PENGEJARAN KEPENTINGAN NASIONAL DI BIDANG ENERGI OLEH PEMERINTAH TURKI MELALUI KERJASAMA DENGAN IRAN TAHUN 2002-2009 Mira Nanda Kurnianta1) Idin Fasisaka)2 A. A. B. Surya Widya Nugraha3) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email:
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRACT Energy is a main requirement in a country. Increased energy consumption continues to occur in economic based industrial country, one of them is Turkey. Increase in energy consumption gives impact to the energy supply problems. To handle the disruption in energy supply, Turkey pursues the energy interest through joint cooperation with Iran. This research aimed to describe the pursuit carried out by Turkey to handle domestic energy problems by cooperation with Iran. This research uses the concepts of economic well-being on energy, energy security, and strategic depth. Key Words: Turkey, Iran, Energy Security, Strategic Depth.
perekonomiannya. Pasca terjadinya krisis,
1. PENDAHULUAN Energi
merupakan
sektor
di tahun 2002 pemerintah Turki mulai
yang
menangani permasalahan krisis ekonomi
penting dalam kehidupan manusia dan menjadi
faktor
utama
yang salah satunya melalui peningkatan
terjadinya
produksi barang-barang industri (Bo, 2011).
pertumbuhan ekonomi. Setiap negara yang
Saat ini penggunaan energi utama
memiliki cadangan energi lebih sedikit daripada
konsumsi
berusaha
untuk
energinya
memenuhi
di Turki yakni terdiri dari gas alam (35%),
akan
batu bara (20,5%), minyak (27%), air (7%),
kebutuhan
dan energi lainnya (2,5%) (Republic of
energi domestiknya melalui impor. Menurut
Turkey Ministry of Foreign Affairs, 2011).
Caha (2006) Turki memiliki ketersediaan
Gas alam merupakan energi utama yang
energi yang terbatas. Produksi energi
dibutuhkan oleh Turki (Clemente, 2016).
domestik Turki hanya berkisar 26 persen (Babali,
2012).
Sementara,
Menurut Clemente (2006) meskipun Turki
kebutuhan
memiliki cadangan gas alam yang terbatas,
energi Turki semakin meningkat pasca krisis
ekonomi
di
Turki
tahun
namun Turki memilih menggunaan gas
2001
alam
(Jarosiewicz, 2013). Peningkatan
kebutuhan
dalam
sektor-sektor
penting
dikarenakan gas alam memiliki keunggulan,
energi
diantaranya
pasca krisis dikarenakan Pemerintah Turki berusaha untuk menstabilkan kembali roda
1
yaitu
lebih
bersih,
lebih
fleksibel,
dan
penggunaannya
sangat
menunjang
hemat.
pasokan
energi
domestik.
Terutama hubungannya dengan negaraKeunggulan-keunggulan
yang
negara tetangga yang berada di kawasan
menyebabkan
Timur Tengah. Khususnya dengan Iran
permintaan gas alam di Turki semakin
sebagai negara dengan penghasil gas alam
meningkat. Menurut International Energy
terbesar
Agency (IEA) konsumsi gas alam Turki
Rationalization of Turkey-Iran Relations:
mencapai 45 milyar meter kubik (Bcm) di
Prospect and Limits, 2012). Di samping itu,
tahun 2011. Berikut ini merupakan grafik
kerjasama yang dilakukan Turki dengan
produksi dan konsumsi gas alam di Turki:
Iran juga ditujukan agar hubungan politis
Grafik
kedua negara menjadi lebih harmonis.
dimiliki
oleh
gas
alam
1.1 Produksi dan Konsumsi Gas Alam Turki 2001-2010
kedua
di
dunia
(Sinkaya,
Sebab, Turki mencari hubungan politik dan ekonomi yang baik dengan Iran untuk akses gas alam dari Iran untuk Turki
1000
(Zanotti & Thomas, 2016). Oleh karenanya,
500
secara lebih lanjut penelitian ini akan membahas
0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Billion Cubic
menjaga stabilitas regional, serta menjamin
1500
diambil
oleh
mengejar
Production Consumption
menganai
tindakan
Pemerintah
kepentingan
Turki
yang untuk
nasionalnya
di
bidang energi khususnya gas alam melalui kerjasama dengan Iran.
Sumber: United States Energy Information Administration diambil dalam Index Mundi
2.
TINJAUAN PUSTAKA
(2016).
2.1
Kajian Pustaka
Melihat produksi gas alam Turki yang
berbanding
terbalik
dengan
Terdapat dua kajian pustaka yang
konsumsinya, maka hanya sedikit dari
digunakan
kebutuhan
energi
Turki
dapat
pembanding dalam penelitian ini. Tulisan
dipenuhi
oleh
cadangan
energi
pertama
yang
sebagai berjudul
referensi Implikasi
sekaligus Strategic
domestiknya. Peningkatan permintaan gas
Partnership China-Rusia tahun 2001-2010
alam di Turki pun juga didorong adanya
terhadap upaya China dalam memenuhi
peningkatan populasi dan standar hidup
kepentingan energy security karya Sri
masyarakat. Sehingga penggunaan gas
Rezeki (2011) ini memaparkan mengenai
alam tidak hanya terfokus pada sektor
implikasi dari strategic partnership dalam
industri, melainkan juga meliputi sektor
kerjasama China dengan Rusia untuk
listrik dan rumah tangga (household). Oleh
memenuhi kebutuhan energi China sebagai
karenanya, Turki meningkatkan hubungan
negara industri yang berkembang pesat di
kerjasama
dengan
negara
lain
untuk
2
dunia
internasional
saat
ini.
Strategic
Turki
dengan
negara
lainnya
seperti
Partnership merupakan kerjasama yang
negara-negara di Timur Tengah. Tidak
meliputi berbagai macam bidang. Dari
dapat
sekian banyak kerjasama yang dilakukan
memanfaatkan geografisnya yang tertuang
oleh kedua belah pihak, fokus utama China
dalam konsep strategic depth, Turki dapat
yakni
Sebab
memainkan peranannya di Timur Tengah.
Pemerintah China benar-benar menyadari
Straegic Depth menekankan pentingnya
bahwa
pada
kerjasama
energi.
ketidakmampuan
dipungkiri
bahwa
dengan
mereka
untuk
untuk memiliki hubungan yang baik dengan
energi
dalam
negara tetangga. Sebab dengan adanya
laju
hubungan yang baik itulah yang nantinya
perekonomian China. Maka dari itu, China
akan mempermudah akses dalam menjalin
mulai melakukan usaha-usaha serius untuk
hubungan kerjasama.
memenuhi
kebutuhan
negerinya
akan
mencari
mengganggu
alternatif
dalam
memenuhi
Berdasarkan kedua penelitian yang
kebutuhan energinya melalui kerjasama
digunakan sebagai kajian pustaka, maka
dengan
memiliki
dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
sumber energi melimpah, seperti Rusia
pada tulisan Implikasi Strategic Partnership
yang menjadi salah satu negara tujuan
China-Rusia tahun 2001-2010 terhadap
China dalam memenuhi kebutuhan energi
upaya China dalam memenuhi kepentingan
domestiknya.
energy security karya Sri Rezeki (2011)
negara-negara
Penelitian
yang
kedua
yang
menjadi
memiliki
konteks
yang
sama
dengan
kajian pustaka yakni jurnal Joshua W.
penelitian
Walker (2007) yang berjudul Learning
mengenai pengejaran yang dilakukan untuk
Strategic Depth: Implications of Turkey’s
memenuhi
New Foreign Policy Doctrine. Jurnal ini
Selain itu, konsep keamanan energi dalam
memfokuskan tentang implikasi dari doktrin
penelitian Sri Rezeki (2011) juga membantu
kebijakan luar negeri baru Turki dalam
untuk memberikan penjabaran dari definisi
menjalin
keamanan
hubungan
kerjasama
dengan
ini.
Keduanya
kebutuhan
energi
energi
secara
membahas domestik.
mendetail.
negara lain. Walker menjelaskan bahwa
Perbedaan tulisan dari Sri Rezeki (2011)
Turki secara aktif memanfaatkan aset
dengan penelitian ini yakni fokus energi
geografi
yang dibahas.
dan
pengalaman
sejarahnya
dalam membuat kebijakan luar negeri dan
Sementara penelitian kedua yang
domestiknya.
ditulis
Walker memaparkan bahwa Turki secara
aktif
mencari
menyeimbangkan kawasan,
dapat
secara
Walker
(2007)
memiliki
persamaan dengan penelitian ini, yakni
untuk
sama-sama menggunaan konsep strategic
di
depth sebagai acuan dalam pembuatan
menjaga
kebijakan luar negeri Turki. Perbedaannya,
hubungannya
sehingga
interdependensi
cara
oleh
optimal
di
Walker
hanya
membahas
implikasi
panggung global dan regional. Strategic
strategic depth secara umum, sementara
depth memiliki implikasi dalam hubungan
penelitian ini berfokus pada kaitan dari
3
strategic
depth
dalam
mengarahkan
Setiap negara memerlukan strategi
pembuatan kebijakan luar negeri yang
yang
ditujukan untuk kerjasama energi dengan
ekonominya. Maka dari itu, diperlukanlah
Iran.
kekuatan sinergi yang saling menunjang
dapat
melindungi
kesejahteraan
satu sama lain diberbagai bidang, salah
2.2
Kerangka Pemikiran
satunya
yang
meliputi
2.2.1
Economic Well-Being on
(Antara news, 2016). Bagi negara yang
Energy
tidak
memiliki
bidang
akses
energi
layanan
atau
persediaan energi akan berusaha untuk memperluas persediaan energinya (Banks,
Kepentingan nasional merupakan
2007).
kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh setiap
berhubungan
suatu
dengan
hal
yang berkaitan dengan kemakmuran dan
yang
keamanan
energi
oleh negara untuk mencapai tujuan akhir
(2015) berpendapat bahwa kepentingan merupakan
juga
merupakan salah satu alat yang digunakan
negara. Brooking Institution dalam Dinesh nasional
Bagimanapun
kesejahteraan hidup masyarakat (Vera,
dan
Langlois, & Rogner, 2015).
kesejahteraan. Menurut Yani (2007) untuk mengejar kepentingan nasional, aktor-aktor seperti negara akan melakukan berbagai
2.2.2
macam
Security)
kerjasama
seperti
kerjasama
Keamanan
Energy
(Energy
bilateral, trilateral, regional, dan multilateral. Energi
Tipikal dari kepentingan nasional yakni
merupakan
kebutuhan
being,
manusia yang penggunaannya meliputi
preservation
of
form
of
kehidupan
satu
meliputi physical survival, economic welland
dasar
salah
modern
berbagai bidang. Menurut Luft et all (2011)
government (Hastedt & Knickrehm, 2003).
dalam Energy Charter Secretariat (2015)
Economic well-being memiliki arti ekonomi.
tidak ada definisi yang pasti mengenai arti
Kesejahteraan ekonomi digunakan sebagai
dari keamanan energi. Namun Yergin
acuan
(2006)
sebagai
kesejahteraan dalam
pembuatan
kebijakan.
menjelaskan
bahwa
model
Kesejahteraan ekonomi dalam masyarakat
keamanan energi saat ini berfokus pada
merupakan acuan paling penting yang
bagaimana menangani gangguan pasokan
digunakan oleh negara untuk mengambil
energi dari negara-negara produsen. Keamanan
suatu tindakan, yang terangkum dalam pembuatan
kebijakan-kebijakan
sekedar
yang
energi
keterjangkauan,
lebih
dari
keberlanjutan,
mengarah pada economic goals (Meijdam,
ketersediaan, dan supplai energi yang
2007). Kesejahteraan ekonomi (economic
aman.
well-being) suatu negara dapat ditingkatkan
merupakan
melalui
multidimensional yang meliputi tindakan-
hubungan
kerjasama
dengan
tindakan
negara lain (Akbar & Sandi, n.d).
Melainkan,
yang
keamanan
sebuah dilakukan
energi konsep
baik
secara
eksternal maupun internal. Seperti langkah-
4
langkah yang diterapkan secara ekonomi,
menjadi elemen penting dalam pembuatan
politik, hukum, pembuatan kebijakan demi
kebijakan luar negeri Turki dalam hubungan
mengamankan sumber daya energi yang
internasional yang dinamis, sebab geografi
dibutuhkan (Baumann, 2008).
merupakan salah satu kekuatan negara yang stabil. Parameter stabil merupakan
2.2.3
Strategic Depth
faktor yang tidak bisa diubah dalam suatu negara (Tashjian, 2012).
Strategic depth merupakan konsep baru kebijakan luar negeri Turki yang
3.
menjelaskan posisi Turki dalam ranah internasional. depth
Melalui
Turki
konsep
strategic
memanfaatkan
Penelitian
letak
akan
unik dan sejarahnya (historical depth).
sejarah
(Davutoglu,
Sumber
telah
dengan
yang
dipaparkan.
Kemudian
disajikan
secara narasi teks dan didukung oleh sejumlah tabel ataupun diagram.
cenderung
langkah-langkah
sekunder
ini
menggunakan kerangka konseptual yang
negara-negara disekitarnya. Namun, pasca mengambil
data
penelitian
teknik studi pustaka. Penelitian ini dianalisa
sebagai pewaris Kekaisaran Ottoman yang
Turki
pada
analisa dokumen atau yang disebut dengan
atas selat Bosporus dan warisan sejarah
Ottoman,
melalui
pengumpulan data dilakukan menggunakan
berpengaruh, terutama memiliki kontrol
Kekaisaran
Qaeda
ataupun jurnal terkait penelitian. Teknik
lokasi yang berada pada wilayah yang
hubungan
Al
diperoleh melalui dokumen, website, buku
adalah negara yang unik sebab dikaruniai
kedekatan
data
menggunakan
2008).
Davutoglu (2001) berpendapat bahwa Turki
memiliki
jaringan
penanganan
kerjasama Pakistan dan Amerika Serikat.
mempertimbangkan
kebijakan luar negeri yang ditentukan oleh warisan
menggunakan
menggambarkan
terorisme
Historical depth sangat penting ketika untuk
ini
metode penelitian deskriptif kualitatif, yang
geografisnya (geographical depth) yang
digunakan
METODOLOGI PENELITIAN
yang
4.
mengabaikan hubungannya dengan negara tetangganya dan memilih untuk menjalin
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengejaran Kepentingan Energi oleh Pemerintah Turki Melalui Kerjasama dengan Iran
hubungan dengan negara barat. Sehingga dengan strategic depth inilah yang nantinya
4.1.1 Perubahan Kebijakan Negeri Turki Tahun 2002
akan menekankan koneksi Turki ke wilayah Balkan, Timur Tengah, dan bahkan Asia
Pada
Tengah sebagai negara tetangga Turki.
tahun
2002
Luar Turki
Sehingga, Turki tidak harus bergantung
merumuskan sebuah kebijakan luar negeri
pada
dapat
yang berdasarkan pada sebuah konsep
di
strategic depth. Melalui konsep strategic
salah
satu
menyeimbangkan kawasan
aktor
dan
hubungannya
depth
(Walker, 2007). Menurut Bagci
Turki
memanfaatkan
letak
geografisnya (geographical depth) yang
dan Acikalin (2015) konsep strategic depth
5
unik dan sejarahnya (historical depth).
with neighbors dibangun di atas gagasan
Berdasarkan
depth
bahwa Turki memiliki kebutuhan untuk
tersebut Turki lebih mengarahkan pada
meminimalkan masalah dan memperbaiki
pembuatan kebijakan yang berorientasikan
hubungan dengan semua negara tetangga
ekonomi
melalui
agar
negara
ekonomi negaranya, terutama di bidang
konsep
strategic
(economy-oriented)
peningkatan
hubungan
dengan
tetangganya (Aydin & Aras, 2005).
dapat
memenuhi
kepentingan
energi. Dengan adanya hubungan baik
Kebijakan Turki tersebut terlihat
tersebut
Turki
akan
mendapatkan
berbeda dengan kebijakan Turki sebelum
kemudahan
tahun 2002. Kebijakan Turki sebelum tahun
kerjasama dan mengamankan energinya.
akses
dalam
menjalin
2002 menekankan pada peace-seeking yakni menjalin hubungan kerjasama secara
4.1.2
universal.
Terhadap Iran
Tidak
memandang
adanya
Kebijakan
Energi
Turki
perbedaan antarnegara. Selain itu, orientasi kebijakannya
lebih
pada
Memiliki cadangan energi yang
keamanan (security oriented). Sehingga
terbatas dengan perekonomian yang terus
kerjasama
meningkat
yang
mengarah
dilakukan
Turki
lebih
dan
membutuhkan
banyak
berfokus dalam menangani isu-isu terkait
pasokan energi, pada akhirnya membuat
dengan masalah keamanan seperti konflik
Turki
ataupun terorisme, yang dapat mengancam
ditawarkan
Turki (Ormeci, 2011). Adanya perubahan
geografisnya. Turki telah menempatkan
kebijakan luar negeri Turki pada tahun
peran khusus untuk negaranya agar dapat
2002
berhubungan
didukung
dengan
munculnya
permasalahan ekonomi domestik. Sehingga Turki
mencoba
untuk
menemukan oleh
baik
kesempatan
yang
keunikan
letak
dengan
negara
tetangganya yang kaya akan energi.
menangani
Pemanfaatan
akan
posisi
Turki
permasalahan ekonomi tersebut dengan
yang strategis tersebut sejalan dengan
memanfaatkan posisi geografisnya yang
konsep kebijakan luar negerinya yang baru,
strategis yang terletak di rute energi, untuk
yakni menekankan Turki untuk melakukan
meningkatkan kerjasama ekonomi dengan
kerjasama energi dengan negara-negara
negara-negara tetangganya.
tetangganya di Timur Tengah yang kaya
Perubahan kebijakan luar negeri
akan energi. Terutamanya, bekerjasama
dianggap mampu untuk menyelesaikan
dengan Iran sebagai negara yang memiliki
permasalahan
cadangan gas alam terbesar kedua di
ekonomi
yang
sedang
dihadapi Turki. Mengacu pada konsep
dunia.
kebijakan
yang
berpotensi untuk menunjang kepentingan
dan
domestik Turki yang mengkonsumsi gas
luar
mengoptimalkan
negerinya letak
geografis
historis, Turki pun membuat kebijakan yang
Kondisi
Iran
tersebut
sangat
alam dalam jumlah yang besar.
disebut dengan kebijakan zero problem
Melihat
with neighbors. Kebijakan zero problem
pentingnya
energi
bagi
Turki, maka Turki merumuskan kebijakan
6
energi
yang
kebijakan
erat
luar
kaitannya
negerinya.
dengan
Turki
merupakan salah satu keamanan energi
pun
yang
dilakukan
Turki
dalam
bentuk
merumuskan tiga kebijakan utama terkait
robustness
energinya terhadap Iran yakni pertama,
memberikan perlindungan terhadap energi
diversifikasi
dari gangguan yang berasal dari faktor
pemasok
energi.
Kedua,
(ketahanan)
sebab
Turki
berperan sebagai negara transit energi.
yang
Ketiga, mendapatkan harga pasokan energi
kelangkaan sumber daya gas alam di
yang terjangkau untuk konsumsi domestik.
negaranya. Melalui kebijakan energi yang
terjadi
secara
alami,
seperti
berupa diversifikasi inilah yang membuat Turki
4.1.2.1 Diversifikasi Pemasok Energi
meningkatkan
hubungan
kerjasamanya dengan Iran sebagai negara Kebijakan
energi
Turki
pemasok energi (Andoura, 2015).
yang
pertama yakni terkait dengan diversifikasi pemasok energi. Sebab keanekaragaman
4.1.2.2 Transit Energi
energi, baik jenis maupun pemasok energi mendapatkan
perhatian
seiring
Kebijakan energi Turki yang kedua
dengan meningkatnya peran gas alam.
yakni kebijakan transit energi. Kebijakan ini
Pertumbuhan permintaan energi dalam
bertujuan untuk menjadikan Turki sebagai
negeri Turki mengarah ke inisiatif untuk
negara transit energi dengan maskud untuk
melakukan keragaman atau diversifikasi
mengamankan
dalam hal pemasok sumber energi (Bilgin,
domestik, terutamanya gas alam (Winrow
2015). Diversifikasi merupakan pilihan yang
G.
rasional
untuk
merupakan lokasi pasar yang penting,
energi.
terutama untuk gas alam yang akan
sebagai
mendapat
utama
strategi
tambahan
Turki
supplai
M.,
kebutuhan
2012).
Negara
akan transit
energi energi
Sejalan dengan kebijakan luar negerinya,
disediakan
Turki pun mencoba membangun relasi dan
infrastruktur
menguatkan hubungannya dengan Iran
penyimpanan, dan lain sebagainya. Kondisi
yang merupakan negara kaya energi dan
Turki yang berperan sebagai transit energi
memiliki cadangan gas alam mencapai 47
juga
persen dari cadangan gas alam dunia
seperti
(Atalay, n.d).
kerangka
peraturan
(Andoura,
2015).
Penguatan
hubungan
bilateral
melalui
jaringan
seperti
diperkuat
pipa,
dengan
penyediaan
atau ruang
berbagai
cara
infrastruktur
dan
yang
memadai
Sehingga
pengaliran
antara Turki dengan Iran tersebut dilakukan
energi yang berupa gas alam dari Iran ke
Turki untuk mencapai tujuannya. Tujuan
Turki pun melalui fasilitas jalur pipa gas
Turki
atau
mendekatkan
diri
dengan
Iran
gas
pipeline
yang
memadai.
dikarenakan ingin menambah pemasok
Sementara itu, fungsi dari negara transit
energinya
dapat
energi itu sendiri yakni menjadi titik akses
mengurangi dominasi pasokan gas alam
ke beberapa pasar serta menghubungkan
dari Rusia (Turk, 2012). Diversifikasi energi
sarana gas antarnegara (Pacheco, 2011).
sehingga
Turki
7
Oleh
karena
itu,
Turki
menggunakan
operasional pipa gas alam ITE dilakukan
posisinya yang strategis sebagai negara
pada tahun 2016 (Yildiz, 2013).
transit, serta penggunaan jaringan pipa gas untuk membawa gas alam Iran menuju ke
4.1.2.3 Harga Pasokan Energi yang
negara konsumen.
Terjangkau
Melalui kebijakan Turki sebagai
untuk
Konsumsi
Domestik
negara transit energi, Iran pun tertarik untuk menjadikan Turki sebagai negara transit
Kebijakan energi Turki yang ketiga
energinya. Kedua negara memiliki rencana
yakni mendapatkan harga pasokan energi
kerjasama yang pertama kali diumumkan
yang
pada bulan Agustus tahun 2007. Rencana
dan
mengusulkan
adanya harga energi yang terjangkau untuk
untuk
konsumsi domestik. Sehingga Turki pun
menyalurkan gas Iran ke Eropa melalui
juga menginkan adanya pasokan sumber
Turki. Pada 17 November 2008 Turki dan Iran
akhirnya
Memorandum
of
energi yang berupa gas alam dengan harga
menandatangani Understanding
yang terjangkau dari negara pemasok
(MoU)
energi (Altundeger, 2015).
terkait produksi gas alam dan ekspor. MoU
Turki
tersebut bermaksud untuk memproduksi
Iran.
setengah untuk keperluan domestik Turki 2010).
Turki
kendala-
yang ditawarkan Iran. Harga gas alam Iran terbilang cukup mahal jika dibandingkan
negara lainnya di Eropa (Press TV, 2008).
dengan harga dari negara pemasok gas
Proyek pipa gas ini disebut dengan
alam yang lainnya. Turki membayar lebih
Iran-Turkey-Europe Natural Gas Project
dari $ 450 per seribu meter kubik untuk gas
(ITE). Proyek pipa tersebut memasuki
dari Iran. Sehingga, Turki pun meminta
geografis dari Iran menuju ke Dogubayazit
untuk melakukan negosiasi tentang harga
(Turki) di timur, kemudian keluar ke Yunani
gas alam. Tetapi pemerintah Iran masih
dari provinsi Ipsala, Turki di bagian barat.
belum menunjukkan adanya respon yang
Perancanaan pembangunan proyek ITE
positif
dimulai pada tahun 2011 yang kemudian
dari
keinginan
Turki
tersebut
(Altundeger 2015).
pembangunan pipa mulai dilaksanakan Tahap
mengatasi
kontrak take or pay dan harga gas alam
ditransfer ke Yunani, Italia dan negara-
2013.
mulai
utama yang ditemui yaitu terkait dengan
gas Iran. Kemudian gas alam tersebut akan
tahun
Turki
kerjasama energinya dengan Iran. Kendala
akan
menjadi rute transit utama untuk pasokan
pada
menindaklanjuti
kendala yang terjadi selama melakukan
dan setengahnya lagi untuk pengiriman ke (Kinnander,
mulai
hubungan kerjasama energinya dengan
hingga 16 Bcm / tahun gas dari South Pars,
Eropa
konsumsi
bahwa setiap negara pasti menginkan
dalam pengembangan lapangan gas Iran di Pars
untuk
domestiknya. Memang tidak bisa dipungkiri
kerjasama tersebut yakni melibatkan Turki South
terjangkau
Pada
pertama
memang
8
awal
tahun
berupaya
2002,
Turki
meningkatkan
hubungan bilateralnya dengan Iran. Hal
kapasitas penuh sesuai dengan perjanjian
tersebut
antar kedua negara (Celikpala, 2013).
ditandai
peningkatan
tajam
dengan dalam
adanya kunjungan
Pengejaran
pertama
yang
diplomatik tingkat tinggi sebagai bentuk
dilakukan Turki terhadap gas Iran melalui
pengejaran terhadap kepentingan Turki di
negosiasi mendapatkan hasil, meskipun
bidang
belum
energi
(Habibi,
2012).
Dalam
maksimal
sesuai
dengan
yang
kunjungan tersebut, kedua negara juga
diinginkan Turki. Diketahui bahwa akhir
membahas mengenai kerjasama gas alam.
tahun
Perundingan dalam kunjungan Presiden
mendapatkan pengurangan dalam kontrak
Turki ke Iran merupakan bentuk dari
take
peninjauan ulang tentang perjanjian yang
dinegosiasikan ulang, kontrak take or pay
disepakati dalam hal pengiriman gas alam
menurun dari 87 persen menjadi 70 persen.
dari Iran ke Turki selama 25 tahun, dengan
Sehingga Turki dapat membayar kontrak
kapasitas 10 bcm per tahunnya.
gas alam sebesar 70 persen jika gas yang
2002 or
pay.
Turki Dalam
telah
berhasil
perjanjian
yang
Pada tahun 2002 itu juga, Turki
dialirkan dari Iran tidak sampai 10 Bcm
menegosiasikan harga atau persyaratan
yang sesuai dalam perjanjian (Kinnander,
terkait kontrak take or pay. Kontrak ini
2010).
dirancang untuk pembeli dan penjualnya,
Pada tahun 2004, Perdana Menteri
yaitu pembeli setuju untuk mengambil
Turki Recep Tayyip Erdogan berkunjung ke
volume tertentu selama periode waktu yang
Iran.
ditentukan, serta membayar volume gas
untuk terus menindakalnjuti kesepakatan
yang telah disepakati, terlepas dari apakah
kerjasama energi yang mencakup ekspor
gas tersebut digunakan semuanya atau
gas Iran ke Turki (Poyraz, 2009). Dalam
tidak (Khatib, Barnes, Chalabi, Steeg, &
kunjungannya tersebut, Perdana Menteri
Yokobori, n.d). Terkait kontrak take or pay,
Turki
Turki mendapati kendala yang mewajibkan
terhadap Iran yang berkaitan tentang harga
Turki untuk membayar sebesar 87 persen
gas yang di atas rata-rata. Perdana Menteri
dari kontrak perjanjian meskipun gas yang
Turki mengatakan bahwa Turki membeli
diterima Turki tidak sampai 87 persen.
sebesar 95 persen dari ekspor gas Iran,
Namun, pengurangan impor gas alam juga
tetapi Turki mendapatkan harga gas yang
harus
secara
mahal (Altundeger, 2015). Sebab harga gas
bersama (Financial Tribune, 2016). Selain
Iran lebih mahal sebesar 20 persen dari
kendala dalam kontrak take or pay, Turki
harga pasar gas internasional (Okumus,
juga keberatan dengan harga gas alam Iran
2011). Disamping itu, dengan harga yang
yang jauh lebih mahal dari pada supplier
mahal, Turki pun harus menerima gas
gas alam yang lainnya. Disamping itu juga,
denga kapasitas yang tidak sesuai dengan
pada kenyataannya, pengaliran gas pada
perjanjian. Gas yang dikirim Iran ke Turki
tahun 2002 belum pernah sampai pada
sangat kurang dari 10 Bcm per tahunnya
disetujui
kedua
negara
9
Kunjungan
tersebut
menegaskan
dimaksudkan
permintaan
Turki
dan tanpa t adanyya persetujuan dari kedua
mencapai m ma aksimum 6 B Bcm. Pada tahun
belah h pihak (Fina ancial Tribune e, 2016).
20 008 seperti pada grafik d di bawah ini:
Sengketa a
harga
antara
urki Tu
Grafik 1.3 Ira an’s Naturall Gas Expo orts to
m terus terja adi dengan Iran terkkait gas alam
Tu urkey in Bcm m/y (2001-2008)
ma tahun 2004. 2 Seba ab pihak Irran selam meno olak untuk menanggapi m negosiasi dari Turki dengan me engatakan ba ahwa sengke eta harga a
gas
tidak
dapat
diselesaika an.
Akiba atnya, aliran gas alam da ari Iran semp pat terputus selama empat hari di Desemb ber arenakan ad danya "alasan 2004 yang dika tekniss" (Kinnande er, 2010). Me enurut Mentteri
digaz, Trend ds and Figurres in Sumber: Ced
Energ gi Turki, Hilmi H Gulerr mengatakkan
008, Tables 6 and 7; 2 2006 Natura al Gas 20
bahw wa menangga api tindakan Iran tersebut,
Year Y in Revview, Table 5; Trends s and
Turki akan menccari arbitrase e internasion nal.
Fiigures in 200 05, Table 4 a and 5; Trend ds and
Menindaklanjuti
unttuk
Fiigures in 20 004, Tables 7 and 8; Trends T
menccari solusi terkait t denga an harga gas
an nd Figures in 2003, T Tables 5 and 6;
Iran,
mengajukkan
Trrends and Figures in 2002, Tab ble 6.
a di pengad dilan arbitra ase permasalahannya
Dalam Elin Kinnander. Th he Turkish-Irranian
nasional (ICC C). intern
Gas G Relation nship: Politiically Succe essful,
keinginan
Turki
Pihak
pun
T Turki
Turki
meng gajukan
kla aim
Commercially C y Problematicc (2010).
pengurangan harga gas yan ng diimpornya
Akhirn nya
pada
tahun
2009,
dari Iran sebessar 35,5 pe ersen ke IC CC
pe engejaran Turki T akan gas alam Iran
(Reutters, 2016). Selama proses arbitra asi,
mendapatkan m hasil kem mbali. Peng gajuan
kerjassama kedua a negara te erus berlanjut.
masalah m
Namu un sampai dengan tahun 2008, gas
In nternational Court of Arbitration (ICC)
yang dikirim Iran n belum mencapai 10bccm
te erkait aliran gas g Iran yan ng tidak stab bil dan
per tahun t sesua ai dalam pe erjanjian. Pada
melanggar m ko ontrak perjanjian, serta Turki
tahun n 2005 Iran mengimporr gas ke Turki
ha arus memba ayar ketidaksstabilan alira an gas
sebessar 4,3 Bcm m. Kemudian di tahun 2006
alam dengan harga mah hal di atas harga
gas yang dialirrkan dari Iran ke Turki
ga as
sebessar 5,8 Bcm m, sebab dala am pengiriman
mendapatkan m keputusan n dari ICC. ICC
gas mendapat kendala k yang g dikarenakkan
mengharuska m n Iran me emberikan diskon d
cuaca a dan ledakan dari pipa a gas di kedua
se ebesar 10-15 5 persen dari harga gas s alam
sisi perbatasan. Sementara a pada tahun
ya ang dijualnyya ke Turki (Reuters, 2016). 2
2007 terdapat peningkatan volume gas g
Menurut M Kha atinoglu (2013) pengura angan
yang
tidak
ha arga gas alam Iran ke e Turki dilakukan
menccapai maksim mum karena gas alam Irran
pa ada tahun 20 012 yakni da ari harga awa al 500
dikirim
n namun
tetap p
saja
yang di ekspor Iran ke Turki hanya
10
ya ang
dihada api
internasional,
Turki
pada
pada
akh hirnya
dollar berkurang menjadi 416 dollar per
perjanjian kerjasama energi dengan Iran di
1000 meter kubik (Kalehsar, 2015).
tahun 1996. Pengejaran kepentingan energi oleh Turki yang dimulai pada tahun 2002
5.
tersebut, menunjukkan adanya hasil yang
KESIMPULAN
berupa penurunan harga gas alam Iran di tahun 2009.
Meningkatnya perekonomian Turki pasca tahun 2001 menyebabkan Turki
6.
harus memenuhi kebutuhan akan energi
DAFTAR PUSTAKA
domestiknya yang semakin melonjak. Dari berbagai
macam
jenis
energi
Akbar, H., & Sandi, L. R. (n.d). Aliansi strategis venezuela dalam menghadapi globalisasi ekonomi. 4.
yang
digunakan Turki, gas alam merupakan energi utama yang menyumbang paling besar terhadap laju perekonomian Turki.
Altundeger, N. (2015). A dream coming true? turkey becoming an energy hub . The WEI International Academic Conference.
Hanya saja, Turki tidak memiliki cadangan gas
alam
tersebutlah
yang
melimpah.
membuat
Turki
Kondisi mengejar
negara tetangga yang memiliki cadangan
Andoura, S. (2015). What potential for cooperation between the eu and turkey on diversification of gas supply? Instituto Affari Internazionali.
gas alam terbesar kedua di dunia.
Antara
kepentingan nasional di bidang energi melalui kerjasama dengan Iran sebagai
Seperti yang dijelaskan pada bab analisa, pengejaran yang dilakukan oleh Turki
terhadap
kepentingan
energinya
dilakukan melalui pembuatan kebijakan luar negeri yang menekankan pada penguatan
Atalay, K. (n.d). Natural gas supply sucurity of turkey and its regional impacts. IGDAS, 11.
hubungan dengan negara-negara tetangga, dan membuat kebijakan energi terhadap Iran yang meliputi diversifikasi energi,
Aydin, M., & Aras, D. (2005). Political conditionality of economic relations between paternalist states:turkey's interaction with iran, iraq, and syria. Arab Studies Quarterly Volume 27 Number 1&2, 12.
menjadikan Turki sebagai negara transit energi, serta mendapatkan harga pasokan energi yang terjangkau untuk ekonomi domestik.
Babali, T. (2012). The role of energy in turkey's relations with rusia and iran. Ankara: Center For Strategic and International Studies.
Pengejaran akan gas alam Iran oleh Turki mulai dilakukan pada tahun 2002, yakni dimulai dengan merumuskan kebijakan
luar
negerinya
yang
Bahgat, G. (2014). Iran-Turkey Energy Cooperation: Strategic Implication. Middle East Energy Council Volume XXI Number 4.
baru.
Dengan kebijakan luar negeri barunya tersebutlah, Turki mulai menindaklanjuti kendala-kendala
yang
terjadi
news. (2016, April). CKSEI: maksimalkan energi untuk tingkatkan tawar. Diambil kembali dari ANTARANEWS: http://www.antaranews.com/print/2 12092/cksei-maksimalkan-energiuntuk-tingkatkan-tawar
pada
11
matter. UChicago Undergraduate Business Journal.
Banks, F. E. (2007). The political economy of world energy an introductory textbook . Diambil kembali dari Google Books: https://books.google.co.id/books?id =W7tZ9yL9j00C&printsec=frontcov er&hl=id#v=onepage&q&f=false
Cherp, A., Adenikinju, A., Goldthau, A., Hernandez, F., Hughes, L., Jansen, J., . . . Pal, S. (n.d). Energy and security. 331. CIA World Factbook. (1995, January). Turkey Energy. Diambil kembali dari Photius Coutsoukis: http://www.photius.com/countries/tu rkey/economy/turkey_economy_en ergy.html
Baumann, F. (2008). Energy security as multidimensional concept. SSOAR . Bilgin, M. (2015). Turkey’s energy strategy: synchronizing geopolitics and foreign policy with energy security. Insight Turkey Vol.17 No.2.
Clemente, J. (2016, February 7). Turkey's rising natural sags demand needs u.s. lng. Diambil kembali dari Forbes/Energy: http://www.forbes.com/sites/judecle mente/2016/02/07/turkeys-risingnatural-gas-demand-needs-u-slng/#5a60e9e32ac7
Bo, W. (2011). Turkey-iran reconciliatory relations: internal and external factors. Journal of Middle Eastern and Islamic Studies (in Asia) Vol. 5, No.1, 15. Briney, A. (2016, january 21). Geography of turkey: learn about european and asian nation of turkey. Diambil kembali dari About Education: http://geography.about.com/od/turk eymaps/a/turkey-geography.htm
Cohen, A., Phillips, J., & Graham, O. (2011, February 14). Iran’s energy sector: a target vulnerable to sanctions. Diambil kembali dari The Heritage Foundation: http://www.heritage.org/research/re ports/2011/02/irans-energy-sectora-target-vulnerable-to-sanctions
Bungin, B. (2007). Penelitian kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Colakoglu, M., & Gunsel, E. (2014). Liberalising natural gas in turkey. PricewaterhouseCoopers.
Cagaptay, S., & Evants, T. (2013). The geopolitics of natural gas: turkey energy policy and the future of natural gas. JAMES A. BAKER III INSTITUTE FOR PUBLIC POLICY RICE UNIVERSITY.
Daly, J. C. (2008, July 2). Iran and turkey energy ties deepen . Diambil kembali dari Eurasia Daily Monitor: https://jamestown.org/program/iranand-turkey-energy-ties-deepen/#!
Celepci, L., & Maran, F. (2016). Turkey oil and gas regulation 2016. Diambil kembali dari International Cooperative Legal Guides: http://www.iclg.co.uk/practiceareas/oil-and-gas-regulation/oiland-gas-regulation-2016/turkey
Davutoglu, A. (2008). Turkish foreign policy vision: an assesment of 2007. Insight Turkey. Dogan, E. (2004). Turkey's iran card: energy cooperation in american and russian vortex. California: Naval Postgraduate school .
Celikpala, M. (2013). TURKEY AND THE NEW ENERGY POLITICS oF THE BLACK SEA REGION. Neighbor Hood Policy Paper.
EMRA. (2011). Natural gas market. Ankara: Republic of Turkey Energy Market Regulatory Authority.
Chen, M., Chew, M. L., Goyal, S., Matar, M., & Yavuz, Z. (2014). The turkish economy, post-2001 crisis: why timing, faith, and expectations
Energy
12
Charter Secretariat. (2015). International energy security: common concept for energy
Investment Support and Promotion Agency of Turkey. (2014). The manufacturing industry in turkey. Deloitte Turkey.
producing, consuming and transit countries. ISBN: 978-905948-0544. Financial Tribune. (2016, 3 February). Verdict on iran-turkey gas dispute announced. Diambil kembali dari FINANCIAL TRIBUNE: https://financialtribune.com/articles/ energy/35610/verdict-on-iranturkey-gas-dispute-announced
Jarosiewicz, A. (2013, 11 6). Turey economy: a story of success with an uncertain future. Diambil kembali dari OSW: Osrodek Studiow Wschodnich: http://www.osw.waw.pl/en/publikacj e/osw-commentary/2013-1106/turkeys-economy-a-storysuccess-uncertain-future
Grigoriadis, I. N. (2010). The davutoğlu doctrine and turkish foreign policy. Hellenic Foundation for European and Foreign Policy (ELIAMEP).
Jenkins, G. H. (2012). Occasional allies, enduring rivals: turkey's relation with iran. Silk Road Paper.
Gulden, B., & Koc, A. A. (2011). Dynamics of energy consumption patterns in turkey: its drivers and consequence. Sustainable Cities andRefions (SCR).
Kalehsar, O. S. (2015). Energy factor in iran-turkey relations . Energy & Environment · Vol. 26, No. 5. Khatib, H., Barnes, A., Chalabi, I., Steeg, H., & Yokobori, K. (n.d). Enrgy security. WORLD ENERGY ASSESSMENT: ENERGY AND THE CHALLENGE OF SUSTAINABILITY, 125.
Gundogan, U. (2013, March). Islamist iran and turkey, 1979-1989: state pragmatism and ideological influences. Diambil kembali dari MERIA: Middle East Review of International Affairs: http://www.mafhoum.com/press5/1 49P2.htm
Kilic, A. M. (2006). Turkey’s natural gas necessity, consumption and future perspectives. Energy Policy.
Habibi, N. (2012). Turkey and iran: growing economic relations despite western sanctions. Brandeis No.62.
Kinnander, E. (2010). The turkish-iranian gas relationship: politically successful, commercially problematic. Oxford Institute for Energy Studies.
Hajiyeva, N. (2016, November 9). Iran and turkey’s energy game in the gulf and the caspian basin. Diambil kembali dari Modern Diplomacy: http://moderndiplomacy.eu/index.ph p?option=com_k2&view=item&id=1 878:iran-and-turkey-s-energygame-in-the-gulf-and-the-caspianbasin&Itemid=139
Koca, A. (2013, December 1). Turkey’s soft power strategy in world politics. Diambil kembali dari Academic Perspective: http://en.akademikperspektif.com/2 013/12/01/turkeys-soft-powerstrategy-world-politics/
Hastedt, G. P., & Knickrehm, K. M. (2003). International politics in a changing world. New York: Pearson Longman.
Lelyveld, M. (2002, November 14). Turkey: ankara to resume gas imports from iran. Diambil kembali dari Radio Free Europe: Radio Liberty: http://www.rferl.org/a/1101380.html
Hentov, E. (2011). Turkey's global strategy: turkey and iran. London, UK: LSE Research Online.
Meijdam, W. (2007). What is iran's national interest. Platform for Iranian-Dutch Academic Dialogue, 3-6.
Invesment Support and Promotion Agency of Turkey. (2014). The manufacturing industry in turkey. Deloitte Turkey.
13
Miles & Huberman. (1992). Analisis data kualitatif (tentang metode-metode baru). Jakarta: UI-Press.
Poyraz, S. (2009). Turkish-iranian relations: a wider perspective. SETA Policy Brief.
Mocovei, M. (2009). Growth and economic crises in turkey: leaving behind the turbulent past? European Economy: Economic Papers 386.
Press TV. (2008, November 18). Tehran and ankara have signed an agreement on the development of the south pars gas field and the transfer of iranian gas to europe. Diambil kembali dari Payvand: http://www.payvand.com/news/08/n ov/1176.html
Muzalevsky, R. (2012, April). Turkey's new foreign policy in the new world. Diambil kembali dari American Diplomacy: http://www.unc.edu/depts/diplomat/i tem/2012/0106/ca/muzalevsky_turk ey.html
Raiser, M. (2014, December 10). Emerging turkey: lessons from an economy in transition. Diambil kembali dari The World Bank: http://www.worldbank.org/en/news/f eature/2014/12/10/emergingturkey-lessons-from-economy-intransition
National Mining Association. (2015). A comprehensive energy policy: making realistic choices in a competitive world. Diambil kembali dari NMA The American Resource: http://www.nma.org/index.php/positi on-on-sustainable-development/19positions-and-political-action/312-acomprehensive-energy-policy
Republic of Turkey Ministry of Foreign Affairs. (2011). Turkey energy profile and strategy. Diambil kembali dari http://www.mfa.gov.tr/turkeysenergy-strategy.en.mfa
NouNou, D. M. (2011/2012). Turkey: a rising regional power in a changing middle east. Egypt: The British University.
Reuters. (2016, February 2). Arbitration court orders Iran to discount gas exports to turkey. Diambil kembali dari Al Arabia English: http://english.alarabiya.net/en/busin ess/energy/2016/02/02/Arbitrationcourt-orders-Iran-to-discount-gasexports-to-Turkey.html
Okumus, O. (2011, January 26). Why is Turkey buying more gas than it needs from Iran? Diambil kembali dari Al-Monitor: http://www.almonitor.com/pulse/originals/2014/0 2/turkey-iran-gas-importconsumption-erdogan-price.html
Roy, J., Dowd, A. M., Pal, S., & Prata, N. (2012). Lifestyles, well-Being, and energy. Global Energy Assesment.
Ormeci, O. (2011). Ismail cem’s foreign policy (1997-2002). SDÜ Fen Edebiyat Fakültesi, No:23, pp.223245.
Rzayeva, G. (2014). Natural gas in the turkish domestic energy market: policies and challenges. The Oxford Institute for Energy Studies.
Pacheco, K. K. (2011). Turkey as a transit country and energy hub: the link to its foreign policy aims. Forschungsstelle Osteuropa Bremen Arbeitspapiere und Materialien , No. 118.
Secretariat, E. C. (2015). Common concept for energy producing, consuming, and transit countries. International Energy Security.
Peuch, J. C. (2002, June 18). Turkey: president ends two-day visit to iran . Diambil kembali dari Radio Free Europe: Radio Liberty: http://www.rferl.org/a/1100030.html
Shaffer, B. (2006). Turkey’s energy policies in a tight global energy market. Insight Turkey vol.8 no.2. Sinkaya, B. (2004). Conflict and cooperation in turkey-iran
14
Ucok, M. D. (2013). The potential role of turkey i a globalising gas market. Global Turkey in Europe.
relations:1989-2001. Ankara: Middle East Technical University. Sinkaya, B. (2012). Rationalization of Turkey-Iran Relations: Prospect and Limits. Insight Turkey vol.14 / no.2 .
Unal, S., & Ersoy, E. (2014). Political economy of turkish-iranian relations: three asymmetries. Ortadogu Etutleri, Volume 5, No 2, 12.
Soemantri, G. (2005). Memahami metode kualitatif. Depok: Universitas Indonesia. Stein,
Vera, I., Langlois, L., & Rogner, H. H. (2015). Indicators for sustainable energy development. International Atomic Energy Agency.
A. (n.d). Turkey and iran’s complicated relationship. EDAM, 7.
Tashjian, Y. (2012). From Conceptualization to implementation and revaluation: turkey’s “strategic depth” in the MENA region. Strategic Outlook.
Walker, J. W. (2007). Learning strategic depth: implications of turkey's new foreign policy doctrine. Insight Turkey vol.9 no.3, 33-34.
Tol, G. (2013, November 25). Turkey's search for a "zero problem" policy. Diambil kembali dari Middel East Institute: http://www.mei.edu/content/turkey %E2%80%99s-search%E2%80%9Czeroproblem%E2%80%9D-policy
Winrow, G. M. (2012). The southern gas corridor and turkey's role as an energy transit state and energy hub. Diambil kembali dari Insight Turkey volume 15 no. 1: www.insightturkey.com/thesouthern-gas-corridor-and-turkeysrole-as-an-energy-transit-state-andenergy-hub/articles/274
Turk, L. N. (2012). Towards an ever closer union: with the turks next door? is turkey. Urbana : University of Illionis.
Yergin, D. (2006). Ensuring energy security. Foreign Affairs volume 85 no.2. Yesin, O. (2005). Energy outlook of Turkey. World Energy Council Turkish National Committee, Ankara, Turkey , 4.
Turkish Daily News. (1996, 12 20). Iran attaches great importance to eco. Diambil kembali dari Hurriyet Daily News: http://www.hurriyetdailynews.com/ir an-attaches-great-importance-toeco.aspx?pageID=438&n=iranattaches-great-importance-to-eco1996-12-20
Yildiz, F. (2013). Photogrammetric survey on the natural gas pipeline projects of iran-turkey-europe (ITE). World Academy of Science, Engineering and Technology International Journal of Environmental, Chemical, Ecological, Geological and Geophysical Engineering Vol:7, No:7, 1-2.
TUSIAD. (2009). Liberalization of the energy sector: the case of turkey and the eu. TÜSİAD Energy Strategy Series.
Zanotti, J., & Thomas, C. (2016). Turkey: background and u.s. relations. Congressional Research Service, 36.
U.S. Energy Information Administration. (2016, Agustus 8). Turkey. Diambil kembali dari www.eia.go/countries/cab.cfm/fips= TU
15