ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Klien, Terhadap Auditor Switching Oleh Siska Aprianti dan Sri Hartaty ABSTRAK Penelitian ini meneliti tentang pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, dan tingkat pertumbuhan perusahaan klien, terhadap auditor switching. Data sampel perusahaan sebanyak 89 perusahaan dengan periode pengamatan selama tiga tahun yaitu tahun 2012 – 2014. Sehingga total pengamatan sebanyak 270 pengamatan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) selama periode 2012-2014. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching. Sedangkan variabel ukuran perusahaan klien dan tingkat pertumbuhan perusahaan klien tidak berpengaruh berpengaruh terhadap Auditor Switching. Kata kunci : Auditor Switching, ukuran, tingkat pertumbuhan perusahaan klien
1.
PENDAHULUAN
sebagai pemakai laporan keuangan (Halim, dalam
1.1
Latar Belakang Pemilihan Judul
Nabila, 2011). Selain itu, perusahaan audit yang
Untuk menghasilkan laporan keuangan yang
lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia
handal, maka perusahaan klien diwajibkan untuk
kualitas audit yang tinggi dan memiliki reputasi
melakukan rotasi audit. Rotasi audit adalah
yang tinggi di lingkungan bisnis. Semakin tinggi
peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan
perusahaan audit seperti Big 4 maka semakin tinggi
oleh
pula perusahaan untuk mempertahankan auditor.
perusahaan,
menghasilkan
dengan
kualitas
tujuan
dan
untuk
menegakkan
Ukuran
perusahaan
untuk
menentukan
klien
merupakan
independensi auditor. Di Indonesia, rotasi audit
ukuran
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik
perusahaan
Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3.
financial perusahaan. Dimana perusahaan yang
klien
yang
besar
kecilnya
dihubungan
dengan
Karena adanya kewajiban rotasi auditor
besar dipercayai dapat menyelesaikan kesulitan-
tersebut, maka timbul perilaku perusahaan untuk
kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada
melakukan Auditor switching. Auditor switching
perusahaan kecil (Mutchler dalam Nabila,2011).
merupakan perpindahan auditor yang dilakukan
Sehingga
oleh perusahaan klien akibat adanya kewajiban
perusahaan klien mempengaruhi auditor switching.
rotasi auditor. Terdapat beberapa faktor yang dapat
Karena perusahaan klien yang lebih besar karena
mempengaruhi
melakukan
kompleksitas usaha dan peningkatan pemisahan
auditor switching, misalnya perusahaan melakukan
antara manajemen dan kepemilikan, permintaan
auditor switching karena pengaruh ukuran KAP,
yang
ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan
independen untuk mengurangi biaya keagenan
klien.
(Watts dan Zimmerman dalam Nabila, 2011). Ukuran
perusahaan
KAP
untuk
dapat
mempengaruhi
Selain
dapat
sangat
itu,
dikatakan
tinggi
karena
bagi
ukuran
bahwa
perusahaan
perusahaan
ukuran
audit
klien
perusahaan untuk melakukan perpindahan auditor.
meningkat, kemungkinan jumlah konflik agen juga
Karena perusahaan biasanya akan mencari KAP
meningkat sehingga meningkatkan permintaan
yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan
untuk kualitas audit.
kredibilitas laporan keuangan di pihak eksternal Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
45
Tingkat pertumbuhan perusahaan klien diukur dengan tingkat penjualan perusahaan, di mana
penjulan
perusahaan.
merupakan
Sehingga
aktivitas
ketika
KAP
daripadi
dan 2014.
utama
pertumbuhan
perusahaan tinggi, maka auditor akan cenderung mempertahankan
Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012, 2013
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori Agensi
pertumbuhan
Jensen
dan
Meckling
dalam
Fadhilah
perusahaan yang rendah. Hal ini dikarenakan ketika
(2013), juga menyatakan bahwa masalah agensi
bisnis
untuk
disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan dan
independensi yang lebih tinggi dan perusahaan
informasi asimetri antara principal dan agent. Di
audit yang berkualitas untuk mengurangi biaya
satu pihak para pemegang saham menginginkan
keagenan serta memberikan layanan non-audit
investasi mereka menghasilkan return yang bagus,
yang dibutuhkan untuk meningkatkan perluasan
dengan hasil keuangan yang bertambah, dalam hal
perusahaan. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan
ini pendapatan dividen yang besar. Namun di lain
perusahaan klien mempengaruhi auditor switching.
pihak, manajemen menginginkan adanya tambahan
terus
bertumbuh,
Penelitian
ini
permintaan
merupakan
bentuk
kompensasi ataupun bonus ketika mereka merasa
representasi dan rekomendasi dari penelitian–
melakukan tugasnya dengan baik sehingga dapat
penelitan sebelumnya. Adapun variabel dependen
menambah kepuasan mereka. Perbedaan tersebut
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
menimbulkan konflik kepentingan: (1) antara
auditor switching. Sedangkan variabel independen
shareholders dan manajer, (2) antara shareholders
yang digunakan terdiri dari ukuran KAP, ukuran
dan
perusahaan klien, tingkat pertumbuhan perusahaan
shareholders, dan debtholders.
klien.
debtholders,
dan
(3)
antara
manajer,
Karena adanya konflik kepentingan antara Berdasarkan keterbatasan dan perbedaan
manajer (agent) dan shareholder (principal) itulah
pendapat dari penelitian-penelitian sebelumnya,
memicu
terjadinya
pergantian
maka penelitian ini menarik untuk diteliti kembali.
Pergantian
manajemen
Mengingat terdapat pihak-pihak yang mendukung
keputusan
RUPS
dan menentangnya, terkait adanya independensi
mendukung
auditor dalam masalah auditor switching. Adapun
Manajemen yang baru akan menerapkan kebijakan
judul dalam penelitian adalah pengaruh ukuran
akuntansi yang berbeda dengan manajemen yang
KAP, ukuran perusahaan klien dan pertumbuhan
lama. Oleh karena itu, manajemen yang baru juga
perusahaan terhadap auditor switching.
mengharapkan kantor akuntan publik yang menjadi
yang
inilah
keinginan
manajemen.
dilakukan
diharapkan para
atas dapat
shareholders.
partner perusahaannya dapat bekerjasama sehingga 1.2
Rumusan Masalah
menghasilkan opini yang diharapkan manajemen
Berdasarkan latar belakangan pemilihan
baru tersebut.
Apabila perusahaan memperoleh
judul yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan
opini yang tidak diharapkan dari auditornya, seperti
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
opini adverse atau disclaimer, manajemen yang
pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan klien
baru akan melakukan pergantian KAP karena para
dan
stakeholder menganggap bahwa opini adverse
tingkat pertumbuhan perusahaan klien
terhadap
auditor
switching
pada
Perusahaan
menunjukkan
ada
ketidakberesan
di
dalam
perusahaan. Di dalam teori agensi juga menyatakan
Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
46
bahwa setiap manusia akan melakukan tindakan
pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan
sesuai dengan kepentingannya (self interest).
dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling
Penggunaan auditor yang bereputasi merupakan
lama untuk 5 tahun buku berturut-turut dan oleh
salah
seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tahun
satu
cara
manajemen
untuk
dapat
menjembatani kepentingan dari stakeholder dan
berturut-turut.
Keputusan Menteri Keuangan
pihak di dalam perusahaan. Terdapatnya persepsi
Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003
bahwa investor akan lebih cenderung kepada data
pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” dikeluarkan
akuntansi yang dihasilkan oleh auditor yang
atas
bereputasi, menambah kepercayaan perusahaan
Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 pasal 4.
untuk tidak melakukan pergantian KAP karena
Peraturan-peraturan tersebut merupakan salah satu
telah menggunakan auditor bereputasi.
bentuk campur tangan dari pemerintah adanya
perbaharuan
dari
Keputusan
Menteri
peraturan-peraturan yang mewajibkan adanya rotasi Auditor Switching
auditor ataupun masa kerja audit (audit tenure).
Auditor Switching atau pergantian KAP
Karena pemerintah sebagai pihak regulator yang
merupakan perpindahan kantor akuntan publik oleh
dapat memberikan pelayanan fasilitas dan keadilan
perusahaan klien. Pergantian KAP oleh perusahaan
bagi
terjadi ketika lingkungan perusahaan berubah,
perusahaan, pihak auditor, pihak eksternal maupun
ketika ingin mendapatkan auditor yang lebih efektif
pihak pemerintah. Karena independensi sebagai
atau jasa yang berbeda, ketika ingin menaikkan
landasan
image perusahaan, dan ketika ingin mengurangi
menajalankan tugas audit. Tanpa independensi
biaya audit. Selain itu, pergantian KAP juga timbul
auditor, maka kualitas dan kompetensi auditor
karena pengaruh kompetisi pasar auditor.
dalam menjalankan tugas audit akan terbaikan.
2.2
auditor
kepentingan
yang
semua
utama
pihak
bagi
baik
auditor
pihak
dalam
Peraturan-peraturan pada kewajian rotasi
Sehingga independensi auditor penting untuk
merupakan
dipertahankan auditor dalam menjalankan tugas
peraturan
yang
mengatur
tentang pembatasan audit yaitu audit tenure dan
audit klien.
auditor switching sekarang ini di Indonesia. Pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
2.3
Ukuran KAP
Nomor: 17/Pmk.01/2008 pasal 3 dapat disimpulkan
Ukuran KAP merupakan ukuran yang
bahwa tentang pemberian jasa audit umum atas
digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu
laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik. Ukuran Kantor Akuntan
KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku
Publik dapat dikatakan besar jika KAP tersebut
berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik
berafiliasi dengan Big 4, mempunyai cabang dan
paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-
kliennya
turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh
mempunyai tenaga profesional diatas 25 orang.
menerima kembali penugasan setelah satu tahun
Sedangkan
buku tidak memberikan jasa audit kepada klien
dikatakan kecil jika tidak berafiliasi dengan Big 4,
yang lain. Peraturan ini merupakan perbaharuan
tidak mempunyai kantor cabang dan kliennya
dari
Republik
perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya
Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2
kurang dari 25 orang (Arens, et al, 2003). Di
tentang “Jasa Akuntan Publik” yaitu bahwa
Indonesia ada beberapa KAP yang dikategorikan
Keputusan
Menteri
Keuangan
Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
perusahaan-perusahaan
Ukuran
Kantor
besar
Akuntan
serta
Publik
47
sebagai KAP Big 4 yaitu Pricewaterhouse Coopers,
pertumbuhan
KPMG, Ernest and Young, dan Delloite. Selain
tingkat penjualan perusahaan. Karena penjualan
kantor akuntan tersebut, masuk dalam kategori
merupakan aktivitas utama perusahaan. Ketika
KAP Non-Big 4. KAP Big 4 tersebut adalah:
pertumbuhan perusahaan tinggi, maka auditor akan
1.
2.
3.
4.
KAP
Tanudiredja,
Wibisana
&
Rekan
cenderung
perusahaan
diproksikan
mempertahankan
KAP
dengan
daripada
(Berafiliasi dengan PWC)
pertumbuhan perusahaan yang rendah. Hal ini
KAP Osman Bing Satrio (Berafiliasi dengan
dikarenakan
Delloite)
permintaan untuk independensi yang lebih tinggi
KAP
Purwantono,
Suherman
&
Surja
ketika
bisnis
terus
bertumbuh,
dan perusahaan audit yang berkualitas untuk
(Berafiliasi dengan E &Y)
mengurangi biaya keagenan serta memberikan
KAP Sidharta & Widjaja (Berafiliasi dengan
layanan
KPMG)
meningkatkan
KAP
yang
besar
lebih
independen
non-audit
yang
perluasan
dibutuhkan perusahaan.
untuk Altman
(1968) dalam Petronela (2004) mengemukakan
dibandingkan dengan KAP yang kecil. Dengan
bahwa
alasan bahwa ketika KAP besar kehilangan satu
mengindikasikan kecendurungan yang lebih besar
klien
terhadap
kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang
pendapatannya. Akan tetapi jika KAP kecil
mengalami penurunan pada penjualan maka akan
kehilangan satu klien sangat berarti karena kliennya
terjadi penurunan pula pada labanya.
tidak
begitu
berpengaruh
perusahaan
dengan
negative
growth
sedikit (Shockley, 1981). 2.6 2.4
Kerangka Pemikiran Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu
Ukuran Perusahaan Klien Ukuran perusahaan klien merupakan suatu
yang telah dijelaskan di atas maka kerangka
skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecilnya
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang dihubungan dengan financial
sebagai berikut:
perusahaan. Di mana perusahaan yang besar dipercayai dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan
Ukuran KAP
keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil.
Ukuran Perusahaan
Seiring dengan pertumbuhan ukuran
perusahaan, akan membuat prinsipal semakin sulit dalam
memonitor
kemungkinan keuntungan
tindakan
cenderung pribadinya
agen,
yang
Pertumbuhan Perusahaan
memaksimalkan
daripada
Auditor Switching
keuntungan
prinsipal (Juliatari, 2013). Gambar 1. Model Analisis 2.5
Pertumbuhan Perusahaan Klien Tingkat
pertumbuhan
perusahaan
merupakan ukuran seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara
keseluruhan.
Dalam
penelitian
Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
ini
3.
METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel Populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesaia (BEI) selama
48
periode 2012-2014. Metode pengumpulan sampel
perusahaan klien tidak mengganti auditornya, maka
(sampling
akan diberikan nilai 0.
method)
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, dengan kriteria-kriteria pengambilan sampel antara lain:
3.3.2 Variabel Independen (X)
a)
a)
Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI selama periode 2012-2014.
b)
c)
Ukuran KAP (X1) Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan
Menerbitkan laporan keuangan lengkap dan
perbedaan besar kecilnya KAP. Ukuran KAP
telah di audit oleh auditor independen.
dibagi menjadi dua yaitu KAP besar (Big 4) dan
Perusahaan menggunakan satuan mata uang
KAP kecil (non Big 4). Variabel ukuran KAP ini
yang seragam selama periode pengamatan
menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan
yaitu selama periode 2012-2014.
klien diaudit oleh KAP besar (big 4), maka akan
Berdasarkan
pengambilan
diberikan nilai 1. Tetapi jika perusahaan kilen
sampel diatas maka diperoleh 89 perusahaan
diaudit oleh KAP kecil (non Big 4), maka akan
sebagai
diberikan nilai 0. Adapun auditor yang termasuk
sampel.
kriteria-kriteria
Rincian
pemilihan
sampel
disajikan sebagai berikut :
dalam kelompok KAP Big 4 di Indonesia yaitu: a)
Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sampel Keterangan Jumlah Populasi Kriteria Pemilihan Sampel : 1. Data tidak tersedia / tidak lengkap 2. Perusahaan menggunakan mata uang US Dollar Total Sampel Penelitian
Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa
Jumlah Perusahaan 141
& Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman Bing Satrio & Rekan. b)
Ernest & Young (EY) yang berafiliasi dengan
(25)
Prasetio, Sarwoko & Sandjaja; Purwantono,
(27)
Sarwoko & Sandjaja.
89
c)
Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta & Widjaja.
3.2
Jenis dan Sumber Data
d)
Penelitian ini menggunakan data sekunder
PricewaterhouseCoopers
(PwC)
yang
berafiliasi dengan Haryanto Sahari &Rekan.
yaitu berupa laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur tahun 2012-2014 yang diperoleh dari
b)
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dapat diakses di www.idx.co.id.
Ukuran Perusahaan Klien (X2) Ukuran perusahaan meruapakan suatu skala di
mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan berdasarkan
3.3
Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel
Dependen
(Y)
total
aktiva.
Variabel
ukuran
perusahaan klien dalam penelitian ini dihitung :
Auditor
Switching
dengan menggunakan rasio ukuran perusahaan klien yaitu dengan menglogaritmakan natural atas
Auditor switching merupakan perpindahan
total asset perusahaan.
auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien. Variabel auditor switching menggunakan variabel
c)
Pertumbuhan Perusahaan Klien (X3)
mengganti
Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan
auditornya, maka akan diberikan nilai 1. Tetapi jika
difokuskan pada rasio pertumbuhan penjualan.
dummy.
Jika
perusahaan
klien
Variabel ini dihitung dengan menggunakan rasio Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
49
penjualan
bersih
sekarang
dikurangi
dengan
menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LogL)
penjualan bersih tahun lalu, kemudian dibagi
menunjukkan model regresi yang lebih baik atau
dengan total aset. Rasio pertumbuhan perusahaan
dengan kata lain model yang dihipotesiskam fit
klien dapat dirumuskan sebagai berikut:
dengan data.
4.4
Koefisien Determinasi (Cox dan Snell’s R
Dimana:
Square dan Nagelkerke R Square)
RP = Rasio Pertumbuhan perusahaan klien.
Untuk
dapat
mendapatkan
koefisien
TA = Total asset.
determinasi digunakan nagelkereke R Square.
Penjualan Bersih t = Penjualan Bersih sekarang.
Nagelkereke’s R Square merupakan modifikasi dari
Penjualan bersih t-1 = Penjualan bersih tahun lalu.
koefisien
Cox
and
Snell
R
Square
untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 4.
sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi
Teknik Analisis Data
nilai Cox and Snell R Square dengan nilai
4.1 Statistik Deskriptif Analisis
deskriptif
ditujukan
untuk
maksimumnya (Ghozali, 2006).
memberikan gambaran atau deskripsi data dari variabel dependen berupa auditor switching, serta
4.5
Menguji Kelayakan Model Regresi
variabel independen berupa ukuran KAP, ukuran
Kelayakan model regresi dinilai dengan
perusahaan klien, tingkat pertumbuhan perusahaan
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness
klien.
dengan
of Fit Test. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s
menggunakan tabel statistic descriptive yang
Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari
memaparkan nilai minimum, nilai maksimum, nilai
0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada
rata-rata (mean), dan standar deviasi (standard
perbedaan signifikan antara model dengan nilai
deviation).
observasinya sehingga Goodness fit model tidak
Analisis
tersebut
disajikan
baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian
terhadap
hipotesis
dengan
Lemeshow Goodness –of-fit lebih besar dari 0,005,
menggunakan a = 5%, dengan kriteria :
maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti
1)
Jika nilai probabilitas (sig.) < a = 5% maka
model mampu memprediksi nilai observasinya atau
hipotesis alternatif didukung.
dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok
Jika nilai probabilitas (sig.) > a = 5% maka
dengan data observasinya.
2)
hipotesis alternatif tidak didukung. 4.6 4.3 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model
Uji Multikolonieritas Uji
multikolonieritas
bertujuan
untuk
Fit)
menguji apakah model regresi ditemukan adanya
Statistik yang digunakan berdasarkan pada
korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006).
fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah
Multikolonieritas terjadi dalam analisis regresi
probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan
logistik apabila antarvariabel independen saling
menggambarkan
menguji
berkorelasi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
hipotesis nol dan alternatif, L ditranformasikan
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
data
input.
Untuk
Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
50
Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006).
Pengujian
dilakukan
dengan
membandingkan nilai antara -2 LogLikelihood (2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2
Model Regresi Logistik
LogLikelihood
Penelitian ini menggunakan analisis regresi
Number=1). Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa
logistik untuk melihat pengaruh ukuran KAP,
nilai -2LogL yaitu sebesar 246,340 dengan
ukuran perusahaan klien, tingkat pertumbuhan
signifikasi sebesar 0,000 < 0,005. Ini artinya
perusahaan klien, terhadap auditor switching.
hipotesis nol ditolak yang berarti model hanya
Model regresi logistik dalam penelitian ini adalah:
dengan konstanta saja tidak fit dengan data.
4.7
SWITCHt = a + b1KAP + b2LnTA + b3RP + e……
Keterangan: SWITCHt a KAP LnTA RP
(-2LL)
Berdasarkan
pada
hasil
akhir
uji
(Block
selanjutnya,
diketahui bahwa nilai -2LogL yang kedua adalah : Auditor switching : Konstanta : Ukuran KAP : Ukuran Perusahaan Klien : Pertumbuhan Perusahaan
untuk model dengan konstanta dan variabel bebas X1, X2 dan X3 adalah sebesar: 219,225 dengan signifikansi Hosmer and Lemeshow Test adalah sebesar 0,213 > 0,005, yang berarti hipotesis nol
5.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model
tidak dapat ditolak dan model fit dengan data.
Tabel 3. Hasil Uji Keseluruhan Model Iteration
1 2
Constant -,698 -,519
3
219,360
-,369
-2,112
-,030
-,566
4 219,226 5 219,225 6 219,225 Sumber : Hasil Output SPSS
-,344 -,343 -,343
-2,335 -2,363 -2,363
-,031 -,031 -,031
-,570 -,570 -,570
Step 1
5.2
Coefficients X1 LNX2 -,763 -,014 -1,538 -,025
-2 Log likelihood 231,362 221,052
X3 -,399 -,529
Hasil Uji Koefisien Determinasi Berikut adalah tabel Model Summary: Tabel 4. Model Summary Step -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R likelihood Square Square a 1 219,225 ,085 ,144 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. Sumber : Hasil Ouput SPSS Besarnya nilai koefisien determinasi pada
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas
model regresi logistic ditunjukkan oleh nilai
variabel independen sebesar 14,4%. Sedangkan
Nagelkerke R Square
sisanya sebesar (100%-14,4%) 85,6% dijelaskan
Berdasarkan hasil uji
diketahui bahwa nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar
0,144.
Artinya
variabilitas
oleh variabilitas lain di luar penelitian.
variabel
Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
51
5.3
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
5.4
Kelayakan model regresi dinilai dengan
Hasil Uji Multikolinieritas Uji
multikolonieritas
bertujuan
untuk
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness
menguji apakah model regresi ditemukan adanya
of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chisquare
korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006).
sebesar 10,806 dengan signifikansi (p) sebesar
Multikolonieritas terjadi dalam analisis regresi
0,213.
Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai
logistik apabila antarvariabel independen saling
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat
berkorelasi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
disimpulkan
nilai
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
observasinya atau dengan kata lain model dapat
Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10
diterima.
(Ghozali, 2006).
Tabel 5. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 10,806 8 ,213 Sumber : Hasil Output SPSS
multikolonieritas :
mampu
memprediksi
Berikut ini adalah hasil uji
Tabel 6. Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients Model
1
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta ,325 ,314
(Constant)
X1 LNX2 X3 a. Dependent Variable: Y
Dari
a
hasil
-,191 -,003 -,100
pengujian
,050 ,011 ,051
pada
tabel
-,234 -,018 -,115
6
t 1,038
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF ,300
-3,790 -,295 -1,938
,000 ,768 ,054
,915 ,917 ,994
1,093 1,091 1,006
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga
menunjukkan bahwa nilai Tolarance menunjukkan
dapat
tidak ada variable independen yang memiliki nilai
multikolonieritas antar variable independen dalam
Tolerance kurang dari 0.10 yang berarti bawa tidak
model regresi
ada korelasi antar variable independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai
bahwa
tidak
ada
. 5.5 Hasil Uji Regresi Logistik
Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variable independen
disimpulkan
Model regresi logistik disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Hasil Uji Regresi Logistik Variables in the Equation
Step 1a
X1
B -2,363
S.E. ,745
LNX2 -,031 ,097 X3 -,570 ,459 Constant -,343 2,649 a. Variable(s) entered on step 1: X1, LNX2, X3.
Wald 10,056 ,104 1,539 ,017
df 1
Sig. ,002
Exp(B) ,094
1 1 1
,747 ,215 ,897
,969 ,566 ,709
Sumber : Hasil Output SPSS Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
52
Berdasarkan model regresi yang terbentuk pada
5.2.
tabel di atas, mendapatkan hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini:
PEMBAHASAN Hipotesis
penelitian
ini
diuji
dengan
menggunakan analisis regresi logistic pada tiga variabel independen terhadap sebuah variable
Y = - 0,343 – 2,363 X1 – 0,031X2 – 0,570X3 + e
independen. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan
Keterangan:
dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Klien.
Y : Auditor Switching
Sedangkan variable dependennya adalah Auditor
X1 : Ukuran KAP
Switching.
X2 : Ukuran perusahaan klien
Hasil pengujian di atas, maka variabel
X3 : Tingkat pertumbuhan perusahaan klien
dependen dan independen dapat diringkas sebagai Persamaan
tersebut
dapat
dijelaskan
sebagai
berikut: Tabel 8. Ringkasan Hasil Penelitian
berikut :
a.
Konstanta sebesar -0,343 yang berarti bahwa jika tidak dipengaruhi oleh 3
variabel
independen dalam model penelitian ini, maka perusahaan akan cenderung tidak melakukan penggantian auditor (kearah SWTCH = 0).
b.
Koefisien
Variabel
Ukuran
KAP
memiliki nilai konstanta sebesar
(X1) -2,363
dengan signifikansi sebesar 0,002 < 0,005.
Variabel Dependen Ukuran KAP (X1)
Signifikansi
Keterangan
0,002
Berpengaruh
Ukuran 0,747 Tidak Perusahaan Klien Berpengaruh (X2) Tingkat 0,215 Tidak Pertumbuhan Berpengaruh Perusahaan Klien (X3) Keterangan : tingkat signifikansi
Artinya variabel independen X1 berpengaruh terhadap variabel dependen Y. Arah koefisien negatif
c.
berarti
bahwa
jika
Hipotesis Pertama Variabel
sebelumnya
ukuran
KAP
menunjukkan
perusahaan diaudit oleh KAP Non Big 4,
koefisien regresi negative sebesar -2,363 dengan
maka probabilitas perusahaan melakukan
tingkat signifikansi sebesar 0,002, lebih lebih dari α
penggantian auditor akan semakin besar.
= 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari
Koefisien Variabel Ukuran Perusahaan Klien (X2) memiliki nilai konstanta sebesar -,031 dengan signifikansi sebesar 0,747 > 0,005. Artinya
variabel
independen
X2
tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen Y.
d.
5.2.1.
Koefisien Variabel Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Klien
(X3)
memiliki
nilai
konstanta sebesar -0,570 dengan signifikansi sebesar 0,215 > 0,005. Artinya variabel independen X3 tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Y.
α = 0,05, maka hipotesis ke-1 berhasil didukung. Penelitian ini menunjukan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung dari hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan
oleh
Mardiyah
(2002)
dan
Damayanti Putri Wijayanti (2010). KAP big-4 termasuk KAP yang memiliki reputasi baik di dunia internasional. Mereka memiliki reputasi yang baik karena jaringannya tersebar luas di seluruh dunia, serta memiliki auditor yang kompeten dan berpengalaman banyak. Oleh karena hal itu, investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan oleh auditor
Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
53
yang bereputasi (Praptitorini dan Januarti, 2007:7).
penelitian di atas, ukuran perusahaan klien tidak
Meskipun demikian, tidak berarti KAP selain big-4
mempengaruhi
bukan KAP yang bagus. Perusahaan tidak akan
pergantian KAP. Hal ini mungkin disebabkan oleh
mengganti KAP yang digunakannya jika telah
telah digunakannya KAP big four oleh klien
memiliki reputasi yang baik (Sinarwati, 2010:15).
dengan ukuran perusahaan yang besar, dan klien
Hal ini dilakukan agar investor tetap menganggap
dengan ukuran perusahaan yang kecil pun telah
laporan keuangan perusahaan, yang telah diaudit
menggunakan KAP non big four. Meskipun terjadi
oleh auditor bereputasi, baik dan telah bebas dari
pergantian auditor, perusahaan dengan total asset
salah saji material. Selain itu, jika perusahaan
kecil akan mengganti KAP sebelumnya dengan
mengganti KAP yang mengauditnya, butuh waktu
KAP non big four lainnya.
perusahaan
untuk
melakukan
beberapa tahun bagi auditor yang baru untuk memahami perusahaan sepenuhnya (Brazel dan
5.2.3. Hipotesis Ketiga
Bradford, 2011:2).
Variabel tingkat pertumbuhan perusahaan klien
menunjukkan
koefisien
regresi
negatif
sebesar -0,570 dengan tingkat signifikansi sebesar
5.2.2. Hipotesis Kedua klien
0,215, lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat
menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -
signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka
0,031 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,747,
hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung. Penelitian
lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat
ini tidak berhasil membuktikan bahwa tingkat
signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka
pertumbuhan
hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Penelitian
terhadap Auditor Switching. Hasil penelitian ini
ini tidak berhasil membuktikan bahwa ukuran
mendukung hasil penelitian dari Nasser et. al.,
perusahaan klien berpengaruh terhadap Auditor
(2006) dan Nuryanti (2012).
Variabel
ukuran
perusahaan
Switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil
perusahaan
klien
berpengaruh
Seiring dengan pertumbuhan perusahaan,
penelitian dari Calderon dan Ofobike (2008),
idealnya
Chadegani et. al. (2011), dan Wijayani dan Juniarti
auditor yang lebih bagus agar dapat meningkatkan
(2011).
tidak
citra perusahaan yang lebih baik di mata pihak
mendukung hasil penelitian Nasser, et. al. (2006)
eksternal. Dengan bertumbuhnya perusahaan klien,
serta Suparlan dan Andayani (2010).
diharapkan klien dapat membayar biaya audit yang
Namun
hasil
penelitian
ini
Perusahaan dengan total aset besar tetap menggunakan jasa KAP big four untuk mengaudit laporan
keuangannya.
Sedangkan
perusahaan
klien
mengganti
auditornya
dengan
lebih tinggi agar kualitas auditnya meningkat. Namun, berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan perusahaan
dengan total aset kecil cenderung berpindah ke
klien tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.
KAP non big four. Hal ini mencerminkan
Hal ini disebabkan oleh pertimbangan manajemen
kesesuaian ukuran antara KAP dengan kliennya
untuk mempertahankan reputasi perusahaannya
(Afriansyah dan Siregar, 2007:11). KAP kecil akan
dengan tidak mengganti KAP yang mengaudit
kesulitan dalam mengaudit kliennya jika ukuran
laporan keuangan perusahaan (Nuryanti, 2012:17).
perusahaan klien terlalu besar, sedangkan KAP besar akan kehilangan reputasinya jika menerima klien dengan ukuran yang kecil. Berdasarkan hasil
Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
54
6.
teorits diduga mampu menjelaskan masalah
KESIMPULAN DAN SARAN
auditor switching,
6.1 KESIMPULAN Pengujian statistik yang digunakan adalah dengan menggunakan regresi logistic.
1.
profitabilitas, dan rasio likuiditas. 2.
Menambahkan
periode
pengamatan
Variabel ukuran KAP menunjukkan koefisien
penelitian, misalnya menjadi lima tahun,
regresi negative sebesar -2,363 dengan tingkat
dengan harapan akan mempengaruhi hasil
signifikansi sebesar 0,002, lebih lebih dari α =
penelitian yang diperoleh.
0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil
2.
variabel rasio-rasio keuangan seperti rasio
Hasil
pengujian dapat diringkas sebagai berikut:
seperti menambahkan
3.
Pengukuran
terhadap
variabel
ukuran
dari α = 0,05, maka hipotesis ke-1 berhasil
perusahaan pada penelitian selanjutnya dapat
didukung.
menggunakan alternatif proksi lain, seperti
Penelitian
ini
berhasil
membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP
total
terhadap auditor switching.
karyawan perusahaan.
Variabel
ukuran
perusahaan
penjualan
perusahaan
atau
jumlah
klien
menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,031 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,747, lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap Auditor Switching. 3.
Variabel tingkat pertumbuhan perusahaan klien menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,570 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,215, lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung.
Penelitian
ini
tidak
berhasil
membuktikan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan
klien
berpengaruh
terhadap
Auditor Switching
6.2
SARAN Penelitian
mengenai
pergantian
KAP
selanjutnya diharapkan mampu memberikan hasil yang
lebih
baik
dan
berkualitas,
dengan
mempertimbangkan saran berikut ini: 1.
Peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel independen lainnya yang secara
Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
55
DAFTAR PUSTAKA
Abbott Lawrence J, Young Park, Susan Parker. 2000. The Effects of Audit Committee Activity and Independence on Corporate Fraud. Managerial Finance: Vol. 26, Iss. 11; pg. 55-68. Afriansyah, Zef dan Sylvia Siregar. Konsentrasi Pasar Audit di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2010. Arens, Alvin A. dan Loebbecke. 2003. Auditing., Salemba Empat, Jakarta. Ardianingsih, Arum. 2012. Pengaruh audit delay dan ukuran KAP terhadap audit switching : Kajian dari Sudut Pandang Klien. Http//download.portalgaruda.org/article.ph p. diakses tanggal 6 Agustus 2015. Brazel, Joseph F. dan Marianne Bradford, CPA. Shedding New Light on Auditor Switching. Strategic Finance pp. 49-53, 2011. Chadegani, AA., Zakiah MM., Azam Jari. “The Determinant Factors of Auditor switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange”, International Conference on Sociality and Economics Development IPEDR vol.10, 2011 Chow, C.W, dan S.J. Rice. Qualified Audit Opinions and Auditor Switching. The Accounting Review, Vol. LVII, No.2, pp. 326-335, 1982. Damayanti, S. dan M. Sudarma. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008. DeAngelo, L. 1981. Auditor Independence, Low Balling and Disclosure Regulation. Journal Of Accounting And Economics 20 (December), Pp. 297-322. Fadhilah, Hamdan. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2011). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta Febrianto, R. 2009. Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik.
Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56
http://rfebrianto.blogspot.com/2009/05/per gantian–auditor-dan-kantorakuntan. html, diakses tanggal 25 Desember 2014. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19. Edisi 5 Cetakan V, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hudaib, M, dan T.E Cooke. 2005. The Impact of Managing Director Changes and Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching. Journal of Business Finance & Accounting, Vol.32, No.9-10, Pp.1703-39. Juliantari, Ni Wayan Ari dan Ni Ketut Rasmini. 2013. Auditor Switching dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3 (2013): 231-246. ISSN: 2302-8556. Diakses tanggal 6 Aguatus 2015. Mardiyah, A.A. 2002. Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor Terhadap Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontijensi RPA (Recursive Model Algorithm). Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Vol.3, No.2, 133154. Menteri Keuangan. 2008. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/Pmk.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik. http://www.setjen.depkeu.go.id/data/perat uran/PMK%20Nomor%2017%20tahun%2 02008.pdf. Diakses 20 juli 2015 Menteri Keuangan, 2008, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta. Nabila. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). htpp://undip.ac.id/27886/jurnal.pdf Nasser, et.al. “Auditor-Client Relationship: The Case of Audit tenure and Auditor Switching in Malaysia”. Managerial Auditing Journal, Vol. 21, No. 7, pp. 724737. 2006. Petronela, Thio A. 2004. Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance pp. 46-55.
56