PENGARUH PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR), PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 - 2013) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh : VIVI ANGGRAINI NIM : 1111046100072
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Vivi Anggraini
No. Induk Mahasiswa
: 1111046100072
Jurusan / Fakultas
: Perbankan Syariah / Syariah dan Hukum
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung-jawab atas karya ini. Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 30 Juni 2015
Vivi Anggraini
ABSTRACT Vivi Anggraini. 1111046100072. The effect of Islamic Social Reporting (ISR) disclosure, profitability, and leverage on the Earning Response Coefficient (ERC) (The study of the companies that listed in Jakarta Islamic Index periode 2010 - 2013). Concentration of Islamic Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia and Law, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. The research has a purpose is to analyze the influence of islamic social reporting disclosure, profitability, and leverage to earning response coefficient, both silmutaneously and partially in companies that listed in Jakarta Islamic Index periode 2010 - 2013. The number of samples in this research is 14 companies that are determined by purposive sampling method. Analyze method that is used in this research is panel data regression. The results of this research show that islamic social reporting disclosure, profitability, and leverage have signifikan effect on earning response coefficient simultaneously. Islamic social reporting disclosure and leverage that proxied by DAR does not have signifikan effect on earning response coefficient partially, while profitability that proxied by ROA have significant effect on earning response coefficient. Keywords : islamic social reporting, profitability, leverage, earning response coefficient Supervisor : Dr. Indo Yama Nasarudin, S.E., MAB.
iv
ABSTRAK Vivi Anggraini. 1111046100072. Pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2010 - 2013). Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisis pengaruh pengungkapan islamic social reporting, profitabilitas, dan leverage terhadap earning response coefficient, baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010 - 2013. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel pengungkapan islamic social reporting, profitabilitas, dan leverage terhadap earning response coefficient. Secara parsial variabel pengungkapan islamic social reporting dan leverage yang diproksikan oleh DAR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap earning response coefficient, sedangkan variabel profitabilitas diproksikan oleh ROA berpengaruh signifikan terhadap earning response coefficient. Kata Kunci : islamic social reporting, profitabilitas, leverage, earning response coefficient. Pembimbing : Dr. Indo Yama Nasarudin S.E., MAB.
v
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia, serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), Profitabilitas, dan Leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 – 2013)”. Shalawat beserta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Strata Satu (S1), dalam konsentrasi Perbankan Syariah, program studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik secara moril maupun materiil. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1.
Ibunda Yurnalis dan ayahanda Darwin tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan baik. Semoga dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis dapat membahagiakan keduanya. Dan semoga Allah SWT
vi
selalu memberikan kesehatan dan kebahagian serta kemulian kepada keduanya. Amin Ya Robbal ‘Alamin. 2.
Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak A.M. Hasan Ali M.A.dan Bapak Abdurrauf, Lc, M.A., selaku ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Syariah) FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, S.E., MAB., selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa ikhlas meluangkan waktunya dalam memberikan arahan, saran, ilmu serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5.
Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag, selaku dosen penasihat akademik yang telah memberikan bantuan dan masukan dalam berbagai hal.
6.
Bapak M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si. dan Bu Aini Masruroh, S.E.I., M.M. selaku dosen penguji I dan penguji II yang senantiasa memberikan arahan dan saran dalam memperbaiki skripsi ini.
7.
Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang senantiasa ikhlas dan sabar dalam memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat menjadi bekal bagi penulis dalam menjalani kehidupan dan dapat diamalkan dalam keseharian. Dan
vii
semoga amal kebaikan dan ilmu yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. 8.
Pimpinan dan Seluruh staf perpustakaan FSH dan Perpustakaan Utama yang telah memberikan fasilitas perpustakaan dan memberikan kemudahan dalam peminjaman buku perpustakaan guna menyelesaikan skripsi ini.
9.
Kedua Kakakku tercinta, Wella Anggelia Permata Sari Amd. Keb., dan Andre Eko Saputro Julianda S.E., yang telah memberikan banyak nasihat dan motivasi serta senantiasa meluangkan waktunya membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
10. Sahabat-sahabatku tersayang, Nia, Icun, Nida, Rika, Ria, Amrina, Nae, dan Futuh, yang telah memberikan banyak kenangan semasa kuliah dan yang selalu memberikan dukungan dan do’anya kepada penulis. Semoga persahabatan ini tetap terjalin sampai tua nanti. 11. Teman-teman PS B 2011, terima kasih untuk suka-dukanya selama menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga tali silaturahmi kita terus terjalin sampai kapanpun. 12. Teman-teman KKN KITA 2014, Ifa, Maidah, Luluk, Isna, Ucok Rudi, bang Zay, Bayu, Fajar, Ega, Fahri, Arif, Aa Akip, Adnan, dan Umam. Terima kasih untuk semua kenangan yang telah terukir selama menjalani
viii
KKN di desa Cintamanik. Semoga tetap solid dan silaturahmi tetap terjaga dimana pun kita berada. 13. Teman-teman Kopma UIN Jakarta, yang memberikan banyak pengalaman selama menjadi anggota Kopma, serta kepada senior dan alumni kopma yang selalu berbagi ilmu pengetahuan sehingga banyak ilmu yang didapatkan selama menjadi anggota Kopma UIN Jakarta. Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dicatat oleh Allah SWT, sehingga menjadi amal jariyah yang tiada henti mengalir kebaikannya di akhirat nanti. Besar harapan penulis atas saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri. Jakarta, Juni 2015
Vivi Anggraini
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ i LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI .......................................... ii LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii ABSTRACT
................................................................................................... iv
ABSTRAK
................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 11 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 11 D. Tujuan dan Manfaat Penelitan.................................................... 12 E. Kerangka Pemikiran ................................................................... 14 F. Hipotesis ..................................................................................... 16 G. Sistematika Penulisan................................................................. 16 x
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Pasar Modal Efisien .......................................................... 18 B. Earning Response Coefficient .................................................... 25 C. Islamic Social Reporting ............................................................ 27 D. Profitabilitas ............................................................................... 32 E. Leverage ..................................................................................... 33 F. Islamic Social Reporting dan Earning Response Coefficient..... 36 G. Profitabilitas dan Earning Response Coefficient ........................ 38 H. Leverage dan Earning Response Coefficient ............................. 39 I. Review Studi Terdahulu ............................................................. 40 BAB III
METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 44 B. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 45 C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ........ 48 D. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 56 E. Metode Analisis Data ................................................................. 57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 69 B. Hasil Analisis ............................................................................. 71
xi
C. Interpretasi .................................................................................. 84 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................. 89 B. Saran dan Implikasi .................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92 LAMPIRAN
................................................................................................... 96
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan Indeks LQ45 dan JII di Bursa Efek Indonesia ........... 5 Tabel 2.1 Tema Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) ........................ 31 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 40 Tabel 3.1 Rincian Sampel Penelitian .................................................................. 46 Tabel 3.2 Sampel Penelitian ................................................................................ 47 Tabel 4.1 Model Common Effect ........................................................................ 77 Tabel 4.2 Model Fixed Effect ............................................................................. 78 Tabel 4.3 Hasil Uji Chow ................................................................................... 78 Tabel 4.4 Uji Signifikansi Model Common Effect ............................................. 81
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 14 Gambar 4.1 Islamic Social Reporting ................................................................ 72 Gambar 4.2 Return on Asset .............................................................................. 73 Gambar 4.3 Debt to Asset Ratio ........................................................................ 74 Gambar 4.4 Earning Response Coefficient ........................................................ 75
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Terdaftar di JII Tahun 2010 – 2013 ........ 96 Lampiran 2 Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Tahunan ............................ 98 Lampiran 3 Tabel Pengungkapan Islamic Social Reporting ............................. 99 Lampiran 4 Data ISR, ROA, DAR, dan ERC ...................................................104 Lampiran 5 Harga Saham Pengumuman 2010 - 2013 ......................................106 Lampiran 6 Indeks Harga Saham Gabungan 2010 – 2013 ................................110 Lampiran 7 Laba Perusahaan Tahun 2009 – 2013 ............................................114 Lampiran 8 Skor Indeks Islamic Social Reporting ...........................................115 Lampiran 9 Model Common Effect, Fixed Effect, dan Hasil Uji Chow ............117
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu unsur dalam laporan keuangan yang paling banyak diperhatikan informasinya adalah laporan laba rugi, suatu laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earning) yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode. Informasi laba merupakan referensi bagi investor untuk menanamkan investasinya pada sebuah perusahaan karena laba baik positif maupun negatif yang diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan akan mempengaruhi return saham. Laba akuntansi berhubungan sangat erat dengan penilaian perusahaan yang dipresentasikan dengan harga saham. Penelitian Ball dan Brown (1968) menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman laba perusahaan dengan perubahan harga saham yaitu pada saat diumumkan laba mengalami kenaikan maka terjadi kecenderungan perubahan positif pada harga saham, dan sebaliknya jika diumumkan laba mengalami penurunan terjadi perubahan negatif pada harga saham.1 Untuk mengukur reaksi investor atau respon harga saham terhadap informasi laba akuntansi adalah dengan Earning Response Coefficient (ERC). Earning Response Coefficient (ERC) menurut Cho dan Jung
Isna Ardila, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Cofficient ( Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)”, (Tesis, Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara 2012) 1
1
2
(1991) didefinisikan sebagai efek setiap dolar unexpected earning terhadap return saham, dan biasanya diukur dengan koefisien dalam regresi abnormal return saham dan unexpected earning.2 Earning Response Coefficient adalah sebuah koefisien yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat pengembalian investasi yang diharapkan investor dalam merespon laba yang dilaporkan perusahaan. Pengumuman laba di pasar modal menyebabkan pasar akan bereaksi yang dapat dilihat dari pergerakan saham. Akan tetapi, ternyata setiap kenaikan laba tidak selalu diikuti dengan perubahan harga saham positif, bahkan sebaliknya pada saat penurunan laba maka harga saham tidak selalu ikut mengalami penurunan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam pengambilan keputusan ekonomi para investor memang membutuhkan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan tetapi tidak hanya infomasi laba saja, masih banyak informasi-informasi lainnya (Mulyani dkk, 2007).3 Perkembangan zaman semakin menuntut perbaikan mutu hidup sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat dari segi konsumsi dan produksi baik berupa barang maupun jasa, sampai pada kebutuhan investasinya. Masyarakat Indonesia mulai melirik pasar modal sebagai sarana investasi yang
Sem Paulus Silalahi, “ Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure, Beta, dan Price to Book Value (PBV) terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Ekonomi, Vol. 22, Nomor 1 Maret 2014, hlm. 1 3 Ibid, hlm. 2 2
3
menjanjikan. Bahkan seiring berkembangnya pasar modal di dalam Ekonomi Islam menjadi warna baru tersendiri bagi masyarakat Indonesia terutama yang beragama Islam. Pasar modal syariah memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan pangsa pasar perusahaan berbasis syariah. Untuk itu diperlukannya suatu pelaporan yang baik agar investor tertarik untuk menanamkan dananya di perusahaan yang berbasis syariah. Seorang investor tidak hanya membutuhkan informasi
laporan keuangan saja dari sebuah perusahaan, akan tetapi juga
membutuhkan informasi-informasi lain terkait perusahaan. Perusahaan yang berbasis syariah tentunya akan memberikan informasi yang berkaitan dengan kesyariahan perusahaan seperti informasi yang menggambarkan bahwa sebuah perusahaan
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
pembangunan
ekonomi
berkelanjutan. Salah satu instrument syariah di Indonesia yang identik terkait dengan pasar modal adalah Jakarta Islamic Index (JII). JII menghitung indeks harga ratarata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Jakarta Islamic Indeks (JII) merupakan indeks yang tediri dari 30 saham yang paling likuid yang memiliki kapitalisasi terbesar dengan urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan saham kategori Syariah lebih menguntungkan dari indeks lain seperti indeks LQ45, yang terlihat dari
4
pertumbuhan return Indonesia Shariah Stock Index (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII). Head of Market Development BEI Irwan Abdalloh mengungkapkan, sejak periode 12 Mei 2011 hingga 22 November 2013 Indeks Saham Syariah Indonesia dan Jakarta Islamic Index mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan indeks LQ45 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). “ISSI dan JII mengalami pertumbuhan return masing-masing sebesar 19% dan 13%. Sedangkan, LQ45 hanya tumbuh 6% dan IHSG naik tumbuh sebesar 13%”, katanya di Jakarta, Rabu (4/12).4 Pada periode 2013, Jakarta Islamic Index (JII) ditutup pada level 585,11 poin atau menurun sebesar 1,63% dibandingkan pada periode 2012 sebesar 594,79 poin. Sementara itu, kapitalisasi pasar saham yang tergabung dalam JII pada periode 2013 sebesar Rp. 1.672,09 triliun atau 39,63% dari total kapitalisasi saham sebesar Rp. 4.219,02 triliun. Selanjutnya, kapitalisasi pasar saham yang tergabung dalam JII pada periode 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,07% jika dibandingkan kapitalisasi saham JII pada periode 2012 sebesar Rp.1.671,00 triliun.
Berikut perkembangan Indeks LQ45, JII, dan IHSG di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2013 :5 Tabel 1.1 Harian Neraca. “Saham Syariah Ungguli IHSG dan LQ45” Artikel diakses pada 8 Februari 2015 dari http://www.neraca.co.id/bursa-saham/35793/Saham-Sayriah-Ungguli-IHSG-dan-LQ45 5 Otoritas Jasa Keuangan, “Statistik Pasar Modal”, data diakses pada tanggal 17 februari 2015 dari http://www.ojk.go.id/dl.php?i=2183 4
5
Perkembangan Indeks LQ45 dan JII di Bursa Efek Indonesia Indeks
Kapitalisasi Pasar (Rp milyar)
Periode
IHSG
LQ45
JII
BEI
LQ45
%
JII
%
2006
1,805.52
388.29
307.62
1,249,074.50
929,263.81
74.40
620,165.31
49.65
2007
2,745.83
599.82
493.01
1,988,326.20
1,381,086.13
69.46
1,105,897.25
55.62
2008
1,355.41
270.23
216.19
1,076,490.53
710,394.70
65.99
428,525.74
39.81
2009
2,534.36
498.49
417.18
2,019,375.13
1,569,639.86
77.73
937,919.08
46.45
2010
3,703.51
661.38
532.90
3,247,096.78
2,119,963.65
65.29
1,134,632.00
34.94
2011
3,821.99
673.51
537.03
3,537,294.21
2,332,675.26
65.95
1,414,983.81
40.00
2012
4,316.69
735.04
594.79
4,126,994.93
2,552,252.91
61.84
1,671,004.24
40.49
2013
4,274.18
711.14
585.11
4,219,020.24
2,539,878.32
60.20
1,672,099.91
39.63
Dengan perkembangan saham syariah terutama yang termasuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang terus mengalami peningkatan menyebabkan saham syariah mulai dilirik para investor. Hal ini akan berdampak pada semakin tingginya tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan ini perusahaan perlu meningkatkan kualitas pelaporannya tidak hanya dari segi laporan keuangan tetapi juga dari segi pelaporan tanggung jawab sosialnya. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII mengalami perkembangan yang signifikan diharapkan mampu menyajikan suatu dimensi religi yang termasuk dalam pengungkapan laporan tanggung jawab sosial perusahaannya yang akan bermanfaat bagi investor muslim maupun pihak lain yang terkait.
6
Sejak beberapa dekade, hubungan antara reaksi pasar dengan variabelvariabel akuntansi telah menjadi topik menarik bagi peneliti dan tentunya bagi investor. Bukti-bukti empiris telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antar return saham dan laba perusahaan. Namun sering terjadinya bias informasi laba menyebabkan informasi laba kehilangan relevansinya terhadap investor. Hal ini disebabkan oleh penyampaian laporan keuangan yang tidak tepat waktu, adanya praktek manajemen laba serta ketidakcukupan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Dengan adanya penurunan nilai relevansi laba terhadap investor menyebabkan adanya ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa mendatang sehingga diperlukan informasi lain untuk mengurangi ketidakpastian tersebut diantaranya seperti laporan pengungkapan tanggung jawab sosial, profitabilitas, dan leverage. Praktik pengungkapan tanggung jawab sosial atau yang biasa dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia mulai berkembang seiring dengan semakin meningkatnya perhatian masyarakat global terhadap perkembangan perusahaan-perusahaan trans-nasional atau multinasional yang beroperasi di Indonesia. Pentingnya menerapkan program CSR sebagai bagian dari strategi bisnis semakin disadari oleh perusahaan. Banyak perusahaan yang telah melaksanakan pengungkapan tanggung jawab sosial untuk meningkatkan branding image atas produk yang di pasarkan, dengan demikian dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari
7
pandangan kapitalisme yang telah melekat di dalam sebuah perusahaan. Perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tetapi sekarang sudah banyak perusahaan yang menyadari dampak positif yang didapatkan dengan melakukan aktivitas sosial sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Sehingga informasi alternatif seperti informasi sosial semakin menjadi pertimbangan oleh investor. Hal ini membuat informasi laba tidak lagi menjadi informasi utama bagi investor. Berdasarkan survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit, CSR dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan oleh 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi.6 Berkembangnya informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Ekonomi Islam juga turut meningkatkan perhatian investor terhadap lembaga atau institusi syariah. Konsep CSR dalam Islam erat kaitannya dengan perusahaanperusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis sesuai dengan konsep syariah. Di Indonesia, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berasaskan syariah bermunculan, hal ini mengindikasikan bahwa Ekonomi Islam sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Oleh karena itu, untuk memenuhi pelaporan yang berbasiskan syariah maka umat muslim mulai mengembangkan pelaporan
Jurnal Kadek Trisna Wulandari dan I Gede Ary Wirajaya, “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient”, Bali : 2014, hlm. 358 6
8
tanggung jawab sosial perusahaan yang sesuai dengan prinsip syariah yang dikenal dengan Islamic Social Reporting (ISR). Pengungkapan ISR merupakan penyempurnaan dari pengungkapan CSR yang menambahkan beberapa item yang tidak terdapat di dalam pengungkapan CSR. Islamic Social Reporting (ISR) pertama kali dikemukakan oleh Haniffa (2002) lalu Othman et al. (2009). Haniffa (2002) mengungkapkan bahwa adanya keterbatasan dalam pelaporan sosial konvensional sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual Islamic Social Reporting berdasarkan ketentuan syariah yang tidak hanya membantu pengambilan keputusan bagi pihak muslim melainkan juga untuk membantu perusahaan dalam melakukan pemenuhan kewajibannya terhadap Allah SWT dan masyarakat.7 Berdasarkan UU RI No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 1 ayat 3 menegaskan bahwa “Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”. Peraturan pemerintah No. 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas juga menjelaskan bahwa setiap perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya wajib melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungannya dalam laporan
Septi Widiawati, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting PerusahaanPerusahaan yang terdapat pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009 – 2011”, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2012, hlm. 4
7
9
tahunan dan dipertanggungjawabkan kepada RUPS. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap perusahaan diwajibkan melaksanakan tanggung jawab sosialnya agar tetap terciptanya hubungan yang serasi dan seimbang antar perusahaan dengan masyarakat. Selain faktor pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) yang menarik perhatian investor, faktor profitabilitas juga menjadi salah satu faktor penentu peningkatan ERC. Jika profitabilitas perusahaan tinggi berarti laba yang dihasilkan perusahaan meningkat yang selanjutnya akan mempengaruhi para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010) menyimpulkan bahwa profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap ERC. Sejalan dengan penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010), penelitian Setiawati dkk. (2014) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh profitabilitas terhadap ERC. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013) yang menyimpulkan bahwa profitabilitas tidak terdapat pengaruh terhadap ERC. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2010) menyimpulkan bahwa ROE sebagai proksi profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap Abnormal Return. Hal ini terlihat jelas bahwa masih terdapat hasil yang tidak konsisten, maka diperlukan penelitian selanjutnya untuk melihat hasilnya pada periode yang berbeda. Peningkatan ERC juga akan terjadi jika leverage sebuah perusahaan lebih kecil. Penelitian Mulyani dkk. (2007) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh
10
negatif secara signifikan terhadap ERC. Leverage yang tinggi berarti sebuah perusahaan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan aset perusahaan. Sehingga laba akan mengalir lebih banyak kepada kreditur dibandingkan pemegang saham. Maka informasi terhadap pengumuman laba akan direaksi lebih cepat oleh kreditur, namun direspon negatif oleh pemegang saham karena investor beranggapan bahwa perusahaan lebih mengutamakan pembayaran hutang dari pada pembayaran dividen.8 Berdasarkan uraian di atas, faktor pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage merupakan faktor yang dirasa mampu mempengaruhi koefisien respon laba atau yang biasa disebut Earning Response Coefficient (ERC), oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang “Pengaruh Pengungkapan Islamic Sosial Reporting (ISR), Profitabilitas, dan Leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 – 2013)”. B. Identifikasi Masalah Penelitian mengenai Earning Response Coefficient (ERC) sangat perlu dilakukan karena sangat berkaitan dengan kemajuan pasar modal syariah di
Maisil Delvira dan Nelvirita, “ Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage, dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI tahun 2008-2010)”, Jurnal WRA, Vol. 1 No. 1 April 2013, hlm. 131 8
11
Indonesia. Penelitian ini meneliti tentang reaksi investor terhadap laba yang dihasilkan perusahaan dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apa saja faktor yang mempengaruhi ERC di Jakarta Islamic Index ? 2. Bagaimana reaksi investor ketika informasi pengungkapan ISR dan informasi keuangan lainnya (ROA dan DAR) diumumkan perusahaan di Jakarta Islamic Index? 3.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dapat meningkatkan branding image atas produk yang dipasarkan oleh perusahaan apakah dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan judul yang diangkat, penulis memberikan batasan terhadap penelitian ini mengenai faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC). Penulis membatasi masalah yang diteliti hanya dengan menggunakan tiga variabel yaitu pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index pada tahun 2010 – 2013. Penulis akan menggunakan data Laporan Keuangan Tahunan dan Laporan Tahunan tahun 2010 – 2013 masing-masing perusahaan dengan menganalisis pengungkapan Islamic Social Reporting dan menganalisis nilai rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio leverage pada perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
12
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap Earning Response Coefficient (ERC)? 2. Apakah pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage berpengaruh secara parsial terhadap Earning Response Coefficient (ERC)?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian ini berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage
secara simultan terhadap Earning Response
Coefficient (ERC). 2. Menganalisis pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage secara parsial terhadap Earning Response Coefficient (ERC).
13
Sedangkan manfaat penelitian ini ditujukan penulis untuk beberapa pihak diantaranya yaitu : 1. Bagi Investor Hasil penelitian ini akan digunakan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas dan leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC) sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan transaksi di pasar modal syariah untuk mencapai efisiensi penanaman modal yang dilakukan pada suatu perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC), sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan secara tepat agar investor tertarik untuk melakukan kegiatan investasi pada perusahaan. 3. Bagi Akademisi Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC) dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi.
14
E. Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Jakarta Islamic Index (JII)
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan 2010 - 2013
Variabel Independen : Islamic Social Reporting (X1)
Variabel Dependen :
Profitabilitas (X2)
Earning Response Coefficient (Y)
Leverage (X3)
Model:
Uji Chow
Pooled Least Square/ Common Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Hausman
Interpretasi
Uji Signifikansi
15
Pada dasarnya pengungkapan tanggung jawab sosial bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat mengenai aktivitas perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Dalam Islam, pengungkapan tersebut bukan hanya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat tetapi juga terhadap Allah Swt. sebagai wujud rasa syukur terhadap apa yang telah diperoleh perusahaan atas kehendak Allah Swt. Adanya pengungkapan tanggung jawab sosial dalam perspektif Islam diharapkan mampu menarik minat investor agar dapat berpartisipasi dalam pasar modal khususnya pasar modal syariah. Informasi keuangan seperti profitabilitas dan leverage turut andil dalam meningkatkan reaksi investor terhadap laba. Jika profitabilitas suatu perusahaan tinggi maka berarti laba yang dihasilkan juga tinggi yang akan menarik investor untuk menanamkan dananya di perusahaan tersebut. Begitu juga dengan rasio leverage yang tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap respon investor terhadap laba, apakah variabel tersebut mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan atau tidak. Untuk mengetahui pengaruh keempat variabel tersebut digunakan metode regresi data panel dengan menentukan model yang tepat,
16
kemudian dilakukan uji chow, uji hausman, dan uji signifikansi sehingga diperoleh kesimpulan dari hasil analisis variabel-variabel tersebut.
F. Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran di atas, untuk menguji adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel bebas dan variabel terikat, maka dapat dirumukan hipotesis sebagai berikut : Ha1 : Terdapat pengaruh signifikan dari Islamic Social Reporting (ISR), terhadap Earning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Ha2 :
Terdapat pengaruh signifikan dari profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
Ha3 :
Terdapat pengaruh signifikan dari leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
G. Sistematika Penulisan Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, maka dibuatlah sistematika penulisannya secara lengkap.
17
BAB I
Pendahuluan, berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan teori, merupakan bagian dari bab uraian yang menyajikan kajian kepustakaan yaitu meliputi teori Earning Response Coefficient (ERC), Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, leverage, dan review studi terdahulu.
BAB III
Metodologi penelitian, berisi ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data dengan analisis regresi data panel dengan mengestimasi model yang tepat dan melakukan uji chow, uji hausman, dan uji signifikansi
BAB IV
Analisis dan pembahasan, berisi tentang penyajian data yang telah didapatkan kemudian mendeskripsikannya secara objektif dan menjelaskan data yang telah didapatkan untuk diinterpretasikan ke dalam analisa-analisa teori yang menjadi landasan teoritis dalam penelitian ini.
BAB V
Penutup, berisi kesimpulan dan jawaban atas segala permasalahan yang telah diangkat, serta saran - saran dan implikasi yang dianggap perlu untuk peningkatan pengetahuan pihak-pihak tertentu.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Pasar Modal Efisien Pasar modal efisien adalah suatu harga saham yang secara penuh mencerminkan tersedianya informasi. Efficient Market Hypothesis (EMH) atau hipotesis pasar efisien melibatkan investor dan perusahaan. Pasar dikatakan efisien jika informasi mencerminkan harga dengan cepat dan investor hanya berharap untuk mendapatkan return normal.1 Hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis – EMH) berhubungan dengan reaksi harga pasar terhadap informasi keuangan dan informasi lainnya.2 Pasar modal efisien didefinisikan sebagai pasar modal dengan harga sekuritas telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam pasar modal efisien, perubahan harga saham mengikuti pola random walk. Penelitian yang dilakukan oleh Kendall menunjukkan bahwa harga komoditi mengikuti pola random yang artinya perubahan harga di waktu yang lalu tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan perubahan harga di
Stephen A. Ross, Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe, “Corporate Finance”, New York, 2005, hlm. 351 2 K. R. Subramanyam, John J. Wild, “Analisis Laporan Keuangan, Edisi 10”, Jakarta : Salemba Empat, 2010, hlm. 53 1
18
19
masa yang akan datang. Taksiran terbaik harga besok pagi adalah harga hari ini.3 Berbeda dengan Wong Yee (1991) mengatakan bahwa gerakan harga saham bukanlah mengikuti pola random walk (kecenderungannya bisa diperkirakan di masa yang akan datang)
karena gerakan harga saham
mempunyai trend (kecenderungan) dan bersifat berulang.4 Sejalan dengan Wong Yee (1991), menurut Teori Ahli Chart, perilaku harga saham waktu yang lalu adalah penuh dengan informasi tentang perilaku harga saham waktu yang akan datang. Hal ini berarti bahwa akan terbentuk satu pola yang berulang yang dapat digunakan untuk memperkirakan harga saham waktu yang akan datang melalui analisis teknikal dan chart harga yang terperinci.5 Fama (1970) menerjemahkan pasaran efisien sebagai suatu pasaran yang harganya senantiasa mencerminkan sepenuhnya informasi yang tersedia ada. Harga saham akan berubah hanya apabila terdapat informasi baru yang semestinya tidak dapat diperkirakan sebelum ini. Jika informasi tersebut sudah dapat diperkirakan, maka sudah tentu informasi tersebut sudah diserap dan seterusnya dicerminkan dalam harga saat ini. Fama juga mengatakan bahwa dalam pasaran efisien, tidak ada seorang pun yang boleh mendapatkan
Suad Husnan, “Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang)”, Yogyakarta : BPFE, Edisi 4, Cet. 4, 2000, hlm. 256 4 Ibid, hlm. 259 5 Ahmad Rodoni, Othman Young, “Analisis investasi dan teori portofolio”, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 59 3
20
keuntungan diharapkan yang lebih tinggi dari pada rata-rata pasaran walaupun dia mempunyai suatu informasi tertentu.6 Teori pasar efisien menyebutkan bahwa harga pasar sekuritas akan menunjukkan nilai yang wajar. Nilai pasar yang wajar berubah karena adanya informasi baru tentang arus kas masa depan sekuritas yang bersangkutan. Pasar yang efisien memastikan hubungan yang erat antara nilai intrinsik (fundamental) suatu perusahaan dengan nilai pasarnya. Jika sebuah perusahaan yang dihasilkan dari suatu keputusan investasi, pendanaan, dan operasional yang sehat berada dalam kondisi kuat secara finansial, maka harga sahamnya akan bergerak naik untuk mencerminkan kondisi yang positif tersebut. Kenaikan harga saham atau nilai pasar perusahaan menunjukkan peningkatan kemakmuran (wealth) pemegang saham. Demikian pula sebaliknya, jika sebuah perusahaan yang dihasilkan dari sejumlah keputusan irasional dan tidak sehat berada dalam kondisi lemah secara finansial, maka harga sahamnya akan bergerak turun untuk mencerminkan kondisi yang negatif tersebut. Penurunan harga saham atau nilai pasar perusahaan menunjukkan penurunan kemakmuran pemegang saham.7 Bentuk efisiensi pasar dapat dijelaskan dari empat sudut pandang, yaitu alokasi, harga, informasi, dan operasi. Penjelasan tentang bentuk efisiensi
6
Ibid, hlm. 60 Najmudin, “Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern”, Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET, 2011, hlm. 174 7
21
pasar dari sudut pandang alokasi (allocational efficiency) menyebutkan bahwa sejumlah dana yang ada akan disalurkan pada sejumlah perusahaan atau proyek yang menarik dan diinginkan. Dana tersebut akan lebih banyak mengalir pada perusahaan atau proyek dengan profitabilitas yang tinggi dan resiko yang rendah sehingga nilainya lebih tinggi. Hal tersebut dapat membuat saham yang diterbitkan oleh perusahaan atau proyek tersebut berharga tinggi di pasar. Bentuk efisiensi pasar dari sudut pandang harga merupakan prasyarat untuk efisiensi alokasi yang berarti harga saham di pasar seharusnya sama dengan masing-masing nilai fundamentalnya setiap saat. Kesamaan antara harga pasar dengan nilai suatu saham tersebut hanya akan tercapai apabila terdapat efisiensi informasi (informational efisiensi). Bentuk efisiensi informasi menunjukkan bahwa tidak terdapat kelambanan (lag) dalam penyebaran dan penerimaan informasi yang merata. Efisiensi informasi merupakan prasyarat untuk efisiensi harga. Prasyarat lainnya untuk efisiensi harga adalah efisiensi operasi (operasional efficiency) yang berarti semua transaksi di pasar seharusnya dilakukan dengan biaya minimal. Biaya transaksi yang tinggi dapat mencegah terjadinya penyesuaian harga-harga berlangsung secara cepat dan akurat.8 Ada tiga bentuk/tingkatan untuk menyatakan efisiensi pasar modal. Pertama adalah keadaan dimana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga di waktu yang lalu. Dalam keadaan seperti ini
8
Ibid, Hlm. 173
22
pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan menggunakan trading rules yang berdasarkan atas informasi harga di waktu yang lalu. Keadaan ini disebut sebagai bentuk efisiensi lemah (weak form efficiency). Tingkat efisiensi yang kedua adalah keadaan dimana harga-harga bukan hanya mencerminkan harga-harga di waktu yang lalu, tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Dengan kata lain para pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan memanfaatkan public informations.9 Tingkat efisiensi yang ketiga adalah bentuk efisiensi kuat (strong form) dimana harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan , tetapi juga informasi yang juga bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. Dalam keadaan semacam ini pasar modal akan seperti rumah lelang yang ideal : harga selalu wajar dan tidak ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang harga saham.10 Efisiensi bentuk lemah merupakan situasi ketika harga pasar secara cepat mencerminkan semua informasi yang terkandung dalam harga masa lalu (historis). Pergerakan harga pada masa lalu dianggap berpola acak sehingga harga-harga pada masa lalu tidak dapat memprediksi perubahan harga masa depan. Pasar yang efisien, maka informasi baru akan dengan cepat tercermin
Suad Husnan, “Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang)”,Yogyakarta : BPFE, Edisi 4, Cet. 4, 2000, hlm. 260, 262 10 Ibid, hlm. 268 9
23
dalam harga saham dan investor yang membeli atau menjual saham tertentu tidak akan mampu memperoleh return yang superior. Efisiensi bentuk semi-kuat merupakan situasi pasar pada saat harga pasar mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi masyarakat umum. Para analis fundamental berusaha mencari dan memilah sekuritas yang murah (undervalued) dan yang mahal (overvalued) dengan menganalisis informasi fundamental, seperti laba, nilai aktiva, dan lain-lain. Tujuannya untuk mengungkap informasi yang belum ditemukan tentang masa depan bisnis dan perusahaan. Efisiensi bentuk kuat merupakan sebuah situasi ketika harga-harga dengan cepat mencerminkan seluruh informasi, termasuk informasi privat, yang dapat digunakan untuk menentukan nilai saham yang benar. Pada pasar ini, saham-saham akan selalu dihargai secara wajar (fair), tidak ada investor yang secara akurat mampu meramalkan perubahan harga pada masa depan.11 Untuk mengetahui apakah suatu pasar modal berada dalam bentuk efisien yang lemah, setengah kuat atau kuat dapat dilakukan pengujian. Pengujian untuk bentuk efisien lemah dapat dilakukan misalnya dengan menguji koefisien korelasi perubahan harga saham untuk Time Lag tertentu, misalnya harga saham hari ini dengan harga saham hari sebelumnya. Untuk
Najmudin, “Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern”, Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET, 2011, hlm. 173 11
24
pengujian efisiensi setengah kuat dapat dilakukan dengan menguji apakah segera setelah suatu informasi menjadi milik publik, tidak terdapat abnormal return. Abnormal return merupakan selisih antara tingkat keuntungan nyata dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Sedangkan untuk menguji efisiensi dalam bentuk kuat dapat dilakukan dengan hipotesis bahwa harga saham tidak hanya mencerminkan semua informasi publik, tetapi juga informasi yang bersifat privat. Pengujian ini bisa dilakukan dengan menganalisis kinerja dari portofolio yang dibentuk oleh pihak yang mungkin mempunyai informasi khusus.12 Dalam perspektif syariah, transaksi di pasar modal syariah harus sesuai dengan norma yang bersumber dari etika keuangan Islam, seperti adanya larangan atas riba, gharar, qimar, maysir, itikaf, majas, dlarar, dan sejenisnya. Sebuah pasar modal syariah harus dikondisikan agar bebas dari riba dengan cara melarang hadirnya obligasi ribawi, transaksi margin yang berbasis riba, dan lain-lain. Harus pula bebas dari gharar, dengan memastikan aliran semua informasi yang bernilai relevan terdistribusi secara memadai dan akurat melalui kewajiban pengungkapan dan juga menyediakan informasi tersebut dalam bentuk yang sudah diproses secara baik. Langkah untuk mengurangi
12
Martalena dan Maya Malinda, “Pengantar Pasar Modal”, Yogyakarta : ANDI, 2011, Hlm. 44
25
gharar jelas akan berkontribusi terhadap efisiensi informasi pada tingkat yang lebih tinggi, begitu juga terhadap efisiensi harga dan efisiensi alokasional.13
B. Earning Response Coefficient Earnings Response Coefficient (ERC) adalah ukuran besaran abnormal return suatu saham sebagai respon terhadap komponen laba abnormal (unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (Scott, 2003). Cheng dan Nasir (2010) menyatakan bahwa ERC merupakan estimasi perubahan harga saham perusahaan akibat dari informasi laba perusahaan yang diumumkan ke pasar. Hayn (1995) mengatakan bahwa ERC untuk perusahaan yang rugi pada umumnya lebih kecil daripada ERC untuk perusahaan yang laba. ERC yang tinggi mencerminkan laba yang berkualitas.
14
ERC berguna dalam analisis fundamental oleh investor, dalam
model penelitian untuk menentukan reaksi pasar atas informasi laba perusahaan. ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara proksi harga saham dan laba akuntansi. Proksi harga saham yang digunakan adalah Cummulative Abnormal Return (CAR), sedangkan proksi laba akuntansi adalah Unexpected Earning (UE). Regresi model tersebut akan
Najmudin, “Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern”, Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET, 2011, hlm. 187 14 Jurnal Kadek Trisna Wulandari dan I Gede Ary Wirajaya, “ Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient”, Bali, 2014, hlm. 356 13
26
menghasilkan ERC untuk masing-masing sampel yang akan digunakan untuk analisis selanjutnya. Laba memiliki kandungan informasi yang tercermin dalam harga saham. Perubahan harga saham bergerak sesuai kepercayaan investor, sejalan dengan Eficiency Market Theory yang menyatakan bahwa pasar akan bereaksi cepat terhadap informasi yang baru, sehingga sesaat sebelum dan sesudah laporan keuangan dikeluarkan, informasi mengenai angka laba yang dipublikasikan akan mempengaruhi tingkah laku investor. Ketika laba perusahaan di bawah ekspektasi investor, transaksi pasar saham cenderung menyebabkan turunnya harga saham perusahaan, dan ketika laba perusahaan diatas ekspektasi investor, transaksi pasar saham cenderung meningkatkan harga saham perusahaan. Harga saham perusahaan mengalami perubahan karena adanya laba kejutan yang mana merupakan selisih dari laba aktual perusahaan dengan laba yang diharapkan investor. Reaksi investor dapat diukur dengan abnormal return. Bila pasar efisien, maka abnormal return akan muncul disekitar tanggal pengumuman informasi laba. Peningkatan laba abnormal (unexpected earnings) diikuti oleh return abnormal positif dan penurunan laba abnormal diikuti oleh tingkat return abnormal negatif (Ball dan Brown, 1968). Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman
27
laba perusahaan dengan perubahan harga saham. Seberapa jauh respon pasar terhadap informasi laba dikenal dengan penelitian ERC.15 Penelitian oleh Benstrorn (1966) dalam Sri (2008), Ball dan Brown (1968), menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman laba perusahaan dengan perubahan harga saham. Pada tahun saat diumumkan laba terjadi kecenderungan perubahan positif pada harga saham, dan sebaliknya pada tahun saat diumumkan kerugian terjadi perubahan negatif pada harga saham. Hal ini terjadi karena dalam menanamkan dananya investor melihat prospek perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin sering perusahaan mengalami kerugian maka semakin sering terjadi penurunan harga saham tersebut yang menyebabkan terjadinya kerugian pada investor.16
C. Islamic Social Reporting Islam merupakan agama yang secara lengkap mengatur seluruh aspek kehidupan manusia di dunia. Konsep etika dalam Islam terbentuk akuntabilitas perspektif ekonomi Islam yaitu pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan prinsip Syariah. Haniffa (2002) berpendapat bahwa pelaporan Isna Ardila, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Cofficient ( Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)”, (Tesis, Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara 2012) 16 Delvira dan Nelvirita, “ Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage, dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI tahun 2008-2010)”, Jurnal WRA, Vol. 1 No. 1 April 2013, hlm. 135 15
28
tanggung jawab sosial perusahaan pada sistem konvensional hanya berfokus pada aspek material dan moral. Ia menambahkan bahwa seharusnya aspek spiritual juga dijadikan sebagai fokus utama dalam pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan karena para pembuat keputusan Muslim memiliki ekspektasi agar perusahaan mengungkapkan informasi-informasi terbaru secara sukarela guna membantu dalam pemenuhan kebutuhan spiritual mereka. Oleh karena itu, ia memandang bahwa perlu adanya kerangka khusus untuk pelaporan pertanggungjawaban sosial yang sesuai dengan prinsip Islam. Corporate Social Reponsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.17 Ketika berbicara mengenai CSR terdapat banyak definisi yang menggambarkan program tersebut. Pada kata Corporate Social Responsibility terdapat kata social yang identik sama artinya dengan kedermawanan. CSR itu jauh lebih besar dari kedermawanan yang biasanya dilakukan akibat terjadinya bencana alam. CSR memiliki tujuan untuk pemberdayaan masyarakat yang artinya mengkreasikan masyarakat mandiri bukan untuk memanjakan
17
Hendrik Budi Untung, “ Corporate Social Responsibilty “, Jakarta, 2008, hlm. 1
29
masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak pada pembodohan masyarakat.18 Tanggung jawab sosial dalam pandangan Freedman, hanya ada pada individu dan bukan melekat pada perusahaan. Tanggung jawab perusahaan adalah menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya bagi pemegang saham. Bahkan Freedman menyebut CSR sebagai ancaman bagi kapitalisme pasar bebas. Namun, hal ini bertolak belakang dengan hasil kajian yang telah dilakukan oleh ekonom terkemuka Michael Porter (The Competitive Advantage of Corporate Philantropy) yang menunjukkan adanya korelasi positif antara profit dan CSR, atau tujuan finansial, dan tujuan sosial perusahaan.19 Corporate Social Responsibility adalah pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan diukur dari perbandingan jumlah item yang diungkapkan perusahaan dengan total item pengungkapan. Dengan meningkatnya pelaksanaan CSR dalam konteks Islam, Maka semakin meningkat pula keinginan untuk membuat pelaporan sosial yang bersifat syariah yaitu Islamic Social Reporting. Ada dua hal yang harus diungkapkan dalam perspektif Islam, yaitu pengungkapan penuh (full disclosure) dan akuntabilitas sosial (social Accountability). Konsep
18 19
Ibid, hlm. 9 - 10 Ibid, hlm.28
30
akuntabilitas sosial terkait dengan prinsip pengungkapan penuh dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan publik akan suatu informasi. Dalam konteks Islam, masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui berbagai informasi mengenai aktivitas organisasi. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah perusahaan tetap melakukan kegiatannya sesuai syariah dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.20 Dalam perspektif ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan satu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan
dalam
ekonomi
Islam,
perusahaan
akan
menghasilkan
pengungkapan yang benar dan adil serta transparan apabila memiliki suatu akuntabilitas terhadap Allah Swt. Konsep dasar akuntabilitas Islam ini percaya bahwa seluruh sumber daya yang telah disediakan dan diciptakan adalah untuk kemaslahatan manusia. Untuk itu, pengungkapan fakta keuangan harus berisi informasi yang benar dan akurat serta tersedia bebas untuk para pengguna laporan keuangan. Penelitian dalam ranah CSR syariah umumnya menggunakan model Indeks Islamic Social Reporting yang dikembangkan dengan dasar standar AAOIFI yang kemudian dikembangkan oleh masing-masing peneliti
Jurnal Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, “Islam dan Tanggung Jawab Sosial : Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks”, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, hlm. 10 - 11 20
31
berikutnya. Indeks ISR merupakan perluasan dari social reporting yang meliputi harapan masyarakat tidak hanya mengenai peran perusahaan dalam perekonomian, tetapi juga peran perusahaan dalam perspektif spiritual (Hannifa, 2002). Indeks ISR juga menekankan pada keadilan sosial terkait pelaporan mengenai lingkungan, hak minoritas, dan karyawan. Indeks ISR mengelompokkan indikator-indikatornya menjadi enam tema pengungkapan yang dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Tema Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) No.
Pokok Pengungkapan ISR
1.
Tema Pembiayaan dan Investasi
2.
Tema Produk dan Jasa
3.
Tema Karyawan
4.
Tema Masyarakat
5.
Tema Lingkungan
6
Tema Tata Kelola Perusahaan
Sumber : Skripsi Tika Astuti (2013)
Untuk menentukan indeks ISR yaitu dengan content analysis pada laporan tahunan perusahaan dengan memberikan tanda checklist pada setiap item yang mengungkapkan tanggung jawab sosial. Jika terdapat satu item yang diungkapkan maka akan mendapat skor “1”, dan jika tidak maka mendapat skor
32
“0”. Rumus penghitungan CSRI (Sayekti dan Wondabio, 2008) yang juga merupakan rumus perhitungan ISRI adalah :
ISRIj =
∑ X ij n
Keterangan : ISRIj = Islamic Social Resporting Index perusahaan j ΣX ji = Jumlah item/indikator yang diungkapkan perusahaan j n
= Total item/indikator pengungkapan
D. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya.21 Profitabilitas merupakan rasio yang memiliki daya tarik bagi pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham dalam suatu perseroan. Rasio profitabilitas bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan.22 Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Danang Sunyoto, “Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis (Teori dan Kasus)”, Jakarta : PT. Buku Seru, 2013, hlm. 113 22 Jumingan, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006, hlm. 122 21
33
Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.23 Pada penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). ROA merupakan rasio profitabilitas yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan sejumlah aktiva perusahaan.24
E. Leverage Dalam menjalankan operasinya, perusahaan memiliki kebutuhan akan dana baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dana tersebut juga dibutuhkan untuk melakukan ekspansi usaha atau investasi baru. Artinya di dalam perusahaan harus tersedia dana dalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini, manajer keuanganlah yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan dana tersebut. Oleh karena itu, manajer keuangan dituntut untuk mengelola rasio leverage dengan baik sehingga mampu
23 24
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 198 Jumingan, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006, hlm. 245
34
menyeimbangkan pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang dihadapi. Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.25 Rasio leverage digunakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, artinya perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio yang ada. Dengan mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai tentang : (a) posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain; (b) kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap; (c) keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal.26 Adapun jenis-jenis rasio leverage diantaranya :27 1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) 2. Debt to Equity Ratio 3. Long Term Debt to Equity Ratio 4. Time Intertest Earned 5. Fixed Charge Coverage Debt to Asset Ratio atau Debt Ratio, merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total
Kasmir, “ Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 151 Jumingan, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006, hlm. 227 27 Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”, Jakarta : Kencana, 2010, hlm. 112 25 26
35
aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utangutangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasio rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang.28 Debt to Equity Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Long Term Debt to Equity Ratio, merupakan rasio antar utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Time Interest Earned, merupakan rasio untuk mencari jumlah kali Perolehan bunga (J. Fred Weston). Rasio ini diartikan juga kemampuan
28
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 156
36
perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio (menurut James C. van Home). Fixed Charge Coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang menyerupai rasio Times Ineterest Earned. Hanya saja bedanya dalam rasio ini dilakukan, apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang.
F. Islamic Social Reporting dan Earning Response Coefficient Perubahan harga saham bergerak sesuai dengan ekspektasi akan laba di masa mendatang sehingga nilai informasi yang diungkapkan mengenai pengumuman angka laba akan mempengaruhi tingkah laku investor dalam mengambil keputusan (Ball dan Brown : 1968). Nilai informasi yang diungkapkan tersebut antara lain pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan tingkah laku investor merupakan respons investor terhadap pengumuman laporan tahunan perusahaan. Adanya pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan, perlahan mengharapkan nilai tambah dan legitimasi dari masyarakat terhadap operasional perusahaan maupun produk yang dihasilkannya.
37
Laba merupakan salah satu informasi yang sering menjadi pertimbangan oleh para investor.
Dengan
semakin berkembangnya
pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan, maka informasi laba diharapkan tidak lagi menjadi perhatian utama investor. Secara umum, hubungan antara tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan kinerja pasar perusahaan masih sangat beragam. Secara teoritis, ada hubungan positif antara pengungkapan dan kinerja pasar perusahaan (Lang dan Lundholm, 1993). Laporan tahunan adalah salah satu media yang digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi langsung dengan investor. Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi dan juga Agency problem (Healy dan Palepu, 2001).29 Sayekti dan Wondabio (2007) melakukan penelitian mengenai pengaruh CSR terhadap ERC yang memberikan hasil bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh negatif terhadap ERC. Sayekti dan Wondabio (2007) menyebutkan bahwa apabila ketidakpastian prospek perusahaan di masa mendatang tinggi maka ERC juga tinggi. Informasi-informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunannya diharapkan dapat
Jurnal Sayekti dan Wondabio, “Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient”, Jakarta, 2007, hlm. 7 29
38
mengurangi ketiakpastian prospek perusahaan di masa mendatang. 30 Salah satunya adalah informasi mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian mengenai Pengaruh CSR disclosure juga dilakukan oleh Daud dan Syarifuddin (2008). Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dan Wondabio (2007) dimana CSR disclosure berpengaruh positif signifikan terhadap ERC yang berarti bahwa dengan adanya peningkatan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan akan meningkatkan reaksi investor terhadap laba.
G. Profitabilitas dan Earning Response Coefficient Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Jika profitabilitas perusahaan tinggi berarti laba yang dihasilkan perusahaan meningkat yang selanjutnya akan mempengaruhi para investor untuk
menanamkan
modalnya
di
perusahaan
tersebut.
Penelitian
Kusumawardhani dan Nugroho (2010) menyimpulkan bahwa profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap ERC. Sejalan dengan penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010), penelitian Setiawati dkk. (2014)
Jurnal Kadek Trisna Wulandari dan I Gede Ary Wirajaya, “Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap ERC”, Bali, 2014 30
39
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh profitabilitas terhadap ERC. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013) yang menyimpulkan bahwa profitabilitas tidak terdapat pengaruh terhadap ERC. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2010) menyimpulkan bahwa ROE sebagai proksi profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap Abnormal Return.
H. Leverage dan Earning Response Coefficient Peningkatan ERC akan terjadi jika leverage sebuah perusahaan lebih kecil. Penelitian Mulyani dkk. (2007) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh negatif secara signifikan terhadap ERC. Sejalan dengan penelitian Mulyani dkk., penelitian Daud dan Syarifuddin (2008) juga menemukan bahwa DER sebagai proksi leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC. Leverage yang tinggi berarti sebuah perusahaan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan aset perusahaan. Sehingga laba akan mengalir lebih banyak kepada kreditur dibandingkan pemegang saham. Maka informasi terhadap pengumuman laba akan direaksi lebih cepat oleh kreditur, namun direspon negatif oleh pemegang saham karena investor beranggapan bahwa
40
perusahaan lebih mengutamakan pembayaran hutang dari pada pembayaran dividen.31
I. Review Studi Terdahulu Penulisan skripsi ini mengacu pada penelitian – penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian tersebut digunakan sebagai landasan dan pembanding dalam menganalisa variabel Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage yang mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdapat pada Jakarta Islamic Index (JII). Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No.
Peneliti
Judul Penelitian
1.
Sri Mulyani, Nur Fadrih Asyi, dan Andayani (Jurnal 2010)
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
31
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaaan Penelitian
Variabel Independen : Unexpected Earning (UE), Persistensi laba Beta, Kesempatan Bertumbuh, Ukuran Perusahaan,
Hasil analisis dari penelitian ini adalah persistensi laba, kesempatan bertumbuh, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap earnings response coefficient (ERC). Sedangkan struktur
Perbedaannya adalah penulis memasukkan variabel dependennya yaitu ERC dengan meregresikan CAR dan UE dan variabel independennya pengungkapan ISR, Profitabilitas (ROA) dan Leverage (DAR).
Maisil Delvira dan Nelvirita, “ Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage, dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI tahun 2008-2010)”, Jurnal WRA, Vol. 1 No. 1 April 2013, hlm. 131
41
Kualitas Auditor Variabel Dependen : Cummulative Abnormal Return (CAR). 2.
Sayekti dan Wondabio (Jurnal 2007)
Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient
Variabel Independen : Unexpected Earning (UE) dan CSR Variabel Dependen : Cummulative Abnormal Return (CAR) Variabel Kontrol : BETA dan PBV
3.
4.
Indra Kusumawar dhani dan Joko Setiyo Nugroho (2010)
Rulfah M. Daud dan Nur Afni Syarifuddin (2008)
Pengaruh Corporate Social Responsibility, Size, dan Profitabilitas terhadap Earnings Response Coefficient
Variabel Independen : CSRI, Size, dan Profitabilitas
Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure, Timeliness, dan
Variabel Independen : CSR, Timeliness, dan DER
Variabel Dependen :ERC
modal sebagaimana yang diukur dengan leverage, beta berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC, dan kualitas auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Earnings Response Coefficient. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel CSR berpengaruh negatif terhadap ERC baik dengan variabel kontrol maupun tidak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR, Size, dan Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ERC baik secara simultan maupun secara parsial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan CSR, Timeliness, dan DER berpengaruh terhadap
Dan penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel.
Perbedaannya adalah penulis memasukkan variabel dependennya yaitu ERC dengan meregresikan CAR dan UE dan variabel independennya pengungkapan ISR bukan CSR. Kemudian memasukan variabel profitabilitas (ROA) dan leverage (DAR). Dalam penelitian ini menggunakan metode regresi data panel dengan sampel persahaan yang terdaftar di JII tahun 2010 – 2013. Perbedaannya adalah penulis mengganti variabel independen CSRI dengan pengungkapan ISR, dan menambahkan variabel leverage (DAR). Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel. Perbedaannya adalah penulis memasukkan variabel independennya pengungkapan ISR, profitabilitas (ROA)
42
Debt do Equity Ratio terhadap Earning Response Coefficient
5.
6.
Erma Setiawati, Nursiam, dan Fitri Apriliana (Sancall 2014)
Variabel Dependen : ERC
ERC. Secara parsial CSR dan Timelines berpengaruh positif terhadap ERC sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap ERC.
Analisis Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2009 – 2011)
Variabel Independen : Ukuran Perusahaan Pertumbuhan (PBV), dan Profitabilitas (ROA).
Maisil Delvira
Pengaruh Risiko
Variabel
Hasil
dan Nelvirita
Sistematik,
Independen :
menunjukkan bahwa secara
(2013)
Leverage, dan
Risiko
simultan risiko sistematik,
Persistensi Laba
Sistematik,
leverage dan eksistensi laba
terhadap Earnings
Leverage, dan
berpengaruh
Response
Persistensi laba
terhadap
Coefficient (ERC)
Variabel
parsial
Dependen :
berpengaruh
ERC
negatif signifikan terhadap
Variabel Dependen : ERC
Hasil analisis dari penelitian ini adalah secara parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap ERC, sedangkan profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba (ERC).
ERC.
penelititan
signifikan
ERC. risiko
Secara sistematik
Leverage
berpengaruh
ini
terhadap
tidak negatif
signifikan terhadap ERC, Sedangkan eksistensi laba berpengaruh
positif
signifikan terhadap ERC.
dan leverage yang diproksikan oleh DAR saja bukan DER. Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel bukan regresi linear berganda karena data yang dijadikan sampel adalah data panel. Perbedaannya adalah penulis menggunakan variabel independennya pengungkapan ISR, profitabilitas (ROA) dan leverage (DAR). Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel bukan regresi linear berganda karena data yang dijadikan sampel adalah data panel. Perbedaannya adalah selain variabel leverage penulis menambahkan 2 variabel independen lainnya yaitu pengungkapan ISR, dan profitabilitas (ROA). Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel.
43
7.
Isna Ardila (Thesis 2012)
Analisis Faktorfaktor yang mempengaruhi Earning Response Coefficient (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index )
Variabel Independen : persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan CSR. Variabel Dependen: ERC
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel eksistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan CSR berpengaruh signifikan terhadap ERC. Sedangkan secara parsial hanya variabel eksistensi laba dan risiko sistematik yang berpengaruh positif signifikan terhadap ERC. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC, sementara itu struktur modal, kesempatan bertumbuh dan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC.
Perbedaannya adalah penulis memasukkan variabel independennya pengungkapan ISR bukan CSR. Kemudian menambahkan variabel profitabilitas (ROA) dan leverage (DAR). Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel bukan regresi linear berganda.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini penulis akan menghitung seberapa besar pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC). Objek penelitian ini adalah perusahaan yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2010 sampai 2013. Penelitian ini mencakup komponen-komponen yang terdapat dalam laporan keuangan, laporan tahunan perusahaan dan melakukan pengamatan pada situs www.idx.co.id untuk memperoleh data tanggal publikasi laporan keuangan tahunan dan situs www.finance.yahoo.com untuk memperoleh data harga saham pada hari pengumuman dan IHSG perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dan diolah dengan menggunakan Eviews 7. Variabel dependen dari penelitan ini adalah
Earning
Response
Coefficient
(ERC),
sedangkan
variabel
independennya adalah pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas yang diproksikan oleh Return on Asset (ROA), dan leverage yang diproksikan oleh Debt to Asset Ratio (DAR).
44
45
B. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat kuantitatif, yakni dengan melakukan kajian terhadap data dan informasi yang diperoleh serta memberikan penilaian terhadap permasalahan tersebut. Data kuantitatif yaitu informasi yang dinyatakan berupa satuan angka (numerik), bersifat diskrit (bulat/utuh) atau kontinu (pecahan/interval).1 Data yang digunakan adalah gabungan data dari data antar perusahaan (cross section) dengan data antar waktu (time series) yang biasa disebut dengan data panel. Data cross section yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu yang dapat menggambarkan tentang perkembangan suatu kejadian/kegiatan tertentu. Data antar waktu (time series) adalah data yang dikumpulkan pada waktu tertentu yang dapat menggambarkan keadaan atau karakteristik objek pada saat penelitian dilakukan.2 Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaanperusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 4 (empat) tahun berturut-turut. Dari populasi tersebut dapat ditarik sampel dengan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan dan
Tony Wijaya, “ Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis”, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013, hlm. 20 2 Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, “Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian”, Bandung : Pustaka Setia, 2011, hlm. 16 1
46
kriteria tertentu sesuai dengan tujuan dari penelitian. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Rincian Sample Penelitian Kriteria
Jumlah
Perusahaan yang listing di JII tahun 2010 -2013
47
Perusahaan yang tidak berturut-turut listing di JII tahun (33) 2010 – 2013 Perusahaan yang tetap lisitng yang tidak melaporkan 0 Laporan Tahunan Perusahaan yang tetap listing yang tidak melaporkan 0 Laporan Keuangan Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria
14
Total sample dari tahun 2010 – 2013 (4 tahun)
56
Sumber : data diolah
Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2010 – 2013 yang berjumlah 14 perusahaan. Adapun sampel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.2
47
Tabel 3.2 Sampel Penelitian No
Kode Saham
Nama Emiten
1
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2
ASII
Astra International Tbk
3
ASRI
Alam Sutera Realty Tbk
4
CPIN
Charoen Pokhpand Tbk
5
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
6
ITMG
Indo Tambangraya Megah Tbk
7
KLBF
Kalbe Farma Tbk
8
LPKR
Lippo Karawaci Tbk
9
LSIP
PP London Sumatera Plantation Tbk
10
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
11
SMGR
Semen Indonesia (Persero) Tbk
12
TLKM
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
13
UNTR
United Tractors Tbk
14
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
Sumber : www.idx.co.id Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari annual report, laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2010 - 2013, data harga saham harian, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id, www.yahoofinance.com, dan atau di website masingmasing perusahaan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
48
yang menerbitkan dan bersifat siap pakai. Data sekunder mampu memberikan informasi dalam pengambilan keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut.3
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian maka diperlukan pendefinisian variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun definisi operasional dari variabel-variabel tersebut adalah : 1. Variabel Dependen : Earning Response Coefficient (ERC) Earning Response Coefficient adalah koefisien yang diperoleh dari regresi antara Cummulative Abnormal Return (CAR) sebagai proksi harga saham dan Unexpected Earning (UE) sebagai proksi laba akuntansi yang digunakan untuk mengindikasikan atau menjelaskan perbedaan reaksi pasar atau respon harga saham terhadap informasi laba.4 Berdasarkan definisi di atas, maka untuk mencari nilai ERC dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
CARit = β0 + β1 UEit + e it
Tony Wijaya, “Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis”, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013, hlm. 19 Isna Ardila, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Cofficient ( Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)”, (Tesis, Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara 2012) 3 4
49
Keterangan : CARit = Abnormal return kumulatif perusahaan i selama periode amatan ± 5 hari dari publikasi laporan keuangan. UEit = Unexpected Earning β0
= Konstanta
β1
= Koefisien yang menunjukkan ERC
e It
= Komponen error dalam model atas perusahaan i pada periode t
ERC dalam penelitian ini merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara Cummulative Abnormal Return (CAR) sebagai proksi harga saham dengan Unexpected Earning (UE) sebagai proksi laba akuntansi. Untuk peristiwa pengumuman laba, CAR dihitung pada periode sektor tanggal pengumuman laporan keuangan untuk melihat bagaimana reaksi pasar terhadap informasi tersebut. CAR dihitung pada saat laba akuntansi dipublikasikan mengacu pada penelitian Isna Ardila (2012) dalam even window pendek selama 11 hari (5 hari sebelum pengumuman laporan keuangan, 1 hari pengumuman laporan keuangan, dan 5 hari setelah pengumuman laporan keuangan). CAR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : +5
CARit = ∑ ARit 𝑡=−5
50
Keterangan : CARit = Cumulatif Abnormal Return perusahaan i pada tahun t ARi,t
= Abnormal Return untuk saham perusahaan i pada hari t
Pengukuran abnormal return dalam penelitian ini menggunakan market adjusted model yang mengasumsikan bahwa pengukuran terbaik adalah indeks pasar (Pincus, 1993 dalam Widiastuti, 2002) sehingga tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang estimasi adalah sama dengan return indeks pasar pada periode yang sama. Dalam hal ini return indeks pasar menggunakan return dari indeks harga saham gabungan (IHSG). Abnormal return merupakan salah satu indikator yang dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang terjadi. Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal. Jogiyanto (2009) mendefinisikan abnormal return sebagai selisih antara actual return dan expected return. Abnormal return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan abnormal return akan negatif jika return yang di dapatkan lebih
51
kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. 5 Abnormal return dapat dihitung sebagai berikut: ARi,t = Ri,t – R m,t Keterangan : ARi,t = Abnormal Return perusahaan i pada periode ke-t R i,t = Actual Return saham perusahaan i pada periode ke-t Rm,t = Return pasar pada periode ke-t
Untuk memperoleh data abnormal return, terlebih dahulu harus mencari actual return (return sesungguhnya) perusahaan i pada hari t adalah sebagai berikut:
Rit =
P it − P it ˗ 1 P it ˗ 1
Keterangan : Rit= return saham perusahaan i pada hari t P it = harga penutupan saham i pada hari t Pit-1= harga penutupan saham i pada hari t – 1
Jurnal Megawati Cheng dan Yulius Jogi Christiawan, “Pengaruh Pengungkapan Corporate social Responsibility terhadap Abnormal Return”, Surabaya, Mei 2011, hlm. 26 5
52
Return pasar diwakili dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dihitung secara harian sebagai berikut :
Rmt =
(IHSGt − IHSGt ˗ 1) IHSGt ˗ 1
Keterangan : Rm,t = return pasar harian IHSGt= indeks harga saham gabungan pada hari t IHSG t-1 = indeks harga saham gabungan pada hari t - 1
Selanjutnya,
Unexpected
Earning
(UE)
dihitung
dengan
menggunakan perbandingan data periode berjalan dengan periode sebelumnya. Unexpected Earning adalah selisih antara laba normal dan laba yang diharapkan. E − E it ˗ 1 UE = it E it ˗ 1 Keterangan : UEIt = Unexpected Earning perusahaan i pada periode t Eit
= Laba akuntansi perusahaan i pada periode t
E it-1 = Laba akuntansi perusahaan i pada periode sebelumnya (t-1)
53
2. Variabel Independen : a. Islamic Social Reporting Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Mengacu pada penelitian Tika Astuti (2013), Indeks ISR mengelompokkan indikator-indikatornya menjadi enam tema pengungkapan yaitu pembiayaan dan investasi, produk dan jasa, karyawan, masyarakat, lingkungan, dan tata kelola perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi tanpa pembobotan yaitu dengan melihat ada atau tidaknya item informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan suatu perusahaan. Setiap item tidak diberi bobot yang berbeda dalam setiap pengungkapan karena yang diukur hanya kelengkapan pengungkapan informasi. Indeks ISR dalam penelitian ini terdapat 43 pokok pengungkapan yang tersusun dalam enam tema merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Tika Astuti (2013). Indeks ISR ditentukan dengan metode content analysis pada laporan tahunan perusahaan dengan memberikan tanda checklist pada setiap item yang mengungkapkan tanggung jawab sosial. Jika terdapat satu item yang diungkapkan maka akan mendapat skor “1”, dan jika tidak maka mendapat skor “0”. Skor tersebut kemudian dijumlahkan baik menurut masing-masing tema maupun secara keseluruhan, sehingga skor terbesar adalah 43 dan skor terkecil adalah 0
54
untuk setiap masing-masing perusahaan dalam setiap tahunSetelah melakukan scoring, maka besarnya disclosure level atau Indeks ISR dapat ditentukan dengan rumus berikut :
ISRIj =
∑ X ij n
Keterangan : ISRIj = Islamic Social Resporting Index perusahaan j ΣX ji = Jumlah item/indikator yang diungkapkan perusahaan j n
= Total item/indikator pengungkapan
b. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya.6 Profitabilitas merupakan rasio yang memiliki daya tarik bagi pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham dalam suatu perseroan. Rasio profitabilitas bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan.7 Pada penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). ROA merupakan rasio profitabilitas yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih Danang Sunyoto, “Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis (Teori dan Kasus)”, Jakarta : PT. Buku Seru, 2013, hlm. 113 7 Jumingan, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006, hlm. 122 6
55
melalui penggunaan sejumlah aktiva perusahaan. Rumus perhitungannya adalah :8 ROA =
Laba Bersih Total Asset
c. Leverage Pada penelitian ini sebagai proksi leverage digunakan debt to asset ratio (debt ratio). Debt to asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasio rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Rumus untuk mencari debt to asset ratio adalah sebagai berikut :9
DAR =
8 9
Total Utang Total Asset
Ibid, hlm. 245 Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 156
56
D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan studi dokumentasi. Teknik observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan (laboratorium) maupun dalam situasi alamiah atau sebenarnya (lapangan).10 Pada studi dokumentasi dilakukan pengumpulan data yang diperoleh dengan cara melihat, mencatat, menganalisis, dan mengevaluasi data sekunder yang diperoleh dari perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2010 – 2013. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengumpulkan studi pustaka sebagai dasar untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti, jurnal-jurnal, dan hasil penelitian terdahulu serta dari hasil browsing di internet. Data ini dikumpulkan guna sebagai data pendukung sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang diteliti dan landasan teori untuk menganalisisnya. 2. Mengumpulkan data sekunder melalui Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan dari Perusahaan yang konsisten terdaftar di JII tahun 2010 – 2013, data harga saham dan IHSG selama periode tersebut.
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, “Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian”, Bandung : Pustaka Setia, 2011, hlm. 19 10
57
E. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Data panel merupakan gabungan dari data cross section dan deret waktu (time series) yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu.11 Uji regresi panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada penelitian ini data dioaleh dengan software Microsoft Excel dan pengolah data statistik Eviews 7.0. Penggunaan data panel dalam sebuah observasi mempunyai beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, data panel merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of random yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (omitted-variabel).12 Model regresi data panel dalam penelitian ini adalah :
Yit= C + β1X1it + β2X2it + β3X3it + eit
Dedi Rosadi, “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews”, Edisi Pertama Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET ANDI, 2012, hlm. 271. 12 Agus Widarjono, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”, Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013, hlm. 353. 11
58
Keterangan : Yit
= Earning Response Coefficient
C
= Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi X1it
= Islamic Social Reporting
X2it
= Profitabilitas
X3it
= Leverage
eit
= Error
Dalam menganalisis persamaan dengan menggunakan metode analisis regresi data panel dapat dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : 1. Estimasi Model Data Panel Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan antara lain:13 a. Metode Pooled Least Square (PLS) / Common Effect Pooled Least Square model merupakan metode estimasi model regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intercept dan koefisien slope yang konstan antar waktu dan cross section (common effect). Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan
13
Ibid hlm.355.
59
sama dalam berbagai kurun waktu. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu sehingga perilaku data antar perusahaan diasumsikan sama dalam berbagai kurun waktu. Pada dasarnya
model
common
effect
sama
seperti
OLS
dengan
meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan data time series atau data cross section saja melainkan data panel yang diterapkan dalam bentuk pooled. Bentuk untuk model ordinary least square adalah: Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + Ɛit
b. Metode Fixed Effect Model (FEM) Model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time in variant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Salah satu cara paling sederhana untuk mengetahui perbedaan adalah dengan mengasusmsikan bahwa intersep adalah berbeda antar perusahaan sedangkan slopenya tetap sama antar perusahaan. Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan fixed
60
Effect Model atau least square dummy (LSDV) atau disebut juga covariance model. Persamaan dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut: Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4D1i + β5D2i +…..+ Ɛit
c. Metode Random Effect Model (REM) Random effect model merupakan metode estimasi model regresi data panel dengan asumsi koefisien slope dan intercept berbeda antar individu dan antar waktu (random effect). Terdapatnya variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error term) yang dikenal dengan metode Random Effect.. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan efisiensi dari least square.
61
Persamaan dengan menggunakan Random Effect Model dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut: Yit= α1 + bjXj it + Ɛit dengan Ɛit = ui + vt + wit
Dimana : ui~ N (0, σu2) = komponen cross section error vt~ N (0, σv2) = komponen time series error wit~ N (0, σw2) = komponen error kombinasi 2. Pemilihan Model Data Panel Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk pengolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, antara lain:14 a. Uji Chow Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model digunakan pooled least square model atau fixed effect model. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
14
H0
= Pooled Least Square Model (PLS) / Common Effect
Ha
= Fixed Effect Model (FEM)
Ibid, hlm. 362.
62
Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan membandingkan perhitungan F statistic dengan F tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung > dari F tabel, maka H0 ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect model. Sebaliknya, jika F hitung < dari F tabel, maka Ho diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah common effect model.15 Perhitungan F statistic untuk Uji Chow dapat dilakukan dengan rumus:
F0 =
(𝑅𝑅𝑆𝑆 − 𝑈𝑅𝑆𝑆)/(N − 1) 𝑈𝑅𝑆𝑆/(𝑁. 𝑇 − 𝑁 − 𝐾)
Dimana: RRSS = Restricted residual sums of square error dari model common effect URSS = Unrestricted residual sums of squares dari model fixed effect N = Jumlah individual (cross section) T = Jumlah series waktu (time series) K = Jumlah variabel independen dan dependen
Gujarati, N Damodar dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition, Mc Graw Hill International edition, Singapore, 2009, hlm. 278.
15
63
Sedangkan F tabel didapat dari: F-tabel = α : df (n-1, nt-n-k)
b. Uji Hausman Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. Uji ini dikembangkan oleh Hausman dengan didasarkan pada ide bahwa LSDV di dalam model fixed effect dan GLS adalah efisien sedangkan model OLS adalah tidak efisien, di lain pihak alternatifnya metode OLS efisien dan GLS tidak efisien. Karena itu uji hipotesis nolnya adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut. Pengujian dilakukan dengan hipotesis berikut:16 H0
: Random Effect Model
Ha
: Fixed Effect Model Jika chi-square hitung > chi-square tabel berarti H0 ditolak,
artinya model yang digunakan adalah fixed effect model. Jika chi-
Agus Widarjono, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”, Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013, hlm. 364. 16
64
square hitung < chi square tabel berarti H1 ditolak, artinya model yang digunakan adalah fixed effect model.17 3. Uji Statistik a. Uji R2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Nilai R2 pada suatu persamaan regresi menunjukkan hubungan pengaruh variabel Y (sebagai variabel dependen) dan variabel X (sebagai variabel independen) dari hasil perhitungan tertentu.18 Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi (R2) suatu persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen, dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Sebaliknya semakin mendekati satu besarnya koefisien
17 Gujarati, N Damodar dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition, Mc Graw Hill International edition, Singapore 2009, hlm. 605. 18 Algifari, “Analisis Regresi (Teori, Kasus, dan Solusi) edisi 2”, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2013, hlm. 45
65
determinasi (R2) suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen, dengan kata lain semakin besar kemampuan model yang dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen.19 Hal ini juga berlaku pada Adjusted R2 di mana semakin mendekati angka 1 maka akan semakin baik. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Koefisien determinasi (R2) memiliki kesalahan, yaitu bias terhadap jumlah varaibel bebas yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantungnya. Untuk mengurangi kesalahan kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, adjusted R2. Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan mengunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien
19
Ibid, hlm. 68
66
determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penambahan variabel baru dalam model. b. Uji Signifikansi secara Simultan (Uji F) Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok (fit) atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat bebas: df: α, (k-1), (n, k), dimana k adalah jumlah variabel independen dan dependen dan n adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel). Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.20 Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
yang
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen/terikat.
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan Teori dengan SPSS” , Yogyakarta: CV Andi Offset ,2011, hlm. 61- 62.
20
67
Langkah—langkah yang harus dilakukan pada uji-F yaitu dengan pengujian hipotesis : 1) H0 : βi = 0, artinya variabel bebas (independen) tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen) 2) Ha : βi ≠ 0, artinya variabel bebas (independen) terdapat pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen). Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria bila nilai Fhitung > daripada Ftabel atau tingkat signifikansinya lebih kecil dari 5% ( α : 5 % = 0.05 ) maka hal ini menunjukkan bahwa Hₒ ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. c. Uji Parsial (Uji Statistik t) Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial pada tingkat signifikansi 0.05 (5%). Langkah—langkah yang harus dilakukan dengan uji-t yaitu dengan pengujian hipotesis : 1) H0
:
βi = 0, artinya variabel bebas (independen) tidak terdapat
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen) 2) Ha : βi ≠ 0, artinya variabel bebas (independen) terdapat pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen).
68
Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria bila t
hitung
>
t tabel atau signifikan t < α : 5% (0.05%) maka Hₒ ditolak dan Hₐ diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Jakarta Islamic Index Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ yang bekerjasama dengan Dana Reksa Investment Management untuk merespon kebutuhan informasi yang berkaitan dengan investasi syariah. JII merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) BEJ memilih emiten yang unit usahanya sesuai dengan syariah. Perbedaan mendasar antara indeks konvensional dengan indeks Islam adalah indeks saham konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat di bursa dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang terdaftar (listing) sudah sesuai aturan yang berlaku. Adapun syarat suatu saham dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikatakan syariah adalah jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengolahan
69
70
perusahaan yang mengeluarkan saham atau menerbitkan saham tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.1 Jakarta Islamic Index merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam Indeks ini dimasukkan saham – saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah: 2 1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang 2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional 3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram 4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Abdul Hamid, “Pasar Modal Syariah”, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, Cet. I, hlm. 52 2 Martalena dan Maya Malinda, “Pengantar Pasar Modal”, Yogyakarta : ANDI, 2011, Hlm 100 1
71
Untuk menetapkan perusahaan-perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII), sebelumnya dilakukan pemilihan kriteria saham sebagai berikut : a. Saham-saham yang dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK. b. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah (DES) tersebut berdasarkan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir. c. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu nilai transaksi di pasar reguler selama 1 tahun terakhir. d. Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data public yang tersedia.
B. Hasil Analisis 1. Statistik Deskriptif Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Ms. Excel 2013 dan Eviews 7 untuk mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti yaitu Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas (ROA), dan leverage (DAR) sebagai variabel independen serta Earning Response Coefficient (ERC) sebagai
72
variabel dependen pada tahun 2010 – 2013. Penjelasan masing-masing variabel independen dan variabel dependen dapat dilihat pada grafik pada halaman selanjutnya. a. Islamic Social Reporting (ISR) Gambar 4.1
Islamic Social Reporting 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Sumber : data diolah Berdasarkan grafik di atas pada gambar 4.1 terlihat bahwa pengungkapan Islamic Social Reporting pada tahun 2010 – 2013 tertinggi dimiliki oleh PT. Astra Internasional Tbk. dengan skor indeks ISR sebesar 0,74 pada tahun 2013 dan terendah dimiliki oleh PT. Charoen Phokpand Tbk. dengan skor indeks ISR sebesar 0,48 pada tahun 2010. Pada grafik tersebut juga terlihat bahwa pengungkapan Islamic Social Reporting mengalami peningkatan sepanjang tahun
73
2013 yang berarti bahwa pada tahun 2013 perusahaan-perusahaan di Jakarta Islamic Index sudah mulai meningkatkan pengungkapan tanggung jawab sosial secara islami. Namun pada tahun 2011, tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting sempat mengalami penurunan dari tahun 2010 dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2012. Naik turunnya indeks pengungkapan ini terjadi karena ada perusahaan yang melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial secara islami dengan baik dan ada pula perusahaan yang melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial secara islami dengan sangat minim meskipun perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan berbasis syariah. b. Profitabilitas (ROA) Gambar 4.2
Return on Asset 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
Tahun 2010
Sumber : data diolah
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
74
Berdasarkan grafik di atas pada gambar 4.2 terlihat bahwa Return on Asset (ROA) sebagai proksi profitabilitas perusahaan di Jakarta Islamic Index pada tahun 2010 – 2013 tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Tbk. sebesar 0,542 atau 54,2% pada tahun 2012 dan terendah dimiliki oleh PT. Lippo Karawaci Tbk sebesar 0,03 atau 3% pada tahun 2010. Pada grafik di atas juga terlihat bahwa dari tahun 2010 sampai tahun 2013 banyak perusahaan yang mengalami penurunan ROA, dan hanya pada tahun 2011 yang terdapat beberapa perusahaan di Jakarta Islamic Index yang sedikit mengalami kenaikan. Kenaikan dan penurunan ini wajar dialami oleh perusahaan karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. c. Leverage (DAR) Gambar 4.3
Debt to Asset Ratio 6 5 4 3 2 1 0
Tahun 2010
Sumber : data diolah
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
75
Berdasarkan grafik di atas pada gambar 4.3 terlihat bahwa Debt to Asset Ratio (DAR) sebagai proksi leverage perusahaan di Jakarta Islamic Index pada tahun 2010 – 2013 tertinggi dimiliki oleh PT. Kalbe Farma Tbk. sebesar 5,210 atau 521% pada tahun 2013 dan terendah dimiliki oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk sebesar 0,042 atau 4,2% pada tahun 2010. Pada grafik di atas juga terlihat bahwa rasio DAR dari tahun 2010 sampai tahun 2013 dari beberapa perusahaan, ada yang mengalami penurunan dan ada yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Hal ini tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pendanaan di perusahaan tersebut. d. Earning Response Coefficient (ERC) Gambar 4.4
Earning Response Coefficient 2 1,5 1 0,5 0 -0,5 -1 -1,5 Tahun 2010
Sumber : data diolah
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
76
Berdasarkan grafik pada gambar 4.4 terlihat bahwa respon investor terhadap laba perusahaan yang ada di Jakarta Islamic Index pada tahun 2010 – 2013 tertinggi dipegang oleh PT. Lippo Karawaci Tbk. sebesar 0,456 dan terendah dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari sebesar – 0,303. Pada grafik tersebut terlihat bahwa investor tidak selalu merespon perusahaan – perusahaan tersebut dengan baik, ada yang direspon positif oleh perusahaan dan ada pula yang direspon negatif oleh perusahaan. Hal ini tergantung dari bagaimana perusahaan itu memberikan informasi yang baik kepada publik mengenai kinerja perusahaannya. 2. Pemilihan Model Data Panel a. Uji Chow Dalam memilih model mana yang terbaik antara model common effect dan fixed effect dilakukan uji Chow. Dalam melakukan uji Chow, dibuat hipotesis untuk selanjutnya diuji. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: Ho: Menggunakan model common effect Ha: Menggunakan model fixed effect Dasar penentuan model yang tepat adalah dengan melihat perbandingan nilai probabilitas F. Jika nilai probability F ≥ 0.05 artinya
77
Ho diterima, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah model common effect. Dan sebaliknya, jika nilai probability F < 0.05 artinya Ho ditolak, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau model random effect. Berikut hasil Uji Chow yang dilakukan pada penelitian ini : Tabel 4.1 Model Common Effect Dependent Variable: ERC Method: Panel Least Squares Date: 07/03/15 Time: 08:44 Sample: 2010 2013 Periods included: 4 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 56 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ISR ROA DAR
0.096783 0.075986 -0.629795 -0.051215
0.256609 0.393755 0.235322 0.035648
0.377162 0.192977 -2.676314 -1.436674
0.7076 0.8477 0.0099 0.1568
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Sumber : data diolah
0.157963 0.109384 0.205066 2.186711 11.34213 3.251659 0.028967
Mean dependent bar S.D. dependent bar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson sitat
-0.002902 0.217294 -0.262219 -0.117551 -0.206131 0.046362
78
Tabel 4.2 Model Fixed Effect Dependent Variable: ERC Method: Panel Least Squares Date: 07/03/15 Time: 08:45 Sample: 2010 2013 Periods included: 4 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 56 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ISR ROA DAR
-0.002903 6.70E-16 9.44E-17 3.78E-18
7.51E-17 1.04E-16 9.36E-17 6.72E-18
-3.86E+13 6.426103 1.009249 0.562515
0.0000 0.0000 0.3191 0.5770
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
1.000000 1.000000 2.58E+17 2.59E+32 2069.754 2.45E+32 0.000000
Mean dependent bar S.D. dependent bar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson sitat
-0.002902 0.217294 -73.31265 -72.69781 -73.07428 1.880615
Sumber : data diolah Tabel 4.3 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Sumber : data diolah
Statistic 0.995828 15.701769
d.f.
Prob.
(13,40) 13
0.4729 0.2656
79
Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob = 0.4729 untuk Cross section F, yang berarti nilainya lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan model common effect lebih tepat digunakan daripada model fixed effect. Dari hasil uji chow maka terpilihlah model common effect. Pada dasarnya
model
common
effect
sama
seperti
OLS
dengan
meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan data time series atau data cross section saja melainkan data panel yang diterapkan dalam bentuk pooled. Maka diperolehlah model persamaan sebagai berikut : Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + Ɛit Keterangan : Yit
: Earning Response Coefficient
β0
: Konstanta
β1, β2, β3
: Koefisien Regresi
X1it
: Islamic Social Reporting
X2it
: Return on Asset
X3it
: Debt to Asset Ratio
Ɛit
: Error
80
b. Uji Hausman Uji Hausman dilakukan untuk membandingkan model mana yang terbaik antara model fixed effect dan random effect. Dalam melakukan uji Hausman, dibuat pula hipotesis sebagai berikut: Ho: Menggunakan model random effect Ha: Menggunakan model fixed effect. Dari hasil uji sebelumnya yaitu uji chow diperoleh hasil bahwa model yang tepat digunakan adalah model common effect, maka uji hausman tidak perlu dilakukan pada penelitian ini. 3. Uji Statistik Setelah model estimasi data terpilih yaitu model common effect. Maka selanjutnya dilakukan uji signifikansi dari model yang terpilih yaitu model common effect. Terdapat 3 uji signifikansi yang akan dilakukan yaitu uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t yang dapat dianalisis dengan melihat tabel 4.4.
81
Tabel 4.4 Uji Signifikansi Model Common Effect Dependent Variable: ERC Method: Panel Least Squares Date: 07/03/15 Time: 08:44 Sample: 2010 2013 Periods included: 4 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 56 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ISR ROA DAR
0.096783 0.075986 -0.629795 -0.051215
0.256609 0.393755 0.235322 0.035648
0.377162 0.192977 -2.676314 -1.436674
0.7076 0.8477 0.0099 0.1568
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resi Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.157963 0.109384 0.205066 2.186711 11.34213 3.251659 0.028967
Mean dependent bar S.D. dependent bar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson sitat
-0.002902 0.217294 -0.262219 -0.117551 -0.206131 0.046362
Sumber : data diolah a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 mempunyai interval 0 sampai 1 ( 0 < R2 < 1). Semakin besar nilai R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model regresi tersebut, dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel independen. Hasil output menunjukkan nilai Adjusted R Square pada model regresi adalah 0,109384 yang menunjukkan kemampuan variabel pengungkapan ISR, ROA, dan DAR dalam menjelaskan variabel ERC adalah sebesar
82
10,9384% sedangkan sisanya sebesar 89,0616% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. b. Uji Simultan (Uji F) Uji F statistik digunakan untuk melihat apakah variabel independen mampu secara bersama-sama (simultan) menjelaskan variabel dependen. Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria bila nilai Fhitung > daripada Ftabel atau tingkat signifikansinya lebih kecil dari 5% ( α : 5 % = 0.05 ) maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. Dari hasil output pada tabel 4.4, dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 3,251659, dimana F tabel dengan df: α, (k-1), (n-k) atau 0.05, (4-1), (56-4) adalah 2,7826 yang berarti nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil menunjukkan bahwa variabel pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas (ROA), dan leverage (DAR) secara bersama- sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel Earning Response Coefficient (ERC). c. Uji Parsial (t) Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria bila thitung
83
> ttabel atau signifikan t < α : 5% (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian secara parsial dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Dengan menggunakan uji t tabel dengan signifikansi α = 0,05 , didapat t tabel dengan perhitungan berikut, α: df = (n-k) atau 0.05; df= (56 - 4) adalah 2,006647. Dari t hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan program Eviews 7, maka diperoleh hasil pengujian dengan membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel. Berdasarkan tabel 4.4 di atas, variabel ISR memiliki nilai signifikansi sebesar 0,8477 dan nilai t hitung sebesar 0,192977. Terlihat bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 ( 0,8477 > 0,05) dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel ( 0,192977 < 2,006647) maka Ho diterima dan Ha1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ISR tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC secara parsial. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa ROA memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0099 dan nilai t hitung sebesar 2,676314. Terlihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( 0,0099 < 0,05) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,676314 > 2,006647) maka Ho ditolak dan Ha2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA sebagai
84
proksi profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ERC secara parsial. Pada tabel 4.4 terlihat DAR memiliki nilai signifikansi sebesar 0,1568 dan nilai t hitung sebesar 1,436674. Terlihat bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 ( 0,1568 > 0,05) dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (1,436674 < 2,006647) maka Ho diterima dan Ha3 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa DAR sebagai proksi leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC secara parsial.
C. Interpretasi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka secara rinci hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh Islamic Social Reporting terhadap Earning Response Coefficient Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel ISR 0,8477 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ISR tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC. Tanda positif pada koefisien regresinya menunjukkan bahwa ISR memiliki hubungan positif dengan ERC yang artinya apabila terdapat peningkatan ISR maka nilai ERC akan ikut mengalami peningkatan. Dan begitu juga apabila ISR mengalami penurunan maka ERC juga akan ikut mengalami penurunan. Hal ini terjadi
85
dikarenakan dengan adanya peningkatan pengungkapan Islamic Social Reporting berarti akan meningkatkan image perusahaan berbasis syariah yang akan meningkatkan reputasi perusahaan tersebut sehingga akan menyebabkan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Hal ini akan berdampak kepada peningkatan reaksi investor terhadap laba yang dihasilkan perusahaan yang melakukan pengungkapan ISR karena investor beranggapan bahwa jika pengungkapan ISR meningkat maka akan meningkatkan konsumsi masyarakat khususnya masyarakat muslim terhadap produk yang dihasilkan perusahaan tersebut yang akan berdampak kepada peningkatan penjualan perusahaan sehingga laba akan bertambah. Dengan bertambahnya laba perusahaan maka investor akan semakin tertarik untuk menanamkan dananya di perusahaan tersebut, arrtinya nilai ERC mengalami peningkatan. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan Islamic Social Reporting tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Response Coefficient. Hal ini menunjukkan bahwa investor masih kurang percaya dengan informasi ISR yang diungkapkan perusahaan karena investor lebih berorientasi pada kinerja jangka pendek, sedangkan ISR lebih berorientasi pada kinerja jangka panjang, sehingga informasi ISR tidak direspon oleh investor dan tidak digunakan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Masih sedikitnya aktivitas ISR yang
86
diungkapkan oleh perusahaan juga menjadi salah satu penyebab tidak signifikannya pengaruh pengungkapan ISR terhadap ERC. 2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi ROA sebagai proksi profitabilitas adalah 0,0099 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ERC. Tanda negatif pada koefisien regresinya menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki hubungan negatif. Hasil Penelitian ini berbeda dari penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap ERC yang artinya perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan memiliki koefisien respon laba yang tinggi pula. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena pada tahun 2013, perusahaan yang menjadi objek penelitian banyak yang mengalami penurunan laba cukup drastis, hal ini disebabkan karena tingginya tingkat inflasi. Namun, meskipun ROA yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih mengalami penurunan, ternyata investor tetap mau melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena investor menilai bahwa meskipun laba saat ini mengalami penurunan namun kebutuhan akan komoditas sumber daya alam tetap diperlukan oleh masyarakat sehingga
87
investor memprediksikan laba dan return yang akan datang akan membaik. Selain itu, investor-investor di Indonesia memiliki tipe yang cenderung tidak panik terhadap kondisi yang sedang terjadi. Jadi, meskipun ROA sebagai proksi profitabilitas mengalami penurunan, investor cenderung berinvestasi di perusahaan tersebut dan berharap kondisi perusahaan akan semakin membaik yang berdampak pada peningkatan laba perusahaan. Hasil penelitian ini mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2010 ) yang juga menemukan bahwa ROE yang merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap reaksi investor. 3. Pengaruh Leverage terhadap Earning Response Coefficient Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi DAR sebagai proksi leverage adalah 0,1568 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap ERC. Tanda negatif pada koefisien regresinya menunjukkan bahwa leverage memiliki hubungan negatif dengan ERC yang artinya apabila terjadi peningkatan leverage maka nilai ERC akan mengalami penurunan. Dan begitu juga apabila leverage mengalami penurunan maka ERC juga akan mengalami peningkatan. Hal ini terjadi dikarenakan leverage yang tinggi berarti sebuah perusahaan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan aset
88
perusahaan, sehingga laba akan mengalir lebih banyak kepada kreditur dibandingkan pemegang saham. Maka informasi terhadap pengumuman laba akan direaksi lebih cepat oleh kreditur, namun direspon negatif oleh pemegang saham karena investor beranggapan bahwa perusahaan lebih mengutamakan pembayaran utang dari pada pembayaran dividen. Oleh karena itu laba yang dihasilkan perusahaan digunakan untuk pembayaran bunga atas pinjaman perusahaan tersebut dan semakin tingginya leverage dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi tidak selalu berpotensi mengalami kebangkrutan karena dengan penggunaan hutang dapat memberikan manfaat berupa perlindungan pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaran bunga merupakan pengurangan pajak, sehingga laba yang diperoleh investor akan lebih besar. Perusahaan menggunakan leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Delvira dan Nelvirita (2013) yang menemukan bahwa leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ERC.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab 4, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil Uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel yaitu 3,251659 > 2,7826. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas (ROA), dan leverage (DAR) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Earning Response Coefficient (ERC). Nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebesar 10,9384%. Hal ini berarti sebesar 10,9384% variabel ERC dapat dijelaskan oleh ISR, ROA dan DAR dan sisanya sebesar 89,0616% dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya di luar penelitian ini. 2. Hasil Uji t dari penelitian ini dihasilkan nilai signifikansi ISR sebesar 0,8477 > 0,05 dan nilai signifikansi DAR sebagai proksi leverage sebesar 0,1568 > 0,05 artinya secara parsial variabel pengungkapan ISR dan DAR sebagai proksi leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC. Sedangkan nilai signifikansi ROA sebagai proksi profitabilitas sebesar
89
90
0,0099 < 0,05 artinya ROA sebagai proksi profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ERC.
B. Saran dan Implikasi Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan sehingga untuk penelitan selanjutnya dapat menambahkan beberapa saran yang diajukan oleh penulis yaitu sebagai berikut : 1. Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel bebas lainnya yang dapat mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC). 2. Penelitian dapat dilakukan pada objek yang lebih luas dan periode (waktu) penelitian yang lebih panjang agar menambah jumlah data sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik. 3. Menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap dan akurat hingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid. Adapun implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Investor Dalam berinvestasi investor tentunya akan dihadapkan pada resiko investasi yang besar jika menginginkan laba yang besar pula karena hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian. Oleh karena itu
91
investor perlu mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan investasi sehingga menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Penelitian ini dapat dijadikan acuan investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi sehingga hasil investasi dapat menguntungkan. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi perusahaan yang berguna dalam melakukan kebijakan yang berhubungan dengan investasi. 3. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan mengenai Earning Response Coefficient (ERC), Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage dan dapat digunakan sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Algifari. Analisis Regresi (Teori, Kasus, dan Solusi). Edisi 2, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 2013. Ardila, Isna. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)”. Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2012. Astuti, Tika. “Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Tahun 2010 – 2012)”. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013. Chairiri, A. dan Ghozali. Teori Akuntansi. Semarang : Badan Penerbit UNDIP, 2007. Cheng, Megawati dan Yulius Jogi Christiawan. “Pengaruh Pengungkapan Corporate social Responsibility terhadap Abnormal Return”. Jurnal Universitas Kristen Petra, Surabaya, 2011. Daud, Rulfah M., dan Nur Afni Syarifuddin. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure, Timeliness, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Universitas Syiah Kuala, Aceh, 2008. Delvira, Maisil dan Nelvirita. “Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage, dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI tahun 2008-2010)”. Jurnal WRA, Vol. 1 No. 1 April 2013, Universitas Negeri Padang, Padang, 2013. Fitria, Soraya dan Hartanti, Dwi. “Islam dan Tanggung Jawab Sosial : Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, Purwokerto, 2010. Gujarati, N Damodar, dan Dawn C Porter.“Basic Econometrics”. Fifth Edition, Mc Graw Hill International edition, Singapore. 2009. Hamid, Abdul. Pasar Modal Syariah. Cetakan I, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
92
93
Harian Neraca. “Saham Syariah Ungguli IHSG dan LQ45” Artikel diakses pada 8 Februari 2015 dari http://www.neraca.co.id/bursa-saham/35793/Saham-Sayriah-Ungguli IHSG-dan-LQ45
http://www.finance.yahoo.com http://www.idx.co.id Husnan, Suad. Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Cetakan 4, Yogyakarta : BPFE, 2000 Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006. Kartadjumena, Eriana. “Pengaruh Voluntary Disclossure of Financial Information dan CSR Disclossure terhadap Earning Response Coefficient (Survey pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2008 – 2009)”. The 4th PPM National Conference on Management Research, Jakarta, 2010. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Kencana, 2010. Kusumawardhani, Indra dan Joko Setiyo Nugroho. “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Size, dan Profitabilitas Terhadap Earnings Response Coefficient”. Jurnal UPN Veteran, Yogyakarta, 2010. Maharani, Istri Agung. “Respon Pasar atas Informasi Laba (Replikasi Ball dan Brown 1968)”. E-Jurnal Akuntansi, Universitas Udayana, Bali, 2014. Martalena dan Maya Malinda. Pengantar Pasar Modal. Yogakarta : ANDI, 2011. Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman. Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia, 2011. Mulyani, Sri, dkk. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal STESIA, Surabaya, 2007. Murwaningsari, Etty. “Pengujian Simultan : Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC)”. Simposium Nasional Akutansi (SNA) ke XI Pontianak, 2008. Najmudin. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET, 2011.
94
Otoritas Jasa Keuangan, “Statistik Pasar Modal”, data diakses pada tanggal 17 februari 2015 dari http://www.ojk.go.id/dl.php?i=2183
Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas Rodoni, Ahmad, dan Othman Young. Analisis investasi dan teori portofolio. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Rosadi, Dedi. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews. Edisi Pertama, Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET ANDI, 2012. Ross, Stephen A., dkk. Corporate Finance. New York, 2005. Sandi, Khoerul Umam. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient”. Journal Unnes, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013. Setiawati, Erma dan Nursiam. “Analisis Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Koefisien Respon Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yag terdaftar di Buras Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011)”. Seminar Nasional dan Call for Paper (Sancall 2014), 2014. Silalahi, Sem Paulus. “Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure, Beta, dan Price to Book Value (PBV) terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Ekonomi, Universitas Riau, Pekanbaru, 2014. Subramanyam, K. R. dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10, Jakarta: Salemba Empat, 2010. Suliyanto. Ekonometrika Terapan Teori dengan SPSS. Yogyakarta : ANDI, 2011. Sunyoto, Danang. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis (Teori dan Kasus). Jakarta : PT. Buku Seru, 2013. Sunyoto, Danang. Uji Khi Kuadrat & Regresi untuk Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010.Priyatno, Duwi. Buku Saku Analisis Data SPSS. Yogyakarta : Media Kom, 2011. Undang – undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Untung, Hendrik Budi. Corporate Social Responsibility. Cetakan I, Jakarta : Sinar Grafika, 2008.
95
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”. Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013. Widiawati, Septi. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan yang terdapat pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009 – 2011”. Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2012. Wijaya, Tony. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013. Wulandari, Kadek Trisna dan Wijaya, I Gede Ary. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient”. E-Jurnal Akuntansi, Universitas Udayana, Bali, 2014.
Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN YANG KONSISTEN TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2010 - 2013 No
Nama Emiten Astra Agro Lestari Tbk Adaro Energy Tbk AKR Corporindo Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Astra International Tbk Alam Sutera Realty Tbk Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk Sentul City Tbk Global Mediacom Tbk Barito Pasific Tbk BW Plantation Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Charoen Pokhpand Tbk Darma Henwa Tbk Elnusa Tbk Bakrieland Development Tbk Energi Mega Persada Tbk XL Axiata Tbk Harum Energy Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Vale Indonesia Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk
2010
2011
2012
2013
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √
√
√ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√ √
√
96
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kode Saham AALI ADRO AKRA ANTM ASII ASRI BORN BKSL BMTR BRPT BWPT BSDE CPIN DEWA ELSA ELTY ENRG EXCL HRUM ICBP INCO INDF
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
INDY INTP ITMG JSMR KLBF KRAS LPKR LSIP MAPI MNCN MPPA PGAS
35
PTBA
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
PWON SGRO SIMP SMCB SMGR SMRA TINS TLKM TRAM UNTR UNVR WIKA
Indika Energy Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk Jasa Marga (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Krakatau Steel (Persero) Tbk Lippo Karawaci Tbk PP London Sumatera Plantation Tbk Mitra Adiperkasa Tbk Media Nusantara Citra Tbk Matahari Putra Prima Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Pakuwon Jati Tbk Sampoerna Agro Tbk Salim Ivomas Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Indonesia (Persero) Tbk Summarecon Agung Tbk Timah Tbk Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Trada Martime Tbk United Tractors Tbk Unilever Indonesia Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk
√ √
√ √
√
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √
√
√
√ √
√ √ √ 97
Lampiran 2 TANGGAL PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode Saham AALI ASII ASRI CPIN INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PTBA SMGR TLKM UNTR UNVR
Nama Emiten
2010
2011
2012
2013
Astra Agro Lestari Tbk Astra International Tbk Alam Sutera Realty Tbk Charoen Pokhpand Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk Kalbe Farma Tbk Lippo Karawaci Tbk PP London Sumatera Plantation Tbk Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Semen Indonesia (Persero) Tbk Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk United Tractors Tbk Astra Agro Lestari Tbk
09-Sep-11 24-Feb-11 31-Mar-11 28-Apr-11 28-Apr-11 28-Apr-11 28-Apr-11 08-Feb-11 28-Apr-11 28-Apr-11 28-Apr-11 31-Mar-11 24-Feb-11 28-Apr-11
30-Apr-12 28-Feb-12 12-Mar-12 31-Mei-12 26-Mar-12 18-Apr-12 30-Mar-12 21-Mar-12 29-Feb-12 18-Apr-12 30-Mar-12 30-Mar-12 24-Feb-12 30-Mar-12
27-Feb-13 28-Feb-13 13-Mar-13 28-Mar-13 11-Mar-13 20-Feb-13 28-Mar-13 27-Mar-13 27-Feb-13 07-Mar-13 27-Feb-13 26-Mar-13 27-Feb-13 26-Mar-13
27-Feb-14 27-Feb-14 28-Mar-14 28-Mar-14 18-Mar-14 28-Feb-14 28-Mar-14 28-Mar-14 28-Feb-14 27-Feb-14 24-Feb-14 06-Mar-14 27-Feb-14 26-Mar-14
98
99
Lampiran 3 TABEL PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING No.
Pokok Pengungkapan
Pengungkapan dalam Laporan Tahunan
A
Tema Pembiayaan dan Investasi
1
Aktivitas riba
Beban bunga, pendapatan bunga, dll.
2
Pengungkapan kegiatan yang mengandung gharar
spot, Froward, margin Trading, dll
3
Zakat
Pengelolaan zakat, pembayaran zakat
4
Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan pengungkapan piutang tak tertagih
Kebijakan perusahaan atas keterlambatan pembayaran piutang, kebijakan perusahaan untuk menghapus piutang tak tertagih, dll.
5
Pernyataan nilai tambah perusahaan
Nilai tambah perusahaan, nilai tambah perusahaan bagi masyarakat.
B
Tema Produk dan Jasa
6
Produk atau kegiatan operasi ramah lingkungan
Produk yang ramah lingkungan, memiliki teknologi yang ramah lingkungan
7
Status kehalalan produk
sertifikat kehalalan produk dari MUI, pernyataan produk halal, dll.
8
Keamanan dan kualitas produk
Keamanan produk dan kualitas produk
100
9
Pelayanan pelanggan ( Costumer Oriented )
Pelayanan pasca jual, pengadaan pusat pengaduan konsumen
C
Tema Karyawan
10
Sifat Pekerjaan
Jam kerja, Hari libur, dll.
11
Pendidikan dan pelatihan kerja
Pelatihan kerja, pengembangan sumberdaya manusia,dll.
12
Kesetaraan hak antara pria dan wanita
Tidak melakukan diskriminasi
13
Keterlibatan karyawan dalam diskusi manajemen dan pengambilan keputusan
Dilibatkannya karyawan dalam diskusi manajemen, keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan, dll.
14
Kesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja
15
Lingkungan kerja
Pernyataan tentang lingkungan kerja
16
Karyawan dari kelompok khusus
Karyawan cacat fisik, mantan pecandu narkoba atau mantan narapidana
17
Karyawan tingkat atas melaksanakan ibadah bersama-sama dengan karyawan tingkat menengah dan tingkat bawah
Pelaksanaan kegiatan ibadah bersama-sama antara karyawan tingkat atas dengan karyawan tingkat menengah dan tingkat bawah
18
Kewajiban berdo’a selama waktu tertentu dan berpuasa Ramadhan pada saat bekerja
Kewajiban berdo’a, melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, pada
101
saat bekerja atau kegiatan buka puasa bersama 19
Sarana ibadah yang memadai untuk para karyawan
Keterangan tentang sarana ibadah yang memadai untuk para karyawan
D
Tema Masyarakat
20
Sedekah, donasi, atau sumbangan
Sedekah, donasi, atau sumbangan
21
Wakaf
Keterangan tentang pelaksanaan wakaf perusahaan
22
Dana Kebajikan ( qard hasan )
Keterangan tentang pengelolaan dana kebajikan perusahaan
23
Sukarelawan dari kalangan karyawan
Sukarelawan dari kalangan karyawan dalam kegiatan sosial maupun kegiatan lain
24
Pemberian beasiswa
Pemberian beasiswa dari perusahaan
25
Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah
Magang, praktik kerja lapangan, dll.
26
Pengembangan dalam kepemudaan
Pemberian bekal keterampilan bagi pemuda, dukungan pemberdayaan usaha bagi pemuda, dll.
27
Peningkatan kualitas hidup masyarakat
Kegiatan pengembangan masyarakat, pemberian pelatihan kepada masyarakat, dll.
28
Kepedulian terhadap anak-anak
Pelaksanaan berbagai program terkait anak-anak,
102
pengadaan kegiatan edukatif menarik untuk anak-anak, dll. 29
Kegiatan amal atau kegiatan Sosial
Bantuan bencana alam, donor darah, sunatan massal, pembangunan infrastruktur, dll.
30
Mensponsori kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya, pendidikan, dan keagamaan
Melaksanakan berbagai aktivitas bidang bantuan pendidikan, kesehatan, dll.
E
Tema Lingkungan
31
Konservasi lingkungan
Pengadaan kegiatan yang mendukung konservasi lingkungan, melakukan konservasi lingkungan lokal, dll.
32
Kegiatan mengurangi efek terhadap pemanasan global
Meminimalisasi polusi, pengelolaan limbah, pengelolaan air bersih, dll.
33
Pendidikan mengenai lingkungan
Melaksanakan kegiatan terkait pendidikan melalui lingkungan
34
Pernyataan verifikasi independen atau audit lingkungan
Pelaksanaan PKBL (Program kemitraan Bina Lingkungan) telah diaudit, perusahaan menjalankan kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem audit lingkungan, dll.
35
Sistem manajemen lingkungan
Perusahaan menjalankan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem manajemen lingkungan , pernyataan tentang
103
manajemen lingkungan perusahaan, dll. F
Tema Tata Kelola Perusahaan
36
Status kepatuhan terhadap Syariah
Pernyataan patuh terhadap syariah atau patuh terhadap DSN (Dewan Syariah Nasional)
37
Struktur kepemilikan saham
Keterangan kepemilikan saham
38
Profil dewan direksi
Profil dewan direksi
39
Pengungkapan melakukan praktik monopoli usaha atau tidak
Melakukan praktik monopoli usaha atau tidak melakukan praktik monopoli usaha
40
Pengungkapan melakukan praktik menimbun bahan kebutuhan pokok atau tidak
Melakukan praktik menimbun bahan kebutuhan pokok atau tidak melakukan praktik menimbun bahan
41
Pengungkapan melakukan praktik manipulasi harga atau tidak
Melakukan praktik manipulasi harga atau tidak melakukan praktik manipulasi harga
42
Pengungkapan adanya perkara hukum atau tidak
Adanya perkara hukum atau tidak adanya perkara hukum
43
Kebijakan anti korupsi
Kode etik, whistleblowing System, dll.
104
Lampiran 4 : Data ISR, ROA, DAR, dan ERC
Islamic Social Reporting (ISR) EMITEN AALI ASII ASRI CPIN INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PTBA SMGR TLKM UNTR UNVR
2010 0,674 0,744 0,535 0,488 0,651 0,721 0,674 0,512 0,581 0,651 0,744 0,628 0,698 0,721
2011 0,698 0,744 0,558 0,535 0,558 0,721 0,698 0,581 0,535 0,651 0,721 0,651 0,674 0,721
2012 0,651 0,721 0,605 0,535 0,535 0,721 0,674 0,651 0,605 0,721 0,721 0,651 0,698 0,698
2013 0,674 0,791 0,628 0,535 0,698 0,721 0,651 0,628 0,698 0,651 0,721 0,698 0,651 0,674
Profitabilitas (ROA) EMITEN AALI ASII ASRI CPIN INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PTBA SMGR TLKM UNTR UNVR
2010 0,229 0,15 0,06 0,3391 0,225 0,19 0,1829 0,03 0,186 0,23 0,233 0,115 0,143 0,522
2011 0,2448 0,14 0,1 0,27 0,215 0,35 0,1791 0,04 0,275 0,268 0,2 0,106 0,155 0,531
2012 0,2029 0,12 0,11 0,22 0,233 0,29 0,1841 0,04 0,156 0,228 0,155 0,115 0,119 0,542
2013 0,1272 0,1 0,06 0,16 0,211 0,17 0,1696 0,04 0,099 0,156 0,229 0,111 0,09 0,537
105
Leverage (DAR) EMITEN AALI ASII ASRI CPIN INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PTBA SMGR TLKM UNTR UNVR
2010 0,152 0,400 0,520 0,310 2,400 0,338 0,360 0,200 0,181 0,262 0,042 0,439 0,190 0,535
2011 0,174 0,500 0,540 0,300 1,000 0,320 1,700 0,200 0,140 0,291 0,095 0,408 0,100 0,649
2012 0,246 0,500 0,570 0,340 0,700 0,330 2,170 0,200 0,170 0,331 0,145 0,399 0,120 0,669
2013 0,314 0,500 0,630 0,370 0,600 0,310 5,210 0,200 0,170 0,353 0,133 0,395 0,070 0,681
Earning Response Coefficient (ERC) EMITEN AALI ASII ASRI CPIN INTP ITMG KLBF LPKR LSIP PTBA SMGR TLKM UNTR UNVR
2010 -0,303127 0,0871114 0,0513113 0,0076156 -0,114584 0,0094687 -0,103233 0,4564746 -0,011992 -0,047138 0,4459827 -0,264876 -0,051521 -0,202129
2011 -0,303127 0,0871114 0,0513113 0,0076156 -0,114584 0,0094687 -0,103233 0,4564746 -0,011992 -0,047138 0,4459827 -0,264876 -0,051521 -0,202129
2012 -0,303127 0,0871114 0,0513113 0,0076156 -0,114584 0,0094687 -0,103233 0,4564746 -0,011992 -0,047138 0,4459827 -0,264876 -0,051521 -0,202129
2013 -0,30313 0,087111 0,051311 0,007616 -0,11458 0,009469 -0,10323 0,456475 -0,01199 -0,04714 0,445983 -0,26488 -0,05152 -0,20213
Lampiran 5 : Harga Saham Pengumuman 2010 – 2013 Harga Saham Pengumuman Tahun 2010
No
Kode Saham
1
AALI
21.500
21.850
22.150
22.500
22.200
Harga Saham Pengum uman 22.300
2
ASII
51.000
53.000
52.050
51.650
51.900
3
ASRI
270
265
270
280
4
CPIN
1.940
1.930
1.930
5
INTP
17.550
17.800
6
ITMG
48.000
7
KLBF
8
HS - 5 hari
HS - 4 hari
HS - 3 hari
HS - 2 hari
HS - 1 hari
HS + 1 hari
HS + 2 hari
HS + 3 hari
HS + 4 hari
HS + 5 hari
21.550
21.750
21.800
21.800
22.400
51.400
51.550
52.050
54.000
54.000
54.550
285
285
285
285
285
290
290
1.930
1.940
1.950
1.930
1.940
1.880
1.860
1.850
17.650
17.200
17.150
17.100
17.000
16.950
16.600
17.050
17.000
47.800
47.600
47.100
47.150
47.050
46.800
47.200
47.150
47.050
47.700
3.625
3.575
3.675
3.600
3.575
3.575
3.575
3.600
3.600
3.525
3.575
LPKR
570
560
560
560
560
550
540
520
520
540
550
9
LSIP
2.425
2.425
2.375
2.375
2.400
2.375
2.450
2.525
2.475
2.475
2.475
10
PTBA
22.200
22.200
22.150
22.200
22.400
22.400
22.300
22.350
22.200
22.350
22.100
11
SMGR
9.550
9.550
9.550
9.450
9.550
9.450
9.500
9.550
9.500
9.400
9.500
12
TLKM
7.150
7.150
7.100
7.000
7.200
7.350
7.300
7.300
7.250
7.250
7.100
13
UNTR
22.016,7
22.209,0
22.545,5
22.257,0
22.016,7
22.016,7
22.160,9
22.305,1
22.112,8
22.064,8
22.305,1
14
UNVR
15.300
15.350
15.200
15.250
15.250
15.300
15.300
15.300
15.200
15.000
15.000
106
Harga Saham Pengumuman Tahun 2011
HS - 4 hari
Harga Pengu muman Saham
HS + 1 hari
HS + 2 hari
HS + 3 hari
HS + 4 hari
HS + 5 hari
21.300 68.700 580
21.400 69.800 590
21.200 70.850 590
21.350 69.650 580
21.600 70.000 610
21.650 69.600 610
21.150 69.450 600
2.675 18.250 41.200 3.500
2.650 18.250 41.050 3.525
2.625 18.200 41.900 3.550
2.550 18.700 41.800 3.600
2.375 18.700 41.850 3.600
2.400 18.700 41.650 3.625
2.625 18.450 42.900 3.650
2.625 18.400 42.750 3.650
720 2.550 18.900 12.300
710 2.525 19.000 12.350
710 2.550 19.300 12.350
710 2.650 19.300 12.250
710 2.675 19.100 12.400
710 2.700 19.250 12.400
720 2.725 19.050 12.200
760 2.675 18.700 12.050
780 2.675 18.550 12.050
7.050 29.950 19.300
7.000 29.200 19.500
7.050 28.250 19.550
7.000 27.550 20.000
7.050 27.350 20.150
7.050 28.250 20.150
7.300 29.000 19.450
7.550 29.350 19.500
7.550 29.800 19.500
No
Kode Saham
HS - 5 hari
HS - 3 hari
HS - 2 hari
1 2 3
AALI ASII ASRI
23.100 73.800 580
22.200 72.350 580
21.900 70.850 580
21.250 68.250 580
4 5 6 7
CPIN INTP ITMG KLBF
2.725 18.350 43.250 3.425
2.675 18.400 42.900 3.475
2.725 18.200 41.700 3.500
8 9 10 11
LPKR LSIP PTBA SMGR
690 2.700 19.200 11.900
720 2.650 18.950 12.050
12 13 14
TLKM UNTR UNVR
6.950 29.600 19.400
7.050 29.700 19.500
HS - 1 hari
107
Harga Saham Pengumuman Tahun 2012
HS - 4 hari
HS - 3 hari
HS - 2 hari
HS - 1 hari
Harga Pengu muman Saham
No
Kode Saham
HS - 5 hari
HS + 1 hari
HS + 2 hari
HS + 3 hari
HS + 4 hari
HS + 5 hari
1
AALI
18.900
18.850
18.350
18.450
18.300
18.300
18.450
18.500
18.500
18.600
18.900
2
ASII
7.750
7.750
7.850
7.800
7.900
7.950
8.100
8.100
8.100
8.100
8.200
3
ASRI
1.000
1.030
1.050
1.030
1.050
1.000
990
1.000
1.010
1.020
1.120
4
CPIN
4.700
4.700
4.725
4.750
4.825
5.050
5.050
5.100
5.000
5.000
4.875
5
INTP
22.400
22.400
22.750
22.900
22.750
22.550
22.750
22.850
22.500
22.500
22.450
6
ITMG
40.700
40.750
40.500
40.200
40.400
40.500
40.600
40.000
40.450
39.900
40.050
7
KLBF
1.240
1.190
1.240
1.260
1.290
1.240
1.240
1.250
1.270
1.270
1.230
8
LPKR
1.200
1.220
1.220
1.290
1.310
1.340
1.370
1.370
1.380
1.330
1.330
9
LSIP
2.175
2.150
2.150
2.125
2.075
2.050
2.075
2.075
2.050
2.075
2.050
10
PTBA
15.100
14.900
14.700
14.550
14.900
14.750
15.450
15.350
15.450
15.400
15.050
11
SMGR
16.500
16.550
16.550
16.650
16.650
16.650
17.350
18.150
17.900
18.050
18.050
12
TLKM
10.550
10.700
10.750
10.550
10.700
10.850
10.850
11.000
11.000
10.750
10.900
13
UNTR
19.200
19.000
18.900
19.100
19.000
19.300
19.300
19.500
19.400
19.200
19.450
14
UNVR
22.750
22.550
22.800
22.100
22.750
22.450
22.750
22.800
22.800
22.150
22.650
108
Harga Saham Pengumuman Tahun 2013
HS - 5 hari
HS - 4 hari
HS - 3 hari
HS - 2 hari
HS - 1 hari
Harga Pengu muman Saham
HS + 1 hari
HS + 2 hari
HS + 3 hari
HS + 4 hari
HS + 5 hari
No
Kode Saham
1
AALI
23.750
23.500
23.800
23.750
23.825
25.175
25.500
25.400
25.350
27.100
27.600
2
ASII
6.900
6.975
6.775
6.700
6.550
6.700
6.950
6.800
6.825
7.025
7.025
3
ASRI
635
635
625
620
620
595
595
620
625
625
615
4
CPIN
4.135
4.205
4.160
4.090
3.995
3.995
3.995
4.150
4.110
4.100
4.020
5
INTP
22.700
22.200
22.200
24.000
24.500
24.000
24.050
23.150
23.550
24.200
24.225
6
ITMG
26.650
25.950
25.375
25.125
25.600
26.000
25.400
25.875
25.775
25.475
25.325
7
KLBF
1.425
1.450
1.445
1.465
1.475
1.465
1.465
1.505
1.495
1.505
1.500
8
LPKR
1.185
1.165
1.130
1.135
1.080
1.085
1.085
1.155
1.145
1.170
1.155
9
LSIP
1.970
1.975
1.950
1.990
2.070
2.070
2.050
2.025
2.145
2.235
2.310
10
PTBA
9.300
9.325
9.225
9.150
9.200
9.350
9.575
9.350
9.525
9.525
9.525
11
SMGR
15.225
15.000
15.000
15.100
15.075
14.900
14.650
14.375
14.450
15.000
14.700
12
TLKM
2.285
2.325
2.300
2.300
2.320
2.310
2.295
2.185
2.180
2.165
2.190
13
UNTR
18.650
18.600
18.525
18.475
18.325
18.550
18.975
18.850
19.050
19.400
20.000
14
UNVR
28.900
28.125
28.125
28.300
28.250
28.725
28.700
29.250
29.250
30.000
29.925
109
Lampiran 6 : Indeks Harga Saham Gabungan 2010 - 2013 IHSG 2010
No.
Kode Saham
IHSG -5 hari
IHSG -4 hari
IHSG -3 hari
IHSG - 2 hari
IHSG -1 hari
IHSG Hari Pengumum an
IHSG +1 hari
IHSG +2 hari
IHSG +3 hari
IHSG +4 hari
IHSG +5 hari
1
AALI
3.841,73
3.866,17
3.889,97
4.000,43
4.005,39
3.998,50
3.896,12
3.874,78
3.799,04
3.774,33
3.835,18
2
ASII
3.434,38
3.501,50
3.497,64
3.451,10
3.474,12
3.439,13
3.443,53
3.470,35
3.512,62
3.486,20
3.494,54
3
ASRI
3.611,64
3.607,11
3.602,86
3.591,51
3.640,98
3.678,67
3.707,49
3.700,05
3.685,94
3.727,80
3.730,58
4
CPIN
3.794,76
3.801,08
3.788,54
3.774,87
3.804,93
3.808,93
3.819,62
3.849,30
3.813,87
3.814,93
3.816,27
5
INTP
3.794,76
3.801,08
3.788,54
3.774,87
3.804,93
3.808,93
3.819,62
3.849,30
3.813,87
3.814,93
3.816,27
6
ITMG
3.794,76
3.801,08
3.788,54
3.774,87
3.804,93
3.808,93
3.819,62
3.849,30
3.813,87
3.814,93
3.816,27
7
KLBF
3.794,76
3.801,08
3.788,54
3.774,87
3.804,93
3.808,93
3.819,62
3.849,30
3.813,87
3.814,93
3.816,27
8
LPKR
3.409,17
3.442,50
3.480,83
3.496,17
3.487,71
3.459,93
3.417,47
3.373,64
3.391,77
3.416,77
3.416,78
9
LSIP
3.794,76
3.801,08
3.788,54
3.774,87
3.804,93
3.808,93
3.819,62
3.849,30
3.813,87
3.814,93
3.816,27
10
PTBA
3.794,76
3.801,08
3.788,54
3.774,87
3.804,93
3.808,93
3.819,62
3.849,30
3.813,87
3.814,93
3.816,27
11
SMGR
3.794,76
3.801,08
3.788,54
3.774,87
3.804,93
3.808,93
3.819,62
3.849,30
3.813,87
3.814,93
3.816,27
12
TLKM
3.611,64
3.607,11
3.602,86
3.591,51
3.640,98
3.678,67
3.707,49
3.700,05
3.685,94
3.727,80
3.730,58
13
UNTR
3.434,38
3.501,50
3.497,64
3.451,10
3.474,12
3.439,13
3.443,53
3.470,35
3.512,62
3.486,20
3.494,54
14
UNVR
3.794,76
3.801,08
3.788,54
3.774,87
3.804,93
3.808,93
3.819,62
3.849,30
3.813,87
3.814,93
3.816,27
110
IHSG 2011
No.
Kode Saham
IHSG -5 hari
IHSG -4 hari
IHSG -3 hari
IHSG - 2 hari
IHSG -1 hari
IHSG Hari Pengumum an
IHSG +1 hari
IHSG +2 hari
IHSG +3 hari
IHSG +4 hari
IHSG +5 hari
1
AALI
4.155,49
4.170,35
4.163,64
4.180,31
4.163,98
4.180,73
4.195,98
4.219,29
4.224,00
4.216,68
4.158,86
2
ASII
4.002,95
3.995,02
3.958,81
3.894,56
3.861,02
3.903,56
3.985,21
3.962,29
4.004,87
3.984,90
3.967,08
3
ASRI
3.984,90
3.967,08
3.942,52
3.967,67
3.991,54
3.987,35
4.008,64
4.054,33
4.039,98
4.028,54
4.024,73
4
CPIN
3.984,87
3.902,51
3.918,69
3.919,06
3.917,92
3.832,82
3.799,77
3.654,58
3.717,88
3.841,33
3.840,60
5
INTP
4.028,54
4.024,73
4.022,17
4.036,23
4.041,56
4.031,71
4.079,38
4.090,57
4.105,17
4.121,55
4.166,07
6
ITMG
4.130,01
4.139,54
4.159,28
4.146,58
4.157,37
4.166,24
4.163,72
4.181,37
4.155,49
4.170,35
4.163,64
7
KLBF
4.041,56
4.031,71
4.079,38
4.090,57
4.105,17
4.121,55
4.166,07
4.215,44
4.134,04
4.166,37
4.154,07
8
LPKR
4.054,33
4.039,98
4.028,54
4.024,73
4.022,17
4.036,23
4.041,56
4.031,71
4.079,38
4.090,57
4.105,17
9
LSIP
3.995,02
3.958,81
3.894,56
3.861,02
3.903,56
3.985,21
3.962,29
4.004,87
3.984,90
3.967,08
3.942,52
10
PTBA
4.130,01
4.139,54
4.159,28
4.146,58
4.157,37
4.166,24
4.163,72
4.181,37
4.155,49
4.170,35
4.163,64
11
SMGR
4.041,56
4.031,71
4.079,38
4.090,57
4.105,17
4.121,55
4.166,07
4.215,44
4.134,04
4.166,37
4.154,07
12
TLKM
4.041,56
4.031,71
4.079,38
4.090,57
4.105,17
4.121,55
4.166,07
4.215,44
4.134,04
4.166,37
4.154,07
13
UNTR
3.927,61
3.976,54
4.002,95
3.995,02
3.958,81
3.894,56
3.861,02
3.903,56
3.985,21
3.962,29
4.004,87
14
UNVR
4.041,56
4.031,71
4.079,38
4.090,57
4.105,17
4.121,55
4.166,07
4.215,44
4.134,04
4.166,37
4.154,07
111
IHSG 2012
No.
Kode Saham
IHSG -5 hari
IHSG -4 hari
IHSG -3 hari
IHSG - 2 hari
IHSG -1 hari
IHSG Hari Pengumum an
IHSG +1 hari
IHSG +2 hari
IHSG +3 hari
IHSG +4 hari
IHSG +5 hari
1
AALI
4.634,45
4.632,40
4.651,12
4.696,11
4.663,03
4.716,42
4.795,79
4.811,61
4.751,70
4.824,68
4.848,30
2
ASII
4.632,40
4.651,12
4.696,11
4.663,03
4.716,42
4.795,79
4.811,61
4.751,70
4.824,68
4.848,30
4.874,50
3
ASRI
4.751,70
4.824,68
4.848,30
4.874,50
4.854,31
4.835,44
4.786,37
4.819,32
4.802,83
4.822,63
4.831,50
4
CPIN
4.802,67
4.723,16
4.777,90
4.842,52
4.928,10
4.940,99
4.937,58
4.957,25
4.981,47
4.922,61
4.926,07
5
INTP
4.811,61
4.751,70
4.824,68
4.848,30
4.874,50
4.854,31
4.835,44
4.786,37
4.819,32
4.802,83
4.822,63
6
ITMG
4.548,24
4.571,57
4.609,79
4.612,05
4.626,99
4.634,45
4.632,40
4.651,12
4.696,11
4.663,03
4.716,42
7
KLBF
4.802,67
4.723,16
4.777,90
4.842,52
4.928,10
4.940,99
4.937,58
4.957,25
4.981,47
4.922,61
4.926,07
8
LPKR
4.831,50
4.802,67
4.723,16
4.777,90
4.842,52
4.928,10
4.940,99
4.937,58
4.957,25
4.981,47
4.922,61
9
LSIP
4.634,45
4.632,40
4.651,12
4.696,11
4.663,03
4.716,42
4.795,79
4.811,61
4.751,70
4.824,68
4.848,30
10
PTBA
4.716,42
4.795,79
4.811,61
4.751,70
4.824,68
4.848,30
4.874,50
4.854,31
4.835,44
4.786,37
4.819,32
11
SMGR
4.634,45
4.632,40
4.651,12
4.696,11
4.663,03
4.716,42
4.795,79
4.811,61
4.751,70
4.824,68
4.848,30
12
TLKM
4.822,63
4.831,50
4.802,67
4.723,16
4.777,90
4.842,52
4.928,10
4.940,99
4.937,58
4.957,25
4.981,47
13
UNTR
4.634,45
4.632,40
4.651,12
4.696,11
4.663,03
4.716,42
4.795,79
4.811,61
4.751,70
4.824,68
4.848,30
14
UNVR
4.822,63
4.831,50
4.802,67
4.723,16
4.777,90
4.842,52
4.928,10
4.940,99
4.937,58
4.957,25
4.981,47
112
IHSG 2013
No.
Kode Saham
IHSG 5 hari
IHSG 4 hari
IHSG -3 hari
IHSG - 2 hari
IHSG -1 hari
IHSG Hari Pengumum an
IHSG +1 hari
IHSG +2 hari
IHSG +3 hari
IHSG +4 hari
IHSG +5 hari
1
AALI
4.598,22
4.646,15
4.623,57
4.577,29
4.532,72
4.568,94
4.620,22
4.584,21
4.601,28
4.659,17
4.687,86
2
ASII
4.598,22
4.646,15
4.623,57
4.577,29
4.532,72
4.568,94
4.620,22
4.584,21
4.601,28
4.659,17
4.687,86
3
ASRI
4.700,21
4.720,42
4.703,09
4.728,24
4.723,06
4.768,28
4.873,93
4.870,21
4.891,32
4.857,94
4.921,04
4
CPIN
4.700,21
4.720,42
4.703,09
4.728,24
4.723,06
4.768,28
4.873,93
4.870,21
4.891,32
4.857,94
4.921,04
5
INTP
4.704,21
4.684,38
4.726,17
4.878,64
4.876,19
4.805,61
4.821,46
4.698,97
4.700,21
4.720,42
4.703,09
6
ITMG
4.646,15
4.623,57
4.577,29
4.532,72
4.568,94
4.620,22
4.584,21
4.601,28
4.659,17
4.687,86
4.685,89
7
KLBF
4.700,21
4.720,42
4.703,09
4.728,24
4.723,06
4.768,28
4.873,93
4.870,21
4.891,32
4.857,94
4.921,04
8
LPKR
4.700,21
4.720,42
4.703,09
4.728,24
4.723,06
4.768,28
4.873,93
4.870,21
4.891,32
4.857,94
4.921,04
9
LSIP
4.646,15
4.623,57
4.577,29
4.532,72
4.568,94
4.620,22
4.584,21
4.601,28
4.659,17
4.687,86
4.685,89
10
PTBA
4.598,22
4.646,15
4.623,57
4.577,29
4.532,72
4.568,94
4.620,22
4.584,21
4.601,28
4.659,17
4.687,86
11
SMGR
4.555,37
4.556,19
4.592,65
4.598,22
4.646,15
4.623,57
4.577,29
4.532,72
4.568,94
4.620,22
4.584,21
12
TLKM
4.568,94
4.620,22
4.584,21
4.601,28
4.659,17
4.687,86
4.685,89
4.677,25
4.704,21
4.684,38
4.726,17
13
UNTR
4.598,22
4.646,15
4.623,57
4.577,29
4.532,72
4.568,94
4.620,22
4.584,21
4.601,28
4.659,17
4.687,86
14
UNVR
4.821,46
4.698,97
4.700,21
4.720,42
4.703,09
4.728,24
4.723,06
4.768,28
4.873,93
4.870,21
4.891,32
113
Lampiran 7 : Laba Perusahaan Tahun 2009 - 2013
No.
Kode Saham
Laba Tahun 2009
Laba Tahun 2010
Laba Tahun 2011
Laba Tahun 2012
Laba Tahun 2013
1 2 3
AALI ASII ASRI
1.660.649.000.000 10.040.000.000.000 94.020.549.049
2.016.780.000.000 14.366.000.000.000 290.483.812.132
2.405.564.000.000 17.785.000.000.000 601.653.801.000
2.346.203.000.000 19.421.000.000.000 1.192.715.925.000
1.833.891.000.000 19.417.000.000.000 876.785.386.000
4 5 6 7
CPIN INTP ITMG KLBF
1.612.710.000.000 2.746.654.017.082 3.154.179.400.000 929.003.740.338
2.210.266.000.000 3.224.941.884.793 1.835.521.641.000 1.286.330.026.012
2.355.475.000.000 3.596.918.000.000 4.952.270.568.000 1.482.236.969.778
2.684.064.000.000 4.760.382.000.000 4.177.855.810.000 1.733.928.105.603
2.530.909.000.000 5.215.899.000.000 2.809.369.476.000 1.919.508.370.312
8 9 10 11
LPKR LSIP PTBA SMGR
388.053.495.627 707.487.000.000 2.727.734.000.000 3.326.487.957.000
525.345.786.018 1.033.329.000.000 2.008.891.000.000 3.633.219.892.000
708.282.328.610 1.701.580.000.000 3.085.836.000.000 3.925.441.771.000
1.060.221.934.429 1.116.186.000.000 2.900.113.000.000 4.847.251.843.000
1.228.230.222.876 769.493.000.000 1.826.144.000.000 5.370.247.117.000
12 13 14
TLKM UNTR UNVR
11.398.826.000.000 3.817.541.000.000 3.044.107.000.000
11.536.999.000.000 3.872.931.000.000 3.386.970.000.000
10.965.000.000.000 5.900.908.000.000 4.163.369.000.000
12.850.000.000.000 5.779.675.000.000 4.839.277.000.000
14.205.000.000.000 4.833.699.000.000 5.352.625.000.000
114
Lampiran 8 : Skor Indeks Islamic Social Reporting Tahun 2010 - 2013 SKOR INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) 2010 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode A 1 2 3 4 5 TA B AALI 1 1 0 1 0 3 ASII 1 1 1 1 0 4 ASRI 1 1 0 0 1 3 CPIN 1 1 0 1 1 4 INTP 1 1 0 1 1 4 ITMG 1 1 0 1 1 4 KLBF 1 1 0 0 1 3 LPKR 1 1 0 1 1 4 LSIP 1 1 0 1 1 4 PTBA 1 1 0 1 0 3 SMGR 1 1 0 1 1 4 TLKM 1 1 0 1 1 4 UNTR 1 1 0 1 1 4 UNVR 1 1 0 1 1 4
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 TB C 0 2 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 2 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 TC D 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 1 1 1 0 1 4 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 0 0 0 2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 5 0 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 TB C 0 2 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 0 2 1 3 1 3 1 3 1 3 1 4
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
42 43 TF T DL 1 1 4 29 0,674 1 1 4 32 0,744 0 0 2 23 0,535 1 0 3 21 0,488 1 1 4 28 0,651 1 1 4 31 0,721 1 1 4 29 0,674 0 1 3 22 0,512 0 0 2 25 0,581 1 1 4 28 0,651 1 1 4 32 0,744 1 1 5 27 0,628 0 1 3 30 0,698 1 1 4 31 0,721
SKOR INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) 2011 Kode A 1 2 3 4 5 TA B AALI 1 1 0 1 1 4 ASII 1 1 1 1 1 5 ASRI 1 1 0 1 1 4 CPIN 1 1 0 1 1 4 INTP 1 1 0 0 1 3 ITMG 1 1 0 1 1 4 KLBF 1 1 1 0 1 4 LPKR 1 1 0 1 1 4 LSIP 1 1 0 1 0 3 PTBA 1 1 0 1 1 4 SMGR 1 1 0 1 1 4 TLKM 1 1 0 1 1 4 UNTR 1 1 0 1 1 4 UNVR 1 1 0 1 1 4
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
11 12 13 14 15 16 17 18 19 TC D 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 TF T DL 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 30 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 32 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 0 0 2 24 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3 0 1 1 0 0 0 1 0 3 23 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 24 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4 30 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4 25 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 6 0 1 0 1 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 3 23 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 0 1 1 1 6 28 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 0 1 3 29 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31
0,698 0,744 0,558 0,535 0,558 0,721 0,698 0,581 0,535 0,651 0,721 0,651 0,674 0,721
115
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
SKOR INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) 2012 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode A 1 2 3 4 5 TA B AALI 1 1 0 1 0 3 ASII 1 1 1 1 1 5 ASRI 1 1 0 1 1 4 CPIN 1 1 0 1 1 4 INTP 1 1 0 0 1 3 ITMG 1 1 0 1 1 4 KLBF 1 1 0 0 1 3 LPKR 1 1 0 1 1 4 LSIP 1 1 0 1 0 3 PTBA 1 1 0 1 1 4 SMGR 1 1 0 1 1 4 TLKM 1 1 0 1 1 4 UNTR 1 1 0 1 1 4 UNVR 1 1 0 1 1 4
6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 TB C 0 2 1 3 1 3 1 3 1 2 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 1 3 1 3 1 4
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 12 13 14 15 16 17 18 19 TC D 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 TF T DL 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 31 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 0 0 2 26 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3 0 1 1 0 0 0 1 0 3 23 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 23 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4 29 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 1 0 0 1 1 1 0 0 0 5 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 26 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6 1 1 0 1 0 3 0 1 1 1 0 0 1 1 5 28 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 0 0 1 1 5 30 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 30
0,651 0,721 0,605 0,535 0,535 0,721 0,674 0,651 0,605 0,721 0,721 0,651 0,698 0,698
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 TB C 0 2 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 1 3 1 3 1 4
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 12 13 14 15 16 17 18 19 TC D 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 TF T DL 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 34 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 0 3 27 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3 0 1 1 0 0 0 1 0 3 23 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 30 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4 27 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 30 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 0 0 1 1 5 30 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 4 0 1 1 1 0 0 1 1 5 28 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 29
0,674 0,791 0,628 0,535 0,698 0,721 0,651 0,628 0,698 0,651 0,721 0,698 0,651 0,674
SKOR INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) 2013 Kode A 1 2 3 4 5 TA B AALI 1 1 0 1 1 4 ASII 1 1 1 1 1 5 ASRI 1 1 0 1 1 4 CPIN 1 1 0 1 1 4 INTP 1 1 0 1 1 4 ITMG 1 1 0 1 1 4 KLBF 1 1 0 1 1 4 LPKR 1 1 0 1 1 4 LSIP 1 1 0 1 1 4 PTBA 1 1 0 1 1 4 SMGR 1 1 0 1 1 4 TLKM 1 1 0 1 1 4 UNTR 1 1 0 1 1 4 UNVR 1 1 0 1 1 4
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
116
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
117
Lampiran 9 : Model Common Effect, Fixed Effect, dan Uji Chow
Model Common Effect
Dependent Variable: ERC Method: Panel Least Squares Date: 07/03/15 Time: 08:44 Sample: 2010 2013 Periods included: 4 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 56 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ISR ROA DAR
0.096783 0.075986 -0.629795 -0.051215
0.256609 0.393755 0.235322 0.035648
0.377162 0.192977 -2.676314 -1.436674
0.7076 0.8477 0.0099 0.1568
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.157963 0.109384 0.205066 2.186711 11.34213 3.251659 0.028967
Mean dependent bar S.D. dependent bar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson sitat
-0.002902 0.217294 -0.262219 -0.117551 -0.206131 0.046362
118
Model Fixed Effect
Dependent Variable: ERC Method: Panel Least Squares Date: 07/03/15 Time: 08:45 Sample: 2010 2013 Periods included: 4 Cross-sections included: 14 Total panel (balanced) observations: 56 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ISR ROA DAR
-0.002903 6.70E-16 9.44E-17 3.78E-18
7.51E-17 1.04E-16 9.36E-17 6.72E-18
-3.86E+13 6.426103 1.009249 0.562515
0.0000 0.0000 0.3191 0.5770
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
1.000000 1.000000 2.58E+17 2.59E+32 2069.754 2.45E+32 0.000000
Mean dependent bar S.D. dependent bar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson sitat
-0.002902 0.217294 -73.31265 -72.69781 -73.07428 1.880615
Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 0.995828 15.701769
d.f.
Prob.
(13,40) 13
0.4729 0.2656