Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 208-216
PENGARUH URBANISASI, PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT FERTILITAS DI LIMA KOTA PROVINSI ACEH Rendi Arialdi1*, Said Muhammad2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas SyiahKuala Banda Aceh, email :
[email protected] 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email :
[email protected]
Abstract This research aims to analyse the influence of urbanisation, education, and income on fertility in urban areas of Aceh (Banda Aceh, Sabang, Langsa, Lhokseumawe and Subulussalam). In this study, panel data of 2010-2014 in the form natural logarithms is used while the model used is panel model with OLS (Ordinary Least Square) approach and an analysis method called Fixed Effect Model. The results showed that education and income negatively affect fertility in various significant levels, while urbanisation has a positive and significant impact on fertility. The results of this study is different from the results of researches in Ghana, China and some other countries in Asia that showed negative effect of urbanisation on fertility. Thus, to reduce the rate of fertility in urban areas of Aceh, it needs a policy of declining the rate of urbanisation and improving the citizen’s income in order to reduce the population growth or reduction in fertility. Keywords : Urbanisation, Education, Income, Fertility
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh urbanisasi, pendidikan dan pendapatan terhadap fertilitas di daerah perkotaan Aceh (Kota Banda Aceh, Sabang, Langsa, Lhokseumawe dan Subulussalam). Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data panel berbentuk logaritma natural Tahun 2010-2014. Model yang digunakan adalah model panel dengan pendekatan OLS (Ordinary Least Square) dengan metode analisis Fixed Effect Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pendapatan berpengaruh negatif terhadap fertilitas dengan tingkat signifikansi yang berbeda, sedangkan urbanisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap fertilitas. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian di Ghana, China dan beberapa negara di Asia yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh negatif urbanisasi terhadap fertilitas. Dengan demikian, untuk menurunkan tingkat fertilitas di daerah perkotaan di Aceh, perlu adanya salah satu kebijakan yang dapat menekan tingkat urbanisasi dan perbaikan pendapatan penduduk dalam rangka untuk memperkecil pertumbuhan penduduk atau pengurangan fertilitas. Kata Kunci: Urbanisasi, Pendidikan, Pendapatan, Fertilitas
208
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 208-216
PENDAHULUAN Masalah kependudukan merupakan masalah pokok dari berbagai masalah yang ada dalam pembangunan, karena pengaruhnya terhadap pembangunan sangat dominan, dengan demikian pertambahan penduduk yang sangat cepat akan menambah beban terhadap usaha pembangunan. Sekarang ini, sekitar 67 persen penduduk dunia hidup di negara-negara yang sedang berkembang yang tingkat kelahirannya berbeda jauh dengan negara maju (Hasnida, 2002:1). Menurut Malthus (1809), tidak seimbangnya laju pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan pangan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu: 1.) Kelahiran (fertilitas), 2.) Kematian (mortalitas), 3.)Migrasi (perpindahan penduduk). Akibat adanya pertambahan jumlah penduduk akan terjadinya hambatan dalam pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan ekonomi di negara berkembang miskin, modalnya kurang, dan jumlah buruhnya melimpah dan ini menunjukkan adanya perbedaan yang sangat tajam bahkan bertolak belakang dengan kondisi di negara-negara kaya atau negara maju. Tingkat kelahiran rendah mempunyai korelasi dengan kenaikan urbanisasi, industrialisasi, prestasi pendidikan, dan peran kaum wanita dalam ekonomi dan masyarakat. (Sanusi, 2004:79). Fertilitas atau tingkat kelahiran merupakan hasil reproduksi nyata dari seseorang atau sekelompok wanita, sedangkan dalam pengertian demografi menyatakan banyaknya bayi lahir hidup. Besar kecilnya jumlah kelahiran dalam suatu penduduk tergantung pada beberapa faktor misalnya, struktur umur, tingkat pendidikan, umur pada waktu kawin pertama, banyaknya perkawinan, status pekerjaan wanita, penggunaan alat kontrasepsi dan pendapatan/kekayaan (Hatmadji, 2001:57). Provinsi Aceh, khususnya di daerah perkotaan, fertilitas yang dilihat berdasarkan jumlah kelahiran total mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Walaupun program untuk menekan tingkat fertilitas sudah dilaksanakan dari tahun-tahun sebelumnya seperti program Keluarga Berencana (KB), hal ini tidak membuat tingkat fertilitas di lima kota di Provinsi Aceh (Kota Banda Aceh, Sabang, Langsa, Lhokseumawe dan Subulussalam) turun secara konsisten. Jumlah kelahiran total (Total Fertility Rate) Aceh menurut kotamadya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 . Jumlah Kelahiran Total, Provinsi Aceh Menurut Kotamadya, Tahun
Banda Aceh
Sabang
Lhokseumawe
Langsa
Subulussalam
2010
5076
580
3047
3993
1837
2011
5156
708
3417
3932
1542
2012
4849
692
2712
1730
1585
2013
5060
642
3156
3776
1460
2014
5511
671
3348
3888
1554
Sumber: Dinas Kesehatan Aceh, 2015
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas beberapa diantaranya yaitu tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, urbanisasi dan penggunaan alat kontrasepsi. 209
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 208-216
Keterkaitan pendidikan dan pendapatan terhadap fertilitas adalah ketika pendidikan dan pendapatan seseorang meningkat maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap penurunan fertilitas yang terjadi. Dengan pertumbuhan penduduk sedemikian bertambah maka masalah yang ditimbulkan akan semakin bertambah pula, seperti penyebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk yang tinggi terpusat pada daerah perkotaan atau disebut juga urbanisasi acap kali menimbulkan masalah baru yang cukup serius, akan tetapi juga memiliki dampak untuk menurunan tingkat fertilitas. Dari hasil penelitian Guo, dkk (2012) ditemukan bahwa hubungan antara urbanisasi dan penurunan tingkat fertilitas diketahui terbalik di negara berkembang. Urbanisasi bertanggung jawab untuk sekitar 22 persen dari penurunan TFR, dan efeknya sangat penting. Di sebagian provinsi, urbanisasi dikaitkan dengan penurunan tingkat fertilitas pada tingkat provinsi. Perkiraan Guo, dkk menunjukkan bahwa urbanisasi akan menjadi faktor utama di balik masa depan menurunnya tingkat fertilitas nasional. Mengingat efek negatif dari urbanisai di TFR adalah mungkin untuk mengundurkan kebijakan satu anak tanpa implikasi yang merugikan bagi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya, tingkat fertilitas mempunyai korelasi negatif dengan tingkat pendidikan, di mana wanita yang berpendidikan relatif lebih tinggi mempunyai tingkat fertilitas lebih rendah. Bagi golongan wanita berpendidikan sudah ada kecendrungan untuk membatasi jumlah anak yang mereka inginkan. Mereka biasanya juga sudah memikirkan secara matang dan memberikan penilaian terhadap pemamfaatan waktu yang dibutuhkan untuk merawat anak, biaya hidup anak dan faktor ekonomi lainya. Dari hasil penelitian Saleh (2003:57), pendidikan yang tinggi menyebabkan orang cenderung untuk tidak memiliki anak. Pendidikan yang tinggi menyebabkan orang cenderung untuk mempunyai anak dalam jumlah kecil dibandingkan dengan mempunyai anak banyak tetapi tidak terurus. Di sisi lain, penurunan fertilitas juga memberikan kesempatan kepada pemerintah dan orangtua untuk lebih memperhatikan pendidikan anak. Selanjutnya, tingkat pendapatan kepala keluarga dan pendidikan yang dimiliki oleh negaranegara maju berdampak pada tingkat kelahiran yang rendah. Dikarenakan mereka sibuk dalam menjalani pendidikan yang lebih tinggi untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi pula, serta mereka yang berpendapatan tinggi juga cendrung memilih kualitas dari anak dibandingkan kuantitas anak. Perlu kita ketahui juga bahwa tigkat kesejahteraan masyarakat juga ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh seorang kepala keluarga. Jika semakin besar jumlah tanggungan dalam suatu keluarga maka alokasi pendapatan pun semakin besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga tersebut agar tercukupi. Namun itu semua juga ditentukan oleh jenis pekerjaan yang ditekuni, dikarenakan pekerjaan yang lebih baik itu akan membawa seseorang ke pendapatan yang lebih baik pula. Menurut Abdullah (1980:6), pendapatan keluarga (family income) sangat erat hubungannya dengan tingkat fertilitas, di mana pada masyarakat yang tingkat pendapatan sudah tinggi, tingkat fertilitasnya rendah.
KAJIAN KEPUSTAKAAN Teori Fertilitas Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir
210
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 208-216
hidup. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya (Mantra, 2003:145). Terdapat beberapa ukuran fertilitas antara lain Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate), Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertility Rate), dan Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate). Dari ketiga ukuran tersebut ASFR dan TFR merupakan ukuran fertilitas yang paling sering digunakan karena dianggap lebih baik angkanya apabila dibandingkan dengan CBR. Ketika CBR hanya menghitung perbandingan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk baik laki-laki maupun perempuan, ASRF dan TFR sudah memperhitungkan pembandingnya adalah penduduk perempuan berusia 15-49 tahun (Badan Pusat Statistik, 2014). Teori Urbanisasi Menurut Davis (1965), urbanisasi adalah jumlah penduduk yang memusat di daerah perkotaan atau meningkatnya proporsi tersebut. Menurut Lembaga Demografi FEUI (2010:136), urbanisasi (urbanization) adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk wilayah perkotaan, perpindahan penduduk, dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan. Urbanisasi selanjutnya didefenisikan sebagai proses terbentuknya kehidupan perkotaan yang berbeda dengan kehidupan pedesaan, dalam konteks ekonomi, sosial dan mentalitas masyarakat (Soetomo, 2013:24). Konsep Pendidikan dan Kaitannya terhadap Fertilitas Pendidikan menunjukkan pengaruh yang lebih kuat terhadap fertilitas daripada variabel lain. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang relatif tinggi tentu saja dapat mempertimbangkan berapa keuntungan finansial yang diperoleh seorang anak dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk membesarkannya (Lucas, dkk, 1990). Faktor-faktor sosial ekonomi seperti pendidikan juga mempengaruhi fertilitas, di mana pada masyarakat yang tingkat pendidikannya masih rendah akan ditemukan tingkat fertilitas yang tinggi dan juga sebaliknya. Wanita yang pernah kawin yang berpendidikan sekolah lanjutan atas, akademi dan perguruan tinggi mempunyai jumlah anak yang lebih kecil jika dibandingkan dengan wanita yang berpendidikan rendah atau tidak sekolah (Syakhrudin, 1980:184). Konsep Pendapatan dan Kaitannya dengan Fertilitas Pendapatan seorang individu dapat didefenisikan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari jasa-jasa produksi yang diserahkan pada waktu-waktu tertentu (Ackley, 1992:34). Apabila ada kenaikan pendapatan, aspirasi orang tua akan berubah. Orang tua menginginkan anak dengan kualitas yang baik. Ini berarti biayanya naik. Sedangkan kegunannya turun sebab walaupun anak masih memberikan kepuasan akan tetapi balas jasa ekonominya turun. Disamping itu orang tua juga tak tergantung dari sumbangan anak. Jadi, biaya membesarkan anak lebih besar daripada kegunaannya. Hal ini mengakibatkan permintaan terhadap anak menurun atau dengan kata lain fertilitas turun. Selain itu, Easterlin berpendapat bahwa bagi negara-negara berpendapatan rendah permintaan mungkin bisa sangat tinggi tetapi suplainya rendah, karena terdapat pengekangan biologis terhadap kesuburan. Hal ini menimbulkan suatu permintaan berlebihan (excess demand) dan juga menimbulkan sejumlah besar orang yang benar-benar tidak menjalankan praktek-praktek pembatasan keluarga. Di pihak lain, pada tingkat pendapatan yang tinggi, permintaan adalah rendah
211
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 208-216
sedangkan kemampuan suplainya tinggi, maka akan menimbulkan suplai berlebihan (over supply) dan meluasnya praktek keluarga berencana (Mundiharno,1997). Hipotesis Diduga variabel urbanisasi, pendidikan dan pendapatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat fertilitas.
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian yang akan dilakukan di lima Kota di Provinsi Aceh yaitu Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Kota Sabang dan Kota Subulussalam. Jenis dan Sumber Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder berbentuk panel dari tahun 2007-2014. Data tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistika (BPS) dan Dinas Kesehatan. Model Analisis Data Dalam menganalisis data yang diperoleh untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel–variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel–variabel yang ada dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (ordinary least squared ). Data yang digunakan adalah jenis panel data dengan 25 sampel untuk masing-masing variabel, dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan model data panel dengan pendekatan regresi linear berganda (Nachrowi, 2006). Dimana variabel bebas (independent) yaitu urbanisasi, pendidikan dan pendapatan serta variabel terikat (dependent) adalah fertilitas (Total Fertility Rate). Dengan fungsi sebagai berikut: Yi,t
= α + β1X1i,t + β2X2i,t + β3X3i,t + εi,t........................................(3.1)
Model di atas kemudian ditransformasi menjadi : LnFi,t = α + β1LnURBi,t + β2PDi,t + β3LnPTi,t +εi,t...............................(3.2) Keterangan: LnF α LnURB PD Ln PT ε β1 β2 β3 i t
= Fertilitas dalam logaritma natural = Konstanta = Urbanisasi dalam logaritma natural = Pendidikan = Pendapatan dalam logaritma natural = Error term = Koefisien Regresi = Kota = Waktu
212
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 208-216
Menurut Gujarati (1995). Ada beberapa pendekatan yang sering digunakan dalam penelitian model data panel, yaitu pendekatan kuadrat terkecil (Pooled Least Square), pendekatan efek tetap (Fixed Effect), dan pendekatan efek acak (Random Effect). Menurut Nachrowi (2006:318), pemilihan metode Fixed Effect atau metode Random Effect dapat dilakukan dengan pertimbangan tujuan analisis, atau ada pula kemungkinan data yang digunakan sebagai dasar pembuatan model, hanya dapat diolah oleh salah satu metode saja akibat berbagai persoalan teknis matematis yang melandasi perhitungan. Dalam software Eviews, metode Random Effect hanya dapat digunakan dalam kondisi jumlah individu lebih besar dibanding jumlah koefisien termasuk intersep. Selanjutnya, menurut Woolridge (2010:266) jika N (cross section) dan T (time series) balanced panel, maka model yang cocok adalah menggunakan Fixed Effect Model. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Wooldridge karena data panel dalam penelitian ini adalah balanced panel dimana N dan T sama-sama lima (5 tahun dan 5 daerah), maka untuk menganalisis pengaruh urbanisasi, pendidikan dan pendapatan terhadap tingkat fertilitas di wilayah perkotaan di Aceh menggunakan Fixed Effect Model. Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang akan diukur dan dianalisa dalam penelitian ini diberi batasan dan definisi agar tidak terjadi penafsiran yang terlalu jauh, maka defenisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Fertilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah kelahiran bayi hidup total di wilayah perkotaan Aceh yaitu Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kota Langsa, Kota Lhokseumawe dan Kota Subulussalam, dalam satuan jiwa. 2. Urbanisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk di wilayah kota Aceh (Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kota Langsa, Kota Lhokseumawe dan Kota Subulussalam) dalam satuan jiwa. 3. Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persentase penduduk yang menamatkan pendidikan tertinggi menurut kota (5 kota) di Provinsi Aceh dalam tingkat perguruan tinggi (DI/II/III/IV, S1, S2 dan S3). 4. Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah PDRB perkapita yang diukur berdasarkan harga berlaku di Provinsi Aceh menurut kota (5 kota) dalam jutaan rupiah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi empirik dengan analisis data yang diperoleh dari sumber data instansi terkait. Analisis yang akan dilakukan adalah untuk melihat hubungan ataupun pengaruh variabel-variabel urbanisasi (URB), pendidikan (PD) dan pendapatan (PT) terhadap tingkat fertilitas (F) pada wilayah perkotaan di Provinsi Aceh yaitu Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Kota Sabang dan Subulussalam. Oleh sebab itu, untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel tersebut, maka yang harus dilihat adalah hasil pengujian berdasarkan dua nilai, yaitu nilai probabilitas P-Value untuk melihat signifikannya dan nilai koefisisen dari masing-masing variabel untuk melihat hubungan arah. Hasil dari analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
213
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 208-216
Tabel 2. Hasil Estimasi dengan Metode Fixed Effect Model Variabel
Koefisien
t-Statistik
P-Value
Kostanta
-14.81617
-0.013413
0.9895
URB
0.040719
4.152527
0.0007
PD
-6.032668
-0.404954
0.6906
-52.34823
-4.421528
0.0004
PT Fixed Effect Banda Aceh Sabang Langsa Lhoksemawe Subulussalam Hasil Eviews 9
R2
-1680.575 1366.705 -1062.000 -493.425 1869.296 = 0.987008
F-hit = 184.5019
Adj-R2 = 0.981659
DW = 2.614175
P-Value = 0.0000
Sumber : Estimasi (2016).
Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 1.2, menjelaskan bahwa variabel-variabel independen yaitu pendidikan (PD) dan pendapatan (PT) berhubungan negatif dan variabel urbanisasi (URB) berhubungan positif dengan variabel dependen (Fertilitas). Kemudian nilai p-value URB dan PT sebesar 0.0007 dan 0.0004 menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut signifikan secara statistik. Akan tetapi variabel pendidikan (PD) tidak signifikan secara statistik pada batas 10 persen. Nilai R² sebesar 0.987008 yang berarti variabel bebas mampu menjelaskan variasi jumlah fertilitas sebesar 98 persen. Dari hasil estimasi Fixed Effect Model mampu menjelaskan adanya perbedaan dari kelima kota. Intersep untuk Kota Banda Aceh sebesar -1680.575, intersep untuk Kota Sabang sebesar 1366.705, untuk Kota Langsa sebesar -1062.000, intersep Kota Lhokseumawe sebesar 493.425 dan intersep untuk Kota Subulussalam sebesar 1869.296. Hasil estimasi dengan metode Fixed Effect Model memiliki nilai F test sebesar 184.5019 dengan nilai probabilitas 0.0000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 1 persen yang artinya estimasi penelitian ini signifikan.
214
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 208-216
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa; urbanisasi (URB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat fertilitas di lima kota di Aceh, karena penduduk yang tinggal di daerah perkotaan di Aceh memiliki mindset yang tidak jauh berbeda dengan penduduk desa dan penduduk desa yang pindah ke kota itu adalah penduduk desa yang miskin dan berpendidikan rendah sehingga perilaku dikota masih bercirikan desa, hal ini mengakibatkan fertilitas di daerah perkotaan akan tetap meningkat seiring dengan meningkatnya urbanisasi. Hasil dari penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian di Ghana, China dan di Beberapa negara Asia yang menunjukkan bahwa urbanisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fertilitas. Selain itu, pendapatan (PT) memengaruhi jumlah fertilitas secara negatif dan signfikan, yang dapat diartikan bahwa meningkatnya pendapatan akan berdampak pada penurunan angka kelahiran. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas maka ada beberapa saran yang diajukan oleh peneliti, yaitu : 1. Untuk daerah perkotaan Aceh, jika ingin menekan angka pertumbuhan penduduk perkotaan maka perlu ada salah satu kebijakan yang menekan atau mengurangi urbanisasi. Kemudian perlu adanya upaya pribadi untuk merubah mind set penduduk kota agar lebih berbeda dengan penduduk desa yang bahwasanya mempunyai sedikit anak lebih baik, maka fertilitas akan menurun. 2. Pendapatan (PT) sebaiknya lebih ditingkatan lagi dengan upanya pemerintah membuka lapangan kerja dan pendanaan usaha masyarakat kecil menengah yang dapat mendukung perekonomian masyarakat lebih ditingkatkan, Seiring dengan berjalannya waktu pemerintah perkotaan di Aceh perlu perbaikan pendapatan penduduk dalam rangka untuk memperkecil pertumbuhan penduduk atau pegurangan jumlah fertilitas. 3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut tentang fertilitas secara mendalam, seperti menggunakan seri data yang lebih panjang guna untuk melihat hasil penelitian yang lebih baik. Selain itu, penting pula untuk meneliti tentang hubungan kausalitas antara urbanisasi dan fertilitas DAFTAR PUSTAKA Ackley, Garderner. (1992). Teori ekonomi Makro. Terjemahan Paul Sihotang, Erlangga, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. (2015), Aceh Dalam Angka. http://www.aceh.bps.go.id/. Diakses pada tanggal 2 Februari 2016. Davis, Kingsley. (1965). “The Urbanization of the human population.” Scientific American 213 : 40-53 Dinas Kesehatan. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Aceh 2010-2014. Banda Aceh: Dinas Kesehatan. 215
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal. 208-216
Emilda. (2003). Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pendapatan Terhadap Fertilitas (Studi kasus: Kem. Sibreh. Kec. Suka Makmur, Aceh Besar). (skripsi tidak dipublikasikan) Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Gujarati, D. N. (1995). Ekonometrika Dasar. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Guo, Z., Wu, Z., Schimmele, C. M., And Li. (2012). “The effect of urbanization on China’s fertility.” Population Research and Policy Review 31.3 (2012): 417-434. Hasnida. (2002). Crowding (Kesesakan) Dan Density (Kepadatan). Fakultas Kedokteran, Program Study Psikologi. Universitas Sumatera Utara. Hatmadji. (2001). Fertilitas dalam Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: LPFEUI.Todaro, M. P. (2003). Economic Development. New York: Longman. Lembaga Demografi FEUI. (2010). Dasar-dasar demografi. Edisi kedua, Jakarta: Salemba Empat. Lucas,D.,McDonald,P.,Young,C. (1990). Pengantar Kependudukan. Terjemahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Malthus, T. R. (1809). “An essay on the principle of population” as it affects the future improvement of society (Vol. 2). Mantra, Ida Bagoes. (2003). Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mundiharno. (1997). Beberapa Teori Fertilitas. http://www.akademika.co.id/. Diakses pada tanggal 16 Februari 2016.
216