PENGELOLAAN TERIPANG BERBASIS SASI DI NEGERI PORTO DAN DESA WARIALAU PROVINSI MALUKU
YONA AKSA LEWERISSA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di Negeri Porto dan Desa Warialau Provinsi Maluku” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Agustus 2009
Yona Aksa Lewerissa NRP C251060021
ABSTRACT YONA AKSA LEWERISSA. “Sasi” Based Management of Sea Cucumbers in Negeri Porto and Warialau Village, Mollucas Province. Under direction of SANTOSO RAHARDJO and AGUSTINUS M. SAMOSIR. Sea cucumbers in Negeri Porto was indicated decrease in numbers or fishing capture size. Management of this resource was facing several problems such high fishing effort by contractor (fishers from Madura, East Java) or even local fishers and minimum opportunity of sea cucumbers to regenerated because they was caught before mature periods. This study was done to descript sea cucumbers condition and potency of sea cucumber resources, to analyze environment factors, to analyze progress of “Sasi” of sea cucumbers in Negeri Porto compare to that in Warialau Village, Kepulauan Aru Municipal and at least to recommend strategies on sea cucumber management. The speciment was identify according Clark and Rowe (1971); Cannon and Silver (1987) and Birtles (1989). Result shows that there were eight species of sea cucumbers found in Negeri Porto with potency 12.240 while in Warialau Village, 10 species with potency 172.368. Habitat distribution in Negeri Porto and Warialau Village was vary started from sandy shores, seagrass zone, seaweeds zone, gully and coral reef slope. The most numbers in species was found in gully zone, each 87,5% in Negeri Porto and 90% in Warialau Village. Length frequent distributions of some species of sea cucumbers in Negeri Porto wich have highest density, expensive, middle and cheapest price category, shows that Bohadschia marmorata, Holothuria fuscogilva, Actinopyga miliaris and Holothuria atra was caught before mature periods. Thia quiet defferent with sea cucumbers in Warialau Village such Holothuria scabra, Actinopyga echinities, Actinopyga miliaris and Thelenota ananas, which still available through mature periods because of zero fishing effort as an effect of closing status of “sasi”. The result of environment factors analysis such temperature, pH, salinity, DO, brightness and current shows that Negeri Porto and Warialau Village were available to do stock richment in nature and to develop marine culture. That fact was also support by sediment distribution in both sites (92,07% in Negeri Porto and 94,11% in Warialau Village). The result of “sasi” progress indicators analysis such efficiency, social sustainability and even distribution shows Negeri Porto was in middle category while Warialau Village was on high category. In resources sustainability indicators which is size and numbers of capture, size of sea cucumbers that was caught in Negeri Porto was indicated to become smaller (at middle price category) while numbers of fishing capture was also become decrease about 33,34-50% each year. Species with high price category was also difficult to caught. While in Warialau Village, there were a little decrease of sea cucumbers in numbers of capture as an impact of illegal fishing by modern fishers from outside the area. Management strategies formulating was done considering of some aspects such bioecology, social economy, institutional, the aims of management and risk study. There were five strategies recommend to Negeri Porto while in Warialau Village, fourth strategies were recommend. Keywords: sea cucumbers, sasi, management strategy.
RINGKASAN YONA AKSA LEWERISSA. Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di Negeri Porto dan Desa Warialau Provinsi Maluku. Dibimbing oleh SANTOSO RAHARDJO dan AGUSTINUS M. SAMOSIR. Negeri Porto telah terindikasi terjadi penurunan sumber daya teripang, namun dalam upaya pengelolaan diperhadapkan dengan beberapa permasalahan yaitu tingginya upaya penangkapan yang dilakukan baik oleh para pengontrak (nelayan Madura) maupun oleh masyarakat setempat dan rendahnya kesempatan teripang untuk beregenerasi karena ditangkap sebelum waktu matang gonad. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi dan potensi sumber daya teripang, menganalisis faktor-faktor lingkungan, menganalisis kinerja sasi di Negeri Porto yang dibandingkan dengan sasi teripang di Desa Warialau Kabupaten Kepulauan Aru dan menyusun alternatif strategi pengelolaan teripang. Spesimen diidentifikasi menurut Clark and Rowe (1971); Cannon and Silver (1987) dan Birtles (1989). Hasil penelitian menunjukan bahwa teripang yang ditemukan di Negeri Porto sebanyak 8 jenis, dengan potensi sebesar 12.240 individu, sedangkan di desa Warialau terdiri dari 10 jenis dengan potensi 172.368 individu. Sebaran habitat di negeri Porto dan desa Warialau bervariasi mulai dari rataan pasir, zona lamun, zona algae, tubir dan lereng terumbu, namun jumlah jenis terbanyak 87,5% Negeri Porto dan 90 % di Desa Warialau ditemukan pada zona tubir. Dari nilai sebaran frekuensi panjang beberapa jenis teripang di negeri Porto yang termasuk memiliki kepadatan tertinggi, nilai jual kategori mahal, sedang dan murah menunjukan bahwa Bohadschia marmorata, Holothuria fuscogilva, Actinopyga miliaris dan Holothuria atra telah ditangkap sebelum waktu matang gonad untuk memijah. Hal ini cukup berbeda dengan beberapa jenis teripang di Desa Warialau yaitu Holothuria scabra, Actinopyga echinities, Actinopyga miliaris dan Thelenota ananas, yang tetap tersedia untuk melakukan pemijahan karena tidak ada upaya tangkap akibat masih dalam status “tutup sasi.” Hasil analisa faktor-faktor lingkungan yaitu suhu, pH, salinitas, DO, kecerahan, arus menunjukan bahwa kondisi di negeri Porto dan Desa Warialau memenuhi syarat untuk dilakukan pengayaan stok di habitat alami dan pengembangan upaya budidaya. Hal tersebut juga didukung oleh sebaran sedimen yang menunjukan bahwa pada kedua lokasi substrat didominasi oleh sedimen berupa pasir kasar atau Coarse Sand (1 mm). Sebaran sedimen berada pada kisaran ukuran pasir yaitu sebesar 92.07% di negeri Porto dan 94.11% di desa Warialau. Sebaran sedimen ini merupakan habitat yang baik dari teripang sesuai sifat membenamkan diri, karena dengan ukuran pasir kasar yang ditambah dengan pasir sedang, maka teripang dengan mudah membenamkan diri untuk menghindarkan diri dari tekanan predator (Hyman, 1955). Hasil analisa indikator kinerja sasi yaitu efisiensi, keberlanjutan sosial, dan pemerataan, menunjukan bahwa Negeri Porto berada dalam kategori sedang dan Desa Warialau berada dalam kategori tinggi. Untuk indikator keberlanjutan sumberdaya yaitu ukuran teripang dan hasil tangkapan. Di negeri Porto ukuran semakin mengecil (kategori nilai jual sedang) dan hasil tangkapan mengalami
penurunan sekitar 33.34-50% setiap tahun serta sulit mendapatkan jenis-jenis yang termasuk kategori tinggi atau relatif mahal. Untuk Desa Warialau ada terjadi sedikit penurunan teripang karena penangkapan ilegal oleh nelayan dari luar daerah yang menggunakan peralatan modern. Strategi pengelolaan dirumuskan dari berbagai pertimbangan yaitu bioekologi, sosial ekonomi dan kelembagaan, tujuan pengelolaan dan kajian resiko. Strategi pengelolaan yang diusulkan untuk diterapkan dalam bentuk aturan-aturan, diantaranya sasi baik di Negeri Porto maupun Desa Warialau. Strategi pengeloaan teripang di Negeri Porto yaitu: (1).Waktu “tutup” sasi setahun sekali, namun tetap memperhatikan ukuran panjang sebagai penentuan tingkat kematangan gonad pertama untuk memijah, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan stok karena adanya rekruitmen individu baru, maupun karena pertumbuhan; (2). Jumlah tangkapan yang diperbolehkan selama “buka sasi” 2550% dari potensi yaitu 3060-6120 individu(10-20 kg kering); (3). Pembatasan waktu tangkap pada saat musim memijah yang diperkirakan pada bulan Juni dan Juli; (4). Perlindungan habitat teripang dari kegiatan manusia yang bersifat merusak, seperti penggunaan bom ikan dan lain sebagainya; (5). Pengayaan stok teripang di habitat alaminya dan dikembangkan upaya budidaya teripang serta perlindungan area tertentu untuk pemeliharaan individu teripang sebagai penyuplai benih. Selain itu dilakukan penelitian cara pengolahan teripang sebagai bahan baku untuk obat-obatan, sehingga harga jual semakin tinggi dan berdampak terhadap peningkatan pendapatan nelayan, pedagang dan pemasukan pendapatan asli daerah. Untuk Desa Warialau, strategi pengelolaan yang diterapkan dalam aturan seperti sasi cukup baik, namun ada beberapa tambahan yaitu: (1).Pengayaan stok teripang di habitat alaminya dan perlindungan area tertentu untuk pemeliharaan individu teripang sebagai penyuplai benih; (2).Penelitian cara pengolahan teripang sebagai bahan baku untuk obat-obatan, sehingga harga jual semakin tinggi dan berdampak terhadap peningkatan pendapatan nelayan, pedagang dan pemasukan pendapatan asli daerah; (3). Kerjasama dengan instansi terkait seperti TNI-AL dan Polisi Air, dalam upaya mengatasi terjadinya penangkapan sumberdaya laut termasuk teripang secara ilegal; (4). Perlu adanya pertimbangan PEMDA untuk penetapan desa Warialau sebagai salah satu kawasan konservasi teripang di Maluku.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
PENGELOLAAN TERIPANG BERBASIS SASI DI NEGERI PORTO DAN DESA WARIALAU PROVINSI MALUKU
YONA AKSA LEWERISSA
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Judul Tesis : Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di Negeri Porto dan Desa Warialau Provinsi Maluku Nama
: Yona Aksa Lewerissa
NRP
: C251060021
:
Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di Negeri Porto Pulau Saparua Kabupaten Maluku Tengah
Nama
: Yona Aksa Lewerissa
NRP
: C251060021
Disetujui Komisi Pembimbing
Ir. Santoso Rahardjo, MSc Ketua
Ir. Agustinus M. Samosir, M.Phil Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S
Tanggal Ujian : 5 Agustus 2009
Tanggal Lulus :
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Ir. Kiagus Abdul Aziz,M.Sc
PRAKATA Solagracia (hanya oleh Anugerah), sehingga janjiMu itu terwujud berupa penyelesaian salah satu tahapan studi
dalam hidupku. Untuk itu selayaklah
pujian, hormat dan kemuliaan dikembalikan kepada “DIA” Tuhan penguasa langit bumi dan sumber segala hikmat serta pengetahuan yang atas pertolonganNya penulisan tesis dengan judul “Pengelolaan Teripang Berbasis Sasi di Negeri Porto dan Desa Warialau Provinsi Maluku” dapat terselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. Santoso Rahardjo,M.Sc dan Ir. Agustinus M. Samosir, M.Phil selaku Komisi Pembimbing atas segala kebijaksanaan dan kesabaran dalam pembimbingan, memberikan dorongan, masukan, motivasi, serta meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran mulai dari rencana penelitian hingga penulisan tesis ini. Penyusunan tesis ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Pattimura dan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melanjutkan studi pada Sekolah Pascasarjana IPB. 2. Institut Pertanian Bogor, Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (SPL) Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer,DEA dan Tenaga Pengajar Pascasarjana Program Studi SPL serta Bagian kesekretarian khususnya Pa Zainal dam Mas Didin atas kesempatan, ilmu, serta pelayanan yang penuh kasih selama penulis menuntut ilmu. 3. Ir. Kiagus Abdul Aziz, M.Sc selaku Penguji Luar Komisi pada ujian tesis yang telah memberikan banyak masukkan dalam penyempurnaan tesis ini. Kiranya semua kebaikan hati bapak, diberkati oleh Tuhan. 4. Departemen Pendidikan Nasional khusus DIKTI yang memberikan bantuan
BPPS
(Biasiswa
Program
Pascasarjana)
selama
studi
pascasarjana. 5. Permata hatiku, suami tercinta Karolis Iwamony dan anak-anak tersayang Solagracia Christien, Svetlana Solascriptura dan my litle angel ”Raphael Theogracio (Alm).” Terima kasih buat cinta dan doa kalian,