86 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)UNDERPRICING DI INDONESIA Purwanto, Sri Wahyu Agustiningsih, Salman Faris Insani dan Budi Wahyono Fakultas Ekonomi Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
ABSTRACT This research trytoexaminewhethercorporate governancewhenthe company madean Initial Public Offering(IPO) affectthe level ofunderpricingshares of companies thatgo publicby usingthe period2002-2012.This studyfocuses onthe influence ofcorporate governance structureon the level ofunderpricingby usingcontrol variablesunderwriter reputation, return on assets (ROA), firm size, financial leverage, andreturn on equity(ROE). According tothe results ofprevious studies, these variablesgenerallytend to showa significant effecton underpricingin companiesthatgo public This research is ekspost facto (causal comparative). Sample selection method used was purposive sampling and sample used was 131 sample companies doing an Initial Public Offering on the Indonesia Stock Exchange in the period 2002-2012. This study uses regression testing models. Regression analysis showed that onlytheunderwriterreputationsignificantly influenceunderpricing
87 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
saham pada waktu penawaran perdana
PENDAHULUAN Untuk meningkatkan kemakmuran perusahaan,
ada
dua
alternaltif
relatif lebih rendah dibanding pada saat diperdagangkan
di
pasar
pembiayaan yang dapat dilakukan oleh
sekunder.Kondisi
perusahaan. Pembiayaan tersebut bisa
merugikan perusahaan yang go public,
berasal dari dalam perusahaan (internal
karena
financing) dan atau dari luar perusahaan
maksimum,
(external financing). IPO (Initial Public
overpricing akan merugikan investor
Offering),
merupakan
salah
satu
karena tidak menerima initial return
alternatif
pembiayaan
dari
luar
(return awal) yang maksimum. Initial
perusahaan yang dapat digunakan oleh
return adalah keuntungan yang didapat
perusahaan yaitu dengan melakukan
pemegang
penerbitan saham baru untuk dijual di
perbedaan harga saham yang dibeli di
pasar perdana sebelum diperdagangkan
pasar perdana dengan harga jual saham
di pasar sekunder (bursa efek). Initial
yang bersangkutan di pasar sekunder.
Public Offering merupakan kegiatan
Pemilik perusahaan menginginkan agar
yang
dapat
dilakukan
perusahaan
dalam
dana
underpricingakan
yang
diperoleh
sebaliknya
saham
jika
karena
meminimalkan
tidak terjadi
adanya
underpricing
rangka penawaran umum penjualan
karena terjadinya underpricing akan
saham perdana (Bringham dan Daves,
menyebabkan
2004).
kemakmuran dari pemilik perusahaan
Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dari kegiatan IPO adalah terjadinya
underpricing
yang
menunjukkan bahwa sebenarnya harga
adanya
transfer
kepada investor. (Beatty dan Ritter, 1986). Fenomena
underpricing
terjadi
hampir di semua negara di dunia
88 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
termasuk di Indonesia meskipun tingkat
Corporate governance merupakan suatu
underpricing itu berbeda antar satu
sistem
negara dengan negara lainnya. Faktor-
mengendalikan
faktor yang mempengaruhi underpricing
diharapkan
telah banyak diteliti, namun temuan
meningkatkan nilai perusahaan kepada
penelitian masih sangat beragam. Ritter
para pemegang saham.
dan
Welch
(2002)
mengungkapkan
yang
mengatur
dan
perusahaan
yang
dapat
Penelitian
ini
memberikan
bertujuan
dan
untuk
bahwa underpricing disebabkan oleh
mengkajiapakah corporate governance
adanya asimetri informasi. Asimetri
pada saat perusahaan melakukan Initial
informasi dapat terjadi antara emiten
Public Offering (IPO) mempengaruhi
dan underwriter, maupun antar investor.
tingkat underpricing saham perusahaan
Penentuan
perdana
yang go public dengan menggunakan
antara
periode tahun 2002-2012. Penelitian ini
emiten dan underwriter karena tidak ada
menitikberatkan pada pengaruh struktur
ukuran yang dapat dijadikan dasar
corporate governance terhadap tingkat
pertimbangan, selain itu saham tersebut
underpricing
belum pernah diperdagangkan di pasar.
variabel
ditentukan
harga oleh
Corporate
saham kesepakatan
governance
yang
return
dengan
menggunakan
kontrolreputasiunderwriter, on
assets
(ROA),
ukuran
merupakan konsep yang didasarkan
perusahaan, financial leverage, dan
pada teori keagenan, diharapkan bisa
return on equity (ROE). Menurut hasil
berfungsi
penelitian terdahulu, variabel-variabel
sebagai
alat
untuk
memberikan keyakinan kepada para
tersebut
secara
umum
cenderung
investor bahwa mereka akan menerima
menunjukkan pengaruh yang signifikan
return atas dana yang telah mereka
terhadap underpricing pada perusahaan
investasikan. Menurut Herawaty (2008),
yang go public.
89 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
(2011) menyatakan bahwa semakin besar jumlah board maka akan memiliki masalah koordinasi dan komunikasi
PERUMUSAN MASALAH Permasalahan dalam penelitian ini
yang lebih besar yang tercermin pada
apakah struktur corporate governance
tingginya tingkat underpricing. Dengan
yaitu
demikian, dapat dikembangkan hipotesis
jumlah
anggota
dewan
komisaris,tingkat independensi dewan
yang pertama, yaitu :
komisaris, komite audit dan kualitas
H:
Ada pengaruh positif jumlah
1
auditor berpengaruh terhadap tingkat
anggota
underpricing saham perdana di BEI?
terhadap underpricing
TUJUAN PENELITIAN
2.
dewan
komisaris
Independensi Dewan Komisaris
Tujuan dari penelitian ini untuk
Dengan
adanya
independensi
mengetahui pengaruh struktur corporate
dewan komisaris, perusahaan memiliki
governance yaitu jumlah anggota dewan
kualitas monitoring yang baik sehingga
komisaris,tingkat independensi dewan
pelaporan keuangan perusahaan akan
komisaris, komite audit dan kualitas
bebas dari tindakan kecurangan, maka
auditor terhadap tingkat underpricing
tingkat resiko yang ditanggung investor
saham perdana di BEI.
akan semakin kecil sehingga diharapkan
PENELITIAN TERDAHULU DAN
tingkat underpricing dapat semakin
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
kecil pula. Dengan demikian, dapat
1.
Jumlah Anggota Dewan Komisaris
dikembangkan hipotesis yang kedua,
Jumlah anggota dalam suatu boards
yaitu :
memiliki
peran
penting
dalam
H: 2
meningkatkan
keefektifan di
Ada
pengaruh
negatif
dalam independensi dewan komisaris
suatu board (Rahmida, 2012). Hearn terhadap underpricing
90 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
perusahaan emiten (Holland dan Horton, 1993). Rinaldo (2009) dan Yoga (2010) 3.
Komite Audit Salah
menyatakan bahwa reputasi auditor
satu
komponen
dalam
berpengaruh
terhadap
underpricing.
struktur corporate governance yang
Dengan demikian, dapat dikembangkan
terkandung
hipotesis yang keempat, yaitu:
dalam
prospektus
perusahaan adalah komite audit. Hal ini digunakan
oleh
investor
mengikuti
perdana. dengan
penawaran
saham
Rahmida
(2012)
Menurut adanya
4
dalam
mengambil keputusan investasi pada saat
H:
komite audit
pada
Ada pengaruh negatif reputasi auditor terhadap underpricing
5.
Reputasi Underwriter Reputasi
underwriter
dapat
digunakan sebagai sinyal (Carter dan Manaster,
1990).
perusahaan maka berpengaruh terhadap
underwriter
merupakan
berkurangnya tingkat manajemen laba
menentukan harga saham saat IPO.
sehingga risiko yang akan ditanggung
Purwanto (2012) menyatakan bahwa
oleh investor akan berkurang sehingga
reputasi underwriter berpengaruh negatif
dapat mengurangi tingkat underpricing.
terhadap
Dengan demikian, dapat dikembangkan
demikian, dapat dikembangkan hipotesis
hipotesis yang ketiga, yaitu :
yang kelima yaitu:
H : Ada pengaruh negatif komite
H:
3
5
audit terhadap underpricing 4.
terhadap
Dengan
Ada pengaruh negatif reputasi terhadap
underpricing
tinggi dapat digunakan sebagai tanda petunjuk
dan
pihak yang
underpricing.
underwriter
Kualitas Auditor Auditor yang mempunyai reputasi
atau
Emiten
kualitas
6.
Retun on Asset (ROA) Menurut
berpengaruh
Yoga
(2010),
signifikan
ROA
terhadap
91 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
underpricing. Namun Ardiansyah (2004)
Ardiansyah (2004), Amelia dan Saftiana
dan Purwanto (2012) menyatakan bahwa
(2007), Purwanto (2012) menyatakan
ROA
bahwa
tidak
berpengaruh
secara
financial
leverage
tidak
signifikan terhadap underpricing. Oleh
berpengaruh secara signifikan terhadap
karena itu, dikembangkan hipotesis yang
underpricing.
keenam sebagai berikut:
dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H6: Ada pengaruh negatif return on assets
(ROA)
H8:
terhadap
dan
pengaruh
itu,
negatif
underpricing
Ukuran Perusahaan Amelia
Ada
karena
financial leverage terhadap
underpricing 7.
Oleh
9.
Saftiana
(2007),
Return on Equity (ROE) Menurut
Amelia
dan
Saftiana
Rinaldo (2009) dan Martani, Sinaga dan
(2007), Martani, Sinaga dan Syahroza
Syahroza (2012), menyatakan bahwa
(2012), dan Purwanto (2012), ROE tidak
skala/besaran perusahaan berpengaruh
berpengaruh secara signifikan terhadap
secara signifikan terhadap underpricing.
underpricing.
Dengan demikian, dapat dikembangkan
dikembangkan hipotesis sebagai berikut.
hipotesis yang ketujuh, yaitu:
H9 :
H: 7
karena
itu,
Ada pengaruh negatif return
Ada pengaruh negatif ukuran
on equity (ROE) terhadap
perusahaan
underpricing
terhadap
TINJAUAN PUSTAKA
underpricing 8.
Oleh
A.
Financial Leverage Menurut Rinaldo (2009) dan Yoga
Penawaran
Umum
Perdana
(Initial Public Offering/IPO)
(2010), adanya hubungan negatif dan
Istilah go public hanya dipakai pada
signifikan antara financial leverage
saat perusahaan menjual saham atau
dengan
obligasi pertama kali. Sedangkan Initial
underpricing.
Sedangkan
92 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
Public Offering merupakan kegiatan
memiliki
yang
menggunakan
dilakukan
perusahaan
dalam
banyak
informasi
ketidaktahuan
dan emiten
rangka penawaran umum penjualan
untuk memperkecil resiko. Jadi, para
saham perdana (Bringham dan Daves,
emiten perlu mengetahui situasi pasar
2004). Jadi Go Public ditujukan untuk
sebenarnya agar pada saat IPO, harga
perusahaan sedangkan IPO ditujukan
saham perusahaan tidak mengalami
untuk kegiatan dalam rangka melakukan
underpricing.
penawaran
umum
penjualan
saham
Adanya
initial
return
atau
perdana. Perusahaan yang go public
underpricing berarti saham yang dibeli
dapat menikmati berbagai manfaat, baik
dengan harga tertentu di pasar perdana,
manfaat finansial maupun nonfinansial.
akan menjadikan investor mendapat
B.
keuntungan bila saham itu dijual di
Tingkat Underpricing Caster
dan
Manaster
(1990)
pasar sekunder dengan harga yang lebih
menjelaskan bahwa underpricing adalah
tinggi.
hasil dari ketidakpastian harga saham
keadaan dimana harga saham pada saat
pada
penawaran
pasar
underpricing
perdana. terjadi
Fenomena
karena
adanya
Underpricing
perdana
pasar sekunder.
akibat
C.
informasi
antara
ketidakseimbangan pihak
underwriter
lebih
suatu
rendah
dibandingkan ketika diperdagangkan di
mispriced di pasar perdana sebagai adanya
adalah
Corporate Governance Corporate
governance
yang
dengan pihak emiten, biasanya disebut
merupakan konsep yang didasarkan
asymmetry informasi. Kondisi asymetry
pada teori keagenan, diharapkan bisa
informasi inilah yang menyebabkan
berfungsi
terjadinya
underpricing,
dimana
memberikan keyakinan kepada para
underwriter
merupakan
pihak yang
investor bahwa mereka akan menerima
sebagai
alat
untuk
93 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
return atas dana yang telah mereka
memiliki peranan terhadap aktivitas
investasikan. Menurut Herawaty (2008),
pengawasan. Fama dan Jensen (dalam
Corporate governance merupakan suatu
Ujiyantho
sistem
menyatakan
yang
mengendalikan diharapkan
mengatur
dan
perusahaan
yang
dapat
memberikan
dan
dan
Pramuka,
bahwa
2007)
non-executive
director (komisaris independen) dapat bertindak
sebagai
penengah
dalam
meningkatkan nilai perusahaan kepada
perselisihan yang terjadi diantara para
para pemegang saham.
manajer
Menurut Barnhart & Rosentein (1998),
mekanisme
governance
dibagi
corporate menjadi
dua
internal
dan
mengawasi
kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik
kelompok :
untuk melaksanakan fungsi monitoring
(1) internal mechanisms (mekanisme
agar tercipta perusahaan yang good
internal) seperti komposisi dewan
corporate governance.
direksi/
kepemilikan
2.
kompensasi
Komisaris
komisaris,
manajerial
dan
eksekutif.
Jumlah
Anggota
Dewan
Menurut Kim et al (2010), board
(2) external mechanisms (mekanisme
dengan jumlah anggota yang lebih kecil
eksternal) seperti pengendalian oleh
memiliki kemungkinan yang lebih baik
pasar dan level debt financing.
dibandingkan dengan board dengan
1.
Komisaris Independen
jumlah anggota yang besar. Menurut
Menurut Siallagan dan Machfoedz
Hermalin dan Weisbach (2003), board
(2006), Board of directors (dewan
dengan jumlah anggota yang lebih kecil
komisaris) sebagai puncak dari sistem
akan lebih efektif dibandingkan dengan
pengelolaan
internal
perusahaan,
94 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
board dengan jumlah anggota yang
(1988)
mengungkapkan
lebih besar.
investment reputasi
3.
Komite audit memiliki peran yang dalam
tinggi
yang
akan
memiliki
menggunakan
auditor yang mempunyai reputasi tinggi
Komite Audit
penting
banker
bahwa
mewujudkan
pula. Investment banker dan auditor
good
yang memiliki reputasi akan mengurangi
corporate governance. Komite audit
underpricing (Balver dan Miller, 1988).
menjadi penghubung antara manajemen
Beatty dan Ritter (1986) mengemukakan
perusahaan dengan dewan komisaris
bahwa terdapat hubungan negatif antara
maupun pihak ekstern lainnya. Komite
reputasi auditor dengan initial return.
audit juga berperan dalam mengawasi
D.
proses pelaporan keuangan perusahaan yang
bertujuan
untuk
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Underpricing
mewujudkan
Fenomena terjadinya underpricing
laporan keuangan yang disusun melalui
dijumpai hampir pada semua pasar
proses pemeriksaan dengan integritas
modal yang ada di dunia termasuk
dan obyektivitas dari auditor
Indonesia.
4.
mempengaruhi
Kualitas Audit Laporan keuangan auditan yang
berkualitas,
relevan
dan
reliabel
dihasilkan dari audit yang dilakukan secara
efektif
berkualitas.
oleh
Perusahaan
Beberapa
faktor
underpricing,
yang antara
lain: a.
Reputasi Underwriter Menurut
Carter
reputasi
dan
Manaster
auditor
yang
(1990)
underwriter
yang
akan
digunakan sebagai sinyal. Emiten dan merupakan
pihak
dapat
melakukan IPO akan memilih Kantor
underwriter
yang
Akuntan Publik (KAP) yang memiliki
menentukan harga
reputasi yang baik. Balvers dan Miller
Underwriter merupakan pihak yang
saham saat IPO.
95 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
mengetahui informasi
atau pasar
memiliki modal,
banyak
penelitian Yolana dan Martani (2005)
sedangkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
emiten merupakan pihak yang tidak
signifikan
negatif
mengetahui pasar modal. Dalam proses
underpricing.
Ukuran
IPO, underwriter bertanggung jawab
menunjukkan jumlah total aset yang
atas terjualnya saham.
dimiliki perusahaan. Semakin besar aset
b.
perusahaan
Return on Asset (ROA) Tingkat profitabilitas merupakan
informasi
tingkat
keuntungan
yang
semakin
besar
akan
memberikan informasi kepada pihak
perusahaan
luar mengenai efektivitas operasional
prospek.
perusahaan. Profitabilitas perusahaan
d.
tinggi
ketidakpastian
akan
mengurangi
IPO
sehingga
perusahaan
mengindikasikan
ukuran
perusahaan
tersebut. Aset perusahaan yang besar
dicapai perusahaan. Informasi ini akan
yang
akan
terhadap
memberikan
sinyal
tersebut
bahwa
mempunyai
Financial Leverage Financial leverage menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
mengurangi tingkat underpricing. Untuk
membayar utangnya dengan equity yang
mengukur
dimilikinya. Apabila financial ratio
profitabilitas
digunakan
Return on Assets (ROA).
tinggi,
c.
perusahaan tinggi pula. Para investor
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat dijadikan
menunjukkan
tentu
saham.
informasi financial ratio.
ukuran
Durukan
perusahaan
(2002),
berpengaruh
suatu
dalam melakukan keputusan investasi
sebagai proxy tingkat ketidakpastian Menurut
risiko
e.
akan
mempertimbangkan
Return on Equity (ROE)
signifikan negatif terhadap underpricing
Menurut Kim, Krinsky dan Lee
yang dihasilkan. Demikian pula hasil
(1993), profitabilitas perusahaan dapat
96 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
memberikan informasi kepada pihak
(kausal
luar perusahaan mengenai efektifitas
menggunakan
operasional
dimana
sectional study. Penelitian ini hanya
profitabilitas yang tinggi menunjukkan
mengambil data sekali yaitu periode
tingginya kemampuan perusahaan untuk
waktu 1 Januari 2002 sampai 31
menghasilkan laba. Profitabilitas ini
Desember 2012.
diukur melalui perbandingan antara laba
B.
perusahaan,
komparatif). dimensi
Peneliti waktu
cross
Populasi Dan Sampel
bersih yang dihasilkan dengan total
Populasi yang digunakan dalam
equitas atau modal sendiri (ROE).
penelitian ini adalah seluruh perusahaan
Profitabilitas perusahaan yang tinggi
yang melakukan Initial Public Offering
akan mengurangi ketidakpastian IPO
(IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sehingga
tingkat
selama periode 2002-2012 sebanyak 185
mengukur
perusahaan yang ditelusuri dari IDX
profitabilitas digunakan Rate of Return
Fact Book.Sampel pada penelitian ini
on Equity (ROE).
diambil
mengurangi
underpricing.
Untuk
dengan
non
probability
sampling. METODE PENELITIAN
C. Teknik Pengampilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada
A. Jenis Penelitian Jenis
penelitian
ini
merupakan
penelitian
ini
adalah
purposive
suatu correlational study, yaitu studi
sampling. Adapun kriteria sampel yang
yang mencoba untuk melihat pengaruh
diambil dalam penelitian ini memiliki
suatu/beberapa
ciri-ciri sebagai berikut :
terhadap
variabel
suatu/beberapa
independen variabel
1.
Sampel
merupakan
perusahaan-
dependen (Sekaran, 2003). Penelitian ini
perusahaan yang yang melakukan
merupakan
initial public offering dan listing di
penelitian
ekspost
facto
97 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
BEI periode 1 Januari 2002 sampai 31 Desember 2012. 2.
Perusahaan
yang
data-data
ukuran
perusahaan
tersebut
laporan
penawaran umum perdana (IPO)
mencantumkan
dari syarat-syarat diatas didapatkan
variabel
underwriter,
Saham
mengalami underpricing pada saat
memiliki
keuangan
3.
reputasi
perusahaan,
reputasi
hasil seperti pada tabel sebagai
auditor,
berikut :
financial
leverage, ROA & ROE. Tabel 1. Seleksi Pemilihan Sampel Keterangan
Jumlah
1. Perusahaan yang melakukan IPO IPO Periode 1 185 Januari 2002 sampai 31 Desember 2012 2. Perusahaan yang harga saham perdananya tidak (34) mengalami underpricing
DEFINISI
3. Perusahaan yang mengalami underpricing
151
4. Perusahaan yang datanya tidak lengkap
(1)
5. Perusahaan dengan data outlier
(19)
6. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel
131
OPERASIONAL
DAN
PENGUKURAN VARIABEL Underpricing
penawaran perdana. Selisih harga ini dikenal sebagai initial return (IR) atau positif return bagi investor. Initial
Underpricing yaitu selisih positif
Return dihitung berdasarkan selisih
antara harga penutupan saham di pasar
antara harga saham pada hari pertama
sekunder dengan harga saham pada
penutupan (closing price) pada pasar
98 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
sekunder
dibagi
dengan
hartga
organisasinya.
Tingkat
penawaran saham perdana (offering
dewan
Price) dikali 100. Secara sistematis
banyaknya jumlah anggota komisaris
dapat
independen
pada
(Purwanto, 2012) :
melakukan
IPO
IR = Pt1-Pt0x 100 Pt0
Pengukuran ini menggunakan skala
dirumuskan
sebagai
berikut
komisaris
independensi
diukur
saat
dengan
perusahaan
(Ramida,
2012).
rasio. Keterangan Tingkat independensi dewan komisaris IR = return awal = Pt0 = harga penawaran perdana Jumlah komisaris independen Pt1 = harga penutupan (Closing Price) Jumlah dewan komisaris pada hari pertama perusahaan Komite Audit melakukan IPO Komite audit diukur berdasarkan Jumlah Anggota Dewan Komisaris ada
tidaknya
komite
audit
dalam
Jumlah anggota dewan komisaris perusahaan pada saat melakukan IPO. dalam penelitian ini diukur berdasarkan Dalam penelitian ini variabel komite banyaknya
jumlah
anggota
dewan audit menggunakan variabel dummy.
komisaris dalam perusahaan pada saat Apabila perusahaan memiliki komite perusahaan
melakukan
IPO audit pada saat melakukan IPO maka
(Rahmida,2012; Vafeas, 2000) akan diberi nilai 1 dan apabila dalam Tingkat
Independensi
Dewan struktur
perusahaan
tidak
memiliki
Komisaris komite audit maka akan diberi nilai 0 Adanya pengawasan pelaksanaan (Rahmida, 2012). sistem corporate governance pada suatu KualitasAudit perusahaan dapat diketahui dari adanya dewan
komisaris
pada
struktur
99 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
Kualitas audit diukur berdasarkan
pada periode 2002-2012 dijamin oleh
frekuensi auditor yang melakukan audit
salah satu underwriter yang masuk top
terhadap laporan keuangan perusahaan
ten bróker maka diberi angka 1 dan jika
publik. Auditor yang digunakan adalah
tidak, diberi angka 0.
yang termasuk dalam kategori empat
Return on Total Assets (ROA)
besar
(big
four).
menggunakan
Variabel
variabel
ini
dummy,
Return On Asset merupakan rasio yang
digunakan
untuk
asumsinya apabila emiten menggunakan
efektivitas
auditor yang termasuk dalam aktegori
menghasilkan keuntungan dengan cara
―big four‖ diberi skala 1 dan bila emiten
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
tidak
yang
Variabel profitabilitas perusahaan ini
termasuk dalam kategori ―big four‖
diukur dengan melihat Rate of Return on
diberi skala 0.
Total Assets (ROA) yang dimiliki
Variabel Kontrol
perusahaan emiten pada tahun terakhir
Reputasi Underwriter
sebelum perusahaan tersebut listing.
menggunakan
auditor
Variabel reputasi underwriter ini menggambarkan kualitas dari penjamin
perusahaan
mengukur di
dalam
Nilai ROA dapat diukur dengan rumus : Rate of ROA = Net Income After Tax x 100%
Total Asset
emisi. Dalam penelitian ini, penilaian variabel
reputasi
underwriter
menggunakan dummyvariable. Apabila underwriter termasuk dalam top ten bróker
berdasarkan
frekuensi
perdagangan selama periode 2002-2012 maka dikategorikan sebagai underwriter berkualitas. Jika perusahaan yang listing
Ukuran Perusahaan Variabel ukuran perusahaan ini diukur dengan melihat total asset/aktiva yang dimiliki perusahaan emiten pada tahun
terakhir
sebelum
perusahaan
tersebut listing. Proksi dari variabel ini menggunakan bentuk logaritma natural. Financial Leverage
100 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
Merupakan perusahaan
tingkat
yang
membandingkan
resiko
diukur total
RU + β6 ROA+ β7 Ln UK + β8
dari
LEV + β9 ROE +e
dengan kewajiban
perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki
perusahaan
tahun
terakhir
sebelum melakukan IPO
Keterangan :
Financial Leverage = Total Hutang x 100% Total Aktiva
UP
Return on Equity (ROE) Variabel profitabilitas perusahaan ini diukur dengan melihat Rate of Return on
Equity
(ROE)
yang
dimiliki
perusahaan emiten pada tahun terakhir sebelum
perusahaan
tersebut
listing.Nilai ROE dapat diukur dengan rumus :
= Initial return (underpricing) BSIZE = Besarnya jumlah anggota dewan komisaris BINDEP = Tingkat independensi dewan komisaris AUDCOM = komite audit AUDQUAL = Kualitas auditor eksternal RU = Reputasi underwriter ROA = Return On Asset (ROA) LEV = Financial leverage ROE = Return On Equity (ROE) β0 = konstanta β1- β9 = Koefisien regresi e = Residual/kesalahan regresi UJI HIPOTESIS
Rate of Return on Equity (ROE) = Net Income After Tax x 100%
Untuk menguji hipotesis dalam
Total Equity penelitian ini digunakan uji F dan uji t METODE ANALISIS menggunakan program SPSS 16. Metode analisis yang digunakan ANALISIS
DATA
DAN
dalam penelitian ini adalah analisis PEMBAHASAN regresi linier berganda. Untuk menguji A. Deskripsi Objek Penelitian hipotesis
digunakan
model
sebagai Jumlah perusahaan yang melakukan
berikut : listing di PT. Bursa Efek Indonesia UP = β0 + β1BSIZE+ β2BINDEP + β3 AUDCOM + β4AUDQUAL + β5
selama
periode
Januari
2002
–
101 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
Desember 2012 berjumlah 185, namun
data dari 131 sampel perusahaan selama
yang
dan
periode 1 Januari 2002 sampai 31
hanya
Desenber 2012 diperoleh diskripsi data
mengalami
memenuhi
underpricing
syarat
sampel
sebanyak 131 perusahaan. Berdasarkan
sebagai berikut :
Tabel 2. Statistik deskriptif variabel penelitian N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Underpricing
131
1.32
70.00
30.4376
24.16182
Jumlah Dewan Kom.
131
1.00
10.00
3.9237
1.65770
Indepen Dewan Kom.
131
.00
1.00
.2078
.22044
Komite Audit
131
.00
1.00
.4046
.49269
Kualitas Auditor
131
.00
1.00
.3206
.46850
Reputasi Underwriter
131
.00
1.00
.3817
.48766
ROA
131
.01
31.83
5.9763
6.25466
Ukuran Perusahaan
131
9.79
19.34
13.5595
1.89291
Leverage
131
17.39
96.58
60.0267
20.17825
ROE
131
.01
76.79
15.8203
14.11739
Valid N (listwise)
131
Sumber : Data sekunder yang diolah Selama periode 2002–2012, tingkat underpricing
yang
estimasi
harga
saham
pada
perdana yang terlalu rendah sehingga
perusahaan di Bursa Efek Indonesia
mencapai 30,44% dibanding harga yang
memiliki rata-rata sebesar 30,44. Hal ini
dijual pada pasar sekunder. Jumlah
menunjukkan
anggota
bahwa
terjadi
melakukan
perusahaan
dewan
komisaris
dalam
102 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
penelitian ini memiliki rata-rata sebesar
perusahaan tidak dijamin oleh salah satu
3,92. Hal ini berarti dari 131 perusahaan
dari auditor yang termasuk big four.
sampel rata-rata mempunyai
3,92
Reputasi
underwriter
anggota dewan komisaris atau sebanyak
menggambarkan kualitas dari penjamin
4 anggota dewan komisaris.
emisi. Reputasi underwriter memiliki
Independensi
komisaris
rata-rata sebesar 38,11% hal ini berarti
menunjukkan rata-rata 20,78%. Hal ini
dari 131 perusahaan sampel, terdapat
berarti dari 131 perusahaan sampel
38,11 % atau sebanyak 50 perusahaan
perusahaan
yang dijamin oleh salah satu dari 10
yang
dewan
melakukan
IPO
terdapat 27 perusahaan yang mempunyai
penjamin
emisi
yang
menempati
anggota komisaris independen.
rangking teratas, sisanya sejumlah 81
Komite audit dalam penelitian ini
perusahaan tidak dijamin oleh salah satu
menunjukkan rata-rata sebesar 40,46%.
dari 10 penjamin emisi yang menempati
Hal ini berarti dari 131 perusahaan
ranking teratas.
sampel, terdapat 40,46% atau sebanyak
Rasio
profitabilitas
ROA
53 perusahaan yang mempunyai komite
menunjukkan kemampuan perusahaan
audit.
dalam mendapatkan laba pada laporan
Kualitas auditor menggambarkan
keuangan terakhir sebelum melakukan
kualitas dari penjamin emisi. Kualitas
IPO. Informasi ROA ini oleh emiten
auditor
memiliki
diharapkan
32,06%
hal
ini
rata-rata berarti
sebesar dari
131
keputusan
menjadi investasi
pertimbangan oleh
investor.
perusahaan sampel, terdapat 32,06%
Berdasarkan data dari 131 sampel
atau sebanyak 42 perusahaan yang
perusahaan, diperoleh rata-rata ROA
dijamin oleh salah satu dari auditor yang
sebesar 5,97. Hal ini menunjukkan
termasuk big four, sisanya sejumlah 89
bahwa rata-rata emiten mendapatkan
103 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
laba bersih sebesar 5,97. dibanding
dibanding dengan total aktiva yang
dengan total aktivanya pada laporan
dimiliki
terakhir sebelum IPO.
demikian
Ukuran perusahaan mencerminkan
oleh
perusahaan.
Kondisi
menggambarkan
bahwa
perusahaan dalam kebijakan pendanaan
potensi perusahaan dalam menghasilkan
perusahaan
arus
menggunakan hutang dari pihak ketiga.
kas
dan
kemampuan
untuk
mengakses informasi yang lebih besar.
cenderung
Rasio
profitabilitas
tidak
ROE
Dari 131 perusahaan sampel, terdapat
menunjukkan kemampuan perusahaan
perusahaan yang relatif memiliki ukuran
dalam mendapatkan laba pada laporan
kecil karena memiliki total kekayaan
keuangan terakhir sebelum melakukan
yang di logaritma naturalkan sebesar
IPO. Informasi ROE ini oleh emiten
9,79 dan memiliki ukuran relatif besar
diharapkan
karena memiliki total kekayaan yang di
keputusan
logaritma naturalkan sebesar 19,34,
Berdasarkan data dari 131 sampel
tetapi dilihat dari rata-ratanya sebesar
perusahaan, diperoleh rata-rata ROE
13,56
yang
sebesar 15,82. Hal ini menunjukkan
menjadi sampel dalam penelitian ini
bahwa rata-rata emiten mendapatkan
memiliki ukuran perusahaan yang relatif
laba bersih sebesar 15,82 dibanding
besar.
dengan total aktivanya pada laporan
umumnya
perusahaan
RasioLeverage memiliki rata-rata
menjadi investasi
pertimbangan oleh
investor.
terakhir sebelum IPO.
sebesar 60,03. Hal ini menunjukkan
B.
Analisa Data
bahwa menjelang penawaran saham
a.
Model Persamaan Regresi Linier
perdananya perusahaan
di
BEI
sampel
perusahaan-
memiliki
Berganda
total
Metode analisis dalam penelitian
hutang hingga mencapai 60,03 kali
ini menggunakan model regresi linier
104 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
berganda. Berdasarkan hasil pengolahan
Versi 16, diperoleh hasil sebagai berikut
data dengan program SPSS for Windows
:
Tabel 3. Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Variabel Koefisien Regresi Independen 1. Jumlah Dewan Kom. -1,308 2. Indepen Dewan Kom. 12,147 3. Komite Audit -5,316 4. Kualitas Auditor -4,792 5. Reputasi underwriter -9,003 6. ROA -0,013 7. Ukuran perusahaan -0,818 8. Financial Leverage -0,048 9. ROE -0,371 Dependen Variabel Konstanta Standard error of estimates Adjusted R Square F Hitung Sig. F Durbin Watson Sumber : Data sekunder yang diolah No.
Standar Error Of Estimates 1,449 11,070 4,909 4,800 4,519 0,642 1,635 0,134 0,283 : Underpricing : 60,114 : 18,201 : 0,144 : 3,424 : 0,001 : 1,676
t hitung
Sig. T
-0,902 1,097 -1,083 -0,998 - 1,993 -0,020 -0,500 -0,361 -1,311
0,369 0,275 0,281 0,320 0,049 0,984 0,618 0,719 0,192
Dari Tabel 3. di atas, dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut : Underpricing = 60,114 – 1,308 BSIZE + 12,147BINDEP–5,316AUDCOM –4,792 AUDQUAL –9,003 RU – 0,013 ROA– 0,818 Ln UK – 0,048LEV – 0,371ROE +e
Hasil persamaan regresi tersebut dapat
variabel jumlah anggota dewan
dijelaskan sebagai berikut :
komisaris sebesar 0,369 yang lebih
1.
Pengujian
variabel
jumlah
besar dari taraf signifikansi 5%. Hal
anggota dewan komisaris,
ini berarti H1 tidak terbukti dan
Angka koefisien jumlah anggota
dapat
dewan komisaris menunjukkan -
pengaruh negatif jumlah anggota
1,308
dan
tingkat
signifikansi
disimpulkan
bahwa
ada
105 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
dewan
2.
komisaristerhadap
negatif
komite
audit
underpricing.
terhadap underpricing tetapi tidak
Pengujian variabel independensi
signifikan.
anggota dewan komisaris, Angka
koefisien
anggota
4.
independensi
dewan
Pengujian variabel Kualitas Auditor
komisaris
Angka koefisien jumlah kualitas
menunjukkan 12,147 dan tingkat
auditor menunjukkan -4,792 dan
signifikansi variabel independensi
tingkat
anggota dewan komisaris sebesar
kualitas auditor sebesar 0,320 yang
0,275 yang lebih besar dari taraf
lebih besar dari taraf signifikansi
signifikansi 5%. Hal ini berarti H2
5%. Hal ini berarti H4 terbukti
tidak
dapat
tetapi tidak signifikan dan dapat
ada
disimpulkan bahwa ada pengaruh
independensi
negatif kualitas auditor terhadap
anggota dewan komisaristerhadap
underpricing tetapi tidak signifikan.
terbukti
disimpulkan pengaruh
dan
bahwa negatif
tidak
underpricing. 3.
pengaruh
Pengujian
5. variabel
Komite
Angka
koefisien
komite
variabel
Pengujian variabel Reputasi Underwriter Angka
Audit
signifikansi
koefisien
reputasi
audit
underwriter menunjukkan -9,003
menunjukkan -5,316 dan tingkat
dan tingkat signifikansi variabel
signifikansi variabel komite audit
reputasi underwriter sebesar 0,049
sebesar 0,281 yang lebih besar dari
yang
taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti
signifikansi 5%. Hal ini berarti H5
H3 terbukti tetapi tidak signifikan
terbukti dan dapat disimpulkan
dan dapat disimpulkan bahwa ada
bahwa ada pengaruh negatif dan
lebih
kecil
dari
taraf
106 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
signifikan
6.
underwriter
8.
Pengujian
variabel
Financial
terhadap underpricing.
Leverage
Pengujian variabel ROA
Angka koefisien financial leverage
Angka
7.
reputasi
koefisien
ROA
menunjukkan -0,048 dan tingkat
menunjukkan -0,013 dan tingkat
signifikansi
signifikansi variabel ROA sebesar
leverage sebesar 0,719 yang lebih
0,984 yang lebih besar dari taraf
besar dari taraf signifikansi 5%. Hal
signifikansi 5%. Hal ini berarti H6
ini berarti H8 terbukti tetapi tidak
terbukti tetapi tidak signifikan dan
signifikan dan dapat disimpulkan
dapat
bahwa
disimpulkan
bahwa
ada
ada
variabel
financial
pengaruh
pengaruh negatif ROA terhadap
financial
underpricing tetapi tidak signifikan.
underpricing tetapi tidak signifikan.
Pengujian
variabel
Ukuran
9.
leverage
negatif terhadap
Pengujian variabel ROE
Perusahaan
Angka
Angka koefisien jumlah ukuran
menunjukkan -0,371 dan tingkat
perusahaan menunjukkan -0,818
signifikansi variabel ROE sebesar
dan tingkat signifikansi variabel
0,192 yang lebih besar dari taraf
ukuran perusahaan sebesar 0,618
signifikansi 5%. Hal ini berarti H9
yang
terbukti tetapi tidak signifikan dan
lebih
besar
dari
taraf
koefisien
dapat
terbukti tetapi tidak signifikan dan
pengaruh negatif ROE terhadap
dapat
underpricing tetapi tidak signifikan.
pengaruh
negatif
bahwa
ada
ukuran
perusahaan terhadap underpricing tetapi tidak signifikan.
bahwa
ROE
signifikansi 5%. Hal ini berarti H7
disimpulkan
disimpulkan
jumlah
ada
107 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
b.
hasil
Pengujian
Koefisien
Regresi
underpricing. Artinya, semakin banyak
Simultan (Uji F)
jumlah dewan komisaris maka semakin
Dari tabel 3. dapat diketahui bahwa
kecil intial return. Banyaknya jumlah
pengujian
secara
simultan
dewan komisaris dinilai tidak efektif
menunjukkan nilai F sebesar 3,424
oleh pasar, oleh karena itu semakin
dengan signifikansi pengujian sebesar
banyak jumlah dewan komisaris maka
0,001. Nilai signifikansi tersebut lebih
semakin rendah initial return.
kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat
2.
disimpulkan bahwa secara simultan underpricing
dapat
dijelaskan
oleh
variasi variabel corporate governance
Independensi Dewan Komisaris Hasil penelitian ini menunjukkan
independensi dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap
underpricing
saham. Semakin banyak jumlah anggota independen
PEMBAHASAN
dewan
komisaris
akan
Pembahasan
menambah tingkat underpricing saham.
1.
Jumlah Anggota Dewan Komisaris
Jumlah
Hasil penelitian ini menunjukkan
komisaris
menambah
jumlah anggota dewan komisaris tidak
underpricing
karena
berpengaruh
terjadinya
signifikan
terhadap
anggota
independen
masalah
dewan tingkat
dimungkinkan komunikasi
dan
underpricing saham. Semakin banyak
koordinasi dengan semakin banyaknya
jumlah anggota dewan komisaris akan
jumlah
mengurangi tingkat underpricing saham.
komisaris.
Semakin banyak jumlah anggota dewan
3.
komisaris
dimungkinkan
terjadinya
anggota
independen
dewan
Komite Audit Hasil penelitian ini menunjukkan
masalah komunikasi dan koordinasi
komite
audit
berpengaruh
negatif
sehingga berpengaruh terhadap tingkat
terhadap underpricing saham tetapi
108 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
tidak signifikan. Keberadaan komite
(2009)
audit
akan
menyatakan bahwa reputasi auditor
mengurangi tingkat manajemen laba
berpengaruh secara signifikan terhadap
sehingga resiko yang ditanggung oleh
underpricing.
investor akan berkurang sehingga dapat
mendukung
mengurangi tingkat underpricing saham.
dilakukan oleh Purwanto (2012), Triani
Hasil penelitian ini tidak signifikan
dan Nikmah (2006) dan juga Martani,
dimungkinkan karena masih banyak
Sinaga dan Syahroza (2012) yang
perusahaan di Indonesia yang belum
menyatakan bahwa reputasi auditor
menyadari pentingnya penerapan good
tidak berpengaruh secara signifikan
corporate
terhadap underpricing. Dalam penelitian
dalam
perusahaan
governance
dalam
dan
Yoga
(2010),
Namun hasil
yang
temuan
penelitian
ini yang
perusahaan.
ini kualitas auditor memiliki pengaruh
4.
Kualitas Auditor
yang negatif, hal ini berarti semakin
Hasil penelitian ini menunjukkan
tinggi
kualitas
auditor
tidak
berpengaruh
terhadap underpricing saham. Semakin tinggi
kualitas
tingkat
underpricing saham akan semakin kecil. 5.
Reputasi Underwriter Hasil penelitian ini menunjukkan
mengurangi tingkat underpricing saham.
adanya pengaruh negatif dari reputasi
Kualitas
underwriter
tidak
tidak
auditor,
akan
auditor
auditor
kualitas
berpengaruh
terhadap
terhadap tingkat underpricing karena
saham.
dimungkinkan
rendahnya
underwriter akan mengurangi tingkat
kepercayaan investor terhadap hasil
underpricing saham. Underwriter yang
laporan auditor dalam prospektus.
memiliki reputasi tinggi akan berani
karena
Temuan ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rinaldo
Semakin
underpricing
tinggi
reputasi
menjamin emisi saham dalam jumlah
109 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
besar, sehingga tingkat kemahalan harga saham pada saat IPO bisa diperkecil.
Variabel ROA menunjukan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
Temuan ini tidak mendukung hasil
underpricing. Alasan mengapa ROA
penelitian yang dilakukan oleh Martani,
tidak berpengaruh karena para investor
Sinaga dan Syahroza (2012), yang
tidak hanya memperhatikan ROA dalam
menyatakan reputasi underwriter tidak
prospektus,
mungkin
berpengaruh
beranggapan
bahwa
terhadap
underpricing.
investor perusahaan
Namun temuan ini mendukung hasil
melakukan manajemen laba, sehingga
penelitian yang dilakukan oleh Purwanto
mengganggap
bahwa
(2012), Sharma dan Seraphim (2010)
prospektus
tidak
dan Rinaldo (2009) yang menyatakan
profitabilitas
bahwa reputasi underwriter berpengaruh
sebenarnya.
signifikan terhadap underpricing.
7.
6.
Retun on Asset (ROA) Hasil
menunjukkan
perusahaan
yang
Ukuran Perusahaan Hasil
penelitian
ini
tidak
mendukung penelitian yang dilakukan
yang
oleh dan Amelia dan Saftiana (2007),
dilakukan oleh Yoga (2010), yang
Rinaldo (2009) dan Martani, Sinaga dan
menyatakan bahwa ROA berpengaruh
Syahroza (2012), yang
signifikan
bahwa
hasil
terhadap
ini
dalam
tidak
mendukung
penelitian
ROA
penelitian
underpricing.
menyatakan
skala/besaran
perusahaan
Namun temuan ini mendukung hasil
berpengaruh secara signifikan terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Purwanto
underpricing. Alasan mengapa ukuran
(2012) dan Ardiansyah (2004) yang
perusahaan tidak berpengaruh karena
menyatakan
para
bahwa
ROA
tidak
investor
berpengaruh secara signifikan terhadap
memperhatikan
underpricing.
dalam
tidak ukuran
prospektus,
tetapi
hanya perusahaan mungkin
110 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
investor juga memperhatikan ukuran
yang menyatakan adanya hubungan
perusahaan
negatif dan signifikan antara financial
untuk
beberapa
tahun
sebelum perusahaan melakukan IPO.
leverage dengan underpricing. Namun
Penelitian ini mendukung hasil
temuan ini mendukung penelitian yang
penelitian yang dilakukan oleh Purwanto
dilakukan oleh Ardiansyah (2004) dan
(2012) dan Ardiansyah (2004), yang
Amelia dan Sathiana (2007) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan
menyatakan bahwa financial leverage
tidak berpengaruh secara signifikan
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap underpricing. Dalam penelitian
terhadap
ini
memiliki
financial leverage menunjukkan tidak
pengaruh yang negatif, hal ini berarti
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
semakin besar kekayaan perusahaan,
underpricing. Alasan mengapa financial
tingkat
akan
leverage tidak berpengaruh karena para
semakin kecil. Hal ini mengindikasikan
investor memandang tinggi rendahnya
bahwa investor lebih memilih untuk
rasio
menginvestasikan
di
disebabkan karena kinerja manajemen,
perusahaan yang berskala besar, karena
tetapi juga dipengaruhi faktor lain di
investor
luar
ukuran
perusahaan
underpricing
saham
modalnya
menganggap
perusahaan
underpricing.
leverage
bukan
perusahaan,
perekonomian negara.
sehingga investor akan mendapatkan
9.
8.
Hasil
penelitian
mendukung ini
kondisi
Return on Equity (ROE) Hasil
Financial Leverage
semata-mata
misalnya
tersebut bisa mengembalikan modalnya
keuntungan.
Variabel
penelitian hasil
ini
penelitian
tidak yang
tidak
dilakukan oleh Ghozali (2002), yang
mendukung penelitian yang dilakukan
menyatakan adanya hubungan negatif
oleh Rinaldo (2009) dan Yoga (2010),
dan signifikan antara ROE dengan
111 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
underpricing. mendukung
Namun hasil
temuan
penelitian
ini yang
Initial
Public
(IPO)underpricing
Offering menunjukkan
dilakukan oleh Purwanto (2012), Amelia
hasil yang tidak signifikan. Artinya,
dan Safthiana (2007), Martani, Sinaga
pasar tidak terlalu memperhatikan
dan Syahroza (2012) yang menyatakan
struktur corporate governance pada
bahwa ROE tidak berpengaruh secara
saat IPO.
signifikan terhadap underpricing. Hasil penelitian
menunjukan
tidak
ada
2. Hanya variabel kontrol reputasi underwriter
(RU)
saja
yang
pengaruh Variabel ROE terhadap tingkat
berpengaruh negatif dan signifikan
underpricing. Alasan mengapa ROE
terhadap initial return.
tidak berpengaruh karena para investor
3. Investor memberikan respon negatif
tidak hanya memperhatikan ROE dalam
terhadap banyaknya dewan komisaris
prospektus, tetapi mungkin investor juga
dalam perusahaan, yang ditunjukkan
memperhatikan ROE untuk beberapa
dengan semakin kecilnya tingkat
tahun sebelum perusahaan melakukan
underpricing jika emiten memiliki
IPO,
jumlah komisaris yang banyak.
dengan
demikian
investor
mengetahui apakah laporan keuangan
4. Investor memberikan respon positif
tersebut di mark-up atau tidak
terhadap
KESIMPULAN
independen dalam perusahaan, yang
Dari
hasil
pengujian
yang
ditunjukkan
anggota
dengan
komisaris
semakin
dilakukan terhadap 131 perusahaan yang
bertambahnya tingkat underpricing
melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia
jika
tahun 2002-2012 diperoleh hasil bahwa :
independen
1. Pengujian
pengaruh
struktur
corporate
governance
terhadap
emiten
memiliki
komisaris
112 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
5.
Keberadaan komite audit dalam perusahaan akan mengurangi tingkat IPO underpricing
Mempengaruhi Underpricing Penawaran Umum Perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta. Akuntabilitas : Jurnal penelitian dan pengembangan akuntansi. Vol : 1, No.2, Juli 2007
6. Penggunaan auditor Big 4 membuat tingkat underpricing berkurang. KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang digunakan dalam hanya
berjumlah
131
perusahaan,
Variabel underwriter yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori penjamin emisi sepuluh besar terbaik (the big ten), sebaiknya untuk penelitian
yang
menggunakan
akan
datang
underwriter
kategori
empat besar terbaik (the big four) dan dilihat dari nilai adjusted R² yang relatif kecil, maka untuk penelitian selanjutnya perlu
meneliti
variabel
governance
yang
kepemilikan
manajerial,
corporate
lain,
misalnya kepemilikan
institusional dan yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Amelia J., Muna dan Yulia Saftiana. 2007. Analisis Faktor-faktor yang
Ang, Robert.1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia Ardiansyah, Minsen. 2004, Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Awal dan Return 15 Hari Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO Serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Awal dan Return 15 Hari Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.7, No 2, Mei, hal. 125-153 Balvers, R. Mc Donald dan R.E. Miller. 1988. Underpricing of New Issues and the Choice of Auditor as a Signal of Investment Banker Reputation. The Accounting Revie. Vol 63, Oktober, hal. 602— 622 Beatty, R. P. dan Jay R. Ritter. 1986. Investment Banking, Reputation, And The Underpricing Of Initial Public Offerings. Journal Of Financial Economics. Vol. 15. USA : University Of Pennsylvunia, hal. 213-232 Bringham, Eugene F & Phillip R. Daves. 2004. Intermediate Financial Management, 8th Edition. South Western : Thomson Carter, C dan S. Manaster. 1990. ―Initial Public Offering and Underwriter Reputation‖. The Journal of Finance. Vol. 44, no 4, hal. 10451067
113 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
Chih-Pin Lin.2011. IPO Underpricing, CEO duality, and Board Size: Factors that Affect Board Chair Change. The Journal of Global Business Management Vol. 8,No Durukan, M. Banu, 2002. The Relationship between IPO return and Factors Influencing IPO performance : Case of Istambul Stock Exchange. Manajerial Finance. Vol. 28, No.2 Freybote, T; N. Rottke dan D. Schiereck. 2008. Underpricing of European Property Companies and the IPO Cycle : a note. Journal of Property Investment and Finance. Vol 26, No. 5, hal. 376-387 Ghozali, Imam. 2006. ―Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS‖. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro ___________ 2002. Exchange
Jakarta
Stock
___________ 2003. Exchange
Jakarta
Stock
___________ 2004. Exchange
Jakarta
Stock
___________ 2005. Exchange
Jakarta
Stock
___________ 2006. Exchange
Jakarta
Stock
___________ 2007. Exchange
Jakarta
Stock
___________ 2008. Exchange
Jakarta
Stock
___________ 2009. Exchange
Jakarta
Stock
___________ 2010. Exchange
Jakarta
Stock
___________ 2011. Exchange
Jakarta
Stock
___________ 2012. Exchange
Jakarta
Stock
Kim, Jeong Bong; I. Krisky dan J. Lee. 1993. Motives for Going Public and Underpricing: New Findings from Korea. Journal of Business Financial and Accounting. Vol. 20, No. 2, Januari, hal. 195-211 Kunz, R. M, and R. Aggarwal. 1994. Why Initial Public Offering are Underpriced: Evidence from Switzerland. Journal of Banking and Finance Li, Mingsheng; S. X. Zheng dan M. V. Melancon. 2005. Underpricing, share retention, and the IPO aftermarket liquidity.International Journal of Managerial Finance, Vol.1, No.2, hal. 76-94
Martani, Dwi; Ika Leony Sinaga dan and Akhmad Syahroza. 2012. Analysis on Factors Affecting IPO Underpricing and their Effects on Earnings Persistence. World Review of Business Research. Vol. 2, No. 2. March 2012. hal. 1-15 Purwanto. 2012. Analisis Pengaruh Reputasi Underwriter, Reputasi Auditor, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, ROA Dan ROE Terhadap Tingkat Underpricing Saham (Studi Pada Perusahaan Di BEI Tahun 20022011). Surakarta : Universitas Sebelas Maret, Tesis Rahmawati. 2007. Informasi Manajemen Perusahaan Terdaftar di
Pengaruh Asimetri terhadap Praktik Laba pada Perbankan yang Bursa Efek Jakarta.
114 EKONOMI BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Vol. IV, No. 1, Januari 2015
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 10, No. 1, hal. 68-89 Rahmida, Amanda Ratna. 2012. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris, Keberadaan Komite Audit, Kualitas Auditor Eksternal dan Monitoring Bank Terhadap Tingkat Underpricing Saat Initial Public Offering. Jakarta : Universitas Indonesia, Tesis Rinaldo. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2007. Tesis, UNS Ritter, Jay R. 1998. Initial Public Offerings. Contemporary Finance Digest. Vol. 2, No. 1 (Spring), hal. 5-30 Ritter, Jay dan Ivo Welch. 2002. A Review of IPO Activity, Pricing and Allocations. Journal of Finance. Vol. 57, hal. 1795-1828 Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business, A Skill-Building Approach. 4th Edition. United States of America : John Willey & Sons Inc.
Setianingrum, Roskarina dan K. T. Suwito. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta. Fokus Manajerial, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 6, No. 1, Hal. 84-95. Yoga. 2010. Hubungan Teori Signalling dengan Under pricing Saham pada Penawaran Perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta. Eksplanasi, Vol.5, No. 1, Maret 2010 Yolana, C dan D. Martani. 2005. Variabel-variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994 – 2001. Proceedings of the eight annual meeting of the Indonesian Accounting Association. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, Indonesia, hal.538-553. http: //www.e-bursa.com http ://www.duniainvestasi.com http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticDat a/Information/For Company/Panduan-Go-Public.pdf