PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata Satu)
Oleh: DESI SUKMA 82985/ 2007
ADMINISTRASI ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 1
i
i
i
ABSTRAK Judul
: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas Penulis : Desi Sukma Pembimbing : 1. Dra. Ermita, M.Pd 2. Drs. Irsyad, M.Pd Penelitian ini bertitik tolak dari dugaan kurang baiknya pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran yang meliputi pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, penghapusan dan pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran yang di lihat dari persepsi guru. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana persepsi guru terhadap pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas, (2) bagaimana persepsi guru terhadap penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas, (3) bagaimana persepsi guru terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas, (4) bagaimana persepsi guru terhadap penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas, (5) bagaimana persepsi guru terhadap pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan populasi semua guru SMA Negeri 2 Batang Kapas yang berjumlah 60 orang. Alat pengumpul data adalah angket model Skala Likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu : selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), tidak pernah (TP). Hasil uji coba angket menunjukkan valid dan reliable pada taraf kepercayaan 99%. Data dianalisis dengan menggunakan rumus Mean. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan sarana dan prasarana dalam hal : (1) Pengadaan sarana berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,92 (2) Penyimpanan sarana berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3,54 (3) Pemeliharaan sarana berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3,25 (4) Penghapusan sarana berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,62 (5) Pengawasan sarana berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,68. Secara umum pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,60.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kasih dan anugerah-Nya yang serta menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya shalawat dan salam penulis mohonkan kepada Allah untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah meninggalkan tuntunan hidup bagi manusia yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Skripsi ini disusun merupakan bagian dari persyaratan untuk meyelesaikan Studi Program Sarjana (S1) Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah menerima bantuan dan semangat dari berbagai pihak tertentu, baik berupa moril maupun materil. Untuk itu penulis sepantasnya menyampaikan terima kasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada Yth : 1. Ibu Dra. Ermita, M.Pd selaku pembimbing I dan Drs. Irsyad M.Pd selaku pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. 2. Bapak Dr. Ahmad Sabandi, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan ibuk Dra. Nellitawati, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Administrsi Pendidikan Universitas Negeri Padang. 3. Dosen serta karyawan/i FIP UNP yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam mengikuti perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. 4. Guru-guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Batang Kapas yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Tidak lupa kepada teman-teman seperjuangan Angkatan 2007, yang selalu memberikan bantuan dan semangat baik secara moril maupun spiritual kepada penulis. 6. Teristimewa buat Ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang atas dukungan moril dan materil serta dorongan do’a, dan saudara-saudariku yang selalu memberikan dukungan serta motivasi untuk penulis.
ii
Penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis susun ini masih banyak terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak atau pembaca yang telah membaca skripsi ini untuk kesempurnaan tulisan ini dimasa yang akan dating. Terakhir penulis menyampaikan harapan semoga penelitian sederhana yang penulis susun ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kepentingan dan kemajuan organisasi di masa yang akan datang. Amiin.
Padang,
Januari 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK .....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
3
C. Pembatasan Masalah .....................................................................
5
D. Perumusan Masalah .......................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ..........................................................................
6
F. Pertanyaan Peneliian .....................................................................
6
G. Kegunaan Penelitian.......................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran ...
8
B. Kegiatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana..................................
14
C. Kerangka Konseptual .....................................................................
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................
28
B. Defenisi Operasional ......................................................................
28
iv
C. Populasi Penelitian ........................................................................
29
D. Jenis Data dan Sumber Data .........................................................
29
E. Instrumen Penelitian dan Penyusunannya ......................................
29
F. Teknik Analisis Data ......................................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ..............................................................
33
B. Pembahasan ...................................................................................
44
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................
51
B. Saran ..............................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
53
LAMPIRAN ....................................................................................................
56
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Halaman
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Pengadaan ......
34
2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Penyimpanan ..
36
3. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Pemeliharaan ..
38
4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Penghapusan ..
40
5. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Pengawasan ....
42
6. Rekapitulasi Skor Rata-Rata Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas .........................................
vi
43
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kerangka Konseptual Penelitian Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 2 Padang ..............................................................................
vii
27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Kisi-kisi Angket ........................................................................................
56
2.
Angket Penelitian ......................................................................................
58
3.
Analisa Hasil Uji Coba Angket Penelitian ................................................
61
4.
Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................................
65
5.
Surat Izin Penelitian ..................................................................................
6.
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .........................................
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan organisasi pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut. Oleh sebab itu peningkatan mutu pendidikan harus menjadi perhatian dari berbagai pihak. Peningkatan mutu pendidikan menurut Depdikbud (1996) dapat dilakukan melalui perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, pembinaan tenaga pendidikan, peningkatan system pengelolaan dan proses pembelajaran serta pengelolaan sarana dan prasarana. Upaya tersebut merupakan hal yang sangat perlu dilaksanakan oleh pengelola pendidikan, demi suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Usaha yang dilakukan itu tidak akan berhasil secara maksimal apabila tidak ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sekolah. Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen yang memilki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan, karena sarana dan prasarana merupakan fasilitas penunjang proses pendidikan, mengingat pentingnya peran sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan pendidikan, maka ini perlu dikelola dengan baik, agar dapat dipergunakan secara optimal dalam proses pendidikan. Wijono (1989) menyatakan bahwa sarana dan prasarana sekolah haruslah dikelola ataupun di administrasikan dengan baik karena pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang baik akan menunjang kelancaran
1
2
pelaksanaan pendidikan, atau akan memberikan kontribusi untuk jalannya proses pendidikan. Pengelolaan sarana dan prasarana meliputi kegiatan merencanakan, mengadakan, menyimpan, pemeliharaan, menyalurkan, penghapusan dan mengawasi sehingga sarana dan prasarana tersebut dapat didaya gunakan menurut fungsinya masing-masing. Pengelolaan sarana dan prasarana tersebut jika salah satu dari proses diatas terabaikan maka tujuan tidak akan dicapai dengan optimal. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan secara langsung untuk menunjang proses pendidikan di sekolah seperti, kursi, meja, papan tulis, alat pelajaran, alat-alat praktek keahlian dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua peralatan atau perlengkapan yang dipergunakan secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan di sekolah seperti: perpustakaan, ruang kelas, ruang praktek, Wc dan lain sebagainya. Berdasarkan pengamatan penulis pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Batang Kapas pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran belum terkelola dengan baik. Hal ini terlihat dari adanya pengadaan sarana pembelajaran yang belum sesuai dengan yang dibutuhkan, contohnya bukubuku dan modul yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran masih belum mencukupi, terlihat dari masih adanya siswa yang belum mendapat buku/modul pada saat PBM berlangsung. Penyimpanan sarana belum dilakukan dengan baik, contohnya alat labor/pratikum yang sudah digunakan
3
tidak diletakkan pada tempatnya. Pemeliharaan sarana belum dilakukan dengan baik contohnya : masih adanya alat labor yang rusak sehingga pada saat proses pratikum siswa sulit untuk menggunakan alat tersebut. Penghapusan sarana barang hendaknya sesuai dengan daftar inventaris dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sarana dan prasarana pembelajaran yang sudah rusak masih dipakai dan ada alat-alat pembelajaran yang tidak ditemukan atau hilang pada saat dipergunakan, Peralatan dan buku-buku dibiarkan tanpa dirawat dengan baik, ada alat-alat praktek yang kotor dan berdebu karena tidak dibersihkan. Berdasarkan fenomena di atas penulis ingin melakukan penelitian lebih jauh dengan judul Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMA Negeri 2 Batang Kapas.
B. Identifikasi Masalah Sekolah sebagai bentuk organisasi diartikan sebagai wadah dari kumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan. Keberhasilan program pendidikan dalam proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, dana, prasarana dan sarana, dan faktor lingkungan lainnya. Apabila faktor tersebut terpenuhi dengan baik pada gilirannya akan menghasilkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses pembelajaran yaitu sarana dan prasarana.
4
Syahril (2000:2) mengemukakan bahwa: Sarana adalah seluruh barang atau benda yang digunakan secara langsung dalam menunjang proses pendidikan seperti meja, kursi, papan tulis, alat peraga, dan sebagainya, sedangkan prasarana adalah barang atau benda yang secara tidak langsung dapat menunjang poses pendidikan seperti taman sekolah, gedung, ruangan, halaman sekolah, Wc dan lain-lain. Sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing terhadap pesatnya teknologi. Sarana prasarana merupakan bagian penting yang perlu disiapkan secara cermat dan berkesinambungan, sehingga dapat dijamin selalu terjadi KBM yang lancar. Dalam penyelengaraan pendidikan, sarana prasaran sangat di butuhkan untuk menghasilkan KBM yang efektif dan efisien. Sarana dan prasarana merupakan unsur yang cukup berperan penting sebagai penunjang untuk kelancaran kegiatan di sekolah. Agar setiap barang yang di miliki senantiasa berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak menimbulkan gangguan atau hambatan, maka barang-barang tersebut perlu dirawat secara baik dan kontiniu untuk menghindarkan adanya unsur-unsur pengganggu atau perusaknya. Sarana dan prasarana adalah semua fasilitas yang diperlukan untuk pencapaian tujuan agar dapat berjalan dengan baik, lancar, teratur, efektif dan efisien. Oleh sebab itu sarana dan prasarana sekolah harus dikelola dan dipelihara dengan baik oleh semua warga sekolah.
5
C. Pembatasan Masalah Mengingat begitu luasnya permasalahan ini dan keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan, maka penelitian ini dibatasi hanya meneliti mengenai pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran akan dilihat dari: pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 2. Bagaimanakah penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 3. Bagaimanakah pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 4. Bagaimanakah penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 5. Bagaimanakah pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas?
6
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang: 1. Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. 2. Pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. 3. Penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. 4. Penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. 5. Pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. F. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 2. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 3. Bagaimana penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? 4. Bagaimana penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas?
7
5. Bagaimana pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas? G. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Kepala sekolah SMAN 2 Batang Kapas sebagai masukan untuk peningkatan pengelolaan sarana dan prasaran pembelajaran di sekolah. 2. Semua guru SMAN 2 Batang Kapas untuk lebih dapat meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah agar dapat membantu pelaksanaan pembelajaran di sekolah. 3. Pengawas sekolah memberi pembinaan terhadap kepala sekolah dan guru dalam pegelolaan sarana dan prasarana pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah SMA Negeri 2 Batang Kapas. 4. Peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Pengeloaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran 1. Pengertian Pengelolaan Pengelolaan merupakan suatu aktivitas yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan akan sulit dicapai apabila proses pendidikan itu tidak terkelola dengan baik karena pengelolaan itu sendiri sangat berkaitan dengan proses mananjemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan evaluasi. Menurut G.R Terry yang dikutip oleh Malayu (2001:2) manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakantindakan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya. Kemudian Malayu (2001) mengemukakan bahwa “ Manajemen atau pengelolaan adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Dari berbagai pengertian pengelolaan atau manajemen oleh para ahli, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa pengelolaan merupakan serangkaian kegiatan pengaturan yang di lakukan dan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan secara efektif dan efisien.
8
9
2. Pengertian Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen pendidikan yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Menurut Mulyasa (2002: 49): Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas ynag secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun sekolah, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapai jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti taman sekolah untuk pelajaran biologi dan halaman sekolah sebagai lapangan olahraga. Wijono (1989:154) berpendapat sarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar yang bergerak maupun tidak bergerak agar mencapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien. Sedangkan prasarana pembelajaran adalah semua barang atau fasilitas yang secara tidak langsung dapat digunakan dan menunjang dalam proses pembelajaran seperti perpustakaan, laboratorium, lapangan, mushalla dan sebagainya. Selanjutnya menurut Hendayat Soetopo (1982:183) sarana dan prasarana sekolah meliputi peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendididikan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sarana adalah semua barang yang dapat digunakan dalam pelaksanaan kegiatan yang menunjang secara langsung dalam proses pembelajaran baik itu barang bergerak maupun tidak bergerak dalam pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah, misalnya kursi, meja, buku.
10
3. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Suksesnya pembelajaran di sekolah diukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah secara efektif dan efisien. Sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Untuk memahami pengertian pengelolaan sarana dan prasarana perlu di ketahui pengertian pengelolaan. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan semua perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah seperti ; ruang, perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, ruang laboratorium, dll. Menurut Debdikbud (1996:144) pengelolaan merupakan suatu proses melakukan sesuatu kegiatan yang harus di lakukan oleh pengelola (manajer) dengan menggunakan tenaga orang lain, atau proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi. Menurut Mulyasa (2002:50) menyatakan manajemen sarana dan prasarana
11
pendidikan bertugas untuk mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti ada jalannya proses pendidikan. Ibrahim Bafadal (2002:9) mengemukakan pengelolaan sarana dan prasarana adalah sebagai suatu proses kegiatan dalam rangka mengatur, menata dan mengorganisir secara sistematik dan berdayaguna semua sarana dan prasarana yang ada menurut fungsinya masing-masing dalam rangka menunjang pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana adalah proses dalam mengelola fasilitas yang di perlukan pada kegiatan proses pembelajaran seperti gedung, ruang kelas, meja, alat-alat dan media pengajaran agar tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan lancer, teratur, efektif dan efisien
4. Pentingnya Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan sangat penting bagi suatu organisasi karena tidak ada satupun organisasi yang tidak melakukan kegiatan pengelolaan, baik pengelolaan
sumberdaya
manusia
maupun
pengelolaan
sarana.
Depdikbud (1996:10) menyatakan bahwa sumber organisasi yang berupa manusia, sarana dan prasarana dan sebagainya harus di organisasikan, di interaksikan dan di koordinasikan serta di arahkan demi tercapainya tujuan organisasi. Kemudian Handoko (1984:6) menguraikan bahwa ada tiga alasan utama di perlukannya pengelolaan yaitu:
12
a. Pengelolaan di butuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi. b. Pengelolaan di butuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuantujuan,sasaran-sasaran, kegiatan-kegiatan yang salaing bertentangan dari pihak-pihak yang saling berkepentingan dalam organisasi, antara bendahara dan sekretaris. c. Dengan adanya pengelolaan di harapkan efektivitas dan efesiensi dalam pencapain tujuan organisasi akan terwujud. Berdasarkan pendapat di atas dapat di artikan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana sekolah sangat penting untuk di lakukan. Apabila sarana dan prasarana sekolah di kelola dengan baik, maka akan mendapat suatu hasil yang baik pula. Sarana dan prasarana seperti kursi, meja, alatalat tulis, gedung, pustaka dan lain sebagainya harus di kelola dengan baik, sehingga tercapainya tujuan sekolah. Jadi jelasnya sarana dan prasarana perlu di kelola dengan baik sehingga akan memperlancar pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
5. Tujuan Pengelolaan sarana dan Prasarana Menurut Syahril (2000:5), tujuan pengelolaan sarana dan prasarana adalah: a. Menunjang pembangunan nasional secara tepat dan berdaya guna. Pendidikan harus menjadi input yang baik bagi pembangunan. Hal ini sesuai dengan fungsi sarana dan prasarana sebagai unsur penunjang dalam pelaksanan kegiatan.
13
b. Untuk melihat dan mengetahui kekayaan suatu organisasi dalam bentuk material atau barang-barang yang memungkinkan dapat dinilai dengan uang. c. Untuk melihat dan mengetahui inventarisasi barang-barang milik suatu organisasi atau instansi dalam berbagai bentuk baik jenis, jumlah, keadaan maupun kualitasnya. d. Untuk mengetahui apakah barang-barang tersebut benar-benar sudah dimanfaatkan saecara tepat. e. Untuk mengetahui efisiensi pendayagunaan keuangan negara baik yang bersumber dari anggaran rutin, anggaran pembangunan maupun dari masyarakat. f. Untuk bahan masukan dalam pertimbangan dalam penyusunan kebijaksanaan di bidang pendidikan dalam rangka pembangunan pendidikan pada tahun-tahun ynag akan datang. Selanjutnya Ibrahim Bafadal (2002:5), menguraikan tujuan pengelolaan sarana dan prasarana sebagai berikut: a. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem perencanaan yang hati-hati dan seksama. b. Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. c. Mengupayakan pemeliharaan dan penyimpanan sarana sehingga keberadaanya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap di perlukan.
14
Hanafi dikutip Muchyar (2001:58) bahwa tujuan pengelolaan sarana adalah “untuk meningkatkan unjuk kerja dan proses pembelajaran, menekankan pengeluaran biaya perbaikan dan perencanaan biaya secara efektif”. Jadi tujuan adanya pengelolaan terhadap sarana dan prasarana tersebut bermanfaat sekali terhadap sekolah dan pemakaiannya dalam upaya pencapain tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
B. Kegiatan Pengelolaaan Sarana dan Prasarana Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana menurut Mulyasa (2002:50) meliputi pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan. Adapun proses dari kegiatan pengelolaaan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan proses belajar mengajar adalah: 1. Pengadaaan Pengadaan
merupakan
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas - tugas sekolah. Sutjipto dan Basori (2000), mengemukakan
“pengadaan
adalah
kegiatan
untuk
menghadirkan
perlengkapan disekolah”. Sejalan dengan pendapat Ibrahim Bafadal (2003:30), bahwa: “Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealsasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya”. Menurut Ary Gunawan (1996) pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
15
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun
tempat,
dengan
harga
dan
sumber
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Depdikbud (1997:30), mengemukakan bahwa pengadaan sarana dapat dilakukan dengan cara : a. Membeli
yaitu
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
mengalihkan
kepemilikan barang dari satu pihak kepada pihak lainnya dengan cara menukar barang dengan uang. Kegiatan membeli dapat dilakukan melalui lelang, penunjukan langsung, dan pembelian. b. Hibah yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satu pihak kepada pihak lain tanpa memberikan penggantian. c. Hadiah yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satu pihak kepada pihak lain yang merupakan penghargaan atas tindakan yang dilakukan.
16
d. Menyewa yaitu pemanfaatan barang milik orang/ instansi lain selama jangka waktu tertentu dengan imbalan tertentu. e. Menukar yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satru pihak kepada pihak lain dengan memberikan penggantian yang seimbang f. Pinjam Pakai yaitu pengalihan pengguanaan barang dari satu pihak kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu tanpa memberikan imbalan tertentu. Hendayat Soetopo (1982) lebih lanjut mengemukakan tentang prinsip dalam pengadaan perlengkapan sekolah adalah: a. Semua orang yang ikut melaksanakan secara teratur mengenai peralatan tersebut haruslah ikut dilibatkan dalam proses pemilihan. b. Peralatan sekolah hendaknya sesuai dengan keadaan interest kebutuhan dan kematangan anak. c. Ukuran peralatan hendaknya sesuai dengan keadaan murid, maka pengadaan peralatan berbeda tiap kelas. d. Lebih baik peralatan bervariasi artinya peralatan itu bentuk dan ukurannya berbeda sehingga lebih menarik dan mudah disesuaikan dengan kepentingan kelas. e. Semua kelas hendaknya tidak diberi peralatan yang sama persis, maka semakin berbeda tingkatannya maka berbeda pula peralatannya. f. Secara umum pengadaan seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah dan menyewa.
17
Menurut Ary Gunawan (1996) secara umum dalam membuat perencanaan pengadaan sarana dan prasaran pendidikan tersebut harus melalui proses sebagai berikut : a. Menyusun daftar perencanaan pengadaan berdarkan analisis kebutuhan dari masing-masing satuan organisasi. b. Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga barang-barang atau alatalat yang diperlukan berdasarkan satandar yang telah ditentukan. c. Menetapkan skala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia serta urgensi kebutuhan. 2. Penyimpanan Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan atau gudang penyimpanan barang. Menurut Ary Gunawan (1996:139), menyatakan bahwa menyimpan adalah kegiatan menampung atau mewadahi hasil penyimpanan barang-barang baik yang belum maupun yang akan di distribusikan. Menurut Ary Gunawan (1996) penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat - surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru ataupun sudah rusak yang dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada lembaga pendidikan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan aspek administratif. Aspek fisik dalam penyimpanan adalah wadah yang
18
diperlukan untuk menampung barang milik negara berasal dari pengadaan. Aspek ini biasa disebut gudang, yang dapat dibedakan menjadi:. a. Gudang pusat, yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung
barang hasil pengadaan yang terletak pada unit. Biasanya gudang pusat juga digunakan untuk menyimpan barang yang akan dijadikan stok/persediaan. b. Gudang penyalur, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan
barang sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang membutuhkan. c. Gudang transit, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan
barang sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang membutuhkan. d. Gudang pemakai, yaitu gudang yang digunakan untuk meyimpan
barang-barang yang akan dan telah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. Aspek administratif adalah hal-hal yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan
kegiatan
dalam
penyimpanan
seperti:
bendaharawan kepala gudang, urusan tata usaha, urusan penerimaan, urusan penyimpanan, dan pemeliharaan, urusan pengeluaran. Struktur organisasi penyimpanan. Menurut Ary Gunawan (1996) adapun prosedur dan tata cara penyimpanan barang itu antara lain :
19
a. Penerimaan, hal-hal yang dilakukan dalam penerimaan barang antara lain: 1) Menerima pemberitahuan pengiriman barang dari pihak yang menerima barang. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penerimaan dan pemeriksaan barang. 2) Memeriksa barang yang diterima baik fisik maupun kelengkapan administrasi seperti surat kepemilikan. 3) Membuat berita acara penerimaan dan hasil pemeriksaan barang. b. Penyimpanan barang dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam hal ini adalah: 1) Meneliti barang-barang yang akan disimpan 2) Menyiapkan barang-barang tersebut berdasarkan pengelompokkanpengelompokkan tertentu/harga 3) Mencatat barang tersebut ke dalam buku penerimaan, kartu barang dan kartu stok. 4) Membuat denah lokasi barang-barang yang disimpan agar dapat dikeluarkan secara tepat. 5) Pengeluaran
barang
dilakukan
berdasarkan
Surat
Perintah
kegiatan
simpan
Mengeluarkan Barang (SPMB). c. Penyimpanan
sarana
dapat
dikatakan
suatu
menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, suratsurat maupun barang elektronik dalam keadaan baru maupun rusak
20
dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk pada suatu sekolah. d. Penyimpanan barang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Barang-barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat, dan dijaga secara tertib, rapi dan aman. 2) Menyelenggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas semua barang yang ada dalam ruang atau gudang. 3) Secara berkala atau insidental diadakan pengontrolan dan perhitungan barang persediaan agar diketahui apakah memenuhi kebutuhan. 4) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e. Kegiatan
penyimpanan
meliputi
menerima,
menyimpan,
dan
mengeluarkan barang di gudang. Gudang dibedakan menurut bentuknya menjadi: 1) Gudang terbuka adalah gudang yang tidak berdinding dan tidak beratap, tetapi berlantai dan harus dikeraskan sesuai dengan berat barang-barang yang akan disimpan. 2) Gudang tertutup adalah gudang berdinding dan beratap yang konstruksinya disesuaikan dengan fungsi gudang itu. Menurut Ary Gunawan (1996) cara menyimpan barang yang baik dan benar antara lain:
21
1) Barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat, dan dijaga secara tertib, rapi, dan aman. 2) Dibuatkan daftar nama tempat barang penyimpanan agar mudah ditemukan. 3) Barang yang mudah rusak dimasukan ke dalam pelindung (lemari). 4) Barang-barang yang kecil seperti barang ATK disimpan dalam sebuah wadah yang mudah dijangkau dan ditemukan. 5) Barang-barang yang besar ditempatkan dengan aman dan nyaman. 6) Barang elektronik sebaiknya disimpan di ruangan yang lebih aman seperti besi teralis. 7) Barang yang terbuat dari kertas diusahakan jauh dari tempat basah, lembab, dan air. 8) Barang yang disimpan dalam lemari sebaiknya sering dibuka untuk menghindari penjamuran bila lembab. 9) Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempat yang bebas dari faktor perusak seperti panas, lembab, dan lapuk. 10) Mudah ditemukan bila sewaktu-waktu diperlukan. 11) Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan bahwa persediaan lama harus lebih dulu digunakan. 12) Harus diadakan inventarisasi secara berkala. 13) Sebaiknya dilakukan kontrol atau service terhadap barang-barang tertentu agar tidak mudah rusak.
22
14) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Barang-barang yang sudah dianggarkan dalam pengadaan barang jika sudah terealisasi sebaiknya langsung disimpan ke bagian penyimpanan barang, selanjutnya diterima dan diinventarisasi dan dicatat ketika barang tersebut akan dikeluarkan agar terlihat tertib dan rapi. Untuk sekolah-sekolah besar biasanya ada seorang yang ditunjuk sebagai petugas penyimpanan barang di gudang, baik barang yang baru direncanakan dalam pengadaan barang mapunun yang sudah tidak dipakai atau rusak. Namun di sekolah yang sedang biasanya dilakukan oleh beberapa warga sekolah diantaranya penjaga sekolah dan guru.
3. Pemeliharaan Ary Gunawan (1996:147), menyatakan pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar sarana dan prasarana tetap berada dalam keadaan baik. Pemeliharan yang baik akan dapat membuat sarana dan prasarana tersebut berada dalam kondisi siap pakai, indah dipandang, dan dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama serta terhindar dari kerusakan-kerusakan yang tidak diinginkan. Adapun fungsi pemeliharaan adalah: a. Menjaga agar barang dalam keadaan baik dan enak dipandang. b. Dapat menambah dan memperpanjang usia barang yaitu fisik barang dan usia administratif barang.
23
Sutjipto dan Basori (1991: 100) menyatakan kegiatan pemeliharaan barang inventaris meliputi: a. Perawatan Perawatan dapat dilakukan dengsn membersihkan barangbarang yang kotor dan menempatkannya sesuai dengan sifat barang. b. Pencegahan kerusakan Pencegahan kerusakan dilakukan untuk mengalihkan dari adanya keausan barang. Hal ini dapat dilakukan misalnya pada kendaraan bermotor dengan mengganti oli sepeda motor sesuai dengan jarak tempuh yang sudah di tentukan. c. Penggantian ringan Hal ini dapat dilakukan dengan menukar bagian-bagian barang (suku cadang) yang mengalamai keausan karena pemakaian. Hendayat
Soetopo
(1982:212),
merinci
tentang
kegiatan
pemeliharaan alat-alat pelajaran yaitu: a. Menempatkan alat-alat yang baru dipakai hendaknya dapat tersusun dengan rapi pada tempat semula. b. Membersihkan dan menjaga alat peraga dari kotoran yang dapat merusak. c. Mengatur papan tulis, penggaris dan lain sebagainya. d. Menyimpan alat pelajaran di tempat yang mudah dilakukan. e. Membuat daftar alat dan tempat untuk mempermudah dalam pengembalian.
24
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan barang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga barang agar tetap terpelihara dengan baik menurut kegiatannya masingmasing.
4. Penghapusan Penghapusan merupakan kegiatan mengeluarkan barang - barang milik sekolah dan daftar inventaris berdasarkan peraturan - peraturan dan ketentuan yang berlaku sarana prasarana yang tidak dapat difungsikan dikelola dengan cara penghapusan sesuai dengan prosedur yang ada. Menurut bahan ajar manajemen sarana dan prasarana penghapusan adalah proses kegiatan menghapuskan barang milik negara dari daftar inventaris berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Syahril (2000), menyatakan tujuan yang ingin di capai dalam pelaksanaan penghapusan adalah sebagai berikut: a. Mencegah/
mengurangi
kerugian
organisasi
dan
biaya
yang
dikeluarkan untuk pengamanan, pemeliharaan dan prosedur barang. b. Meringankan kerja pelaksana inventari dalam pengurusan barang c. Membebaskan ruang dari tumpukan barang yang tidak dipergunakan, d. Membebaskan
unit
kerja
terhadap
pengurusan
dan
pertanggungjawaban. Ary Gunawan (1996:151), menyatakan bahwa ada dua cara melakukan penghapusan barang inventaris Negara, yaitu:
25
a. Mengapus dan menjual barang-barang melalui kantor lelang negara, dengan prosedur sebagi berikut: 1) Pembentukan panitia penjualan oleh pimpinan unit utama (Rektor, Kopertis, Kakanwil, dan sebagainya) yang bersangkutan. 2) Melaksanakan sesuai dengan perosedur lelang. 3) Mengikuti cara pelelangan yang berlaku 4) Pembuatan naskah lelang oleh kantor lelang yang menyebutkan barang, harga barang, keadaan barang yang di lelang serta alamat dan nama pelelang dan harga jualnya. 5) Pembayaran uang lelang yang disetorkan pada kas negara selambat - lambatnya tiga hari kerja setelah hari lelang. 6) Biaya lelang dan biaya lainnyayang dibebankan pada pembeli/ pemenang lelang Jadi penghapusan menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa penghapusan merupakan kegiatan mengeluarkan sarana dan prasarana yang tidak berfungsi lagi,menurut ketentuannya. b. Pemusnahan Ary Gunawan (1996: 152), menyatakan bahwa barang - barang yang diusulkan dihapus dengan surat keputusan untuk/ harus di hapus dan dimusnahkan dilakukan engan disaksikan oleh pejabat pemerintah daerah setempat serta mengikuti segala tata cara pemusnahan yang berlaku. Pemusnahan yang dilakukan dapat dilakukan dengan di bakar, dikubur, dan sebagainya.
26
5. Pengawasan Ary Gunawan (2000:153), menyatakan pengawasan merupakan suatu hal mutlak dalam pengelolaan sarana dan prasarana, tanpa pengawasan pengelolaan sarana dan prasarana tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan Sutjipto dan Basori (2000), menyatakan
pengawasan
sarana
dan
prasarana
adalah
kegiatan
pengamatan, pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaanadministrasi sarana dan prasarana pendidikan sekolah agar berjalan sesuai rencana dan ketentuan yang berlaku dan terhindar dari penyimpangan dan penggelapan. Tujuan pengawasan menurut Sutjipto dan Basori (2000:101) untuk menghindari
penyimpangan,
penggelapan,
serta
mengoptimalkan
pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan serta agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya guna yaitu hasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran yang seminimal mungkin dan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
C. Kerangka Konseptual Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana meliputi pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan,
penghapusan
dan
pengawasan.
Dengan
terkelolanya sarana dan prasarana pembelajaran yang baik maka akan meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar.
27
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Kegiatan dalam pengelolaan sarana dan prasarana disekolah : 1. Pengadaan sarana dan prasarana 2. Penyimpanan sarana dan prasarana 3. Pemeliharaan sarana dan prasarana 4. Penghapusan sarana dan prasarana 5. Pengawasan sarana dan prasarana
Tercapainya tujuan pembelajaran
Gambar 1. Kerangka Konseptual Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMA N 2 Batang Kapas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang diajukan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang mengungkapkan masalah yang terjadi pada masa sekarang sebagaimanan
adanya.
Penelitian
ini
akan
mendeskripsikan
dan
mengungkapkan data yang berhubungan dengan Pengelolaan Sarana dan Prasarana pembelajaran di SMAN 2 Batang Kapas. B. Defenisi Operasional Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan proses pengaturan dan pemanfaatan semua peralatan, perlengkapan dan fasilitas sekolah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Penelitian ini terdiri dari satu variabel dengan sub variabel sebagai berikut: 1. Pengadaan dengan sub variabel yaitu proses pengadaan dan cara pengadaan. 2. Penyimpanan dengan sub variabel yaitu pengurusan, penyelenggaran dan pengaturan 3. Pemeliharaan dengan sub variabel yaitu penempatan, perawatan, dan perbaikan. 4. Pengahapusan dengan sub variabel yaitu cara penghapusan dan syarat penghapusan. 5. Pengawasan dengan sub variabel yaitu pemeriksaan dan pemantauan. 28
29
C. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang ada di SMA Negeri 2 Batang Kapas yaitu sebanyak 60 orang, maka semuanya di jadikan responden di penelitian ini atau disebut juga dengan penelitian populasi. D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber (responden), berkenaan dengan Pengelolaan sarana dan sarana pembelajaran di sekolah. 2. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah semua guru yang ada di SMAN 2 Batang Kapas yang di jadikan responden dalam penelitian
E. Instrumen Penelitian dan Penyusunannya Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner dengan model skala Likert dengan 5 (lima) alternatif jawaban yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrument penelitian sebagai berikut: 1. Menganalisis variabel mmenjadi sub variabel dan indikator. 2. Membuat kisi-kisi angket. 3. Menyusun butir angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.
30
4. Melakukan uji coba angket Dalam menyusun pernyataan angket penelitian agar mengetahui data valid dan reliable di lakukan dengan cara : a. Melakukan uji coba angket. Uji coba angket di lakukan kepada 10 orang guru di SMA Negeri 1 Batang Kapas. Hasil uji coba angket ini untuk mengetahui validitas dan realibilitas instrumennya. b. Menganalisa hasil uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi tata jenjang Suharsimi Arikunto (2006:278) yaitu:
Rho
xy
6 = 1-
D2
N ( N 2 1)
Keterangan: Rhoxy D N
= validitas yang dicari = jumlah beda/ difference = Jumlah Sampel = 1-
6 D² N (N² - 1) = 1- 6. (20) 10 (10² - 1) = 1- 120 990 = 1-0,12 = 0,88 Dari hasil perhitungan diperoleh Rho = 0,88 sedangkan taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,794 karena r hitung > r tabel, yaitu 0,88 > 0,794 maka instrumen pengelolaan sarana dan prasarana ini adalah valid.
31
Sedangkan untuk mencari reliabilitas menggunakan rumus Alpha yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:196) yaitu:
r
2
k 11
k 1
b 2
- 1 t
Keterangan: r11 k 2 b
2
= Reabilitas instrumen = Banyak butir pertanyaan = Jumlah Varians Butir = Jumlah Varian Total
t
K K 1
r =
2 b 2
1 t
40 26,37 1 40 1 174 ,49
= ( 1,03 ) ( 1- 0,15) = ( 1,03 ) (0,85) = 0,87 Jadi dari hasil perhitungan diperoleh r hitung = 0,87 sedangkan r tabel pada taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,794. Maka r hitung lebih 0,87 > 0,794 = Reliabel.
F. Teknik Analisa Data Adapun prosedur analisis data dapat di lihat sebagai berikut: 1. Verifikasi data yaitu angket yang telah di kembalikan di cek kebenaran dan kelengkapanya. 2. Melakukan Tabulasi data 3. Pemberian Skor
32
Pada setiap angket yang telah disebarkan, disediakan empat alternatif jawaban, dimana jawaban tersebut adalah: selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Selanjutnya masing-masing jawaban diskor sebagai berikut: Angka 5 untuk jawaban selalu, angka 4 untuk jawaban sering, angka 3 untuk jawaban kadang-kadang, angka 2 untuk jawaban jarang, angka 1 untuk jawaban tidak pernah, dan sebaliknya bila pernyataan item tersebut negatif maka jawaban SL di beri skor 1,SR = 2, KD= 3, JR= 4 dan TP=5. 4. Menghitung skor rata-rata jawaban dengan rumus: M = ∑fx N Keterangan: M = skor rata-rata ∑fx = jumlah perkalian frekuensi jawaban dengan skor N = sampel atau responden penelitian 5. Untuk melihat data secara kualitatif digunakan kategori Depdiknas (2002:34) : a. b. c. d. e.
4,6 - 5 3,6 - 4,5 2,6 - 3,5 1,6 - 2,5 1 - 1,5
= Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang = Sangat Kurang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran dapat dilihat dari berbagai
kegiatan,
yaitu:
pengadaan,
penyimpanan,
pemeliharaan,
penghapusan, dan pengawasan. 1. Pengadaan Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pengadaan barang di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,92. Artinya, pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilihat dari pengadaan barang yang dilakukan berada pada kategori baik.
33
34 Tabel 1: Pengadaan Sarana Pembelajaran No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
Media yang di gunakan dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan. Alat labor / pratikum yang digunakan buat sendiri oleh guru yang bersangkutan Buku–buku panduan / modul di buat sendiri oleh guru yang ber sangkutan Alat bantu / media di beli oleh pihak sekolah
41
205
8
32
7
21
4
8
0
0
60
266
Skor Rata-rata fx N 4,43
32
160
22
88
4
12
2
4
0
0
60
2,64
4,40
32
160
14
72
10
30
0
0
0
0
60
262
4,37
24
120
19
76
13
39
1
2
3
3
60
240
4,00
Siswa menyediakan sarana pembelajaran dengan cara mem beli sendiri Alat-alat labor / pratikum pembelajaran pengadaannya dengan cara membeli Ruang labor yang dipakai menggunakan ruang labor sekolah lain yang sifatnya menyewa Buku-buku / modul yang digunakan sudah di adakan dari sekolah Alat–alat labor atau media disewa pada sekolah lain
4
20
14
56
15
45
11
22
16
16
60
159
2,65
16
80
28
112
14
42
1
2
1
1
60
237
3,95
7
35
12
48
17
51
2
4
22
22
60
160
2,67
35
175
9
36
11
33
2
4
3
3
60
251
4,18
23
115
24
96
10
30
2
4
1
1
60
246
4,10
24
120
22
88
10
30
4
8
0
0
60
246
4,10
20
100
29
116
10
30
1
2
0
0
60
248
4,13
SL
Pengadaan
Buku–buku sekolah kebanyakan men dapat sumbangan dari siswa yang sudah tamat dari sekolah Alat praktek sekolah sekali setahun mendapat hibah dari Dinas
SR
Rata-Rata
KK
JR
TP
Jumlah
3,92
34
35
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pengadaan barang adalah (4,43) yaitu pengadaan sarana berupa media yang digunakan dalam proses pembelajaran dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan dan pengadaan alat labor atau pratikum yang digunakan dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan pada saat proses pembelajaran (4,40). Sedangkan skor ratarata terendah adalah 2,65 yakni pengadaan sarana yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dilakukan dengan membeli sendiri dan pengadaan barang pada ruang labor yang dipakai dalam proses pembelajaran pratikum masih menggunakan ruang labor sekolah lain yang sifatnya menyewa 2,67. 2. Penyimpanan Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa penyimpanan barang di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilakukan dengan cukup baik dengan skor rata-rata 3,54. Artinya, pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilihat dari penyimpanan barang yang dilakukan berada pada kategori cukup.
36
Tabel 2: Penyimpanan Sarana Pembelajaran
SL N o
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyimpanan
F
SR %
Sarana pembelajaran yang sudah digunakan 25 125 penyimpanannya diurus oleh guru yang bersangkutan Media pembelajaran yang telah dipakai diurus oleh 22 110 guru Alat labor/pratikum disimpan oleh pengurus sarana 5 25 dan prasarana sekolah Penyimpanan sarana di selenggarakan oleh wakil 6 30 bidang sarana dan prasarana Penyimpanan alat-alat labor dan media pembelajaran 5 25 diselenggarakan oleh petugas khusus Sarana yang digunakan sekolah, penyimpanannya 26 130 menurut aturan sekolah Media/alat labor yang akan digunakan 19 95 penyimpanannya diatur oleh guru dan siswa Semua perlengkapan sarana pembelajaran yang 23 115 dipakai, disimpan menurut aturanya Rata-Rata
KK
JR
Jumlah
TP
Skor Ratarata fx N
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
19
76
14
42
2
4
0
0
60
247
20
80
13
39
2
4
3
3
60
236
16
64
13
39
13
26
13
13
60
167
17
68
20
60
10
20
7
7
60
185
12
48
18
54
12
24
13
13
60
164
2,73
23
92
8
24
1
2
2
2
60
250
4,17
25
100
15
45
0
0
1
1
60
241
4,02
27
108
5
15
5
10
0
0
60
248
4,13
4,12 3,93 2,78 3,08
3,54
36
37
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi 4,17 dari pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek penyimpanan adalah dimana penyimpanan sarana yang digunakan oleh sekolah, harus sesuai dengan aturannya dan semua perlengkapan sarana pembelajaran yang digunakan pada saat proses pembelajaran juga harus disimpan menurut aturan yang telah ditentukan 4,13 Sedangkan skor rata-rata terendah adalah 2,78 yakni penyimpanan pada alat-alat labor dan media pembelajaran harus diselenggarakan oleh petugas khusus yang ditunjuk oleh pihak sekolah dan penyimpanan alat labor/pratikum yang digunakan dalam proses pembelajaran disimpan oleh pengurus sarana dan prasarana sekolah 2,73. 3. Pemeliharaan Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemeliharaan barang di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilakukan dengan cukup baik dengan skor rata-rata 3,25. Artinya, pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilihat dari yang dilakukan berada pada kategori cukup.
38 Tabel 3: Pemeliharaan Sarana Pembelajaran SL
SR
KK
JR
TP
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
19 95 1 Buku-buku pelajaran, diletakkan kembali dengan rapi pada tempatnya. 25 2 Alat labor/pratikum yang sudah digunakan disimpan lagi 5 pada tempatnya. 2 10 3 Alat bantu/media yang sudah digunakan disimpan kembali pada tempatnya. 4 Sarana yang telah digunakan sebelum di simpan perlu di 19 95 bersihkan terlebih dahulu 45 5 Alat labor / pratikum perlu di lakukan pemeliharaan agar 9 tidak terjadi kerusakan 20 100 6 Ruang labor dan alat- alat labor / pratikum harus dibersihkan terlebih dahulu oleh siswa 14 70 7 Buku-buku pelajaran yang rusak diperbaiki segera oleh pihak sekolah 4 20 8 Alat Bantu atau media pelajaran yang rusak diusahakan segera untuk memperbaikinya 8 40 9 Alat labor / pratikum yang rusak, diusahakan untuk memperbaikinya terlebih dahulu Rata-Rata
21
84
18
54
2
4
0
0
60
237
Skor Ratarata fx N 3,95
17
68
16
48
7
14
15
15
60
170
2,83
14
56
24
72
8
16
12
12
60
166
2,77
21
84
14
42
5
10
1
1
60
232
3,87
13
52
17
51
9
18
12
12
60
178
2,97
16
64
19
57
2
4
3
3
60
228
3,80
20
80
13
39
5
10
8
8
60
207
3,45
8
32
12
36
22
44
14
14
60
146
2,43
19
76
15
45
11
22
7
7
60
190
3,17
N o
Jumlah
Pemeliharaan F
3,25
38
39
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi 3,95 dari pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pemeliharaan adalah yang mana pemeliharaan terhadap buku - buku pelajaran yang telah digunakan pada saat proses pembelajaran harus diletakkan atau disimpan kembali dengan rapi pada tempat yang telah ditentukan dan pemeliharaan sarana yang telah digunakan dalam pembelajaran, sebelum di simpan perlu dibersihkan terlebih dahulu agar tertata rapi dan terlihat bersih 3,87. Sedangkan skor rata-rata terendah adalah 2,77 yakni pemeliharaan alat bantu/media yang sudah digunakan oleh guru harus disimpan kembali pada tempat yang telah ditentukan agar mudah dicari apabila akan digunakan lagi pada saat proses pembelajaran dan pemeliharaan sarana alat bantu atau media pelajaran yang rusak diusahakan pihak sekolah segera untuk memperbaikinya agar dapat digunakan kembali pada saat proses pembelajaran berlangsung 2,43. 4. Penghapusan Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa penghapusan barang di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,62. Artinya, pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilihat dari penghapusan yang dilakukan berada pada kategori baik.
40 Tabel 4: Penghapusan Sarana Pembelajaran SL N o
1
SR
KK
JR
TP
Jumlah
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
11
55
21
84
16
48
3
6
9
9
60
202
Skor Ratarata fx N 3,37
9
45
21
84
20
60
4
8
6
6
60
203
3,38
20
100
26
104
13
39
1
2
0
0
60
245
4,08
Penghapusan
Sarana yang rusak dihapuskan dengan cara pemusnahan
2
Sarana yang masih bagus tetapi tidak dibutuhkan lagi dihapuskan dengan cara melelang 3 Sekolah menghapuskan barang yang musnah oleh bencana alam sesuai dengan aturannya. 4
Barang-barang yang dihapuskan langsung dalam daftar/buku inventaris.
25
125
19
76
14
42
2
4
0
0
60
247
4,12
5
Barang yang sudah kadaluarsa dapat dihapuskan.
22
110
20
80
15
45
2
4
1
1
60
240
4,00
6
5 25 Barang yang rusak bila diperbaiki membutuhkan biaya yang besar dihapuskan sesuai dengan prasyarat yang berlaku Rata-Rata
16
64
13
39
13
26
13
13
60
167
2,78
3,62
40
41
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi 4,12 pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek penghapusan adalah yang mana pengelolaan barang-barang yang akan dihapuskan harus dihilangkan langsung dalam daftar atau buku inventaris menurut syarat ketentuannya dan sekolah harus segera menghapuskan barang yang musnah oleh bencana alam sesuai dengan aturan penghapusan 4,08. Sedangkan skor rata-rata terendah adalah 3,37 yakni apabila masih ada sarana yang rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi harus dihapuskan dengan cara pemusnahan dan pengelolaan barang-barang yang rusak bila diperbaiki membutuhkan biaya yang besar dihapuskan sesuai dengan prasyarat yang berlaku 2,78. 5. Pengawasan Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa pengawasan barang di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,68. Artinya, pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas dilihat dari pengawasan yang dilakukan berada pada kategori baik.
42 Tabel 5: Pengawasan Sarana Pembelajaran SL
SR
KK
JR
TP
1
Sekolah memantau pemanfaatan buku pelajaran yang digunakan guru.
19
95
25
100
15
45
0
0
1
1
60
241
Skor Ratarata fx N 4,02
2
Sekolah memantau pemanfaatan alat bantu atau media pelajaran yang digunakan guru.
6
30
17
68
20
60
10
20
7
7
60
185
3,08
3
Pihak sekolah mengecek penggunaan sarana pembelajaran
23
115
27
108
5
15
5
10
0
0
60
248
4,13
4
Sekolah memberikan tindak lanjut dan sanksi kepada guru ataupun siswa yang menyalahgunakan sarana dan prasarana pembelajaran
26
130
23
92
8
24
1
2
2
2
60
250
4,17
5
25 Pihak sekolah memeriksa sarana pembelajaran sekali dalam 5 1 bulan Pihak sekolah memeriksa sarana pembelajaran 1 kali dalam 19 95 1 semester Rata-Rata
12
48
18
54
12
24
13
13
60
164
2,73
21
84
18
54
2
4
0
0
60
237
3,95
N o
6
Jumlah
Pengawasan F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
3,68
42
43
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi 4,17 pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pengawasan yang mana sekolah harus memberikan tindak lanjut dan sanksi kepada guru ataupun siswa yang menyalahgunakan sarana dan prasarana pembelajaran dan pihak sekolah harus mengecek penggunaan sarana pembelajaran yang dipakai guru sebelum dan sesudah proses pembelajaran 4,13. Sedangkan skor rata-rata terendah adalah 3,08 yakni sekolah melakukan pemantauan terhadap pemanfaatan alat bantu atau media pelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dan pihak sekolah harus melakukan pemeriksaan sarana pembelajaran sekali dalam 1 bulan 2,73. Tabel 6 Rekapitulasi Skor Rata-Rata Pengelolaan Sarana Pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas No
Rekapitulasi Rata-Rata Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas
Skor rata-rata
1
Pengadaan barang
3,92
2
Penyimpanan barang
3,54
3
Pemeliharaan barang
3,25
4
Penghapusan barang
3,62
5
Pengawasan barang
3,68
TOTAL
3,60
Berdasarkan Tabel 6 diatas diperoleh skor rata-rata pengelolaan sarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas 3,60 pada kategori baik. Artinya pengelolaan sarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas berada pada kategori baik.
44
B. Pembahasan Pada bagian ini akan dikemukakan pembahasan hasil penelitian yang telah dideskripsikan pada bagian sebelumnya yang meliputi pengelolaan sarana prasarana pembelajaran dalam hal: pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa pengelolaan sarana prasarana pembelajaran sudah dilakukan, akan tetapi apabila dilihat secara rinci dari indikator-indikator yang ada, masih terdapat yang berkategori cukup dilakukan dengan baik. Gambaran umum hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata pengelolaan sarana prasarana pembelajaran adalah 3,62. Rata-rata skor ini menunjukkan bahwa pengelolaan sarana prasarana pembelajaran sudah dilakukan dengan kategori baik. Secara lebih rinci pembahasan mengenai masing-masing sub variabel akan di uraikan sebagai berikut: 1. Pengelolaan sarana pembelajaran melalui pengadaan Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengelolaan sarana prasarana pembelajaran dalam pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana sudah dilakukan, hal ini ditandai dengan skor rata-rata 3,92 dengan kategori baik. Pengadaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas - tugas sekolah. Sutjibto dan Basori (2000) mengemukakan “pengadaan adalah kegiatan untuk menghadirkan perlengkapan sekolah”.
45
Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di sekolah, menggantikan barang barang yang rusak, hilang, dihapuskan atau sebab - sebab lain yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun anggaran mendatang. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai dengan kebutuhan
sekolah,
dan
dengan
dana
yang
efisien.
Pengadaan
perlengkapan sekolah ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh pengelola perlengkapan sekolah untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah, antara lain dengan cara membeli, mendapatkan hadiah atau sumbangan, tukar menukar, dan meminjam. Untuk pembelian, misalnya membeli buku-buku perpustakaan sekolah dapat ditempuh dengan beberapa cara, yaitu membeli di pabrik, membeli di toko, dan memesan. Oleh karena itu diharapkan kepada kepala sekolah agar melakukan pengadaan misalnya saja dengan cara membeli buku-buku, hal ini agar menambah koleksi atau sarana prasarana penunjang pembelajaran di sekolah. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan baik. Karena pengadaan sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun bagi murid untuk
46
berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid - murid sebagai pelajar.
2. Pengelolaan sarana pembelajaran melalui penyimpanan Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengelolaan sarana prasarana pembelajaran dalam pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana sudah dilakukan, hal ini ditandai dengan skor rata-rata 3,54. Akan tetapi penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran yang dilakukan belum optimal. Hal ini dikarenakan skor rata-rata yang hanya berada pada kategori cukup yakni 3,54. Menurut Gunawan (1996:139) menyatakan bahwa menyimpan adalah kegiatan menampung atau mewadahi hasil penyimpanan barang-barang baik yang belum maupun yang akan di distribusikan. Oleh karena itu diharapkan kepada kepala sekolah agar memperhatikan tempat penyimpanan serta bagaimana penyelenggaraan sarana dan prasarana ini. Misalnya saja untuk keperluan penyimpanan barang biasanya digunakan gudang. Dimana untuk mempersiapkan gudang perlu diperhatikan beberapa faktor pendukungnya seperti lokasi, ketentuan tata letak barang didalamnya sesuai jenis dan sifat barangnya serta yang perlu sekali diperhatikan yaitu keamanannya.
47
3. Pengelolaan sarana pembelajaran melalui pemeliharaan Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengelolaan sarana prasarana pembelajaran dalam pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana sudah dilakukan, hal ini ditandai dengan skor rata-rata 3,25. Akan tetapi pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran yang dilakukan belum optimal. Hal ini dikarenakan skor rata-rata yang hanya berada pada kategori cukup yakni 3,25. Ary Gunawan (1996:147) menyatakan pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar sarana dan prasarana tetap berada dalam keadaan baik. Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut ukuran waktu dan ukuran keadaan barang (setiap hari, secara berkala atau jangka waktu tertentu sesuai dengan petunjuk penggunaan). Pemeliharaan dapat dilakan oleh pemegangnya / penanggungjawabnya. Adapun masalah yang sering timbul dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah adalah pengrusakan yang di lakukan oleh siswasiswa di sekolah itu sendiri. Namun ada beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam menangani masalah tersebut diantaranya adalah membangkitkan rasa memiliki sekolah pada siswa siswi, sarana dan prasarana sekolah di siapkan yang prima sehingga tidak mudah di rusak, membina siswa untuk disiplin dengan cara yang efektif dan di terima oleh semua siswa serta memupuk rasa tanggung jawab kepada siswa untuk menjaga dan memelihara keutuhan dari sarana dan prasarana sekolah yang ada.
48
Oleh karena itu diharapkan kepada kepala sekolah agar memperhatikan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pembelajaran ini. Karena pemeliharaan terhadap sarana dan fasilitas pendidikan di sekolah merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap pakai. Kondisi siap pakai ini sangat membantu terhadap kelancaran proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, semua perlengkapan yang ada di sekolah membutuhkan perawatan, pemeliharaan, dan pengawasan agar dapat diberdayakan dengan sebaik mungkin.
4. Pengelolaan sarana pembelajaran melalui penghapusan Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengelolaan sarana prasarana pembelajaran dalam pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana sudah dilakukan, hal ini ditandai dengan skor rata-rata 3,62. Penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran yang dilakukan sudah optimal. Hal ini dikarenakan skor rata-rata yang hanya berada pada kategori baik yakni 3,62. Penghapusan merupakan kegiatan mengeluarkan barang-barang milik sekolah dan daftar inventaris berdasarkan peraturanperaturan dan ketentuan yang berlaku sarana prasarana yang tidak dapat difungsikan dikelola dengan cara penghapusan sesuai dengan prosedur yang ada. Diharapkan kepada kepala sekolah agar mengetahui cara-cara penghapusan yang baik sebelum melakukan penghapusan tersebut. Demikian pula prosedurnya harus mengikuti peraturan perundang-
49
undangan yang berlaku. Karena penghapusan sarana dan prasarana bertujuan untuk mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk dan tidak dapat digunakan lagi, membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak digunakan lagi serta membebaskan barang dari tanggung jawab pengurus kerja.
5. Pengelolaan sarana pembelajaran melalui pengawasan Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengelolaan sarana prasarana pembelajaran dalam pelaksanaan pengawasan sarana dan prasarana sudah dilakukan, hal ini ditandai dengan skor rata-rata 3,68. Pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran yang dilakukan sudah optimal. Hal ini dikarenakan skor rata-rata yang hanya berada pada kategori baik yakni 3,68. Sutjipto (2000) menyatakan pengawasan sarana dan prasarana adalah kegiatan pengamatan, pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan admnistrasi sarana dan prasarana pendidikan sekolah agar berjalan sesuai rencana dan ketentuan yang berlaku dan terhindar dari penyimpangan da penggelapan. Diharapkan kepada kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan, adapun salah satu tujuannya adalah untuk menghindari adanya penyelewengan. Tanggung jawab kepala sekolah untuk melakukan pengawasan dan koreksi terhadap kondisi sarana dan prasarana termasuk ruangan sekolah dan terus
50
menerus ruang lainnya dan halaman serta perlengkapannya harus dilaksanakan terus menerus dan teratur. Dalam melaksanakan tugas tersebut perlu diadakan pertemuan dengan penjaga kebersihan sekolah mengenai masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang harus diatasi. Pengawasan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga hal-hal yang sekecil-kecilnya pun tidak lepas dari tanggung jawabnya. Salah satu tujuan yang akan dicapai dalam pengawasan adalah menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dan membudayakan bersih kepada murid-murid.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bagian sebelumnya sehubungan dengan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pengadaan sarana barang sudah dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,92. Artinya pengadaan sarana dalam hal membuat sendiri, membeli, menyewa dan hibah berada pada kategori baik. 2. Pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek penyimpanan sarana barang sudah dilakukan dengan cukup dengan skor rata-rata 3,54. Artinya penyimpanan sarana dalam hal pengurusan, penyelenggaraan serta pengaturan berada pada kategori cukup. 3. Pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pemeliharaan sarana barang sudah dilakukan dengan cukup dengan skor rata-rata 3,25. Artinya pemeliharaan sarana dalam hal pencegahan, perawatan serta perbaikan berada pada kategori cukup. 4. Pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek penghapusan sarana barang sudah dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,62. Artinya penghapusan sarana dalam hal cara penghapusan dan syarat penghapusannya berada pada kategori baik. 5. Pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pengawasan sarana barang sudah dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,68. 51
52
Artinya pengawasan sarana dalam hal pemantauan dan tindak lanjut berada pada kategori baik. 6. Secara keseluruhan Pengelolaan Sarana Pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas sudah dilakukan dengan baik dengan skor rata-ratanya 3,60.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu: 1. Bagi Kepala Sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, maka pemanfaatan sarana pendidikan perlu ditingkatkan ke arah yang lebih baik dan optimal, sehingga dapat membantu para siswa-siswi dalam meraih prestasi
yang
meyakinkan,
serta
diharapkan
dapat
meningkatan
pengelolaan sarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas karena secara tidak langsung dapat menunjang jalannya proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah. 2. Semua guru SMA Negeri 2 Batang Kapas agar lebih meningkatkan dan memelihara sarana pembelajaran di sekolah agar dapat membantu pelaksanaan pembelajaran. 3. Bagi pegawas sekolah hendaknya melakukan pembenahan terhadap sarana yang ada dengan cara pengelolaan sarana dan prasarana penanganannya lebih dioptimalkan karena masih terdapat kelemahan, yaitu dalam hal penyimpanan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. 4. Bagi peneliti, sebagai rujukan dan pengembangan peneliti selanjutnya mengenai pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran disekolah.
53
DAFTAR PUSTAKA
Ary Gunawan. 1996. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro). Jakarta: Rineka Cipta Hendayat Soetopo dan Wasty Sumanty. 1982. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Ibrahim Bafadal. 2002. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. ------------------. 2003. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan SEokolah Teori dan Aplikasi, Jakarta : PT Bumi Aksara. Malayu Hasibuan. SP. 2001. Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah). Jakarta: Bumi Aksara Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Suharsimi Arikunto. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Sutjipto dan Basori Mukti. 2000. Administrasi Pendidikan. Departemen P dan K Dirjen Pendidikan tinggi Proyek pembinaan tenaga pendidik Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta. Syahril. 2000. Bahan Ajar Manajemen Sarana Prasarana. Padang: UNP Press Wijono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen P dan K, Dirjen Pendidikan tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Pendidik
54
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANAN PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS
ANGKET PENELITIAN
\
Oleh: DESI SUKMA NIM. 82985 / 2007
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
55
PENGANTAR ANGKET PENELITIAN
Yth. Bapak / Ibu guru SMA Negeri 2 Batang Kapas di Tempat Dengan hormat, terlebih dahulu saya mendoakan semoga Bapak/ Ibu SMA Negeri 2 Batang Kapas selalu dalam keadaan sehat wal’afiat dan sukses dalam melaksanakan tugas sehari-harinya, amin… Saya menyadari Bapak/Ibu cukup sibuk dalam melaksanakan tugas sehari-hari,namun demikian dalam kesibukan itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu meluangkan sudilah kiranya untuk meluangkan waktu untuk dapat mengisi angket penelitian ini (Terlampir) . Angket ini saya berikan kepada Bapak / Ibu bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang “Pengelolaan Sarana dan Prasana Pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas” yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi. Data dan informasi yang diperoleh semata-mata hanya untuk mengetahui pengeloaan sarana dan prasarana pembelejaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas dan tidak ada maksud lain yang dapat merugikan Bapak/Ibu, oleh karena itu sudilah kiranya Bapak/Ibu memberikan informasi sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Selanjutnya data dan informasi yang Bapak/Ibu berikan dijaga kerahasiannya. Demikianlah harapan saya, atas kesediaan dan bantuan yang Bapak/Ibu berikan saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
DESI SUKMA NIM. 82985
56
Lampiran 1 KISI – KISI ANGKET PENELITIAN Judul : PENGELOAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS Variabel
Sub Variabel
Indikator
Item
Pengelolaan sarana dan prasana pembelajaran
1. Pengadaan
a. Membuat sendiri b. Membeli c. Menyewa d. Hibah
1-3 4-6 7-9 10-11
2. Penyimpanan a. Pengurusan b. Penyelenggara n c. Pengaturan 3. Pemeliharaan a. Pencegahan b. Perawatan c. Perbaikan
12-14 15-16
4. Penghapusan
a. Cara penghapusan
29-31
b. Syarat penghapusan
32-34
a. Pemantauan b. Tindak lanjut
35-37 38-40
5. Pengawasan
17-19 20-22 23-25 26-28
Jumlah Item
57
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN
Angket ini dibuat dalam bentuk pertanyaan dan masing-masing pertanyaan disediakan 5(lima) pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersusun dalam bentuk Selalu,Sering,Kadang-kadang,Jarang dan Tidak Pernah Kepada Bapak/Ibu diminta untuk memilih salah satu jawaban yang dianggap cocok dengan memberikan tanda cek (√) pada tempat/kolom yang sudah disediakan. Untuk mempermudah Bapak/Ibu menentukan pilihan, diberikan pedoman sebagai berikut: Selalu
: 80 – 100 %
bila hal yang dinyatakan dirasakan
Sering
: 60 – 79 %
bila hal yang dinyatakan dirasakan
Kadang-kadang
: 40 – 59 %
bila hal yang dinyatakan dirasakan
Jarang
: 20 – 39 %
bila hal yang dinyatakan dirasakan
Tidak pernah
: 0 – 19 %
bila hal yang dinyatakan dirasakan
Kepada Bapak/Ibu diminta untuk memilih salah satu jawaban yang dianggap cocok dengan memberikan tanda cek (√) pada tempat/kolom yang sudah disediakan. Contoh : NO 1.
PERNYATAAN SL Bapak/Ibu membuat sendiri buku- (√) buku/panduan /modul yang akan digunakan dalam pembelajaran
SR KD SR
(√)
2. Bapak/Ibu membuat sendiri alat labor/pratikum yang akan digunakan dalam pembelajaran Keterangan Kategori Jawaban SL
= Selalu
SR
= Sering
KK
= Kadang – Kadang
JR
= Jarang
TP
= Tidak Pernah
TP
58
Lampiran 2 ANGKET PENELITIAN TENTANG PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 12
13
Pernyataan Media yang digunakan dalam proses pembelajaran dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan Alat labor/pratikum yang digunakan dalam pembelajaran dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan Buku – buku panduan/modul yang digunakan dalam pembelajaran di buat sendiri oleh guru yang bersangkutan Alat bantu/media yang akan digunakan dalam pembelajaran di beli oleh pihak sekolah Siswa menyediakan sarana yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan cara membeli sendiri Alat - alat labor/pratikum yang akan digunakan dalam pembelajaran pengadaannya dengan cara membeli Ruang labor yang dipakai dalam pembelajaran pratikum menggunakan ruang labor sekolah lain yang sifatnya menyewa Buku- buku/modul yang digunakan dalam pembelajaran,sudah diadakan dari sekolah Alat –alat labor atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran,disewa pada sekolah lain Buku – buku yang di gunakan sekolah kebanyakan mendapat sumbangan dari siswa yang sudah tamat dari sekolah Alat praktek sekolah sekali setahun mendapat hibah dari Dinas Sarana pembelajaran yang sudah digunakan dalam pembelajaran penyimpanannya,diurus oleh guru yang bersangkutan Media pembelajaran yang telah dipakai dalam proses pembelajaran, diurus oleh guru
SL
SR
KK
JR
TP
59
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Alat labor/pratikum yang digunakan dalam pembelajaran disimpan oleh pengurus sarana dan prasarana sekolah Penyimpanan sarana yang ada disekolah di selenggarakan oleh wakil bidang sarana dan prasarana Penyimpanan alat-alat labor dan media pembelajaran diselenggarakan oleh petugas khusus yang ditunjuk oleh pihak sekolah Sarana yang digunakan sekolah, penyimpanannya menurut aturan sekolah Media/alat labor yang akan digunakan dalm pembelajaran penyimpanannya diatur oleh guru dan siswa Semua perlengkapan sarana pembelajaran yang dipakai, disimpan menurut aturanya Buku-buku pelajaran yang telah digunakan,diletakkan / disimpan kembali dengan rapi pada tempat yang telah ditentukan Alat labor/pratikum yang sudah digunakan guru disimpan lagi pada tempat yang telah ditentukan Alat bantu/media yang sudah digunakan guru disimpan kembali pada tempat yang telah ditentukan Sarana yang telah digunakan dalam pembelajaran,sebelum di simpan perlu di bersihkan terlebih dahulu Alat labor/pratikum yang digunakan dalam pembelajaran perlu di lakukan pemeliharaan agar tidak terjadi kerusakan Ruang labor dan alatalat labor/pratikum sesudah digunakan dalam pembelajaran harus dibersihkan terlebih dahulu oleh siswa Buku – buku pelajaran yang rusak diperbaiki segera oleh pihak sekolah Alat Bantu/ media pelajaran yang rusak diusahakan pihak sekolah segera untuk memperbaikinya
60
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37 38
39 40
Alat labor/pratikum yang rusak, diusahakan untuk memperbaikinya terlebih dahulu Sarana yang rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi dihapuskan dengan cara pemusnahan Sarana yang masih bagus tetapi tidak dibutuhkan lagi dihapuskan dengan cara melelang/menghilangkan Sekolah menghapuskan barang yang musnah oleh bencana alam sesuai dengan aturan penghapusan Barang –barang yang dihapuskan dihilangkan langsung dalam daftar/buku inventaris menurut syarat ketentuannya Barang yang sudah kadaluarsa dapat dihapuskan sesuai dengan aturan yang ada Barang yang rusak bila diperbaiki membutuhkan biaya yang besar dihapuskan sesuai dengan prasyarat yang berlaku Sekolah memantau pemanfaatan bukubuku pelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran Sekolah memantau pemanfaatan alat bantu/media pelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran Pihak sekolah mengecek penggunaan saran pembelajaran yang dipakai guru Sekolah memberikan tindak lanjut dan sanksi kepada guru ataupun siswa yang menyalahgunakan sarana dan prasarana pembelajaran Pihak sekolah memeriksa sarana pembelajaran sekali dalam 1 bulan Pihak sekolah memeriksa sarana pembelajaran 1 kali dalam 1 semester
65
Lampiran 4 A. Uji Validitas dengan Rumus Spearmen Rho atau Tata Jenjang Mencari validitas instrumen pengelolaan sarana dan prasarana dengan menggunakan rumus Spearman Rho atau tata jenjang Nawawi sebagai berikut: = 1 - 6 D² N (N² - 1) Tabel Pembantu Penggunaan Rumus untuk Validitas Angket Pengelolaan Sarana dan Prasarana Responde Skor Skor Total Rank Rank Total D n Total Maksimum Total Maksimum 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
175 145 166 174 153 172 179 140 154 151
110 15 55 130 25 75 130 40 45 55
2 9 5 3 7 4 1 10 6 8
3 10 5.5 1.5 9 4 1.5 8 7 5.5
1609
-1 -1 -0.5 1.5 -2 0 -0.5 2 -1 2.5
D² 1 1 0.25 2.25 4 0 0.25 4 1 6.25 20
= 1-
6 D² N (N² - 1) = 1 – 6. (20) 10 (10² - 1) = 1–
120 990
= 1 – 0,12 = 0,88 Dari hasil perhitungan diperoleh Rho = 0,88 sedangkan taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,794 karena r hitung > r tabel, yaitu 0,88 > 0,794 maka instrumen pengelolaan sarana dan prasarana ini adalah valid.
66
B. Uji reliabilitas angket dengan rumus Alpha =
x² - ( x)² N N
Keterangan : = Reliabilitas yang dicari σ²t = Jumlah varians item σ²t = Varians total n = Jumlah item a. Langkah pertama mencari varians masing-masing item, Arikunto (1997:106) yaitu : =
x² - ( x)² N N
1. σt = 157 – (39)² 10 10 = 157 – 152,1 10 = 0,49
3. σt = 207 – (45)² 10 10 = 207 – 202,5 10 = 0,45 5. σt = 207 – (45)² 10 10 = 207 – 202,5 10 = 0,45
2. σt = 166 – (40)² 10 10 = 166 - 160 10 = 0,6
4. σt = 193 – (43)² 10 10 = 193 – 184,9 10 = 0,81 6. σt = 193 – (43)² 10 10 = 193 – 184,9 10 = 0,81
67
7. σt = 119 – (33)² 10 10 = 119 – 108,9 10 = 1,01 9. σt = 129 – (35)² 10 10 = 129 – 122,5 10 = 0,65 11. σt = 171 – (41)² 10 10 = 171 – 168,1 10 = 0,29 13. σt = 141 – (37)² 10 10 = 141 – 136,9 10 = 0,41 15. σt = 184 – (42)² 10 10 = 184 – 176,4 10 = 0,76
17. σt = 180 – (42)² 10 10 = 180 – 176,4 10 = 0,36
8. σt = 113 – (33)² 10 10 = 113 – 108,9 10 = 0,41 10. σt = 113 – (33)² 10 10 = 113 – 108,9 10 = 0,41 12. σt = 191 – (43)² 10 10 = 191 – 184,9 10 = 0,61 14. σt = 173 – (41)² 10 10 = 173 – 168,1 10 = 0,49 16. σt = 157 – (39)² 10 10 = 157 – 152,1 10 = 0,49
18. σt = 157 – (39)² 10 10 = 157 – 152,1 10 = 0,49
68
19. σt = 191 – (43)² 10 10 = 191 – 184,9 10 = 0,61 21. σt = 205 – (45)² 10 10 = 205 – 202,5 10 = 0,25 23. σt = 186 – (42)² 10 10 = 186 – 176,4 10 = 0,96 25. σt = 168 – (40)² 10 10 = 168 – 160 10 = 0,8 27. σt = 161 – (39)² 10 10 = 161 – 152,1 10 = 0,89 29. σt = 207 – (45)² 10 10 = 207 – 202,5 10 = 0,45
20. σt = 189 – (43)² 10 10 = 189 – 184,9 10 = 0,41 22. σt = 195– (43)² 10 10 = 195 – 184,9 10 = 1,01 24. σt = 186– (42)² 10 10 = 186 – 176,4 10 = 0,96 26. σt = 182– (42)² 10 10 = 182 – 176,4 10 = 0,56 28. σt = 198– (44)² 10 10 = 198 – 193,6 10 = 0,44 30. σt = 128– (34)² 10 10 = 128 – 115,6 10 = 1,54
69
31. σt = 188 – (42)² 10 10 = 188 – 176,4 10 = 1,16 33. σt = 177 – (41)² 10 10 = 177 – 168,1 10 = 0,89 35. σt = 182 – (42)² 10 10 = 182 – 176,4 10 = 0,56 37. σt = 166 – (40)² 10 10 = 166 – 160 10 = 0,6 39. σt = 134 – (36)² 10 10 = 134 – 129,6 10 = 0,44
32. σt = 164– (40)² 10 10 = 164 – 160 10 = 0,4 34. σt = 173– (41)² 10 10 = 173 – 176,4 10 = 0,56 36. σt = 180– (42)² 10 10 = 180 – 176,4 10 = 0,36 38. σt = 144– (36)² 10 10 = 144 – 129,6 10 = 1,44 40. σt = 156– (38)² 10 10 = 156 – 144,4 10 = 1,16
b. Langkah kedua, menjumlahkan hasil varians semua item ( σ²t) Rumus : σ²t =
+
+……….. + σ40
70
= 0,49 + 0,6 + 0,45 + 0,81 + 0,45 + 0,81 + 1,01 + 0,41 + 0,65 + 0,41 + 0,29 + 0,61 + 0,41 + 0,49 + 0,76 + 0,49 + 0,36 + 0,49 + 0,61 + 0,41 + 0,25 + 1,01 + 0,96 + 0,96 + 0,8 + 0,56 + 0,89 + 0,44 + 0,45 + 1,54 + 1,16 + 0,4 + 0,89 + 0,49 + 0,56 + 0,36 + 0,6 + 1,44 + 0,44 + 1,16 = 26,37
c. Langkah ketiga, menggunakan rumus varians total (σ²t) Rumus : σ²t =
²-(
)² N
N = 260633 – (1609)² 10 10 = 260633 – 258888,1 10 = 174,49 d. Langkah keempat, menggunakan rumus Alpha Cronbach : K K 1
r =
2 b 2
1 t
40 26,37 1 40 1 174 ,49
= ( 1,03 ) ( 1- 0,15) = ( 1,03 ) (0,85) = 0,87 Jadi dari hasil perhitungan diperoleh r hitung = 0,87 sedangkan r tabel pada taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,794. Maka r hitung lebih 0,87 > 0,794 = Reliabel.
71
72
73