TAFSIR SURAT
AL-‘ALAQ Oleh: Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’i رحمه اهلل
Kunjungi blog Kami di ….
Download ± 450 e-book Islam Fatwa Ulama dan Ustadz Ahlus Sunnah Do‟a dan Dzikir Sesuai Al-Qur‟an & Sunnah
سورة الغاشية TAFSIR SURAT AL - 'ALAQ (Segumpal Darah) 1 Surat Makkiyyah, Surat ke-96: 19 ayat
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
ك الَّ ِذي َخلَ َق َ ِّاس ِم َرب ْ ِ اقْ َرأْ ب.١ ِ نسا َن ِم ْن َعلَ ٍق َ َخلَ َق ْاْل.٢ ك ْاْلَ ْكَرُم َ ُّ اقْ َرأْ َوَرب.٣ الَّ ِذي َعلَّ َم بِالْ َقلَ ِم.٤ ِ َّ نسا َن َما َلْ يَ ْعلَ ْم َ َعل َم ْاْل.٥ 1
Disalin dari kitab Tafsir Ibnu Katsir jilid 8 terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi‟i.
1. Bacalah dengan (menyebut) Nama Rabb-mu yang menciptakan, 2. Dia
telah
menciptakan
manusia
dengan
segumpal darah. 3. Bacalah,
dan
Rabb-mulah
Yang
Paling
Pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. 5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-„Alaq [96]: 1-5) Imam Ahmad رمحو اهللmeriwayatkan dari 'Aisyah رضي اهلل عنها, dia mengatakan: "Wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah صلى اهلل عليو وسلم adalah mimpi yang benar melalui tidur. Di mana beliau tidak bermimpi melainkan datang sesuatu seperti Shubuh. Setelah itu, beliau menjadi lebih senang
mengasingkan
diri.
Kemudian
beliau
mendatangi gua Hira. Di sana beliau beribadah untuk
beberapa
malam
dengan
membawa
perbekalan yang cukup. Setelah itu, beliau pulang kembali kepada Khadijah untuk mengambil bekal yang sama sampai akhirnya datang kepada beliau wahyu secara tiba-tiba, yang ketika itu beliau masih berada di gua Hira. Di gua itu beliau didatangi oleh Malaikat Jibril seraya berkata, 'Bacalah!' Rasulullah صلى اهلل عليو وسلمbersabda, "Maka kukatakan: 'Aku tidak dapat membaca." Lebih lanjut, beliau bersabda: "Lalu Jibril memegangku seraya
mendekapku
sampai
aku
merasa
kepayahan. Selanjutnya, Jibril melepaskanku dan berkata: 'Bacalah', „Aku tidak dapat membaca,' jawabaku. Kemudian Jibril mendekapku untuk kedua
kalinya
sampai
aku
benar-benar
kepayahan. Selanjutnya, dia melepaskanku lagi seraya berkata, 'Bacalah‟, Aku tetap menjawab: 'Aku tidak dapat membaca.‟ Lalu dia mendekapku untuk ketiga kalinya sampai aku benar;benar keparahan. Setelah itu, dia melepaskanku lagi seraya berkata:
)ك الَّ ِذي َخلَ َق َ ِّاس ِم َرب ْ ِ(اقْ َرأْ ب
'Bacalah
dengan Nama Rabb-mu yang menciptakan’ -
sampai pada pada ayat-
)(ما َلْ يَ ْعلَ ْم َ
'Apa yang tidak
diketahuinya'. Dia berkata: "Maka beliau pun pulang dengan sekujur tubuh dalam keadaan menggigil
hingga
akhirnya
masuk
menemui
Khadijah dan berkata: "Selimuti aku, selimuti aku." Mereka pun segera menyelimuti beliau sampai
akhirnya
rasa
takut
beliau
hilang.
Selanjutnya, beliau bersabda, "Apa yang terjadi padaku?" Lalu beliau menceritakan peristiwa yang dialaminya
seraya
bersabda,
"Aku
khawatir
sesuatu akan menimpa diriku." Maka Khadijah pun
berkata
bergembiralah.
kepada Demi
Allah,
beliau: Allah
"Tidak,
tidak
akan
pernah menghinakanmu, Sesungguhnya engkau adalah orang yang paling suka menyambung tali silaturahmi, berkata jujur, menanggung beban, menghormati tamu, dan membantu menegakkan pilar-pilar kebenaran.” Kemudian Khadijah mengajak beliau pergi hingga akhirnya dia mem-bawa beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin 'Abdil 'Uzza bin
Qushay, yaitu anak paman Khadijah, saudara laki-laki ayahnya. Dia seorang penganut Nasrani pada masa Jahiliyyah. Dia yang menulis sebuah kitab berbahasa Arab dan juga menulis Injil dengan bahasa Arab dengan kehendak Allah. Dia adalah seorang yang sudah berumur lagi buta. Lalu
Khadijah
berkata,
"Wahai
anak
paman,
dengarkanlah cerita dari anak saudaramu ini." Kemudian
Waraqah
berkata,
"Wahai
anak
saudaraku, apa yang telah terjadi padamu?" Kemudian Rasulullah صلى اهلل عليو وسلمmenceritakan apa yang beliau alami
kepadanya. Lalu
Waraqah
berkata, "Ini adalah Namus (Malaikat Jibril) yang diturunkan kepada Musa, Andai saja saat ku aku masih muda. Andai saja nanti aku masih hidup saat engkau diusir oleh kaummu." Kemudian Rasulullah صلى اهلل عليو وسلمbertanya, "Apakah mereka akan
mengusirku?"
Waraqah
menjawab,
"Ya,
Tidak akan ada seorang pun yang datang dengan membawa apa yang engkau bawa melainkan akan disakiti. Dan jika aku masih hidup pada masamu,
niscaya
aku
akan
mendukungmu
dengan
pertolongan yang sangat besar." Dan tidak lama kemudian, Waraqah meninggal dunia dan wahyu terhenti, sehingga Rasulullah صلى اهلل عليو وسلمbenarbenar bersedih hati. Hadits di atas diriwayatkan di dalam kitab ashShohihain, dari hadits az-Zuhri. Dan kami telah membicarakan sanad, matan, dan pengertian hadits ini di awal syarah kami untuk kitab Shahih al-Bukhari secara rinci. Oleh karena itu bagi yang berminat, di buku itulah penjelasannya. Dan segala puji dan sanjungan hanya bagi Allah. Ayat al-Qur-an yang pertama turun adalah ayat-ayat yang mulia lagi penuh berkah ini. Ayatayat tersebut merupakan rahmat pertama yang dengannya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya sekaligus sebagai nikmat pertama yang diberikan kepada mereka. Di dalam ayat-ayat tersebut juga termuat
peringatan
mengenai
permulaan
penciptaan manusia dari segumpal darah. Dan bahwasanya di antara kemurahan Allah Ta'ala
adalah Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan demikian, Dia telah memuliakannya dengan ilmu. Dan itulah hal yang menjadikan bapak ummat manusia ini, Adam
mempunyai
kelebihan
atas
Malaikat.
Terkadang, ilmu berada di dalam akal pikiran dan terkadang
juga
berada
dalam
lisan.
Juga
terkadang berada dalam tulisan. Secara akal, lisan, dan tulisan mengharuskan perolehan ilmu, dan tidak sebaliknya. Oleh karena itu, Allah Ta'ala berfirman,
)يَ ْعلَ ْم
ِ َّ ِ ِ َّ ِ َّ َ ُّ(اقْ َرأْ َوَرب ْنسا َن َما َل َ َعل َم ْاْل. الذي َعل َم بالْ َقلَم.ك ْاْلَ ْكَرُم
"Bacalah,
Pemurah,
dan
yang
perantaraan
Rabb-mulah
mengajar
kalam.
Dia
Yang
Paling
(manusia)
dengan
mengajarkan
kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya." Di dalam atsar disebutkan:
ِ ِقَي ُد الْعِْلم ب الكتَابَِة ْ َ
"Ikatlah ilmu itu
dengan tulisan." Selain itu, di dalam atsar juga disebutkan: "Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya,
maka
Allah
akan
mewariskan
diketahui
tidak
yang
apa
kepadanya sebelumnya"2
َّ ِ ِ نسا َن لَيَطْغَى َ .٦كّل إ َّن ْاْل َ استَ ْغ َن .٧أَن َّرآهُ ْ الر ْج َعى ك ُّ .٨إِ َّن إِ َل َربِّ َ ت الَّ ِذي يَْن َهى .٩أ ََرأَيْ َ صلَّى َ .١١عْبداً إِ َذا َ ت إِن َكا َن َعلَى ا ْْلَُدى .١١أ ََرأَيْ َ .١٢أ َْو أ ََمَر بِالتَّ ْق َوى ب َوتَ َوَّل .١٣أ ََرأَيْ َ ت إِن َك َّذ َ .١٤أَلَ ْم يَ ْعلَ ْم بِأ َّ َن اللَّوَ يََرى Sunan ad-Darimi, bab Min Rukhshati Kitaabil 'llm.
2
ِ َك َّّل لَئِن َّل ينتَ ِو لَنَس َفعاً بِالن.١٥ َّاصيَ ِة ْ َْ ِ اصي ٍة َك ِاذب ٍة خ ِ اطئَ ٍة َ َ َ َ ن.١٦ فَ ْليَ ْدعُ نَ ِاديَو.١٧ َّ ُ َسنَ ْدع.١٨ َالزبَانِيَة ِ ب ْ اس ُج ْد َواقْ ََِت ْ َك َّّل َل تُط ْعوُ َو.١٩ 6. Ketahuilah!
Sesungguhnya
manusia
benar-
benar melampaui batas, 7. karena dia melihat dirinya serba cukup 8. Sesungguhnya
hanya
kepada
Rabb-mulah
kembalimu. 9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, 10. seorang shalat,
hamba
ketika
dia
mengerjakan
11. bagaimana
pendapatmu
jika
orang
yang
melarang itu berada di atas kebenaran, 12. atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah). 13. Bagaimana
pendapatmu
jika
orang
yang
melarang itu mendustakan dan berpaling? 14. Tidakkah
dia
sesungguhnya
mengetahui Allah
melihat
bahwa segala
perbuatannya? 15. Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian), niscaya Kami tarik ubunubunnya, 16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. 17. Maka biarkanlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), 18. kelak
Kami
Zabaniyah,
akan
memanggil
Malaikat
19. sekali-kali kepadanya;
jangan, dan
janganlah sujud
dan
kamu
patuh
dekatkanlah
(dirimu kepada Rabb). (QS. al-„Alaq [96]: 619) Allah
Ta'ala
memberitahukan
tentang
manusia, bahwa ia merupakan makhluk yang bisa senang, jahat, sombong, dan sewenang-wenang jika dia melihatnya dirinya telah merasa cukup dan
memiliki
banyak
harta.
Kemudian
Dia
memberikan peringatan, mengancam sekaligus menasihatinya, di mana Dia berfirman:
)الر ْج َعى ُّ
ك َ ِّ(إِ َّن إِ َل َرب
''Sesungguhnya hanya kepada Rabb-mulah
kembali(mu)." Yakni, hanya kepada Allah tempat kembali. Dan Dia akan menghisabmu atas harta yang
engkau
miliki,
dari
mana
engkau
mengumpulkannya dan untuk apa pula engkau membelanjakannya. Lebih lanjut, Allah Ta'ala berfirman:
)صلَّى َ َعْبداً إِذَا.يَْن َهى
ت الَّ ِذي َ ْ(أ ََرأَي
"Bagaimana pendapatmu tentang
orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat." Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Jahal, semoga Allah melaknatnya, yang mengancam Nabi صلى اهلل عليو وسلمjika akan mengerjakan shalat di Baitullah, Kemudian Allah menasihati beliau dengan sesuatu yang lebih baik. Untuk langkah pertama, di mana beliau bertanya,
)ت إِن َكا َن َعلَى ا ْْلَُدى َ ْ(أ ََرأَي
"Bagaimana
pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di
atas
kebenaran."
Maksudnya,
bagaimana
dugaanmu jika orang yang engkau larang itu berada di jalan yang lurus dalam perbuatannya itu
atau
menyuruh
untuk
bertakwa
melalui
ucapannya, sedang dirimu justru melarang dan mengancamnya atas shalat yang dikerjakannya itu. Oleh karena itu, Dia berfirman:
)يََرى
"Tidakkah
sesungguhnya
dia Allah
َّ (أَلَ ْم يَ ْعلَ ْم بِأ ََن اللَّو
mengetahui
bahwa
melihat
segala
perbuatannya?”, Maksudnya, tidakkah orang yang melarang itu mengetahui bahwa Allah melihatnya
dan mendengar ucapannya serta akan memberi ganjaran atas apa yang telah dia kerjakan itu dengan ganjaran yang benar-benar sempurna. Kemudian,
dengan
nada
mengancam
mengintimidasi, Allah Ta'ala berfirman,
)يَنتَ ِو
dan
( َك َّّل لَئِن لَّ ْم
"Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti,"
yakni jika dia tidak kembali dari keingkaran dan pembangkangannya itu,
ِ (لَنَس َفعاً بِالن )َّاصيَ ِة ْ
"Niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya," yakni Kami akan warnai dia dengan warna hitam pada hari Kiamat kelak. Selanjutnya, Dia berfirman,
ِ اصي ٍة َك ِاذب ٍة خ ِ )اطئَ ٍة َ َ َ َ(ن
"Yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." Yaitu ubun-ubun Abu Jahal yang penuh kebohongan dalam ucapannya dan menyimpang dalam perbuatannya. dia
memanggil
)(فَ ْليَ ْدعُ نَ ِاديَو
"Maka biarkanlah
golongannya
(untuk
menolongnya)," yakni kaum dan kelompoknya. Maksudnya, hendaklah dia memanggil mereka
untuk meminta pertolongan kepada mereka,
)َالزبَانِيَة َّ
"Kelak
Kami
akan
memanggil
ع ُ ( َسنَ ْد
Malaikat
Zabaniyah.” Mereka Itu adalah para Malaikat adzab, sehingga dia dapat mengetahui, apakah pasukan
kami
yang
menang
ataukah
pasukannya? Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas رضي اهلل عنهما, dia berkata: "Abu Jahal pernah berkata, 'Jika aku melihat Muhammad mengerjakan shalat di Ka'bah, niscaya akan aku injak lehernya.' Kemudian Nabi صلى اهلل عليو وسلم mendengar berita tersebut dan berkata, “Jika dia berani melakukan hal tersebut, pasti Malaikat akan
menghukumnya.'
Demikianlah
yang
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasa-i. Imam Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa-i, dan Ibnu jarir meriwayatkan, dan ini adalah lafazhnya dari Ibnu 'Abbas رضي اهلل عنهما, di mana dia berkata; "Rasulullah صلى اهلل عليو وسلمpernah mengerjakan shalat di maqam, lalu Abu Jahal bin Hisyam melewatinya
seraya berkata, „Hai Muhammad, bukankah aku telah
melarangmu
mengerjakan
ini?'
Dia
mengancam beliau. Maka Rasulullah صلى اهلل عليو وسلم bersikap
kasar
menghardiknya,
terhadapnya lalu
dia
seraya
berkata,
'Hai
Muhammad, dengan apa engkau mengancamku? Demi Allah, sesungguhnya aku memiliki kelompok yang lebih banyak di lembah ini.' Lalu Allah menurunkan ayat:
ِ )َالزبَانِيَة َّ ع ُ َسنَ ْد.(فَ ْليَ ْدعُ نَاديَو
'Maka
biarkanlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya). Malaikat
Kelak
Zabaniyah."
Kami Ibnu
mengatakan,
"Seandainya
kelompoknya,
pasti
akan
memanggil
'Abbas
رضي اهلل عنهما
dia
memanggil
Malaikat
adzab
akan
menimpakan adzab kepadanya saat itu juga." AtTirmidzi mengatakan: "Hadits ini hasan shahih." Dan firman Allah Ta'ala: jangan,
janganlah
Maksudnya,
hai
kamu
)ُ'' ( َك َّّل َل تُ ِط ْعوSekali-kali patuh
Muhammad,
kepadanya."
janganlah
kamu
mentaati larangannya itu, yaitu larangan untuk
terus beribadah dan memperbanyaknya. Shalatlah sekehendak
hatimu
mempedulikannya,
dan
karena
jangan Allah
engkau
akan
selalu
menjaga dan menolongmu, dan Dia senantiasa memeliharamu dari orang-orang.
)ب ْ اس ُج ْد َواقْ ََِت ْ ( َو
"Dan
sujud dan dekatkanlah." Sebagaimana yang telah disebutkan hadits shahih di dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah رضي اهلل عنوbahwa Rasulullah صلى اهلل عليو وسلمpernah bersabda:
ِ ِ ِ ِ َ ب َما يَ ُكو ُن الْ َعْب ُد م ْن َربِّو َوُى َو َساج ٌد فَأَ ْكثُروا الد ُ أَقْ َر َُّعاء "Saat
paling
dekat
antara
seorang
hamba
dengan Rabb-nya adalah saat dia melakukan sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa." Rasulullah
juga bersujud saat membaca surat
3 )َّت َّ (إِذَاdan surat )ك الَّ ِذي َخلَ َق َ ُالس َماء َ ِّاس ِم َرب ْ انشق ْ ِ(اقْ َرأْ ب
3
Diriwayatkan oleh an-Nasa-i dari ats-Tsauri dari Abu Hurairah, bahwa mereka biasa melakukan Sujud saat membacanya bersama Rasulullah صلى اهلل عليو وسلم