PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, KEPATUHAN PADA KODE ETIK, DAN PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta)
NASKAH PUBLIKASI
DISUSUN OLEH: IWAN ARIF WIJAYANTO B200100283
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, KEPATUHAN PADA KODE ETIK, DAN PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Di Surakarta Dan Yogyakarta) IWAN ARIF WIJAYANTO B200100283 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Kepatuhan pada Kode Etik, dan Pengendalian mutu KAP terhadap Kualitas Audit. Populasi pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode convenience non-randon sampling dan sampel yang digunakan sebanyak 24 responden. Data yang digunakan penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui instrument kuesioner. Dan alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada KAP di Surakarta dan yogyakarta ini menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu dan kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengendalian mutu KAP berpengaruh terhadap kualitas audit. Kata kunci: Tekanan Anggaran Waktu, Kepatuhan pada Kode Etik, Pengendalian mutu KAP dan Kualitas Audit.
PENDAHULUAN Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang ditujukan kepada pihak pemakai baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan sebagai sarana pengambilan keputusan. Oleh karena pentingnya fungsi laporan keuangan tersebut, para pemakai menuntut akuntabilitas, reliabilitas laporan keuangan serta laporan keuangan yang relevan. Untuk memenuhi semua karakteristik tersebut diperlukan jasa pihak ketiga yaitu pihak yang independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diandalkan sebagai sarana pengambilan keputusan. Menurut Agoes (2004) dalam Jatmika (2011) ada dua alasan mengapa suatu laporan keuangan perlu diaudit. Pertama, pelaporan keuangan yang tidak diaudit ada kemungkinan terjadi salah saji yang disengaja maupun tidak sengaja sehingga diragukan kewajarannya oleh pihak pemakai. Kedua, jika suatu laporan keuangan telah diaudit dan dinyatakan wajar tanpa pengecualian, maka integritas laporan keuangan tersebut tinggi karena dapat diasumsikan bahwa laporan keuangan telah disusun berdasarkan standar akuntansi berterima umum. Kebutuhan akan jasa akuntan publik sebagai pihak yang independen mengharuskan auditor untuk meningkatkan kualitas kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang berkualitas bagi pihak yang membutuhkan. Kepercayaan masyarakat dan pihak yang berkepentingan akan meningkat terhadap kualitas jasa akuntan publik jika profesi yang dilaksanakan
menunjukkan standar yang tinggi dan dapat memenuhi semua kebutuhan (Jatmika: 2011). Apapun pekerjaan yang dilakukan, sudah pasti ada suatu target yang harus dicapai. Begitu juga dengan auditor, auditor harus mampu menyelesaikan tugasnya dan harus segera mungkin memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya kepada para pemakai. Tekanan waktu merupakan kondisi yang tidak dapat dihindari oleh auditor, terlebih dalam menghadapi persaingan bisnis antar KAP yang ketat. Auditor harus mampu mengalokasikan waktu secara tepat untuk menghindari biaya yang semakin besar akibat lamanya proses audit. Selain itu, komplektisitas tugas yang harus segera diselesaikan dalam batas waktu tertentu menyebabkan menurunnya kinerja. Azad (1994) dalam Jatmika (2011) menemukan bahwa tekanan waktu adalah faktor timbulnya kinerja dibawah standar dan mendorong perilaku menyimpang auditor. Pengaruh-pengaruh seperti tekanan waktu diatas dapat menurunkan efektifitas dan efisiensi kegiatan pengauditan, yang memungkinkan auditor bekerja tidak dalam standar yang ditetapkan. Keterlibatan auditor dalam perekayasaan data akuntansi untuk menunjukkan kinerja perusahaan agar kelihatan lebih baik merupakan salah satu contoh pelanggaran terhadap etika profesi auditor sebagai pihak yang independen. Pihak-pihak pemakai laporan keuangan telah memberikan kepercayaan penuh kepada auditor untuk bekerja secara profesional berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Hal tersebut merupakan alasan mengapa kode etik diperlukan sebagai
standar
perilaku
profesional
tertinggi,
sehingga
mengembalikan
kepercayaan masyarakat dan pihak yang berkepentingan terhadap kualitas jasa yang diberikan akuntan publik. Kode etik diperlukan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, yaitu kode etik yang memuat seperangkat prinsip moral yang mengatur pola hubungan antara auditor dengan klien, auditor dengan rekan sejawat, dan auditor dengan masyarakat. Kode etik diharapkan dapat mengatur tingkah laku auditor sehingga jasa yang diberikan benarbenar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2 menyatakan bahwa terdapat dua karakteristik utama yang harus ada dalam informasi akuntansi sebagai sarana pengambilan keputusan, yaitu reliabilitas (dapat diandalkan) dan relevansi (Jatmika : 2011). Untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa akuntan publik dan mengadapi kompetisi bisnis maka
Kantor
Akuntan
Publik
(KAP)
perlu
menerapkan
standar
pengendalian mutu yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dua unsur utama sebagai penentu mutu audit yaitu Independensi dan Kompetensi. Malone (1996) dalam Jatmika (2011) menyatakan bahwa kuatnya pengendalian mutu, meliputi prosedur review, dan disiplin penerapan program serta pemahaman auditor terhadap prosedur dan penalty akan menurunkan perilaku yang berakibat rendahnya kualitas audit. Auditor berada diantara dua posisi yang sulit ketika menjalankan tugasnya. Di satu sisi auditor harus bersikap independen dan memberikan opini atas laporan keuangan sesuai keadaan sebenarnya, di sisi lain auditor menghadapi
kepentingan manajemen yang selalu berkeinginan terhadap laporan keuangan yang diaudit harus beropini wajar tanpa pengecualian. Disinilah pentingnya penerapan standar pengendalian mutu yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) agar independensi terwujud. Sikap independensi harus dijunjung tinggi auditor dalam melaksanakan tugasnya, Auditor harus mampu mempertahankan pendapatnya tanpa dipengaruhi atau dikendalikan pihak lain. Mutu personal yang harus dimiliki auditor selain independensi adalah kompetensi, yang meliputi pemahaman auditor terhadap prosedur, kemampuan auditor dalam menemukan atau mendeteksi kesalahan serta menentukan jumlah dan jenis kesalahan, memiliki pengetahuan yang memadai tentang apa dan bagaimana kesalahan itu terjadi, dan melaporkan adanya pelanggaran. Ayuningtyas dan Pamudji (2012) kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar sehingga berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam dalampenelitian ini adalah: (1) apakah tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap kualitas audit? (2) apakah kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas audit? (3) apakah pengendalian mutu kantor akuntan public berpengaruh terhadap kualitas audit? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang: (1) pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit; (2) pengaruh kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas audit; dan (3) pengaruh pengendalian mutu Kantor akuntan publik terhadap kualitas audit.
LANDASAN TEORI A.
Pengertian Auditing Menurut Haryono Jusuf (2001: 11), dalam bukunya mendefinisikan pengertian pengauditan yaitu: Suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakantindakan atau kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomuikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
B.
Kualitas Audit Jatmika (2011) mendefinisikan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam system akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugas tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dank ode etik profesi yang relevan. Christiawan (2005) dalam Singgih dan Bawono (2010) mengungkapkan, kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Kualitas audit terkait dengan jaminan auditor bahwa laporan keuangan tidak menyajikan kesalahan yang material atau memuat kecurangan (Astriana, 2010) dalam Setyorini (2011). Coram dkk (2003) dalam Setyorini (2011) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dilihat dari tingkat kepatuhan auditor dalam melaksaakan berbagai tahapan atau proses pengauditan.
C.
Tekanan Anggaran Waktu Sososutikno (2003) dalam Setyorini (2011), tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran pembahasan
waktu yang telah disusun atau terdapat
waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku . Tekanan
anggaran waktu merupakan suatu target waktu yang harus dicapai seseorang dalam bekerja dan menyelesaikan tugas pekerjaannya. Tekanan waktu dalam pekerjaaan dapat menyebabkan perilaku yang bermacam-macam pada seseorang, tuntutan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dalam waktu terbatas merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. D.
Kepatuhan pada Kode Etik Kode etik merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang menyimpang. Kode etik dibuat dengan tujuan untuk menentukan standar perilaku bagi para akuntan, terutama akuntan publik. Pada prinsipnya kode etik merupakan sistem dari prinsip-prinsip moral yang diberlakukan dalam suatu kelompok profesi yang ditetapkan secara bersama. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (2011) menyatakan bahwa prinsip dasar etika profesi yang wajib dipatuhi oleh setiap praktisi adalah integritas, objektifitas, Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian professional, kerahasiaan, dan perilaku profesional.
E.
Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Sistem pengendalian mutu KAP merupakan suatu konsep yang mensyaratkan bahwa auditor diharuskan untuk mematuhi peraturan dan standar yang berlaku serta harus menggunakan kemahiran profesi secara sugguh-sungguh dalam memberikan jasa sehingga auditor tersebut dapat memenuhi kewajibannya. Sistem pengendalian mutu KAP harus mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang ditetapkan KAP untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang kesesuaian perikatan professional dengan SPAP (PSPM No. 1 dalam SPAP, 2011).
HIPOTESIS Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut: H1: Tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap kualitas audit H2: Kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas audit H3: Pengendalian mutu kantor akuntan publik berpengaruh terhadap kualitas audit. METODE PENELITIAN A.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan menggunakan metode survey, yang mana data pokok dari sampel dari suatu populasi dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner dilapangan.
B.
Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan convenience non-random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana sampel yang diambil dalam penelitian adalah obyek yang memberi respon positif terhadap peneliti.
C.
Teknik Pengumpulan data Untuk
mendapatkan sampel yang dibutuhkan, peneliti melakukan
survey secara langsung melalui teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Kuesioner yang diajukan terdiri dari lima item pengukuran dan beberapa indikator. D.
Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh langsung yang bersumber dari jawaban koesioner dari responden yang dikirim secara langsung kepada auditor dari beberapa KAP di Surakarta dan Yogyakarta.
E.
Pengukuran Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Independen a. Tekanan anggaran waktu Tekanan anggaran waktu dalam penelitian ini adalah waktu yang diberikan klien kepada auditor untuk menyelesaikan tugasnya.
Mengacu pada Jatmika (2011), Indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Pemahaman auditor atas anggaran waktu 2) Tanggung jawab auditor atas anggaran waktu 3) Penilaian kinerja yang dilakukan atasan 4) Alokasi fee untuk biaya audit 5) Frekuensi revisi anggaran waktu b. Kepatuhan pada kode etik Kepatuhan pada kode etik adalah sikap auditor untuk mematuhi kode etik yang ditetapkan saat melaksanakn tugas. Mengacu pada penelitian Jatmika (2011), Indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1) Auditor dengan rekan kerjanya 2) Auditor dengan atasannya 3) Auditor dengan kliennya/obyek pemeriksanya 4) Auditor dengan masyarakat c. Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini tergantung dari kebijakan pengendalian yang dilakukan oleh masing-masing Kantor akuntan
Publik
(KAP)
mengenai
pelaksanaan
dan
prosedur
pengendalian mutunya. Namun untuk ukuran umum pengendalian mutu menggunakan standar auditing dari SPAP.
2. Variabel Dependen a. Kualitas Audit Kualitas
audit
mencerminkan
kinerja
audit
dengan
hasil
pemeriksaannya. Mengacu pada penelitian Singgih dan Bawono (2010) serta Ayuningtyas dan Pamudji (2012), indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit 2) Keahlian dan kualitas personal rekan dan staff audit 3) Keandalan hasil laporan audit F.
Analisis Data 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Untuk mengukur validitas kuesioner yang diberikan kepada responden digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson, dengan taraf signifikansi 5%, jika r-jitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu variabel atau konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronchbach’s alpha > 0,60 (Ghozali, 2005:42)
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Pengujian normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Jika nilai probabilitas >0,05 maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian multikolonieritas dalam penelitian ini menggunakan Variance Inflation factor (VIF) dan tolerance value, jika VIF < 10 atau
nilai
tolerance
>
0.1
maka
menunjukkan
adanya
multikolonieritas (Ghozali, 2005: 92). c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian ini menggunakan Uji Glejser, jika probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas (Ghozali, 2005: 105).
3. Metode Regresi Linear Berganda Pengujian hipotesis atau tahap menganalisis pengaruh antar variabel menggunakan alat uji dengan model analisis regresi linear berganda, dengan persamaan sebagai berikut : ۹ = ۯ + ܅ۯ܂+ ۹۹۳ + ۻ۾۹ + ܍ Keterangan : KA
= Kualitas Audit
β
= Intersep Model
βଵ βଶ βଷ βସ = Koeϐisien Regresi TAW
= Tekanan Anggaran Waktu
KKE
= Kepatuhan Terhadap Kode Etik
PMK
= Pengendalian Mutu KAP
e
= Error
4. Pengujian Hipotesis a. Uji F Uji F yaitu untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2009). Dengan taraf signifikansi 5%, jika F-hitung < 0,005 maka variabel independen mempengaruhi variabel dependen. b. Uji t
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2005). Taraf nyata yang digunakan adalah 5%, jika nilai t-hitung <0,05 maka variable independen mempengaruhi variable dependen. c. Uji Koefisien Determinasi (ܴ ଶ ) Pengujian determinasi (ܴ ଶ ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa variabel tekanan anggaran waktu, kepatuhan pada kode etik dan pengendalian mutu kantor akuntan publik secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi Kualitas Audit. Tetapi secara parsial, Variabel pengendalian mutu kantor akuntan publik berpengaruh terhadap Kualitas Audit, sedangkan tekanan anggaran waktu, kepatuhan pada kode etik tidak memberikan pengaruh terhadap Kualitas Audit. 1. Hipotesis pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit Hasil uji hipotesis variabel tekanan anggaran waktu mempunyai nilai signifikansi 0,843 dan lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak, sehingga dapat dikatakan variabel tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
2. Hipotesis pengaruh kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas audit Hasil uji variabel kepatuhan pada kode etik menunjukkan bahwa kepatuhan pada kode etik mempunyai nilai signifikansi 0,182 dan lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak, sehingga dapat dikatakan variabel kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 3. Hipotesis pengaruh pengendalian mutu kantor akuntan publik terhadap kualitas audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel pengendalian mutu KAP mempunyai nilai signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pengendalian mutu KAP berpengaruh terhadap kualitas audit. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hipotesis, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, terbukti dari hasil uji t diperoleh nilai p>0,05 maka H1 ditolak. 2. Kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, terbukti dari hasil uji t diperoleh nilai p>0,05 maka H2 ditolak secara statistik.
3. Pengendalian mutu KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pernyataan ini terbukti dari hasil uji t diperoleh nilai p<0,05 maka H3 diterima. Keterbatasan yang perlu diperbaiki pada penelitian-penelitian selanjutnya adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan metode survey melalui kuesioner memiliki kelemahan yaitu terdapat responden yang tidak menjawab pertanyaan dengan serius. Selain itu, Responden yang digunakan dalam penelitian ini hanya melibatkan auditor yang bekerja di kota Surakarta sebanyak 2 KAP dan Yogyakarata sebanyak 3 KAP. Melihat dari keterbatasan penelitian yang sudah disampaikan sebalumnya, adapun saran yang dapat peneliti sampaikan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat menambah jumlah responden yang diteliti. 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel independen lainnya seperti akuntabilitas, pengetahuan, dan skeptisme auditor. . 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengatasi kelemahan metode survey dengan menambah metode lain dalam pengumpulan data seperti wawancara/interview agar responden memberi jawaban yang benar-benar dapat diandalkan dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Ayuningtyas, Harvita Yulian, dan Sugeng Pamudji. 2012. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit” Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 1 No.2 (online), (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting), diakses tanggal 27 Maret 2013. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamdani, Yusron. 2012. “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Dan Komplektisitas Tugas Terhadap Audit Judgement”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hardi. 2008. “Mengenal Sistem Pengendalian Mutu KAP”. (online), (http://auditme-post.blogspot.com/2008/07/mengenal-sistem-pengendalianmutu-kap.html) diakses tanggal 17 September 2013. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat Indarto, Stefani Lily. 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi. November 2011, Vol. 7 No. 2: 197-210 Jatmika, Windy. 2011. “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Kepatuhan Pada Kode Etik, Dan Pengendalian Mutu KAP Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Ekonomi. Juni 2011, Vol. 2 No. 1: 13-19 Jusuf, Haryono. 2001. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kumalasari, Nova dkk. 2013. “Pemengaruh Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Pada Auditor Di KAP Surabaya”. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi. Februari 2013, Vol. 1 No. 1: 28-39 Lestari, Rini. 2008 . “Kode Etik Dan Standar Audit”. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP (online), (http://pusdiklatwas. bpkp. go. id/namafile/ 298/ KESA_Terampil. pdf) diakses tanggal 17 September 2013.
Manullang, Asna. 2010. “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Dan Resiko Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit”. Fokus Ekonomi, Juni 2010, Vol. 5 No. 1 : 81-94 Manulang, M. 1984. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia Mulyadi, dan Kanaka Puradireja.1998. Auditing. Jakarta: Salemba Empat Najib, Ayu Dewi Riharna dkk. 2010. “Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Provinsi Sul-Sel). Jurnal (Online).
(http://www.academia.edu/4495359/jurnal_skripsi), diakses tanggal 2 November 2013 Queena, Precilia Prima dan Abdul Rohman. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kota/Kabupaten Di Jawa Tengah”. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 1 No. 2 (online), (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting), diakses tanggal 17 Maret 2013. Rusyanti, Rina. 2010. “Pengaruh sikap skeptisme, profesionalisme auditor, dan tekanan anggaran waktu tehadap kualitas audit (studi empiris pada KAP di Jakarta Utara). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Samsi, Nur dkk. 2013. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntasi. Maret 2013 Vol. 1 No. 2: 207226 Setiani, Ria. 2012. “Pengertian Auditing”. (online), (riasetiani.blogspot.com/2012/11/pengertian-auditing.html?m=1) diakses tanggal 17 September 2013. Setyorini, Andini Ika. 2011. “Pengaruh Kompleksitas Audit,Tekanan Anggaran Waktu, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel Moderating Pemahaman Terhadap Sistem Informasi (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di Semarang)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang Singgih, Elisha Muliani, dan Icuk Rangga Bawono. 2010. “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Auditor Di KAP “Big Four” Di Jakarta). SNA XIII Purwokerto. pp 1-23 Subhan. 2011. “Pengaruh Kecermatan Profesi, Obyektifitas, Independensi dan Kepatuhan pada Kode Etik Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi pada Inspektorat Kabupaten Pamekasan). Jurnal Suhayati, Elly dan Ari Bramasto. 2010. “Standar Auditing Dan Kode Etik Akuntan Publik”. Modul (online), (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/374/jbptunikompp-gdl-ellysuhaya-18683-2pertemua-3.pdf) diakses tanggal 17 September 2013.