PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Tahun 2006-2008)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DEA FENNIA ANGGRAINI NIM: 105082002610
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur sektor Consumer Goods 2005-2008)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Dea Fennia Anggraini NIM: 1050 8200 2610
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Khomsiyah MM.,Ak
Afif Sulfa SE.,Ak.,MSi
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010M
i
Hari Jum’at Tanggal Dua Puluh Lima November Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Dea Fennia Anggraini 105082002610
dengan
judul
skripsi
“PENGARUH
NIM:
STRUKTUR
KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN”. Memerhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa SE.,Ak.,MSi Penguji II
Yessi Fitri SE.,Ak.,Msi Penguji III
Dr. Yahya Hamja Penguji I
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi Nama
: Dea Fennia Anggraini
Tempat/Tanggal Lahir
: Tangerang, 08 Februari 1989
Alamat
: Jln. Wijayakusuma Blok D No 11 Pinang Griya Permai 15145
No. Telepon / HP
: 081210366644
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: WNI
Nama Orang Tua Bapak : Martin Luther Ibu E-mail
: Muhani
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan
MI Manba’ul Khair, Kreo
1993-1999
MTS MU Asshiddiqiyah, batu ceper-
1999-2002
Tangerang
MA MU Asshiddiqiyah, kedoya-Jakarta
2002-2005
barat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
iii
2005-2010
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Oleh: Dea Fennia Anggraini Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa pengaruh struktur kepemilikan dan manajemen laba terhadap kinerja perusahaan, dimana struktur kepemilika terdiri dari kepemilikan public da kepemilikann institusi dan management laba diproxikan dengan discretionary accrual dengan menggunakan model jones yang telah dimodifikasi sedangkan kinerja perusahaan diukur dengan return saham. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 sampel dari industri manufaktur sector consumer goods perusahaan. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, untuk uji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan regresi berganda untuk menguji hipotesis hubungan sebab akibat antara variable independen terhadap variable dependen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel kepemilikan institusi dan kepemilikan publik tidak mempengaruhi stock return, sedangkan discretionary accrual berpengaruh secara negatif terhadap return saham. Secara simultan kepemilikan public, kepemilikan institusi, dan discretionary accrual mempengaruhi return saham, hasil temuan mengindikasikan bahwa perusahaan dengan praktik manajemen laba dapat menurunkan kinerja perusahaan. Kata kunci: Kepemilikan publik, kepemilikan institusi, discretionary accrual, kinerja perusahaan.
iv
THE EFFECT OF THE OWNERSHIP STRUCTURE AND EARNING MANAGEMENT TO CORPORATE PERFORMANCE Abstract By: Dea Fennia Anggraini The purpose of this research is to analyze and examine the influences of ownership structure and earning management to corporate performance based on the agency theory. Whether ownership structure consist of public ownership institusional ownership, and earning management proxied by Discretionary Accrual used jones model, corporate performance is measured by stock return. The amount of sample in this research were thirty from manufactured industry consumer goods sector. The method of this research used multiple regression to examine the hypothesis causal association between independent variable to dependent variable. The result of this research showed that partially public ownership, institusional ownership do not influence stock return but Discretionary Accrual has negative impact to stock return. Simultaneously public ownership, institusional ownership and discretionary accrual did influence stock return, the finding result indicate that firms with practical earning management decreasing corporate performance.
Keywords: public ownership, institusional ownership, discretionary accrual, earning management, stock return.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan rahmat-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya. Atas berkah, rahmat dan kasih sayang-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Industri manufaktur sektor Consumer Goods 2005-2008 )”. Skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Papa,Mama dan Adik-adikku tercinta (Dwi, Emir, Mia, dan Andre) yang telah memberikan dorongan serta bantuan baik moril maupun materil yang peneliti sangat butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti. 3. Dr. Khomsiyah MM.,Ak. Pembimbing 1 saya yang luar biasa sabar dan pengetahuan luas..u’r the best. 4. Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen Pembimbing Akademik yang begitu telaten dan sabar dalam membimbing
vi
peneliti, serta banyak memberikan pengarahan dan masukan selama proses pengerjaan skripsi. 5. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 6. Indoyama Nasarudin MBA, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 7. Herni Ali HT. MM, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 8. Rahmawati, SE.,M.M, selaku Ketua Jurusan Akuntansi. 9. Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi 10. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, khususnya Dr. Amilin SE.,Ak.,M.Si yang telah .memberikan pemahaman awal topik skripsi ini. 11. Teman-teman seperjuangan tentunya angkatan 2005 AIC Kedoya & 2002 batu ceper. 12. Teman-teman akuntansi A lili, nofi, dian, unun, depoy, ida, fani, dara, dinda2, rohli, ari, hadi, nisa, dan kawna-kawan (sekelas) 13. Teman-teman Akuntansi Manajemen. 14. Slamet Mulyono SE…
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
.................................................
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
i
.....................
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
…………………………………….
iii
ABSTRAK
…………………………………….
v
ABSTRACT
…………………………………….
vi
KATA PENGANTAR
…………………………………….
vii
DAFTAR ISI
…………………………………….
x
DAFTAR TABEL
…………………………………….
xiii
DAFTAR GAMBAR
…………………………………….
xiv
A. Latar Belakang
…………………………………….
1
B. Rumusan Masalah
…………………………………….
7
C. Tujuan Penelitian
…………………………………….
8
D. Manfaat Penelitian
…………………………………….
8
………………………………….
10
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.
Teori Keagenan ………………………………….
2.
Struktur Kepemilikan ………………………………….
3.
12
Manajemen Laba ………………………………….
4.
10
15
Kinerja Perusahaan ………………………………….
viii
24
5.
Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba …………
6.
26 Struktur Kepemilikan dan Kinerja
Perusahaan ………. 28 7.
Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan ……………
29
B. Penelitian Terdahulu
………………………………….
30
C. Kerangka Pemikiran
………………………………….
32
D. Pengembangan Hipotesis .....................................................
33
BAB III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
……………………………
37
B. Metode Pengumpulan Sampel
……………………………
37
C. Metode Pengumpulan Data
……………………………
38
D. Metode Analisis Data
……………………………
38
……………………………
38
a. Uji Normalitas
……………………………
39
b. Uji Multikolinearitas
……………………………
39
c. Uji Heterokedastisitas
……………………………
40
d. Uji Autokorelasi
……………………………
40
a. Regresi Berganda
……………………………
42
b. Koefisien Determinasi
……………………………
42
c. Uji Statistik t
……………………………
43
d. Uji Statitistik F
……………………………
43
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ………………………
44
1. Statistik Deskriptif 2.
Uji Asumsi Klasik
3. Uji Hipotesis
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian
……………………………
47
B. Hasil Analisis Data
……………………………
48
ix
1. Uji Kualitas Data
……………………………
2. Uji Asumsi Klasik
3.
a. Uji Multikolonieritas
……………………………
53
b. Uji Normalitas
……………………………
54
c. Uji Heterokedasitas
……………………………
54
Uji Hipotesis
……………………………
a. Koefisien Determinasi ……………………………
55
b. Uji Statistik t
……………………………
56
c. Uji Statistik F
……………………………
57
……………………………
58
C. Pembahasan
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan
……………………………
65
B. Implikasi
……………………………
66
C. Keterbatasan Penelitian
……………………………
67
DAFTAR PUSTAKA
……………………………
68
LAMPIRAN
……………………………
71
x
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu
.................................
32
2.2
Perumusan Hipotesis
.................................
37
3.1
Kriteria Autokorelasi
.................................
43
4.1
Seleksi Sampel
.................................
49
4.2
Statistik Deskriptif
.…............................
50
4.3
Uji Normalitas Data
.................................
52
4.4
Uji Statistik F
.................................
56
4.6
Uji Statistik t
……….....................
57
xi
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran
.................................
34
4.1
Hasil Uji Normalitas – Grafik P-Plot
.................................
72
4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas – Grafik Scatterplot ........................
73
xii
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap suatu perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan direpresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, untuk itu para manajer berupaya untuk menggunakan laporan keuangan yang merupakan cerminan keadaan perusahaaan, dan juga sebagai alat komunikasi antara pemilik dan pengelola perusahaan sebagai media untuk mengkomunikasikan kepada pihak internal perusahaan dan pihak eksternal. Kinerja keuangan adalah salah satu tolak ukur dalam menilai perusahaan, kondisi keuangan yang bagus cenderung menarik perhatian investor, untuk itu manajemen berusaha untuk memenuhi harapan dari analis keuangan atau manajemen (yang diwakili oleh peramalan laba oleh publik) hal ini yang mendorong para manajer untuk melakukan tindakantindakan sebagai upaya pemenuhan harapan investor yang salah satunya adalah pengelolaan laba atau Earning Management.
1
Struktur kepemilikan saham dalam suatu perusahaan terdiri atas kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi dan kepemilikan saham oleh publik, tipe kepemilikan saham di indonesia pada umumnya kepemilikan saham masih terkonsentrasi atau saham mayoritas dipegang oleh satu lembaga tertentu, sedangkan kepemilikan publik cenderung menyebar, pada umumnya institusional ownership dianggap lebih mampu dalam mendeteksi kesalahan, pemilik suatu entitas merupakan cerminan dalam mengelola perusahaannya meskipun seringkali timbul konflik antar principal. Menurut Lemmon dan Lims (2003), struktur kepemilikan merupakan determinan pokok yang menentukan sejauh mana masalah keagenan antara pemegang saham pengendali dengan investor luar (minoritas ataupun pihak mayoritas ke dua). Perusahaan dengan presentase kepemilikan institusional yang tinggi biasanya tidak memotong beban penelitian dan pengembangan guna menghindari terjadinya penurunan dalam pelaporan laba (Belkoui-Riahi, 2007). Pada umumnya tindakan pengelolaan laba terjadi karena adanya asimetri informasi, untuk itu pemegang saham pengendali yang pada umumnya
merupakan
pemilik
institusi
dianggap
mampu
untuk
meminimalisir tindakan manajemen. Hal ini dikarenakan investor institusi lebih berpengalaman dibandingkan dengan investor individual.
dengan
demikian akan semakin membatasi manajemen dalam memainkan angka angka dalam laporan keuangan (Agus, 2006).
Manajemen laba akan
menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai 2
laporan keuangan yang mempercayai angka laba pada laporan keuangan dari hasil rekayasa tersebut. Maksud dari menambah bias laporan keuangan adalah bahwa laporan tersebut menggunakan metode-metode akuntansi tertentu sehingga timbul laporan-laporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan investor atau keinginan manajer, sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan tersebut dapat tergantung kepada pemakai laporan keuangan tersebut. Melalui pendekatan keagenan dan beberapa mekanisme lain yang menjelaskan perbedaan atau hubungan dalam struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan (Dewi, 2005). Pada umumnya, teori keagenan digunakan untuk menganalisa hubungan antara principal dan agen, namun juga perlu dimengerti bahwa dalam struktur kepemilikan terdapat konflik antar class of principal (Bradley, 2009). Masalah agensi timbul karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena tidak bertemunya utilitas yang maksimal antara mereka. Sebagai agen, manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) namun, disisi yang lain manajer juga mempunyai kepentingan memaksimumkan kesejahteraan mereka. Penelitian Daouk dalam tulisannya the accounting review melaporkan bahwa praktik manajemen laba terjadi hampir di semua korporasi dari 34 negara (termasuk Indonesia) selama 1984-1988 untuk tiga dimensi pelaporan laba, yaitu agresifitas laba, penghindaran kerugian dan 3
perataan laba. Secara keseluruhan Indonesia menempati peringkat ketiga dalam kekurang informasian laba. Jika suatu perusahaan melaporkan labanya secara signifikan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya ini akan menarik perhatian pengguna laporan keuangan, mungkin saja manajemen telah merekayasa laba dengan cara-cara yang etis atau tidak etis, cara-cara etis yang yang bisa ditempuh seperti income maximization yaitu dengan menggeser laba periode berikutnya ke periode sekarang sehingga laba yang dilaporkan meningkat drastis banyak yang bisa dilakukan untuk itu, mengganti metode pencatatan persediaan, cara lain adalah dengan menunda pengeluaran yang memiliki dimensi waktu seperti biaya riset dan development, biaya iklan, atau biayabiaya lain untuk intangible asset. Manajemen melakukan manajemen laba (earning managements) karena laba merupakan salah satu informasi dalam laporan keuangan yang sering digunakan sebagai dasar penentuan kompensasi manajemen dan merupakan sumber informasi yang penting untuk melakukan praktik perataan laba. Praktik perataan laba (salah satu bentuk manajemen laba) dilakukan secara artifisial oleh manajemen pada perusahaan yang listing di BEI adalah sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang stabil memberikan persepsi pada investor tingkat kinerja terlihat baik (Daouk, et.,al).
4
Sebagai suatu masalah informasi, timbul ketika agen menggunakan informasi khusus yang tidak dapat diverifikasi oleh principal untuk mengimplementasikan dengan sukses suatu aturan input-tindakan yang berbeda dengan yang diinginkan principal, dan karenanya menyebabkan principal tidak mampu menetukan apakah agen telah membuat pilihan yang tepat. Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak termasuk manajemen perusahaan itu sendiri. Pihak-pihak yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal. Laporan keuangan tersebut penting karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastian (Ali, 2002). Para pengguna internal memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahaannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi sehingga tingkat ketergantungan terhadap informasi akuntansi tidak sebesar external user. Penelitian oleh Rudi (2008) yang menggunakan variabel struktur kepemilikan dan GCG sebagai variabel independen dan manajemen laba serta ROA sebagai variabel dependen menyatakan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh secara positif signifikan, begitupun struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan, sedangkan manajemen laba juga tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Studi empiris mengenai
kepemilikan dengan kinerja keuangan menunjukkan tidak adanya hubungan antara kepemilikan dengan kinerja keuangan perusahaan.
5
Penelitian
yang dilakukan
Lee
(2008)
mengenai
struktur
kepemilikan dan kinerja keuangan ini menguji efek struktur kepemilikan modal terhadap kinerja perusahaan yang diproxykan oleh ROA, sedangkan struktur kepemilikan dibagi dalam dua bagian yaitu institutional ownership dan foreign ownership
dengan periode penelitian 2000-2006, peneliti
menemukan bahwa foreign ownership dan institusional ownership tidak signifikan. Solechan (2009) meneliti pengaruh manajemen laba terhadap return saham dengan IOS, rasio hutang, size, beta, dan jenis industri sebagai variabel control, dari semua variabel diatas hanya jenis industri yang berpengaruh terhadap return saham, sedangkan manajemen laba yang diproxykan dengan discretionary accrual dan non discretionary accrual tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah disebutkan diatas, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menguji pengaruh 3 variabel, sampel yang berbeda dan periode yang diteliti. Penelitian
ini
menggunakan
variabel
kepemilikan
publik,
kepemilikan institusi, dan discretionary accrual sebagai proxy dari manajemen laba dan kinerja perusahaan diukur dengan return saham. Pengujian hipotesis ini menggunakan regresi berganda dengan sampel perusahaan manufaktur sector consumer goods dan periode penelitian selama tahun 2006, 2007, 2008. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik
6
untuk meneliti “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Perusahaan”. Isu yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana para pemegang saham dan tindakan pengelolaan laba dapat mempengaruhi kinerja perusahaannya karena untuk mendapatkan laba yang sesuai dengan motivasinya, hal ini akan mempengaruhi kinerja kualitas kinerja yang dilaporkan oleh manajemen. Terkait isu manajemen laba yang terjadi di Amerika seperti kasus Enron, Merck, World com, sedangkan beberapa kasus di indonesia seperti PT Lippo Tbk, dan kimia farma yang berawal dari terdeteksi nya manipulasi.
B. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini yang berdasrkan latar belakang diatas dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah kepemilikan publik (menyebar) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. 2. Apakah kepemilikan institusi (terkonsentrasi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. 3. Apakah manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. 4. Apakah struktur kepemilikan dan manajemen laba berpengaruh secara simultan terhadap return saham.
7
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dijelaskan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh kepemilikan publik terhadap kinerja perusahaan. 2. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh kepemilikan institusi terhadap kinerja perusahaan. 3. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan (return saham) 4. Untuk menguji dan menganalisa apakah kepemilikan publik, institusi, dan manajemen laba berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan (return saham).
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat atau kontribusi kepada: 1. Perusahaan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan kontribusi bagi para pemegang kepentingan untuk dijadikan masukan, pengambilan keputusan atas kebijakan akuntansi yang digunakan.
8
pedoman
2. Pemegang Saham Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pemegang saham perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel dalam mengambil keputusan terkait saham yang telah dikontribusikan kepada perusahaan. 3. Calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan kepada para calon investor yang ingin menanamkan modal dalam bentuk saham ke perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel. 4. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada BAPEPAM terkait dengan aktivitas dan pergerakan modal, serta dalam penerbitan laporan keuangan perusahaan. 5. Penelitian selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti, dan menjadi
referensi tambahan serta sebagai literatur untuk peneliti
selanjutnya. 6. Pengembangan teori. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu bagian pengembangan riset manajemen laba atas dasar teori keagenan.
9
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Kajian Literatur 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menurut Govinandarajan (2005) adalah hubungan atau kontrak antara principal dengan agent. Teori ini berasumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory (Mursalim: 2005), yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain disebut principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas decision making kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan tanggungjawab agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama. Disatu sisi, agent memiliki informasi yang lebih banyak (full information) dibanding dengan principal di sisi lain, sehingga menimbulkan adanya asimetry information. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan
10
sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utilitynya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada. Oleh karena itu, terkadang kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pemilik atau principal (www.jurnalakuntansi.wordpress.com).
Situasi
ini
akan
memicu
munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi, yaitu dimana ada ketidakseimbangan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan para pemegang saham sebagai pengguna informasi (Ujiyanto, 2007). Menurut scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi; a. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh para pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham. b. Moral Hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham 11
yang melanggar
kontrak dan
sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. Asimetri informasi dapat dijadikan sebagai sarana ataupun peluang praktik pengelolaan laba, dikarenakan informasi yang dimiliki insider dan outsider tidak seimbang, karena pada ada umumnya pihak insider memanfaatkan informasi untuk mencapai tujuan mereka, sehingga outsider 2. Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan saham atau ekuitas adalah pihak-pihak yang memiliki saham proposional, institutional ownership diartikan sebagai proporsi jumlah investor yang berbentuk institusi (perusahaan) yang membeli saham perusahaan yang diperdagangkan (Roberts & Yuan, 2006). Saham perusahaan-perusahaan yang go public di BEJ dimiliki oleh banyak pihak, misalnya public (domestic dan foreign), institution (domestic dan foreign), insider (komisaris, direksi, dan manajer), karyawan, dan yayasan yang ada di perusahaan (ICMD, 2006). Setiap pemegang saham mempunyai tanggung jawab untuk memonitor agent, yaitu direksi dan manajer yang dipercaya mengelola perusahaan, agar bekerja sesuai dengan kesepakatan yang dibuat bersama, yaitu untuk menunjang kemakmuran bersama. Tersebarnya konsentrasi kepemilikan akan menimbulkan biaya, biaya ini akan meningkat ketika pemegang saham yang besar mampu mengambil keputusan secara langsung kemudian memaksimumkan kepentingan
12
kesejahteraan untuk diri sendiri dengan mengurangi hak pemegang saham minoritas untuk memperoleh residual income. Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut pandang, yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan informasi asimetri. Menurut pendekatan keagenan, struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham.
Pendekatan
ketidakseimbangan
informasi
memandang
mekanisme struktur kepemilikan sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insiders dan outsiders melalui pengungkapan informasi di dalam pasar modal. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan. Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana (financing decision) dan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan.
13
Terdapat beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost diantaranya adalah, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan (insider ownership) atau kepemilikan manajerial oleh manajemen dan selain itu manajer merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai
konsekuensi
dari
pengambilan
keputusan
yang
salah.
Penambahan kepemilikan manajerial memiliki keuntungan untuk mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham. Kedua, dengan cara mengaktifkan monitoring melalui investor-investor institusional. (Ujiyantho.,et al) Adanya
kepemilikan oleh institutional investor
seperti
perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Hubungan keagenan antara manajemen dengan pemegang saham mempunyai potensi untuk mempengaruhi dalam pembuatan keputusan, sehingga berdampak pada karakteristik perusahaan yaitu nilai dan leverage (Siregar, 2008).
14
3. Manajemen Laba Manajemen laba Menurut Suhendah (2005) adalah suatu konsep yang dilakukan perusahaan dalam mengelola laporan keuangan supaya laporan keuangan tampak terlihat memiliki kualitas (quality of financial reporting). Merchant (1989) dalam Wirda (2005) mendefinisikan bahwa manajemen laba sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang dapat memberikan keuntungan ekonomis yang dalam jangka panjang dapat merugikan perusahaan. Menurut Belkoui (2007:201) menyatakan, pada dasarnya definisi operasional dari manajemen laba adalah potensi penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi. Sedangkan menurut Hall (2002) dalam Juniarti (2005) menyebutkan bahwa manajemen laba didefinisikan sebagai suatu praktek pelaporan laba yang lebih merefleksikan keinginan manajemen daripada performa keuangan perusahaan. Berdasarkan definisi diatas maka manajemen laba dapat didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan manajemen dengan memanfaatkan kebijakan akuntansi sebagai alat untuk mencapai tujuan dan kepentingan. a.
Isu-Isu Manajemen Laba Menurut Belkoui (2007) isu-isu dalam manajemen laba antara lain:
15
1) Manajemen laba bertujuan untuk mempengaruhi kinerja harga jangka pendek dengan berbagai cara. 2) Manajemen laba berakhir dan dapat bertahan karena informasi yang asimetris suatu kondisi yang disebabkan oleh informasi yang diketahui manajemen namun tidak ingin untuk mereka ungkapkan. 3) Manajemen laba terjadi dalam konteks suatu kumpulan pelaporan yang fleksibel dan seperangkat kontrak tertentu yang menentukan pembagian aturan diantara pemegang kepentingan. 4) Strategi perusahaan bagi manajemen laba mengikuti satu atau lebih dari tiga pendekatan (memilih dari pilihan-pilihan yang ada dalam GAAP, pilihan aplikasi yang ada dalam opsi menggunakan akuisisi serta deposisi aktiva dan waktu untuk melaporkannya). 5) Manajemen laba merupakan suatu hasil usaha untuk melewati ambang batas. 6) Manajemen laba dapat berasal dari pemenuhan perjanjian dari kontrak kompensasi implisit. 7) Manajemen laba tumbuh dari ancaman dua bentuk aturan yakni aturan industri spesifik dan aturan antitrust. 8) Laba negatif secara tiba-tiba umunya lebih merugikan daripada revisi ramalan negatif.
16
Manajemen laba berbeda dengan kecurangan. Perbedaan tersebut terletak pada tingkat kepatuhan standar akuntansi. Manajemen laba merupakan rekayasa pelaporan keuangan dalam batas-batas tertentu yang tidak melanggar standar pelaporan keuangan.
Hal
ini
dilakukan
oleh
manajemen
dengan
memanfaatkan wewenangnya dalam dalam memilih metode akuntansi yang diizinkan oleh standar, menurut teori konsekuensi ekonomi, dapat ditemukan bahwa karakteristik suatu perusahaan memiliki hubungan dengan metode akuntansi yang dipilihnya (Tatang : 2002). Sedangakan Syahrir (2007) menyatakan pemilik mendukung perataan laba karena adanya motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal menunjukkan maksud pemilik untuk meminimalisasi biaya kontrak manajer dengan membujuk manajer agar melakukan praktik manajemen laba, motivasi eksternal ditujukan oleh usaha pemilik saat ini untuk mengubah persepsi investor prospektif atau nilai potensial terhadap nilai perusahaan.
b.
Motivasi Manajemen Laba Scott (2003) mengemukakan motivasi perusahaan, dalam hal ini manajer melakukan manajemen laba diantaranya adalah bonus plans, initial public offering, Stock price effects, Political motivations, taxaxion motivations, dan pergantian CEO. Motivasimotivasi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 17
1.
Bonus Plans Laba sering dijadikan indikator penilaian prestasi manajer perusahaan, dengan cara menetapkan tingkat laba yang harus dicapai dalam periode tertentu.
2.
Initial Public Offering Saat perusahaan go public, informasi keuangan yang ada dalam prospectus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi ini dapat digunakan sebagai sinyal pada calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk mempengaruhi keputusan investor maka manajer berusaha menaikkan laba yang dilaporkan.
3.
Stock Price Effects Manajer melakukan manajemen laba dalam laporan keuangan bertujuan untuk mempengaruhi pasar.
4.
Political Motivations Untuk mengurangi biaya politis dan pengawasan dari pemerintah, dilakukan dengan cara menurunkan laba, untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah misalnya subsidi, dilakukan dengan cara menurunkan laba, dan untuk meminimalkan tuntutan serikat buruh, dilakukan dengan cara menurunkan laba.
18
5.
Taxation motivations Manajer berusaha menurunkan laba untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayar.
6.
Pergantian CEO Dalam kasus penggantian manajer biasanya di akhir tahun tugasnya, manajer akan melaporkan laba yang tinggi, sehingga CEO yang baru akan merasa sangat berat untuk mencapai tingkat laba tersebut.
Menurut Scott (2000) dalam Rahmawati, Suparno, dan Qomariyah (2007), pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara: 1. Taking a Bath Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa datang. 2. Income Minimization Pola ini dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba pada periode berikutnya. 19
3. Income Maximization Pola ini dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. 4 . Income Smoothing Pola ini dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. Bentuk-bentuk manajemen laba diatas merupakan salah satu upaya agar manajemen dapat mengelola laba sesuai dengan laba yang diinginkan, jadi, manajemen laba merupakan istilah secara garis besar pengelolaan laba taking bath, income minimization, income maximization, serta income smoothing merupakan salah satu teknik dalam pengelolaan laba yang paling umum digunakan.
c.
Pandangan Terhadap Manajemen Laba. Sulistiyanto (2008)
menyatakan terdapat 2 pandangan
mengenai manajemen laba yaitu manajemen laba sebagai kecurangan dan pandangan manajemen laba bukan kecurangan:
1) Manajemen Laba sebagai Kecurangan Sebagian
pihak
mempunyai
persepsi
bahwa
manajemen laba mencerminkan perilaku tidak etis seorang 20
manajer untuk menipu pihak lain dengan menggunakan informasi-informasi bagi stake holder untuk mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan direkayasa sehingga pihak ini keliru dalam menilai perusahaan. Padahal penilaian ini akan mempengaruhi keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemakai laporan keuangan sebagai sumber informasi, maka bisa dikatakan semakin besar angka dan komponen yang direkayasa maka semakin besar pula tingkat kesalahan yang dilakukan para pemakai laporan keuangan. Beberapa pihak menyatakan aktivitas rekayasa manajerial ini dianggap kecurangan apabila perusahaan melakukan perbuatan-perbuatan sebagai berikut: a) Mencatat penjualan sebelum dapat direalisasi Aktivitas rekayasa ini dilakukan dengan mencatat penjualan sebelum dapat realisasi. Aktivitas semacam ini bertentangan dengan prinsip akuntansi yang menyatakan bahwa suatu transaksi atau peristiwa dapat diakui dan dicatat sebagai pendapatan
apabila
perusahaan
memastikan
bahwa
pendapatan itu kemungkinan besar dapat terealisir dimasa depan tidak diijinkan untuk diakui dan dicatat dalam laporan keuangan yang disusunnya. b) Mencatat penjualan fiktif Aktivitas rekayasa ini dilakukan dengan mencatat penjualan fiktif. Artinya perusahaan melakukan transaksi penjualan 21
yang sebenarnya belum atau tidak pernah dilakukannya. Upaya macam ini dilakukan perusahaan dengan mengakui dan mencatat barang konsinyasi yang baru dikirim kepada penjual sebagai barang yang telah terjual. Atau mengakui dan mencatat transaksi yang sebenarnya tidak ada atau tidak pernah ada sama sekali. c) Mengundurkan tanggal bukti pembelian Aktivitas rekayasa ini dilakukan dengan mengundurkan tanggal bukti pembelian. Hal ini dilakukan untuk mengatur tingkat laba sesuai dengan keinginan manajer perusahaan. Apabila ada suatu periode kinerja perusahaan lebih rendah dari yang ditargetkan maka perusahaan akan menunda pengakuan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pembelian itu. Hal ini dilakukan agar kinerja perusahaan kelihatan bagus dari periode ke periode meskipun sebenarnya
dalam
periode
tertentu
perusahaan
dilakukan agar
nilai aktiva
mengeluarkan biaya cukup tinggi. d) Mencatat persediaan fiktif Aktivitas
rekayasa
ini
perusahaan menjadi lebih besar pada sesungguhnya.
22
2) Manajemen Laba bukan Kecurangan Pendapat pada persepsi ini manajemen laba bukanlah kecurangan yang dilakukan manajer perusahaan, pendapat ini sesuai dengan kenyataan yang menunjukkan bahwa manajemen laba berada di daerah abu-abu, yaitu diantara aktivitas yang diijinkan prinsip akuntansi dan kecurangan. a)
Akuntansi konservatif. Adalah proses akuntansi untuk mengakui dan mencatat suatu transaksi atau peristiwa secara berhati-hati.
b) Akuntansi agresif. Adalah proses akuntansi untuk mengakui dan mencatat suatu transaksi atau peristiwa secara eksploratif. Secara konseptual kedua model akuntansi dapat membuat informasi laba lebih besar atau lebih kecil daripada laba sesungguhnya. Alasan inilah yang menjadi dasar pendapat yang menyatakan bahwa manajemen laba bukanlah tindakan rekayasa yang mengarah pada kecurangan pilihan metode akuntansi.
23
Menurut Sulistiyanti (et, al) Terdapat dua komponen utama dalam pembahasan manajemen laba yaitu: Discretionary Accrual dan Non Discretionary Accrual untuk menentukan apakah ada dan seberapa besar aktivitas rekayasa manjerial. Discretionary Accrual merupakan komponen akrual hasil rekayasa manajeriaal dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan dalam
estimasi
pemakaian
standar
akuntansi.
Sedangkan
Non
Discretionary Accrual merupakan komponen akrual yang diperoleh secara ilmiah dari dasar pencatatan akrual dengan mengikuti sttandar akuntansi yang diterima secara umum.
4. Kinerja Perusahaan Menurut Hastuti (2005) dalam Ayu, (2006) kinerja perusahaan adalah hasil banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi
dari
keputusan
dan
mempertimbangkannya
dengan
menggunakan ukuran komparatif kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Efektifitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisiensi diartikan sebagai rasio (perbandingan) antara masukan dan 24
keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal. Sartono (2001) dalam Gerianta (2007) mengemukakan bahwa analisis dapat dilakukan dengan membandingkan prestasi satu periode dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu. Selanjutnya ia menegaskan bahwa analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen pada masa lalu dan prospeknya pada masa mendatang. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dari pada analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan yang tidak berbentuk rasio. a. Return Saham Return merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga periode yang lalu. jika investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode yang lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), sebaliknya jika harga investasi sekarang (Pt) lebih rendah dari harga investasi periode yang lalu (Pt-1) terjadi kerugian modal (capital loss) ( Jogiyanto, 2000). Sedangkan return saham menurut suzanti (2001) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukannya. Dalam
25
teori portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang yang diharapkan. Ada dua risiko dalam berinvestasi: 1) Risiko sistematis (sistematic risk) Merupakan risiko yang timbul oleh pengaruh ekonomi makro (pengaruh pasar secara keseluruhan) dan tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi portofolio. Contoh: karena inflasi, pengaruh pasar, pengaruh politik dan lain-lain.
2) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) Merupakan faktor-faktor spesifik yang ada pada suatu perusahaan, risiko ini dapat dihilangkan dengan diversifikasi portofolio. Contoh: penyusutan, pengembangan produk baru dan lain-lain.
5. Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba Pada hasil penelitian Anderson & Reeb (2002) menunjukkan bahwa pemegang saham minoritas justru diuntungkan dari adanya kepemilikan keluarga. Arifin (2003) menunjukkan bahwa perusahaan publik di Indonesia yang dikendalikan keluarga atau negara atau institusi keuangan, masalah agensinya lebih baik jika dibandingkan perusahaan yang dikontrol oleh publik atau tanpa pengendali utama. Menurutnya, dalam perusahaan yang dikendalikan keluarga, masalah agensinya lebih kecil karena berkurangnya konflik antara principal dan agent.
26
Manajemen laba dilakukan oleh manajer pada faktor-faktor fundamental perusahaan, yaitu dengan intervensi pada penyusunan laporan keuangan berdasarkan akuntansi akrual. Padahal kinerja fundamental perusahaan tersebut digunakan oleh pemodal untuk menilai prospek perusahaan, yang tercermin pada kinerja saham. Manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja saham (Haris, 2004). Bryshaw dan Eldin (1989) menemukan bukti bahwa alasan manajemen melakukan manajemen laba adalah: (1) Skema kompensasi manajemen yang dihubungkan dengan kinerja perusahaan yang disajikan dalam laba akuntansi. (2) Fluktuasi dalam kinerja manajemen dapat mengakibatkan intervensi pemilik. Dua hal tersebut akan mempengaruhi manajemen laba, sebab kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Secara umum dapat dikatakan bahwa persentase tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba. (Gideon, 2005) Penelitian yang dilakukan oleh Husnan (2000), menemukan bahwa perusahaan yang kepemilikannya lebih menyebar memberikan imbalan yang lebih besar kepada manajemen dibanding dengan perusahaan yang 27
kepemilikannya lebih terkonsentrasi. Penilaian kinerja keuangan dapat dilihat berdasarkan nilai saham nya (signaling theory). Manajer
sebagai
pengelola
perusahaan
lebih
banyak
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymetric). Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibanding pihak lain (pemilik atau pemegang saham).
6. Struktur Kepemilikan dan Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan Rudi (2008).
Struktur
kepemilikan merupaka masalah yang sering menimbulkan kompleksitas antara kepemilikan minoritas dengan mayoritas. 28
Meskipun begitu, kepemilikan korporasi dalam suatu perusahan bahwa perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut akan menyebabkan perubahan kepemilikan dan manajemen. Investor institusi mungkin akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang mempunyai mekanisme kontrol yang ketat dan dividen yang tinggi, alasannya sebagai pemilik dengan kepemilikan yang tinggi akan mengharapkan
investasinya di perusahaan aman dan menghasilkan
return yang tinggi, baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk capital gain (Jensen, 1986). Principal mempunyai kepentingan untuk meningkatkan
kinerja
perusahaan,
oleh
karena
itu
principal
menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran principal melalui peningkatan kinerja sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Slamet, 2005).
7.
Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan (Return Saham) Hubungan manajemen laba dengan kinerja perusahaan jangka panjang banyak diteliti salah satu oleh saiful (2004) dengan hasil penelitian tidak ditemukannya hubungan antara manajemen laba disekitar IPO dengan rendahnya kinerja imbal saham perusahaan 1 tahun setelah IPO selain pada momentum-momentum tertentu tingginya akan pengelolaan laba departemen R&D menjadi salah satu objek manajemen dengan 2 tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan
29
yang akan meningkatkan nilai perusahaan atau untuk kepentingan para manajer. Hasil penelitian Dhaoui (2009) yang membuktikan bahwa kinerja perusahaan dan pengelolaan laba adalah tujuan utama manajemen melalui R&D departemen. Pada kinerja perusahaan yang dapat diukur melali berbagai macam tolak ukur untuk mengukur keberhasilan perusahaan yang pada umumnya berfokus pada informasi yang berasal laporan keuangan kinerja perusahaan yang bagus tentunya akan mampu menaikkan nilai perusahaan, untuk itu tindakan manajemen laba yang dilakukan diharapkan mampu untuk menaikkan nilai perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu Penelitian yang mengkaji pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan salah satunya oleh Brian (1999) yang mengkaji kepemilikan institusi dan kualitas pengungkapan laporan keuangan terhadap return saham yang menunjukkan hasil bahwa kedua variabel mempengaruhi tingkat pengembalian saham. Sedangkan penelitian Agung (2001) yang menguji hubungan struktur kepemilikan orang dalam (insider ownership) dengan return saham yag menunjukkan hasil bahwa dengan adanya kepemilikan oleh pengelola perusahaan tidak mampu menaikkan tingkat penegmbalian imbal saham perusahaan.
30
Penelitian yang mengkaji pengaruh manajemen laba terhadap return saham salah satunya oleh Haris (2004) yang menguji kinerja keuangan dan variabel-variabel manajemen laba yaitu dengan Non Discretionary Accrual, Discretionary Accrual. menunjukkan hasil bahwa tindakan manajemen laba mampu mempengaruhi kinerja saham yang mengakibatkan penurunan kinerja saham. Penelitian Aloysia (2005) menguji pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada KAP big 5 dan yang di audit oleh KAP Big Non Big 5, dengan hasil yang menunjukkan bahwa pengaruh manajemen laba terhadap return saham lebih besar oleh perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 5 dari KAP Non Big 5.
31
No 1
Nama peneliti, tahun penelitian Brian, Christopher. 1999
Judul penelitian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel
Hasil penelitian
Pengaruh kualitas Quality disclosure, pengungkapan kepemilikan institusi, laporan keuangan dan dan return saham kepemilikan institusi terhadap return saham
Terdapat pengaruh antara kualitas pengungkapan laporan keuangan dan kepemilikan institusi terhadap return saham.
Perbedaan variabel penelitian Kepemilikan publik & manajemen laba
2
Agung Triyadi, 2000
Hubungan struktur kepemilikan dengan stock return
Insider ownership, return saham.
Tidak terdapat pengaruh antara insider ownership dengan
Kepemilikan publik, kepemilikan institusi & manajemen laba
3
Haris Wibisono, 2004
Pengaruh manajemen laba dan kinerja keuangan terhadap kinerja saham sebelum dan sesudah SEO
Discretionary accrual, non discretionary accrual, total accrual, stock return, ROA
Terdapat pengaruh antara kinerja keuangan, manajemen laba terhadap kinerja saham
Kepemilikan institusi, kepemilikan publik
4
Saiful, 2004
Hubungan manajemen laba dengan kinerja operasi & return saham disekitar IPO
Discretonary Accrual, return saham, ROA
Manajemen laba dan kinerja operasi berpengaruh terhadap return saham.
Kepemilikan institusi & kepemilikan publik
30
No 5
Nama peneliti, thn Judul penelitian variabel penelitian penelitian Aloysia Yanti Pengaruh manajemen Discretionary Accrual Ardiati, 2005 laba terhadap return & Stock Return. saham pada perusahaan yang diaudit oleh KAP big 5 dan KAP non Big 5.
6
Citra Handayani, 2007
7
Annisa Rahman, Yanthi Hutagol,2008
8
Ahmad Solechan, 2009
Pengaruh proporsi kepemilikan saham terhadap kebijakan pendanaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan Manajemen laba melalui akrual dan aktivitas real pada penawaran perdana dan hubungannya dengan kinerja jangka panjang. Pengaruh manajemen laba dan earning terhadap return saham
Kepemilikan publik, kepenilikan manajerial, kepemilikan institusi, ROE, DER
Hasil penelitian Pengaruh manajemen laba terhadap return lebih besar perusahaan yang diaudit oleh KAP big 5 dari perusahaan non Big 5 Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi berpengaruh terhadap ROE dan DER.
Perbedaan variabel penelitian Kepemilikan institusi & kepemilikan publik
Kepemilikan manajerial & return saham
Cumulative abnormal Terdapat pengaruh Kepemilikan institusi return (CAR), akrual antara manajemen laba & kepemilikan publik lancar, terhadap kinerja saham
Earning, Discretionary Accrual,Non Discretionary Accrual IOS, Rasio Hutang, size, beta,prsstnsi laba
Sumber: Penelitian Terdahulu 31
Variabel non Kepemilikan institusi discretionary Accrual & tidak berpengaruh Keemilikan publik terhadap return saham
C.
Kerangka pemikiran Pencapaian tujuan dan kinerja tidak terlepas dari kinerja manajemen itu sendiri sehubungan hal tersebut hubungan antara manajer dengan pemilik sebagai principal, untuk menghindari asimetri informasi antara pemilik dengan agen yang dapat menimbulkan tindakan manajemen laba, dapat diminimalisir dengan meningkatkan porsi kepemilikan. adanya kecenderungan
internal
atau
pun
pihak
eksternal
untuk
lebih
memperhatikan kinerja operasional dan kinerja saham sebagai parameter kinerja perusahaan akan mendorong manajemen untuk melakukan perilaku menyimpang dalam menunjukkan informasi laba.
Kepemilikan publik (X1)
Kepemilikan Institusi (X2)
Return saham (Y)
Manajemen Laba (X3)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
32
D.
Pengembangan Hipotesis Pada kepemilikan yang menyebar (publik), masalah keagenan muncul antara pihak manajemen dengan pemegang saham. Sebagai konsekuensinya, manajer menuntut kompensasi yang tinggi sehingga meningkatkan biaya keagenan. Semakin banyak kepemilikan yang dimiliki oleh publik (minoritas), sehingga struktur kepemilikan cenderung menyebar hal ini akan mengakibatkan lemahnya pengawasan terhadap perusahaan, karena para minority shareholders ini beranggapan akan menanggung biaya pengawasan yang tinggi namun kecil manfaat yang diterima. Argumen ini didukung dalam penelitian Claessen (2000) yang menunjukkan bahwa terdapat konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas. Hal ini yang menyebabkan keterbatasan ruang gerak bagi pemilik minoritas. Berdasarkan uraian diatas maka perumusan hipotesis dalam bentuk null hypothesis H0: Kepemilikan Publik tidak berpengaruh terhadap Kinerja perusahaan (Return Saham) Kepemilikan saham berperan penting dalam kinerja perusahaan, karena berdasarkan kepemilikan akan mempengaruhi kontrol terhadap perusahaan, yang akan berakibat pada kinerja keuangan, kepemilikan institusi diduga lebih professional dalam mengawasi kinerja perusahaan. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal.
33
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis alternatif Ha1: Kepemilikan Institusi berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (Return saham) Perilaku oportunistik manajer dalam mengelola pendapatan yang dipicu karena adanya bonus plan (Riahi-belkoui,2007) dalam pengukuran kinerja perusahaan oleh pihak principal atau target-target tertentu, manajemen laba dilakukan agar kinerja perusahaan tampak baik dan dapat memenuhi keinginan principal dengan meningkatnya kinerja perusahaan yang tentunya dengan harapan adanya bonus yang diberikan berdasarkan pencapaian target. Ha2: Manajemen Laba berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (Return Saham). Dugaan yang muncul jika kepemilikan institusi yang semakin tinggi akan mengurangi tingkat manajemen laba karena semakin tingginya pengawasan atas manajemen, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Namun bisa saja kepemilikan institusi ini menempatkan orangorangnya untuk menjalani fungsi kontrol pada korporasi. Ha 3: Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (Return Saham)
34
Tabel 2.2 Perumusan Hipotesis Argumentasi
No
Hipotesis
1
Kepemilikan Publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
Kepemilikan Publik merupakan kepemilikan minoritas dalam struktur kepemilikan di Indonesia (Claessens et al), sebagai pemilik minoritas dan hak kontrol terbatas sehingga kepemilikan publik yang cenderung menyebar (masing-masing dibawah 5%) tidak mampu untuk mengendalikan perusahaan ataupun menempatkan orangorang nya dalam jajaran manajemen dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan.
2
Kepemilikan Institusi berpengaruh terhadap kineja perusahaan
Kepemilikan institusi pemilik betindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan dikarenakan porsi nya dalam struktur kepemilikan merupakan pemilik mayoritas, porsi kepemilikan ini mengindikasikan kemampuan untuk mengontrol manajemen lebih besar sehinggga akan mendorong peningkatan kinerja yang optimal oleh manajemen.
3
Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
Tujuan para manajer untuk melakukan tindakan pengelolaan laba adalah memenuhi ekspektasi para principal atau pun untuk kepentingan manajer itu sendiri, sehingga tindakan pengelolaan laba dilakukan agar kinerja mereka terlihat baik.
35
No
Hipotesis
Argumentasi
4
Kepemilikan publik, Institusi, dan manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
Struktur kepemilikan dalam susunan suatu entitas dianggap mampu mempengaruhi kinerja perusahaan karena para principal mempunyai wewenang atas kebijakan strategis yang diambil guna meningkatkan kinerja, sehingga mampu mengelola aktiva yang ada untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan, manajemen laba merupakan salah satu tindakan yang digunakan manajemen karena harapan principal untuk menarik para pengguna laporan keuangan sehingga kinerja terlihat baik.
Sumber: Hasil olah data
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pusat Referensi Pasar Modal (Capital Market Reference Center) dengan mengambil data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2008 dan melalui website Bursa Efek Indonesia ww.idx.co.id.
B.
Metode Pengumpulan Sampel Tahun 2008 dan 2009 dipilih karena menggambarkan kondisi yang relatif baru di pasar modal Indonesia . Tahun 2008 dan 2009 dipilih dengan alasan menggunakan kondisi yang relatif baru diharapkan hasil penelitian akan lebih relevan untuk memahami kondisi yang aktual di Indonesia. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan per 31 Desember 2005, 2006, 2007 dan per 31 desember 2008 secara lengkap dengan catatan atas laporan keuangan atau laporan keuangan berkelanjutan. b. Perusahaan bergerak di bidang industri manufaktur sektor consumer goods. c. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah. d. Laporan Tahunan Emiten telah diaudit oleh Auditor Independen.
47
C.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penggabungan data (pooling data). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo,2005) Sedangkan tipe data sekunder yang digunakan adalah data eksternal dan pengambilan data berupa laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan yang go public yang terdaftar di BEI diperoleh dari situs www.idx.co.id, dan dengan mendatangi Pusat Referensi Pasar Modal (Capital Market Reference Center).
D.
Metode Analisis Dalam
penelitian
ini
dilakukan
pengujian
variabel-variabel
menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16. 1. Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
digunakan
untuk
menggambarkan
dan
mendeskripsikan variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum.
48
2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikolonieritas, uji heteroskedatisitas, dan uji autokorelasi, karena data yang digunakan lebih dari satu tahun. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak mengunakan dua cara yaitu melalui analisis grafik dan analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan kolmogorovsmirnov test dan grafik Q-Q Plot. b.
Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen (Ghazali, 2005). Jika terjadi
korelasi, maka terdapat problem
Multikolonieritas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Ada tidaknya Multikolonieritas di dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi yang terbebas dari problem Multikolonieritas apabila nilai VIF <10 dan nilai tolerance >0,10.
49
c.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada pola scatterplot antar SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar pengambilan keputusannya jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur
(bergelombang, melebar, atau menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghazali, 2005). d.
Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi antara data pada suatu waktu tertentu dengan nilai data tersebut pada waktu satu periode sebelumnya atau lebih pada data runtut waktu. Penggunaan uji DW (Durbin Waston) untuk mendeteksi tidak adanya korelasi antar error,
50
maka nilai DW diharapkan berada di sekitar angka 2 (dari 1,7 sampai 2,5). Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada Tabel D-W, dengan pengambilan keputusan berikut: a) Jika nilai d lebih rendah dari dl atau lebih tinggi dari 4-dl, maka signifikan terdapat autokorelasi; b) Jika nilai d berada lebih besar dari du atau lebih kecil dari 4-du, berarti tidak terdapat autokorelasi; c) Jika nilai d berada antara du dan dl atau berada diantara 4-du dan 4-dl, maka dinyatakan sebagai daerah tidak dapat diambil kesimpulan atau ragu-ragu. Tabel 3.1 Kriteria Autokorelasi Kriteria autokorelasi DW DW
Kesimpulan
<1.44
Ada autokorelasi positif
1.44-1.724
Tanpa kesimpulan
1.724-2.276
Tidak ada autokorelasi
2.276-2.586
Tanpa kesimpulan
>2.586
Ada autokorelasi negatif
Sumber: Bhuono, 2005
51
3. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode regresi linear berganda, uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t), uji signifikansi simultan (Uji statistik F), dan koefisien determinasi: a.
Metode Regresi Linear Berganda Metode regresi linear berganda, yaitu
metode yang
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002). Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = α + βX1 + βX2 + βX3+e
Keterangan: Y α β X1 X2 X3 e b.
: Return saham : Konstanta : koefisien regresi model : kepemilikan publik : kepemilikan institusi : Discretionary Accrual : error term model (variabel residual) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai
52
determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).
c.
Uji signifikansi parameter individual (Uji stastistik t) Menurut Ghozali (et.,al) uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual
dalam
menerangkan
variabel
dependen.
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). 2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan).
d.
Uji signifikansi simultan (Uji stastistik F) Menurut Ghozali (2005) uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
53
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan). 2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan).
E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Independen Variabel independen pada penelitian ini adalah kepemilikan saham saham oleh institusi dan publik, dalam struktur kepemilikan ini disajikan dalam bentuk persentase masing-masing kepemilikan publik dan institusi. Variabel kedua yang akan diuji adalah manajemen laba yang diukur menggunakan model Jones yang dimodifikasi dengan berdasarkan rumus sebagai berikut: 1)
TA = Net incomet – Operasional cash flowt Total asset t-1
2)
NDA= 1(1/TAt-1) + 2(∆REVit - ∆RECit)/TAi t-1 + 3(PPEit/TAi t-1
3)
DA= TA-NDA
Keterangan: TA Net income NDA ∆REV ∆REC PPE
: Total akrual : laba bersih setelah pajak : Non Discretionary Accrual : Perubahan penjualan : Perubahan piutang dagang : Aktiva tetap
54
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan dalam penelitian ini menggunakan penilaian analisis rasio, yaitu return saham. Penelitian ini menggunakan rasio Return saham untuk mengetahui tingkat kinerja perusahaan. Selain merupakan tolok ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian saham atas dana yang ditanamkan para pemegang saham,
juga menunjukkan tingkat
efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva (Fathma, 2003 dalam Januarti , 2005). Secara matematis rasio tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Return Saham (Y).
Rit
Pit Pit 1 Pit 1
Keterangan: Rit: Pit: Pit-1:
return saham i tahun t harga saham i tahun t harga saham i tahun t-1
55
Tabel 3.2 Operasional Variabel No 1
Nama variabel Struktur kepemilikan
Kepemilikan institusional
Kepemilikan publik (menyebar)
2
Manajemen laba
Definisi variabel Porsi kepemilikan atas suatu entitas berdasarkan saham yang dimiliki Kepemilikan oleh institusi atau badan usaha, atau lembaga lainnya dari jumlah saham yang beredar Kepemilikan oleh masyarakat/ public yang merupakan saham yang tidak terkonsentrasi pada satu kepemilikan. Perubahan
Indikator
Skala
Persentase saham Rasio yang dimiliki
Persentase saham Rasio yang dimiliki oleh institusi atau badan usaha, atau lembaga lainnya. Persentase Rasio kepemilikan oleh masyarakat atau publik dari jumlah saham yang beredar. Menggunakan model jones
Rasio
variabel 3
Kinerja Perusahaan (return saham)
Kemampuan perusahan atas tingkat pengembalian investasi pada harga saham.
Harga saham Rasio penutupan tahun i dikurangi harga saham penutupan tahun sebelum i dibagi harga saham penutupan tahun sebelum i
Sumber: Hasil review diolah
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Perusahaan consumer goods merupakan klasifikasi sektor industri yang merupakan sektor yang memiliki likuiditas tinggi dan memiliki kapitalisasi pasar. Consumer goods sering dianggap sebagai sektor yang tangguh ditengah krisis karena produk-produk konsumsi pada umumnya merupakan kebutuhan primer manusia. Tingkat kebutuhan yang cukup stabil terhadap produk konsumsi bagaimanapun situasi global menunjukkan sifat defensive sektor konsumsi, terlebih lagi untuk consumer goods di wilayah Indonesia dimana target pasar consumer goods adalah manusia sehingga Indonesia yang dihuni oleh lebih dari 200 juta orang manusia pastinya memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi juga. Berikut sampel penelitian perusahaan sektor manufaktur consumer goods tahun 2006,2007,dan 2008. Tabel 4.1 Seleksi sampel Sampel awal Perusahaan yg tdk menerbitkan lap keu 2005-2008 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah Perusahaan yang tidak diaudit auditor independen Sample akhir (jumlah sample yang digunakan) Sumber : www.idx.co.id
35 5 0 0 30
57
B. Hasil dan Analisis Data 1. Statistik deskriptif Statistk deskriptif merupakan gambaran atas keseluruhan variabel, berikut hasil uji statistik deskriptif pada variabel struktur kepemilikan, manajemen laba dan kinerja keuangan. Menurut Ghazali (2005), Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness.
Tabel 4.2 Statistik deskriptif Variabel Pbcown
Mean 4.1636
Min 2.05
Max 78.60
Std. dev 1.94355
Istown
72.4446
9.22
98.04
22.12116
DA
-0.5400
-1.53
0.60
0.37012
Return
1.3439
-0.7859649 3.28571429
0.88811
Sumber : Data diolah, 2010
Berdasarkan statistik deskriptif pada tabel 4.2 variabel kepemilikan menyebar yang dinotasikan sebagai public ownership memiliki nilai maximum 78.60%,
menurut gilber dalam rudi (2008) kepemilikan
menyebar memberikan imbalan yang lebih besar kepada pihak manajemen dari pada kepemilikan yang terkonsentrasi. Sedangkan nilai minimum 2.05 yang berarti bahwa minimnya kepemilikan oleh publik. Hal ini sejalaan
58
dengan penelitian claessens (2000) yang menyatakan bahwa kepemilikan publik di asia termasuk indonesia cenderung rendah. Berdasarkan tabel diatas variabel kepemilikan public ownership memiliki nilai rata-rata 4.16%, yang menggambarkan rata-rata sampel kepemilikan publik sebesar 4.16% dengan standar deviasi 1.94355 yang berarti nilai mean lebih besar dari standar deviasi menggambarkan tidak terdapat outliers pada data. Pada variabel institusional ownership memiliki nilai mean 72.4446 hal ini menggambarkan bahwa rata- rata sampel dengan kepemilikan institusi cukup tinggi yaitu sekitar 72% hal ini menguatkan penelitian Facio dan Lang (2002) yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan di asia cenderung terkonsentrasi. Hasil statistik deskriptif variabel Discretionary Accrual memiliki nilai mean sebesar -0.5400 yang menunjukkan rata-rata sampel melakukan decreasing accrual, sedangkan nilai mean lebih besar dari standar deviasi yaitu sebesar 0.37012 yang berarti terdapat outliers pada data. Nilai minimum variabel DA sebesar -1.53 dan nilai maximum sebesar 0.60 berdasarkan hasil statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa perusahaan sampel lebih cenderung menurunkan labanya.
2.
Uji Normalitas Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik
59
dan layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi normal (nugroho, et al).
a. Kolmogorov-smirnov Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Varaiabel
Nilai sig. p=0.05
Kesimpulan
Pbcown
0.0169
Normal
Istown
0.061
Normal
Discretionary Accrual Return
0.664
Normal
0.257
Normal
Sumber: hasil olah data, 2010 Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-smirnov variabel kepemilikan publik, kepemilikan institusi, discretionary accrual, return on asset, dan earning per share terdistribusi normal. dengan terpenuhinya asumsi normalitas, untuk melihat arah sebaran data terdistribusi normal atau tidak maka penelitian ini menggunakan Q-Q plot, dengan asumsi jika titik-titik mendekati garis diagonal maka sebaran data terdistribusi normal, jika titik-titik sebaran data menjauh dari garis diagonal, maka data tidak terdistribusi normal. Berdasarkan Q-Q plot bahwa sebaran titik mendekati garis diagonal, jadi variabel institusional ownership terdistribusi normal, beradasarkan hasil uji kolmogorov smirnov dan Q-Q plot. Hasil output Q-Q plot yang menunjukkan bahwa titik-titik menyebar mendekati garis diagonal, yang
60
berarti bahwa data terdistribusi normal dan variabel discretionary accrual telah memenuhi asumsi parametrik.
b. Uji Asumsi Klasik Model regresi linear berganda dapat disebut model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas dan memenuhi asumsiasumsi klasik baik itu uji multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
1. Uji Multikolinearitas. Uji ini dilakukan dengan merujuk pada nilai VIF (variance inflation factor) nilai VIF sebaiknya kurang dari 10 karena ini menunjukkan bahwa korelasi antar variabel masih bisa ditolerir. Variabel manajemen laba yang diproxykan discretionary accrual memiliki nilai VIF sebesar 1.033 dengan demikian variabel manajemen laba tidak memilliki masalah terdapat multikolinearitas. Nilai VIF variabel kepemilikan publik sebesar 1.366 yang berarti nilai VIF variabel ini dibawah 10 maka variabel kepemilikan publik bebas dari masalah multikolinearitas. Sedangkan kepemilikan institusi memiliki nilai VIF sebesar 1.351 berdasarkan tabel diatas semua variabel dalam penelitian ini tidak mengalami masalah multikolinearitas.
61
2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidak nya korelasi variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
pengganggu
sebelumnya
(nugroho.,et
al),
untuk
mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji durbin Watson dengan ketentuan yang telah dijelaskan pada bab 3. Hasil analisis tabel 4.9 menunjukkan nilai DW sebesar 1.883 untuk model regresi ini dengan variabel independen manajemen laba, kepemilikan publik dan kepemilikan institusi dan variabel dependen return saham tidak terdapat autokorelasi.
3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian
heteroskedastisitas
pada
variabel
return
saham
menunjukkan bahwa sebaran titik melewati garis nol, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel return saham tidak mengalami heteroskedastisitas. Maka variabel return saham bebas asumsi klasik atau memenuhi uji multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan model regresi.
62
Hasil output menunjukkan titik-titik menyebar melewati titik nol dan tidak menunjukkan pola sistematis dalam penelitian ini variabel
discretionary
accrual
tidak
mengalami
masalah
heteroskedastisitas. Berdasarkan uji multikolinearitas, autokorelasi dan uji heteroskedastisitas maka variabel discretionary accrual bebas dari asumsi klasik dan dapat digunakan dalam model regresi. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa plot residual untuk variabel kepemilikan publik sebaran titik-titik melewati
angka
nol
maka
variabel
kepemilikan
publik
mengandung heteroskedastisitas. Variabel kepemilikan institusi melewati titik nol sehingga variabel kepemilikan institusi dapat dikatakan terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. Berdasarkan uji asumsi klasik lainnya yaitu: multikolinearitas, autokorelasi maka variabel kepemilikan institusi dapat digunakan dalam penelitian ini.
C. Hasil Analisis 1. Hasil Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam model regresi ini koefisien detrminasi dinotasikan dalam adjusted R square (Bhuono,2005).
63
Tabel 4.4 Uji Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan Variabel
Adjusted
R square
R square Pbcown
0.107
0.137
Uji
Uji
F
T
0.005
0.766
Sig 0.446
Istown
-0.560
0.577
DA
-3458
0.001
Sumber : hasil output SPSS, data diolah 2010.
Berdasarkan output SPSS variabel independen dalam penelitian ini besarnya pengaruh variabel struktur kepemilikan institusi dan kepemilikan publik serta manajemen laba berpengaruh sebesar 10.7% dan sisanya yaitu 80.3% di pengaruhi variabel lain diluar model penelitian ini seperti variabel kinerja operasional, ROA, Net Profit Margin, dan kualitas pengungkapan laporan keuangan.
2. Hasil Analisis Regresi a. Hasil Uji Parsial Pengujian atas hipotesis ini digunakan untuk melihat bentuk hubungan dan tingkat signifikansi antara variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan tabel yang menunjukkan bahwa variabel kepemilikan publik memiliki nilai sig 0.446 > 0.05 dengan koefisien regresi negatif
yang dapat di ambil kesimpulan bahwa
64
kepemilikan publik tidak mempengaruhi kinerja perusahaan (return saham) sesuai dengan hipotesis diatas yang berarti H1 : diterima. Kepemilikan institusi memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0.001 sedangkan nilai signifikansi sebesar 0.577 yang berarti sig > 0.5 yang berarti bahwa variabel kepemilikan institusi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (return saham) berdasarkan hasil uji diatas maka dapat disimpulkan bahwa H2 : ditolak. Hasil menunjukkan bahwa variabel discretionary accrual memiliki nilai sig sebesar 0.001<0.05 dengan t hitung sebesar -3.458 hal ini mendukung H3 : bahwa variabel discretionary accrual mempengaruhi return saham hal ini menggambarkan bahwa manajemen laba memiliki pengaruh atas penurunan kinerja perusahaan yang dalam hal ini adalah return saham.
b. Hasil Uji Simultan Uji ini dilakukan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen (kepemilikan publik, kepemilikan institusi, dan discretionary accrual)
berpengaruh terhadap variabel dependen
(return saham) pengujian dilakukan dengan analisis regresi untuk mengetahui bentuk pengaruh dan tingkat signifikansi. Berdasarkan pengujian ini nilai signifikansi F lebih kecil dari 0.05 maka variabel independen (kepemilikan publik, kepemilikan institusi, dan discretionary accrual) secara simultan mampu
65
mempengaruhi variabel dependen (return saham) yang berarti uji hipotesis H4: diterima. D. Pembahasan Struktur kepemilikan adalah salah satu komponen penting dalam korporasi karena setiap pemegang saham mempunyai hak untuk memonitor agen yang dipercaya untuk mengelola perusahaan. Para pemegang saham menginginkan agar para agen dapat memaksimalkan kinerja nya sehingga akan berdampak baik bagi korporasi yang tentunya para pemegang saham menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi atas kepemilikan saham mereka. Porsi kepemilikan yang tidak seimbang seringkali menimbulkan ketidakseimbangan informasi. Kesenjangan informasi ini disebut asimetri informasi yang diduga menjadi salah satu penyebab timbulnya pengelolaan laba karena informasi yang diperoleh minim, sehingga kegiatan yang dilakukan manajer tidak seluruhnya diketahui oleh para pemegang saham Adanya kepemilikan institusional investor seperti perusahaan bank, investasi, dan perusahaan lain dianggap mampu melakukan pegawasan yang lebih optimal pada manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu hal yang diharapkan oleh para pemegang saham adalah tingkat pengembalian atau return, berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan hasil bahwa tindakan pengelolaan laba mampu menurunkan kinerja saham yang diproxykan oleh return, Penelitian Agung (2001) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan orang dalam dengan return saham, diduga
66
karena kepemilikan orang dalam bukan faktor yang dapat mempengaruhi naik atau turunnya tingkat pengembalian saham. Lain halnya dengan penelitian Brian (1999) yang menguji pengaruh kepemilikan institusi terhadap return saham dengan hasil penelitian bahwa kepemilikan institusi ataupun investor institusi mampu menaikkan tingkat pengembalian saham dengan kualitas pengungkapan laporan keuangan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi. Hasil penelitian yang menujukkan bahwa struktur kepemilikan tidak mampu mempengaruhi kinerja perusahaan (return saham) diduga karena para pemilik tidak mampu mengendalikan semua aktivitas yang mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam penelitian lain kepemilikan institusi dalam perusahaan mampu menghasilkan kinerja pasar saham yang bagus (Brian,1999). Kepemilikan institusi sering kali menjadi pemilik mayoritas dan menjadi pengendali dalam kepemilikan sebuah korporasi sehingga kepemilikan institusi cenderung terkonsentrasi, Argumen lain yang dinyatakan dalam Siregar (et al). Menyatakan bahwa pemegang saham pengendali menggunakan kemampuannya mengendalikan manajemen untuk kepentingan pribadi dengan melakukan ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Kemampuan pemegang saham pengendali untuk melakukan ekspropriasi ditunjukkan oleh besar kecilnya kontrol yang dimiliki pemegang saham pengendali tersebut terhadap perusahaan. Pemegang saham minoritas (investor luar) yang waspada akan kemampuan pemegang saham pengendali
67
mempengaruhi kebijakan perusahaan untuk kepentingan pribadi akan menilai perusahaan lebih rendah. Karena itu, argumen ini menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan variabel manajemen laba yang diproxykan oleh discretionary accrual berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil penelitian ini yang menguatkan dugaan pandangan terhadap manajemen laba adalah negatif. (sulistiyanto, 2008) sehingga mengakibatkan penurunan kinerja saham jangka panjang. Pengujian model analisis secara simultan menunjukkan bahwa dalam rentang waktu 2006-2008 pada praktik manajemen laba memberikan pengaruh negatif dengan terjadinya penurunan tingkat imbal saham, hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya. Penelitian Haris wibisono (2004) yang menguji manajemen laba dan kinerja keuangan yang membuktikan bahwa kinerja keuangan dan manajemen laba berpengaruh terhadap return saham, penelitian haris menggunakan momentum SEO sebagai waktu perusahaan melakukan praktik manajemen laba. Hasil penelitian Annisa (2008) yang juga menunjukkan adanya pengaruh manajemen laba melalui akrual dan aktivitas real dengan menggunakan momentum IPO sebagai waktu penelitian terhadap kinerja jangka panjang dengan menggunakan Cumulative Abnormal Return (CAR) dengan asumsi peneliti bahwa perusahaan yang melakukan IPO dalam jangka panjang memperoleh imbal hasil yang lebih rendah.
68
Penelitian Suhoko (2009) dengan variabel manajemen laba terhadap variabel return dan resiko saham justru tidak menemukan adanya pengaruh manajemen laba terhadap return saham, dalam penelitian ini hasil yang tidak berpengaruh terhadup imbal saham perusahaan diduga karena perbedaan sampel penelitian dan rentang waktu penelitian. Berdasarkan uraian diatas berikut dibawah ini adalah tabel hasil penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini juga perbedaan masing-masing penelitian.
69
Tabel 4.5 Hasil Penelitian N o
Nama peneliti, tahun penelitian
1
Brian, Christopher. 1999
2 Agung Triharyadi, 2001
3
Haris Wibisono, 2004
4
Saiful, 2004
N
Nama Peneliti, thn penelitian
Judul
Hasil Variabel penelitian
penelitian
Perbedaan hasil penelitian
Pengaruh kualitas pengungkapa n laporan keuangan dan kepemilikan institusi terhadap return saham
Quality disclosure, kepemilikan institusi, dan return saham
Terdapat pengaruh antara kualitas pengungkapa n laporan keuangan dan kepemilikan institusi terhadap return saham.
Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian antara kepemilikan institusi terhadap return saham
Hubungan struktur kepemilikan dengan stock return
Insider ownership, return saham.
Tidak terdapat pengaruh antara insider ownership dengan
Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
Pengaruh manajemen laba dan kinerja keuangan terhadap kinerja saham sebelum dan sesudah SEO
Discretionar y accrual, non discretionary accrual, total accrual, ROA, stock return
Terdapat pengaruh antara kinerja keuangan, manajemen laba,terhadap return saham.
Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
Hubungan manajemen laba dengan kinerja operasi & return saham disekitar IPO
Discretonary Accrual, return saham, ROA
Manajemen laba dan kinerja operasi berpengaruh terhadap return sahm.
Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
Judul Penelitian
Variabel penelitian
Hasil
Perbedaan hasil penelitian 37
o 5
Aloysia Yanti Ardiati, 2005
6
Citra Handayani, 2007
7
Annisa Rahman, Yanthi Hutagol,200 8
8
Ahmad Solechan, 2009
Pengaruh Discretionar manajemen y Accrual & laba terhadap Stock return. return saham pada perusahaan yang diaudit oleh KAP big 5 dan KAP non Big 5. Pengaruh proporsi kepemilikan saham terhadap kebijakan pendanaan dalam meningkatka n kinerja perusahaan Manajemen laba melalui akrual dan aktivitas real pada penawaran perdana dan hubungannya dengan kinerja jangka panjang. Pengaruh manajemen laba dan earning terhadap return saham
Kepemilikan publik, kepenilikan manajerial, kepemilikan institusi, ROE, DER
Pengaruh manajemen laba terhadap return lebih besar perusahaan yang diaudit oleh KAP big 5 dari perusahaan non Big 5 Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi berpengaruh terhadap ROE dan DER.
Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
Kepemilika n manajerial & return saham
Cumulativ abnormal return (CAR) & discretiosnar y accrual, akrual lancar.
Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan
Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
Earning, Discretionar y Accrual,Non DA, IOS, Rasio Hutang, size, return saham,beta, persistensi
Variabel non discretionary Accrual tidak berpengaruh terhadap return saham
Kepemilika n institusi & Keemilikan publik
38
N o
Nama penelti, tahun penelitian
9
Dea Fennia, 2010
Judul penelitian
Pengaruh struktur kepemilikan dan manajemen laba terhadap kinerja perusahaaan
laba, kelompok industri Variabel penelitian
Kepemilikan publik, kepemilikan institusi, Discretionar y Accrual, return saham
Hasil penelitian
Perbedaan hasil penelitian
Kepemilikan Publik dan kepemilikan institusi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, manajemen laba berpengaruh negatif pada kinerja perusahaan.
Sumber: Penelitian Terdahulu
39
BAB V PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah struktur kepemilikan dan manajemen laba mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, variabel independen adalah kepemilikan institusi, kepemilikan publik dan manajemen laba sedangkan variabel dependennya kinerja perusahaan yang diproksi dengan return saham Sampel yang dipilih sebanyak 30 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik uji-t, uji F dan koefisien determinasi setelah sebelumnya dilakukan uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Berdasarkan berbagai pengujian dan analisis data dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pengaruh struktur kepemilikan dan manajemen laba terhadap kinerja perusahaan sebagai berikut: A. Kesimpulan Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh struktur kepemilikan pulik oleh perusahaan sampel tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. 2. Struktur kepemilikan institusi oleh perusahaan sampel tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Brian (et.,al) yang menyatakan adanya pengaruh yang positif antara kepemilikan institusi dengan return saham. 40
3. Tindakan manajemen laba oleh perusahaan sampel berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian ini sesuai dengan
aloysia
(2005)
annisa
rahman
(2008)
dan haris
wibisono(2004) serta saiful (2004) yang menyatakan manajemen laba secara signifikan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan (return saham) B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah bahwa variabel struktur kepemilikan tidak dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mensejahterakan pengembalian.
pemilik
yaitu
manajemen laba
dengan
adanya
tingkat
secara signifikan mampu
mempengaruhi secara negatif kinerja perusahaan (return saham). Bagi para investor yang akan melakukan investasi dananya ke perusahaan go public sebaiknya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki tata kelola perusahaan yang bagus sehingga akan mengurangi dampak manajemen laba yang tinggi. Investor publik maupun institusi pun dapat mempertimbangkan bahwa kepemilikan mereka mendapatkan jaminan bahwa dana yang diinvestasikan ke dalam perusahan akan dikelola dengan baik dan kepentingan investor publik akan aman. Sehingga mengurangi konflik agensi yang sering timbul akibat kesenjangan informasi yang dimiliki para pemilik.manajemen sebagai agen dapat dijadikan mediasi antara 41
para pemilik sehingga Kepercayaan investor publik kepada manajemen perusahaan memberi manfaat kepada perusahaan. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) akan mengurangi tingkat tinggi nya praktik manajemen laba sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahan, dengan penerapan GCG dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan yang tentu saja berimbas besar dana yang telah ditanamkan pemilik dengn harapan tingkat pengembalian yang tinggi atas dana yang diinvestasikan. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Keterbatasan penelitian masih menggunakan struktur kepemilikan publik dan kepemilikan institusi
ada
baiknya
penelitian
kepemilikan orang dalam
selanjutnya
mengunakan
(insider ownership) dikarenakan
kepemilikan orang dalam (insider ownership) yang terdapat pada perushaan sampel sangat sedikit, begitupun dengan kinerja perusahaan yang hanya diukur dengan kinerja saham, ada baikya penelitian selanjutnya juga diukur dengan kinerja keuangan, kinerja operasional,serta faktor-faktor lainnya.
42
DAFTAR PUSTAKA
Ardiati, Aloysia yanti. 2005. ”Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP Non Big 5” jurnal riset akuntansi indonesia vol 8, no 3. Belkoui, Ahmad Riahi. 2007. “Teori akuntansi buku dua”., Salemba empat: Jakarta. Bushee, Brian J. 1999 “Disclosure Quality, Institusional Investors, and stock Return Volatility” SSRN papers., Cornett, Marcia Millon. 2005. “Earning Management, Corporate Governance, and True Financial Performance” SSRN papers. Djaddang, Syahrir. “Hubungan perataan laba dengan ekspektasi laba masa depan”. www.google.com Daouk, Hazem; Utpal Bhattacharaya; mIchael welker, 2003. “The World Price Of Earning Opacity; The Accounting Review”www.ssrn.com Dhaoui, Abderrazak. 2007, ”What Does Matter R&D Descentralization: Financial Performance worry or Intensive Earning Management?”, ssrn papers. Florackis, Chrisotomos.,alexandros kostakis. 2008. ”Managerial Ownership and Performance”., http/www.ssrn.com. Fuad. 2005. “Simultanitas dan Trade off Pengambilan Keputusan Finansial dalam Mengurangi Konflik Agensi: peran dari Corporate Ownership” SNA VIII, 2005. Solo. Gideon, SB Boediono. 2005. “kualitas laba: studi pengaruh Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposiom Nasional Akuntansi VIII. Solo. Gumanti, Tatang Ary. 2002. ”Pilihan-Pilihan Akuntansi dalam Aplikasi Teori Akuntansi Positif” JAAI volume 6 No. 1 Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta. 43
Isnanta, Rudi, 2006. “ Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Skripsi. Yogyakarta. Hamid, Abdul. 2007. “Buku Panduan Penulisan Skripsi” Jakarta. Handayani, Citra. 2007. “Pengaruh Proporsi Kepemilikan Terhadap Kebijakan Pendanaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”www.google.com.
Kim, Jeong Bon. 2005. ”Ownership Structure, Business Group Affiliation, Listing Status, and Earning Management: Evidence from Korea” http:www.ssrn.com. Jensen, Micahel C.,W.H Meckling. 1976. ”Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure” Journal of financial Economics, vol 3No 4 pp. 305-360. Lee, Sanghoon. 2008. “Ownership Structure and financial Performance: Evidence From Korea”http:/www.ssrn.com. Mursalim. 2005. “Income Smoothing dan Motivasi Investor: Studi Empiris pada Investor BEJ” SNA VIII. Solo. Nugroho, Agung Bhuono. 2005. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS”ANDI, Yogyakarta. Rahman, Annisa.,Yanthi Hutagol. 2008. “Manajemen Laba Melalui Akrual dan Aktivitas Real pada Penawaran Perdana dan Hubungannya dengan Kinerja Jangka Panjang” Jurnal akuntansi dan keuangan indonesia vol. 5 No. 1. Rahmawati, Suparno, Qomariyah Nurul. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEJ” Simposium Nasional Akuntansi IX”: Padang. Saiful. 2004. “Hubungan Manajemen Laba dengan Kinerja Operasi dan Return Sahamdi Sekitar IPO” Jurnal Riset indonesia vol. 7 No. 3. Saptantinah, Dewi, Puji Astuti. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue” Skripsi Universitas Muhammadiyah: Malang. Scott, William, 2003. “Financial Accounting Theory: third edition” Prentice Hall, New Jersey.
44
Siregar, Baldric, 2008. “Ekspropriasi Pemegang Saham Minoritas dalam Struktur Kepemilikan Ultimat”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia vol 23 No 4. Solechan, Ahmad, 2009. “Pengaruh Manajemen Laba dan Earning Terhadap Return Saham” Tesis, Universitas Diponegoro. Semarang. Sulistiyanto, H Sri. 2008 ”Manajemen Laba Teori dan Model Empiris” PT Gramedia Widiasarana: Jakarta. Suzanti, Anna. 2001. ”Analisis Pengaruh Perataan Laba terhadap Return dan Resiko Pasar Saham” Tesis Universitas Diponegoro: Semarang. Syafruddin, Ahmad. 2006. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan pada Kinerja: Faktor Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Pemoderasi” JAAI Volume 10 No 1. Wibisono, Haris. 2004. ”Pengaruh Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Terhadap Kinerja Saham Sebelum dan Sesudah SEO”. Triyadi, Agung.,”Hubungan Struktur Kepemilikan dengan Stock Return”. www.ssrn.com Ujiyantho, Muh Arief. 2007”Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan dalam Hubungan Keagenan” www.google.com Usadha, I Putu Adnyana, Gerianta Wirawan Yasa, 2005. “Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia” www.google.com.
45
BAB V PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah struktur kepemilikan dan manajemen laba mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, variabel independen adalah kepemilikan institusi,
kepemilikan publik dan manajemen
laba sedangkan variabel
dependennya kinerja perusahaan yang diproksi dengan return saham Sampel yang dipilih sebanyak 30 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik uji-t, uji F dan koefisien determinasi setelah sebelumnya dilakukan uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Berdasarkan berbagai pengujian dan analisis data dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pengaruh struktur kepemilikan dan manajemen laba terhadap kinerja perusahaan sebagai berikut: A. Kesimpulan Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh struktur kepemilikan pulik oleh perusahaan sampel tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. 2. Struktur kepemilikan institusi oleh perusahaan sampel tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Brian (et.,al) yang menyatakan adanya pengaruh yang positif antara kepemilikan institusi dengan return saham.
60
3. Tindakan manajemen laba
oleh perusahaan sampel berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian ini sesuai dengan
aloysia
(2005)
annisa
rahman
(2008)
dan
haris
wibisono(2004) serta saiful (2004) yang menyatakan manajemen laba secara signifikan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan (return saham) B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah bahwa variabel struktur kepemilikan tidak dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mensejahterakan pemilik yaitu dengan adanya tingkat pengembalian. manajemen laba secara signifikan mampu mempengaruhi secara negatif kinerja perusahaan (return saham). Bagi para investor yang akan melakukan investasi dananya ke perusahaan go public sebaiknya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki tata kelola perusahaan yang bagus sehingga akan mengurangi dampak manajemen laba yang tinggi. Investor publik maupun institusi pun dapat mempertimbangkan bahwa kepemilikan mereka mendapatkan jaminan bahwa dana yang diinvestasikan ke dalam perusahan akan dikelola dengan baik dan kepentingan investor publik akan aman. Sehingga mengurangi konflik agensi yang sering timbul akibat kesenjangan informasi yang dimiliki para pemilik.manajemen sebagai agen dapat dijadikan mediasi antara para pemilik sehingga
61
Kepercayaan investor publik kepada manajemen perusahaan memberi manfaat kepada perusahaan. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) akan mengurangi tingkat tinggi nya praktik manajemen laba sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahan, dengan penerapan GCG dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan yang tentu saja berimbas besar dana yang telah ditanamkan pemilik dengn harapan tingkat pengembalian yang tinggi atas dana yang diinvestasikan. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Keterbatasan penelitian masih menggunakan struktur kepemilikan publik dan kepemilikan institusi
ada
kepemilikan
baiknya orang
penelitian
dalam
(insider
selanjutnya ownership)
mengunakan dikarenakan
kepemilikan orang dalam (insider ownership) yang terdapat pada perushaan sampel sangat sedikit, begitupun dengan kinerja perusahaan yang hanya diukur dengan kinerja saham, ada baikya penelitian selanjutnya juga diukur dengan kinerja keuangan, kinerja operasional,serta faktor-faktor lainnya.
62
DAFTAR PUSTAKA
Ardiati, Aloysia yanti. 2005. ”Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP Non Big 5” jurnal riset akuntansi indonesia vol 8, no 3. Belkoui, Ahmad Riahi. 2007. “Teori akuntansi buku dua”., Salemba empat: Jakarta. Bushee, Brian J. 1999 “Disclosure Quality, Institusional Investors, and stock Return Volatility” SSRN papers., Cornett, Marcia Millon. 2005. “Earning Management, Corporate Governance, and True Financial Performance” SSRN papers. Djaddang, Syahrir. “Hubungan perataan laba dengan ekspektasi laba masa depan”. www.google.com Daouk, Hazem; Utpal Bhattacharaya; mIchael welker, 2003. “The World Price Of Earning Opacity; The Accounting Review”www.ssrn.com Dhaoui, Abderrazak. 2007, ”What Does Matter R&D Descentralization: Financial Performance worry or Intensive Earning Management?”, ssrn papers. Florackis, Chrisotomos.,alexandros kostakis. 2008. ”Managerial Ownership and Performance”., http/www.ssrn.com. Fuad. 2005. “Simultanitas dan Trade off Pengambilan Keputusan Finansial dalam Mengurangi Konflik Agensi: peran dari Corporate Ownership” SNA VIII, 2005. Solo. Gideon, SB Boediono. 2005. “kualitas laba: studi pengaruh Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposiom Nasional Akuntansi VIII. Solo. Gumanti, Tatang Ary. 2002. ”Pilihan-Pilihan Akuntansi dalam Aplikasi Teori Akuntansi Positif” JAAI volume 6 No. 1 Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta.
63
Isnanta, Rudi, 2006. “ Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Skripsi. Yogyakarta. Hamid, Abdul. 2007. “Buku Panduan Penulisan Skripsi” Jakarta. Handayani, Citra. 2007. “Pengaruh Proporsi Kepemilikan Terhadap Kebijakan Pendanaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”www.google.com.
Kim, Jeong Bon. 2005. ”Ownership Structure, Business Group Affiliation, Listing Status, and Earning Management: Evidence from Korea” http:www.ssrn.com. Jensen, Micahel C.,W.H Meckling. 1976. ”Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure” Journal of financial Economics, vol 3No 4 pp. 305-360. Lee, Sanghoon. 2008. “Ownership Structure and financial Performance: Evidence From Korea”http:/www.ssrn.com. Mursalim. 2005. “Income Smoothing dan Motivasi Investor: Studi Empiris pada Investor BEJ” SNA VIII. Solo. Nugroho, Agung Bhuono. 2005. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS”ANDI, Yogyakarta. Rahman, Annisa.,Yanthi Hutagol. 2008. “Manajemen Laba Melalui Akrual dan Aktivitas Real pada Penawaran Perdana dan Hubungannya dengan Kinerja Jangka Panjang” Jurnal akuntansi dan keuangan indonesia vol. 5 No. 1. Rahmawati, Suparno, Qomariyah Nurul. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEJ” Simposium Nasional Akuntansi IX”: Padang. Saiful. 2004. “Hubungan Manajemen Laba dengan Kinerja Operasi dan Return Sahamdi Sekitar IPO” Jurnal Riset indonesia vol. 7 No. 3. Saptantinah, Dewi, Puji Astuti. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue” Skripsi Universitas Muhammadiyah: Malang. Scott, William, 2003. “Financial Accounting Theory: third edition” Prentice Hall, New Jersey.
64
Siregar, Baldric, 2008. “Ekspropriasi Pemegang Saham Minoritas dalam Struktur Kepemilikan Ultimat”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia vol 23 No 4. Solechan, Ahmad, 2009. “Pengaruh Manajemen Laba dan Earning Terhadap Return Saham” Tesis, Universitas Diponegoro. Semarang. Sulistiyanto, H Sri. 2008 ”Manajemen Laba Teori dan Model Empiris” PT Gramedia Widiasarana: Jakarta. Suzanti, Anna. 2001. ”Analisis Pengaruh Perataan Laba terhadap Return dan Resiko Pasar Saham” Tesis Universitas Diponegoro: Semarang. Syafruddin, Ahmad. 2006. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan pada Kinerja: Faktor Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Pemoderasi” JAAI Volume 10 No 1. Wibisono, Haris. 2004. ”Pengaruh Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Terhadap Kinerja Saham Sebelum dan Sesudah SEO”. Triyadi, Agung.,”Hubungan Struktur Kepemilikan dengan Stock Return”. www.ssrn.com Ujiyantho, Muh Arief. 2007”Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan dalam Hubungan Keagenan” www.google.com Usadha, I Putu Adnyana, Gerianta Wirawan Yasa, 2005. “Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia” www.google.com.
65