PENGARUH TIPE INDUSTRI, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: IRA ROBIAH ADAWIYAH 109082000116
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
PENGARUH TIPE INDUSTRI, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ira Robiah Adawiyah NIM. 109082000116 Dibawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 11 April 2013 telah dilaksanakan ujian komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama
: Ira Robiah Adawiyaah
2. Nim
: 109082000116
3. Jurusan
: Akuntansi/Akuntansi Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage
Terhadap
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility. Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 27 Agustus 2013 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama
: Ira Robiah Adawiyah
2. NIM
: 109082000116
3. Jurusan
: Akuntansi
4. Judul Skripsi
: Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage
Terhadap
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Ira Robiah Adawiyah
No Induk Mahasiswa : 109082000116 Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya: 1.
Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2.
Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3.
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya
4.
Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5.
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungiawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Ira Robiah Adawiyah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Oktober 1990 3. Alamat
: Jl. Masjid No. 3 Kel. Susukan, Kec. Ciracas, Jakarta Timur
4. Telepon
: 08998156963
5. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SD N 13 Pagi Ciracas
Tahun 1997-2003
2. MTS N 7 Jakarta
Tahun 2003-2006
3. SMA N 58 Jakarta
Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Tahun 2009-2013
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota PMR MTS N 7 Jakarta, periode 2003-2004 2. Anggota KARATE SMA N 58 Jakarta, periode 2006-2008
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Mamad Mahari, SH.i
2. Ibu
: Hayati
3. Alamat
: Jl. Masjid No. 3 Kel. Susukan, Kec.Ciracas Jakarta Timur
4. Anak Ke dari
: 2 dari 4 bersaudara vi
ABSTRACT The Effects of Industry Type, Company Size, Profitability, and Leverage on Corporate Social Responsibility Disclosure. By: Ira Robiah Adawiyah This research purposes to check the effects of Industry Type, Company Size, Profitability, and Leverage on Corporate Social Responsibility Disclosure. This research used samples of industry which is listed in Jakarta Islamic Index during 2008-2012 period. The number of industries that were became in this study were 12 companies with 5 year observation. Based on purposive sampling method, research sample total are 60 financial statements. Hypothesis in this research are tested by the multiple regression. The result of Adjusted R2 38,2% obtained value variation of Corporate Social Responsibility Disclosure can be explained the independent this research indicates variables there are Industry Type, Company Size, Profitability, and Leverage to Corporate Social Responsibility Disclosure 61,8% can be explained by other variables outside model. Keywords: Industry Type, Company Size, Profitability, Leverage, Corporate Social Responsibility Disclosure.
vii
ABSTRAK Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Oleh: Ira Robiah Adawiyah Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2008-2012. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 12 perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 60 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda. Dari hasil penelitian Adjusted R2 diperoleh 38,2% variasi pengungkapan Corporate Social Responsibility dapat dijelaskan oleh keempat variabel yaitu tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage sedangkan sisanya sebesar 61,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Kata kunci: tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, pengungkapan Corporate Social Responsibility.
\
viii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahhab Yang Maha Penganugerah, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 1.
Ayahanda dan Ibunda terkasih, yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda semakin mampu membuat bangga ayah dan ibunda.
2.
Keluarga besar di Jakarta yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis. Terimakasih atas semua kasih sayang.
3.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Dr. Rini, SE., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.
ix
7.
Ibu Erika Amelia, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
8.
Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9.
Sahabat seperjuanganku, Titus Puspita Sari, Nina Indriani, Dini Utami, Imah Astinia, Siti Aliyah, dan Arin Dwi Thahira, kami dipertemukan dalam ikatan silaturahmi yang indah, terimakasih atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.
10. Sahabatku Anik, Dwi, Ade, kiki, dan Orin, walaupun jarak memisahkan, penulis yakin bahwa kasih sayang dan tali persahabatan tetap terjaga diantara kita, terimakasih atas segala doa dan semangatnya. 11. Rekan Accounting C’s Indescribable Democracy (ACID) yang berjuang dari awal dengan suka duka yang tak mungkin terlupakan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 27 Juli 2013
Ira Robiah Adawiyah
x
DAFTAR ISI Keterangan
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ........................................ iii LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ......................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................1 B. Perumusan Masalah ......................................................................10 C. Tujuan Penelitian ..........................................................................11 D. Manfaat Penelitian ........................................................................11
xi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................13 A. Tinjauan Literatur .........................................................................13 1. Teori Stakeholder ...................................................................13 2. Teori Legitimasi .....................................................................14 3. Sejarah Singkat CSR ..............................................................16 4. Definisi CSR ...........................................................................17 5. Komponen CSR ......................................................................19 6. Manfaat Melaksanakan dan Kerugian Tidak Melaksanakan CSR Bagi Perusahaan .....................................................................21 7. Tahap-Tahap Melaksanakan Program CSR ...........................24 8. Pengungkapan CSR dalam Laporan Tahunan ........................27 9. Tipe Industri ...........................................................................29 10. Ukuran Perusahaan .................................................................30 11. Profitabilitas ...........................................................................31 12. Leverage .................................................................................33 13. Jakarta Islamic Index ............................................................ `34 B. Penelitian Terdahulu .....................................................................36 C. Kerangka Pemikiran .....................................................................42 D. Hipotesis Penelitian ......................................................................44 1. Tipe Industri dengan CSR .....................................................44 2. Ukuran Perusahaan dengan CSR ..........................................45 3. Profitabilitas dengan CSR .....................................................46 xii
4. Leverage dengan CSR ...........................................................47 BAB III
METODE PENELITIAN .................................................................50 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................50 B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ......................................50 C. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................51 D. Teknik Analisis.............................................................................52 1. Uji Statistik Deskriptif ............................................................52 2. Uji Asumsi Klasik ..................................................................53 3. Pengujian Hipotesis ................................................................56 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................59 1. Variabel Dependen (Y) ..........................................................59 2. Variabel Independen (X) .......................................................61 a. Tipe Industri .....................................................................61 b. Ukuran perusahaan ...........................................................62 c. Profitabilitas ....................................................................62 d. Leverage ...........................................................................63
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................65 A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................65 B. Hasil Uji Analisis Data.................................................................66 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...................................................67 2. Hasil Uji Asumsi Klasik ..........................................................69 3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................73 xiii
BAB V
PENUTUP ..........................................................................................82 A. Kesimpulan ..................................................................................82 B. Implikasi .......................................................................................83 C. Saran .............................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................88 LAMPIRAN ..........................................................................................................93
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan
Halaman
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu ...........................................................................38
3.1
Operasional Variabel dan Pengukurannya....................................................64
4.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ................................................65
4.2
Nama Perusahaan Hasil Observasi ...............................................................66
4.3
Hasil Statistik Deskriptif...............................................................................67
4.4
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ...................................................................70
4.5
Hasil Uji Multikoloniearitas .........................................................................70
4.6
Hasil Uji Glejser ..........................................................................................72
4.7
Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................................73
4.8
Hasil Adj R2 ..................................................................................................73
4.9
Hasil Uji t......................................................................................................75
4.10 Hasil Uji F ....................................................................................................76 4.11 Ringkasan Hasil Penelitian ...........................................................................82
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan
Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................................................ 42 4.1 Hasil Uji Normalitas ........................................................................................... 69 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ................................................................................ 71
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
Lampiran 1 Perusahaan High Profile dan low profile............................................... 93 Lampiran 2 Kategori Item Pengungkapan CSR Menurut Sembiring ....................... 94 Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel Tipe Industri dan Ukuran Perusahaan ..... 100 Lampiran 4 Hasil Perhitungan Variabel Profitabilitas dan Leverage ..................... 101 Lampiran 5 Hasil Perhitungan Variabel CSR ......................................................... 102 Lampiran 6 Output Hasil Pengujian Data ............................................................... 103
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada saat banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, karena itu muncul kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini (Wiwoho, 2008). Banyak perusahaan kini mengembangkan apa yang disebut Corporate Social Responsibility (CSR). Pada prinsipnya CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi, sosial, dan lingkungan atau ekologis kepada masyarakat, lingkungan, serta para pemangku kepentingan (stakeholder). Tanggung jawab tersebut meliputi mencegah dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan terhadap pihak lain dan lingkungan serta meningkatkan kualitas masyarakat termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, dan lingkungan sekitar perusahaan. Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) sering juga dianggap inti dari etika bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi
1
kewajiban-kewajiban di atas (ekonomi dan legal). Tanggung jawab sosial dari perusahaan merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup dalam planet ini (Nugroho, 2007). Akhir-akhir ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas di dunia, baik di media cetak dan elektronik, seminar ataupun konferensi. Perusahaan di dunia juga semakin banyak yang mengklaim bahwa mereka telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak lagi dianggap sebagai cost, melainkan
sebagai
investasi
perusahaan
(Herawati,
2007).
Menurut
http://www.kpmg.com/Global/en/IssuesAndInsights/ArticlesPublications/corporateresponsibility/Pages/de-facto-business-law.aspx,
persentase
perusahaan
yang
melaporkan pada inisiatif CSR 2008-2011 meningkat dari 74% menjadi 83% di Amerika Serikat, dari 62% menjadi 79% di Kanada, dan dari 91% menjadi 100% di Inggris. Berdasarkan survei tersebut dapat dilihat persentase peningkatan perusahaan yang melaporkan pada inisiatif CSR di wilayah Amerika dan Inggris mengalami peningkatan 9%, sedangkan di wilayah Kanada mengalami peningkatan 17% selama 4 tahun. 2
Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya kini sudah tidak dapat diterima lagi. Karena perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan perhatiannya kepada lingkungan sosial. Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat dan lingkungannya (Purnasiwi, 2011). Semakin ketatnya persaingan di dunia usaha juga menuntut perusahaan untuk memikirkan strategi untuk memenangkan persaingan. Perusahaan harus terus meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan efisiensi. Menurut Jalal (2007), perkembangan topik CSR di perguruan tinggi di Indonesia juga menunjukkan sebuah peningkatan. Relatif cukup banyak mahasiswa berbagai strata membuat karya tulis akhir skripsi, tesis, maupun disertasi
tentang
CSR.
Berdasarkan
data
yang
dihimpun
oleh
situs
(http://www.csrindonesia.com/) kebanyakan dari mereka berasal dari fakultas ilmu sosial serta fakultas ekonomi dari berbagai perguruan tinggi. Kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial juga semakin meningkat. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan aktivitas sosialnya untuk memastikan bahwa hakhak mereka telah terpenuhi. Utama (2007), menyatakan bahwa perkembangan
3
CSR terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim. Owen (2005) mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika telah menyebabkan perusahaan-perusahaan lebih memberikan perhatian yang besar terhadap pelaporan sustainabilitas dan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Isu-isu yang berkaitan dengan reputasi, manajemen risiko dan keunggulan kompetitif nampak menjadi kekuatan yang mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi sosial. Beberapa fenomena kasus lain di Indonesia terkait permasalahan yang muncul dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan operasinya kurang memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya, khususnya perusahaan yang aktivitasnya berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam. Sebagai contoh, PT. Freeport Indonesia salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Papua, yang memulai operasinya sejak tahun 1969, sampai dengan saat ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan dengan masyarakat lokal, baik terkait dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi (Wibisono, 2007). Kasus Pencemaran Teluk Buyat, yaitu pembuangan tailing ke dasar laut yang mengakibatkan tercemarnya laut sehingga berkurangnya tangkapan ikan dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat lokal akibat operasional PT. Newmon Minahasia Raya tidak hanya menjadi masalah nasional melainkan internasional 4
(Fauzi, 2008). Kasus lumpur lapindo yang sampai saat ini belum juga terselesaikan serta demonstran para karyawan akibat ketidakadilan. Jika dilihat dari beberapa kasus diatas, masalah sosial dan lingkungan yang tidak diatur dengan baik oleh perusahaan ternyata memberikan dampak yang sangat besar, bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik menjadi kerugian yang berlipat. Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial dan lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi aspek yang tidak dianggap penting dalam beroperasinya perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan aspek penting yang harus dilakukan perusahaan dalam operasionalnya. Hal tersebut bukan sematamata memenuhi peraturan perundang-undangan sebagaimana untuk perusahaan tambang diatur dalam Undang-Undang No 22 tahun 2001, maupun untuk Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Undang-Undang No. 40 pasal 74 tahun 2007, melainkan secara logis terdapat hukum sebab akibat, dimana ketika operasional perusahaan memberikan dampak negatif, maka akan muncul respon negatif yang jauh lebih besar dari masyarakat maupun lingkungan yang dirugikan. Dalam upaya meningkatkan daya saing melalui peningkatan transparansi dan akuntabilitas, Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen sejak tahun 2005 mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). ISRA adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang telah membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan dan sosial disamping aspek ekonomi untuk memelihara keberlanjutan (sustainability) 5
perusahaan itu sendiri, baik yang diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan (annual report) (Purnasiwi, 2011). Banyak faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Tipe industri didefinisikan sebagai faktor potensial yang mempengaruhi praktek pengungkapan sosial perusahaan. Tipe industri adalah karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan yang berkaitan dengan bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang dimiliki dan lingkungan perusahaan. Dalam penelitian Sembiring (2005) variabel tipe industri yang dikelompokkan dalam industri high profile dan low profile memberikan hasil yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang bertipe high profile dalam melakukan aktivitasnya banyak memodifikasi lingkungan, dan menimbulkan dampak sosial yang negatif terhadap masyarakat. Berbeda dengan hasil penelitian Diba (2012) yang menyatakan bahwa tipe industri tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan sampel penelitian adalah 47 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006 dan 2008. Ukuran perusahaan juga merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan. Menurut Hilmi dan Ali (2008) ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis 6
yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya
hubungan positif signifikan
antara
ukuran
perusahaan
dengan
pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu Andreas dan Lawer (2010). Penelitian dilakukan dengan menggunakan semua perusahaan properti dan real estat yang tercatat di BEI tahun 2007. Sementara Anggraini (2006) tidak menemukan hubungan antara keduanya. Sampel yang digunakan Anggraini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2000 sampai 2004. Penelitian yang menghubungkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan profitabilitas juga telah banyak dilakukan. Diantaranya oleh Susilatri dan Indriani (2011) yang menemukan hubungan yang positif signifikan antara
kedua
variabel
tersebut.
Penelitian
dilakukan
pada
perusahaan
pertambangan yang listing di BEI tahun pengamatan periode 2004-2008. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya. Para manajer tidak hanya mendapatkan dividen, tapi juga akan memperoleh power yang lebih besar dalam menentukan kebijakan perusahaan. Berbeda dengan Wijaya (2012) yang melakukan penelitian dengan menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 menemukan hasil pengaruh profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) pembahasan mengenai pengungkapan Corporate Social Responsibility juga dipengaruhi oleh leverage. Cahya menyatakan bahwa tingkat leverage yang tinggi akan mendorong 7
perusahaan melakukan pengungkapan sosialnya. Leverage merupakan salah satu ukuran kinerja keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Semakin tinggi tingkat leverage besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi dengan cara mengurangi biaya-biaya termasuk biaya pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Penelitian lain yang menghubungkan leverage dengan pengungkapan tanggungjawab sosial diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Andreas dan Lawer (2010) yang menyatakan bahwa menemukan hubungan yang tidak signifikan antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility yang masih menunjukkan hasil yang beragam, bahkan bertentangan antara hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya sehingga menarik untuk di teliti lebih lanjut sebagai usaha mendapatkan hasil yang lebih konsisten. Dengan demikian, maka dibuat suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility”.
8
Menurut peneliti topik ini penting untuk diteliti mengingat semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh operasional perusahaan yang tidak bertanggung jawab, dan masih adanya hak-hak kaum buruh yang terabaikan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran perusahaan atas pentingnya program Corporate Social Responsibility serta untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Andreas dan Lawer (2010) yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial”. Karakteristik perusahaan tersebut diproksikan dalam ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan umur perusahaan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Populasi yang diteliti. Pada penelitian sebelumnya pengamatan dilakukan pada semua perusahaan properti dan real estat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) karena dianggap dalam pelaksanaan operasionalnya telah berbasis syariah. 2. Perbedaan satu variabel independen. Pada penelitian sebelumnya terdapat variabel umur perusahaan, sedangkan pada penelitian ini variabel tersebut digantikan dengan variabel tipe industri karena banyak jurnal penelitian sebelumnya yang memasukkan variabel tipe industri kedalam penelitiannya 9
yang dikaitkan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) masih menunjukkan hasil yang beragam. 3. Tahun pengamatan. Pada penelitian sebelumnya pengamatan dilakukan pada tahun 2007, sedangkan pada penelitian ini pengamatan dimulai dari tahun 2008-2012. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Apakah tipe industri berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan? 2. Apakah
ukuran
perusahaan
berpengaruh
secara
parsial
terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan? 4. Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan? 5. Apakah tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan?
10
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian
ini
bertujuan untuk
menganalisis bukti empiris mengenai: 1. Tipe industri terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. 2. Ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. 3. Profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. 4. Leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. 5. Pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan, mengetahui pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan untuk mengetahui seberapa besar tanggung jawab suatu perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya serta merupakan sebuah aplikasi dari teori yang telah didapatkan oleh peneliti dalam perkuliahan. 2. Bagi mahasiswa khususnya jurusan akuntansi, untuk menambah studi literatur mengenai pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, leverage, dan 11
profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), serta memberikan landasan bagi penelitian selanjutnya dibidang yang sama dimasa yang akan datang. 3. Bagi pihak perusahaan, untuk memberikan masukan bagi pengembangan penerapan Corporate Social Resposibility (CSR) pada perusahaan, dan meningkatkan
kesadaran
perusahaan
akan
pentingnya
melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan, serta sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijakan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial perusahaan. 4. Bagi pemerintah, untuk mengetahui sampai sejauh mana pengungkapan pertanggungjawaban sosial yang telah dilakukan perusahaan. Sehingga pemerintah dapat mempertimbangkan suatu standar pelaporan CSR yang sesuai dengan kondisi Indonesia. 5. Bagi investor, penelitian ini diharapkan akan memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam pembuatan keputusan investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter. 6. Bagi Stakeholder, membantu menambah frekuensi komunikasi yang baik dengan stakeholder, dimana komunikasi ini akan semakin menambah trust stakeholders kepada perusahaan. 7. Bagi masyarakat, agar kepentingan masyarakat terakomodasi, dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Tinjauan Literatur 2. Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun juga harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan memaksimalkan laba untuk kepentingan pemegang saham (shareholder), namun lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang diciptakan oleh perusahaan tidak terbatas kepada kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk kepentingan stakeholder, yaitu semua pihak yang mempunyai keterkaitan terhadap perusahaan (Untung, 2008). Mereka adalah pemasok, pelanggan, pemerintah, masyarakat lokal, investor, karyawan, kelompok politik, dan asosiasi perdagangan. Seperti halnya pemegang saham yang mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, stakeholder juga mempunyai hak terhadap perusahaan (Waryanti, 2009). Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang 13
digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu, power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas sumber ekonomi tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Power tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau juga kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan (Deegan, 2000). Adanya teori stakeholder ini memberikan landasan bahwa suatu perusahaan harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR). Adanya program tersebut pada perusahaan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pelanggan, dan masyarakat lokal. Sehingga diharapkan terjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan lingkungan sekitar.
3.
Teori Legitimasi Teori legitimasi mengungkapkan bahwa perusahaan secara kontinyu berusaha untuk bertindak sesuai dengan batas-batas dan norma-norma dalam masyarakat. Atas usahanya tersebut perusahaan berusaha agar aktivitasnya diterima menurut persepsi pihak eksternal (Deegan, 2000).
14
Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan bahwa teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, karena teori legitimasi adalah hal yang paling penting bagi organisasi. Batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial serta reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan. Teori legitimasi dilandasi oleh kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Adanya teori legitimasi memberikan landasan bahwa perusahaan harus menaati norma-norma yang berlaku di masyarakat dimana perusahaan berada agar operasi perusahaan juga dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya konflik dari masyarakat sekitar. Untuk hal tersebut, perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan cara mengembangkan program Corporate Social Responsibility
(CSR).
Dengan
adanya
program
Corporate
Social
Responsibility (CSR), perusahaaan dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitar sehingga masyarakat sekitar dapat menerima baik keberadaan perusahaan di lingkungannya.
15
4. Sejarah Singkat Corporate Social Responsibility Gema CSR mulai terasa pada tahun 1950-an. Pada waktu itu, persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Beberapa kalangan bahkan menyebutkan bahwa saat inilah era modern dari Corporate Social Responsibility (CSR) dimulai. Mereka menggangap buku yang bertajuk Social Responsibility of the Businessman karya Howard R. Bowen yang ditulis pada tahun 1953 merupakan literature awal yang menjadi tonggak sejarah modern CSR dan karena karyanya itu Bowen diganjar dengan sebutan “Bapak CSR” (Wibisono, 2007). Dekade 1960-an, pemikiran Bowen terus dikembangkan oleh berbagai ahli sosiologi bisnis lainnya seperti Keith Davis yang memperkenalkan konsep “Iron Law of Social Responsibility”. Dalam konsepnya, Davis berpendapat bahwa penekanan pada tanggung jawab sosial perusahaan memiliki korelasi positif dengan ukuran perusahaan, studi ilmiah yang dilakukan Davis menemukan bahwa semakin besar perusahaan atau lebih tepat dikatakan, semakin besar dampak suatu perusahaan terhadap masyarakat sekitar, semakin besar pula bobot tanggung jawab yang harus dipertahankan perusahaan itu pada masyarakatnya (Untung, 2008). Pemikiran tentang korporasi yang lebih manusiawi juga muncul dalam “The Future Capitalism” yang ditulis Lester Thurow tahun 1966. Menurutnya, kapitalisme yang menjadi mainstream saat itu tidak hanya 16
berkutat pada masalah ekonomi, namun juga memasukkan unsur sosial dan lingkungan yang menjadi basis apa yang nantinya disebut sustainabla societ. Pada dasawarsa 1070-an terbitlah “The Limits to Growth”. Buku yang hingga kini terus diperbaharui itu merupakan hasil pemikiran para cendikiawan dunia yang tergabung dalam Club of Rome. Buku ini menginggatkan kepada masyarakat dunia bahwa bumi yang kita pijak ini mempunyai keterbatasan daya dukung. Sementara disisi lain, manusia bertambah secara eksploitasial. Karenanya eksploitasi alam mesti dilakukan secara hati-hati supaya pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan (Wibisono, 2007). Pada tataran global, tahun 1992 diselenggarakan KTT Bumi (Eart Summit). KTT yang diadakan di Rio de Jenairo Brazil ini menegaskan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang didasarkan atas perlindungan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal yang harus dilakukan. Gaung CSR kian bergema setelah diselenggarakannya World Summit on Sustainable Development (WSSD) tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan. Sejak itulah, definisi CSR mulai berkembang (Wibisono, 2007).
5. Definisi Corporate Social Responsibility Menurut World Bank (Fox, Ward dan Howard, 2002), CSR merupakan
komitmen
sektor
swasta
untuk
mendukung
terciptanya
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Sedangkan 17
menurut sebuah organiasi dunia World Bisnis Council for Sustainable Development
(WBCD)
menyatakan
bahwa
CSR
adalah
komitmen
berkelanjutan dari para pelaku bisnis untuk berprilaku secara etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, sementara pada saat yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan keluarganya demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat secara luas (Solihin, 2009). Menurut Draf 3 ISO 2600, 2007, guidance on social responsibility, mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab dari suatu organisasi untuk dampak–dampak dari keputusan-keputusan dan aktivitas di masyarakat dan lingkungan melalui transparasi dan perilaku etis yang konsisten dengan perkembangan
berkelanjutan
dan
kesejahteraan
dari
masyarakat;
pertimbangkan harapan stakeholders; sesuai dengan ketentuan hukum yang bisa diterapkan dan norma-norma internasional yang konsisten dari perilaku; dan terintergrasi sepanjang organisasi. Sedangkan dalam UU PM, yang digunakan sebagai rujukan pewajiban CSR, Undang-Undang No. 25 tahun 2007 pasal 15(b) tentang Penanaman Modal, CSR didefinisikan sebagai “Tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat”. Dalam teks Pasal 74 RUU PT sendiri CSR tidak didefinisikan. Namun dalam dokumen kerja Tim Perumus terdapat definisi bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam 18
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Sementara, menurut CSR Forum
(Wibisono,
2007),
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan.
6. Komponen Corporate Social Responsibility Menurut Darwin (2006) cakupan CSR sangat luas, tidak hanya terkait dengan masalah sosial semata (corporate philanthropy). Secara umum isu CSR mencakup lima komponen pokok, yaitu: a. Hak Asasi Manusia (HAM) Bagaimana perusahaan menyikapi masalah HAM dan strateginya serta kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari terjadinya pelanggaran HAM dalam perusahaan. b. Tenaga Kerja (Buruh) Bagaimana kondisi tenaga kerja di supply chain ataupun dipabrik, mulai dari sistem panggajian, kesejahteraan hari tua dan keselamatan kerja, peningkatan keterampilan dan profesionalisme karyawan, sampai pada pola penggunaan tenaga kerja di bawah umur.
19
c. Lingkungan hidup Bagaimana strategi dan kebijakan yang berhubungan dengan masalah lingkungan hidup. Usaha perusahaan mengatasi dampak lingkungan atas produk dan jasa mulai dari pengadaan bahan baku sampai pada masalah pembuangan limbah, serta dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi dan distribusi produk. d. Sosial masyarakat Bagaimana strategi dan kebijakan dalam bidang sosial dan pengembangan masyarakat setempat (community development), serta dampak operasi perusahaan terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat. e. Dampak produk dan jasa terhadap pelanggan Apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa produk dan jasanya terbebas dari dampak-dampak negatif seperti menggangu kesehatan pelanggan, mengancam keamanan dan produk yang dilarang. Berdasarkan kelima komponen diatas maka komponen-komponen tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai seberapa besar kesadaran perusahaan
dalam
memenuhi
tanggung
jawab
sosialnya
kepada
stakeholdernya. Jika perusahaan hanya menjalankan salah satu komponen saja dari kelima komponen tersebut dapat dikatakan kesadaran perusahaan masih rendah. Sebaliknya, jika perusahaan memenuhi kelima komponen tersebut
20
dapat dikatakan kesadaran perusahaan tinggi terhadap tanggung jawab sosialnya.
7. Manfaat Melaksanakan dan Kerugian Tidak Melaksanakan CSR Menurut Untung (2008), manfaat CSR bagi perusahaan antara lain: a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan. Kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image positif perusahaan. Inilah yang menjadi modal non financial utama bagi perusahaan sementara bagi stakeholdernya menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan. b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial. Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan maka pasti dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan sehingga imbalan yang diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya di wilayah tersebut. c. Mereduksi risiko bisnis perusahaan Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. Perusahaan harus menyadari bahwa kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders pasti akan menjadi bom waktu yang dapat memicu resiko yang tidak diharapkan
21
misalnya, penghentian operasi, yang ujungnya akan merusak dan menurunkan reputasi bahkan kinerja perusahaan. d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional perusahaan Pengelolaan yang baik CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan. e. Membuka peluang besar Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi jalan bagi perusahaan menuju peluang besar yang terbuka lebar. Termasuk di dalamnya akan memupuk realitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru. f. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah Banyak keuntungan yang didapat dari melaksanakan program CSR diantaranya pengurangan limbah industri melalui proses daur ulang kedalam proses produksi. g. Memperbaiki hubungan dengan regulator Perusahaan yang melakukan program CSR pada dasarnya membantu meringankan beban pemerintah sebagai regulator untuk mensejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan, umumnya terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.
22
h. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh melebihi standar normatif kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan. oleh karenanya wajar bila karyawan terpacu untuk meningkatkan kinerjanya. Disamping itu reputasi perusahaan yang baik dimata stakeholders juga merupakan vitamin tersendiri bagi karyawan untuk meningkatkan motivasi dalam berkarya. i. Peluang mendapatkan penghargaan Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR. Sehingga kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai peluang yang cukup tinggi. Menurut WBCSD dalam Wadjaja dan Pratama (2008) tidak melaksanakan CSR dapat berakibat terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dalam kegiatan usaha, diantaranya: a. Boikot konsumen b. Serangan terhadap aset tetap seperti tanah perkebunan dan bangunan c. Kegagalan untuk menarik karyawan yang berkualitas dan kehilangan dukungan dari karyawan d. Pengeluaran ekstra untuk memperbaiki kesalahan dimasa lalu e. Kesulitan dengan siklus hidup perusahaan (konsumen akhir dan pemasok) Jika hubungan antara masyarakat dan perusahaan tidak baik bisa dipastikan akan ada masalah sehingga dapat menghambat jalannya operasi perusahaan. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR bisa 23
memberikan citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di mata publik yang pada gilirannya menciptakan customer loyalty.
8. Tahap-Tahap Melaksanakan Program Corporate Social Responsibility Terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika perusahaan akan melakukan program CSR, menurut Wibisono (2008), setidaknya terdapat empat tahap, diantaranya: a. Tahap perencanaan Perencanaan terdapat tiga langkah utama, yaitu awareness building, CSR Assessment, dan CSR manual building. 1)
Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya CSR dan komitmen manajemen, Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok, dan lain-lain.
2)
CSR Assessment merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan
dan
mengidentifikasi
aspek-aspek
yang
perlu
mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. 3)
Langkah selanjutnya adalah membuat CSR manual. Hasil assessment merupakan dasar menyusun manual atau pedoman implementasi CSR. Upaya yang mesti dilakukan antara lain melalui benchmarking, 24
menggali dari referensi atau menggunakan tenaga ahli. Manual merupakan inti dari perencanaan, karena menjadi panduan atau petunjuk pelaksanaan CSR bagi komponen perusahaan. Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan, panduan dan pedoman dalam pengelolaan kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efesien. b. Tahap Implementasi Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Tahap impelementasi ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi. 1) Sosialisasi, diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen perusahaan
mengenai
berbagai
aspek
yang
terkait
dengan
implementasi CSR khsusnya mengenai pedoman penerapan CSR. Agar efektif, upaya ini perlu dilakukan dengan suatu tim atau divisi khusus yang dibentuk untuk mengelola program CSR, langsung berada dibawah pengawasan salah satu direktur atau CEO. Tujuan utama
sosialisasi
diimplementasikan
adalah
agar
mendapat
program
dukungan
CSR
penuh
yang dari
akan seluruh 25
komponen perusahaan, sehingga dalam perjalanannya tidak ada kendala serius yang dapat dialami oleh unit penyelenggara. 2) Pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman CSR yang ada, berdasarkan roadmap yang telah disusun. 3) Internalisasi adalah tahap jangka panjang. Internalisasi mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh aspek bisnis perusahaan, misalnya melalui sistem manajemen kinerja, prosedur pengadaan, proses produksi, pemasaran dan proses bisnis lainnya. c. Tahap Evaluasi Setelah program diimplementasikan langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauhmana efektifitas penerapan CSR. Terkadang ada kesan, evaluasi baru dilakukan jika ada program yang gagal. Sedangkan jika program tersebut berhasil, justru tidak dilakukan evaluasi. Padahal evaluasi harus tetap dilakukan, baik saat kegiatan tersebut berhasil atau gagal. Bahkan kegagalan atau keberhasilan baru bisa diketahui setelah program tersebut dievaluasi. Evaluasi juga bukan tindakan untuk mencari-cari kesalahan. Evaluasi dilakukan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan. Misalnya keputusan
untuk
menghentikan,
melanjutkan,
memperbaiki
atau 26
mengembangkan
aspek-aspek
tertentu
dari
program
yang
telah
diimplementasikan. d. Pelaporan Pelaporan dilakukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi selain berfungsi untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholder yang memerlukan.
9. Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Laporan Tahunan Menurut Chariri dan Ghozali (2007), pengungkapan (disclosure) berarti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Sedangkan pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, laporan interim/laporan sementara, prospektus, pengumuman kepada bursa efek atau melalui media masa. Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory) yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela (voluntary) yang 27
merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan minimum dari peraturan yang berlaku. Effendi (2009) mengatakan bahwa terdapat dua hal yang mendorong perusahaan menerapkan CSR, yaitu faktor yang berasal dari luar perusahaan (external drivers) dan dari dalam perusahaan (internal drivers). Faktor pendorong dari luar perusahaan adalah adanya regulasi, hukum dan diwajibkannya analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dari operasi perusahaan. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam perusahaan antara lain, nilai, kebijakan manajemen, strategi dan tujuan perusahaan. Setiap pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan, IAI dalam PSAK No. 1 paragraf keduabelas (revisi 2009) secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah lingkungan dan sosial yaitu: “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup laporan nilai tambah, khususnya bagi industri di mana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. Pernyataan di atas secara jelas menyebutkan bahwa perusahaan diharapkan menyajikan laporan mengenai lingkungan hidup terutama perusahaan industri yang meninggalkan limbah. Karena itu dengan adanya
28
PSAK No. 1 tersebut diharapkan kesadaran perusahaan terhadap lingkungan menjadi bertambah.
10. Tipe Industri Tipe industri adalah karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan yang berkaitan dengan bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang dimiliki, dan lingkungan perusahaan. Tipe industri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu industri high-profile dan low-profile. Robert (1992) dalam Anggraini (2006) menggambarkan industri yang high-profile sebagai perusahaan yang mempunyai tingkat sensivitas yang tinggi terhadap lingkungan (consumer visibility), tingkat risiko politik yang tinggi atau tingkat kompetisi yang ketat. Keadaan tersebut membuat perusahaan menjadi lebih mendapatkan sorotan oleh masyarakat luas mengenai aktivitas perusahaannya. Sedangkan industri low-profile adalah kebalikannya. Perusahaan ini memiliki tingkat consumer visibility, tingkat risiko politik, dan tingkat kompetisi yang rendah, sehingga tidak terlalu mendapat sorotan dari masyarakat luas mengenai aktivitas perusahaannya meskipun dalam melakukan aktivitasnya tersebut perusahaan melakukan kesalahan atau kegagalan pada proses maupun hasil produksinya. Berdasarkan penelitian Robert (1992) dan definisi yang telah diuraikan, penelitian ini memasukkan perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, penerbangan, agrobisnis, tembakau dan rokok, makanan dan minuman, media dan komunikasi, energi (listrik) engineering, 29
kesehatan, transportasi dan pariwisata sebagai perusahaan yang high profile. Sedangkan bangunan, keuangan dan perbankan, supplier peralatan medis, properti, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal, produk rumah tangga sebagai perusahaan low profile.
11. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Menurut Hilmi dan Ali (2008) ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan mengenai variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas pengungkapan. Ada dugaan bahwa perusahaan kecil akan mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibandingkan perusahaan besar. Hal ini karena ketiadaan sumber daya dan dana yang cukup besar dalam laporan tahunan. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki 30
public demand akan informasi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil (Waryanti, 2009).
12. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan (Sudana, 2009). Profitabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka akan semakin besar pula pengungkapan informasi sosialnya (Hidayat, 2007). Dengan demikian pengukuran profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan tingkat efektifitas manajemen secara menyeluruh dan secara tidak langsung. Para investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis ini. Selain itu keuntungan (profitabilitas) sangat penting bagi perusahaan bukan saja untuk terus mempertahankan pertumbuhan bisnisnya namun juga memperkuat kondisi keuangan perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan pengaruh dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi perusahaan (Brigham dan Houston, 2006). Dalam mengukur tingkat
31
profitabilitas ada beberapa rasio yang bisa dipakai. Diantaranya akan dijelaskan dibawah ini, yai t u : a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba kotor. Sehingga bisa diketahui tingkat penjualan yang berhasil dilakukan akan memberikan tingkat pendapatan yang berupa laba kotor. Rumusnya yaitu: Gross Profit Margin =
Laba kotor Penjualan Bersih
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba bersih. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu: Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak Penjualan Bersih
c. Return On Asset (Pengembalian atas Asset) Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Return On Asset =
Laba Bersih Total aktiva
32
d. Return On Equity (Pengembalian atas Ekuitas) Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Return On Equity = Laba Setelah Pajak Ekuitas Pemegang Saham
13. Leverage Leverage merupakan salah satu rasio keuangan. Menurut peneliti Sofyan (2008), rasio leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahan dilikuidasi. Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiyai oleh pihak luar atau kreditor. Tarjo (2008) juga berpendapat bahwa rasio leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan. Adapun rasio yang tergabung dalam rasio leverage diantaranya akan di jelaskan di halaman selanjutnya.
33
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas) Yaitu perbandingan antara hutang–hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Debt to Equity Ratio =
Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
b. Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Total Aktiva) Yaitu perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang Total Aktiva
14. Jakarta Islamic Index Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini diharapkan menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin
34
berinvestasi sesuai syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, indeks ini juga menjadi tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah. Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 saham yang dipilih dari sahamsaham yang sesuai dengan syariah Islam. Pada awal peluncurannya, pemilihan saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT. Danareksa Investment Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam-LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional. Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index. Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional dan Peraturan Bapepam–LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, terdapat jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam yang dapat dilihat pada halaman selanjutnya. Jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam: a. Menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
35
b. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli resiko yang mengandung gharar dan maysir. c. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan menyediakan barang atau jasa yang haram, merusak moral dan bersifat mudarat. Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam katagori syariah adalah: a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas. b. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut: 1) Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%). 2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%. Jakarta Islamic Index akan direview setiap 6 bulan, yaitu setiap bulan Januari dan Juli atau berdasarkan periode yang ditetapkan oleh Bapepam-LK yaitu pada saat diterbitkannya Daftar Efek Syariah. Sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia.
15. Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah penelitian-penelitian terdahulu tentang faktor pengungkapan Corporate Social Responsibility yang banyak dilakukan. 36
Diantaranya yaitu Sembiring (2005), Anggaraini (2006),
Andreas dan
Chrystina Lawer (2010), Restu Agusti Susilatri dan Deri Indriani (2011), Maria Wijaya (2012), Farah Diba (2012), serta Branco dan Rodriguez (2008). Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1 di halaman selanjutnya.
37
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No. 1.
2.
Peneliti (Tahun) Sembiring (2005)
Fr. Reni. Retno Anggraini (2006)
Judul Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung Jawab sosial.
1.
2.
Pengungkapan 1. Informasi Sosial dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi 2. Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan.
Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Metode analisis 1. Tidak ada variabel 1. Size perusahaan, profile dan data regresi ukuran dewan komisaris. ukuran dewan komisaris berganda (multiple 2. Populasi penelitian berpengaruh positif terhadap regression). adalah semua perusahaan pengungkapan tanggung Terdapat variabel yang tercatat (go-public) jawab sosial perusahaan. ukuran perusahaan, di Bursa Efek Jakarta 2. Leverage, dan profitabilitas profitabilitas, dan (BEJ) seperti yang tidak berpengaruh terhadap leverage, tercantum dalam pengungkapan Indonesian Capital tanggungjawab sosial Market perusahaan. Directory 2002. Metode analisis 1. Tidak ada variabel 1. Kepemilikan manajemen dan data regresi kepemilikan manajemen. tipe industri yang berganda (multiple 2. Populasi penelitian berpengaruh signifikan regression). adalah seluruh terhadap pengungkapan Terdapat variabel perusahaan yang go Informasi Sosial. tipe industri, publik di Bursa Efek 2. Ukuran perusahaan, ukuran perusahaan, Jakarta. profitabilitas, dan Leverage profitabilitas dan 3. Tahun pengamatan tidak berpengaruh terhadap leverage. periode 2000-2004. pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Bersambung pada halaman selanjutnya
38
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 3.
4.
Peneliti (Tahun) Andreas dan Chrystina Lawer (2010)
Restu Agusti Susilatri dan Deri Indriani (2011)
Judul Pengaruh karakteristik perusahaan (size, leverage, profitabilitas dan umur) terhadap pengungkapan Tanggungjawab sosial.
Pengaruh leverage, profitabilitas, size, umur perusahaan dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung Jawab sosial perusahaan.
Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Metode analisis 1. Tidak ada variabel 1. Size perusahaan berpengaruh data regresi umur perusahaan. terhadap pengungkapan berganda 2. Populasi penelitian tanggungjawab sosial (multiple adalah semua perusahaan. regression). perusahaan 3. Leverage, profitabilitas dan 2. Terdapat variabel properti dan real umur perusahaan tidak leverage, ukuran estat yang tercatat berpengaruh terhadap perusahaan dan di Bursa Efek pengungkapan tanggungjawab profitabilitas. Indonesia. sosial perusahaan. 3. Tahun pengamatan periode 2007. 1. Metode purposive 1. Tidak ada variabel 1. Profitabilitas, size, umur sampling. umur perusahaan, perusahaan dan ukuran dewan 2. Metode analisis dan ukuran dewan komisaris berpengaruh dara regresi komisaris. terhadap pengungkapan berganda 2. Populasi penelitian tanggungjawab sosial (multiple adalah perusahaan perusahaan. regression). pertambangan 2. Leverage tidak berpengaruh 3. Terdapat variabel yang listing di BEI terhadap pengungkapan leverage, ukuran 3. Tahun pengamatan tanggungjawab sosial perusahaan dan periode 2004perusahaan. profitabilitas. 2008. Bersambung pada halaman selanjutnya
39
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 5.
6.
Peneliti (Tahun) Maria Wijaya (2012)
Farah Diba (2012)
Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh karakteristik perusahaan dan regulasi pemerintah terhadap pengungkapan laporan Corporate Social Responbility (CSR) pada laporan tahunan di Indonesia.
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Metode purposive 1. Tidak ada variabel sampling ukuran dewan 2. Metode analisis komisaris, dan data regresi kinerja lingkungan, berganda (multiple 2. Populasi penelitian regression) adalah perusahaan 3. Terdapat variabel manufaktur yang leverage, dan terdaftar di BEI. profitabilitas. 3. Tahun pengamatan periode 2008-2010 1. Metode analisis 1. Tidak ada variabel data regresi kepemilikan saham berganda asing, kepemilikan (multiple saham pemerintah, regression). dan regulasi 2. Terdapat variabel pemerintah. ukuran 2. Populasi penelitian perusahaan, tipe adalah semua perusahaan dan perusahaan yang profitabilitas. terdaftar di BEI. 3. Tahun pengamatan periode 2006-2008. Bersambung pada halaman selanjutnya
1.
2.
1.
2.
Hasil Penelitian Ukuran dewan komisaris, leverage, profitabilitas, dan kinerja lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Kepemilikan saham pemerintah, regulasi pemerintah, dan ukuran industri berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR di Indonesia. Kepemilikan saham asing, tipe perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR di Indonesia.
40
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 7.
Peneliti (Tahun) Branco dan Rodriguez (2008)
Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Factors Influencing 1. Terdapat variabel 1. Tidak ada variabel 1. Company size, dan media Social Responsibility company size international exposure terbukti signifikan Disclosure by experience, terhadap pengungkapan CSR Portuguese industry affiliation, di laporan tahunan. Companies dan media 2. International experience, dan exposure industry affiliation tidak 2. Populasi penelitian terbukti berpengaruh terhadap adalah perusahaan pengungkapan CSR di laporan di Portugal. tahunan.
Sumber: Berbagai Jurnal
41
C. Kerangka Pemikiran Menurut Hamid (2007), kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang di tetapkan. Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Berikut ini merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan yang menjadi semakin berkembang maka pada saat itu pula terjadinya kerusakan lingkungan yang timbul akibat aktivitas perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, banyak perusahaan kini mengembangkan apa yang disebut Corporate Social Responsibility (CSR).
Dikeluarkannya UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang mewajibkan perusahaan untuk menguraikan aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
42
Gambar 2.1 Lanjutan
Basis Teori: Teori Stakeholder dan Teori Legitimasi
Variabel Independen
Variabel Dependen
Tipe Industri (X1) Ukuran (X2) Pengungkapan CSR (Y) Profitabilitas (X3) Leverage (X4)
Variabel Independen
Metode Analisis: Regresi berganda Variabel Dependen
Uji Statistik Deskriptif
Uji Asumsi Klasik
Pengujian Hipotesis
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
43
D. Hipotesis Penelitian 1. Tipe Industri dengan Corporate Social Responsibility Tipe industri adalah karateristik yang dimiliki oleh perusahaan yang berkaitan dengan bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang dimiliki dan lingkungan perusahaan. Tipe industri didefinisikan sebagai faktor potensial yang mempengaruhi praktek pengungkapan sosial perusahaan. Berdasarkan penelitian Utomo (2000) dalam Mirfazli (2007) menyatakan bahwa praktek pengungkapan sosial kelompok industri high-profile lebih tinggi daripada kelompok industri low profile. Peneliti Sembiring (2005) juga menggunakan variabel tipe industri yang dikelompokkan dalam industri high profile dan low profile memberikan hasil yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang bertipe high profile dalam melakukan aktivitasnya banyak memodifikasi lingkungan, dan menimbulkan dampak sosial yang negatif terhadap masyarakat, atau secara luas terhadap stakeholdersnya. Berbeda dengan hasil penelitian Diba (2012) yang menyatakan bahwa tipe industri tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Oleh karena itu hipotesis yang dapat dikembangkan adalah: H1: Tipe Industri berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. 2. Ukuran Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility Ukuran perusahaan adalah tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak
44
digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Beberapa penelitian mengenai variabel ukuran perusahaan terhadap CSR telah banyak dilakukan. Andreas dan Lawer (2010) memasukkan variabel ukuran perusahaan ke dalam penelitiannya yang menggunakan sampel semua perusahaan properti dan real estat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2007, dan menemukan hubungan yang positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Seperti halnya dengan Andreas dan Lawer (2010), Wijaya (2012) juga memasukkan variabel ukuran perusahaan ke dalam penelitiannya yang dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Tetapi Wijaya (2012) menggunakan kriteria sampel yang berbeda, yaitu perusahaan yang terdaftar di PROPER tahun 2008-2010. Hasilnya adalah Wijaya (2012) juga menemukan hubungan yang positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ada pun Sembiring (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan yang listing di BEJ seperti yang tercantum dalam Indonesian Capital Market Direction 2002. Dalam penelitiannya, Sembiring menggunakan variabel ukuran perusahaan yang dihubungkan dengan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial
45
perusahaan, dan hasilnya menunjukkan adanya hubungan yang positif signifikan antara kedua variabel tersebut. Susilatri dan Indriani (2011) melakukan
penelitian
dengan
menggunakan
sampel
perusahaan
pertambangan yang listing di BEI tahun 2004-2008. Hasilnya menemukan bahwa
ukuran
perusahaan
juga
mempengaruhi
secara
positif
pengungkapan CSR. Sementara Anggraini (2006) tidak menemukan hubungan antara keduanya. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti menduga bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR), sehingga rumusan hipotesisnya adalah: H2:
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
pengungkapan CSR. 3. Profitabilitas dengan Corporate Social Responsibility Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham, sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan
maka
akan
semakin
besar
pula
pengungkapan
pertanggungjawaban sosialnya (Marbim, 2008). Ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilatri dan Indriani (2011), dimana dia menggunakan profitabilitas sebagai variabel independen, dan menemukan hubungan yang positif signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.
46
Sementara, Andreas dan Lawer (2010) menemukan pengaruh profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Selanjutnya, hasil penelitian oleh Wijaya (2012) membuktikan adanya pengaruh tidak signifikan antara profitabilitas terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Sembiring (2005) dan Anggraini (2006) juga menemukan pengaruh profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh karena itu hipotesis yang dapat dikembangkan adalah: H3: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. 4. Leverage dengan Corporate Social Responsibility Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiyai asset perusahaan. Leverage memiliki arti penting bagi perusahaan, karena dapat diketahui dampak leverage terhadap profitabilitas. Semakin tinggi tingkat leverage besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi dengan cara mengurangi biaya-biaya termasuk biaya pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Beberapa penelitian yang menghubungkan leverage dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Marbun (2008) membuktikan ada pengaruh antara leverage dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Seperti halnya dengan
47
Marbun (2008), Zulmi (2008) dan Cahya (2010) juga menyatakan bahwa tingkat leverage perusahaan yang tinggi akan mendorong perusahaan melakukan pengungkapan sosialnya (kedua variabel berhubungan positif). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Andreas dan Lawer (2010), Susilatri dan Indriani (2011), dan wijaya (2012) yang membuktikan tidak ada pengaruh antara leverage dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti menduga bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap Corporate Social Responsibility, sehingga rumusan hipotesisnya adalah: H4: Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. 5. Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggraini (2006) yang meneliti mengenai Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan. Diproksikan oleh variabel tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan kepemilikan manajemen.
Menemukan
hasil
tipe
industri,
ukuran
perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan kepemilikan manajemen.berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Selanjutnya, Andreas dan Lawer (2010) yang memasukkan faktor size, leverage, profitabilitas dan umur perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi
pengungkapan
tanggungjawab
sosial
perusahaan
menemukan hasil size perusahaan, leverage, profitabilitas dan umur
48
perusahaan juga berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti menduga bahwa tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan CSR, sehingga rumusan hipotesisnya adalah: H5: Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan go public yang listing di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode penelitian, yaitu tahun 2008 sampai tahun 2012 yang berjumlah 30. Perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) digunakan sebagai populasi karena selain perusahaan tersebut mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan kepada pihak luar perusahaan, terutama pada stakeholder, melainkan juga sudah mencantumkan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan serta saham-sahamnya telah dianggap memenuhi kriteria syariah.
50
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik puposive sampling dengan jumlah data sebanyak 60 periode tahun 2008 sampai 2012. Metode puposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti, dimana ada syarat-syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel (Sugiyono, 2003). Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII) selama tahun 20082012. b. Perusahaan yang menerbitkan annual report dan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 Desember 2008-2012 c. Perusahaan tersebut menyediakan informasi mengenai pelaksanaan CSR d. Menyajikan data perusahaan yang lengkap sesuai dengan variabel yang diteliti.
C. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelusuran laporan tahunan perusahaan yang dipilih dan memiliki semua data yang lengkap meliputi annual report untuk menghitung item CSR, neraca untuk mendapatkan total aset, laporan perubahan modal untuk mendapatkan total kewajiban, dan laporan laba rugi untuk mendapatkan total laba bersih.
51
Sumber data penelitian yang digunakan penulis adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002). Data sekunder dari penelitian ini diambil dari: 1.
Laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dari Jakarta Islamic Index (JII).
2.
Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
D. Teknik Analisis Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis. Terdapat tiga uji yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda. 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Pengujian ini menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel dan grafik. Statistik deskriptif umumnya
52
digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama (Ikhsan, 2008). Penelitian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, dan range statistik (Ghozali, 2011). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum
digunakan
untuk
melihat
nilai
minimum
dan
maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian. 2. Uji Asumsi Klasik Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi berganda menggunakan beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi meliputi: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokendastisitas, dan uji autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu (residual) mempunyai distribusi yang normal (Ghozali, 2011). Sedangkan menurut Winarno (2009) model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji
53
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data dikatakan berdistribusi normal yaitu nilai K-S memiliki nilai probabilitasnya di bawah α = 5%. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi pada penelitian ini dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen,
apabila
koefisiennya
rendah,
maka
tidak
terdapat
multikolinieritas (Winarno, 2009). Lain halnya menurut Ghozali (2011) uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toleransi dan lawannya yaitu Variance Inflation Factor (VIF). Untuk pengambilan
keputusan
dalam
menentukan
ada
atau
tidaknya
multikolinearitas yaitu dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika nilai VIF > 10 atau jika nilai tolerance < 0, 1 maka ada multikolinearitas dalam model regresi. 2) Jika nilai VIF < 10 atau jika nilai tolerance > 0, 1 maka tidak ada multikolinearitas dalam model regresi.
54
c. Uji Heterokendastisitas Menurut Ghozali (2011) uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Namun, dalam penelitian ini dapat dideteksi dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Dasar analisis: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. d. Hasil Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu beda periode t 55
dengan tingkat kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Deteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari angka DW (Durbin-Watson). Namun demikian, menurut Winarno (2011) menyatakan bahwa secara umum biasanya bisa diambil patokan dengan beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Angka Durbin Watson di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2) Angka Durbin Watson di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. 3) Angka Durbin Watson diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi 3. Pengujian Hipotesis Menurut Kuncoro (2001), pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara statistik hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik f, dan analisis regresi berganda. a.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Deteminasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghazali, 2011). 56
Tetapi karena R2 mengandung kelemahan mendasar, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, maka penelitian ini menggunakan adjusted R2 berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R2 semakin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen (Winarno, 2009). b. Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t) Menurut Ghozali (2011), tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel penjelasan (independen) secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Membandingkan antara p value dengan tingkat signifikansi 0,05, maka dapat ditentukan apakah Ho ditolak atau diterima (Ho diterima apabila p value > 0,05, Ho ditolak apabila p value < 0,05). Kriteria signifikansi hipotesis adalah: 1. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima 2. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak c.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Menurut Ghozali (2011), uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria signifikansi simultan adalah: 1. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima 2. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak 57
d.
Analisis Regresi Berganda yang Terbentuk Regresi berganda merupakan metode analisis yang tepat ketika penelitian
melibatkan
satu
variabel
terikat
yang
diperkirakan
berhubungan dengan satu atau lebih variabel bebas. Tujuan analisis regresi berganda adalah memperkirakan perubahan respons pada variabel terikat terhadap beberapa variabel bebas. Analisis regresi ialah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan matematis antara variabel dependen (Y) dengan satu atau beberapa variabel independen (X). Hubungan matematis digunakan sebagai suatu model regresi yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi nilai (Y) berdasarkan nilai (X) tertentu. Dengan menggunakan analisis regresi akan diketahui variabel independen yang benar-benar signifikan yang mempengaruhi variabel dependen dan dengan variabel yang signifikan dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen dalam suatu penelitian (Hair, Anderson dan Tatham, 1995). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression), yaitu dengan melihat tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Model yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada halaman selanjutnya.
58
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 +e
Dimana: Y = pengungkapan Corporate Social Responsibility α = konstanta β = koefisien regresi X1 = tipe industri X2 = ukuran perusahaan X3= profitabilitas X4 = leverage e = eror
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Adapun operasional variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan CSR. CSR Disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan. Dalam mengukur CSR disclosure ini digunakan CSR index yang merupakan luas pengungkapan relatif setiap perusahaan sampel atas pengungkapan sosial yang dilakukannya,
59
dimana instrumen pengukuran dalam checklist yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan Sembiring (2005), yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam 7 kategori yakni: lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Kategori ini diadopsi dari penelitian Hackston dan Milne (1996). Ke tujuh kategori tersebut terbagi dalam 90 item pengungkapan. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan dan kesesuaian item tersebut untuk diaplikasikan di Indonesia maka dilakukan penyesuaian hingga tersisa 78 item pengungkapan. Tujuh puluh delapan item tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan masing–masing sektor industri sehingga item pengungkapan yang diharapkan dari setiap sektor berbeda–beda. Total item CSR berkisar antara 63 sampai 78, tergantung dari tipe industri perusahaan. Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan diberi nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus untuk perhitungan CSRI adalah sebagai berikut: (Haniffa dan Cook, 2005 dalam Sayekti dan Wondabio, 2010).
60
Dimana: CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j Nj
: Jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78
Xij
: dummy variable: 1 = jika item diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1
2. Varibel Independen (X) Variabel independen (variabel bebas) adalah tipe variabel yang mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel independen dalam penelitian ini adalah tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage. Adapun penjelasan variabel-variabel tersebut sebagai berikut: a.
Tipe Industri (X1) Tipe industri diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu pemberian skor 1 untuk perusahaan yang termasuk dalam industri highprofile, dan skor 0 untuk perusahaan yang termasuk dalam industri lowprofile. Kriteria untuk menentukan perusahaan termasuk high-profile dan low-profile
digunakan
pengelompokan
menurut
penelitian
yang
dilakukan Roberts (1992) dalam Hakston dan Milne (1996). Nilai 1 diberikan untuk industri high profile yaitu, dalam bidang pertambangan, kimia, otomotif, agrobisnis, dan komunikasi, dan kesehatan. Sedangkan produk personal, dan produk rumah tangga sebagai perusahaan low profile diberikan nilai 0. 61
b.
Ukuran Perusahaan (X2) Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinilai dari total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan total asset sebagai skala pengukurannya. Size
perusahaan
yang
diukur
dengan
total
aset
akan
ditransformasikan dalam logaritma untuk menyamakan dengan variabel lain karena total aset perusahaan nilainya relatif besar dibandingkan variabel-variabel lain dalam penelitian ini. Metode pengukuran ini berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yaitu, Machmud dan Djakman (2008). SIZE= log (nilai buku total asset) c. Profitabilitas (X3) Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan (Sudana, 2009). Profitabilitas dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) sebagaimana telah dilakukan dalam penelitian Sembiring ( 2005).
62
ROA menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan income dari pengelolaan asset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin efektif penggunaan aktiva tersebut. Syamsuddin (2009) merumuskan formula untuk menghitung pengembalian tingkat aktiva/Return On Asset (ROA) sebagai berikut: ROA = Net Income Total Assets d. Leverage (X4) Leverage
merupakan
alat
untuk
mengukur
seberapa
besar
perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai asset perusahaan. Skala pengukuran untuk leverage adalah rasio. Rumus yang digunakan untuk menghitung leverage menurut Kasmir (2009) adalah sebagai berikut: DTA =
Total Debt Shareholders Equity
Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian disajikan secara ringkas dalam tabel 3.1 di halaman selanjutnya.
63
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran No.
Variabel
1.
Pengungkapan CSR (Sembiring, 2005)
2.
Tipe Industri (Roberts, 1992 dalam Hakston dan Milne 1996)
Independen
3,
Ukuran Perusahaan (Machmud dan Djakman, 2008) Profitabilitas (Sembiring, 2005) Leverage (Kasmir, 2009)
Independen
4.
5.
Jenis Variabel Dependen
Proxy Variabel dummy, 1 untuk setiap item pengungkapan dibagi total jumlah item pengungkapan.
Skala Pengukuran Rasio
Variabel dummy, nilai 1 diberikan jika perusahaan termasuk dalam kriteria high profile, dan 0 jika perusahaan termasuk kriteria low profile. Jumlah assets yang dimiliki perusahaan, log assets
Nominal
Independen
Laba bersih atas total asset
Rasio
Independen
Total kewajiban atas total asset
Rasio
Rasio
64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2008-2012. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 12 perusahaan dengan total data 60 selama 5 tahun. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Jakarta Islamic Index (JII). Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel. Berikut tabel yang ditampilkan: Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria No.
Kriteria
1.
Perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2008-2012 2. Perusahaan yang keluar masuk dari Jakarta Islamic Index selama periode pengamatan 3. Perusahaan yang tidak memiliki data secara lengkap pada laporan keuangannya dan annual report. 4. Data tersedia dan lengkap Total sampel selama lima tahun periode penelitian Sumber: Data sekunder yang diolah
65
Jumlah 30 (17) (1) 12 60
2.
Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti item pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diterbitkan dalam annual report, jumlah asset, jumlah liabilities, dan jumlah laba bersih dalam laporan keuangan perusahaan. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini: Tabel 4.2 Nama Perusahaan Hasil Observasi No. Nama Perusahaan 1. Astra Agro Lestari Tbk. 2. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 3. Astra International Tbk. 4. International Nickel Indonesia Tbk. 5. Indo Tambangraya Megah Tbk. 6. Kalbe Farma Tbk. 7. PP London Sumatera Indonesia Tbk. 8. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 9. Semen Gresik (Persero) Tbk. 10. Timah (Persero) Tbk. 11. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 12. Unilever Indonesia Tbk. Sumber: Data sekunder yang diolah
Kode Emiten AALI ANTM ASII INCO ITMG KLBF LSIP PTBA SMGR TINS TLKM UNVR
B. Hasil Uji Analisis Data Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda (multiple regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh 66
gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 60 data observasi yang berasal dari jumlah perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII). Sampel yang berjumlah 60 yang memiliki data yang lengkap untuk kepentingan penelitian. Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N TYPE SIZE ROA DTA CSRD Valid N (listwise)
60 60 60 60 60 60
Minimum .00 9.04 .03 .14 .12
Maximum 1.00 11.99 .41 .67 .58
Mean .9167 10.0804 .1950 .3169 .3098
Std. Deviation .27872 .60874 .08563 .12796 .09190
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7 Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) dengan melihat jumlah item pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) yang dilakukan perusahaan, menunjukkan nilai minimum sebesar 0,12, nilai maksimum sebesar 0,58 dengan rata-rata sebesar 0,3098 dan standar deviasi sebesar 0,09190. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap tipe industri (TYPE) dengan melihat pengelompokkan perusahaan yang termasuk dalam industri high67
profile dan low-profile, menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00 nilai maksimum sebesar 1,00 dengan rata-rata sebesar 0,9167 dan standar deviasi 0,27872. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran perusahaan (SIZE) yang dihitung dengan cara menghitung log dari total asset menunjukkan nilai minimum sebesar 9,04, nilai maksimum sebesar 11,99 dengan rata-rata sebesar 10,0804 dan standar deviasi 0,60874. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap profitabilitas (ROA) yang dihitung dengan cara membagi jumlah laba bersih dengan jumlah asset menunjukkan nilai minimum sebesar 0,03, nilai maksimum sebesar 0,41 dengan rata-rata sebesar 0,1950 dan standar deviasi sebesar 0,08563. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap leverage (DTA) yang dihitung dengan cara membagi jumlah liabilities dengan jumlah asset menunjukkan nilai minimum sebesar 0,14, nilai maksimum sebesar 0,67 dengan rata-rata sebesar 0,3169 dan standar deviasi sebesar 0,12796. Variabel tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil (Ghozali, 2011).
68
2. Hasil Uji Asumsi Klasik Tahapan dalam pengujian regresi berganda menggunakan beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi meliputi: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut: a.
Hasil Uji Normalitas Berikut ini disajikan hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7 Grafik P-P Plot tersebut menggambarkan bahwa grafik normal probability garis observasi mendekati atau menyentuh
garis
diagonalnya yang berarti nilai residual berdistribusi normal. Hasil uji normalitas juga bisa dilihat dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk lebih meyakinkan bahwa data telah terdistribusi secara normal dapat dilihat dalam tabel berikut. 69
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal a,,b
Parameters
60 .0000000 .06972868
Mean Std. Deviation
Absolute Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.117 .072 -.117 .905 .386
Most Extreme
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7 Hasil uji normalitas dalam kajian penelitian ini menggunakan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov. Terlihat bahwa nilai K-S sebesar 0,386 dengan nilai signifikansi diatas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik. b. Hasil Uji Multikoloniearitas Berikut ini disajikan hasil uji multikoloniearitas yang dapat dilihat pada tabel 4.5 di halaman selanjutnya: Tabel 4.5 Hasil Uji Multikoloniearitas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) TYPE
.294
3.403
SIZE
.570
1.754
ROA
.487
2.052
DTA
.354
2.826
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7
70
Tampilan output SPSS dari tabel 4.5 menunjukkan VIF dan tolerance mengindikasikan tidak terdapat multikoloniearitas dalam variabel. Hal ini terlihat pada nilai VIF tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10. c.
Uji Heterokedastisistas Berikut ini disajikan hasil uji untuk heterokedastisitas yang dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini. Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7 Gambar 4.2 dari grafik scatterplots di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga layak dipakai untuk kemudian dilanjutkan ke pengujian hipotesis.
71
Uji Glejser adalah salah satu cara lain untuk meneliti adanya heterokedastisitas pada model regresi. Uji Glejser dilakukan agar terdapat keyakinan terhadap hasil analisis regresi yang dilakukan. Berikut ini disajikan hasil uji Glejser yang dapat dlihat pada tabel 4.6 di halaman selanjutnya. Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
S Model 1
B (Constant)
Std. Error -.301
.110
TIPE
.055
.037
SIZE
.026
ROA DTA
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
-2.736
.008
.336
1.515
.135
.012
.342
2.152
.036
.109
.093
.203
1.179
.244
.063
.073
.175
.865
.391
a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7 Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Sehingga dalam model regresi tidak terdapat indikasi adanya Heterokedastisitas. d. Hasil Uji Autokorelasi Berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi yang dapat dlihat pada tabel 4.7 dihalaman selanjutnya.
72
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
R .651
1
R Square a
Adjusted R Square
.424
Std. Error of the Estimate
.382
Durbin-Watson
.07222
1.552
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TYPE b. Dependent Variable: CSRD
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7 Berdasarkan tabel 4.7 diatas terlihat angka Durbin Watson sebesar 1.552. Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi. 3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan penggunaan adjusted R2 (Adj R2), atau koefisien determinasi yang telah disesuaikan, untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen bila dibandingkan dengan R2. Berikut ini disajikan hasil uji Adj R2 penelitian dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Adj R2 b
Model Summary Model 1
R .651
R Square a
.424
Adjusted R Square .382
Std. Error of the Estimate .07222
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TYPE b. Dependent Variable: CSRD
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7 73
Tabel 4.8 di menunjukkan bahwa angka koefisien korelasi (R) menunjukkan nilai sebesar 0,651 yang menandakan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nila R > 0,5. Adapun nilai Adj R2 sebesar 0,382 menunjukkan bahwa hanya sebesar 38,2% variasi variabel dependen (CSRD) yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen (TYPE, SIZE, ROA dan DTA) dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya yang sebesar 61,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian yang mungkin dapat mempengaruhi
pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) seperti kinerja lingkungan, kinerja manajerial, dan ukuran dewan komisaris. b. Hasil Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual (parsial) yaitu tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage dalam menerangkan variabel dependen yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai sig. yang ada di tabel 4.9 di halaman selanjutnya.
74
Tabel 4.9 Hasil Uji t Coefficients
a
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error
Model
B
1 (Constant)
.100
.187
TYPE
.001
.062
SIZE
.009
ROA DTA
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
.532
.597
.002
.008
.994
.294
3.403
.020
.061
.450
.654
.570
1.754
-.160
.157
-.149
-1.019
.313
.487
2.052
.468
.124
.651
3.786
.000
.354
2.826
a. Dependent Variable: CSRD
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7 Berdasarkan pada hasil analisis data diperoleh persamaan model regresi sebagai berikut: CSRD = 0,100 + 0,001X1 + 0,009X2 - 0,160X3+ 0,468X4+ ε Berdasarkan pengujian regresi berganda (multiple regression) sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam empat bagian. Bagian pertama membahas pengaruh tipe industri (TYPE) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (H1). Bagian kedua membahas pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (H2). Bagian ketiga membahas pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (H3). Bagian keempat membahas pengaruh leverage
(DTA)
terhadap
pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility (CSR) (H4). Dari keempat variabel independen yang dimasukkan dalam model dengan signifikansi 5% dan 1% dapat 75
disimpulkan bahwa variabel TYPE, SIZE. ROA tidak berpengaruh signifikan
terhadap
Responsibility signifikan
variabel
(CSR),
terhadap
pengungkapan
sedangkan
variabel
variabel
pengungkapan
Corporate DTA
Social
berpengaruh
Corporate
Social
Responsibility (CSR). c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Berikut ini disajikan hasil uji F penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji F b
ANOVA Model
Sum of Squares
1Regression
Df
Mean Square
.211
4
Residual
.287
55
Total
.498
59
F
.053 10.133
Sig. .000
a
.005
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TYPE b. Dependent Variable: CSRD
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 1.7 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai F hitung dengan nilai sig. sebesar 0,000. Hal ini menandakan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility karena nilai sig.
76
d. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 1)
Pengaruh tipe industri (TYPE) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (H1). Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel tipe industri berpengaruh positif tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari Koefisien regresi positif TYPE adalah sebesar 0,001 dengan nilai t hitung sebesar 0,008 dan nilai sig. sebesar 0,994. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yang berarti berpengaruh positif tidak signifikan terhadap CSR, berarti perbedaan tipe industri tidak mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility, sehingga hipotesis ke-1 tidak berhasil didukung. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sembiring (2005) yang memberikan hasil yang signifikan. Adanya perbedaan populasi yang diteliti memberikan alasan perbedaan hasil penelitian
ini.
Sembiring
menggunakan
populasi
semua
perusahaan yang tercatat (go-public) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) seperti yang tercantum dalam Indonesian Capital Market Directory
2002.
Sedangkan
penelitian
ini
menggunakan
perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Diba (2012) yang menyatakan bahwa tipe industri
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
pengungkapan 77
Corporate Social Responsibility. Jumlah sampel (perusahaan) yang tidak berimbang antara perusahaan high profile dan low profile menjadi alasan temuan ini. Jumlah perusahaan low profile yang hanya 1 perusahaan berbanding dengan perusahaan tipe high profile yang berjumlah 11 perusahaan sehingga mengurangi optimalisasi hasil penelitian. Artinya sampel tersebut kurang dapat mendukung penelitian ini. Alasan lainnya berdasarkan teori stakeholder sebuah perusahaan harus mampu untuk memberikan manfaat
bagi
stakeholdernya
karena
keberadaan
sebuah
perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholdernya. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) Sehingga baik perusahaan tipe high profile dan low profile samasama akan berusaha memberikan pengungkapan Corporate Social Responsibility sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat terutama oleh investor. Oleh karena itu, tipe industri tidak mempengaruhi besar kecilnya pengungkapan Corporate Social Responsibility. 2) Pengaruh
ukuran
perusahaan
(SIZE)
terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (H2). Variabel SIZE menunjukkan koefisien regresi positif 0,009 dengan nilai t hitung sebesar 0,450 nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,654. Hal ini berarti tingkat signifikansinya jauh diatas 0,05, sehingga hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Nilai ini 78
membuktikan anggapan bahwa tanggung jawab sosial tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, dimana perusahaan besar belum tentu mengungkapkan informasi yang lebih luas. Penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sembiring (2005), Lawer (2010), dan Susilatri (2011). Penelitian
Anggraini
(2006)
dan
Rosmasita
(2007)
mendukung hasil penelitian ini yang menyatakan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori legitimasi, yang menyatakan perusahaan akan berusaha menaati peraturan dan norma-norma yang ada dalam masyarakat termasuk Undang-Undang No. 40 tahun 2007 agar keberadaan perusahaan dapat diterima di tengah masyarakat. Adanya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 turut menciptakan iklim penerapan kegiatan CSR bagi seluruh perusahaan publik secara wajib dan tidak lagi bersifat sukarela sehingga ukuran perusahaan
di
duga
menjadi
kurang
relavan
terhadap
pengungkapan CSR. Alasan lainnya adalah karena yang menjadi populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan Jakarta Islamic Index yang dalam kegiatannya sudah di nilai sesuai dengan syariah sehingga kegiatan sosial seperti Corporate Social Responsibility cenderung akan
diungkapkan.
Perusahaan
juga
menganggap
bahwa 79
pengungkapan Corporate Social Responsibility sangat penting untuk mengangkat citra perusahaan dan tingkat penjualan di tengah ketatnya persaingan. Oleh karena itu, besar kecilnya perusahaan atau berapapun asset yang dimiliki perusahaan tidak akan menurunkan atau meningkatkan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. 3) Pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (H3). Variabel ROA menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,160 dengan nilai t hitung sebesar -1,019 nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,313. Hal ini berarti tngkat signifikansinya jauh diatas 0,05, sehingga hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung. Penelitan ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Susilatri (2011). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti Sembiring (2005), Lawer (2010), dan Wijaya (2012) yang menemukan pengaruh profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hal
ini
disebabkan
karena
perusahaan
yang
mempunyai profitabilitas tinggi belum tentu lebih banyak melakukan aktivitas sosial karena perusahaan lebih berorientasi pada laba semata. Hal ini didukung dengan argumentasi bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan 80
(manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat
mengganggu
informasi
tentang
sukses
keuangan
perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan. “Good news” ini dapat berupa aktivitas-aktivitas
sosial
lingkungan
yang
dilakukan
oleh
perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang menyatakan bahwa dengan adanya laba yang tinggi maka manajemen akan melakukan pengungkapan sosial yang luas. Argumen lain adalah manajemen merasa tidak perlu memberikan pengungkapan lingkungan karena tidak mempengaruhi posisi dan kompensasi yang diterimanya. Pengungkapan sosial perusahaan justru
memberikan
kerugian
kompetitif
(competitive
disadvantage) karena perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial tersebut. 4) Pengaruh leverage (DTA) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (H4). Variabel DTA menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,468 dengan nilai t hitung sebesar 3,786 nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti tingkat signifikansinya jauh dibawah 0,05, sehingga hipotesis ke-3 berhasil didukung. Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) yang menyatakan bahwa 81
tingkat leverage perusahaan yang tinggi akan mendorong perusahaan melakukan pengungkapan sosialnya. Dikarenakan berdasarkan teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi. Hal ini karena rasio leverage digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan
keraguan
pemegang
obligasi
terhadap
dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi mempunyai kewajiban
lebih
untuk
mengungkapkan
tanggung
jawab
sosialnya. Ringkasan hasil penelitian disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Penelitian Variabel Independen
Variabel Dependen
TYPE SIZE ROA DTA
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (+) X (+) X (-) X (+) √
82
Keterangan: √ = Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau hipotesis diterima. X = Variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau hipotesis ditolak.
83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dilihat dari annual report dan laporan keuangan perusahaan go public. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 17. Data sampel sebanyak 12 perusahaan dengan total data 60 selama 5 tahun yang menerbitkan annual report dan laporan keuangan di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Variabel tipe industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Diba (2012).
2.
Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggraini (2006) dan Rosmasita (2007).
3.
Variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hasil ini mendukung
84
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti Sembiring (2005), Anggraini (2006), Lawer (2010), dan Wijaya (2012). 4.
Variabel leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Lawer (2010), Susilatri dan Indriani (2011), dan Wijaya (2012).
5.
Variabel tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh secara silmutan dan signifikan terhadap pengungkapan Corporate Sosial Responsibility. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Sembiring (2005), dan Andreas dan lawer (2010).
B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu akuntansi yang khususnya membahas mengenai pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, menunjukkan bahwa tipe industri memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini mengimplikasikan bahwa perbedaan tipe industri belum tentu mempengaruhi luasnya pengungkapan Corporate Social Responsibility. Sehingga perusahaan yang dikatakan high profile dan low profile sama-sama berusaha melakukan pengungkapan yang lebih luas
85
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility untuk memberikan manfaat kepada stakeholdernya. Ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Ukuran perusahaan yang diproksikan terhadap total asset menunjukkan bahwa berapapun total asset yang dimliki perusahaan tidak mempengaruhi luasnya pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal tersebut berdampak besar kecilnya ukuran perusahaan, perusahaan tetap di tuntut untuk melaksanakan pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai bentuk menaati peraturan pemerintah dan norma-norma yang ada di tengah masyarakat. Profitabilitas
tidak
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini menunjukkan perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi belum tentu lebih banyak melakukan aktivitas sosial. Hal ini berdampak ada perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi namun tidak mengungkapkan pengungkapan sosial karena menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat menganggu informasi tentang suksesnya laporan keuangan. Leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini berdampak semakin tinggi tingkat leverage maka semakin besar pengungkapan sosial yang dilakukan perusahan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditor.
86
C. Saran Penelitian mengenai pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) di masa yang akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas, dengan mempertimbangkan saran dibawah ini: 1. Menambahkan cakupan jumlah sampel dan periode pengamatan yang lebih panjang, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih menjelaskan gambaran kondisi yang sesungguhnya. 2. Menambahkan beberapa variabel lain sebagai faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), seperti ukuran dewan komisaris, kinerja lingkungan dan kinerja manajerial. 3. Selain data sekunder juga menggunakan data lain, seperti kuesioner ataupun interview ke perusahaan atau institusi pemerintah untuk mengetahui informasi lebih lengkap mengenai pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
87
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan: Studi Empiris Pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Brigham dan Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. CSR Indonesia. 2013. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Diakses 4 Maret 2013: http://www.csrindonesia.com. Cahya, Bramantya Adhi. 2010. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Darwin, Ali. 2006. Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan.Yogyakarta. Data Laporan Tahunan Perusahaan. 2008-2012. Diakses pada 30 Mei www.idx.co.id.
2013:
Diba, Farah. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah Terhadap Pengungkapan Laporan Corporate Social Responbility (CSR) Pada Laporan Tahunan di Indonesia. Skripsi Universitas Hasanuddin: Makassar. Deegan, Craig. 2002. The Legitimising Effect of Social and Environmental Disclosure – A Theoritical Foundation. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 15(3). Effendi, M. A. 2009. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan implementasi. Salemba Empat: Jakarta. Fahrizqi, Anggara. 2010, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunan Perusahaan, Tesis Pascasarjana FE Undip, Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro: Semarang.
88
Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Hackston, David and Milne, Marcus J. 1996. Some determinants of social and
environmental disclosures in New Zealand companies‖. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, hal 77-108. Hair, Anderson dan Tatham. 1995. Multivariance Data Analisys. Sixth Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey. United State of America. Hannifa, R. M. dan T. E. Cook. 2005. The Impact of Culture and Governance on Corporate Social Reporting, Journal of Accounting and Public Policy, 24:391-430. Harahap, Sofyan. 2008. Analisis Krisis Laporan Keuangan. Edisi 1, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Herawati, Erna. 2008. Pengaruh Elemen-elemen Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Earning Manajemen dan Kinerja Perusahaan. Disertasi. Universita Airlangga. Hidayat, Bambang. 2007. Pengaruh Size, Profitabilitas, Profile dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Skripsi UNRI, Pekanbaru. Hilmi, Utari dan Ali, Syaiful. 2008 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ Periode 2004-2006). Simposium Nasional. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. ED PSAK No. 01 (Revisi 2009). Salemba Empat: Jakarta Ikhsan. 2008. Metedologi Penelitian Akuntansi Keprilakuan. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta. Indriantoro dan Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE: Yogyakarta. Jalal. 2007. Perkembangan Mutakhir CSR di Indonesia. Lingkar Studi CSR: Jakarta.
89
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan Edisi Pertama. Rajawali Pers: Jakarta. KPMG. 2011. International Corporate Survey Responsibility Report. Diakses 9 Mei 2013: http://www.greenbusinesstimes.com/tag/kpmg-international-corporateresponsibility-reporting-survey-2011/. Kuncoro. 2001. Metode Kuantitatif: Teori Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Pertama. AMP YKPN: Yogyakarta. Lawer, Chrystina. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Tahun 2007. Skripsi, Universitas Riau, Pekanbaru. Machmud, Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan: Study Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2006. Simposium Nasional Akuntansi 11. Marbun, Daniel, 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Riau. Mirfazli, Edwin dan Nurdiono. 2007. Evaluasi Pengungkapan Informasi Pertanggungawaban Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan Dalam Kelompok Aneka Industri yang Go Public di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 12. Roberts, R.W. 1992. Determinants Of Corporate Social Responsibility Disclosure: An Application Of Stakeholder Theory”, Accounting, Organisations and Society, Vol. 17 No. 6, pp. 595-612. Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001. Minyak dan Gas Bumi. Republik Indonesia.2007. Undang-Undang No. 40 tahun 2007. Perseroan Terbatas. Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 25 tahun 2007. Penanaman Modal.
Sayekti, Yosefa, dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosures Terhadap Earning Response Coeficient (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.
90
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Edisi ke 13, IKAPI Bandung. hal. 93-95, 103. Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VII. Solo. Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility From Charity to Sustainability. Salemba Empat: Jakarta. Sudana, I. M. 2009. Manajemen Keuangan Teori dan Praktek. Airlangga University Press, Surabaya. Susilatri, Restu Agusti dan Deri Indriani. 2011. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Size, Umur Perusahaan dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Listing di BEI Tahun 2004-2008). Jurnal Lipi. Sutopoyudo. 2009. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan. Sutopoyudo’s Weblog at http://www.wordpress.com. Diakses tanggal 9 Januari 2013. Syamsudin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham Serta Cost of Equity Capital, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008. Untung, Hendrik Budi. 2008. Corpotare Social Responsibility. Sinar Grafika: Jakarta. Utama, Sidharta. 2007. Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia. http://www.ui.edu/ Utomo, 2000. Praktek Pengungkapan Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia. Proceedings Simposium Nasional Akuntansi 3, hal. 99-122 Waryanti, 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi S1 Akuntansi UNDIP.
91
Winarno, Wing. Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Program EViews. Edisi 3. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing: Gresik. Widjaja, Gunawan dan Yeremia Ardi Pratama. 2008. Risiko Hukum dan Bisnis Perusahaan Tanpa CSR. Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya. Wiwoho, Jamal. 2009. Sinkronisasi Kebijakan Corporate Sosial Responsibility (CSR) Dengan Hukum Pajak Sebagai Upaya Mewujudkan Kesejahteraan di Indonesia. Pidato Pengukuhan Profesor Fakultas Hukum UNS, Surakarta, 20 Agustus 2009. Wijaya, Maria. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. World Bank. Corporate Social Responsibility Definition. Diakses 12 November 2012: http://www.ifc.org/ifcext/economics.nsf/content/csr-intropage. Zuhroh, Diana dan I Putu Pande Heri Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor (Studi Kasus Pada Perusahaan-perusahaan High Profile di BEJ). Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya. Zulmi, Nizar. 2008. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Tingkat Leverage dan Tingkat Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Informasi Lingkungan. Skripsi UNRI, Pekanbaru.
92
Lampiran 1
Perusahaan High Profile No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Nama Perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk Aneka Tambang Tbk Astra International Tbk International Nickel Indonesia Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk PT Kalbe Farma Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batu Bara Bukitasam Tbk PT Semen Gresik Tbk PT. Timah Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk
Kode AALI ANTM ASII INCO ITMG KLBF LSIP PTBA SMGR TINS TLKM
Perusahaan Low Profile No. Nama Perusahaan 1 Unilever Indonesia Tbk
Kode UNVR
93
Lampiran 2 Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan No.
Kategori
Lingkungan Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi 2 Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi; 3 Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi; 4 Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi; 5 Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas; 6 Penggunaan material daur ulang; 7 Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat perusahaan; 8 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan; 9 Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan 10 Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah 11 Pengolahan limbah Bersambung pada halaman selanjutnya 1
1
2
3
4
Sektor Industri 5 6 7 8 9
10
11
12
Y
Y
Y
Y
Y
Y
T
T
T
T
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
T
T
T
T
Y
Y
Y
T
Y
T
Y
T
T
T
T
T
Y
Y
T
T
Y
T
Y
T
T
T
T
T
Y
Y
T Y
T Y
Y Y
Y Y
Y Y
T Y
T Y
T Y
T Y
T Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y T T T T T
Y Y
Y Y
94
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) No.
Kategori
Lingkungan 12 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan; 13 Perlindungan lingkungan hidup Energi 1 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi; 2 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi; 3 Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang; 4 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi; 5 Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk 6 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk; 7 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan. Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga kerja 1 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja; 2 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental; 3 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja; 4 Mentaati peraturan standard kesehatan dan keselamatan kerja 5 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja; 6 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja Bersambung pada halaman selanjutnya
1
2
3
4
Sektor Industri 5 6 7 8 9
Y
Y
Y
Y
Y
Y
T
Y
T
T
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y T T
Y Y Y
Y Y Y
Y T T
Y Y Y
Y T T
Y T T
Y T T
Y T T
Y T T
Y Y Y
Y Y Y
Y T Y Y
Y T T Y
Y Y Y Y
Y T T Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y T T Y
Y T T Y
Y T T Y
Y T T Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
10
11
12
95
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) No.
Kategori
Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga kerja 7 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja 8 Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja Lain-lain tentang Tenaga kerja 1 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat 2 Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam tingkat managerial; Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang 3 cacat dalam pekerjaan Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat 4 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja 5 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang 6 pendidikan Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja. 7 8 Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan 9 Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan; 10 Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi 11 Pengungkapkan persentase gaji untuk pensiun; 12 Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan 13 Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan 14 Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada 15 Mengungkapkan disposisi staff - di mana staff ditempatkan Bersambung pada halaman selanjutnya
1
2
3
4
Sektor Industri 5 6 7 8 9
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y
10
11
12
96
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) No.
Kategori
Lain-lain tentang Tenaga kerja 16 Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka; 17 Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis. penjualan per tenaga kerja; 18 Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut. 19 Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja; 20 Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain 21 Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja; 22 Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan; 23 Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah; 24 Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh 25 Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja 26 Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan. 27 Peningkatan kondisi kerja secara umum; 28 Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja; 29 Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja Produk Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan, 1 termasuk pengemasannya, Bersambung pada halaman selanjutnya
1
2
3
4
Sektor Industri 5 6 7 8 9
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
10
11
12
97
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) No.
Kategori
Produk 2 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk; 3 Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk. 4 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standard keselamatan; 5 Membuat produk lebih aman untuk konsumen; 6 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan 7 Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan penyiapan produk; 8 Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan. 9 Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam penerimaan penghargaan. 10 Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat. (Misalnya ISO 9000). Keterlibatan Masyarakat Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung 1 aktivitas masyarakat, pendidikan dan seni. Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari 2 mahasiswa/pelajar Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat; 3 Membantu riset medis; 4 Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran 5 seni Membiayai program beasiswa 6 Bersambung pada halaman selanjutnya
1
2
3
4
Sektor Industri 5 6 7 8 9
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
T Y T Y
T Y Y Y
T Y T T
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
T Y
Y Y
T Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
10
11
12
98
Item-Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Lanjutan) No.
7 8 1
2
Kategori Keterlibatan Masyarakat Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat; Mendukung pengembangan industri lokal Umum Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas Total item yang diharapkan diungkapkan
1
2
3
4
Sektor Industri 5 6 7 8
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
73
73
78
71
78
73
64
67
63
67
78
78
9
10
11
12
Sumber: Sembiring (2005) * untuk sektor Others dilakukan penyesuaian untuk masing-masing perusahaan
Keterangan: Y = item yang diharapkan diungkapkan sektor bersangkutan T = item yang tidak relevan untuk sektor bersangkutan Sektor Industri 1 = Agriculture Forestry and Fishing 2 = Animal Feed and Husbandry 3 = Mining and Mining service 4 = Construction 5 = Manufacturing 6 = Transportation Service 7 = Communication
8 = Whole Sale and Retail Trade 9 = Banking, Credit Agencies Other than Bank, securities, Insurance and Real estate 10 = Hotel And Travel Service 11 = Holding and Other Investment 12 = Other
99
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Tipe Industri No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
EMITEN AALI ANTM ASII INCO ITMG KLBF LSIP PTBA SMGR TINS TLKM UNVR
2008
2009
TYPE 2010
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.000
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.000
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.000
2011
2012
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.000
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.000
Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
EMITEN AALI ANTM ASII INCO ITMG KLBF LSIP PTBA SMGR TINS TLKM UNVR
2008
2009
SIZE 2010
2011
2012
3.814 4.011 4.907 3.266 5.991 3.756 3.692 4.105 4.025 3.762 4.960 3.813
3.879 3.997 4.949 3.307 3.079 3.812 3.685 3.907 4.112 3.686 4.991 3.874
3.944 4.090 5.053 3.340 3.037 3.847 3.745 3.941 4.192 3.769 5.002 3.940
4.009 4.182 5.186 3.384 4.198 3.918 3.832 4.061 4.294 3.818 5.013 4.020
4.094 4.295 5.261 3.368 3.173 3.974 3.878 4.425 3.785 5.047 4.079 4.094
100
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Profitabilitas No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
EMITEN AALI ANTM ASII INCO ITMG KLBF LSIP PTBA SMGR TINS TLKM UNVR
2008
2009
ROA 2010
0.404 0.134 0.114 0.195 0.240 0.124 0.189 0.178 0.238 0.232 0.161 0.370
0.219 0.061 0.113 0.084 0.280 0.143 0.146 0.338 2.568 0.065 0.164 0.407
0.239 0.137 0.127 0.200 0.187 0.183 0.186 0.229 0.235 0.161 0.158 0.389
2011
2012
0.245 0.127 0.137 0.138 0.346 0.184 0.251 0.149 0.201 0.470 0.150 0.397
0.203 0.152 0.125 0.029 0.290 0.188 0.148 0.185 0.071 0.165 0.404 0.203
Hasil Perhitungan Variabel Leverage No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
EMITEN AALI ANTM ASII INCO ITMG KLBF LSIP PTBA SMGR TINS TLKM UNVR
2008
2009
DTA 2010
2011
2012
1.884 0.208 0.497 0.175 0.377 0.238 0.350 0.332 0.229 0.339 0.522 0.522
0.151 0.176 0.450 0.220 0.343 0.261 0.213 0.284 0.203 0.293 0.495 0.504
0.152 0.220 0.480 0.233 0.339 0.179 0.181 0.261 0.220 0.285 0.439 0.535
0.174 0.291 0.000 2.694 0.031 0.213 0.140 0.290 0.257 0.300 0.408 0.649
0.246 0.349 0.507 0.262 0.328 0.217 0.168 0.317 0.253 0.399 0.669 0.246
101
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Variabel Pengungkapan Corporate Social Responsibility No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
EMITEN AALI ANTM ASII INCO ITMG KLBF LSIP PTBA SMGR TINS TLKM UNVR
2008
2009
CSRD 2010
0.123 0.128 0.256 0.244 0.244 0.244 0.137 0.282 0.346 0.256 0.244 0.295
0.164 0.244 0.577 0.282 0.256 0.244 0.219 0.256 0.321 0.282 0.321 0.397
0.123 0.282 0.577 0.321 0.321 0.244 0.260 0.295 0.346 0.282 0.321 0.423
2011
2012
0.192 0.321 0.577 0.346 0.321 0.282 0.260 0.295 0.346 0.321 0.321 0.423
0.233 0.321 0.577 0.321 0.346 0.321 0.301 0.346 0.321 0.321 0.449 0.233
102
Lampiran 6 Output Hasil Pengujian Data
Variables Entered/Removed Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Method
DTA, ROA, SIZE, a TIPE
. Enter
a. All requested variables entered.
Descriptive Statistics N TIPE SIZE ROA DTA CSRD Valid N (listwise)
Minimum 60 60 60 60 60 60
Maximum
.00 9.04 .03 .14 .12
Mean
1.00 11.99 .41 .67 .58
Std. Deviation
.9167 10.0804 .1950 .3169 .3098
.27872 .60874 .08563 .12796 .09190
b
Model Summary Model
R
1
R Square
.651
a
Adjusted R Square
.424
Std. Error of the Estimate
.382
.07222
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TIPE b. Dependent Variable: CSRD b
Model Summary Model
R
1
.651
R Square a
Adjusted R Square
.424
Std. Error of the Estimate
.382
Durbin-Watson
.07222
1.552
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TIPE b. Dependent Variable: CSRD b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.211
4
.053
Residual
.287
55
.005
Total
.498
59
F 10.133
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), DTA, ROA, SIZE, TIPE
103
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,,b Normal Parameters
60 .0000000 .06972868 .117 .072 -.117 .905 .386
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
.100
.187
TIPE
.001
.062
SIZE
.009
ROA DTA
Beta
t
Sig. .532
.597
.002
.008
.994
.020
.061
.450
.654
-.160
.157
-.149
-1.019
.313
.468
.124
.651
3.786
.000
a. Dependent Variable: CSRD
104
a
Coefficients
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) TIPE
.294
3.403
SIZE
.570
1.754
ROA
.487
2.052
DTA
.354
2.826
a. Dependent Variable: CSRD
Collinearity Diagnostics
Eigenvalue
Condition Index (Constant)
a
Variance Proportions
Model
Dimention
TIPE
SIZE ROA
DTA
1
1
4.654
1.000
.00
.00
.00
.00
.00
2
.238
4.420
.00
.05
.00
.11
.03
3
.098
6.906
.00
.00
.00
.34
.28
4
.009
22.979
.09
.92
.05
.50
.42
5
.001
62.528
.91
.03
.05
.27
a. Dependent Variable: CSRD
105
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -.301
.110
TIPE
.055
.037
SIZE
.026
.012
ROA
.109
DTA
.063
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
-2.736
.008
.336
1.515
.135
.342
2.152
.036
.093
.203
1.179
.244
.073
.175
.865
.391
a. Dependent Variable: Abs_Res
106