e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS DAN TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA LPD Ketut Yuli Astini, Wayan Cipta, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang pengaruh tingkat (1) perputaran kas terhadap rentabilitas ekonomis, (2) perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis, dan (3) perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Subjek dalam penelitian ini adalah LPD Desa Pakraman Busungbiu dan objeknya adalah perputaran kas, perputaran piutang dan rentabilitas ekonomis. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh tingkat perputaran kas terhadap rentabilitas ekonomis (2) tidak ada pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis, dan (3) ada pengaruh tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis pada LPD Desa pakraman Busungbiu. Kata-kata kunci: perputaran kas, perputaran piutang, rentabilitas ekonomis. Abstract This study aims to obtain an explanatory findings were tested on the effect of the level of (1) cash turnover on economic rentability, (2) the accounts receivable turnover against economic rentability, and (3) cash turnover and accounts receivable turnover of the economic rentability of the LPD Desa Pakraman Busungbiu at 2008th until in the years 2012th. Subjects in this study were LPD Desa pakraman Busungbiu and its object is the velocity of cash, accounts receivable turnover and economical rentability. The type of data required in this study were collected quantitative data with documentation techniques and analyzed using multiple linear regression analysis. Results showed (1) the level of cash turnover affect the economic rentability, (2) the accounts receivable turnover rate does not affect the economic rentability and (3) the level of cash turnover and accounts receivable turnover rate simultaneously positive and significant impact on economic rentability. Keywords: cash turnover, receivable turnover, economic rentability.
PENDAHULUAN LPD adalah lembaga perkreditan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, dimana pengelolanya dilakukan
oleh desa pakraman itu sendiri, sehingga keberadaan LPD hampir ada disetiap desa di Bali. LPD mempunyai peran sangat
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) strategis dalam melayani warga desa pakraman termasuk usaha kecil mikro dan rumah tangga di desa pakraman sesuai harapan nasabah yaitu prosedur sederhana, proses cepat, serta kedekatan jarak/ lokasi. LPD juga berperan menunjang program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Demikian juga dengan LPD Desa Pakraman Busungbiu yang bertujuan untuk mengembangkan perekonomian di Desa Pakraman Busungbiu, menggerakkan pembangunan desanya, serta melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. LPD Desa Pakraman Busungbiu melakukan penerimaan dana dari pihak ketiga yang berasal dari masyarakat berupa tabungan dan deposito, serta menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk kredit, yang mana prosedur penerimaan tabungan, deposito dan pemberian kreditnya dilakukan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan untuk mencegah terjadinya kredit non lancar atau kredit macet. Tujuan suatu perusahaan atau lembaga keuangan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba. Demikian halnya dengan LPD Desa Pakraman Busungbiu walaupun LPD tidak semata-mata berorientasi pada laba namun di dalam menjalankan aktivitas usahanya harus memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan sehingga kelangsungan dapat terjaga. Akan tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan atau lembaga keuangan itu telah bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, untuk mengetahui efisien atau tidaknya hal tersebut dapat dihitung dengan rentabilitas. Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh LPD Desa Pakraman Busungbiu ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya, salah satunya dengan memperhatikan tingkat perputaran kas dan perputaran piutang. Telah banyak dilakukan penelitian untuk mengkaji masalah pengaruh perputaran kas dan perpuatarn piutang
terhadap rentabilitas ekonomis. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Elwiyana (2007) yang menyimpulkan bahwa untuk uji secara parsial perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Untuk uji secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Jepara Tahun 2004-2005. Sedangkan penelitian yang dilakukan Nugroho (2011) menyimpulkan secara simultan perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis. Sedangkan untuk uji secara parsial perputaran kas dan perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas ekonomis. Berdasarkan data awal yang diperoleh dari Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Busungbiu, dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang dan rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Rata-rata Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Rentabilitas Ekonomis Tahun 2008-2012. Tahun
Tingkat Perputaran Kas (kali)
2008 2009 2010 2011 2012
2,00 2,90 3,60 5,11 3,06
Tingkat Perputaran Piutang (kali) 0,09 0,10 0,11 0.16 0,11
Rentabilitas Ekonomis (%) 3,90 4,12 4,70 3,50 2,75
Berdasarkan Tabel 1 di atas, rentabilitas ekonomis pada tahun 2011 mengalami penurunan dari 4,70% menjadi 3,50% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan lagi dari 3,50% menjadi 2,75%. Penurunan Rentabilitas Ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu diduga karena adanya pengelolaan modal kerja yang kurang baik terutama pengelolaan keseluruhan dari jumlah aktiva lancarnya seperti kas, dan piutang. Sebagai alternatif solusinya adalah dengan mengatur tingkat perputaran kas, dan tingkat perputaran piutang. Tingkat perputaran kas, dan tingkat perputaran piutang tersebut diharapkan tinggi, sehingga tingkat
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) rentabilitas ekonomis yang dicapai oleh LPD Desa Pakraman Busungbiu juga meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh penjelasan yang teruji tentang pengaruh simultan dan parsial tingkat perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008 - 2012. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam ilmu manajemen khususnya manajemen keuangan mengenai pengaruh tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu. Disamping itu secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada LPD Desa Pakraman Busungbiu dalam upaya meningkatkan perputaran kas dan perputaran piutang sehingga dapat tercapainya rentabilitas ekonomis yang tinggi. Menurut Indriyo (2002: 61), mengemukakan bahwa kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya. Gitosudarmo (1999: 61), mengemukakan bahwa kas merupakan nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial atau kebutuhan operasional perusahaan, yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya sehingga kas dapat digunakan sewaktu-waktu. Sedangkan Munawir (2001: 14), mengemukakan bahwa Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah check yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kas adalah seluruh uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat
diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan untuk membiayai operasional perusahaan, sehingga dapat dikatakan kalau kas merupakan aktiva yang paling likuid atau lancar. Menurut Martono dan Harjito (2003: 80), perputaran kas merupakan berputarnya kas menjadi kas kembali. Riyanto (2012: 95) menyatakan semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya. Sebaliknya semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan. Sedangkan menurut Indriyo (2002: 61), tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan, karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas yang telah ditanamkan didalam modal kerja menjadi kas kembali. Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu kas itu dibutuhkan. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan.Dimana rata-rata kas dapat dihitung dari saldo kas awal ditambah saldo kas akhir dibagi dua. Makin tinggi perputaran kas, berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tingkat perputaran kas dapat dihitung dengan membagi pendapatan usaha dengan kas rata-rata. Menurut Anton (1980: 52), piutang adalah unsur modal kerja yang selalu berputar menurut siklus kegiatan perusahaan. Selanjutnya Harngren dan Harison (1997), piutang adalah suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Piutang mengandung makna tagihan yang akan timbul atas penyerahan barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan yang akan dilunasi dengan uang dimasa yang datang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa piutang adalah tagihan atau hak untuk menagih sejumlah uang yang timbul karena adanya penjualan secara kredit dimana pembayarannya dilakukan paling lambat pada saat jatuh tempo yang akan menimbulkan aliran kas masuk dimasa yang akan datang dan merupakan unsur modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Menurut Menurut Riyanto (1999: 90), perputaran piutang merupakan tingkat perputaran selama periode tertentu yang dapat diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivable). Menurut Munawir (2002: 75), makin tinggi perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada kelebihan investasi dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit. Ratarata piutang dapat dihitung dengan piutang awal ditambah piutang akhir dibagi dua. Tingkat perputaran piutang dihitung dengan membagi total penjualan kredit dengan rata-rata piutang dikali satu. Perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali sejumlah modal yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar selama satu periode, dengan kata lain rasio perputaran piutang bisa diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu membalikkan atau menerima kembali kas dari piutangnya. Semakin cepat perputaran piutang menunjukkan bahwa modal dapat digunakan secara efisien. Jadi dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran piutang yang tinggi menunjukkan cepatnya dana terikat dalam piutang atau dengan kata lain cepatnya piutang dilunasi oleh debitur. Makin tinggi tingkat perputaran
piutang maka makin cepat pula menjadi kas. Selain itu cepatnya piutang menjadi kas berarti kas dapat digunakan kembali serta risiko kerugian piutang dapat diminimalkan. Menurut Husnan (1996: 136), rentabilitas ekonomis adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari operasi perusahaan, karena itu dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Tohar (2004: 160), mengemukakan bahwa rentabilitas ekonomis adalah kemampuan perusahaan dengan seluruh modal, baik modal sendiri maupun modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba. Sedangkan Riyanto (2001: 37), menyatakan rentabilitas ekonomis adalah kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Jadi dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa rentabilitas ekonomis adalah cara untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal yang dimiliki baik itu modal asing maupun modal sendiri. Modal yang diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (operating capital/ asset). Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yang disebut laba usaha. Faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis adalah profit margin dan tingkat perputaran aktiva. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income atau laba usaha dengan net sales atau penjualan bersih yang dinyatakan dalam persentase. Dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Sedangkan tingkat perputaran aktiva yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu. Turnover of operating assets dapat ditentukan dengan membagi net sales dengan operating assets yang digunakan dalam operasi perusahaan. Untuk menghitung rentabilitas ekonomis yaitu dengan mengalikan profit margin dengan tingkat perputaran aktiva.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif kausal. Subjek dalam penelitian ini adalah LPD Desa Pakraman Busungbiu dan objeknya adalah perputaran kas, perputaran piutang dan rentabilitas ekonomis. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data perputaran kas, perputaran piutang dan rentabilitas ekonomis yang dikumpulkan dengan teknik pencatatan dokumentasi dan dianalisis dengan
menggunakan berganda.
analisis
regresi
linear
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis regresi linear berganda dengan bantuan program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS) 17,00 for windows maka diperoleh hasil penelitian seperti yang nampak pada tabel 2.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda dengan Bantuan SPSS Koefisien 0,531
P-Value 0,000
α 0,05
Keputusan Menolak Ho
R2 yx1x2
0,282
0,000
0,05
Menolak Ho
Pyx1
0,485
0,000
0,05
Menolak Ho
P2yx1
0,235
0,000
0,05
Menolak Ho
Pyx2
0,226
0,085
0,05
Menerima Ho
P2yx2
0,051
0,085
0,05
Menerima Ho
Py α β1 β2
0,796 0,498 13.383
0,371 0,000 0,085
Parameter Ryx1x2
Tidak signifikan Signifikan Tidak Signifikan
Kesimpulan Ada hubungan pengaruh simultan dari X1 dan X2 terhadap Y Ada sumbangan pengaruh simultan X1 dan X2 terhadap Y Ada hubungan pengaruh parsial dari X1 terhadap Y Ada sumbangan pengaruh parsial dari X1 terhadap Y Tidak ada hubungan pengaruh parsial dari X2 terhadap Y Tidak ada sumbangan pengaruh parsial X2 terhadap Y Tidak bisa memprediksi Bisa memprediksi Tidak bisa memprediksi
Sumber: hasil output SPSS Berdasarkan Tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa signifikansi α dan β2 lebih kecil dari α 0,05 sehingga tidak dapat digunakan untuk memprediksi. Oleh sebab itu persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Y = α + β1X1 + β2X2 + ɛ Y = 0.498X1 + ɛ Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2 menunjukkan tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis karena p-value = 0,000< α = 0,05. Temuan penelitian ini berarti tingkat perputaran kas berperan dalam upaya meningkatkan rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012 dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 0,485 (48,5%) dan sumbangan pengaruh sebesar 0,235 (23,5%).
Hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2 menunjukkan tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis karena p-value = 0,085 > α = 0,05. Temuan penelitian ini berarti tingkat perputaran piutang tidak berperan dalam upaya meningkatkan rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012. Hasil perhitungan uji statistika dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2 menunjukkan tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomis karena pvalue = 0,000< α = 0,05. Temuan ini berarti tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang berperan secara bersama-sama dalam upaya meningkatkan rentabilitas ekonomis pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 0,531 (53,1%) dan sumbangan pengaruh sebesar 0,282 (28,2%), sedangkan pengaruh variabel lain di luar variabel tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang yaitu sebesar 0,718 (71,8%). Temuan ini juga mengindikasikan masih terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhi rentabilitas ekonomis diluar tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang. Variabel lain yang diduga kuat mempengaruhi rentabilitas ekonomis diluar tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang yang memerlukan penelitian lebih lanjut yaitu profit margin, efisiensi penggunaan biaya, dan struktur modal (Wasis, 1993). Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh tingkat perputaran kas (X 1) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini mendukung teori dari Riyanto (2012: 95) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran kas ini akan semakin baik, ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil temuan penelitian dari Elwiyana (2007) yang menyimpulkan secara parsial perputaran kas berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Namun Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil temuan penelitian dari Nugroho (2011) yang menyimpulkan bahwa secara parsial perputaran kas tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas ekonomis. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena LPD Desa Pakraman Busungbiu lebih efisien dalam penggunaan kas. Sehingga tingkat perpuataran kas pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tinggi, makin tinggi tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada LPD. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan lagi untuk membiayai kegiatan operasional sehingga laba yang diterima LPD menjadi lebih besar. Besarnya laba yang diterima akan membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi, sehingga tingkat perputaran kas secara langsung mempengaruhi tingkat rentabilitas
ekonomi pada LPD Desa Paktraman Busungbiu tahun 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh tingkat perputaran piutang (X2) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini mendukung hasil temuan teoritik dari Munawir (2002: 75) yang mengemukakan, makin tinggi perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada kelebihan investasi dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil temuan penelitian dari Nugroho (2011) yang menyimpulkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil temuan penelitian dari Gunarto (2007) dan Elwiyana (2007) yang menyimpulkan bahwa tingkat perputaran piutang secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena rendahnya tingkat perputaran piutang pada LPD Desa Pakraman Busungbiu hal ini disebabkan karena banyaknya piutang yang tidak dapat ditagih pada waktunya. Tingkat perputaran piutang yang kecil ini menunjukkan bahwa LPD Desa Pakraman Busungbiu belum efisien dalam memutarkan komponen piutangnya, sehingga rentabilitas ekonomis menjadi rendah. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara tingkat perputaran kas (X1) dan tingkat perputaran piutang (X 2) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil temuan penelitian dari Elwiyana (2007), dan Nugroho (2011) yang menyimpulkan bahwa secara simultan perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomis. Disamping itu hasil penelitian ini juga mendukung hasil
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) temuan teoritik dari Riyanto (1999: 37) yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi juga dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Profit margin dan tingkat perputaran aktiva usaha. Dalam penelitian ini terlihat sangat jelas bahwa tingkat perputaran kas (X1), dan tingkat perputaran piutang (X2) berperan secara bersama-sama dalam upaya meningkatkan rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012.
Pakraman Busungbiu diharapkan meningkatkan rentabilitas ekonomis dengan berfokus pada tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang. Hal ini dikarenakan tingkat perputaran piutang pada LPD Desa Pakraman Busungbiu sangat rendah, hal ini disebabkan karena kurang efisien dalam pengumpulan piutang. Jika pengumpulan piutang dapat ditingkatkan tentunya tingkat perputaran piutang juga akan meningkat sehingga rentabilitas ekonomisnya akan tinggi.
PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut. (1) Ada pengaruh tingkat perputaran kas (X 1) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu. (2) Tidak ada pengaruh tingkat perputaran piutang (X2) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu tahun 2008-2012. (3) Ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara tingkat perputaran kas (X1) dan tingkat perputaran piutang (X2) terhadap rentabilitas ekonomis (Y) pada LPD Desa Pakraman Busungbiu. Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan kepada (1) Peneliti lain yang berminat untuk mendalami bidang manajemen keuangan diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Busungbiu terhadap variabel lain yang di duga memiliki pengaruh terhadap rentabilitas ekonomi, seperti variabel volume penjualan, efisiensi penggunaan biaya, profit margin, dan struktur modal agar mendapatkan hasil yang lebih relevan dan lebih baik, dan bagi peneliti lain yang berminat mendalami kajian tentang pengaruh tingkat perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini dengan mengembangkan metode yang sama pada LPD yang berbeda maupun pada lembaga keuangan lainnya. Hal ini berguna agar nantinya dapat menguji kehandalan dari penelitian ini. (2) Bagi LPD Desa
DAFTAR RUJUKAN Anton M, Samosir. 1980. Ilmu Belanja (Introdution to Business Finance). Medan: Fakultas Ekonomi dan Fakultas Administrasi Niaga Universitas HKBP Nommensen. Elwiyana, Syarifa. 2007. “ Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Jepara Tahun 2004-2005 “. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Gunarto. 2007. “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis pada KPRI di Kabupaten Kudus Tahun 20042006”.Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Gitosudarmo, Indriyo. 1999. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Harngren dan Harison. 1997. http://id.shvoong.com/writing-and speaking/ presenting/2061522 pengertian-piutang.1 Maret 2012. Husnan, Suad. 1996. Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Liberty. Indriyo. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE UGM. Martono dan Agus Harjito. 2003. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekomisia. Munawir, S. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. ---------,2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Nisfan Nugroho Zulmi . 2011. “ Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Food & Baverage yang Go Public yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia. ---------,2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. ---------,2012. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Tohar, M. 2004. Permodalan dan Perkreditan koprasi.Yogyakarta: Kanisius Wasis. 1993. Manajemen Keuangan. Salatiga: UKSW.