1 PENGEMBANGAN ARSITEKTUR INFORMASI DAN PROTOTIPE MASHUP LAYANAN INFORMASI PUBLIK PERPUSTAKAAN BPPT ANNE PARLINA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANI...
PENGEMBANGAN ARSITEKTUR INFORMASI DAN PROTOTIPE MASHUP LAYANAN INFORMASI PUBLIK PERPUSTAKAAN BPPT
ANNE PARLINA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan Arsitektur Informasi dan Prototipe Mashup Layanan Informasi Publik Perpustakaan BPPT adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Anne Parlina NIM G652100055
RINGKASAN ANNE PARLINA. Pengembangan Arsitektur Informasi dan Prototipe Mashup Layanan Informasi Publik Perpustakaan BPPT. Dibimbing oleh FIRMAN ARDIANSYAH dan HARY BUDIARTO. Salah satu fungsi yang dimiliki oleh Perpustakaan BPPT adalah memberikan layanan informasi publik BPPT kepada masyarakat. Menerbitkan informasi publik melalui situs web yang mudah diakses merupakan salah satu cara untuk melaksanakan fungsi tersebut. Permasalahan yang dihadapi adalah tersebarnya informasi publik BPPT dalam beberapa situs web. Penelitian ini membahas tentang mashup, salah satu teknologi teknologi web 2.0 berupa aplikasi atau situs web yang mengumpulkan dan mengombinasikan konten dari sumbersumber online eksternal. Dengan menggunakan teknologi ini, data-data yang tersebar dalam berbagai situs dapat dikumpulkan, dikombinasikan dan divisualisasikan kembali. Mashup memerlukan perancangan arsitektur informasi yang baik. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan rancangan arsitektur informasi dan prototipe mashup layanan informasi publik BPPT. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2013 di Perpustakaan BPPT. Dalam penelitian ini dihasilkan dua buah mashup. Mashup pertama adalah berita terkait koleksi local content Perpustakaan BPPT. Mashup ini menampilkan berita mengenai BPPT dari media massa online yang terkait dengan koleksi local content tertentu. Data koleksi local content diambil dari basis data koleksi perpustakaan digital BPPT, sedangkan data berita diambil dari data yang disediakan Google melalui API (Google Custom Search Engine). Mashup kedua adalah kliping berita BPPT online. Mashup ini menggabungkan data berita terbaru mengenai BPPT yang diambil dari mesin pencari berita Google, Bing dan Yahoo melalui RSS. Prototipe dikembangkan dengan HTML dan CSS. Untuk mengevaluasi desain yang telah dibuat, dilakukan pengujian usabilitas. Hasil pengujian usabilitas menunjukkan bahwa fitur dan fungsi yang tersedia cukup mudah digunakan oleh pengguna. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa perpustakaan dapat menggunakan teknologi mashup untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber online yang tersedia secara bebas guna menciptakan layanan informasi baru. Kata kunci: arsitektur informasi, desain antarmuka, layanan perpustakaan, mashup
SUMMARY ANNE PARLINA. Development of Information Architecture and BPPT Libraries Public Information Services Mashup Prototype. Supervised by FIRMAN ARDIANSYAH and HARY BUDIARTO. One of BPPT Library functions is to provide public information to the community. Publishing public information using an easy accessible website is one of the methods to perform this function. The problem occurs when BPPT's Public information is widely spread across different websites. The topic of this study is a mashup, one of the web 2.0 technologies that collects and combines content from online external sources. By using this technology, information that scattered in various sites can be collected, combined and visualized as new information. A mashup requires good information architecture design. This research was intended to acquire information architecture design and to develop BPPT's mashup prototype for public information service. The study was conducted from March 2013 to July 2013 at the BPPT Library. Two mashups were developed during this study. The first mashup is a news related local content collection of BPPT Library. It features news about BPPT related to a certain local content collection. Data about local content collection were taken from the database of BPPTs digital library collections, while the news data is provided by Google Custom Search Engine API. The second mashup is BPPT online news clippings. It combines the latest news about BPPT. Data were taken from data which is provided by news search engine Google, Bing and Yahoo via RSS. A prototype was developed utilizing HTML and CSS. A usability test was conducted in order to evaluate prototype design that has been developed. According to the usability test, features and functions in this mashup prototype were all perceived easy enough to be used by users. This study has proven that mashup technology can be utilized in a library context in order to gather data from online sources that is freely available. Keywords: information architecture, user interface design, library service, mashup
PENGEMBANGAN ARSITEKTUR INFORMASI DAN PROTOTIPE MASHUP LAYANAN INFORMASI PUBLIK PERPUSTAKAAN BPPT
ANNE PARLINA
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Drs. Badollahi Mustafa, M.Lib.
Judul Tesis : Pengembangan Arsitektur Informasi dan Prototipe Mashup Layanan Informasi Publik Perpustakaan BPPT Nama : Anne Parlina NIM : G652100055
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si. Ketua
Dr. Hary Budiarto, M.Kom Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom.
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian: 25 September 2013
Tanggal Lulus:
Judul Tesis : Pengembangan Arsitektur Informasi dan Prototipe Mashup Layanan Informasi Pu blik Perpustakaan BPPT : Anne Parlina Nama : G652100055 NIM
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
irman Ardiansyah, S.Kom., M.si. Ketua
Dr. Hary Budiarto, M.Kom Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
lah Pascasarjana
Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom.
Tanggal Ujian: 25 September 2013
Tanggal Lulus:
04 NOV 2013
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya. Hanya berkat rahmat-Nya saja karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah mashup, dengan judul Pengembangan Arsitektur Informasi dan Prototipe Mashup Layanan Informasi Publik Perpustakaan BPPT. Penelitian ini dapat terlaksana atas kesempatan dan beasiswa yang telah diberikan oleh RISTEK kepada penulis. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Bapak Firman Ardiansyah, SKom., MSi. dan Bapak Dr. Hary Budiarto MKom. selaku pembimbing, yang dengan kesabarannya telah memberikan banyak bimbingan, arahan, masukan dan dukungan moril sejak pembuatan usulan penelitian hingga diselesaikannya penelitian ini. Secara khusus penulis juga berterima kasih kepada Bapak Aziz Kustiyo, SSi., MKom. selaku Kepala Program Studi atas segala kebaikan dan dukungan fasilitas yang diberikan, serta kepada Bapak Drs. Badollahi Mustafa M.Lib. atas kesediaannya menjadi dosen penguji. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada rekan-rekan Bidang Perpustakaan dan Bidang Data dan Informasi PDIS BPPT yang telah membantu memberikan data, kepada teman-teman MTIP 2010 atas kebersamaannya selama masa kuliah, dan kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga tercinta, Ayahanda Ahmad Sabur, Ibunda Nina Purnama, Ibunda Moertina, untuk segala cinta, kasih sayang dan pengorbanannya yang tak pernah putus. Teristimewa untuk suami Tri Budi Setyawan, ananda: Azizah, Afifah dan Muthiah, terima kasih atas segala doa, perhatian, dukungan dan kasih sayangnya yang menyejukkan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Bogor, September 2013 Anne Parlina
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1 1 1 2 2 2
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterbukaan Informasi Publik 2.2 Definisi Arsitektur Informasi 2.3 Mashup 2.4 Profil Perpustakaan BPPT
2 2 3 5 7
3 METODE 3.1 Desain Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian
8 8 8
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Konten 4.2 Formulasi Query 4.3 Analisis Implementasi Query 4.4 Desain Antarmuka Pengguna
Jenis bahan pustaka Koleksi local content Perpustakaan BPPT Skema metadata koleksi Perpustakaan BPPT Jumlah artikel yang dikliping per bulan (Juli-November 2012) Sumber data dalam format RSS Skema biaya pemakaian layanan Bing search APIa Skema fitur dan biaya layanan Yahoo! BOSS Search API a Operator dalam pencarian Google Operator pencarian Bing Operator pencarian Yahoo Hasil pencarian berita BPPT dengan operator ORa Hasil pencarian berita BPPT dengan operator ANDa Relevansi hasil pencariana Perbandingan antara pengaturan lebar layout fixed dan fluid Hasil Pengujian Usabilitas Butir uji yang memperoleh nilai sama dari semua penguji
Informasi Publik BPPT Tahapan penelitian GUI Yahoo! Pipes untuk mashup berita BPPT (kliping online) Kelompok pengguna layanan informasi Perpustakaan BPPT (2012) Diagram alur proses penelusuran informasi Diagram alur proses pencarian informasi Diagram struktur situs Navigasi global Beranda Kliping Kontak Menu pencarian Menu Penelusuran Menu permohonan informasi Navigasi kontekstual Pencarian sederhana Pencarian canggih Pencarian khusus dalam subyek tertentu Pencarian khusus dalam jenis dokumen tertentu Layout situs Header Navigation Content Sidebar Footer Desain layout untuk perangkat desktop, tablet dan mobile phone
DAFTAR GAMBAR (lanjutan) 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Contoh tampilan pada ketiga jenis perangkat Contoh button Contoh entry field pada formulir permohonan informasi Contoh pemakaian radio button Contoh drop down list Skema warna Beranda Tampilan koleksi berdasarkan urutan tahun terbit Bibliografi Tampilan berita terkait Pencarian sederhana dengan kata kunci "e-ktp" Hasil pencarian Tampilan bibliografi Berita terkait
39 40 40 41 41 42 43 43 44 44 45 45 46 46
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7
Struktur data hasil pencarian web dan berita menggunakan API search Google, Bing dan Yahoo Pembentukan query untuk mashup Hasil implementasi query dalam mesin pencari Sumber berita dari media online Expert review checkpoints Hasil pengujian usabilitas Ringkasan hasil pengujian usabilitas
52 54 57 60 61 71 74
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU nomor 14 tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik (KIP), setiap badan publik wajib menyediakan, memberikan dan menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada pemohon informasi publik. Dalam rangka mendukung pelaksanaan UU KIP tersebut, Perpustakaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapat tugas dan wewenang untuk memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat. Salah satu caranya adalah melalui situs resmi yang mudah diakses. Menurut hasil polling yang diadakan di situs layanan informasi publik BPPT, implementasi UU KIP di BPPT pada saat ini belum memberikan kualitas layanan yang memadai bagi pengguna. Sebanyak 57,9 % dari 38 responden menyatakan pelayanan informasi publik yang diberikan oleh BPPT kurang membantu. Permasalahan yang dihadapi ialah, informasi publik BPPT yang dapat diakses melalui internet letaknya tersebar dalam beberapa situs web dan kurang terorganisir dengan baik. Akibatnya, pengguna mengalami kesulitan dalam penelusuran informasi publik BPPT. Penelitian yang dilakukan oleh Chua dan Goh (2010) menunjukkan bahwa kehadiran aplikasi web 2.0 pada situs web perpustakaan akan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Mashup adalah suatu istilah baru di dunia web 2.0 yang merupakan perpanjangan dari bentuk portal yang sudah ada sebelumnya. Mashup dapat berupa situs atau aplikasi web yang mengombinasikan konten atau elemen dari beberapa situs web (Sari dan Wicaksana 2011). Oleh karena itu, mashup bisa digunakan untuk mengumpulkan konten informasi publik BPPT yang tersebar. Sama seperti situs web yang lain, pengembangan mashup juga memerlukan perancangan arsitektur informasi yang baik. Perancangan arsitektur informasi yang tidak baik dapat menimbulkan banyak biaya dan kerugian. Arsitektur informasi merupakan keselarasan atau irisan antara konteks, konten, dan pengguna (Morville dan Rosenfeld 2006). Dengan demikian, perlu dilakukan analisis terhadap ketiga hal tersebut sebelum dilanjutkan dengan proses desain dan implementasi. Penelitian mengenai implementasi mashup di bidang perpustakaan diantaranya adalah penelitian oleh Dissauer (2008) tentang penerapan mashup dalam pengembangan jurnal digital, penelitian yang dilakukan oleh Absher et al. (2007) mengenai pengembangan layanan perpustakaan (current awareness services) berbasis mashup untuk kampus virtual, penelitian mengenai otomatisasi inklusi table of content (TOC) dari penerbit ke dalam OPAC perpustakaan oleh Emerald Group Publishing Limited et al. (2006), dan penelitian oleh Hedges et al. (2008) mengenai federated database search mashup. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, masalah yang tercakup dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
2 a. Bagaimana mengorganisir dan mengemas informasi publik di Perpustakaan BPPT agar pengguna dapat memperoleh manfaat secara maksimal? b. Bagaimana mashup dapat dimanfaatkan agar informasi yang tersebar dalam berbagai situs web dapat disatukan dalam satu situs?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: a. Menghasilkan analisis dan rancangan arsitektur informasi layanan informasi publik Perpustakaan BPPT. b. Memperoleh prototipe mashup layanan informasi publik Perpustakaan BPPT. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Memudahkan pengguna agar dapat mengakses informasi publik di Perpustakaan BPPT secara cepat, tepat waktu, biaya ringan dan dengan cara yang sederhana. b. Peningkatan layanan Perpustakaan BPPT
1.5 Ruang Lingkup Penelitian a. Penelitian dilaksanakan dalam lingkup Perpustakaan BPPT. b. Informasi yang ingin ditampilkan adalah informasi publik BPPT yang wajib ditampilkan dan berada dalam koleksi Perpustakaan BPPT. Sumber informasi adalah local content dari perpustakaan digital BPPT dan data berita mengenai BPPT yang disediakan oleh Google, Bing dan Yahoo.
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterbukaan Informasi Publik UU No 7 Tahun 1971 Jo PP No 34 Tahun 1979 menyatakan bahwa semua informasi yang diciptakan oleh Pencipta Arsip/Badan Publik tertutup bagi publik kecuali yang dibuka. Paradigma ini berubah menjadi kebalikannya sejak munculnya UU No 14 Tahun 2008 Jo UU No 43 Tahun 2009, dimana semua informasi yang diciptakan oleh Pencipta Arsip/Badan Publik sifatnya menjadi terbuka bagi publik dan merupakan bentuk pelayanan publik (public services), kecuali yang ditutup.
3 2.1.1 Informasi Publik di Perpustakaan BPPT Informasi Publik menurut UU No 14 Tahun 2008 adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan UU KIP ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Jenis informasi publik yang ada di BPPT berdasarkan kategori dan prosedur pelayanannya dapat dilihat pada Gambar 1. Informasi publik yang ada di Perpustakaan BPPT termasuk dalam kategori informasi terbuka yang wajib tersedia setiap saat. Koleksi local content Perpustakaan BPPT merupakan bagian dari informasi publik di lingkungan BPPT.
Gambar 1 Informasi Publik BPPT 2.2 Definisi Arsitektur Informasi Morville dan Rosenfeld (2006) mendefinisikan arsitektur informasi sebagai berikut: a. Desain struktur dari lingkungan informasi yang dapat dibagi (the structural design of shared information environments). b. Kombinasi dari sistem pengorganisasian, pelabelan, penelusuran dan navigasi dalam situs web dan intranet (The combination of organization, labeling, search, and navigation systems within web sites and intranets).
4 c. Seni dan ilmu dalam membentuk produk informasi dan pengalaman untuk mendukung usability dan findability (The art and science of shaping information products and experiences to support usability and findability). d. Cabang ilmu dan komunitas praktek yang tumbuh dan difokuskan untuk membawa prinsip-prinsip desain dan arsitektur pada lanskap digital (An emerging discipline and community of practice focused on bringing principles of design and architecture to the digital landscape). 2.2.1 Komponen Arsitektur Informasi Menurut Morville dan Rosenfeld (2006), arsitektur informasi terdiri dari empat komponen utama: a. Sistem Organisasi (organization systems) Sistem organisasi adalah cara mengkategorikan atau mengklasifikasi informasi sehingga mudah ditemukan kembali. Sistem organisasi terdiri dari dua hal, yaitu skema dan struktur organisasi informasi. Skema organisasi menyusun informasi berdasarkan kategori tertentu, seperti alfabetis, kronologis, geografis, berdasarkan topik, berdasarkan pekerjaan (task), berdasarkan audiens, metafora, atau gabungannya. Struktur organisasi informasi membahas tentang taksonomi informasi. Pendekatan yang dipakai seperti: hirarki (top-down approach), model basisdata (bottom-up approach), hiperteks, dan lain-lain. b. Sistem Pelabelan (labelling systems) Sistem pelabelan adalah representasi informasi, yaitu menentukan istilah yang tepat agar sekelompok informasi/konsep dapat diwakili. Terdapat empat jenis label yang umum dikenal: i. Tautan kontekstual (contextual links), yaitu hyperlink ke informasi lain yang terdapat di halaman lain atau halaman yang sama. ii. Tajuk (headings), yaitu label yang secara tepat dan sederhana mampu mendeskripsikan konten yang mengikutinya. iii. Sistem navigasi, yaitu label yang merepresentasikan pilihan-pilihan pada sistem navigasi. iv. Istilah-istilah pengindeksan (index terms), yaitu kata kunci dan tajuk subyek (subject headings) yang merepresentasikan konten untuk keperluan browsing dan searching. c. Sistem Navigasi (navigation systems) Sistem navigasi membantu pengguna web agar dapat berpindah-pindah dari satu informasi ke informasi lain tanpa perlu kehilangan orientasi. Sistem navigasi yang paling umum terdiri dari tiga jenis: navigasi global, navigasi lokal, dan navigasi kontekstual. Sistem navigasi tambahan lain yang dikenal misalnya: peta situs (sitemaps), indeks situs (site indexes), daftar isi (table of contents) dan panduan (guides, wizards). Pendekatan baru dalam sistem navigasi yang muncul dengan makin berkembangnya kebutuhan pengguna web antara lain: personalisasi, kustomisasi, visualisasi, dan navigasi sosial.
5 d. Sistem Pencarian (searching systems). Sistem pencarian membahas tentang pencarian informasi melalui mesin pencari, antara lain: query language, algoritma temu kembali (retrieval algorithms), zona pencarian, dan bagaimana mendesain antarmuka (interface) penelusuran. Sistem pencarian juga membicarakan masalahmasalah dalam temu kembali informasi (information retrieval) seperti: relevansi (relevansi dokumen yang ditemukan) dan presisi (ketepatan dokumen yang ditemukan), dan perangkingan hasil pencarian (ranking). Di samping keempat komponen utama yang telah dipaparkan di atas, arsitektur informasi juga memiliki komponen-komponen yang tak tampak tapi sangat membantu proses pencarian informasi. Contohnya adalah: metadata dan tesaurus. Hasil yang diperoleh dari perancangan arsitektur informasi adalah wireframe, blueprint, dan skema metadata. 2.3 Mashup 2.3.1 Definisi Mashup Istilah mashup pada awalnya berasal dari dunia musik pop, yaitu ketika dua lagu atau lebih digabungkan dan dimainkan bersamaan sehingga tercipta sebuah lagu yang benar-benar baru. Mashup merupakan istilah baru di dunia web 2.0. Istilah mashup muncul pada tahun 2006 dan merupakan paradigma baru yang diharapkan dapat menjadi pemicu kemajuan web 2.0. Tidak seperti kebanyakan standar internet dan protokol, mashup tidak muncul dari proses desain. Mashup muncul ketika standar dan protokol yang ada dikombinasikan dengan cara-cara yang inovatif. Sebagai akibatnya, meskipun banyak orang tahu apa itu mashup ketika mereka melihat atau menciptakannya, definisi mashup yang jelas dan tidak ambigu menjadi sulit dipahami (Feiler 2008). Menurut Feiler (2008), mashup adalah halaman web yang menggunakan teknologi web 2.0, yang mungkin termasuk javascript, PHP, dan XML, untuk menyajikan informasi dari berbagai sumber atau dalam berbagai cara. Sebuah mashup umumnya ditandai dengan menyajikan informasi spesifik tanpa memaksa pengguna untuk mengklik melalui berbagai layar dan URL. Sintesis data dilakukan secara otomatis oleh mashup, bukan oleh pengguna. Menurut Bagindo (2010), konsep mashup pada web bukanlah hal baru. Sejak awal permulaan teknologi web, informasi dari berbagai sumber dikumpulkan dan digabungkan menggunakan kode HTML secara manual oleh pengembang web untuk menyajikannya ke dalam bentuk yang baru agar dapat ditampilkan dan diakses melalui internet. Mashup menggunakan web itu sendiri sebagai platform pemrograman dan pengiriman isi. Mashup mengakses data atau informasi secara langsung dari situs web dan secara programatik menciptakan situs web atau aplikasi web dinamis yang baru, menampilkan data yang lebih terintegrasi atau lebih bermanfaat. Proses mashup akan secara otomatis membaca, memproses, menampilkan, dan meng-update isi dan data yang dikumpulkan dari sumber - sumber yang berbeda dalam bentuk suatu situs web dan ditampilkan bagi pengguna.
6 2.3.2 Komponen Mashup Menurut Meza dan Zhu (2008), mashup memiliki 3 (tiga) komponen penting yang terdiri dari: a. Konten dan sumber data. Komponen ini adalah pondasi dari semua mashup. Tanpa konten dan data, sebuah mashup tidak ada artinya. Akses ke data diperoleh dengan cara-cara berikut: i. Menggunakan API, web feeds, atau screen scraping techniques untuk mendapatkan data dari database atau sumber online lain yang tidak berada dalam kontrol. Sekarang ini, banyak penyedia konten telah mengambil langkah untuk membuat konten dan data mereka lebih mudah diakses. Beberapa telah mengembangkan API untuk memberikan akses kepada konten dan data untuk pengembang aplikasi melalui protokol web seperti REST (Representational State Transfer) dan juga melalui Web Services. Yang lain menyediakan web feeds (dokumen XML sederhana untuk content syndication) dalam format populer seperti RSS atau Atom sebagai alat untuk mengakses isi dan data mereka. Tetapi tidak semua sumber data menyediakan tools seperti itu. Untuk mendapatkan data dari penyedia konten semacam ini, perlu dilakukan suatu teknik yang dikenal dengan screen scraping. Screen scraping adalah proses pengekstraksian data dari display output program lain. ii. Mengambil data dari sumber daya yang dapat dikontrol. Contohnya data bisa didapat dari database, flat file, atau data yang dimasukkan ke dalam mashup dengan hard code. Data dapat dibaca secara langsung atau menggunakan API. b. Algoritma atau proses mashup. Dalam komponen ini, konten dan data dari sumber yang berbeda diintegrasikan. Proses mashup dapat berada pada server atau pada klien atau kombinasi keduanya. Pada sisi server, mashup dapat di-deploy menggunakan teknik server side scripting seperti CGI, PHP, ASP, servlet Java dan lain-lain seperti web aplikasi tradisional pada umumnya. Data dari berbagai sumber dikumpulkan di sisi server dan hasil akhir ditampilkan pada browser klien. Pada sisi klien, mashup dapat dihasilkan langsung dari browser pengguna akhir melalui teknologi scripting seperti JavaScript. Mashup di sisi klien sering juga disebut sebagai Rich Internet Application (RIA). Salah satu keuntungan mashup di sisi klien adalah cepatnya respon karena data dipra-proses pada peramban klien dengan memanfaatkan teknik AJAX. Sebagai contoh, sebuah halaman web dapat diperbarui bagian isinya tanpa harus memperbarui seluruh halaman. c. Platform presentasi. Platform presentasi akan berinteraksi dengan pengguna, mengeksekusi proses mashup, lalu menghasilkan konten mashup. Di sini pengguna akan melihat produk akhir mashup dan berinteraksi dengan isi mashup.
7 2.4 Profil Perpustakaan BPPT Perpustakaan BPPT adalah perpustakaan khusus di bawah instansi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pustaka/informasi di lingkungan BPPT dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia. Perpustakaan BPPT mempunyai visi untuk menjadi institusi terdepan di bidang pelayanan dokumentasi dan informasi ilmiah bidang iptek serta mendukung penyebarluasan dan pemasyarakatan hasil-hasil penelitian BPPT serta menjalankan misi untuk melaksanakan kegiatan pembinaan, penelitian, dan pemberian jasa dokumentasi dan informasi ilmiah bidang iptek. Tugas pokok Perpustakaan BPPT adalah melaksanakan penyediaan, pengolahan, dan pelayanan bahan pustaka, informasi perpustakaan serta pemasyarakatan hasil-hasil perekayasaan BPPT. Secara organisasi, Perpustakaan BPPT adalah salah satu bidang di bawah Pusat Data Informasi dan Standardisasi (PDIS). Bidang Perpustakaan BPPT merupakan unit kerja setingkat eselon 3, dipimpin oleh Kepala Bidang Perpustakaan yang membawahi 3 Sub Bidang yaitu : a. Sub Bidang Akuisisi dan Pengolahan Bahan Pustaka, bertugas melakukan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka, pengelolaan data bibliografi dan deposit bahan pustaka, serta menerbitkan buku-buku bidang iptek karya peneliti BPPT. b. Sub Bidang Pengembangan Sistem Informasi dan Otomasi Perpustakaan, bertugas menyiapkan pengembangan sistem informasi dalam rangka mendukung otomasi perpustakaan. c. Sub Bidang Pelayanan Jasa Perpustakaan, bertugas menyiapkan dan menyajikan bahan pustaka serta pelayanan jasa perpustakaan. Koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan BPPT sampai dengan tahun 2012 terdiri dari berbagai jenis, antara lain: buku teks (9800 judul), majalah (114 judul), local content (17.850 judul), thesis/disertasi (92 judul), prosiding/ laporan penelitian (1500 judul), referens (2000 judul), dan CD ROM ( IEEE, AST, PROQUEST). Selain itu Perpustakaan BPPT juga memiliki sumber informasi online yang dapat diakses melalui jaringan intranet BPPT, yaitu: Science Direct, EBSCO, KNOVEL. Perpustakaan BPPT melayani anggota dan pengguna umum sesuai jam buka perpustakaan, yaitu setiap hari kerja (Senin – Jumat) jam 08.30 – 15.00. Perpustakaan BPPT menyediakan fasilitas layanan seperti printer, fotocopy, katalog online serta hotspot. Selain itu, Perpustakaan BPPT juga menyediakan jenis-jenis layanan sebagai berikut: a. Layanan sirkulasi, yaitu layanan peminjaman dan pengembalian koleksi, khususnya untuk anggota perpustakaan. b. Layanan referens, yaitu layanan yang diberikan kepada pemakai untuk membantu menjawab berbagai pertanyaan singkat maupun mendalam mengenai berbagai hal. c. Layanan penelusuran literatur, yaitu layanan yang diberikan kepada pemakai yang sedang mencari atau membutuhkan literatur ilmiah
8 mengenai subjek tertentu maupun berdasarkan judul-judul yang diajukan pemakai. d. Menfasilitasi penulis BPPT yang akan menerbitkan buku dan jurnal dengan membantu pengurusan KDT/ISBN ke Perpustakaan Nasional serta pengurusan ISSN ke PDII-LIPI
3 METODE 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study), yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada suatu kasus tertentu dengan menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya (Hasibuan 2007). Penelitian ini difokuskan untuk menggali dan mengumpulkan data secara mendalam terhadap pengelolaan informasi layanan publik di Perpustakaan BPPT dan kemungkinan implementasi teknologi mashup untuk menjawab permasalahan yang sedang terjadi, sehingga bisa dikatakan bahwa penelitian ini bersifat deskriptif dan eksploratif. 3.2 Tahapan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam dua tahapan umum, yaitu perancangan mashup dan desain antarmuka. Kedua tahapan umum tersebut kemudian dirinci lebih lanjut seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.
Gambar 2 Tahapan penelitian
9 Masing-masing tahapan dijelaskan lebih detail dalam bagian berikut. 3.2.1 Perancangan Mashup a. Analisis Konten Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan dan analisis sumber data yang akan dipakai dalam pembentukan mashup. Sumber data terdiri dari koleksi local content di Perpustakaan BPPT serta data berita mengenai BPPT yang disediakan oleh Google, Bing dan Yahoo dan dapat diakses melalui API atau RSS. Pemilihan ketiga mesin pencari tersebut didasarkan pada posisi ketiganya sebagai tiga besar dalam pemeringkatan mesin pencari per Februari 2013 versi situs comScore (2013). ComScore merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengukuran dan analisis digital mengenai perilaku pengguna web, TV dan seluler. Menurut situs tersebut, Google memimpin pasar pencarian di AS secara eksplisit dengan total 67,5% dari seluruh query pencarian yang dilakukan, diikuti oleh Bing (16,7%), dan Yahoo (11,6%). b. Formulasi Query Formulasi query adalah proses pembentukan query yang akan diimplementasikan ke dalam mesin pencari Google, Bing dan Yahoo. Masing-masing mesin pencari memiliki karakteristik tersendiri sehingga untuk memperoleh query yang sesuai perlu diketahui perbedaan teknik pencarian antara ketiga mesin pencari tersebut. c. Analisis Implementasi Query Query yang dihasilkan dari tahap formulasi query kemudian diujikan ke dalam mesin pencari web dan berita, lokal dan global, dari Google, Bing, dan Yahoo. Analisis dilakukan untuk mengetahui relevansi dan presisi hasil pencarian yang diperoleh. 3.2.2 Desain Antarmuka Pengguna Dalam tahap desain antarmuka pengguna dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Analisis pengguna Analisis dilakukan terhadap pengguna layanan referens dan penelusuran literatur Perpustakaan BPPT sepanjang tahun 2012. Data pengguna diperoleh dari laporan tahunan Subbidang Pelayanan Perpustakaan BPPT. b. Analisis Tugas Analisis tugas (task) bertujuan memperoleh gambaran prosedur yang perlu dilakukan oleh pengguna dalam upayanya mendapatkan informasi publik di Perpustakaan BPPT dengan memanfaatkan situs layanan informasi publik Perpustakaan BPPT. c. Desain navigasi Desain navigasi adalah perancangan sistem navigasi untuk memudahkan pengguna dalam menjelajahi situs layanan informasi publik Perpustakaan BPPT dan melakukan pencarian informasi publik.
10 d. Desain layout Desain layout meliputi perancangan tata letak situs layanan informasi publik, penetapan lebar layout dan penentuan teknik pengaturan lebar layout situs web. e. Pemilihan kontrol berbasis layar Pemilihan kontrol berbasis layar (widget) yang tepat diperlukan untuk memudahkan pengguna berinteraksi dengan situs layanan informasi publik. f. Pemilihan warna Setiap warna memiliki karakter dan memberikan dampak psikologis terhadap audiens. Agar dapat memadupadankan warna, seorang perancang situs web perlu mengetahui teori dasar warna. Pembentukan skema warna dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan aplikasi Color Scheme Designer (http://colorschemedesigner.com/). g. Pengembangan Prototipe Prototipe merupakan model atau hasil perancangan sederhana yang belum lengkap dan dibuat sebagai alat untuk eksplorasi, evaluasi dan komunikasi. Prototipe membantu memvisualisasikan hasil desain dan memberikan gambaran bagaimana suatu perangkat lunak bekerja (Galitz 2007). Prototipe dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan HTML dan CSS. Perangkat lunak yang dipakai dalam pengembangan prototipe adalah Dreamweaver MX 2004 dan Paint. h. Pengujian usabilitas Pengujian usabilitas dilakukan untuk mengevaluasi desain dan mengidentifikasi masalah-masalah usabilitas yang mungkin akan muncul. Metode pengujian usabilitas yang dipakai pada penelitian ini adalah “expert review”, yaitu memeriksa kecocokan antara desain yang dibuat dengan pedoman konseptual (Quesenbery 2008).
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Konten 4.1.1 Konten Perpustakaan Digital BPPT Bahan pustaka yang dikoleksi oleh Perpustakaan BPPT terdiri dari berbagai jenis dan dapat dilihat dalam Tabel 1. Hak akses terhadap koleksi bahan pustaka tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu umum dan khusus. Koleksi yang memiliki hak akses umum dapat diakses secara lengkap (full text) oleh siapapun juga, sedangkan koleksi yang berhak akses khusus hanya dapat diakses secara lengkap oleh anggota perpustakaan yang telah masuk (login) ke dalam sistem.
11 Tabel 1 Jenis bahan pustaka Kode IL IP IB IR IAV IM M IA IT IS B R P H A S Pt T L EB EJ EA
Jenis Dokumen Intern Laporan Intern Prosiding Intern Buku Intern Referens Intern Audio Visual Intern Majalah Majalah Intern Artikel Intern Tesis Intern Standar Buku Referens Prosiding Habibie Artikel Standar Paten Tesis Laporan Buku Elektronik Jurnal Elektronik Artikel Elektronik
Hak Akses Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus Khusus
4.1.2 Local Content Informasi publik yang wajib tersedia setiap saat di BPPT antara lain adalah hasil-hasil penelitian yang dilakukan serta informasi mengenai program atau kegiatan yang dilaksanakan di BPPT. Bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan BPPT dan termasuk dalam kategori informasi publik adalah local content, yaitu bahan pustaka yang dihasilkan oleh BPPT dan/atau mengenai BPPT. Koleksi local content dapat berupa literatur kelabu (grey literature) yang meliputi semua karya ilmiah yang dihasilkan atau dipublikasikan oleh BPPT dalam bentuk: makalah seminar/ simposium/konferensi, tesis, disertasi, laporan penelitian, pidato pengukuhan, artikel yang dipublikasikan, publikasi internal, majalah, buletin, buku, dsb. Menurut KaSubbid Pelayanan Jasa Perpustakaan BPPT, local content merupakan jenis bahan pustaka yang paling banyak dicari oleh pengguna perpustakaan. Koleksi local content dalam basis data perpustakaan digital BPPT (http://digilib.bppt.go.id) terdiri dari sembilan jenis dokumen dan ditunjukkan dalam Tabel 2.
12 Tabel 2 Koleksi local content Perpustakaan BPPT Kode Jenis Dokumen IL Intern Laporan
IP
Intern Prosiding
IB
Intern Buku
IR
Intern Referens
IA
Intern Artikel
IT
Intern Tesis
IS
Intern Standar
IAV
Intern Audio Visual
IM
Intern Majalah
Deskripsi Koleksi Perpustakaan BPPT berupa laporan hasil penelitian pegawai BPPT dan/atau dibiayai oleh BPPT dan atau diterbitkan oleh BPPT Koleksi Perpustakaan BPPT berupa prosiding dari kegiatan seminar atau workshop yang diselenggarakan oleh BPPT Koleksi Perpustakaan BPPT berupa buku dan merupakan hasil karya pegawai BPPT dan/atau diterbitkan oleh BPPT Koleksi Perpustakaan BPPT berupa bahan referensi atau rujukan yang dibuat oleh pegawai BPPT dan/atau diterbitkan oleh BPPT Koleksi Perpustakaan BPPT berupa artikel yang ditulis oleh pegawai BPPT Koleksi Perpustakaan BPPT berupa hasil skripsi, tesis atau disertasi pegawai BPPT Koleksi Perpustakaan BPPT berupa standar yang dibuat oleh pegawai BPPT dan/atau diterbitkan oleh BPPT Koleksi Perpustakaan BPPT berupa multimedia yang diterbitkan dan/atau dibuat oleh BPPT Koleksi Perpustakaan BPPT berupa majalah atau terbitan berseri yang diterbitkan oleh BPPT
Skema Metadata Dalam lingkungan perpustakaan, metadata biasa dipakai sebagai format deskripsi untuk sumber informasi, baik informasi dalam bentuk digital maupun non-digital. Metadata sangat membantu dalam kegiatan pengelolaan dan temu kembali informasi di perpustakaan. ALA (1999) memberikan definisi metadata sebagai berikut: “Metadata are structured, encoded data that describe characteristics of information bearing entitites to aid in the identification, discovery, assessment and management of the described entities.” Contoh skema metadata yang umum dipakai untuk obyek digital antara lain: DCMES (Dublin Core Metadata Element Set), MARC (Machine Readable Cataloguing), MODS (Metadata Object Description Standard). Perpustakaan BPPT tidak memakai skema metadata yang telah ada, tetapi memiliki skema metadata tersendiri yang dibuat serta disesuaikan dengan kebutuhan lokal di Perpustakaan BPPT. Skema metadata yang dipakai di Perpustakaan BPPT ditunjukkan dalam Tabel 3.
13 Tabel 3 Skema metadata koleksi Perpustakaan BPPT Elemen Jenis Dokumen Judul Pengarang Penerbit Tahun Terbit Tempat Terbit Nomor ISBN/ISSN Jumlah Halaman Format Dokumen Abstrak Klasifikasi Subyek
Kata Kunci Bahasa
Deskripsi Jenis sumber informasi (artikel, buku, laporan, dll) Judul dari sumber informasi Pencipta sumber informasi Badan atau lembaga yang mempublikasikan sumber informasi Tahun dipublikasikannya sumber informasi Domisili dari badan atau lembaga yang mempublikasikan sumber informasi Standar internasional penomoran buku atau majalah yang diterbitkan Jumlah halaman dalam sebuah sumber informasi Bentuk fisik dari sumber informasi Representasi dari sumber informasi berupa deskripsi isi dan cakupan secara ringkas Pengelompokan sumber informasi berdasarkan standar klasifikasi tertentu. Klasifikasi subyek bahan pustaka di Perpustakaan BPPT mengikuti standar NTIS (National Technical Information Service) Kata-kata standar yang digunakan untuk mencari sumber informasi Bahasa yang dipakai dalam sumber informasi
4.1.3 Berita Berita mengenai BPPT di media massa menunjukkan sejauh mana hasil penelitian dan kegiatan/program di BPPT telah disosialisasikan kepada masyarakat. Artikel mengenai BPPT dari media cetak dan online dikumpulkan dan didokumentasikan oleh Humas BPPT dalam bentuk kliping. Kliping merupakan pemotongan bagian dari surat kabar atau majalah yang kemudian disusun kembali berdasarkan sistem tertentu. Kliping berita BPPT disusun berdasarkan format sumber berita (media cetak atau online) dan urutan waktu dimuatnya berita. Selanjutnya kumpulan berita dalam satu bulan dijilid dan diterbitkan. Analisis Kliping Kliping berita mengenai BPPT yang tersimpan di Perpustakaan BPPT pada bulan April 2013 adalah kliping berita terbitan bulan Juli sampai dengan November 2012. Dalam jangka waktu lima bulan tersebut total jumlah artikel berita mengenai BPPT terkumpul sebanyak 215 artikel, 113 berasal dari media cetak dan 102 dari media online. Jumlah artikel terbanyak yaitu 90 artikel ada di bulan September 2012 (Tabel 4). Pada bulan tersebut banyak diselenggarakan kegiatan dalam rangka memperingati HUT BPPT, antara lain pameran teknologi, pemberian penghargaan Habibie Award dan Perekayasa Utama Kehormatan. Topik terbanyak yang dimuat dalam artikel berita secara berurutan adalah
14 mengenai hujan buatan (39 artikel), penganugerahan penghargaan perekayasa utama kehormatan (20 artikel), e-voting (18 artikel), dan energi (17 artikel). Tabel 4 Jumlah artikel yang dikliping per bulan (Juli-November 2012) Bulan Juli Agustus September Oktober November Total
Media Cetak 23 16 36 16 22 113
Media Online 9 11 54 14 14 102
Total Artikel 32 27 90 30 36 215
Mesin Pencari (Search Engine) Data berita mengenai BPPT di media massa online dapat diambil dari data yang disediakan oleh Google, Bing dan Yahoo menggunakan API atau RSS. RSS Baik Google, Bing dan Yahoo, semuanya menyediakan fitur pencarian berita. Data hasil penelusuran berita oleh mesin pencari tersebut tersedia dalam format RSS (Really Simple Syndication atau Rich Site Summary). Tetapi di antara ketiga mesin pencari tersebut hanya Bing yang menyediakan hasil pencarian web dalam format RSS, sementara Google dan Yahoo tidak menyediakan hasil pencarian web dalam format RSS. Sumber data dan struktur data dalam format RSS dapat dilihat pada Tabel 5 . Tabel 5 Sumber data dalam format RSS No 1. 2. 3.
www.bing.com (Cara untuk mendapatkan hasil pencarian dalam format RSS adalah dengan menambahkan “&format=rss” di belakang url hasil pencarian web) news.search.yahoo.com id.news.search.yahoo.com
5. 6.
Struktur Data , , , <description> , , , <description> , , <description>, , , , <description>,
, , <description>, , , <description>,
API Search Selain melalui RSS, data dari mesin pencari Google, Bing dan Yahoo juga dapat diambil dengan menggunakan API (application programming interface). API search memungkinkan pengembangan situs web dan program aplikasi untuk
15 menampilkan hasil pencarian secara programatik, menambahkan fungsi pencarian ke situs web atau mengembangkan mashup. Perbandingan antara API search yang disediakan oleh Google, Bing dan Yahoo diuraikan lebih detail sebagai berikut: a. Syarat dan ketentuan Google Custom Search Google Custom Search API mensyaratkan penggunaan API key yang dapat diperoleh dari API Google konsol. API ini menyediakan seratus query pencarian per hari secara gratis. Lebih dari itu akan dikenakan biaya, dan harus mendaftar melalui Google konsol untuk penagihan biaya. Bing Search API Bing Search API memberikan lima ribu transaksi per bulan secara gratis. Transaksi yang dimaksud di sini adalah satu request yang mengembalikan satu halaman hasil. Pengambilan beberapa halaman akan menyebabkan eksekusi beberapa transaksi. Transaksi di atas lima ribu dikenai biaya sesuai dengan skema biaya yang telah ditetapkan oleh Microsoft seperti ditunjukkan dalam Tabel 6. Tabel 6 Skema biaya pemakaian layanan Bing search APIa Jumlah Transaksi/Bulan 10.000 20.000 50.000 100.000 250.000 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 a
Yahoo! BOSS Search API Yahoo! BOSS Search API memungkinkan pengembang situs web untuk membuat produk pencarian skala web dengan memanfaatkan teknologi pencarian dan data dari Yahoo!. Yahoo! sama sekali tidak memberikan layanan secara gratis, tetapi biaya yang dikenakan berdasarkan jenis query relatif cukup murah. Skema biaya penggunaan layanan dan fitur yang ditawarkan dapat dilihat dalam Tabel 7.
16 Tabel 7 Skema fitur dan biaya layanan Yahoo! BOSS Search API a Tipe Query
Full Web Limited Web
Image News Ejaan (spelling) Pencarian Blog (versi beta) Pencarian terkait (related search) a
Deskripsi
Hasil pencarian dari web secara umum Hasil pencarian web dari index yang terbatas dan pembaruan data yang lebih lambat (kira-kira 3 hari) Terbatas pada pencarian gambar Terbatas pada pencarian berita Saran ejaan Hasil pencarian dari blog Hasil pencarian terkait
b. Fitur dan layanan untuk perbaikan hasil pencarian Google Custom Search Fitur-fitur yang disediakan oleh Google Custum Search API antara lain: i. Pembuatan search engine khusus untuk melakukan pencarian pada situs atau halaman web tertentu, atau berfokus pada suatu topik tertentu. ii. Penyesuaian tampilan hasil pencarian dan penambahan fitur searchas-you-type autocompletion. Fitur ini memberikan saran, memprediksi dan menampilkan permintaan pencarian saat pengguna mengetik query, berdasarkan query yang umum dipakai oleh pengguna lainnya. Saran yang diberikan oleh algoritma Google berubah seiring dengan setiap huruf baru yang diketikkan. Misalnya, ketika pengguna mulai mengetik "Fa ..." algoritma yang dipakai Google akan menebak bahwa pengguna mungkin mencari kata “Facebook”. Bing Search API Fitur yang ditawarkan oleh Bing untuk meningkatkan dan memperbaiki hasil pencarian adalah: i. Pencarian terkait (related search), yaitu saran query yang lebih spesifik kepada pengguna yang diberikan oleh Bing sesuai dengan query yang dimasukkan oleh pengguna. ii. Saran Ejaan (spelling sugestions), yaitu saran koreksi yang diberikan jika terjadi kesalahan ejaan dalam query yang dimasukkan oleh pengguna.
17 Yahoo! BOSS Search API Fitur-fitur yang dapat ditemukan dalam layanan Yahoo! BOSS Search API adalah: i. Pencarian terkait (related search), yaitu saran query yang lebih spesifik untuk pengguna. ii. Saran Ejaan (spelling sugestions), yaitu saran koreksi ejaan yang diberikan jika terjadi kesalahan ejaan dalam query yang dimasukkan oleh pengguna. c. Kategori Pencarian Google Custom Search
:
Bing Search API Yahoo! BOSS Search API
: :
web dan gambar, tidak memberikan fasilitas pencarian berita. web, gambar, video dan berita full web, limited web, gambar, berita, blog
d. Format hasil pencarian Google Custom Search
:
Bing Search API Yahoo! BOSS Search API
: :
JSON, Atom. Tersedia juga format XML khusus untuk pelanggan Google Site Search. JSON, XML. JSON, XML
e. Struktur data hasil pencarian web dan berita Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data berita mengenai BPPT yang diambil dari hasil pencarian web dan berita. Google Custom Search API menyediakan data hasil pencarian web, tetapi tidak menyediakan data hasil pencarian berita. Data hasil pencarian berita dari Google hanya dapat diakses dan diambil dengan menggunakan RSS. Bing Search API dan Yahoo! BOSS Search API menyediakan akses data hasil pencarian web dan berita. Struktur data hasil pencarian web dan berita yang disediakan masing-masing mesin pencari dapat dilihat dalam Lampiran 1. 4.2 Formulasi Query 4.2.1 Karakteristik Mesin Pencari Masing-masing mesin pencari memiliki karakteristik tersendiri dan menyediakan teknik pencarian yang berbeda pula. Agar dapat memformulasikan query dengan tepat, diperlukan pengetahuan tentang perbedaan-perbedaan tersebut. Persamaan dan perbedaan penggunaan operator untuk melakukan pencarian dalam mesin pencari Google, Bing dan Yahoo dijelaskan sebagai berikut:
Fungsi Menemukan frase yang persis sama dengan frase dalam tanda kutip Menemukan dokumen atau halaman web yang memuat semua term atau frase yang dimasukkan. Mengecualikan semua halaman web yang memuat kata atau menghilangkan site tertentu. Dalam penulisannya harus ada spasi sebelum tanda minus dan tidak boleh ada ruang antara tanda minus dan kata yang ingin dihilangkan. Contoh: [tesla -coil] Menemukan halaman web yang memuat salah satu atau lebih term atau frase
b. Bing Secara default semua pencarian adalah pencarian AND sehingga tidak perlu mengetikkan AND ke dalam mesin pencari. Operator NOT dan OR harus ditulis dalam huruf besar, jika tidak akan dianggap sebagai stop word. Hanya 10 term pertama yang akan dipakai untuk mendapatkan hasil pencarian. Pengelompokan term dan operator boolean didukung dengan urutan prioritas sebagai berikut: i. Tanda kurung ( ) ii. Tanda kutip “ “ iii. NOT, +, -
19
iv. AND, &, && v. OR, |, || OR adalah operator yang memiliki prioritas paling rendah, sehingga perlu diperhatikan untuk menggunakan tanda kurung jika dikombinasikan dengan operator lain dalam pencarian. Beberapa fitur dan fungsi mungkin tidak tersedia untuk mesin pencari lokal. Stop word dan tanda baca semua akan diabaikan kecuali dengan pemakaian simbol seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 9, dan jika diapit oleh tanda kutip atau diawali dengan simbol + (plus).
Tabel 9 Operator pencarian Bing Symbol + ““ () AND atau & atau && NOT atau OR atau | atau ||
Fungsi Semua term yang diawali dengan simbol + harus ada dalam dokumen atau halaman web yang dicari. Juga memungkinkan untuk memasukkan term yang biasanya diabaikan (stop word). Menemukan frase yang persis sama dengan frase dalam tanda kutip Mencari atau mengecualikan halaman web yang memuat kumpulan kata tertentu Menemukan halaman web yang memuat semua term atau frase Mengecualikan semua halaman web yang memuat term atau frase tertentu Menemukan halaman web yang memuat salah satu atau lebih term atau frase
c. Yahoo Yahoo secara default menggunakan operator AND dalam pencariannya, namun perlu diperhatikan untuk pencarian berita, pencarian dengan atau tanpa operator AND memberikan hasil yang berbeda. Dalam pencarian berita, operator AND dianggap sebagai term pencarian. Operator OR harus ditulis dengan huruf besar. Detail pemakaian operator dalam pencarian Yahoo dapat dilihat dalam Tabel 10. Tabel 10 Operator pencarian Yahoo Simbol + ““ AND OR
Fungsi Digunakan di depan tiap kata yang harus ada dalam hasil pencarian. Digunakan untuk menghilangkan kata atau site yang tidak diinginkan ada dalam hasil pencarian. Digunakan untuk mencari frase yang persis sama dengan frase yang ada dalam tanda kutip. Mencari dokumen atau halaman web yang memuat semua term Melakukan pencarian beberapa term secara simultan untuk menemukan dokumen atau halaman web yang memuat salah satu term atau lebih.
20 4.2.2 Berita BPPT dalam Mesin Pencari Berita Query berikut dimasukkan ke dalam mesin pencari berita (news search engine) untuk mendapatkan hasil pencarian berita mengenai BPPT:
bppt OR “badan pengkajian dan penerapan teknologi” -site:bppt.go.id bppt “badan pengkajian dan penerapan teknologi” -site:bppt.go.id
Pencarian dalam mesin pencari berita Google, Bing dan Yahoo hanya akan menampilkan artikel yang muncul dalam sekitar tiga puluh hari terakhir. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap lima mesin pencari berita global dan lokal dari Google, Bing dan Yahoo, yaitu: a. news.google.com b. news.google.co.id c. www.bing.com/news d. news.search.yahoo.com e. id.news.search.yahoo.com 4.2.3 Formulasi Query untuk Pembentukan Mashup Local Content dan Berita Teknik mashup dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan berita-berita atau informasi mengenai BPPT dari media massa online serta menggabungkannya dengan informasi koleksi local content dari Perpustakaan BPPT. Langkahlangkah formulasi query untuk pembentukan mashup local content dan pencarian berita dalam fitur mesin pencari adalah sebagai berikut: a. Melakukan pencarian dengan memasukkan kata kunci ke dalam mesin pencari pada situs perpustakaan digital BPPT. b. Memilih salah satu hasil pencarian, kemudian menambahkan metadata (judul, pengarang, dan kata kunci) dari koleksi local content perpustakaan BPPT tersebut ke dalam query. Penambahan metadata dalam query tersebut bertujuan memperbaiki dan meningkatkan relevansi hasil pencarian query Query yang terbentuk selanjutnya diujikan ke dalam mesin pencari Google, Bing, dan Yahoo untuk mencari berita terkait koleksi yang telah terpilih. Formula yang dipakai untuk masing-masing mesin pencari adalah sebagai berikut: • Google: <judul> OR OR bppt OR “badan pengkajian dan penerapan teknologi” –site:bppt.go.id •
Yahoo: (<judul> OR OR ) bppt OR “badan pengkajian dan penerapan teknologi” –site:bppt.go.id
•
Bing: (<judul> OR OR ) (bppt OR “badan pengkajian dan penerapan teknologi”
Tahapan formulasi query ini menghasilkan dua puluh query yang dapat dilihat secara rinci dalam Lampiran 2.
21 4.3 Analisis Implementasi Query 4.3.1 Berita BPPT dalam Mesin Pencari Berita (News Search Engine) A. Query: bppt OR “badan pengkajian dan penerapan teknologi” -site:bppt.go.id Penggunaan operator OR dalam query dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pencarian berita yang di dalamnya memuat salah satu atau lebih term pencarian yang dimasukkan, yaitu “BPPT” atau “badan pengkajian dan penerapan teknologi”. Hasil pencarian dengan query tersebut pada masing-masing mesin pencari berita ditunjukkan dalam Tabel 11. Tabel 11 Hasil pencarian berita BPPT dengan operator ORa Σ Hasil Pencarian
Search Engine news.google.com news.google.co.id www.bing.com/news news.search.yahoo.com id.news.search.yahoo.com a
159 159 2 52
Σ Relevan 126 126 2 34
Precision 79,25 % 79,25 % 100 % 65,38 %
Pencarian dilakukan pada tanggal 4 Maret 2013.
Hasil pencarian yang diperoleh dari mesin pencari news.google.com dan news.google.co.id dapat dikatakan hampir sama, hanya urutan tampilan berdasarkan relevansinya yang berbeda. Berbeda dengan Google, mesin pencari global (news.search.yahoo.com) dan lokal (id.news.search.yahoo.com) milik Yahoo memberikan jumlah hasil pencarian yang jauh berbeda. Situs news.search.yahoo.com sama sekali tidak memberikan hasil pencarian, sedangkan situs id.news.search.yahoo.com memberikan hasil pencarian sebanyak 52. Situs global Yahoo hanya menyajikan data berita dalam bahasa Inggris. Hasil pencarian yang ditampilkan oleh situs www.bing.com/news juga relatif sedikit, hanya dua. Penyebab hasil pencarian berita mengenai BPPT dianggap tidak relevan antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: singkatan BPPT juga dipakai oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; acara yang tidak relevan dengan BPPT tapi diadakan di gedung BPPT; dan hasil pencarian dalam bahasa asing (Vietnam, Austria, Turki). B. Query: bppt “badan pengkajian dan penerapan teknologi” -site:bppt.go.id Pada query yang kedua digunakan operator AND. Secara default semua mesin pencari akan melakukan pencarian AND sehingga tidak perlu mengetikkan AND ke dalam query, cukup memakai spasi. Operator AND digunakan untuk mendapatkan hasil pencarian yang memuat semua term pencarian yang dimasukkan. Hasil pencarian berita dengan menggunakan operator AND berjumlah lebih sedikit bila dibandingkan dengan pencarian OR, tetapi
22 memberikan precision yang lebih tinggi (Tabel 12). Pencarian dalam mesin pencari berita Bing (www.bing.com/news) dan Yahoo global (news.search.yahoo.com) tidak memberikan hasil pencarian sama sekali. Tabel 12 Hasil pencarian berita BPPT dengan operator ANDa Σ Hasil Pencarian
Search Engine news.google.com news.google.co.id www.bing.com/news news.search.yahoo.com id.news.search.yahoo.com a
21 21 15
Σ Relevan 21 21 15
Precision 100 % 100 % 100 %
Pencarian dilakukan pada tanggal 4 Maret 2013
4.3.2 Implementasi Query untuk Mashup Local Content dan Berita Tahapan formulasi query menghasilkan dua puluh query yang kemudian diimplementasikan ke dalam mesin pencari web dan berita, lokal dan global dari Google, Bing, dan Yahoo sebagai berikut: a. www.google.com b. www.google.co.id c. www.bing.com d. search.yahoo.com e. id.search.yahoo.com f. news.google.com g. news.google.co.id h. www.bing.com/news i. news.search.yahoo.com j. id.news.search.yahoo.com Langkah selanjutnya adalah memeriksa relevansi dari hasil pencarian masing-masing mesin pencari yang berada pada urutan pertama sampai dengan ketiga. Query yang diujikan berjumlah dua puluh, sehingga maksimal jumlah hasil pencarian dari masing-masing mesin pencari yang diperiksa relevansinya adalah enam puluh. Hasil pemeriksaan relevansi dari masing-masing mesin pencari secara detail dapat dilihat dalam Lampiran 3. Hasil pencarian web dan berita dari mesin pencari web Google menunjukkan tingkat relevansi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan hasil dari mesin pencari Bing dan Yahoo seperti yang terlihat dalam Tabel 13. Hasil pencarian yang ditampilkan oleh mesin pencari web Bing dan Yahoo kebanyakan berasal dari blog sehingga dianggap tidak relevan. Pencarian dalam mesin pencari berita Bing tidak menampilkan hasil sama sekali. Mesin pencari web dan berita Yahoo global menampilkan hasil tetapi dari semua hasil pencarian tersebut tidak didapatkan hasil yang relevan sama sekali. Sebanyak 80 % dari query yang dimasukkan menghasilkan daftar hasil pencarian yang sama persis antara www.bing.com dan id.search.yahoo.com. Hal ini disebabkan oleh adanya kerja sama antara Microsoft dan Yahoo berkaitan dengan teknologi pencarian web dan telah diumumkan dalam press release yang dikeluarkan oleh Microsoft pada tahun 2009. Yahoo menggunakan teknologi dari
23 Microsoft Bing untuk memberikan hasil pencarian bagi penggunanya, tetapi masing-masing perusahaan tetap mengembangkan inovasi teknologi pencariannya. Perjanjian kerja sama ini berlaku selama sepuluh tahun. Tabel 13 Relevansi hasil pencariana Search Engine
Mesin pencari berita (news search engine) menawarkan keterbaruan data berita hasil pencariannya. Apabila query yang dimasukkan mengandung topik terkini maka jumlah hasil pencarian yang ditampilkan oleh mesin pencari berita Google dan lokal Yahoo cukup banyak dan tingkat relevansinya tinggi. Jika topik yang terkandung dalam query bukan topik yang terkini maka mesin pencari berita Google hanya menampilkan satu hasil pencarian saja, sementara mesin pencari berita Yahoo tetap menampilkan hasil pencarian yang cukup banyak tetapi tingkat relevansinya rendah. 4.3.3 Pemanfaatan Fitur Google Custom Search untuk Mashup Local Content dan Berita BPPT Pencarian web memberikan hasil pencarian yang sangat banyak tetapi tingkat relevansinya rendah, sementara pencarian dalam mesin pencari berita memberikan jumlah hasil pencarian sedikit tetapi relevansinya tinggi. Penyebab hasil yang diberikan oleh pencarian web tidak relevan adalah karena banyak menampilkan hasil dari sumber selain media massa online, seperti dari blog. Salah satu fitur yang disediakan oleh Google Custom Search adalah pembuatan mesin pencari khusus yang membatasi pencarian pada situs-situs atau halaman-halaman web tertentu. Fitur ini dapat digunakan untuk menentukan situs mana saja yang akan disertakan dalam pencarian, sehingga hasil pencarian dapat dibatasi atau diprioritaskan berdasarkan situs yang telah ditentukan. Fitur ini dapat dimanfaatkan untuk membatasi hasil pencarian web hanya dari media massa online. Query yang sama sejumlah dua puluh query seperti pada pengujian sebelumnya dimasukkan ke dalam mesin pencari khusus yang pencariannya dibatasi pada 33 situs media massa online. Sumber media massa online yang dipakai tersebut diperoleh dari sumber-sumber media massa online kliping berita BPPT bulan Juli-November 2012. Daftar sumber media massa online secara
24 lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 4. Hasil pengujian dengan memasukkan dua puluh query menunjukkan bahwa precision tiga hasil pencarian yang berada pada urutan atas dari masing-masing query meningkat menjadi 97%. 4.3.4 Pemanfaatan Yahoo! Pipes untuk Kliping Berita BPPT Online Yahoo! Pipes (http://pipes.yahoo.com) adalah sebuah aplikasi internet yang dapat dipakai untuk membuat mashup dari sumber yang bervariasi, seperti web feed, RSS feed, CSV, XML, JSON dan sebagainya. Aplikasi ini dikembangkan oleh Yahoo!, tersedia dalam graphical user interface (GUI) dan terdiri dari modul-modul yang dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan aplikasi ini pengguna dapat menggabungkan data dari berbagai sumber kemudian membuat aturan bagaimana data tersebut dimodifikasi untuk kemudian dipublikasikan kembali. Yahoo! Pipes dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis. Penggunanya hanya perlu memiliki Yahoo! ID yang dapat dibuat di situs Yahoo! tanpa dipungut biaya. Format keluaran dari Yahoo! Pipes bisa berupa RSS, JSON, atau berupa script untuk ditanamkan pada situs web. Yahoo! Pipes dapat dimanfaatkan untuk membuat mashup dari data berita terbaru mengenai BPPT hasil pencarian mesin pencari berita Google, Bing dan Yahoo. RSS feed hasil pencarian berita mengenai BPPT dengan query: bppt “badan pengkajian dan penerapan teknologi” dari mesin pencari berita Google, Bing dan Yahoo digabungkan dengan menggunakan modul Fetch Feed. Selanjutnya modul Unique digunakan untuk memfilter item berita yang tidak unik atau muncul lebih dari sekali. Setelah itu hasil filter disortir berdasarkan waktu terbit item berita dengan menggunakan modul Sort. Keluaran dari pipes yang telah dibuat tersebut adalah daftar berita mengenai BPPT yang diurutkan berdasarkan waktu. GUI dari aplikasi Yahoo! Pipes ditunjukkan dalam Gambar 3.
Gambar 3 GUI Yahoo! Pipes untuk mashup berita BPPT (kliping online)
25 4.4 Desain Antarmuka Pengguna 4.4.1 Analisis Pengguna Layanan yang akan diberikan kepada pengguna adalah layanan informasi publik dalam bentuk sebuah situs web. Dalam situs tersebut pengguna dapat melakukan penelusuran, pencarian dan mengajukan permohonan informasi publik BPPT berupa koleksi local content (muatan lokal) BPPT melalui Perpustakaan BPPT. Layanan informasi yang ada di Perpustakaan BPPT saat ini meliputi pemberian layanan informasi secara umum oleh pustakawan kepada pengguna perpustakaan berupa bimbingan pemakai, rujukan singkat, rujukan mendalam dan penelusuran literatur. Pada umumnya pengguna layanan informasi meminta informasi berdasarkan topik tertentu, karya pengarang tertentu, judul tertentu, atau keterbaruannya. Pengguna layanan informasi Perpustakaan BPPT pada tahun 2012 tercatat 209 orang dan dapat dikelompokkan berdasarkan asalnya menjadi lima kelompok (Gambar 4). Pengguna layanan terbanyak berasal dari BPPT sebanyak 101 orang. Pengguna layanan lainnya berasal dari Ristek (6 orang), perguruan tinggi (9 orang), instansi lain (16 orang) dan umum (77 orang). Pengguna dari BPPT dan Ristek merupakan anggota perpustakaan BPPT (51 %), sedangkan pengguna dari kelompok lainnya adalah non anggota (49 %).
BPPT
37%
48%
RISTEK Perguruan Tinggi
8%
4% 3%
Instansi Lain Umum
Gambar 4 Kelompok pengguna layanan informasi Perpustakaan BPPT (2012) Pengguna layanan informasi Perpustakaan BPPT cenderung homogen, sebagian besar berasal dari instansi pemerintah dan perguruan tinggi dengan rentang usia antara 20-55 tahun. Umumnya pengguna telah terbiasa menggunakan perangkat komputer sebagai alat bantu kerja sehari-hari, memiliki akses internet baik melalui perangkat mobile atau desktop, serta mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam mengeksplorasi dan mencari informasi di internet.
26 4.4.2 Task Analysis Tujuan pengembangan situs web layanan informasi publik adalah agar pengguna dapat memperoleh informasi publik BPPT tanpa perlu datang secara langsung ke BPPT. Prosedur untuk memperoleh informasi publik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Penelusuran informasi: pengguna dapat menelusuri informasi publik berupa koleksi local content berdasarkan subyek, jenis dokumen, pengarang dan tahun terbit. Selain itu pengguna dapat menelusuri kliping berita yang tersedia di situs layanan informasi publik BPPT. b. Pencarian informasi: pengguna dapa:t menggunakan fitur pencarian sederhana dan pencarian canggih untuk mencari informasi. c. Permintaan informasi: pengguna dapat meminta bantuan penelusuran informasi dengan mengisi formulir permintaan penelusuran informasi atau pengguna dapat menghubungi perpustakaan BPPT melalui telpon dan email. Procedural Task Analysis a. Diagram alur proses penelusuran informasi dapat dilihat dalam Gambar 5.
Gambar 5 Diagram alur proses penelusuran informasi
27 b.
Diagram alur proses pencarian informasi ditunjukkan dalam Gambar 6.
Gambar 6 Diagram alur proses pencarian informasi c. Prosedur permohonan informasi dapat diuraikan menjadi langkah – langkah berikut: i. Pengguna memilih menu kontak ii. Pengguna dapat menghubungi Perpustakaan BPPT langsung melalui telepon atau email pada alamat kontak yang tertera. iii. Pengguna juga dapat memilih menu formulir permintaan informasi, kemudian mengisi formulir permintaan informasi. Informasi yang perlu diisi adalah sebagai berikut: identitas diri: nama lengkap, nomor ktp, alamat lengkap, nomor telepon pribadi, alamat email; identitas pekerjaaan/organisasi: pekerjaan/organisasi, jabatan, alamat organisasi, nomor telepon organisasi; dan permohonan informasi: Rincian informasi yang dibutuhkan, tujuan penggunaan informasi, cara mendapatkan salinan informasi, tanggal permintaan informasi. iv. Pengguna menekan tombol submit setelah mengisi formulir.
28 4.4.3 Diagram Struktur Situs (Site Structure Diagram) Diagram struktur situs adalah representasi arsitektur dari sebuah situs web berupa dokumen yang digunakan sebagai alat bantu untuk perancangan situs. Diagram struktur situs memiliki beberapa fungsi. Bagi klien, dokumen ini membantu untuk memberikan gambaran tentang skala situs dan untuk pengaturan sumber daya internal. Sementara bagi pengembang, dokumen tersebut adalah alat penting untuk memahami ruang lingkup situs web dan struktur keseluruhan. Diagram struktur situs menunjukkan struktur dan pengorganisasian konten atau informasi dalam suatu situs (helloUX 2013). Informasi yang akan dimunculkan dalam situs layanan informasi Perpustakaan BPPT dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: a. koleksi local content BPPT; b. kontak Perpustakaan BPPT; c. kliping; dan d. link menuju website utama BPPT. Diagram struktur situs layanan informasi Perpustakaan BPPT ditunjukkan dalam Gambar 7.
Gambar 7 Diagram struktur situs
29 4.4.4 Navigasi dan Menu Navigasi pada sebuah situs web membantu pengguna untuk berpindah dari satu halaman web ke halaman yang lain tanpa kehilangan orientasi. Morville dan Rosenfeld (2006) membedakan sistem navigasi dalam sebuah situs web menjadi tiga jenis, yaitu: sistem navigasi tertanam (embedded navigation system), sistem navigasi pelengkap (supplemental navigation system), dan pendekatan navigasi canggih (advanced navigation approach). Sistem navigasi yang dirancang untuk situs layanan informasi Perpustakaan BPPT adalah embedded navigation system dan supplemental navigation system. Sistem navigasi tertanam (embedded navigation system) yang dirancang untuk situs layanan informasi Perpustakaan BPPT dapat diuraikan menjadi: a. Navigasi global (Global navigation) Navigasi global selalu muncul pada setiap halaman. Umumnya navigasi global diimplementasikan dalam bentuk panel navigasi dan ditempatkan di bagian atas halaman web (Gambar 8).
Gambar 8 Navigasi global Navigasi global pada situs layanan informasi Perpustakaan BPPT membawa pengguna pada halaman-halaman berikut: i. Beranda Beranda adalah halaman utama situs layanan informasi BPPT. Pada halaman ini ditampilkan daftar koleksi muatan lokal BPPT. Tampilan halaman beranda dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Beranda
30 ii.
Kliping Halaman ini memuat kliping berita terbaru mengenai BPPT yang didapat dari mashup hasil pencarian berita Google, Yahoo dan Bing menggunakan Yahoo! Pipes. Tampilan halaman kliping ditunjukkan dalam Gambar 10.
Gambar 10 Kliping iii.
Kontak Halaman ini memuat alamat kontak Perpustakaan BPPT. Tampilan halaman kontak terlihat dalam Gambar 11.
Gambar 11 Kontak
31 iv.
BPPT Menu ini adalah link (http://www.bppt.go.id)
menuju
situs
web
utama
BPPT
b. Navigasi lokal (Local navigation) Pada banyak situs web, navigasi global dilengkapi dengan sistem navigasi lokal yang akan membantu pengguna mengeksplorasi area situs yang lebih luas dan dalam. Navigasi lokal pada situs layanan informasi BPPT merupakan pengelompokan menu berdasarkan task yang dilakukan oleh pengguna, yaitu: i. Pencarian Kelompok menu pencarian terdiri dari pencarian sederhana dan pencarian canggih. Tampilan menu pencarian ditunjukkan dalam Gambar 12.
Gambar 12 Menu pencarian ii. Penelusuran Kelompok menu penelusuran menuntun pengguna untuk melakukan penelusuran koleksi local content Perpustakaan BPPT berdasarkan subyek, jenis dokumen, pengarang serta tahun terbit. Tampilan menu penelusuran dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Menu Penelusuran iii. Permohonan Informasi Kelompok menu permohonan informasi terdiri dari prosedur dan formulir permohonan informasi. Tampilan menu permohonan informasi terlihat pada Gambar 14.
Gambar 14 Menu permohonan informasi
32 c. Navigasi kontekstual (Context navigation) Beberapa relasi antar halaman web tidak sesuai jika dimasukkan ke dalam struktur navigasi global atau lokal sehingga diperlukan adanya navigasi kontekstual berupa link dari bagian konten sebuah halaman web menuju ke halaman web, dokumen atau obyek lainnya. Contoh navigasi kontekstual dapat dilihat dalam Gambar 15.
Gambar 15 Navigasi kontekstual Selain sistem navigasi tertanam (embedded navigation system), jenis sistem navigasi yang juga dirancang untuk situs layanan informasi Perpustakaan BPPT adalah sistem navigasi pelengkap (supplemental navigation system), yaitu sistem pencarian (search). Sistem pencarian memungkinkan pengguna memilih sendiri kata kunci dalam pencarian informasi. Sistem pencarian yang dirancang untuk situs layanan informasi Perpustakaan BPPT terdiri dari: a. Pencarian sederhana Tampilan antarmuka pengguna untuk pencarian sederhana dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16 Pencarian sederhana b. Pencarian canggih Tampilan antarmuka pengguna untuk pencarian canggih dapat dilihat pada Gambar 17.
33
Gambar 17 Pencarian canggih c. Pencarian khusus pada subyek tertentu Tampilan pencarian khusus pada subyek tertentu dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18 Pencarian khusus dalam subyek tertentu d. Pencarian khusus pada jenis dokumen tertentu Tampilan pencarian khusus pada jenis dokumen tertentu dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19 Pencarian khusus dalam jenis dokumen tertentu
34 4.4.5 Layout Layout situs layanan informasi Perpustakaan BPPT terdiri dari lima komponen, yaitu header, navigation, content, sidebar dan footer. Tata letak komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20 Layout situs Detail dari kelima komponen tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Header Header merupakan komponen yang terletak di bagian paling atas dan umumnya mengandung informasi tentang identitas situs seperti nama, logo, tagline, dll. Tampilan header dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21 Header
35 b. Navigation Komponen navigation berada pada posisi di bawah header, merupakan tempat untuk meletakkan navigasi global situs. Gambar 22 menunjukkan tampilan komponen navigation.
Gambar 22 Navigation c. Content Sesuai dengan namanya, bagian ini adalah wadah untuk menempatkan informasi berupa konten utama dari halaman situs web. Contoh tampilan untuk komponen ini dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23 Content d. Sidebar Sidebar umumnya digunakan sebagai tempat meletakkan sub konten atau sub navigasi. Posisinya dapat berada di sebelah kiri atau kanan konten utama. Pada situs layanan informasi Perpustakaan BPPT komponen sidebar diletakkan di sisi sebelah kanan konten. Tampilan sidebar terlihat dalam Gambar 24.
36
Gambar 24 Sidebar e. Footer Footer terletak pada bagian paling bawah dan berfungsi sebagai penanda bahwa pengguna sudah sampai pada akhir halaman situs. Pada umumnya bagian footer mengandung informasi kontak dan hak cipta. Gambar 25 menunjukkan tampilan footer.
Gambar 25 Footer 4.4.6 Pengaturan Lebar Layout Tidak ada standar khusus untuk menentukan lebar sebuah situs web. Dalam desain web perlu diperhatikan bahwa resolusi layar tidak identik dengan resolusi peramban. Elemen peramban seperti taskbar, toolbar dan ekstensi dapat mengurangi ruang konten dalam peramban.Ukuran ruang konten dalam peramban penting diketahui untuk menentukan lebar sebuah situs web. Teknik pengaturan lebar layout halaman sebuah situs web secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fixed atau fluid. Perbandingan antara kedua jenis pengaturan lebar layout tersebut dapat dilihat dalam Tabel 14. Desain situs layanan informasi Perpustakaan BPPT dalam penelitian ini menggunakan gabungan antara fixed dan fluid. Lebar layout untuk desktop ditetapkan sebesar 960 pixel. Lebar 960 umum digunakan oleh perancang situs web karena banyaknya faktor pembagi yang dimiliki angka 960 memungkinkan perancang
37 untuk memiliki banyak pilihan layout dan jumlah kolom. Lebar 960 dapat dengan mudah dibagi menjadi 2,3,4,5,6,8 kolom dst. Tabel 14 Perbandingan antara pengaturan lebar layout fixed dan fluid
Karakteristik
Kelebihan
Kekurangan
Fixed Lebar tetap memakai satuan pixel Diatur pada posisi tetap dan tidak bergerak Tidak terpengaruh oleh pengaturan layar atau peramban pengguna Lebih mudah untuk dibuat dan memberikan jaminan bahwa apa yang dilihat perancang sama dengan apa yang dilihat oleh pengguna Perancang memiliki kontrol yang lebih besar terhadap penempatan elemen-elemen desain, konten dan navigasi Mengurangi kerumitan layout konten yang mempunyai lebar tetap seperti gambar, video, formulir Dapat menimbulkan adanya “white space” yang berlebihan pada layar dengan resolusi tinggi sehingga mengganggu keseimbangan desain secara keseluruhan. Resolusi layar yang lebih kecil akan menyebabkan keharusan pemakaian horizontal scroll bar.
Fluid Lebarnya menyesuaikan dengan resolusi layar pengguna atau lebar browser lebar komponen layout web dinyatakan dengan prosentase (%) lebih user friendly karena menyesuaikan dengan pengaturan layar browser pengguna jika dirancang dengan baik dapat menghilangkan horizontal scroll bar untuk tampilan di layar kecil.
perancang memiliki lebih sedikit kontrol terhadap tampilan yang dilihat oleh pengguna. Ada kemungkinan perancang tidak melihat masalah yang timbul karena hasil desain web pada resolusi layar tertentu terlihat baikbaik saja. kurangnya konten dapat menciptakan white space yang berlebihan dan mengurangi estetika pada layar dengan resolusi yang sangat besar. Konten seperti gambar, video, dan jenis konten yang memerlukan lebar tertentu harus diatur dengan beberapa ukuran untuk mengakomodasi resolusi layar yang berbeda
38 4.4.7 Responsive Web Design (RWD) Peningkatan akses internet melalui perangkat seluler membuat target pengguna bertambah, bukan hanya pengguna dengan perangkat stationer yang menggunakan monitor dengan resolusi layar besar tetapi juga mencakup pengguna yang memakai perangkat mobile dengan layar medium dan kecil. Tugas seorang perancang situs web menjadi lebih rumit karena harus membuat desain untuk ukuran layar dan resolusi yang berbeda-beda. Menurut Google (2013) terdapat tiga jenis pendekatan yang bisa dipakai untuk membangun situs web yang dioptimasi untuk tablet atau smartphone, yaitu: a. Menggunakan teknik responsive web design. Teknik ini memakai URL dan HTML yang sama untuk semua perangkat, hanya memakai CSS yang berbeda untuk mengubah tampilan pada perangkat yang berbeda. b. Mengembangkan situs yang melayani semua jenis perangkat pada URL yang sama tetapi secara dinamis memberikan HTML (dan CSS) yang berbeda tergantung pada perangkat yang mengaksesnya. c. Situs yang memiliki URL untuk perangkat mobile dan desktop yang terpisah. Google (2013) merekomendasikan teknik responsive web design (RWD) untuk mengembangkan situs yang melayani pengguna desktop, tablet dan smartphone. Teknik ini memungkinkan tampilan situs web beradaptasi dengan resolusi layar di berbagai perangkat tempat situs tersebut ditampilkan. Tata letak situs web dirancang sedemikian rupa untuk menjadi cukup fleksibel dan sesuai untuk ditampilkan dalam setiap resolusi layar yang mungkin dipakai oleh pengguna. RWD mendeteksi resolusi perangkat atau ukuran peramban yang dipakai pengguna dan menampilkan situs web dalam skala desain layout dan konten yang pas untuk peramban pada layar. Situs web yang responsif dibangun dengan menggunakan fitur yang terdapat dalam CSS3, yaitu media query. Fitur ini memungkinkan perancang situs web untuk menargetkan ukuran layar tertentu dan menyesuaikan dengan CSS yang tepat. Menurut Wendweb GmbH (2013), standar perangkat dan resolusi layar yang dipakai untuk mengakses sebuah situs dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: a. mobile Phone (320px – 480px); b. tablet (768px – 1024px); dan c. desktop (1024px atau lebih). Dengan demikian, untuk merancang sebuah situs web yang responsif diperlukan perancangan tiga layout desain seperti dapat dilihat pada Gambar 26. Pendekatan jenis layout yang dipakai untuk membangun situs web yang responsif dapat berupa gabungan antara fixed dan fluid, atau murni fluid. Tampilan halaman depan situs web pada ketiga jenis perangkat dapat dilihat dalam Gambar 27.
39
Gambar 26 Desain layout untuk perangkat desktop, tablet dan mobile phone
Gambar 27 Contoh tampilan pada ketiga jenis perangkat 4.4.8 Screen Based Control (Widget) Kontrol berbasis layar (screen based control) atau kadang disebut widget diperlukan agar pengguna dapat berinteraksi dengan situs web. Jenis widget yang dipakai dalam situs layanan informasi Perpustakaan BPPT adalah sebagai berikut: a. Button (tombol) Tombol umumnya berbentuk persegi empat atau elips dengan label yang menunjukkan tindakan yang harus diselesaikan di atasnya. Tombol dipakai untuk memulai sebuah tindakan. Contoh penggunaan dalam
40 situs layanan informasi Perpustakaan BPPT adalah tombol “cari” untuk memulai pencarian dan tombol “berita terkait” untuk melihat berita yang terkait sebuah koleksi. Contoh tampilan button dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28 Contoh button b. Entry Field (kotak input) Entry field adalah kotak persegi panjang yang di dalamnya dapat dimasukkan teks atau digunakan untuk mengedit teks. Entry field sering dipakai dalam pengisian formulir atau untuk memasukkan kata kunci dalam pencarian. Pada pengisian formulir, kotak input juga memiliki label untuk menjelaskan informasi apa yang harus dimasukkan. Selain itu juga perlu dijelaskan informasi mana yang wajib dimasukkan atau hanya opsional. Contoh tampilan entry field dalam formulir permohonan informasi dapat dilihat dalam Gambar 29. Tanda bintang merah menunjukkan bahwa informasi tersebut wajib diisi.
Gambar 29 Contoh entry field pada formulir permohonan informasi
41 c. Radio button Radio button umumnya berbentuk lingkaran kecil dan dipakai untuk memilih hanya satu pilihan di antara dua atau lebih opsi yang tersedia. Pada situs layanan informasi Perpustakaan BPPT radio button digunakan agar pengguna dapat memilih opsi penelusuran koleksi untuk semua tahun terbit atau membatasi penelusuran pada tahun terbit tertentu (Gambar 30). Sebaiknya diberikan pilihan default untuk lebih memudahkan pengguna.
Gambar 30 Contoh pemakaian radio button d. Drop down list Widget ini biasa dipakai untuk memilih salah satu di antara banyak item. Nilai default dapat ditentukan di awal untuk mempercepat kinerja pengguna. Contoh penggunaannya dalam situs layanan informasi publik Perpustakaan BPPT adalah untuk memilih salah satu tahun pencarian di antara banyak tahun pencarian yang disediakan. Tampilan drop down list pada pemilihan tahun untuk penelusuran berdasarkan tahun terbit koleksi dapat dilihat pada Gambar 31.
Gambar 31 Contoh drop down list
42 4.4.9 Skema Warna Skema warna adalah salah satu komponen perancangan situs web yang sangat penting. Pembentukan skema warna merupakan upaya untuk membuat tampilan situs menjadi harmoni dan seimbang. Langkah-langkah pembentukan skema warna yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penentuan warna dasar, yaitu warna biru (#0074bf) yang dipakai dalam logo BPPT. b. Jenis skema warna yang dipilih adalah monokromatik. Skema warna monokromatik dibuat dengan mengatur intensitas gelap dan terang pada satu warna. c. Pemilihan padanan warna yang sesuai dilakukan dengan bantuan aplikasi Color Scheme Designer (http://colorschemedesigner.com/). Aplikasi ini berbasis web dan dapat dipakai secara cuma-cuma. d. Langkah tersebut diulang beberapa kali dengan warna dasar yang berbeda intensitas gelap atau terangnya sampai didapatkan skema warna sesuai kebutuhan. Skema warna yang dihasilkan merupakan perpaduan antara warna biru, abuabu dan putih (Gambar 32).
Gambar 32 Skema warna 4.4.10 Task Scenario Skenario tugas (task scenario) adalah representasi dari apa yang mungkin dilakukan pengguna saat menggunakan situs web dan merupakan deskripsi dari interaksi pengguna dengan sistem. Skenario tugas memberikan contoh bagaimana
43 pengguna melakukan suatu pekerjaan dalam konteks tertentu untuk memberikan masukan bagi perancang dan menjadi landasan pada pengujian selanjutnya. Dalam penelitian ini dibuat dua skenario sebagai berikut: a. Penelusuran berdasarkan tahun terbit Pengguna situs layanan informasi Perpustakaan BPPT ingin melihat terbitan BPPT yang terbaru dan berita yang terkait. Agar dapat mencapai tujuannya pengguna perlu melakukan langkah-langkah berikut: i. Pengguna membuka situs layanan informasi Perpustakaan BPPT. ii. Pengguna akan melihat tampilan halaman beranda. Pengguna memilih dan menekan menu telusur berdasarkan tahun terbit (Gambar 33).
Gambar 33 Beranda iii.
Muncul tampilan koleksi berdasarkan urutan tahun terbit (Gambar 34). Koleksi terbaru berada pada urutan paling atas. Selanjutnya pengguna memilih dan menekan tautan judul koleksi pada urutan pertama.
Gambar 34 Tampilan koleksi berdasarkan urutan tahun terbit
44 iv. Muncul tampilan bibliografi dari koleksi yang dipilih. Pengguna menekan tombol berita terkait yang terletak di bagian bawah tampilan bibliografi koleksi (Gambar 35).
Gambar 35 Bibliografi v. Muncul tampilan berita yang terkait dengan koleksi yang terpilih seperti yang terlihat pada Gambar 36.
Gambar 36 Tampilan berita terkait
45 b. Pencarian sederhana Pengguna ingin mencari koleksi terbitan BPPT dengan topik “e-ktp” dan melihat berita di media massa yang terkait dengan topik tersebut. Langkah-langkah yang harus dilakukan pengguna dalam mencapai tujuannya diuraikan sebagai berikut: i. Pengguna membuka situs layanan informasi Perpustakaan BPPT. ii. Pengguna akan melihat tampilan halaman beranda. Selanjutnya pengguna memasukkan kata kunci “e-ktp” ke dalam kotak pencarian yang terlihat pada kolom menu pencarian dan menekan tombol cari (Gambar 37).
Gambar 37 Pencarian sederhana dengan kata kunci "e-ktp" iii.
Muncul halaman hasil pencarian koleksi sesuai dengan kata kunci yang telah dimasukkan. Pengguna menekan tautan judul koleksi untuk melihat bibliografinya (Gambar 38).
Gambar 38 Hasil pencarian
46 iv.
Selanjutnya muncul tampilan bibliografi dari koleksi yang dipilih, kemudian pengguna menekan tombol berita terkait (Gambar 39)
Gambar 39 Tampilan bibliografi v.
Setelah tombol berita terkait ditekan, muncul tampilan berita yang terkait dengan koleksi yang telah dipilih sebelumnya (Gambar 40).
Gambar 40 Berita terkait
47 4.4.11 Pengujian Usabilitas (Usability Evaluation) Pengujian usabilitas dilakukan untuk mengevaluasi desain dan mengidentifikasi masalah-masalah usabilitas yang mungkin akan muncul. Metode pengujian usabilitas yang dipakai pada penelitian ini adalah “expert review”, yaitu memeriksa kecocokan antara desain yang dibuat dengan pedoman konseptual (Quesenbery 2008). Metode ini tidak melibatkan pengguna dan dapat dilakukan oleh satu kelompok kecil, antara satu sampai empat orang (Experience Solutions Ltd 2013). Metode “expert review” dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa metode ini merupakan metode yang paling mudah dan murah untuk melakukan evaluasi terhadap usabilitas dalam desain berbasis user experience. Tidak sesuai dengan namanya, metode ini tidak memerlukan seorang ahli dalam pelaksanaannya (Allen dan Chudley 2012). Pedoman usabilitas yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari “247 web usability guidelines” yang dibuat oleh Travis (2009). Pedoman usabilitas ini terdiri dari 9 kategori sebagai berikut: a. Home page usability (20 pedoman untuk mengevaluasi usabilitas dari halaman home) b. Task orientation (44 pedoman untuk mengevaluasi bagaimana mendukung pelaksanaan task pengguna) c. Navigation and IA (29 pedoman untuk mengevaluasi navigasi dan arsitektur informasi) d. Forms and data entry (23 pedoman untuk mengevaluasi formulir dan input data) e. Trust and credibility (13 pedoman untuk mengevaluasi kepercayaan dan kredibilitas) f. Writing and content quality (23 pedoman untuk mengevaluasi penulisan dan kualitas konten) g. Page layout and visual design (38 pedoman untuk mengevaluasi tata letak halaman dan desain visual) h. Search usability (20 pedoman untuk mengevaluasi fitur pencarian) i. Help, feedback and error tolerance (37 pedoman untuk mengevaluasi bantuan, umpan balik dan toleransi kesalahan) Rincian daftar periksa dari masing-masing kategori usabilitas web tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil Pengujian Pengujian usabilitas dilakukan oleh tiga orang secara terpisah. Penguji menempatkan diri sebagai pengguna pemula dan mencoba menyelesaikan skenario yang sudah dibuat sebelumnya. Setelah itu penguji melakukan evaluasi terhadap desain berdasarkan pedoman usabilitas yang telah ditetapkan. Hasil pengujian yang diperoleh dari masing-masing penguji dijumlahkan dan diambil rata-ratanya (Tabel 15). Kategori “page layout and visual design” memberikan hasil yang paling baik dalam pengujian usabilitas ini, yaitu sebesar 82%, sementara kategori “help, feedback and error tolerance” menunjukkan hasil paling rendah, sebesar 41%. Kategori lain yang juga mendapat nilai rendah adalah “search usability”, yaitu sebesar 51%. Hal ini disebabkan oleh banyaknya fitur-
48 fitur pencarian yang tercantum pada pedoman evaluasi usabilitas pencarian yang seharusnya ada, tetapi belum tersedia pada prototipe ini. Tabel 15 Hasil Pengujian Usabilitas Kategori
Penguji 1
Home page usability Task orientation Navigation and IA Forms and data entry Trust and credibility Writing and content quality Page layout and visual design Search usability Help, feedback and error tolerance Rataan
Rincian hasil pengumpulan data pengujian usabilitas dari masing-masing penguji dan ringkasan hasil pengujian dilampirkan dalam Lampiran 6 dan Lampiran 7. Terdapat sembilan puluh butir uji yang mendapat nilai satu (sesuai antara desain dengan pedoman usabilitas) dan delapan belas butir uji yang mendapat nilai minus satu (tidak sesuai antara desain dengan pedoman usabilitas) dari semua penguji. Sedangkan untuk butir-butir uji sisanya, masing-masing penguji memberikan penilaian yang beragam. Butir uji yang mendapat nilai sama dari ketiga penguji ditunjukkan lebih detil pada Tabel 16. Tabel 16 Butir uji yang memperoleh nilai sama dari semua penguji Kategori Home page usability Task orientation Navigation and IA Forms and data entry Trust and credibility Writing and content quality Page layout and visual design Search usability
49 Dari hasil pengujian usabilitas secara keseluruhan disimpulkan bahwa prototipe yang diuji tersebut cukup mudah dioperasikan sehingga pengguna tidak akan menemui kesulitan dalam memahami cara kerja dan menggunakan fitur-fitur yang disediakan. Akan tetapi diperkirakan pengguna tidak mengetahui tujuan kegunaan dari situs yang dikembangkan, sehingga diperlukan penambahan informasi. Tambahan informasi untuk pengguna dapat berupa halaman khusus berisi paparan singkat mengenai situs tersebut, atau dapat juga berupa FAQ.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap pilar-pilar arsitektur informasi yang terdiri dari konteks, konten dan pengguna. Hasil analisis digunakan sebagai landasan perancangan prototipe mashup layanan keterbukaan informasi publik BPPT. Mashup adalah aplikasi atau halaman web yang mengemas dan mempresentasikan kembali informasi yang berasal dari dua atau lebih sumber data online eksternal. Pada prototipe layanan keterbukaan informasi publik Perpustakaan BPPT terdapat dua jenis mashup, yaitu: a. Mashup yang menggabungkan koleksi local content Perpustakaan BPPT dengan berita terkait dari media massa online. Data koleksi local content diambil dari basis data perpustakaan digital BPPT, sedangkan data berita online yang terkait koleksi diperoleh dari hasil pencarian Google API Search. Fitur pembuatan mesin pencari khusus dari Google Custom Search Engine yang membatasi pencarian pada halaman atau situs web tertentu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan relevansi hasil pencarian berita. Query yang dimasukkan ke dalam mesin pencari agar memperoleh hasil pencarian web yang terkait dengan koleksi local content diformulasikan sebagai berikut: <judul> OR OR bppt pengkajian dan penerapan teknologi” -site:bppt.go.id
OR “badan
b. Mashup berita terbaru mengenai BPPT yang dikemas dalam bentuk kliping berita online. Data diambil dari hasil pencarian berita BPPT oleh mesin pencari Google, Bing dan Yahoo yang tersedia dalam format RSS. Mashup dibuat dengan bantuan aplikasi mashup editor Yahoo! Pipes. Berita tentang BPPT diperoleh dengan memasukkan query berikut dalam mesin pencari berita: bppt “badan pengkajian dan penerapan teknologi” Kelemahan dari mashup adalah bahwa teknologi ini menggunakan fasilitas dari pihak ketiga yang tidak dapat dikontrol, sehingga apabila terjadi penghapusan atau perubahan fasilitas yang disediakan maka ada kemungkinan aplikasi yang dibuat tidak dapat dijalankan lagi.
50
Saran Untuk meningkatkan pelayanan Perpustakaan BPPT, prototipe mashup layanan keterbukaan informasi publik Perpustakaan BPPT dapat dikembangkan lebih lanjut dengan memperhatikan hasil pengujian usabilitas yang telah dilakukan. Selain itu mashup layanan informasi publik Perpustakaan BPPT juga dapat dikembangkan dengan mengambil informasi yang relevan dari sumbersumber online lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Absher L, Lim A, Wu K. 2007. Library mashups for the virtual campus: using web 2.0 tools to create a new current awareness Service [Internet]. ACRL Thirteenth National Conference; 2007 Mar 29 - Apr 1; Baltimore. [diunduh 2013 Jan 7]. Tersedia pada: http://www.ala.org/acrl/sites/ala.org. acrl/files/content/conferences/confsandpreconfs/national/baltimore/papers/ 119.pdf ALA. 1999. Task Force on Metadata [Internet]. [diunduh 2013 Apr 12]. Tersedia pada: http://www.libraries.psu.edu/tas/jca/ccda/tf-meta3.html Allen J, Chudley J. 2012. Smashing UX Design. Foundations for Designing Online User Experiences. West Sussex (UK): John Willey & Sons. Bagindo MP. 2010. Fenomena Internet Masa Kini dengan Pengembangan Mashup Linked Data untuk Membangun Aplikasi Web [tesis]. Jakarta (ID): BINUS. Chua AYK, Goh DH. 2010. A study of web 2.0 applications in library websites. Library & Information Science Research 32(3), 203-211. Comscore. 2013. Search Engine Rankings [Internet]. [diunduh 2013 Mar 27]. Tersedia pada: http://www.comscore.com/Insights/Press_Releases/2013 /3/comScore_Releases_February_2013_U.S._Search_Engine_Rankings Dissauer J. 2008. Applying mashups to a digital journal [tesis][Internet]. Graz (AT): Institute of Information Systems and Computer Media (IICM), Graz University of Technology. [diunduh 2013 Jan 8]. Tersedia pada: http://www.iicm.tugraz.at/thesis/jdissauer_03_2008.pdf Emerald Group Publishing Limited; Talis Information Limited; University of Derby. 2006. TOCRoSS: Tables of contents by really simple syndication [Internet]. [diunduh 2013 Mar 17]. Tersedia pada: http://www.jisc.ac.uk/ media/documents/programmes/pals2/tocross_final_report22.pdf Experience Solutions Ltd. 2013. What is an expert review? [Internet]. [diunduh 2013 Jul 31]. Tersedia pada: http://www.experiencesolutions.co.uk/ questions/what_is_an_expert_review.php Feiler J. 2008. How to Do Everything with Web 2.0 Mashup. McGraw-Hill Companies. Galitz W. 2007. The Essential Guide to User Interface Design: An Introduction to GUI Design Principles and Techniques. Indianapolis: Wiley Publishing, Inc.
51 Google. 2013. Building smartphone-optimized websites [Internet]. [diunduh 2013 Mei 30]. Tersedia pada: https://developers.google.com/webmasters/ smartphone-sites/details Hasibuan ZA. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Jakarta (ID): Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. Hedges S, Jendretzky K, Solomon L. 2008. Federated Database Search Mashup. Di dalam: Engard N, editor. Library Mashups: Exploring New Ways to Deliver Library Data. Medford: Information Today, Inc. hlm 265-276. helloUX. 2013. Site structure diagram [Internet]. [diunduh 2013 Jun 20]. Tersedia pada: http://ux.hellogroup.com/methods/structure/site-structure-diagram/ Meza J, Zhu Q. (2008). Mix, Match, Rediscovery: A Mashup Experiment of Knowledge Organization in an Enterprise Environment. International Journal of Knowledge Management, Volume 4, Issue 1, March (2008), 6576. Microsoft. 2009. Microsoft, Yahoo! Change Search Landscape [Internet]. [diunduh 2013 Feb 5]. Tersedia pada: http://www.microsoft.com/enus/news/press/2009/jul09/07-29release.aspx Morville P, Rosenfeld L. 2006. Information Architecture for the World Wide Web 3rd Edition. Canada: O’Reilly Media, Inc. Quesenbery W. 2008. Choosing the right usability technique: getting the answer you need [Internet]. [diunduh 2013 Jul 30]. Tersedia pada: http://www.wqusability.com/handouts/righttechnique-uf2008.pdf Sari R, Wicaksana B. 2011. Teknik Ekstraksi Informasi di Web. Yogyakarta (ID): Andi. Travis D. 2009. 247 web usability guidelines [Internet]. [diunduh 2013 Jul 24]. Tersedia pada: http://www.userfocus.co.uk/resources/guidelines.html Wendweb GmbH. 2013. Responsive Web Design [Internet]. [diunduh 2013 Jun 20]. Tersedia pada: http://www.responsive-webdesign.mobi/.
52 Lampiran 1 Struktur data hasil pencarian web dan berita menggunakan API search Google, Bing dan Yahoo Struktur data hasil pencarian web dari Google Custom Search API Properti Title Content Target unescapedUrl visibleUrl
Deskripsi Judul hasil pencarian berdasarkan judul halaman Potongan konten dari hasil pencarian Menyediakan frame target untuk tautan. url penuh dari hasil pencarian, tanpa dimodifikasi url hasil pencarian versi pendek yang diasosiasikan dengan hasil pencarian
Struktur data hasil pencarian web dari Bing Search API Nama ID Title Description DisplayUrl Url
Tipe Guid String String String String
Deskripsi Identifier Teks dalam tag HTML dari halaman web Deskripsi teks dari hasil pencarian web URL web yang ditampilkan kepada pengguna URL web lengkap dari hasil pencarian web
Struktur data hasil pencarian berita dari Bing Search API Nama ID Titel Url Source
Tipe Guid String String String
Description String Date DateTime
Deskripsi Identifier Headline URL dari artikel Organisasi yang bertanggung jawab terhadap artikel tersebut abstrak yang representatif Tanggal ketika artikel tersebut diindex
Struktur data hasil pencarian web dari Yahoo! BOSS Search API Field Count Start Totalresults Abstract Title url Clickurl Dispurl Date Language
Deskripsi Menunjukkan banyaknya hasil yang ditunjukkan per halaman Halaman numerik pertama hasil pencarian Menunjukkan total dokumen yang sesuai dengan query Deskripsi dari dokumen hasil pencarian Judul dari dokumen hasil pencarian URL dari hasil pencarian Tautan yang mengarahkan pada URL hasil pencarian URL untuk ditampilkan pada halaman hasil pencarian Tanggal terakhir kalinya URL tersebut diindex Menampilkan bahasa yang dipakai dalam dokumen hasil pencarian
53 Lampiran 1 Lanjutan Struktur data hasil pencarian berita dari Yahoo! BOSS Search API Field Totalresults Abstract Clickurl Language Date Source Sourceurl Title url
Deskripsi Jumlah hasil pencarian yang cocok dengan parameter query Abstrak berita tautan berita jika ada. Dalam output json field ini kosong (empty string) Bahasa yang dipakai dalam berita Tanggal publikasi terakhir berita Sumber publikasi berita URL dari sumber publikasi berita Judul atau headline dari berita Tautan berita
54
Lampiran 2 Pembentukan query untuk mashup No. 1
Query ikan nila
Judul Budidaya/pembesaran ikan nila gift dengan beberapa macam ukuran benih dalam keramba jaring apung, di waduk Jatiluhur, Purwakarta Teknologi modifikasi cuaca (hujan buatan) sebagai salah satu alternatif dalam pengelolaan sumberdaya air di atmosfer
Author Kusmiyati
2
hujan buatan
3
Biodiesel
Membangun pabrik biodiesel skala kecil
Wirawan, Soni Solistia
4
pesawat nir awak
Bambang Mulyadi
5
Ktp
Kajian penggunaan pesawat udara nir awak untuk pemantauan dan pengamanan wilayah NKRI National electronic ID Card (e-KTP) programme in Indonesia : On Behalf of Minister of Interior ID World Conference, Abu Dhabi 18-19 March, 2012
6
Kelapa sawit
Agroindustri kelapa sawit
Pramono, Edi Priyo
7
e-voting
Pengembangan standar keamanan bagi aplikasi dan sistem e-voting nasional
Hammam Riza
Keyword
Heru Widodo
Hammam Riza
E-KTP; Electronic ID Card
e-Voting; VToken; VVPT; Keamanan informasi
Query baru ("ikan nila" "keramba jaring apung" OR “kusmiyati”) (bppt OR “badan pengkajian dan penerapan teknologi”) site:bppt.go.id (“hujan buatan” “modifikasi cuaca” OR “Heru Widodo”) (bppt OR “badan pengkajian dan penerapan teknologi” ) site:bppt.go.id (biodiesel OR "Soni Solistia Wirawan") (bppt OR “badan pengkajian dan penerapan teknologi”) -site:bppt.go.id (pesawat nir awak OR "Bambang Mulyadi" ) (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id (e-ktp "electronik ID Card" OR "hammam riza") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") site:bppt.go.id ("kelapa sawit" agroindustri OR "Pramono") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id (e-voting OR vtoken OR vvpt OR "keamanan informasi") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") site:bppt.go.id
Lampiran 2 Lanjutan No. 8
Query Garam
Judul Pembuatan garam (NaCl) farmsetis dari air laut (Brine)
Author Purwa Tri Cahyana
9
perikanan pesisir
Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dalam bidang perikanan dan pengelolaan lingkungan di wilayah pesisir
Sachoemar, Suhendar I.
10
Batubara
Kompor briket batubara
Tri Esti Herbawamurti
11
Sagu
Pengkajian prototipe peralatan ekstraksi sagu untuk industri kecil
Pemanfaatan tumbuhan obat, kosmetika dan aromatika Be Organic and Safe
Listyani Wijayanti
14
energi terbarukan
Alternatif pemanfaatan sampah kota sebagai sumber energi terbarukan
Bambang Heruhadi
15
e-government
E-government dan interoperabilitas aplikasi
Faisol Ba'abdullah
Keyword
Query baru (garam "air laut" NaCl OR "Purwa tri cahyana") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id ("perikanan pesisir" "informasi geografis" OR "sachoemar") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") site:bppt.go.id (batubara "kompor briket" OR "tri esti herbawamurti") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id (ekstraksi sagu OR "samad") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id ("pupuk SRF" urea OR "mochamad rosjidi) (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id (tumbuhan obat kosmetika aromatika) (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id ("energi terbarukan" "sampah kota" OR "bambang heruhadi") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") site:bppt.go.id ("e-government" "interoperabilitas aplikasi" OR "Faisol Ba'abdullah") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") site:bppt.go.id
55
56
Lampiran 2 Lanjutan No. 16
Query Biomassa
Judul Biomassa sebagai bahan bakar
Author Titik Nurmawati
17
turbin angin
Kajian aeroelastik dinamik sudu turbin angin dengan airfoil pelat tipis
Fariduzzaman
18
pemecah gelombang
BPPT
19
buoy tsunami
20
lahan gambut
Studi Simulasi Model Fisik Stabilitas Lapis Lindung Pemecah Gelombang Pelabuhan di Pulau Batam Operational Ina TEWS Tsunami Buoys in Indonesia : Presented at : Tsunami Workshop by Senitel Asia in Sendai, Japan, on July 2nd, 2012 Pengembangan kawasan gambut untuk lahan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Siak
Wahyu W. Pandoe
Hasmana Soewandita
Keyword
Tsunami Buoys; Ina TEWS
Query baru (biomassa "bahan bakar" OR "titik nurmawati") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id ("turbin angin" aerolastik OR "fariduzzaman") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") site:bppt.go.id ("pemecah gelombang" "lapis lindung") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id ("buoy tsunami" OR "wahyu pandoe" OR "Ina TEWS") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id ("kawasan gambut" OR "hasmana soewandita") (bppt OR "badan pengkajian dan penerapan teknologi") -site:bppt.go.id
Lampiran 3 Hasil implementasi query dalam mesin pencari Query 1
2
3
4
5
6
7
Google
Google id
Bing
Yahoo
Yahoo id
x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x
x x x -
0 0 -
x x x -
Google news x 0 0 x x x x 0 0 x x x x 0 0 x 0 0 x x x
Google news id x 0 0 x x x x 0 0 x x x x 0 0 x 0 0 x x x
Nama Media Antara BangkaPos.com Beritasatu.com Bisnis Indonesia Centro One Detiknews Elshinta Gatra Harianterbit.com IndonesiaRayaNews Indosiar.com Info Publik Inilah.com Jurnas.com Kabar Indonesia Kabar24.com Kabarbisnis.com Kabarcepat.com Kompas.com LensaIndonesia.com Media indonesia Okezone Poskotanews.com Republika online RRI Seputar Indonesia SoloPos suara karya Suara Pembaruan Technology indonesia tempo.co TribunNews Vivanews
61 Lampiran 5 Expert review checkpoints A. List of home page usability guidelines 1. The items on the home page are clearly focused on users' key tasks ("featuritis" has been avoided). 2. If the site is large, the home page contains a search input box. 3. Product categories are provided and clearly visible on the homepage. 4. Useful content is presented on the home page or within one click of the home page. 5. The home page shows good examples of real site content. 6. Links on the home page begin with the most important keyword (e.g. "Sun holidays" not "Holidays in the sun"). 7. There is a short list of items recently featured on the homepage, supplemented with a link to archival content. 8. Navigation areas on the home page are not over-formatted and users will not mistake them for adverts. 9. The value proposition is clearly stated on the home page (e.g. with a tagline or welcome blurb). 10. The home page contains meaningful graphics, not clip art or pictures of models. 11. Navigation choices are ordered in the most logical or task-oriented manner (with the less important corporate information at the bottom). 12. The title of the home page will provide good visibility in search engines like Google. 13. All corporate information is grouped in one distinct area (e.g. "About Us"). 14. Users will understand the value proposition. 15. By just looking at the home page, the first time user will understand where to start. 16. The home page shows all the major options. 17. The home page of the site has a memorable URL. 18. The home page is professionally designed and will create a positive first impression. 19. The design of the home page will encourage people to explore the site. 20. The home page looks like a home page; pages lower in the site will not be confused with it. B. List of usability guidelines to check task orientation 1. The site is free from irrelevant, unnecessary and distracting information. 2. Excessive use of scripts, applets, movies, audio files, graphics and images has been avoided. 3. The site avoids unnecessary registration. 4. The critical path (e.g. purchase, subscription) is clear, with no distractions on route. 5. Information is presented in a simple, natural and logical order. 6. The number of screens required per task has been minimised. 7. The site requires minimal scrolling and clicking.
62 Lampiran 5 Lanjutan 8. The site correctly anticipates and prompts for the user’s probable next activity. 9. When graphs are shown, users have access to the actual data (e.g. numeric annotation on bar charts). 10. Activities allocated to the user or the computer take full advantage of the strengths of each (look for actions that can be done automatically by the site, e.g. postcode lookup). 11. Users can complete common tasks quickly. 12. Items can be compared easily when this is necessary for the task (e.g. product comparisons). 13. The task sequence parallels the user’s work processes. 14. The site makes the user’s work easier and quicker than without the system. 15. The most important and frequently used topics, features and functions are close to the centre of the page, not in the far left or right margins. 16. The user does not need to enter the same information more than once. 17. Important, frequently needed topics and tasks are close to the 'surface' of the web site. 18. Typing (e.g. during purchase) is kept to an absolute minimum, with accelerators ("one-click") for return users. 19. The path for any given task is a reasonable length (2-5 clicks). 20. When there are multiple steps in a task, the site displays all the steps that need to be completed and provides feedback on the user’s current position in the workflow. 21. Price is always clearly displayed next to any product. 22. The site's privacy policy is easy to find, especially on pages that ask for personal information, and the policy is simple and clear. 23. Users of the site do not need to remember information from place to place. 24. The use of metaphors is easily understandable by the typical user. 25. Data formats follow appropriate cultural conventions (e.g. miles for UK). 26. Details of the software's internal workings are not exposed to the user. 27. The site caters for users with little prior experience of the web. 28. The site makes it easy for users to explore the site and try out different options before committing themselves. 29. A typical first-time visitor can do the most common tasks without assistance. 30. When they return to the site, users will remember how to carry out the key tasks. 31. The functionality of novel device controls is obvious. 32. On the basket page, there is a highly visible ‘Proceed to checkout’ button at the top and bottom of the page . 33. Important calls to action, like ‘Add to basket’, are highly visible. 34. Action buttons (such as "Submit") are always invoked by the user, not automatically invoked by the system when the last field is completed. 35. Command and action items are presented as buttons (not, for example, as hypertext links).
63 Lampiran 5 Lanjutan 36. If the user is half-way through a transaction and quits, the user can later return to the site and continue from where he left off. 37. When a page presents a lot of information, the user can sort and filter the information. 38. If there is an image on a button or icon, it is relevant to the task. 39. The site prompts the user before automatically logging off the user, and the time out is appropriate. 40. Unwanted features (e.g. Flash animations) can be stopped or skipped. 41. The site is robust and all the key features work (i.e. there are no javascript exceptions, CGI errors or broken links). 42. The site supports novice and expert users by providing different levels of explanation (e.g. in help and error messages). 43. The site allows users to rename objects and actions in the interface (e.g. naming delivery addresses or accounts). 44. The site allows the user to customise operational time parameters (e.g. time until automatic logout). C. List of navigation and IA usability guidelines 1. There is a convenient and obvious way to move between related pages and sections and it is easy to return to the home page. 2. The information that users are most likely to need is easy to navigate to from most pages. 3. Navigation choices are ordered in the most logical or task-oriented manner. 4. The navigation system is broad and shallow (many items on a menu) rather than deep (many menu levels). 5. The site structure is simple, with a clear conceptual model and no unnecessary levels. 6. The major sections of the site are available from every page (persistent navigation) and there are no dead ends. 7. Navigation tabs are located at the top of the page, and look like clickable versions of real-world tabs. 8. There is a site map that provides an overview of the site's content. 9. The site map is linked to from every page. 10. The site map provides a concise overview of the site, not a rehash of the main navigation or a list of every single topic. 11. Good navigational feedback is provided (e.g. showing where you are in the site). 12. Category labels accurately describe the information in the category. 13. Links and navigation labels contain the "trigger words" that users will look for to achieve their goal. 14. Terminology and conventions (such as link colours) are (approximately) consistent with general web usage. 15. Links look the same in the different sections of the site. 16. Product pages contain links to similar and complementary products to support cross-selling.
64 Lampiran 5 Lanjutan 17. The terms used for navigation items and hypertext links are unambiguous and jargon-free. 18. Users can sort and filter catalogue pages (e.g. by listing in price order, or showing 'most popular'). 19. There is a visible change when the mouse points at something clickable (excluding cursor changes). 20. Important content can be accessed from more than one link (different users may require different link labels). 21. Navigation-only pages (such as the home page) can be viewed without scrolling. 22. Hypertext links that invoke actions (e.g downloads, new windows) are clearly distinguished from hypertext links that load another page. 23. The site allows the user to control the pace and sequence of the interaction. 24. There are clearly marked exits on every page allowing the user to bale out of the current task without having to go through an extended dialog. 25. The site does not disable the browser's "Back" button and the "Back" button appears on the browser toolbar on every page. 26. Clicking the back button always takes the user back to the page the user came from. 27. A link to both the basket and checkout is clearly visible on every page. 28. If the site spawns new windows, these will not confuse the user (e.g. they are dialog-box sized and can be easily closed). 29. Menu instructions, prompts and messages appear on the same place on each screen. D. List of forms and data entry usability guidelines 1. Fields in data entry screens contain default values when appropriate and show the structure of the data and the field length. 2. When a task involves source documents (such as a paper form), the interface is compatible with the characteristics of the source document. 3. The site automatically enters field formatting data (e.g. currency symbols, commas for 1000s, trailing or leading spaces). Users do not need to enter characters like £ or %. . 4. Field labels on forms clearly explain what entries are desired. 5. Text boxes on forms are the right length for the expected answer. 6. There is a clear distinction between "required" and "optional" fields on forms. 7. The same form is used for both logging in and registering (i.e. it's like Amazon). 8. Forms pre-warn the user if external information is needed for completion (e.g. a passport number). 9. Questions on forms are grouped logically, and each group has a heading. 10. Fields on forms contain hints, examples or model answers to demonstrate the expected input.
65 Lampiran 5 Lanjutan 11. When field labels on forms take the form of questions, the questions are stated in clear, simple language. 12. Pull-down menus, radio buttons and check boxes are used in preference to text entry fields on forms (i.e. text entry fields are not overused). 13. With data entry screens, the cursor is placed where the input is needed. 14. Data formats are clearly indicated for input (e.g. dates) and output (e.g. units of values). 15. Users can complete simple tasks by entering just essential information (with the system supplying the non-essential information by default). 16. Forms allow users to stay with a single interaction method for as long as possible (i.e. users do not need to make numerous shifts from keyboard to mouse to keyboard). 17. The user can change default values in form fields. 18. Text entry fields indicate the amount and the format of data that needs to be entered. 19. Forms are validated before the form is submitted. 20. With data entry screens, the site carries out field-level checking and formlevel checking at the appropriate time. 21. The site makes it easy to correct errors (e.g. when a form is incomplete, positioning the cursor at the location where correction is required). 22. There is consistency between data entry and data display. 23. Labels are close to the data entry fields (e.g. labels are right justified). E. List of trust and credibility guidelines 1. The content is up-to-date, authoritative and trustworthy. 2. The site contains third-party support (e.g. citations, testimonials) to verify the accuracy of information. 3. It is clear that there is a real organisation behind the site (e.g. there is a physical address or a photo of the office). 4. The company comprises acknowledged experts (look for credentials). 5. The site avoids advertisements, especially pop-ups. 6. Delivery costs are highlighted at the very beginning of checkout. 7. The site avoids marketing waffle. 8. Each page is clearly branded so that the user knows he is still in the same site. 9. It is easy to contact someone for assistance and a reply is received quickly. 10. The content is fresh: it is updated frequently and the site includes recent content. 11. The site is free of typographic errors and spelling mistakes. 12. The visual design complements the brand and any offline marketing messages. 13. There are real people behind the organisation and they are honest and trustworthy (look for bios).
66 Lampiran 5 Lanjutan F. List of writing and content quality usability guidelines 1. The site has compelling and unique content. 2. Text is concise, with no needless instructions or welcome notes. 3. Each content page begins with conclusions or implications and the text is written with an inverted pyramid style. 4. Pages use bulleted and numbered lists in preference to narrative text. 5. Lists are prefaced with a concise introduction (e.g. a word or phrase), helping users appreciate how the items are related to one another. 6. The most important items in a list are placed at the top. 7. Information is organised hierarchically, from the general to the specific, and the organisation is clear and logical. 8. Content has been specifically created for the web (web pages do not comprise repurposed material from print publications such as brochures). 9. Product pages contain the detail necessary to make a purchase, and users can zoom in on product images. 10. Hypertext has been appropriately used to structure content. 11. Sentences are written in the active voice. 12. Pages are quick to scan, with ample headings and sub-headings and short paragraphs. 13. The site uses maps, diagrams, graphs, flow charts and other visuals in preference to wordy blocks of text. 14. Each page is clearly labeled with a descriptive and useful title that makes sense as a bookmark. 15. Links and link titles are descriptive and predictive, and there are no "Click here!" links. 16. The site avoids cute, clever, or cryptic headings. 17. Link names match the title of destination pages, so users will know when they have reached the intended page. 18. Button labels and link labels start with action words. 19. Headings and sub-headings are short, straightforward and descriptive. 20. The words, phrases and concepts used will be familiar to the typical user. 21. Numbered lists start at "1" not at "0". 22. Acronyms and abbreviations are defined when first used. 23. Text links are long enough to be understood, but short enough to minimise wrapping (especially when used as a navigation list). G. List of page layout and visual design usability guidelines 1. The screen density is appropriate for the target users and their tasks. 2. The layout helps focus attention on what to do next. 3. On all pages, the most important information (such as frequently used topics, features and functions) is presented on the first screenful of information ("above the fold"). 4. The site can be used without scrolling horizontally. 5. Things that are clickable (like buttons) are obviously pressable.
67 Lampiran 5 Lanjutan 6. Items that aren't clickable do not have characteristics that suggest that they are. 7. The functionality of buttons and controls is obvious from their labels or from their design. 8. Clickable images include redundant text labels (i.e. there is no 'mystery meat' navigation). 9. Hypertext links are easy to identify (e.g. underlined) without needing to 'minesweep'. 10. Fonts are used consistently. 11. The relationship between controls and their actions is obvious. 12. Icons and graphics are standard and/or intuitive (concrete and familiar). 13. There is a clear visual "starting point" to every page. 14. Each page on the site shares a consistent layout. 15. Pages on the site are formatted for printing, or there is a printer-friendly version. 16. Buttons and links show that they have been clicked. 17. GUI components (like radio buttons and check boxes) are used appropriately . 18. Fonts are readable. 19. The site avoids italicised text and uses underlining only for hypertext links. 20. There is a good balance between information density and use of white space. 21. The site is pleasant to look at. 22. Pages are free of "scroll stoppers" (headings or page elements that create the illusion that users have reached the top or bottom of a page when they have not). 23. The site avoids extensive use of upper case text. 24. The site has a consistent, clearly recognisable look and feel that will engage users. 25. Saturated blue is avoided for fine detail (e.g. text, thin lines and symbols). 26. Colour is used to structure and group items on the page. 27. Graphics will not be confused with banner ads. 28. Emboldening is used to emphasise important topic categories . 29. On content pages, line lengths are neither too short (<50 characters per line) nor too long (>100 characters per line) when viewed in a standard browser width window. 30. Pages have been designed to an underlying grid, with items and widgets aligned both horizontally and vertically. 31. Meaningful labels, effective background colours and appropriate use of borders and white space help users identify a set of items as a discrete functional block. 32. The colours work well together and complicated backgrounds are avoided. 33. Individual pages are free of clutter and irrelevant information. 34. Standard elements (such as page titles, site navigation, page navigation, privacy policy etc.) are easy to locate.
68 Lampiran 5 Lanjutan 35. The organisation's logo is placed in the same location on every page, and clicking the logo returns the user to the most logical page (e.g. the home page). 36. Attention-attracting features (such as animation, bold colours and size differentials) are used sparingly and only where relevant. 37. Icons are visually and conceptually distinct yet still harmonious (clearly part of the same family). 38. Related information and functions are clustered together, and each group can be scanned in a single fixation (5-deg, about 4.4cm diameter circle on screen). H. List of search usability guidelines 1. The default search is intuitive to configure (no Boolean operators). 2. The search results page shows the user what was searched for and it is easy to edit and resubmit the search. 3. Search results are clear, useful and ranked by relevance. 4. The search results page makes it clear how many results were retrieved, and the number of results per page can be configured by the user. 5. If no results are returned, the system offers ideas or options for improving the query based on identifiable problems with the user's input. 6. The search engine handles empty queries gracefully. 7. The most common queries (as reflected in the site log) produce useful results. 8. The search engine includes templates, examples or hints on how to use it effectively. 9. The site includes a more powerful search interface available to help users refine their searches (preferably named "revise search" or "refine search", not "advanced search"). 10. The search results page does not show duplicate results (either perceived duplicates or actual duplicates). 11. The search box is long enough to handle common query lengths. 12. Searches cover the entire web site, not a portion of it. 13. If the site allows users to set up a complex search, these searches can be saved and executed on a regular basis (so users can keep up-to-date with dynamic content). 14. The search interface is located where users will expect to find it (top right of page). 15. The search box and its controls are clearly labeled (multiple search boxes can be confusing). 16. The site supports people who want to browse and people who want to search. 17. The scope of the search is made explicit on the search results page and users can restrict the scope (if relevant to the task).
69 Lampiran 5 Lanjutan 18. The search results page displays useful meta-information, such as the size of the document, the date that the document was created and the file type (Word, pdf etc.). 19. The search engine provides automatic spell checking and looks for plurals and synonyms. 20. The search engine provides an option for similarity search ("more like this"). I. List of usability guidelines for help, feedback and error tolerance 1. The FAQ or on-line help provides step-by-step instructions to help users carry out the most important tasks. 2. It is easy to get help in the right form and at the right time. 3. Prompts are brief and unambiguous. 4. The user does not need to consult user manuals or other external information to use the site. 5. The site uses a customised 404 page, which includes tips on how to find the missing page and links to "Home" and Search. 6. The site provides good feedback (e.g. progress indicators or messages) when needed (e.g. during checkout). 7. Users are given help in choosing products. 8. User confirmation is required before carrying out potentially "dangerous" actions (e.g. deleting something). 9. Confirmation pages are clear. 10. Error messages contain clear instructions on what to do next. 11. Immediately prior to committing to the purchase, the site shows the user a clear summary page and this will not be confused with a purchase confirmation page. 12. When the user needs to choose between different options (such as in a dialog box), the options are obvious. 13. The site keeps users informed about unavoidable delays in the site's response time (e.g. when authorising a credit card transaction). 14. Error messages are written in a non-derisory tone and do not blame the user for the error. 15. Pages load quickly (5 seconds or less). 16. The site provides immediate feedback on user input or actions. 17. The user is warned about large, slow-loading pages (e.g. "Please wait…"), and the most important information appears first. 18. Where tool tips are used, they provide useful additional help and do not simply duplicate text in the icon, link or field label. 19. When giving instructions, pages tell users what to do rather than what to avoid doing. 20. The site shows users how to do common tasks where appropriate (e.g. with demonstrations of the site's functionality). 21. The site provides feedback (e.g. "Did you know?") that helps the user learn how to use the site.
70 Lampiran 5 Lanjutan 22. The site provides context sensitive help. 23. Help is clear and direct and simply expressed in plain English, free from jargon and buzzwords. 24. The site provides clear feedback when a task has been completed successfully. 25. Important instructions remain on the screen while needed, and there are no hasty time outs requiring the user to write down information. 26. Fitts' Law is followed (the distance between controls and the size of the controls is appropriate, with size proportional to distance). 27. There is sufficient space between targets to prevent the user from hitting multiple or incorrect targets. 28. There is a line space of at least 2 pixels between clickable items. 29. The site makes it obvious when and where an error has occurred (e.g. when a form is incomplete, highlighting the missing fields). 30. The site uses appropriate selection methods (e.g. pull-down menus) as an alternative to typing. 31. The site does a good job of preventing the user from making errors. 32. The site prompts the user before correcting erroneous input (e.g. Google's "Did you mean…?"). 33. The site ensures that work is not lost (either by the user or site error). 34. Error messages are written in plain language with sufficient explanation of the problem. 35. When relevant, the user can defer fixing errors until later in the task. 36. The site can provide more detail about error messages if required. 37. It is easy to "undo" (or "cancel") and "redo" actions.
71 Lampiran 6 Hasil pengujian usabilitas Butir Uji
Kategori Home page usability Task orientation Navigation and IA Forms and data entry Trust and credibility Writing and content quality Page layout and visual design Search usability Help, feedback and error tolerance Total/Rataan
RIWAYAT HIDUP Anne Parlina dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 Februari 1976 dari pasangan Ahmad Sabur dan Nina Purnama, sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Menikah di tahun 1998 dengan Tri Budi Setyawan dan saat ini dikaruniai tiga orang putri: Azizah (10), Afifah (8) dan Muthiah (5). Menghabiskan masa kecil sampai dengan lulus SMA Taruna Dra. Zulaeha di Leces, Probolinggo, Jawa Timur. Selepas SMA mendapat beasiswa STAID untuk kuliah di FH Reutlingen Jerman, jurusan elektronik komunikasi, sejak tahun 1995 dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2010 mendapat kesempatan untuk melanjutkan kuliah di IPB program studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan dengan beasiswa dari RISTEK. Awal tahun 2002 mulai aktif bekerja di BPPT sebagai staf di Balai IPTEKnet, tahun 2006 sebagai staf di bidang Data dan Informasi PDIS, selanjutnya pada tahun 2009 sampai dengan 2010 ditugaskan sebagai KaSubbid Sistem Informasi dan Otomasi Perpustakaan BPPT.