Pengelolaan Lingkungan Pertambangan dari Aspek Pengelolaan Tanah dan Vegetasi Oleh : Komarsa G1,2 ,B. Barus1,3 dan Iskandar1,2 1 Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB 2. Pusat Studi Reklamasi Tambang, LPPM IPB 3. Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, LPPM
Acara Sosialisasi : Peraturan Menteri LH No 04 tahun 2012 tentang Indikator Ramah Lingkungan untuk Usaha dan atau Kegiatan Penambangan Terbuka Batubara, Kamis, 13 Desember 2012, Hotel Ambara, Jakarta
Cakupan I. Pendahuluan II. Tanah dan Vegetasi dalam Permen LH No 4 tahun 2012 III. Catatan penting materi yang perlu dipertegas / diperbaiki IV. Penutup
I. Pendahuluan • Upaya perbaikan lahan pasca penambangan harus dilakukan sehingga lingkungan bekas tambang tetap dapat dimanfaatkan • Perbaikan dapat dilakukan pada berbagai variabel lingkungan antara lain tanah yang merupakan media tumbuh tanaman • Peraturan Menteri LH No 04 tahun 2012 mengatur usaha yang perlu dilakukan terkait pelaksanaan dan pasca tambang batubara sehingga secara lingkungan baik • Komponen tanah dan vegetasi dalam peraturan tersebut perlu dipahami secara benar • Pedoman pelaksanaan Permen ini akan dibuat dan perlu mendapatkan masukan
II. Tanah dan Vegetasi dalam Permen LH No 04, 2102 A. Saat penambangan : Pengupasan, penimbunan dan pengelolaan tanah pucuk Pengupasan, penimbunan dan pengelolaan tanah/batuan penutup Penggalian dan pengambilan bahan tambang
B. Saat Reklamasi Penataan lahan bekas tambang sesuai peruntukannya Penutupan lubang dengan tanah penutup Penyebaran tanah pucuk pada tanah penimbun Penanaman sesuai peruntukan
C. Pasca Tambang Penataan lahan bekas tambang sesuai peruntukan Penanaman sesuai peruntukannya (untuk informasi lebih detil lihat pada draft pedoman)
a. Periode : Penambangan Tanah Pucuk
Tanah/batuan Penutup (over burden)
Pada saat penambangan,
tanah pucuk harus diselamatan dan persiapan adanya tanah / batuan penimbum
Tanah/batuan Penutup (over burden)
Pengelolaan Tanah pucuk dan tanah / batuan penutup
Tanah Pucuk
Pengaturan penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup
Jika ada tanah pucuk dan tanah / batu penimpun, maka penyimpanan diatur
Proses erosi lapisan dan erosi parit/lembah dan longsor
Pada waktu penyimpanan tidak boleh ada erosi, pada waktunya disiapkan vegetasi penutup dan pioner
b. Periode : reklamasi • Pengelolaan lahan bekas tambang • Penutupan bekas tambang • Penyebaran tanah penutup
Vegetasi (tanaman penutup dan cepat tumbuh – pionir)
Periode : Pasca Tambang Penataan kawasan sesuai peruntukan • Indikator : Luas permukaan bekas lubang galian yang terbentuk tidak lebih dari 20% (duapuluh perseratus) dari luas IUP apabila lubangnya terkonsentrasi atau tidak lebih dari 30 % (tgapuluh perseratus) dari luas IUP apabila lubangnya terfragmentasi dan setiap lubang tidak lebih dari 20% (duapuluh perseratus) dari luas IUP.
Penanaman Sesuai Peruntukan -1 A. Indikator : Tahun pertama lebih dari 80% (delapan puluh per seratus) dari luas areal reklamasi ditumbuhi tanaman penutup tanah atau areal tidak tertutup harus < 20 %.
Jalur melintang
Jalur membujur
Jalur membujur
Plot pengamatan 5mx5m
Penanaman Sesuai Peruntukan -2 B. Indikator : Tahun kedua : lebih dari 80% (delapan puluh per seratus) dari luas areal reklamasi ditumbuhi tanaman cepat tumbuh.
III. Catatan penting materi Permen yang perlu dipertegas / diperbaiki untuk menghindari salah interpretasi
Bagian A1 dan A2 : penambangan • Tahapan A1b dan 2b : erosi tidak terhindarkan jika kondisi tiba-tiba terjadi – jadi perlu ada batasan waktu • Tahapan A1c dan 2e: tanaman penutup yang baik perlu dikaitkan dengan persentasi tutupan dan waktunya
Bagian A2a : pengupasan • Perlu dibuat penjelasan kapan dilakukan enkaptiluasi • Proses ini penting untuk penataan lahan sedangkan pada saat pengupasan tidak dilakukan enkaptiluasi karena tidak ada bahan untuk menutupinya • Sebenarnya perlu diidentifikasi batuan / tanah yang bersifat PAF (potencial acid forming) --- batu yang berpotensi mengandung pirit --- dan bukan NAF (non acid forming) -- sehingga perencanaan lebih jelas
Bagian A2d : rembesan • Proses ini tidak terhindari sehingga yang perlu dilakukan adalah pengaturan aliran air sehingga dapat dinetralkan • Pengaturan air ini bisa dilakukan dengan membangun model IPAL
Bagian 2e : Timbunan ditanami tanaman • Dalam prakteknya timbunan tidak mungkin jauh posisinya dari lokasi penambangan • Sehingga tidak mungkin ditanami jangka pendek karena akan dipakai menjadi penutup • Timbunan ini perlu ditanami ---- jika lama tidak dipakai untuk menutup kembali bekas lahan tambang
B3a : tanah tersebar merata • Secara konsep dalam Penimbunan dengah tanah pucuk harus sesuai SOP yang dibuat perusahaan • penyebaran penutup dikaitkan dengan ketebalan tanah pucuk yang memungkinkan berkembangnya akar tanaman • Harapannya penimbunan ini sesuai dengan zona perakaran –sesuai peruntukan
B4a dan 4b : Penanaman • Yang didulukan adalah tanaman penutup tahun pertama, karena jika tan pionir duluan ditanaman maka berpotensi ada erosi • Idealnya tanaman penutup dan pionir dilakukan bersamaan karena lebih efisien – banyak perusahaan mendulukan tanaman pioner, shg erosi dan tanaman mati • Sebaiknya diarahkan pada tahun kedua, dilakukan kegiatan penambalan sulam (jika diperlukan)
IV. Penutup • Berbagai hal yang dianggap belum jelas dalam Permen hendaknya dijelaskan dalam pedoman teknis • Pedoman teknis yang sudah disusun perlu mendapatkan masukan berbagai pihak • Pedoman perlu diuji coba oleh pihak perusahaan
Bagian C2 • Perlu memperhatikan kategori tipe tambang terkait dengan masa operasi. Karena dalam pemberian izin dilakukan setiap tahun • Kapan tanaman penutup dilakukan (setelah pasca tambang) – disarankan setelah 3 bulan tidak beroperasi • Untuk tambang yang sudah beroperasi lama, maka berbagai kategori pengelolaan dan reklamasi sudah dilakukan. --- kemungkinan yang ada di lahan bekas tambang adalah tanaman yang besar dan tanaman penutup tidak ada lagi • Penilaian tambang – dalam kaitan dengan waktu --berarti yang dinilai adalah yang terakhir