pertanyaankarena
ditentukan), construct (bahan ajar
siswa tidak paham dari maksud
yang dikembangkan telah sesuai
pertanyaan.
dengan karakteristik dan prinsip
permasalahan
PMRI), dan bahasa (sesuai dengan
tersebut susah untuk menyelesaikan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),
pertanyaan-pertanyaan
menggunakan bahasa yang mudah
diberikan.
dipahami dan rumusan kalimat tidak
pada
ketiga
siswa
yang
saran pada tahap expert-reviewdan
Pada tahap one-to-one, bahan
one-to-one, maka bahan ajar direvisi
ajar prototipe pertama diuji cobakan
sesuai
pada tiga siswa yang masing-masing
kekurangan
bekerja
Siswa
individu.
lima
itu,
Berdasarkan komentar dan
menimbulkan penafsiran).
secara
Selain
Dalam
dengan pada
prototipe
kekuranganLembar
Kerja
pertamasehingga
ujicoba Lembar Kerja Siswa tahap
diperoleh prototipe kedua yang telah
one to one siswa masih kebingungan
valid. Berikut contoh prototipe kedua
dengan maksud dari pertanyaan pada
Lembar Kerja Siswa berbasis PMRI.
8
Gambar 2. Cuplikan Prototipe Kedua
Sementara kepraktisan dilihat pada
tahap
diberikan
small
kepada
pada
groupyang
dikatakan
small praktis
group
dapat
karena
dari
siswa,
komentar siswa pada tahap small
dimana sebagian siswa masih ada
group bahwa bahan ajar yang dibuat
yang kesulitan dalam menyelesaikan
peneliti menarik dan banyak warna-
permasalahan yang diberikan pada
warna. Selain itu, sebagian besar soal
Lembar Kerja Siswa. Pada tahap
dapat
small group, bahan ajar prototipe
meskipun masih ada siswa merasa
kedua diuji cobakan pada enam
kebingungan dan sering bertanya
siswa yang dibentuk menjadi dua
karena
kelompok
satu
menggunakan
kelompok berjumlah tiga siswa. Dari
dikembangkan
segi kepraktisan, bahan ajar prototipe
pendekatan PMRI. Dengan melihat
ketiga yang merupakan hasil revisi
komentar siswa dan hasil jawaban
sehingga
enam
tahap
dalam
9
dijawab
mungkin
dengan
belum
bahan
ajar
benar
terbiasa yang
menggunakan
siswa pada tahap small group,
untuk
dilakukan revisi untuk menghasilkan
sehingga
prototipe ketiga yang telah praktis.
ketiga.
Kemudian
ketiga Lembar Kerja Siswa berbasis
komentar
hasil dari
uji siswa
coba
serta
difokuskan
merevisi
prototipe
menghasilkan Berikut
contoh
kedua
prototipe prototipe
PMRI.
Gambar 3. Cuplikan Prototipe Ketiga
Prototipe ketiga kemudian
pertemuan.
Pertemuan
pertama
diuji cobakan pada tahap field test
tentang diskon, pertemuan kedua
untuk melihat efek potensial yang
tentang pajak,
muncul. Pada tahap fied testprototipe
tentang
ketiga diuji cobakan pada 18 siswa
pertemuan terakhir dilakukan tes,
kelas VII Fatimah SMP IT Bina
pengisian angket ke 18 siswa dan
Insani Kayuagung yang terdiri dari
wawancara
perempuan.
Berikut contoh jawaban siswa :
dilakukan
Tahap
field
test
sebanyak
empat
kali
10
pertemuan
ketiga
tunggal
dan
bunga
kepada
tiga
siswa.
Gambar 4. Cuplikan Jawaban Siswa
Berdasarkan gambar 4, dapat
dan apel kotak. Pada tahap ini dilihat
dilihat bahwa siswa sudah dapat
efek
potensial
hasil
menyelesaikan permasalahan pada
menggunakan
Lembar Kerja Siswa yang dimulai
dikembangkan dengan melakukan
dengan membuat model apel bijian
tes. Berikut persentase nilai siswa:
bahan
belajar
ajar
Tabel 1. Persentase Nilai Siswa Rentang Angka
Huruf
Frekuensi
Persentase (%)
3,85 – 4,00
A
6
33,3
3,51 – 3,84
A-
5
27,8
3,18 – 3,50
B+
4
22,2
2,85 – 3,17
B
0
0
2,51 – 2,84
B-
0
0
2,18 – 2,50
C+
2
11,1
1,85 – 2,17
C
1
5,6
18
100
Jumlah
11
yang
< 2,51
Berdasarkan Tabel 1 dapat
yang
belum
mencapai
dilihat hasil field test yang diberikan
kategori atau belum tuntas.
kepada 18 siswa kelas VII Fatimah
Selanjutnya
peneliti
SMP IT Bina Insani Kayuagung
melakukan penyebaran angket yang
bahwa sebanyak 15 siswa (83,3 %)
bertujuan
mendapatkan skor ≥ 2,51 yang
bagaimana sikap siswa terhadap
termasuk dalam kategori positif atau
Lembar Kerja Siswa yang telah
telah tuntas, sedangkan sebanyak 3
dikembangkan.Berikut
siswa (16,7%) mendapatkan skor
frekuensi angket siswa:
untuk
mengetahui
distribusi
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Angket Siswa Interval
Frekuensi
Kriteria
20 – 34
0
Sangat Tidak Suka
35 – 49
0
Tidak Suka
50 – 64
11
Suka
65 – 80
7
Sangat Suka
Berdasarkan Tabel 2 dapat
pembelajaran
matematika
dilihat bahwa terdapat 11 siswa
menggunakan Lembar Kerja Siswa
(61,1%) menunjukkan sikap suka
berbasis PMRI.
proses
pembelajaran
matematika
Setelah melakukan pengisian
menggunakan Lembar Kerja Siswa
angket,
berbasis PMRI dan 7 siswa (38,9%)
wawancara kepada tiga siswa. Daftar
menunjukkan
pertanyaan
proses
sikap
pembelajaran
sangat
suka
matematika
berkaitan
peneliti
melakukan
pada dengan
wawancara kisi-kisi
menggunakan Lembar Kerja Siswa
pernyataan
angket
berbasis
Berikut
beberapa
PMRI.
Jadi,
dapat
sikap
pada siswa.
cuplikan
disimpulkan bahwa siswa kelas VII
wawancara kepada tigasiswa :
Fatimah
Insani
Peneliti :Apakah kamu lebih suka
dalam
pelajaran
SMP
IT
Bina
Kayuagung
termasuk
penilaian
suka
terhadap
matematika
pelajaran lain? 12
daripada
Siswa 1 : Ia, karena pelajaran
sehingga
matematika dapat memotivasi saya
memahami
materi
dalam belajar
dipelajari.
Kemudian
Siswa 2 : Ia, karena pelajaran
wawancara diperoleh bahwa Lembar
matematika menarik, seru dan bikin
Kerja Siswa berbasis PMRI mudah
penasaran
untuk
Siswa
3
:Ia,
karena
siswa
dipahami
lebih
mudah
yang
dan
sedang
berdasarkan
dimengerti.
pelajaran
Namun, ada beberapa pertanyaan
matematika membuat saya tidak
yang susah dalam memahami materi
bosan dalam mencari jawabannnya.
serta mengalami kesulitan dalam
Peneliti : Apakah kamu merasa
menjawab
tertarik
pembelajaran
memberikan
matematika menggunakan Lembar
kesimpulan.
jika
Kerja Siswa seperti ini (PMRI)? Siswa
1
:
tanggapan
dapat
dan
disimpulkan
bahwa berdasarkan tes diperoleh
meningkatkan kreativitas saya dalam
83,3% siswa telah mencapai KKM,
belajar
kemudian berdasarkan angket dan
Siswa 2 : Ia, karena menggunakan
wawancara siswa kelas VII Fatimah
masalah sehari-hari
SMP IT Bina Insani Kayuagung
Siswa 3: Ia, karena metode seperti
berkategori menyukai pembelajaran
ini tidak membuat saya pusing dalam
menggunakan Lembar Kerja Siswa
menjawab pertanyaan.
berbasis PMRI.
hasil
karena
Jadi,
yang
dapat
Dari
Ia,
pertanyaan
wawancara
diperoleh bahwa siswa kelas VII Fatimah
SMP
IT
Bina
PENUTUP
Insani
Berdasarkan
hasil
dan
Kayuagung menyukai pembelajaran
pembahasan, diperoleh bahan ajar
matematika dengan menggunakan
PMRI Topik Literasi Finansial pada
Lembar Kerja Siswa berbasis PMRI.
Aritmatika Sosial kelas VII yang
Selain itu, Lembar Kerja Siswa yang
valid dan praktis. Valid tergambar
disajikan menarik serta masalah yang
dari hasil penilaian validator, dimana
terdapat pada Lembar Kerja Siswa
semua
menggunakan masalah sehari-hari
mengemukakanbahwa
13
validator
bahan
ajar
prototipe
pertama dari segi konten (soal yang
dari peneliti yaitu : bagi siswa, agar
dibuat sesuai dengan kompetensi
dapat menggunakan Lembar Kerja
dasar
Siswa dalam menyelesaikan topik
dan
indikator),
konstruk
(desain bahan ajar telah sesuai
literasi
dengan tujuan pembelajaran, prinsip
matematika, agar dapat memberikan
dan karakteristik PMRI), danbahasa
permasalahan-permasalahan
(rumusan
komunikatif,
berkaitan dengan kehidupan sehari-
menggunakan bahasa yang baik dan
hari pada materi yang lain serta
benar sesuai dengan Ejaan Yang
menggunakannya
Disempurnakan,
menggunakan
pembelajaran; dan bagi peneliti lain,
kalimat yang sederhana, tidak rancu
agar dapat mengembangkan bahan
dan
ajar berbasis PMRI pada materi lain.
kalimat
mudah
dan
dipahami).
Praktis
finansial;
bagi
dalam
Guru
yang
proses
tergambar dari hasil uji coba small group, dimana sebagian besar siswa
UCAPAN TERIMAKASIH
dapat menyelesaikan LKS berbasis
Penulis mengucapkan terima kasih
PMRI yang diberikan. Bahan
ajar
dikembangkan
PMRI
memiliki
kepada Bapak Prof. Sofendi, M.A.,
yang
Ph.D., selaku Dekan FKIP UNSRI,
efek
Bapak Dr. Ismet, M.Si, selaku Ketua
potensial yang positif terhadap hasil
Jurusan Pendidikan MIPA, dan Ibu
tes siswa, hal ini dapat dilihat dari persentase
siswa
yang
Dra. Cecil Hiltrimartin,M.Si selaku
sudah
Ketua Program Studi Pendidikan
mencapai KKM(≥ 2,51) 83,3% atau
Matematika, yang telah memberi
15 siswa. Kemudian berdasarkan angket
dan
wawancara
kemudahan
diperoleh
administrasi
bahwa siswa menyukai pembelajaran
dalam
pengurusan
penulisan
skripsi
kesempatan pada tim peneliti untuk
matematika menggunakan Lembar
melakukan penelitian ini.
Kerja Siswa berbasis PMRI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran
14
Year-Olds in Reading, Mathematics, and Science Literacy. NCES. OECD. 2012. PISA 2012 Financial Literacy Assessment Framework. OECD. OECD. 2014. PISA 2012 Results: Students and Money, Financial Literacy Skills for the 21st CENTURY (Volume VI). OECD. Purwaningsih, dkk. 2014. Eksperimentasi Model Numbered Heads Together (Nht) Dan Talking Stick Pada Materi Aritmetika Sosial Siswa SMP. Jurnal Universitas Muhammadiyah Purworejo. Putri, R.I.I. 2013. Evaluasi Program Pelatihan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (Pmri) Bagi Guru Matematika Sumatera Selatan. Seminar Nasional Implementasi Kurikulum 2013. Sembiring, R.K. 2010. PendidikanMatematika Realistik Indonesia (PMRI):Perkembangan Dan Tantangannya. IndoMS. J.M.E. Vol.1 No. 1 Juli 2010, pp 11 - 16. Wardhani, S. 2008. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan (Implikasinya terhadap Tugas Guru Matematika SMP/MTs dalam Pengembangan KTSP). Yogyakarta : P4TK. Yuliastuti, M. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Aritmatika Sosial pada Siswa SMP Kelas VII dengan Pendekatan Saintifik. Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang.
DAFTAR PUSTAKA Akker, J.v.d. 1999. Principles and Methods of Development Research dalam J.v.d.Akker (Ed). Desain approaches and Tools in Education and Training. London : Kluwer Academic Publishers. COL. 2001. Upper Primary Mathematics Social Arithmetic. COL. Hukum Online. 2013. Edukasi Literasi Keuangan, OJK Gandeng Kemendikbud. Tersedia pada http://new.hukumonline.com/ berita/baca/lt526a7586a6b3e/ edukasi-literasi-keuangan-ojk-gandengkemendikbud.Diakses tanggal 25 Februari 2014. Ibrahim dan Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosada Karya. Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : Kemendikbud RI. Nilasari, I.L. 2011. Prototype Media Pembelajaran Matematika Berbantuan Komputer Berbasis Permainan Simulasi Materi Aritmatika Sosial untuk siswa SMP Kelas VII. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. NCES. 2002. Outcomes of Learning Results From the 2000 Program for International Student Assessment of 15-
15
Zulkardi. 2002. Developing A Learning Environment On Realistic Mathematics Education For Indonesian Student Teachers. Disertasi. ISBN. University of Twente, Enshede. The Nederlands.
. 2006. Formative Evaluation :What, why, when, and how. (online)Tersedia pada http://www.oocities.org/zulka rdi/books.html. Diakses tanggal 25 Februari 2015
16