PENGARUH TEKANAN PANAS DAN KEBISINGAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PADA PEKERJA TEKSTIL DI PT. X PEKALONGAN Influence Of Heat Pressure And Noise To Blood Pressure And Pulse On Textile Worker At PT. X Pekalongan Suparyati (Akademi Analis Kesehatan Pekalongan)
Abstract In the workplace, there are several factors which influence the work environment such as : physical factors, chemical factors, biological factors dan psychologi factors. All of these may interfere with the working environment and affect the health and safety. One source of danger of physical environment factors in the workplace is a heat pressure and noise. The heat pressure coming from the roof and engine production, noisy condition is caused there are machines that work indoors can cause physiological disorders that changes in blood pressure and pulse on workers. Aim of this research was to analyze of differential blood pressure and pulse of worker within production spinning yarn Department PT. X Pekalongan both before and after working. This research type was an observational research Cross Sectional approach, research population were 196 persons by 46 person samples. Research result showed that heat pressure and noise within all of work location already exceeded limit threshold value. There were differential blood pressure, between before and after working. The average before working (systole = 119,91 mmHg, diastole =75 mmHg) higher than after worked of systole value (systole = 107,82 mmHg, diastole = 67,39 mmHg) respectively. There were dissimilarity pulse beat before and after working. The average pulse beat before worked (85,15 times/minute) less than after worked (99,15 times/minute). The p value of all experiments above is 0,000. There were no differential blood presussure and pulse beat from all work location based on heat pressure level and noise condition. Keywords: heat pressure, noise, blood pressure, pulse.
berpengaruh terhadap kesehatan dan
PENDAHULUAN
Di
tempat
terdapat
keselamatan
beberapa faktor yang mempengaruhi
Lingkungan
lingkungan kerja seperti : faktor
sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk
fisik, faktor kimia, faktor biologis
dapat bekerja secara optimal dan
dan faktor psikologis. Semua faktor
produktif.
tersebut
menimbulkan
kerja yang baik dan sesuai dengan
gangguan terhadap suasana kerja dan
kondisi manusia sebagai pekerja 140
dapat
kerja
tenaga kerja
kerja.
yang
Kualitas
nyaman
lingkungan
akan
mendukung
dan
permukaan kulit, hal demikian juga
produktivitas kerja yang dihasilkan.
merupakan beban tambahan bagi
Pengendalian
jantung yang harus memompa darah
dan
kinerja
penanganan
faktor-faktor lingkungan fisik seperti
lebih
kebisingan
pekerjaan ini, maka frekuensi denyut
dan
temperatur
merupakan suatu masalah yang harus ditangani
secara
banyak
lagi.
Akibat
dari
nadipun akan meningkat.2
serius
dan
Kebisingan adalah suara yang
Suara
yang
tidak dikehendaki yang bersumber
bising dan temperatur yang panas di
dari alat-alat proses produksi dan
tempat kerja merupakan salah satu
atau alat-alat kerja yang pada tingkat
sumber yang mengakibatkan tekanan
tertentu
dapat
kerja dan penurunan produktivitas
gangguan
pendengaran.
kerja.1
kebisingan di perusahaan biasanya
berkesinambungan.
Iklim
kerja
panas
atau
berasal
dari
menimbulkan Sumber
mesin-mesin
untuk
tekanan panas dapat menyebabkan
proses produksi dan alat-alat lain
beban tambahan pada sirkulasi darah.
yang
Pada waktu melakukan pekerjaan
pekerjaan.
fisik yang berat dilingkungan panas,
kebisingan dengan intensitas tinggi
maka darah akan mendapat beban
dapat
tambahan karena harus membawa
kesehatan seperti : meningkatnya
oksigen ke bagian otot yang sedang
tekanan darah dan tekanan jantung,
bekerja. Disamping harus membawa
resiko serangan jantung meningkat
panas
dan gangguan pencernaan.
dari
dalam
tubuh
ke
dipakai
untuk Secara
menyebabkan
melakukan fisiologis,
gangguan
141
Salah satu jenis lingkungan
merasakan
gangguan
kerja yang mempunyai tekanan panas
menurun
pada
tinggi adalah lingkungan kerja pada
Lingkungan panas berasal dari atap
indutri tekstil di PT X Pekalongan.
dan mesin proses produksi, sehingga
Perusahaan ini merupakan salah satu
dengan kondisi seperti ini sangat
industri
membahayakan
tekstil
di
Kabupaten
Pekalongan di mana terdapat mesin-
konsentrasi
saat
bekerja.
kesehatan
tenaga
kerja.
mesin dalam ruangan kerja di bagian
Berdasarkan
produksi pemintalan benang yang
Menterri
dapat
panas.
Transmigrasi No. 13/MEN/X/2011
survei
tentang Nilai Ambang Batas Faktor
pendahuluan didapatkan beberapa
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat
keluhan subyektif dari para pekerja
Kerja bahwa nilai ambang batas
di
pemintalan
iklim kerja indeks suhu basah dan
tersebut diantaranya : merasakan
bola (ISBB) dan Kebisingan adalah
panas saat bekerja, merasakan cepat
seperti pada tabel di bawah ini : 3
menimbulkan
Berdasarkan
hasil
ruangan
merasa
haus
bagian
saat
bekerja,
Tenaga
Peraturan Kerja
dan
dan
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang Diperkenankan Pengaturan waktu kerja setiap jam 75 % - 100 % 50 % - 75 % 25 % - 50 % 0 % - 25 %
Ringan 31,0 31,0 32,0 32,2
ISBB (oC) Beban Kerja Sedang 28,0 29,0 30,0 31,1
Berat 27,5 29,0 30,5
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan radiasi : 142
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi : ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola Catatan : - Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 Kilo kalori/jam. - Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai dengan kurang dari 350 Kilo kalori/jam. - Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan kurang dari 500 Kilo kalori/jam. Tabel 2. Nilai Ambang Batas Kebisingan Waktu pemaparan per hari
Intensitas kebisingan dalam dBA
8 4 2 1
Jam
85 88 91 94
30 15 7,5 3,75 1,88 0,94
Menit
97 100 103 106 109 112
28,12 14,06 7,03 3,52 1,76 0,88 0,44 0,22 0,11
Detik
115 118 121 124 127 130 133 136 139
Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.
143
METODE PENELITIAN
Keterangan :
Jenis penelitian adalah penelitian
N
observasional dengan rancangan Cross
p
= Jumlah sampel = Estimasi proporsi populasi = 0,8
sectional. Penelitian ini dilakukan di
Z1 / 2= Nilai Z pada kurva normal
industri tekstil di PT. X Pekalongan.
(ά=0,05) = 1,96
Populasi dalam penelitian ini meliputi
Q
= 1,0 – p = 0,2
seluruh pekerja di bagian produksi
N
= Besar populasi = 196 orang
pemintalan benang PT. X Pekalongan
d
= Degree of population/derajat keputusan = 0,1
adalah 196 orang dan berjenis kelamin laki-laki. Sampel penelitian ditetapkan berdasarkan kriteria inklusi.4 Kriteria
Berdasarkan
inklusi dalam penelitian ini meliputi :
diperoleh hasil:
a. Usia , dibatasi 18 – 40 tahun
perhitungan
maka
(1,96)2 x 0,8 x0,2 x 196
b. Jenis kelamin, dalam penelitian ini
n= (0,1)2 x (196-1) + (1,96)2 x 0,8 x
istirahat 1 jam.
n= 196 (1,96 )2 x = 47,04 0,8 Sehingga perkiraan jumlah sampel x0,2 x penelitian yang akan dipakai dalam 196
d. Masa kerja, dibatasi pada pekerja
penelitian ini adalah sebanyak 47 orang.
yang telah bekerja > 2 minggu.
(0,1) Instrumen yang digunakan dalam 2x penelitian ini meliputi : Questemp (196 -1) + (1,96mengukur tekanan panas, untuk )2 x 0,8 x Level Meter untuk mengukur Sound 196
jenis kelamin sampel semua laki-laki c. Lama kerja, dibatasi pada pekerja yang bekerja selama 8 jam/hari dengan
e. Bersedia menjadi sampel penelitian. Untuk
menghitung
besar
sampel
menggunakan rumus sebagai berikut : 2
n
Z1 / 2 p.q.N 2 2 d ( N 1) Z1 / 2 p.q
tingkat kebisingan ruang kerja, Tensimeter dan stetoskop untuk 144
mengukur tekanan darah, Stopwatch
yaitu sebelum bekerja dan setelah
untuk mengukur denyut nadi pekerja
bekerja.
dan kuesioner umum untuk mendapatkan data subyek.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran kebisingan dilakukan pada
Beban lingkungan kerja fisik yang
6 titik di lokasi penelitian.
diukur yaitu tekanan panas dan
Pada
pengukuran tekanan darah dan denyut
kebisingan.
nadi pengukuran dilakukan dua kali
Tabel 3. Hasil Pengukuran Tekanan Panas dan Kebisingan Pada Lingkungan Kerja No.
Bagian
Tekanan Panas dalam ISBB (oC) 29,8
Kebisingan (dBA)
1
R. Ring Frame I
92,8
2
R. Wending I
29,9
92,6
3
R. TFO I
30,9
98,4
4
R. Ring Frame II
30,9
98,7
5
R. Wending II
29,6
93,5
6
R. Roving II
30,8
89,9
Beban lingkungan kerja fisik
(Spinning II) dan tertinggi 30,9oC
yang diukur meliputi tekanan panas
pada bagian TFO (Spinning I) dan
dan intensitas kebisingan. Tekanan
Ring
panas yang diukur dengan indeks
Berdasarkan jenis pekerjaan yang
suhu bola basah di 6 titik di lokasi
dilakukan di bagian produksi tersebut
kerja bervariasi dengan nilai terendah
dikategorikan dalam beban kerja
29,6oC
sedang, sesuai dengan Peraturan
pada
bagian
Wending
Frame
(Spinning
II).
145
Menteri
Tenaga
Kerja
dan
lokasi kerja tempat penelitian telah
Transmigrasi No. 13/MEN/X/2011
melebihi nilai ambang batas yang
tentang nilai ambang batas faktor
diperkenankan.
fisika di tempat kerja bahwa untuk
Beberapa faktor yang dianalisis
beban kerja sedang nilai ambang
dalam penelitian ini berdasarkan
batas iklim kerja dengan ISBB tidak
karakteristik responden meliputi usia,
28oC
masa kerja status gizi, tekanan darah
diperkenankan
melebihi
sehingga lokasi kerja di tempat
dan
penelitian
sesudah bekerja.
telah
melebihi
nilai
ambang batas.
denyut
nadi
sebelum
dan
Usia responden berkisar antara
Kebisingan yang telah diukur
22 – 36 tahun dengan rerata 29,87
dengan Sound Level Meter di 6 titik
tahun. Frekuensi terbesar adalah usia
lokasi kerja bervariasi dengan nilai
31 tahun yaitu 9 orang (19,6%).
terendah 89,9 dBA pada bagian
Umur
Roving (Spinning II) dan tertinggi
mempengaruhi
98,4
darah,
dBA
pada
bagian
TFO
(Spinning I). Berdasarkan Peraturan
tekanan
Menteri
Umur
Tenaga
Kerja
dan
merupakan
terhadap
semakin
tua
sistolik juga
faktor
akan
usia
semakin
yang tekanan maka tinggi.
mempengaruhi
Transmigrasi No. 13/MEN/X/2011
denyut nadi karena denyut nadi
tentang nilai ambang batas faktor
dengan
fisika di tempat kerja nilai ambang
dengan dewasa, denyut nadi paling
batas kebisingan adalah 85 dBA,
tinggi ada pada bayi kemudian
usia antara bayi sampai
dengan demikian semua ruangan di 146
frekuensi
denyut
nadi
menurun
seiring dengan pertambahan usia. Masa
kerja
Status
gizi
responden
dihitung berdasarkan berat badan dan
responden
tinggi badan. Sebagian besar pekerja
berkisar antara 1,5 tahun sampai
termasuk dalam kategori status gizi
dengan 12 tahun. Masa kerja terlama
normal yaitu 34 orang (73,9 %) dan
11 tahun sebanyak 20 orang (43,5%).
ada yang termasuk kategori kurus
Masa kerja berkaitan erat dengan
yaitu 12 orang (26,1 %). Status gizi
proses
sangat erat kaitannya dengan tingkat
aklimatisasi.
Aklimatisasi
adalah penyesuaian diri terhadap
kelelahan
lingkunga kerja yang panas. Dalam
dasarnya kerja adalah aktifitas fisik
lingkungan
panas,
yang memerlukan energi. Makin
aklimatisasi dapat diperoleh dengan
banyak aktifitas fisik makin banyak
bekerja beberapa waktu lamanya.
dibutuhkan energi. Individu dengan
Biasanya adaptasi ini terjadi bila
status gizi baik akan menyimpan
seseorang telah bekerja selama 2 – 3
cadangan energi lebih banyak dan
minggu di lingkungan panas.5 Tenaga
relatif lebih lama bertahan tanpa
kerja yang sudah
beraklimatisasi
mengalami kelelahan dalam bekerja
akan
lebih
bila
namun
kerja
berkeringat kehilangan
yang
banyak,
garam-garam
natrium menjadi lebih sedikit bila
tenaga
dibanding
kerja.
dengan
Pada
individu
dengan status gizi kurang.6 Tekanan darah sistole dan
dibandingkan dengan tenaga kerja
diastole
yang belum teraklimatisasi.
penurunan
rata-rata setelah
mengalami bekerja,
sedangkan denyut nadi dan tingkat 147
kelelahan
rata-rata
peningkatan Penurunan
mengalami
setelah tekanan
bekerja.
Sedangkan
untuk
mengendalikan bising bisa dilakukan
dan
dengan pengaturan rotasi kerja pada
peningkatan denyut nadi dan tingkat
pekerja yang terpapar kebisingan
kelelahan ini terjadi setelah pekerja
dengan intensitas tinggi ke tempat
melakukan
atau
terpajan
berbagai
lingkungan tekanan
aktivitas
kerja
panas
darah
kerja.
fisik
dan
faktor
di
yang dan
meliputi
kebisingan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan
membuat sirkulasi
panas
adalah
ventilasi udara
dengan
supaya
sehingga
ada terjadi
yang
intnesitas
kebisingannya lebuh rendah dan memperketat
penggunaan
alat
pelindung diri (tutup atau sumbat telinga).
untuk mengendalikan dari faktor tekanan
bagian
Nilai median tekanan darah baik
sistole
mengalami bekerja.
maupun
diastole
penurunan
setelah
Berdasarkan
hasil
uji
pergantian udara dalam ruangan
Wilcoxon Signed Ranks diperoleh
dengan udara segar dari luar secara
nilai p 0,000 lebih kecil dari 0,05.
terus menerus untuk mengurangi
Sedangkan
tekanan panas dalam ruangan kerja,
diastole diperoleh nilai p 0,000 lebih
selain itu dengan adanya ventilasi
kecil dari 0,05. Berarti ada perbedaan
juga bisa menambah pencahayaan
yang bermakna antara tekanan darah
secara alami. Adapun luas ventilasi
responden
yang ideal adalah minimal 10 %
diastole
dibandingkan dengan luas ruangan
bekerja. Faktor lingkungan yang
untuk
baik sebelum
tekanan
darah
sistole
maupun
dan
sesudah
148
berpengaruh terhadap tekanan darah
tubuh sebagian besar meningkat.
adalah tekanan panas dan kebisingan.
Peningkatan
Batasan
berdasarkan
dengan mengalirkan darah untuk
Menteri
Tenaga
Peraturan Kerja
dan
panas
diatur
tubuh
membawa panas ke kulit dimana
Transmigrasi No. 13/MEN/X/2011,
keringat
dikeluarkan.
Untuk
nilai ambang batas faktor fisika di
terjadi
vasodilatasi
(pelebaran)
tempat kerja untuk beban kerja
pembuluh darah. Akibat pelebaran
sedang
pembuluh darah maka tekanan darah
dengan
ISBB
tidak
diperkenankan melebihi 28oC. Tubuh melepas panas melalui matabolisme nutrien
dan
itu
akan menurun.7 Faktor lingkungan yang juga
kontraksi
otot.
mempengaruhi perubahan tekanan
nutrien
terus
darah adalah kebisingan. Kebisingan
berlangsung bahkan saat tidur. Saat
yang melebihi nilai ambang batas
ada
kecepatan
berakibat terhadap kondisi fisiologis.
untuk
Adanya rasa tidak nyaman atau stress
bakar
bagi
yang meningkat akan menyebabkan
otot
yang
tekanan
Metabolisme
kegiatan
metabolisme
fisik meningkat
mensuplai
bahan
kebutuhan
kontraksi
darah
meningkat,
sakit
meningkat. Oleh sebab itu saat
kepala dan bunyi dering.8 Dalam hal
beraktivitas suhu tubuh meningkat
ini kebisingan menjadi faktor yang
karena
justru meningkatkan tekanan darah
dengan
aktivitas pajanan
kerja
ditambah
panas
dari
berlawanan dengan tekanan panas.
lingkungan kerja yang tinggi. Selama
Tetapi bila dilihat nilai median
ada pajanan panas yang tinggi, suhu
tekanan darah dalam penelitian ini, 149
ternyata nilai median sesudah bekerja
Pada
saat
tubuh
terpajan
(sistole = 110 mmHg, diastole = 70
tekanan panas maka tubuh berusaha
mmHg) lebih rendah dibandingkan
memindahkan panas ke kulit dengan
sebelum bekerja (sistole = 120
cara
mmHg, diastole = 75 mmHg), hal ini
permukaan kulit melalui vasodilatasi.
menunjukkan bahwa tekanan panas
Kondisi ini mendorong peningkatan
lebih dominan perannya dibanding
jumlah darah untuk dibawa ke otot.
kebisingan.
Untuk kegiatan ini maka jantung
Hasil analisis terhadap 46
meningkatkan
darah
memompa
lebih
responden bahwa rerata denyut nadi
ditunjukkan
dengan
responden setelah bekerja terjadi
denyut nadi. Denyut nadi merupakan
peningkatan.
respon
denyut
Pada
nadi
didapatkan
pengukuran
sebelum
nilai
cepat
ke
yang
peningkatan
kardiovaskuler
untuk
bekerja
pengaliran darah yang dibutuhkan
85,15
tubuh dan ini merupakan indikator
rerata
kali/menit dan pada pengukuran
sensitif
setelah
nilai
terhadap tekanan panas. Peningkatan
rerata 99,15 kali/menit. Hasil uji t
ini bervariasi, orang dengan kondisi
berpasangan untuk data denyut nadi
fisik yang baik terjadi peningkatan
diperoleh nilai p 0,000 lebih kecil
yang kecil, rata-rata 180 – 200
dari 0,05. Berarti ada perbedaan yang
kali/menit
bermakna
maksimal pada usia dewasa.7,8
bekerja
didapatkan
antara
responden sebelum bekerja.
denyut
nadi
dan sesudah
dari
tekanan
fisiologi
merupakan
angka
Saat tenaga kerja bekerja (menerima beban kerja) dan berada 150
di bawah pengaruh lingkungan kerja
bekerja pada berbagai tingkat
panas, maka kecepatan berkeringat
tekanan panas. Tekanan panas di
menjadi maksimum. Dengan kondisi
lokasi kerja minimal 29,60oC dan
ini tubuh akan banyak mengalami
maksimal
kehilangan
perbedaannya
garam-garam
mineral
30,90oC,
sehingga
hanya
1,3oC.
sehingga tubuh akan mengalami
Dilihat dari data tersebut tekanan
dehidrasi.
fisiologis
panas dilokasi kerja tidak berbeda
dehidrasi
jauh
Secara
mekanisme
terjadinya
sehingga
memungkinkan
diawali dengan pengeluaran keringat
tidak adanya perbedaan selisih
untuk mendinginkan tubuh. Dalam
tekanan darah sistole dan diastole
keadaan
sebelum dan sesudah bekerja pada
dehidrasi,
akan
diikuti
peningkatan suhu tubuh. Suhu tubuh yang meningkat akan mengakibatkan meningkatnya denyut nadi.
darah sistole berdasarkan tingkat panas
dan
tingkat
kebisingan. - Dari
- Dari
uji
Mann
Whitney
disimpulkan tidak ada perbedaan
Perbedaan perubahan tekanan
tekanan
lokasi kerja tersebut.
yang
signifikan
perubahan
tekanan darah sistole dan diastole sebelum dan sesudah bekerja pada tingkat kebisingan di bawah atau
uji
Mann
Whitney
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan selisih tekanan darah sistole maupun diastole sebelum dan sesudah
sama dengan 95 dBA dan di atas 95
dBA.
Untuk
kepentingan
analisis ini dipakai nilai batas 95 dBA karena melihat semua lokasi kerja mempunyai nilai kebisingan 151
di atas 85 dBA. Tidak adanya
berbagai tingkat tekanan panas.
perbedaan
tekanan
Tekanan panas di lokasi kerja
diastole
mempunyai perbedaan 1,3oC dan
disebabkan kebisingan yang tinggi
semua sudah di atas ambang batas
di semua lokasi yang sudah di atas
sehingga
tidak
nilai ambang batas. Pengaruh
perbedaan
terhadap
faktor
denyut nadi. Pajanan panas yang
darah
perubahan
sistole
dan
kebisingan
tekanan
darah
terhadap berkebalikan
sama-sama
memberikan perubahan
tinggi
mendorong
dibandingkan tekanan panas. Dari
tubuh untuk memindahkan panas
hasil
ini
ke kulit dengan cara menigkatkan
tingkat
darah ke permukaan kulit melalui
analisis
ternyata
pada
penelitian semua
kebisingan lebih banyak terjadi
vasodilatasi.
penurunan
mendorong peningkatan jumlah
tekanan
darah
dibanding yang tidak menurun. Perbedaan perubahan denyut
Kondisi
ini
darah untuk dibawa ke otot. Untuk kegiatan ini maka jantung
nadi sebelum dan sesudah bekerja
memompa
berdasarkan tingkat tekanan panas
ditunjukkan dengan peningkatan
dan tingkat kebisingan.
denyut nadi. 7,8
- Hasil analisis dengan uji Mann Whitney disimpulkan tidak ada perbedaan
yang
signifikan
perubahan denyut nadi sebelum dan
sesudah
bekerja
pada
- Dari
uji
lebih
cepat
Mann
yang
Whitney
disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan perubahan denyut nadi sebelum dan sesudah bekeja pada tingkat kebisingan > 95 dBA 152
dan ≤ 95 dBA. Tidak adanya
mengindikasikan
perbedaan perubahan denyut nadi
kebisingan memberikan pengaruh
disebabkan kebisingan di semua
yang bersifat menetap maupun
lokasi kerja sudah di atas ambang
sementara
batas. Hal ini menunjukkan bahwa
fisiologis
kebisingan
tidak
kebisingan yang bersifat jangka
memberikan perbedaan perubahan
pendek dapat menaktivasi sistem
denyut nadi dibandingkan yang di
hormon
bawah
mengakibatkan
>95
95
kebisingan
dBA
dBA. yang
tinggi
Tingkat dapat
bahwa
terhadap
fungsi
manusia.
dan
perubahan
Pajanan
otonom
yang
terjadinya yang
bersifat
menyebabkan peningkatan denyut
sementara seperti naiknya tekanan
nadi. Penelitian di laboratorium
darah,
dan
terjadinya vasokonstraksi.
epidemiologis
denyut
jantung
dan
nilai ambang batas yang telah SIMPULAN Dari
ditetapkan. hasil
pengukuran,
-
Ada perbedaan tekanan darah
pengamatan di lapangan dan analisis
sistole maupun distole pekerja
data disimpulkan hasil penelitian
antara sebelum dan sesudah
sebagai berikut :
bekerja dengan nilai p = 0,000
-
Hasil pengukuran tekanan panas
untuk tekanan darah sistole dan
dan kebisingan di lokasi kerja
p = 0,000 juga untuk tekanan
tempat penelitian sudah melebihi
darah diastole. Nilai median tekanan
darah
sistole
dan 153
diastole seblum bekerja lebih tinggi
dibanding
sesudah
bekerja. -
Ada
antara
denyut
nadi
di daerah panas adalah yang
sebelum
dan
mudah
sesudah bekerja dengan nilai p = 0,000.
-
Rerata
denyut
menyerap
keringat
seperti bahan katun.
nadi
c) Perlu membuat ventilasi supaya
sebelum bekerja lebih rendah
ada sirkulasi udara sehingga
dibanding sesudah bekerja.
terjadi pergantian udara dalam
Tidak ada perbedaan tekanan
ruangan dengan udara segar
darah, denyut nadi dan tingkat
dari luar secara terus menerus
kelelahan dari semua lokasi
untuk
kerja
panas dalam ruangan kerja.
berdasarkan
tingkat
tekanan panas dan kebisingan.
tekanan
d) Pengaturan rotasi kerja pada
panas dan kebisingan dengan
Kepada pihak perusahaan : a) Perlu menyediakan air minum yang mengandung garam-garam mineral seperti larutan gula garam untuk mengganti garamgaram
mengurangi
pekerja yang terpapar tekanan
SARAN -
untuk pekerja. Bahan pakaian yang dianjurkan untuk pakaian
perbedaan
pekerja
b) Menyediakan pakaian seragam
mineral
tubuh
keluar bersama keringat.
yang
intensitas yang tinggi ke tempat atau bagian lain yang lebih rendah. e) Memperketat
peraturan
penggunaan alat pelindung diri (APD) dan memberikan sangsi kepada
pekerja
yang
tidak 154
-
menggunakan alat pelindung
terhadap
diri pada saat bekerja.
denyut nadi.
Kepada tenaga kerja :
tekanan
darah
dan
DAFTAR PUSTAKA
a) disarankan memanfaatkan waktu istirahat dengan
dengan keluar
produksi
baik dari
untuk
yaitu
ruangan
mengurangi
paparan panas. b) Minum air
yang mengandung
garam-garam larutan
gula
mineral
seperti
garam
untuk
mengganti garam-garam mineral yang keluar bersama keringat. -
Kepada
peneliti
lain
perlu
dibandingkan antara lokasi kerja yang mempunyai cukup variasi tekanan panas dan kebisingan agar dapat dilihat besar pengaruh tekanan panas dan kebisingan
1. American Conference of Governmental Industrial Hygienist (ACGIH). Thresh old limit values and biological exposure indices. Cincinnati.Usa.2005. 2. Suma’mur, P.K. Ergonomi untuk Produktifitas Kerja. Jakarta. CV. Haji Masagung.1989. 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13/MEN/X/2011. 4. Sastroasmoro, S., Ismael, S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Binarupa Aksara. Jakarta. 1995. 5. Suma’mur, P.K. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta. PT. Toko Gunung Agung. 2009. 6. Arisman, MB. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC, Jakarta. 2004. 7. Petrus C, Carl Zenz. Phisical Work and Heat Stress. In:Carl Zenz, Occupational Medicine, Mosby, London. 1996 8. Ronald M Scot. Introduction ti Industrial Hygiene. Lewia Publiser, CRC Press, Florida. 1995.
155