FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) 17-22
17
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Utama Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Indriani Nastika Ariati Manu, Sautma Ronni, dan Mariana Ing Malelak Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:
[email protected];
[email protected] Abstrak—Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisa pengaruh secara parsial maupun secara bersama-sama dari struktur modal long-term debt to equity (LDE) dan long-term debt to assets (LDA), ukuran perusahaan (SIZE), pertumbuhan aset tetap (GROWTH), profitabilitas perusahaan (PROF), dan interaksi variabel struktur modal terhadap nilai perusahaan (MBR). Penelitian dilakukan dengan analisis regresi moderasi dengan sampel sebanyak 40 perusahaan di sektor utama dan periode penelitian yaitu 2010-2012. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hanya LDA, SIZE, PROF, LDASIZE, LDAPROF yang signifikan berpengaruh pada nilai perusahaan sedangkan LDE, GROWTH, LDESIZE, LDEGROWTH, LDEPROF, dan LDAGROWTH tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa variabel yang diduga sebagai variabel moderator yang dapat memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan hanya SIZE dan PROF yang dapat disebut sebagai variabel quasi moderator aritnya variabel tersebut tidak hanya dapat memengaruhi nilai perusahaan tetapi juga dapat memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci— Struktur Modal, Nilai Perusahaan, Size, Growth, Profitability Abstract— The aim of this study is to analyze the effect of capital structure proxied by long-term debt to equity (LDE) and long-term debt to assets (LDA), firm’s size (SIZE), firm’s growth (GROWTH), firm’s profitability (PROF), and the interaction of capital structure with moderator on firm’s value (MBR). This research used moderated regression analysis and 40 firms on primary sectors as the sample with the period from 2010 to 2012. The results of this study showed that LDA, SIZE, PROF, LDASIZE, LDAPROF are significant affect the firm’s value but LDE, GROWTH, LDESIZE, LDEGROWTH, LDEPROF, LDAGROWTH are not significant affect the firm’s value. Furthermore, this research also found that SIZE and PROF is the moderator and they called as quasi moderator because SIZE and PROF not only have significant affect on firm’s value but also can moderate the effect of capital structure on firm’s value. Keywords— Capital Structure, Firm’s Value, Size, Growth, Profitability 1. PENDAHULUAN Tingkat kompetisi antar perusahaan saat ini semakin meningkat dan mendorong perusahaan melakukan perbaikan terus-menerus dalam setiap kebijakan yang diberlakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya. Manajer keuangan merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam penentuan kebijakan keuangan suatu perusahaan yang tediri dari tiga hal yaitu: pertama, keputusan investasi jangka panjang perusahaan (capital budgeting); kedua, mengelola pendanaan jangka panjang (capital structure); ketiga, mengelola modal kerja (working capital) perusahaan dalam aktifitas operasional serta mengelola aset jangka pendek perusahaan (Ross, Westerfield, & Jordan,
2008). Ketiga hal tersebut merupakan hal yang saling berkaitan dalam pengambilan keputusan keuangan oleh manajer keuangan. Ketika manajer keuangan memilih jenis investasi jangka panjang maka harus didukung oleh pendanaan jangka panjang (capital structure) yang akan digunakan untuk mendanai investasi sehingga hal ini menjadikan keputusan struktur modal penting bagi suatu perusahaan. Dalam memutuskan kebijakan struktur modal perusahaan, seorang manajer keuangan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan instrumen ekuitas maupun utang untuk menjalankan usahanya (Gill, Biger & Mathur, 2011). Terdapat dua sumber pendanaan yang digunakan perusahaan yaitu pendanaan internal dan eksternal. Pendanaan internal diperoleh dari laba ditahan (retained earning) sedangkan pendanaan eksternal diperoleh dari utang dan modal saham melalui penerbitan saham. Struktur modal dapat memengaruhi nilai perusahaan dengan melihat hubungan antara penggunaan utang dan ekuitas melalui biaya modalnya. Menurut Messbacher (2004) perusahaan berusaha meminimumkan biaya modal untuk dapat memaksimalkan nilai perusahaan (dalam Antwi, Mills & Zhao, 2012). Biaya modal atau WACC perusahaan tersusun oleh beberapa komponen yaitu biaya modal utang setelah pajak (cost of debt after tax), biaya modal saham biasa (cost of equity), biaya modal saham preferen (cost of preffered stock). Manajer keuangan menganalisa dan memilih sumber pendanaan dengan interest rate terendah dan bobot atau proporsi yang tepat untuk menghasilkan struktur modal yang optimal yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan nilai yang mencerminkan berapa harga yang mampu dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan. Nilai perusahaan pada penelitian ini diukur dengan market to book ratio atau perbandingan nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas suatu perusahaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar harga per lembar saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku per lembar saham (Weston & Brigham, 1992). Nilai perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh struktur modal saja melainkan ada faktor lainnya yang secara tidak langsung dapat memengaruhi nilai perusahaan melalui penetapan strutkur modalnya. Ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan sebagai variabel moderator yang diduga merupakan quasi moderator yang pada penelitian terdahulu variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penggunaan variabel moderator diperlukan untuk mengetahui apakah dengan kehadiran variabel moderator ini dapat memengaruhi baik memperkuat atau memperlemah hubungan dan pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu maka penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh moderator dalam memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan di sektor utama (primary sector) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. 2. TEORI PENUNJANG Struktur modal adalah campuran atau gabungan hutang jangka panjang dan ekuitas yang dikelola oleh perusahaan yang secara signifikan memengaruhi nilainya melalui return dan resiko perusahaan. Dalam memutuskan struktur modalnya perusahaan
FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) 17-22 harus memiliki perhitungan yang baik mengenai rata-rata tertimbang biaya modal perusahaan (weighted average cost of capital). Menurut Messbacher (2004), nilai perusahaan akan meningkat jika struktur modal perusahaan dapat meminimalkan biaya modal perusahaan (dalam Chowdhury & Chowdhury, 2010). Banyak teori yang membahas mengenai struktur modal, beberapa teori diantaranya mendukung bahwa ada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan, sedangkan beberapa teori dengan asumsinya sendiri menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. 1) Teori Tradisional Teori tradisional merupakan teori yang menekankan bahwa adanya perbedaan nilai perusahaan pada perusahaan yang menggunakan hutang dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Khan dan Jain, 2010) 2) Teori Modigliani Miller Teori MM terdiri dari teori MM tanpa pajak yang menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara nilai perusahaan yang berhutang maupun yang tidak berhutang sedangkan teori MM dengan pajak menjelaskan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada nilai perusahaan yang berhutang dan yang tidak berhutang. (Weston dan Brigham, 1992). 3) Teori Static Trade-off Teori Static Trade-off merupakan teori yang menekankan pada keseimbangan antara manfaat (benefit of debt) dan biaya yang timbul di dalam penggunaan hutang (cost of financial distress) sebagai upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan (Myers, 1984). 4) Agency Theory Agency theory merupakan teori struktur modal yang diciptakan untuk meminimumkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajemen dengan melakukan mekanisme pengawasan (Atmaja, 2008). 5) Signaling Theory Signaling theory merupakan teori yang mengembangkan model dimana struktur modal atau penggunaan hutang merupakan signal yang positif bagi pasar (Atmaja, 2008). 6) Pecking Order Theory Pecking order theory merupakan teori yang secara spesifik menjelaskan hierarki pendanaan yang dilakukan perusahaan yaitu pertama kali manajemen akan memilih pendanaan internal yang diperoleh dari laba ditahan (retained earning), kemudian jika pendanaan eksternal dibutuhkan maka manajemen memilih telebih dahulu akan memilih hutang kemudian yang menjadi pilihan terakhir yaitu ekuitas. (Ross, Westerfield, dan Jordan, 2008). Di dalam memengaruhi nilai perusahaan, keputusan struktur modal tidak terlepas dari pengaruh beberapa faktor seperti kestabilan penjualan, struktur aset perusahaan, operating leverage, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kontrol dari manajemen, management attitudes, lender and rating agency attitudes, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan (Weston dan Copeland, 1989). Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat ukuran (SIZE), pertumbuhan (GROWTH), dan profitabilitas (PROF) yang diduga dapat memoderasi pengaruh dari struktur modal terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, dapat dijelaskan hubungan antar konsepnya sebagai berikut: 1) Struktur modal terhadap nilai perusahaan Struktur modal merupakan struktur pendanaan perusahaan yang terdiri dari gabungan antara hutang dan ekuitas atau hutang saja atau ekuitas saja yang dapat memengaruhi nilai perusahaan melalui biaya modalnya. Struktur modal pada penelitian ini diwakili oleh long-term debt to equity (LDE) dan long-term debt to assets (LDA) yang diharapkan agar ketika perusahaan menggunakan hutang dengan proporsi lebih besar dari ekuitas maka biaya modal hutang yang cenderung lebih rendah dari biaya ekuitas dapat meminimumkan biaya modal secara keseluruhan dan perusahaan dapat menikmati penghematan pajak akibat penggunaan hutang (Myers, 1984). 2) Ukuran, pertumbuhan, profitabilitas terhadap nilai perusahaan
18 Semakin besar ukuran suatu perusahaan yang diukur dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan dan semakin bertumbuhnya total aset tetap yang dimiliki perusahaan dapat memperbesar skala perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar dapat lebih mudah dalam memperoleh dana untuk mengembangkan usahanya dan memiliki keuntungan yang cenderung besar yang dapat menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut. 3) Struktur modal terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi oleh ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas. Ukuran perusahaan yang bervariasi dapat memengaruhi nilai suatu perusahaan karena kesempatan perusahaan kecil untuk memperoleh hutang lebih kecil daripada perusahaan besar. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah maupun tinggi memiliki perbedaan kesempatan untuk memperoleh pendanaan dengan hutang. Selain itu, profitabilitas yang diperoleh perusahaan baik rendah maupun cenderung tinggi dapat memengaruhi nilai perusahaan karena perusahaan dapat memprediksi nilai arus kas di masa depan sehinga membuat investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebuh yang berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Berikut ini adalah kerangka berpikir dalam penelitian ini:
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian ini adalah: Hipotesis 1 : Long-term debt to equity (LDE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (MBR) Hipotesis 2 : Long-term debt to assets (LDA) berpengaruh signifikan terhadap MBR Hipotesis 3 : Ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap MBR Hipotesis 4 : Pertumbuhan perusahaan (GROWTH) berpengaruh signifikan terhadap MBR Hipotesis 5 : Profitabilitas perusahaan (PROF) berpengaruh signifikan terhadap MBR Hipotesis 6 : SIZE dapat memoderasi pengaruh LDE terhadap MBR Hipotesis 7 : GROWTH dapat memoderasi pengaruh LDE terhadap MBR Hipotesis 8 : PROF dapat memoderasi pengaruh LDE terhadap MBR Hipotesis 9 : SIZE dapat memoderasi pengaruh LDA terhadap MBR Hipotesis 10 : GROWTH dapat memoderasi pengaruh LDA Terhadap MBR Hipotesis 11 : PROF dapat memoderasi pengaruh LDA terhadap MBR 3. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuatitatif yaitu penelitian empiris dimana datanya dalam bentuk angka atau sesuatu yang dapat dihitung (Punch, 2012). Populasi pada penelitian ini merupakan perusahaan di sektor utama (primary sector) yang
FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) 17-22
19
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Sektor utama terdiri dari sektor pertambangan (mining) dan sektor pertanian (agriculture) merupakan sektor penghasil bahan baku yang akan digunakan oleh sektor lainnya dan juga menghasilkan produk yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehingga kenaikan harga produk pada sektor ini dapat mempengaruhi harga produk pada sektor lainnya. Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 perusahaan yang diambil dari populasi dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada kriteria tertentu yang dikehendaki oleh peneliti (Sekaran dan Bougie, 2010). Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Perusahaan di sektor utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai 2012. b. Perusahaan memiliki data laporan keuangan lengkap dari tahun 2009 hingga tahun 2012 yang dipublikasikan. c. Perusahaan mempublikasikan histori harga saham dari tahun 2009 hingga 2012 Pada penelitian ini terdapat variabel independen yaitu struktur modal dan variabel yang diduga sebagai variabel moderator yaitu ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas yang diduga dapat memoderasi pengaruh strutkur modal terhadap nilai perusahaan. Berikut ini definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Struktur Modal (variabel independen)
LongtermDebt toEquity
LongtermDebt
LongtermDebt toAssets
LongtermDebt
Total Equity
Total Aset 2. Ukuran Perusahaan (moderator) Firm' s Size Ln Total Asset 3. Pertumbuhan Perusahaan (moderator) Fixed Asset - Fixed Asset t t -1 Assets - Assets t t -1 4. Profitabilitas Perusahaan (moderator) Fixed Asset's Growth
Return on Equity
(1) (2) (3)
(4)
Net Income
Total Equity 5. Nilai Perusahaan (variabel dependen) BV of Firm
BV of Equity
(5)
(6)
outstanding shares
Setelah semua data variabel yang dibutuhkan diperoleh maka dilakukan analisa dengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) untuk mengetahui apakah ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan dapat memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan melakukan regresi pada tiga model yaitu pertama, model yang menggambarkan pengaruh LDE dan LDA terhadap MBR; kedua, model yang menggambarkan pengaruh SIZE, GROWTH, PROF terhadap MBR; ketiga, model yang menggambarkan pengaruh LDE dan LDA terhadap MBR dengan dimoderasi oleh SIZE, GROWTH, dan PROF dengan menggunakan metode interaksi antara variabel independen struktur modal dengan variabel moderator (Ghozali, 2009). Setelah ketiga model tersebut diregresikan kemudian dipilih model yang memiliki nilai uji F signifikan yaitu dibawah 0,05 sehingga ditemukan bahwa model ketiga merupakan model yang signifikan untuk penelitian ini. yaitu sebagai berikut: MBR
it
LDE 2 LDAit 3SIZE it 4 GROWTHit 5 PROFit 1 it
9 LDAit SIZE it 10 LDAit GROWTHit 11 LDAit PROFit 6 LDEit SIZE it 7 LDEit GROWTHit 8 LDEit PROFit
(7)
Keterangan: MBRit = Nilai Perusahaan α = konstanta βit = koefisien regresi LDEit = Long-term Debt to Equity ratio LDAit = Long-term Debt to Assets ratio SIZEit = Ukuran Perusahaan GROWTHit = Pertumbuhan Perusahaan PROFit = Profitabilitas Perusahaan Setelah memperoleh hasil regresi dari model ketiga diatas kemudian dilakukan uji asumsi klasik yaitu dengan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi untuk dapat menghasilkan model yang tepat atau yang memenuhi prinsip dasar asumsi klasik. Setelah memperoleh model yang tepat kemudian dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan uji F untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Obyek dalam penelitian ini yaitu perusahaan di sektor utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai tahun 2012 dan hanya terdapat sebanyak 40 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini. Setelah semua data dimasukan menjadi sebuah data panel kemudian dilakukan penghitungan rasio yang dibutuhkan dalam variabel penelitian ini. Setelah semua rasio dihitung kemudian dilakukan regresi pada data tersebut. Hasil regresi tersebut kemudian dilakukan uji asumsi klasik untuk memperoleh model yang tepat atau yang memenuhi asumsi klasik. Berikut ini hasil uji asumsi klasik: a. Uji Normalitas Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan KolmogorovSmirnov dan dilakukan casewise diagnostics sebanyak dua kali sehingga dari jumlah 120 data observasi terdapat 5 data outlier yang dikeluarkan dari penelitian sehingga diperoleh hasil Assym. Sig. (2-tailed) sebesar 0,067 > 0,05 yang berarti data penelitian berdistribusi normal atau memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance yang menghasilkan beberapa varaibel memiliki nilai VIF diatas 10 dan tolerance dibawah 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat multikolinearitas. Pada penelitian ini multikolinearitas sangat mungkin untuk terjadi karena adanya variabel yang merupakan interaksi atau perkalian antara variabel struktur modal dan variabel moderator pada penelitian ini. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan Uji Glejser yang hasilnya menunjukkan bahwa terdapat variabel yang bernilai signifikan sehingga disimpulkan bahwa pada model terdapat heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi yang dilakukan dengan metode Durbin Watson menunjukkan bahwa nilai dw yaitu sebesar 1,246 < 1,4925 (dL) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi positif namun data pada penelitian ini merupakan data panel sehingga walaupun terdapat autokorelasi positif namun tidak menjadi masalah jika model hanya digunakan untuk prediksi namun tidak dapat digunakan untuk melakukan estimasi yang tepat ke depannya (Gujarati, 2009).
FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) 17-22
20
Setelah dilakukan uji asumsi klasik kemudian model tersebut diregresi dengan regresi moderasi dan sekaligus uji hipotesis dengan uji t secara parsial sehingga memperoleh hasil regresi sebagai berikut: Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pada tingkat signifikansi 5% hanya variabel LDA, SIZE, PROF, dan LDASIZE yang signifikan berpengaruh terhadap MBR sedangkan jika tingkat signifikansi dinaikan menjadi 10% maka LDAPROF menjadi signifikan. Uji F pada model ini menunjukkan nilai signifikan dari F yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa LDE, LDA, SIZE, GROWTH, PROF, LDESIZE, LDEGROWTH, LDEPROF, LDASIZE, LDAGROWTH, dan LDAPROF dapat mempengaruhi MBR secara bersama-sama. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama hutang jangka panjang, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas perusahaan serta interaksi masing-masing variabel struktur modal dengan ukuran, pertumbuhan, dan profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan atau dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Jika dilihat dari Adjusted R Square sebesar 0,251 atau 25,1% menunjukkan bahwa variasi atau pengaruh variabel tersebut hanya sebesar 25,1% terhadap nilai perusahaan sedangkan sebesar 74,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat pada model atau penelitian ini. Pengaruh Long-term Debt to Equity (LDE) terhadap nilai perusahaan menunjukkan tidak signifikan. Hasil ini sama dengan penelitian sebelumnya oleh Kusnaeni (2012) yang meneliti tentang pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan (GROWTH) tidak signifikan mempengaruhi nilai perusahaan seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Meythi (2012). Pada penelitian ini ditemukan bahwa variabel yang diduga sebagai variabel moderator yaitu ukuran perusahaan (SIZE), pertumbuhan perusahaan (GROWTH), dan profitabilitas perusahaan (PROF) tidak dapat memoderasi pengaruh Long-term Debt to Equity (LDE) terhadap nilai perusahaan. Oleh karena GROWTH pada penelitian ini juga tidak signifikan berpengaruh pada nilai perusahaan (MBR) maka ditemukan bahwa GROWTH juga tidak dapat memoderasi pengaruh LDA terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa Long-term Debt to Assets (LDA) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang ditunjukkan oleh nilai signifikan dari LDA yaitu 0,007 < 0,05. LDA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan berarti ketika rasio perbandingan hutang jangka panjang terhadap total aset meningkat maka dapat meningkatkan nilai perusahaan di sektor utama. Hal ini menunjukkan bahwa jika perusahaan semakin banyak menggunakan hutang jangka panjang untuk membiayai asetnya maka dapat meningkatkan nilai Tabel 1. Hasil Regresi Linear dengan MRA Variabel
B
t
Sig.
constant LDE LDA SIZE GROWTH PROF LDESIZE LDEGROWTH LDEPROF LDASIZE LDAGROWTH LDAPROF
-221,289 -30,219 549,814 8,521 2,261 12,220 1,044 -0,413 -0,516 -20,352 -1,892 -13,466
-4,683 -1,338 2,736 5,116 1,236 2,912 1,415 -0,351 -0,898 -2,961 -0,192 -1,671
0,000* 0,184 0,007* 0,000* 0,219 0,004* 0,160 0,726 0,371 0,004* 0,848 0,098**
Dependent Variable : MBR F = 4,478 Sig. = 0,000 Adj. R square = 0,251 *signifikan pada 5%
**signifikan pada 10%
perusahaan di sektor utama. Hal ini sesuai dengan teori Static Trade-off yang menyatakan bahwa semakin banyak perusahaan melakukan pendanaan dengan hutang dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Perusahaan juga dapat melakukan penghematan terhadap pajak atas usahanya dengan menggunakan hutang pada tingkatan tertentu. Selain itu juga sesuai dengan teori Signaling yang menyatakan bahwa ketika perusahaan menggunakan hutang untuk mendanai usahanya maka akan dilihat oleh investor sebagai signal positif karena persepsi investor ketika perusahaan menggunakan hutang adalah perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik di masa depan. Hal tersebut dikarenakan jika perusahaan membutuhkan dana dan menerbitkan saham baru maka persepsi investor hal tersebut berpotensi untuk mengakibatkan dilusi pada saham yang sedang dipegangnya. Hasil pengujian hipotesis atas pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang ditunjukkan oleh nilai signifikan dari SIZE yaitu 0,000 < 0,05. SIZE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan artinya setiap kenaikan pada ukuran perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini berarti ketika suatu perusahaan memiliki total aset atau aktiva yang semakin besar maka persepsi investor adalah perusahaan tersebut memiliki harta atau aset yang besar yang dapat dikelola untuk menghasilkan keuntungan yang besar sehinga membuat investor berminat untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Ketika semakin banyak investor yang berinvestasi pada saham perusahaan tersebut dapat membuat harga saham perusahaan tersebut meningkat. Hasil pengujian hipotesis atas pengaruh profitabilitas perusahaan (PROF) terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa PROF memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang ditunjukkan oleh nilai signifikan dari PROF yaitu 0,004 < 0,05. PROF berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan artinya ketika perusahaan mengalami peningkatan pada profit atau keuntungan dapat meningkatkan nilai perusahaan oleh karena ketika perusahaan melaporkan keuntungan yang meningkat pada laporan keuangannya dan perusahaan dapat memprediksi arus kas yang akan diperolehnya di masa mendatang sehingga persepsi investor adalah bahwa perusahaan dapat mengelola usahanya dengan efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut mendorong investor semakin tertarik untuk berinvestasi di saham perusahaan tersebut. Semakin banyak investor yang berminat dan berinvestasi pada saham perusahaan tersebut maka semakin meningkat harga saham perusahaan tersebut di pasar. Signifikannya PROF sesuai dengan teori pecking order yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki profit atau keuntungan yang tinggi cenderung menggunakan keuntungannya atau pendanaan internal dalam bentuk retained earning untuk membiayai kebutuhan dana usahanya. Jika dana dari retained earning masih belum cukup untuk pendanaan usahanya maka perusahaan akan menggunakan hutang baru kemudian menerbitkan saham jika masih membutuhkan dana setelah berhutang. Hasil pengujian hipotesis atas pengaruh LDA terhadap nilai perusahaan dengan dimoderasi ukuran perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan negatif dalam memoderasi pengaruh LDA terhadap nilai perusahaan dan signifikan yang ditunjukkan oleh nilai signifikan dari LDASIZE yaitu 0,004 < 0,05. Hal ini berarti semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin mudah untuk memperoleh pendanaan dengan hutang karena perusahaan tersebut dapat menggunakan aset yang dimilikinya sebagai jaminan dalam berhutang namun juga semakin banyak aset tetap yang didanai dengan hutang dapat membuat nilai perusahaan turun karena peningkatan hutang akan meningkatkan financial risk yang dihadapi oleh perusahaan. Hasil pengujian hipotesis atas pengaruh LDA terhadap nilai perusahaan dengan dimoderasi profitabilitas perusahaan menunjukkan bahwa profitabilitas negatif dalam memoderasi pengaruh LDA terhadap nilai perusahaan namun tidak signifikan pala level signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Hal ini
FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) 17-22 ditunjukkan oleh nilai signifikan dari LDAPROF yaitu 0,098 > 0,05 tetapi jika level signifikansi dinaikan menjadi 0,10 maka profitabilitas negatif signifikan memoderasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan yaitu 0,098 < 0,10. Hal ini berarti profitabilitas dapat memoderasi pengaruh struktur modal LDA terhadap nilai perusahaan karena semakin besar profit atau keuntungan yang dimiliki perusahaan kemudian perusahaan lebih memilih menggunakan pendanaan internal perusahaan untuk mendanai kebutuhan pendanaannya sehingga dapat menyebabkan perusahaan meminimalkan biaya modalnya dan dengan meminimalkan biaya modal maka akan berpengaruh pada meningkatnya nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini konsisten dengan teori pecking order yang menyatakan tentang hierarki dalam penetapan struktur modal dimana perusahaan yang memiliki profit yang besar seharusnya menggunakan pendanaan internal melalui retained earning untuk mendanai kebutuhan dana perusahaannya. Pada level signifikansi 0,05 atau 5% dapat dikatakan bahwa variabel PROF hanya berfungsi sebagai variabel predictor atau variabel independen dan tidak dapat memoderasi pengaruh LDA terhadap MBR. Namun jika level signifikansi pada penelitian ini dinaikkan menjadi 0,10 atau 10% maka terdapat variabel PROF yang juga berfungsi sebagai variabel moderator atau bisa disebut quasi moderator karena selain signifikan berpengaruh pada nilai perusahaan juga signifikan dapat memoderasi pengaruh struktur modal LDA terhadap nilai perusahaan (MBR) dengan nilai signifikan 0,098 < 0,10. Variabel yang diduga sebagai variabel moderator yaitu ukuran perusahaan (SIZE), pertumbuhan perusahaan (GROWTH), dan profitabilitas perusahaan (PROF) yang dapat memoderasi pengaruh variabel struktur modal (LDA) terhadap nilai perusahaan hanya SIZE dan PROF. Variabel SIZE dan PROF dapat disebut sebagai variabel quasi moderator. Karena variabel SIZE dan PROF memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan sekaligus dapat memoderasi pengaruh variabel struktur modal LDA terhadap nilai perusahaan. Jika LDA signifikan mempengaruhi MBR maka dapat dikatakan bahwa perusahaan pada sektor ini berhutang dengan tujuan untuk mendanai aset yang dimilikinya. Perusahaan di sektor utama cenderung menggunakan hutang yang relatif sedikit karena profit yang akan diperoleh perusahaan di masa mendatang masih belum pasti. Selain ketidakpastian dalam hal profit dimasa mendantang, perusahaan di sektor utama memiliki resiko yang sangat besar yang harus dihadapi oleh karena aktivitas usaha perusahaan di sektor ini berkaitan dengan alam dan terutama sektor pertambangan berkaitan dengan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Hal tersebut menyebabkan perusahaan masih belum mendapat kepercayaan penuh dari investor dalam hal menanamkan modalnya pada perusahaan di sektor utama terutama perusahaan di sektor pertambangan yang masih berukuran kecil. Perusahaan di sektor utama khususnya sektor pertambangan akan mendapat kepercayaan investor dan dapat mendanai usahanya dengan hutang ketika eksplorasi berhasil dan kemudian perusahaan dapat memprediksi arus kas yang akan diperoleh di masa mendatang sehingga membuat investor tertarik untuk berinvestasi dan perusahaan ini dapat mendanai usahanya dengan hutang.
21 signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Variabel moderator yang dapat memoderasi hubungan struktur modal terhadap nilai perusahaan yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan yang disebut sebagai quasi moderator karena dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan dapat memoderasi pengaruh variabel struktur modal LDA terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan bukan merupakan variabel moderator dengan rincian sebagai berikut: a. Variabel interaksi long-term debt to equity dan ukuran perusahaan, variabel interaksi long-term debt to assets dan pertumbuhan perusahaan, variabel interaksi long-term debt to equity dan profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi nilai perusahaan. b. Variabel interaksi long-term debt to assets dan ukuran perusahaan serta variabel interaksi long-term debt to assets dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan namun memiliki arah hubungan yang negatif. 3. Variabel struktur modal, variabel moderator, variabel interaksi struktur modal dan moderator secara bersama-sama signifikan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Jika dilakukan penelitian tentang struktur modal perusahaan di sektor utama sebaiknya penelitian dilakukan tidak pada seluruh perusahaan di sektor utama melainkan dipilih salah satu sektor saja yang tergolong dalam sektor utama seperti hanya sektor pertanian atau hanya sektor pertambangan dan tidak keduanya sekaligus karena struktur modal dalam hal proporsi pendanaan dengan hutang di kedua sektor ini tidaklah sama. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua dosen pembimbing, dan segenap pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Antwi, S., Zhao, X., & Mills, E. F. (2012). Capital Structure and Firm Value: Empirical Evidence from Ghana. International Journal of Business and Social Science , 103-111. Atmaja, L. S. (2008). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: ANDI. Chowdhury, A., & Chowdhury, S. P. (2010). Impact of capital structure on firm's value: Evidence from Bangladesh. Business and Economic Horizons , 111-122. Ghozali, I. (2009). Ekonometrika. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gill, A., Biger, N., & Mathur, N. (2011). The Effect of Capital Structure on Profitability: Evidencee from the United States. International Journal of Management , 3-15.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan pada Bagian 4 maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh secara parsial dari variabel struktur modal dan variabel moderator terhadap nilai perusahaan yaitu: a. Variabel struktur modal yaitu Long-term debt to equity tidak signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (market to book ratio). Sedangkan variabel Long-term debt to assets berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. b. Variabel moderator yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan berpengaruh positif dan
Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2009). Basic Econometrics (Fifth Edition). Singapore: McGraw-Hill/Irwin. Khan, M. Y., & Jain, P. K. (2010). Financial Management: text, problem and cases. New Delhi: Tata McGraw Hill Education Private Limited. Myers, S. C. (1984). The Capital Structure Puzzle. Journal of Finance , 572-592.
FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) 17-22 Punch, K. F. (2012). Developing Effective Research Proposals (2nd Edition). Los Angeles. Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jordan, B. D. (2008). Corporate Finance Fundamentals. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research Method for Business (Fifth Edition). United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd. Weston, J. F., & Brigham, E. F. (1992). Essentials of Managerial Finance . Orlando, Florida.: The Dryden Press. Weston, J. F., & Copeland, T. E. (1989). Managerial Finance (with tax update). Florida: The Dryden Press. Wetson, J. F., & Brigham, E. F. (1992). Essentials of Managerial Finance (Tenth Edition). Florida: The Dryden Press.
22