PENGARUH WORD OF MOUTH (WOM) TERHADAP NIAT BERZAKAT PROFESI DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) (Studi Pada Karyawan Swasta di ESQ Group Jakarta Selatan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
FIKRY KAUTSAR AFDLOLI NIM. 1112015000002
KONSENTRASI EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK Fikry Kautsar Afdloli. Pengaruh Word Of Mouth (WOM) Terhadap Niat Berzakat Profesi Pada Karyawan Swasta di Badan Amil Zakat Nasional (Studi di ESQ Group Jakarta Selatan). Konsentrasi Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Objek penelitian ini adalah zakat profesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Word Of Mouth (WOM) terhadap niat menunaikan zakat profesi pada karyawan swasta di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Penelitian ini dilakukan di ESQ Group, Jakarta Selatan. Metode penelitian yang dilakukan adalah field experiment atau eksperimen lapangan. Penelitian ini melibatkan 50 orang responden. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner, wawancara, dan penelusuran. Berdasarkan pengujian sampel menggunakan uji-t didapatkan hasil bahwa thitung < ttabel dengan nilai 1,103 < 1,960 pada taraf signifikansi 0,05 dengan uji dua arah. Hal ini menunjukkan bahwa WOM tidak berpengaruh terhadap niat berzakat profesi pada karyawan swasta di Baznas secara signifikan. Niat berzakat profesi sendiri dipengaruhi oleh motivasi ibadah, motivasi pengetahuan individu tentang zakat, motivasi pendapatan, dan motivasi kredibilitas lembaga amil zakat.
Kata kunci : Word Of Mouth (WOM), Niat Berzakat, Zakat Profesi, Karyawan Swasta, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Lembaga Zakat
i
ABSTRACT Fikry Kautsar Afdloli. The Influence of Word Of Mouth (WOM) Towards The Paying Zakat Intention Through Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) In Group of Staff of Private Company (Study at ESQ Group, Jakarta Selatan). Social Studies Department with Economics Focus. Faculty Tarbiyah and Teaching Science. State Islamic University Syarif Hidayatullah, Jakarta. The object of the research is zakat of profession. The purpose of the research is to know the influence of word of mouth (WOM) towards the intention of paying zakat of profession through Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) in group of staff of private company. The research took place in ESQ Group, South Jakarta. The research methods is field experiment. This research involved 50 staff as the respondents. The collecting data methods are distributing questionnaire, taking interviews, and searching related references. Based on test using ttest two tailed found result that tcounting < ttable with scores 1,103 < 1,960 on degrees of error 5% (0,05). The result shows that WOM doesn’t affect the intention of paying zakat of profession in group of staff through Baznas significantly. The intention is affected by motivation of faith to Allah SWT, knowledge of zakat, income, and the credibility of zakat institution. Keywords : Word of Mouth (WOM), Intention of Paying Zakat, Zakat of Profession, Staff of Private Company, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Zakat Institution
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membuka zaman penuh terang benderang ilmu pengetahuan. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dalam perjalanan masa perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir ini telah banyak pihak yang membantu dan mendukung melalui berbagai cara. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada : 1) Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3) Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4) Drs. Banadjid selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah memberikan bimbingan dan menerima konsultasi penulis selama perjalanan perkuliahan 5) Ibu Tri Harjawati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi pertama yang telah membimbing dan membantu penulis dalam mendesain penelitian dan menulis skripsi
serta
selalu
memberikan
semangat
menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini
iii
kepada
penulis
dalam
6) Bapak Sodikin, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi kedua yang telah membimbing dan memberikan koreksi redaksional terhadap penulisan skripsi penulis 7) Dosen-dosen jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) : Bapak Mochamad Noviadi Nugroho, M.Pd; Ibu Anissa Windarti, M.Sc; Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA; Bapak Dr. Nurochim, MM; Ibu Dr. Ulfah Fajarini; Bapak Andri Noor Andriansyah, M.Pd; Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd; Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA; Ibu Jakiatin Nisa, M.Pd; Bapak Dr. Muhamad Arif; dan Ibu Zaharah, M.Ed yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. 8) Seluruh staf tata usaha dan karyawan FITK UIN Jakarta. 9) Ibu Gita selaku Kepala Divisi Sumber Daya Manusia, para dosen, dan seluruh karyawan di ESQ Group yang telah berpartisipasi penelitian penulis ini. 10) Bapak Mohan selaku Kepala Divisi Penghimpunan Zakat, Bapak Deni Hidayat selaku Divisi Pendayagunaan Zakat, serta seluruh staf Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Pusat yang telah membantu dan memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini 11) Ayahanda Drs. Nuryani, MM dan Ibunda Nurjamilah yang telah mencurahkan dukungan berupa doa, moral, dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Bapak dan Ummi selalu sumber kekuatan Fikry! 12) Paripurna Ridlo Ganjar, Bellia Maula Kamil (Tebe), dan Aisyah Hanum Azzahra selaku adik-adik penulis yang senantiasa mendoakan, mendukung, menyemangati perkuliahan, dan menjadi inspirasi penulis. Sukses untuk pendidikan Tebe dan Ido di Gontor, aamiin! 13) Keluarga Besar Bani Abdullah yang selalu mendoakan kesuksesan penulis dalam karir pendidikan dan masukan kepada penulis. Terimakasih kepada terutama Ua Enung, Ci Sari, Neng Wilda, Ua Khotmah, Aa Edi, Teh Ai, Ceu Lubnah, Salsabila, dan Tante Yani Siregar. 14) Sheila Muria Prihatini, Muhamad Fadilah, Mega Dhaniswara Arifa, Aida Sri Rahayu, Nita Chairunnisa, Ardhana Erviani, Ikhsan Tila Mahendra, Hanni
iv
Khairunnisa, dan Nurits Nadia Khafiyah yang saling bersilaturahmi, selalu menyemangati, mendukung, dan mendengarkan cerita penulis. KAL1AN is my best college friends ever, see you again and again in our glorious future! 15) Seluruh teman kelas 1 A jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Jakarta angkatan 2012 16) Seluruh teman konsentrasi Ekonomi jurusan Pendidikan IPS UIN Jakarta angkatan 2012 terutama Muhammad Sugih Mukti. Hatur nuhun nya, gih. Urang patepang deui dina waktos kabagjaan di handap! 17) Senior perkuliahan yang membantu : Anne Soraya Widianingsih (PIPS 2009) dan Mutia Ulfah (Biologi 2011). 18) Seluruh teman seangkatan 2012 jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “KITA SAHABAT, KITA SUKSES BERSAMA!” 19) Seluruh rekan kerja di Bimbingan Belajar Education Training (ET) tempat penulis menerapkan ilmu pendidikan selama perkuliahan : Mr. Suwaman, Mrs. Meitia Rahmah, Mr. Alfian Gumanti, Mrs. Melly Amelia, Mrs. Ika Nurmala Evita, Miss Febri Choiriana, Miss Adibah Syatiri, Miss Afriyani Utomo, Miss Sri Utami, Miss Riska Chairianti, Miss Nurhasanah, Nenek Enok Susilah, Bude Sari, Mr. Gatra, Miss Yulianingsih, dan Miss Desiana serta seluruh karyawan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah mendukung karir penulis dan membantu proses uji validitas dan reliabilitas pada skripsi penulis. 20) Triputra Tampubolon, S.E yang telah membantu memberi gambaran penelitian skripsi, memberi referensi, melayani konsultasi terkait penelitian, dan mengenalkan penulis pada konsep Word Of Mouth (WOM) dan Niat Beli (Purchase Intention). Mauliate lae, sai sukses ma Master Hukum Ekonomi UI kau! 21) Seluruh kru Z Radio 101,2 FM Sawangan, Kota Depok : Babeh Muslich Akbar selaku Pimpinan, Bang Saiful Rizal, Bang Ufo, Bang Vickri, Pak Eman, Bang Imam, Bang Doni, Dede Sugiat, Bang Madun Andaresta, Rima Desinta, Wiwi, dan Suci, serta seluruh kru dan penyiar lainnya.
v
22) Seluruh pengurus Keluarga Besar Padjadjaran Cimande (KBPC) cabang Bogor Barat : Kang Yusuf Sarwo Edi, Giesky Triantoro, Naya Andini, Anggit Oktavian, Farid Maulana, Febby Febriansyah, S Dessi Madaniyah, dan Agie Primalogi serta seluruh anggota yang mendukung perkuliahan penulis. 23) Teman-teman dekat penulis selama SMA yang saling mendoakan, membagi masukan, dan menyemangati : Tanti Tifany Aulia, Sjafiera Rachmadinta Hanafiah, Agnesya Cahya Rizkita, Ruliana Fajrin, Hastria Afrina, Intan Febiantari, Indria Pratiwi, dan Siti Syahmanda Rizki Komalasari. 24) Teman-teman dekat penulis selama SD dan SMP yang selalu saling mendoakan dan menyemangati : Nurfadhilah Rismadini, Antusia Bara Agni, Kiki Khairunnisa, dan Elga Septian. Sukses selalu untuk kita semua! 25) Teman-teman dekat penulis di rumah (Bomberman) yang mendukung, mendengarkan cerita, dan menyemangati penulis : Hadi, Ghany, Bejo, Dede, Ari, Agung, dan Reza. 26) Teman-teman SMP penulis (Cabe Gurih) yang mendukung dan mendoakan penulis : Dechniar, Silvy, Kokom, Dana, Dado, Diki, Agis, Tiara, dan Nunu. 27) Teman-teman Program Praktik Keguruan Terpadu (PPKT) MA AlMukhlishin tahun 2016 : Lusy Alfiah dan Didin Rohidin. Sukses selalu untuk kita, Barakallahu lakum! 28) Seluruh guru dan staf Madrasah Aliyah Al-Mukhlishin, Ciseeng, Kabupaten Bogor : Ustadz H. Taufik Hidayat, Lc, S.Pd.I selaku kepala sekolah; Ibu Lilis Ratnadiana, S.E; Bapak Mad Yusuf, S.Ag; Bapak Eko Nafsuroh; Abi Ir. Cahya Purnama; Abi Drs. Suparman; Ikro Mullah, Ibu Khoirunnisah, S.Pd.I; Bapak Muhammad Yuliar, S.Pd.I; yang bukan hanya membantu penulis melaksanakan magang keguruan namun juga mendukung, mendoakan, dan menyemangati penulis. 29) Dosen-dosen dan rekan-rekan penulis dalam Program Duta Dewantara FITK 2015 : Miss Yeni, Miss Nurul, Mr. Dadan, Ibu Tita, Mr. Fuad, Dede, Sholeh, Rendy, Mutiara, Mbak Alya, Widya, Nina, Laila, Mia, Tary, Qiqi, Alpril, Akma, dan Ami.
vi
30) Seluruh staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta; Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Jakarta; Perpustakaan Universitas Katholik Indonesia Atmajaya, Semanggi Jakarta Selatan; Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta Pusat; Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur; Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI), Gatot Subroto, Jakarta Selatan; Perpustakaan Provinsi DKI Jakarta, Kuningan , Jakarta Selatan; Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah (Perpumda) Gandaria, Jakarta Selatan; Perpustakaan Iman Jama, Lebak Bulus, Jakarta Selatan; Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, Perpustakaan Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, dan Perpustakaan Badan Pusat Statistik (BPS) Pasar Baru, Jakarta Pusat yang telah membantu penulis mendapatkan referensi untuk skripsi. 31) Teman-teman seperjuangan jurusan Perencanaan Wilayah Kota dan Lingkungan Universitas Terbuka (PWKL UT) angkatan 2015.2 yang selalu mendoakan, membantu, dan menyemangati penulis : Mas Tendi Nurdiansyah, Muhammad Farhan Kirizy, Setyo Widodo, dan Wike Sinta Oktaria. Matur suwon. Tahun 2020 kita sarjana planologi ya, Aamiin! 32) Agung Maulana Yusup (FH UPNVJ 2010) dan Mohammad Reza Arief (FE Telkom University 2010) yang telah menyarankan zakat sebagai objek penelitian, membantu, dan menyemangati penulis dalam menyusun skripsi. 33) CKC : Angga, Vikri, Dini, Ami, Yuni, Ulanarfin, Wulandary, dan Agam. 34) Serta seluruh pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu namun telah membantu proses penulisan skripsi hingga selesai. Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya bagi seluruh pihak yang membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu. Bogor, 1 Agustus 2016 Fikry Kautsar Afdloli
vii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK………………………………………………………………… i KATA PENGANTAR……………………………………………………. iii DAFTAR ISI……………………………………………………………….viii DAFTAR TABEL………………………………………………………….xi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………xiii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah……………………………………………… 1 B. Identifikasi masalah…………………………………………………. 8 C. Pembatasan masalah…………………………………………………. 8 D. Perumusan masalah…………………………………………………. 8 E. Tujuan penelitian……………………………………………………. 9 F. Manfaat penelitian…………………………………………………… 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat zakat……………………………………………………….. 10 1. Pengertian zakat………………………………………………… 10 2. Jenis-jenis zakat………………………………………………… 11 3. Prinsip-prinsip zakat…………………………………………… 11 4. Tujuan zakat…………………………………………………… 12 5. Syarat-syarat berzakat………………………………………….. 13 6. Motivasi berzakat………………………………………………. 14 7. Norma penghitungan zakat…………………………………….. 16 B. Hakikat zakat profesi……………………………………………….. 17 1. Pengertian zakat profesi………………………………………… 17 2. Landasan hukum kewajiban zakat profesi……………………… 17 3. Landasan filosofis zakat profesi………………………………... 18
viii
4. Ketentuan nisab zakat profesi………………………………….. 18 5. Waktu membayar zakat profesi………………………………... 18 6. Zakat profesi pada masa Rasulullah SAW…………………….. 19 C. Hakikat Word of Mouth (WOM)…………………………………... 19 1. Pengertian Word of Mouth (WOM)……………………………. 19 2. Jenis-jenis WOM………………………………………………. 20 3. Sumber WOM…………………………………………………. 20 4. WOM dan Social Marketing…………………………………... 22 D. Teori niat berzakat…………………………………………………. 23 1. Definisi niat……………………………………………………. 23 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi niat………………………... 24 3. Proses pembentukan niat………………………………………..25 4. Pengukuran niat ………………………………………………...25 5. Niat berzakat profesi ……………………………………………25 6. Konsep-konsep prapengambilan keputusan selain niat ……….. 27 E. Hakikat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)…………………….. 28 1. Pengertian Baznas……………………………………………… 28 2. Latar belakang Baznas…………………………………………. 28 3. Hubungan pemerintah dengan zakat…………………………… 29 4. Urgensi membayar zakat ke Baznas…………………………… 29 5. Sosialisasi pengumpulan zakat profesi………………………… 30 6. Bentuk-bentuk distribusi dana zakat di Baznas………………... 31 F. Penelitian yang relevan…………………………………………….. 32 G. Kerangka berpikir………………………………………………….. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian………………………………………. 38 1. Tempat penelitian………………………………………………. 38 2. Agenda penelitian……………………………………………… 38 B. Metode penelitian………………………………………………….. 38 C. Desain penelitian…………………………………………………… 39 D. Populasi dan sampel penelitian…………………………………….. 40
ix
E. Teknik pengumpulan data………………………………………….. 41 F. Instrumen penelitian…………………………………………………42 G. Analisis data………………………………………………………... 44 1. Analisis statistik deskriptif……………………………………... 45 2. Analisis distribusi frekuensi relatif……………………………... 45 3. Analisis korelasi Spearman………………………………………45 4. Uji hipotesis……………………………………………………...46 H. Uji validitas dan reliabilitas data…………………………………..... 47 1. Uji validitas………………………………………………………47 2. Uji reliabilitas…………………………………………………….48 I. Hipotesis statistik…………………………………………………..... 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi tempat dan sejarah tempat penelitian……………………... 50 B. Uji validitas dan reliabilitas data…….……………………………… 51 C. Karakteristik responden……………………………………………. ...55 D. Hasil angket penelitian………………………………………………. 58 E. Analisis statistik……………………………………………………… 75 F. Pembahasan hasil penelitian…………………………………………. 77 G. Hambatan penelitian…………………………………………………. 80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………….. 81 B. Saran………………………………………………………………… 81 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 83 LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1
Sumber WOM dan informasi yang diberikan……………………………… 21
Tabel 2.2
Penelitian yang relevan…………………………………………………….. 30
Tabel 3.1
Agenda penelitian………………………………………………………….. 37
Tabel 3.2
Indikator-indikator pernyataan dalam kuesioner…………........................... 42
Tabel 3.3
Indikator-indikator pertanyaan dalam wawancara………………………… 43
Tabel 3.3
Patokan angka korelasi Spearman…………………………………………. 45
Tabel 4.1
Hasil uji validitas…………………………………………………………... 50
Tabel 4.2
Hasil uji reliabilitas………………………………………………………… 53
Tabel 4.3
Umur responden…………………………………………………………… 54
Tabel 4.4
Pekerjaan responden………………………………………………………. 55
Tabel 4.5
Kota kediaman responden…………………………………………………. 56
Tabel 4.6
Tingkat penghasilan responden……………………………………………. 56
Tabel 4.7
Hasil kuesioner untuk WOM dimensi volume pertanyaan pertama………. 58
Tabel 4.8
Hasil kuesioner untuk WOM dimensi volume pertanyaan kedua………… 59
Tabel 4.9
Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan pertama……… 59
Tabel 4.10
Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan kedua………... 60
Tabel 4.11
Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan ketiga………... 61
Tabel 4.12
Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan keempat……... 61
Tabel 4.13
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan pertama………… 62
Tabel 4.14
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kedua…………... 63
Tabel 4.15
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ketiga…………… 64
Tabel 4.16
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan keempat………… 64
Tabel 4.17
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kelima…………... 65 xi
Tabel 4.18
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan keenam…………. 66
Tabel 4.19
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ketujuh………….. 67
Tabel 4.20
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kedelapan……….. 68
Tabel 4.21
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kesembilan……… 68
Tabel 4.22
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kesepuluh……….. 69
Tabel 4.23
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kesebelas…………70
Tabel 4.24
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan keduabelas……….71
Tabel 4.25
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ketigabelas……….71
Tabel 4.26
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan keempatbelas…….72
Tabel 4.27
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan kelimabelas………73
Tabel 4.28
Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan keenambelas……..74
Tabel 4.29
Hasil uji regresi linear sederhana…………………………………………. 75
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1
Kerangka berpikir………………………………………………….. 36
Gambar 3.1
Skema Desain Eksperimen Lapangan……………………………... 39
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 jiwa. Empat tahun setelahnya, BPS mempublikasikan jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 mencapai 252,16 juta jiwa1. Sebanyak 207.176.162 jiwa dari jumlah tersebut beragama Islam. dengan jumlah pemeluk di perkotaan yang diasumsikan oleh penulis berusia produktif sebanyak 104.528.568 jiwa2. Angka demografi muslimin di Indonesia tersebut merupakan bukti bahwa Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dan jumlah penganut muslim tersebut merupakan pendukung terwujudnya tujuan perekonomian nasional yaitu menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia karena Islam memiliki instrumen relijius dalam menyejahterakan masyarakat yaitu zakat. Zakat sendiri merupakan ibadah yang termaktub dalam rukun islam yang ketiga. Zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi. Selain memberikan dampak positif bagi spiritual muzaki (pembayar zakat) yaitu perasaan bahagia dapat berbagi dengan sesama umat yang belum mampu menolong dirinya sendiri, pengelolaan zakat yang optimal akan berdampak pada kemakmuran hidup masyarakat. Individu-individu prasejahtera yang menerima dana zakat secara otomatis mengalami pertambahan pendapatan yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan indikator pendapatan per kapita.
1
Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat, (Jakarta : Badan Pusat Statistik, 2014), h. 4 2 Badan Pusat Statistik, http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321 diakses oleh penulis pada Selasa, 19 Januari 2016 pukul 21:52 WIB
1
Jenis zakat terbagi menjadi dua, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah dikeluarkan oleh kaum muslim saat bulan Ramadlan. Sedangkan zakat mal dibayarkan di segala waktu jika harta seorang muslim telah mencapai nisab (nilai kecukupan harta untuk dizakatkan). Sehingga penerimaan zakat mal yang optimal mampu mendukung tujuan perekonomian nasional yaitu menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia melalui program pengentasan kemiskinan dan masalah ekonomi rakyat lainnya di waktu kapan pun. Dana zakat mal yang terkumpul di lembaga zakat nasional kemudian didistribusikan untuk membiayai kesejahteraan orang-orang yang tergolong sebagai ashnaf yaitu kategori orang-orang yang berhak menyandang dana zakat
dalam suatu
pemerintahan. Orang-orang yang tergolong ashnaf adalah fakir, miskin, orang yang tidak mampu membayar utang, budak, orang yang berjuang di jalan Allah, musafir, muallaf, dan amil. Para ashnaf yang dijelaskan Alquran dan orang-orang yang menjadi tanggungan negara secara garis besar memiliki kesamaan yaitu kaum dhuafa atau lemah secara ekonomi seperti fakir, miskin, orang yang berutang untuk menghidupi keluarganya, dan relawan dalam kegiatan kebajikan. Melalui wahana penyaluran zakat dari lembaga zakat nasional, para ashnaf yang disebutkan di atas akan mengalami peningkatan pendapatan yang sejalan dengan peningkatan kesejahteraan mereka. Jika para mustahik (penerima zakat) tersebut terbiayai beban hidup mereka, maka tujuan perekonomian nasional tercapai. Kuantitas muslimin Indonesia yang dituliskan di alinea pertama berpotensi mengumpulkan zakat mal tidak kurang dari Rp 217 triliun atau 3,40% dari Produk Domestik Bruto (PDB)3 pertahun berdasarkan kolaborasi riset antara Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dengan Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) pada awal tahun 2011 dengan menggunakan data yang diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik (BPS) dan institusi lain yang relevan seperti Bank Indonesia. 3
“Potensi Zakat Nasional”, Majalah Zakat, Maret-April 2013, h.6
2
Penelitian-penelitian tentang potensi zakat tahun-tahun sebelumnya juga mengungkapkan angka-angka yang fantastis. Riset dari Monzer Kahf pada tahun 1989 menyatakan bahwa potensi zakat di Indonesia mencapai 2% dari PDB atau sekitar Rp100 triliun. Riset berikutnya berasal dari Pusat Bahasa dan Budaya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2005, potensi zakat nasional mencapai angka Rp19,3 triliun. Riset-riset tersebut menunjukkan potensi zakat di negara populasi muslim terbesar ini memang luar biasa yang dapat dimanfaatkan untuk menguatkan umat Islam terutama di bidang ekonomi seperti pengentasan kemiskinan dan kefakiran masyarakat khususnya di kalangan umat Islam, serta kemaslahatan umat lainnya yang memerlukan dana yang cukup besar. Dalam potensi zakat nasional di atas, menurut Mustikorini Indrijatiningrum, bahwa salah satu potensi zakat (mal) di Indonesia adalah zakat
penghasilan
atau
profesi.
Pertimbangannya,
karena
zakat
penghasilan atau profesi yang dipungut dari lebih dari 42 juta penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai pegawai, buruh, dan karyawan (berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional/Sakernas bulan Agustus 2014)4 dapat menjadi sumber pendanaan yang cukup besar, bersifat tetap, dan rutin. Oleh karena itu, jika zakat digali dari sumber penghasilan dan profesi tersebut, maka dimungkinkan dapat meningkatkan perekonomian bangsa.5 Adapun keutamaan zakat dinyatakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya :
َّللا م ْخلِصِ ينَ لهَ ال ِّدين ََ وما أمِروا إِال لِيعْ بدوا
4
Badan Pusat Statistik, http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/971 diakses oleh penulis pada hari Minggu, 3 April 2016 pukul 15:38 WIB 5 Muhammad Hadi, Problematika Zakat Profesi dan Solusinya, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), h.53-54
3
6
َ حنفاءَ ويقِيموا الصَالةَ وي ْؤتوا َالزكاةَ وذلِكَ دِينَ ْالقيِّم ِة
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah SWT dengan memurnikan ketaatannya dalam menjalankan agama yang lurus dan supaya mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (QS Al-Bayyinah : 5) Berzakat sebagai kewajiban sosial bagi masyarakat muslim untuk menjadi keluarga besar dalam meredam kesukaran hidup7 kaum dhuafa merupakan salah satu cara individu muslim memurnikan dan meluruskan keimanannya. Macam-macam zakat mal yang dapat berkontribusi dalam mereduksi kesulitan hidup kaum dhuafa meliputi zakat hasil perniagaan, zakat hasil perkebunan, zakat hasil pertanian, zakat hasil kehutanan, zakat uang, zakat emas, zakat perak, zakat benda berharga, zakat uang, zakat barang temuan yang bernilai (rikaz), dan zakat penghasilan atau zakat profesi. Potensi zakat profesi sendiri di Indonesia di atas melukiskan kesan luar biasa mengingat banyak masyarakat di negara ini yang bermata pencaharian sebagai karyawan. Namun permasalahan ekonomi makro ditinjau dari indikator kesejahteraan rakyat seperti kemiskinan dan pengangguran mengalami tren penurunan secara kuantitatif namun jumlah penduduk miskin dan penganggur masih tergolong tinggi. BPS merilis jumlah penduduk miskin tahun 2014 berjumlah 28,28 juta jiwa atau 11,25% dari jumlah penduduk.8 Jumlah penganggur di Indonesia pada Februari 2014 sebanyak 260 ribu orang. Jumlah tersebut diklaim secara kuantitatif oleh BPS sebagai penurunan karena berkurang 50 ribu orang dibandingkan Februari tahun sebelumnya.9
6
https://islamagamauniversal.wordpress.com/db_cover/e_qs_098/ diakses oleh penulis pada hari Senin, 7 Maret 2016 pukul 22:01 WIB 7 Rukun-islam.com diakses oleh penulis pada hari Minggu, 28 Februari 2016 pukul 09:46 WIB 8 Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat, h. 104 9 Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat, h. 68
4
Masalah-masalah ekonomi makro di atas dan masalah masyarakat yang berkaitan dengan ekonomi mampu diatasi dengan potensi dana zakat mal terutama zakat profesi yang terhimpun di satu lembaga zakat resmi pemerintah yaitu Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Badan yang dibentuk oleh pemerintah pusat tersebut yang mengurusi sistem zakat mal di
Indonesia
agar
tercipta
pemungutan,
pendayagunaan,
dan
pendistribusian zakat mal yang tepat sasaran melalui program-program pembiayaan yang produktif kepada mustahik seluruh Indonesia. Namun, dana zakat yang dihimpun oleh Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang melaporkan penerimaan zakatnya ke Baznas baru meraih Rp2,6 triliun pertahun, padahal jika dilihat dari potensi zakat nasional harusnya diperoleh sebesar Rp 217 triliun. Maka, angka penerimaan zakat di atas baru sekitar 1% dari potensi zakat nasional. Angka penerimaan tersebut masih jauh dari potensinya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) pada 2010 pada populasi masyarakat Jabodetabek yang diasumsikan sebagai daerah urbanisasi tertinggi di Indonesia, kesenjangan antara potensi dan penerimaan zakat mal terjadi karena banyak masyarakat di Jabodetabek belum mengetahui tentang jenis-jenis zakat mal terlebih lagi zakat profesi. Kalau
pun
sudah
mengetahui,
namun
mereka
mengaku
tidak
menunaikannya, dengan alasan belum percaya pada pengelolaan zakat yang sudah ada.10 Jika potensi zakat mal belum terkumpul secara komprehensif di satu instansi zakat yang ditunjuk oleh pemerintah karena kesadaran masyarakat untuk berzakat mal masih kurang, wajar bila masalah-masalah kesejahteraan rakyat sebagai target pengentasan yang dilakukan oleh Baznas masih tinggi. Memecahkan masalah-masalah ekonomi umat memang membutuhkan dana yang amat besar dan dana tersebut dapat diperoleh melalui zakat mal dari seluruh umat yang memenuhi syarat.
10
Komunitas Amam https://komunitasamam.wordpress.com/2010/11/30/zakat-mall-vs-zakatmaal/ diakses oleh penulis pada hari Senin, 24 Agustus 2015 pukul 22:33 WIB
5
Rendahnya kesadaran masyarakat di atas adalah kurangnya sosialiasi tentang cara berzakat mal yang benar. Menunaikan zakat mal yang benar sesuai dengan tuntunan Alquran adalah melalui amil sesuai dengan firman-Nya berikut ini:
َۖ ل علي ِْه َْم َِّ يه َْم ِبها وص ِ خ َْذ مِنَْ أمْ وال ِِه َْم صدقةَ تطهِّره َْم وتز ِّك َۖ َّللا سمِيعَ علِيم ََ إِنََ صالتكَ همَْلسكنَ َۖ و “Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS At-Taubah : 103) Allah SWT secara tersirat memerintahkan ulil amri (pemerintah) sebagai wakil-Nya menegakkan keadilan di muka bumi untuk mengambil zakat dari kaum muslimin. Di Indonesia, Amil yang ditunjuk oleh ulil amri (pemerintah) adalah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Berzakat mal salah satunya berzakat profesi melalui Baznas menjadi penting karena lembaga ini menghimpun dana zakat untuk kemaslahatan umat Islam terutama pada keperluan umat yang membutuhkan sokongan dana besar. Selain kurangnya kesadaran masyarakat untuk berzakat dengan cara yang benar, niat berzakat profesi masih rendah terutama di kalangan karyawan swasta. Hal ini ditunjukkan oleh penerimaan zakat yang diperoleh Baznas masih rendah padahal banyak perusahaan swasta berdiri di Indonesia dan memperkerjakan banyak karyawan. Jika karyawan swasta turut membayar zakat profesi maka penerimaan zakat yang diterima oleh Baznas tidak lagi rendah. Sosialisasi tentang kesadaran berzakat profesi melalui LAZ nasional yaitu Baznas pada kalangan karyawan swasta merupakan solusi untuk mengatasi masalah di atas. Salah satu bentuk sosialisasi yang berindikasi persuasif adalah word of mouth (WOM). Menurut Sumardy, WOM merupakan “the act of consumers providing information to other consumers” yang berarti bahwa WOM adalah perilaku konsumen untuk
6
menyampaikan informasi kepada konsumen lain.11 Sedangkan menurut Putra, WOM adalah bagaimana komunikasi yang disampaikan seseorang tanpa bermaksud memberi rekomendasi atau promosi, tentang faktorfaktor positif dan negatif suatu produk yang mempengaruhi niat beli konsumen yang mendengarnya.12 Jadi, WOM merupakan hasrat seseorang untuk menyatakan pengalaman menggunakan produk (barang atau jasa) kepada orang lain. Dalam hal ini produk yang dibahas adalah zakat profesi. Berdasarkan asumsi penulis yang merujuk pada definisi-definisi di atas, informasi terkait berzakat profesi dari muzaki yang pernah menunaikannya di Baznas dapat mempengaruhi niat muslimin untuk berzakat di institusi tersebut. Namun, masyarakat belum mengetahui WOM terkait zakat profesi di Baznas dan pengaruhnya terhadap niat berzakat penghasilan. Beberapa peneliti yang mengkaji tentang zakat, WOM, dan Baznas adalah oleh Satyarini13, Putra, Amini14, Kumala15, Suherman16 dan Hadi17. Berdasarkan temuan para peneliti di atas, penulis menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh WOM terhadap niat menggunakan suatu produk. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Word of Mouth (WOM) terhadap Niat Berzakat Profesi pada Karyawan Swasta di Badan Amil Zakat Nasional (Studi di ESQ Group Jakarta Selatan)” 11
Sumardy, Marlin Silviana, Melina Melone, Rest In Peace Advertising : Killed by the Power of Word of Mouth Marketing. (Jakarta : Gramedia, 2011), h.67 12 Tri Putra, Analisis Perbedaan Niat Beli Konsumen Pria dan Konsumen Wanita Akan Produk Crocs, Sebelum dan Setelah Discount 70% dan Negative WOM (Studi Pada Mahasiswa/I S1 Unpar). Skripsi pada Universitas Katolik Parahyangan 2012. Tidak dipublikasikan, h.11 13 Nurseha Satyarini, Efektivitas Penghimpunan Dana Zakat Profesi Melalui Payroll System Pada BAZIS DKI Jakarta , Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah. 2015. Tidak dipublikasikan. 14 Farah Amini, Hubungan Kepribadian, Persepsi, Dan Terpaan Kampanye Komunikasi Dengan Perilaku Word of Mouth (Survey terhadap perilaku word of mouth tentang kondom di kalangan remaja di Jakarta) , Tesis pada Universitas Indonesia. 2004. Tidak dipublikasikan. 15 Octaviantika Benazir Kumala, Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen pada Tune Hotels Kuta-Bali, Skripsi pada Universitas Indonesia. 2012. Tidak Dipublikasikan. 16 Pratama Suherman, Analisis Pengaruh Efektifitas Iklan Internet dan Kelompok Referensi Terhadap Persepsi Kualitas dan Dampaknya Terhadap Niat Beli Produk Blackberry, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011. Tidak dipublikasikan. 17 Muhammad Hadi, “Implementasi Zakat Profesi Di Tulung Agung”, penelitian kualitatif di dalam buku Problematika Zakat Profesi dan Solusinya, 2010.
7
B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih tergolong tinggi. 2. Dana zakat yang dihimpun oleh Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) baru sekitar Rp 2,6 triliun pertahun, padahal jika dilihat dari potensi zakat nasional harusnya diperoleh sebesar Rp 217 triliun. 3. Kesenjangan antara potensi dan penerimaan zakat mal terjadi karena banyak masyarakat di Jabodetabek belum mengetahui tentang jenisjenis zakat mal terlebih lagi zakat profesi. Kalau pun sudah mengetahui, mereka mengaku tidak menunaikannya, dengan alasan belum percaya pada pengelolaan zakat yang sudah ada. 4. Kurangnya sosialisasi tentang cara berzakat mal yang benar. 5. Niat berzakat profesi masih rendah terutama di kalangan karyawan swasta. 6. Masyarakat belum mengetahui WOM terkait zakat profesi / penghasilan di Baznas dan pengaruhnya terhadap niat berzakat penghasilan.
C. Pembatasan masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah yaitu 1. Kurangnya sosialisasi tentang cara berzakat mal yang benar. 2. Niat berzakat profesi masih rendah terutama di kalangan karyawan swasta. 3. Masyarakat belum mengetahui WOM terkait zakat profesi / penghasilan
di Baznas dan pengaruhnya terhadap niat berzakat
penghasilan.
D. Perumusan masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana pengaruh word of mouth (WOM)
8
terhadap niat orang untuk berzakat profesi di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)? E. Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh WOM terhadap niat berzakat profesi di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
F. Manfaat penelitian Manfaat teoritis Adapun manfaat teoritis yang diharapkan adalah menambah khazanah pengetahuan mengenai pengaruh WOM terhadap niat berzakat profesi di Baznas.
Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi beberapa pihak, yaitu: a. Bagi Baznas dan lembaga zakat Penelitian ini dapat menjadi literatur dan acuan evaluasi dalam mensosialisasikan zakat profesi di kalangan masyarakat. b. Bagi masyarakat Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penyaluran zakat profesi yang dilaksanakan oleh Baznas dan masyarakat dapat menyalurkan zakatnya pada institusi penghimpun dana umat muslim Indonesia ini. c. Bagi pemerintah Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemerintah pusat dalam mengevaluasi kebijakan tentang zakat khususnya zakat penghasilan/profesi. d. Bagi perusahaan Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam penyediaan fasilitas berzakat profesi bagi karyawan swasta yang beragama Islam.
9
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat zakat 1. Pengertian zakat Kata zakat berasal dari kata zaka dalam Bahasa Arab yang artinya tumbuh dengan subur. Jika arti tersebut dihubungkan dengan harta, maka menurut ajaran Islam, harta yang dizakati itu akan tumbuh berkembang, bertambah karena suci dan berkah (membawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan yang punya). Berdasarkan makna tersebut, zakat merupakan bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu pula.1 Menurut KBBI, zakat menurut KBBI berarti jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak; salah satu rukun Islam yang mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik.2 Menurut UU no. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Beberapa ilmuwan mengemukakan bahwa zakat adalah landasan ekonomi islam, zakat adalah salah satu dari rukun Islam, kewajiban dalam beragama Islam. Zakat dianggap sebagai sistem pokok kesejahteraan masyarakat, bentuk kepedulian kepada orang-orang yang membutuhkan dalam masyarakat melalui pendistribusian
1
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta : UI Press, 1998), h. 42 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h. 1017
2
10
pendapatan orang-orang yang memiliki harta yang mencukupi. Zakat juga bisa disebut sebagai pajak agama.3 Berdasarkan definisi-definisi di atas, zakat adalah ibadah yang termasuk dalam rukun Islam berupa kewajiban individu muslim memberikan harta untuk menyejahterakan golongan orang yang telah ditetapkan oleh syariah untuk menerimanya.
2. Jenis-jenis zakat Zakat memiliki dua varian yaitu : a. Zakat fitrah Zakat fitrah adalah pengeluaran wajib yang dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar pada malam dan hari raya Idul fitri. b. Zakat mal Zakat mal atau zakat harta adalah bagian dari harta kekayaan seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu.4 Menurut UU no. 23 tahun 2011 pasal 4 ayat 2 dan 3, zakat mal meliputi emas, perak, dan logam mulia lainnya; uang dan surat berharga lainnya; perniagaan; pertanian, perkebunan, dan kehutanan; peternakan dan perikanan; pertambangan; perindustrian; pendapatan (penghasilan) dan jasa; dan rikaz merupakan harta yang dimiliki oleh muzaki perseorangan atau badan usaha. 3. Prinsip-prinsip zakat Menurut M.A Mannan dalam bukunya Islamic Economics : Theory and Practice, zakat mempunyai enam prinsip, yaitu : a. Prinsip keyakinan (faith) Prinsip keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang membayar zakat yakin bahwa pembayaran tersebut merupakan 3
Ibrahim Warde, Islamic Finance in the Global Economy, (Edinburgh : Edinburgh University Press, 2010), h. 186-187 4 Mohammad Daud Ali, h. 42
11
salah satu manifestasi keyakinan agamanya, sehingga kalau orang yang bersangkutan belum menunaikan zakatnya, belum merasa sempurna ibadahnya. b. Prinsip pemerataan (equity) dan keadilan (justice) Prinsip pemerataan dan keadilan cukup jelas menggambarkan tujuan zakat yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan Allah SWT kepada umat manusia. c. Prinsip produktivitas (productivity) dan kematangan Prinsip produktivitas dan kematangan menekankan bahwa zakat memang wajar harus dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu. Hasil produksi tersebut hanya dapat dipungut setelah lewat jangka waktu satu tahun yang merupakan ukuran normal memperoleh hasil tertentu. d. Prinsip nalar (reason) Prinsip nalar adalah alasan pribadi untuk menunaikan zakat. e. Prinsip kebebasan (freedom) Prinsip ini menjelaskan bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya, yang merasa mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk kepentingan bersama. f. Prinsip etik (ethic) dan kewajaran Prinsip ini menyatakan bahwa zakat tidak akan diminta secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkannya.5 4. Tujuan zakat Tujuan-tujuan zakat, antara lain : a. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya ke luar dari kesulitan hidup serta penderitaan. b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu sabil, dan mustahik lainnya. c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya. 5
Mohammad Daud Ali, h.39-40
12
d. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta. e. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang miskin. f. Menjembatani jurang pemisah antara orang kaya dan orang miskin dalam suatu masyarakat. g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta. h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya. i. Sarana pemerataan pendapatan rezeki untuk mencapai keadilan sosial.6 5. Syarat-syarat berzakat Berdasarkan prinsip etik bahwa zakat tidak dipungut sembarangan, seorang muslim dapat berzakat jika memenuhi beberapa syarat berikut: a. Pemilikan yang pasti Syarat ini berarti bahwa harta yang dimiliki mutlak berada dalam kekuasaan pemegang harta tersebut. b. Berkembang Harta itu berkembang, baik secara alami berdasarkan sunnatullah maupun bertambah karena ikhtiar atau usaha manusia. c. Melebihi kebutuhan pokok Harta yang dipunyai oleh seseorang itu melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup wajar sebagai manusia. d. Mencapai nisab Nisab adalah jumlah minimal harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Jika jumlah harta yang dipunyai mencapai nisab sesuai yang disyariatkan, maka pemilik harta wajib menunaikan zakatnya sesuai dengan norma penghitungan berdasarkan syariat. e. Mencapai haul
6
Mohammad Daud Ali, h.40
13
Harta yang mencapai haul adalah harta yang telah mencapai waktu tertentu pengeluaran zakat, biasanya dua belas (12) bulan atau setiap kali setelah menuai atau panen.7 6. Motivasi berzakat Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.8 Begitu juga dengan niat atau motivasi berzakat. Berdasarkan tesis karya Lusiana Kanji, H. Abd. Hamid Habbe dan Mediaty yang berjudul “Faktor-Faktor Determinan Motivasi Membayar Zakat”, terdapat lima faktor motivasi yang mempengaruhi keputusan berzakat secara positif dan signifikan yaitu ibadah, pengetahuan berzakat, harta kekayaan atau pendapatan, peran ulama, dan kredibilitas lembaga amil zakat. a. Motivasi ibadah Ibadah merupakan tuntutan atas akidah yang dimiliki oleh setiap muslim yang secara syariat memenuhi kriteria sebagai wajib zakat, terdorong dengan ikhlas untuk mengeluarkan zakat, karena ingin membantu saudara yang membutuhkan dan mendapatkan kebahagiaan melalui ridho Allah SWT. Uraian di atas sejalan dengan pernyataan Hasanuri dalam tesisnya yang berjudul “Pemberdayaan Zakat bagi Pengembangan Ekonomi Ummat” bahwa seseorang termotivasi untuk membayar zakat karena : 1) Membayar zakat merupakan simbol dari keimanan seseorang 2) Membayar zakat adalah merupakan simbol ketaqwaan
7 8
Mohammad Daud Ali, h.41 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h.1
14
3) Membayar zakat adalah merupakan simbol kebersihan dan kesucian jiwa b. Motivasi pengetahuan berzakat Variabel pengetahuan berzakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi membayar zakat. Pernyataan di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mohd Ali dalam jurnal berjudul “Kesadaran Membayar Zakat Pendapatan dikalangan Kakitangan Universitas Kebangsaan Malaysia” bahwa semakin tinggi tingkat keimanan dan pengetahuan zakat individu muslim akan lebih cenderung untuk membayar zakat. c. Motivasi harta kekayaan atau pendapatan Harta kekayaan atau pendapatan muzaki berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi membayar zakat dan besarnya nilai zakat. Jika ada kenaikan harta atau pendapatan dapat mempengaruhi peningkatan jumlah zakat yang akan dikeluarkan berikutnya. Pernyataan di atas sesuai dengan teori konsumsi yang menerangkan mempengaruhi
bahwa
kenaikan
pengeluaran
jumlah
seseorang,
pendapatan
baik
dalam
akan bentuk
konsumsi maupun tabungan, termasuk dalam bentuk zakat. d. Motivasi peran ulama Peran ulama dapat berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi masyarakat dalam membayar zakat. Peran ulama dalam mensosialisasikan zakat di tengah-tengah masyarakat masih diperlukan karena suara ulama masih didengar oleh masyarakat, petuahnya
masih
dijadikan
sandaran
dan
pegangan
oleh
masyarakat, disamping itu ulama memiliki jamaah tersendiri. Para ulama dapat menjelaskan kepada masyarakat bahwa ajaran muamalah maliyah harus dihidupkan kembali sesuai dengan syariah Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. e. Motivasi kredibilitas lembaga amil zakat Rasa aman akan memantapkan hati muzaki membayar zakat ke lembaga amil zakat. Hal ini sejalan dengan teori
15
kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow bahwa rasa aman merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi setiap manusia.
Tingginya
tingkat
kepercayaan
muzaki
terhadap
kredibilitas lembaga amil zakat akan mempengaruhi motivasi membayar zakat. Pernyataan di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zoel Dirga tentang “Analisis Faktor-Faktor Motivasi
yang
Berpengaruh
Terhadap
Keputusan
Muzaki
Membayar Zakat”. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa responden mengaku lebih senang dan aman menyalurkan zakatnya di lembaga amil zakat karena bisa lebih tepat guna. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, motivasi kredibilitas lembaga amil zakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi membayar zakat.9 7. Norma penghitungan zakat a. Zakat fitrah Zakat fitrah ini adalah makanan pokok seperti gandum, beras, atau lainnya yang dikeluarkan seseorang pada akhir Ramadhan. Kadarnya sebanyak satu sha’ (2,5 kg).10 b. Zakat mal 1) Zakat emas dan perak Zakat jenis ini nisabnya adalah 85 gram, dikeluarkan setiap tahun sebanyak 2,5%. 2) Zakat perdagangan Zakat perdagangan nisabnya seharga 85 gram emas dari uang yang berputar, bukan investasi, dikeluarkan setiap tahun, sebanyak 2,5%. 3) Zakat uang simpanan Zakat ini nisabnya seharga 85 gram emas, dikeluarkan setiap tahun, sebanyak 2,5%.
9
Lusiana Kanji, Abd. Hamid Habbe, dan Mediaty. Faktor – Faktor Determinan Motivasi Membayar Zakat. Tesis pada Universitas Hasanuddin, 2011, h.6-9, dipublikasikan. 10 Muhammad Bin Shalih Al-Utsmain, Fiqih Zakat Kontemporer, (Surakarta : Al-Qowam, 2011), h.247
16
4) Zakat pertanian Zakat ini nisabnya 5 wasaq atau setara dengan 635 kg beras, dikeluarkan setiap panen, sebanyak 5% untuk yang diairi (pakai biaya), dan 10% jika diairi oleh hujan. 5) Zakat investasi Metodenya mengacu pada zakat pertanian dengan nisab 5 wasaq atau setara dengan harga 635 kg beras, dikeluarkan setiap menerima hasil pembayaran (panen), sebanyak 5% atau 10%.11 6) Zakat profesi Nisab zakat profesi diukur dari nisab uang yang ditetapkan yaitu sebesar 2,5% dari total penghasilan dan dibayarkan setiap menerima penghasilan. B. Hakikat zakat profesi 1. Pengertian zakat profesi Menurut Yusuf Al-Qardhawi, zakat profesi adalah zakat atas penghasilan yang diperoleh dari pengembangan potensi diri yang dimiliki seseorang dengan cara yang sesuai syariat, seperti upah kerja rutin, profesi dokter, pengacara, akuntan, dan lain-lain.12 2. Landasan hukum kewajiban zakat profesi Semua penghasilan melalui kegiatan profesional tersebut apabila telah mencapai nisab, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah berikut : “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS AdzDzariyaat : 19) Ayat tersebut bermakna bahwa semua harta yang dimiliki dan semua penghasilan yang didapatkan, jika telah memenuhi persyaratan kewajiban zakat, maka harus dikeluarkan zakatnya. Sehingga, setiap 11 12
Al-Furqon Hasbi, 125 Masalah Zakat, (Solo : Tiga Serangkai, 2008), h. 107 Soesilowati, Analisis Prosedur Penerapan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Pada UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dan UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah, 2013, h. 32, tidak dipublikasikan.
17
keahlian dan pekerjaan apapun yang halal, baik yang dilakukan sendiri maupun yang terkait dengan pihak lain, seperti seorang pegawai dan karyawan, apabila penghasilannya dan pendapatannya mencapai nisab, maka wajib dikeluarkan zakatnya.13 3. Landasan filosofis zakat profesi Landasan filosofis zakat profesi pada sistem hukum sesungguhnya ingin menempatkan kajian yang sesuai bagi pencapaian keadilan sehingga tujuan pembayaran zakat akan ditemukan aspek epistimologi, aksiologi, dan ontologi. Aspek epistimologi adalah bagimana cara agar jenis-jenis profesi dan jasa yang sedemikian luas berkembang dan dapat dikenai kewajiban zakat. Jika pegawai negeri melakukan tindakan pembayaran zakat dan telah mengetahui fungsi dan kegunaan zakat bagi diri dan orang lain, maka itu adalah tindakan aspek aksiologi. Jika pegawai negeri melakukan kewajiban zakat profesi mengetahui hakikat dan tujuannya, seperti untuk memperoleh keselamatan atau masuk surga, maka tindakan itu adalah aspek ontologi.14 4. Ketentuan nisab zakat profesi Dari sudut ukuran zakat, dianalogikan pada zakat uang, karena memang gaji, honorarium, upah, dan yang lainnya, pada umumnya diterima dalam bentuk uang. Karena itu ukuran zakatnya adalah sebesar 2,5%15 dari total penghasilan yang diperoleh. 5. Waktu membayar zakat profesi Yusuf Al-Qardhawi, seorang ahli fiqih menyatakan bahwa penerimaan gaji, honorarium, atau upah, sesuai dengan kewajiban yang dibebankan pada para petani, karena penghasilan tetap para petani adalah hasil pertaniannya, dan penghasilan para pegawai serta pekerja profesional adalah uang hasil kerjanya itu. Oleh sebab itu, mereka diwajibkan untuk membayar zakat penghasilan tetapnya itu
13
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, ( Jakarta : Gema Insani, 2002), h.94-95 Muhammad Hadi, h.63 15 Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. (Malang : UIN-Malang Press, 2008), h.143 14
18
saat menerima penghasilannya, sesuai dengan firman Allah yang berbunyi :
ِصا ِد ِه َ كلوا مِنِْ َث َم ِر ِِه إِ َذا أَ ْث َم َِر َوآتوا َح َّقهِ َي ْو َِم َح “Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila berbuah, dan penuhilah haknya (fakir miskin) pada hari memetik hasil tanaman tersebut.” (QS Al-An’am :141) Memetik hasil tanaman bagi para petani adalah saat panen. Sedangkan memetik hasil bagi para pekerja profesional adalah saat menerima gaji, honorarium, atau imbalan jasa dari pelayanan yang diberikannya pada masyarakat. Oleh sebab itu, pembayaran zakatnya adalah saat menerima gaji atau honorarium tersebut. Penghasilan yang sudah dizakati saat menerima, tidak wajib dizakati lagi di akhir tahun perhitungan.16 6. Zakat profesi pada masa Rasulullah SAW Selain kekayaan yang wajib dizakatkan seperti uang, hasil pertanian, barang dagangan, buah-buahan, dan harta temuan (rikaz), harta profesi dan jasa sesungguhnya telah ada pada masa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, seperti jasa penggembalaan ternak, pelayanan jamaah haji, penyusuan bayi, dan prajurit tempur.17
C. Hakikat Word of Mouth (WOM) 1. Pengertian Word of Mouth (WOM) WOM adalah bagaimana komunikasi yang disampaikan seseorang tanpa bermaksud memberi rekomendasi atau promosi, tentang faktorfaktor positif dan negatif suatu produk yang mempengaruhi niat orang yang mendengarnya.18 Definisi lain dari WOM adalah tindakan penyediaan informasi oleh konsumen kepada konsumen lain.19 16
Abuddin Nata, Dede Rosada, dan Akbar Zaenudin, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah, (Jakarta : Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (Bazis) Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1999), h.54-55 17 Muhammad Hadi, h.70 18 Tri Putra, h.11 19 Sumardy, Marlin Silviana, dan Melina Melone, h.67
19
Menurut Priharmoko, WOM adalah komunikasi interpersonal antar konsumen non pemasar tentang produk atau jasa atau perusahaan tertentu berdasarkan pengalamannya baik langsung maupun tidak langsung pada suatu waktu tertentu.20 WOM adalah komunikasi interpersonal yang membahas hal tertentu lazimnya berupa produk (barang atau jasa) yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan orang yang menerima informasi. 2. Jenis-jenis WOM a. Organic WOM WOM jenis ini terjadi secara alami. Orang-orang yang merasa puas pada kualitas suatu produk (barang atau pelayanan), memiliki hasrat alami untuk menunjukkan antusiasme mereka. Orang-orang tersebut yang akan menjadi suporter bagi produk tersebut. b. Amplified WOM WOM jenis ini merupakan rancangan perusahaan. Perusahaan melakukan kampanye untuk mendorong atau mengatalisasi WOM pada masyarakat.21 3. Sumber WOM Menurut buku yang ditulis oleh Silverman yang berjudul “The Secrets of Word of Mouth Marketing”, terdapat tiga sumber informasi yang memiliki fungsi berbeda sesuai dengan isi informasi. Tiga sumber tersebut yaitu perusahaan (company), para ahli (experts), dan teman (peers). Berikut pengertian tiga sumber informasi WOM. a. Perusahaan (company) adalah pencipta suatu produk yang melakukan penetrasi ke dalam pasar sehingga perusahaan menggunakan WOM untuk memberikan informasi kepada
20 21
Farah Amini, h.39 Tri Putra, h.11-12
20
masyarakat tentang pengakuan kepemilikan ide atau merk dan manfaat produk. b. Para ahli (experts) adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang produk. Para ahli memberikan informasiinformasi yang faktual tentang produk. Contohnya adalah dosen, praktisi, guru, atau orang lain yang secara ilmiah memahami produk tersebut. c. Teman (peers) adalah orang-orang yang bukan termasuk produsen atau para ahli. Teman yang dimaksud adalah orang yang mendiskusikan pengalamannya dan ekspektasinya dalam menggunakan suatu produk kepada orang lain. Teman yang dimaksud bukan sebatas teman, melainkan bisa orangtua, kerabat, ataupun orang lain. Perbedaan fungsi dari ketiganya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.1 Sumber WOM dan informasi yang diberikan 22 Sumber WOM Sumber informasi
Fungsi
Informasi yang disampaikan
Perusahaan
Informasi
(Company) Para Ahli
Klaim, manfaat produk
Konfirmasi
(Experts)
Potensi baik yang positif maupun negatif yang dapat muncul dalam situasi yang terbaik
Teman
Verifikasi
(Peers)
Apa yang diharapkan dalam dunia nyata dalam situasi tertentu
22
Farah Amini, h.49
21
4. WOM dan Social Marketing WOM alami / WOM secara organik mendorong seseorang untuk memberikan informasi kepada orang lain tentang pengetahuan atau pengalamannya mengenai suatu produk. Menurut Farah Amini dalam tesisnya23, WOM dapat diaplikasikan pada aktivitas social marketing. WOM pada dasarnya juga menggunakan prinsip-prinsip komunikasi pemasaran, hanya saja yang dipromosikan adalah produk/ ide sosial yang bertujuan pada perubahan perilaku khalayak komunikasi (target adopter). Menurut Kotler dan Roberto dalam Farah Amini24, produk sosial dalam social marketing tidak bisa dihargai oleh khalayak sasaran sebelum
mereka
mencobanya.
Disini
peranan
untuk
bisa
memberikan pemahaman sebelum mencoba produk akan sangat diperlukan
utamanya
dengan
menawarkan
berbagai
macam
pengalaman kepada masyarakat sasaran melalui komunikasi personal berupa ide-ide dan praktik-praktik berkaitan dengan produk yang disampaikan. Penerapan praktik-praktik yang telah dicoba oleh khalayak sasaran akan timbul dua kemungkinan, orang-orang yang puas akan produk tersebut akan menyebarkan WOM positif dan sebaliknya jika orangorang tersebut tidak puas maka mereka akan menyebarkan WOM negatif. Perilaku tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harmoko25 bahwa kepuasan konsumen akan mempengaruhi
keinginan
seseorang
menyebarkan
informasi
mengenai produk atau jasa yang ia konsumsi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa WOM berperan sebagai salah satu elemen bauran pemasaran yaitu promosi. Bauran pemasaran yang satu ini penting dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam meluaskan ide sosial.
23
Farah Amini, h.ii Farah Amini, h.49 25 Farah Amini, h.51 24
22
D. Teori niat berzakat 1. Definisi niat Niat menurut KBBI adalah maksud atau tujuan suatu perbuatan, kehendak atau keinginan di dalam hati untuk melakukan sesuatu26 Dalam bahasa Indonesia sendiri, niat merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Arab. Secara bahasa, kata niat berarti al-Qashdu yang
dalam Bahasa Indonesia berarti keinginan atau tujuan. Sedangkan secara makna secara istilah dari kata niat yang dijelaskan oleh ulama malikiah adalah keinginan yang ada di dalam hatinya untuk melakukan sesuatu.27 Berikut adalah hadits yang berkaitan dengan niat :
إِنَّ َما ْْلَ ْع َما ٍُل بِاننيَّ ٍِة َونِ ُكمٍ ا ْم ِرئٍ َما نَ َوى “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)28 Berdasarkan hadits di atas, sebuah perbuatan atau aktivitas itu bergantung pada niat pelakunya dan perbuatan itu terealisasi sesuai dengan niatnya. Assael dan Sylvana dalam Suherman29, memaparkan niat atau intention memiliki beberapa pengertian sebagai berikut : a. Intention dianggap sebagai perangkap atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. b. Intention juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang akan mencoba. c. Intention menunjukkan pengukuran kehendak seseorang. d. Intention berhubungan dengan perilaku yang terusmenerus. 26
Departemen Pendidikan Nasional, h.614 http://cinikironk.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-hukum-dan-sejarah-penggagas-niat.html diakses oleh penulis pada hari Rabu, 5 Oktober 2016 pukul 10:54 WIB 28 http://muslim.or.id/21418-penjelasan-hadits-innamal-amalu-binniyat-1.html diakses oleh penulis pada hari Rabu, 5 Oktober 2016 pukul 11:10 WIB 29 Pratama Suherman, h. 30 27
23
Menurut Icek Ajzen dan Martin Fishbein pada tahun 1975 mendefinisikan intensi atau niat ini sebagai kemungkinan subjektif (subjective probability) individu untuk berperilaku tertentu.30 Engel mendefinisikan niat (dalam kaitannya dalam niat pembelian) merupakan pembelian yang terencana.31
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi niat Ada beberapa teori terkait faktor-faktor yang mempengaruhi niat, yaitu : a. Kotler dan Keller menyatakan bahwa sikap yang berada dalam tahap evaluasi sangat menentukan niat seseorang32 b. Ajzen dan Fishbein pada tahun 1975 dalam The Theory Reasoned Action atau Teori Perilaku Beralasan mengemukakan bahwa niat ditentukan oleh dua faktor yaitu sikap berperilaku secara individu dan norma subjektif. Sikap berperilaku secara individu adalah fungsi dari keyakinan yang menonjol yang menyatakan bahwa perilaku memiliki beberapa atribut dan evaluasi dari keyakinan tersebut. Sedangkan norma subjektif adalah fungsi dari keyakinan individu, secara khusus individu atau kelompok berpikir bahwa mereka seharusnya atau tidak seharusnya menyatakan perilaku dan motivasi individu untuk menuruti referensi tersebut.33 c. Theory Reasoned Action dikembangkan oleh Ajzen menjadi Theory of Planned Behavior atau Teori Perilaku Terencana. Berdasarkan teori ini, terdapat tiga konseptualisasi faktor independen yang mempengaruhi yaitu :
30
http://kutrat-kotret.blogspot.co.id/2010/03/mendefinisikan-dan-mengukur-niat.html diakses oleh penulis pada hari Rabu, 5 Oktober 2016 pukul 10:44 WIB 31 Irma Dwi Kusuma dan Nindria Untarini, “Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Niat Beli Dengan Sikap Sebagai Variabel Intervening” dalam Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2 No.4 Oktober (Surabaya : Universitas Negeri Surabaya, 2014), h. 1576 32 Irma Dwi Kusuma dan Nindria Untarini, h.1576 33 http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00356-MN%20Bab2001.pdf diakses oleh penulis pada hari Kamis, 6 Oktober 2016 pukul 11:22 WIB
24
1) sikap untuk bertindak dan tingkat dimana orang akan menyukai atau tidak menyukai evaluasi dan menilai pertanyaan perilaku. 2) Norma yang dirasakan dan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. 3) Kontrol perilaku yang dirasakan dan tingkat sumber dan kontrol perilaku yang dirasakan. d. Menurut
teori
dan
hasil
penelitian
dari
Engel
dkk.,
Constantinides, Goode and Harris, Hsu, dan Cha dalam Saino34, variabel-variabel yang mempengaruhi niat adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, situasi, usability (kemampuan untuk digunakan oleh individu), interaktivitas, keamanan finansial, sumber daya konsumen, motivasi, keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, demografi, kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi keamanan, dan persepsi kemudahan penggunaan. 3. Proses terbentuknya niat Perilaku niat untuk membeli adalah bagian dari proses keputusan pembelian
dari
konsumen,
dimana
prosesnya
diawali
dari
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen akan membentuk niat pembelian. Sehingga niat beli merupakan hasil dari proses evaluasi terhadap merek. Tahapan terakhir dari pengambilan keputusan secara kompleks termasuk membeli merek yang diinginkan, mengevaluasi merek tersebut pada saat dikonsumsi dan menyimpan informasi ini untuk digunakan di masa yang akan datang.35
34
Ayu Anastasia Mahardika Saino, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Niat Beli di Zalora Online Shop”, Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2 No. 3 Juli (Surabaya, Universitas Negeri Surabaya), h.919 -920 35 Pratama Suherman, h.30
25
4. Pengukuran niat Niat dapat diukur melalui beberapa skala pengukuran dari poinpoin yang dikemukakan oleh Wu Luan, yaitu : a. Kemungkinan untuk menggunakan produk b. Keinginan untuk menggunakan produk c. Ada kemungkinan saya untuk mempertimbangkan menggunakan produk36 5. Niat berzakat profesi Niat berzakat profesi dapat dikaitkan dengan teori niat beli atau purchase intention karena zakat profesi juga merupakan suatu produk karena masyarakat perlu berhadapan dengan amil zakat atau ditawarkan oleh lembaga zakat untuk menunaikan zakatnya. Selain dikaitkan dengan teori niat beli (purchase intention), niat berzakat profesi juga dapat dihubungkan dengan teori niat berperilaku (theory of reasoned action) karena berzakat juga merupakan sebuah perbuatan. Niat pembelian sendiri merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek.37 Berdasarkan teori niat beli di atas dapat diketahui bahwa masyarakat yang telah mengetahui seluk beluk produk zakat profesi seperti kemudahan cara penyetoran, fasilitas berzakat, dan informasi penyaluran zakat akan merespon hal-hal tersebut dengan menunjukkan niat untuk berzakat. Begitupula pada zakat profesi, masyarakat mengawali tahapan pengambilan keputusan berzakat dengan mengenali motivasimotivasi berzakat yang timbul dalam dirinya baik motivasi ibadah, pengetahuan berzakat, pendapatan, tausyiah ulama, atau kredibilitas lembaga amil zakat. Kemudian masyarakat yang memiliki motivasi berzakat akan mencari informasi tentang cara berzakat profesi di lembaga amil zakat melalui media informasi yang ia miliki atau informasi yang didapatkan melalui orang-orang yang bertindak 36
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00356-MN%20Bab2001.pdf diakses oleh penulis pada hari Kamis, 6 Oktober 2016 pukul 12:02 WIB 37 Pratama Suherman, h.29
26
sebagai sumber informasi. Setelah menerima informasi, masyarakat melakukan penilaian alternatif terhadap informasi yang diperoleh tentang lembaga amil zakat tersebut. Pada akhirnya, masyarakat yang tertarik akan mengambil keputusan untuk mengeluarkan zakat profesinya di lembaga amil zakat dan menilai pelayanan lembaga tersebut dan memperoleh pengalaman berzakat tersebut. Suatu perilaku dapat terjadi berdasarkan niat. Dalam kata lain, tiada perbuatan tanpa ada niat karena niat adalah dasar perbuatan manusia. Hal ini sesuai dengan teori niat berperilaku atau disebut juga teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) yang diungkapkan oleh Mowen dan Minor pada tahun 2002 dalam Safitri bahwa perilaku berasal dari formasi niat spesifik untuk berperilaku. Jadi niat berperilaku tidak berusaha memprediksikan perilaku seseorang, tetapi niat untuk bertindak.38 Seorang muslim tidak serta merta menunaikan zakat profesi tanpa adanya niat karena niat merupakan suatu tindakan. 6. Konsep-konsep prapengambilan keputusan selain niat Berikut adalah definisi-definisi tentang konsep yang berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. a. Rencana : rancangan, maksud, niat39 b. Minat
: kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu40
c. Intensi
: maksud, tujuan41
d. Motivasi : dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.42
38
Afriana Safitri, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat Mengonsumsi Daging Halal, Skripsi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. 2013. Dipublikasikan. h.35 39 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), h.1162 40 Departemen Pendidikan Nasional, h.916 41 Departemen Pendidikan Nasional, h.541 42 Departemen Pendidikan Nasional, h.930
27
E. Hakikat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 1. Pengertian Baznas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Indonesia adalah lembaga nonstruktural bersifat mandiri yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk mengelola dana zakat masyarakat Indonesia yang kemudian akan dipertanggung jawabkan kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Agama. 2. Latar belakang Baznas Pada era reformasi, pemerintah yang dipimpin oleh Presiden BJ. Habibie berupaya untuk menyempurnakan sistem pengelolaan zakat di tanah air agar potensi zakat dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi bangsa yang terpuruk akibat resesi ekonomi dunia dan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia. Pada tahun 1999, pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, yang kemudian diikuti dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur Jendral Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D-291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Berdasarkan UU No.38 Tahun 1999 ini, pemerintah wajib pemfasilitasi terbentuknya lembaga pengelolaan zakat yaitu Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang terdiri dari masyarakat dan unsur pemerintah untuk tingkat kewilayahan dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat yang terhimpun dalam berbagai ormas (organisasi masyarakat) Islam, yayasan dan institusi lainnya. Baznas dibentuk berdasarkan Keppres No. 8/2001, tanggal 17 Januari 2001. Ruang lingkup Baznas berskala nasional yaitu Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Departemen/Kementerian, BUMN, Konsulat Jenderal, dan Badan Usaha Milik Swasta berskala nasional, sedangkan Bazda (Badan Amil Zakat Daerah) ruang lingkup kerjanya di wilayah provinsi tersebut.43 43
Fakhruddin, h.249
28
3. Hubungan pemerintah dengan zakat Alquran telah menggambarkan bahwa Allah mengamanatkan negara (dalam hal ini adalah pemimpinnya) untuk mengambil zakat dari sebagian harta umat muslim melalui firman-Nya dalam surat AtTaubah ayat 103. “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan mendoalah kamu untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” Zakat sebagai kewajiban hamba Allah untuk melaksanakan syariatNya tidak terlepas dari supervisi penguasa. Zakat harus dikelola secara rapi dan teratur, dipungut dari orang yang wajib mengeluarkannya untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya secara syariat. Kewajiban pemimpin negara dalam mengatur dana zakat ini berlandaskan dalil Alquran surat At-Taubah ayat 60 bahwa Allah SWT telah menyebutkan orang-orang yang bertugas dalam urusan zakat ini, baik sebagai pengumpul maupun pembagi zakat dengan nama “amilina alaiha/petugas zakat”.44 Amil sendiri dalam sejarah Islam maupun keadaan di Indonesia adalah bagian dari negara sebagai pengelola zakat berdasarkan amanat syariat dan pemimpin umat demi kesejahteraan masyarakat. 4. Urgensi membayar zakat mal ke Baznas Pentingnya berzakat mal melalui Badan Amil Zakat Nasional adalah : a. Allah SWT menyebutkan amil ke dalam golongan-golongan mustahik di dalam Alquran surat At-Taubah ayat 60 bahwasanya amil bertugas sebagai pengurus zakat masyarakat. Walaupun muzaki membayar langsung zakatnya kepada mustahik itu sah, namun lebih baik zakatnya disalurkan kepada amil.
44
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Bandung : Mizan dan Litera Antarnusa, 1996), h. 733
29
b. Menjamin kepastian dan disiplin muzaki dalam membayar zakatnya. c. Menjaga perasaan rendah diri pada mustahik jika ia menerima zakat langsung dari muzaki yang notabene hidup dengan rezeki lebih banyak darinya. d. Dengan menyalurkan zakat mal melalui amil zakat nasional, kita memperlihatkan syiar Islam e. Mencapai efisiensi dan efektivitas serta sasaran yang tepat dalam penggunaan dana zakat menurut skala prioritas. f. Dana zakat mal yang terhimpun di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dapat digunakan untuk kemaslahatan umat Islam secara general yang memerlukan dana besar.45 5. Sosialisasi pengumpulan zakat profesi Konsep sosialisasi, menurut Robert Le Vine, adalah konsep relasi yang harus dibangun oleh pemerintah melalui sistem lokal, regional, kesukuan dan etnis daripada sistem-sistem politik nasional. Konsep sosialisasi ini merupakan suatu proses memperkenalkan sistem sosial maupun hukum pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala sosial maupun hukum. Sosialisasi pemerintah dalam hal ini Baznas terkait dengan organisasi pengelolaan zakat dalam kehidupan masyarakat mutlak diperlukan. Karena sosialisasi dalam konteks ajaran zakat, penting dilakukan demi tegaknya hukum dan fungsi zakat, sebagai institusi permanen yang tidak bisa dipisahkan dari sholat, bagi umat Islam. Selain referensi Islam seperti Alquran dan Hadits mengenai zakat menjadi kewajiban negara untuk mengelolanya, pasal 34 UUD 1945 juga menyatakan bahwa “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Sesuai dengan konteks isi pasal tersebut, maka pemerintah
dituntut
untuk
berusaha
menciptakan
kondisi
kepengurusan zakat bukan hanya merupakan kepentingan kaum 45
“Berzakat Lewat Amil Lebih Efektif”, Majalah Zakat, Mei-Juni 2013, h. 8
30
muslim melainkan juga merupakan konsepsi yang integral bagi kesejahteraan bangsa Indonesia. Mencermati hal tersebut, maka lembaga kepengurusan zakat dipandang perlu, sebagai suatu wadah dalam rangka untuk membangun jaringan organisasi yang lebih luas. Agar kesadaran dan tanggung jawab berzakat muncul dari dalam individu, maka adanya kerja sama pemerintah dan ulama serta tokoh masyarakat lainnya dalam suatu kepengurusan organisasi, akan menjamin tingkat integritas kesadaran dalam membangun kinerja pengelolaan zakat. Keterlibatan pihak lain juga dapat memberikan penjelasan
kepada
masyarakat
(khususnya
para
profesional,
pengusaha, pemberi jasa, pemilik perusahaan, dan seterusnya) akan arah pengorganisasian, pengelolaan, dan pendayagunaan dengan selalu memberikan perhatian sistem manajemen pelaksanaan zakat yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman saat ini, serta pengaturan zakat yang lebih efektif dan profesional. Maka zakat sebagai instrumen dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat pada gilirannya diharapkan mampu mencegah meluasnya kemiskinan di masyarakat.46 6. Bentuk-bentuk distribusi dana zakat di Baznas Setelah dana zakat terkumpul, Baznas akan menyalurkan dana tersebut kepada para ashnaf dengan tujuan pemberdayaan ashnaf dan partisipasi dalam menyelesaikan masalah negara di bidang sosial dan ekonomi dalam bentuk : a. Rumah sehat Baznas, pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa. Rumah sehat Baznas kini tersebar di tiga kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar. b. Rumah cerdas anak bangsa yang di dalamnya terdapat beberapa program turunan yaitu satu keluarga (dhuafa) satu sarjana, mobil dan motor pintar, dinnar, bimbel gratis, dan rumah pintar. c. Rumah makmur Baznas yaitu lembaga keuangan mikro yang memberikan pinjaman atau pembiayaan produktif bagi mustahik 46
Muhammad Hadi, h.81-84
31
d. Rumah dakwah Baznas yaitu pemberian beasiswa kepada masyarakat miskin di daerah terpencil dan terluar, pembinaan mualaf, dan pengkaderan ulama.47 e. Tanggap darurat bencana F. Penelitian yang relevan Hasil pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap sumber kepustakaan yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, namun belum ada penelitian yang mengungkapkan tentang WOM terkait zakat khususnya zakat profesi. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi oleh peneliti, yaitu . 1. Nurseha Satyarini. 2015. Efektivitas Penghimpunan Dana Zakat Profesi Melalui Payroll System Pada BAZIS DKI Jakarta. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara dan studi dokumentasi terhadap kegiatan penghimpunan dana zakat melalui payroll system. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah penghimpunan zakat profesi melalui system payroll di BAZIS DKI Jakarta sudah efektif karena didukung oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 14 Tahun 2014 dan Instruksi Gubernur No.34 Tahun 2008. 2. Tri Putra. 2012. Analisis Perbedaan Niat Beli Konsumen Pria dan Konsumen Wanita Akan Produk Crocs, Sebelum dan Setelah Discount 70% Dan Negative WOM (Studi Pada MahasiswaMahasiswi S1 Unpar. Skripsi yang dilakukan di Universitas Katolik Parahyangan Bandung ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode analisis data yang dilakukan adalah uji regresi. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan niat beli konsumen pria dan wanita terhadap produk Crocs setelah menerima informasi berupa WOM negatif.
47
pusat.baznas.or.id diakses oleh penulis pada hari Kamis, 6 Oktober 2016 pukul 12:28 WIB
32
3. Farah Amini. 2004. Hubungan Kepribadian, Persepsi, Dan Terpaan Kampanye Komunikasi Dengan Perilaku Word of Mouth (Survey terhadap perilaku word of mouth tentang kondom di kalangan remaja di Jakarta). Tesis ini dilakukan di mal di Jakarta pada remaja usia 15-24 tahun. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah kuantitatif. Metode analisis data yang dilakukan adalah distribusi frekuensi, regresi berganda, analisis faktor, alpha cronbach, crosstab, dan multiple response set. Hasil penelitian ini adalah terpaan kampanye merupakan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku menyebarkan WOM tentang kondom di kalangan remaja pengunjung mal di Jakarta. 4. Muhammad
Hadi.
2010.
Implementasi
Zakat
Profesi
di
Tulungagung. Penelitian yang dilakukan pada kalangan pegawai negeri sipil di Tulungagung ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan meninjau Sosiologi Hukum Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konfigurasi implementasi zakat profesi pegawai negeri sipil di Tulungagung, perspektif sosiologi telah memberikan
gambaran
tentang
bagaimana
mereka
merekonseptualisasi pembayaran zakat profesi di media UPZ dan BAZ, dalam kehidupan sosial. Pembayaran zakat profesi yang ditentukan relasi paham kewajiban zakat, SK Bupati dan interpretasi ulama, merupakan hasil rekonseptualisasi antara pegawai, pemerintah dan ulama dalam bingkai hukum positif, adalah contoh konkret penafsiran zakat profesi yang bercorak pada wilayah setempat. 5. Octaviantika Benazir Kumala. 2012. Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen pada Tune Hotels Kuta-Bali. Skripsi ini dilakukan di DKI Jakarta pada masyarakat dengan kriteria umur 18 tahun ke atas dengan pertimbangan bahwa orang dengan umur tersebut sudah dapat mengambil keputusan. Metode penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah kuantitatif. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa word of mouth memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli.
33
6. Pratama Suherman. 2011. Analisis Pengaruh Efektifitas Iklan Internet dan Kelompok Referensi Terhadap Persepsi Kualitas dan Dampaknya Terhadap Niat Beli Produk Blackberry. Skripsi ini dilakukan kepada pengguna aktif situs Kaskus. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas iklan internet tidak berpengaruh signifikan, sedangkan kelompok referensi dan persepsi kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli produk Blackberry.
Dari beberapa penelitian yang relevan di atas, penulis meringkas melalui tabel berikut ini : Tabel 2.2 Penelitian yang relevan Peneliti dan Tahun
Hasil
Persamaan
Perbedaan
Penelitian Nurseha Satyarini.
Penghimpunan
zakat
2015.
profesi melalui system
Badan Amil
payroll di BAZIS DKI
Pemerintah yang dilakukan
milik
Jakarta
oleh pegawai dan karyawan
Daerah (Pemda)
sudah
efektif
Pembayaran Zakat Profesi ke Zakat Milik
karena didukung oleh Peraturan
1) Badan Amil Zakat dalam penelitian ini Pemerintah
2) Penelitian
Pemerintah
ini
menggunakan
(PP) No. 14 Tahun 2014
metode kualitatif
dan Instruksi Gubernur
3) Penelitian
No.34 Tahun 2008.
ini
mengkaji efektivitas sistem penghimpunan zakat profesi
Tri Putra. 2012.
Hasil
penelitian
adalah
ini
terdapat
perbedaan
niat
beli
konsumen
pria
dan
1) Variabel bebas dalam penelitian
adalah
WOM 2) Variabel terikat dalam penelitian
Crocs setelah menerima
niat
informasi berupa WOM
produk)
ini
adalah
(mengonsumsi
3) Metode penelitian yang
34
penelitian ini untuk kepentingan
wanita terhadap produk
negatif.
ini
1) Variabel niat dalam
komersial. 2) Jenis WOM sudah ditentukan WOM negatif.
yaitu
digunakan
adalah
kuantitatif
yaitu
eksperimen
lapangan
dengan metode analisis data yaitu regresi. Farah Amini. 2004
Terpaan merupakan
kampanye
Penelitian ini juga mengkaji
WOM dalam penelitian ini
variabel
WOM untuk pemasaran ide
adalah variabel terikat
yang berpengaruh secara signifikan perilaku
sosial.
terhadap menyebarkan
WOM tentang kondom di
kalangan
pengunjung
remaja mal
di
Jakarta. Muhammad
Hadi.
2010.
konfigurasi implementasi
zakat
Penelitian ini mengkaji zakat
Penelitian ini menggunakan
profesi
metode penelitian kualitatif
profesi pegawai negeri
untuk
sipil
implementasi
di
Tulungagung,
perspektif sosiologi telah memberikan
mengetahui dalam
perspektif sosiologi
gambaran
tentang
bagaimana
mereka merekonseptualisasi pembayaran
zakat
profesi di media UPZ dan
BAZ,
dalam
kehidupan sosial. Octaviantika
Hasil
Benazir
menunjukkan
Kumala.
2012.
penelitian
ini
Penelitian
ini
meneliti
Minat beli dalam penelitian
bahwa
pengaruh
WOM
terhadap
ini minat beli produk yang
word of mouth memiliki pengaruh
minat beli
bersifat konsumtif.
signifikan
terhadap minat beli.
Pratama Suherman.
Hasil
penelitian
2011.
menunjukkan
ini
bahwa
Variabel terikat penelitian ini adalah niat.
efektivitas iklan internet tidak signifikan,
1) Variabel
bebas
dalam penelitian ini bukan WOM
berpengaruh
2) Variabel
sedangkan
terikat
penelitian ini adalah
35
kelompok referensi dan persepsi berpengaruh
niat beli produk
kualitas secara
signifikan terhadap niat beli produk Blackberry.
G. Kerangka berpikir Zakat terdiri dari dua jenis yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim pada harihari menjelang hari raya Idul Fitri dengan tujuan untuk menyucikan diri. Sedangkan zakat mal adalah zakat harta yang wajib ditunaikan jika kepemilikan harta seorang muslim mencapai nisab (jumlah harta yang wajib dikeluarkan zakat). Adapun varian zakat mal yaitu zakat hasil alam seperti zakat dari hasil pertanian, perkebunan, dan kehutanan; zakat hasil tambang, zakat uang, dan zakat penghasilan atau profesi. Zakat profesi dikenakan pada masyarakat yang memperoleh penghasilan dari pekerjaan. Profesi masyarakat yang beragam dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan besar yaitu masyarakat yang berprofesi sebagai pegawai di instansi milik pemerintah (pegawai negeri) dan masyarakat yang bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta (karyawan swasta). Niat karyawan swasta dalam menunaikan zakat profesi dipengaruhi oleh motivasi ibadah, motivasi pengetahuan berzakat, motivasi pendapatan, motivasi peran ulama, dan motivasi kredibilitas Lembaga Amil Zakat (LAZ). WOM (word of mouth) secara sederhana bermakna “komunikasi dari mulut ke mulut” biasanya digunakan untuk pemasaran produk komersial dan pemasaran ide sosial (social marketing). Zakat adalah salah satu ide sosial yang dapat disebarkan melalui bentuk komunikasi ini melalui sumber-sumber informasi berikut yaitu perusahaan (dalam hal ini LAZ), para ahli, dan teman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh WOM yang disampaikan oleh teman terhadap niat karyawan swasta membayar zakat profesi di Badan Amil Zakat Nasional. Kerangka berpikir di atas diilustrasikan melalui skema berikut : 36
Jenis Zakat
WOM
Fitrah
Zakat Hasil Alam
Mal
Zakat Tambang
motivasi ibadah
Zakat Uang
WOM untuk Pemasaran Produk
WOM untuk Social Marketing
Perusahaan
Para Ahli
Zakat Penghasilan dan Jasa
Pegawai Negeri
Karyawan Swasta
Motivasi pengetahuan berzakat
Motivasi pendapatan
Motivasi peran ulama
Motivasi kredibilitas LAZ
niat berzakat profesi di Baznas
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
37
Teman
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Group yang berlokasi di Menara 165, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. 2. Waktu penelitian Penelitian dilakukan selama delapan bulan dari bulan November 2015 hingga Agustus 2016. Jadwal terinci disajikan dalam bentuk tabel 3.1. Tabel 3.1 Agenda Penelitian No. 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan
2015 Nov Des
Jan
Feb
Mar
Apr
2016 Mei
Jun
Jul
Agt
Pengajuan proposal penelitian Pengujian proposal penelitian Revisi proposal penelitian Penyusunan instrumen penelitian Pengumpulan data Pengolahan dan analisis data Pemeriksaan keabsahan data Revisi BAB IV Revisi BAB V Uji Kelengkapan Penyerahan hasil penelitian Munaqosyah (sidang skripsi)
B. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yaitu metode untuk memperoleh gambaran mengenai situasi yang terjadi dengan cara pengumpulan, pengolahan data, dan
38
Sep
analisa data secara statistik yang akhirnya menarik kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan data.1 Penelitian ini menggunakan rancangan eskperimen lapangan. Penelitian eksperimen sendiri adalah satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hubungan hipotesis hubungan sebab-akibat. Metode ini menyajikan pendekatan yang paling valid untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial/pendidikan; suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan penelitian, kemudian peneliti memanipulasi variabel bebas (sesuatu stimuli, treatment, atau kondisi-kondisi eksperimental), kemudian mengobservasi pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan.2 Jenis penelitian eksperimen yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian eksperimen lapangan (field experimental). Eksperimen lapangan dilakukan guna mendapatkan hasil penelitian yang mendekati dengan lingkungan nyata, misalnya masyarakat. Keunggulan eksperimen lapangan adalah : 1. Lebih mudah dalam memberikan perlakuan, 2. Dapat dilakukan proses eksperimen dengan setting yang mendekati keadaan sebenarnya, 3. Hasil eksperimen lebih aktual dengan permasalahan yang dihadapi
3
oleh masyarakat. Dengan
menggunakan
penelitian
eksperimen
lapangan,
maka
penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana niat berzakat profesi (variabel terikat) yang dipengaruhi oleh Word of Mouth / WOM (variabel bebas). C. Desain penelitian Penelitian eksperimen lapangan ini menggunakan perlakuan / treatment berupa pemberian informasi oleh penulis terkait kelebihan berzakat penghasilan/profesi di Baznas (variabel X) sehingga dapat 1
Tri Putra, h.24 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Bandung : Alfabeta, 2014), h.217 3 Hamid Darmadi, h.219 2
39
diketahui pengaruhnya terhadap niat berzakat profesi pada karyawan swasta (variabel Y). Berikut
langkah-langkah
yang
dilakukan
dalam
pelaksanaan
eksperimen lapangan ini : 1. Peneliti menyertakan brosur di muka kuesioner yang berisi tentang kelebihan berzakat di Baznas agar responden mendapatkan informasi tentang kelebihan berzakat di Baznas sebelum mengisi angket. (Variabel X : WOM) 2. Peneliti ingin mengetahui pengetahuan karyawan ESQ Group terkait sosialisasi dan saluran-saluran promosi Baznas (variabel X : WOM). 3. Responden diminta untuk menyatakan niat berzakat profesi setelah mengetahui informasi dari peneliti yang dalam hal ini sebagai sumber informasi WOM dari teman. (Variabel Y : niat berzakat profesi di Baznas) Langkah penelitian tersebut digambarkan dalam skema penelitian berikut ini : X
Y
X : Informasi /WOM (variabel 1/variabel bebas) Y : Niat berzakat profesi (variabel 2/ variabel terikat) Gambar 3.1 Skema desain eksperimen lapangan
D. Populasi dan sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan ESQ Group yang berjumlah 250 orang. Selanjutnya untuk mendapatkan sampel yang representatif, dan lebih pasti atau mendekati populasi yang ada, menurut Arikunto, peneliti dapat mengambil sampel minimal 10% dan juga dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengambilan data.4 Dalam hal 4
Dian Puspita Lating, “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja (Studi Kasus di PT Sarana Agro Nusantara Belawan)”, Tesis pada Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2010. h.40, tidak dipublikasikan
40
ini penulis mengambil sampel melebihi yang dipersyaratkan sebanyak 50 karyawan atau lebih dari 20%.
E. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket, wawancara, dan data kepustakaan. 1. Kuesioner Menurut Neuman dalam Kumala5, teknik ini dilakukan dengan memberikan
pertanyaan
terstruktur
kepada
responden
guna
mendapatkan informasi spesifik dan melibatkan pengelolaan data. Keunggulan teknik ini adalah penulis dapat memperoleh informasi yang akurat dan secara langsung dari orang-orang yang akan dimintai informasi. Kuesioner disebar selama bulan Juni 2016. Kuesioner terdiri atas 2 bagian, yaitu : a. Bagian pertama berisi pertanyaan mengenai WOM (variabel X). b. Bagian kedua berisi pertanyaan yang menyatakan niat berzakat di Baznas (variabel Y). 2. Wawancara Wawancara digunakan oleh penulis untuk memperkuat hasil penelitian yang telah ditemukan melalui kuesioner. Penulis melakukan wawancara tentang WOM dan niat berzakat profesi kepada 10% dari jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian sebanyak 5 orang. Wawancara akan menghasilkan jawaban secara kualitatif sehingga mendukung analisa statistik. 3. Penelusuran pustaka atau internet Penelusuran ini juga memberikan jawaban secara kualitatif untuk mendukung analisa penulis atau memberikan jawaban yang tidak dihasilkan oleh wawancara. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencari informasi dari buku, jurnal, artikel internet, atau aplikasi yang 5
Octaviana Benazir Kumala, h.48
41
berkaitan dengan hasil penelitian. Kemudian hasil penelusuran tersebut akan dikaitkan dengan analisa statistik sehingga menghasilkan kesimpulan tentang bahasan penelitian.
F. Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.6 Instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk mengetahui pengaruh WOM terhadap niat berzakat mal di Baznas adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengetahui : 1. Sejauh mana suatu pertanyaan dapat mempengaruhi responden menunjukkan sikap yang positif terhadap hal-hal yang ditanyakan. 2. Sejauh mana suatu pertanyaan dapat mempengaruhi responden agar dengan suka rela membantu peneliti dalam menemukan halhal yang dicari oleh peneliti 3. Sejauh mana suatu pertanyaan menggali informasi yang responden sendiri tidak meyakini kebenarannya7 Untuk mengetahui hal-hal di atas, kuesioner menggunakan skala likert dengan ukuran interval skala 6 (1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = agak tidak setuju, 4 = agak setuju, 5 = setuju, 6=sangat setuju) dengan tujuan untuk mengurangi kecenderungan responden menjawab ragu-ragu atau netral.8 dalam bentuk kalimat pernyataan agar penulis mendapatkan model jawaban yang menghasilkan jenis data berskala nominal sehingga jawaban yang dikumpulkan memiliki fleksibilitas yang lebih besar dengan bias yang kecil.9 Gambaran indikator-indikator pernyataan yang diajukan kepada responden dalam kuesioner disajikan dalam bentuk tabel 3.2 berikut :
6
Sugiyono, h.148 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung : Graha Ilmu, 2006), h.108 8 Octaviana Benazir Kumala, h.66 9 Jonathan Sarwono, h.108 7
42
Tabel 3.2 Indikator-indikator pernyataan dalam kuesioner
Variabel X (WOM)
Y (Niat Berzakat Profesi di Baznas)
Indikator Melakukan diskusi atau mendengar testimoni zakat profesi di Baznas Mendengar berita atau melihat iklan promosi terkait zakat profesi di Baznas Mengetahui zakat profesi di Baznas dari orang terdekat (keluarga) Mendengar Baznas dari teman kampus/rekan kerja Mendengar Baznas dari karyawan Baznas Mendengar Baznas dari ulama Tertarik untuk mencari informasi tentang Baznas Ingin mendaftarkan diri menjadi muzaki di Baznas Mempertimbangkan berzakat profesi di Baznas Ingin berzakat di Baznas Ingin berzakat profesi melalui saluran yang disediakan oleh Baznas Tertarik dengan fasilitas berzakat profesi yang diberikan oleh Baznas Ingin berzakat profesi di Baznas karena ibadah Ingin berzakat profesi karena tahu cara berzakat di Baznas Ingin berzakat karena
43
Nomor Soal 1
2
3
4
5 6 1-2
3,4, dan 7
5
6
9-11
8 dan 12
13
14
penghasilannya mencukupi untuk berzakat profesi di Baznas Ingin berzakat karena tahu Baznas adalah lembaga yang kredibel dalam menyalurkan zakat
15
16
Sedangkan untuk instrumen wawancara adalah pedoman pertanyaan wawancara. Pedoman pertanyaan wawancara mengacu kepada indikatorindikator yang disajikan dalam bentuk tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3 Indikator-indikator pertanyaan dalam wawancara
No.
Indikator 1. Mendiskusikan zakat profesi 2. Pernah mendengar berita atau iklan tentang zakat profesi 3. Mengetahui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 4. Menyatakan niat berzakat
5. Menyatakan alasan profesi di Baznas 6. Menyatakan fasilitas yang disukai
berzakat berzakat
Pertanyaan Apakah Saudara pernah mendiskusikan zakat profesi? Apakah Saudara pernah mendengar berita atau iklan tentang zakat profesi? Apakah Saudara mengetahui Baznas? Apakah Saudara memiliki keinginan untuk berzakat profesi di Baznas? Mengapa Saudara ingin berzakat profesi di Baznas? Apa fasilitas berzakat yang Saudara sukai di Baznas?
G. Analisis data Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan melalui uji statistik. Sebelum melakukan uji statistik, data mentah ditransformasikan terlebih dahulu ke bentuk yang lebih mudah dipahami oleh pembaca melalui statistik deskriptif. Statistik deskriptif meliputi distribusi frekuensi, distribusi persen, dan rata-rata (mean).
44
Data yang terkumpul melalui kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS, kemudian dianalisis secara deskriptif dan dilakukan pengujian hipotesis. 1. Analisis statistik deskriptif Analisis statistik deskriptif adalah analisis informasi data mentah ke dalam bentuk yang mudah dipahami atau diinterpretasikan. Bentuk interpretasi yang digunakan adalah tabel sebaran frekuensi. Tujuan analisis statistik deskriptif ini untuk menentukan faktor-faktor penyebab suatu permasalahan dan kemudian membuat program untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan di lapangan. Hasil dari analisis statistik deskriptif ini adalah rangkuman statistik yang menunjukkan karakteristik responden. 2. Analisis distribusi frekuensi relatif Analisis distributif frekuensi relatif digunakan untuk mengetahui kecenderungan jawaban yang mewakili populasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis ini adalah mengkategorisasikan data, mengolah, dan menganalisis serta menjelaskan data yang kemudian hasilnya diambil dan dijadikan kesimpulan. Dalam melakukan analisis ini, penulis menggunakan rumus distribusi frekuensi relatif, yaitu :
P = Angka persentase F = Jumlah frekuensi (banyaknya individu / number of case) N = Jumlah responden10
3. Analisis korelasi Spearman Korelasi Spearman merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel berdasarkan peringkat. Korelasi ini dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi ini menghasilkan angka positif, hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar
10
Anas Sudiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.43
45
maka variabel tergantungnya juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif, hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya menjadi kecil. Penafsiran korelasi Spearman dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan, kita perlu mempunyai kriteria yang menunjukkan kuat atau lemahnya korelasi. Kriterianya sebagai berikut :11 a. Angka korelasi berkisar antara 0-1 b. Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. Patokan angkanya adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Patokan angka Korelasi Spearman
Koefisien Korelasi
Interpretasi
0 – 0,25
Korelasi lemah
0,25 – 0,5
Korelasi cukup
0,5 – 0,75
Korelasi kuat
0,75 – 1
Korelasi sangat kuat
4. Uji hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji regresi. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) yaitu WOM terhadap variabel terikat (Y) yaitu niat berzakat profesi di Baznas dan untuk menguji hipotesis penelitian. Jenis analisis regresi yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan tujuan untuk mencari tahu besarnya pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Regresi linear sederhana memiliki persamaan seperti di bawah ini : Y = a + bX Y : variabel dependen X : variabel independen 11
Amaliah, Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak dipublikasikan. h. 44
46
a
: konstanta regresi
b
: slope atau kemiringan garis regresi12 Langkah yang ditempuh untuk menguji hipotesis dalam regresi
linear sederhana adalah menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Prosedur dalam melakukan uji t adalah sebagai berikut13: a) Menyatakan hipotesis Hipotesis yang diuji dalam uji t adalah : H0,
1
= 0, tidak ada pengaruh WOM terhadap niat berzakat
profesi di Baznas H1,
1
0, ada pengaruh WOM terhadap niat berzakat profesi
di Baznas b) Menentukan thitung c) Menentukan ttabel Ttabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 (5%) dengan derajat kebebasan df=n-2 d) Kriteria pengujian Jika –ttabel
thitung
ttabel maka H0 diterima
Jika –ttabel < thitung > ttabel maka H0 ditolak e) Membuat kesimpulan Analisis regresi dalam penelitian ini dibantu oleh aplikasi SPSS.
H. Uji validitas dan reliabilitas 1. Uji validitas Uji validitas atau kesahihan bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dalam penelitian dapat mengukur apa yang akan diukur.14 Uji validitas dilakukan adalah validitas yang bersifat
12
Octaviantika Benazir Kumala, h.55 Amaliah, h. 46 14 Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2012), h.338 13
47
empirik yaitu mengujicobakan data-data bersifat kuantitatif yang diperoleh dari lapangan dengan subjek penelitian yang sama. Untuk menganalisis validitas tersebut dapat menggunakan jasa statistik. Hasil data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut : ∑ √
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
atau
√ ∑
∑
Jika koefisien korelasi (r) diperoleh
∑
daripada koefisien di tabel
dengan nilai-nilai kritis r, yaitu pada taraf signifikansi 5% atau 1%, instrumen tes yang diujicobakan tersebut dapat dinyatakan valid.15
2. Uji reliabilitas Setelah mendapatkan data yang valid, langkah selanjutnya adalah mengukur reliabilitas. Uji reliabilitas atau keterpercayaan menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.16 Alat ukur berupa kuesioner menghasilkan jawaban yang berskala yaitu jawaban skala 6, maka uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach. Alpha Cronbach digunakan untuk menguji reliabilitas pertanyaan-pertanyaan dalam sebuah angket. Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut : ∑ r : koefisien reliabilitas yang dicari k : jumlah butir pertanyaan (soal) : varians butir-butir soal : varians skor tes Varians butir itu sendiri dapat diperoleh dengan mempergunakan rumus berikut :
15 16
Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki, h.341 Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki, h.341
48
∑ ∑
∑
: Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-n
Setelah penghitungan indeks reliabilitas untuk sebuah instrumen yang diujicobakan ditemukan, selanjutnya perlu ditafsirkan arti harga indeks yang diperoleh itu. Soal dalam instrumen dapat dinyatakan reliabel jika harga r yang diperoleh mencapai 0,60.17
I. Hipotesis statistik Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh WOM terhadap niat berzakat profesi masyarakat di Baznas, penulis menyusun dua hipotesis yang diuji secara statistik sebagai berikut : H0 : tidak ada pengaruh WOM terhadap niat berzakat profesi masyarakat di Baznas H1 : ada pengaruh WOM terhadap niat berzakat profesi masyarakat di Baznas
17
Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki, h.351-354
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi tempat dan sejarah tempat penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Group yang berlokasi di Menara 165, Jalan TB Simatupang Kavling 1, Cilandak, Jakarta Selatan. 2. Sejarah Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Group ESQ LC adalah lembaga pelatihan sumber daya manusia yang bertujuan membentuk karakter melalui penggabungan 3 potensi manusia yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Selama ini, ketiga potensi tersebut terpisah dan tidak didayagunakan secara optimum untuk membangun sumber daya manusia. Akibatnya, terjadi krisis moral dan split personality yang berdampak pada turunnya kinerja. Lebih buruk lagi, mereka menjadi manusia yang kehilangan makna hidup serta jati dirinya. Pelatihan ESQ adalah solusi untuk menjawab permasalahan tersebut dengan menggunakan metode spiritual engineering yang komprehensif serta berkelanjutan. Melalui pelatihan ESQ, ketiga potensi manusia digabungkan dan dibangkitkan sehingga terbentuk karakter yang tangguh, peningkatan produktivitas sekaligus melahirkan kehidupan yang bahagia dan penuh makna. Setelah 10 tahun berdiri, sejak 16 Mei 2000, ESQ LC telah menjadi salah satu lembaga pelatihan sumber daya manusia terbesar di Indonesia. Setiap bulan terselenggara rata-rata 100 kegiatan pelatihan di dalam maupun luar negeri, dan menghasilkan alumni per bulan rata-rata 10.00015.000 orang. Sampai dengan saat ini, telah terselenggara lebih dari 5,000 pelatihan (data per November 2010) dengan total alumni hampir 1 juta orang (data per November 2010). Untuk melaksanakan itu semua, ESQ LC saat ini didukung lebih dari 500 orang karyawan.
50
Sejak tahun 2006, mulai diselenggarakan pelatihan di luar negeri seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Belanda, Amerika Serikat, dan Australia. Tahun 2009, beberapa negara lainnya seperti Jepang, Dubai, Mesir pun menunggu untuk terselenggaranya pelatihan ESQ. Khusus di Malaysia, sejak bulan April 2007 secara resmi dibuka cabang ESQ. Pelatihan ESQ bukan hanya ditujukan bagi kalangan dewasa namun juga bagi mahasiswa, remaja dan anak-anak, sebagai generasi penerus masa depan yang harus diselamatkan. Menyadari akan tanggung jawab sosialnya, Lembaga Pelatihan ESQ
bekerjasama dengan Forum
Komunikasi Alumni ESQ telah melaksanakan berbagai program bagi masyarakat dan salah satu diantaranya adalah pelatihan cuma-cuma bagi lebih dari 100,000 (data per November 2010) guru di seluruh Indonesia. Tujuannya, agar para guru memiliki kecerdasan emosional dan spiritual disamping kecerdasan intelektual dan membangun ketiga kecerdasan tersebut pada para siswa. Program tersebut akan terus digulirkan hingga target minimum 1 juta orang guru tercapai pada tahun 2020.1
B. Uji validitas dan reliabilitas data 1. Uji validitas Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS 22. Berikut adalah hasil dari uji validitas yang dilakukan pada 15 responden. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pernyataan Pernah mendiskusikan tentang zakat profesi Baznas Pernah melihat promosi zakat profesi Baznas
rhitung
rtabel
0.160
0.553
0.276
0.553
1
Keterangan
Kesimpulan
r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan
r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan
http://www.esqway165.com/about-us/ diakses oleh penulis pada hari Kamis, 9 Juni 2016 pukul 15:33 WIB
51
Pernah mendengar berita zakat profesi Baznas Pernah melihat iklan zakat profesi Baznas di Media Sosial/Web Pernah direkomendasikan orang lain untuk berzakat profesi di Baznas Mengetahui zakat profesi Baznas dari orang tua Mengetahui zakat profesi Baznas dari saudara/kerabat Mengetahui zakat profesi Baznas dari teman kampus Mengetahui zakat profesi Baznas dari karyawan Baznas Mengetahui zakat profesi Baznas dari rekan kerja Mengetahui zakat profesi Baznas dari orang lain Mengetahui zakat profesi Baznas dari tausyiah ulama Pernah mendengar testimoni orang lain tentang zakat profesi di Baznas Sikap ingin mencari lagi informasi tentang zakat profesi di Baznas Sikap ingin mengecek media sosial/web Baznas Ketertarikan untuk mendaftar menjadi muzaki di Kantor Baznas Ketertarikan untuk mendaftar menjadi muzaki melalui situs web Sikap ingin menunaikan zakat profesi di Baznas sekarang Ketertarikan untuk memiliki Baznas Card dan NPWZ Ketertarikan untuk mengunduh aplikasi „muzaki‟
r negatif (rhitung < rtabel) 0.225
0.553
0.047
0.553
r negatif (rhitung < rtabel)
0.219
r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dibuang
r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dimutakhirkan
0.553
-0.141
0.553
0.215
0.553
r negatif (rhitung < rtabel)
-0.121
0.729 0.703
0.553
0.677
0.553
0.752
0.553
0.699
0.662 0.688
0.553
0.798
0.553
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
0.553
0.819
0.553
0.826
0.553
0.684
0.553
52
Tidak valid, dimutakhirkan
0.553
0.553
0.815
r negatif (rhitung < rtabel) 0.553
0.553
Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dimutakhirkan
Ketertarikan untuk berzakat profesi di Baznas melalui internet banking Ketertarikan untuk berzakat profesi di Baznas melalui ATM Ketertarikan untuk berzakat profesi di Baznas melalui mobile banking Ketertarikan untuk berzakat profesi di Baznas melalui layanan jemput zakat Ketertarikan pada fasilitas pengiriman BSZ ke rumah Ketertarikan pada fasilitas pengurang PPh Berzakat profesi di Baznas karena iman kepada Allah SWT Sikap percaya bahwa berzakat profesi di Baznas dapat mensucikan jiwa Baznas adalah tempat yang tepat untuk berzakat profesi Berzakat profesi di Baznas karena tahu kemudahan cara menyetorkannya Berzakat profesi di Baznas karena penghasilan telah cukup Berzakat profesi di Baznas tidak mengurangi uang untuk memenuhi kebutuhan Berzakat profesi di Baznas karena tahu profesionalisme Baznas
0.727
0.631
0.671
0.235
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan
r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan
r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dimutakhirkan
0.553
0.553
0.553
0.553
0.379
0.553
0.340
0.553
0.358
0.553
r negatif (rhitung < rtabel)
0.701
0.520
0.365
0.463
0.566
0.528
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Tidak valid, dilibatkan
r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan
r positif (rhitung > rtabel)
Tidak Valid, dimutakhirkan
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Tidak Valid, dilibatkan
0.553
0.553
0.553
0.553
0.553
0.553
Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan aplikasi SPSS 22, dapat ditarik kesimpulan bahwa 18 pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid karena rhitung 18 pernyataan tersebut bernilai lebih besar dari rtabel (0,553). Adapun untuk 12 pernyataan yang tidak valid namun dimutakhirkan atau tetap dilibatkan dalam tes karena pernyataan-
53
pernyataan tersebut diperlukan untuk kepentingan penelitian. Menurut Abdullah dan Susanto, jika tidak memungkinkan untuk dibuang maka redaksi dari pertanyaan tersebut diubah sehingga sesuai dengan tujuan penelitiannya.2 Langkah yang diambil oleh penulis untuk memutakhirkan pernyataan-pernyataan yang tidak valid adalah merubah redaksi dari pernyataan tersebut sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Pengubahan redaksi yang dilakukan oleh penulis adalah menggabungkan pernyataan yang tidak valid dengan pernyataan yang tidak valid lainnya atau pernyataan yang valid dengan kriteria pernyataan tersebut memiliki bahasan yang sama. Contoh : ketertarikan pada fasilitas jemput zakat, fasilitas pengiriman Bukti Setor Zakat (BSZ) ke rumah, dan fasilitas pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) apabila menyertakan BSZ dalam SSP (Surat Setoran Pajak). Ketiga pernyataan tersebut tidak valid dan memiliki bahasan yang sama yaitu fasilitas. Ketiga pernyataan tersebut digabungkan dalam satu pernyataan dalam angket. 1 soal yang tidak valid dan tidak dapat dimutakhirkan akan dibuang dari tes. 2. Uji reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS 22. Berikut adalah hasil dari uji reliabilitas yang dilakukan pada 15 responden. Tabel 4.2 Hasil uji Reliabilitas
Koefisien alfa Jumlah cronbach pertanyaan 0.919 33
2
Sarini Abdullah dan Taufik Edy Susanto, Statistika Tanpa Stres, (Jakarta : Transmedia, 2015), h.258
54
Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan uji alpha cronbach dalam aplikasi SPSS 22, seluruh pernyataan dalam angket dinyatakan reliabel karena rata-rata nilai ralpha didapatkan senilai 0,919. Pernyataan dalam kuesioner dinyatakan reliabel apabila ralpha masing-masing pernyataan bernilai lebih besar dari 0,60.
C. Karakteristik responden 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.3 Umur Responden Usia
0 21 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 39 40 46 Total
Frekuensi Persentase
11 1 2 2 4 2 3 5 2 2 5 2 1 2 2 1 1 1 1 50
22% 2% 4% 4% 8% 4% 6% 10% 4% 4% 10% 4% 2% 4% 4% 2% 2% 2% 2% 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa usia responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini berkisar antara 21 – 46 tahun. Responden yang paling banyak diteliti adalah usia 28 dan 31 tahun 55
masing-masing sebanyak 5 orang atau 10%. Responden berusia 25 tahun sebanyak 4 orang atau sebanyak 8%. Responden usia 27 tahun sebanyak 3 orang atau 6%. Responden yang berumur 23, 24, 26, 29, 30, 32, 34, dan 35 masing-masing sebanyak 2 orang atau 4%. Sisanya masing-masing sebanyak 1 orang atau 2%. Untuk angka 0 di dalam tabel menunjukkan responden yang enggan menyebutkan umurnya. Mereka berjumlah cukup banyak sekitar 11 orang atau 22%. 2. Karakteristik responden berdasarkan bidang pekerjaan Tabel 4.4 Pekerjaan Responden Pekerjaan Frekuensi Persentase Admin 2 4% Akuntan 1 2% Desainer 2 4% Dosen 6 12% Editor 1 2% Karyawan 31 62% Keuangan 2 4% Magang 1 2% Pemasar 1 2% Pengajar 1 2% Satpam 1 2% TI 1 2% Total 50 100% Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa terdapat beragam bidang pekerjaan yang ada di ESQ Group yaitu Staf Administrasi, Akuntan, Desainer Grafis, Editor, Dosen, Pengajar, Staf Keuangan, Staf Pemasaran, Staf Keamanan (Satpam), Staf Teknologi dan Informasi (TI), dan Karyawan Magang. Karyawan yang tidak menunjukkan spesifikasi pekerjaannya berjumlah 31 orang atau 62%. Dosen yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 6 orang atau 12%. Staf administrasi, staf keuangan, dan desainer yang terlibat dalam penelitian ini masing-masing berjumlah 2 orang atau 4%. Sisanya masing-masing 1 orang atau 2%.
56
3. Karakteristik responden berdasarkan kota mukim Tabel 4.5 Kota Kediaman Responden Kota Kediaman Frequency Persentase Bekasi 4 8% Bogor 1 2% Depok 9 18% Jakarta 32 64% Tangerang 1 2% Tangsel 3 6% Total 50 100% Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa karyawan ESQ Group tidak semua berdomisili di Jakarta meskipun mereka yang bertempat tinggal di Jakarta memang mayoritas sebanyak 64% atau 32 orang. Sebanyak 9 orang atau 18% bermukim di Kota Depok. Sebanyak 4 orang atau 8% bermukim di wilayah Bekasi. Sebanyak 3 orang atau 6% bermukim di Kota Tangerang Selatan. Karyawan yang bermukim di wilayah Bogor, dan Tangerang masing-masing berjumlah 1 atau 2%. 4. Karakteristik responden berdasarkan tingkat penghasilan Tabel 4.6 Tingkat Penghasilan Responden Rentang Penghasilan
Frekuensi
Persentase
1 1 1 26 21 50
2% 2% 2% 52% 42% 100%
0 0 - 1.000.000 1.000.000 - 3.000.000 3.000.000 - 5.000.000 > 5.000.000 Total
57
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat tingkat penghasilan responden perbulan. Terdapat 1 orang yang enggan mengisi kolom tingkat penghasilan, 1 orang yang berpenghasilan di bawah Rp.1.000.000, dan 1 orang
berpenghasilan
dalam
jangkauan
Rp.1.000.000
hingga
Rp.3.000.000. Sebanyak 26 orang atau 52% berpenghasilan sebesar Rp. 3.000.000 – Rp.5.000.000. Sebanyak 21 orang atau 42% yang berpendapatan di atas Rp.5.000.000. D. Hasil angket penelitian Hasil dari kuesioner penelitian dianalisis dengan cara diuraikan dalam bentuk tabel mean (rata-rata) nilai jawaban pertanyaan. Kemudian analisa hasil dari kuesioner didukung oleh hasil wawancara dan penelusuran pustaka. Berikut penyajian tabel hasil kuesioner yang diberikan kepada 50 karyawan swasta di ESQ Group. 1. Variabel Word of Mouth (WOM) Variabel WOM terdiri dari dua dimensi yaitu volume dan dispersi. Volume adalah elemen yang mengukur banyaknya WOM yang ada.3 Sedangkan dispersi adalah penyebaran WOM pada komunitas sejenis atau di luar komunitas homogen.4 Dimensi volume memiliki beberapa indikator yaitu seringnya mendiskusikan informasi tersebut dengan orang lain, seringnya mendengar informasi atau testimoni, sering mendengar berita atau iklan promosi melalui berbagai saluran seperti media cetak, elektronik, internet, maupun media sosial. Sedangkan
indikator-indikator
dimensi
dispersi
adalah
mengetahui informasi dari kalangan sendiri seperti orang tua, saudara, kerabat, atau tetangga maupun komunitas luas seperti teman kampus, rekan kerja, pemberi informasi resmi dari pencipta produk (dalam hal ini Baznas), hingga ulama. Berikut adalah pembahasan hasil kuesioner 3 4
Octaviantika Benazir Kumala, h.29 Octaviantika Benazir Kumala, h.30
58
yang disajikan per butir pertanyaan dalam bentuk distribusi frekuensi relatif. a. Hasil angket tentang seringnya mendiskusikan atau mendengar testimoni orang lain tentang zakat profesi di Baznas Persentase jawaban cenderung tinggi pada jawaban tidak pernah sama sekali sebanyak 24% dan tidak pernah sebanyak 42%. Hal ini menunjukkan bahwa topik tentang zakat profesi bukan merupakan bahan diskusi para karyawan dengan orang lain. Beberapa karyawan dari jumlah yang diwawancarai menyatakan bahwa ada yang pernah membicarakan zakat penghasilan namun lainnya tidak pernah. Karyawan yang tidak pernah membicarakan zakat profesi menyatakan bahwa topik obrolan dengan orang lain adalah cenderung masalah pekerjaan. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel distribusi frekuensi di bawah ini : Tabel 4.7 Hasil kuesioner untuk WOM dimensi volume pertanyaan pertama Jawaban Frekuensi Tidak Pernah Sama Sekali 12 Tidak Pernah 21 Mungkin Pernah 8 Pernah 9 Sering 0 Selalu 0
Persentase 24% 42% 16% 18% 0% 0%
b. Hasil angket tentang sering mendengar berita atau iklan zakat profesi di Baznas Jawaban responden mengarah kepada pengalaman pernah mendengar berita dan iklan. Sebanyak 26% responden menyatakan mungkin pernah, sebanyak 28% menyatakan pernah, dan 20% menyatakan sering mendengarkan berita dan iklan tentang zakat profesi di Baznas. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, diketahui bahwa para karyawan cukup familiar dengan bentuk
59
promosi Baznas melalui media spanduk atau berita di televisi. Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi berikut ini : Tabel 4.8 Hasil kuesioner untuk WOM dimensi volume pertanyaan ke-2 Jawaban Tidak Pernah Sama Sekali Tidak Pernah Mungkin Pernah Pernah Sering Selalu
Frekuensi 9 4 13 14 10 0
Persentase 18% 8% 26% 28% 20% 0%
c. Hasil angket tentang mengetahui zakat profesi di Baznas dari orang terdekat Diketahui bahwa responden yang menjawab tidak mengetahui zakat profesi di Baznas dari orang terdekat seperti orang tua, saudara, kerabat, atau tetangga sebanyak 32%. Sebanyak 16% menyatakan tidak tahu sama sekali. Responden yang menjawab mungkin tahu sebanyak 30%, tahu sebanyak 16%, dan cukup tahu sebanyak 6%. Data ini menunjukkan bahwa penyebaran informasi tentang zakat profesi di Baznas di kalangan keluarga atau lingkungan sekitar rumah masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi berikut ini : Tabel 4.9 Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan ke-1 Jawaban Tidak Tahu Sama Sekali Tidak Tahu Mungkin Tahu Tahu Cukup Tahu Sangat
60
Frekuensi 8 16 15 8 3 0
Persentase 16% 32% 30% 16% 6% 0%
a. Hasil angket tentang mengetahui zakat profesi Baznas dari teman kampus atau rekan kerja Sebanyak 38% responden yang menjawab tidak tahu dan 16% responden yang menjawab tidak tahu sama sekali diketahui tidak mengetahui zakat profesi di Baznas dari rekan kerja atau teman kampus. Sisanya menyatakan jawaban bahwa mereka mengetahui zakat profesi di Baznas melalui teman kampus atau rekan kerja. Hal ini dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini : Tabel 4.10 Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan ke-2 Jawaban Tidak Tahu Sama Sekali Tidak Tahu Mungkin Tahu Tahu Cukup Tahu Sangat
Frekuensi 8 19 16 5 2 0
Persentase 16% 38% 32% 10% 4% 0%
e. Hasil angket tentang mengetahui zakat profesi di Baznas dari karyawan atau petugas promosi Baznas Para responden lebih banyak menjawab tidak tahu dan tidak tahu sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya interaksi antara petugas promosi atau karyawan Baznas dengan para karyawan. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel sebaran frekuensi berikut ini : Tabel 4.11 Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan ke-3 Jawaban Tidak Tahu Sama Sekali Tidak Tahu Mungkin Tahu Tahu Cukup Tahu Sangat Tahu
Frekuensi 15
Persentase 30%
23 4 6 1 0
46% 8% 12% 2% 0%
61
f. Hasil angket tentang mengetahui zakat profesi di Baznas dari tausyiah ulama Para responden lebih banyak menjawab tidak tahu dan tidak tahu sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya tausyiah ulama di berbagai media yang mengangkat zakat penghasilan. Acara siraman rohani di televisi atau ceramah agama di masjid biasanya mengangkat tema permasalahan keseharian seperti relasi dengan Allah (hablumminallah) dan relasi dengan sesama manusia (hablumminannaas) seperti akhlakul karimah atau akhlak terpuji. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel sebaran frekuensi berikut ini. Tabel 4.12 Hasil kuesioner untuk WOM dimensi dispersi pertanyaan ke-4 Jawaban Tidak Tahu Sama Sekali Tidak Tahu Mungkin Tahu Tahu Cukup Tahu Sangat
Frekuensi 10
Persentase 20%
19 12 7 2 0
38% 24% 14% 4% 0%
2. Variabel niat berzakat profesi Variabel niat berzakat profesi terdiri dari beberapa indikator yaitu : 1) menyatakan keinginan untuk mencari informasi lagi tentang zakat profesi 2) menunjukkan ketertarikan untuk mendaftar menjadi muzaki 3) mempertimbangkan untuk berzakat profesi 4) menyatakan keinginan untuk berzakat profesi 5) menyatakan keinginan untuk menyalurkan zakat profesi melalui saluran yang disediakan 6) menunjukkan ketertarikan kepada fasilitas-fasilitas berzakat yang ditawarkan, dan
62
7) menyatakan keinginan berzakat profesi karena beberapa motivasi seperti keimanan, pengetahuan, pendapatan, dan kredibilitas Baznas. Berikut adalah paparan hasil kuesioner tentang niat berzakat profesi yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif. a. Hasil angket mengenai pencarian informasi lagi tentang zakat profesi di Baznas Sebanyak 36% responden cukup setuju dan 56% responden setuju untuk mencari informasi lagi terkait zakat profesi di Baznas dari beragam sumber. Sikap setuju tersebut sesuai dengan tahapan pengambilan keputusan dalam konsep niat beli. Setelah publik mengenal suatu produk, publik kemudian mencari informasi dari bermacam-macam sumber untuk dievaluasi. Pada saat evaluasi tersebut, mulai terbentuk niat dalam diri. Begitu pula dalam niat berzakat profesi di Baznas karena pada dasarnya zakat penghasilan merupakan salah satu produk yang ditawarkan oleh Baznas kepada khalayak. Para karyawan yang sedang mengenal zakat profesi yang ditawarkan oleh Baznas, kemudian tidak serta merta langsung mengeluarkan zakatnya, namun mencari informasi terlebih dahulu melalui berbagai sumber informasi. Tahap pencarian informasi tersebut menjadi penting karena dapat menimbulkan niat berzakat atau tidak. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini : Tabel 4.13 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan pertama Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
63
Frekuensi 0 3 1 18 28 0
Persentase 0% 6% 2% 36% 56% 0%
b. Hasil angket mengenai pengecekan media resmi Baznas Para karyawan juga ingin mencari informasi yang disampaikan langsung oleh Baznas melalui media sosial dan situs web resminya. Mengecek media sosial dan situs web-nya merupakan bagian dari tahapan pencarian informasi dan langkah konfirmasi dari penelusuran informasi dari berbagai sumber yang telah dilakukan. Hal ini dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi berikut. Tabel 4.14 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-2 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 0 0% 3 7
6% 14%
13 26 1
26% 52% 2%
c. Hasil angket mengenai ketertarikan untuk menjadi muzaki Baznas secara langsung Diketahui bahwa 34% responden cukup tertarik untuk meregistrasikan diri sebagai muzaki Baznas langsung di kantornya. Kelompok responden yang menjawab setuju mungkin memiliki niat untuk mendaftar sekaligus menambah informasi terkait zakat penghasilan dan Baznas itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel sebaran frekuensi berikut.
64
Tabel 4.15 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-3 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 1 2% 9 16
18% 32%
17 5 1
34% 10% 2%
d. Hasil angket tentang ketertarikan mendaftar menjadi muzaki melalui situs web Baznas Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 32% dan setuju yaitu sebanyak 26% daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2%, tidak setuju sebanyak 6%, dan agak tidak setuju sebanyak 34%. Hal tersebut menunjukkan para karyawan menyukai cara praktis dan lebih dekat dengan tangan mereka untuk mendaftarkan diri menjadi muzaki di Baznas yaitu melalui formulir online di muzaki corner yang terdapat di situs web Baznas yaitu www.baznas.go.id karena mereka tidak perlu repot mengunjungi kantor Baznas. Hal ini dapat dilihat melalui tabel sebaran frekuensi berikut. Tabel 4.16 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-4 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
65
Frekuensi Persentase 1 2% 3 17
6% 34%
16 13 0
32% 26% 0%
e. Hasil angket mengenai mempertimbangkan berzakat profesi di Baznas bulan depan Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 38%, setuju yaitu sebanyak 28%, dan sangat setuju sebanyak 2% daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2%, tidak setuju sebanyak 6%, dan agak tidak setuju sebanyak 12%. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan setuju untuk mempertimbangkan menunaikan zakat profesi di Baznas bulan depan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara. Beberapa karyawan yang diwawancara menyatakan bahwa mereka memiliki keinginan berzakat profesi di Baznas mulai bulan depan sejak melakukan wawancara dengan penulis. Hal di atas dapat dilihat pada tabel sebaran frekuensi berikut : Tabel 4.17 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-5 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 1 2% 3 12
6% 24%
19 14 1
38% 28% 2%
f. Hasil angket mengenai berzakat profesi di Baznas sekarang Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 30%, setuju yaitu sebanyak 20%, dan sangat setuju sebanyak 2% daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4%, tidak setuju sebanyak 12%, dan agak tidak setuju sebanyak 32%. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan setuju untuk menunaikan zakat penghasilan di Baznas sekarang atau setelah
66
menerima informasi tentang zakat profesi di Baznas. Hal ini sesuai dengan pepatah yang terdapat di masyarakat yaitu “niat baik harus disegerakan”. Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel sebaran frekuensi berikut. Tabel 4.18 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-6 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 2 4% 6 16
12% 32%
15 10 1
30% 20% 2%
g. Hasil angket mengenai ketertarikan untuk memiliki Baznas Card dan NPWZ Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 40%, setuju yaitu sebanyak 24%, daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4%, tidak setuju sebanyak 8%, dan agak tidak setuju sebanyak 24%. Hal ini menunjukkan bahwa Baznas Card dan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) yang tercantum dalam kartu tersebut dapat menarik minat para karyawan. Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel sebaran frekuensi di bawah ini.
67
Tabel 4.19 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-7 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 2 4% 4 12
8% 24%
20 12 0
40% 24% 0%
h. Hasil angket tentang ketertarikan untuk mengunduh aplikasi “muzaki” Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 44%, setuju yaitu sebanyak 20%, daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2%, tidak setuju sebanyak 10%, dan agak tidak setuju sebanyak 22%. Hal ini menunjukkan penetrasi Baznas ke dalam dunia teknologi informasi dengan merilis aplikasi „muzaki‟ yang berbasis android disukai oleh para karyawan karena cukup memudahkan mereka mengonfirmasi pembayaran zakat mereka sehingga mereka tidak perlu repot mengetik sms untuk mengonfirmasi pembayaran zakat mereka dan memudahkan mereka menerima laporan penyetoran zakat atau Bukti Setor Zakat (BSZ). Penggunaan aplikasi „muzaki‟ memang cukup memudahkan muzaki untuk mengonfirmasi penyetoran zakat. Langkah-langkah pengonfirmasian pembayaran zakat telah dilakukan oleh penulis dalam aplikasi tersebut. Muzaki cukup masuk ke dalam aplikasi di perangkat ponsel mereka kemudian klik menu bar laporan kemudian klik konfirmasi pembayaran lalu akan muncul formulir konfirmasi. Kolomkolom yang perlu diisi dalam formulir tersebut adalah bank yang dipilih muzaki untuk menyetorkan zakat, saluran pembayaran (ATM, Internet Banking, Mobile Banking, atau Layanan Jemput Zakat), jenis pembayaran (Zakat, Infaq, atau Sedekah), dan nominal yang disetor. Setelah formulir telah diisi lengkap, muzaki dipersilahkan untuk 68
mengklik
“konfirmasi”
untuk
menyudahi
semua
proses
pengonfirmasian. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel sebaran frekuensi berikut. Tabel 4.20 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-8 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 2 4% 5 11
10% 22%
22 10 0
44% 20% 0%
i. Hasil angket mengenai ketertarikan untuk berzakat profesi melalui internet banking Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 36%, setuju yaitu sebanyak 32%, daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2%, tidak setuju sebanyak 8%, dan agak tidak setuju sebanyak 22%. Hal ini selain menunjukkan bahwa kecanggihan teknologi dalam sistem perzakatan disukai para karyawan, saluran internet banking juga merupakan saluran transmisi keuangan yang disukai oleh para karyawan untuk bertransaksi. Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel sebaran frekuensi berikut. Tabel 4.21 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-9 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju
69
Frekuensi Persentase 1 2% 4 11
8% 22%
18 16
36% 32%
Sangat Setuju
0
0%
j. Hasil angket mengenai ketertarikan untuk berzakat profesi melalui ATM Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 34%, setuju yaitu sebanyak 32%, daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2%, tidak setuju sebanyak 10%, dan agak tidak setuju sebanyak 22%. Hal ini menunjukkan bahwa membayar zakat penghasilan melalui transfer ATM juga diminati oleh para karyawan karena para karyawan dewasa kini tidak lepas dari ATM untuk melakukan penyelesaian akhir (settlement) terkait keuangan seperti tarik tunai, transfer, hingga setor tunai. Dompet Dhuafa mengungkapkan bahwa lebih dari 90% dari muslim kelas menengah membayar zakat via electronic channel seperti transfer ATM, atau debit.5 Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel sebaran frekuensi berikut. Tabel 4.22 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-10 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 1 2% 5 11
10% 22%
17 16 0
34% 32% 0%
k. Hasil angket mengenai berzakat profesi melalui mobile banking Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 26%, setuju yaitu sebanyak 34%, daripada
5
Yuswohady, dkk. , Marketing To The Middle Class Muslim, (Jakarta : Gramedia, 2015), h.191
70
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2%, tidak setuju sebanyak 12%, dan agak tidak setuju sebanyak 26%. Hal ini menunjukkan bahwa saluran mobile banking juga diminati oleh para karyawan untuk menyampaikan zakat penghasilannya di Baznas. Hal ini diamini oleh beberapa karyawan yang berhasil diwawancarai. Mereka menyatakan ingin menyalurkan zakat profesi mereka di Baznas melalui saluran ini dengan alasan praktis. Hal ini dapat dilihat melalui tabel sebaran frekuensi berikut. Tabel 4.23 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-11 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 1 2% 6 13
12% 26%
13 17 0
26% 34% 0%
l. Hasil angket tentang ketertarikan dengan fasilitas berzakat profesi di Baznas Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 24%, setuju yaitu sebanyak 34%, dan sangat setuju sebanyak 4% daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 6%, tidak setuju sebanyak 12%, dan agak tidak setuju sebanyak 20%. Hal ini menunjukkan bahwa insentif yang dilakukan oleh pemerintah untuk menarik dana zakat dari kalangan profesional disambut baik oleh para karyawan yang notabene mengisi SPT dan membayarkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 setiap tahun pajak. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut.
71
Tabel 4.24 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-12 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 3 6% 6 10
12% 20%
12 17 2
24% 34% 4%
m. Hasil angket mengenai keinginan berzakat profesi karena iman dan takwa kepada Allah SWT Berdasarkan tabel di atas, lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 18%, setuju yaitu sebanyak 28%, dan sangat setuju sebanyak 30% daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2%, tidak setuju sebanyak 4%, dan agak tidak setuju sebanyak 18%. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi keimanan dan ketaqwaan seorang karyawan muslim menimbulkan niat untuk menunaikan zakat penghasilan yang diperintahkan oleh Allah SWT melalui Alquran. Mereka pun percaya bahwa dengan membayarkan zakat penghasilan mereka, mereka akan merasakan kesucian jiwa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel sebaran frekuensi berikut. Tabel 4.25 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-13 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju
72
Frekuensi Persentase 1 2% 2 9
4% 18%
Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
9 14 15
18% 28% 30%
n. Hasil angket mengenai keinginan berzakat profesi karena pengetahuan berzakat Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 30%, setuju yaitu sebanyak 36%, dan sangat setuju sebanyak 8% daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2%, tidak setuju sebanyak 8%, dan agak tidak setuju sebanyak 16%. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk berzakat profesi di Baznas. Mereka sudah mengetahui kemudahan menyetorkan zakat profesi melalui saluran-saluran penyetoran zakat yang disediakan sehingga mereka tahu bahwa Baznas merupakan institusi yang tepat untuk menyalurkan zakat mereka. Hal ini dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi berikut. Tabel 4.26 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-14 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 1 2% 4 8
8% 16%
15 18 4
30% 36% 8%
o. Hasil angket mengenai keinginan berzakat karena pendapatan Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 24%, setuju yaitu sebanyak 36%, dan sangat setuju sebanyak 18% daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4%, tidak setuju sebanyak 8%, dan agak tidak setuju
73
sebanyak 12%. Hal ini menunjukkan bahwa bagi karyawan, menunaikan perintah Allah SWT untuk menyisihkan 2,5% dari penghasilan mereka untuk dikeluarkan zakatnya sama sekali tidak mengurangi anggaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Analisa penulis diperkuat dengan hasil survei tim penulis buku “Marketing To The Middle Class Muslim” yang mengungkap bahwa 5,5% dari total pengeluaran muslim kelas menengah setiap bulannya digunakan untuk zakat padahal zakat penghasilan yang diwajibkan hanya 2,5% dari total penghasilan.6 Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi berikut.
Tabel 4.27 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-15 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
p. Hasil
angket
mengenai
Frekuensi Persentase 2 4% 4 6
8% 12%
12 18 8
24% 36% 18%
keinginan
berzakat
profesi
karena
profesionalisme Baznas Lebih banyak responden yang memberikan jawaban cukup setuju yaitu sebanyak 40%, setuju yaitu sebanyak 34%, dan sangat setuju sebanyak 8% daripada responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2%, tidak setuju sebanyak 10%, dan agak tidak setuju sebanyak 6%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja baik dari lembaga zakat bentukan pemerintah ini dalam menghimpun, mendayagunakan,
6
Yuswohady, dkk. , h.189
74
dan menyalurkan dana zakat menimbulkan kepercayaan para karyawan dan menarik minat mereka untuk berzakat profesi di Baznas. Hal ini dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi berikut Tabel 4.28 Hasil kuesioner untuk niat berzakat profesi pertanyaan ke-16 Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi Persentase 1 2% 5 3
10% 6%
20 17 4
40% 34% 8%
E. Analisis statistik 1. Analisis korelasi Spearman Setelah penulis melakukan pengolahan data yang dibantu oleh aplikasi SPSS 22, penulis menemukan koefisien korelasi Spearman sebesar 0,166. Berdasarkan penghitungan korelasi dengan uji dua arah ( two tailed) yang telah dilakukan, diketahui koefisien korelasi kedua variabel sebesar 0,166. Mengacu kepada tabel patokan angka korelasi Spearman yang telah dijabarkan di bab III, korelasi kedua variabel tersebut dapat dinyatakan lemah karena koefisien tersebut terdapat dalam rentang kategori 0 – 0,25. Dilihat dari bilangan bulatnya, hasil penghitungan korelasi menghasilkan angka positif artinya hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya juga
besar.7
Hasil
penghitungan
koefisien
menggunakan aplikasi SPSS 22 terlampir.
7
Amaliah, h. 44
75
korelasi
Spearman
2. Analisis uji regresi linear sederhana Analisis regresi linear sederhana adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen.8 Di bawah ini akan disajikan pengujian hipotesis terhadap pengaruh variabel X (word of mouth) dan terhadap Y (niat berzakat profesi). Hipotesis : H0 : tidak ada pengaruh word of mouth (WOM) terhadap niat berzakat profesi pada karyawan swasta di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) H1 : ada pengaruh word of mouth (WOM) terhadap niat berzakat profesi pada karyawan swasta (Baznas) Tabel 4.29 Hasil uji regresi linear sederhana (Sumber : Pengolahan data dengan menggunakan SPSS 22) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 51.093 7.943 Word Of Mouth .549 .498 a. Dependent Variable: Niat Berzakat Profesi Karyawan
Standardized Coefficients Beta .157
T 6.433 1.103
Sig. .000 .275
Berdasarkan hasil di atas, maka persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut : Y = a + bX Y = 51,093 + 0,549X Model persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Nilai konstanta (a) adalah 51,093; artinya jika word of mouth (WOM) nilainya adalah 51,093 maka niat berzakat profesi karyawan swasta di Baznas nilainya sebesar 51,093.
8
Amaliah, h.65
76
b. Nilai koefisien regresi variabel word of mouth (WOM) adalah 0,549 dapat diartikan bahwa WOM terhadap niat berzakat profesi karyawan swastadi Baznas sebesar 0,549. Nilai t hitung sebesar 1,103 sedangkan t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada taraf signifikansi 0,05 dan dua arah sehingga diperoleh taraf signifikansi untuk t tabel 0,025 dengan derajat kebebasan (v) df = n – 2 atau 50 – 2 = 48, hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,960/-1,960. Jadi dapat disimpulkan t hitung < t tabel (1,103 < 1,960) maka H0 diterima artinya tidak ada pengaruh word of mouth (WOM) terhadap niat berzakat profesi pada karyawan swasta di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). F. Pembahasan hasil penelitian Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Berdasarkan uji kualitas data yang dilakukan oleh penulis yaitu uji validitas dan uji reliabilitas, 12 pertanyaan variabel X yaitu word of mouth (WOM) dan 20 pertanyaan variabel Y yaitu niat berzakat profesi karyawan swasta menghasilkan 6 pertanyaan variabel X dan 16 pertanyaan variabel Y yang valid. Pertanyaan-pertanyaan yang valid diajukan kepada responden dalam proses pengumpulan data yang dilakukan di perusahaan pelatihan sumber daya manusia ESQ Group berlangsung selama Juni hingga Agustus 2016. Data yang terkumpul kemudian diolah secara statistik dengan bantuan aplikasi SPSS 22 diperoleh hasil yaitu diketahui koefisien korelasi sebesar 0,166 dari kisaran angka korelasi 0 – 1. Berarti hubungan antara word of mouth (WOM) terhadap niat berzakat profesi pada karyawan swasta terbilang rendah. Uji statistik untuk mengetahui bagaimana pengaruh kedua variabel tersebut dengan menggunakan uji regresi sederhana diperoleh hasil yaitu t hitung < t tabel dengan nilai 1,103 < 1,960. Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa H0 diterima yaitu tidak ada pengaruh word of mouth (WOM) terhadap niat berzakat profesi pada karyawan swasta di Baznas. Berdasarkan hasil angket, variabel WOM dimensi volume atau frekuensi
77
terjadinya WOM dengan indikator-indikator WOM seperti intensitas mendiskusikan zakat profesi Baznas dan intensitas mendengar informasi melalui berita atau iklan zakat profesi Baznas terbilang rendah. Hanya sebanyak 18% atau 9 orang responden menyatakan pernah mendiskusikan zakat profesi di Baznas dan 28% atau 14 orang responden menyatakan pernah mendengar berita atau iklan terkait zakat penghasilan di Baznas. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10% dari sampel atau sebanyak 5 orang, 3 orang menyatakan belum pernah mendiskusikan tentang zakat profesi. Salah satu dari narasumber menyatakan bahwa jenis zakat yang pernah didiskusikan oleh rekannya adalah zakat mal atau zakat fitrah. Dua orang lainnya menyatakan hal-hal yang dibicarakan dengan rekannya adalah terkait pekerjaan dan gosip. Hal-hal tersebut yang mengakibatkan volume pembicaraan terkait zakat profesi di Baznas rendah. Variabel WOM dimensi dispersi atau penyebaran WOM di komunitas dan luar komunitas seseorang dengan indikator sumber pengetahuan tentang zakat profesi Baznas menunjukkan sebanyak 16% responden mengetahui zakat profesi Baznas melalui orang terdekat seperti keluarga dan tetangga, 10% responden mengetahui zakat profesi Baznas dari teman kampus atau rekan kerja, 12% responden mengetahui zakat profesi dari petugas Baznas, dan 14% responden mengetahui zakat profesi Baznas dari tausyiah ulama. Hasil angket dimensi dispersi menunjukkan bahwa penyebaran WOM tentang zakat profesi pada karyawan swasta di Baznas rendah. Berdasarkan kedua dimensi WOM yaitu volume dan dispersi, pembicaraan tentang zakat profesi Baznas jarang terjadi di kalangan karyawan. Kebalikan dari variabel WOM yang terlihat rendah, variabel niat berzakat profesi terlihat lebih tinggi. Indikator-indikator niat berzakat profesi yaitu
mencari
informasi
lagi,
menunjukkan
ketertarikan,
dan
mempertimbangkan untuk berzakat profesi di Baznas. Sebanyak 56% setuju untuk mencari informasi tentang zakat profesi di Baznas melalui berbagai sumber dan 52% setuju untuk mengecek media sosial dan situs web Baznas.
78
Sebanyak 34% responden menyatakan cukup tertarik untuk menjadi muzaki secara langsung di Baznas dan 32% responden menyatakan cukup tertarik untuk menjadi muzaki melalui situs web Baznas. Sebanyak 38% cukup tertarik untuk mempertimbangkan berzakat profesi di Baznas bulan depan. Niat berzakat profesi di Baznas tidak disebabkan oleh WOM karena volume dan dispersinya yang rendah. Keinginan untuk berzakat profesi di Baznas disebabkan oleh dorongan internal seperti iman dan taqwa kepada Allah, pengetahuan berzakat, perolehan pendapatan yang cukup, dan profesionalisme Baznas. Sebanyak 30% responden sangat setuju untuk berzakat profesi di Baznas karena perintah agama, sebanyak 36%
responden setuju untuk
berzakat profesi di Baznas karena pada dasarnya mereka sudah mengetahui zakat tersebut terlebih karakteristik karyawan yang berpendidikan membuat mereka tidak awam dengan wawasan tentang zakat, sebanyak 36% responden setuju untuk berzakat profesi karena pendapatan yang cukup untuk dikeluarkan zakat penghasilannya, dan sebanyak 34% responden setuju untuk berzakat profesi karena profesionalisme petugas Baznas dalam menghimpun, mendayagunakan, dan mendistribusikan dana zakat. Hasil angket dari indikator keinginan berzakat profesi pasca WOM yaitu 34% responden menyatakan cukup setuju. Angka tersebut lebih rendah daripada indikator keinginan berzakat dalam diri yaitu 30% responden sangat setuju niat karena Allah SWT,
36% responden setuju karena pengetahuan berzakat, 36%
responden setuju karena pendapatan yang cukup, dan 34% responden setuju karena profesionalisme petugas Baznas. Hasil angket tersebut sesuai dengan konsep dan teori yang telah dikemukakan pada kajian teori di bab II, berdasarkan uraian Saino tentang faktor-faktor yang mempengaruhi niat salah satunya adalah motivasi dan berdasarkan hasil tesis Lusiana Kanji, Abd. Ahmad Habbe, dan Mediaty, motivasi-motivasi berzakat itu dipengaruhi oleh motivasi ibadah, motivasi pengetahuan berzakat, motivasi pendapatan atau kekayaan, dan motivasi kredibilitas lembaga amil zakat. Sehingga Word Of
79
Mouth (WOM) tidak mempengaruhi niat para karyawan swasta muslim untuk berzakat profesi.
G. Hambatan penelitian Adapun hambatan-hambatan dalam melakukan penelitian ini adalah : 1. Proses pengumpulan data berdurasi cukup panjang yaitu sejak awal Juni hingga awal Agustus 2016. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : a. Pelaksanaan penelitian bersamaan dengan persiapan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Idul Fitri 1437 Hijriyah sehingga penyebaran kuesioner diangsur. b. Karyawan tersebar di beberapa lantai dalam menara tersebut sehingga membutuhkan usaha lebih dari staf sumber daya manusia untuk menyebarkan kuesioner. c. Banyak karyawan yang bermobilitas tinggi atau bekerja di lapangan dan tidak hanya tinggal di kantor sepanjang jam kerja. 2. Variabel niat berzakat merupakan variabel adopsi dari niat beli sehingga literatur dan referensi terkait niat berzakat belum ditemukan.
80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya tentang pengaruh word of mouth (WOM) terhadap niat berzakat profesi pada karyawan swasta di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) diperoleh kesimpulan yaitu word of mouth (WOM) tidak mempengaruhi niat berzakat profesi di Baznas secara signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan bahwa thitung < ttabel yaitu 1,103 < 1,960 . Niat berzakat profesi sendiri dipengaruhi oleh motivasi ibadah, motivasi pengetahuan individu tentang zakat, motivasi pendapatan, dan motivasi kredibilitas lembaga amil zakat. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran antara lain : 1. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sebaiknya untuk lebih meningkatkan sosialisasi zakat profesi agar penerimaan zakat nasional bertambah melalui : a. Seminar
di
perusahaan-perusahaan
swasta
yang
mayoritas
karyawannya beragama Islam b. Penayangan iklan yang teratur dan strategis di media cetak seperti majalah, koran, dan tabloid yang memiliki segmentasi para profesional; di media elektronik seperti televisi pada jam prime time; dan media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat di Indonesia. 2. Pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah, agar memberikan dukungan kepada Baznas dalam sosialisasi dan pemungutan zakat dengan cara:
81
a. Memberikan himbauan kepada badan usaha swasta agar mengeluarkan zakat penghasilannya di badan amil zakat bentukan pemerintah b. Menyusun regulasi tentang zakat penghasilan c. Menempatkan petugas yang terpercaya untuk mengelola Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas yang berlokasi di berbagai perusahaan swasta. 3. Perusahaan-perusahaan swasta, agar membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas dan menghimbau para karyawannya untuk berzakat profesi tiap bulannya melalui UPZ tersebut. 4. Peneliti lain, agar meneliti bagaimana pengaruh faktor-faktor lain yang mempengaruhi niat berzakat penghasilan pada karyawan swasta seperti faktor keimanan, faktor pengetahuan berzakat, faktor pendapatan, dan faktor kredibilitas pengelola zakat.
82
DAFTAR PUSTAKA
BUKU Abdullah, Sarini, dan Taufik Edy Susanto. 2015. Statistika Tanpa Stres. Jakarta : Transmedia. Ali, Mohammad Daud. 1998. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta : UI Press.
Al-Utsmain, Muhammad Bin Shalih. 2011. Fiqih Zakat Kontemporer. Surakarta : AlQowam. Badan Pusat Statistik. 2014. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta : Badan Pusat Statistik. Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta. Departemen Pendidikan Nasional. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. __________________________. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa Fakhruddin. 2008. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang : UIN-Malang Press.
Hadi, Muhammad. 2010. Problematika Zakat Profesi dan Solusinya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. _______________. 2010. Implementasi Zakat Profesi Di Tulung Agung. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta : Gema Insani.
Hasbi, Al-Furqon. 2008. 125 Masalah Zakat. Solo : Tiga Serangkai. Nata, Abuddin, Dede Rosada, dan Akbar Zaenudin. 1999. Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah. Jakarta : Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (Bazis) Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan, dan Marzuki. 2012. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Qardawi, Yusuf. 1996. Hukum Zakat. Bandung : Mizan dan Litera Antarnusa.
83
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Graha Ilmu. Sudiono, Anas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sumardy, Marlin Silviana, dan Melina Melone. 2011. The Power of Word of Mouth Marketing. Jakarta : Gramedia. Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Warde, Ibrahim. 2010. Islamic Finance in the Global Economy. Edinburgh : Edinburgh University Press. Yuswohady, dkk. 2015. Marketing To The Middle Class Muslim. Jakarta : Gramedia.
SKRIPSI Amaliah. 2014. Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri, Skripsi jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah : Tangerang Selatan. Kumala, Octaviantika Benazir. 2012. Pengaruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen pada Tune Hotels Kuta-Bali. Skripsi program studi Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia : Depok. Putra, Tri. 2012. Analisis Perbedaan Niat Beli Konsumen Pria dan Konsumen Wanita Akan Produk Crocs, Sebelum dan Setelah Discount 70% dan Negative WOM (Studi Pada Mahasiswa/I S1 Unpar), Skripsi jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi. Universitas Katholik Parahyangan : Bandung.
Satyarini, Nurseha. 2015. Efektivitas Penghimpunan Dana Zakat Profesi Melalui Payroll System Pada BAZIS DKI Jakarta , Skripsi jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum.UIN Syarif Hidayatullah : Tangerang Selatan.
Soesilowati. 2013. Analisis Prosedur Penerapan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Pada UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dan UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Skripsi jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum. UIN Syarif Hidayatullah : Tangerang Selatan.
Suherman, Pratama. 2011. Analisis Pengaruh Efektifitas Iklan Internet dan Kelompok Referensi Terhadap Persepsi Kualitas dan Dampaknya Terhadap Niat Beli Produk Blackberry, Skripsi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. UIN Syarif Hidayatullah : Tangerang Selatan.
84
Safitri, Afriana. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat Mengonsumsi Daging Halal, Skripsi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro : Semarang. TESIS
Amini, Farah. 2004. Hubungan Kepribadian, Persepsi, Dan Terpaan Kampanye Komunikasi Dengan Perilaku Word of Mouth (Survey Terhadap Perilaku Word of Mouth Tentang Kondom di Kalangan Remaja di Jakarta), Tesis program pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia : Depok. Kanji, Lusiana, Abd. Hamid Habbe, dan Mediaty. 2011. Faktor – Faktor Determinan Motivasi Membayar Zakat. Tesis program pascasarjana. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Lating, Dian Puspita. 2010. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja (Studi Kasus di PT Sarana Agro Nusantara Belawan). Tesis jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia Program Pascasarjana. Universitas Muhammadiyah Jakarta : Tangerang Selatan. JURNAL
Saino, Ayu Anastasia Mahardika. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Niat Beli di Zalora Online Shop”, Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 2 No. 3 Juli, 2014 Kusuma, Irma Dwi dan Nindria Untarini, “Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Niat Beli Dengan Sikap Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 2 No.4 Oktober, 2014 MAJALAH ____________, Berzakat Lewat Amil Lebih Efektif, Majalah Zakat, Mei-Juni, 2013. ____________, Potensi Zakat Nasional, Majalah Zakat, Maret-April, 2013. INTERNET
__________________________ . “…” , Rukun-islam.com, 28 Februari 2016. __________________________ . “QS.098: Al-Bayyinah” . https://islamagamauniversal.wordpress.com/db_cover/e_qs_098/, 7 Maret 2016. Badan Pusat Statistik. “Tabel Sensus Penduduk 2010“, http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321, 19 Januari 2016. 85
__________________________. “Tabel Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Status Pekerjaan Utama 1986 - 2015“ , http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/971, 3 April 2016. ESQ . “About Us” . http://www.esqway165.com/about-us/, 9 Juni 2016. Komunitas Amam. “Zakat Mall vs Zakat Maal”, https://komunitasamam.wordpress.com/2010/11/30/zakat-mall-vs-zakat-maal/ 24 Agustus 2016.
,
______________ . http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00356MN%20Bab2001.pdf 6 Oktober 2016 ______________ . http://kutrat-kotret.blogspot.co.id/2010/03/mendefinisikan-danmengukur-niat.html 5 Oktober 2016
86
Lampiran I Uji Validitas A. Langkah-langkah melakukan uji validitas Berikut adalah langkah-langkah pengujian validitas dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 : 1. Mencari koefisien rhitung untuk masing-masing item pernyataan di tabel Item – Total Statistics pada kolom Corrected Item- Total Correlation. Berikut adalah langkahlangkah mencari tabel Item – Total Statistic menggunakan aplikasi SPSS 22 : Memasukkan semua data di data view
analyze
scale
Reliability analysis
Gambar 4.1 Skema mencari tabel Item – Total Statistic
Setelah mengklik reliability analysis, penulis memperoleh corrected item – total correlation untuk masing-masing item pertanyaan. 2. Menentukan nilai rtabel untuk semua item pernyataan. Nilai rtabel diperoleh dengan mencocokkan nilai derajat bebas (db) yaitu jumlah responden dikurang 2 ( db = N-2) dengan tingkat signifikansi ( ) yang dipilih. Jumlah responden dalam uji validitas ini adalah 15 orang sehingga nilai db pengujian ini adalah 13 dan tingkat signifikansi yang dipilih oleh penulis adalah 5% (0,05) sehingga diperoleh nilai r tabel sebesar 0,5140. 3. Kriteria menguji validitas sesuai yang telah dijabarkan di Bab III yaitu: a. Jika rhitung > rtabel maka rhitung bernilai positif sehingga butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. b. Jika rhitung < rtabel maka rhitung bernilai negatif sehingga butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
Lampiran II Uji Reliabilitas B. Langkah-langkah melakukan uji reliabilitas
Berikut adalah langkah-langkah pengujian reliabilitas dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 : 1. Mencari koefisien ralpha untuk masing-masing item pernyataan di tabel Item – Total Statistics pada kolom Cronbach’s Alpha If Item Deleted. Berikut adalah langkah-langkah mencari tabel Item – Total Statistic menggunakan aplikasi SPSS 22 : Memasukkan semua data di data view
analyze
scale
Reliability analysis
Gambar 4.1 Skema mencari tabel Cronbach’s Alpha If Item Deleted
2. Setelah mengklik reliability analysis, penulis memperoleh koefisien alpha cronbach untuk masing-masing item pertanyaan. Kolom alpha cronbach berada di sebelah kolom corrected item – total correlation. Setelah alur dalam SPSS 22 dilakukan kemudian diperoleh rerata nilai alpha cronbach untuk masing-masing item pernyataan yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.2 Uji Reliabilitas
Koefisien alfa Jumlah cronbach pertanyaan 0.919 33 3. Kriteria menguji validitas sesuai yang telah dijabarkan di Bab III yaitu : a. Jika ralpha
0,60 maka ralpha bernilai positif sehingga butir pertanyaan tersebut
dinyatakan reliabel. b. Jika ralpha
maka ralpha bernilai negatif sehingga butir pertanyaan tersebut
dinyatakan tidak reliabel.
Lampiran III Hasil uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Diskusi Zakat Profesi di Baznas Melihat Promosi Zakat Profesi Baznas Mendengar Berita Zakat Profesi di Baznas Iklan Zakat Profesi Baznas di Sosmed Direkomendasikan oleh Orang Lain untuk Berzakat Profesi di Baznas Mengetahui Zakat Profesi Baznas dari Orang Tua Mengetahui Zakat Profesi Baznas dari Saudara/Kerabat Mengetahui Zakat Profesi Baznas dari Teman Kampus Mengetahui Zakat Profesi Baznas dari Karyawan Baznas Mengetahui Zakat Profesi Baznas dari Teman Kerja Mengetahui Zakat Profesi Baznas dari Orang Lain Mengetahui Zakat Profesi Baznas dari Ulama Mendengar Testimoni Orang Lain tentang Zakat Profesi Baznas Ingin Mencari Lagi Informasi tentang Zakat Profesi Baznas Ingin Mengecek Akun Medsos / Situs Web Baznas Tertarik Untuk Mendaftar Menjadi Muzaki di Kantornya Tertarik Untuk Mendaftar Menjadi Muzaki Melalui Situs Web Baznas Ingin Menunaikan Zakat Profesi di Baznas Sekarang Tertarik Untuk Memiliki NPWZ Tertarik Untuk Mengunduh Aplikasi Muzaki Tertarik Untuk Membayar Zakat Profesi Baznas Melalui Internet Banking
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
118.4667
549.410
.160
.920
117.0667
532.210
.276
.920
117.2000
535.600
.225
.921
117.4667
548.695
.047
.923
118.0000
536.286
.219
.921
118.0000
560.857
-.141
.924
117.3333
536.952
.215
.921
117.6000
560.114
-.121
.925
118.3333
528.952
.729
.916
117.5333
493.981
.703
.913
117.5333
497.267
.677
.914
118.4667
509.124
.752
.914
118.0000
505.286
.699
.914
116.8000
503.314
.662
.914
116.7333
499.352
.688
.914
117.8000
510.886
.798
.913
117.3333
507.095
.815
.913
117.2667
498.781
.819
.912
117.2667
489.781
.826
.911
116.9333
502.210
.684
.914
116.7333
501.067
.727
.913
Tertarik Untuk Membayar Zakat Profesi Baznas Melalui ATM Tertarik Untuk Membayar Zakat Profesi Baznas Melalui Mobile Banking Tertarik Untuk Membayar Zakat Profesi Baznas Melalui Layanan Jemput Zakat Tertarik Dengan Fasilitas Pengiriman BSZ Ke Rumah Tertarik Dengan Fasilitas Pengurang Pajak Penghasilan Berzakat Profesi di Baznas Karena Iman Kepada Allah SWT Percaya Berzakat Profesi di Baznas Mensucikan Jiwa Baznas adalah Tempat Tepat Untuk Berzakat Berzakat Profesi di Baznas Karena Tahu Cara Menyetorkannya Berzakat Profesi di Baznas Karena Penghasilan Cukup Berzakat Profesi di Baznas Tidak Mengurangi Uang Untuk Memenuhi Kebutuhan Berzakat Profesi di Baznas Karena Profesionalisme Baznas
116.7333
507.495
.631
.915
116.7333
507.781
.671
.914
116.7333
541.352
.235
.920
116.0667
540.924
.379
.918
116.6000
533.114
.340
.919
115.5333
539.124
.358
.918
115.7333
521.210
.701
.915
116.2667
535.781
.520
.917
116.2000
541.029
.365
.918
116.4000
527.829
.463
.917
116.1333
516.124
.566
.916
116.4667
521.695
.528
.916
Berikut adalah langkah-langkah pengujian validitas dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 : 1. Mencari koefisien rhitung untuk masing-masing item pernyataan di tabel Item – Total Statistics pada kolom Corrected Item- Total Correlation. Berikut adalah langkahlangkah mencari tabel Item – Total Statistic menggunakan aplikasi SPSS 22 : Memasukkan semua data di data view
analyze
scale
Reliability analysis
Gambar 4.1 Skema mencari tabel Item – Total Statistic Setelah mengklik reliability analysis, penulis memperoleh corrected item – total correlation untuk masing-masing item pertanyaan. 2. Menentukan nilai rtabel untuk semua item pernyataan. Nilai rtabel diperoleh dengan mencocokkan nilai derajat bebas (db) yaitu jumlah responden dikurang 2 ( db = N-2) dengan tingkat signifikansi ( ) yang dipilih. Jumlah responden dalam uji validitas ini adalah 15 orang sehingga nilai db pengujian ini adalah 13 dan tingkat signifikansi yang dipilih oleh penulis adalah 5% (0,05) sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,5140. 3. Kriteria menguji validitas sesuai yang telah dijabarkan di Bab III yaitu : a) Jika rhitung > rtabel maka rhitung bernilai positif sehingga butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. b) Jika rhitung < rtabel maka rhitung bernilai negatif sehingga butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pernyataan Pernah mendiskusikan tentang zakat profesi Baznas Pernah melihat promosi zakat profesi Baznas Pernah mendengar berita zakat profesi Baznas Pernah melihat iklan zakat profesi Baznas di Media Sosial/Web Pernah direkomendasikan orang lain untuk berzakat profesi di Baznas Mengetahui zakat profesi Baznas dari orang tua
rhitung
rtabel
0.160
0.5140
Keterangan
Kesimpulan
r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dibuang
r negatif (rhitung < rtabel)
0.276
0.5140
0.225
0.5140
0.047
0.5140
0.219
0.5140
-0.141
0.5140
r negatif (rhitung < rtabel) r negatif (rhitung < rtabel) r negatif (rhitung < rtabel) r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan
Mengetahui zakat profesi Baznas dari saudara/kerabat Mengetahui zakat profesi Baznas dari teman kampus Mengetahui zakat profesi Baznas dari karyawan Baznas Mengetahui zakat profesi Baznas dari rekan kerja Mengetahui zakat profesi Baznas dari orang lain Mengetahui zakat profesi Baznas dari tausyiah ulama Pernah mendengar testimoni orang lain tentang zakat profesi di Baznas Sikap ingin mencari lagi informasi tentang zakat profesi di Baznas Sikap ingin mengecek media sosial/web Baznas Ketertarikan untuk mendaftar menjadi muzaki di Kantor Baznas Ketertarikan untuk mendaftar menjadi muzaki melalui situs web Sikap ingin menunaikan zakat profesi di Baznas sekarang Ketertarikan untuk memiliki Baznas Card dan NPWZ Ketertarikan untuk mengunduh aplikasi ‘muzaki’ Ketertarikan untuk berzakat profesi di Baznas melalui internet banking Ketertarikan untuk berzakat profesi di Baznas melalui ATM Ketertarikan untuk berzakat profesi di Baznas melalui mobile banking Ketertarikan untuk berzakat profesi di Baznas melalui layanan jemput zakat Ketertarikan pada fasilitas pengiriman BSZ ke rumah Ketertarikan pada fasilitas pengurang PPh Berzakat profesi di Baznas karena iman kepada Allah SWT Sikap percaya bahwa berzakat profesi di Baznas dapat mensucikan jiwa Baznas adalah tempat yang tepat untuk berzakat profesi Berzakat profesi di Baznas karena tahu kemudahan cara menyetorkannya Berzakat profesi di Baznas karena penghasilan telah cukup
0.215
r negatif (rhitung < rtabel) 0.5140 0.5140
-0.121 0.729
0.5140
0.703
0.5140
0.677
0.5140
0.752
0.5140
0.699
0.5140
0.662
0.5140
0.688
0.5140
0.798
0.5140
0.815
0.5140
0.819
0.5140
0.826
0.5140
0.684
0.5140
0.727
0.5140
0.631
0.5140
0.671
r positif (rhitung > rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dimutakhirkan Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r negatif (rhitung < rtabel)
r positif (rhitung > rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dimutakhirkan Tidak valid, dimutakhirkan Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r negatif (rhitung < rtabel)
Tidak valid, dimutakhirkan Tidak Valid, dimutakhirkan
r negatif (rhitung < rtabel)
0.5140
0.235
0.5140
0.379
0.5140
0.340
0.5140
0.358
0.5140
0.701
0.5140
0.520
0.5140
0.365
0.5140
0.463
0.5140
r negatif (rhitung < rtabel) r negatif (rhitung < rtabel) r negatif (rhitung < rtabel)
r positif (rhitung > rtabel)
Berzakat profesi di Baznas tidak mengurangi uang untuk memenuhi kebutuhan Berzakat profesi di Baznas karena tahu profesionalisme Baznas
0.566 0.528
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
r positif (rhitung > rtabel)
Valid
0.5140 0.5140
Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan aplikasi SPSS 22, dapat ditarik kesimpulan bahwa 20 pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid karena rhitung 20 pernyataan tersebut bernilai lebih besar dari rtabel (0,4409). Adapun untuk 12 pernyataan yang tidak valid namun dimutakhirkan karena pernyataan-pernyataan tersebut diperlukan untuk kepentingan penelitian. Menurut Abdullah dan Susanto, jika tidak memungkinkan untuk dibuang maka redaksi dari pertanyaan tersebut diubah sehingga sesuai dengan tujuan penelitiannya.1 Langkah yang diambil oleh penulis untuk memutakhirkan pernyataan-pernyataan yang tidak valid adalah merubah redaksi dari pernyataan tersebut sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Pengubahan redaksi yang dilakukan oleh penulis adalah menggabungkan pernyataan yang tidak valid dengan pernyataan yang tidak valid lainnya atau pernyataan yang valid dengan kriteria pernyataan tersebut memiliki bahasan yang sama. Contoh : ketertarikan pada fasilitas jemput zakat, fasilitas pengiriman Bukti Setor Zakat (BSZ) ke rumah, dan fasilitas pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) apabila menyertakan BSZ dalam SSP (Surat Setoran Pajak). Ketiga pernyataan tersebut tidak valid dan memiliki bahasan yang sama yaitu fasilitas. Ketiga pernyataan tersebut digabungkan dalam satu pernyataan dalam angket. 1 soal yang tidak valid dan tidak dapat dimutakhirkan akan dibuang dari tes.
1
Sarini Abdullah dan Taufik Edy Susanto, Statistika Tanpa Stres, (Jakarta : Transmedia, 2015), h.258
Berikut adalah langkah-langkah pengujian reliabilitas dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 : 1. Mencari koefisien ralpha untuk masing-masing item pernyataan di tabel Item – Total Statistics pada kolom Cronbach’s Alpha If Item Deleted. Berikut adalah langkahlangkah mencari tabel Item – Total Statistic menggunakan aplikasi SPSS 22 : Memasukkan semua data di data view
analyze
scale
Reliability analysis
Gambar 4.1 Skema mencari tabel Cronbach’s Alpha If Item Deleted Setelah mengklik reliability analysis, penulis memperoleh koefisien alpha cronbach untuk masing-masing item pertanyaan. Kolom alpha cronbach berada di sebelah kolom corrected item – total correlation. Setelah alur dalam SPSS 22 dilakukan diperoleh rerata nilai alpha cronbach untuk masing-masing item pernyataan yang disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.919
33
2. Kriteria menguji validitas sesuai yang telah dijabarkan di Bab III yaitu : a) Jika ralpha 0,60 maka ralpha bernilai positif sehingga butir pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel. b) Jika ralpha maka ralpha bernilai negatif sehingga butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak reliabel.
Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan uji alpha cronbach dalam aplikasi SPSS 22, seluruh pernyataan dalam angket dinyatakan reliabel karena ratarata nilai ralpha didapatkan senilai 0,919. Pernyataan dalam kuesioner dinyatakan reliabel apabila ralpha masing-masing pernyataan bernilai lebih besar dari 0,60.
KUESIONER Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Dengan hormat, Saya Fikry Kautsar Afdloli, mahasiswa semester 8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memohon keikhlasan hati Saudara untuk mengisi biodata singkat dan mengisi angket ini berikut terkait penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Word of Mouth (WOM) terhadap Niat Berzakat Profesi di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) pada Karyawan Swasta (Studi di ESQ Group Jakarta Selatan)”. Identitas dan jawaban yang Saudara berikan akan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian sehingga saya menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban Saudara. Jazakumullahu khairan
Fikry Kautsar Afdloli
Nama
:
Profesi
:
Usia
:
Kota mukim :
Tingkat penghasilan : Rp.0 – Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 – Rp.3.000.000 Rp. 3.000.000 – Rp.5.000.000 >Rp.5.000.000 Pernyataan Berilah tanda ceklis ( ) pada jawaban yang sesuai dengan Anda. Keterangan : TPSS
: Tidak Pernah Sama Sekali
P
: Pernah
TP
: Tidak Pernah
S
: Sering
MP
: Mungkin Pernah
SS
:Selalu
Variabel X (Word Of Mouth / WOM)
No.
Pernyataan
T
T
M
P
P
P
S S
1.
Anda pernah berdiskusi tentang zakat profesi di Baznas
2.
Anda pernah melihat promosi Baznas terkait zakat profesi (dalam bentuk spanduk, brosur, pamflet, atau media periklanan lainnya)
3.
Anda pernah mendengar berita atau iklan tentang zakat profesi di Baznas melalui media cetak maupun elektronik
4.
Anda pernah melihat iklan / informasi tentang zakat profesi di Baznas melalui media sosial/situs web
5.
Anda pernah direkomendasikan atau diajak oleh teman/orang lain untuk berzakat profesi di Baznas
6.
Anda pernah mendengar orang lain memberikan testimoni tentang berzakat profesi di Baznas
P
S
S S
Keterangan : TTSS
: Tidak Tahu Sama Sekali
T
: Tahu
TT
: Tidak Tahu
CT
: Cukup Tahu
PT
: Pernah Tahu
ST
: Sangat Tahu
No.
Pernyataan
T
T
P
T
T
T
T
S
T
A
A
T
S
T
S
C
S
T
T
S
S
S S
1. Anda mengetahui zakat profesi di Baznas dari orangtua 2. Anda mengetahui zakat profesi di Baznas dari saudara/kerabat 3. Anda mengetahui zakat profesi di Baznas dari teman di lingkungan akademik (kampus) 4. Anda mengetahui zakat profesi di Baznas dari karyawan Baznas atau petugas promosi Baznas 5. Anda mengetahui zakat profesi di Baznas dari teman di lingkungan kerja (kantor) 6. Anda mengetahui zakat profesi di Baznas dari orang lain 7. Anda mengetahui zakat profesi di Baznas dari tausiyah ulama baik di media (cetak/elektronik) maupun secara langsung
Variabel Y (Niat Berzakat Profesi di Baznas) Keterangan : STS
: Sangat Tidak Setuju
AS
: Agak Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
ATS
: Agak Tidak Setuju
SS
: Sangat Setuju
No.
Pernyataan
S
1.
Anda ingin mencari informasi lagi tentang zakat profesi di Baznas dari berbagai sumber
2.
Anda ingin mengecek akun media sosial atau situs web Baznas
3.
Anda tertarik untuk mendaftar menjadi muzaki Baznas secara langsung di kantornya
S
S
4.
Anda tertarik dengan mendaftar menjadi muzaki Baznas melalui muzaki corner di situs web-nya
5.
Anda ingin menunaikan zakat penghasilan di Baznas sekarang
6.
Anda tertarik untuk memiliki Baznas Card dan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ)
7.
Anda tertarik untuk mengunduh aplikasi “muzaki” di perangkat
Android
Anda
untuk
memudahkan
Anda
mengonfirmasi penyetoran zakat 8.
Anda tertarik untuk menunaikan zakat profesi di Baznas melalui saluran internet banking
9.
Anda tertarik untuk menunaikan zakat profesi di Baznas dengan cara transfer melalui ATM
10. Anda tertarik untuk menunaikan zakat penghasilan di Baznas melalui mobile banking 11. Anda tertarik untuk menunaikan zakat penghasilan di Baznas melalui layanan jemput zakat 12. Anda tertarik dengan fasilitas pengiriman Bukti Setor Zakat (BSZ) dan Baznas Card ke kediaman Anda 13. Anda tertarik dengan fasilitas pengurang Pajak Penghasilan (PPh) yang diberikan oleh Baznas jika Anda menyertakan BSZ dalam Surat Setoran Pajak (SSP) 14. Anda ingin bahwa berzakat profesi di Baznas karena iman dan takwa kepada Allah SWT 15. Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena percaya akan mendapatkan kebersihan dan kesucian jiwa 16. Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena Anda mengetahui Baznas adalah tempat yang tepat untuk berzakat 17. Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena tahu kemudahan cara menyetorkannya 18. Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena penghasilan Anda cukup untuk dizakatkan 19. Dengan membayar zakat profesi di Baznas tidak mengurangi uang Anda untuk memenuhi kebutuhan lainnya
20. Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena Anda tahu profesionalisme
Baznas
dalam
mengumpulkan,
mendayagunakan, dan menyalurkan dana zakat
Terimakasih atas kesediaan Saudara mengisi kuesioner tentang berzakat di Baznas ini. Semoga Allah SWT mencukupkan rezeki Saudara untuk memenuhi segala kebutuhan Anda dan berzakat di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mengapa Anda harus berzakat di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ? 1. Karena menurut Alquran (At-Taubah ayat 103) berzakat yang benar adalah melalui Badan Amil Zakat Nasional karena pemerintah (ulil amri) yang diamanatkan dalam Alquran untuk mengelola zakat. Lembaga zakat bentukan pemerintah adalah Baznas. 2. Baznas menyalurkan zakat Anda kepada mustahik yang berhak di seluruh Indonesia demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Inilah kelebihan berzakat di Baznas 1. Daftar menjadi muzaki Baznas sangat mudah melalui ponsel Anda, klik www.baznas.go.id lalu klik „muzaki corner‟ kemudian klik „registrasi‟ dan isi formulir pendaftaran. 2. Setelah mendaftar, Baznas akan mengirimkan Baznas Card yang tertera Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) Anda ke alamat yang Anda cantumkan dalam formulir online. 3. Tidak Ada Alasan Untuk Tidak Berzakat. Anda dapat berzakat melalui ATM dengan menu khusus di ATM Mandiri atau BRI Syariah dengan tutorial : Menu ATM pilih pembayaran -> Zakat -> Baznas Zakat -> Masukkan NPWZ pada saat diminta nomor referensi -> masukkan nominal uang (2,5% dari penghasilan Anda yang telah Anda hitung sendiri) -> selesai (ambil resi) Selain ATM, Anda dapat menunaikan zakat Anda melalui transfer, internet banking, mobile banking, bahkan layanan jemput zakat. 4. Setelah Anda berzakat, mudah untuk mengonfirmasi melalui aplikasi Android „muzaki‟ atau „muzaki corner‟ di website Baznas. 5. Baznas akan mengirimkan Bukti Setor Zakat (BSZ) ke alamat Anda. 6. Bukti Setor Zakat (BSZ) dapat menjadi lampiran untuk pengurang pajak penghasilan Anda (sesuai UU No.23 tahun 2011) Ayo Berzakat Profesi di Baznas Sekarang Juga! www.baznas.go.id
Lampiran IV Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas - Variabel WOM nama w1 w2 w3 w4 w5 w6 w7 w8 w9 w10 w11 w12 w13 sumwom Riska 3 5 5 4 3 3 3 4 3 5 5 3 5 51 Desiana 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 Ika 2 2 2 2 5 2 2 5 2 0 0 0 0 24 Afri 2 2 4 2 5 2 5 4 4 6 6 2 4 48 Yusran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 Yulianti 2 2 5 5 2 5 5 5 2 2 2 2 2 41 Widya 2 2 5 5 2 5 5 5 2 2 2 2 2 41 Annisa 2 5 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 32 Adibah 2 6 6 6 2 2 2 2 2 2 5 2 5 44 Alfian 1 5 1 1 1 1 6 2 2 6 5 2 1 34 Gatra 3 5 3 3 1 4 4 2 2 3 5 1 2 38 Mia 2 5 5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 35 Kiki 3 5 5 5 6 4 4 5 4 5 5 6 5 62 Reza 3 3 3 3 4 3 5 3 2 4 3 3 3 42 Meitia 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 34
Lampiran V Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas - Variabel Niat Berzakat Profesi nama Riska Desiana Ika Afri Yusran Yulianti Widya Annisa Adibah Alfian Gatra Mia Kiki Reza Meitia
n1 n2 n3 n4 n5 n6 n7 n8 n9 n10 n11 n12 n13 n14 n15 n16 n17 n18 n19 n20 sumniat 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 83 4 5 3 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 6 6 4 4 5 5 4 90 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 41 4 5 4 5 6 6 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 109 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 6 6 5 5 4 5 5 92 2 5 2 2 2 2 4 4 4 4 3 5 2 3 3 3 4 2 2 2 60 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 2 5 2 5 5 5 5 2 2 2 67 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 5 5 5 4 4 3 3 3 81 6 4 2 3 2 2 2 2 2 2 5 5 5 4 4 5 5 5 6 5 76 6 5 4 4 4 5 5 5 6 5 6 4 4 6 6 4 4 5 6 5 99 3 1 2 3 4 1 1 2 3 4 4 3 2 6 5 4 5 5 4 5 67 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93 5 6 4 4 5 5 5 6 5 6 4 5 5 6 6 5 5 5 6 6 104 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 3 5 4 3 80 4 5 3 4 3 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 5 6 5 91
LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TENTANG PEMUNGUTAN ZAKAT MAL DI BAZNAS Narasumber : Kepala Staf Pemungutan Zakat di Baznas
Tentang metode 1.
Dalam menghimpun dana zakat mal seluruh Indonesia, apakah Baznas menerapkan sistem sentralisasi (seluruh cabang Baznas di daerah menyetor dana zakat kepada Baznas pusat), desentralisasi (cabang Baznas daerah diperkenankan mengelola himpunan dana zakat sendiri), atau menerapkan sistem yang khas?
2.
Bagaimana metode penghimpunan dana zakat mal seluruh Indonesia yang diterapkan oleh Baznas?
3.
Apakah Baznas memiliki kemitraan dengan LAZ atau instansi lainnya dalam menghimpun dana zakat mal? Jika iya, lembaga apa saja yang telah bekerjasama?
4.
Apa saja prinsip syariah dan landasan lainnya yang digunakan Baznas dalam menghimpun dana zakat nasional? Tentang Muzakki
5.
Apa saja kriteria muzakki di Baznas?
6.
Berasal dari profesi apa saja muzakki yang menyalurkan zakat mal-nya di Baznas?
7.
Apa saja kemitraan yang dilakukan oleh Baznas dalam menghimpun dana zakat mal?
8.
Bagaimana cara muzakki menyetorkan zakat mal kepada Baznas?
9.
Apa fasilitas yang ditawarkan untuk menarik calon muzakki menyampaikan zakatnya ke Baznas?
10.
Terkait basis data, apakah muzakki diperkenankan mentransfer atau menyalurkan zakatnya dengan identitas “hamba Allah” di Baznas? Tentang Produk dan Promosi
11.
Apa saja produk zakat mal yang ditawarkan oleh Baznas untuk menghimpun dana zakat mal seluruh Indonesia?
43
12.
Bagaimana bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Baznas untuk mempromosikan bahwa zakat mal itu wajib?
13.
Apa saja layanan yang diberikan oleh Baznas dalam membantu muzaki menyampaikan zakatnya sesuai amanat UU No.23 tahun 2011? Tentang Kendala dan Data
14.
Apa saja kendala dalam pemungutan dana zakat mal?
15.
Apakah Baznas memiliki sumber data statistik maupun kependudukan tentang seluruh warga negara Indonesia yang wajib berzakat mal di Baznas? Jika iya, berasal dari mana sumber data tersebut?
16.
Berdasarkan data IMZ tahun 2010 didukung dengan artikel di Majalah Zakat rilisan Baznas tentang penerimaan Baznas dari seluruh lembaga zakat jauh dari target penerimaan Baznas, mengapa banyak umat muslim yang masih enggan untuk menyalurkan zakat mal?
17.
Adakah faktor lain yang menyebabkan target penerimaan dana zakat belum tercapai?
18.
Berdasarkan kajian teori peneliti zakat dari IPB, variabel makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, BI rate, dan suku bunga yang meningkat tidak menurunkan penerimaan zakat akibat nisab yang mengacu pada harga pasar. Bagaimana Baznas menyikapinya?
44
LAMPIRAN II DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TENTANG PENDISTRIBUSIAN ZAKAT MAL DI BAZNAS Narasumber : Kepala Staf Pendistribusian Zakat di Baznas
1. Bagaimana metode pendistribusian dana zakat mal yang dilakukan oleh Baznas? 2. Apa saja landasan atau prinsip syariah yang digunakan oleh Baznas dalam penyaluran dana zakat nasional? 3. Berdasarkan Alquran, dana zakat disalurkan kepada delapan ashnaf. Apakah Baznas memiliki alokasi khusus dalam pendistribusian zakat mal? Apakah alokasi tersebut sesuai dengan delapan ashnaf tersebut atau ada misi khusus (peningkatan pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesehatan rakyat, dll) ? 4. Berdasarkan praktik pendistribusian zakat yang dilakukan baitul mal pada masa Rasulullah SAW, pendistribusian dilaksanakan berdasarkan prinsip kebutuhan. Apakah Baznas memprioritaskan pendistribusian dana zakat mal kepada mustahik yang dianggap sangat membutuhkan? 5. Apa saja kendala dalam menyalurkan dana zakat? 6. Wilayah mana saja yang secara intensif tersentuh saluran dana zakat dari Baznas (pusat) ? 7. Apakah Baznas memiliki kemitraan dengan LAZ atau instansi lainnya dalam menyalurkan dana zakat mal kepada kaum yang berhak? Jika iya, lembaga apa saja yang telah bekerjasama? 8. Apakah Baznas memiliki data statistik maupun kependudukan tentang seluruh warga negara Indonesia yang tergolong mustahik Baznas? Jika iya, berasal dari mana sumber data tersebut? 9. Apa saja bentuk penyaluran dana zakat mal kepada mustahik Baznas?
45
LAMPIRAN III LEMBAR OBSERVASI TENTANG PEMUNGUTAN ZAKAT MAL DI BAZNAS Tempat
No.
: ……………………………………………
Layanan
Ketersediaan Ada
1.
Tidak Ada
Layanan Masyarakat / Humas / Customer Service
2.
Loket penyetoran zakat mal
3.
Transfer zakat via rekening bank
4.
Autodebet dari rekening muzakki ke rekening Baznas
5.
Jemput zakat
6.
Pemungutan zakat mal di luar kantor a. Mall b. Instansi Pemerintah c. Instansi Swasta d. Area Publik
7
Metode pemungutan lainnya :
46
Jumlah
Catatan /
unit
Keterangan
LAMPIRAN IV LEMBAR OBSERVASI TENTANG PENDISTRIBUSIAN ZAKAT MAL DI BAZNAS Tempat
No.
: ……………………………………………
Golongan Mustahik
Kegiatan/Bentuk
atau Kepedulian
Bantuan
Sosial 1.
Fakir
2.
Miskin
3.
Muallaf
4.
Riqab
5.
Musafir
6.
Ibnu Sabil
7
Gharim
8
Amil
9
Pendidikan
10
Kesehatan masyarakat
11
Sarana publik
12
Modal usaha
13 14 15
47
Frekuensi
Catatan / Keterangan
LAMPIRAN V LEMBAR OBSERVASI LAPANGAN TENTANG PENDISTRIBUSIAN ZAKAT MAL DI BAZNAS Tempat
No.
Aspek
: ……………………………………………
Kegiatan/Bentuk Bantuan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 8 9 10 11 12 13 14 15
48
Frekuensi
Catatan / Keterangan
Lampiran XIV Hasil uji korelasi dengan menggunakan SPSS
Correlations Niat Berzakat Profesi Word Of Mouth Spearman's rho
Word Of Mouth
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Karyawan
1.000
.166
.
.251
50
50
Niat Berzakat Profesi
Correlation Coefficient
.166
1.000
Karyawan
Sig. (2-tailed)
.251
.
50
50
N
Pertanyaan 1 Anda sering mendiskusikan dengan orang lain atau mendengar testimoni orang lain tentang zakat profesi di Baznas Jawaban Tidak Pernah Sama Sekali Tidak Pernah Mungkin Pernah Pernah Sering Selalu
Frekuensi 12 21 8 9 0 0
Persentase 24% 42% 16% 18% 0% 0%
Pertanyaan 2 Anda sering mendengar berita atau melihat iklan promosi Baznas terkait zakat profesi melalui media cetak (brosur, pamflet, spanduk, dan media periklanan cetak lainnya) maupun media elektronik (media sosial, situs web, televisi, radio, dan lain-lain) Jawaban Tidak Pernah Sama Sekali Tidak Pernah Mungkin Pernah Pernah Sering Selalu
Frekuensi 9 4 13 14 10 0
Persentase 18% 8% 26% 28% 20% 0%
Pertanyaan 3 Pertanyaan Anda mengetahui zakat profesi di Baznas dari orang terdekat (orang tua, saudara, kerabat, atau tetangga)
Jawaban Tidak Tahu Sama Sekali Tidak Tahu Mungkin Tahu Tahu Cukup Tahu Sangat
Frekuensi 8 16 15 8 3 0
Pertanyaan 4 Pertanyaan Anda mengetahui
Jawaban Tidak Tahu Sama Sekali
Frekuensi 8
Persentase 16%
Persentase 16% 32% 30% 16% 6% 0%
zakat profesi Baznas dari teman kampus/rekan kerja
Tidak Tahu Mungkin Tahu Tahu Cukup Tahu Sangat
19 16 5 2 0
38% 32% 10% 4% 0%
Jawaban Tidak Tahu Sama Sekali Tidak Tahu Mungkin Tahu Tahu Cukup Tahu Sangat
Frekuensi 15 23 4 6 1 0
Persentase 30% 46% 8% 12% 2% 0%
Pertanyaan 5 Pertanyaan Anda mengetahui zakat profesi di Baznas dari karyawan Baznas atau petugas promosi Baznas
Pertanyaan 6 Pertanyaan Anda mengetahui zakat profesi di Baznas dari tausiyah ulama baik di media (cetak/elektronik) maupun secara langsung
Jawaban Tidak Tahu Sama Sekali Tidak Tahu Mungkin Tahu Tahu Cukup Tahu Sangat
Frekuensi 10 19 12 7 2 0
Persentase 20% 38% 24% 14% 4% 0%
Pertanyaan 1 tentang niat zakat profesi Anda ingin mencari informasi lagi tentang zakat profesi di Baznas dari berbagai sumber Pertanyaan Anda ingin mencari informasi lagi tentang zakat profesi di Baznas dari berbagai sumber
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 0 3 1 18 28 0
Persentase 0% 6% 2% 36% 56% 0%
Pertanyaan 2 tentang niat zakat profesi Pertanyaan Anda ingin mengecek akun media sosial atau situs web Baznas
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 0 3 7 13 26 1
Persentase 0% 6% 14% 26% 52% 2%
Pertanyaan 3 tentang niat zakat profesi Anda tertarik untuk mendaftar menjadi muzaki Baznas secara langsung di kantornya Pertanyaan Anda tertarik untuk mendaftar menjadi muzaki Baznas secara langsung di kantornya
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 1 9 16 17 5 1
Persentase 2% 18% 32% 34% 10% 2%
Pertanyaan 4 tentang niat zakat profesi Anda tertarik dengan mendaftar menjadi muzaki Baznas melalui muzaki corner di situs web-nya Pertanyaan Anda tertarik dengan mendaftar menjadi muzaki Baznas melalui muzaki corner di situs web-nya
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Pertanyaan 5 tentang niat zakat profesi Anda mempertimbangkan menunaikan zakat penghasilan di Baznas bulan depan
Frekuensi 1 3 17 16 13 0
Persentase 2% 6% 34% 32% 26% 0%
Pertanyaan Anda mempertimbangkan menunaikan zakat penghasilan di Baznas bulan depan
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 1 3 12 19 14 1
Persentase 2% 6% 24% 38% 28% 2%
Frekuensi 2 6 16 15 10 1
Persentase 4% 12% 32% 30% 20% 2%
Pertanyaan 6 tentang niat zakat profesi Anda ingin menunaikan zakat penghasilan di Baznas sekarang Pertanyaan Anda ingin menunaikan zakat penghasilan di Baznas sekarang
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Pertanyaan 7 tentang niat zakat profesi Anda tertarik untuk memiliki Baznas Card dan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) Pertanyaan Anda tertarik untuk memiliki Baznas Card dan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ)
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 2 4 12 20 12 0
Persentase 4% 8% 24% 40% 24% 0%
Pertanyaan 8 tentang niat zakat profesi Anda tertarik untuk mengunduh aplikasi “muzaki” di perangkat Android Anda untuk memudahkan Anda mengonfirmasi penyetoran zakat
Pertanyaan Anda tertarik untuk mengunduh aplikasi “muzaki” di perangkat Android Anda untuk memudahkan Anda mengonfirmasi penyetoran zakat
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 2 5 11 22 10 0
Persentase 2% 10% 22% 44% 20% 0%
Pertanyaan 9 tentang niat zakat profesi Anda tertarik untuk menunaikan zakat profesi di Baznas melalui saluran internet banking Pertanyaan Anda tertarik untuk menunaikan zakat profesi di Baznas melalui saluran internet banking
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 1 4 11 18 16 0
Persentase 2% 8% 22% 36% 32% 0%
Pertanyaan 10 tentang niat zakat profesi Anda tertarik untuk menunaikan zakat profesi di Baznas dengan cara transfer melalui ATM Pertanyaan Anda tertarik untuk menunaikan zakat profesi di Baznas dengan cara transfer melalui ATM
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 1 5 11 17 16 0
Persentase 2% 10% 22% 34% 32% 0%
Pertanyaan 11 tentang niat zakat profesi Anda tertarik untuk menunaikan zakat penghasilan di Baznas melalui mobile banking Pertanyaan Anda tertarik untuk menunaikan zakat penghasilan di Baznas melalui mobile banking
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 1 6 13 13 17 0
Persentase 2% 12% 26% 26% 34% 0%
Pertanyaan 12 tentang niat zakat profesi Anda tertarik dengan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh Baznas seperti penjemputan zakat, pengiriman Bukti Setor Zakat (BSZ) dan Baznas Card ke kediaman Anda, dan pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) jika Anda menyertakan BSZ dalam Surat Setoran Pajak (SSP). Pertanyaan Anda tertarik dengan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh Baznas seperti penjemputan zakat, pengiriman Bukti Setor Zakat (BSZ) dan Baznas Card ke kediaman Anda, dan pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) jika Anda menyertakan BSZ dalam Surat Setoran Pajak (SSP).
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 3 6 10 12 17 2
Persentase 6% 12% 20% 24% 34% 4%
Pertanyaan 13 tentang niat zakat profesi Anda ingin bahwa berzakat profesi di Baznas karena iman dan takwa kepada Allah SWT serta percaya akan mendapatkan kesucian jiwa setelah membayar zakat profesi di Baznas Pertanyaan Anda ingin bahwa berzakat profesi di Baznas karena iman dan takwa kepada Allah SWT serta percaya akan mendapatkan kesucian jiwa setelah membayar zakat profesi di Baznas
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 1 2 9 9 14 15
Persentase 2% 4% 18% 18% 28% 30%
Pertanyaan 14 tentang niat zakat profesi Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena Anda mengetahui Baznas adalah tempat yang tepat dan mudah untuk berzakat Pertanyaan Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena Anda mengetahui Baznas adalah tempat yang tepat dan mudah untuk berzakat
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 1 4 8 15 18 4
Persentase 2% 8% 16% 30% 36% 8%
Pertanyaan 15 tentang niat zakat profesi Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena penghasilan Anda cukup untuk dizakatkan dan tidak mengurangi jumlah uang Anda untuk memenuhi kebutuhan lainnya Pertanyaan Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena penghasilan Anda cukup untuk dizakatkan dan tidak mengurangi jumlah uang Anda untuk memenuhi kebutuhan lainnya
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 2 4 6 12 18 8
Persentase 4% 8% 12% 24% 36% 18%
Pertanyaan 16 tentang niat zakat profesi Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena Anda tahu profesionalisme Baznas dalam mengumpulkan, mendayagunakan, dan menyalurkan dana zakat Pertanyaan Anda ingin berzakat profesi di Baznas karena Anda tahu profesionalisme Baznas dalam mengumpulkan, mendayagunakan, dan menyalurkan dana zakat
Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
Frekuensi 1 5 3 20 17 4
Persentase 2% 10% 6% 40% 34% 8%
Lampiran VIII Tabulasi Kuesioner - Uji Hipotesis nama umur profesi A 31 Pengajar M. Zain 34 Karyawan Andi 28 Akuntan B 40 Dosen C 0 Karyawan Gourca 26 Karyawan Widia 27 Admin Hamba 46 Dosen Adithya 31 Dosen IKS 35 Dosen RachmadX 23 Karyawan YaniX 21 Magang MesnoX 31 Karyawan D 0 Karyawan Tyo 31 Satpam Taufik 30 Karyawan Astrini 28 Karyawan Shaafi 27 Karyawan Dillia 32 Pemasar Hendra 0 Karyawan Palupi 39 Keuangan Novi 24 Keuangan E 29 Karyawan F 28 Karyawan G 25 Karyawan Udin 0 Karyawan H 0 Karyawan I 0 Karyawan J 0 Karyawan Ajeng 35 Karyawan Alin 25 Karyawan
kota w1 w2 Jakarta 3 3 Jakarta 3 3 Bekasi 4 3 Jakarta 1 4 Jakarta 1 3 Jakarta 1 1 Jakarta 2 1 Jakarta 3 5 Jakarta 4 4 Jakarta 2 3 Jakarta 2 3 Jakarta 1 3 Bekasi 3 5 Jakarta 4 5 Depok 2 4 Bekasi 2 2 Jakarta 2 3 Jakarta 2 4 Jakarta 2 5 Tangsel 1 5 Bekasi 2 3 Jakarta 4 4 Jakarta 2 4 Jakarta 1 2 Jakarta 2 4 Jakarta 2 5 Jakarta 2 4 Jakarta 2 4 Jakarta 2 4 Depok 3 4 Tangsel 3 5
w3 w4 w5 w6 n1 3 3 2 2 5 2 3 1 2 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 1 1 1 1 4 1 1 4 4 5 1 1 1 1 5 4 3 2 3 5 4 3 2 2 2 2 3 1 3 5 3 3 2 2 4 1 1 1 1 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 2 2 2 2 5 3 2 2 2 4 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 5 2 2 2 3 5 3 3 2 3 5 3 3 2 2 5 2 2 2 2 5 4 4 4 3 4 5 2 2 5 5 3 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 1 4 5 5 2 3 4 3 3 1 1 4
n2 5 3 5 6 4 5 5 5 2 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 2 3 3 4 3
n3 2 2 4 3 3 5 5 4 2 1 4 4 4 4 5 5 4 2 6 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3
n4 5 4 4 3 3 5 5 4 2 1 4 4 4 3 5 5 3 2 5 5 4 5 5 4 3 3 2 3 3 5 3 3
n5 5 3 4 3 3 4 5 5 2 4 4 4 4 4 5 5 3 2 6 5 3 5 5 3 4 1 2 4 3 4 3
n6 4 3 3 4 3 4 5 4 2 1 4 4 4 3 5 4 3 2 6 5 3 5 5 3 4 1 2 3 3 5 3
n7 5 5 3 4 3 4 5 3 2 4 4 4 4 3 5 3 4 2 5 5 4 5 5 4 4 1 2 3 3 5 3
n8 5 3 4 4 3 4 5 4 2 3 4 4 4 3 5 4 4 2 5 3 4 5 5 5 4 1 2 3 2 4 3
n9 n10n11n12 n13 n14 n15 n16 sumw sumnz 5 2 5 2 5 5 5 5 16 70 5 5 5 5 6 6 6 6 14 71 3 3 3 5 5 4 4 4 19 62 4 4 3 4 5 4 4 4 13 63 3 3 3 3 4 3 3 3 8 51 5 3 3 3 6 5 5 5 12 71 4 5 4 6 6 5 6 4 7 80 4 3 3 4 4 4 6 6 20 68 2 2 2 2 2 2 2 2 19 32 5 5 5 6 6 5 5 5 14 66 4 4 4 4 4 3 4 4 15 15 4 4 4 1 5 4 1 2 8 13 4 4 4 4 6 4 4 4 19 18 3 4 3 4 5 4 4 5 25 61 5 5 5 5 5 5 5 5 22 80 4 4 4 4 5 4 4 4 12 69 3 3 2 3 3 3 3 4 14 53 2 2 2 2 3 3 3 3 14 42 5 5 5 5 6 5 5 5 27 84 3 5 3 2 6 5 5 4 14 69 4 4 4 4 5 5 5 5 14 68 4 5 4 5 6 6 6 4 19 77 5 5 5 5 6 5 5 5 16 79 4 4 4 5 4 4 6 4 11 68 5 5 5 5 5 5 5 5 21 70 1 1 1 1 3 2 2 2 21 31 4 4 5 4 3 4 4 5 16 49 3 4 4 4 3 4 4 4 15 56 2 2 2 3 3 4 4 4 14 48 5 5 2 4 6 3 6 4 22 66 3 3 3 3 5 4 5 4 16 55
K Hanu LisX Sulastri M Peremp RZ Resti N Rahyana Amin DSP O Fajar Ngara Fatchurrahman Irham Dharu S mean countif 1 countif 2 countif 3 countif 4 countif 5 countif 6 percentage1 percentage2 percentage3 percentage4 percentage5 percentage6
29 27 23 24 0 25 32 25 0 36 34 28 0 0 30 33 31 28 26
Karyawan Depok Karyawan Jakarta Karyawan Jakarta Karyawan Depok Karyawan Jakarta Karyawan Jakarta Karyawan Depok Karyawan Jakarta Karyawan Jakarta Admin Depok Dosen Depok Dosen Tangerang Karyawan Jakarta Desainer Jakarta Desainer Depok Karyawan Bogor Editor Jakarta TI Depok Karyawan Tangsel
1 3 2 4 4 1 4 4 4 1 1 2 2 1 3 2 2 1 2 2 12 21 8 9 0 0 0 0 0 0 0 0
1 5 2 4 5 1 3 3 5 1 3 1 3 2 4 4 1 1 1 3 9 4 13 14 10 0 0 0 0 0 0 0
1 4 3 3 4 2 3 3 3 1 2 1 2 3 4 2 2 2 1 3 8 16 15 8 3 0 0 0 0 0 0 0
1 4 3 3 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 4 2 2 3 1 2 8 19 16 5 2 0 0 0 0 0 0 0
1 1 4 2 3 2 2 4 4 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 2 2 3 3 4 4 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 15 10 23 19 4 12 6 7 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 2 4 4 0 3 1 18 28 0 0 0 0 0 1 0
4 5 4 5 2 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 3 4 4 0 3 7 13 26 1 0 0 0 0 1 0
3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 3 5 3 3 4 4 3 2 3 1 9 16 17 5 1 0 0 0 0 0 0
3 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 3 5 3 3 5 4 3 3 4 1 3 17 16 13 0 0 0 0 0 0 0
3 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 3 5 4 3 4 4 5 4 4 1 3 12 19 14 1 0 0 0 0 0 0
3 3 4 4 3 4 4 5 5 4 2 2 5 2 3 5 4 3 3 4 2 6 16 15 10 1 0 0 0 0 0 0
3 5 4 4 3 4 5 4 4 4 1 2 4 4 3 5 4 3 4 4 2 4 12 20 12 0 0 0 0 0 0 0
3 5 4 4 3 4 5 4 4 4 1 2 4 4 3 5 4 3 4 4 2 5 11 22 10 0 0 0 0 0 0 0
3 4 4 4 2 5 5 5 4 4 5 3 5 4 3 5 5 3 4 4 1 4 11 18 16 0 0 0 0 0 0 0
3 5 4 4 5 4 5 5 5 4 2 3 4 4 3 5 3 3 4 4 1 5 11 17 16 0 0 0 0 0 0 0
3 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 3 5 4 3 5 5 3 2 4 1 6 13 13 17 0 0 0 0 0 0 0
3 5 3 5 5 5 5 2 5 3 1 2 5 4 3 5 5 3 4 4 3 6 10 12 17 2 0 0 0 0 0 0
3 6 4 6 6 5 6 5 5 1 3 4 4 3 4 6 5 2 4 4.6 1 2 9 9 14 15 0 0 0.2 0.2 0.3 0.3
3 6 4 5 5 5 5 5 5 1 3 2 5 4 3 6 5 2 4 4 1 4 8 15 18 4 0 0 0 0 0 0
3 4 3 5 5 5 5 5 5 1 6 2 5 4 3 6 5 2 4 4 2 4 6 12 18 8 0 0 0 0 0 0
3 6 50 5 20 73 4 15 18 5 18 72 4 24 62 4 8 70 5 15 79 5 16 70 5 19 75 1 6 52 6 11 55 2 7 42 5 13 76 4 14 60 4 23 54 6 14 82 5 11 72 2 12 45 4 7 58 4 15.12 59.4 1 5 3 20 17 4 0 0 0 0 0 0
Lampiran Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas - Variabel WOM nama Riska Desiana Ika Afri Yusran Yulianti Widya Annisa Adibah Alfian Gatra Mia Kiki Reza Meitia
w1 w2 w3 w4 w5 w6 w7 w8 w9 w10 w11 w12 w13 sumwom 3 5 5 4 3 3 3 4 3 5 5 3 5 51 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 2 2 2 2 5 2 2 5 2 0 0 0 0 24 2 2 4 2 5 2 5 4 4 6 6 2 4 48 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 2 2 5 5 2 5 5 5 2 2 2 2 2 41 2 2 5 5 2 5 5 5 2 2 2 2 2 41 2 5 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 32 2 6 6 6 2 2 2 2 2 2 5 2 5 44 1 5 1 1 1 1 6 2 2 6 5 2 1 34 3 5 3 3 1 4 4 2 2 3 5 1 2 38 2 5 5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 35 3 5 5 5 6 4 4 5 4 5 5 6 5 62 3 3 3 3 4 3 5 3 2 4 3 3 3 42 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 34
Lampiran Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas - Variabel Niat Berzakat Profesi nama n1 n2 n3 n4 n5 n6 n7 Riska 5 4 4 4 4 4 5 Desiana 4 5 3 4 4 4 3 Ika 0 0 0 0 0 0 0 Afri 4 5 4 5 6 6 5 Yusran 5 5 4 4 4 4 4 Yulianti 2 5 2 2 2 2 4 Widya 2 2 2 2 2 2 5 Annisa 5 5 4 4 4 4 4 Adibah 6 4 2 3 2 2 2 Alfian 6 5 4 4 4 5 5 Gatra 3 1 2 3 4 1 1 Mia 4 4 3 4 4 4 5 Kiki 5 6 4 4 5 5 5 Reza 4 4 3 4 4 4 4 Meitia 4 5 3 4 3 5 5
n8 n9 n10 n11 n12 n13 n14 n15 n16 n17 n18 n19 n20 sumniat 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 83 5 5 5 5 5 4 6 6 4 4 5 5 4 90 0 0 0 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 41 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 109 4 5 4 4 5 4 6 6 5 5 4 5 5 92 4 4 4 3 5 2 3 3 3 4 2 2 2 60 5 5 5 2 5 2 5 5 5 5 2 2 2 67 4 3 4 3 5 5 5 5 4 4 3 3 3 81 2 2 2 5 5 5 4 4 5 5 5 6 5 76 5 6 5 6 4 4 6 6 4 4 5 6 5 99 2 3 4 4 3 2 6 5 4 5 5 4 5 67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93 6 5 6 4 5 5 6 6 5 5 5 6 6 104 4 3 4 4 4 5 5 5 4 3 5 4 3 80 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 5 6 5 91
Lampiran VI Pedoman Wawancara / Daftar Pertanyaan
1. Apakah Mas / Mbak pernah mendiskusikan zakat profesi? a. Jika jawabannya “iya”, pertanyaan dilanjutkan “mengapa mendiskusikannya?” b. Jika jawabannya “tidak”, pertanyaan dilanjutkan “apa yang biasanya didiskusikan dengan rekan-rekan?” 2. Pernah mendengar berita atau iklan tentang zakat profesi? 3. Apakah Mas / Mbak mengetahui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)? a. Jika jawabannya “iya”, pertanyaan dilanjutkan “dari mana mengetahui Baznas?” 4. Apakah Mas / Mbak sudah memiliki niat atau keinginan untuk berzakat di Baznas? 5. Mengapa Mas / Mbak ingin berzakat profesi di Baznas? 6. Apa fasilitas berzakat yang Mas / Mbak sukai di Baznas?
Lampiran VII Transkrip wawancara Narasumber
; Tendi Nurdiansyah
Profesi
: Karyawan Swasta
Waktu wawancara
: Senin, 8 Agustus 2016 pukul 19:30 WIB
Lokasi wawancara
: Mahad Darul Muwahhid, Srengseng, Jakarta Barat
1. Apakah Mas pernah mendiskusikan zakat profesi? Jawaban
: belum pernah
2. Pernah mendengar berita tentang zakat penghasilan? Jawaban
: pernah, di televisi
3. Pernah mendengar iklan tentang zakat profesi? Jawaban
: pernah, di televisi
4. Apakah Mas mengetahui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)? Jawaban
: tahu.
5. Dari mana mas mengetahui Baznas? Jawaban
: dari televisi juga.
5. Apakah Mas udah memiliki niat atau keinginan untuk berzakat di Baznas? Jawaban
: iya kepengen sih.
6. Mengapa Mas ingin berzakat profesi di Baznas? Jawaban
: iya itu kan yang ngelola langsung dari pemerintah, ya saya sih lebih percaya kalo yang ngelola itu pemerintah.
7. Apa fasilitas berzakat yang Mas sukai di Baznas? Jawaban
: fasilitasnya jemput zakat.
8. Kira-kira kapan Mas ingin mulai berzakat profesi di Baznas? Jawaban
: kepengennya sih setiap akhir bulan. kebetulan sih saya gajiannya pas tanggal tua.
Lampiran Transkrip wawancara Narasumber
; Indria Pratiwi
Profesi
: Karyawan Swasta
Waktu wawancara
: Selasa, 9 Agustus 2016 pukul 21:15 WIB
Lokasi wawancara
: Restoran Chicken Laboratory, Parung, Bogor
1. Apakah Mbak pernah mendiskusikan zakat profesi? Jawaban
: pernah sih
2. Mengapa sih mendiskusikan hal tersebut? Jawaban
: ehmm karena profesi zakat itu ya wajib sih. Karena kewajiban itu kita
harus tahu juga sih sebenernya. 3. Pernah mendengar berita atau iklan tentang zakat profesi? Jawaban
: oh pernah tuh, biasanya sih kaya di iklan-iklan gitu sih ya, terus kadang-
kadang aku juga lihat di brosur dan pamflet-pamflet di pinggir jalan udah banyak sih. 4. Apakah Mbak mengetahui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)? Jawaban
: oh tahu. Badan Amil Zakat Nasional kan?
5. Dari mana Mbak mengetahui Baznas? Jawaban
: itu juga temen sih. Pernah ngobrol-ngobrol gitu.
6. Apakah Mbak sudah memiliki niat atau keinginan untuk berzakat di Baznas? Jawaban
: ya ada rencana sih.
7. Mengapa Mbak ingin berzakat profesi di Baznas? Jawaban
: karena ya setelah kita tahu ya kita yakin aja bahwa Baznas itu kan Badan Amil Zakat Nasional ya maksudnya itu kan udah dibawahin sama pemerintah kita sendiri, dan ya percaya aja kalo sesuatu yang dibawahin pemerintah itu ya alurnya bakal tepat, mereka bakal tahu spot-spot mana aja yang emang berhak menerimanya jadi kita gak usah udah gak terlalu khawatir lah dengan yang kaya gitu
8. Apa fasilitas berzakat yang Mbak sukai di Baznas? Jawaban
: oh, yang aku suka sih itu yang sekarang tuh udah kaya mobile banking
gitu ya, jadi itu memudahin gitu sih, aku suka sih makanya ada rencana juga.
Lampiran Transkrip wawancara Narasumber
; Siti Syahmanda
Profesi
: Karyawan Swasta
Waktu wawancara
: Selasa, 9 Agustus 2016 pukul 21:30 WIB
Lokasi wawancara
: Restoran Chicken Laboratory, Parung, Bogor
1. Apakah Mas / Mbak pernah mendiskusikan zakat profesi? Jawaban
: pernah
2. Mengapa sih mendiskusikan hal tersebut? Jawaban
: membicarakan zakat profesi karena yang saya tahu zakat profesi itu wajib dalam Islam. Jadi saya membicarakan hal itu.
3. Pernah mendengar berita atau iklan tentang zakat profesi? Jawaban
: Pernah. Dari teman dekat.
5. Apakah Mas / Mbak mengetahui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)? Jawaban
: tahu.
6. Dari mana mbak mengetahui Baznas? Jawaban
: tahu dari teman.
7. Apakah Mas / Mbak sudah memiliki niat atau keinginan untuk berzakat di Baznas? Jawaban
: rencana pasti ada karena itu hal yang positif kenapa engga?
8. Mulai kapan Mbak berencana untuk mulai berzakat di Baznas? Jawaban
: dalam waktu dekat. Sekitar nanti bulan September lah.
9. Mengapa mbak ingin berzakat profesi di Baznas? Jawaban
: kan program Baznas itu bagus yang saya tahu ada mobile banking, internet banking, itu kan mempermudah, semakin canggih programnya, semakin bagus, jadi secepat mungkin lah.
10. Apa fasilitas berzakat yang Mas / Mbak sukai di Baznas? Jawaban
: saya sukanya mobile banking karena itu sangat mempermudah khususnya karyawan.
Lampiran Transkrip wawancara Narasumber
; Afriyani
Profesi
: Staf Administrasi
Waktu wawancara
: Jum’at, 12 Agustus 2016 pukul 12:45 WIB
Lokasi wawancara
: Meja resepsionis kantor
1. Apakah Ibu pernah mendiskusikan zakat profesi? Jawaban
: belum.
2. Apa yang biasanya Ibu diskusikan dengan rekan-rekan di kantor? Jawaban
: gosip.
3. Pernah mendengar berita atau iklan tentang zakat profesi? Jawaban
: gak pernah
4. Apakah Mas / Mbak mengetahui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)? Jawaban
: tahu.
5. Dari mana mbak mengetahui Baznas? Jawaban
: udah ada di berita lama.
6. Apakah Mas / Mbak sudah memiliki niat atau keinginan untuk berzakat di Baznas? Jawaban
: ada.
7. Mengapa mbak ingin berzakat profesi di Baznas? Jawaban
: praktis.
8. Apa fasilitas berzakat yang Mas / Mbak sukai di Baznas? Jawaban
: ATM.
Lampiran Transkrip wawancara Narasumber
; Mutia Ulfah
Profesi
: Staf pengajar
Waktu wawancara
: Jum’at, 12 Agustus 2016 pukul 13:00 WIB
Lokasi wawancara
: Meja resepsionis kantor
1. Apakah mbak pernah mendiskusikan zakat profesi? Jawaban
: belum pernah kalau ngobrol zakat profesi. Biasanya yang diobrolin lebih ke zakat fitrah, zakat mal.
2. Pernah mendengar berita atau iklan tentang zakat profesi? Jawaban
: kalau berita atau iklan tentang zakat profesi kayanya pernah lihat di spanduk-spanduk gitu.
4. Apakah Mas / Mbak mengetahui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)? Jawaban
: tahu Baznas.
5. Dari mana mbak mengetahui Baznas? Jawaban
: dari spanduk-spanduk gitu yang suka ada di pinggir jalan.
6. Apakah Mas / Mbak sudah memiliki niat atau keinginan untuk berzakat di Baznas? Jawaban
: mau sih
7. Mengapa mbak ingin berzakat profesi di Baznas? Jawaban
: karena kalo di Baznas kan penyaluran zakatnya insya Allah memang orang-orang yang berhak.
8. Apa fasilitas berzakat yang Mas / Mbak sukai di Baznas? Jawaban
: kalau yang paling disuka lebih ke transfer ATM sih.