PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN INSTITUSI, NET PROFIT MARGIN DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA Firmawati, Ethika, Dandes Rifa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] ABSTRACT The purpose of this study was to obtain empirical evidence about the effect of firm size, institutional ownership, the net profit margin and debt to equity ratio of the income smoothing practices. One form of earnings manipulation is performed income smoothing practice managers to reduce fluctuations in earnings of the company, so the company's performance look better and be able to attract investors to invest. Income smoothing is used to normalize earnings in order to achieve the desired level of profit. The data in this study was collected from the company 's financial reports which is published on the website IDX ( Indonesia Stock Exchange ) 2011-2013. The sample used by 20 companies using purposive sampling technique chosen with certain criteria. Based on the results of logistic regression with = 5%, showing that the firm size variable effect on income smoothing practices while institutional ownership , the net profit margin and debt to equity ratio does not affect the income smoothing practices. Key words : income smoothing practices, company size, institutional ownership, net profit margin, debt to equity ratio, logistic regression PENDAHULUAN
Powerperusahaan di masa yang akan datang.
Pada dasarnya pengguna laporan keuangan dapat dibedakan menjadi 2 pihak yaitu pihak internal dan eksternal. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Sebagaimana SFAC
yang
disebutkan
(Statements
Accounting
Concepts)
of No.1
dalam
Financial bahwa
Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat
membuat
laporan keuangan
menjadi baik. Manajemen cenderungan melakukan tindakan
yang
keuangan mengubah
dapat
menjadi laporan
membuat
laporan
lebih
baik,
seperti
laba
rugi
untuk
informasi laba pada umumnya merupakan
kepentingan
perhatian utama dalam menaksir kinerja
mempertahankan jabatan atau mendapatkan
atau penanggung jawaban manajemen dan
bonus yang tinggi. Biasanya laba yang stabil
informasi
laba
pemilik
yaitu tidak banyak fluktuasi dari suatu periode
melakukan
penaksiran
Earning
ke periode lain.Upaya menstabilkan laba ini
membantu atas
pribadinya
guna
1
disebut
Perataan
Laba
atau
Income
Semester I 2014 bank tersebut hanya meraup
Smoothing (Fatmawatidan Djajanti; 2012).
laba bersih Rp 1,95 triliun, padahal pada
Menurut Subekti (2005) Perataan laba merupakan suatu perilaku yang rasional yang didasarkan atas asumsi dalam Positive Accounting Theory bahwa manajemen (agent) merupakan individual yang
rasional
yang
memperhatikan
kepentingan dirinya, sehingga berdasarkan atas asumsi tersebut maka motivasi yang mempengaruhi kebijakan
pilihan
tertentu
manajer adalah
atas
dengan
memaksimumkan kepentingannya. Dalam hal ini, kepentingan manajer tergantung pada nilai perusahaan yang dapat dilihat pada reaksi pasar atas saham perusahaan yang didasarkan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Dalam perataan laba, manajer melaporkan laba lebih rendah ketika laba yang dapat direalisasi tinggi dan melaporkan laba
periode yang sama tahun sebelumnya laba mencapai Rp 2,13 triliun Jul 24, 2014 : 08:14). Dilihat dari latar belakang diatas maka rumusan
Fenomena sebagai
usaha
yang
umum
manajemen
terjadi untuk
adalah dengan melakukan Praktik perataan Adanya
diwaspadai
fenomena
atas
dari
penelitian
ukuran
ini
perusahaan,
kepemilikan institusi, net profit margin dan debt to equity ratio mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan
permasalahan
diatas,
maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini
adalah
untuk
empirisPengaruh
menguji
ukuran
secara
perusahaan,
kepemilikan institusi, net profit margin dan debt to equity ratio terhadap praktik perataan laba
pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. LANDASAN TEORI Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori agency. konsep perataan laba
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan
laba.
masalah
adalah:Apakah
lebih tinggi ketika laba yang dapat direalisasi rendah.
(KOMPAS.com-
berbagai
yang
harus
persoalan
tersebut dapat dirangkum dalam suatu perspektif, misalnya persoalan yang terjadi pada PT Bank CIMB Niaga Tbk yang laba bersihnya turun 8,5 persen. Sepanjang
dapat
dilakukan
pendekatan
teori
dengan keagenan
menggunakan (Salno
dan
Braidwan, 2000:23). Perataan laba timbul ketika terjadi konflik kepentingan antara manajemen dengan pemilik dana dimana setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang menjadi harapannya. Lambert menggunakan
(1984:165) teori
keagenan
juga untuk 2
memperlihatkan kompensasi
adanya
optimal
yang
perjanjian ditawarkan
Pengaruh Kepemilikan Institusi terhadap Praktik Perataan Laba
prinsipal sehingga menimbulkan dorongan
Prabayanti
dan
Yasa
(2009)
bagi agen untuk melakukan tindakan
Kepemilikan saham yang besar oleh pihak
perataan laba.
institusional merupakan salah satu mekanisme untuk
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pemegang
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba Ukuran perusahaan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba karenaperusahaan yang besar cenderung
lebih
diperhatikan
oleh
masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan. Hasil penelitian Dewi dan Zulaikha (2010)
menunjukkan
bahwa
ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba, Rahmawati dan Muid (2012) juga mengemukakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan Prabayanti dan Yasa (2009) meneliti praktik perataan laba dimana
hasil
penelitiannya
mengawasi
ukuran
kinerja
saham
manajemen.
institusional
dapat
mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik rendah. Hal tersebut meyebabkan manajemen tidak leluasa untuk melakukan pengelolaan atas labanya. Hasil penelitian Restuningdiah (2010) Menyatakan bahwa Kepemilikan Institusi berpengaruh
terhadap
perataan
laba.
Widhianningrum (2012) juga menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap perataan laba. Namun Hasil yang ditunjukan Prabayanti
dan Yasa
(2009)
menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh pada praktik perataan laba.Atas
dasar
pertimbangan
diatas,
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 :
Kepemilikan Institusi berpengaruh terhadap Praktik Perataan Laba
perusahaan tidak berpengaruh pada praktik perataan laba. Atas dasar pertimbangan diatas,
dirumuskan
hipotesis
sebagai
berikut: H1 :
Pengaruh Net profit Margin terhadap Praktik Perataan Laba
UkuranPerusahaan berpengaruh terhadap Praktik Perataan Laba
Suwito dan Herawaty (2005) Net Profit Margin adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang tersisa setelah dikurangi oleh seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak.
3
Nurjanah bahwa
(2010)
Net Profit
menyatakan
Marginberpengaruh
terhadap perataan laba. Hasil penelitian
negatif terhadap perataan laba. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah : H4 :Debt
tersebut tidak menduung hasil penelitian
to
Equity
Ratioberpengaruh
terhadap Praktik Perataan Laba
Purwanto (2009) yang menyatakan bahwa
METODE PENELITIAN
tingkat perolehan Net Profit Margin tidak
SumberData, Populasi dan Sampel
menjamin perusahaan melakukan praktik
Pada penelitian ini menggunakan data
perataan laba. Dengan demikian hipotesis
sekunder yang mana data pada penelitian
yang diajukan adalah :
ini,didapat
H3 :Net Profit Margin berpengaruh terhadap Praktik Perataan Laba
Perwakilan Padang danpada situs resmi bursa
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Praktik Perataan Laba
Populasi dalam sampel penelitian ini
Menurut
Ang (1997)
dalam
dariPerpustakaan
BEI
Kantor
efek Indonesia yakni www. idx.co.id.
adalah perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) yang telah diaudit
Rahmawati dan Muid (2012) Rasio ini
pada
menunjukkan
menggunakan data laporan keuangan tahunan
kemampuan
perusahaan
untuk
modal
memenuhi
seluruh
kewajibannya (bagian dari setiap rupiah
tahun
2011-2013.
Penelitian
ini
perusahaan. Proses
pengambilan
ini
sampel
menggunakan
pada
modal sendiri yang dijadikan jaminan
penelitian
purposive
untuk keseluruhan utang). Semakin tinggi
sampling, dengan kriteria sebagai berikut :
DER menunjukkan komposisi total hutang
1. Perusahaan manufaktur yang telah
semakin besar di banding dengan total
terdaftar di BEI tahun 2011 sampai
modal sendiri.
dengan 31 Desember 2013. 2. Perusahaan
Widaryanti (2009) mengemukakan bahwaDebt to Equity Ratioberpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Hasil penelitian
tersebut
penelitianNurjanah
didukung
oleh
(2010)
yang
menyatakan bahwaDebt to equity ratio berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Begitu
juga
dengan
menerbitkan
laporan
keuangan per 31 Desember untuk periode 2011 sampai dengan 2013. 3. Laporan keuangan perusahaan dari 2011 sampai dengan 2013 tidak mengalami kerugian. 4. Perusahaan
yang
memiliki
data
kepemilikan saham institusi.
penelitian
Prabayanti dan Yasa (2009) menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh 4
VARIABEL DEPENDEN Variabel
(CV
dependen
dalam
,
maka
perusahaan
digolongkan
sebagai perusahaan yang melakukan tindakan
penelitian ini adalah Praktik perataan laba
perataan
yang
perusahaan tersebut memiliki Indeks Perataan
mana
salah
satu
bentuk
dari
manipulasi laba adalah Praktik perataan
laba
penjualan (CV
fluktuasi
variasi
sehingga
kata
lain
Apabila koefisien variasi perubahan
memanipulasi atas laba untuk mengurangi perusahaan,
dengan
Laba lebih besar dari 1 (IPL>1).
laba sehingga mendorong manajer untuk
laba
atau
lebih kecil dari koefisien
perubahan
laba
(CV
,
maka
diharapkan kinerja perusahaan terlihat
perusahaan digolongkan sebagai perusahaan
bagus dan investor tertarik menanamkan
yang tidak melakukan tindakan perataan laba
modalnya.
atau dengan kata lain perusahaan tersebut
Praktik perataan laba diuji dengan Indeks yang melakukan tindakan perataan
memiliki Indeks Perataan Laba lebih kecil dari 1 (IPL < 1).
laba diberi nilai 1, sedangkan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba diberi nilai 0.Adapun rumus Indeks perataan laba dari model eckel :
VARIABEL INDEPENDEN Variabel independen dalam penelitian ini adalah : 1.
Ukuran Perusahaan Ukuran
gambaran
Dimana : = perubahan penjualan (manufaktur)
seberapa
perusahaan besar
penelitian
dalam satu periode = perubahan laba bersih dalam satu
CV = koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dari perubahan laba dan perubahan penjualan dibagi dengan nilai yang diharapkan dari perubahan laba (I)
nilai
ini
yang
merupakan menunjukan
perusahaan.
ukuran
Pada
perusahaan
menggunakan nilai log total aset. rumus yang digunakan
periode
perusahaan
untuk
mengukur
perusahaan
adalah: Ukuran Perusahaan = Logaritma Total Asetjt
Keterangan : Total asetjt = total aset perusahaan j tahun t
dan perubahan penjualan (S). 2.
Kepemilikan Institusi
CV = Kepemilikan Apabila
koefisien
Institusi
dilihat
dari
variasi
jumlah saham perusahaan, kepemilikan saham
lebih besar
yang besar oleh pihak institusional merupakan
dari koefisien variasi perubahan laba
salah satu mekanisme untuk mengawasi
perubahan penjualan (CV
5
kinerja manajemen. Pemegang saham
makin
institusional dapat mengimbangi informasi
perusahaan
yang dimiliki oleh manajemen sehingga
kebijakan keuangan perusahaan.
asimetri informasi yang terjadi antara manajemen
dan
pemilik
Kepemilikan
institusional
rendah.
besar
resiko
karena
yang
akan
ditanggung
mempengaruhi
Untuk menghitung Debt to Equity Ratio, dihitung dengan rumus :
diproksikan
x 100%
dengan skala rasio melalui jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusional dibandingkan
dengan
total
MetodeAnalisis Pengujian hipotesis dalam penelitian
saham
perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mengukur kepemilikan institusi adalah:
ini menggunakan metode regresi logistik (logistic regression). Metode ini dipilih karena variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik perataan laba yang merupakan variabel dummy/kategori, sedangkan variabel
3.
independen menggunakan data metrik.
Net Profit Margin
Model
Net Profit Margin menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba
regresilogistik
yang
digunakanuntukmengujihipotesisadalah:
dari setiap penjualan, semakin tinggi NPM maka semakin efektif suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya. Tingginya
Keterangan :
net profit margin menghasilkan laba yang
Ln Y
= Praktik perataan laba
tinggi, sebaliknya net profit margin yang
α0
= Nilai koefisien konstan
β1X1
= Nilai koefisien ukuran perusahaan
β2X2
= Nilai koefisien kepemilikan institusi
β3X3
= Nilai koefisien net profit margin
β4X4
= Nilai koefisien debt to equity ratio
rendah menghasilkan labayang
rendah
pula. Net Profit Margin, dihitung dengan
ε
rumus:
= error
x100%
4.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Debt to Equity Ratio
Sebelum dilakukan tahap pengolahan
Debt to Equity Ratio ialah proporsi penggunaan
hutang
yang
data, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan
diberikan
data. Adapun proses dari pengambilan sampel
kreditur pada perusahaan terhadap modal
dalam penelitian ini akan ditampilkan pada
yang dimiliki. Semakin tinggi rasionya
tabel 4.1 berikut: 6
Tabel 4.1 Berdasarkan tabel 4.2 menjelaskan mengenai
Proses Pengumpulan Sampel
klasifikasi
perusahaan
yang
melakukan
Kriteria
Sampel
Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut tahun 2011-2013 Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan per 31 desember untuk periode 2011-2013 Perusahaan yang laporan keuangannya periode 20112013 yang mengalami kerugian Perusahaan yang dijadikan sampel
105
tidak melakukan praktik perataan laba.
37
Kelayakan Model Regresi
praktik perataan laba dan perusahaan yang
Pengujian kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan uji Hosmer dan 17
Lemeshow. Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai Hosmer dan Lemeshow sebesar 1,844 dan signifikan 0,985. Oleh karena nilai
20
ini diatas 0,05 (α) maka model ini dikatakan
Sumber : www.idx.co.id
fit dan model dapat diterima karena cocok
Berdasarkan data diatas yang diperoleh
dengan data observasi.
dari www.idx.co.id total perusahaan yang Tabel 4.3
dijadikan sampel pada penelitian ini adalah 20 perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013 dengan hasil observasi data penelitian sebanyak 60 perusahaan. Tabel 4.2
Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
Df
Sig.
1
1.844
8
0.985
Sumber : Hasil olahan data dengan SPSS
Uji Model Fit
Klasifikasi perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dan yang tidak melakukan praktik perataan laba
Menilai model fit dapat dilihat dari nilai statistik -2logL. Dilihat dari hasil output SPSS nilai -2logLpada Block 0 sebesar 39,010
Tahun
Melakukan
Tidak
praktik perataan
melakukan
laba
praktik
Total
dan nilai 2logLpada Block 1 sebesar 17,264. Berarti adanya penurunan nilai sebesar 21,746
perataan
karena adanya penurunan ini berarti model
laba
dapat diterima karena cocok dengan data
2011
19
1
20
2012
19
1
20
(model fit dengan data) dan hal ini juga mengindikasikan
bahwa
model
regresi
tersebut adalah model yang baik. 2013
17
3
20
Total
55
5
60
7
Tabel 4.4 Uji Model Fit -2 Log likehood Block 0 Block 1
Tabel 4.6 Uji Hipotesis
39,010 17,264
Sumber : Hasil olahan data dengan SPSS
Uji Negelkerke’s R Square NilaiNegelkerke’s R Square dapat diinterpretasikan
seperti
nilai
R2pada
multiple regression. Nilai output SPSS nilai Coxdan Snell’s R2sebesar 0,304 dan nilai Negelkerke’s R Square 0,636 yang
Variabel Independen
B
Sig
Hasil
Ukuran perusahaan Kepemilika institusi Net profit margin Debt to equity ratio
0,557
0,029
Berpengaruh
0,070
0,475
0,354
0,301
-0,159
0,741
Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh
Variabel dependen : Praktik perataan laba Sumber : Hasil olahan data dengan SPSS
menjelaskan mengenai Praktik Perataan
Ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba Pengujian hipotesis pertama
Laba sebesar 63,3% dan sisa nya sebesar
digunakan untuk menguji apakah ukuran
36,7% dijelaskan oleh faktor lain.
perusahaan berpengaruh terhadap praktik
berarti bahwa variabel independen mampu
perataan laba. Berdasarkan hasil pengolahan
Tabel 4.5 Uji Negelkerke’s R Square
data pada tabel 4.6 diperoleh nilai koefisien
Model Summary
regresi pada ukuranperusahaansebesar 0,557
-2 Log
Cox & Snell
Nagelkerke R
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,029,
likelihood
R Square
Square
lebih kecil dari = 5%. Maka hasil
17.264
0.304
0.636
pengujian hipotesis dengan analisa regresi
Sumber : Hasil olahan data dengan SPSS
logistik menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho
Uji Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk
mengetahui
apakahukuran
perusahaan, kepemilikan institusi,
net
profit margin dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Uji hipotesis menggunakan regresi logistik dengan tingkat signifikan 0.05. Hasil pengujian regresi logistik dapat dilihat dari hasil output SPSS.
ditolak,
atau
dengan
kata
lain
ukuranperusahaanberpengaruhterhadapprakti kperataanlaba. Ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba, karena perusahaan yang memiki aktiva yang besar biasanya mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak seperti: para analis, investor maupun pemerintah. Untuk itu perusahaan besar juga diperkirakan akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu 8
drastis. Perusahaan besar diperkirakan
kepemilikan institusi sebesar 0,070 dengan
memiliki kecenderungan yang lebih besar
tingkat signifikansi sebesar 0,475, lebih besar
untuk melakukan tindakan perataan laba.
dari , maka hipotesis kedua ditolak
Perusahaan
besar diperkirakan
atau dengan kata lain kepemilikan institusi
akan menghindari fluktuasi laba yang
tidak berpengaruh terhadap praktik perataan
terlalu drastis, sebab kenaikan laba yang
laba.
terlalu
drastis
bertambahnya penurunan
dengan
satu
mekanisme
untuk
akan
menyebabkan
mengawasi kinerja manajemen ialah dengan
pajak.
Sebaliknya,
memiliki kepemilikan saham yang besar oleh
laba
yang
drastis
akan
merusak citra perusahaaan. Hasil
Salah
penelitian
penelitian
pihak institusional karena hal ini dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh
ini
yang
konsisten
manajemen sehingga asimetri informasi yang
dilakukan
terjadi
antara
manajemen
dan
pemilik
Rahmawati dan Muid (2012), Butar butar
rendah. Hal tersebut meyebabkan manajemen
dan sudarsih (2012), Widhianningrum
tidak leluasa untuk melakukan pengelolaan
(2012), Dewi dan Zulaikha (2010), dan I G
atas labanya.
A N Budiasih (2008) yang menyimpulkan
Hasil ini sesuai dengan penelitian
bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh
Butar
terhadap praktik perataan laba
Widhianningrum (2012) dan Prabayanti dan
Hal ini bertolak belakang dengan
Yasa
butar
(2009)
dan
yang
sudarsih
menyatakan
(2012),
bahwa
penelitian yang dilakukan Prabayanti dan
kepemilikan institusional tidak berpengaruh
Yasa (2009), Widaryanti (2009), Suwito
signifikan terhadap praktik perataan laba.
dan herawaty (2005) yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba.
Net profit margin terhadap praktik perataan laba Pengujian hipotesis ketiga digunakan untuk membuktikan pengaruh net profit
Kepemilikan institusi terhadap praktik perataan laba Hasil pengujian hipotesis kedua
margin terhadap praktik perataan laba. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada
pengaruh
tabel 4.6 diperoleh nilai koefisien regresi
kepemilikan institusi terhadap praktik
untuk net profit margin sebesar 0,354 dengan
perataan
laba.
hasil
tingkat signifikansi sebesar 0,301, lebih besar
pengujian
hipotesis
4.6
dari , maka hipotesis ketiga, dapat
diperoleh nilai koefisien regresi untuk
disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho
digunakan
untuk
menguji
Berdasarkan pada
tabel
9
diterima,
atau
menunjukkan
dengan net
kata
profit
lain margin
tidakmempengaruhiPraktikPerataanLaba. Berarti semakin tinggi DER maka makin
tidakmempengaruhiPraktikPerataanLaba.
terindikasi perusahaan melakukan perataan
Karena perusahaan yang dijadikan sampel
laba
dalam penelitian ini memiliki laba yang bervariasi
sehingga
tidak
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
terlalu
dilakukan Rahmawati dan Muid (2012), yang
berpengaruh terhadap praktik perataan
menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak
laba.
berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Hal ini sesuai dengan penelitian Rahmawati
dan
Muid
(2012),
Widhianningrum (2012) dan Suwito dan Herawaty (2005)
berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Namun hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Manuari dan Yasa (2014) yang menyatakan bahwa net margin
Kesimpulan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang
menyimpulkan bahwa
net profit margin pada perusahaan tidak
profit
PENUTUP
berpengaruh
terhadap
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa variabel
ukuran
terhadap
praktik
Perusahaan perataan
berpengaruh laba
pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, artinya jika ukuran perusahaan meningkat maka kemungkinan untuk melakukan praktik perataan aba juga
praktik perataan laba.
akan semakin meningkat. Sedangkan variabel Debt to equity ratio terhadap praktik perataan laba Pengujian
hipotesis
keempat
digunakan untuk menguji apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap praktik perataan
laba.
Berdasarkan
pengujian
hipotesis
pada
tabel
hasil 4.7
diperoleh nilai koefisien regresi untuk
Kepemilikan institusi,Net profit margin,Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap praktik
perataan
laba
pada
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. KeterbatasanPenelitian Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
debt to equity ratio sebesar -0,159 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,741, lebih besar
dari
keempat
,
ditolak,
menunjukkan
debt
maka
dengan to
hipotesis kata
equity
1. Pada penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel yaitu: Ukuran perusahan,
lain
kepemilikan institusi, net profit margin
ratio
dan debt to equity ratioyang mana dilihat dari hasilujihipotesispenelitian 10
ini bahwa hanya variabel ukuran
kepemilikan
rencana
perusahaan
saham,
menambahkan
yang
dan
variabel
independen
Hal inimungkindipengaruhi variabel
mempengaruhi Praktik Perataan Laba.
lain
yang
kurang
yang
harga
berpengaruhterhadapperataanlaba.
independen
lain
bonus,
diperkirakan
2. Penelitianselanjutnya
agar
sensitive untukmenetukan Praktik
menelititidakhanyaperusahaanmanufakt
Perataan Laba.
urdanmemperpanjang periode penelitian
2. Penelitianinihanya
agar diperoleh hasil pengujian yang
menggunakanperusahaanmanufaktu rsebagaisampel
lebih akurat. 3. Penggunaan indeks selain Eckel (1981)
denganmetodepurposive
untuk mengklasifikasikan perusahaan
samplingdan hanya meneliti dalam
yang melakukan praktik perataan laba
waktu 3 tahun saja, sehingga hasil
dan yang tidak melakukan praktik
penelitian
perataan
ini
tidak
laba.
Misalnya
indeks
dapatdigeneralisasi secara umum
Michelson (1995) yang membedakan
untuk setiap perusahaanpublik di
kelompok perata dan bukan perata
Indonesia.
menjadi empat model, dimana masing-
3. Penelitian ini menggunakan indeks Eckel,
yang
hanya
mengidentifikasikan
dapat
perusahaan
praktik perataan laba secara buatan, dan tidak mengidentifikasi semua perusahaan
yang
melakukan
maupun tidak melakukan praktik perataan laba. Saran Penelitian Berdasarkan
dari
masing memiliki kriteria klasifikasi yang lebih akurat dan cermat. DAFTAR PUSTAKA Dewi,
Ratih KartikadanZulaikha, 2010, Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur Dan Keuangan Yang Terdaftar Di BEI, Riset Akuntansi, Universitas Diponegoro.
keterbatasan
penelitian, adapun saran-saran yang harus diperhatikan bagi penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Menambahkan variabel-variabel lain kedalam penelitian, seperti umur
Fatmawati dan Atik Djajanti, 2012, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Riset, Institut Perbanas Jakarta.
pensiun, umur perusahaan, struktur 11
Ghozali, Imam, 2011,Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, edisi 5,Universitas Diponegoro, Semarang. Karim, Nur Azmi, 2013, Uji Asumsi Klasik dan Uji Normalitas Data, Modul Perkuliahan, Statistika Bisnis, Universitas Mercu Buana. Nurjanah, Widiyanti, 2010, Pengaruh Net Profit Margin dan Leverage Operasi Terhadap Tindakan Pemerataan Laba Pada Perusahaan Automotif Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia,Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional, Jawa Timur. Prabayanti, Ni Luh Putu Arik dan Gerianta Wirawan Yasa, 2009, Perataan Laba (Income Smoothing) Dan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Riset, Universitas Udayana. Purwanto, Agus, 2009, Karakteristik Perusahaan, Praktik Corporate Governance, Keputusan Keuangan, Perataan Laba dan Nilai Perusahaan, Riset, Universitas Diponegoro,Semarang. Rahmawati, Dina dan Dul Muid, 2012, Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba, Diponegoro Journal of Accountingvol1(2): 1-14, Universitas Diponegoro. Restuningdiah, Nurika, 2010, Perataan Laba terhadap Reaksi Pasar dengan Mekanisme GCG dan CSR Disclosure, Jurnal Manajemen Bisnis vol 3(3), Universitas Negeri Malang.
Penelitian untuk Empat, Jakarta.
Bisnis),Salemba
Salno, H.M dan Baridwan, 2000,Analisis Perataan Penghasilan (income Smoothing): Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 3 (1):17-34. Subekti, Imam, 2005, Asosiasi Antara Praktik Perataan Laba Dan Reaksi Pasar Modal Di Indonesia, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, hal 15– 16 September, Universitas Brawijaya. Suwito dan Herawaty, 2005,Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo,hal 1516 September, STIE Trisakti. Widaryanti, 2009, Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, Fokus Ekonomi vol 4(2), STIE Pelita Nusantara Semarang. Widhianningrum, Purweni, 2012, Perataan Laba Dan VariabelVariabel Yang Mempengaruhinya (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bej), Jurnal Akuntansi dan Pendidikan vol 1(1), Pendidikan Akuntansi IKIP PGRI Madiun.
Sekaran, Uma, 2011,Research Methods For Busuness (Metodologi 12
13