Pengelolaan Pendidikan Vocational… (Arum Setyani) 23
PENGELOLAAN PENDIDIKAN VOCATIONAL PADA JENJANG SMPLB DAN SMALB TUNAGRAHITA DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA MANAGEMENT EDUCATION VOCATIONAL AT SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA Oleh: Arum Setyani, Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengelolaan pendidikan vocational pada jenjang SMPLB dan SMALB tunagrahita di SLB Negeri Pembina Yogyakarta meliputi beberapa proses yaitu: (1) Perencanaan; (2) Pelaksanaan; (3) Pengawasan meliputi komponen peserta didik, guru, dan kurikulum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perencanaan peserta didik dilakukan sekolah dengan membentuk penjurusan keterampilan jenjang SMPLB dan SMALB, perencanaan guru dilakukan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, perencanaan kurikulum menggunakan pendekatan tematik keterampilan dikaitkan jurusan keterampilan yaitu tata boga, tata busana, tata rias, tekstil, otomotif, keramik, pertanian, perkayuan, dan TIK; 2) Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan peserta didik melalui kegiatan kurikuler di dalam kelas meliputi pendidikan akademik dan pendidikan keterampilan sedangkan di luar kelas dengan pelaksanaan magang serta kegiatan ekstrakurikuler bidang kepramukaan, kesenian dan keolahragaan, pengembangan guru dilakukan diklat, pelaksanaan kurikulum melihat pelaksanaan pembelajaran yang menekankan praktek keterampilan; (3) Pengawasan dilakukan kepala sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang bertujuan untuk supervisi guru rombel keterampilan. Kata kunci: pengelolaan, pendidikan vocational, SLB tunagrahita. Abstract This study aims to describe the management of vocational education at the level of mental retardation SMPLB and SMALB in SLB Negeri Pembina Yogyakarta includes several processes, namely: (1) planning; (2) implementation; (3) controlling includes students, teachers, and curriculum. The results indicate that (1) Planning learners performed by the school by forming department of skill which starts at level SMPLB and SMALB, teacher planning carried out by the Education Office of Yogyakarta, curriculum planning using a thematic approach to skills associated with several departments, namely culinary skills, dressmaking, cosmetology, textiles, automotive, ceramics, agriculture, timber, and ICT; (2) The implementation of promotion and development of learners through curricular activities carried out in the classroom include academic education and vocational education system study groups while learning outside the classroom to do with the implementation of internships and extracurricular activities are conducted, namely in the field of scouting , the arts and sport, teacher development conducted training, curriculum implementation carried out by looking at the implementation of learning more emphasis on practical skills according to each department; (3) Monitoring conducted the principal and the education office of Yogyakarta which to supervision of the skills group teacher. Keywords : management, education vocational, special education retardation.
cacat mental, terbelakang mental dan lemah
PENDAHULUAN Yogyakarta
mental (Mumpuniarti, 2000: 25). Pendidikan
merupakan lembaga pendidikan bagi ABK
layanan khusus yang terdapat di SLB Negeri
khusus
Pembina
SLB
Negeri
bagi
Pembina
anak
tunagrahita
yang
Yogyakarta Menurut
yaitu guru
pendidikan
mengedepankan keterampilan pada peserta
vocational.
rombel
didik melalui pendidikan layanan khusus. Di
keterampilan awal mula adanya pendidikan
Indonesia, tunagrahita disebut dengan istilah
vocational yaitu di tahun 2006 dengan
lemah ingatan, lemah otak, lemah pikiran,
adanya keputusan dari Direktorat Jenderal
24 Jurnal Hanata Widya Edisi Agustus 2016
Pembinaan Sekolah Luar Biasa tentang
Penelitian
Samadi
2005:
59
pembentukan sentra pendidikan khusus dan
(Mumpuniarti, 2006: 4) tentang vocational
pendidikan layanan khusus (PK-PLK).
training bagi trainable mentaly retarded (IQ
Upaya yang ditunjukkan SLB Negeri Pembina
Yogyakarta,
yaitu
membentuk bengkel-bengkel
dengan
dengan
menunjukkan
pembuatan
bahwa
dengan
amplop pelatihan
yang
koordinasi motor dan visual penyandang
terdapat di beberapa rombel keterampilan
tunagrahita mampu latih mampu untuk
dengan jurusan yang berbeda-beda. Rombel
membuat
keterampilan
Nishio 2005: 109, (Mumpuniarti, 2006: 4) di
tersebut
kerja
20-50)
terbagi
menjadi
amplop.
Atsushi
sembilan (9) rombel yaitu rombel tekstil,
Jepang
rombel perkayuan, rombel otomotif, rombel
intellectual
keramik, rombel tata busana, rombel tata
kualifikasi pekerjaan sebagai home helper.
kecantikan,
Mereka
rombel
tata
boga,
rombel
bahwa
Selanjutnya
orang-orang
disability
dilatih
secara
dengan
mampu
untuk
khusus
dengan
pertanian, dan rombel Teknologi Informasi
tahapan: 1) interest and wish, 2) potentional
dan Komunikasi (TIK). Dimana dalam
and competence, 3) self-esteem. Berdasarkan
rombel pendidikan vocational tersebut hanya
penelitian
dikhususkan pada jenjang SMPLB dan
tunagrahita mampu bekerja, jika sebelumnya
SMALB dengan penyangdang tunagrahita
mendapatkan pelatihan secara khusus.
ringan/sedang. Pada
tersebut
bahwa
penyandang
Menurut guru rombel keterampilan
pelaksanaan
magang
belum
dalam penyusunan kurikulum di rombel
maksimal untuk semua peserta didik rombel
keterampilan dilakukan oleh kepala sekolah
keterampilan dikarenakan masih kekurangan
dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Dari
tempat praktek industri (PI). Menurut (Putu
pernyataan
Sudira, 2012: 44) bahwa model magang
mempunyai kewenangan untuk menyusun
adalah salah satu model pendidikan kejuruan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
yang menyerahkan sepenuhnya kegiatan
peserta didik. Seperti halnya pendidikan
pelatihan kepada industri. Selain itu pada
vocational sebagai pendidikan untuk dunia
rombel
belum
kerja, program pendidikan dan kurikulumnya
menyelenggarakan kegiatan ektrakurikuler
harus dikembangkan dari kompetensi kerja
peserta didik yang spesifik di bidang
yang ada pada dunia usaha dan dunia
keterampilan sesuai dengan jurusan. Hal
industri, (Putu Sudira, 2012: 33). Maka dari
tersebut didukung dengan adanya pernyataan
itu dalam penyusunan kurikulum juga harus
bahwa penyandang tunagrahita justru dapat
melibatkan dunia usaha dan industri untuk
menunjukkan
tinggi
dapat mengembangkan keterampilan yang
karena bidang yang dikerjakannya berulang-
diajarkan pada peserta didik agar sesuai
ulang, Astati, 1996: 26.
dengan dunia usaha dan dunia industri.
keterampilan
produktivitas
yang
tersebut
maka
sekolah
Pengelolaan Pendidikan Vocational… (Arum Setyani) 25
Guru
rombel
keterampilan
mengungkapkan bahwa masih terdapat guru yang tidak mempunyai basic pendidikan keterampilan sesuai dengan jurusan yang
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
diajarkan, dimana guru tersebut basicnya
karena
yaitu pendidikan SLB. Hal ini berimplikasi
mendeskripsikan
pada kemampuan guru untuk memenuhi
vocational pada jenjang SMPLB dan SMALB
kebutuhan
tunagrahita di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.
peserta
mengembangkan
didik
dalam
keterampilan
yang
Menurut
penelitian
ini
dilakukan
pengelolaan
Suharsimi
untuk
pendidikan
Arikunto
(2006:
12)
diajarkan maupun menangani kebutuhan
menyebutkan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
merupakan penelitian yang tidak dimaksudkan
Jadi
rombel
untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya
keterampilan mempunyai kendala dalam
menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu
proses pembelajarannya.
variabel, gejala, atau keadaan.
masing-masing
guru
bahwa
penelitian
deskriptif
Masalah ini perlu diprioritaskan dalam menyiapkan
peserta
didik
tunagrahita
sehingga setelah lulus dari SLB Negeri Pembina Yogyakarta mampu bekerja dan mandiri
berwirausaha
dengan
bekal
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Pembina Yogyakarta yang beralamat di Jalan
keterampilan yang sudah diajarkan sekolah
Pramuka
melalui
Yogyakarta. Peneliti
rombel
keterampilan.
Beberapa
224,
Giwangan,
Umbulharjo,
memilih
SLB Negeri
kendala dan hambatan yang dipaparkan
Pembina Yogyakarta sebagai tempat penelitian
diatas yang terjadi dalam penyelenggaraan
dikarenakan SLB Negeri Pembina Yogyakarta
rombel keterampilan sehingga perlu untuk
merupakan SLB Negeri Pembina Yogyakarta
dikaji guna mengetahui hal-hal apa saja yang
merupakan
dapat dilakukan oleh lembaga terkait untuk
pengembangan
meningkatan kualitas layanan pendidikan
khusus lainnya di wilayah Yogyakarta karena
vocational bagi peserta didik tunagrahita.
dijadikan salah satu Sentra Pendidikan Khusus
Mengingat pentingnya hal tersebut maka
dan Pendidikan Layanan Khusus (Sentra-PK-
penelitian
Pengelolaan
PLK) dari Direktorat Pembinaan Sekolah Luar
Pendidikan Vocational Pada Jenjang SMPLB
Biasa. Maka dari itu SLB Negeri Pembina
dan SMALB Tunagrahita Ringan/Sedang di
Yogyakarta
SLB Negeri Pembina Yogyakarta ini penting
vocational
untuk dilaksanakan.
mengembangkan keterampilan peserta didik
yang
berjudul
dalam
SLB
percontohan
untuk
lembaga
menyelenggarakan yang
bidang
pendidikan
pendidikan
bertujuan
kejurun
dan
yang
untuk
sesuai
26 Jurnal Hanata Widya Edisi Agustus 2016
kemampuannya. Penelitian
ini
dilaksanakan
mulai bulan Maret 2016.
pengajaran dan kurikulum, dan koordinator PKPLK untuk
mendapatkan
data
terkait
pengelolaan pendidikan vocational pada jenjang
Target/Subjek Penelitian
SMPLB dan SMALB tunagrahita ringan/sedang Di
dalam
penelitian
variabel
merupakan
penelitian,
subjek
sesuatu
yang
kedudukannya sangat penting karena data tentang variabel yang diteliti berada pada subjek penelitian. Suharsimi Arikunto (2006 : 116)
menyatakan
bahwa subjek penelitian
adalah benda atau hal, orang, tempat data melekat pada variabel penelitian. Maka dari itu subyek dalam penelitian ini
yang akan
dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini kepala SLB Negeri Pembina Yogyakarta,
di SLB Negeri Pembina Yogyakarta mulai dari proses
SLB Negeri Pembina Yogyakarta, guru rombel keterampilan
di
SLB
Negeri
Pembina
Yogyakarta dan orang tua peserta didik rombel keterampilan.
ini juga
dilakukan
kepada
keterampilan untuk mengenai
dan
pengembangan
guru
rombel
mendapatkan
perencanaan
data
kurikulum
peserta
didik.
dan
Sedangkan
wawancara tidak terstruktur dilakukan kepada orang tua peserta didik rombel keterampilan terkait karakteristik peserta didik dan bakat yang dimiliki. Pengambilan
data
dengan
teknik
dokumentasi dilakukan dengan cara menelaah dokumen, arsip, dan bukti yang ditemukan di lapangan
yang
penelitian.
berkaitan
Dokumen
diantaranya
atau
adalah
dengan
tujuan
arsip
tersebut
kurikulum
rombel
keterampilan, profil sekolah, hasil penilaian atau
Prosedur Dalam
penelitian
kualitatif,
teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan
pelaksanaan
pengawasan rombel keterampilan. Wawancara
wakaur kurikulum dan pengajaran SLB Negeri Pembina Yogyakarta, koordinator PK-PLK di
perencanaan,
serta
(participan
observation),
evaluasi rombel
pembelajaran, keterampilan
data dan
peserta data
didik
mengenai
pengembangan guru rombel keterampilan.
wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. Observasi dalam penelitian ini dilakukan yang
dengan memperhatikan berkaitan
dengan
kegiatan
SMALB tunagrahita ringan/sedang di SLB Negeri Pembina Yogyakarta untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan kurikulum dan kegiatan pengembangan peserta didik rombel keterampilan.
dilakukan
kepada
Data Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
pengelolaan
pendidikan vocational pada jenjang SMPLB dan
Wawancara
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
pada
penelitian
ini
kepala
sekolah, wakaur
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (human instrument) berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber
data,
menafsirkan
dan
membuat
kesimpulan atas temuannya, Sugiyono, 2009: 222). Dalam hal ini dikarenakan
pendekatan
penelitian
pendekatan
yang
dipakai
adalah
kualitatif sehingga diperlukan instrumen yang
Pengelolaan Pendidikan Vocational… (Arum Setyani) 27
fleksible untuk terjadi
dan
mendalami
yang
fenomena
ditemukan
lapangan.
dan menarik kesimpulan data tentang pengelolaan
mengungkap data
pendidikan vocational pada jenjang SMPLB dan
secara lebih dalam maka digunakan panduan
SMALB tunagrahita ringan/sedang di SLB Negeri
wawancara, panduan
Pembina Yogyakarta. Hasil
Untuk membantu
peneliti
di
yang 4) Selanjutnya yaitu menganalisis hasil reduksi data
observasi, dan panduan
studi dokumen.
penelitian dibahas
dengan melakukan pembandingan
antara
teori
dengan temuan di lapangan. Setelah dilakukan
Teknik Analisis Data Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
pembahasan
hasil
penelitian,
maka
peneliti
reduction (reduksi data), data display (penyajian
mendapatkan hasil penelitian berupa pengelolaan
data), dan conclusion drawing/veryfication (penarikan
pendidikan vocational pada jenjang SMPLB dan
kesimpulan/verifikasi).
SMALB tunagrahita ringan/sedang di SLB Negeri
1) Sebelum
melakukan
analisis
melakukan pengumpulan
data,
data, pada
penulis
tahap
ini
penulis mengumpulkan data dari hasil wawancara, observasi,
Pembina Yogyakarta secara real sehingga memberikan
kesimpulan
dan
saran
dapat
mengenai
pengelolaan program tersebut.
dan studi dokumen. Selama proses
pengumpulan data penulis melakukan analisis data dengan terfokus pada penelitian yang akan diteliti
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan
pendidikan
vocational
dan disajikan dalam bentuk transkip. Kemudian
memuat perencanaan peserta didik, guru dan
data
dan
kurikulum rombel keterampilan di SLB Negeri
dipelajari sebagai bahan acuan penulis untuk
Pembina Yogyakarta sepenuhnya dilakukan
diproses ke langkah selanjutnya.
oleh SLB Negeri Pembina Yogyakarta. Pada
tersebut dikumpulkan,
dipahami,
2) Tahap selanjutnya mereduksi data, pada tahap ini penulis
merangkum,
sehingga
memilih
memfokuskan
hal-hal
pokok
analisis
kebutuhan,
penerimaan,
seleksi,
yang
pencatatan dan pelaporan peserta didik rombel
dianggap penting. Data yang berkaitan dengan
keterampilan dilakukan oleh pihak sekolah
fokus
sendiri,
penelitian
pada
hal-hal
perencanaan peserta dilakukan dengan tahapan
yaitu pengelolaan pendidikan
yaitu
SLB
Negeri
pembina
vocational pada jenjang SMPLB dan SMALB
Yogyakarta. Pada kegiatan analisis kebutuhan
tunagrahita di SLB Negeri Pembina Yogyakarta
peserta didik dengan menetapkan jumlah
akan dipakai dan kalau memungkinkan akan dicari
peserta didik yang dibutuhkan oleh lembaga
polanya.
(Tim Dosen AP UNY, 2010: 51). Analisis
3) Pada penyajian data yang telah diperoleh, peneliti akan menyajikan data yang berupa uraian singkat
kebutuhan peserta didik rombel keterampilan dilakukan oleh sekolah.
terkait data yang ditemukan dilapangan mengenai
Dalam analisis kebutuhan peserta didik
pengelolaan pendidikan vocational pada jenjang
dilakukan dengan melihat pada kemampuan
SMPLB dan SMALB tunagrahita ringan/sedang di
dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik.
SLB Negeri Pembina Yogyakarta.
Sekolah tidak membatasi jumlah kuota peserta
28 Jurnal Hanata Widya Edisi Agustus 2016
didik yang diterima di rombel keterampilan.
ditentukan
Peserta
kualifikasi bagi calon peserta didik pada
didik
keterampilan
yang
diterima
di
rombel
dengan
melihat
bakat
dan
oleh
lembaga.
Penetapan
rombel keterampilan diperuntukkan untuk
kemampuan anak yang dimiliki peserta didik
anak
dalam sesuai dengan bidang vocational yang
tunagrahita kategori ringan. Menurut Thomas
ada.
A. Burton, 1976: 4 (Mumpuniarti, 2000: 102), Penetapan daya tampung atau kuota
yang
bahwa
mampu
anak
latih
yang
atau
tergolong
disebut
tunagrahita
yang diterapkan oleh SLB Negeri Pembina
mampu latih (trainable mentally retarded)
Yogyakarta
berdasarkan
masih dapat dilatih mengurus diri sendiri dan
pertimbangan daya tampung kelas atau jumlah
dilatih kebiasaan sehari-hari yang menyangkut
kelas yang tersedia, serta pertimbangan rasio
dirinya secara rutin, namun pada golongan ini
murid dan guru sebagaimana diungkapkan
membutuhkan pengawasan hidupnya karena
oleh Tim Dosen AP UNY, 2010: 51. Tetapi
tidak
dalam penetapan calon peserta didik yang
Sebagaimana
dibutuhkan oleh lembaga yaitu melihat pada
Mumpuniarti, 2006: 5 bahwa layanan dunia
bakat dan kemampuan yang dimiliki peserta
kerja diperuntukkan tunagrahita yang telah
didik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataaan
mencapai remaja akhir sampai menjelang usia
Tim Dosen AP UNY, 2010: 51 bahwa dalam
dewasa, layanan itu berada di tingkat kelas
menyusun program kegiatan kesiswaan dengan
lanjutan
melihat minat dan bakat siswa.
Mumpuniarti, 2006: 5.
ini
tidak
Penerimaan calon peserta didik untuk
mampu
untuk yang
atas
mengelola dinyatakan
(secondary
Penerimaan
dirinya.
peserta
oleh
school
level),
didik
rombel
rombel keterampilan tidak hanya menerima
keterampilan sepenuhnya dilakuakan oleh SLB
calon peserta didik dari lulusan SDLB SLB
Negeri Pembina Yogyakarta. Berikut ini
Negeri Pembina Yogyakarta saja tetapi juga
pemaparan
menerima calon peserta didik dari luar sekolah
peserta didik rombel keterampilan: (1) Calon
yang dapat memenuhi persyaratan. Seperti
peserta didik melakukan pendaftaran untuk
halnya yang diungkapkan oleh Tim Dosen AP
dapat
UNY, 2010: 52 bahwa rekruitmen peserta
Pendaftaran melalui tim penerimaan siswa
didik pada hakikatnya proses pencarian,
baru; (2) Setelah calon peserta didik sudah
menentukan peserta didik yang nantinya akan
memenuhi syarat-syarat pendaftaran. Selain itu
menjadi peserta didik di lembaga sekolah yang
juga
bersangkutan.
observasi; (3) Observasi pada calon peserta
langkah-langkah
masuk
dilihat
ke
rombel
dari
penerimaan
keterampilan.
kemudian
dilakukan
Kemudian untuk calon peserta didik
didik. Observasi dilakukan selama tiga bulan,
rombel keterampilan dikhususkan pada jenjang
dengan diberi kesempatan untuk memilih 3
SMPLB dan SMALB kategori ringan/sedang
jurusan untuk
dengan usia antara 15- 25 tahun dan dapat
keterampilan yang cocok untuk masing-
memenuhi
masing peserta didik. Observasi dilakukan
persyaratan
pendaftaran
yang
dapat
mengetahui
rombel
Pengelolaan Pendidikan Vocational… (Arum Setyani) 29
oleh guru kelas IV dan dibantu guru rombel
Selain itu sebagai pendukun assessment
keterampilan (tim observasi), dimana guru
calon peserta didik rombel keterampilan juga
mencoba peserta didiknya pada beberapa
melihat pada hasil tes psikologi atau tes
rombel keterampilan yang sudah dipilih,
intelegensi yang sudah dikumpulkan pada
apakah rombel yang dipilih sudah sesuai
waktu pendaftaran. Sebagaimana dinyatakan
dengan
peserta
oleh Tim Dosen AP UNY, 2010: 52 adapun
untuk
cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah
memudahkan dalam proses assessment yang
a) melalui tes atau ujian, yaitu tes psikotes, tes
akan dilakukan pada peserta didik; (4) Setelah
jasmani, tes kesehatan, tes akademik, atau tes
syarat sudah terkumpul semua dan observasi
keterampilan; b) melalui penelusuran bakat
yang dilakukan sudah selesai, selanjutnya
kemampuan,
dilakukan assessment pada calon peserta didik
prestasi yang diraih oleh calon peserta didik
oleh tim observasi. Tim observasi selain
dalam bidang olahraga atau kesenian; c)
bertugas
berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN.
bakat
didiknya.
dan
Hal
kemampuan
tersebut
untuk
dilakukan
melakukan
observasi
(pengamatan) juga bertugas untuk assessment
biasanya
Penempatan
berdasarkan
peserta
didik
pada
rombel
dan melakukan penempatan pada peserta.
keterampilan belum sepenuhnya pasti karena
Assessment dilakukan untuk melihat bakat dan
peserta didik masih bisa dipindahkan karena
kemampuan
rombel
adanya faktor tidak nyaman dengan teman
keterampilan, sehingga memudahkan dalam
sekelas ataupun tidak ada perkembangan di
penempatan
peserta
peserta
keterampilan.
didik
didik
Seperti
diungkapkan
oleh
(Mumpuniarti,
pada
rombel
bidang vocational tersebut. Adanya kendala
halnya
yang
tersebut, peserta didik yang bersangkutan
Burton,
2000:
di
75)
1976:
dipindahkan
sesuai
dengan
minat
dan
untuk
kemampuannya pada jurusan yang diinginkan.
mengetahui keadaan pada calon peserta didik
Maka dalam penempatan peserta didik selalu
tunagrahita maka terlebih dahulu dilakukan
disesuaikan dengan minat dan kemampuan
assessment. Assessment pada anak tunagrahita
peserta
berarti mengumpulkan data dalam rangka
pernyataan Tim Dosen AP UNY (2010: 53)
menentukan
tunagrahita.
bahwa pengelompokkan peserta didik dengan
Keadaan anak tunagrahita meliputi: keadaan
sistem kelas dilakukan berdasarkan perbedaan
kecerdasan,
kemampuan
adaptasi
tingkah
yang ada pada individu peserta didik seperti
lakunya,
tingkatan
perkembangannya,
minat, bakat, dan kemampuan. Selain itu
perkembangan
William A Jaeger (Tim AP UPI, 2011: 211)
keadaan
perkembangan
anak
bahasa,
bahwa
96
didik.
Hal
keterampilan motorik serta kondisi kesehatan
juga
secara
mengelompokkan
umum,
(Burton,
(Mumpuniarti, 2000: 75).
1976:
96
ini
mengungkapkan
berdasarkan
bahwa
peserta
fungsi
sejalan
didik
perbedaan.
dengan
dalam dapat Fungsi
perbedaan, yaitu pengelompokkan peserta
30 Jurnal Hanata Widya Edisi Agustus 2016
didik didasarkan kepada perbedaan-perbedaan
penyeleksian guru rombel keterampilan di
yang ada dalam individu peserta didik, seperti
SLB Negeri Pembina Yogyakarta dilakukan
minat, bakat, kemampuan dan sebagainya.
oleh
Pencatatan
rombel
sehingga pihak sekolah tidak mengetahui
keterampilan dilakukan pada data siswa, daftar
proses seleksi karena sekolah hanya dapat
nilai, daftar presensi, raport, catatan buku
mengusulkan bebutuhan guru dan menerima
induk,
anak.
dari dinas atas usulan tersebut. Sekolah hanya
Tujuan pencatatan menurut Tim Dosen AP
melakukan penempatan pada guru yang sudah
UPI, 2011: 212 tentang kondisi peserta didik
dikirimkan dari dinas ke rombel keterampilan
dilakukan agar lembaga mampu melakukan
yang dibutuhkan. Meskipun demikian masih
bimbingan yang optimal pada peserta didik.
terdapat kendala pada kemampuan guru dalam
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Tim
mengajar peserta didik. Bagi guru mempunyai
Dosen AP UNY, 2010: 53 adapun pencatatan
basic keterampilan secara umum mempunyai
yang diperlukan
kendala yaitu kurang mampu menguasai
dan
peserta
catatan
didik
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
perkembangan
untuk mendukung data
mengenai siswa adalah (1) buku induk siswa,
peserta
didik
penyandang
tunagrahita,
berisi catatan tentang peserta didik yang
sedangkan bagi guru yang mempunyai basic
masuk di sekolah tersebut, pencatatan disertai
PLB mempunyai kendala pada kemampuan
dengan nomor induk siswa/no pokok; (2) buku
keterampilan yang diajarkan pada rombel
klapper, pencatatannya diambil dari buku
keterampilan.
induk dan penulisannya diurutkan berdasar
Sedangkan menurut Tim AP UPI, 2011:
abjad; (3) daftar presensi, digunakan untuk
234 menyatakan bahwa perencanaan guru atau
memeriksa kehadiran peserta didik pada
personalia adalah pengembangan dan strategi
kegiatan sekolah; (4) daftar catatan pribadi
dan penyusunan sumber daya manusia (SDM)
peserta didik berisi data setiap peserta didik
yang komprehensif guna memenuhi kebutuhan
beserta riwayat keluarga, pendidikan dan data
organisasi di masa depan. Maka dari itu
psikologis, Tim Dosen AP UNY, 2010: 53.
sebelum
Biasanya
keterampilan,
buku
ini
mendukung
program
penempatan kepala
guru
di
rombel
sekolah
perlu
bimbingan dan penyuluhan di sekolah (Tim
mengadakan pembekalan atau pengembangan
Dosen AP, 2010: 53). Sedangkan pelaporan
guru untuk meningkatkan kompetensi yang
pertanggungjawaban penerimaan peserta didik
dimilikinya. Hal tersebut dikarenakan pada
dilakukan
rombel
oleh
pihak
sekolah.
Adanya
keterampilan
pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung
kemampuan
pada
jawab lembaga dalam perkembangan peserta
diharapkan
mampu
didik di sebuah lembaga, Tim Dosen UPI,
kebutuhan
peserta
2011: 212.
tunagrahita.
Berdasarkan lapangan
dapat
temuan diketahui
penelitian
di
mekanisme
selain
dibutuhkan
keterampilan untuk didik
juga
menangani penyandang
Kurikulum yang digunakan pada rombel keterampilan
yaitu
kurikulum
adaptif
Pengelolaan Pendidikan Vocational… (Arum Setyani) 31
(penyesuaian)
dengan
memadukan
antara
membantu dalam mengembangan kurikulum
kurikulum nasional (KTSP dan Kurikulum
khususnya pada bidang keterampilan yang
2013) dengan tuntutan kebutuhan siswa,
dapat diberikan pada peserta didik sebelum
keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dalam
melaksanakan magang di industri.
penyusunan kurikulum tersebut, dilakukan
Pembinaan dan pengembangan peserta
oleh kepala sekolah yang dibantu oleh tim
didi rombel keterampilan di SLB Negeri
penyusun kurikulum dari berbagai pihak
Pembina
seperti Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
kegiatan kurikuler dan ektrakurikuler. Pada
Olahraga DIY, Kepala Bidang Pendidikan
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler ini ,
Dasar dan Pendidikan Luar Biasa DIY,
peneliti tidak menemukan pengembangan yang
Pengawas
berkelanjutan.
Sekolah
Luar
Biasa
Dinas
Yogyakarta
dilakukan
melalui
Kegiatan
kurikuler
DIKPORA DIY, Pengurus Komite Sekolah
dilaksanakan di dalam kelas yang sudah
Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta dan
tersedia pekerjaan dan di luar kelas berupa
Guru
magang yang dilakukan di industri.
serta
Staf
SLB
Negeri
Pembina
Yogyakarta. Meskipun dalam pelaksanaan
Sebagaimana yang diungkapkan Drew,
pembelajaran di rombel keterampilan sudah
Logan & Hardman, 1984: 268 (Mumpuniarti,
bekerjasama dengan DUDI tetapi dalam
2006) dasar vocational terdiri dari tiga tipe
penyusunan kurikulum DUDI tidak dilibatkan.
yaitu
Hal itu dikarenakan DUDI hanya dilibatkan
pengalaman kerja. Tanggung jawab program
setelah peserta didik rombel keterampilan akan
ini merupakan kolaborasi atau saling berbagi
melakukan
tugas antara guru pendidikan khusus dan
magang
dengan
memberikan
program yang diselenggarakan di industri.
dalam
pendidikan
karir,
dan
konselor rehabilitasi pekerjaan atau jabatan.
Sedangkan menurut Putu Sudira, 2012: 9 bahwa
work-study,
Program work-study mengusahakan siswa
penyusunan
kurikulum
mengintegrasikan pengalaman kerja di ruang
melibatkan
agen-agen
kelas. Tanggung jawab program ini merupakan
vocational semacam asosiasi profesi, asosiasi
kolaborasi atau saling berbagi tugas antara
pekerja, ikatan alumni, komite sekolah, dinas
guru
pendidikan,
rehabilitasi
sebaiknya
pimpinan
juga
praktisi, bengkel,
pimpinan
khusus
pekerjaan.
dan
konselor
Pendidikan
karir,
dilibatkan
dilakukan melalui peran serta di lapangan
secara aktif dalam pengembangan program
langsung atau sekolah menyediakan simulasi
kurikulum dan pembelajaran pelatihan dan
pengalaman kerja di suatu setting sekolah.
menyiapkan skill kerja atau menjadi teknisi.
Pengalaman
Jadi
training)
dapat
pengusaha,
industri,
pendidikan
ditegaskan
bahwa
dalam
di
kerja
di
lembaga
lapangan yang
(on-job
difasilitasi
penyusunan kurikulum rombel keterampilan
masyarakat juga dapat dilakukan dengan
juga
pertimbangan yang cermat dan bergantung
harus
melibatkan
DUDI
yang
bekerjasama dengan sekolah sehingga dapat
32 Jurnal Hanata Widya Edisi Agustus 2016
kepada ketangkasan, kemampuan (ability), dan
keterampilan peserta didik bilamana dilakukan
kesiapan siswa yang bersangkutan.
pengulangan-pengulangan
Pada kegiatan kurikuler terdapat kendala
pengulangan
kembali
karena
melalui
seseorang
pada pelaksanaan magang yang belum berjalan
meningkatkan
secara maksimal, dikarenakan masih terdapat
keterampilannya. Maka dari itu tidak adanya
rombel keterampilan yang tidak mempunyai
pengembangan
tempat magang. Sedangkan menurut Putu
kegiatan
Sudira, 2012: 24 pada pendidikan vocational
ekstrakurikuler
lebih menekankan adanya kerjasama antara
optimalnya keterampilan yang dimiliki peserta
pihak penyelenggara pendidikan vocational
didik rombel keterampilan.
dengan
DUDI
berkaitan
mutlak
dengan
diperlukan
pengembangan
baik
dan
dapat
yang
memperbaiki
berkelanjutan
kurikuler
dan
pada
kegiatan
mengakibatkan
Pengembangan
tidak
guru
rombel
standar-
keterampilan ini dilakukan dengan diberikan
standar kompetensi, pelatihan kompetensi
diklat baik diklat dari sekolah maupun diklat
produktif,
dari dinas. Diklat yang dilakukan pada rombel
sertifikat
dan
juga
rencana
penyerapan lulusan.
keterampilan
ditujukan
bagi
guru
yang
Maka dari itu pendidikan vocational
mempunyai basic pendidikan PLB akan
harus memiliki hubungan erat dengan DUDI
mengikuti diklat keterampilan kejuruan sesuai
karena merupakan kunci sukses pendidikan
dengan rombel keterampilan yang diajarkan,
vocational agar bisa mengembagkan program
sedangkan
pendidikan vocational di rombel keterampilan
keterampilan kejuruan secara umum akan
sudah
menggandeng
mengikuti diklat ke-PLBan. Sebagaimana
DUDI yang relevan sebanyak-banyaknya.
yang diungkapkan oleh Malayu, 2000: 69
Selain itu melalui kerjasama dengan DUDI
bahwa pengembangan guru sebagai bagian
pendidikan vocational bisa selalu up-to date
dari personalia di sekolah diartikan sebagai
dengan program-program pelatihannya untuk
suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
mengembangkan keterampilan yang diajarkan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai
di sekolah dan DUDI juga dapat berperan
dengan
sebagai pengguna lulusan peserta didik dan
melalui pendidikan dan pelatihan.
seharusnya
lembaga
dapat menyesuaikan dengan keterampilan yang diajarkan di rombel keterampilan.
kegiatan
yang
belum
ekstrakurikuler
mengadakan
dalam
yang
kebutuhan
mempunyai
basic
pekerjaan atau jabatan
Dari pelaksanaan diklat tersebut terdapat suatu kendala, yaitu terkadang diklat yang
Selain itu juga terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler
guru
bidang
diikuti sudah pernah dilaksanakan maksudnya terjadi pengulangan pada materi diklat. Jadi ilmu
yang
diterima
oleh
guru
rombel
keterampilan untuk peserta didik rombel
keterampilan tidak meningkat. Diklat tersebut
keterampilan. Sedangkan menurut Putu Sudira,
yang dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kota
2012: 7 mengungkapkan bahwa pendidikan
Yogyakarta.
vocational
(2000: 69) menyatakan bahwa pendidikan
untuk
mengembangkan
Sedangkan
menurut
Malayu
Pengelolaan Pendidikan Vocational… (Arum Setyani) 33
yang dimaksud adalah untuk meningkatkan
didik. Hal tersebut dilakukan, baik dengan
keahlian
moral
memberitahukan ketidakhadiran peserta didik
personalia, sedangkan pelatihan bertujuan
di depan kelas maupun bertanya kepada
untuk meningkatkan
peserta didik yang lain jika ada yang tidak
teroritis, konseptual,
pelaksanaan
kerja
dan
keterampilan
teknis
personalia
yang
masuk.
bersangkutan. Jadi
Sebelum pembelajaran dimulai, guru dapat
bahwa
rombel sudah mempersiapkan alat dan bahan
pengembangan guru rombel keterampilan
yang akan digunakan dalam pembelajaran dan
masih terdapat kendala yaitu pada pelaksanaan
guru selalu bertanya kepada peserta didik
diklat dimana terjadi pengulangan pada materi
mengenai kesiapan mereka untuk mengikuti
diklat. Walaupun demikian guru juga selalu
kegiatan pembelajaran dan mengkondisikan
aktif mencari informasi untuk mendukung
kepada seluruh peserta didik. Setelah semua
pembelajaran
keterampilan
peserta didik dirasa mampu dan siap untuk
melalui berbagai media baik melalui buku
mengikuti pelajaran, maka selanjutnya akan
maupun internet dan berdiskusi dengan guru
memulai meyampaikan tujuan pembelajaran.
keterampilan
Bersamaan dengan menyampaikan tujuan
pada
diketahui
rombel
satu
rombel
untuk
mengembangkan proses pembelajarnya.
pembelajaran,
Dalam pelaksanaan kurikulum terdapat
guru
rombel
juga
selalu
memberikan motivasi kepada peserta diidk
tiga kegiatan yaitu persiapan, pelaksanaan dan
dengan
penutup pembelajaran. Kegiatan pada tahap
pentingnya mempelajari materu yang akan
persiapan
dipelajari agar peserta didik bersungguh-
pembelajaran
pada
rombel
memberikan
tentang
keterampilan sebelum memulai pembelajaran
sungguh
guru memeriksa ruang kelas. Baik dari aspek
pembelajaran dengan metode ceramah.
kebersihan,
kerapian
kelas
mengikuti
kegiatan
jika
Guru juga selalu memberikan penguatan
ditemukan ada hal yang tidak sesuai dengan
kepada peserta didik agar memfokuskan
tempatnya. Guru juga selalu mendorong dan
pikiran dan perhatiannya sehingga peserta
mengarahkan
untuk
didik bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
membersihkan ruang kelas dan lingkungan
Hal ini juga disampaikan Hartati Sukirman,
sekitar kelas yang masih kotor sehingga akan
2007:
memberikan kenyamanan untuk melaksanakan
pembelajaran,
proses belajar mengajar. Sebelum masuk pada
dilakukan
proses pembelajaran berdoa untuk memulai
antara
pembelajaran terlebih dahulu, guru rombel
mengabsen peserta didik, kesiapan alat dan
membuka pembelajaran dengan mengucapkan
media, serta kesiapan peserta didik.
peserta
ruang
dalam
penjelasan
didiknya
salam kepada peserta didik dan selanjutnya melakukan pemeriksaan kehadiran peserta
27
bahwa
tahap
adalah
persiapan
kegiatan
yang
guru sebelum mulai mengajar,
lain:
memeriksa
ruang
kelas,
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, adalah
kegiatan
mengajar sesungguhnya
34 Jurnal Hanata Widya Edisi Agustus 2016
yang dilakukan oleh guru dan sudah ada
bahan yang digunakan pada tempatnya. seperti
interaksi langsung dengan siswa mengenai
semula.
pokok bahasan yang diajarkan. Tahap ini
memberikan arahan pada peserta didik agar
terbagi
yaitu:
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
pendahuluan, pelajaran inti, dan evaluasi,
Setelah tempat kerja sudah bersih, guru rombel
Hartati Sukirman, 2007: 27. Pelaksanaan
melakukan refleksi dan konfirmasi dengan
pembelajaran
rombel
metode ceramah tentang apa yang sudah
dilakukan dengan
dilakukan dalam pembelajaran keterampilan
interaksi menggunakan metode tanya jawab.
pada hari itu. Guru rombel melakukan tanya
Guru rombel memberikan pertanyaan kepada
jawab
peserta didik tentang hal yang berkaitan
mengajukan pertanyaan secara lisan, kemudian
dengan pembelajaran keterampilan yang sesuai
peserta
pada rombel keterampilan, kemudian peserta
kemampuan yang dimilikinya.
menjadi
tiga
bagian
peserta
keterampilan vocational
didik
didik menjawab pertanyaan sampai didapatkan
Guru
rombel
kepada
didik
mengawasi
peserta
didik
menjawab
sesuai
dan
dengan
dengan
Tahap penutupan, yaitu kegiatan yang
jawaban yang benar. Setelah peserta didik
terjadi
di
kelas
sesudah
mampu memahami materi yang akan dipelajari
mengajar, Hartati Sukirman, 2007: 27. Pada
dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik
kegiatan
kemudian memperhatikan papan tulis dan
keterampilan
penjelasan dari guru rombel.
mengajak
penutup
pembelajaran
vocational,
peserta
guru selesai
didik
guru untuk
rombel rombel membuat
Dalam kegiatan pembelajaran praktek
kesimpulan dari pembelajaran yang telah
setelah materi yang disampaikan sudah selesai,
dilakukan. Peserta didik berpartisipasi dalam
kemudian guru mengkondisikan peserta didik
membuat
untuk menyiapkan peralatan dan bahan yang
membantu menyimpulkan. Kemudian guru
akan
pembelajaran.
rombel memberi pekerjaan rumah kepada
Selanjutnya peserta didik mengikuti instruksi
peserta didik. Setelah evaluasi pelajaran
dan arahan dari guru rombel. Setelah semua
pembelajaran,
peralatan dan bahan yang akan digunakan
memberikan sekilas informasi tentang materi
untuk kegiatan pembelajaran sudah siap,
yang akan dilakukan dan dipelajari pada
selanjutnya guru rombel memberikan tugas
pembelajaran pertemuan selanjutnya. Peserta
kepada peserta didik sesuai dengan skenario
didik pun menyimak dengan seksama dan
pembelajaran yang sudah dirancang olehnya
memberikan komentar maupun responnya.
digunakan
untuk
pada persiapan pembelajaran. Setelah
kegiatan
prakteknya
kesimpulan
guru
dan
guru
rombel
rombel
kemudian
Setelah peserta didik mengerti dan sudah
paham terhadap apa yang akan dipelajarai
selesai, guru rombel mengintruksi peserta
pada pertemuan selanjutnya. Guru rombel
didik untuk terlebih dahulu membereskan
mengecek
peralatan, tempat kerja sampai bersih seperti
peserta didik sembari menunggu bel tanda
semula, dan mengembalikan peralatan serta
selesai pelajaran berbunyi. Setelah itu guru
kebersihan
kelas
dan
kondisi
Pengelolaan Pendidikan Vocational… (Arum Setyani) 35
rombel mengkondisikan peserta didik untuk
didik, guru dan kurikulum di rombel
bersama-sama berdoa dengan menunjuk salah
keterampilan. Perencanaan peserta didik
satu peserta didik sebagai pemimpin doa.
dilakukan
Selesai berdoa, guru rombel mengucapkan
penjurusan keterampilan yang dimulai pada
salam lalu peserta didik berbaris dan berjabat
jenjang SMPLB dan SMALB dengan melihat
tangan
dan
kemampuan yang dimiliki peserta didik.
bergiliran. Dengan membandingkan temuan di
Perencanaan guru dilakukan oleh Dinas
lapangan dengan teori yang ada, maka dapat di
Pendidikan Kota Yogyakarta. Perencanaan
ketahui
kurikulum menggunakan pendekatan tematik
dengannya
bahwa
secara
kegiatan
teratur
pelaksanaan
sekolah
dengan
kurikulum telah memenuhi atau sudah sesuai
keterampilan
dengan pendapat Hartati Sukirman, 2007: 43.
beberapa jurusan keterampilan yaitu tata
Secara garis besar dapat diketahui bahwa di
rombel
keterampilan
masih
memiliki
berbagai kekurangan di beberapa aspeknya meliputi
1)
kegiatan
kurikuler
pada
yang
membentuk
dikaitkan
dengan
boga, tata busana, tata rias, tekstil, otomotif, keramik, pertanian, perkayuan, dan TIK. 2. Pelaksanaan
pendidikan
membahas
mengenai
vocational
pembinaan
dan
pelaksanaan magang peserta didik rombel
pengembangan peserta didik; pengembangan
keterampilan; 2) belum terdapat kegiatan
guru; dan pelaksanaan kurikulum. Pembinaan
ekstrakurikuler dalam bidang keterampilan
dan pengembangan peserta didik dilakukan
untuk peserta didik rombel keterampilan; 3)
melalui kegiatan kurikuler dan kegiatan
pengulangan materi diklat yang diikuti guru
ekstrakurikuler.
rombel
dilaksanakan
keterampilan;
4)
penyusunan
Kegiatan di
dalam
kelas
meliputi
kurikulum yang belum melibatkan DUDI; dan
pendidikan
5) pengawasan rombel keterampilan yang
keterampilan
belum
belajar sedangkan pembelajaran di luar kelas
dilakukan
secara
intensif
dan
akademik
kurikuler
dengan
pendidikan
sistem
rombongan
berkelanjutan. Maka dari itu dibutuhkan
dilakukan
tindakan perbaikan agar rombel keterampilan
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan
dapat menjadi wadah untuk mengembangan
peserta didik rombel keterampilan yaitu
keterampilan
rombel
kegiatan di bidang kepramukaan, kesenian
keterampilan secara maksimal sebagai bekal
dan keolahragaan. Pada pengembangan guru
untuk kemandiriannya dalam mendapatkan
sudah dilakukan diklat yaitu guru pendidikan
pekerjaan di masyarakat.
PLB mengikuti diklat keterampilan dan
peserta
didik
dengan
dan
pelaksanaan
magang.
sebaliknya, selain itu guru juga aktif mencari informasi melalui buku maupun internet dan
SIMPULAN DAN SARAN
berdiskusi dengan guru keterampilan satu
Simpulan vocational
rombel. Pelaksanaan kurikulum dilaksanakan
membahas mengenai perencanaan peserta
dengan melihat pelaksanaan pembelajaran
1. Perencanaan
pendidikan
36 Jurnal Hanata Widya Edisi Agustus 2016
yang
lebih
menekankan
pada
praktek
implementasikan melihat guru mengalami
keterampilan sesuai masing-masing jurusan. 3. Pengawasan
pendidikan
kesulitan dalam proses pembelajaran.
vocational
melibatkan kepala sekolah dibantu guru
DAFTAR PUSTAKA
wakaur kurikulum, kesiswaan, sarpras dan
Astati, 1996. Pendidikan dan Pembinaan Karier Penyandang Tunagrahita Dewasa. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
guru-guru senior (harus mempunyai sertifikat penilai kinerja guru), dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta bidang pendidikan luar biasa. Pengawasan ini bertujuan untuk melakukan supervisi terhadap guru dengan melihat
RPP
yang
dibuat
dan
proses
pembelajaran di rombel keterampilan dimana pengawas
memberikan
bimbingan
dan
perbaikan atas permasalahan guru rombel keterampilan.
Saran 1. Pada perencanaan pendidikan vocational seharusnya
melibatkan
DUDI
dalam
pengembangan kurikulum sehingga program kurikulum
yang
disusun
dapat
dikembangkan sesuai dengan program di industri. 2. Pelaksanaan pendidikan vocational pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkan pembinaan
dan
pengembangan
Hartati Sukirman, dkk. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Malayu, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Mumpuniarti, 2000. Penanganan Anak Tunagrahita. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar Biasa UNY. __________, 2006. Manajemen Pembinaan Vokasional Bagi Tunagrahita di Sekolah Khusus Tunagrahita. Jurnal Pendidikan Khusus, 2 (2), 1-15. Putu Sudira, 2012. Filosofi & Teori Pendidikan Vokasi dan Kejuruan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.
yang
berkelanjutan kepada peserta didik rombel
Tim
Dosen AP UPI, 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tim
Dosen AP UNY, 2010. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
keterampilan dengan menjalin kerjasama secara formal antar instansi yaitu sekolah dengan DUDI dan penambahan kegiatan ektrakurikuler di bidang keterampilan sesuai dengan rombel keterampilan. 3. Pengawasan oleh kepala sekolah di rombel keterampilan hendaknya dapat segera di