PENGARUH TAI CHI FOR DIABETES (TCD) TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI DAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DIWILAYAH KELURAHAN POLEHAN KOTA MALANG
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan pada Program Studi Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
AGIK PRIYO NUSANTORO 20141050001
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i
LEMBAR PENGESAHAN Naskah Publikasi PENGARUH TCD (TAI CHI FOR DIABETES) TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI DAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DIWILAYAH KELURAHAN POLEHAN KOTA MALANG
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal: 14 November 2016
Oleh :
AGIK PRIYO NUSANTORO 20141050001
Penguji :
Shanti Wardaningsih., Ns. M.Kep. Sp. Jiwa., Ph.D
(……………………)
Novita Kurnia Sari., S.Kep. Ns., M.Kep
(……………………)
Yanuar Primanda., S.Kep. Ns. MNS
(……………………)
Mengetahui, Ketua Program Studi Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(Fitri Arofiati, S.Kep., Ns., MAN., Ph.D) ii
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku pembimbing tesis mahasiswa Program Magister Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
dan
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta : Nama
: Agik Priyo Nusantoro
No Mahasiswa
: 20141050001
Judul
: Pengaruh Tai Chi for Diabetes (TCD) terhadap Perubahan Tingkat Depresi dan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II diWilayah Kelurahan Polehan Kota Malang.
Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing sebagai co-author. Demikian harap maklum.
Yogyakarta, 14 NOVEMBER 2016 Pembimbing I
Mahasiswa
(Shanti Wardaningsih.,M.Kep. Sp. Jiwa., Ph.D) Pembimbing II
(Novita Kurnia Sari, Ns., M.Kep)
*
) Coret yang tidak perlu iii
(Agik Priyo Nusantoro)
PENGARUH TAI CHI FOR DIABETES (TCD) TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI DAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KELURAHAN POLEHAN KOTA MALANG Agik Priyo Nusantoro, Shanti Wardaningsih, Novita Kurnia Sari ABSTRAK Latar Belakang : Diabetes melitus merupakan penyakit silent killer yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Selain itu, pada pasien diabetes melitus dapat mengalami resiko depresi 3 kali lipat dibandingkan masyarakat umum. Salah satu penatalaksanaan pada penderita diabetes melitus adalah dengan latihan jasmani berupa senam tai chi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh Tai Chi for Diabetes (TCD) terhadap perubahan tingkat depresi dan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe 2. Metode : Penelitian ini menggunakan metode quasy experiment dengan pendekatan pre post test with control group design dengan total sampel 44 responden yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok intervensi 22 responden diberikan senam TCD 2 kali dalam seminggu selama 4 minggu, sedangkan kelompok kontrol 22 responden diobservasi tanpa diberikan senam TCD. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dan uji analisis menggunakan wilcoxon test dan Mann-Whitney test. Hasil :Pengukuran sebelum dan sesudah TCD didapatkan nilai tingkat depresi dan kadar glukosa darah pada kelompok intervensi mengalami penurunan dimana nilai mean depresi 5,27 dan nilai mean glukosa darah 30,50 sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan dimana nilai mean depresi 1,22 dan nilai mean glukosa darah 13,22. Kesimpulan : Penelitian ini membuktikan bahwa TCD efektif menurunkan tingkat depresi dan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe 2. Saran : Dibutuhkan penelitian lanjutan tentang TCD dalam upaya mengatasi permasalahan pada penderita diabetes melitus tipe 2 serta penerapan TCD dalam pelayanan kesehatan sebagai salah satu penatalaksanaan penderita diabetes melitus dalam mengontrol penyakitnya. Kata Kunci : TCD, Diabete Melitus, Tingkat Depresi, Kadar Glukosa Darah
iv
THE EFFECTS OF TAI CHI FOR DIABETES (TCD) TOWARD THE CHANGING OF DEPRESSION LEVEL AND BLOOD SUGAR LEVEL ON DIABETES MELLITUS TYPE 2 PATIENTS IN POLEHAN, MALANG CITY Agik Priyo Nusantoro, Shanti Wardaningsih, Novita Kurnia Sari ABSTRACT Background: Diabetes mellitus is a silent killer that may cause health problem. Besides, the diabetes mellitus patients may have depression risk 3 times more than common people. One of the treatments for diabetes mellitus patients are by doing physical exercise, such as tai chi gymnastics. This research aims to analyze the effects of Tai Chi for Diabetes toward the changing of depression level and blood sugar level on diabetes mellitus type 2 patients. Methodology: This research used quasy experiment method with pre post test control group design approach. The total number was 44 respondents and they were divided into two groups. The intervention group which consist of 22 respondents were given TCD gymnastics twice a week for 4 weeks, while the control group which consist of 22 respondents were observed without the gymnastics. The sampling technique used was simple random sampling and the analysis test used wilcoxon test and Mann-Whitney test. Result: The before and after measurement of TCD showed that the value of depression level and blood sugar in the intervention group decreased in which the mean of the depression was 5,27 and the mean of blood glucose was 30,50. Whereas in the control group, the depression level increased in which the mean of it was 1,22 and the mean of blood glucose was 13,22. Conclusion: this research proved that TCD is effectively decreasing the level of depression and the blood glucose level on diabetes mellitus type 2 patients. Suggestion: It is needed further research about TCD which aimed to resolve the problems on diabetes mellitus type 2 patients and also the application of TCD in health service as one of the treatment for the diabetes mellitus patients in controlling their disease. Key Words: TCD, Diabetes Mellitus, Depression Level, Blood Glucose Level
v
Selain itu juga akan menstimulus pengeluaran
PENDAHULUAN Diabetes penyakit
suatu
hormon epinefrin dan norepinefrin untuk
yang diakibatkan karena tubuh
memperkuat sistem saraf simpatis, berperan
penderitanya
melitus
tidak
merupakan
bisa
secara
otomatis
dalam adaptasi terhadap stres dan pengaturan
mengontrol kadar gula di dalam darah.
tekanan darah. Efek dari pengeluaran hormon
Diabetes melitus merupakan penyakit silent
tersebut
killer yang ditandai dengan peningkatan kadar
suasana hati, depresi dan perubahan perilaku.30
glukosa darah dan kegagalan sekresi insulin
Penderita diabetes melitus terutama
dapat
mempengaruhi
atau penggunaan insulin dalam metabolisme
yang
yang tidak adekuat. Penyakit yang akan
risiko depresi 3 kali lipat dibandingkan
ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan
masyarakat umum.
mata, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi
diabetes melitus akan memberikan kontribusi
seksual,
untuk neurohormonal dan neurotransmitter
luka
sulit
sembuh
membusuk/gangren,
infeksi
gangguan
darah,
pembuluh
dan
paru-paru, stroke
mengalami
yang
dapat
komplikasi,
perubahan
33
mempunyai
Selain itu, depresi pada
mempengaruhi
perubahan
metabolisme glukosa.19 Depresi pada penderita
dan
sebagainya. 6,8,35
diabetes melitus dua kali lebih banyak
Menurut survei yang dilakukan oleh
dibandingkan penduduk umumnya, dengan 15% - 30% dari penderita diabetes melitus. 27
organisasi kesehatan dunia WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia dalam
Tujuan pengelolaan diabetes melitus
jumlah penderita diabetes melitus dengan
adalah untuk menghilangkan keluhan atau
prevalensi 8,6% dari total penduduk.35 Data
gejala, mempertahankan rasa nyaman dan
dari Dinkes Jatim menunjukkan bahwa dari
sehat, mencegah
tahun 2012, berdasarkan pada jumlah kasus
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
Oleh karena itu, individu dengan diabetes
sebuah rumah sakit, rumah sakit tipe B yang
harus mengatur pola makan dengan makanan
berjumlah 24 rumah sakit, kasus terbanyak
yang sehat, rendah lemak dan cukup hidrat
masih tergolong penyakit degeneratif yakni
arang, menjalani pemeriksaan gula darah,
hipertensi dan diabetes melitus. 9
latihan
Diabetes melitus terkait dengan fluktuasi
jasmani
timbulnya komplikasi,
secara
teratur,
menjaga
keseimbangan berat badan serta menggunakan obat sesuai anjuran dokter.28
cepat glukosa darah. Perubahan glukosa dalam darah pada pasien diabetes melitus akan
Senam
direkomendasikan
mempengaruhi HPA (Hipothalmic Pituitari
dengan
Adrenal) sehingga akan terjadi sekresi hormon
maksimum heart rate), durasi 30-60 menit
kortisol yang berperan dalam respon stres.
dengan frekuensi 3 kali/ minggu dan tidak 1
intensitas
moderat
(60
dilakukan -70
%
lebih dari 2 hari berturut-turut tidak melakukan
METODE PENELITIAN
senam. 3,33
Penelitian
ini
menggunakan
quasy
Tai chi adalah suatu bentuk gerakan
experimental dengan pendekatan pre test and
pikiran-tubuh terapi yang telah dipraktekkan
post test with control group design. Penelitian
dalam pengobatan tradisional Cina selama
ini dilakukan untuk melihat pengaruh TCD
lebih dari tiga ratus tahun. Meskipun ada
terhadap perubahan tingkat depresi dan kadar
banyak gaya yang berbeda dari tai chi,
glukosa darah pada responden penderita
kebanyakan terdiri dari pelatihan gerakan,
Diabetes Melitus tipe 2. Populasi dalam
pernapasan, dan pikiran, dengan fokus yang
penelitian ini adalah semua pasien diabetes
kuat pada pikiran, dan berbagi sifat rendah. Tai
melitus tipe 2 yang ada diwilayah kelurahan
chi telah terbukti memiliki manfaat fisiologis
Polehan
dan psikologis.
18
Kota
Malang
sebanyak
105
responden. Penentuan sampel dalam penelitian
Sebagian besar studi melaporkan efek
ini dengan cara simple random sampling yang
positif dari tai chi dalam mengurangi berbagai
didapatkan 22 responden untuk kelompok
gejala psikologis, kecemasan, depresi, stres
intervensi dan 22 responden untuk kelompok
dan rasa takut jatuh, atau meningkatkan sikap,
kontrol.
seperti suasana hati dan harga diri.
40
Tai chi
Pada Kelompok intervensi diberikan
juga bermanfaat untuk meningkatkan kontrol
perlakuan berupa senam TCD sebanyak 2 kali
glukosa yang mengakibatkan perubahan positif
seminggu selama 4 minggu dan kelompok
pada mikrosirkulasi untuk ekstermitas.1
kontrol sebagai pembanding tanpa senam
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
TCD. Kedua kelompok dilakukan pengukuran
diwilayah kelurahan Polehan kota Malang
tingkat depresi dan kadar glukosa darah
pada bulan Juni 2016, ditemukan dari 10
sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test)
pasien dengan diabetes mellitus yang datang
senam TCD dengan menggunakan alat ukur
berobat ke puskesmas, 6 pasien adalah pasien
Patient Health Questionnaire (PHQ-9) dan
lama yang terdiagnosa diabetes melitus tipe 2
Glukometer. Instrumen PHQ-9 sudah teruji
yang mengalami depresi ringan dan kadar
validitasnya dengan nilai r=0,59 lebih besar
glukosa darah yang tidak terkontrol. Selain itu
dari r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
dari
instrumen
10
pasien
tersebut
belum
pernah
penelitian
ini
valid
dan
alat
melakukan penatalaksanaan diabetes melitus
glukometer sudah dikalibrasikan sehingga
berupa latihan jasmani untuk mengontrol kadar
hasil nya akurat.20
glukosa darahnya.
Analisis
yang
digunakan
dalam
penelitian ini yaitu analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk 2
mengetahui distribusi frekuensi karakteristik
Tingkat Depresi
responden. Analisis bivariat dilakukan untuk 200.00%
mengetahui hubungan antar variabel, yang
Tidak, Ringan, Sedang, 100% Ringan, Sedang, 55% Tidak, 0 45% 0% 2 40%
100.00%
pada penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon
0.00%
dan uji Mann-Whitney.
0
Sebelum Sesudah
-100.00%
HASIL PENELITIAN
Sumber : Data primer 2016
1. Karakteristik Responden Grafik 1.1. Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Grafik 1.2, tingkat depresi
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia,
kelompok intervensi sebelum TCD yaitu
Jenis Kelamin, Pendidikan dan Lama
55% berada pada tingkat depresi ringan, 45%
menderita DM di Kelurahan Polehan Kota
berada pada tingkat depresi sedang dan
Malang (Agustus 2016, n=44)
sesudah TCD berada pada tingkat tidak
Axis Title
depresi sebanyak 100%. 25 20 15 10 5 0
Grafik 1.3. Distribusi Tingkat Depresi Responden Kelompok Kontrol Intervensi
(Agustus 2016, n1=22)
Kontrol
Tingkat Depresi 100.00%
Grafik
1.1
menunjukkan
bahwa
Ringan, 82% Ringan, Sedang, 55% 45% Sedang, 18% Tidak, 0
50.00%
responden dengan usia ≥ 55 tahun paling
0.00% 0
banyak dengan jumlah 38 orang, jenis kelamin responden paling banyak berjenis
1
2
3
Sebelum Sesudah
4
Sumber : Data primer 2016
kelamin perempuan dengan jumlah 38 orang.
Berdasarkan Grafik 1.3, tingkat depresi
Tingkat pendidikan responden paling banyak
responden kelompok kontrol sebelum TCD
berpendidikan SD yaitu sebesar 22 orang dan
yaitu 82% berada pada tingkat depresi
berdasarkan lama menderita DM paling
ringan, 18% berada pada tingkat depresi
banyak sejak 4-6 tahun yaitu sebesar 20
sedang dan sesudah TCD berada pada
orang.
tingkat depresi ringan sebanyak 55% dan
Grafik 1.2. Distribusi Tingkat Depresi
depresi sedang 45%.
Responden Kelompok Intervensi (Agustus 2016, n1=22)
Tabel 1.1 Distribusi Kadar Glukosa darah Responden Kelompok Intervensi dan Kontrol 3
(Agustus 2016, n1=22, n2=22) Sebelum Sesudah Variabel GDP Mean±SD Mean±SD Intervensi 157,00±32,9 126,50±27,46 Kontrol 1 191,50±46,87 178,27±45,8 5 Sumber : Data primer 2016
(0,003)< 0,005, dengan nilai rerata sebelum TCD 8,5 dan sesudah TCD 3,22. Sedangkan hasil uji pada kelompok kontrol diperoleh nilai p-value (0,083) > 0,05 dengan nilai rerata sebelum TCD 8,13 dan sesudah TCD 9,36.
Tabel 1.1, menunjukkan nilai rerata kadar
glukosa
darah
pada
2. Nilai selisih perbedaan perubahan tingkat
kelompok
depresi pada kelompok Intervensi dan
intervensi sebelum TCD 157,00 dan sesudah
kelompok Kontrol.
TCD 126,50. Nilai rerata kada glukosa darah
Tabel 1.3 Hasil uji Selisih beda Tingkat Depresi
pada kelompok kontrol sebelum TCD 178,27
sebelum dan sesudah senam TCD pada Kelompok
dan sesudah TCD 191,50.
Intervensi dan Kontrol penderita Diabetes Melitus
2. Analisa Bivariat
tipe II diwilayah Kelurahan Polehan Kota Malang.
a. Tingkat Depresi
Kelompok Intervensi dan Kontrol penderita
Tingkat Mean±SD CI 95% P Depresi value Intervensi -5,27 ± -4,66 – 2,26 (-5,87) 0,000* 1,22± 1,19 – Kontrol 0,08 1,26 *p < 0,05 Based on Mann-Whitney test Tabel 1.3 menunjukkan hasil nilai
Diabetes Melitus tipe 2 diwilayah Kelurahan
selisih beda tingkat depresi antara kelompok
Polehan Kota Malang (Agustus 2016, n=44)
kontrol dan kelompok intervensi diperoleh
1. Perbedaan tingkat depresi sebelum dan sesudah kelompok intervensi dan kontrol. Tabel 1.2 Hasil uji beda Tingkat Depresi sebelum dan sesudah senam TCD pada
Tingkat Depresi Intervensi Sebelum Sesudah
Mean±SD
8,5 ± 2,26 3,22 ± 0,81
CI 95% 7,55 – 9,44 2,88 – 3,56
hasil p-value 0,000 < 0,05 dengan nilai
P value
rerata pada kelompok intervensi terjadi penurunan kelompok
0,003*
sebesar kontrol
-5,27 terjadi
dan
pada
peningkatan
sebesar 1,22. Berdasarkan hasil tersebut
Kontrol Sebelum Sesudah
dapat disimpulkan bahwa TCD berpengaruh
8,13 ± 7,35 – 1,85 8,91 0.083 9,36 ± 8,55– 1,94 10,17 *p < 0,05 Based on Wilcoxon Signed Rank test Tabel 1.2 menunjukkan hasil uji beda
signifikan
terhadap
penurunan
tingkat
depresi pada penderita diabetes melitus tipe 2. b. Kadar Glukosa Darah
tingkat depresi sebelum dan sesudah pada
1. Perbedaan kada glukosa darah sebelum
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
dan sesudah pada kelompok intervensi
menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai
dan kontrol.
p-value pada kelompok intervensi adalah 4
Tabel 1.4 Hasil uji beda Kadar Glukosa Darah
Tingkat Depresi Intervensi
sebelum dan sesudah senam TCD pada
Diabetes Melitus tipe 2 diwilayah Kelurahan Polehan Kota Malang (Agustus 2016, n=44)
Mean±SD
Intervensi Sebelum 157,00 ±32,91 Sesudah
Kontrol Sebelum Sesudah
CI 95%
kelompok kontrol dan kelompok intervensi diperoleh hasil p-value 0,000 < 0,05 dengan
142,40– 171,59
126,50 ±27,46
nilai rerata pada kelompok intervensi terjadi 0,000*
114,32– 138,67
178,27±45,85 191,50 157,93– ±46,87 198,60
kelompok
darah
sebelum
intervensi
dan
dan
sebesar
kelompok
kontrol
-30,50 terjadi
dan
pada
peningkatan
dapat disimpulkan bahwa TCD berpengaruh signifikan 0.000*
sesudah
kelompok
penurunan
sebesar 13,22. Berdasarkan hasil tersebut
terhadap
perubahan
kadar
glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe 2. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden
pada
a. Usia
kontrol
Hasil pengukuran karakteristik responden
menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai p-value
berdasarkan usia pada kelompok intervensi
pada kelompok intervensi adalah (0,000)< 0,005,
dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa
dengan nilai rerata sebelum TCD 157,00 dan
sebagian besar responden adalah penderita
sesudah TCD 126,50. Sedangkan hasil uji pada
diabetes melitus dengan usia ≥ 55 tahun.
kelompok kontrol diperoleh nilai p-value (0,000) >
Selain itu, hasil dari crosstab usia dengan
0,05 dengan nilai rerata sebelum TCD 178,27 dan
tingkat depresi menunjukkan bahwa usia ≥55
sesudah TCD 191,50. 2. Nilai
P value
selisih beda kadar glukosa darah antara
P value
170,71– 212,28 *p < 0,05 Based on Wilcoxon Signed Rank test Tabel 1.4 menunjukkan hasil uji beda kadar glukosa
CI 95%
-28,08 – 30,50±5,45 (-32,92) 0,000* 12,78 – Kontrol 13,22±1,02 13,68 *p < 0,05 Based on Mann-Whitney test Tabel 1.5 menunjukkan hasil nilai
Kelompok Intervensi dan Kontrol penderita
GDP
Mean±SD
tahun mempunyai tingkat depresi yang lebih
selisih perbedaan perubahan kadar
tinggi.
glukosa darah pada kelompok Intervensi dan
Semakin meningkatnya usia menuju
kelompok Kontrol.
penuaan maka semakin menurunnya kualitas
Tabel 1.5 Hasil uji Selisih beda Kadar Glukosa Darah sebelum dan sesudah senam TCD pada Kelompok Intervensi dan Kontrol penderita Diabetes Melitus tipe 2 diwilayah Kelurahan Polehan Kota Malang.
seseorang dalam mengontrol diri mereka agar tetap sehat sehingga hal tersebut dapat membuat seseorang merasa depresi.29 Selain itu, usia erat kaitannya dengan terjadinya 5
kenaikan kadar glukosa darah.11 Usia juga
dibandingkan dengan laki – laki, selain itu
merupakan faktor resiko diabetes melitus
faktor aktivitas fisik perempuan lebih rendah
karena
cenderung
dibanding laki-laki sehingga hal tersebut
meningkat pada usia lanjut sehingga dapat
dapat menyebabkan terjadinya peninggkatan
mempengaruhi peningkatan kadar glukosa
kadar glukosa darah.33
resistensi
insulin
darah.26
c. Tingkat Pendidikan
b. Jenis Kelamin
Hasil pengukuran karakteristik responden
Hasil pengukuran karakteristik responden
berdasarkan
tingkat
pendidikan
terakhir
berdasarkan jenis kelamin responden pada
responden pada kelompok intervensi dan
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
kelompok
didapatkan penderita diabetes melitus tipe 2
berpendidikan SD. Selain itu, hasil dari
sebagian besar berjenis kelamin perempuan.
crosstab tingkat pendidikan dengan tingkat
Selain itu, hasil dari crosstab jenis kelamin
depresi
dengan tingkat depresi menunjukkan bahwa
pendidikan SD dan SMP pada responden
jenis kelamin perempuan
mempunyai
mempunyai tingkat depresi yang lebih tinggi
tingkat depresi yang lebih tinggi dari pada
dibandingkan yang lain. Seseorang yang
laki-laki.
memiliki tingkat pendidikan yang lebih
Penderita diabetes melitus tipe 2 lebih banyak
terjadi
pada
kontrol
sebagian
menunjukkan
bahwa
besar
tingkat
tinggi akan memberikan respon yang lebih
perempuan
rasional
dalam
menghadapi
masalah
dibandingkan pada laki-laki.21 Menderita
dibandingkan
penyakit kronik seperti diabetes melitus
memiliki tingkat pendidikan yang rendah,
dapat menjadikan suatu beban pikiran yang
sehingga hal tersebut dapat meminimalkan
dapat terjadi pada diri seseorang. Selain itu
resiko depresi. Pendidikan adalah proses
adanya perbedaan respon terhadap beban
untuk
pikiran antara laki-laki dan perempuan. Otak
masyarakat dan akan memberi kesempatan
perempuan lebih memiliki kewaspadaan
pada individu untuk menemukan ide/nilai
yang
baru.24 Hal ini diperkuat bahwa pendidikan
negatif
dibandingkan
terhadap dengan
suatu laki-laki,
masalah pada
dengan
menuju
merupakan
ke
salah
sesorang
perubahan
satu
sarana
yang
perilaku
untuk
perempuan hal itu dapat memicu hormon
meningkatkan kecerdasan dan keterampilan
negatif sehingga memunculkan gelisah dan
sehingga kualitas sumber daya manusia
rasa takut yang dapat menimbulkan depresi.4
sangat tergantung dari kualitas pendidikan.12
Bukan hanya itu saja, faktor hormonal
Pendidikan yang tinggi mempunyai
dan jumlah lemak dalam tubuh serta tingkat
andil
trigliserida pada perempuan lebih tinggi
kualitas kesehatan responden. Seseorang yang 6
yang
besar
terhadap
peningkatan
mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi
perbedaan tingkat depresi yang signifikan
akan lebih peka dalam mengontrol gaya hidup
antara sebelum dan sesudah senam TCD
yang sehat yang dapat menjaga kadar glukosa
dengan nilai p-value (0,003)< 0,005, hal ini
darah agar tetap normal dibandingkan dengan
karena terjadi penurunan nilai rerata tingkat
seseorang yang tingkat pendidikannya rendah.
depresi sebelum dan sesudah senam TCD,.
d. Lama Menderita DM Hasil responden
Peneliti berasumsi bahwa pada responden
pengukuran berdasarkan
karakteristik
penurunan
tingkat
menderita
depresi terjadi karena responden diberikan
diabetes melitus pada kelompok intervensi dan
olahraga berupa senam TCD dimana senam
kelompok kontrol hampir sebagian responden
ini melibatkan semua organ yang ada pada
menderita diabetes melitus sejak 4-6 tahun.
tubuh responden, melibatkan pernafasan,
Selain itu, hasil dari crosstab lama menderita
pergerakan yang lembut serta ketenangan
diabetes
melitus
menunjukkan
lama
kelompok intervensi,
dengan
bahwa
tingkat
depresi
yang dipadukan dengan musik dari Tai Chi
responden
dengan
sehingga
diabetes melitus sejak 4-6 tahun mempunyai
membuat
responden
merasa
rileksasi dan dapat mengurangi depresi.
tingkat depresi yang lebih tinggi. Secara
Secara psikologis, olahraga dapat
umum, seseorang dengan riwayat penyakit
meningkatkan mood, mengurangi risiko
kornik tertentu menunjukkan gejala depresi.
pikun, dan mencegah depresi.
Menurut studi penelitian sekitar 46% lansia
sesuai dengan studi yang meninjau efek dari
yang mengalami depresi memiliki riwayat
tai chi pada profil psikologis bahwa latihan
penyakit dasar tertentu.25 Selain itu, lama
tai chi yang teratur dapat meningkatkan
waktu mengalami DM dengan lama sakit 5-10
kesejahteraan
tahun berkaitan erat dengan penurunan fungsi
pengurangan stres, kecemasan, dan depresi
sel beta pankreas yang dapat menimbulkan
dan meningkatkan suasana hati yang positif.
ketidaknormalan kadar glukosa darah dan
37
dapat menimbulkan berbagai komplikasi.32
Sedangkan hasil uji tingkat depresi pada
Komplikasi yang ditimbulkan dapat membuat
kelompok kontrol diperoleh nilai p-value
penderita menjadi cemas, gelisah sampai
(0,083) > 0,05 yang artinya tidak terdapat
depresi.
perbedaan tingkat depresi yang signifikan
TCD terhadap
Hal ini
termasuk
antara sebelum dan sesudah senam TCD.
2. Analisa Bivariat a. Pengaruh
psikologis
23
Peneliti berasumsi pada kelompok kontrol
perubahan
tidak terjadi perubahan tingkat depresi dan
tingkat depresi. Hasil pengukuran variabel tingkat
tingkat depresi cenderung tetap tinggi, hal ini
depresi pada kelompok intervensi terdapat
dikarenakan 7
pada
responden
kelompok
kontrol tidak terpapar latihan jasmani berupa
Hal ini diperkuat dengan
senam TCD sehingga tidak ada yang dapat
menyatakan
membuat responden pada kelompok kontrol
intervensi
yang
menjadi rileksasi dan suasana hari yang baik.
melakukan
olahraga
Latihan
menunjukkan tingkat depresi lebih rendah
jasmani
dapat
membantu
bahwa
penelitian yang
setiap
kelompok
dialokasikan /
latihan
dibandingkan
yang lebih baik.10 Latihan jasmani berupa
dialokasikan untuk kelompok kontrol tanpa
senam atau salah satunya dengan senam
olahraga.5 Kelompok kontrol tanpa olahraga
TCD dapat membantu responden melatih
akan mengalami kesulitan untuk mengontrol
ketenangan,
depresi yang dialaminya.
fokus
serta
meningkatkan suasana hati yang positif.
mereka
jasmani
menempatkan seseorang dalam suasana hati
berpikir
dengan
untuk
yang
Konsentrasi mental saat senam tai chi
Dari hasil pengukuran nilai beda variabel
akan
tingkat depresi antara kelompok intervensi
meningkatkan relaksasi dan suasana hati.
dan kelompok kontrol diperoleh hasil p-
Sebagai salah satu latihan pikiran dan tubuh
value 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat
yang paling efektif, tai chi mengajarkan
perbedaan tingkat depresi yang signifikan
bagaimana cara mengontrol diri. Hasil dari
antara kelompok intervensi dan kelompok
systematic review, menunjukkan bahwa tai
kontrol. Perbedaan tersebut dapat di lihat
chi dapat mengurangi depresi. Hasil ini
dari nilai rerata pada kelompok intervensi
dikaitkan dengan perbaikan gejala dan fungsi
terjadi penurunan tingkat depresi sedangkan
fisik pasien serta peningkatan respon imun.38
pada kelompok kontrol terjadi peningkatan.
Selain itu, gerakan Tai Chi yang kompleks
Peneliti berasumsi bahwa perbedaan nilai
memerlukan individu untuk berkonsentrasi
pada kelompok intervensi dan kelompok
saat melakukan setiap gerakan. Konsentrasi
kontrol menunjukkan adanya pengaruh TCD
selama melakukan tai chi yang berulang
terhadap perubahan tingkat depresi pada
dapat membantu dalam proses pembelajaran,
kelompok
terutama dalam sistem saraf yang rusak serta
intervensi
penderita
diabetes
meningkatkan
kejernihan
pikiran,
melitus tipe 2. Hal ini sesuai dengan
menurunkan tingkat depresi.14
penelitian yang menyatakan bahwa secara
Hasil studi penelitaan mengemukakan bahwa
acak 39 pasien dengan gangguan depresi
kelompok intervensi pasien diabetes melitus
berat diberikan intervensi Tai Chi selama 12
tipe 2 yang melakukan latihan jasmani
minggu lalu dibandingkan dengan kelompok
berupa
kontrol yang tidak diberikan Tai Chi,
mengurangi depresi dan membantu untuk
hasilnya menunjukkan perbaikan tingkat
meningkatkan kesinambungan efek yang
depresi positif pada kelompok intervensi. 46
menguntungkan 8
senam
TCD
bermanfaat
tentang
untuk
langkah-langkah
penanganan depresi dan sindrom metabolik.
Test diperoleh nilai p-value (0,000) < 0,05
38,40
Hal ini diperkuat oleh studi penelitian
dengan nilai rerata glukosa darah sebelum
lain yang menyatakan bahwa Tai Chi
senam dan sesudah senam terjadi perubahan
merupakan
yang
penurunan kadar glukosa darah. Peneliti
melibatkan keselarasan tubuh dan gerakan
berasumsi bahwa perubahan penurunan kadar
lambat terkoordinasi dengan napas dalam.
44
glukosa darah yang terjadi pada kelompok
Kombinasi ini melibatkan banyak elemen
intervensi penderita diabetes melitus tipe 2
mental dan fisik, seperti meningkatkan
dikarenakan
elastisitas otot dan meningkatkan curah
merupakan latihan jasmani yang memiliki
jantung.
kapasitas seperti jalan kaki dan aerobik yang
latihan
kombinasi
Tidak hanya itu saja, tai chi juga
senam
TCD.
Senam
TCD
membuat responden merasa bugar serta dapat
dapat mempengaruhi hormon pada seseorang
meningkatkan
yang membuat orang tersebut dalam keadaan
jasmani
rileksasi dan meningkatkan suasana hati
peningkatan aliran darah, menyebabkan lebih
yang positif sehingga dapat mengurangi
banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga
depresi.
lebih banyak tersedia reseptor insulin untuk
Hal
ini
diperkuat
oleh
studi
meningkatkan
menyebabkan
Latihan terjadinya
hormon
Selain itu senam TCD dapat membuat
noradrenalin dalam urin dan menurunkan
responden menjadi rileksasi yang dapat
konsentrasi
menurunkan kadar glukosa dalam darah.
kortisol
ekskresi
akan
insulin.
menurunkan kadar glukosa darah. 33,36
penelitian yang melaporkan bahwa Tai Chi dapat
kepekaan
saliva.
Peningkatan
noradrenalin urine menunjukkan bahwa saraf
Relaksasi
simpatis sistem cukup diaktifkan selama
menurunkan kadar gula darah pada pasien
melakukan
senam
diabetes melitus karena dapat menekan
konsentrasi
kortisol
tai
chi.
saliva
Penurunan mengartikan
diketahui
pengeluaran
dapat
hormon-hormon
bahwa tai chi adalah latihan intensitas rendah
meningkatkan
dan memiliki efek yang sama seperti
epinefrin,
meditasi sehingga efek dari tai chi dapat
kortikosteroid dan tiroid. 32
mengurangi kecemasan.
ketegangan,
depresi,
dan
kortisol,
gula
yang dapat darah,
glukagon,
yaitu ACTH,
Sedangkan hasil pengukuran perbedaan
15,17
variabel kadar glukosa darah pada kelompok kontrol dengan menggunakan Wilcoxon test
b. Pengaruh TCD terhadap Kadar Glukosa
diperoleh nilai p-value (0,00) < 0,05 dengan
Darah. Hasil pengukuran perbedaan variabel kadar
kadar
membantu
glukosa
darah
pada
nilai rerata glukosa darah sebelum senam
kelompok
dan sesudah senam menunjukkan adanya
intervensi dengan menggunakan Wilcoxon
perubahan peningkatan kadar glukosa darah. 9
Peneliti berasumsi bahwa pada kelompok
darah serta meminimalkan komplikasi dari
kontrol terjadi perubahan peningkatan kadar
diabetes
glukosa
dibuktikan oleh banyak penelitian ilmiah
darah
kelompok
karena
kontrol
penatalaksanaan
pada
responden
tidak
adanya
diabetes
Latihan
lembut
telah
untuk mencegah Diabetes.
berupa
Tai chi merupakan olahraga ringan dan
senam TCD atau latihan jasmani sehingga
lembut dengan penekanan kuat pada relaksasi
kadar glukosa darah tetap tinggi. Menurut
mental untuk membantu mencegah diabetes
Wright
raga
dan meningkatkan kontrol dan manajemen
merupakan faktor yang memiliki resiko
diabetes. Penelitian ini sesuai dengan hasil
langsung
penelitian yang menyatakan bahwa kadar
(2008),
melitus
melitus.
kurangnya
bagi
olah
perkembangan
resitensi
terhadap insulin pada diabetes tipe II, dan
glukosa
kemampuan fisik yang tetap aktif selama
intervensi setelah senam tai chi mengalami
hidup merupakan salah satu sarana bagi
penurunan yang signifikan dengan nilai p =
perlindungan dan pencegahan penyakit.
0.001.13 Pasien diabetes melitus dianjurkan
Dari
pada
kelompok
untuk melakukan olahraga /latihan jasmani
pada
secara rutin (3-4 kali seminggu) selama
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
kurang lebih 30 menit. Latihan ini bersifat
dengan
CRIPE (continuous, rhythmical, interval,
kadar
pengukuran
puasa
selisih
perbedaan
hasil
darah
glukosa
menggunakan
uji
darah
Mann-Whitney
progressive, endurance training). 42
didapatkan nilai p-value (0,00)<0,05 yang menunjukkan
terdapat
perbedaan
kadar
Dalam sebuah studi penelitian yang
yang
signifikan
antara
dilakukan Wang & Chen, menyatakan bahwa
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
12 responden diabetes melitus dalam waktu 8
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada nilai
minggu mengikuti program tai chi bisa
rerata kelompok intervensi kadar glukosa
menurunkan glukosa darah dan meningkatkan
darah yang mengalami penurunan, sedangkan
kapasitas reseptor insulin. Untuk pasien
nilai
pada
diabetes dengan obesitas, 12 minggu latihan
mengalami
tai chi dapat meningkatkan Indek massa
peningkatan. Peneliti berasumsi bahwa TCD
tubuh, selain itu, indikator stres oksidatif dan
berpengaruh signifikan terhadap penurunan
protein
kadar
menurun secara signifikan. 39,7
glukosa
darah
rerata
kelompok
kadar
glukosa
kontrol
glukosa
darah
yang
pada
darah
kelompok
intervensi penderita diabetes melitus tipe 2.
C-reaktif
(Indikator
peradangan)
Tidak hanya itu saja, hasil penelitian
TCD merupakan salah satu latihan
mengenai TCD berhubungan dengan kontrol
jasmani yang dapat membantu pasien diabetes
glukosa darah yang dibagi menjadi dua
melitus meningkatkan kontrol kadar glukosa
kelompok yaitu kelompok intervensi dan 10
kelompok kontrol didapatkan hasil glukosa
care akan meningkatkan derajat kesejahteraan
darah puasa pada 20 responden kelompok
pasien diabetes melitus dengan melaksanakan
intervensi
perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi
mean
pre-pos
12.85
(terjadi
dirinya sendiri. 22
penurunan glukosa darah puasa), sedangkan pada kelompok kontrol non tai chi nilai mean
TCD yang pelaksanaannya di aplikasikan
pre-pos 11.84 (terjadi peningkatan glukosa
dengan teori self care selain terbukti dapat
darah
perbedaan
menurunkan tingkat depresi dan kadar glukosa
kelompok intervensi dan kontrol didapatkan
darah pada penderita diabetes melitus tipe 2.
nilai p (0.036)<0.05 yang berarti bahwa
Beberapa responden mengalami peningkatan
terdapat perbedaan kadar glukosa darah yang
kemampuan perawatan diri yang semula berada
signifikan pada kedua kelompok tersebut dan
pada tingkat ketergantungan ringan berubah
terdapat pengaruh TCD pada kontrol glukosa
menjadi mandiri setelah diberikan senam TCD.
darah.1
Selain itu, dalam pelaksanaan penelitian,
puasa).
Hasil
selisih
peneliti selalu memberikan bantuan berupa
3. Implementasi Teori Keperawatan Self Care Dalam
pelaksanaan
yang
supportive educative dengan cara memberikan
diaplikasikan dengan teori self care, perawat
motivasi, memberikan dukungan, memberikan
bertugas membantu memberikan motivasi dan
pendidikan
pendidikan kesehatan tentang manfaat senam
apresiasi pada responden agar responden dapat
TCD dalam mengendalikan tingkat depresi dan
melakukan senam TCD secara mandiri yang
kadar glukosa darah sehingga responden dapat
akan meningkatkan kemapuan self care dalam
menerapkan
pengelolaan
senam
TCD
TCD
secara
mandiri.
kesehatan
diabetes
memberikan
mellitus
sehingga
Peneliti menerapkan teori keperawatan self care
responden
orem yang diaplikasikan bersama pelaksanaan
kesehatannya. Hal ini sesuai dengan teori yang
senam
kemampuan
mengemukakan bahwa perawatan diri (self
responden dalam mengontrol penyakitnya dan
care) merupakan suatu tindakan individu yang
mencegah komplikasi. Selain itu, senam ini
terencana
juga dapat melatih kemandirian responden
penyakitnya
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
meningkatkan
TCD
untuk
melihat
kesehatan responden. Hal ini sesuai dengan
dapat
serta
dalam
rangka
untuk
kesejahteraannya.
jurnal penelitian yang menyatakan bahwa
meningkatkan
status
mengendalikan
mempertahankan
dan
status
kesehatan
dan
hasil
penelitian
dapat
2
KESIMPULAN
perawatan diri diabetes adalah tindakan yang
Berdasarkan
dilakukan seseorang untuk mengontrol diabetes
disimpulkan bahwa ada pengaruh Tai Chi for
dengan melakukan pengobatan dan pencegahan
Diabetes (TCD) terhadap perubahan tingkat
komplikasi.
31
Selain itu, diabetes melitus self 11
depresi dan kadar glukosa darah pada penderita
Scores, Balance, and Quality of Life in
diabetes melitus tipe 2.
Patients
1.Ada perbedaan tingkat depresi yang signifikan
Neuropathy. The Journal of Alternative and
sebelum
dan
sesudah
senam
TCD
pada
with
Type
2
Diabetes
and
Complementary Medicine, Vol. 18(12), pp.
kelompok intervensi.
1172–1178.
2.Tidak ada perbedaan tingkat depresi yang signifikan sebelum dan sesudah senam TCD
2.
pada kelompok kontrol.
Alligood, M. R. and Tomey, A. M. (2014). Nursing Theorists and Their Work. Missouri:
3.Ada perbedaan kadar glukosa darah yang
Mosby.
signifikan sebelum dan sesudah senam TCD pada kelompok intervensi.
3.
American
Diabetes
Association,
(2012).
4.Ada perbedaan kadar glukosa darah yang
Standards of Medical Care in Diabetes.
signifikan sebelum dan sesudah senam TCD
American Diabetes Assosiation. Diabetes
pada kelompok kontrol.
Care;
35(Suppl.
1):
S11-S63
www.care.diabetesjournals.org.
SARAN Ada beberapa saran bagi peneliti selanjutnya, antara lain :
4.
1. Melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang manfaat
TCD
dalam
upaya
Brizendine, L. (2007). The Female Brain. Penerjemah: Meda Satrio. Jakarta: Ufuk
mengatasi
Press.
permasalahan yang ada pada penderita diabetes melitus tipe II dengan melakukan pengontrolan
5.
Bridle C., Spanjers K., Patel S., Atherton N.,
secara ketat dari faktor-faktor perancu seperti
and Sarah. (2012). Effect of exercise on
diit dan konsumsi obat anti diabetik yang dapat
depression
membuat hasil penelitian menjadi bias.
systematic review and meta-analysis of
2. Membagi responden berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan
secara
seimbang
severity
in
older
people:
randomised controlled trials E. Lamb. The
pada
British Journal of Psychiatry Vol. 201,p. 180–
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
185.
3. Membuat inovasi berupa panduan senam TCD yang diberi gambar sehingga lebih efektif dan
6.
praktis untuk responden.
Bustan M.N.. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
REFERENSI 7. 1.
Chen S. C., Ueng K. C., Lee S. H., Sun K. T.,
Ahn, S. & Song, R. (2012). Effects of Tai Chi
and Lee M. C., (2010). “Effect of T’ai Chi
Exercise on Glucose Control, Neuropathy
exercise on biochemical profiles and oxidative 12
8.
stress indicators in obese patients with type 2
sclerosis: a comparison with healthy controls
diabetes,”
and
Journal
Alternative
and
the
immediate
change
after
an
Complementary Medicine, vol. 16, no. 11, pp.
intervention based on the Bobath concept.
1153–1159.
Physiother Res Int.
Depkes.
RI.
Penatalaksanaan
9.
of
(2005). Diabetes.
Pedoman Edisi
15. Jin
Kedua.
P.(1989),
“Changes
in
heart
rate,
noradrenaline, cortisol and mood during Tai
Jakarta.
Chi,” Journal of Psychosomatic Research,
Dinas Kesehatan Propinsi Jawatimur. (2012).
vol. 33, no. 2, pp. 197–206.
Profil Kesehatan Jawatimur. Dinkes Jatim. 16. Kroenke K., Spitzer R. (2002). The PHQ-9: A 10. Giacobbi P. R., Hausenblas H. A., and Frye
new
depression
diagnostic
and
N., (2005). “A Naturalistic Assessment of the
severitymeasure. Psychiatr Ann.;32(9):509–
Relationship Between Personality, Daily Life
15.
Events, Leisure-Time Exercise, and Mood,” Psychology of Sport & Exercise. Vol. 6, no. 1,
17. Lan C., Chen S.Y., Lai J.S, and Wong May-
pp. 67–81.
Kuen A. (2013). Review Article Tai Chi Chuan in Medicine and Health Promotion.
11. Goldberg, AP. (2006). Diabetes Mellitus and
Evidence-
Based
Complementary
and
Glucose Metabolism in the Elderly. New York
Alternative Medicine
Vol. 1, pp 1-17,
: International Ed McGraw Hill
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerend er.fcgi?artid=3789446&tool=pmcentrez&rend
12. Hasbulloh.
(2009).
Dasar-Dasar
Ilmu
ertype=abstract.a
Pendidikan. Edisi 7, Rajawali Pers, Jakarta. 18. Liu X., Vitetta L., Kostner K., Crompton D., 13. Hui SSC., Woo J., Kwok T. (2009). Evaluation
of
energy
expenditure
Williams G. (2015). Research Article The
and
Effects of Tai Chi in Centrally Obese Adults
cardiovascular health effects from Tai Chi and
with
Depression
Symptoms.
Publishing
walking exercise. Health and Health Services
Corporation Evidence-Based Complementary
Research Fund. Hong Kong Med J;15(Suppl
and Alternative Medicine Vol. 2015, 8 pages
2):S 4-7.
http://dx.doi.org/10.1155/2015/879712.
14. Ilett P, Lythgo N, Martin C, Brock K. (2015).
19. Medved V., Jovanovic N., Knapic VP.,
Balance and gait in people with multiple
(2009). The Comorbidity of Diabetes Mellitus 13
and
Psychiatric
Disorders.
Psychiatria
Danubina. 21:585-588.
27. Piette JD., Richardson C., Valenstein M., (2004). Addresing the Needs of Patients With
20. Monahan, P.O. et al., (2008).
Validity /
Multiple Chronic illnesses. American Journal
Reliability of PHQ-9 and PHQ-2 Depression
of Managed Care. 10(2); 152-162.
Scales Among Adults Living with HIV / AIDS in Western Kenya. , pp.189–197.
28. PERKENI., (2008). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
21. Mumpuni & wulandari, (2010). Cara Jitu
Indonesia.
Mengatasi Stres. Penerbit ANDI :Yogyakarta.
22. Kusniyah,
Y.,
Nursiswati.,
Rahayu
Jakarta
U.,
29. Sarafino, E. P. (2002). Health Psychology Biopsychosocial
Tingkat HbA1c pada Klien Diabetes Melitus
Wiley & Sons.
2.
Journal
UNPAD.
pp.
Perkeni.
www.perkeni.org
(2010). Hubungan Tingkat Self Care dengan
Tipe
:
Interaction.
USA:
John
1-7.
http:pustaka.unpad.ac.id
30. Sherwood L., (2011). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC.
23. Nina Waaler. (2007). It’s Never Too Late: Physical
Activity
and
Elderly
People.
31. Sigurdardotir, A. K. (2005). Self Care in
Norwegian Knowledge Centre for the Health
Diabetes : Model of Factors Affecting Self
Services.
Care. Journal of Clinical Nursing. 14; 301314.
24. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.
32. Smeltzer, S.,Bare, B., Hinkle, J., Chever, K. (2008). Brunner and Suddarth’s textbook of
Jakarta.
medical 25. Onya ON, Stanley PC (2013). Risk Factors
surgical
nursing
(11th
ed.).
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
for Depressive Illness Among Elderly gopd attendees at upth. IOSR Journal of Dental and
33. Soegondo,S.
Medical Sciences. Vol. 5(2); 77-86.
(2007).
Diagnosis
dan
Kalsifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam Soegondo S dkk (eds), Penatalaksanaan
26. Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan Medikal
Bedah.
Cetakan
Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : FKUI.
pertama.
Yogyakarta: Nuha Medika.
34. Soegondo, S., (2009). Diabetes Melitus 14
Penatalaksanaan Terpadu, Jakarta: FKUI.
and meta-analysis. International journal of behavioral
35. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K
medicine,
21(4),
pp.605–17.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/240784
Marcellus S, Setiati S, editors. (2006). Buku
91.
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi Keempat. Jakarta: FKUI.
41. Wang, Y., Lopez J.M., Bolge S.C., Zhu J.V., Stang E.P. (2016). Depression among people
36. Sunaryo, T. (2014). Pengaruh Senam Diabetik
with type 2 diabetes mellitus , US National
Terhadap Penurunan Resiko Ulkus Kaki
Health and Nutrition Examination Survey (
Diabetik
NHANES ), 2005 – 2012. BMC Psychiatry,
Pada
Pasien
DM
tipe
2
di
Perkumpulan Diabetik. Jurnal Terpadu Ilmu
pp.1–16.
Kesehatan. Vol. 3 No. 1, pp. 99-105.
016-0800-2.
37. Tandra, Hans. (2008). Segala Sesuatu yang
42. Waspadji.
http://dx.doi.org/10.1186/s12888-
(2009).
Diabetes
Melitus
:
Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes:
Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang
Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi
Rasional dalam Penatalaksanaan Diabetes
Diabetes dengan Cara Cepat dan Mudah.
Melitus Terpadu. Edisi 2, Jakarta : Balai
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Penerbit FKUI.
38. Wang C., Bannuru R., Ramel J., Kupelnick
43. Wright,
B.Mc.,
(2008).
Panduan
Bagi
B., Scott T., and Schmid C. H., (2010). “Tai
Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta, Prestasi
Chi on psychological well-being: systematic
Pustaka.
review
and
meta-analysis”BMC
Complementary and Alternative Medicine,
44. Wu G, Liu W, Hitt J, Millon D.(2004):
vol. 10, article 23.
Spatial, temporal and muscle action patterns of Tai Chi gait. J Electromyogr Kinesiol,;
39. Wang J.H, (2008). “Effects of Tai Chi
14(3): 343–54.
exercise on patients with type 2 diabetes,” Medicine and Sport Science, vol. 52,pp. 230–
45. Xu D, Hong Y, Li J, Chan K.(2004) : Effect
238.
of tai chi exercise on proprioception of ankle and knee joints in old people. Br J Sports
40. Wang, F., Lee E.K., Wu T., (2013). The
Med,; 38(1): 50
effects of tai chi on depression, anxiety, and
46. Yeung A, Lepoutre V., Wayne P.. (2012),
psychological well-being: a systematic review
“Tai Chi treatment for depression in Chinese 15
Americans: a pilot study,” American Journal of Physical Medicine and Rehabilitation, vol. 91, no. 10, pp. 863–87
16
ii