ISSN 0854 - 5561
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
PENGELOLAAN PERALATAN KESELAMATAN UMUM DAN KEDARURATAN NUKLIR IRM PERIODE TAHUN 2009 Muradi
ABSTRAK PENGELOLAAN PERALATAN KESELAMATAN UMUM DAN KEDARUTAN NUKLIR INSTALASI RADIOMETALURGI PERIODE TAHUN 2009. Pengelolaan peralatan keselamatan umum dan kedaruratan nuklir Instalasi Radiometalurgi (IRM) telah dilakukan. Mengoperasikan instalasi yang menangani bahan nuklir mengandung resiko radiasi terutama apabila terjadi suatu keadaan yang tidak biasa (abnormal) sebagai akibat dari ketidaksiapan instalasi dan personel/ pekerja radiasi dim ana hal tersebut dapat mengancam keselamatan pekerja itu sendiri maupun lingkungan. Kegiatan pengelolaan peralatan keselamatan umum dan kedaruratan nuklir IRM ini dilakukan untuk tujuan kesiapsiagaan nuklir. Ruang lingkup kegiatan meliputi pengecekan sistem alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran, serta perlengkapan lemari kedaruratan. Metode yang dipakai adalah dengan perawatan atau pengecekan sistem alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran, serta perlengkapan lemari kedaruratan setahun dilakukan 2 (dua) kali, minimal setahun sekali. Pemeriksaan dan pengujian sistem deteksi kebakaran yang berjumlah 102 Zone masih berfungsi dengan baik, kecuali untuk Zone 62, 91 dan 93 butuh perbaikan/perawatan lebih lanjut. Alat pemadam api yang berjumlah 141 tabung yang terdiri dari 127 tipe ABC dan16 tipe B masih berfungsi dengan baik. Hasil pemeliharaan dan pengecekan secara berkala Peralatan Keselamatan dan kedaruratan Nuklir di lemari kedaruratan dalam keadaan baik, kecuali Breathing protection perlu penggantian O2• Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini, secara umum fasilitas dan alat untuk tujuan kesiapsiagaan nuklir dalam keadaan berfungsi dengan baik. Kata kunci : peralatan , kedaruratan nuklir, p'erawatan.
PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Kepala Batan Nomor: 123/KANIiI/2007 tentang rincian tugas unit kerja di lingkungan Batan, pada pasal 278 ayat 2 Subbidang Pengendalian personel mempunyai tugas melakukan pengendalian paparan radiasi yang diterima personel serta koordinasi kedaruratan nuklir fasilitas [1J. Dalam kegiatan operasional IRM perlu dilakukan kegiatan proteksi radiasi, yang bertujuan untuk menjaga atau menjamin agar paparan radiasi eksterna dan interna terhadap personil, masyarakat umum dan lingkungan diupayakan serendah mungkin sebagaimana prinsip ALARA. Mengoperasikan instalasi yang menangani bahan nuklir mengandung resiko radiasi terutama apabila terjadi suatu keadaan yang tidak biasa (abnormal) sebagai akibat dari ketidaksiapan instalasi dan personel/ pekerja radiasi dim ana hal tersebut dapat mengancam keselamatan pekerja itu sendiri maupun lingkungan. Kegiatan pengelolaan peralatan keselamatan umum dan kedarurp,tan nuklir IRM ini dilakukan untuk tujuan kesiapsiagaan nuklir. Ruang lingkup kegiatan meliputi sistem alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran, serta perlengkapan lemari kedaruratan. Metode yang dipakai adalah dengan perawatan atau pengecekan sistem alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran, serta pengecekan perlengkapan lemari kedaruratan setahun dilakukan 2 (dua) kali, minimal setahun sekali.
498
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
ISSN 0854 - 5561
TEORI Sesuai dengan UU NO.1 0 tahun 1997 tentang ketenaganukliran, pasal 16: setiap kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan tenaga nuklir wajib memperhatikan keselamatan, keamanan, dan ketentraman, kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup [2]. Pengusaha instalasi harus menyediakan dan mengidentifikasi fasilitas, peralatan dan sarana pendukung yang diperlukan untuk program rencana penanggulangan keadaan darurat dan memberikan jaminan bahwa peralatan tersebut selalu siap dipergunakan sewaktu-waktu [3J• Sebagai pendukung pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat di PTBN maka perlengkapan kedaruratan dipisahkan atau tersendiri dari perlengkapan keselamatan kerja yang digunakan sehari-hari. Oengan demikian apabila sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat segera perlengkapan yang diperlukan telah tersedia. fasilitas, peralatan dan sarana pendukung yang diperlukan untuk program rencana penanggulangan keadaan darurat di IRM atara lain [4] : 1. sistem deteksi dini dan alarm. 2. Alat-alat ukur/surveymeter,
Protection line
3. perlengkapan dekontaminasi 4. peralatan medis kedaruratan, seperti: Jas lab, sarung tangan, sepatu dan masker (half and full face), baju timbal, obat-obatan ringan (PPPK), baju tahan api dan tabung oksigen, Senter, tandu, alat komunikasi 5. Alat-alat pemadam api ringan.
Sistem deteksi dini dan alarm yang diperlukan untuk program rencana penanggulangan keadaan darurat di IRM antara lain [5] : 1. Oetektor kebakaran: Seluruh sensor yang terpasang di IRM terbagi kedalam 102 zona. Sensor pendeteksi kebakaran yang terpasang di IRM terdiri dari: detekJor panas (heat detector), detektor asap (smoke detector) dan break glass (manual call point). Secara umum, detektor panas dirancang untuk merasakan suatu perubahan suhu yang ditentukan suatu material ketika timbul panas. Oetektor asap sensor ionisasi berisi sejumlah kecil bahan radioaktif Americium (Am-241) yang akan mengionisasikan udara di dalam kamar (chamber) pengindera, memberikan daya konduksi dan suatu aliran arus melalui udara antara dua muatan elektroda. Apabila partikel asap masuk daerah ionisasi, maka asap tesebut akan mengurangi aliran listrik di udara dengan menempelkan diri pada ion, yang menyebabkan pengurangan arus listrik dari tingkat yang ditetapkan, sehingga detektor mengaktifkan bunyi alarm. Oi dalam detektor asap sensor fotoelektrik, suatu sumber cahaya dan sensor cahaya diatur sedemikian sehingga sinar dari sumber cahaya tidak menumbuk sensor cahaya. Ketika partikel asap masuk alur cahaya, sebagian dari cahaya menyebar dan mengarah ke sensor, menyebabkan detektor untuk mengaktifkan bunyi alarm. Prinsip kerja dari detektor asap tipe ionisasi dapat diilustrasikan seperti pad a Gambar 1.
499
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
ISSN 0854 - 5561
Gambar 1. Prinsip kerja dari detektor asap tipe ionisasi
2. Control Panel Sensor yang terpasang di basement, lantai 1 & 2 dikoneksikan dengan kotak hUbung, kemudian terhubung ke FMOF (main distibution panel) sebelum ke control panel (Iantai 3). Sensor yang terpasang di lantai 3 dikoneksikan langsung ke FMOF sebelum terhubung ke control panel.
3. Annunciator Panel Annunciator Panel berfungsi sebagai alat berupa display pemberi informasi zona dim ana terjadinya kebakaran. Informasi terjadiny~ kebakaran, berupa bunyi alarm dan nyala lampu LED yang menunjukkan nomor zona terjadinya kebakaran. Frekuensi kegiatan perawatan sesuai dengan jadwal (lihat Tabel 1).
peralatan
pada sistem deteksi kebakaran
IRM dilakukan
Alat pemadam kebakaran merupakan salah satu pendukung strategis dalam upaya menjamin aset baik yang berupa fasilitas maupun peralatan dari bahaya kebakaran baik yang ditimbulkan bahaya internal maupun ekternal. Untuk mencegah bahaya kebakaran dan terjadinya kedaruratan nuklir maka instalasi Radiometalurgi dilengkapi dangan alat pemadam api(alat pemadam kebakaran), Jumlah alat pemadam api di Instalasi metalurgi ialah 141 terdiri dari 125 alat pemadam api tipe ABC dan 16 alat pemadam api tipe B. Klasifikasi jenis alat pemadam kebakaran :
[6]
a) Alat pemadam api kelas A adalah jenis alat pemadam kebakaran terbakar seperti kayu, kertas, bahan pakaian, dan sejenisnya.(powder)
dari bahan yang mudah
b) Alat pemadam api kelas B jenis alat pemadam kebakaran dari bahan cairan yang mudah terbakar seperti minyak bumi, gas, lemak dan sejenisnya(C02) c) Alat pemadam api kelas C jenis alat pemadam kebakaran dari bahan listrik yang mudah terbakar seperti (kebocoran listrik korsleting) termasuk kebakaran pad a alat-alat listrik Alat pemadam api kelas 0 adalah jenis alat pemadam kebakaran dari bahan logam, seperti Zeng, Magnesium, serbuk aluminium, Sodium, Titanium.
500
ISSN 0854 - 5561
Tabel1. distribution panel Pemeriksaan PERALATAN Kotak hubung
acak Main Detektor asap Break glass
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 Jadwal perawatan sistem deteksi kebakaran Pemeriksaan/Pengujian KEGIATAN Pemeriksaan FREKUENSI 6 1 tahun bulan sekali ujia n Pengoperasia Pemeriksaan/pengujian Pemeriksaan/Pengujian 1 tahunn/Peng sekali
[5]
TATA KERJA 1. Sistem alarm kebakaran : Pemeriksaan sistem deteksi kebakaran
[5]:
a) Dilakukan pemeriksaan secara fisik, peralatan sistem deteksi kebakaran dengan: pembersihan FCP, FMDF, junction box (kotak hubung) dan sensor. Pastikan tidak ada debu yang menghalangi (seperti debu). b) Dilakukan pengecekan koneksi pada tiap terminal pada FMDF, kotak hubung dan FCP juga perlu dilakukan untuk memastikan sistem terkoneksi dengan baik. c) Dilakukan pemeriksaanaan secara berkala (Iihat Tabel 1) untuk menjamin sistem selalu berfungsi dengan baik. Hasil pelaksanaan kegiatan dituliskan pada formulir lembar perawatan. Pengujian sistem deteksi kebakaran
[5J:
a) Dilakukan pemberian asap pada detektor asap, panas pad a detektor panas atau menekan tombol pada break glass untuk menguji sistem deteksi kebakaran. Jika alarm berbunyi, maka : -
Main alarm pada controller (FCP) dari zona terkait akan berbunyi Lampu indikator untuk zona yang terdeteksi pad a pintu bagian luar FCP akan menyala. Lampu LED indikator nomor zona pad a annunciator panel akan menyala dan alarm akan berbunyi. - Jika hal-hal terse but berfungsi dengan baik, maka sistem secara keseluruhan berfungsi dengan baik. b) Matikan main alarm, tekan tombol main alarm silencing pad a pintu FCP bagian dalam (sesuai zona terkait), kemudian tekan kembali jika ingin menyalakan. c) Matikan local alarm, tekan tombol local alarm silencing pad a pintu FCP bagian dalam (sesuai zona terkait), kemudian tekan kembali jika ingin menyalakan. d) Kembalikan sistem deteksi kebakaran ke posisi monitoring dengan cara :
501
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
ISSN 0854 - 5561
-
tekan tombol "reset" pad a FMDF beberapa saat, dan
-
tekan tombol "reset" pad a pintu bagian dalam dari FCP (sesuai posisi zona terkait).
e) Tuliskan hasil pelaksanaan kegiatan pada formulir lembar perawatan (lihat lampiran 1).
Perbaikan sistem deteksi kebakaran
[5]:
a) Dilakukan identifikasi kerusakan peralatan instruksi dari Kepala Bidang Keselamatan. b) Dilakukan penelusuran yang diperlukan.
pada sistem
kerusakan, memperkirakan
deteksi
kebakaran,
sesuai
dengan
kebutuhan bahan, komponen / suku cadang
c) Dituliskan hasil identifikasi kerusakan pada formulir laporan hasil identifikasi kerusakan, kemudian mengusulkan tindakan perbaikan. d) Dibuat surat permohonan pengadaan barang/jasa, berdasarkan hasil identifikasi kerusakan dan kebutuhan komponen/suku cadang untuk pengerjaan perbaikan. Ajukan permohonan pengadaan barang/jasa e) Lakukan perbaikan peralatan dengan menggunakan disediakan. f)
bahan/ komponen/suku
cadang yang telah
Dilakukan uji fungsi hasil perbaikan, setelah perbaikan selesai.
g) Dituliskan hasil perbaikan sistem deteksi kebakaran pada formulir Laporan hasil perbaikan.
2. Alat pemadam kebakaran Dilakukan pengecekan tabung pemadam kebakaran dilakukan setiap 6 bulan sekali dan untuk mengetahui apakah pemadam api berfungsi dengan baik lihat indikator apabila jarum masih berada pad a warna hijau berarti tabung pemadam api masih baik .
3. Perlengkapan lemari kedaruratan Dilakukan pengecekan kondisi perlengkapan kali, minimal setahun sekali.
lemari kedaruratan setahun dilakukan 2 (dua)
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan dan pengujian sistem deteksi kebakaran yang berjumlah 102 Zone masih berfungsi dengan baik, kecuali untuk Zone 62, 91 dan 93 butuh perbaikan/perawatan lebih lanjut. Alat pemadam api yang berjumlah 141 tabung yang terdiri dari 127 tipe ABC dan16 tipe B masih berfungsi dengan baik (Tabel 2).
tabunq
Tabel 2. Data tabung pemadam kebakaran IRM. Jumlah Dasar Satu MES dan Baik Baik Lantai Baik tidak ABC 19 18 8dry 14 (daerah Satu( daerah aktif) ABC Dasar(Daerah aktif) Jenis Taifuri tabung/tipe 12 24 GDdan pawder Taifun 12 GD dry Taifun powder tipe powder tipe No Keterangan
502
ISSN 0854 - 5561
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
Basement BaikBaik 39 tipe dan 2powder tipe 19 Taifun (daerah 12aktif) GOT dry pawder ABC dan tife (daerah aifun 12 Co2 GO dry B 5 Dua
Hasil pemeliharaan dan pengecekan secara berkala Peralatan Keselamatan dan kedaruratan Nuklir di lemari kedaruratan dalam keadaan baik, kecuali Breathing protection perlu penggantian O2 (Tabel 3).
No.
Tabel 3. Daftar perlengkapan kedaruratan: Kertas Tandu Pocket Filter Dosimeter P3K Sabun Handuk Mandi Kaca Mata Jas Lab Baik Satu Buah Nama Perala tan Jumlah Full Masker Baik Dua Baik Rambu-Rambu dan Baik Baik Rantai Satu Satu Dus Set Baik Botol Pakaian Tahan Api Pencuplik Udara Baju Lampu PB. Senter Kain Merah Sabuk Pelindung Sarung Shampo Pengaman Tangan Telinga Karet Tipis mikropon Breathing Perlu protection penggantian 02Empat Keterangan Tiga Pasang Buah Masker Sedang Empat Buah SatuBuah $et Detektor Alpha Gama (kontaminasi) (papa ran)
503
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
ISSN 0854 - 5561
KESIMPULAN Sistem deteksi kebakaran, alat pemadam api masih berfungsi dengan baik, peralatan Keselamatan dan kedaruratan Nuklir di lemari kedaruratan dalam keadaan baik Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini, secara umum fasilitas dan alat untuk tujuan kesiapsiagaan nuklir dalam keadaan berfungsi dengan baik. DAFTAR PUSTAKA [1] BATAN, Peraturan Kepala Batan Nomor: 123/KA/VIIi/2007, lingkungan Batan, Batan 2007 [2] ANON 1M, Undang-undang 1997
tentang rincian tugas unit kerja di
Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1997, tentang Ketenaganukliran,
[3] BAPETEN, Keputusan Kepala Bapeten Nomor 05/Ka-Bapeten/I-03, tentang Pedoman rencana penaggulangan keadaan darurat, 2003 [4] PTBN, Panduan kesiapsiagaan nuklir PTBN, revisi 2, Nomor dokumen KK23011 001, 2006 [5] PTBN, Prosedur perawatan sistem deteksi kebakaran IRM, No. Ook.: KK23011 003, revisi 0, 2007 [6] BALITBANG OEPHAN, Sekilas tentang alat pemadam kebakaran Nomor 16 tahun 2006.
504