PENGELOLAAN KONFLIK PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM HAYATI Studi Kasus Wilayah Awi Bengkok-Gunung Salak, Desa Kabandungan,Kec.Kabandungan, Kab.Sukabumi
.01eh:
DINDIN MAKINUDDIN A09495029
e.
-,I
.
,; .
~.
~
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERT ANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERT ANIAN BOGOR 2001
\ \
BismiUaahirrahmaanirfahiim
::Bacafafj •. :1[:)engah.(:m~i'ebttt):.ili1cmr'ttuijahmu·1?cmg:IDenciptcmCfli···· JtJia.'tefaij:mrndmcm®Wcmusia.JtJari·§egumpaCJtJaraij ::BacafaijJE)an.'tuijaniWU·l'®gi:)eart1tg :}0emuraij 1?cmg :IDengajm' (:IDanusia).lt:>engcrn ¥>eramm'aan Mfam lBia :IDengajarria1t~ev®a :IDcrnusiaotpa1?cmg tiSari lBirietaijuini'a (AI'alaq"SegumpaIDarah"Ayat·1-5)
KarvaKecil· Untuk Ibunda Tercinta
(Siti Sa'adah) Ayahanda
(KH. Rahmatullah) Kakanda (/is Hadaeratul H., U. Bahrul Hidayat, A. Faedzul) Adinda Tersayang
(Titin Supartini)
'" i
RINGKASAN
Dindin Makinuddin. Pengelolaan Konflik Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati (Studi Kasus Wilayah Awi Bengkok-Gunung Salak, Desa Kabandungan, Kec. Kabandungan, Kab. Sukabumi). Bimbingan Lala M. Kolopaking.
Pada awal pelaksanaan penelitian ini masyarakat Kabandungan yang tinggal di Dusun Cimanggu, Babakan dan Dusun Ciawitali sedang mengalami kesusahan akibat adanya PHK yang dilakukan oleh Proyek Uap Panas Bumi (PUPB)terhadap karyawannya yang sebagian besar adalah masyarakat setempat. Keadaan tersebut menyebabkan mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Padahal dari awal kehadirannya PUPB sudah membawa corak perubahan dalam kehidupan mereka, sehingga terlihat lebih makmur dibandingkan masyarakat di desa yang lain. Tetapi kini bangunan rumah mereka yang relatif bagus dan sudah permanen sebagai hasil dari kerja mereka sewaktu di proyek PUPB, tidak lagi melambangkan bahwa kehidupan mereka berada di atas kehidupan masyarakat dari desa tetangganya, ditambah lagi dengan minimnya lahan pertanian dan sumberdaya modal yang mereka miliki menyebabkan kehidupan mereka semakin terpuruk, dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka hanya mengandalkan dari usaha berburu bangbung di wilayah Awi Bengkok-Gunung Salak. Namun, permasalahannya wilayah yang dijadikan tempat untuk berburu oleh mereka merupakan wilayah kerja PUPB yang tidak boleh dimasuki oleh semua orang yang tidak berkepentingan dengan kegiatan proyek. PUPB khawatir akan terjadi kecelakaan di dalam wilayah kerjanya, karena banyak masyarakat pemburu bangbung yang setiap malam melakukan perburuan yang aktivitasnya tidak bisa dideteksi setiap saat. Padahal keselamatan mereka merupakan hal yang paling utama. Dalam kondisi tersebut, PUPB mengambil tindakan tegas melarang perburuan di wilayah Awi Bengkok-Gunung Salak, dengan alasan untuk keselamatan para pemburu bangbung tersebut dan untuk keselamatan aset proyek dari pencurian dan pengrusakan yang sering terjadi bersamaan dengan banyaknya aktivitas para pemburu bangbung di wilayah kerjanya. Upaya ini dilakukan oleh PUPB bersama dengan aparat keamanan melalui pembentukan tim gabungan dengan mana '"Tim Sebelas" yang beranggotakan MUSPIKA (terdiri dari: Koramil, Poisek, Kecamatan), Kasi Pemerintahan Kewedanaan dan tokoh pemuda kecamatan, yang semuanya berjumlah sebelas orang, Upaya yang dilakukan oleh PUPB melalui pembentukan Tim Sebelas tersebut ternyata tidak membuahkan hasil karena pendekatan yang mereka lakukan tidak menyentuh akar masalah yang menyebabkan masyarakat menjadi pemburu bangbung. Selain itu perlakuan kurang simpatik dari aparat keamanan terhadap para pemburu bangbung menyebabkan segal a aturan dari Tim Sebelas tersebut tidak dihiraukan. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh PUPB adalah mengadakan kerjasama dengan Lembaga Perguruan Tinggi (LPT) dalam menanggulangi masyarakat pemburu bangbung tersebut. Upaya yang dilakukan oleh LPT adalah melalui pengembangan perburuan ramah lingkungan yang pelaksanaannya dilakukan
bersamaan dengan kegiatan pengembangan unit-unit produktif untuk membentuk usaha altematif masyarakat memperoleh pendapatan. Kegiatan tersebut juga dikembangkan dengan maksud menguatkan keikutsertaan masyarakat (empowering) di kawasan sekitar tapak PUPB dalam memanfaatkan sumberdaya alam untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara lestari dan mandiri. Pendekatan tersebut Iebih partisipatif karena menggunakan prinsip-prinsip : (1) mengutamakan yang terabaikan, (2) pemberdayaan (penguatan) masyarakat, (3) masyarakat sebagai pelaku dan orang luar sebagai fasilitator, (4) saling belajar dan menghargai perbedaan, (5) santai dan informal, dan (6) prinsip terbuka. Selain itu dalam pelaksanaannya LPT juga selalu memperhatikan karakter ekosistem dalam pengembangan lembaga sosio-ekonomi dan komunitas lokal, juga berupaya mengembangkan dan memantau pelaksanaan sistem pengembangan keswadayaan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan produktif tersebut. Sampai akhir penelitian ini dilaksanakan, yaitu pada bulan Agustus 2000, upaya pendampingan kelompok yang dilakukan oleh LPT masih dilaksanakan dan jumlah masyarakat yang terlibat sudah mencapai ± 150 orang dan 17 kelompok produktif yang terbentuk, dengan jumlah anggotanya antara 3 hingga 20 orang per kelompok. Dari jumlah tersebut, minimal sebanyak ± 150 orang sudah memiliki aktivitas lain selain berburu bangbung. Walaupun Iangkah pendekatan LPT tidak dapat menghentikan aktivitas perburuan secara total, tetapi sudah memberikan harapan bagi kedua belah pihak untuk dapat mengelola konflik yang ada, melalui jalan kompromi antara kedua belah pihak dalam pengambilan keputusan mengenai pemanfaatan SDA yang ada.
11
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN.
Bogor, Juni 2001
~
DINDIN MAKINliDDIN
A09495029
PENGELOLAAN KONFLIK PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM HAYATI Studi Kasus Wilayah Awi Bengkok-Gunung Salak, Desa Kabandungan,Kec.Kabandungan, Kab.Sukabumi
Oleh: DINDIN MAKINUDDIN A09495029
SKRIPSI
Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana.(Sl) Pad a Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
,JURUSAN ILMlI-ILiVllI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKtlLTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2001