ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 PENGARUH ZEOLIT DAN PUPUK KANDANG TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIK TANAH ULTISOLS DAN ENTISOLS PADA PERTANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril) Oleh: Bondansari dan Bambang Siswo Susilo Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ABSTRAK
Pemanfaatan tanah Ultisols dan tanah Entisols untuk peningkatan produksi kedelai perlu dilakukan perbaikan kualitas tanah, diantaranya dengan penambahan zeolid dan pupuk kandang. Pemanfaatan zeolit dan pupuk kandang diharapkan mampu sebagai bahan amelioran tanah sehingga produksi tanaman kedelai bias ditingkatkan. Terkait dengan hal tersebut telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk : 1) mengetahui pengaruh zeolit dan pupuk kandang terhadap beberapa sifat fisik tanah Entisols dan Ultisols dan 2) mengetahui pengaruh zeolit dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai pada tanah Entisols dan Ultisols. Penelitian dilakukan dengan percobaan pot di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Perlakuan terdiri dari tiga faktor, yaitu jenis tanah, zeolit dan pupuk kandang, masingmasing 2 (dua) jenis tanah (T1: Ultisols dan T2: Entisols), 3 (tiga) taraf dosis zeolit (Z0: 0 ton/ha, Z1: 2 ton/ha, dan Z2: 4 ton/ha), dan 3 (tiga) taraf dosis pupuk kandang sapi (P0: 0 ton/ha, P1: 20 ton/ha, dan P2: 30 ton/ha). Percobaan dirancang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), masing-masing kombinasi perlakuan diulang tiga kali dan diperoleh 54 unit percobaan. Variabel yang diamati meliputi variabel sifat fisik tanah, variabel pertumbuhan dan produksi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) peningkatan zeolit sampai 4 ton/ha dan pupuk kandang sampai 30 ton/ha tidak berpengaruh terhadap berat jenis isi (BJI), berat jenis partikel (BJP) dan porositas tanah Ultisols maupun tanah Entisols, 2) nilai batas cair (BC) dipengaruh oleh dosis zeolit dan dosis pupuk kandang dan jenis tanahnya, batas lekat (BL) dan batas berubah warna (BBW) ditentukan oleh jenis tanah, sedangkan batas gulung (BG) dipengaruhi oleh interaksi antara jenis tanah dan dosis zeolit, 3) dosis zeolit dan dosis pupuk kandang tidak mempengaruhi nilai persediaan air maksimum (PAM) maupun jangka olah (JO) tanah Ultisols maupun tanah Entisols, dan nilai indek plastisitas (IP) selain dipengaruhi secara mandiri oleh jenis tanah juga dipengaruhi oleh dosis pupuk kandang, dan 4) peningkatan dosis pupuk kandang mampu meningkatkan bobot basah polong, bobot kering polong dan jumlah polong kedelai. Kata kunci: zeolit, pupuk kandang, ultisols, entisols, kedelai
ABSTRACT
Use of land for Ultisols and Entisols soil increased soybean production is necessary to improve soil quality, such as by adding zeolid and manure. Utilization of zeolites and manure as an ingredient amelioran expected to land so that the production of soybean crops improved bias. Related to this has done research with the aim to: 1) determine the effect of zeolite and manure on some soil physical properties of Entisols and Ultisols and 2) determine the effect of zeolite and manure on the growth and production of soybean crops in the Entisols and Ultisols. The study was conducted with a pot experiment in field trials UnSoed Faculty of Agriculture. The treatment consists of three factors, namely the type of soil, zeolite and manure, each 2 (two) types of soil (T1: Ultisols and T2: Entisols), 3 (three) standard doses of zeolite (Z0: 0 tons / ha, Z1 : 2 tons / ha, and Z2: 4 tons / ha), and 3 (three) standard doses of cow manure (P0: 0 tons / ha, P1: 20 tons / ha, and P2: 30 tons / ha). The experiment was designed using a randomized block design (RBD), each treatment combination was repeated three times and obtained 54 experimental units. Variables observed include variable physical properties of soil, crop growth and production variables. The results show that: 1) an increase in the zeolite to 4 tons / ha and manure up to 30 tons / ha had no effect on bulk density, particle density and the porosity of the Ultisols and Entisols, 2) the limit value liquid influences include dose of zeolite and manure and soil type, the boundary attached and boundary change color is determined by the type of soil, whereas the limit of rolls is influenced by the interaction between soil type and dose of zeolite, 3 ) zeolite dose and dose of manure did not affect the value of the maximum water supply and term tillage Ultisols soil and Entisols soil, and the plasticity index in addition to independently influenced by the type of soil is also influenced by the dose of manure, and 4) increasing doses of manure can improve the wet weight of pods, dry weight of pods and pods of soybean. Key words: zeolid, manure, ultisols, entisols, soybean
122
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 berwarna
PENDAHULUAN Ultisol di Indonesia mempunyai
coklat
dengan
jumlah
percabangan menurun (Russel, 1988).
sebaran yang luasnya mencapai 45.794.000
Selain
itu
dilaporkan
akar
ha atau sekitar 25% dari total luas daratan
membengkak, pertumbuhannya terhambat
Indonesia (Subagyo et al., 2004 dalam
dan bahkan dapat mengalami kerusakan
Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Tanah
yang serius. Dalam jaringan tanaman
Ultisols termasuk ke dalam tanah marginal
konsentrasi Al yang tinggi (Al3+) akan
dan umumnya belum tertangani dengan
mempengaruhi metabolisme fosfat dengan
baik. Pemanfaatan tanah Ultisols akan
membentuk senyawa kompleks Al-fosfat
dihadapkan pada berbagai kendala pada
yang
sifat fisik dan kimia tanah. Sifat fisik tanah
Morimura, 1980 dalam Uexkull, 1986)
ini umumnya jelek, yaitu mempunyai
serta
permeabilitas tanah yang sangat rendah,
Phosphokinase dan ATPase (Mengel and
drainase buruk, ruang pori makro yang
Kirkby, 1987). Menurut Radjagukguk
sangat sedikit sehingga aerasi tanah sangat
(1983) setiap tanaman mempunyai nilai
rendah. Sifat tanah Ultisols umumnya jelek
kritis
dan
namun
kurang
menunjang
untuk
relatif
stabil
(Matsumoto
mempengaruhi
terhadap sampai
aktivitas
kejenuhan sekarang
dan enzim
aluminium, nilai
kritis
pengembangan di bidang pertanian seperti
tanaman terhadap kejenuhan aluminium
aerasi buruk, stabilitas agregat yang kurang
masih sangat terbatas.
stabil, laju infiltrasi dan permeabilitas lambat, serta daya pegang air
(water
holding capacity) rendah.
Tanah entisol adalah tanah yang sedikit atau tanpa perkembangan profil (tanpa proses pedogenik) akibat waktu
Kendala pada sifat kimia tanah
pembentukan
pendek.
Tanah
Entisols
Ultisols adalah reaksi tanah masam, KPK
adalah tanah mineral yang tidak memiliki
rendah, kekahatan unsur hara makro N, P,
horison-horison
K, S, Ca dan Mg, kekahatan unsur hara
mencirikan. Tanah ini didominasi oleh
mikro Zn, Cu, B dan Mo, kejenuhan basa
pasir sehingga kemantapan agregatnya
rendah, dan kejenuhan Aluminium yang
lemah. Tektur dan kandungan bahan
sangat tinggi dan meracuni tanaman. Pada
organic sangat ditentukan oleh material
sebagian
besar
sumber
kelebihan
Aluminium
tanaman,
pengaruh
terutama
pedogenik
pengendapannya.
yang
Entisol
pada
mempunyai sifat fisik dan kimia yang
pertum-buhan akar. Gejala pertama yang
kurang baik bagi pertumbuhan tanaman.
terlihat akibat kelebihan aluminium antara
Tanah ini umumnya bertekstur pasir
lain akar memendek dan mengecil, akar
sehingga struktur lepas, porositas aerasi
123
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 besar dan permeabilitas cepat sehingga
terbuang),
daya menahan airnya rendah.
menyerap logam-logam berat dan unsur
Pada tanah Entisols kadar hara tergantung pada bahan induk. Unsur P dan
karena
diikat
oleh
zeolit,
yang mengganggu pertumbuhan tanaman (Usman, 2009).
K yang ada di dalam tanah yang masih
Pupuk organik adalah pupuk yang
dalam keadaan segar belum dapat diserap
berasal dari berbagai bahan organic, baik
oleh tanaman akan menyebabkan tanaman
dari sampah (limbah) atau sisa tumbuh-
tidak dapat berproduksi secara maksimal
tumbuhan dan adanya aktivitas hewan
dan
mengalami
(peternakan). Bahan organik merupakan
kekukarangan unsur hara N. Kandungan
salah satu pembenah tanah yang telah
unsur hara N banyak hilang dikarenakan
dirasakan manfaatnya dalam perbaikan
kandungan
dominan
sifat-sifat tanah baik sifat fisik, kimia dan
menyebabkan terjadi pelindihan. Tanah
biologi tanah. Secara fisik memperbaiki
Entisols yang mempunyai tekstur pasiran
struktur
aerasinya
perkembangan struktur tanah dan berperan
tanah
entisol
juga
pasir
yang
bagus
menyebabkan
sehingga
akan
bahan
organik
oksidasi
pada
tanah,
menentukan
pembentukan
tingkat
agregat
tanah,
meningkat. Oleh sebab itu perlu dilakukan
meningkatkan daya simpan lengas karena
perbaikan sifat fisik dan kimia tanah
bahan
Entisols agar dapat digunakan untuk usaha-
menyimpan lengas yang tinggi. Dengan
usaha pertanian, diantaranya dengan zeolit
demikian lengas tanah terawetkan yang
dan penambahan bahan organik.
berarti lengas tidak mudah hilang dari
Zeolit merupakan kelompok senyawa berbagai jenis mineral alumino silikat terhidrasi
dengan
kation-kation
organik
mempunyai
kapasitas
dalam tanah. Demolon and Henin (1932) dalam
yang
Baver (1972) menyatakan bahwa bahan
terutama adalah alkali dan alkali tanah.
organik koloidal lebih efektif daripada
Zeolit mempunyai fungsi antara lain
lempung sebagai penyebab pembentukan
mengembalikan zat hara tanah yang hilang,
agregat yang stabil dengan pasir. Menurut
menyimpan dan mengikat unsur-unsur
Mowidu (2001) dalam Jamilah (2011)
yang dibutuhkan baik makro maupun
pemberian 20 – 30 ton/ha bahan organik
mikro nutrisi sehingga tetap tersedia,
berpengaruh nyata dalam meningkatkan
menggemburkan
porositas total, jumlah pori berguna,
tanah,
karena
zeolit
mempunyai pori-pori yang besar sehingga
jumlah
sirkulasi oksigen baik untuk akar tanaman,
kemantapan agregat serta menurunkan
menghemat
kerapatan zarah, kerapatan bongkah dan
124
pemakaian
pupuk
(tidak
pori
penyimpan
lengas
dan
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 permeabilitas. Low and
Piper (1973)
sampel tanah dilakukan di Laboratorium
dalam Sugito dkk. (1995) menyatakan
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas
pemberian pupuk kandang sebanyak 75
Jenderal
ton/ha per tahun selama 6 tahun berturut-
dilaksanakan pada bulan November 2010
turut dapat meningkatkan 4% porositas
sampai bulan April 2011.
tanah, 14,5% volume udara tanah pada
Soedirman.
Bahan
yang adalah
Penelitian
digunakan tanah
dalam
keadaan kapasitas lapangan dan 33,3%
penelitian
Ultisols
dari
bahan organik serta menurunkan kepadatan
Gunung Tugel Kabupaten Banyumas dan
tanah sebanyak 3%.
tanah Entisols dari Pegalongan Kabupaten
Permasalahan dalam pemanfaatan
Banyumas, zeolit, pupuk kandang dan
bahan yang diharapkan mampu untuk
benih kedelai sebagai tanaman indikator.
perbaikan
sifat-sifat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian
amelioran
tanah)
tanah
dan
(bahan
meningkatkan
antara
lain
timbangan,
ayakan,
alat
produksi suatu tanaman adalah pemilihan
semprot, peralatan laboratorium (pH meter,
jenis dan pentuan jumlah bahan yang tepat.
cawan porselin, casagrande, botol semprot,
Penyediaan
colet, papan kayu, timbangan elektrik dan
jenis
amelioran
tanah
pendukungnya),
glassware
dilakukan dengan memilih sumber bahan
peralatan
yang relatif mudah diperoleh, misalnya
(pipet, gelas ukur, dan lain-lain), serta alat
zeolit dan pupuk kandang.
tulis kantor.
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan
Perlakuan dalam percobaan terdiri
yang ingin dicapai dari penelitian ini
dari tiga faktor, yaitu jenis tanah, zeolit dan
adalah:
pupuk kandang, masing-masing 2 (dua)
1. Mengetahui pengaruh zeolit dan pupuk
jenis tanah (T1: Ultisols dan T2: Entisols),
kandang terhadap beberapa sifat fisik
3 (tiga) taraf dosis zeolit (Z0: 0 ton/ha, Z1 :
tanah Entisols dan Ultisols
2 ton/ha, dan Z2: 4 ton/ha), dan 3 (tiga)
2. Mengetahui pengaruh zeolit dan pupuk
taraf dosis pupuk kandang sapi (P0: 0
kandang terhadap pertumbuhan dan
ton/ha, P1: 20 ton/ha, dan P2: 30 ton/ha).
produksi tanaman kedelai pada tanah
Percobaan dirancang dengan menggunakan
Entisols dan Ultisols.
rancangan acak kelompok (RAK). Masingmasing kombinasi perlakuan diulang tiga
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan polibag
kali, sehingga diperoleh 54 unit percobaan. Variabel
yang
diamati
meliputi
pada lahan percobaan Fakultas Pertanian
variabel sifat fisik tanah, yaitu berat jenis
Universitas Jenderal Soedirman. Analisis
isi (BJI), berat jenis partikel (BJP),
125
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 porositas, batas cair (BC), batas lekat (BL),
penambahan zeolit dan pupuk kandang
batas gulung (BG), batas berubah warna
belum mampu menggemburkan tanah atau
(BBW), persediaan air maksimum (PAM),
belum mampu membuat kondisi tanah
jangka olah (JO), indeks plastisitas (IP),
lebih sarang. Dalam hal ini perbandingan
dan variabel pertumbuhan dan produksi
antara masa tanah dengan satu satuan
tanaman meliputi tinggi tanaman, bobot
volume tanah tidak banyak berubah dengan
basah polong, dbobot kering polong, dan
adanya penambahan zeolit dan pupuk
jumlah polong.
kandang. Sarief (1989) menyatakan berat
Data
yang
menggunakan
uji
terkumpul F
(fisher),
dianalisis
jenis isi tanah dipengaruhi oleh pengolahan
apabila
tanah, bahan organik, pemadatan oleh alat-
berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji
alat
Duncan Multiple Range Test (DMRT)
kandungan air tanah.
dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%).
pertanian,
tekstur,
struktur
dan
Menurut Wijaya (2009) dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
Irvan (2010), salah satu faktor yang
Pengaruh Perlakuan Zeolit dan Pupuk Kandang Terhadap Beberapa Variabel Tanah (BJI, BJP, Porositas dan Konsistensi Tanah)
mempengaruhi BJI, BJP dan porositas
Hasil sidik ragam pengaruh zeolit
yang tidak mudah berubah oleh perlakuan
dan pupuk kandnag terhadap beberapa
agronomis, sehingga kinerja zeolit dan
variable sifat fisik tanah disajikan pada
pupuk kandang tidak mampu merubah
Tabel 1. Perlakuan zeolit dan pupuk
secara signifikan terhadap BJI, BJP dan
kandang tidak berpengaruh terhadap BJI,
porositas.
tanah adalah tekstur tanah. Tekstur tanah merupakan salah satu karakteristik tanah
BJP dan porositas tanah. Hal ni diduga Tabel 1. Hasil analisis varian beberapa sifat fisik tanah dengan perlakukan zeolit dan pupuk kandang Nama variabel
Efek mandiri Efek interaksi Z P T Z+P P+T Z+T Z+P+T BJI tn tn tn tn tn tn tn BJP tn tn tn tn tn tn tn Porositas tn tn tn tn tn tn tn BC sn tn sn tn tn tn n BL tn tn sn tn tn tn tn BG tn tn sn tn tn n tn BBW n tn sn tn tn tn tn Keterangan: BJI = berat jenis isi, BJP = berat jenis partikel, BC = batas cair, BL = batas lekat, BG = batas gulung, BBW = batas berubah warna, Z = zeolit, P = pupuk kandang, T = tanah, tn = tidak nyata, n = nyata, sn = sangat nyata
126
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 Struktur tanah yang kurang mantap
Nilai BC tanah Ultisols lebih tinggi
dan rendahnya kandungan bahan organik
dibandingkan dengan nilai BC pada tanah
dalam tanah dapat mempengaruhi nilai
Entisols (Tabel
BJI, BJP dan porositas tanah. Struktur
dengan dosis 2 ton/ha pada tanah Ultisols
yang kurang mantap dapat mengakibatkan
ternyata nilai BC nya jauh lebih tinggi,
tanah menjadi mudah terdispersi yang
yaitu 70,18% apabila dibandingkan pada
dapat menyumbat pori-pori tanah dan
tanah Entisols nilai BC pada berkisar
menyebabkan tanah menjadi lebih padat
antara 47,04 % sampai 48,46 %. Secara
dan menambah bobot atau masa tanah
umum nilai BC tanah Ultisols lebih tinggi
sehingga
dibandingkan dengan nilai BC tanah
dengan
bertambahnya
masa
tanah, nilai BJI menjadi semakin tinggi dan ruang
pori
(2002)
berkurang.
menyebutkan
merupakan
Pemberian zeolit
Entisols.
Hardjowigeno
BJI
2).
Pemberian zeolit ternyata mampu meningkatkan
nilai
BC
(Tabel
3).
petunjuk kepadatan tanah. Makin padat
Berdasarkan Tabel 3, pemberian zeolit 2
suatu tanah makin tinggi BJI, yang berarti
ton/ha mampu meningkatkan nilai BC
makin sulit meneruskan air.
tanah, berbeda nyata dengan control tetapi
Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa
pemberian 2 ton/ha zeolit tidak berbeda
batas cair (BC) dipengaruhi oleh interaksi
nyata dengan pemberian 4 ton/ha. Hal ini
antara zeolit, pupuk kandang dan jenis
berarti bahwa pada pemberian zeolit 2
tanah. Zeolit dan pupuk kandang tidak
ton/ha sudah mampu menyumbangkan
berpengaruh terhadap batas lekat (BL),
jumlah air yang dapat dijerap oleh tanah
namun BL dipengaruhi oleh jenis tanah.
sebesar lebih kurang 3,21 %.
Batas gulung (BG) dipengaruhi oleh
Zeolit sebagai bahan pembenah tanah
interaksi antara zeolit dan jenis tanah.
yang mengandung kation alkali dan alkali
Sedangkan batas berubah warna (BBW)
tanah salah satunya adalah ion Ca2+ yang
dipengaruhi baik oleh zeolit maupun jenis
dapat
tanah. Kondisi ini menunjukkan bahwa
Mantapnya agregat tanah sangat penting
zeolit secara umum mampu meningkatkan
dalam hubungannya dengan penyimpanan
kemampuan tanah dalam menyerap air.
air dan udara tanah.
memantapkan
agregat
tanah.
Estiaty (2001) menyatakan bahwa mineral
Menurut Mumpton (1983) dalam
zeolit merupakan mineral yang istimewa
Nurhayati dkk. (2006), zeolit merupakan
karena struktur kristalnya sangat unik
bahan
sehingga
meningkatkan reaksi pada tanah masam
mempunyai
sifat
penyerap, pemisah dan katalisator.
sebagai
dan
pemantap memperbaiki
tanah sifat
yang fisik
dapat tanah,
127
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 Tabel 2. Pengaruh pemberian zeolit dan pupuk kandang terhadap batas cair (BC) tanah Ultisols dan Entisols No Perlakuan Batas cair (%) 1 Ultisols + 0 t/ha zeolit + 0 t/ha pupuk kandang 64,98 e 2 Ultisols + 0 t/ha zeolit + 20 t/ha pupuk kandang 66,12 ef 3 Ultisols + 0 t/ha zeolit + 30 t/ha pupuk kandang 67,12 ef 4 Ultisols + 2 t/ha zeolit + 0 t/ha pupuk kandang 70,18 f 5 Ultisols + 2 t/ha zeolit + 20 t/ha pupuk kandang 68,71 ef 6 Ultisols + 2 t/ha zeolit + 30 t/ha pupuk kandang 65,48 ef 7 Ultisols + 4 t/ha zeolit + 0 t/ha pupuk kandang 67,51 ef 8 Ultisols + 4 t/ha zeolit + 20 t/ha pupuk kandang 65,69 ef 9 Ultisols + 4 t/ha zeolit + 30 t/ha pupuk kandang 68,64 ef 10 Entisols + 0 t/ha zeolit + 0 t/ha pupuk kandang 40,62 a 11 Entisols + 0 t/ha zeolit + 20 t/ha pupuk kandang 46,14 bcd 12 Entisols + 0 t/ha zeolit + 30 t/ha pupuk kandang 42,80 abc 13 Entisols + 2 t/ha zeolit + 0 t/ha pupuk kandang 48,46 d 14 Entisols + 2 t/ha zeolit + 20 t/ha pupuk kandang 47,04 cd 15 Entisols + 2 t/ha zeolit + 30 t/ha pupuk kandang 47,13 cd 16 Entisols + 4 t/ha zeolit + 0 t/ha pupuk kandang 48,32 d 17 Entisols + 4 t/ha zeolit + 20 t/ha pupuk kandang 47,43 d 18 Entisols + 4 t/ha zeolit + 30 t/ha pupuk kandang 42,30 ab Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama, bila diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada tingkat kesalahan 5%. Tabel 3. Pengaruh mandiri zeolit terhadap batas cair (BC) Perlakuan Takaran (ton/ha) No Zeolit 0 1 2 Zeolit 2 Zeolit 4 3 Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama, bila diikuti tidak berbeda nyata pada tingkat kesalahan 5%.
Batas cair (%) 54,63 b 57,84 a 56,65 a oleh huruf yang sama berarti
Tabel 4. Pengaruh zeolit terhadap batas gulung (BG) pada tanah Ultisols dan Entisols No Perlakuan Batas gulung (%) 1 Ultisols + 0 t/ha Zeolit 22,23 b Ultisols + 2 t/ha Zeolit 2 31,17 d Ultisols + 4 t/ha Zeolit 3 32,78 d 4 Entisols + 0 t/ha Zeolit 15,75 a Entisols + 2 t/ha Zeolit 5 27,25 c Entisols + 4 t/ha Zeolit 6 25,79 bc Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama, bila diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada tingkat kesalahan 5%.
128
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 Tabel 5. Pengaruh mandiri zeolit terhadap batas berubah warna (BBW) Perlakuan Takaran (ton/ha) Batas berubah warna (%) No Zeolit 0 13,32 b 1 Zeolit 2 19,04 a 2 Zeolit 4 17,20 a 3 Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama, bila diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada tingkat kesalahan 5%. meningkatkan kemampuan memegang air
perlakukan zeolit, walaupun pemberian 2
serta
dan
ton/ha dengan 4 ton/ha tidak berbeda
melepasnya secara perlahan-lahan. Zeolit
nyata, tetapi pemberian zeolit mampu
juga berpengaruh terhadap batas gulung
meningkatkan jerapan air pada status BBW
(BG), baik pada tanah Ultisols maupun
(Tabel 5). Hal ini berarti pada pemberian
tanah Entisols. Berdasarkan Tabel 4,
zeolit 2 ton/ha sudah cukup mampu
bahwa dengan 2 ton/ha zeolit yang
menyumbangkan
diberikan ke tanah Ultisols sudah mampu
meningkatkan kadar air pada batas air
meningkatkan nilai BG baik pada tanah
terendah dalam tanah yang masih dapat
Ultisols maupun tanah Entisols, namun
diserap tanaman.
pemberian 2 ton/ha zeolit tidak berbeda
Pengaruh Perlakukan Zeolit Dan Pupuk Kandang Terhadap Persediaan Air Maksimum (PAM), Indeks Plastisitas (IP), Dan Jangka Olah (JO) Pada Tanah Ultisols dan Entisols
dapat
dengan
memegang
pemberian
4
hara
ton/ha
zeolit.
Pengaruh zeolit terhadap BG dipengaruhi oleh jenis tanahnya.
perannya
dalam
Terkait dengan BBW, ternyata jenis
Persediaan air maksimum (PAM),
tanah mempunyai pengaruh yang dominan.
indeks plastisitas (IP), dan jangka olah
Pada tanah Ultisols dengan kandungan liat
(JO) sangat ditentukan oleh jenis tanah
tinggi
(Tabel 6).
lebih
mampu
menyerap
air
Zeolit tidak mempengaruhi
dibandingkan dengan tanah bertekstur
PAM, IP maupun JO, akan tetapi pupuk
lebih kasar. Demikian halnya dengan
kandang berpengaruh terhadap IP.
Tabel 6. Hasil analisis varian pengaruh perlakukan zeolit dan pupuk kandang terhadap persediaan air maksimum (PAM), indeks plasisitas (IP) dan jangka olah (JO) Nama variabel
Efek mandiri Efek interaksi Z P T Z+P P+T Z+T Z+P+T PAM tn tn sn tn tn tn tn IP tn n sn tn tn tn tn JO tn tn sn tn tn tn tn Keterangan: Z = zeolit, P = pupuk kandang, T = tanah, tn = tidak nyata, n = nyata, sn = sangat nyata
129
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 Tabel 7. Pengaruh pupuk kandang terhadap indeks plasisitas (IP) No 1 2 3
Perlakuan Pupuk kandang Pupuk kandang Pupuk kandang
Takaran (ton/ha) 0 20 30
PAM merupakan petunjuk jumlah air yang
tersedia
Hardjowigeno
di
dalam
(2002)
tanah.
Indeks plasisitas (%) 31,04 a 27,61ab 24,79 b
Bahan organik merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi
nilai
IP
tanah
menyatakan
(keteguhan tanah). Hasil penelitian ini
perbedaan kadar air pada batas mengalir
menunjukkan bahwa semakin tinggi bahan
(BC) dengan kadar air pada batas berubah
organik maka nilai IP akan semakin
warna (BBW) merupakan jumlah air yang
menurun. Hakim dkk. (1986) plastisitas
tersedia bagi tanaman. Makin berat suatu
tanah menurun karena hasil dekomposisi
tanah maka PAM akan semakin tinggi.
dari pupuk kandang. Menurut Syukur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAM
(2005), peranan bahan organik dalam
tanah Ultisols sebesar 47,36% dan PAM
meningkatkan kesuburan fisik tanah juga
untuk tanah Entisols sebesar 32,31%.
dengan
Hardjowigeno liat
umumnya
(2002)
tanah-tanah
mempunyai
mengurangi
plastisitas
dan
kelekatan serta memperbaiki aerasi tanah.
indeks
JO merupakan selisih antara BL dan
plastisitas yang tinggi sedangkan tanah-
BG, semakin tinggi JO maka pengolahan
tanah pasiran mempunyai indeks plastisitas
dilakukan. Hardjowigeno (2002) tanah
yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan
dengan
bahwa IP tanah Ultisols (34,34%) lebih
merupakan tanah yang lebih sukar diolah
tinggi dibandingkan IP tanah Entisol
daripada tanah dengan jangka olah yang
(21,29%). Sutedjo (1991) menyatakan
tinggi.
kadar air tanah yang tinggi, tanah lembab
bahwa PAM tanah Ultisols sebesar 29,38%
dan nilai kelekatan yang tinggi artinya
dan PAM untuk tanah Entisols sebesar
tanah mengalir, mengental, dan turun
18,31%.
perlahan menjadi lekat, liat dan lunak.
Pengaruh Perlakuan Zeolit dan Pupuk Kandang Terhadap Beberapa Variabel Tanaman
Berdasarkan Tabel 7, bahwa IP menurun
dengan
bertambahnya
dosis
pupuk kandang. Pupuk kandang 30 ton/ha mampu menurunkan indeks plastisitas tanah sampai 20,14% (Tabel 7).
130
jangka
Hasil
olah
penelitian
yang
rendah
menunjukkan
Hasil sidik ragam pengaruh zeolit dan pupuk kandang terhadap beberapa variabel tanaman yang diamati dalam percobaan disajikan dalam Tabel 8.
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 Tabel 8. Hasil uji probabilitas Fischer dengan taraf 5% terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Efek mandiri Efek interaksi Z P T Z+P P+T Z+T Z+P+T Tinggi tanaman tn sn sn tn sn tn tn Bobot basah polong tn sn sn tn tn tn tn Bobot kering polong tn sn sn tn tn tn tn Jumlah polong tn n sn tn N tn tn Keterangan: Z = zeolit, P = pupuk kandang, T = tanah, tn = tidak nyata, n = nyata, sn = sangat nyata Nama variabel
Tabel 9. Pengaruh interaksi pupuk kandang dan tanah terhadap tinggi tanaman No 1 2 3 4 5 6
Perlakuan Ultisols + 0 t/ha pupuk kandang Ultisols + 20 t/ha pupuk kandang Ultisols + 30 t/ha pupuk kandang Entisols + 0 t/ha pupuk kandang Entisols + 20 t/ha pupuk kandang Entisols + 30 t/ha pupuk kandang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tinggi tanaman 74,83 bcd 102,00 a 110,83 a 95,58 abc 98,67 ab 87,50 abc pupuk kandang sampai 30 ton/ha tidak
pada jenis tanah yang berbeda ternyata
berpengaruh terhadap
penambahan
kandang
Syukur dan Istina (2006) menyatakan
berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Pada
bahwa pengaruh nyata dari pupuk organik
tanah Ultisols tinggi tanaman semakin
terhadap
bertambah seiring bertambahnya dosis
terlihat pada takaran 20 ton/ha.
dosis
pupuk
pertumbuhan
tinggi
tanaman.
tanaman
mulai
pupuk kandang, sedangkan pada tanah
Berdasarkan hasil sidik ragam (Tabel
Entisols ternyata penambahan di atas 20
8) bahwa perlakuan pupuk kandang secara
ton/ha tinggi tanaman semakin menurun
mandiri berpengaruh terhadap bobot basah
(Tabel 9). Hal ini diduga adanya interaksi
polong dan bobot kering polong. Bobot
genotipe dengan lingkungan. Interaksi
basah polong, bobot kering polong dan
genotipe dengan lingkungan menunjukkan
jumlah polong meningkat seiring dengan
adanya perbedaan tanggapan yang di uji
meningkatnya dosis pupuk kandang (Tabel
pada lingkungan yang berbeda (Muhadjir,
10). Penambahan pupuk kandang 20 ton/ha
1998 dalam Saraswati dkk., 1999).
mampu meningkatkan bobot basah polong
Berdasarkan
diketahui
kedelai dari 44,17 g (kontrol) menjadi
bahwa perlakuan terbaik tanah Ultisols
55,61 g (26%) dan dosis 30 ton/ha mampu
adalah
meningkatkan bobot basah polong dari
pupuk
Tabel kandang
9 30
ton/ha,
sedangkan pada tanah Entisols pemberian
44,17 g (kontrol) menjadi 66,83g (52%). 131
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 Tabel 10. Pengaruh perlakuan pupuk kandang terhadap bobot basah polong dan bobot kering polong dan jumlah polong No
Perlakuan
1 2 3
Pupuk kandang Pupuk kandang Pupuk kandang
Takaran (ton/ha) 0 20 30
Bobot basah polong (g) 44,17 c 55,61 b 66,83 a
Penambahan dosis pupuk kandang
Bobot kering polong (g) 22,17 c 27,50 b 31,44 a
Jumlah polong 163,39 b 190,67 ab 213,17 a
organik. Tisdale dkk., (1990) dalam Umar
sebesar 20 ton/ha dan 30 ton/ha mampu
dan
meningkatkan bobot kering polong secara
disamping dapat mengurangi reaktivitas
nyata yaitu masing-masing dari 22,17g
aluminium juga mempunyai kemampuan
(kontrol) menjadi 27,50 g (24%) dan 31,44
dalam memisahkan fosfor dari senyawa
g (41,8%). Hal ini karena pupuk kandang
aluminium
mampu memperbaiki sifat fisik tanah dan
terlepas.
menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
Istina
Tabel
(2003)
dan 11
bahan
besi
organik
sehingga
menunjukkan
fosfor bahwa
dkk.,
1986
perbedaan jenis tanah akan memberikan
disamping
dapat
pengaruh terhadap bobot basah polong,
menambah unsur hara ke dalam tanah juga
bobot kering polong dan jumlah polong.
dapat mempertinggi humus, memperbaiki
Produksi pada tanah Entisols lebih tinggi
sifat
dibandingkan tanah Ultisols. Hal ini
oleh
tanaman.
menyatakan
struktur
Hakim
bahwa
tanah
dan
mendorong
kehidupan jasad renik tanah.
dikarenakan tanah Entisols merupakan
Serapan tanaman yang paling baik
tanah yang berasal dari bahan atau material
akan menghasilkan produksi yang lebih
yang
tinggi
serapan
sehingga kandungan nutrisi pada Entisol
tanaman yang rendah. Pemupukan dengan
lebih tinggi dibandingkan dengan tanah
pupuk kandang akan meningkatkan bahan
Ultisols.
dibandingkan
dengan
subur
kemudian
di
endapkan,
Table 11. Pengaruh tanah terhadap bobot basah polong, bobot kering polong dan jumlah polong No
Perlakuan
1 2
Ultisols Entisols
132
Bobot basah polong (g) 36,33b 74,74a
Bobot kering polong (g) 19,52b 34,56a
Jumlah polong 132,56 b 245,59 a
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 Tabel 12. Interaksi pupuk kandang dan tanah terhadap jumlah polong No 1 2 3 4 5 6
Perlakuan Ultisols + 0 t/ha pupuk kandang Ultisols + 20 t/ha pupuk kandang Ultisols + 30 t/ha pupuk kandang Entisols + 0 t/ha pupuk kandang Entisols + 20 t/ha pupuk kandang Entisols + 30 t/ha pupuk kandang Pengaruh peningkatan dosis pupuk
kandang
terhadap
jumlah
polong
ditentukan oleh perbedaan jenis tanah.
Jumlah polong 46,67 a 135,67 bc 174,00 cd 255,33 f 213,00 ef 240,67 ef batas gulung (BG) dipengaruhi oleh interaksi antara jenis tanah dan dosis zeolit.
Pada tanah Ultisols peningkatan dosis
3. Nilai persediaan air maksimum (PAM)
pupuk kandang mampu meningkatkan
dan jangka olah (JO) pada tanah
secara nyata terhadap jumlah polong
Ultisols berbeda dengan tanah Entisols,
kedelai. Sedangkan pada tanah Entisols
sedangkan dosis zeolit dan dosis pupuk
peningkatan dosis pupuk kandang tidak
kandang tidak mempengaruhi nilai
meningkatkan jumlah polong, meskipun
PAM maupun JO baik pada tanah
jumlah polong pada tanah Entisols lebih
Ultisols maupum tanah Entisols, dan
tinggi dibandingkan dengan jumlah polong
nilai
pada tanah Ultisols (Tabel 12).
dipengaruhi secara mandiri oleh jenis
indek
plastisitas
selain
tanah juga dipengaruhi oleh dosis KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Peningkatan Zeolit sampai 4 ton/ha dan
pupuk kandang. 4. Zeolit
secara
berpengaruh
mandiri
dalam
tidak
meningkatkan
pupuk kandang sampai 30 ton/ha tidak
pertumbuhan dan produksi tanaman,
berpengaruh terhadap berat jenis isi
sedangkan peningkatan dosisi pupuk
(BJI), berat jenis partikel (BJP) dan
kandang mampu meningkatkan bobot
porositas tanah Ultisols maupun tanah
basah polong, bobot kering polong dan
Entisols.
jumlah polong kedelai.
2. Nilai batas cair (BC) dipengaruh oleh dosis zeolit dan dosis pupuk kandang
Saran Disarankan bahwa perlu dilakukan
dan jenis tanahnya, dan batas lekat
penelitian
lebih
(BL) dan batas berubah warna (BBW)
penambahan dosis per hektar sehingga
ditentukan oleh jenis tanah, sedangkan
diperoleh
dosis
lanjut optimum
denagan untuk
133
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2012 meningkatkan produksi kedelai, terutama pada tanah marginal seperti tanah Ultisols. DAFTAR PUSTAKA Baver. 1972. Soil Physic Edition Fourth. Department Of Agronomy Ohio State University. United States Of America. Estiaty, L.M. 2011. Pengaruh Zeolit Terhadap Media Tanam. http://www.geotek.lipi.go.id/?p=90. Diakses tanggal 22 Juni 2011. Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, B.H Go, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung. Hardjowigeno, S . 2002 . Ilmu Tanah Edisi Revisi . Penerbit Akademika Pressindo, Jakarta. 233 hal. Irvan. 2010. Pengaruh Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza-Tricoderma sp. dan Pengurangan Dosis Pupuk N, P, K Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Pada Tanaman Jahe Di Tanah Ultisols Banyumas. Penelitian. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, purwokerto (tidak dipublikasikan) Jamilah. 2011. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan kelengasan terhadap perubahan bahan organic dan nitrogen total Entisol. http://docs.google.com/viewer?a=v& q=cache. Diakses tanggal 23 Maret 2011 Mengel, K. and E. A. Kirkby, 1987. Principles of Plant Nutrition. International Potash Institute. Switzerland. Nurhayati, A. Saidi dan Junaidi. 2006. Pengaruh Zeolit dan Bahan Humik pada ultisols Terhadap Ketersediaan Hara dan Produksi Jagung (Zea mays
134
L.). http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 23 Maret 2011 Prasetyo dan Suriadikarta. 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(2), 2006. Diakses tanggal 20 Oktober 2010 Radjagukguk, B. 1983. Masalah Pengapuran Tanah Mineral Masam Indonesia dalam Proseding Seminar Alternatif-alternatif Pelaksanaan Program Pe-ngapuran Tanah-tanah Mineral Masam di Indonesia. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. Russell, E. W., 1988. Russell’s Soil Condition and Plant Growth. Eleventh edition. Longman Scientific and Technical. John Wiley and Sons, Inc. New York. Saraswati, O, A. Kurniawan dan D. Ruswandi. 2006. Interaksi Genotipe x Lingkungan, Stabilitas dan Adaptasi Jagung Hibrida Harapan UNPAD di 10 Lokasi di Pulau Jawa. (Online) http://Zuriat.unpad.ac.id/. Diakses tanggal 27 Maret 2011 Sarief, S. 1989. Fisika Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung. 219 hal. Sugito, Y, Yulia N. dan Elis N. 1995. Sistem Pertanian Organik. Fakultas pertanian Universitas Brawijaya. 83 hal. Syukur, A. 2005. Pengaruh Pemberian Bahan Organic Terhadap Sifat-Sifat Tanah dan Pertumbuhan Caisim Di Tanah Pasir Pantai. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) pp: 30-38. Diakses tanggal 5 Mei 2011 Syukur, A dan N. Istina. 2006. Kajian Pengaruh Pemberian Macam Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jahe di Inceptisol,
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 2, Juli 2011 Karanganyar. Jurnal Ilmu Tanah Vol (6) (2006) p:124-131 Uexkull, V. H. R., 1986. Efficient Fertilizer Use in Acid Upland Soils of the Humid Tropics. FAO of the United Nations. Roma. Umar
dan N. Istina. 2003. Sistem Pengaruh Takaran Pupuk Kandang
dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai Pada Lahan PMK. (Online) http://digilib.litbang. deptan.go.id/pdf. diakses tanggal 18 April 2011. 114 hal Usman, H. 2009. Green Zeolit. Dikutip dari www.Agromania.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2010.
135