PENGARUH UKURAN BANK, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (Studi Empiris Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun oleh: FIRDA ISTIANI NIM. 1111046100075
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015 M
ABSTRAK FIRDA ISTIANI, 1111046100075, Pengaruh Ukuran Bank, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Empiris Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014). Strata Satu (S1), Konsetrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syaif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bank, profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility bank umum syariah, yang diukur dengan Indeks Islamic Social Reporting (ISR). Populasi penelitian ini adalah seluruh bank umum syariah di Indonesia. Total sampel yang diuji sebanyak 10 bank umum syariah yang dipilih dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menganalisis ISR melalui laporan tahunan bank menggunakan metode content analysis. Teknik analisis data menggunakan metode regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun pengungkapan ISR mengalami peningkatan. Secara simultan, variabel ukuran Bank, profitabilitas, likuiditas dan leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Secara parsial variabel ukuran bank dan profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan ISR, sedangkan likuiditas dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Kata Kunci
: Islamic Social Reporting (ISR),Ukuran Bank, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage. Pembimbing : Rizqon Halal Syah Aji, M.Si
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirahim Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju terang benderang. Alhamdulillah, penelitian yang berjudul “PENGARUH UKURAN BANK, PROFITABILITAS,
LIKUIDITAS,
DAN
LEVERAGE
TERHADAP
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (Studi Empiris Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014)”
telah dapat penulis
selesaikan dengan segenap kemampuan penulis. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi strata satu (S1) Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ditemui beberapa kesulitan. Namun berkat berkat bantuan, motivasi, dan doa dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A. selaku ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Islam) FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Bapak M. Dawud Arif Khan, SE, M.Si, Ak,CPA dan Ibu Aini Masrurah, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan saran berharga dan bermanfaat. 5. Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag. selaku dosen penasihat akademik yang telah memberikan bantuan dan arahan dalam banyak hal. 6. Segenap dosen dan staff akademik Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta bantuan bagi penulis. 7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Kasmad Sutisno dan Ibunda Maisaroh. Terima kasih atas kasih sayang, motivasi, nasihat dan doa yang tak pernah usai. 8. Kakak-kakak tersayang, Mba Ririn, Mba Nuni, Mas Adi, dan Mba Rini yang telah memotivasi, mendoakan, dan memberikan perhatian terbaiknya.
vii
9. Sahabat terdekat penulis, Wilda, Dina, Sri, Rodiah, Ka Nancy, Ka Zahidah, Defri, Ni’ma, Ka Yayan, Ka Syifa, Nur, Mutia, Tia, Ika. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik. 10. Ma’had Dzinnurain, Ustazah Malih, Teh Risma, Ka Vera, Ka Tia, Sevi, Cahaya, Vanny, Ani, Ica, Iip, Nia, Haifah, Restu, Ida, Eni, Alfi, Nurul, Ni’ma, Rina yang terus menginspirasi penulis. 11. LDK Syahid 18, Big Family Komda FSH, Laskar LiSEnSi, KKN CARE 122, Asma Binti Abu Bakar, Perbankan Syariah B 2011, dan FARIS 6. Terima kasih telah menjadi keluarga kecil yang hangat. 12. Serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Jakarta, 15 Oktober 2015
Firda Istiani
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN .................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................................ v KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 10 C. Pembatasan Masalah................................................................................. 11 D. Perumusan Masalah .................................................................................. 11 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 12 F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori .......................................................................................... 15 1. Pengungkapan ........................................................................................ 15 a. Pengertian Pengungkapan ................................................................. 15 b. Jenis Pengungkapan .......................................................................... 16 ix
2. Corporate Social Responbility (CSR).................................................... 17 a. Pengertian Corporate Social Responbility ....................................... 17 b. Ruang Lingkup Corporate Social Responbility ............................... 18 c. Prinsip Corporate Social Responbility ............................................. 19 d. Manfaat Corporate Social Responbility ........................................... 20 e. Pengungkapan Corporate Social Responbility ................................. 21 f. Corporate Social Responbility dalam pandangan Islam .................... 22 3. Islamic Social Reporting (ISR) .............................................................. 25 a. Keuangan dan Investasi (Financial and Investment Theme) ............ 25 b. Produk dan Pelayanan (Product and Service Theme) ....................... 26 c. Tenaga Kerja (Employee Theme) ...................................................... 27 d. Masyarakat (Comunity Involvement Theme)..................................... 28 e. Lingkungan (Environtment Theme) .................................................. 28 f. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme) ................. 29 4. Ukuran Bank .......................................................................................... 30 5. Profitabilitas ........................................................................................... 30 6. Likuiditas ............................................................................................... 32 7. Leverage................................................................................................. 33 B. Review Studi Terdahulu ............................................................................ 34 C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 40 D. Perumusan Hipotesis ................................................................................. 41
x
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 46 B. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 46 C. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 47 1. Variabel Terikat (Dependen) ............................................................... 47 2. Variabel Bebas (Independen) .............................................................. 48 D. Populasi dan Sampel ................................................................................ 50 E. Metode Analisis Data................................................................................ 52 1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 52 2. Model Regresi Data Panel .................................................................. 52 a. Pendekatan Common Effect (Pooling Least Square) ..................... 53 b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)............................................ 53 c. Pendekatan Efek Random (Random Effect) ................................... 54 3. Pengujian Model ................................................................................. 54 a. Uji Chow ........................................................................................ 54 b. Uji Haussman ................................................................................. 55 4. Uji Hipotesis ....................................................................................... 56 a. Uji Hipotesis Secara Simultas (Uji f) ............................................. 56 b. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ................................................ 57 c. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 58 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Content Analysis Islamic Social Reporting (ISR) .......................... 59 1. Tema Keuangan dan Investasi (Finance and Investment Theme) ...... 62
xi
2. Tema Produk dan Pelayanan (Product and Service Theme)............... 64 3. Tema Tenaga Kerja (Employee Theme).............................................. 65 4. Tema Masyarakat (Society Theme) ..................................................... 67 5. Tema Lingkungan (Environtment Theme) .......................................... 68 6. Tema Tata Kelola Perusahaan (Corporate Government Theme)........ 70 B. Hasil Instrumen Penelitian ...................................................................... 73 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif............................................................... 73 2. Hasil Uji Data Panel ........................................................................... 76 a. Uji Chow ........................................................................................ 76 b. Uji Haussman ................................................................................. 76 3. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 77 a. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 77 b. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ..................................................... 78 c. Uji Signifikan Parsial (Uji t) .......................................................... 79 4. Persamaan Model Regresi Data Panel ................................................. 80 5. Pembahasan ......................................................................................... 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................... 86 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 87 C. Saran ......................................................................................................... 87 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 89 DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... 94
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Total Asset, Pembiayaan, DPK BUS dan UUS (dalam Triliun Rupiah) ... 5 Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian............................................................... 50 Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian........................................................................ 50 Tabel 3.3 Tahap Pengambilan Sampel ..................................................................... 51 Tabel 3.4 Daftar Sampel Bank Umum Syariah ........................................................ 51 Tabel 4.1 Pengungkapan Indeks ISR pada BUS Tahun 2011-2014 ........................ 59 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ................................................................................... 73 Tabel 4.3 Hasil Uji Chow ......................................................................................... 76 Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman ................................................................................... 77 Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 78 Tabel 4.6 Hasil Uji F ................................................................................................ 79 Tabel 4.7 Hasil Uji t ................................................................................................. 79
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rasio ROA BUS dan UUS ..................................................................... 5 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 40 Gambar 4.1 Pengungkapan Rata-rata Indeks ISR pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2011-2014 .......................................................... 60 Gambar 4.2 Indeks ISR BUS Masing-masing Tema Tahun 2011-2014 .................. 61 Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Rata-Rata Indeks ISR pada Bank Syariah Tahun 2011- 2014 ............................................................................... 72
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan berskala besar, dan bidang-bidang usaha yang tersedia semakin banyak, sehingga lapangan pekerjaan tersedia cukup luas bagi masyarakat. Hal tersebut merupakan dampak positif
dari
berkembangnya industri perusahaan. Namun, perusahaan juga menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungannya. Kasus-kasus seperti banjir lumpur panas Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo, Jawa Timur, pencemaran Teluk Buyat di Minahasa Selatan oleh PT. Newmont Minahasa Raya, pembakaran hutan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan, masalah pemberdayaan masyarakat suku di wilayah pertambangan Freeport di Papua, dan konflik masyarakat Aceh dengan Exxon mobil yang mengelola gas bumi di Arun merupakan beberapa kasus entitas bisnis yang tidak memperdulikan lingkungan sosial dan lingkungan alam di sekitarnya.1 Mencermati sisi negatif dari industrialisasi tersebut, maka tidak adil jika masyarakat yang harus menanggung beban sosial. Oleh karena itu, suatu entitas bisnis dituntut untuk memelihara lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitarnya.
1
Izza Rufaida, “Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas, dan Pengungkapan Media terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris Perusahaan Penghasil Bahan Baku yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012)”, (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.1.
1
2
Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap komunitas yang berkaitan dengan kegiatan operasional bisnisnya meliputi aspek ekonomi (profit), sosial (people), dan lingkungan (planet) atau biasa disebut triple bottom line (3P), yang diwujudkan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Hal tersebut berarti bahwa CSR adalah bentuk kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan.2 CSR
merupakan
tanggung
jawab
sosial
perusahaan
kepada
stakeholdersnya. Stakeholders perusahaan meliputi karyawan, kreditur, pelanggan, pemasok, maupun masyarakat sekitar wilayah operasi perusahaan tersebut. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut tanggung jawab perusahaan atas eksternalitas negatif yang ditimbulkan kepada warga di sekitar operasinya saja, tetapi juga menyangkut kesejahteraan karyawan, pelanggan, dan pemasok yang merupakan bagian dari stakeholders perusahaan yang turut andil bagi operasi perusahaan.3 Di Indonesia, kesadaran mengenai CSR ini terlihat dari makin banyaknya perusahaan yang mengungkapkan isu CSR dalam laporan keuangan tahunan maupun press release lainnya.4 Pemerintah pun mengakomodirnya dengan mengeluarkan peraturan mengenai kewajiban 2
Khusnul Fauziah dan Prabowo Yudho J, “Analisis Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia berdasarkan Islamic Social Reporting Index”, Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol.5, No.1, (Maret 2013), pp.12-20, h.13. 3 Ekkyanshah, “Membangun Program CSR yang Seimbang”, Akuntan Indonesia, Vol.12 No.2, (Oktober 2008), h.33. 4 Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, “Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks”, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, (2010), h.2.
3
praktik CSR yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing. Kemudian dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 66 menyebutkan bahwa laporan tahunan harus memuat beberapa informasi, salah satunya adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku, terdapat alasan lain yang mendorong perusahaan untuk melaksanakan CSR. Fakta menunjukkan adanya korelasi postif antara perusahaan yang melaksanakan dan mengungkapkan CSR dalam aktivitas usahanya dengan apresiasi masyarakat.5 Bahkan beberapa penelitian pun menyatakan bahwa peran perusahaan dalam merealisasikan tanggung jawab sosial berkorelasi positif dengan peningkatan kinerja keuangan perusahaan.6 Oleh karena itu penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost semata, melainkan sebagai investasi jangka panjang. Bila dilihat dari perspektif Syariah, konsep CSR sebenarnya sudah ada dalam ajaran Islam. Kesempurnaan iman seorang muslim tidak dapat hanya dicapai dengan hubungan vertikal kepada Allah saja (Hablumminallah)kesalehan Individual, tetapi juga harus sejalan dengan hubungan yang baik kepada sesama makhluk ciptaan Allah (Hablumminannas)-kesalehan sosial.7
5
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory, cet.II, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.6. 6 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.39. 7 Hafiez Sofyani, dkk. “Islamic Social Reporting index sebagai Model Pengukuran Kinerja Sosial Perbankan Syariah (studi Komparasi Indonesia dan Malaysia)”, Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol 4, No.1, (Maret 2012), h.37.
4
Salah satu jenis bisnis yang menjalankan usahanya dengan prinsipprinsip dasar ekonomi Islam adalah bank syariah. Pelaksanaan CSR pada perbankan syariah bukanlah sekedar memenuhi kewajiban yang diamanahkan undang-undang saja, program CSR tidak hanya menjadi keinginan untuk mendapatkan legitimasi dalam beroperasi disuatu kawasan, ataupun menjadi topeng untuk mengejar keuntungan secara maksimal.8 Secara umum fungsi bank syariah yaitu: (1) Manajer investasi; (2) Investor; (3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran; dan (4) pengemban fungsi sosial. Tiga fungsi pertama merupakan fungsi bisnis, sedangkan fungsi ke empat adalah fungsi sosial bank syariah.9 Oleh karena itu dalam mengevaluasi kinerja bank syariah harus dilakukan secara komprehensif, yakni kinerja bisnis dan kinerja sosialnya. Pelaksanaan fungsi sosial bank syariah dipertegas dalam UndangUndang nomor 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah, pada bab II pasal 4 ayat (2), dinyatakan bahwa: “Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat”. Bank syariah di Indonesia menunjukan perkembangan yang cukup pesat. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah sampai dengan saat ini, Bank Umum Syariah (BUS) berjumlah 12, Unit Usaha Syariah (UUS) berjumlah 22, dan Bank Pembiayaan Syariah (BPRS) berjumlah 162. Volume
8
Muhammad Yasir Yusuf, “Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah: Kajian Empiris Pembiayaan Mikro Baitul Mal Aceh”, Jurnal Ekonomi Islam La_Riba, Vol IV, No.2, (Desember 2010), h.199. 9 Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2005), h.195-196.
5
usaha perbankan syariah dalam waktu satu tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, perkembangan dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.1 Total Asset, Pembiayaan, DPK BUS dan UUS (dalam Triliun Rupiah) Keterangan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015*
Asset
49,56
66,10
97,52
145,47
195,02
242,28
272,34
269,47
Pembiayaan
38,20
46,89
68,18
102,66
147,50
184,12
199,33
201,53
DPK
36,85
52,27
76,04
115,41
147,51
183,53
217,86
218,98
*Sampai bulan April 2015 Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015
Kinerja keuangan pun mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Kinerja keuangan dapat dilihat melalui rasio Return on Asset (ROA). ROA BUS dan UUS terus mengalami peningkatan hingga tahun 2012, namun pada tahun 2013 ROA BUS dan UUS menurun, hal ini disebabkan seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi10. Sampai dengan bulan Maret 2015 ROA meningkat kembali menjadi 1,13%. Gambar 1.1 Rasio ROA BUS dan UUS 2,14% 1,42%
1,48%
1,67%
1,79%
2,00%
0,85%
2008
2009
2010
2011
2012
2013
*Sampai bulan Maret 2015 Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015 10
Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Perkembangan Keuangan Syariah, 2013
2014
1,13%
2015*
6
Dengan perkembangannya yang terus meningkat disertai persaingan yang cukup ketat, mengharuskan bank syariah terus memperbaiki kinerjanya. Tantangan utama bagi bank syariah saat ini adalah mewujudkan kepercayaan dari para stakeholders, karena kepercayaan stakeholders akan memberikan dampak positif bagi perkembangan bank itu sendiri. Ekpektasi stakeholders terhadap bank syariah tentunya berbeda dengan bank konvensional. Hal ini karena bank syariah dikembangkan sebagai lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip syariah, yaitu tidak hanya bertujuan komersil yang tergambar pada pencapaian keuntungan maksimal semata, tetapi juga mempertimbangkan perannya dalam memberikan kesejahteraan secara luas bagi masyarakat.11 Salah satu upaya bank syariah untuk meningkatkan kepercayaan stakeholders-nya adalah dengan menginformasikan aspek sosialnya melalui laporan pertanggungjawaban sosial, karena stakeholder perbankan syariah sebagai bagian dari masyarakat memiliki hak informasi tentang seluruh kegiatan operasional perbankan, termasuk aspek sosial.12 Namun, menurut Maali (2006) beberapa perbankan syariah di dunia terdapat kebebasan dalam menyajikan informasi sosial dalam laporan tahunan karena para regulator tidak mengatur dan mewajibkan secara tegas agar masing-masing perbankan syariah menyediakan informasi tanggung jawab
11 Azis Budi Setiawan,“Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia”, (Seminar Ilmiah Kerjasama Magister Bisnis Keuangan Iskam Univ. Paramadina, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Juli 2009), h.1. 12 Rifqi Muhammad, “Persepsi user dan Preparer Laporan Keuangan terhadap Pelaporan Sosial Perbankan Islam di Malaysia”.(t.t, t.p, t.th), h.2.
7
sosial, sehingga terdapat tingkat variasi yang tinggi dalam pelaporan sosial antara satu bank syariah dengan lainnya.13 Sejauh ini pegungkapan CSR pada perbankan syariah mengacu pada Global Reporting Initiative Index (Indeks GRI). Jika melihat prinsip atau pedoman GRI yang bersifat konvensional, maka kurang tepat bila digunakan sebagai tolok ukur pengungkapan CSR pada perbankan syariah.14 Pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan pada sistem konvensional hanya berfokus pada aspek material dan moral. Untuk itu, perlu adanya kerangka khusus untuk pelaporan pertanggungjawaban sosial yang sesuai dengan prinsip syariah, dengan menjadikan aspek spiritual sebagai fokus utama dalam pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan karena para pembuat
keputusan
muslim
memiliki
ekspektasi
agar
perusahaan
mengungkapkan informasi secara sukarela guna membantu dalam pemenuhan kebutuhan spiritual mereka. Kerangka tersebut tidak hanya berguna bagi para pembuat keputusan muslim, tetapi juga berguna membantu perusahaan Islam dalam pemenuhan kewajiban terhadap Allah SWT dan masyarakat. Kerangka ini dikenal dengan sebutan Islamic Social Reporting (ISR).15 Indeks ISR berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions), yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti
13
Bassam Maali dkk., “Social Reporting by Islamic Banks”, Abacus Vol.42 No.2 (2006), h.281 Haris Fifa Putra, “Analisis Pelaksanaan dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Indeks Islamic Social Reporting (ISR)”, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, (t.th), h.3. 15 Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, Indonesian Management & Accounting Research, Vol 1, No.2, (July 2002), pp.128-146, h. 141-142. 14
8
mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam.16 Fitria (2010) menyatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial pada beberapa bank syariah di Indonesia masih terbatas atau hanya dapat memenuhi 50 % dari skor maksimal jika semua item diungkapkan secara sempurna pada ISR indeks.17 Fauziah (2013) menyatakan bahwa tingkat kinerja sosial yang diukur dengan ISR pada perbankan syariah di Malaysia lebih tinggi dibandingkan perbankan syariah di Indonesia.18 Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan ISR telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan memperoleh hasil yang beragam. Faktor yang diduga mempengaruhi pengungkapan ISR yaitu ukuran bank. Othman (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR, begitu juga dengan penelitian Lucyanda (2012), Putri (2014) dan Febriany (2014) yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Namun, penelitian Widayuni (2014) menyatakan bahwa ukuran bank tidak mempengaruhi pengungkapan ISR. Penelitian
terdahulu
juga
telah
membuktikan
bahwa
tingkat
pengungkapan perusahaan semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya profitabilitas. Othman (2009), Rizkianingsih (2012), Lucyanda (2012), dan Widayuni (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
16
Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, “Islam dan Tanggung Jawab Sosial”, h.4. Ibid, h.15. 18 Khusnul Fauziah dan Prabowo Yudho J, “Analisis Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia berdasarkan Islamic Social Reporting Index”, h. 46. 17
9
positif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Namun, Febriany (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Sementara Kurniawansyah (2013), Putri (2014), dan Iswandika (2014) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh. Faktor yang diduga mempengaruhi pengungkapan ISR lainnya yaitu likuiditas. Putri (2014) dan Kurniawansyah (2014) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR, sementara Iswandika (2014) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh. Faktor lain yang mempengaruhi pengungkapan ISR yaitu leverage. Rizkianingsih (2012) dan Widayuni (2014) menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Sedangkan Lucyanda (2012)dan Iswandika (2014) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengembangkan penelitian
sebelumnya
dengan
menggunakan
ISR
sebagai
indeks
pengungkapan tanggung jawab sosial pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Oleh karena itu penulis mengambil judul “PENGARUH UKURAN BANK, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014)”.
10
B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah diperlukan untuk menerangkan masalah-masalah yang mungkin muncul pada objek yang akan diteliti sebelum dibuatkan pembatasan dan perumusan masalahnya. Identifikasi masalah yang ditemukan antara lain: 1.
Pertumbuhan perbankan syariah yang terus meningkat dengan tingkat kompetitif bank yang cukup ketat, perlu diikuti dengan meningkatkan aspek kepatuhan terhadap prinsip Islam, dan meningkatkan kinerja sosial yang dalam hal ini yaitu tanggung jawab sosial (CSR).
2.
Standar pelaporan CSR syariah yang belum baku menjadikan pelaporan CSR perbankan syariah menjadi tidak seragam. Pengungkapan CSR pada perbankan syariah masih mengacu pada Global Reporting Initiative Index (Indeks GRI). Praktik pengungkapan CSR berdasarkan perspektif Islam seharusnya berbeda dengan perspektif konvensional karena jenis informasi yang perlu disajikan pun berbeda.
3.
Pengungkapan
CSR
syariah
telah
dikeluarkan
AAOIFI
dan
dikembangkan oleh beberapa peneliti yaitu Islamic Social Reporting, namun belum banyak diungkapkan dalam laporan tahunanan bank syariah. 4.
Perkembangan indeks ISR di Indonesia masih sangat lambat jika dibandingkan dengan indeks ISR di negara-negara Islam lainnya, yang telah menjadi bagian pelaporan organisasi syariah.
11
C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkupnya agar penelitian lebih terarah, fokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitia, serta dapat mempermudah proses analisa itu sendiri. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan yang akan dikaji, antara lain: 1.
Sampel penelitian ini adalah sesuai dengan kriteria sebagai berikut: a. Obyek yang diteliti adalah Bank Umum Syariah yang laporan tahunannya dipublikasikan. b. Periode penelitian yaitu tahun 2011-2014 dengan menggunakan data laporan tahunan masing-masing bank syariah.
2.
Ukuran Bank dalam penelitian ini diproksikan oleh nilai total aset bank syariah.
3.
Rasio Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh Return On Asset (ROA).
4.
Rasio Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan oleh Financing to Deposit Ratio (FDR).
5.
Rasio Leverage dalam penelitian ini diproksikan oleh Debt to Asset Ratio (DAR).
D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan
12
dalam pelaksanaan penelitian. Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada bank syariah di Indonesia?
2.
Apakah ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada bank syariah di Indonesia?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: a. Menganalisis pengaruh ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan leverage secara simultan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada bank syariah di Indonesia. b. Menganalisis pengaruh ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan leverage secara parsial terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada bank syariah di Indonesia. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut: a.
Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan.
13
b.
Bagi Perbankan Syariah Membantu memberikan saran dan masukan bagi kinerja manajer dalam melakukan kegiatan tanggung jawab sosial. Dan juga pengevaluasian kinerja tanggung jawab sosial bank melalui pengungkapan yang dilakukan.
c.
Bagi Akademisi Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan tentang pengaruh U ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial bank umum syariah yang diukur dengan Indeks Islamic Social Reporting. Dan menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan.
d.
Bagi investor Membantu
untuk
mengetahui
competitive
adventage
suatu
perusahaan perbankan syariah dengan melihat kinerja keuangan maupun non- keuangan. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, yang menguraikan tentang landasan teori Pengungkapan, Corporate Social Responsibility, Islamic Social Reporting, ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, leverage, review studi terdahulu, kerangka pemikiran, dan perumusan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN, yang menguraikan tentang ruang lingkup penelitian, metode pengumpalan data, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, serta metode analisis. BAB IV HASIL PENELITIAN, menjelaskan tentang analisis data dan hasil pembahasan yang dilakukan sesuai dengan alat analisis yang digunakan. BAB V
PENUTUP, memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan
keterbatasan dan saran.
yang
telah
dibahas
sebelumnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Pengungkapan (Disclosure) a. Pengertian Pengungkapan Pengungkapan
secara
sederhana
dapat
diartikan
sebagai
pengeluaran informasi. Istilah pengungkapan dalam arti luas mencakup keluarnya setiap informasi mengenai suatu perusahaan tertentu, meliputi semua informasi yang tercantum dalam pelaporan tahunan perusahaan, media massa, majalah dan sebagainya.1 Istilah pengungkapan dalam akuntansi mengacu pada penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Pengungkapan dalam proses pelaporan keuangan adalah analisis terhadap model aktivitas untuk mengikhtisarkan , mengorganisir, dan mengungkapkan hubungan timbal balik antara aktivitas-aktivitas dan untuk dapat melihat gambar status atau peta dari entitas. Secara tradisional, proses analisis ini dipandang sebagai proses pengembangan laporan-laporan akuntansi untuk menyediakan pemahaman mengenai sifat dari aktivitas-aktivitas entitas.2
1
Helen Gernon dan Gary K Meek, Akuntansi Perspektif Internasional, Penerjemah Agung Saputro (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007), h.91. 2 Frederick D.S. Choi & Gerhard G. Mueller, Akuntansi Internasional,Edisi Kedua(Jakarta: Salemba Empat, 1997), h.279
15
16
b. Jenis Pengungkapan Pengungkapan
dalam
pelaporan
keuangan
seringkali
dikelompokkan menjadi informasi keuangan dan non keuangan. Pengungkapan keuangan (financial) terdiri dari item-item informasi yang disajikan dalam satuan moneter. Sedangkan pengungkapan non keuangan (non financial) dapat berupa:3 1) Deskripsi naratif, merupakan fakta atau opini yang tidak dinyatakan dalam satuan moneter. 2) Item informasi yang dikuantifikasikan dalam satuan selain satuan moneter. Contohnya pernyataan misi perusahaan, data mengenai jumlah karyawan dalam suatu perusahaan. Sedangkan jenis pengungkapan menurut Darrough (1993), dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu: 4 1) Pengungkapan Wajib (Mandatory disclosure) Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan
wajib
akan
memaksa
perusahaan
untuk
mengungkapkannya.
3
Helen Gernon dan Gary K Meek, Akuntansi Perspektif Internasional,h.93. 4 Priyesta Rizkianingsih, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR): Studi Empiris pada Bank Syariah Di Indonesia, Malaysia, dan Negara-Negara Gulf Cooperation Council”. (Skripsi Universitas Indonesia), h.9.
17
2) Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure) Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan komponen – komponen yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. 2.
Corporate Social Responsibility (CSR) a. Pengertian Corporate Social Responsibility CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitiberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.5 The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR yaitu:6 “The continuing commitment by business to behave ethically and contribute to eonomic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large to improve their quality of life.”
Artinya tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen perusahaan sebagai pelaku bisnis untuk dapat berperilaku etis dan turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, disertai dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan dan keluarganya, serta masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya. Sementara World Bank mendefinisikan CSR: 7 5
Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta: Sinar Grafika,2009), h.1 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory, cet.II, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.20. 6
18
”the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employess and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”.
CSR merupakan komitmen bisnis dengan tujuan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama antara karyawan dan perwakilan anggota, komunitas lokal serta masyarakat luas guna meningkatkan kualitas hidup, dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis, dan pembangunan yang berkelanjutan. Dalam UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas dalam pasal 1 butir 3 menyebutkan bahwa: “Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.”
b. Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility Ruang lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan kepada masyarakat meliputi hal-hal berikut:8 1) Perlindungan konsumen (product safety), bahwa produk yang diberikan kepada masyarakat harus menjamin aman untuk digunakan. 2) Pengendalian polusi (pollution control), dalam hal ini bahwa kegiatan perusahaan tidak akan merusak lingkungan, baik
7 8
h.9-10
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory, h.20. Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama Cetakan Kedua, (Jakarta: Kencana,2010),
19
terhadap air, tanah, maupun udara. Keterlibatan perusahaan dituntut untuk mengontrol dan mengatasi terhadap masalah lingkungan yang mungkin atau telah terjadi akibat aktivitas perusahaan. 3) Reinvest Profit, perusahaan perlu melakukan investasi dari laba yang mereka peroleh kepada dunia pendidikan, pemberdayaan masyarakat sekitar usaha serta dukungan terhadap pelestarian lingkungan alam. c. Prinsip Corporate Social Responsibility David menguraikan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial diantaranya yaitu:9 1) Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan
aktivitas
(action)
tetap
memperhitungkan
keberlanjutan sumber daya di masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Dengan demikian, sustainibility berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana society memanfaatkan sumber daya agar tetap memperhatikan generasi masa datang. 2) Accountability, adalah upaya perusahaan terbuka dan bertanggung jawab atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan, ketika aktivitas perusahaan mempengaruhi dan
9
Nor Hadi, Corporate Social Responsibility, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h.59.
20
dipengaruhi lingkungan eksternal. Konsep ini menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas perusahaan terhadap pihak internal dan eksternal. 3) Transparency, merupakan prinsip yang penting bagi pihak eksternal. Transparansi berperan mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari lingkungan. d. Manfaat Corporate Social Responsibility Manfaat CSR bagi perusahaan antara lain:10 1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan. 2) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial. 3) Mereduksi risiko bisnis perusahaan. 4) Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha. 5) Membuka peluang pasar yang lebih luas. 6) Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah. 7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholder. 8) Memperbaiki hubungan dengan regulator. 9) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. 10) Peluang mendapatkan penghargaan
10
Hendrik Budi Untung, Corporate Social responsibility, h.6-7
21
e. Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada umumnya pengungkapan CSR dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan. Namun, ada pula beberapa perusahaan yang memisahkan pelaporan CSR yang dilakukan dalam sustainibility reporting. Di Indonesia, salah satu regulasi mengenai pengungkapan CSR diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keungan (PSAK) Nomor 1 paragraf sembilang secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial sebagai berikut: “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”
Selain IAI, pemerintah juga turut mendukung praktik pelaporan CSR melalui UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. UU Perseroan Terbatas pasal 66 ayat 2 huruf c menyatakan bahwa salah satu isi dari laporan tahunan wajib memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dalam UU Penanaman Modal pasal 15 disebutkan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Meskipun pelaporan CSR di Indonesia bersifat wajib, namun pelaporan CSR belum memiliki standar baku yang berlaku umum terkait dengan hal-hal apa saja yang
22
harus diungkapkan di dalamnya, sehingga setiap perusahaan dapat melakukan pengungkapan CSR yang berbeda-beda.11 Beberapa standar pengungkapan
CSR
diantaranya
adalah
Organization for Economic Cooperation and Development guidlines for multinasional enterprise (diterbitkan oleh Organization for Economic
Cooperation
Accountability
800
and
Development
(diterbitkan
oleh
(OECD)),
Social
Social
Accountability
International), Greenhouse gas Protocol (diterbitkan oleh World Business Council for Sustainable Development (WBSCD) dan World Resources Institute), Global Reporting Initiative Sustainability Reporting Guidlines (diterbitkan oleh Global Reporting Initiative (GRI), serta sistem manajemen lingkungan (ISO 14001, EMAS). Diantara standar pengungkapan tersebut yang paling banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia adalah Sustainability Reporting Guidelines yang telah diterbitkan oleh Global Reporting Initiative (GRI) pada tahun 2000, 2002, 2006, 2010 dan yang terbaru 2012 (GRI 4).12 f. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pandangan Islam Dalam Islam adanya suatu tanggung jawab sosial seperti tercantum dalam QS. Al Baqarah ayat 177:
11
Hendrik Budi Untung, Corporate Social responsibility, h. 18. Sari Hadiyanti, “Analisis Hubungan Shari’a Governance Structure terhadapTingkat Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perbankan Syariah di Indonesia.” (Skripsi Universitas Indonesia, 2012), h. 15 12
23
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabinabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”.
Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang mengedepankan pentingnya nilai-nilai sosial di masyarakat ketimbang hanya sekedar menghadapkan wajah kita ke barat dan ke timur dalam shalat. Al Quran menegaskan bahwa keimanan tersebut tidak sempurna jika tidak disertai dengan amalanamalan sosial berupa kepedulian dan pelayanan kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, dan musafir serta menjamin kesejahteraan mereka yang membutuhkan. Islam tidak hanya mengedepankan aspek vertikal yakni habluminallah (hubungan dengan Allah), namun juga aspek horizontal yakni habluminanas (hubungan dengan manusia).
24
Konsep CSR dalam aktivitas lingkungan pun di atur dalam Islam. Lingkungan dan pelestariannya (habliminalam-hubungan dengan alam) merupakan salah satu inti ajaran Islam. Allah berfirman dalam QS Al A’raf ayat 56: “dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Ayat
tersebut
mengindikasikan
bahwa
manusia
tidak
diperkenankan untuk melakukan kerusakan di bumi. Tanggung jawab memelihara dan melestarikan ciptaan Allah SWT merupakan wujud konsep akuntabilitas dalam ekonomi Islam. Akuntabilitas dimaksudkan untuk menghasilkan pengungkapan yang benar, adil dan transparan. Akuntabilitas tidak hanya ditujukan kepada para pemangku kepentingan, tetapi juga kepada Allah SWT sebagai Dzat yang memiliki otoritas tertinggi dalam memberikan keberkahan dan kesuksesan.13 Dari pemaparan diatas menunjukan bahwa Islam telah mengatur tentang prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam CSR.
13 Abdussalam Mahmod Abu Tapanjeh, ”Corporate Governance from The Islamic Perspective: A Comparative Analysis with OECD Principles”, Critical Perspective on Accounting, no.20 (2009), h.563.
25
3.
Islamic Social Reporting (ISR) Penelitian dalam ranah CSR syariah umumnya menggunakan model indeks Islamic Social Reporting yang dikembangkan dengan dasar standar pelaporan dari Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution
(AAOIFI). Peneliti yang mengembangkan ISR
antara lain yaitu Ross Haniffa (2002), Bassam Maali (2006), Rohana Othman, Azlan Md Thani, dan Erlane K Ghani (2009), dan saat ini ISR masih terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Berikut tema-tema pengungkapan dalam Islamic Social Reporting yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: a. Keuangan dan Investasi (Finance and Investment Theme) Pengungkapan pada tema ini adalah praktik operasional yang mengandung riba, gharar, dan aktivitas pengelolaan zakat. 14 Salah satu bentuk riba di dunia perbankan adalah pendapatan dan beban bunga. Untuk menjunjung tinggi nilai transparansi kepada masyarakat, seluruh sumber pembiayaan dan investasi yang mengandung riba dan gharar harus diidentifikasi dan dilaporkan secara jelas. Aspek lain yang diungkapkan adalah praktik pembayaran dan pengelolaan zakat. Bank syariah wajib untuk melaporkan laporan sumber dan penggunaan dana zakat selama periode dalam laporan keuangan. Bahkan di dalam PSAK 101 dinyatakan jika bank syariah
14
Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, h. 138
26
belum melakukan fungsi zakat secara penuh, bank syariah tetap menyajikan laporan zakat. Aspek
lain
yang
diungkapkan
adalah
kebijakan
atas
keterlambatan pembayaran piutang. Terkait dengan kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan kebangkrutan klien Untuk meminimalisir resiko pembiayaan, Bank Indonesia mengharuskan bank untuk mencadangkan penghapusan bagi aktiva-aktiva produktif yang mungkin
bermasalah,
praktik
ini
disebut
pencadangan
penghapusan piutang tak tertagih (PPAP). Item selanjutnya adalah jenis investasi yang dilakukan oleh bank syariah dan proyek pembiayaan yang dijalankan, aspek ini cukup diungkapkan secara umum. b. Produk dan Pelayanan (Product and Service Theme) Aspek yang perlu diungkapkan pada tema ini adalah status kehalalan produk yang digunakan dan pelayanan atas keluhan konsumen. Dalam konteks perbankan syariah, maka status kehalalan produk dan jasa baru yang digunakan adalah melalui opini yang disampaikan oleh DPS untuk setiap produk dan jasa baru. Identifikasi mengenai halal atau haram suatu produk atau jasa harus diungkapkan dalam laporan. Secara logis, tujuannya agar para pemangku kepentingan
mengetahui
apakah
barang
atau
jasa
tersebut
diperbolehkan (halal) atau dilarang (haram) dalam ajaran Islam.15 15 Amalia Nurul Raditya, ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR),h.30
27
Selain itu pelayanan atas keluhan nasabah juga menjadi prioritas bank syariah dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah. Hal ini merupakan peraturan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4 mengenai hak konsumen untuk didengar pendapat dan keluhannya.Hal lain yang harus diungkapkan adalah glossary atau definisi setiap produk serta akad yang melandasi produk tersebut. Hal ini mengingat akad-akad di bank syariah menggunakan istilah-istilah yang masih asing bagi masyarakat, sehingga perlu informasi terkait definisi akad-akad tersebut agar mudah dipahami oleh pengguna informasi.16 c. Tenaga kerja (Employee Theme) Konsep dasar yang mendasari tema ini adalah etika amanah dan keadilan. Karyawan harus diperlakukan secara adil dan dibayar secara wajar, pemberi kerja juga harus memenuhi kewajiban terhadap karyawan dalam hal kebutuhan spiritual mereka.17 Selain itu masyarakat ingin mengetahui apakah perusahaan menangani para karyawan dengan adil, yaitu melalui informasi seperti gaji, karakteristik pekerjaan, hari kerja dan hari libur, jaminan kesehatan dan kesejahteraan, kebijakan terkait waktu dan tempat ibadah, pendidikan dan pelatihan kepada karyawan, kesempatan yang sama dan lingkungan kerja, dan apresiasi terhadap karyawan berprestasi.18
16
Roszaini Haniffa dan Muhammad Hudaib, “Exploring the Ethical Identity of Islamic Banks via Communication in Annual Reports”, Journal of Business Ethics, 2007, h. 107 17 Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, h.139 18 Ibid, h.139
28
Aspek lain yang adalah kebijakan remunerasi untuk karyawan, kesehatan dan keselamatan kerja, tempat ibadah yang memadai, waktu atau kegiatan keagamaan.19 d. Masyarakat (Community Involvement Theme) Konsep dasar yang mendasari tema ini adalah ummah, amanah, dan adl, yang menekankan pada pentingnya saling berbagi dan saling meringankan beban masyarakat. Bentuk saling berbagi dan tolongmenolong bagi bank syariah dapat dilakukan dengan sedekah, wakaf, dan qard.20 Aspek lain yang diungkapkan adalah sukarelawan dari kalangan karyawan, pemberian beasiswa pendidikan, pemberdayaan kerja para lulusan sekolah atau mahasiswa berupa magang, pengembangan generasi muda, peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat miskin, kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal atau sosial, dan dukunga terhadap kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan agama.21 e. Lingkungan (Environtment Theme) Perusahaan tidak seharusnya terlibat dalam setiap jenis kegiatan yang mungkin menghancurkan atau merusak lingkungan. Dengan demikian, informasi yang berhubungan dengan penggunaan sumber daya dan program yang dilakukan untuk melindungi lingkungan harus diungkapkan. Perbankan tidak mungkin menyebabkan kerugian 19 Rohana Othman dan Azlan Md Thani, “Islamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysia”, International Business and Economics Research Journal Vol.9, No.4 (April 2010).h,19 20 Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, h.140 21 Rohana Othman dan Azlan Md Thani, “Islamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysia”,h.20
29
langsung bagi lingkungan, namun bank syariah tidak diharapkan untuk membiayai kegiatan yang mengarah pada perusakan lingkungan karena proyek-proyek tersebut akan merugikan masyarakat. Selain itu, bank syariah bisa memberikan sumbangan untuk membantu melestarikan lingkungan. Oleh karena itu, diharapkan bagi bank-bank syariah untuk melaporkan sifat dan jumlah setiap sumbangan atau kegiatan yang dilakukan untuk melindungi lingkungan, dan juga mengungkapkan apakah bank telah membiayai proyek-proyek yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.22 f. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme) Tata kelola perusahaan tidak bisa dipisahkan guna memastikan pengawasan pada aspek syariah. Informasi yang diungkapkan dalam tema tata kelola perusahaan adalah status kepatuhan terhadap syariah, rincian nama dan profil direksi, DPS dan komisaris, laporan kinerja komisrais, DPS, dan direksi, kebijakan remunerasi komisaris, DPS, dan direksi, struktur kepemilikan saham, kebijakan anti korupsi, dan anti terorisme. Dalam implementasinya di disesuaikan dengan Peraturan
Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).
22
Bassam Maali dkk., “Social Reporting by Islamic Banks”, Abacus Vol.42 No.2 (2006), h.276
30
4.
Ukuran Bank Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam perusahaan tersebut semakin banyak.23 Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan beberapa cara, antara lain jumlah karyawan, nilai total aset, dan volume penjualan. Semakin besar nilai total penjualan, total aset, dan volume penjualan maka semakin besar pula ukuran perusahaan.24 Dalam penelitian ini ukuran bank diproksikan dari total asset. Perhitungan total aset dapat di rumuskan sebagai berikut: Ukuran Bank = Logaritma Natural Total Aset
5.
Profitabilitas Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.25 Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
23 Siregar & Utama, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management)”, (Solo: Simposium Nasional Akuntansi VII, 15-16 September 2005), 475-490 24 M. Hossain, et al, “Corporate Social and Environtmental Disclosure in Developing Countries: Evidence from Bangladesh”, Asian Pasific Conference on International Accounting Issues, Research Online University of Wollongong, Hawaii, (Oktober 2006), h.4. 25 Sofyan Safri Harahap, Analitis Kritis atas Laporan Keuangan (Jakarta:Rajawali Pers, 2010), h.304.
31
penjualan dan pendapatan investasi, penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.26 Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:27 a. Return on Investment (ROI) Hasil Pengembalian Investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI) atau Return on Total Assets (ROA), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas
perusahaan
dalam
menghasilkan
laba
dengan
memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva, sehingga akan memperbesar laba.28 Rumus untuk menghitung ROA yaitu: ROA =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
X100 %
b. Return on Equity (ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity atau rentabilitas modal sendiri, merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Makin tinggi rasio ini, makin
26
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama Cetakan Kedua, h.115 Ibid, h.115-116 28 Frederick S.Mishkin, Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h.306 27
32
baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk menghitung ROE yaitu: ROE =
6.
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
X 100%
Likuiditas Rasio Likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih, artinya bank dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan.29 Likuiditas perbankan syariah diukur dengan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR). Menurut kamus BI, FDR adalah Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. FDR dapat menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan DPK yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Bank Indonesia menetapkan batas aman untuk rasio FDR yaitu antara 80% - 110%. Semakin rasio FDR mendekati angka 110% berarti fungsi intermediasi bank syariah tersebut semakin baik. Berarti hampir semua DPK bank syariah tersebut disalurkan menjadi pembiayaan dan terserap ke sektor riil, sebaliknya jika FDR bank syariah masih jauh di bawah 110% maka berarti bank syariah tersebut belum menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik. Akan tetapi, jika FDR suatu bank syariah jauh di atas 110%, hal tersebut juga mengindikasikan bank
29
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h.133-134
33
syariah belum bisa menghimpun DPK yang cukup untuk menyalurkan pembiayaan. FDR di atas 110% juga mengindikasikan pembiayaan bank syariah lebih besar dari DPK sehingga menunjukkan bahwa uang yang digunakan bank syariah untuk menyalurkan pembiayaan berasal dari sumber lain seperti modal atau hutang. Rumus FDR =
7.
Total Pembiayaan yang diberikan bank Total Dana Pihak Ketiga
X 100%
Leverage Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity) maupun aset.30 Adapun jenis-jenis rasio leverage antara lain:31 a. Debt to Assets Ratio (DAR) Debt to Assets Ratio atau Debt Ratio, merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumus untuk menghitung DAR yaitu: 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
DAR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 X100%
30
Sofyan Safri Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h.306 31
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama Cetakan Kedua, h. 112
34
b.
Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah
dana
yang
disediakan
peminjam
dengan
pemilik
perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus untuk menghitung DER yaitu: 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 X 100%
B. Review Studi Terdahulu Dalam rangka penentuan fokus penelitian, penulis telah membandingkan dengan penelitian terdahulu. 1.
Rohana Othman, dkk., Determinants of Islamic Social Reporting Among Top Shariah-Approved Companies in Bursa Malaysia, Research Journal of International Studies- Issue 12, Universitas Teknologi MARA, Malaysia, (Oktober, 2009). Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Islamic Social Reporting (ISR) pada Top perusahaan syariah yang tercantum dalam bursa Malaysia. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis regresi berganda. Hasil penelitian yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas,
35
komposisi
dewan
pengurus
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan ISR. Namun tipe industri tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan ISR. Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas. Perbedaannya yaitu menambahkan likuiditas dan leverage, obyek penelitian yaitu Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, metode penelitian yaitu analisis regresi data panel. 2.
Jurica Lucyanda, Lady Gracia Prilia Siagian, The Influence of Company Characteristics Toward Corporate Social Responsibility Disclosure. International Conference on Business and Management, Phuket-Thailand, 2012. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR yang diukur menggunakan Global Reporting Initiative (GRI) Indeks pada perusahaan yang listed di BEI. Hasil penelitian yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, profil perusahaan, earnings per share, kepedulian lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan leverage, Ukuran Dewan Komisaris, umur perusahaan, kepemilikan
manajerial,
berpengarahuh Persamaan
signifikan
dengan
dan
pertumbuhan
terhadap
penulis
yaitu
tingkat
perusahaan
tidak
pengungkapan
CSR.
menggunakan
ukuran
bank,
profitabilitas, dan leverage sebagai variabel independen. Perbedaannya yaitu menambahkan variabel independen likuiditas, indeks pengukuran CSR menggunakan ISR, obyek penelitian yaitu Bank Umum Syariah
36
(BUS) di Indonesia, dan metode penelitian yaitu analisis regresi data panel. 3.
Priyesta
Rizkianingsih,
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR): Studi Empiris pada Bank-bank Syariah di Indonesia, Malaysia, dan Negara-negara Gulf Cooperation Council, Skripsi Universitas Indonesia, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks ISR bank-bank syariah di Indonesia, Malaysia, dan negera GCC, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan ISR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tekanan politik dan pemerintah, jumlah penduduk muslim, profitabilitas dan leverage secara signifikan mempengaruhi tingkat ISR, namun Islamic Governance Score tidak berpengaruh signifikan. Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan profitabilitas, dan leverage sebagai variabel independen. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis regresi data panel. Perbedaannya yaitu menambahkan variabel independen yaitu ukuran bank dan likuiditas. 4.
Sheilla Monica Kuncoro Putri, Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah. Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks ISR bank umum syariah di Indonesia dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan ISR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan, FDR dan NPF berpengaruh negatif
37
signifikan terhadap pengungkapan ISR. Sedangkan variabel ROA, ROE, dan CAR tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan ukuran bank, profitabilitas, likuiditas, sebagai variabel independen. Obyek penelitian yaitu Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Perbedaannya menambahkan variabel independen yaitu leverage (DAR), metode penelitian yang digunakan yaitu analisis regresi data panel. 5.
Doni Kurniawansyah, Analisis Hubungan Financial Performance dan
Corporate
Social
Responsibility
(Studi
Empiris
pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Skripsi Universitas Diponegoro, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan financial performance (CAR, NPL, ROA, LDR) dan CSR perbankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPL berpengaruh negatif signifikan dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan variabel CAR dan ROA tidak berpengaruh terhadap pengungakan CSR. Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan profitabilitas (ROA), likuiditas (FDR) sebagai variabel independen. Perbedaannya menambahkan variabel independen yaitu ukuran bank dan leverage (DAR), metode penelitian yang digunakan yaitu analisis regresi berganda, dan obyek penelitian yaitu perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
38
6.
Novita Febriany, dkk. Analisis Islamic Social Reporting Pada Bank Umum Syariah di Indonesia, Prosiding Universitas Sriwijaya, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks ISR bank umum syariah
di
Indonesia
dan
mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengungkapan ISR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan, ROE berpengaruh negatif signifikan pengungkapan ISR. Sedangkan variabel kepatuhan syariah yang merupakan porsi pembiayaan murabahah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan ukuran bank dan
profitabilitas sebagai variabel
independen. Obyek penelitian yaitu Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Perbedaannya menambahkan variabel independen yaitu likuiditas dan leverage , metode penelitian yang digunakan yaitu analisis regresi berganda. 7.
Ryandi Iswandika, dkk. Pengaruh Kinerja Keuangan, Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Pengungkapan CSR Jurnal Akuntansi Universitas Trisakti, Volume 1 No2 September 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit dan kualitas audit terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran proporsi dewan komisaris dan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
39
Sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan profitabilitas dan likuiditas sebagai variabel independen. Perbedaannya menambahkan variabel independen yaitu ukuran bank dan leverage (DAR), metode penelitian yang digunakan yaitu analisis regresi berganda, dan obyek penelitian yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 8.
Nisrina
Widayuni,
pengungkapan
Faktor-Faktor
Corporate
Social
yang
Responsibility
Mempengaruhi (CSR)
pada
Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia, Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014. Obyek penelitian yaitu perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia. Hasil penelitian yaitu profitabilitas dan leverage berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Ukuran dan jumlah pertemuan Dewan Pengawas Syariah, dan ukuran bank menunjukkan hasil yang sebaliknya. Persamaan dengan penulis yaitu menggunakan variabel ukuran bank, profitabilitas, dan leverage. Perbedaannya yaitu menambahkan variabel independen yaitu likuiditas, metode penelitian menggunakan analisis regresi data panel.
40
C. Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran UU No 40/2007 tentang Perseroan . Terbatas yang mengharuskan perusahaan melaksanakan dan mengungkapkan tanggung jawab sosial, namun belum ada standar baku pengungkapan CSR untuk perusahaan syariah. AAOIFI telah mengeluarkan standar awal pengungkapan dan dikembangkan oleh beberapa peneliti yaitu Islamic Social Reporting (ISR).
GAP AO
ISR belum banyak diungkapkan dalam laporan tahunanan bank syariah, perkembangan indeks ISR di Indonesia masih sangat lambat dibandingkan perkembangan indeks ISR di negara-negara Islam lainnya
Penelitian ini diteliti: Pengaruh Ukuran Bank, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap Pengunkapan Islamic Social Reporting pada Bank Syariah.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Ukuran Bank (X1) Othman et al. (2009), Lucyanda (2012), Putri (2014), Febriany (2014), Widayuni (2014) Profitabilitas (X2) Othman et al. (2009),Lucyanda (2012) Rizkianingsih (2012), Kurniawansyah (2013), Putri (2014), Iswandika (2014), Widayuni (2014)
Likuiditas(X3) Kurniawansyah (2013), Putri (2014), Iswandika (2014)
Leverage (X5) Lucyanda (2012) Rizkianingsih (2012), Widayuni (2014)
Berlanjut ke halaman berikutnya
Pengungkapan Islamic Social Reporting (Y)
41
Lanjutan Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Purposive Sampling Model ISRit = β+ β1 Total Aset it + β2 ROAit + β3 FDR it − β4 DARit+𝜀𝑖𝑡 Metode Analisis: Regresi Data Panel Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinas, Uji f, Uji t Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
D. Perumusan Hipotesis 1.
Ukuran Bank, Profitabiltas, Likuiditas dan Leverage
dengan
Pengungkapan Islamic Social Reporting Othman (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar adalah perusahaan yang memiliki sumber daya lebih banyak daripada perusahaan yang lebih kecil, perusahaan yang lebih besar sudah pasti memiliki pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih banyak sehingga perusahaan besar melakukan pengungkapan yang lebih sesuai dengan prinsip Islam. Selain itu perusahaan yang memiliki tingkat profit lebih tinggi akan menarik para investor, sehingga upaya perusahaan untuk memberikan
42
informasi yang lebih baik kepada masyarakat serta calon investornya, yaitu dengan meningkatkan pengungkapan tanggung jawab sosialnya. Kondisi perusahaan yang sehat, yang antara lain ditunjukkan dengan tingkat likuiditas sesuai batas aman peraturan Bank Indonesia, sehingga perusahaan yang sehat akan lebih luas mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Terdapat pengaruh negatif antara leverage dan pengungkapan tanggung jawab sosial. sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial dan sebaliknya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha1: Ukuran Bank, Profitabiltas, Likuiditas, dan Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Bank Umum Syariah di Indonesia. 2.
Ukuran Bank dengan Pengungkapan ISR Semakin besar ukuran perusahaan, informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam
perusahaan
tersebut
semakin
banyak.32
Othman
(2009),
Rizkianingsih (2012), Putri (2014), dan Febriany (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR, begitu pula Lucynda yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. 32
Siregar & Utama, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management)”, (Solo: Simposium Nasional Akuntansi VII, 15-16 September 2005), 475-490
43
Namun, Widayuni (2014) menyatakan bahwa ukuran bank tidak mempengaruhi pengungkapan ISR.
Dengan demikian hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut: Ha2: Ukuran bank berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Bank Umum Syariah di Indonesia 3.
Profitabilitas dengan Pengungkapan ISR Adanya indikasi yang kuat bahwa profitabilitas berkaitan erat pada keefektifan manajemen suatu perusahaan dalam mengatur keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profit lebih tinggi akan menarik para investor, sehingga upaya perusahaan untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada masyarakat serta calon investornya, yaitu dengan meningkatkan pengungkapan tanggung jawab sosialnya, sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin besar pengungkapan informasi sosial. 33 Othman (2009), Rizkianingsih (2012), dan Widayuni (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR, begitu pula Lucyanda (2012) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Febriany (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Namun kurniawansyah (2013), Putri (2014), dan Iswandika (2014) menyatakan bahwa profitabilitas
33
Septi Widiawati, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaanperusahaan yang Terdapat pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011”, (Skrips S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, 2012).
44
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah sebagai Ha3: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Bank Umum Syariah di Indonesia 4.
Likuiditas dengan Pengungkapan Islamic Social Reporting FDR merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas. Dengan FDR yang sesuai dengan batas aman Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat. Ketika laba perusahaan meningkat, diharapkan dana yang dimiliki bank untuk melakukan kegiatan CSRnya akan semakin besar. Sehingga bank akan semakin banyak melakukan kegiatan CSR kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya, sehingga pengungkapan CSR akan semakin luas. Firmansyah (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi karena ingin menunjukkan kepada pihak ekstern bahwa perusahaan tersebut kredibel. Kurniawansyah (2014) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR, sementara Putri (2014) menyatakan likuiditas berpengaruh nergatif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Namun Iswandika (2014) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
45
Ha4:
Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Bank Umum Syariah di Indonesia
5.
Leverage dengan Pengungkapan Islamic Social Reporting Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Sembiring (2005) terdapat pengaruh negatif antara leverage dan pengungkapan tanggung jawab sosial. sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. tingkat leverage yang besar kemungkinan perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi, supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya termasuk biaya
untuk
mengungkapkan
pertanggungjawaban
sosial
Hasil
penelitiannya menunjukkan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Rizkianingsih (2012) dan Widayuni (2014) menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Lucyanda (2012) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah: Ha6: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting Bank Umum Syariah di Indonesia.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan memperoleh bukti empiris pengaruh 4 variabel independen yaitu Ukuran Bank (Total Asset), Profitabilitas (Return on Assets), Likuiditas (Finaning to Deposit Ratio), dan Leverage (Debt to Assets Ratio)
terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) pada Bank Umum Syariah periode 2011-2014. Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif.
Penelitian
kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka-angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika dan permodalan matematis.1 Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.2 B. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder yang diambil umumnya berupa bukti, catatan,atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
1
EfferinSujoko dkk., Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis, (Malang: Bayu Media Publishing, 2004), h.18 2 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h.36.`
46
47
data dokumenter yang dipublikasikan.3 Data sekunder dapat digali melalui monografi yang diterbitkan oleh masing-masing lembaga tersebut, laporanlaporan baik mingguan, bulanan, triwulan atau tahunan.4 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Library Research Landasan teori dan pengembangan hipotesis yang dibentuk merupakan hasil pencarian dan pengumpulan data dari beberapa literatur, seperti buku, jurnal ilmiah, dan tulisan-tulisan lain yang terkait dengan penelitian. 2. Internet Research Dalam penelitian ini, data diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014. Data-data bank syariah yang dibutuhkan untuk dasar pengisian indeks ISR dapat diperoleh dari situs web www.bi.go.id, www.ojk.go.id dan situs web bank syariah terkait. C. Operasional Variabel Penelitian 1.
Variabel Terikat (Dependen) Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diukur dengan Islamic Social Reporting (ISR) Indeks. Indeks ISR yang digunakan dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari indeks ISR yang
3
Nur Indrianto dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 2002), h.147 Muhammad Teguh, Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi,(Jakarta: PT RajaGraindo Persada, 2005) h.121 4
48
dibuat oleh Haniffa (2002) dan Othman dkk. (2009) dengan beberapa penyesuaian. Indeks ISR diukur menggunakan metode content analysis (analisis isi) untuk mengidentifikasi jenis pengungkapan ISR dengan cara membaca dan menganalisis laporan tahunan perusahaan. Analisis isi adalah suatu metode analisa data melalui teknik observasi dan analisa terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen.5 Langkah menggunakan analisis isi yaitu dengan pemberian nilai (scoring) berdasarkan indeks ISR yang terdiri dari 6 indikator yang dikembangankan menjadi 48 item pernyataan, yaitu nilai 0 untuk setiap item yang tidak diungkapkan dan nilai 1 untuk setiap item yang diungkapkan. Adapun 48 item pernyataan indeks ISR akan dilampirkan pada lampiran 1. Setelah pemberian nilai (scoring) pada indeks ISR selesai dilakukan, maka besarnya disclosure level dapat ditentukan dengan rumus berikut: Indeks ISR = 2.
Jumlah score disclosure yang dipenuhi Jumlah Score Maksimum
Variabel Bebas (Independen) Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi a. Ukuran Bank (Size of Bank) Ukuran bank dalam penelitian ini diproksikan dengan Total Aset bank yang diperoleh dari laporan posisi keuangan pada akhir periode dalam laporan tahunan bank. Rumus perhitungan ukuran bank:
5
Nur Indrianto dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 2002), h.159
49
Ukuran Bank = Logaritma Natural Total Aset b. Profitabilitas Nilai profitabilitas bank dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On Assets(ROA). Rumus yang dapat digunakan untuk mencari Return on Assets (ROA) adalah sebagai berikut:6 ROA =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
X 100%
c. Likuiditas Nilai profitabilitas bank dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Financing to Deposit Ratio(FDR). Rumus yang dapat digunakan untuk mencari FDR) adalah sebagai berikut: FDR =
Total Pembiayaan yang diberikan bank Total Dana Pihak Ketiga
X 100%
d. Leverage Nilai leverage bank dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt to asset Ratio (DAR). Rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai Debt to Assets Ratio(DAR) adalah sebagai berikut:7 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
DAR= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 X 100%
6
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama Cetakan Kedua, (Jakarta: Kencana,2010), h.
122. 7
Ibid. h, 122
50
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Independen
Dependen
Variabel Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
Indikator ISR =
Skala
Jumlah Pengungkapan Jumlah Score Maksimum
Rasio
Ukuran Bank
Ukuran Bank = Logaritma Natural Total Aset
Rasio
Profitabilitas
ROA =
Rasio
Likuiditas
FDR=
Leverage
Total Pembiayaan yang diberikan bank Total Dana Pihak Ketiga
DAR=
Rasio
Rasio
D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penilitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia sampai dengan tahun 2014, yaitu sebanyak 12 Bank Umum Syariah.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian Bank Umum Syariah PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Syariah Mandiri PT Bank BRI Syariah PT Bank BNI Syariah PT Bank Syariah Mega Indonesia PT Bank BCA Syariah PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Panin Syariah PT Maybank Syariah Indonesia PT Bank Victoria Syariah PT Bank Jabar Banten Syariah PT BTPN Syariah
51
Tahap selanjutnya adalah pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Berikut tahap-tahap pengambilan sampel pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Tahap Pengambilan Sampel No Kriteria Bank Umum Syariah di Indonesia selama kurun 1 waktu 2011-2014 Bank Umum Syariah yang menggunakan mata 2 uang Rupiah dalam laporan keuangannya Bank Umum Syariah yang tidak menerbitkan 3 laporan tahunan pada tahun tertentu. Sampel Bank Umum Syariah
Jumlah BUS 12 12 (2) 10
Periode Penelitian (Tahun)
4
Jumlah Sampel Data Penelitian
40
Dengan demikian, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 Bank Umum Syariah, yaitu:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 3.4 Daftar Sampel Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah Kode Bank PT Bank Muamalat Indonesia BMI PT Bank Syariah Mandiri BSM PT Bank BRI Syariah BRIS PT Bank BNI Syariah BNIS PT Bank Syariah Mega Indonesia BMS PT Bank BCA Syariah BCAS PT Bank Syariah Bukopin BSB PT Bank Panin Syariah BPS PT Maybank Syariah Indonesia BMSI PT Bank Victoria Syariah BVS
52
Bank Umum Syariah yang tidak dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah PT Bank Jabar Banten Syariah karena tidak mempublikasikan laporan tahunan pada tahun 2011, dan PT BTPN Syariah karena baru berdiri pada tahun 2014. E. Metode Analisis Data 1.
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum.8
2.
Model Regresi Data Panel Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan bantuan software pengolah data statistik yaitu Eviews versi 8.0. Data panel merupakan kumpulan data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasarkan waktu).9 Penelitian dengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan model regresi pada penelitian ini adalah: ISRit = β+ β1 TAit + β2 ROAit + β3 FDR it − β4 DAR it +
8
ISRit
: Islamic Social Reporting
β
: Konstanta
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011) Edisi Kelima, h.19 9 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011, Ed. Ketiga), h.102.
53
TAit
:Total Aset
ROAi
: Return On Asset
FDRit
: Financing to Deposit Ratio
DARit
: Debt to Asset Ratio : Komponen error
Dalam membuat regresi data panel, dapat menggunakan tiga pendekatan yaitu: a. Pendekatan Common Effect (Pooling Least Square) Pendekatan
ini
adalah
yang
paling
sederhana
untuk
mengestimasi data panel. Pendekatan ini hanya menggabungkan data cross section dan data times series tanpa melihat perbedaan antar waktu dan individu. Kemudian digunakan metode OLS untuk mengestimasi model data panel.10 b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect) Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan varabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time variant). Model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu.11
10
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013, Ed. Ketiga), h.355 11 Ibid., h. 357
54
c. Pendekatan Efek Random (Random Effect) Random Effect Model digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap yang membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter.12 3.
Pengujian Model Untuk menentukan model regresi data panel yang tepat untuk digunakan dalam analisis regresi data panel, maka kita dapat melakukan pengujian, sebagai berikut: a. Uji Chow Uji Chow adalah pengujian untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau fixed effect.13 Rumus yang digunakan dalam test ini adalah: =
− −
−
Dimana : N = Jumlah data cross section T = Jumlah data time series K = jumlah variabel penjelas Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut : H0 = Common Effect Model H1 = Fixed Effect Model
12
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews, h.359. Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu :Teori dan Aplikasi, (Bogor : IPB press, 2012), h. 193. 13
55
Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, dimana jika F statistik lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai Chow menunjukkan nilai F statistik dimana bila nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai F tabel yang digunakan berarti kita menggunakan model fixed effect.14 Atau kita dapat melihat kepada nilai probabilitas cross section F dan Chi Square, dengan ketentuan: - Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1. - Jika Probabilitas > 0,05, berarti H0 diterima. b. Uji Haussman Uji
Haussman
digunakan
untuk
menentukan
apakah
menggunakan model fixed effect atau model random effect yang paling tepat.15 Rumus uji Hausman adalah: H = (βRE- βFE)1(∑FE-∑RE)-1(βRE- βFE) Dimana: βRE = Random Effect Estimator βFE = Fixed Effect Estimator ∑FE = Matriks Kovarians Fixed Effect ∑RE = Matriks Kovarians Random Effect Pengujian uji hausman dilakukan dengan hipotesis berikut : H0 = Random Effect Model H1 = Fixed Effect Model
14 15
Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu :Teori dan Aplikasi. h. 195. Ibid., h. 195.
56
Statistik Uji Haussman ini mengikuti distribusi statistic Chi Square dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai statistik Haussman lebih besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model fixed effect, sedangkan sebaliknya bila nilai statistik haussman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model random effect. Atau dapat melihat kepada nilai probabilitas cross section random, dengan ketentuan16 :
4.
-
Jika probabilitas < 0,05 maka tolak H0, dan terima H1
-
Jika probabilitas > 0,05 maka terima H0, dan tolak H1
Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F) Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel bebas yang terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap
variabel
terikat.17
Adapun
kriteria
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Berdasarkan perbandingan f hitung dengan f tabel - Jika F
hitung
>F
tabel,
maka Ha diterima artinya seluruh variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
16 17
Ibid., h. 197 Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3 (Jakarta: Erlangga, 2009), h.239.
57
- Jika F
hitung
< F
tabel,
maka Ha ditolak, artinya seluruh variabel
independen secara bersama-sama tidak berpegaruh terhadap variabel dependen.. 2) Berdasarkan probabilitas - Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima. - Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak. b. Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.18 Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Berdasarkan perbandingan t-statistik dengan t tabel - Jika t
hitung
> t
tabel,
maka Ha diterima, artinya secara parsial
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. - Jika t
hitung
< t
tabel,
maka Ha ditolak, artinya secara parsial
variabel independen tidak berpengaruh terhadap terhadap variabel dependen. 2) Berdasarkan probabilitas - Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima - Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak
18
Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3 (Jakarta: Erlangga, 2009), h.238.
58
c. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.19 Menurut Widarjono nilai adjusted R2 berada antara 0 sampai 1 dengan penjelasan sebagai berikut:20 1) Jika nilai adjusted R2 sama dengan 0, berarti tidak ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). 2) Jika nilai adjusted R2 sama dengan 1, berarti naik atau turunnya variabel terikat (Y) 100% dipengaruhi oleh variabel bebas (X) 3) Jika nilai adjusted R2 berada diantara 0 dan 1 (0< R2<1), maka besarnya pengaruh variabel bebas terhadap naik turunnya variabel terikat adalah sesuai dengan nilai R2itu sendiri dan sebaliknya berasal dari faktor-faktor lain.
19
Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi,, h.240. Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. (Yogyakarta: Ekonisia, 2009), h.38.
20
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Content Analysis Islamic Social Reporting (ISR) Hasil pengukuran indeks ISR diperoleh dengan menggunakan metode content analysis terhadap laporan tahunan (annual report) 10 Bank Umum Syariah di Indonesia dalam kurun waktu 2011-2014. Hasil content analysis skor indeks ISR secara lengkap disajikan dalam lampiran. Tabel 4.1 Pengungkapan Indeks Islamic Social Reporting (ISR) pada Bank Umum Syariah Tahun 2011-2014 No Bank Umum Syariah 1 Bank Muamalat Indonesia
2011 0,7708
2012 0,8125
2013 0,8333
2014 0,8542
2
Bank Syariah Mandiri
0,8125
0,8125
0,8542
0,8750
3
BRI Syariah
0,6042
0,7083
0,7292
0,7500
4
BNI Syariah
0,6667
0,7083
0,7917
0,8125
5
Bank Mega Syariah
0,6042
0,6042
0,6458
0,6458
6
BCA Syariah
0,5625
0,5833
0,6458
0,7083
7
Bank Syariah Bukopin
0,5208
0,6667
0,6667
0,6875
8
Bank Panin Syariah
0,4792
0,4792
0,6875
0,7292
9
Maybank Syariah Indonesia
0,4792
0,5417
0,5833
0,6250
10
Bank Victoria Syariah
0,4375
0,4583
0,5417
0,5625
Sumber: Data diolah oleh penulis Tabel 4.1 di atas menunjukkan hasil statistik deskriptif terhadap pelaksanaan dan pengungkapan Indeks Islamic Social Reporting (ISR) pada bank syariah di Indonesia. Semua indeks ISR bank syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Nilai maksimum pengungkapan indeks Islamic Social Reporting (ISR) dari tahun 2011-2014 yaitu sebesar 87,50 % 59
60
atau sebanyak 42 dari 48 item pengungkapan ISR, yaitu diungkapkan oleh Bank Syariah Mandiri, sedangkan nilai minimum pengungkapan sebesar 43,75% atau sebanyak 21 dari 48 item yang diungkapkan oleh Bank Victoria Syariah. Artinya belum ada bank syariah yang mengungkapkan indeks ISR secara penuh. Gambar 4.1 Pelaksanaan dan Pengungkapan rata-rata Indeks ISR pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2011-2014
73% 70%
64%
59%
2011
2012
2013
2014
Sumber: Data diolah oleh penulis
Berdasarkan Gambar 4.1, pada tahun 2011 rata-rata pengungkapan ISR sebesar 59%, pada tahun 2012 terjadi peningkatan 4% sehingga rata-rata pengungkapan Indeks ISR mencapai 64%. Pada tahun 2013 peningkatan sebesar 6% sehingga pengungkapan indeks ISR mencapai 70%, begitu pun pada tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 3 % sehingga rata-rata pengungkapan indeks ISR mencapai 73%. Artinya rata-rata pengungkapan indeks ISR selama tahun 2011-2014 mengalami trend peningkatan. Hal ini
61
membuktikan bahwa kesadaran bank syariah di Indonesia dalam pelaksanaan dan pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) terus berkembang dan semakin baik setiap tahun. Hasil ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan praktik tanggung jawab sosial pada bank syariah. Untuk mempertajam deskripsi data, berikut akan dibahas indeks ISR berdasarkan tema. Tema pengungkapan dalam ISR dalam terbagi menjadi enam tema, yakni: tema keuangan dan invesatasi (finance and investment theme) tema produk dan pelayanan (product and service theme), tema tenaga kerja (employee theme), tema masyarakat (society theme), tema lingkungan (environment theme), dan tema tata kelola perusahaan (corporate governance theme) Gambar 4.2 Indeks ISR Masing-masing Tema Tahun 2011-2014 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Keuangan dan Investasi
Produk dan Pelayanan
Tenaga Kerja
2011
73%
80%
55%
46%
5%
87%
2012
77%
83%
58%
55%
8%
90%
2013
78%
90%
65%
66%
13%
94%
2014
78%
90%
73%
69%
17%
94%
Sumber: Data diolah oleh penulis
Masyarakat Lingkungan
Tata Kelola Organisasi
62
Gambar 4.2 di atas menunjukkan total indeks ISR berdasarkan tema dari sampel penelitian ini. Tema pengungkapan dengan nilai tertinggi yaitu tema corporate governance (tata kelola perusahaan). Selama 4 tahun pengamatan tema ini menunjukkan peningkatan, pada tahun 2011 tema tata kelola mencapai 87%, meningkat tahun berikutnya menjadi 90%, begitu pula pada tahun 2013 mencapai 94%, dan pada tahun 2014 tema tata kelola tetap 94%. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sudah cukup baik dalam melakukan pengungkapan tata kelola perusahaan. Sedangkan tema pengungkapan yang masih memiliki nilai cukup rendah dibandingkan dengan tema lainnya adalah tema lingkungan. Berikut adalah penjelasan hasil content analysis untuk setiap tema indeks ISR. 1. Tema Keuangan dan Investasi (Finance and Investment theme) Skor indeks ISR Bank Umum Syariah untuk tema ini pada tahun 2012 adalah sebesar 77%, skor ini naik dari tahun sebelumnya (2011) sebesar 73%. Kemudian, pada tahun 2013 skor indeks untuk tema ini juga meningkat, yaitu menjadi 78%. Pada tahun 2014, skor indeks ISR untuk tema ini tetap yaitu 78%. Pada tema ini terdiri dari enam item pengungkapan. Pengungkapan item identifikasi kegiatan yang mengandung riba mencakup penempatan dana dan giro pada bank lain. Bank syariah melakukan aktivitas lalu lintas keuangan antar bank termasuk bank konvensional, sehingga bank syariah tidak bisa terlepas sepenuhnya dari kegiatan yang mengandung riba. Pendapatan bunga dari penempatan dana dan giro pada bank konvensional
63
tersebut dimasukkan ke dalam dana non-halal yang nantinya digunakan untuk dana kebajikan kegiatan sosial. Pada tema ini seluruh bank syariah telah mengungkapkannya. Sebagai bank yang menjalankan sistem syariah, tidak terdapat pengungkapan item kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (garar) selama 4 tahun. Untuk item kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan penghapusan piutang tak tertagih diungkapkan oleh bank syariah melalui kebijakan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif). Pada tema ini rata-rata pengungkapan bank syariah pada tahun 2011-2014 sebesar 75%. Hal ini membuktikan bank syariah telah mematui kebijakan Bank Indonesia dalam membentuk manajemen risiko dengan membentuk PPAP. Selanjutnya item laporan sumber dan penggunaan dana zakat. Bank syariah yang tidak mengungkapkan tema ini adalah Maybank Syariah Indonesia, selama 4 tahun pengamatan tidak melaporkan jumlah penerimaan dan penggunaan zakat, hal ini dikarenakan pada tahun 20112014 Maybank Syariah Indonesia belum memiliki pengelolaan investasi terikat dan belum memulai aktivitas pengelolaan dana zakat. Oleh karenanya, bank tidak membuat laporan-laporan yang terkait dengan aktivitastersebut. Item pengungkapan selanjutnya adalah kegiatan investasi. Seluruh bank syariah telah mengungkapkan item ini selama 4 tahun pengamatan. Kegiatan investasi bank syariah meliputi penempatan dana dalam bentuk
64
obligasi syariah, saham syariah, maupun kegiatan investasi lainnya. Sedangkan item kegiatan pembiayaan mencakup kegiatan pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa bank syariah telah mengungkapkan tiaptiap item pada tema keuangan dan investasi ini secara baik. 2. Tema Produk dan Pelayanan (Product and Service Theme) Skor indeks ISR Bank Umum Syariah untuk tema ini pada tahun 2011 adalah sebesar 80%. Pada tahun 2012 meningkat 3% sehingga mencapai 83%. Pada tahun 2013
skor indeks untuk tema ini juga
meningkat, yaitu mencapai 90%. Sedangkan pada tahun 2014 skor indeks ISR untuk tema ini tidak meningkat, yaitu tetap 90%. Pada tema ini terdapat 3 item pengungkapan. Item persetujuan Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk produk baru. Selama 4 tahun pengamatan seluruh bank syariah mengungkapan item ini, karena item ini merupakan suatu syarat bagi bank syariah untuk mengeluarkan suatu produk baru. Item definisi setiap produk. Pengungkapan item ini berdasarkan penjelasan setiap produk yang dikeluarkan bank syariah. Pengungkapan item ini sebesar 80 % pada tahun 2011 dan 2012. Pada tahun 2013 dan 2014 pengungkapan item ini meningkat menjadi 90%. Item terakhir ini mengenai pelayanan nasabah dengan menyediakan sarana keluhan (complain) sebagai bentuk kepedulian bank syariah akan
65
kepuasan pelayanan yang telah bank syariah berikan kepada nasabah. Hal ini merupakan peraturan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4 mengenai hak konsumen untuk didengar pendapat dan keluhannya. Sampai dengan tahun 2014 nilai untuk item ini yaitu 80%, bank yang belum mengungkapkan item ini sampai dengan tahun 2014 yaitu Bank Syariah Bukopin dan Maybank Syariah Indonesia. Secara
keseluruhan
dapat
disimpulkan
bank
syariah
yang
mengungkapkan tema ini sudah baik, sehingga hal tersebut diharapkan dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh para konsumen. 3. Tema Tenaga Kerja (Employee Theme) Skor indeks ISR Bank Umum Syariah untuk tema ini pada tahun 2011 adalah sebesar 55%. Pada tahun 2012 meningkat 3% sehingga mencapai 58%. Pada tahun 2013
skor indeks ISR untuk tema ini
meningkat, yaitu mencapai 65%. Pada tahun 2014 skor indeks ISR pun meningkat 8%, sehingga mencapai 73%. Pada tema ini terdapat 11 item pengungkapan. Item yang paling banyak diungkapkan bank syariah yaitu pendidikan dan pelatihan karyawan, yakni mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas dan kompetensi karyawan-karyawannya. Item pengungkapan berikutnya yang mencapai nilai 100% adalah kesamaan peluang bagi seluruh karyawan. Item pengungkapan lainnya yaitu jumlah dan komposisi karyawan, seluruh bank syariah selama 4
66
tahun pengamatan mengungkapkan jumlah dan komposisi karyawan, kecuali Maybank Syariah Indonesia. Item pengungkapan berikutnya yaitu rasio gaji atau tunjangan karyawan, bank syariah dari tahun 2011-2014 telah mengungkapkan item ini dengan nilai rata-rata 95%, adapun nilai rata-rata untuk item remunerasi karyawan yaitu 85%. Pada tahun 2014 kedua item tersebut telah diungkapkan oleh seluruh bank syariah. Item pengungkapan ini terlihat dari pemberian bonus, komisi, kompensasi, dan lain-lain yang diberikan bank syariah. Item pengungkapan berikutnya yaitu apresiasi terhadap karyawan berprestasi. Sampai dengan tahun 2014 item ini mencapai 80%, artinya 8 dari 10 bank syariah dalam sampel penelitian ini telah mengungkapkan item ini. Dengan demikian, apresiasi atau reward merupakan aspek yang penting untuk menumbuhkan semangat kerja karyawan. Adapun bentuk reward yang diberikan antara lain melalui program tunjangan prestasi unit kerja, bonus tahunan, insentif terkait prestasi, pemberian beasiswa, atau bisa melalui program ESOP (Employee Stock Option Program) yaitu program yang memberikan hak kepada karyawan atas kepemilikan saham, yang bertujuan
memberikan penghargaan kepada karyawan
atas
kontribusinya yang membantu meningkatkan performa perusahaan. Item pengungkapan berikutnya yaitu kesehatan dan keselamatan karyawan dan lingkungan kerja. Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
67
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Nilai pada item ini pada tahun 2011-2014 berturut-turut yaitu 10%, 20%, 30%, dan 50%. Selanjutnya yaitu item waktu atau kegiatan religius, nilai pada item ini pada tahun 2011-2014 berturut-turut yaitu 20%, 30%, 40%, dan 80%. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pengungkapan pada tema ini cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata bank syariah telah
memenuhi
kebutuhan
spiritual
tiap
karyawannya
dan
mengungkapkannya dalam laporan tahunan sebagai bentuk pelaporan sosial perusahaan secara islami. 4. Tema Masyarakat (Society Theme) Skor indeks ISR Bank Umum Syariah untuk tema ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 adalah sebesar 46%, tahun 2012 meningkat 9% sehingga mencapai 55%. Selanjutnya mengalami peningkatan pada tahun 2013 dan 2014 masing-masing 66% dan 69%. Item pengungkapan pada tema ini terbagi 10 item. Item yang paling banyak diungkapkan bank syariah selama periode 2011-2014 yaitu pemberian donasi (sedekah), qardul hasan. Rata-rata item pemberian donasi mencapai 90%, rata-rata item pengungkapan qardhul hasan mencapai 93%.
68
Item pengungkapan yang cukup menjadi sorotan lainnya yaitu pengungkapan mengenai peningkatan kualitas hidup masyarakat yang mencapai nilai rata-rata sebesar 65%, item pengungkapan ini mencakup program kemitraan yang dilakukan oleh bank syariah dengan tujuan menciptakan kemandirian masyarakat. Item berikutnya yaitu kepedulian terhadap anak yatim mencapai nilai rata-rata 85%, program pendidikan 70%, dan mendukung kegiatan sosial masyarakat, kesehatan, olahraga sebesar 93%. Item berikutnya adalah sukarelawan dari kalangan karyawan, selama periode 2011-2014 rata-rata nilai pada item ini yaitu 63%. item lainnya yang tidak terlalu banyak diungkapkan bank syariah yaitu program pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah, pengembangan generasi muda, dan wakaf. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa bank syariah telah mengungkapkan tiaptiap item pada tema ini secara baik. Hal ini menunjukkan kegiatan sosial yang dilakukan bank syariah tergolong baik, kesejahteraan
masyarakat
merupakan
indikator
yang sangat
erat
hubungannya dengan konsep tanggung jawab sosial. 5. Tema Lingkungan (Environtment Theme) Skor indek ISR bank syariah untuk tema ini mendapatkan nilai terendah dibandingkan dengan tema lainnya. Meskipun demikian, skor indeks ISR untuk tema ini meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011
69
sebesar 5%, tahun 2012 mencapai 8%. Selanjutnya mengalami peningkatan pada tahun 2013 dan 2014 masing-masing 13% dan 17%. Dalam tema lingkungan hidup terdiri dari 5 item pengungkapan. Item konservasi lingkungan hidup diungkapkan bank syariah yaitu berkisar 2030% selama 4 tahun. Pada pengungkapan item ini seperti pelaksanaan program kampung hijau, budidaya tanaman dan penanaman pohon. Item berikutnya yaitu kegiatan mengurangi efek pemanasan global. Nilai untuk item ini selama 4 tahun berkisar 10-30%. Kegiatan pada item ini seperti minimalisasi polusi, pengolahan air limbah, dan pengolahan air bersih. Kegiatan lainnya yang terkait dengan item ini seperti yang dilakukan Bank Syariah Mandiri yaitu program green office untuk menerapkan berbagai penghematan, seperti hemat kertas dengan memaksimalkan penggunaan e-mail (softcopy), pengunaan kertas bekas ataupun print bolakbalik, penghematan listrik serta hemat air. Selanjutnya item pengungkapan pendidikan lingkungan hidup. Nilai untuk item ini selama 4 tahun berkisar 10-30%. Kegiatan pada item ini berupa kampanye Go Green, kegiatan lainnya seperti yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia yaitu pelatihan manajemen sampah dengan membuat kompos dari sampah organik dan souvenir dari sampah non organik, kampanye penggunaan sepeda dalam aktivitas sehari-hari. Item berikutnya yaitu penghargaan atau sertifikasi lingkungan hidup dengan nilai 20%, bank syariah yang mengungkapkan item ini yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Pada tahun 2014 Bank
70
Muamalat Indonesia mendapatkan rekor MURI melalui program Ride for (do) Nation, dengan predikat “Perbankan Syariah yang Melakukan Perjalanan Sepeda dari Sabang sampai Merauke dengan melakukan aktivitas CSR di 22 Kota”. Sedangkan penghargaan yang diperoleh Bank syariah Mandiri pada tahun 2014 yaitu Corporate Image Award, yang didalamnya terdapat penghargaan aspek Responsibility (perusahaan yang peduli dengan lingkungan dan tanggung jawab sosial). Pada tema lingkungan, 4 dari 10 bank syariah yang dijadikan sampel telah mengungkapkan. yaitu Bank Muamalat Indonesia (50%), Bank Syariah Muamalat (45%), BRI Syariah (15%), dan BNI Syariah (20%). Meskipun demikian bank syariah sudah mulai peduli terhadap lingkungan walupun
operasioanal
bank syariah tidak
bersinggungan dengan
pengelolaan sumber daya alam secara langsung.. 6. Tema Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Theme) Skor indek ISR bank syariah untuk tema ini mendapatkan nilai tertinggi dibandingkan dengan tema lainnya. Pada tahun 2011 sebesar 87%, tahun 2012 mencapai 90%. Selanjutnya mengalami peningkatan 4% pada tahun 2013 sehingga mencapai 94%. Pada tahun 2014, indeks ISR untuk tema ini tidak meningkat, yaitu tetap 94%. Pada tema ini terdapat 13 item pengungkapan. Item yang paling banyak diungkapkan mencapai 100% selama 4 tahun yaitu status kepatuhan terhadap syariah, rincian nama dan profil dewan komisaris, rincian nama dan profil dewan direksi/manajemen, rincian nama dan profil
71
Dewan Pengawas Syariah, pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat dewan komisaris, pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat dewan direksi/manajemen, dan pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah, dan struktur kepemilikan saham. Item berikutnya yaitu kebijakan remunerasi, baik remunerasi dewan komisaris, dewan direksi, maupun Dewan Pengawas Syariah. Nilai indeks ISR selama 4 tahun untuk ketiga item tersebut berkisar 60%-80%. Item selanjutnya yaitu kebijakan anti korupsi dan kebijakan Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT). Pengungkapan kedua item tersenut selama 4 tahun berkisar antara 80%100%. Item ini menunjukkan peranan bank syariah sebagai langkah awal dalam kebijakan memerangi korupsi, pencucian uang, dan praktik penyimpangan lainnya. Hal ini menunjukkan bank syariah telah mematuhi Peraturan Bank Indonesia No. 14/27/PBI/2012 Tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) & Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) bagi Bank Umum. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pengungkapan pada tema ini sangat baik, tema ini mendapatkan nilai tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan.
72
Berdasarkan hasil content analysis pengungkapan ISR menunjukkan bahwa rata-rata bank umum syariah telah melakukan pengungkapan ISR dengan cukup baik, rata-rata pengungkapan pada setiap tema dari tahun 20112014 mengalami trend peningkatan. Dari nilai indeks ISR setiap tahun pada bank syariah, diperoleh nilai rata-rata indeks ISR bank syariah kumulatif. Nilai rata-rata indeks ISR bank syariah ini untuk mengetahui peringkat pengungkapan ISR bank syariah dari tahun 2011-2014. Berikut ini disajikan nilai rata-rata indeks ISR pada bank syariah. Gambar 4.3 Perbandingan Nilai rata-rata Indeks ISR Pada Bank Syariah Tahun 2011-2014
82%
84% 70%
74% 63%
BMI
BSM
BRIS
BNIS
BMS
62%
BCAS
64%
BSB
59%
BPS
56%
BMSI
50%
BVS
Sumber: Data diolah oleh penulis
Peringkat pertama rata-rata indeks ISR dari tahun 2011-2014 diperoleh Bank Syariah Mandiri dengan nilai 84%. Disusul oleh Bank Muamalat Indonesia dengan nilai 82%, BNI Syariah 74%, BRI Syariah
73
70%. Sedangkan peringkat terakhir diperoleh Bank Victoria Syariah dengan nilai 50%.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Tabel 4.2 menggambarkan statistik deskriptif seluruh variabel dalam penelitian ini yang meliputi minimum, maksimum, mean (rata-rata), dan standar deviasi. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ukuran bank (total asset), profitabilitas (Return On Assets), likuiditas (financing to Deposit Ratio), dan leverage (Debt to Assets Ratio) sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependen, yaitu pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Hasil pengujian variabelvariabel dalam penelitian ini secara deskriptif bisa dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel
N
Minimum
ISR
40
TA
40
ROA
40
-1,87
FDR
40
DAR
40
0,44
Maximum
Standar deviasi
Mean
0,88
0,66
0,12
642026000000 6694222284791
15566904733889
2046137468
6,93
1,50
1,43
46,08
289,20
100,33
39,11
2,80
92,45
21,51
17,78
Sumber: Data Olah Penulis Pada tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah data (N) yang digunakan sebanyak 40 data. Variabel ISR mempunyai jumlah rata-rata yaitu sebesar 0,66. Terdapat sampel BUS yang hanya mengungkapkan ISR sebesar
0,42.
Walaupun
demikian,
terdapat
sampel
BUS
yang
74
mengungkapan ISR tinggi sebesar 80%. Hal ini menunjukkan kesadaran BUS untuk mengungkapkan aktivitas ISR perbankan syariah cukup tinggi. Secara keseluruhan, standar deviasi skor ISR bernilai 0,12. Hal ini berarti skor indeks ISR menyimpang kurang lebih sebesar 0,12 dari rata-rata ISR secara keseluruhan. Variabel
total
asset
mempunyai
nilai
rata-rata
sebsar
Rp15.566.904.733.889. Standar deviasi Rp 2.046.137.468, dengan kata lain nilai total asset memiliki variabilitas sebesar Rp 2.046.137.468 atau menyimpang kurang lebih Rp 2.046.137.468
dari rata-rata total aset
secara keseluruhan. Total asset terendah sebesar Rp 642.026.000000 dan nilai total asset tertinggi sebesar Rp 66.942.422.284.791. Variabel ROA mempunyai nilai rata-rata 1,50. Hal ini berarti ratarata bank syariah mampu menghasilkan laba bersih hingga 1,50% dari total aset yang dimiliki bank syariah. Nilai standar deviasinya adalah 1,43. Dengan kata lain, ROA bank syariah memiliki variabilitas sebesar 1,43 atau menyimpang kurang lebih 1,43 dari rata-rata ROA bank syariah secara keseluruhan. Nilai minimum ROA adalah -1,87, hal ini berarti terdapat kerugian hingga mencapai 1,87% dari seluruh nilai aset bank syariah. Nilai maksimum ROA adalah 6,93. Hal ini berarti bank dapat menghasilkan laba bersih hingga 6,93% dari total aset yang dimiliki. Variabel FDR mempunyai nilai rata-rata sebesar 100,33. Hal ini berarti bahwa rata-rata bank syariah yang dijadikan sampel penelitian mampu memenuhi 100,33% kewajibannya kepada pihak ketiga atau
75
nasabah. Nilai standar deviasinya adalah 39,11. Dengan kata lain, FDR bank syariah memiliki variabilitas sebesar 39,11 atau menyimpang kurang lebih 39,11 dari rata-rata FDR bank syariah secara keseluruhan. Nilai minimum FDR diperoleh 46,08 atau bank syariah mampu membayar sebesar 46,08% dari kewajibannya kepada pihak ketiga. Nilai maksimum FDR adalah 289,2.
Dari angka tersebut menunjukkan perbedaan
signifikan antara BUS satu dengan BUS lainnya, dimana baik nilai minimum maupun nilai maksimum keduanya tidak memenuhi Peraturan Bank Indonesia yaitu nilai FDR yang diperkenankan adalah sebesar 80%110%. Variabel DAR mempunyai nilai rata-rata 21,51. Nilai tersebut mengandung arti bahwa rata-rata besarnya asset Bank Umum Syariah yang dibiayai oleh hutang adalah sebesar 21,51. Nilai standars deviasi DAR adalah 17,78, yang artinya Debt to Assets Ratio memiliki variabilitas sebesar 17,78 atau menyimpang kurang lebih 17,78 dari rata-rata Debt to Assets Ratio secara keseluruhan. Nilai minimum DAR adalah 2,80 menunjukkan bahwa ada bank umum syariah yang menggunakan hutang sebesar 2,80% untuk membiayai perusahaan, sedangkan nilai maksimum 92,45 menunjukkan adanya bank syariah yang menggunakan utang yang relatif tinggi untuk membiayai perusahaan.
76
2. Hasil Uji Data Panel Alat analisis yang digunakan untuk data penelitian ini adalah analaisis data panel. Sebelum dilakukan uji hipotesis, harus dilakukan uji model terlebih dahulu, yaitu uji chow dan uji haussman. a. Uji Chow Uji chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect (pooled least square) atau fixed effect. Dengan ketentuan jika probabilitas > 0,05 maka menerima H0, berarti menggunakan pendekatan common effect (pool least square). Tetapi jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak, dan menerima H1, berarti menggunakan pendekatan Fixed Effect. Tabel 4.3 Hasil Uji Chow Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 2.644026 25.993710
d.f.
Prob.
(9,26) 9
0.0254 0.0020
Sumber:Output Eviews Hasil output diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas cross section F adalah 0,0254 < 0,05, maka H0 ditolak, dan menerima H1. yang berarti model fixed effect lebih tepat digunakan daripada model common effect. b. Uji Haussman Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random
77
effect. Dalam penelitian ini uji haussman dilakukan dalam pengujian data panel dengan memilihrandom effect pada cross section panel option. Dengan ketentuan jika probabilitas > 0,05 maka menerima H0, berarti
menggunakan
pendekatan
random
effect. Tetapi jika
probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak, dan menggunakan H1, berarti menggunakan pendekatan fixed effect. Tabel 4.4 Hasil Uji Haussman Test cross-section random effects
Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic 2.730769
Chi-Sq. d.f.
Prob.
4 0.6038
Sumber: Output Eviews Hasil pengujian tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai probabilitas cross section adalah 0,60386 atau > 0,05, maka H0 diterima, dan menolak H1, berarti model penelitian menggunakan pendekatan random effect. 3. Pengujian Hipotesis a.
Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu ukuran bank(total assets), profitabilitas (ROA), likuiditas(FDR), dan leverage(DAR) terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan Islamic Social Reporting.
78
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.770544 0.744320 0.037686 29.38362 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
0.274080 0.074530 0.049708 1.872701
Nilai R2 mempunya interval 0 sampai 1 ( 0 < R2 < 1). Semakin besar nilai R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model regresi tersebut, dan semakin mendektai 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel independen. Hasil output menunjukkan nilai Adjusted R Square pada model regresi adalah
0,
744320
yang
menunjukkan
kemampuan
variabel
independen(Total Aset, ROA, FDR, dan DAR) dalam menjelaskan variabel dependen(pengungkapan ISR) adalah sebesar 74,43% sedangkan sisanya sebesar 25,57% dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. b. Uji Signifikan Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen dalam model regresi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut:
79
Tabel 4.6 Hasil Uji F Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.770544 0.744320 0.037686 29.38362 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
0.274080 0.074530 0.049708 1.872701
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai F hitung sebesar 29,38362, Sementara F tabel dengan tingkat = 5%, df1 (k-1) = 4 dan df2 (n-k) = 36 di dapat F tabel sebesar 2,633532. Dengan demikian F hitung (29,38362) > dari F tabel (2,633532) dan nilai probabilitas 0,000000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima, variabel-variabel indpenden dalam penelitian ini yang terdiri dari Total Aset, ROA, FDR, dan DAR secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan ISR. c.
Uji Signifikan Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa signifikan pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.7 Hasil Uji t Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TA ROA FDR DAR
2.068203 0.094283 -0.009191 -0.000270 -0.000490
0.232146 0.007678 0.003902 0.000200 0.000358
8.909058 12.27933 -2.355232 -1.347922 -1.368863
0.0000 0.0000 0.0242 0.1863 0.1798
80
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel ukuran bank yang diproksikan dengan Total Aset (TA) mempunyai nilai thitung > ttabel (12,27933 > 2,0301), dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000 < taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Total Aset berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Variabel ROA mempunyai nilai thitung > ttabel (-2,355232 > 2,0301). Pengujian juga bisa dilihat dari tingkat signifikansi, dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,0242 < 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan ISR. Variabel FDR mempunyai nilai thitung < ttabel (-1,347922 < 2,0301), dengan nilai signifikansi sebesar 0,1863 > taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Variabel DAR mempunyai nilai thitung < ttabel (-1,368863< 2,0301), nilai signifikansi sebesar 0,1798 > taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa DAR tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. 4. Persamaan Model Regresi Data Panel Penelitian dengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
81
analisis regresi data panel dapat dilihat pada tabel 4.7, persamaan regresi didapatkan sebagai berikut: ISRit = 2,068203 + 0,094283LnTAit – 0,009191ROAit - 0,0000270FDRit -0,000490DARit+ eit Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa: a. Konstanta sebesar 2,068203 menunjukkan bahwa jika variabel independen (TA, ROA, FDR, DAR) pada observasi ke i dan periode ke t adalah nol, maka ISR 0,655825. b. Nilai koefisien regresi Total Asset sebesar 0,094283, menunjukkan bahwa jika nilai TA pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menaikkan nilai ISR pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,094283%. c. Nilai koefisien regresi ROA sebesar – 0,009191, menunjukkan bahwa jika nilai ROA pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menurunkan nilai ISR pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,009191%. d. Nilai koefisien regresi FDR sebesar - 0,0000270, menunjukkan bahwa jika nilai FDR pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menurunkan nilai ISR pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,0000270%. e. Nilai koefisien regresi DAR sebesar -0,000490, menunjukkan bahwa jika nilai DAR pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
82
dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan menurunkan nilai ISR pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0,000490%. 5. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan Islamic Socaial Reporting (ISR) dapat dijelaskan oleh ukuran bank, profitabilitas, likuiditas dan leverage. Penjelasan untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. Ukuran Bank Variabel ukuran bank yang diproksikan dengan Total Aset (TA) mempunyai nilai thitung > ttabel (12,27933 > 2,0301), dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000 < taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa ukuran bank berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR, yaitu semakin tinggi ukuran bank maka semakin luas pengungkapan ISR bank syariah. Dengan demikian
Ha2 dalam penelitian ini diterima.. Bank syariah yang memiliki total aset tinggi, maka sumber dana yang dimiliki pun lebih banyak untuk melakukan aktivitas tanggung jawab sosial, sehingga bank syariah yang lebih besar cenderung untuk
melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah lebih luas dibandingkan bank syariah yang lebih kecil. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai islami, yaitu dengan memiliki kekayaan yang besar, bank syariah tidak melupakan nilai-nilai sosial.
83
b. Profitabilitas Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA mempunyai nilai thitung > ttabel (-2,355232 > 2,0301). Pengujian juga bisa dilihat dari tingkat signifikansi, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0242 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting, dengan demikian Ha3 dalam penelitian ini diterima. Namun, dalam penelitian ini ROA memiliki nilai koefisien negatif, artinya semakin kecil ROA, maka pengungkapan ISR akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Hal ini mungkin disebabkan persepsi atau anggapan bahwa aktivitas ISR bukanlah aktivitas yang merugikan dan tidak bermanfaat bagi
keberlangsungan
bank
syariah.
Melainkan
aktivitas
ISR
merupakan langkah strategis jangka panjang yang akan memberikan efek positif bagi perbankan syariah. Sehingga dalam keadaan rugi sekali pun, bank syariah akan tetap melakukan dan mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Penelitian
ini
juga
mendukung
teori
stakeholder,
yang
menyatakan bahwa manajemen perusahaan akan tetap mengungkapkan laporan yang diperlukan meskipun profitabilitas perusahaan turun atau naik, karena perusahaan perlu untuk mengungkapkan informasi yang diperlukan oleh investor.
84
c. Likuiditas Variabel likuiditas yang diproksikan dengan FDR mempunyai nilai thitung < ttabel (-1,347922 < 2,0301), dengan nilai signifikansi sebesar 0,1863 > taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Dengan demikian Ha4 ditolak. FDR yang diperkenankan bank Indonesia yaitu antara 80%-110%. Sampel pada penelitian ini nilai tertinggi mencapai 289%, yang menunjukkan pembiayaan bank syariah lebih besar dari DPK, sehingga mengindikasikan
uang
yang
digunakan
bank
syariah
untuk
menyalurkan pembiayaan berasal dari sumber lain seperti modal atau hutang. Oleh karena itu, bank syariah lebih fokus pada pencarian sumber
dana
dibandingkan
mengeluarkan
dana
CSR
dan
mengungkapkannya. Akan tetapi, hasil penelitian ini juga mendukung teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan harus tetap menciptakan image yang kuat dan positif dimata para stakeholder-nya dengan melaksanakan dan mengungkapkan CSR seraca luas. Artinya besar kecilnya likuiditas tidak lantas memberikan dampak terhadap besar kecilnya pengungkaan kinerja sosial pada bank syariah. Hal ini menandakan bahwa pengungkapan kinerja sosial pada bank syariah telah menjadi suatu kewajiban baik dalam kondisi likuiditas tinggi maupun rendah.
85
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Iswandika (2014) bahwa rasio likuiditas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kelengkapan pengungkapan tanggung jawab sosial. d. Leverage Variabel leverage yang diproksikan dengan DAR mempunyai nilai thitung < ttabel (-1,368863< 2,0301), nilai signifikansi sebesar 0,1798 > taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa DAR tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR., dengan demikian Ha6 dditolak. Hal ini membuktikan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah. Tingkat hutang yang tinggi menyebabkan bank syariah lebih fokus terhadap pengembalian hutangnya dibandingkan megeluarkan biaya CSR dan mengungkapkannya. Akan tetapi, hasil penelitian ini mendukung teori legitimasi, yaitu perusahaan harus tetap menciptakan image yang kuat dan positif dimata para stakeholder-nya dengan melaksanakan dan mengungkapkan CSR seraca luas. Artinya besar kecilnya hutang tidak lantas memberikan dampak terhadap besar kecilnya pengungkaan kinerja sosial pada bank syariah. Hal ini menandakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial pada bank syariah telah menjadi suatu kewajiban baik dalam kondisi leverage tinggi maupun rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lucynda (2012), dan Iswandika (2014).
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran bank, profitabilitas (Return On Asset), likuiditas (Financing to Deposi Ratio), dan leverage (Debt to Asset Ratio) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah yang diukur dengan indeks Islamic Social Reporting (ISR). Sampel yang digunakan adalah 10 Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2011-2014. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Secara simultan (uji f), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ukuran bank, profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap pengungkapan ISR. Nilai koefisien determinasi sebesar 0, 744320 yang menunjukkan kemampuan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan leverage dalam menjelaskan variabel pengungkapan ISR adalah sebesar 74,43%, sedangkan sisanya sebesar 25,57% dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 2. Berdasarkan hasil uji t (parsial) dapat disimpulkan bahwa: a. Ukuran perusahaan yang diproksikan oleh total aset berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan ISR pada bank umum syariah periode 2011-2014
86
87
b. Profitabilitas yang diproksikan oleh Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan ISR pada bank umum syariah periode 2011-2014. c. Likuiditas yang diproksikan oleh Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR pada bank umum syariah periode 2011-2014. d. Leverage yang diproksikan oleh Debt to Assets Ratio (DAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR pada bank umum syariah periode 2011-2014. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang sekaligus dapat merupakan arah bagi penelitian yang akan datang antara lain: 1. Metode content analysis dalam penelitian ini sarat akan subjektifitas dalam melakukan interpetasi terhadap pokok pengungkapan. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepuluh bank umum syariah yang ada di Indonesia untuk jangka tahun 2011-2014, sehingga belum semua bank umum syariah yang diteliti karena beberapa bank syariah belum melaporkan laporan tahunannya. C. Saran 1. Bagi regulator Indeks ISR ini dapat dijadikan acuan pembuatan standar pelaporan kinerja sosial untuk perbankan syariah, dimana selama ini laporan CSR perbankan syariah masih mengacu pada standar konvensional.
88
2. Bank Syariah Bagi bank syariah agar dapat diambil kebijakan untuk meningkatkan kinerja keuangannya dan pengungkapan kinerja sosialnya melalui annual report atau media komunikasi lainnya. Kinerja keuangan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan bank syariah dalam mengelola operasionalnya, Sementara pengungkapan kinerja sosial sejalan dengan nilai-nilai Islam, pengungkapan kinerja sosial juga sebagai bentuk upaya meningkatkan kepercayaan stakeholder. 3. Bagi peneliti selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengkaji tingkat pengungkapan kinerja sosial bank syariah dengan indeks ISR hendaknya terus mengembangkan indeks ISR sehingga benar-benar relevan untuk diimplikasikan pada bank syariah. Menambahkan sampel dan jumlah periode yang digunakan agar lebih diperbanyak agar hasil penelitian dapat digeneralisir dengan tepat, dan menambahkan variabel independen seperti struktur corporate governance. Metode content analysis dalam penelitian ini sarat akan subjektifitas dalam melakukan interpretasi terhadap pokok pengungkapan. Dengan demikian, penelitian selanjutnya mungkin dapat menggunakan metode content analysis lain yang dapat mengurangi tingkat subjektifitas terhadap informasi yang disajikan oleh perusahaan dalam laporan-laporannya.
DAFTAR PUSTAKA Abu Tapanjeh, A.M. ”Corporate Governance from The Islamic Perspective: A Comparative Analysis with OECD Principles.” Critical Perspective on Accounting, No.20, (2009):h.556-567. Azheri, Busyra. Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory, cet.II, Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Budi Untung, Hendrik. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika, 2009. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana, 2005. Choi, Frederick D.S. dan Gerhard G. Mueller, Akuntansi Internasional,Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat, 1997. Ekkyanshah. “Membangun Program CSR yang Seimbang”. Akuntan Indonesia , Vol. 12, No. 28, (Oktober 2008): h. 33-35. Fauziah, Khusnul dan Prabowo Yudho J, “Analisis Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia berdasarkan Islamic Social Reporting Index”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol.5, No.1, (Maret 2013): h.12-20. Febriany , Novita, dkk. “Analisis Islamic Social Reporting Pada Bank Umum Syariah di Indonesia.” Dalam Taufiq, ed., Penguatan Industri Keuangan dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Prosiding Seminar Nasional, 23-24 Oktober 2014, Palembang: Universitas Sriwijaya, 2014. h.289-312. Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti, “Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, (2010): h.1-33. Gernon, Helen dan Gary K Meek. Akuntansi Perspektif Internasional, Penerjemah Agung Saputro. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011. Hadi, Nor. Corporate Social Responsibility.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
89
90
Hadiyanti, Sari. “Analisis Hubungan Shari’a Governance Structure terhadapTingkat Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perbankan Syariah di Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2012. Haniffa, Ros. “Social Reporting Disclosure : An Islamic Perspective”, Indonesian Management & Accounting Research, Vol 1, No.2, (July 2002):h.128-146. Haniffa, Roszaini dan Muhammad Hudaib. “Exploring the Ethical Identity of Islamic Banks via Communication in Annual Reports”, Journal of Business Ethics, (2007): h.97-116. Harahap, Sofyan Safri. Analitis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Hossain, M, dkk “Corporate Social and Environtmental Disclosure in Developing Countries: Evidence from Bangladesh”, Asian Pasific Conference on International Accounting Issues, Research Online University of Wollongong, Hawaii, (Oktober 2006): h.1-24. IAI. (2011). PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Jakarta: IAI. Indrianto, Nur dan Bambang Supomo. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE, 2002. Iswandika, Ryandi, dkk. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility.” Jurnal Akuntansi Universitas Trisakti, Volume 1 No2 (September 2014): h.1-18. Juanda, Bambang dan Junaidi. Ekonometrika Deret Waktu :Teori dan Aplikasi. Bogor : IPB press, 2012. Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana,2010. Kuncoro, Mudrajat. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3. Jakarta: Erlangga, 2009. Kurniawansyah, Doni. “Analisis Hubungan Financial Performance dan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2013. Lucyanda, Jurica dan Lady G.P Siagian, “The Influence of Company Characteristics Toward Corporate Social Responsibility Disclosure.” International Conference on Business and Management, 6-7 September 2012. Phuket-Thailand, 2012. h.601-619.
91
Maali, Bassam, dkk. “Social Reporting by Islamic Banks”, Abacus Vol.42 No.2 (2006): h.266-289. Mishkin, Frederick S. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2008. Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006. Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat, 2005. Muhammad, Rifqi .“Persepsi User dan Preparer Laporan Keuangan terhadap Pelaporan Sosial Perbankan Islam di Malaysia”.(t.t, t.p, t.th): h.1-22. Othman, Rohana dan Azlan Md Thani, “Islamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysia”. International Business and Economics Research Journal, Vol.9, No.4, (April 2010): h.135-144. Othman, Rohana, dkk. “Determinants of Islamic Social Reporting Top ShariahApproved Companies in Bursa Malaysia”. Research Journal of International Studies, (Oktober 2009): h.1-17. Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Perkembangan Keuangan Syariah, 2013 PBI No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah PBI No.14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank umum. Putra , Haris Fifa. “Analisis Pelaksanaan dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Indeks Islamic Social Reporting (ISR)”, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, (t.th): h.1-12. Putri, S.M Kuncoro. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2014. Raditya, Amalia Nurul. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2012. Rizkiningsih, Priyesta. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR): Studi Empiris pada Bank Syariah Di Indonesia, Malaysia, dan Negara-Negara Gulf Cooperation Council’. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2012.
92
Rufaida, Izza. “Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas, dan Pengungkapan Media terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris Perusahaan Penghasil Bahan Baku yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012)”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Sembiring dan Eddy Rismanda. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Desember 2005. Setiawan, Azis Budi.“Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia”, Seminar Ilmiah Kerjasama Magister Bisnis Keuangan Islam Univ. Paramadina, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), 30 Juli 2009, Jakarta: Univ.Paramadina. h.1-94. Siregar dan Utama, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management)”. Simposium Nasional Akuntansi VII Solo, (September 2005): h.475-490. Sofyani, Hafiez ,dkk. “Islamic Social Reporting index sebagai Model Pengukuran Kinerja Sosial Perbankan Syariah (studi Komparasi Indonesia dan Malaysia)”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 4, No.1, (Maret 2012): h.3646. Sujoko, Efferin, dkk. Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis. Malang: Bayu Media Publishing, 2004 Suma, Muhammad Amin, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum, 2012. Teguh, Muhammad. Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasii. Jakarta: PT Raja Graindo Persada, 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. (2008). Diakses pada 25 Maret 2015 dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/248300B4-6CF9-4DF5-A674 0073B0A6168A/14396/UU_21_08_Syariah.pdf Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. (2007). Diakses pada 25 Maret 2015 dari www.bi.go.id/.../UU25Tahun2007PenanamanModal.pdf
93
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. (2007). Diakses pada 25 Maret 2015 dari http://prokum.esdm.go.id/uu/2007/uu-40-2007.pdf Undang-Undang Republik Indonesia nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. (2010). Diakses pada 31 Maret 2015 dari http://dki.perbarindo.org/arsipfile/dpddkiarsip51.pdf Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews, Ed. Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013. Widayuni, Nisrina. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia.” Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro, Volume 3, Nomor 2, (2014): h.1-11. Widiawati, Septi. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-perusahaan yang Terdapat pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011”, Skrips S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2012. Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Ed. Ketiga. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011. Yusuf, Muhammad Yasir. “Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah: Kajian Empiris Pembiayaan Mikro Baitul Mal Aceh”. Jurnal Ekonomi Islam La_Riba, Vol IV, No.2, (Desember 2010): 197-215. http://www.bi.go.id/ http://ojk.go.id/
94
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Islamic Social Reporting (ISR)
A
Items of Disclosure FINANCE AND INVESTMENT THEME
Sumber
1
Kegiatan yang mengandung Riba ( contoh: beban bunga dan pendapatan bunga)
Haniffa (2002),Othman et.al (2009)
2
Kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar)
Haniffa (2002),Othman et.al (2009)
3
Zakat (jumlahnya dan penerima zakatnya)
Haniffa (2002),Othman et.al (2009)
4
Kebijakan atas Pembayaran tertunda dan Penghapusan piutang tak tertagih
Othman et.al (2009)
5 6 B
Kegiatan investasi (secara umum) Proyek pembiayaan (secara umum) PRODUCTS AND SERVICE THEME
Haniffa (2007) Haniffa (2007)
7
Persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk suatu produk
Haniffa (2007)
8 9 C 10
Glossary/definisi setiap produk Pelayanan atas keluhan nasabah EMPLOYEE THEME komposisi Karyawan
Haniffa (2007) Haniffa (2007)
11
Jam Kerja Karyawan
Haniffa (2002),Othman et.al (2009)
12
Rasio Gaji/Tunjangan karyawan
Haniffa (2002),Othman et.al (2009)
13 14
Remunerasi Karyawan Pendidikan dan Pelatihan Karyawan (PSDM)
Othman et.al (2009) Othman et.al (2009)
15
Kesamaan peluang bagi seluruh karyawan/Keterlibatan karyawan
Othman et.al (2009)
16 17 18 19 20 D
Apresiasi terhadap karyawan berprestasi Kesehatan dan keselamatan kerja Lingkungan kerja Waktu ibadah/kegiatan religius Tempat beribadah yang memadai bagi karyawan SOCIETY (COMMUNITY INVOLVEMENT) THEME
21
Pemberian donasi (sedekah)
Haniffa (2002),Othman et.al (2009)
22
Wakaf
Haniffa (2002),Othman et.al (2009)
23
Pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan)
Maali et.al (2003), Othman et.al (2009)
Haniffa & Hudaib (2007)
Haniffa (2007) Othman, dkk (2009) Othman, dkk (2009) Othman et.al (2009) Othman et.al (2009)
95
24
Zakat, Sumbangan, atau sukarelawan dari kalangan karyawan & nasabah
Othman et.al (2009)
25
Program Pendidikan (beasiswa, pembangunan sekolah, dan fasilitas pendidikan lainnya)
Othman et.al (2009)
26 27
Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah Pengembangan generasi muda
Othman et.al (2009) Othman et.al (2009)
28
Peningkatan kualitas hidup masyarakat (pemberdayaan ekonomi)
Othman et.al (2009)
29
Kepedulian terhadap anak-anak (yatim piatu)
Othman et.al (2009)
30
Menyokong kegiatan sosial kemasyarakatan/kesehatan/olah raga
Othman et.al (2009)
E 31
ENVIRONMENT THEME Konservasi lingkungan hidup
32
Kegiatan mengurangi efek pemanasan global (minimalisasi polusi, pengolahan air limbah, pengelolaan air bersih, dll)
33 34 35 F 36 37
Pendidikan mengenai lingkungan hidup Penghargaan/sertifikasi lingkungan hidup Sistem manajemen lingkungan CORPORATE GOVERNANCE THEME Status kepatuhan terhadap syariah Rincian nama dan profil dewan komisaris
38
Kinerja komisaris (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat)
Othman et.al (2009)
39
Remunerasi dewan komisaris
Othman et.al (2009)
40
Rincian nama dan profil direksi/manajemen
Haniffa (2007), Othman et.al (2009)
41
Kinerja direksi (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat)
Othman et.al (2009)
42
Remunerasi dewan direksi
Haniffa (2007), Othman et.al (2009)
43
Rincian nama dan profil dewan pengawas syariah
Othman et.al (2009)
44
Kinerja DPS (pelaksanaan tanggung jawab dan jumlah rapat)
Othman et.al (2009)
45 46 47
Remunerasi DPS Struktur kepemilikan saham Kebijakan anti korupsi
Othman et.al (2009) Othman et.al (2009) Othman et.al (2009)
Kebijakan anti pencucian uang dan praktik menyimpang lainnya
Othman et.al (2009), PBI Nomor 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum, dan
48
Othman et.al (2009) Othman et.al (2009) Othman et.al (2009) Othman et.al (2009) Othman et.al (2009) Othman et.al (2009) Othman et.al (2009)
96
Lampiran 2 Hasil Content Analysis BMI
BSM
BRIS
BNIS
BMS
BCAS
BSB
BPS
BMSI
BVS
11
12
13
14
11
12
13
14
11
12
13
14
11
12
13
14
11
12
13
14
11
12
13
14
11
12
13
14
11
12
13
14
11
12
13
14
11
12
13
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
A
B
C
97
16
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
17
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
18
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
24
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
25
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
26
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
27
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
28
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
29
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
30
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
31
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
32
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
33
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
34
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
35
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
D
E
F
98
36
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
37
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
38
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
39
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
40
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
41
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
42
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
43
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
44
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
45
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
46
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
47
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
48
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
Jml
37
39
40
41
39
39
41
42
29
34
35
36
32
34
38
39
29
29
31
31
27
28
31
34
25
32
32
33
23
23
33
35
23
26
28
30
21
22
26
27
99
Lampiran 3 Data Sampel Penelitian BUS BMI
BSM
BRIS
BNIS
BMS
BCAS
BSB
BPS
BMSI
BVS
Tahun 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
ISR 0,771 0,813 0,854 0,875 0,813 0,813 0,854 0,875 0,604 0,708 0,729 0,750 0,667 0,708 0,792 0,813 0,604 0,604 0,646 0,646 0,563 0,583 0,646 0,708 0,521 0,667 0,667 0,688 0,479 0,479 0,688 0,729 0,479 0,542 0,583 0,625 0,438 0,458 0,542 0,563
Total Aset ROA FDR 32.479.506.000.000 1,52 85,18 44.854.413.000.000 1,54 94,15 54.694.020.564.000 1,37 99,99 62.413.310.135.000 0,17 84,14 48.671.950.025.861 1,95 86,03 54.229.395.784.522 2,25 94,40 63.965.361.177.789 1,53 89,37 66.942.422.284.791 0,17 82,13 11.200.823.000.000 0,20 90,55 14.088.914.000.000 1,19 100,96 17.400.914.000.000 1,15 102,70 20.343.249.000.000 0,08 93,90 8.466.887.000.000 1,29 78,60 8.864.762.000.000 1,48 84,99 14.708.504.000.000 1,37 97,86 19.492.112.000.000 1,27 92,58 5.564.662.066.000 1,58 83,08 8.163.668.180.000 3,81 88,88 9.121.575.543.000 2,33 93,37 7.042.486.000.000 0,29 93,61 1.217.097.137.461 0,90 78,84 1.602.180.989.705 0,80 79,91 2.041.418.847.273 1,00 83,48 2.994.449.136.265 0,80 91,17 2.730.026.909.823 0,52 83,54 3.616.107.512.472 0,55 91,98 4.343.069.056.830 0,69 100,29 5.161.300.488.180 0,27 92,89 1.016.878.719.000 1,75 106,70 2.136.576.111.000 3,29 105,66 4.052.700.692.000 1,03 90,40 6.207.678.452.000 1,99 94,04 1.692.959.000.000 3,57 289,20 2.062.552.000.000 2,88 197,70 2.299.971.000.000 2,87 152,80 2.449.723.000.000 3,61 157,77 642.026.000.000 6,93 46,08 937.157.000.000 1,43 73,78 1.323.398.210.409 0,50 84,65 1.439.983.332.188 -1,87 95,91
DAR 13,16 18,09 18,06 15,16 14,47 16,91 17,24 12,44 19,91 24,36 25,89 27,57 15,38 24,66 26,10 15,82 32,69 25,93 20,89 18,35 15,63 16,03 13,47 10,83 90,63 92,45 23,46 16,08 2,80 9,80 9,93 14,37 36,23 26,10 23,34 20,96 5,36 15,00 9,04 5,85
100
Data Logaritma Natural Total Aset BUS BMI
BSM
BRIS
BNIS
BMS
BCAS
BSB
BPS
BMSI
BVS
Tahun 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
ISR 0,771 0,813 0,854 0,875 0,813 0,813 0,854 0,875 0,604 0,708 0,729 0,75 0,667 0,708 0,792 0,813 0,604 0,604 0,646 0,646 0,563 0,583 0,646 0,708 0,521 0,667 0,667 0,688 0,479 0,479 0,688 0,729 0,479 0,542 0,583 0,625 0,438 0,458 0,542 0,563
Ln Total Aset 31,1116 31,5161 30,0470 29,7672 29,3475 27,8275 28,6353 27,6478 28,1575 27,1879 31,4344 31,6242 30,2764 29,8131 29,7307 28,1024 28,9164 28,3902 28,3550 27,5661 31,6328 31,7894 30,4875 30,3194 29,8417 28,3447 29,0996 29,0304 28,4639 27,9112 31,7648 31,8349 30,6438 30,6010 29,5830 28,7278 29,2722 29,4568 28,5270 27,9957
ROA 1,52 1,54 1,37 0,17 1,95 2,25 1,53 0,17 0,20 1,19 1,15 0,08 1,29 1,48 1,37 1,27 1,58 3,81 2,33 0,29 0,90 0,80 1,00 0,80 0,52 0,55 0,69 0,27 1,75 3,29 1,03 1,99 3,57 2,88 2,87 3,61 6,93 1,43 0,50 -1,87
FDR 85,18 94,15 99,99 84,14 86,03 94,40 89,37 82,13 90,55 100,96 102,70 93,90 78,60 84,99 97,86 92,58 83,08 88,88 93,37 93,61 78,84 79,91 83,48 91,17 83,54 91,98 100,29 92,89 106,70 105,66 90,40 94,04 289,20 197,70 152,80 157,77 46,08 73,78 84,65 95,91
DAR 13,16 18,09 18,06 15,16 14,47 16,91 17,24 12,44 19,91 24,36 25,89 27,57 15,38 24,66 26,10 15,82 32,69 25,93 20,89 18,35 15,63 16,03 13,47 10,83 90,63 92,45 23,46 16,08 2,80 9,80 9,93 14,37 36,23 26,10 23,34 20,96 5,36 15,00 9,04 5,85
101
Lampiran 4 Hasil Output Eviews Common Effect Dependent Variable: ISR Method: Panel Least Squares Date: 09/25/15 Time: 02:21 Sample: 2011 2014 Periods included: 4 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 40 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TA ROA FDR DAR
1.606323 0.078151 -0.011647 -0.000105 -0.000425
0.177975 0.005826 0.005732 0.000208 0.000440
9.025560 13.41475 -2.031929 -0.502031 -0.964328
0.0000 0.0000 0.0498 0.6188 0.3415
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.861002 0.845117 0.047899 0.080302 67.45921 54.20063 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.663545 0.121710 -3.122961 -2.911851 -3.046630 1.686581
102
Fixed Effect Dependent Variable: ISR Method: Panel Least Squares Date: 09/25/15 Time: 02:22 Sample: 2011 2014 Periods included: 4 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 40 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TA ROA FDR DAR
4.002226 0.159999 -0.004716 -0.000440 -0.000281
0.462182 0.015471 0.004219 0.000251 0.000395
8.659410 10.34151 -1.117736 -1.756658 -0.712113
0.0000 0.0000 0.2739 0.0907 0.4827
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.960922 0.941383 0.029467 0.022576 92.83716 49.17963 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.663545 0.121710 -3.941858 -3.350750 -3.728132 2.860002
103
Random Effect Dependent Variable: ISR Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/25/15 Time: 02:22 Sample: 2011 2014 Periods included: 4 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 40 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TA ROA FDR DAR
2.068203 0.094283 -0.009191 -0.000270 -0.000490
0.232146 0.007678 0.003902 0.000200 0.000358
8.909058 12.27933 -2.355232 -1.347922 -1.368863
0.0000 0.0000 0.0242 0.1863 0.1798
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.032485 0.029467
Rho 0.5486 0.4514
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.770544 0.744320 0.037686 29.38362 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
0.274080 0.074530 0.049708 1.872701
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.823837 0.101773
Mean dependent var Durbin-Watson stat
0.663545 1.097796