— — J HASJMY 5039
ayasan Pendidikan Ali Hasjmy)
PENGARUH SURAT AL ALAQ DALAM KEHIDUPAN ILMIYAH A. HASJMY
Syarahan Yang Disampaikan Dalam Upacara Peresmian Perpustakaan Dan Museum Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy Pada Tanggal 15 Januari 1991.
% - som -
PROF. ALI HASJMY (Pendiri Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy)
PENGARUH SURAT AL AL DALAM KEHIDUPAN ILMIYAH A. HASJ1
Syarahan Yang Disampaikan Dalam Upacara Peresmian Perpustakaan Dan Museum Yayasan Pendidikan Ali H a s j m y - Pada Tanggal 15 Januari 1991.
r
- 5'
^-vJ
1
1
r
i
I Ayat 1 - 5 Surah Al Alaq, terjemahan maksudnya sebagai berikut : Dengan Nama Allah, Yang Mahapengasih, Dan Mahapenyayang, Belajarlah membaca dengan nama Tuhan anda yang telah mencipta, Menciptakan manusia dari segumpal darah, Belajarlah membaca, Dan Tuhan anda Mahapemurah, Yang telah mengajar mempergunakan pena, Mengajar manusia, Ilmu yang belum diketahuinya. (Q.S.AlAlaql
-5)
Ibu saya meninggal waktu saya berumur sekitar 4 tahun. Nenek Puteh kemudian pengganti Ibu. Ibu dari Ibu saya ini adalah seorang Muslimat yang "Alim Melayu", yaitu mempunyai ilmu yang
1
luas dengan perantaraan kitab-kitab yang berbahasa Melayu dan Jawou. Beliaulah yang menjadi guru saya pertama. Saya masih ingatbetul, waktu saya mula-mula diajar "Quran Cut", yaitu Juz Amma, beliau pertama sekali mengajar Surah Al Alaq, dengan
mengajar
kami menghafalkannya dan diberi arti dan tafsirnya. Ayat 1 - 5 Surah Al Alaq ini, kemudian sangat mempengaruhi kehidupan ilmiyah saya. Setelah
saya pandai
membaca,
selagi masih belajar
di
Government Inlanscheschool (Sekolah Dasar), saya sudah sangat rajin membaca; paling kurang, tiap minggu dua buku saya pinjam pada Perpustakaan Balai Pustaka yang dititipkan pada tiap-tiap sekolah di Seluruh Indonesia. Demikianlah, saya terus senang membaca, hatta membaca itu menjadi "HOBBI" utama bagi saya, juga setelah
melanjutkan
sekolah di Sekolah Menengah Pertama dan Atas (Tsanawiyah dan Aliyah)
dan
setelah
melanjutkan
di Al Jamiah A l Islamiyah;
demikian pula setelah saya selesai sekolah dan sampai sekarang. Akibatnya, sejak kecil saya mulai membeli buku, sampai sekarang kegemaran membeli buku dan mengumpul buku tetap saya lanjutkan. Saya beruntung, tidak merokok sejak kecil. Uang untuk membeli rokok dan untuk jajan, saya pergunakan
untuk
membeli buku. Selain dari buku-buku/kitab, saya gemar sekali mengumpulkan benda-benda
budaya dan naskah-naskah
tua. Sampai
sekarang telah saya miliki sekitar 15.000 (lima belas ribu) jilid buku/kitab dalam Bahasa Indonesia/Melayu, Arab, Inggeris dan sejumlah kecil dalam bahasa-bahasa lain. Di samping itu, saya 2
mempunyai dokumen- dokumen penting, naskah-naskah tua dan album-album foto yang bernilai sejarah atau bernilai budaya.
n Pada saat usia saya telah senja, buku-buku,
dokumen-
dokumen dan benda-benda budaya yang telah bersusah payah mengumpulnya
selama puluhan tahun, membuat saya menjadi
gelisah, menganggu ketenangan tubuh saya, merepotkan keheningan malamsunyi saya dan membuat saya kadang-kadang tidak bisa tidur. Ingatan : bagaimana nasibnya kekayaan saya itu setelah saya meninggal; akan dijualkan menjadi barang loak atau akan "dikilokan" untuk menjadi pembungkus barang-barang dagangan?. Suatu waktu pada awal tahun 1989, saya membicarakan hal tersebut dengan Saudara Prof. Dr. Ibrahim Hasan, Gubernur/ Kepala
Daerah
Istimewa
Aceh.
Saya
menawarkan,
semua
"kekayaan" itu akan saya serahkan kepada PEMDA Daerah Istimewa Aceh, dengan ketentuan PEMDA membangun sebuah gedung dan dijadikan Perpustakaan dan Museum Warisan A. Hasjmy. Saudara Prof. Dr. Ibrahim Hasan menjawab, bahwa PEMDA tidak ada keberatan tentang tawaran itu dan berterima kasih. Tetapi, kata beliau, akan sangat lebih bermanfaat kalau Bapak Hasjmy sendiri mendirikan sebuah yayasan, yang untuk sementara, yayasan tersebut terdiri dari para putera-puteri Bapak sendiri, adik-adik,
para
kemenakan
dan
para
kerabat
bisan Bapak.
Kemudian, Bapak mewakafkan segala kekayaan Bapak itu kepada yayasan tersebut untuk dikelola seperti seharusnya. Saian Saudara Ibrahim Hasan saya terima dengan segala senang
hati. Yayasan tersebut segera 3
saya dirikan,
namanya
Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy, dengan ketuanya putera sulung kami, Drs. Mahdi A. Hasjmy. Para pemimpin lainnya, ialah para putera dan puteri kami, adik-adik, para kemenakan dan kerabat bisan kami. Susunan Pengurus Yayasan yang demikian, hanya untuk tahap awal. Dengan anjuran Saudara Prof. Dr. Ibrahim Hasan, Gubernur /Kepala Daerah Istimewa Aceh, maka Gubernur Aceh karena jabatannya menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy, dan para anggotanya, yang juga karena jabatan, ialah Ketua DPRD Daerah Istimewa Aceh, Walikota Kotamadya Banda Aceh, Rektor Universitas Syiahkuala dan Rektor 1AIN Jamiah A r Raniry.
in Setelah Yayasan kami bentuk, maka dengan segera kami wakafkan kepada Yayasan tersebut: 1.
Sepetak tanah hak milik seluas hampir 3 000 m2, yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Banda Aceh.
2.
Sebuah rumah tempat tinggal yang besarnya lumayan.
3-
Kira-kira 15.000 (lima belas ribu) jilid buku, yang terdiri dari bahasa Aceh, bahasa Indonesia, bahasan Arab, bahasan Inggeris dan beberapa bahasa lainnya.
4.
Sejumlah besar dokumen, naskah tua, benda-benda budaya, album- album foto yang bernilai sejarah/budaya. Prof. Dr. Ibrahim Hasan sebagai Gubernur/Kepala Daerah Is-
timewa Aceh, mendirikan sebuah rumah di atas tanah yayasan tersebut, sebagai wakaf PEMDA Daerah
Istimewa Aceh
kepada
Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy. Rumah tersebut disediakan men4
jadi "rumah dinas" bagi Direktur Perpustakaan dan Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy.
Museum
Kemudian saya sebagai pendiri yayasan tersebut, telah mengangkat Prof. A. Hasjmy menjadi Direktur dan Nyonya Zuriah A. Hasjmy
menjadi
Wakil
Direktur
Perpustakaan
dan
Museum
Yayasan Ali Hasjmy. Sebagai Direktur dan Wakil Direktur, kamipun pindah ke rumah yang diwakafkan PEMDA kepada Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy, dan rumah yang telah kami wakafkan itu, segera dirobah tata ruang serta dipersiapkan menjadi Gedung Perpustakaan dan Museum, sepeiti yang kita saksikan sekarang ini.
IV Perpustakaan dan Museum Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy, yang sebentar lagi akan diresmikan oleh Bapak Prof. Dr. Emil Salim, Menteri Negara Urusan Kependudukan
dan Lingkungan
I ïidup, terdiri dari beberapa bahagian, yaitu :
I.
KUTUBKHANAH TEUNGKU CHIK KUTAKARANG Dalam ruangan ini berisi kitab-kitab/buku-buku
Perpus-
takaan Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy. Nama Teungku
Chik
Kutakarang dipergunakan untuk ruangan ini, karena beliau adalah seorang Ulama yang sangat luas ilmunya. Menguasai bermacam disiplin ilmu : fikli/hukum, tarich, ilmu bintang, pharmasi, musik/ lagu filsafat, sastra/ilmu bahasa, manthik/logika,
tasauwuf/akhlak,
ilmu kalam/tauhid. Saya menamakannya : Kendi atau Farabi format kecil. Nama asinya Teungku Chik Abbas.
5
Dalam ruangan
Teungku Chik Kutakarang ini, terdapat
beberapa buah maktabah, antaranya : a.
Maktabah Lingkungan Hidup, berisi buku-buku yang ada kaitannya dengan Lingkungan Hidup.
b.
Maktabah Teungku Chik Pantekulu, berisi buku-buku hikayat, sastra (novel dan puisi), nama beliau dipergunakan, karena Teungku Chik Pantekulu adalah seorang Ulama Besar yang sastrawan kaliber dunia, pengarang Hikayat Perang Sabi, Karya Sastra yang menjadi jiwa Perang Sabil di 4ceh.
II. WARISAN BUDAYA NENEK PUTEH Dalam ruangan ini bermukim benda-benda budaya, terutama benda-
benda
budaya
Aceh.
Ruangan
warisan
budaya
ini
dinamakan dengan NENEK PUTEH, karena beliau, nenek saya itu, ibu dari ibu saya, adalah guru saya yang pertama. Suaminya, Pang Husin, adalah Panglima dalam Perang Kolonial di Aceh, yang syahid dalam Medan Perang. Nenek Puteh kemudian terus menjanda sampai meninggal, karena cintanya yang sangat mendalam kepada suaminya. Mengasuh puteri satu-satunya, Ibu saya, yang ditinggalkan ayah dalam usia enam bulan. Setelah Ibu saya meninggal Nenek Puteh menjadi pengasuh, pendidik dan guru saya yang pertama. Bagi saya, Nenek Puteh adalah lambang dari Budaya Aceh, lambang dari wanita Aceh yang suaminya syahid dalam Medan Perang.
6
Dalam Warisan Budaya Nenek Puteh, bermukim : a.
Akhirat Pang Abbas dan Pang Husin. Dalam lemari ini berisi bermacam alat senjata, terutama alat senjata bikinan Aceh, seperti siwaih, bari, rencong, rusyoh, pedang dan sebagainya. Pang Abbas, ialah Ayahcik (kakek/ayah dari ayah saya), seorang Panglima Perang dari Teuku Panglima Polem. Di seluruh tubuhnya penuh warisan pertempuran. Beliau meninggal dalam usia 127 tahun di tahun 1936. Pang Husin, ialah ayahnek saya (ayah dari ibu saya), seorang Panglima Perang dari Teuku Panglima Polem. Beliau syahid dalam pertempuran mempertahankan Kuta Cotgli, yang dipertanggungjawabkan kepadanya. Setelah beliau syahid bersama seluruh prajuritnya, barulah benteng yang tangguh itu jatuh kepada musuh. Saya namakan lemari ini dengan Akhirat Pang Abas dan Pang Husin, karena kedua ayahcik/ayahnek saya itu berperang untuk mempertahankan kemerdekaan Tanah Airnya, dengan mengharap balasan Allah di Akhirat nanti.
b. Jurai Aceh. Ruangan ini, ialah kamar penganten baru, yang dihiasi dengan benda-benda budaya tradisional Aceh, Warisan Budaya Aceh bernilai tinggi. III. KHAZANAH A. HASJMY Dalam ruangan ini terdapat segala benda yang ada kaitannya dengan pribadi A. Hasjmy antaranya : a.
Pertinggal naskah karangan-karangannya, baik untuk bukubuku, maupun untuk majalah/Surat kabar.
b.
Album-album foto yang bernilai sejarah/budaya dan foto-foto keluarga (anak, cucu dan sebagainya). 7
c.
Tas-tas seminar, simposium, lokakarya/munas, raker, yang berisi makalah-makalah.
d.
Bermacam piagam penghargaan.
e.
Benda-benda hadiah kepada A. Hasjmy, baik dari Dalam Negeri maupun dari Luar Negeri.
f.
Pertinggal surat-surat pribadi, yang tiap-tiap tahun ditempatkan dalam map tersendiri.
IV. RUANGAN TEKNOLOGI TRADISIONAL ACEH Dalam ruangan ini terdapat antara lain : a.
Teumpeun Pandemas, teumpeun pande beusou.
b.
Teupeun/kilang tenun tradisional.
c.
Hasil-hasil produksi dari alat-alat/kilang tersebut,
seperti
parang, sikin, pedang, rencong, siwah, rusyoh, bari, tombak, lembing, geunuku, sabit, keramik tradisional (kanot beulangong dan sebagainya), creuh, langai, jingki, leusong dan Iainlainnya. Setelah berpuluh tahun
buku-buku,
dokumen-dokumen,
naskah-naskah tua dan benda-benda budaya itu bermukim dalam khazanah pribadi saya (ada d i antaranya yang telah lebih berumur enarhpuluh tahun), sekarang telah tiba saat yang amat berbahagia bagi keluarga kami, yaitu peresmian sebuah cita-cita kemanusiaan, peresmian Perpustakaan dan Museum yayasan Ali Hasjmy. Dengan terjadinya momen yang bersejarah ini, berarti bahwa puluhan ribu buku/kitab, dokumen-dokumen, naskah-naskah tua, album-album foto bernilai sejarah dan benda-benda budaya lainnya, yang selama ini menjadi milik pribadi kami; mulai saat. ini
8
berubah menjadi MI LIK UMMAT MANUSIA, karena menurut pemahaman saya segala jenis sarana pendidikan adalah miliknya Ummat Manusia.
V Dalam kesempatan yang sukar kami lupakan ini,
setelah
mengucapkan syukur alhamdulillah atas segala rahmat kurnianya kepada kita sekalian, maka izinkanlah saya mempergunakan saat yang bernilai tinggi ini, untuk menyampaikan perasaan hati yang bersyukur : 1.
Saya menyampaikan penghargaan yang murni kepada isteri saya, Nyonya Hajjah Zuriah dan kepada semua putera-puteri saya, yang dengan sukarela telah menyepakati mewakafkan hak-milik kami tersebut di atas kepada Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy.
2.
Teenna kasih ikhlas kepada semua adik, para kemenakan dan para kerabat bisan kami, yang ikut berpartisipasi aktif dalam usaha membangun Perpustakaan dan Museum Yayasan pendidikan Ali Hasjmy.
3.
Terima kasih dan hormat
kami setinggi-tingginya kepada
Saudara Prof. Dr. Ibrahim Hasan, Gubernur/Kepala Daerah Istimewa Aceh, yang telah membantu secara fisik dan non-fisik, hatta usaha mulia ini berhasil dilaksanakan. 4.
Terima kasih yang berlimpah kami sampaikan kepada Gubernur Aceh, Ketua DPRD Daerah Istimewa Aceh, Walikota Kotamadya Banda Aceh, Rektor Universitas Syiahkuala dan Rektor IAIN Ar Raniry, yang karena jabatannya masing-masing
9
telah bersedia menjadi Ketua dan Anggota Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy. 5.
Selanjutnya saya merasa berkewajiban menyampaikan hormat dan terima kasih kepada Saudara-Saudara Ir. H . Abdulmuluk, Ir. Zuber Sahim, Parlindungan, BA, Rusydi Abdullah, Direktur PT. Pasir Mas dan para karyawannya, yang dengan ikhlas telah membantu pembangunan pisik, hatta memungkinkan peresmian pada hari ini.
6.
Terima kasih ikhlas juga kami sampaikan kepada semua pihak dan perorangan, yang tidak mungkin kami sebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu usaha mulia dengan berin acam cara.
7.
Kepada Bapak Prof Dr. Emil Salim, Menteri Negara Urusan Kependudukan
dan
Lingkungan Hidup,
kami
sampaikan
terima kasih istimewa, berkenaan kesediaannya meresmikan berdirinya Perpustakaan dan Museum Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy. Terima kasih khusus juga kami sampaikan kepada Bapak KAPOLRI yang telah meringankan langkah menghadiri upacara yang khidmat ini. 8.
Kehadiran para peserta Muzakarah Pembinaan Kesadaran Lingkungan H i d u p dari seluruh Indonesia, Malaysia, Singapura,
Brunei
Darussalam
dan
Thailand
Selatan,
telah
menyebabkan acara ini telah tinggi nilainya. Kepada semua Saudara-saudara
peserta Muzakarah, kami menyampaikan
penghargaan dan terima kasih.
10
9.
Akhirnya, kami mohon kepada Bapak Prof. Dr. Emil Salim, Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, agar meresmikan berdirinya Perpustakaan dan Museum Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy, dengan menyampaikan pesan-pesan pendidikan akan menandatangani Sarakata/Prasastinya. Wabillahit Taufiq Walhidayah. Banda Aceh, 15 Januari 1991 YAYASAN PENDIDIKAN ALI HASJMY, PENDIRI
= . PROF A. HASMY. =
U
PERCETAKAN
GUA HIRA'BANDA
ACEH
PERCETAKAN GUA HIRA'BANDA ACEH