PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
TESIS
Oleh
ELI SAFRIDA 067017031/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh ELI SAFRIDA 067017031/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA : Eli Safrida : 067017031 : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Ketua Anggota
Ketua Program Studi
Direktur
(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak)(Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,M.Sc)
Tanggal Lulus : 17 September 2008
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Telah Diuji pada Tanggal: 17 September 2008
PANITIA PENGUJI TESIS : Ketua
: Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak
Anggota
: 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak 2. Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. 3. Drs. Rasdianto, MA, Ak. 4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi, Ak.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta” Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 17 September 2008 Yang membuat pernyataan,
Eli Safrida
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan periode penelitian tahun 2004 sampai dengan tahun 2006, berjumlah 151 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 45 perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linear sederhana untuk menguji secara parsial dan regresi linear berganda untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5%. Hasil penelitian ini membuktikan secara parsial bahwa struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan membuktikan bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci: Struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan nilai perusahaan.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT The objective of this research is to examine the impact of capital structure and growth of company to firm value at manufacturing business in Jakarta Stock Exchange. The population in research is all manufacturing business which listed in Jakarta Stock Exchange, at a period time of 2004 to 2006, amounting to 151 company. Sample choice by using purposive sampling method amount to 45 company. Technique test of data is by using simple linear regression to test by parsial and multiple linear regression to test by simultan, by level significant alpha 5%. Result of test by parsial that capital structure have an effect on negatively and significant to firm value, growth of company have an effect on negatively but not significant to firm value. Result of research by simultan that capital structure and growth of company negatively and significant to firm value. Keyword: Capital structure, growth of company and firm value
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tiada habis-habisnya, penulis panjatkan kepada penguasa jagat alam yaitu Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta” sebagai salah satu persyaratan pemenuhan untuk memperoleh gelar Magister Sains (MSi) pada Program Studi Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K)., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., MSc, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, selaku Ketua Program Magister Akuntansi
Pascasarjana
Universitas
Sumatera
Utara
sekaligus
sebagai
pembanding utama penulis dalam menyusun tesis ini. 4. Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak, selaku dosen pembimbing utama yang telah banyak membantu dalam mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
5. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saransaran kepada penulis dalam menyusun tesis ini. 6. Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini. 7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini. 8. Khoiruddin, MA dan Fauziah S.Ag, selaku kepala MTs. Tanah Terban Aceh Tamiang, yang telah banyak memberikan dispensasi waktu kepada penulis. 9. Seluruh Staf Pengajar MTs. Tanah Terban Aceh Tamiang. 10. Ayahanda tercinta (Safari) dan Ibunda tercinta (Hj.Fatimah) yang telah memberikan dukungan material dan moril dengan penuh kasih sayang kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini. 11. Sunaryo, S.Ag dan Fatimah, S.Ag, telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini. 12. Adik-adikku tercinta (Yuslina, A.Md., Halimatun Sakdiah, M.Yusuf). 13. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. 14. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan XI yang telah memberikan dukungan, perhatian, dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis. 15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan-masukan dan saran yang sifatnya membangun. Namun demikian besar harapan penulis, tesis yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 17 September 2008
Eli Safrida
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Eli Safrida
2. Tempat / Tanggal Lahir
: Simpang IV Upah, 23 Februari 1981
3. Agama
: Islam
4. Pekerjaan
: Staf Pengajar
5. Orang Tua a. Ayah
: Safari
b. Ibu
: Fatimah
6. Alamat
: Jl. Medan-B.Aceh Dusun Lingkungan Ampera No.127 Simpang IV Kecamatan Karang Baru Aceh Tamiang (24476)
7. No HP
: 085275536399
8. Pendidikan a. Sekolah Dasar
: MIS Simpang IV Upah, lulus tahun 1993
b. Sekolah Menengah Pertama : MTs. Ulumul Qur’an Langsa, lulus tahun 1996 c. Sekolah Menengah Umum
: MA. Ulumul Qur’an Langsa, lulus tahun 1999
d. Universitas
: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, lulus tahun 2004
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK……………………………………………………………..…………... vii ABSTRACT……………………………………………………………..…………. viii KATA PENGANTAR............................................................................................... ix RIWAYAT HIDUP................................................................................................... xii DAFTAR ISI..............................................................................................................xiii DAFTAR TABEL......................................................................................................xvi DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xviii DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xix BAB I
PENDAHULUAN……………………………………….……............ 1 1.1 Latar Belakang Penelitian…..…………………….…………....... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian..……………….………………….. 7 1.3 Tujuan Penelitian…………………………….………………….. 7 1.4 Manfaat Penelitian…………………………….………………… 8 1.5 Originalitas Penelitian………………………..………………….. 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS…... 10 2.1 Tinjauan Teori ……..……………………………………………... 10 2.1.1 Teori Struktur Modal………….........................................…… 10 2.1.2 Trade-Off Theory....................................................................... 11 2.1.3 Struktur Modal dan Nilai Perusahaan………………………… 13 2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan dan Nilai Perusahaan……………… 14
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2.1.5 Market To Book Ratio……………………………….………... 16 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu….…………………………............ 17 2.3 Kerangka Konseptual…………………...………………………… 24 2.4 Hipotesis Penelitian………………………………………………. 25 BAB III
METODE PENELITIAN…………………………………...….......... 26 3.1 Desain Penelitian……………………………………….………… 26 3.2 Populasi dan Sampel……………………….…………….……….. 26 3.3 Variabel Penelitian………………..…………………….………… 27 3.3.1 Klasifikasi Variabel……………………………….…………. 27 3.3.2 Definisi Operasional……………………………….………… 28 3.3.2.1 Nilai Perusahaan (Y).………………….…….………..... 28 3.3.2.2 Struktur Modal (X1)……………..…………..………… 28 3.3.2.3 Pertumbuhan Perusahaan (X2)…….……….…………. 28 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….………….. 29 3.5 Prosedur Pengambilan Data………………………….…………… 29 3.6 Model dan Teknik Analisis Data…………………………………. 30 3.6.1 Statistik Deskriptif……………………………….…………… 30 3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik……………………….……….…… 30 3.6.2.1 Uji Normalitas…………………………..……………. 30 3.6.2.2 Uji Autokorelasi………………………..…………….. 32 3.6.2.3 Uji Multikolinearitas…………………..……………... 34 3.6.2.4 Uji Heterokedastisitas…………………….………….. 35
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.3 Pengujian Hipotesis………………………………………….. 36 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….……………… 39 4.1 Hasil Penelitian…………………………………..……………….. 39 4.1.1 Statistik Deskriptif……………………………..…………….. 39 4.1.2 Teknik Pengujian Data………………………..……………… 44 4.1.2.1 Uji Normalitas……………………………..…………… 44 4.1.2.2 Uji Autokorelasi……………………….………………. 52 4.1.2.3 Uji Multikolinearitas………………………..………….. 53 4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas……………………..…………… 53 4.1.3 Pengujian Hipotesis.................................................................. 54 4.2 Pembahasan………………………………………..………………61 4.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai perusahaan............. 61 4.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan............................................................................... 68 4.2.3 Pengaruh Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan………………………………….. 70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 73 5.1 Kesimpulan……………………………………………………….. 73 5.2 Keterbatasan………………………………………………………. 75 5.3 Saran……………………………………………………….……….75
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..77
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
No
Judul
Halaman
1
Proses Pengambilan Sampel.......................................................................... 27
2
Definisi Operasional Variabel........................................................................29
3
Bentuk Transformasi Data............................................................................. 32
4
Statistik Deskriptif Sebelum Dilakukan Transformasi.................................. 40
5
Statistik Deskriptif Setelah Dilakukan Transformasi.................................... 42
6
Uji Normalitas Skewness dan Kurtosis..........................................................44
7
Uji Statistik Kolmogorov - Smirnov (Sebelum Dilakukan Transformasi).... 45
8
Uji Statistik Kolmogorov - Smirnov (Sesudah Dilakukan Transformasi)..... 48
9
Uji Autokorelasi......………………………..............……………………..... 52
10
Uji Multikolinearitas………………….………………….…………….…... 53
11
Nilai R Square Hipotesis 1……….……………….……………..…………..55
12
Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1……………………………………….55
13
Model Hipotesis 1………………………………………………………….. 56
14
Nilai R Suare Hipotesis 2……………………………………….…………..57
15
Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2…………………………...…………. 57
16
Model Hipotesis 2……………………………………………..…………….58
17
Nilai R Square Hipotesis 3……….………………………………………… 59
18
Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3…………………………...…………. 59
19
Model Hipotesis 3………………………………………………..………… 60
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
20
Pengamatan Hutang, Ekuitas, Aktiva............................................................ 66
21
Pengamatan Piutang Dagang, Persediaan, Aktiva Tetap, Penjualan, Hutang Lancar, Hutang Tidak Lancar, Laba Ditahan, Laba Operasi……… 67
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Halaman
1
Kerangka Konseptual Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta….…........ 24
2
Histogram Struktur Modal………….............…………………………....… 46
3
Histogram Pertumbuhan Perusahaan............................................................. 46
4
Histogram Nilai Perusahaan...........................................................................47
5
Histogram Struktur Modal (X1)..................................................................... 49
6
Histogram Pertumbuhan Perusahaan (X2)..................................................... 49
7
Histogram Nilai Perusahaan (Y).................................................................... 50
8
Normalitas P-P Plot....................................................................................... 51
9
Kurva Uji Autokorelasi.................................................................................. 52
10
Uji Heterokedastisitas.................................................................................... 54
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul
Halaman
1
Nama Perusahaan Yang Dijadikan Sampel Penelitian………….................. 81
2
Data Total Hutang, Total Ekuitas Dan Total Aktiva Perusahaan………….. 82
3
Data Closing Price, Jumlah Lembar Saham Dan Equity Pershare Perusahaan Manufaktur…………………………………………………......83
4
Perhitungan Variabel Sampel Perusahaan Manufaktur Periode Penelitian Tahun 2004-2006 Di Bursa Efek Jakarta...................................... 84
5
Ringkasan Daftar Piutang Dagang, Jumlah Persediaan, Aktiva Tetap, Penjualan Perusahaan Manufaktur................................................................. 85
6
Ringkasan Daftar Hutang Lancar, Hutang Tidak Lancar, Laba Ditahan dan Laba Operasi Perusahaan Manufaktur………...................................…...86
7
Pengolahan Data Menggunakan Aplikasi SPSS……………......…................87
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Sumber dana eksternal perusahaan berasal dari kreditur pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari para kreditur merupakan hutang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri. Saat ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, ada pendapat bahwa untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, maka sektor riel harus digerakkan, meskipun masih banyak hambatan yang dialami oleh perusahaan, salah satunya yang paling penting adalah pendanaan. Dunia usaha mengalami kemunduran yang diakibatkan oleh banyaknya lembaga-lembaga keuangan yang mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat dari adanya kemacetan kredit pada dunia usaha tanpa memperhitungkan batas maximum pemberian kredit dimasa lalu oleh perbankan dan masalah kelayakan kredit yang disetujui. Upaya mengantisipasi kondisi tersebut, maka manajer keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal perusahaan, dengan adanya perencanaan yang matang dalam menentukan struktur modal yang diharapkan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan lebih unggul dalam menghadapi persaingan bisnis.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pemilik perusahaan. Penggunaan kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari pertumbuhan perusahaan yang juga terkait dengan ukuran perusahaan. Artinya perusahaan yang besar dan memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik relatif
lebih
mudah
untuk
mengakses ke pasar modal. Kemudahan ini
mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang jika menggunakan hutang untuk menjalankan operasional perusahaan tersebut. Oleh karena itu, mengkaitkan struktur modal dengan pertumbuhan perusahaan dan nilai perusahaan menjadi relevan. Weston dan Brigham (1985:174) mengartikan bahwa struktur keuangan (financial leverage) merupakan cara aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai/ dibiayai; hal ini seluruhnya merupakan bagian kanan neraca, sedangkan struktur modal (capital structure) merupakan pembiayaan pembelanjaan permanen perusahaan, yang terutama berupa hutang jangka panjang, saham preferen/ prioritas dan modal saham biasa, tetapi tidak semua masuk kredit jangka pendek. Jadi struktur modal dalam suatu perusahaan adalah hanya sebagian dari struktur keuangannya.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada efesiensi dan efektifitas. Efesiensi penggunaan dana berarti bahwa berapa pun dana yang ditanamkan dalam aktiva harus dapat digunakan seefesiensi mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan investasi yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap, agar dana yang tertanam dalam masing-masing unsur aktiva tersebut disatu pihak tidak terlalu kecil jumlahnya, sehingga tidak dapat mengganggu likuiditas dan kelanjutan usaha, dan di lain pihak tidak terlalu besar jumlahnya sehingga menimbulkan pengangguran dana. Oleh karena itu, pengalokasian dana harus didasarkan pada perencanaan yang tepat, sehingga dana yang menganggur menjadi kecil. Efesiensi penggunaan dana secara langsung dan tidak langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi. Manajer keuangan harus bijaksana dalam menjalankan fungsi penggunaan dana yang selalu dituntut untuk mencari alternatif investasi kemudian dianalisis dan hasil analisis tersebut harus dapat diambil keputusan alternatif investasi mana yang akan dipilih. Dengan kata lain, manajer harus mengambil keputusan investasi. Menurut trade off theory manajer dapat memilih rasio utang untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1978) berpendapat bahwa nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar saham. Jensen (2001) menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan nilai perusahaan tidak hanya dengan nilai ekuitas saja yang harus
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
diperhatikan, tetapi juga semua sumber keuangan seperti hutang, warran, maupun saham preferen. Fama dan French (1998) berpendapat bahwa optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang (Helfert, 1997: 335). Dengan demikian, penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. Diperkirakan berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan deviden, keputusan investasi, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan. Dimana, beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten. Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang yang diekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001: 23). Teori struktur modal menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan/ atau ekspektasi nilai total perusahaan (harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar hutang, atau ekspektasi harga pasar aktiva (Sugihen, 2003: 28).
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Pertumbuhan (Growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Machfoedz, 1996: 108). Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh hasil positif dalam artian pemantapan posisi di peta persaingan, menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar. Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian penting karena dapat merupakan sumber berita negatif yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan, mengembangkan dan membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan konsumen. Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk secara optimal memberikan kontribusinya. Agar pertumbuhan cepat tidak memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam mengelola pertumbuhan, perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan pada pengendalian biaya (Susanto, 1997: 185-187). Penelitian tentang struktur modal yang mempengaruhi nilai perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa peneliti tersebut adalah Sugihen (2003) menemukan bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan pada fakta empiris dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pada masa krisis, para pelaku pasar memahami bahwa peningkatan hutang
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
disebabkan oleh faktor eksternal (kurs valuta asing dan suku bunga) yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal ini kembali normal, maka perusahaan akan kembali membaik, dan nilai pasar ekuitas ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Wahyudi dan Hartini (2004) yang membuktikan bahwa Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasnawati (2005) membuktikan bahwa Kebijakan deviden secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan deviden dan keputusan pendanaan. Solihah dan Taswan (2002) menemukan bukti bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Sriwardany (2006) menemukan bukti bahwa struktur modal mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan harga saham, yang memberi arti bahwa jika kebijaksanaan struktur modal perusahaan lebih banyak menggunakan hutang maka akan terjadi penurunan harga saham, sedangkan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap harga saham. Modigliani-Miller (1976) melalui model adanya pajak penghasilan terdapat adanya pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan jika terdapat pajak perusahaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
dan pajak perseorangan. Dalam pendekatan Modigliani-Miller kondisi adanya pajak penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar. Tetapi harus diketahui bahwa nilai sekarang financial distress dan nilai sekarang agency costs dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan yang memiliki leverage. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penurunan hutang yang semakin besar (Sartono, 2001: 242).
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Dari latar belakang diatas, peneliti mencoba meneliti dengan masalah sebagai berikut: 1. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan
pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. 3. Untuk menguji pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi penelitian ini diharapkan akan melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada dibidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah dimasa yang akan datang. 3. Bagi manajemen, penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi terutama manajer keuangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan struktur modal dan pertumbuhan perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
1.5 Originalitas Penelitian Penelitian ini merupakan reflikasi dari peneliti Euis Soliha dan Taswan (2002) dengan judul pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan serta beberapa faktor yang mempengaruhinya. Periode penelitian tahun 1993-1997 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan 95 sampel. Variabel dependen dalam penelitiannya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham, sedangkan variabel independen dalam penelitiannya adalah kebijakan hutang, insider ownership, profitabilitas, dan ukuran perusahaan. Penelitian ini peneliti menggunakan variabel dependen nilai perusahaan yang diukur dengan market to book ratio sedangkan variabel independen struktur modal sebagai kebijakan penggunaan hutang yang diukur dengan debt to equity ratio dan menggantikan variabel independen yang lain yang telah diteliti oleh peneliti terdahulu dengan pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan perubahan total aktiva saat ini dari total aktiva tahun sebelumnya terhadap total aktiva tahun sebelumnya. Dengan argumentasi bahwa umumnya untuk perusahaan yang berskala besar diprediksi memiliki pertumbuhan perusahaan yang baik, sehingga peneliti tertarik untuk menguji kembali dengan judul pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Periode penelitian tahun 20042006 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teori Struktur modal adalah pembelanjaan permanen didalam mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang. Dengan demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur financial. Struktur financial mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 1999:22). Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Tidak seperti debt ratio atau leverage ratio yang hanya menggambarkan target komposisi hutang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatu perusahaan (Arifin, 2005:77)
2.1.1 Teori Struktur Modal Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang konstan. Dengan kata lain, jika perusahaan menggantikan sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan berubah, apabila
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain, seandainya perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik. Tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang akan memaximumkan nilai perusahaan adalah struktur modal yang terbaik (Husnan, 2004: 263). Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan ekuitas yang bertujuan untuk memaximumkan nilai perusahaan. Setiap keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumbersumber dana yang akan dipilih . Sumber pendanaan didalam perusahaan dibagi kedalam dua kategori, yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Sumber pendanaan internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi aktiva tetap sedangkan sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para kreditur yang disebut dengan hutang.
2.1.2 Trade-Off Theory Pada tahun 1958 Modigliani dan Miller (MM) menunjukkan bukti bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, bukti tersebut dengan berdasarkan serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker (pialang), tidak ada pajak, tidak ada biaya kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan, semua investor mempunyai informasi yang sama, EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang. Dengan hasil tersebut menunjukkan kondisi-kondisi di mana struktur modal tidak relevan, MM juga memberikan petunjuk agar struktur modal menjadi relevan sehingga akan mempengaruhi nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001: 31). Pada tahun 1963 MM menerbitkan makalah lanjutan yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Hasil penelitiannya mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modal. Kesimpulan ini diubah oleh Miller ketika memasukkan efek dari pajak perseorangan, Miller berpendapat bahwa investor bersedia menerima pengembalian atas saham sebelum pajak yang relatif rendah dibandingkan dengan pengembalian atas obligasi sebelum pajak (Brigham dan Houston, 2001: 32). Hasil-hasil MM yang tidak relevan juga tergantung pada asumsi tidak adanya biaya kebangkrutan. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntansi yang sangat tinggi, dan mereka juga sulit untuk menahan pelanggan, pemasok dan karyawan. Bahkan, kebangkrutan sering memaksa suatu perusahaan untuk melikuidasi atau menjual hartanya dengan harga dibawah harga seandainya perusahaan beroperasi. Biaya yang terkait dengan kebangkrutan, yaitu: (1) proftabilitas terjadinya, (2) biaya-biaya yang akan timbul bila kesulitan keuangan akan muncul. Perusahaan yang labanya lebih labil, bila semua hal lain sama,
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
menghadapi biaya kebangkrutan yang lebih besar sehingga harus menggunakan lebih sedikit hutang daripada perusahaan yang stabil (Brigham dan Houston, 2001: 33). Teori trade-off dari leverage adalah teori yang menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal ditemukan dengan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan hutang (perlakukan pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan Houston, 2001: 34). Biaya dari hutang dihasilkan dari (1) peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang yang tergantung pada tingkat risiko bisnis dan risiko keuangan. (2) biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan. (3) biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor (Sriwardany, 2006: 16). Jika pendekatan Modigliani dan Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar. Tetapi perlu diingat bahwa nilai sekarang dari financial distress dan nilai sekarang agency cost dapat mengakibatkan menurunnya nilai perusahaan yang memiliki leverage (Sartono, 2001: 246)
2.1.3 Struktur Modal dan Nilai Perusahaan Teori trade-off menjelaskan bahwa (dengan asumsi titik target struktur modal belum optimum) peningkatan rasio hutang pada struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar tarif pajak dikali dengan jumlah hutang. Solihah dan Taswan (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasnawati (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Driffield, et.al (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage (DAR) dan nilai perusahaan (Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia. Dan tidak signifikan di Thailand. Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada dibawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Dan sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada diatas titik optimal maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan.
2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan dan Nilai Perusahaan Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001:248). Kallapur dan Trombley (1999) Realisasi pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan nilai pertumbuhan perusahaan yang meliputi pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Aktiva perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu. Aktiva didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan dimasa yang akan datang. Sumber daya yang mampu menghasilkan aliran kas masuk (cash inflow) atau mengurangi kemampuan kas keluar (cash outflow) bisa disebut sebagai aktiva. Sumber daya tersebut akan diakui sebagai aktiva perusahaan memperoleh hak penggunaan aktiva tersebut sebagai hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu dan manfaat ekonomis masa mendatang bisa diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat ketepatan yang memadai. Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha (Helfert, 1997: 333). Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik. Sriwardany (2006) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh langsung dan positif terhadap perubahan harga saham, yang artinya bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham. Dari trade-off theory tersirat makna bahwa pertumbuhan perusahaan secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan. Stulz (1990) menemukan bukti bahwa perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan.
2.1.5 Market To Book Ratio Market To Book Ratio adalah rasio dari nilai pasar perlembar saham biasa atas nilai buku perlembar ekuitas. Nilai buku perlembar ekuitas mencerminkan nilai ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim pemilik yang tersisa atas suatu aktiva (Helfert, 1997:326). Sedangkan nilai pasar
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
perlembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat umum, dimana nilai pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari mereka yang terlibat dipasar, suasana psikologis yang ada dipasar, sengitnya perang pengambilalihan, perubahan ekonomi, perkembangan industri, kondisi politik, dan sebagainya (Helfert,1997:290).
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Bukti penelitian empiris yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti tentang pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Wahyudi dan Hartini (2004) melakukan penelitian tentang Implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan: dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening. Sampel penelitiannya dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling terhadap perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003 dengan tahun 2002 sebagai komperasinya, kecuali untuk perusahaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan price book value (harga pasar perlembar saham atas nilai perlembar saham), sedangkan variabel independen terdiri dari
kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan deviden. Untuk melihat pola hubungan yang mengungkap pengaruh seperangkat variabel terhadap variabel lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Pola hubungan dianalisis dengan menggunakan path analysis. Hasilnya menunjukkan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
bahwa Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap keputusan investasi dan keputusan pendanaan tetapi tidak pada kebijakan deviden, Struktur kepemilikan intitusional tidak berpengaruh terhadap keputusan keuangan maupun nilai perusahaan, Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan. Shin dan Stulz (2000) meneliti dengan judul firm value, risk, and growth opportunities. Penelitian yang dilakukannya membahas tentang perubahan risiko ekuitas perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitiannya dimulai dengan perusahaan yang tercatat di COMPUSTAT periode 1965 sampai dengan tahun 1992. variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins’Q, sedangkan variabel independennya adalah risiko yang diukur dengan stock return dan pertumbuhan perusahaan diukur dengan volatilitas equity. Risiko terdiri dari systematic equity risk dan unsystematic equity risk serta total equity risk dan data diperolehnya pada CRSP database. Hasilnya menunjukkan bahwa perubahan systematic equity risk berhubungan positif terhadap perubahan nilai perusahaan. Perubahan unsystematic equity risk berhubungan negatif terhadap perubahan nilai perusahaan. Hubungan negatif antara perubahan total equity risk terhadap perubahan nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada perusahaan kecil akan mengurangi dampak yang merugikan dari peningkatan risiko terhadap nilai perusahaan. Hubungan positif antara perubahan total equity risk
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada perusahaan besar maka perusahaan tersebut dapat dengan mudah akses ke pasar modal dan skala ekonomi dari risiko manajemen. Driffield, et.al (2007) melakukan penelitian dengan judul How Does Ownership structure affect capital structure and firm value. Periode sample penelitian dimulai tahun 1994 sampai dengan tahun 1998. variabel dependennya adalah leverage yang diukur dengan debt to asset ratio (DAR) dan nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Tobins’Q, sedangkan variabel independennya adalah stuktur kepemilikan. Dalam penelitiannya menggunakan variabel kontrol yang berfungsi untuk mengontrol hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen, variabel kontrol tersebut terdiri dari ukuran perusahaan (log total asset), umur perusahaan, investasi dan kesempatan pertumbuhan (meliputi pertumbuhan penjualan berdasarkan tahun sebelumnya dan modal yang dikeluarkan untuk saham sebagai investasi perusahaan) dalam melakukan penilaian perusahaan, diversifikasi sebagai pengklasifikasian perusahaan . Hasilnya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage (DAR) dan nilai perusahaan (Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia. Dan tidak signifikan di Thailand. Hasnawati (2005) meneliti dengan judul Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Penelitiannya bertujuan untuk menguji pengaruh keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan deviden) terhadap nilai perusahaan. Periode penelitiannya adalah tahun 2001, dan diperoleh populasinya adalah 259 perusahaan di Jakarta Stock Exchange.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan price book value, sedangkan variabel independennya adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden. Penelitiannya mengungkapkan pengaruh secara langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM). Hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, Kebijakan deviden secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan deviden dan keputusan pendanaan. Solihah dan Taswan (2002) meneliti dengan judul pengaruh kebijaksanaan hutang terhadap nilai perusahaan serta beberapa faktor yang mempengaruhinya. Perusahaan yang menjadi populasinya adalah seluruh perusahaan manufaktur yang go publik sejak tahun 1993 sampai dengan 1997. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah 95 sampel. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan price book value, sedangkan variabel independennya terdiri dari kebijakan hutang, insider ownership, profitabilitas perusahaan dan ukuran perusahaan. Untuk melihat pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pemodelan dilakukan dengan Linear Structural Relations (LISREL) atau Structural Equation Modeling (SEM). Hasilnya menunjukkan bukti bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Insider Ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, temuannya mengindikasikan bahwa insider ownership merupakan insentif bagi peningkatan kinerja perusahaan. Profitabilitas yang meningkat juga akan meningkatkan nilai perusahaan. Jika terjadi pada perusahaan yang berukuran besar maka menjadi konsisten dalam meningkatkan nilai perusahaan. Namun demikian insider harus diwaspadai sebab akan sangat berani mengambil risiko dalam kebijakan hutang demi tercapainya nilai perusahaan. Sugihen (2003) meneliti dengan judul pengaruh struktur modal terhadap produktivitas aktiva dan kinerja keuangan serta nilai perusahaan industri manufaktur terbuka di Indonesia. Perusahaan yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2000. sampel dipilih dengan menggunakan kriteria penentuan sampel, jumlah sampel dalam penelitiannya adalah 98 perusahaan. Variabel dependennya terdiri dari produktivitas aktiva yang diukur dengan menggunakan sales to asset ratio (SAR), nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan market to book value of equity (MVE) dan market to book ratio (MBR), kinerja keuangan diukur dengan menggunakan return on asset (ROA) dan basic earning power (BEP), sedangkan variabel independennya terdiri dari struktur modal diukur dengan menggunakan equity to asset ratio (EAR) dan debt to asset ratio (DAR), aktivitas investasi diukur
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
dengan menggunakan account receveivable turnover (ART) dan inventory turnover (ITO) dan fixed asset turnover (FAT), aktivitas operasi diukur dengan menggunakan gross profit margin (GPM) dan operating profit margin (OPM) dan net profit margin (NPM). Untuk melihat pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pemodelannya dilakukan dengan Structural Equation Model (SEM) terdiri dari measurement model (model pengukuran) dan structural model (model structural). Proses analisis jalur dalam penelitiannya menggunakan program aplikasi AMOS versi 4,01. Hasilnya menunjukkan bahwa struktur modal secara langsung tidak berpengaruh positif terhadap aktivitas investasi, struktur modal secara langsung berpengaruh positif terhadap aktivitas operasi, struktur modal secara tidak langsung berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel produktivitas aktiva melalui aktivitas investasi, struktur modal secara tidak langsung berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja keuangan melalui aktivitas operasi, produktivitas aktiva secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, produktivitas aktiva secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, kinerja keuangan secara langsung berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini berlawanan dengan prediksi tradeoff theory. Sriwardany (2006) meneliti dengan judul pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan struktur modal dan dampaknya terhadap perubahan harga saham
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
pada perusahaan manufaktur Tbk. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004, sifat dari penelitiannya adalah sensus (semua populasi dijadikan sampel, dengan demikian perusahaan yang diteliti dalam penelitiannya adalah 156 perusahaan. Variabel dependennya adalah perubahan harga saham, variabel independennya adalah pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan menggunakan Tobins’Q, variabel interveningnya adalah kebijaksanaan struktur modal yang diukur dengan menggunakan debt to asset ratio (DAR). Untuk melihat pola hubungan baik secara langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan bantuan program SPSS. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang positif terhadap perubahan harga saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham. Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kebijaksanaan struktur modal, yang memberi arti bahwa jika perusahaan akan melakukan pertumbuhan maka manajer akan menetapkan struktur modal yang lebih banyak menggunakan ekuitas dari pada hutang. Struktur modal mempunyai pengaruh negatif terhadap harga perubahan harga saham, yang memberi arti bahwa jika kebijaksanaan struktur modal perusahaan lebih banyak menggunakan hutang maka akan terjadi penurunan harga saham. Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap perubahan harga saham.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2.3 Kerangka Konseptual H1
Struktur Modal (X1): DER H3
Nilai Perusahaan (Y): MBR
Pertumbuhan Perusahaan (X2): Perubahan Total Aktiva H2
Gambar 1. Kerangka Konseptual Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada dibawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Dan sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada diatas titik optimal maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat hutang, yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan hutang. Shin dan Stulz (2000) dalam penelitianya menunjukkan hasil bahwa Hubungan negatif antara perubahan total equity risk terhadap perubahan nilai
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada perusahaan kecil akan mengurangi dampak yang merugikan dari peningkatan risiko terhadap nilai perusahaan. Hubungan positif antara perubahan total equity risk terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada perusahaan besar maka perusahaan tersebut dapat dengan mudah akses ke pasar modal dan skala ekonomi dari risiko manajemen. Sriwardany (2006) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa Pertumbuhan perusahaan mempunyai
pengaruh yang positif terhadap perubahan harga saham. Dalam trade-off theory mengasumsikan bahwa semakin besar penggunaan rasio hutang dalam struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, berdasarkan asumsi tersebut adanya hubungan antara tingkat pertumbuhan perusahaan dengan nilai perusahaan. Dengan demikian berdasarkan asumsi diatas, maka dalam penelitian ini berasumsi sederhana bahwa adanya hubungan antara struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.
2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3. Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menguji hipotesis, maka desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2000 :63)
3.2 Populasi dan Sampel Penentuan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory, jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar dari tahun 2003 sampai tahun 2006 adalah 151 perusahaan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 perusahaan. Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan pada metode purposive sampling, dimana sampel perusahaan dipilih berdasarkan pada kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sesuai dengan pengklasifikasian Indonesian Capital Market Directory. 2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dari tahun 20032006 secara berturut-turut.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ekuitas positif dalam laporan keuangan periode penelitian dari tahun 2004-2006 4. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai perubahan aktiva yang positif pada periode penelitian dari tahun 2004-2006.
Tabel 1. Proses Pengambilan Sampel Karakteristik Sampel
No 1
Ket
Perusahaan manufaktur yang terdaftar dari tahun 2003-2006 di Bursa 151 Efek
2
Perusahaan manufaktur yang tidak berturut-turut mengeluarkan laporan 10 keuangan per 31 Desember 2003 - 31 Desember 2006
3
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki nilai ekuitas positif dalam 21 laporan keuangan periode penelitian dari tahun 2004-2006
4
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki nilai perubahan aktiva 75 positif pada periode penelitian dari tahun 2004-2006 Jumlah Sampel Penelitian (Perusahaan)
45
Sumber: Data Diolah
3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Klasifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah nilai perusahaan (Y). Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur modal (X1) dan pertumbuhan perusahaan (X2).
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.3.2 Definisi Operasional Variabel 3.3.2.1 Nilai Perusahaan (Y) Nilai perusahaan diukur dengan Market to Book Ratio (MBR). Market to Book Ratio adalah perbandingan antara harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham (Brigham and Gapenski, 1988: 780).
MBR =
Market price per share Book value per share
3.3.2.2 Struktur Modal (X1) Struktur modal merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan terhadap total ekuitas perusahaan. Struktur Modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio adalah suatu upaya untuk memperlihatkan, dalam format lain, proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan digunakan sebagai ukuran peranan hutang (Helfert, 1997: 98-99).
DER =
Total Debt Total Equity
3.3.2.3 Pertumbuhan Perusahaan (X2) Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total aktiva. Pertumbuhan perusahaan adalah selisih total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Perubahan Total Aktiva =
Total Aktivat − Total Aktivat −1 Total Aktivat −1
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Nama Variabel
Definisi Operasional
Skala Pengukuran
Variabel Independen Struktur Modal (X1) Perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan terhadap total ekuitas perusahaan Pertumbuhan Perusahaan (X2)
Variabel Dependen Nilai Perusahaan (Y)
Rasio
Selisih total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya.
Rasio
Perbandingan antara harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham
Rasio
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) di Jakarta. Sedangkan waktu penelitian dalam penelitian ini periode tahun 2004-2006.
3.5 Prosedur Pengambilan Data Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Data tersebut diperoleh dengan cara studi dokumentasi yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dari tahun 2003-2006.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6 Model dan Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan model regresi. Untuk dapat melakukan analisis dengan model regresi, data harus good
and fit. Penilaian good and fit dianalisis dengan uji kualitas data. Adapun uji kualitas data terdiri dari statistik deskriptif dan asumsi klasik.
3.6.1 Statistik Deskriptif Statistik ini digunakan untuk memberikan gambaran profil data sampel. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata, deviasi standar, minimum, dan maksimum.
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mencocokkan model prediksi kedalam sebuah model yang telah dimasukkan ke dalam serangkaian data. Masalah ini sering disebut dengan pengujian normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedasitas.
3.6.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi dalam penelitian, antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk dapat dianalisis data harus berdistribusi normal
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
atau mendekati normal. Cara mendeteksi normalitas adalah dengan pengamatan melalui nilai residual. Cara lain adalah dengan melihat distribusi dari variabelvariabel yang akan diteliti. Jika variabel tidak berdistribusi secara normal (menceng kekiri atau menceng kekanan) maka hasil uji statistik akan terdegradasi. Normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik sedangkan normalitas nilai residual dideteksi dengan metode grafik. Secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu skewness dan kurtosis. Skewness berhubungan dengan simetris distribusi. Skewed variabel (variabel menceng) adalah variabel yang nilai
mean-nya tidak di tengah-tengah distribusi. Sedangkan kurtosis berhubungan dengan puncak dari suatu distribusi. Jika variabel terdistribusi secara normal maka nilai skewness dan kurtosis sama dengan nol (Ghozali, 2001:27-28). Normalitas variabel dideteksi juga dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan cara melihat nilai probabilitas signifikan yang bernilai diatas nilai 0.05 maka data berdistribusi normal dan selain itu juga dengan metode grafik histogram data. Jika data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan transformasi agar menjadi normal. Untuk menormalkan data harus diketahui terlebih dahulu bagaimana bentuk grafik histogram dari data yang ada apakah moderate positive skewness,
subtansial positive skewness, severe positive skewness dengan bentuk L dan sebagainya. Dengan mengetahui bentuk grafik histogram data, maka dapat ditentukan bentuk transformasinya. Berikut ini bentuk transformasi yang dapat dilakukan sesuai dengan grafik histogram.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 3. Bentuk Transformasi Data Bentuk Grafik Histogram
Bentuk Transformasi
Moderate Positive Skewness
SQRT (x) atau akar kuadrat
Subtansial Positive Skewness
LG10(x) atau logaritma 10 atau LN
Severe Positive Skewness dengan bentuk L
1/x atau inverse
Moderate negative skewness
SQRT (k-x)
Subtansial Negative Skewness
LG10 (k-x)
Severe Negative Skewness dengan bentuk L
1/(k-x)
Sumber: Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Dimana k adalah konstanta yang berasal dari setiap skor dikurangkan sehingga skor terkecil adalah 1 (Ghozali, 2001: 32). Setelah dilakukan transformasi data maka, normalitas data dilihat kembali dengan menggunakan uji statistik KolmogorovSmirnov dan dilanjutkan dengan melihat metode grafik histogram data. Normalitas nilai residual dilihat dengan menggunakan metode grafik normalitas P-P Plot dengan aturan melihat sebaran data yang mengikuti garis diagonal maka data berdistribusi normal atau mendekati distribusi normal.
3.6.2.2 Uji Autokorelasi Pada asumsi OLS didapati kesepakatan bahwa persamaan regresi yang terbentuk tidak boleh ada autokorelasi. Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota dalam runtut waktu (time series) atau antara space data cross section (Hakim,2004:253).
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Cara mendeteksi adanya gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai DurbinWatson. Asumsi penggunaan analisis DW ini jika digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama dan model regresi yang ada mempunyai intercept (constant) serta tidak terdapat variabel lagi. Penggambilan keputusan bila menggunakan uji DW adalah sebagai berikut: a. Nilai DW terletak di antara du dan 4-du maka autokorelasi sama dengan nol, dan dapat diartikan tidak ada autokorelasi. du < DW < 4-du. b. Nilai DW terletak di bawah lower boud (dl), maka akan mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari nol dan memiliki autokorelasi positif. c. Nilai DW > (4-dl), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga memiliki autokorelasi negatif. d. Nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak antara (4-du) dan (4-dl) sehingga hasilnya tak dapat disimpulkan. Cara untuk mengatasi autokorelasi adalah banyak cara salah satunya adalah dengan menggunakan metode Hidrent-Lu, yaitu jika menemukan autokorelasi yang positif atau negatif dari model yang ditelitinya maka dapat menggunakan ρ dimulai dari -0.9, -0.8,…, 0.8, 0.9. Untuk setiap nilai ρ yang di coba, dilakukan proses transformasi yang diikuti dengan perhitungan regresi yang bersangkutan. Dari setiap hasil regresi kemudian diperoleh dan yang terbaik adalah melihat jumlah kuadrat yang terkecil (sum of square residuals) dari model regresinya (Arief, 2006: 44).
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.2.3 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan fenomena situasi dimana ada korelasi antara variabel independen satu dengan yang lainnya. Konsekuensi praktis yang timbul sebagai akibat adanya multikolinearitas ini adalah kesalahan standar penaksir semakin besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar sehingga mengakibatkan diperolehnya kesimpulan yang salah. Dalam asumsi klasik OLS (ordinary least square) diterangkan bahwa tidak ada multikolinearitas yang sempurna antar variabel independen. Jika terdapat nilai korelasi di antara variabel independen adalah satu maka koefisiennya: (a) Koefisien untuk nilai-nilai regresi tidak dapat diperkirakan (b) Nilai standard error dari setiap koefisien regresi menjadi nilai yang tak terhingga (Arief, 2006:23). Cara mendeteksi adanya gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan metode Varian Inflation Factor (VIF). Adapun kriteria yang digunakan dalam pengujian metode VIF ini adalah jika VIFj > 10 terjadi multikolinearitas yang tinggi antara variabel independen dengan variabel independen lainnya (Hakim, 2004: 301). Cara mengatasi multikolinearitas adalah: (a) Transformasi variabel. Jika terlihat pada model awal dengan adanya gejala multikolinieritas maka dapat dilakukan transformasi variabel yang bersangkutan ke dalam bentuk logaritma natural atau bentuk-bentuk transformasi lainnya, sehingga nilai t hitung yang dihasilkan secara individu variabel independen dapat secara signifikan mempengaruhi variabel terkait, (b) Meningkatkan jumlah data sampel. Dengan adanya peningkatan jumlah data sampel diharapkan mampu menurunkan standard error disetiap variabel independen
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
dan akan diperoleh model yang benar-benar bisa menaksir koefisien regresi secara tepat (Arief, 2006:30-31).
3.6.2.4 Uji Heterokedastisitas Langkah ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi yang kita miliki mengandung perbedaan variansi residu dari kasus pengamatan satu kasus ke kasus pengamatan yang lainnya. Jika variansi residu dari kasus pengamatan satu ke kasus
pengamatan
yang
lainnya
mempunyai
nilai
tetap
maka
disebut
homokedastisitas dan jika mempunyai perbedaan maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki homoskedastisitas dan bukan memiliki heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai residu variabel dependen (SRESID) dengan nilai prediksi (ZPRED) (Santoso, 2006: 251). Dasar analisisnya: (a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. (b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas adalah: (a) Melakukan transformasi dalam bentuk membagikan model regresi asal dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model ini. (b) Melakukan transformasi log (Arief, 2006: 37).
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.3 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menguji apakah struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Teknik statistik yang digunakan adalah regresi linier. Pengujian hipotesis dengan menggunakan model regresi sederhana diterapkan untuk hipotesis 1 dan 2, karena hanya menguji pengaruh secara parsial antara variabel independen (struktur modal dan pertumbuhan perusahaan) terhadap satu variabel dependen (nilai perusahaan). Adapun persamaan regresi hipotesis 1 untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut: Y = a + b1 x1 + ε
Persamaan regresi hipotesis 2 untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut: Y = a + b2 x 2 + ε
Pengujian hipotesis dengan menggunakan model regresi berganda diterapkan untuk hipotesis 3, karena akan menguji pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen (struktur modal dan pertumbuhan perusahaan) terhadap satu variabel dependen (nilai perusahaan). Adapun persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1 x1 + b2 x 2 + ε
Dimana:
Y : Nilai Perusahaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
a : Konstanta b1 : Koefisien Regresi Struktur Modal b2 : Koefisien Regresi Pertumbuhan Perusahaan X 1 : Struktur Modal X 2: Pertumbuhan Perusahaan
ε : Standard Error
Apabila nilai koefisien struktur modal yang diukur dengan debt to equity rasio (DER) signifikan, maka akan menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan perubahan total aktiva yang signifikan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Pengujian hipotesis 1 apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun langkahlangkah yang dilakukan sebagai berikut: 1. Membuat Formulasi Hipotesis: H1: b1 ≠ 0, struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. Menentukan Tingkat Signifikansi. Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5%. 3. Dasar pengambilan keputusan a.
ρ-value < 0.05, maka H1 berpengaruh
b.
ρ-value > 0.05, maka H1 tidak berpengaruh
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Pengujian hipotesis 2 apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: 1. Membuat Formulasi Hipotesis: H2: b2≠ 0, pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. Menentukan Tingkat Signifikasi. Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5%. 3. Dasar pengambilan keputusan a.
ρ-value < 0.05, maka H2 berpengaruh
b.
ρ-value > 0.05, maka H2 tidak berpengaruh
Pengujian hipotesis 3 struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersamasama berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier berganda. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Membuat Formulasi Hipotesis: H3 : b3 ≠ 0, struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. Menentukan Tingkat Signifikansi Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5%. 3. Dasar pengambilan keputusan a. ρ-value < 0.05, maka H3 berpengaruh b. ρ-value > 0.05, maka H3 tidak berpengaruh
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan, penelitian ini menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada bagian awal. Hasil statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian hipotesa melalui pengujian model, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan. Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi.
4.1.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif difokuskan kepada nilai maximum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4. Statistik Deskriptif Sebelum Dilakukan Transformasi Keterangan
N
Min
Max
Mean
%Mean
Standard Deviasi
Struktur Modal tahun 2004
45
0.1330
5.5640
1.420289
142.0289%
1.3620233
Struktur Modal tahun 2005
45
0.1880
10.5740
1.769378
176.9378%
2.0671069
Struktur Modal tahun 2006
45
0.1060
8.9470
1.802867
180.2867%
1.8877848
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2004
45
0.0000
2.1050
0.199622
19.9622%
0.3196018
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2005
45
0.0010
2.0610
0.192622
19.2622%
0.3163833
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2006
45
0.0120
0.5500
0.154067
15.4067%
0.1292591
Nilai Perusahaan tahun 2004
45
0.1200
11.1490
1.698733
169.8733%
1.8893904
Nilai Perusahaan tahun 2005
45
0.0810
15.0070
1.787422
178.7422%
2.5732143
Nilai Perusahaan tahun 2006
45
0.0800
21.2610
2.209622
220.9622%
3.3805726
Sumber: Lampiran 7 Berdasarkan tabel 4, sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 dan telah terpilih melalui metode purposive sampling yang berjumlah 45 perusahaan. Sedangkan jumlah sampel pengamatan selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 berjumlah 135 sampel penelitian. Nilai struktur modal rata-rata tahun 2004 sampai tahun 2006 berkisar antara 142.03% dan naik menjadi 180.29%, dimana nilai prosentase rata-rata penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan semakin meningkat dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Nilai pertumbuhan perusahaan rata-rata tahun 2004 sampai tahun 2006 berkisar antara 15.41% - 19.96%, dimana nilai perubahan total aktiva dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan nilai perubahan total aktiva. Nilai perusahaan rata-rata tahun
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2004 sampai dengan tahun 2006 berkisar antara 169.87% - 220.96%, dimana nilai dari perlembar saham terhadap nilai ekuitas perlembar saham dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 meningkat. Nilai minimum dan maximum struktur modal pada tahun 2004 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 133,000 dan Rp. 5,564,000 dengan standar deviasi Rp. 1,362,023.3. Nilai Minimum dan maximum struktur modal tahun 2005 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 188,000 dan Rp. 10,574,000 dengan standar deviasi Rp. 2,067,106.9. Nilai minimum dan maximum struktur modal tahun 2006 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 106,000 dan Rp. 8,947,000 dengan standar deviasi Rp. 1,887,784.8. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2004 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 0000 dan Rp. 2,105,000 dengan standar deviasi Rp. 319,601.8. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2005 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 1,000 dan Rp. 2,061,000 dengan standar deviasi Rp. 316,383.3. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2006 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 12,000 dan Rp. 550,000 dengan standar deviasi Rp. 129,259.1. Nilai minimum dan maximum nilai perusahaan tahun 2004 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 120,000 dan Rp. 11,149,000 dengan standar deviasi Rp. 1,889,390.4. Nilai minimum dan maximum nilai perusahaan tahun 2005 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 81,000 dan Rp. 15,007,000 dengan standar deviasi Rp. 2,573,214.3. Nilai minimum dam maximum nilai perusahaan tahun 2006 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 80,000 dan Rp. 21,261,000 dengan standar deviasi Rp. 3,380,572.6. Berdasarkan hal ini dapat digambarkan bahwa dari sampel yang terpilih secara keseluruhan memberikan nilai perusahaan yang positif bagi emiten.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 5. Statistik Deskriptif Setelah Dilakukan Transformasi Keterangan
N
Min
Max
Mean
%Mean
Standard Deviasi
Struktur Modal tahun 2004
45
0.3652
2.3587
1.076602
107.6602%
0.5168727
Struktur Modal tahun 2005
45
0.4334
3.2517
1.177841
117.7841%
0.6250591
Struktur Modal tahun 2006
45
0.3259
2.9912
1.201845
120.1845%
0.6054555
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2004
45
0.0212
1.4509
0.382311
38.2311%
0.2339464
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2005
45
0.0325
1.4357
0.374993
37.4993%
0.2306175
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2006
45
0.1104
0.7417
0.362077
36.2077%
0.1530666
Nilai Perusahaan tahun 2004
45
0.3463
3.3390
1.179528
117.9528%
0.5606684
Nilai Perusahaan tahun 2005
45
0.2847
3.8739
1.162869
116.2869%
0.6670845
Nilai Perusahaan tahun 2006
45
0.2833
4.6110
1.271997
127.1997%
0.7778789
Sumber: Lampiran 7 Berdasarkan tabel 5, sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 dan telah terpilih melalui metode purposive sampling yang berjumlah 45 perusahaan. Sedangkan jumlah sampel pengamatan selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 berjumlah 135 sampel penelitian. Nilai struktur modal rata-rata tahun 2004 sampai tahun 2006 berkisar antara 107.66% dan naik menjadi 120.18%, dimana nilai prosentase rata-rata penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan semakin meningkat dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Nilai pertumbuhan perusahaan rata-rata tahun 2004 sampai tahun 2006 berkisar antara 36.20% - 38.23%, dimana nilai perubahan total aktiva dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan nilai perubahan total aktiva. Nilai perusahaan rata-rata tahun
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2004 sampai dengan tahun 2006 berkisar antara 116.28% - 127.19%, dimana nilai dari perlembar saham terhadap nilai ekuitas perlembar saham dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 meningkat. Nilai minimum dan maximum struktur modal pada tahun 2004 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 365,200 dan Rp. 2,358,700 dengan standar deviasi Rp. 516,872.7. Nilai Minimum dan maximum struktur modal tahun 2005 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 433,400 dan Rp. 3,251,700 dengan standar deviasi Rp. 625,059.1. Nilai minimum dan maximum struktur modal tahun 2006 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 325,900 dan Rp. 2,991,200 dengan standar deviasi Rp. 605,455.5. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2004 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 21,200 dan Rp. 1,450,900 dengan standar deviasi Rp. 233,946.4. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2005 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 32,500 dan Rp. 1,435,700 dengan standar deviasi Rp. 230,617.5. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2006 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 110,400 dan Rp. 741,700 dengan standar deviasi Rp. 153,066.6. Nilai minimum dan maximum nilai perusahaan tahun 2004 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 346,300 dan Rp. 3,339,000 dengan standar deviasi Rp. 560,668.4. Nilai minimum dan maximum nilai perusahaan tahun 2005 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 284,700 dan Rp. 3,873,900 dengan standar deviasi Rp. 667,084.5. Nilai minimum dam maximum nilai perusahaan tahun 2006 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 283,300 dan Rp. 4,611,000 dengan standar deviasi Rp. 777,878.9. Berdasarkan hal ini dapat digambarkan bahwa dari sampel yang terpilih secara keseluruhan memberikan nilai perusahaan yang positif bagi emiten.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Hasil deskriptif data diatas, terlihat bahwa melakukan transformasi data tidak mengakibatkan berubahnya trend kenaikan atau penurunan pada periode penelitian, tampak hasil hanya memberikan gambaran distribusi data yang lebih merata tanpa mengakibatkan perubahan hasil.
4.1.2 Teknik Pengujian Data 4.1.2.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan dengan nilai skewness dan kurtosis. Berdasarkan nilai ini, maka suatu data dikatakan memiliki distribusi normal jika Zhitung lebih kecil dari Ztabel. Nilai Ztabel pada alpha 0.05 adalah ±1.96 (Ghozali, 2001: 28). Nilai Z skewness dapat dihitung membandingkan antara nilai skewness dengan standard deviasi dari nilai skewness. Sedangkan nilai Z kurtosis dapat dihitung membandingkan antara nilai kurtosis dengan standard deviasi dari nilai kurtosis. Setelah dilakukan uji normalitas dengan melihat nilai skewness dan kurtosis, ternyata seluruh data tidak berdistribusi normal. Hasil skewness dan kurtosis dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Uji Normalitas Skewness Dan Kurtosis Variabel
Ztabel
Skewness
Zhitung
Kurtosis
Skewness
Zhitung Kurtosis
Struktur Modal
1.96
2.424
11.50
7.147
17.26
Pertumbuhan Perusahaan
1.96
5.501
26.09
36.339
87.77
Nilai Perusahaan
1.96
4.363
20.70
24.765
59.82
Sumber: Lampiran 7
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari tabel 6, dapat dikatakan bahwa seluruh data tidak berdistribusi normalitas. Adapun langkah selanjutnya dalam melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan melihat uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji KolmogorovSmirnov dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini: Tabel 7. Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (Sebelum Dilakukan Transformasi)
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute
Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Struktur Modal 135
Pertumbuhan Perusahaan 135
Nilai Perusahaan 135
1.664160
.182100
1.898553
1.7923619
.2689100
2.6737804
.192
.250
.249
.185 -.192 2.235 .000
.227 -.250 2.900 .000
.244 -.249 2.894 .000
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Lampiran 7 Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai kolmogorov-smirnov untuk variabel struktur modal 2.235 dengan probabilitas signifikasi 0.000 dan nilainya jauh di bawah α 0.05, hal ini berarti data variabel struktur modal tidak berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov variabel pertumbuhan perusahaan 2.900 dengan probabilitas signifikansi 0.000 dan nilainya jauh di bawah α 0.05 hal ini berarti data variabel pertumbuhan perusahaan tidak berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov variabel nilai perusahaan 2.894 dengan probabilitas signifikansi 0.000 dan nilainya jauh di bawah α 0.05 hal ini berarti data variabel nilai perusahaan tidak berdistribusi
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
normal. Selain itu juga, untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal dapat dilihat melalui grafik histogram. 50
Frequency
40
30
20
10 Mean = 1.6642 Std. Dev. = 1.79236 N = 135 0 0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
Struktur Modal
Gambar 2. Histogram Struktur Modal
Hasil tampilan grafik histogram menunjukkan bahwa variabel struktur modal memiliki disribusi tidak normal dan menceng ke kiri (positive skewness). 70
60
Frequency
50
40
30
20
10 Mean = 0.1821 Std. Dev. = 0.26891 N = 135 0 0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
Pertumbuhan Perusahaan
Gambar 3. Histogram Pertumbuhan Perusahaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Hasil tampilan grafik histogram menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan memiliki distribusi tidak normal dan menceng ke kiri (positive skewness). 80
Frequency
60
40
20
Mean = 1.898553 Std. Dev. = 2.6737804 N = 135 0 0.0000
5.0000
10.0000
15.0000
20.0000
25.0000
Nilai Perusahaan
Gambar 4. Histogram Nilai Perusahaan
Hasil tampilan grafik histogram menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan memiliki distribusi tidak normal dan menceng ke kiri (positive skewness). Dengan demikian, variabel independen dan dependen dalam penelitian ini dapat disimpulkan memiliki distribusi tidak normal dan menceng kekiri (positive skewness). Selanjutnya, data yang tidak berdistribusi normal dapat ditransformasi agar menjadi normal. Pada grafik histogram, data yang memiliki distribusi menceng kekiri (positive skewness) maka bentuk transformasinya adalah SQRT atau akar kuadrat dengan menggunakan bantuan SPSS. Selanjutnya adalah melakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov untuk variabel transformasi struktur modal (X1) dan pertumbuhan perusahaan (X2)
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
serta nilai perusahaan (Y). Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov setelah dilakukan transformasi dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini: Tabel 8. Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (Sesudah Dilakukan Transformasi) Struktur Modal (X1) N
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Pertumbuhan Perusahaan (X2)
Nilai Perusahaan (Y)
135
135
135
1.152096 .5825360 .107 .107 -.089 1.238 .093
.373120 .2078489 .108 .108 -.074 1.258 .084
1.204801 .6710771 .132 .130 -.132 1.528 .019
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Lampiran 7 Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel srtuktur modal (X1) 1.238 dengan probabilitas signifikansi 0.093 dan nilainya jauh di atas α 0.05 hal ini berarti variabel struktur modal (X1) berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov variabel pertumbuhan perusahaan (X2) 1.258 dengan probabilitas 0.084 dan nilainya jauh di atas α 0.05 hal ini berarti variabel pertumbuhan perusahaan (X2) berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov variabel nilai perusahaan (Y) 1.528 dengan probabilitas 0.019 dan nilainya jauh di bawah α 0.05 hal ini berarti variabel nilai perusahaan (Y) belum berdistribusi normal. Selain itu juga, dapat dilihat melalui tampilan grafik histogram dan hasilnya konsisten.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
20
Frequency
15
10
5
Mean = 1.152096 Std. Dev. = 0.582536 N = 135 0 0.0000
1.0000
2.0000
3.0000
Struktur Modal (X1)
Gambar 5. Histogram Struktur Modal (X1)
Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa histogram dari struktur modal sudah mendekati distribusi normal. 30
25
Frequency
20
15
10
5 Mean = 0.37312 Std. Dev. = 0.2078489 N = 135 0 0.0000
0.2500
0.5000
0.7500
1.0000
1.2500
1.5000
Pertumbuhan Perusahaan (X2)
Gambar 6. Histogram Pertumbuhan Perusahaan (X2)
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Gambar 6 dapat dijelaskan bahwa histogram dari pertumbuhan perusahaan sudah mendekati distribusi normal. 40
Frequency
30
20
10
Mean = 1.204801 Std. Dev. = 0.6710771 N = 135 0 0.0000
1.0000
2.0000
3.0000
4.0000
5.0000
Nilai Perusahaan (Y)
Gambar 7. Histogram Nilai Perusahaan (Y)
Gambar 7 dapat dijelaskan bahwa histogram dari nilai perusahaan sudah mendekati distribusi normal. Selain itu juga nilai distribusi data variabel penelitian dibuktikan juga dengan gambar normalitas P-P Plot pada gambar 8 dapat dijelaskan bahwa Penyebaran data mengikuti garis diagonal, dengan demikian distribusi data mendekati distribusi normal. Uji normalitas yang telah dilakukan mengakibatkan adanya perubahan pada pemakaian definisi operasional variabel yang disebabkan dari terjadinya transformasi variabel yang telah dilakukan.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 8. Normalitas P-P Plot
Adapun definisi operasional variabel yang digunakan untuk penyajian pembahasannya berikutnya untuk variabel independen dalam penelitian struktur modal (X1), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat dari total hutang terhadap akar kuadarat total ekuitas. Pertumbuhan perusahaan (X2), yaitu akar kuadrat dari selisih total aktiva periode Sekarang dengan total aktiva periode sebelumnya dibagi dengan akar kuadrat total aktiva periode sebelumnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan (Y), yaitu akar kuadrat dari harga pasar perlembar saham dibagi dengan akar kuadrat dari nilai buku ekuitas perlembar saham.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
4.1.2.2 Uji Autokorelasi
Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan nilai Durbin Watson. Cara mendeteksi apakah model yang digunakan mengalami gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai statistik Durbin Watson. Hasil dari nilai Durbin Watson dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini: Tabel 9. Uji Autokorelasi Model
R
R Square
Adjusted R Square
DurbinWatson
1
.211(a) .045 .030 1.966 a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan (X2), Struktur Modal (X1) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
Sumber: Lampiran 7 Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson 1.966 dan dapat dibaca dari tabel statistik Durbin Watson dengan α 0.05 dl dan du (1.706 dan 1.760), dan nilai dari 4-dl dan 4-du (2.294 dan 2.24). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du < DW < 4-du atau 1.760 < 1.966 < 2.24, yang artinya tidak terjadi autokelasi. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar 9 berikut ini:
Tidak Autokorela si
Daerah ketidakpas tian
Daerah ketidakpas tian
Autokorelasi negatif
Autokorela si positif
dl = 1 .706
du = 1 .760
Dw = 1 .966
4 − du = 2 . 24
4 − dl = 2 . 294
Gambar 9. Kurva Uji Autokorelasi
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
4.1.2.3 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF korelasi diantara variabel independen. Adapun hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini: Tabel 10. Uji Multikolinearitas
Variabel
Struktur Modal (X1) Pertumbuhan Perusahaan (X2) Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Struktur Modal 1.000 0.167 -0.210
Nilai Korelasi Pertumbuhan Perusahaan 0.167 1.000 -0.059
VIF Nilai Perusahaan -0.210 -0.059 1.000
1.029 1.029 -
Berdasarkan kriteria pengujian multikolinearitas, maka dapat disimpulkan bahwa diantara variabel independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai dari VIF < 10. Disamping itu , berdasarkan matriks korelasi diantara variabel independen, ternyata tidak ada variabel independen yang mempunyai nilai kolerasi (R) lebih besar dari 0.9. Berarti pengujian dengan melihat nilai VIF dan nilai korelasi diantara variabel independen memberikan hasil yang konsisten.
4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai residu variabel dependen SRESID dengan nilai prediksi variabel independen ZPRED. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
ZPRED. Dimana Y adalah nilai residual dan X adalah nilai yang telah prediksi. Adapun grafik scatterplot dalam uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 10 berikut ini:
Scatterplot
Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
Regression Studentized Residual
6
4
2
0
-2 -4
-3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 10. Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan gambar 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
4.1.3 Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis 1 dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Pengujian hipotesis 1 dilakukan untuk menguji apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini:
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 11. Nilai R Square Hipotesis 1 Model 1
R
R Square .210(a)
Adjusted R Square .044
.037
a Predictors: (Constant), Struktur Modal (X1) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
Sumber: Lampiran 7 Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R2 sebesar 0.044 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 4.4%. Dengan kata lain 4.4% nilai perusahaan mampu dijelaskan variabel struktur modal, sedangkan 95.6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Tabel 12. Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1 Sum of Squares Df Regression 2.650 1 Residual 57.696 133 Total 60.346 134 a Predictors: (Constant), Struktur Modal (X1) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Model 1
Mean Square 2.650 .434
F 6.110
Sig. .015(a)
Sumber: Lampiran 7
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari tabel diatas didapat nilai Fhitung sebesar 6.110 dengan probabilitas 0.015 yang telah menguji pengaruh antara variabel independen (struktur modal) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan), karena probabilitas tersebut jauh lebih kecil dari α 0.05. Maka dapat dikatakan bahwa struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Tabel 13. Model Hipotesis 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.483 .126 Struktur Modal (X1) -.241 .098 -.210 a Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Model
t 11.769 -2.472
Sig. .000 .015
Sumber: Lampiran 7 Dari tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel struktur modal yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang struktur modal perusahaan dapat direspon terbalik oleh investor sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model untuk hipotesis 1 adalah sebagai berikut:
Nilai Perusahaan = 1.483 − 0.241 Struktur Modal Pengujian hipotesis 2 dilakukan untuk menguji apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 14. Nilai R Square Hipotesis 2 Adjusted R Model 1
R
R Square
Square
.059(a)
.003
-.004
a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan (X2) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
Sumber: Lampiran 7 Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R2 sebesar 0.003 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 0.3%. Dengan kata lain 0.3% nilai perusahaan mampu dijelaskan variabel pertumbuhan perusahaan, sedangkan 99.7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Tabel 15. Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2 Sum of Mean Squares df Square F Regression .211 1 .211 .466 Residual 60.135 133 .452 Total 60.346 134 a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan (X2) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Model 1
Sig. .496(a)
Sumber: Lampiran 7
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari tabel 15 didapat nilai Fhitung sebesar 0.466 dengan probabilitas 0.496 yang telah menguji pengaruh antara variabel independen (pertumbuhan perusahaan) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan), karena probabilitas tersebut jauh lebih besar dari α 0.05. Maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tabel 16. Model Hipotesis 2 Model
1
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error 1.276 .119
Beta
(Constant) Pertumbuhan -.191 Perusahaan (X2) a Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
.279
-.059
t
Sig.
10.699
.000
-.683
.496
Sumber: Lampiran 7 Dari tabel 16 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel pertumbuhan perusahaan yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang pertumbuhan perusahaan dapat direspon terbalik oleh investor sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model untuk hipotesis 2 adalah sebagai berikut:
Nilai Perusahaan = 1.276 − 0.191 Pertumbuha n Perusahaan Pengujian hipotesis 3 dilakukan untuk menguji pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini:
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 17. Nilai R Square Hipotesis 3 Model
R
R Square
Adjusted R Square
1 .211(a) .045 .030 a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan (X2), Struktur Modal (X1) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
Sumber: Lampiran 7 Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R2 sebesar 0.045 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 4.5%. Dengan kata lain 4.5% nilai perusahaan mampu dijelaskan variabel struktur modal dan pertumbuhan perusahaan, sedangkan 95.5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Tabel 18. Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3 Sum of Mean Squares df Square F Regression 2.687 2 1.343 3.075 Residual 57.660 132 .437 Total 60.346 134 a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan (X2), Struktur Modal (X1) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Model 1
Sig. .050(a)
Sumber: Lampiran 7
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari tabel 18 didapat nilai Fhitung sebesar 3.075 dengan probabilitas 0.050 yang telah menguji pengaruh antara variabel independen (struktur modal dan pertumbuhan perusahaan) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan), karena probabilitas tersebut sama dengan α 0.05. Maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan atau pada α 0.05 struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Tabel 19. Model Hipotesis 3 Model
1
Unstandardized Coefficients Std. B Error 1.507 .152 -.237 .099
(Constant) Struktur Modal (X1) Pertumbuhan Perusahaan -.080 (X2) a Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
.279
Standardized Coefficients
t
Sig.
-.205
9.899 -2.381
.000 .019
-.025
-.288
.774
Beta
Sumber: Lampiran 7 Dari tabel 19 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel struktur modal dan pertumbuhan perusahaan yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang struktur modal dan pertumbuhan perusahaan dapat direspon terbalik oleh investor sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model untuk hipotesis 3 adalah sebagai berikut: Nilai Perusahaan = 1.507 − 0.237 Struktur Modal − 0.080 Pertumbuha n Perusahaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi struktur modal sebesar -0.241 dengan signifikansi 0.015, yang berarti bahwa setiap adanya penurunan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0.241 satuan. Hasil temuan ini terbukti menerima hipotesis 1 (H1) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan sekaligus menjawab perumusan masalah pertama penelitian ini. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan temuan yang telah dilakukan oleh Solihah dan Taswan (2002), yang menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta periode tahun 1993 sampai dengan tahun 1997 atau secara tepatnya terjadi sebelum krisis moneter dan pada awal tahun terjadinya krisis moneter. Ketidak konsistenan hasil penelitian ini diduga, pada tahun 1993 sampai tahun 1997 terjadi perubahan perekonomian dimana meningkatnya nilai rupiah terhadap kurs dollar, suku bunga bank, tingkat inflasi sehingga berpengaruh pada peningkatan penggunaan hutang. Meskipun kebijakan hutang oleh penelitian terdahulu diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total ekuitas sedangkan nilai perusahaan diukur dengan rasio dari harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
model. Solihah dan Taswan (2002) pengaruh kebijakan penggunaan hutang pada periode penelitian tahun 1993 sampai tahun 1997 dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, untuk dapat menghindari penggunaan investasi sia-sia yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan meskipun tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan temuan Hasnawati (2005), yang menyatakan bahwa secara parsial keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan namun tidak signifikan pada 259 perusahaan di Jakarta Stock Exchange dengan periode penelitian 2001. Ketidak konsistenan hasil penelitian ini diduga, periode tahun 2001 merupakan periode setelah krisis moneter. Namun periode penelitian yang singkat pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Stock Exchange memungkinkan hasil yang kurang mewakili keadaan sampel yang diteliti, apalagi penelitiannya meneliti pada 259 perusahaan yang didalamnya terdapat perbedaan karakteristik perusahaan, meskipun kebijakan hutang oleh penelitian terdahulu diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total ekuitas sedangkan nilai perusahaan diukur dengan rasio dari harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation model. Namun hasil penelitiannya diduga sebagai dampak dari keadaan setelah krisis moneter. Pengaruh penggunaan hutang secara positif meningkatkan nilai perusahaan namun tidak signifikan. Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebelum dan sesudah krisis moneter antara periode tahun 1993
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
sampai tahun 2001 kebijakan penggunaan hutang oleh manajemen perusahaan secara langsung dan positif meningkatkan nilai perusahaan meskipun tidak signifikan. Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan Trade-Off Theory yang menyatakan bahwa (dengan asumsi titik target struktur modal belum optimal) peningkatan rasio hutang pada struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, teori tersebut menjelaskan bahwa ketika struktur modal berada diatas target titik optimum maka setiap peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Berdasarkan bukti empiris bahwa rata-rata penggunaan hutang pada periode penelitian 2004 sampai dengan tahun 2006 sudah sangat tinggi sekali yang ditunjuki oleh rasio DER dari tahun 2004 sampai tahun 2006 rata-rata sampel sebesar 1.077 dan meningkat terus sampai 1.202, meskipun belum ada karakteristik tertentu untuk titik optimum penggunaan hutang dari struktur modal suatu perusahaan, namun berdasarkan penelitian Sugihen (2003:208) titik optimum struktur modal berkisar antara 0.3 sampai 0.4. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan panduan angka tersebut untuk titik optimum penggunaan hutang dari struktur modal. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil temuan yang dilakukan oleh Wahyudi dan Hartini (2004), yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003 dengan tahun 2002 sebagai komperasinya, kecuali untuk perusahaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia dengan jumlah 168 perusahaan sebagai sampel. Konsistenan penelitian ini diduga, periode tahun 2002 dan 2003 keadaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
perekonomian mulai kondusif sehingga setiap penggunaan hutang sudah dapat mempengaruhi nilai perusahaan, meskipun keputusan pendanaan diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total ekuitas yang menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas, selanjutnya keputusan pendanaan diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total aktiva yang mengukur prosentase dana yang disesuaikan oleh kreditur dalam membiayai aktiva perusahaan, lalu keputusan pendanaan diukur juga dengan rasio dari total hutang jangka panjang terhadap total ekuitas yang menunjukkan perbandingan antara klaim keuangan jangka panjang yang digunakan untuk mendanai kesempatan investasi jangka panjang dengan pengembalian (rate of return) jangka panjang pula, keputusan pendanaan diukur juga dengan rasio dari total hutang terhadap perkalian antara jumlah saham yang beredar dikalikan dengan closing price, sedangkan nilai perusahaan diukur dengan harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku perlembar saham. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil temuan yang telah dilakukan oleh Sriwardany (2006), yang menyatakan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh negatif terhadap harga perubahan harga saham, yang memberi arti bahwa kebijakan struktur modal perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang maka akan terjadi penurunan harga saham pada 156 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode penelitian tahun 2000 sampai tahun 2004. Konsistenan penelitian ini diduga keadaan perekonomian mulai kondusif sehingga setiap penggunaan hutang sudah dapat mempengaruhi nilai perusahaan, meskipun struktur modal diukur dengan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
menggunakan hutang terhadap aktiva dan perubahan harga saham mencerminkan nilai perusahaan. Periode penelitian tahun 2004 sampai tahun 2006 perekonomian secara perlahan-lahan mulai berkembang dan secara signifikan penggunaan hutang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, meskipun pengaruhnya lemah namun hasil penelitian ini bisa diprediksi bahwa penurunan penggunaan hutang perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini memiliki pengaruh yang lemah, meskipun secara langsung yang dilakukan dalam penelitian ini struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan diduga struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara tidak langsung, yang mana dalam penelitian ini tidak mengikut sertakan variabel tidak langsung seperti hasil temuan yang dilakukan oleh Sugihen (2003) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2000 dengan jumlah 98 perusahaan sebagai sampel. Struktur modal diukur dengan menggunakan rasio dari ekuitas terhadap aktiva dan hutang terhadap aktiva, sedangkan nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio dari harga pasar perlembar saham terhadap nilai ekuitas perlembar saham. Alat analisis yang digunakan adalah dengan program aplikasi AMOS. Total hutang tahun 2004 dibandingkan dengan total hutang tahun 2006 meningkat 136% (lihat tabel 20) dan diikuti dengan peningkatan nilai ekuitas yang dimiliki perusahaan tahun 2006 yang tercatat 127% dari nilai ekuitas tahun 2004.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
peningkatan total aktiva sampai tahun 2006 diduga disebabkan adanya penambahan investasi yang dilakukan perusahaan yang ditunjukkan dengan peningkatan aktiva tetap, tetapi prosentase peningkatan aktiva tetap tidak sebanding dengan prosentase peningkatan piutang dagang dan persediaan. Tabel 20. Pengamatan Hutang, Ekuitas, Aktiva Keterangan
Tahun 2004
2003
2005
Total Debt
30,305,997.000
36,392,675.000
41,104,455.000
Total Equity
27,294,732.000
30,273,035.000
34,779,605.000
Total Aktiva
59,539,242.000
68,609,827.000
77,786,212.000
40,992,982,059.000
44,539,672,959.000
51,135,526,527.000
Equity Pershare
157,189.899
170,102.053
174,065.591
Struktur Modal
48.447
53.003
54.083
Pertumbuhan Perusahaan
17.204
16.875
16.293
Nilai Perusahaan
53.079
52.329
57.240
Rata-Rata Total Debt
673,466.600
808,726.111
913,432.333
Rata-Rata Total Equity
606,549.600
672,734.111
772,880.111
Rata-Rata Total Aktiva
1,323,094.267
1,524,662.822
1,728,582.489
910,955,156.867
989,770,510.200
1,136,345,033.933
Rata-Rata Equity Pershare
3,493.109
3,780.046
3,868.124
Rata-Rata Struktur Modal
1.077
1.178
1.202
Rata-Rata Pertumbuhan Perusahaan
0.382
0.375
0.362
Rata-Rata Nilai Perusahaan
1.180
1.163
1.272
Jumlah Lembar Saham Yang Beredar
Rata-Rata Jumlah Lembar Saham Yang Beredar
Sumber: Lampiran 2,3,4 Peningkatan nilai ekuitas diduga disebabkan oleh peningkatan penjualan saham, terbukti dengan meningkatnya rata-rata jumlah saham yang beredar dengan signifikan dari 910,955,157.867 lembar pada tahun 2004 menjadi 1,136,345,033.933 lembar pada tahun 2006.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Peningkatan jumlah hutang lancar meningkat diduga tambahan modal kerja yang digunakan untuk menjaga kelangsungan operasi perusahaan. Peningkatan hutang lancar diduga berasal dari kredit pemasok, pinjaman bank, yang mana prosentase peningkatan hutang lancar sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 jauh lebih tinggi dari pada peningkatan hutang tidak lancar (lihat tabel 21). Tabel 21. Pengamatan Piutang Dagang, Persediaan, Aktiva Tetap, Penjualan, Hutang Lancar, Hutang Tidak Lancar, Laba Ditahan, Laba Operasi Tahun Keterangan Prosentase (%) 2004 2005 2006 Piutang Dagang
7,604,924
9,812,005
10,607,761
139
Persediaan
12,221,239
16,228,265
17,507,305
143
Aktiva Tetap
23,299,600
26,770,340
30,016,252
129
Penjualan
71,686,435
97,308,666
111,523,345
156
Laba Operasi
6,605,788
7,616,903
9,215,805
140
Hutang Lancar
17,313,507
22,968,253
25,939,374
150
Hutang Tidak Lancar
12,991,508
13,433,419
15,138,080
117
Laba Ditahan
14,550,737
17,551,431
21,655,000
149
Sumber: Lampiran 5,6 Peningkatan jumlah hutang tidak lancar (lihat tabel 21) diduga disebabkan oleh melemahnya nilai rupiah terhadap dollar dan akumulasi tunggakan bunga (suku bunga yang tinggi). Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar menyebabkan hutang nilai rupiah terhadap dollar menjadi meningkat. Tingginya suku bunga Bank, dan kemampuan untuk melunasi hutang sangat lemah mengakibatkan terjadinya penunggakan
hutang
yang
perusahaan
dan
industri
tidak
mampu
untuk
melunaskannya dan akhirnya penggunaan hutang perusahaan menjadi meningkat.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Bukti empiris penelitian ini menemukan pengaruh secara langsung dan negatif antara struktur modal terhadap nilai perusahaan terjadi pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 meskipun pengaruh antara struktur modal terhadap nilai perusahaan adalah lemah.
4.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi pertumbuhan perusahaan sebesar -0.191 dengan signifikansi 0.496, yang berarti bahwa setiap ada penurunan pertumbuhan perusahaan sebesar 1 satuan maka akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0.191 satuan. Namun penurunan pertumbuhan perusahaan tersebut tidak mempengaruhi pergerakan nilai perusahaan di kalangan investor. Hasil temuan ini terbukti menolak hipotesis 2 (H2) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan sekaligus menjawab rumusan masalah kedua penelitian ini. Hasil temuan ini tidak konsisten dengan temuan yang dilakukan oleh Sriwardany (2006) yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh langsung dan positif terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode tahun 2000 sampai tahun 2004 dengan 156 perusahaan. Ketidak konsistenan hasil penelitian ini diduga dipengaruhi oleh ukuran penentuan pertumbuhan perusahaan, dimana penelitian terdahulu mengukur
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
pertumbuhan perusahaan sebagai variabel independen dengan rasio Tobins’q dan perubahan harga saham sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan akar kuadat dari perubahan total aktiva sebagai pertumbuhan perusahaan dengan periode penelitian tahun 2004 sampai tahun 2006. Tabel 20 menunjukkan bahwa total aktiva tahun 2004 dibandingkan total aktiva tahun 2006 meningkat 155% dan diikuti dengan perubahan total aktiva yang menurun sebesar 95% pada tahun 2004 sebesar 17.20 menjadi 16.29 pada tahun 2006. Namun selain itu juga, peningkatan total aktiva diprediksi meningkatnya dari hasil kegiatan investasi, yang ditunjuki dengan peningkatan aktiva tetap dari tahun 2004 sampai tahun 2006. Peningkatan total aktiva diduga berasal dari penunggakan piutang dagang yang meningkat, jumlah persediaan perusahaan yang tinggi sehingga terjadi kapasitas yang menganggur dari jumlah persediaan tersebut (lihat tabel 21). Besarnya peningkatan total aktiva perusahaan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 tidak diikuti oleh besarnya perubahan total aktiva. Hal ini disebabkan besarnya perubahan total aktiva perusahaan pada tahun ini lebih kecil dari besarnya perubahan total aktiva perusahaan pada tahun sebelumnya. Akibatnya perubahan total aktiva perusahaan pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 95%, dan setiap turunnya perubahan total aktiva perusahaan tersebut menaikkan nilai perusahaan yang diukur dengan harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham. Bukti empiris menyatakan bahwa turunnya nilai perubahan total aktiva perusahaan tersebut tidak mempengaruhi pada nilai perusahaan.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
4.2.3
Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi struktur modal sebesar -0.237 dan koefisien regresi pertumbuhan perusahaan -0.080 dengan signifikansi 0.05, yang berarti bahwa setiap adanya penurunan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0.237 satuan dan setiap adanya penurunan pertumbuhan perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0.080. Hal ini berarti bahwa seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang umumnya sebagai perusahaan berskala besar telah menggunakan hutang diatas titik optimal dan peningkatan total aktiva tidak sebanding dengan peningkatan pada perubahan total aktiva. Hasil temuan ini terbukti menerima hipotesis 3 (H3) yang menyatakan bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan sekaligus menjawab rumusan masalah ketiga penelitian ini. Tabel 20 menunjukkan bahwa total hutang tahun 2004 dibandingkan dengan total hutang tahun 2006 meningkat menjadi 136% dan dikuti dengan peningkatan nilai ekuitas yang dimiliki perusahaan pada tahun 2006 yang tercatat hanya 127% dari tahun 2004. Peningkatan jumlah hutang lancar jauh lebih tinggi dari pada
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
peningkatan hutang tidak lancar. Peningkatan hutang lancar dilakukan agar perusahaan memperoleh modal kerja untuk kelangsungan operasional perusahaan. Peningkatan nilai ekuitas diduga disebabkan oleh peningkatan penjualan saham, terbukti dengan meningkatnya rata-rata jumlah saham yang beredar dengan signifikan dari 910,955,157.867 lembar pada tahun 2004 menjadi 1,136,345,033.933 lembar pada tahun 2006 (lihat 20). Peningkatan total aktiva sejak tahun 2004 sampai tahun 2006 diduga berasal dari peningkatan hasil dari kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan, meskipun besarnya nilai penunggakan piutang dagang perusahaan, jumlah persediaan perusahaan yang tinggi sehingga terjadi kapasitas menganggur dari jumlah persediaan tersebut. Laba ditahan perusahaan pun meningkat periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 terbukti semakin meningkatnya total aktiva perusahaan dan sebab itu perusahaan memiliki sumber dana dari modal sendiri terbukti dengan nilai ekuitas meningkat meskipun lebih prosentasenya lebih rendah dari pada peningkatan total hutang. Selain itu juga adanya peningkatan pada laba operasi perusahaan diduga adanya kenaikan unit penjualan dan terbukti dengan meningkatnya nilai penjualan perusahaan (lihat tabel 21) dengan asumsi biaya operasi perusahaan tetap. Perubahan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur diperkirakan adanya perubahan nilai hutang, nilai ekuitas, dan nilai total aktiva. Nilai perusahaan meningkat pada tahun 2006 sebesar 1.272 jika dibandingkan tahun 2004 yang hanya 1.180, artinya adanya peningkatan nilai perusahaan pada tahun 2006 sebesar 107.79%
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
dibandingkan nilai perusahaan tahun 2004. Besarnya perubahan rata-rata nilai perusahaan tersebut dipengaruhi meningkatnya penggunaan hutang perusahaan, meningkatnya nilai ekuitas perusahaan, meningkatnya nilai aktiva perusahaan, meningkatnya jumlah lembar saham yang beredar di bursa efek, meningkatnya nilai DER yang dimiliki perusahaan berarti kenaikan total hutang perusahaan lebih tinggi dari pada kenaikan total ekuitas perusahaan, menurunnya nilai perubahan total aktiva (tingkat pertumbuhan perusahaan). Struktur modal meningkat pada perusahaan yang berskala besar meskipun perusahaan dalam keadaan sulit masih tetap bisa menjalankan operasional perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan yang diukur dengan harga pasar perlembar saham terhadap nilai ekuitas perlembar saham.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan daripada ekuitas sehingga berpengaruh pada menurunnya nilai perusahaan. Penelitian ini tidak konsisten dengan temuan yang dilakukan oleh penelitian Solihah dan Taswan (2002) periode penelitian 1993 – 1997 ini merupakan periode keadaan sebelum terjadi krisis moneter dan pada saat awal tahun terjadi krisis moneter, Hasnawati (2005) periode penelitian tahun 2001 merupakan periode setelah terjadi krisis moneter dan periode penelitian yang terlalu singkat memungkinkan hasil yang kurang mewakili keadaan sampel yang diteliti meskipun menelitia pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Stock Exchange, dan Trade-Off Theory merupakan teori yang menjelaskan tentang penggunaan hutang di bawah titik optimum namun secara empiris penggunaan hutang periode 2004-2006 sudah sangat tinggi sekali yang ditunjukkan dengan rasio DER meskipun periode penelitian ini penggunaan hutang yang sangat tinggi sekali tetapi tetap dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan temuan Wahyudi dan Hartini (2004) periode
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
penelitiannya tahun 2002-2003 diduga keadaan mulai kondusif sehingga penggunaan hutang sudah dapat mempengaruhi nilai perusahaan, Sriwardany (2006) periode penelitian tahun 2000-2004 diduga keadaan mulai kondusif sehingga penggunaan hutang sudah dapat mempengaruhi nilai perusahaan, Sugihen (2003) periode penelitian 1995-2000 diduga perbedaan periode penelitian dan jalur analisis namun menggambarkan hasil yang konsisten. 2. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti setiap penurunan perubahan total aktiva periode penelitian tidak mempengaruhi harga perlembar saham terhadap ekuitas perlembar saham dikalangan investor. Penelitian ini tidak konsisten dengan temuan Sriwardany (2006) diduga adanya perbedaan alat ukur dalam mengganalisis pertumbuhan perusahaan sehingga pertumbuhan perusahaan pada periode tahun 2004-2006 tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3. Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan dan penurunan perubahan total aktiva perusahaan akan meningkatkan harga perlembar saham terhadap ekuitas perlembar saham ketika perusahaan mengurangi penggunaan hutang dan meskipun penurunan perubahan total aktiva perusahaan, perusahaan masih mampu untuk memperoleh dana di pasar modal untuk melakukan investasi sehingga nilai pasar perlembar saham terhadap ekuitas perlembar saham akan meningkat.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
5.2 Keterbatasan
1. Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode penelitian tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. 2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh dua variabel independen terhadap satu variabel dependen yaitu struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini memiliki nilai koefisien determinasi yang rendah sehingga pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang sangat lemah dan diperkirakan ada variabel independen lain yang mempengaruhi nilai perusahaan. 3. Penelitian ini tidak lebih lanjut membahas kegiatan investasi dari perusahaan, karena setelah membaiknya perekonomian Indonesia, diprediksi perusahaan sudah lebih berani melakukan investasi.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka perlu dilakukan penyempurnakan terhadap penelitian yang dilakukan. Adapun saran untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Untuk peneliti lanjutan disarankan untuk menggunakan sampel jenis seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang saat ini telah berubah menjadi Bursa Efek Indonesia, dan periode penelitian lebih panjang agar mendapatkan hasil yang lebih digeneralisir.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Untuk peneliti lanjutan dapat menambahkan variabel lain seperti kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan serta perubahan nilai valuta asing yang diprediksi bisa mempengaruhi dari nilai perusahaan. 3. Bagi pihak investor, hendaknya dalam melakukan investasi mempertimbangkan struktur modal perusahaan dan tingkat pertumbuhan perusahaan. Hal ini perlu dipertimbangkan agar pihak investor pun dalam melakukan investasi dapat menerima return yang baik.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Sritua. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI Press. Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia. Brigham, E.F., dan J. Houston. 2001. Manajemen Keuangan.Penerjemah Hermawan Wibowo. Edisi Kedelapan. Edisi Indonesia. Buku II. Jakarta: Erlangga. Brigham, E.F., and L.C. Gapenski. 1988. Financial Management Theory and Practice. Fifth Edition. United State Of America. Driffeild, N., V.Mahambare, and S.Pal. 2007. “How Does Ownership Structure Affect Capital Structure and Firm Value? Recent Evidence From East Asia”. www.google.com/search Fama, E.F. 1978. “The Effects Of a Firm’s Investment and Financing Decisions on The Welfare of Its Security Holders”. The Modern Theory Of Corporate Finance; Vol 68. No.3, pp. 22-38. Fama, E.F., dan K.R.French.1998. “Taxes, Financing Decision, and Firm Value”. The Journal Of Finance;Vol.LIII. No.3, June, PP.819-843. Hakim, Abdul. 2004. Statistik Deskriptif Untuk Ekonomi dan Bisnis. Cetak Kedua. Yogyakarta: Ekonisia. Hasnawati, Sri. 2005. “Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta”. Usahawan: No.09/Th XXXIX, September 2005. Helfert, E.A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Penerjemah Herman Wibowo. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Husnan, S., dan E. Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: UUP AMP YKPN. Jensen, M.C. 2001. “Value Maximization, Stakeholders Theory, and The Corporate Objective Function”. Working Paper; No.01-09. Harvard Business School, PP.1-21. or www.google.com/search
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Kallapur, S., dan M.A. Trombley. 1999. “The Association Between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth”. Journal Of Business & Accounting. 26 April/May. Pp.505-519. or www.google.com/search Machfoedz, Mas’ud. 1996. Akuntansi Manajemen Perencanaan Dan Pembuatan Keputusan Jangka Pendek. Edisi Kelima. Buku 1. Yogyakarta: STIEWIDYA WIWAHA. Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Santoso, Singgih. 2006. Menguasai Statistik Di Era Informasi Dengan SPSS 15. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sartono, R.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Shin, H.H., dan R.M. Stulz. 2002.”Firm Value, Risk, and Growth Opportunities”. Banking and Monetory Economics at The Ohio State University, and Reseach, hal.1-35. or www.google.com/search Soliha, E., dan Taswan. 2002. “Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya”. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. September 2002. or www.google.com/search Sriwardany. 2006. “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Tbk”. Tesis. Stulz, R.M. 1990.“Managerial Discreation and Optimal Financing Policies”. Journal Of Financial Economics. Vol.26, Hal: 3-27. or www.google.com/search Sugihen, S.G. 2003. “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva, Kinerja Keuangan, Serta Nilai perusahaan Industri Manufaktur Terbuka Di Indonesia”. Disertasi. Susanto. 1997. Manajemen Aktual Topik-Topik Aktual Manajemen Dalam Riak Perubahan. Jakarta: Grasindo. Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetak 3. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Wahyudi, U., dan H.P. “Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. K-AKPM 17. Weston, J.F., dan E.F. Brigham. 1985. Manajemen Keuangan. Penerjemah Djoerban Wahid. Edisi Ketujuh. Jilid II. Jakarta: Erlangga. Winardi. 2001. Ekonomi Manajerial. Bandung: Mandar Maju.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 1: NAMA PERUSAHAAN YANG DIJADIKAN SAMPEL PENELITIAN No
Subtitle
Kode Perusahaan
Jumlah
Nama Perusahaan
Food & Beverages 1 2 3 4 5 6 7
AQUA DAVO DLTA FAST MLBI AISA TBLA
7
Aqua Golden Mississippi Davomas Abadi Delta Djakarta Fast Food Indonesia Multi Bintang Indonesia Tiga Pilar Sejahtera Food Tunas Baru Lampung
HMSP
1
HM Sampoerna
CNTX RDTX
2
Century Textile Industry Roda Vivatex
PBRX RICY
2
Pan Brothers Tex Ricky Putra Globalindo
FASW SPMA
2
Fajar Surya Wisesa Suparma
AKRA CLPI LTLS SOBI
4
AKR Corporindo Colorpak Indonesia Lautan Luas Sorini Agro Asia Corporation
AMFG DYNA LAPD SIMA
4
Asahimas Plat Glass Dynaplast Lapindo International Siwani Makmur
SMGR
1
Semen Gresik
INAI LION TBMS
3
Indal Aluminium Industry Lion Metal Works Tembaga Mulia Semanan
KDSI
1
Kedawung Setia Industrial
ARNA TOTO
2
Arwana Citra Mulia Surya Toto Indonesia
JECC KBLM IKBI
3
Jembo Cable Company Kabelindo Murni Sumi Indo Kabel
MLPL
1
Multipolar Corporation
HEXA INDS NIPS PRAS SMSM UNTR
6
Hexindo Adiperkasa Indospring Nipress Prima Alloy Steel Selamat Sempurna United Tractors
DVLA MERK PYFA TSPC
4
Darya Varia Laboratoria Merck Pyridam Farma Tempo Scan Pacific
TCID UNVR
2
Tobacco Manufactures 8 Textile Mill Products 9 10 Apparel And Other Textile Product 11 12 Paper And Allied Product 13 14 Chemical And Allied Product 15 16 17 18 Plastics And Glass Product 19 20 21 22 Cement 23 Metal And Allied Product 24 25 26 Fabricated Metal Product 27 Stone,Clay, Glass And Concrete Product 28 29 Cable 30 31 32 Electronic And Office Equiptment 33 Automotive And Allied Product 34 35 36 37 38 39 Pharmaceuticals 40 41 42 43 Consumer Goods 44 45 Jumlah Sampel penelitian
45
Mandom Indonesia Unilever Indonesia Perusahaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 2: Data Total Hutang, Total Ekuitas Dan Total Aktiva Perusahaan Manufaktur No
Kode
Total Hutang (Rp Million) 2004
2005
2006
Total Ekuitas (Rp Million)
Total Aktiva(Rp Million)
2004
2005
2006
2003
2004
2005
2006
1 AQUA
308,620
318,127
342,897
355,338
405,324
447,226
523,302
671,109
732,354
795,244
2 DAVO
888,346
967,221
1,731,850
689,605
779,674
975,951
894,073
1,577,951
1,746,895
2,707,801
3 DLTA
99,357
130,911
137,928
355,251
406,052
438,087
394,857
455,244
537,785
577,411
4 FAST
127,038
149,701
195,366
194,946
228,205
288,209
280,571
321,984
377,905
483,575 610,437
5 MLBI
303,532
347,434
411,907
249,535
227,912
198,461
483,004
553,081
575,385
6 AISA
247,310
262,621
268,636
95,021
95,055
95,185
339,919
342,438
357,786
363,933
7 TBLA
840,285
938,257
1,183,409
510,588
511,960
864,441
1,151,281
1,352,092
1,451,439
2,049,163
8 HMSP
6,522,408
7,112,839
6,873,099
4,859,430
4,575,555
5,693,940
10,197,768
11,699,265
11,934,600
12,659,804
9 CNTX
177,679
185,535
259,993
137,172
151,083
130,784
264,471
314,851
336,618
390,777
10 RDTX
47,864
69,806
194,341
273,905
295,022
339,447
309,646
321,769
364,828
533,788
11 PBRX
48,359
281,853
441,171
78,443
110,178
118,206
112,292
127,475
390,216
553,846
12 RICY 13 FASW
78,120
160,709
221,495
216,549
253,838
292,064
263,827
297,377
417,333
516,488
1,561,857
1,809,422
2,247,778
1,066,557
1,072,386
1,174,114
2,627,238
2,628,415
2,881,808
3,421,892
14 SPMA
915,545
914,653
932,697
397,416
405,566
448,737
1,031,827
1,312,962
1,320,219
1,381,434
15 AKRA
682,548
838,128
1,129,611
853,493
974,375
1,039,093
1,559,867
1,692,907
1,979,763
2,377,340
16 CLPI
29,931
49,195
68,381
52,539
58,473
64,979
59,004
82,470
107,668
133,360
17 LTLS
904,164
1,042,374
1,233,125
450,186
496,240
506,603
1,228,714
1,426,798
1,608,866
1,830,516
18 SOBI
190,703
227,015
285,060
312,215
340,598
357,582
530,999
533,875
596,642
642,315
19 AMFG
532,823
364,829
481,619
1,031,163
1,200,812
1,148,053
1,486,587
1,564,031
1,565,679
1,629,669
20 DYNA
530,944
609,004
655,211
394,943
387,685
383,385
766,930
998,118
1,073,712
1,123,946
21 LAPD
18,576
25,869
25,811
26,077
20,915
23,378
38,926
44,659
46,793
49,198
22 SIMA
16,417
22,560
24,902
40,348
42,552
43,642
53,343
56,765
65,112
68,544 7,496,419
23 SMGR
2,960,744
2,761,749
1,915,243
3,642,437
4,466,931
5,499,614
6,559,495
6,665,831
7,297,859
24 INAI
344,743
435,543
480,733
61,965
41,191
53,730
316,919
406,708
476,734
534,462
25 LION
26,193
30,698
37,917
120,511
134,332
149,773
120,626
146,703
165,030
187,689
26 TBMS
600,465
744,660
840,235
109,949
90,902
115,379
558,372
710,414
835,562
955,614
27 KDSI
291,521
305,627
283,816
86,699
79,301
155,921
372,076
378,220
384,928
439,737
28 ARNA
147,507
189,567
285,334
145,883
172,247
190,086
248,100
295,971
364,794
478,778
29 TOTO
563,345
631,771
627,490
145,215
215,834
280,679
554,920
708,561
847,605
908,168
30 JECC
236,973
259,572
299,055
65,044
63,090
63,593
277,188
302,022
322,662
362,648
31 KBLM
105,817
117,945
124,593
127,718
141,845
151,845
206,358
233,535
259,791
279,438
128,348
209,840
217,003
316,798
338,405
373,293
369,799
445,145
548,245
590,296
33 MLPL
32 IKBI
2,909,852
3,080,435
4,953,737
945,427
1,287,991
1,364,375
1,569,258
4,872,881
5,480,658
7,479,242
34 HEXA
352,999
724,753
858,554
283,110
344,761
345,549
584,512
636,109
1,069,514
1,204,104
35 INDS
277,096
392,920
421,649
73,438
66,663
68,835
273,677
350,971
459,703
490,604
36 NIPS
108,788
106,858
128,822
80,298
83,367
91,406
171,173
189,086
190,225
220,228
37 PRAS
313,246
431,561
466,367
124,954
129,554
126,793
368,825
438,201
561,115
593,160
38 SMSM
244,958
227,268
239,648
343,158
410,835
451,062
632,610
650,930
663,138
716,686
39 UNTR
3,629,278
6,485,918
6,606,651
3,103,595
4,105,713
4,594,437
6,056,439
6,769,367
10,633,839
11,247,846
40 DVLA
112,147
160,025
145,025
319,027
390,604
412,312
375,386
431,174
550,629
557,338
41 MERK
46,429
37,657
47,120
154,021
180,361
235,539
200,328
200,466
218,034
282,699
42 PYFA
8,287
13,080
17,927
62,143
63,471
65,201
68,267
70,430
76,551
83,127
43 TSPC
379,832
472,473
447,319
1,686,446
1,793,257
1,942,441
1,943,351
2,141,419
2,345,760
2,479,251
44 TCID 45 UNVR Jumlah Rata-Rata Pertahun
74,635
86,301
64,549
397,729
459,394
607,648
387,601
472,364
545,694
672,197
1,370,368
1,658,391
2,249,381
2,258,447
2,173,526
2,368,527
3,416,276
3,647,098
3,842,351
4,626,000
30,305,997
36,392,675
41,104,455
27,294,732
30,273,035
34,779,605
50,230,002
59,539,242
68,609,827
77,786,212
673,467
808,726
913,432
606,550
672,734
772,880
1,116,222
1,323,094
1,524,663
1,728,582
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 3: Data Closing Price, Jumlah Lembar Saham Dan Equity Per Share Perusahaan Manufaktur No
Kode
Closing Price (Rp)
Jumlah Lembar Saham
2004
2005
2006
2004
2005
Equity Per Share 2006
2004
2005
2006 33,977.35
1
AQUA
48,000
63,000
110,000
13,162,473
13,162,473
13,162,473
26,996.29
30,793.91
2
DAVO
200
80
590
6,201,855,660
6,201,855,660
6,201,855,660
111.19
125.72
157.36
3
DLTA
14,500
36,000
22,800
16,013,181
16,013,181
16,013,181
22,184.91
25,357.36
27,357.90
4
FAST
1,050
1,200
1,820
446,250,000
446,250,000
446,250,000
436.85
511.38
645.85
5
MLBI
42,500
50,000
55,000
21,070,000
21,070,000
21,070,000
11,843.14
10,816.90
9,419.13
6
AISA
210
215
175
1,045,000,000
1,045,000,000
1,045,000,000
90.93
90.96
91.09
7
TBLA
230
200
240
1,615,387,200
1,615,387,200
4,124,206,046
316.08
316.93
209.60
8
HMSP
6,650
8,900
9,700
4,500,000,000
4,500,000,000
4,500,000,000
1,079.87
1,016.79
1,265.32
9
CNTX
4,700
3,500
3,000
3,500,000
3,500,000
3,500,000
39,192.00
43,166.57
37,366.86
10
RDTX
825
830
960
268,800,000
268,800,000
268,800,000
1,018.99
1,097.55
1,262.82
11
PBRX
405
375
380
384,000,000
445,440,000
445,440,000
204.28
247.35
265.37
12
RICY
355
255
480
641,717,510
641,717,510
641,717,510
337.45
395.56
455.13
13
FASW
950
1,000
1,150
2,477,888,787
2,477,888,787
2,477,888,787
430.43
432.78
473.84
14
SPMA
180
180
210
992,046,658
992,046,658
992,046,658
400.60
408.82
452.33
15
AKRA
1,150
1,480
2,725
624,000,000
624,000,000
624,000,000
1,367.78
1,561.50
1,665.21
16
CLPI
480
405
980
306,338,500
306,338,500
306,338,500
171.51
190.88
212.12
17
LTLS
370
480
405
780,000,000
780,000,000
780,000,000
577.16
636.21
649.49
18
SOBI
1,075
1,140
1,800
180,000,000
180,000,000
180,000,000
1,734.53
1,892.21
1,986.57
19
AMFG
2,150
3,325
2,925
434,000,000
434,000,000
434,000,000
2,375.95
2,766.85
2,645.28
20
DYNA
1,800
1,150
800
314,705,440
314,705,440
314,705,440
1,254.96
1,231.90
1,218.23
21
LAPD
455
475
500
264,398,200
264,398,200
264,398,200
98.63
79.10
88.42
22
SIMA
265
165
175
92,500,000
92,500,000
92,500,000
436.19
460.02
471.81
23
SMGR
18,500
17,800
36,300
593,152,000
593,152,000
593,152,000
6,140.82
7,530.84
9,271.85
24
INAI
205
105
200
158,400,000
158,400,000
158,400,000
391.19
260.04
339.20
25
LION
1,700
2,000
2,200
52,016,000
52,016,000
52,016,000
2,316.81
2,582.51
2,879.36 6,281.86
26
TBMS
3,000
3,300
3,000
18,367,000
18,367,000
18,367,000
5,986.23
4,949.20
27
KDSI
130
80
140
301,000,000
301,000,000
301,000,000
288.04
263.46
518.01
28
ARNA
295
290
240
905,604,150
905,604,150
917,678,872
161.09
190.20
207.14
29
TOTO
6,000
6,000
6,600
49,536,000
49,536,000
49,536,000
2,931.50
4,357.11
5,666.16
30
JECC
375
270
220
151,200,000
151,200,000
151,200,000
430.19
417.26
420.59
31
KBLM
70
80
85
1,120,000,000
1,120,000,000
1,120,000,000
114.03
126.65
135.58
32
IKBI
575
430
820
306,000,000
306,000,000
306,000,000
1,035.29
1,105.90
1,219.91
33
MLPL
315
155
110
1,871,768,000
4,211,478,000
4,211,478,000
505.10
305.83
323.97
34
HEXA
3,075
960
900
168,000,000
840,000,000
840,000,000
1,685.18
410.43
411.37
35
INDS
600
500
500
37,500,000
37,500,000
37,500,000
1,958.35
1,777.68
1,835.60
36
NIPS
1,200
1,300
1,360
20,000,000
20,000,000
20,000,000
4,014.90
4,168.35
4,570.30
37
PRAS
800
135
90
117,600,000
588,000,000
588,000,000
1,062.53
220.33
215.63
38
SMSM
290
305
350
1,298,668,800
1,298,668,800
1,298,668,800
264.24
316.35
347.33
39
UNTR
2,275
3,675
6,550
2,848,056,500
2,851,197,400
2,851,197,400
1,089.72
1,440.00
1,611.41
40
DVLA
700
750
1,510
560,000,000
560,000,000
560,000,000
569.69
697.51
736.27
41
MERK
22,800
24,300
40,000
22,400,000
22,400,000
22,400,000
6,875.94
8,051.83
10,515.13
42
PYFA
60
45
50
535,080,000
535,080,000
535,080,000
116.14
118.62
121.85
43
TSPC
7,600
5,650
900
450,000,000
450,000,000
4,500,000,000
3,747.66
3,985.02
431.65
44
TCID
4,000
4,100
6,950
156,000,000
156,000,000
180,960,000
2,549.54
2,944.83
3,357.91
45
UNVR Jumlah
Rata-Rata Per tahun
3,300
4,275
6,600
7,630,000,000
7,630,000,000
7,630,000,000
296.00
284.87
310.42
206,365
250,860
332,490
40,992,982,059
44,539,672,959
51,135,526,527
157,190
170,102
174,066
4,586
5,575
7,389
910,955,157
989,770,510
1,136,345,034
3,493
3,780
3,868
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 4: Perhitungan Variabel Sampel Perusahaan Manufaktur Periode Penelitian Tahun 2004 - 2006 Di Bursa Efek Jakarta DER =
No Kode
Total Debt Total Equity
ΔTA =
X1
TAt − TAt −1 TAt −1
MBR =
Market Pr ice Book Value of Equity
X2
Y
DER =
Total Debt Total Equity
SQRT X1 (Struktur Modal) 2004
2005
2006
ΔTA =
TAt − TAt −1 TAt −1
SQRT X2 (Pertumbuhan Perusahaan) 2004
2005
2006
MBR =
Market Pr ice Book Value of Equity
SQRT Y (Nilai Perusahaan)
2004
2005
2006
2004
2005
2006
2004
2005
2006
1 AQUA
0.869
0.785
0.767
0.282
0.091
0.086
1.778
2.046
3.237
0.932
0.886
0.876
0.531
0.302
0.293
1.333
2004
1.430
2005
1.799
2006
2 DAVO
1.288
1.241
1.775
0.765
0.107
0.550
1.799
0.636
3.749
1.135
1.114
1.332
0.875
0.327
0.742
1.341
0.798
1.936
3 DLTA
0.280
0.322
0.315
0.153
0.181
0.074
0.654
1.420
0.833
0.529
0.568
0.561
0.391
0.426
0.271
0.808
1.192
0.913
4 FAST
0.652
0.656
0.678
0.148
0.174
0.280
2.404
2.347
2.818
0.807
0.810
0.823
0.384
0.417
0.529
1.550
1.532
1.679
5 MLBI
1.216
1.524
2.076
0.145
0.040
0.061
3.589
4.622
5.839
1.103
1.235
1.441
0.381
0.201
0.247
1.894
2.150
2.416
6 AISA
2.603
2.763
2.822
0.007
0.045
0.017
2.309
2.364
1.921
1.613
1.662
1.680
0.086
0.212
0.131
1.520
1.537
1.386
7 TBLA
1.646
1.833
1.369
0.174
0.073
0.412
0.728
0.631
1.145
1.283
1.354
1.170
0.418
0.271
0.642
0.853
0.794
1.070
8 HMSP
1.342
1.555
1.207
0.147
0.020
0.061
6.158
8.753
7.666
1.159
1.247
1.099
0.384
0.142
0.247
2.482
2.959
2.769
9 CNTX
1.295
1.228
1.988
0.190
0.069
0.161
0.120
0.081
0.080
1.138
1.108
1.410
0.436
0.263
0.401
0.346
0.285
0.283
10 RDTX
0.175
0.237
0.573
0.039
0.134
0.463
0.810
0.756
0.760
0.418
0.486
0.757
0.198
0.366
0.681
0.900
0.870
0.872
11 PBRX
0.616
2.558
3.732
0.135
2.061
0.419
1.983
1.516
1.432
0.785
1.599
1.932
0.368
1.436
0.648
1.408
1.231
1.197
12 RICY
0.361
0.633
0.758
0.127
0.403
0.238
1.052
0.645
1.055
0.601
0.796
0.871
0.357
0.635
0.487
1.026
0.803
1.027
13 FASW
1.464
1.687
1.914
0.000
0.096
0.187
2.207
2.311
2.427
1.210
1.299
1.384
0.021
0.310
0.433
1.486
1.520
1.558
14 SPMA
2.304
2.255
2.078
0.272
0.006
0.046
0.449
0.440
0.464
1.518
1.502
1.442
0.522
0.074
0.215
0.670
0.664
0.681
15 AKRA
0.800
0.860
1.087
0.085
0.169
0.201
0.841
0.948
1.636
0.894
0.927
1.043
0.292
0.412
0.448
0.917
0.974
1.279
16 CLPI
0.570
0.841
1.052
0.398
0.306
0.239
2.799
2.122
4.620
0.755
0.917
1.026
0.631
0.553
0.488
1.673
1.457
2.149
17 LTLS
2.008
2.101
2.434
0.161
0.128
0.138
0.641
0.754
0.624
1.417
1.449
1.560
0.402
0.357
0.371
0.801
0.869
0.790
18 SOBI
0.611
0.667
0.797
0.005
0.118
0.077
0.620
0.602
0.906
0.782
0.816
0.893
0.074
0.343
0.277
0.787
0.776
0.952
19 AMFG
0.517
0.304
0.420
0.052
0.001
0.041
0.905
1.202
1.106
0.719
0.551
0.648
0.228
0.032
0.202
0.951
1.096
1.052
20 DYNA
1.344
1.571
1.709
0.301
0.076
0.047
1.434
0.934
0.657
1.159
1.253
1.307
0.549
0.275
0.216
1.198
0.966
0.810
21 LAPD
0.712
1.237
1.104
0.147
0.048
0.051
4.613
6.005
5.655
0.844
1.112
1.051
0.384
0.219
0.227
2.148
2.450
2.378 0.609
22 SIMA
0.407
0.530
0.571
0.064
0.147
0.053
0.608
0.359
0.371
0.638
0.728
0.755
0.253
0.383
0.230
0.779
0.599
23 SMGR
0.813
0.618
0.348
0.016
0.095
0.027
3.013
2.364
3.915
0.902
0.786
0.590
0.127
0.308
0.165
1.736
1.537
1.979
24 INAI
5.564
10.574
8.947
0.283
0.172
0.121
0.524
0.404
0.590
2.359
3.252
2.991
0.532
0.415
0.348
0.724
0.635
0.768
25 LION
0.217
0.229
0.253
0.216
0.125
0.137
0.734
0.774
0.764
0.466
0.478
0.503
0.465
0.353
0.371
0.857
0.880
0.874
26 TBMS
5.461
8.192
7.282
0.272
0.176
0.144
0.501
0.667
0.478
2.337
2.862
2.699
0.522
0.420
0.379
0.708
0.817
0.691
27 KDSI
3.362
3.854
1.820
0.017
0.018
0.142
0.451
0.304
0.270
1.834
1.963
1.349
0.129
0.133
0.377
0.672
0.551
0.520
28 ARNA
1.011
1.101
1.501
0.193
0.233
0.312
1.831
1.525
1.159
1.006
1.049
1.225
0.439
0.482
0.559
1.353
1.235
1.076
29 TOTO
3.879
2.927
2.236
0.277
0.196
0.071
2.047
1.377
1.165
1.970
1.711
1.495
0.526
0.443
0.267
1.431
1.173
1.079
30 JECC
3.643
4.114
4.703
0.090
0.068
0.124
0.872
0.647
0.523
1.909
2.028
2.169
0.299
0.261
0.352
0.934
0.804
0.723
31 KBLM
0.829
0.832
0.821
0.132
0.112
0.076
0.614
0.632
0.627
0.910
0.912
0.906
0.363
0.335
0.275
0.783
0.795
0.792
32 IKBI
0.405
0.620
0.581
0.204
0.232
0.077
0.555
0.389
0.672
0.637
0.787
0.762
0.451
0.481
0.277
0.745
0.624
0.820
33 MLPL
3.078
2.392
3.631
2.105
0.125
0.365
0.624
0.507
0.340
1.754
1.546
1.905
1.451
0.353
0.604
0.790
0.712
0.583
34 HEXA
1.247
2.102
2.485
0.088
0.681
0.126
1.825
2.339
2.188
1.117
1.450
1.576
0.297
0.825
0.355
1.351
1.529
1.479
35 INDS
3.773
5.894
6.126
0.282
0.310
0.067
0.306
0.281
0.272
1.942
2.428
2.475
0.531
0.557
0.259
0.554
0.530
0.522
36 NIPS
1.355
1.282
1.409
0.105
0.006
0.158
0.299
0.312
0.298
1.164
1.132
1.187
0.323
0.078
0.397
0.547
0.558
0.546
37 PRAS
2.507
3.331
3.678
0.188
0.280
0.057
0.753
0.613
0.417
1.583
1.825
1.918
0.434
0.530
0.239
0.868
0.783
0.646
38 SMSM
0.714
0.553
0.531
0.029
0.019
0.081
1.097
0.964
1.008
0.845
0.744
0.729
0.170
0.137
0.284
1.048
0.982
1.004 2.016
39 UNTR
1.169
1.580
1.438
0.118
0.571
0.058
2.088
2.552
4.065
1.081
1.257
1.199
0.343
0.756
0.240
1.445
1.598
40 DVLA
0.352
0.410
0.352
0.149
0.277
0.012
1.229
1.075
2.051
0.593
0.640
0.593
0.386
0.526
0.110
1.108
1.037
1.432
41 MERK
0.301
0.209
0.200
0.001
0.088
0.297
3.316
3.018
3.804
0.549
0.457
0.447
0.026
0.296
0.545
1.821
1.737
1.950
42 PYFA
0.133
0.206
0.275
0.032
0.087
0.086
0.517
0.379
0.410
0.365
0.454
0.524
0.178
0.295
0.293
0.719
0.616
0.641
43 TSPC
0.225
0.263
0.230
0.102
0.095
0.057
2.028
1.418
2.085
0.475
0.513
0.480
0.319
0.309
0.239
1.424
1.191
1.444
44 TCID
0.188
0.188
0.106
0.219
0.155
0.232
1.569
1.392
2.070
0.433
0.433
0.326
0.468
0.394
0.481
1.253
1.180
1.439
45 UNVR
0.607
0.763
0.950
0.068
0.054
0.204
11.149
15.007
21.261
0.779
0.873
0.975
0.260
0.231
0.452
3.339
3.874
4.611
Jumlah
63.913
79.620
81.129
8.985
8.668
6.930
76.439
80.432
99.433
48.447
53.003
54.083
17.204
16.875
16.293
53.079
52.329
57.240
Rata-Rata Pertahun
1.420
1.769
1.803
0.200
0.193
0.154
1.699
1.787
2.210
1.077
1.178
1.202
0.382
0.375
0.362
1.180
1.163
1.272
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 5: Ringkasan Daftar Piutang Dagang, Jumlah Persediaan, Aktiva Tetap, Penjualan Perusahaan Manufaktur No
Kode
1 AQUA
Piutang Dagang
Persediaan
Aktiva Tetap
Penjualan
2004
2005
2006
2004
2005
2006
2004
2005
2006
2004
2005
2006
291,222
339,092
429,729
23,453
24,342
23,732
290,365
287,735
259,610
1,333,147
1,563,156
1,665,615 1,656,584
2 DAVO
93,272
92,290
142,002
86,933
83,031
287,505
1,194,061
1,109,491
1,592,619
1,032,178
1,120,893
3 DLTA
119,116
135,172
117,968
40,032
46,751
46,090
131,377
129,736
121,735
353,481
432,729
396,733
4 FAST
2,376
2,953
3,522
28,247
34,436
46,351
78,856
86,949
112,205
889,423
1,028,393
1,276,416
5 MLBI
95,658
113,431
99,757
72,001
71,057
76,459
277,696
340,460
376,774
710,911
852,613
891,001
6 AISA
36,563
56,874
60,813
43,809
51,093
74,615
226,812
207,028
186,448
228,437
229,973
333,455
7 TBLA
194,373
103,952
142,153
129,297
146,246
131,011
494,964
570,501
787,451
1,191,010
1,220,636
1,193,999
8 HMSP
271,434
429,477
324,360
4,883,760
6,261,716
7,432,208
2,176,405
2,399,467
2,390,868
17,646,694
24,660,038
29,545,083
9 CNTX
44,771
44,847
54,019
50,514
62,038
73,321
176,342
179,061
210,715
265,760
307,486
323,625
10 RDTX
20,295
15,320
8,949
30,865
29,262
21,184
246,595
296,512
470,755
178,585
158,360
140,672
11 PBRX
45,355
142,746
204,767
35,713
107,467
131,791
19,503
61,089
125,050
307,709
1,101,503
1,426,609
12 RICY
52,211
78,385
86,292
101,512
148,502
195,419
40,438
134,819
190,185
222,256
313,398
417,810
13 FASW
187,384
210,203
256,122
197,592
251,012
357,730
2,202,711
2,345,404
2,765,224
1,427,031
1,506,491
1,693,081
14 SPMA
72,728
57,146
84,954
151,199
177,632
182,047
959,334
971,151
1,010,513
546,499
579,316
688,434
15 AKRA
299,859
425,698
467,213
251,025
363,821
411,311
767,100
803,553
1,002,838
2,187,493
2,827,823
3,970,323
16 CLPI
41,398
59,301
82,264
17,884
26,428
32,801
11,291
10,835
10,144
117,215
212,185
291,816
17 LTLS
305,732
404,279
506,697
266,430
363,316
373,671
442,133
475,495
527,490
1,705,586
2,166,528
2,413,259
18 SOBI
62,714
88,376
118,353
122,281
175,497
184,119
256,540
223,519
240,954
575,684
711,114
806,580
19 AMFG
197,688
167,438
176,140
313,924
435,747
411,409
893,150
843,019
849,066
1,457,267
1,719,320
1,541,551
20 DYNA
131,704
152,913
186,542
102,496
114,126
118,821
627,372
698,914
716,984
741,447
886,193
1,002,786
21 LAPD
3,469
11,184
9,368
11,643
7,743
12,855
18,885
19,143
19,273
91,161
81,927
84,303
22 SIMA
11,389
16,298
12,256
11,109
11,058
13,146
21,924
19,531
19,866
76,519
89,371
91,097
23 SMGR
929,913
1,158,024
1,104,557
933,828
1,040,199
1,025,982
3,674,298
3,419,589
3,162,919
6,067,558
7,532,208
8,727,858
24 INAI
67,902
97,850
115,351
117,937
129,189
181,832
78,060
71,982
62,818
470,542
473,506
557,583
25 LION
24,805
23,670
25,732
48,471
58,715
58,930
18,255
17,433
16,516
111,114
128,842
143,272
26 TBMS
327,722
443,231
530,745
134,001
171,274
215,631
125,939
130,449
112,625
1,823,215
2,869,151
3,913,279
27 KDSI
87,255
98,457
119,413
104,779
111,564
93,625
159,632
141,759
199,822
542,754
631,079
173,900
28 ARNA
46,021
68,700
99,281
15,114
16,441
18,570
220,434
263,024
347,865
216,957
309,198
344,868
29 TOTO
100,900
129,287
160,151
141,279
164,163
191,417
359,201
468,248
449,408
570,863
713,872
828,164
30 JECC
87,060
95,055
138,789
86,387
107,752
90,583
96,178
95,055
99,688
360,916
428,123
448,021
31 KBLM
39,192
69,079
62,465
18,964
14,271
37,666
169,422
164,882
169,852
125,616
280,514
285,472
32 IKBI
135,533
233,080
212,571
66,763
91,711
145,581
176,834
169,853
146,120
976,070
1,423,929
1,614,345
33 MLPL
156,532
128,776
252,288
466,899
735,531
853,539
1,366,413
1,932,840
2,150,230
2,506,936
7,490,735
9,100,380
34 HEXA
168,050
173,676
235,583
245,559
585,530
458,128
105,021
200,104
352,771
995,576
1,423,317
1,395,736
35 INDS
43,478
62,469
55,346
143,030
175,088
155,708
134,408
149,028
216,490
304,887
423,282
390,976
36 NIPS
35,229
42,751
54,782
22,112
24,552
26,776
113,900
110,692
118,008
168,201
218,828
260,153
37 PRAS
230,149
299,573
341,066
66,896
84,631
77,915
110,451
125,698
120,964
541,705
688,563
746,121
38 SMSM
158,932
167,279
201,508
206,492
165,310
186,127
243,707
246,071
259,035
730,962
861,531
881,116
39 UNTR
1,424,212
2,364,332
2,046,808
1,302,092
2,148,103
1,603,720
2,367,251
4,307,775
5,191,454
8,895,977
13,281,246
13,719,567
40 DVLA
108,769
139,913
153,310
58,302
68,506
65,633
100,210
107,466
104,024
426,796
540,437
576,669
41 MERK
60,037
62,258
73,461
51,484
63,218
63,320
48,972
47,022
46,284
373,341
386,346
487,601
42 PYFA
5,691
8,400
13,017
6,070
7,812
9,135
57,492
58,544
59,526
33,969
39,640
61,337
43 TSPC
175,462
213,377
237,665
259,729
349,497
376,729
459,049
592,773
615,316
2,371,553
2,497,974
2,729,224
44 TCID
116,322
128,246
146,425
124,506
156,806
169,764
212,217
240,982
303,087
800,612
904,764
951,630
45 UNVR
495,047
457,147
653,207
628,826
766,081
763,398
1,348,402
1,495,659
1,724,663
8,984,822
9,992,135
11,335,241
7,604,924
9,812,005
10,607,761
12,221,239
16,228,265
17,507,305
23,299,600
26,770,340
30,016,252
71,686,435
97,308,666
111,523,345
168,998
218,045
235,728
271,583
360,628
389,051
517,769
594,896
667,028
1,593,032
2,162,415
2,478,297
Jumlah Rata-Rata Pertahun
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 6: Ringkasan Daftar Hutang Lancar, Hutang Tidak Lancar, Laba Ditahan dan Laba Operasi Perusahaan Manufaktur No
Kode
Hutang Lancar
Hutang Tidak Lancar
Laba Ditahan
Laba Operasi
2004
2005
2006
2004
2005
2006
2004
2005
2006
2004
2005
1 AQUA
85,921
62,333
73,395
222,699
255,794
269,501
333,445
383,432
425,333
91,582
64,350
2006 48,854
2 DAVO
688
26,120
172,484
887,658
941,101
1,559,366
67,524
157,593
353,870
98,958
90,069
196,277
3 DLTA
72,389
103,623
110,184
26,968
27,288
27,744
320,223
371,023
403,058
38,708
56,405
43,284
4 FAST
94,829
110,742
148,045
32,208
38,958
47,322
148,838
181,738
241,329
37,316
41,291
68,926
5 MLBI
272,933
314,409
375,933
30,599
33,025
35,974
226,663
205,040
175,589
87,313
87,014
73,581
6 AISA
134,508
173,794
157,840
112,802
88,828
110,796
(174,729)
(174,695)
(147,565)
90
35
130
7 TBLA
279,299
335,537
448,132
560,987
602,720
735,278
124,463
125,836
175,462
16,455
6,219
52,884
1,991,852
2,383,066
3,530,490
8 HMSP
3,871,620
5,116,734
5,612,677
2,650,788
1,996,105
1,260,422
4,379,037
4,095,162
5,213,547
9 CNTX
162,995
171,518
109,148
14,684
14,017
150,845
112,663
126,574
106,275
(3,488)
14,419
(19,791)
10 RDTX
32,085
52,849
67,802
15,780
16,957
126,540
130,091
151,208
195,633
12,191
21,134
34,578
11 PBRX
42,004
266,143
403,237
5,356
15,709
37,934
36,383
46,170
54,198
7,734
10,301
9,748
12 RICY
73,459
95,320
156,682
4,661
65,389
64,812
(109,366)
(72,076)
(33,850)
27,310
37,461
38,226
(170,120)
101,728
13 FASW
270,369
277,229
350,632
1,291,488
1,532,193
1,897,146
(175,948)
14 SPMA
43,406
305,134
73,443
872,139
609,519
859,254
(326,774)
15 AKRA
635,189
782,587
988,142
47,359
55,541
141,469
541,110
(68,391)
4,686
5,828
8,149
51,321
(63,599)
8,149
23,293
661,992
726,710
77,227
119,289
128,084
16 CLPI
29,931
46,661
64,860
-
2,533
3,521
18,026
23,960
30,466
6,486
4,865
7,670
17 LTLS
602,427
771,136
950,826
301,737
271,238
282,299
254,609
300,663
311,026
51,917
52,425
29,677
18 SOBI
174,258
212,420
212,376
16,445
14,595
45,684
222,039
250,387
267,335
35,379
35,582
27,784
19 AMFG
341,940
218,973
345,206
190,884
154,855
136,413
649,080
818,729
765,970
206,791
212,553
(17,220)
20 DYNA
306,686
366,467
454,913
224,258
242,537
200,298
219,590
212,332
208,032
47,635
20,610
(6,678)
21 LAPD
18,190
25,461
25,249
386
408
563
(749)
(5,911)
(3,448)
1,132
(3,479)
1,105
22 SIMA
12,503
19,621
16,898
3,914
2,939
8,004
(10,027)
(7,823)
(6,733)
2,096
2,204
1,090
1,777,389
2,165,374
1,460,083
1,183,355
596,375
455,160
508,916
1,001,772
1,295,521
24 INAI
154,399
211,622
181,538
190,344
223,920
299,194
(20,975)
(41,749)
(29,210)
2,394
(20,774)
12,539
25 LION
18,790
21,360
25,719
7,403
9,339
12,198
66,512
80,334
95,774
23,553
19,023
20,642 24,477
23 SMGR
1,801,930
2,626,424
3,659,107
26 TBMS
599,018
743,532
837,515
1,447
1,128
2,720
47,475
28,427
52,904
(3,880)
(17,211)
27 KDSI
186,488
252,098
232,015
105,033
53,528
51,800
(65,089)
(72,487)
1,815
24,830
(7,398)
1,815
28 ARNA
75,542
114,312
159,228
71,965
75,256
126,106
57,094
83,458
97,917
25,133
35,419
28,254
25,879
62,884
79,705
29 TOTO
265,947
311,642
361,215
297,399
320,129
266,275
95,253
165,872
230,717
30 JECC
205,074
236,762
266,299
31,899
22,810
32,755
(14,456)
(16,410)
(15,907)
31 KBLM
79,852
106,991
110,091
25,965
10,954
14,502
(273,048)
(258,921)
(248,921)
125,078
204,348
210,440
3,269
5,491
6,563
33 MLPL
32 IKBI
1,578,497
1,542,306
2,497,566
1,331,373
1,538,129
2,456,171
34 HEXA
290,614
635,092
699,476
62,384
89,662
35 INDS
118,699
230,694
241,924
158,397
162,226
36 NIPS
64,979
73,701
92,728
43,809
37 PRAS
220,941
331,983
405,159
92,305
38 SMSM
929 (25,319)
(2,044) 14,127
593 10,508
9,221
30,828
65,716
7,339
23,749
44,374
(22,770)
38,239
95,670
23,127
60,718
45,159
159,079
182,398
244,049
244,838
91,418
97,771
39,428
179,725
34,438
27,663
29,835
(18,668)
(5,837)
2,172
33,157
36,094
44,298
47,367
55,406
(2,873)
3,069
8,039
99,577
61,209
27,273
31,873
29,112
11,986
4,600
(2,761)
216,137
196,960
207,571
28,821
30,307
32,077
213,291
280,968
307,095
57,371
65,737
66,175
39 UNTR
2,046,390
3,605,967
4,028,416
1,582,888
2,879,951
2,578,235
1,994,931
2,996,564
3,485,288
1,099,633
1,050,729
930,372
40 DVLA
70,826
112,076
86,209
41,320
47,950
58,817
(39,106)
32,471
54,179
49,811
71,576
52,509
41 MERK
43,550
32,300
40,410
2,879
5,358
6,710
112,757
139,097
194,275
57,239
57,700
86,538
42 PYFA
7,956
12,612
16,208
331
468
1,718
6,570
7,898
9,628
1,432
1,328
1,729
43 TSPC
320,160
404,377
363,627
59,671
68,096
83,691
1,233,043
1,339,854
1,489,037
323,093
296,825
272,584
44 TCID 45 UNVR Jumlah Rata-Rata Perthn
57,684
65,848
40,382
16,951
20,453
24,166
274,952
336,616
396,924
82,492
92,865
100,118
1,231,868
1,501,485
2,057,451
138,500
156,906
191,930
1,798,554
1,713,633
1,908,634
1,464,182
1,440,485
1,721,595
17,313,507
22,968,253
25,939,374
12,991,508
13,433,419
15,138,080
14,550,737
17,551,431
21,655,000
6,605,788
7,616,903
9,215,805
384,745
510,406
576,431
288,700
298,520
336,402
323,350
390,032
481,222
146,795
169,265
204,796
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008