PENGARUH STRATEGI EKSKLUSIF TERHADAP KINERJA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH Siti Mujibatun 1 Abstrak This study aims to analyze the marketing performance of Sharia Financial Institutions (LKS) and obtain empirical evidence and find clarity about the effect of Exclusive Strategic on marketing performance of Sharia Financial Institutions by focusing the research on (Arta Surya Barokah Bank, Semarang and Asad Alif Bank, Sukorejo, Kendal). Formally, the contribution of this research is expected to provide contributions to the development of science in the field of Islamic Economics and practically to improve the marketing performance of Sharia Financial Institutions both in terms of fund raising and in its distribution, so that by the year 2010, the target planned by the Bank of Indonesia to obtain 5% of total assets accessed by a conventional bank can be achieved. This research is quantitative by using questionnaire method. While the hypothesis test conducted is based on computing a simple regression analysis. The finding of this study is the absence of significant influence of Exclusive Strategies to increase marketing performance of Sharia Financial Institutions at Arta Surya Barokah Bank Semarang and Asad alif Bank Sukorejo Kendal in 2009, therefore both banks are expected can improve the marketing performance of Sharia Financial Institutions by changing the paradigm of its model in offering product to be more inclusive and familiar with the language that is comprehensible by stakeholders, as a esult it can offset the conventional financial institutions, especially in product of financial marketing. Keywords: Exclusive Strategy, Improving Marketing Performance, Sharia Financial Institutions.
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif oleh Karim Business Consulting selama periode 2005-2008, nasabah syari’ah loyal hanya tercatat menguasai Rp.10 triliun dari total asset perbankan syari’ah. Untuk itu, menurut Adiwarman Karim, banyak pihak menyarankan agar menerapkan strategi inklusif. Berdasarkan data BI ( Bank Indonesia), aset kuartal pertama perbankan syari’ah Rp.21 triliun. Sedangkan angka Rp. 10 triliun ditemukan pada tahun 2005 lalu dan tidak banyak bergerak sampai dengan tahun 2008.2 Selama kurun waktu 3 tahun terakhir (2005-2008), sebagian praktisi Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) termasuk perbankan syari’ah menggunakan strategi eksklusif dengan pendekatan syari’ah saja. Padahal strategi tersebut hanya bisa diterima oleh sebagian kalangan nasabah, dan berkutat pada friendly environment, yakni dengan jargon yang enak di dengar oleh kalangan sendiri. Seperti penggunaan istilah produk pembiayaan mudharabah (Bagi hasil), musyarakah (joint Venture),Ijarah Muntahiya bi tamlik ( Leasing), Kredit Uang/barang (Bai’Bisaman Ajil/ BBA) dan lain-lain. 1
Dosen Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, E-mail :
[email protected] 2 Adiwarman Karim, Strategi Inklusif Perbankan Syari’ah di Indonesia dalam Harian Republika, 3 Mei 2006.
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
85
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam Apabila semua praktisi Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) menggunakan pendekatan yang sama, yakni dengan pendekatan eksklusif dalam business policy-nya, dan ketika menawarkan produk marketnya, misal dengan menggunakan istilah kearab-araban, maka akan terjadi kontraproduktif. Sehingga dihawatirkan pertumbuhan LKS termasuk perbankan syari’ah akan berproses melambat, dan bisa mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan. Hasil penelitian Karim Business Consulting,dengan menggunakan metode Y Curve dan D Spot, pada sejumlah bank syari’ah menunjukkan bahwa, perkembangan penghimpunan dana dan pembiayaan terjadi penurunan. Sehingga timbul asumsi bahwa menurunnya tingkat penghimpunan dana dan pembiayaan dari para nasabah disebabkan oleh faktor pendekatan yang digunakan oleh para praktisi perbankan syari’ah yang selama ini cenderung bersifat eksklusif dalam arti terlalu berorientasi kepada syari’ah (syari’ah oriented) dengan menggunakan istilah kearab-araban. Misalnya, akad bagi hasil dengan istilah mudharabah, akad sewa beli dengan istilah ijarah muntahiya bi tamlik, akad kredit uang/barang dengan istilah bai’ bisaman ajil. Akad pesanan barang komoditas pertanian dengan istilah salam, murabahah dan sejenisnya. Berdasarkan paparan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah akan membuktikan ada atau tidak adanya pengaruh Strategi Eksklusif terhadap Peningkatan Kinerja Pemasaran Lembaga Keuangan Syari’ah dengan fokus penelitian di Bank Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo Kendal tahun 2009. Dengan pertimbangan bahwa kedua Lembaga Keuangan Syari’ah tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dari aspek geografisnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh Strategi Eksklusif terhadap Peningkatan Kinerja Pemasaran Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) pada Bank Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo Kendal tahun 2009 ? Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis Kerja (Ha): Ada pengaruh signifikan Strategi Eksklusif terhadap Peningkatan Kinerja Pemasaran Lembaga Keuangan Syari’ah pada Bank Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo Kendal tahun 2009. Hipotesis Nol (Ho): Tidak ada pengaruh signifikan Strategi Eksklusif terhadap Peningkatan Kinerja Pemasaran Lembaga Keuangan Syari’ah pada Bank Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo Kendal tahun 2009. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk melihat seberapa Pengaruh Strategi Eksklusif terhadap Peningkatan Kinerja Pemasaran Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) pada bank Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo Kendal tahun 2009. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi ilmiah terkait dengan pengembangan dan peningkatan peran Lembaga Keuangan berbasis Syari’ah dalam rangka ikut meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat melalui bisnis finansial. Selain itu, manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberi informasi faktual guna meningkatkan kinerja Pemasaran Lembaga Keuangan Syari’ah baik dari sisi penanaman modal (investasi), pembiayaan dan tingkat pengembalian laba/ keuntungan (return of profits) kepada para stakeholders. TELAAH TEORITIS 1. Strategi Eksklusif. Strategi Eksklusif adalah suatu siasat atau rencana untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam rangka lebih meningkatkan kinerja dari suatu lembaga atau perusahaan yang berorientasi kepada kekakuan sebuah sistem yang diyakini.3
3
86
Ibid, hal.6.
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
Siti Mujibatun 2.
Kinerja Lembaga Keuangan Syari’ah Kinerja Lembaga Keuangan Syari’ah adalah Suatu tata cara atau sistem yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS), tercermin dalam produk-produk yang ditawarkan dengan prinsip profit and loss sharing, baik berupa penghimpunan dana seperti:(1).Giro wadi’ah, Tabungan mudharabah, deposito mudharabah, maupun berupa penyaluran dana atau pembiayaan antara lain: musyarakah, mudharabah, murabahah, salam, istishna’, bai’ bisaman ajil, qardl-al-hasan, ijarah muntahiya bitamlik, pasar modal dengan produk saham dan sekuritas mendasarkan pada al-Qur’an dan Sunnah.4 3.
Teori Pemikiran Konseptual. Lembaga Keuangan Syari’ah dengan filosofi utama kemitraan dan kebersamaan (sharing) dalam profit dan risk (laba dan rugi), bertujuan untuk mewujudkan kegiatan ekonomi yang lebih adil dan transparan. Dengan konsep syari’ah tidak hanya berkutat pada masalah larangan agama (halal dan haram), akan tetapi juga memperhatikan untung rugi dan profesionalitas dari setiap kegiatan ekonomi yang dijalankan.5 Sebagai konsekuensi diterapkannya sistem syari’ah, seharusnya lembaga keuangan syari’ah dapat menjamin meningkatnya pelayanan secara profesional serta laba bagi para nasabahnya. Akan tetapi secara faktual, pada kurun waktu tahun 2005 – 2008, ternyata perkembangan Lembaga Keuangan Syari’ah dari total asset belum tampak signifikan dibanding dengan aset yang dimiliki oleh bank konvensional yaitu hanya sekitar 2,40%, hal ini akan berdampak pada tingkat perolehan laba. Menurut Karim.6 Dengan pendekatan strategi inklusif, Lembaga Keuangan Syari’ah akan dapat meningkat, terkait dengan kualitas layanan dan besaran keuntungan yang diterima nasabah, juga dapat diakses oleh kalangan nasabah non muslim. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan sumber data berupa angka yang distatistikan, kemudian akan dianalisis dengan dua variabel, yaitu strategi eksklusif sebagai variabel independen (bebas), dan peningkatan kinerja pemasaran lembaga keuangan syari’ah (LKS) sebagai variabel dependen (terikat). Data penelitian ini bersumber pada nasabah yang ada pada Bank Syari’ah Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo Kendal tahun 2009, baik nasabah sebagai pemilik modal maupun sebagai pemutar modal. Angket tertutup dan sistem sensus yang langsung melibatkan nasabah. Wawancara dengan pengelola BPR Syari’ah Arta Surya Barokah dan Asad Alif Sukorejo. Populasi pada penelitian ini adalah nasabah Lembaga Keuangan Syari’ah pada Bank Syari’ah Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo kendal sebanyak 908 nasabah. Sampling penelitian ini mengambil sebagian dari jumlah populasi yaitu sekitar 160 nasabah yang menyebar pada setiap produk (pembiayaan dan simpanan) pada Bank Arta Surya Barokah dan Asad Alif. Sedangkan Teknik pengambilan sampling dengan proporsional random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan membuat daftar yang berisi obyek atau anggota populasi dengan memberikan code nomor urut responden.7 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan sistem sensus yang melibatkan 160 sampel terdiri dari 80 nasabah pada BPRS Arta Surya Barokah dan 80 nasabah BPRS Asad Alif. Kurun waktu (time horizon) yang diteliti adalah cross sectional yaitu hanya meneliti suatu waktu tertentu dengan sejumlah subyek (responden). Adapun metode angket 4
Muhammad Syafi’i Antonio., 2003, Bank Syari’ah; Antara Teori dan Praktik, Jakarta: Internusa, hal 87. Abdullah Saeed., 2006, Menyoal Bank Syari’ah, trjh. Arif Maftuhin, hal. 56. 6 Adiwarman Karim, Loc Cit. 7 Sufyan Efendy, 1989, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bumi Aksara, Jakarta, hal.112. 5
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
87
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam yang digunakan adalah sebagai berikut data angket tentang Strategi Eksklusif dan Peningkatan Kinerja Pemasaran Lembaga Keuangan Syari’ah, secara tertulis dan tertutup langsung kepada responden (nasabah) dengan 105 item pernyataan dijabarkan dengan 7 indikator yang tersusun berdasar pada pengukuran skala mengikuti skala Strategi Eksklusif berdasarkan pada 4 alternatif jawaban : Sangat Setuju, Kurang Setuju, Tidak Setuju. Nilai yang diberikan pada masing-masing alternatif jawaban adalah sebagai berikut: untuk item favorable “sangat setuju memperoleh nilai 4, “setuju” memperoleh nilai 3, “kurang setuju” memperoleh nilai 2, “tidak setuju” memperoleh nilai 1. Sedangkan untuk jawaban item unfavorable “sangat setuju memperoleh nilai 4, “setuju” memperoleh nilai 3, “kurang setuju” memperoleh nilai 2, “tidak setuju” memperoleh nilai 1 dengan struktur tabel. Begitu pula untuk angket Peningkatan Kinerja Pemasaran Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) menggunakan 60 item pernyataan yang dijabarkan dengan 4 indikator dengan pengukuran skala menggunakan tabel excel. Dokumentasi terdiri dari informasi yang terkait dengan kegiatan finansial Bank Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo Kendal tahun 2009, yang hasilnya terdapat pada lampiran tak terpisahkan dari laporan penelitian ini. Wawancara dengan pengelola BPRS Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo Kabupaten Kendal. Adapun variabel penelitian dijelaskan pada tabel 1. Tabel 1. Operasional Variabel Variabel Strategi Eksklusif
Definisi Strategi Eksklusif dalam pelayanan Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) adalah suatu siasat atau rencana untuk memperoleh kualitas layanan dan besaran keuntungan dari para nasabah muslim di Lembaga keuangan Syari’ah dengan pendekatan kesyari’ahan (Adiwarman Karim, 2008)
Indikator 1). Penggunaan jargon dengan istilah kearab-araban 2). Nasabah loyalis terdiri dari muslim 3). Orientasi bisnis berdasar prinsip bebas bunga 4). Fungsi jaminan sebagai moral guarantie. 5). Adanya beban zakat dan pajak. 6). Produk syari’ah terbatas pada UUS (Unit Usaha Syari’ah) 7). Layanan produk sangat hati-hati (njlimet)
Peningkatan Kinerja Lembaga Keuangan Syari’ah
Kinerja Pemasaran Lembaga Keuangan Syari’ah terdiri dari penghimpunan dana dari pihak ketiga (DKP) dan penyaluran dana atau pembiayaan (jargon yang di pakai oleh pakar Bank Syari’ah).8
1). Kemampuan LKS dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek dan panjang (ratio solvabilitas) 2). Tingkat perolehan laba (profitabilitas) 3). Tingkat likuiditas 4). Tingkat kemacetan pada pembiayaan(nonperforming loan).9
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian
8
Muhammad Syafi’i Antonio., 2003, Bank Syari’ah Antara Teori dan Praktek, Internusa, Jakarta, hal. 43. Adiwarman Karim., 2006, Adiwarman Karim, Strategi Inklusif Perbankan Syari’ah di Indonesia dalam Harian Republika, 3 Mei 2006. 9
88
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
Siti Mujibatun Teknik analisis data ada 3 tahapan sebagai berikut: 10 pertama, analisis pendahuluan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Strategi Eksklusif terhadap Peningkatan Kinerja Pemasaran Lembaga Keuangan Syari’ah pada Bank Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo Kendal tahun 2009, dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dan memberi skor setiap item jawaban pada pernyataan angka untuk responden. Kedua, untuk menguji hipotesa, digunakan rumus regresi, sedangkan. dalam menghitung besarnya regresi setiap hipotesis yang diajukan, dengan teknik statistik inferensial dan rumus regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS. Analisis lanjutan ketiga, interpretasi hasil dapat diperoleh dengan cara membandingkan harga Freg yang telah diketahui dengan tabel Ft 5% atau Ft 1% dengan kemungkinan: pertama, Jika Freg lebih besar dari Ft 5% atau Ft 1% maka signifikan (hipotesis diterima). Kedua, jika Freg kurang dari Ft 5% atau Ft 1% maka tidak signifikan (hipotesis ditolak). PEMBAHASAN 1. Analisis Data Penelitian Berdasarkan pengolahan SPSS diperoleh persamaan regresi sebagaiman tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linier Variabel Independen
Formulasi
β) Koefisien Regresi (β
Strategi eksklusif X 0,038 Konstanta K 145,379 0,006 R2 N 160 Sumber : Hasil Pengolahan data menggunakan SPSS.
t - hit
Signifikansi
1,006 13,997
0,316 0,000
Berdasarkan tabel 2 di atas diperoleh persamaan regresi Y = 0,038X + 145,379 yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut: pertama, apabila variabel independent (strategi eksklusif) tidak diterapkan maka kinerja pemasaran LKS akan meningkat sebesar 145,379 poin. Koefisien regresi variabel Strategi Eksklusif sebesar 0,038. artinya apabila Strategi Eksklusif ditingkatkan sebesar 1 poin maka kinerja pemasaran LKS hanya akan meningkat sebesar 0,038 poin dengan asumsi variabelvariabel lain bersifat konstan. Hasil perhitungan statistik untuk variabel Strategi Eksklusif diperoleh nilai t hitung = 1,006 dengan signifikansi sebesar 0,316. Maka diperoleh nilai signifikansi t hit (0,316) > 0,05. Dengan kata lain hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan ada pengaruh signifikan strategi eksklusif terhadap peningkatan kinerja pemasaran lembaga keuangan syari’ah pada Bank Arta Surya Barokah Semarang dan Asad Alif Sukorejo Kendal tahun 2009 ditolak. Hal ini berarti Strategi Eksklusif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran LKS. Koefisien Determinasi (R2) dari hasil olahan data sebesar 0,006 yang berarti variabel Strategi Eksklusif hanya mempengaruhi kinerja pemasaran LKS sebesar 0,6% sedangkan sisanya 99,4 % dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh positif antara Strategi Eksklusif terhadap peningkatan kinerja kedua BPRS (Arta Surya Barokah dan Asad Alif), hal ini terlihat dari hasil regresi sederhana dimana diperoleh persamaan Y nilai t hitung = 1,006 dengan signifikansi sebesar 0,316. Maka diperoleh nilai Signifikansi t hit (0,316) > 0,05 Hal ini berarti Strategi Eksklusif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran LKS. 10
Imam Ghozali,2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan menggunakan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
89
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam Uji Validitas dan Uji Reliabilitas terhadap variabel penelitian ini menghasilkan Nilai r hitung adalah 0,006 < r product moment tabel sebesar 1,9751 berarti kuesioner yang digunakan dikatakan tidak valid. Begitu juga Uji Reliabilitas berdasarkan hasil olahan data dihasilkan nilai á = 0,148 atau 14,8 % yang berarti < 60%. Kesimpulannya bahwa kuesioner yang diberikan hasilnya tidak valid dan tidak reliable. Asumsi yang muncul yaitu: Pertama, karena karakter responden menyebar di wilayah perkotaan dan pedesaan yang mayoritas mereka tidak paham terhadap kuesioner yang diajukan, sehingga jawaban responden tidak akurat. Kedua, istilah-istilah yang digunakan oleh praktisi bank syari’ah sangat sulit dipahami oleh stakeholder, lebih-lebih sebagian besar responden adalah nasabah yang tidak paham tentang istilah akad yang ditawarkan oleh bank syari’ah di kedua lembaga yaitu Bank Arta Surya Barokah dan Asad Alif, terlebih dari BPRS Asad Alif karena mayoritas nasabah berlatar pendidikan menengah kebawah tidak paham akan istilah produk market dalam perbankan syari’ah (mereka terdiri dari para pedagang kecil, petani kecil dan buruh tani,home industri, usaha jasa, perajin kecil serta peternak kecil yang telah terbiasa dengan transaksi model bank berbunga.11 Ketiga, tingkat validitas dan realibilitas suatu variabel lebih mengarah pada inferensi daripada instrumennya sendiri, sehingga kemungkinan sebuah instrumen bisa valid untuk tujuan, populasi dan setting tertentu, tetapi juga bisa tidak valid untuk yang lain.12, termasuk subyek penelitian ini sebagian besar belum memahami instrumen yang ditanyakan yakni istilah-istilah produk yang ditawarkan oleh bank syari’ah.13 2.
Asumsi Klasik Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat dideteksi dengan uji Lagrange Multiplier atau C². Dimana nilai residualnya diregres dengan nilai variabel – variabel yang telah dikuadratkan.14 U = a + b1 Y² + b2 X² Dari hasil output didapat dijelaskan pada tabel 3: Tabel 3 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a 1 .080 0,006 .000 16.70105 a. Predictors: (Constant), x Sumber: data penelitian diolah Hasil tampilan output menunjukkan nilai R² (R square) sebesar 1 dengan jumlah n observasi 160, maka besarnya nilai C² hitung = 160 × 0,006 = 0,96. nilai ini dibandingkan dengan C² table dengan df=160 dan tingkat signifikan 0,05 yang didapat C² table sebesar 1,00. Maka C² hitung (0,96) < C² table (1,00) yang berarti model yang dipakai benar yaitu linear. Uji Multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai VIF (Varian Inflation Factor) berada di bawah 10, sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan tidak mengandung multikolinearitas, dimana hasilnya adalah VIF hitung 1,00 < VIF standar (10) artinya bahwa data dalam penelitian ini mengandung cacat (berpenyakit), tetapi tingkat kecacatannya tidak berpengaruh terhadap data lain (data sehat) yang lebih besar.
11
Wawancara dengan Like (pengelola BPRS Asad Alif 3 Juli 2009) di Kantor Pusat Sukorejo, Kendal. Ibnu Hajar., 2007, Metodologi Penelitian Sosial, IAIN Walisongo Press, Semarang, hal.166-168. 13 Wawancara dengan Retno (manajer BPRS Arta Surya Barokah, 2 Agustus, 2009) di Kantor Pusat Semarang (depan Rumah Sakit Rumani Semarang). 14 Ahmad Gazali, Ibid, hal. 337. 12
90
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
Siti Mujibatun Uji Autokorelasi dengan hasil perhitungan (gambar 1) menghasilkan nilai Durbin Watson sebesar 1,710 dan nilai tersebut terletak di antara dl < DW d” dU yaitu 1,706 < 1,710 d” 1,760. itu berarti model yang digunakan dalam penelitian ini tidak terkena autokorelasi. Uji Heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot menunjukkan tidak adanya pola tertentu pada grafik scatterplot. Artinya titik-titik pada grafik menyebar dan tidak mengumpul atau membuat suatu pola tertentu. Dari pengolahan data didapatkan hasil bahwa titik yang terdapat dalam grafik plot tidak menunjukkan pola tertentu sehingga dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian ini bebas dari heterokedastisitas. Artinya bahwa data yang diambil bersifat menyebar tidak mengelompok pada karakter responden tertentu. Berdasarkan pengetahuan peneliti, penelitian ini belum pernah dilakukan. Untuk itu uji coba melakukan pengukuran terhadap validitas dan reabilitas instrumen secara berulang merupakan keniscayaan, Selain itu, dukungan data kualitatif sangat diperlukan supaya kesimpulan dan keputusan dari hasil penelitian selanjutnya dapat diperoleh setidaknya tingkat akurasinya lebih tinggi dan juga tidak bias.
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
91
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam
DAFTAR RUJUKAN Adnan, Muhammad Achyar,(1997) , The syari’ah IslamicBank and Accounting Concept, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol.1,No.1 Mei, Jakarta. Antonio, Muhammad Syarfi’i (2003), Bank Syari’ah Antara Teori dan Praktek, Jakarta: Internusa. Arikunto, Suharsimi. (200), . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Efendy, Sufyan., (1989), Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Bumi Aksara Ghozali, Ahmad., (2005), Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Menggunakan Program SPSS, Semarang: Universitas Diponegoro. Hadi, Sutrisno., (1999), Metodologi penelitian, Yogyakarta: Penerbit Andi. Hajar,Ibnu., (2007), Metodologi Penelitian Sosial, Semarang: IAIN Walisongo Press. Karim, Adiwarman.,( 2002a), Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: IIIT. —————., (2003b), , Bank Islam, Jakarta: Rajawali Pers. —————., (2006c), Strategi Inklusif Perbankan Syari’ah di Indonesia dalam Harian Republika, 3 Mei 2006. Nasution, Musthafa Edwin.,(2006), Pengenalan Ekonomi Islam Secara Eksklusif, Jakarta: Bank Indonesia.
92
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
ANALISIS PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KOMITMEN PROFESI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Terhadap Internal Auditor Bank di Jawa Tengah) Gunawan Aji 1 Abstract Many research about Islamic work ethics have been carried out. Nevertheless, the research examining whether the dimension of accountability, fairness and truth in Islamic work ethics has effects on the organizational and professional commitment, are still rarely conducted. This research aims to reexamine the effect of variable of accountability, fairness and truth in Islamic work ethics on the organizational and professional commitment, in which variable of professional commitment functions as intervening variable. This research uses approach model Shaub et al, (1993); Khomsiyah and Indriantoro; Yousef, (2000); Harsanti, (2001) and Nasron, (2002). The primary data of this research are collected through collecting opinion or perception of internal auditors, who fill in and submit questionnaires to the researcher. Among the 150 copies of questionnaire distributed to the bank internal auditors in Central Java, there are 90 filled in ones (63,33 %) sent back. Then, the collected data of these 90 copies of questionnaires are analyzed by using regression technique with help of SPSS 10.00 program and path analysis. The result of this research indicates that there is more understanding of the bank internal auditor and the prevailed custom or rule of work, either in the profession ethics or Islamic work ethics such as accountability, fairness and truth, so the better he does more than his duty and function as internal auditor. Furthermore, it has effect on his commitment of profession as a bank internal auditor and his commitment of organization. Keywords: Islamic work ethics, accountability, fairness, truth, organizational commitment, professional commitment and internal auditor
PENDAHULUAN Etika adalah sebuah cabang filsafat mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Sebagai cabang filsafat, etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan menggumuli nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma moral itu. Etika adalah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok. Menurut Rahmi etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila berarti dasar, kaidah dan aturan, su berarti baik, benar dan bagus. Jadi yang dimaksud etika atau yang dapat disebut sebagai kaidah etik masyarakat adalah pedoman, patokan atau ukuran berperilaku yang tercipta melalui konsesus atau keagamaan atau kebiasaan yang didasarkan pada nilai baik dan buruk. Apabila terjadi 1
Dosen STAIN Pekalongan E-mail:
[email protected]
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
93
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam pelanggaran maka sanksinya bersifat moral psikologik yaitu dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan masyarakat.2 Dimasyarakat juga terdapat apa yang disebut kaidah etika profesional yang khususnya berlaku dalam kelompok profesi tertentu. Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi dalam bentuk kode etik untuk mengatur tingkah laku anggotanya dalam menjalankan praktek profesinya kepada masyarakat. Di dalam kode etik terdapat sanksi apabila dilanggar oleh para anggotanya, maka disingkirkan oleh dari pergaulan kelompok profesi bersangkutan. Dalam menjalankan pekerjaannya seorang internal auditor tidak terlepas dari adanya aturan etika profesi, yang di dalam prakteknya digunakan pedoman kode etik akuntan Indonesia. Kode etik Akuntan adalah norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan para klien, dengan sesama anggota profesi dan juga masyarakat. Selain itu kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk memberikan keyakinan kepada para klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya Dalam pasal 1 ayat (2) kode etik akuntan Indonesia mengamanatkan setiap anggota harus mempertahankan integritas dan obyektifitas dalam melaksanakan tugasnya tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikan. Khomsiyah dan Indriantoro 3 mengungkapkan bahwa dengan mempertahankan integritas, seorang akuntan akan bertindak jujur, tegas dan tanpa pretensi. Sedangkan dengan mempertahankan obyektifitasnya, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadi 4. Menurut Westra dalam Arifudin et al bahwa dalam menjalankan tugasnya sering terjadi internal auditor menghadapi situasi yang dilematis, yaitu di samping harus patuh pada pimpinan tempat bekerja juga harus menghadapi tuntutan masyarakat untuk memberikan laporan yang jujur (fairness) sehingga sering terjadi pelanggaran-pelanggaran etika. Internal auditor secara terus menerus berhadapan dengan dilema etika yang melibatkan pilihan yang antara nilai-nilai yang bertentangan. Dilema etika dalam auditing, misalnya dapat terjadi pimpinan bisa menekan internal auditor untuk mengambil tindakan yang bertentangan dengan standar pemerikasaan dan etika profesi.5 Dalam menghadapi tekanan-tekanan pada pelaksanaan tugasnya. Seorang internal auditor juga harus berpedoman pada etika yang telah ditetapkan oleh agamanya. Salah satu etika yang berdasarkan keagamaan adalah etika kerja Islam. Etika kerja Islam yang bersumber dari Syari’ah mendedikasikan kerja sebagai kebajikan. Etika kerja Islam menekankan kreatifitas kerja sebagai sumber kebahagiaan dan kesempurnaan dalam hidup. Kerja keras merupakan kebajikan, dan mereka yang bekerja keras lebih mungkin maju dalam kehidupan sebaliknya tidak bekerja keras merupakan sumber kegagalan dalam kehidupan (Ali) dalam Yousef 6. Di samping kerja keras serta konsisten sesuai dengan tanggung jawabnya. Singkatnya etika kerja Islam menyatakan bahwa hidup tanpa kerja adalah tidak berarti dan melaksanakan aktifitas ekonomi adalah sebuah kewajiban. Nasr (1984) menegaskan bahwa etika kerja Islam patut mendapat penyelidikan yang serius karena merupakan hal yang ideal di mana seorang muslim mencoba untuk mewujudkan. 2
Rahmi Desriani, “Persepsi akuntan Publiki terhadap kode etik akuntan Indonesia”. Tesis S-2, Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta, 1993, hal 17. 3 Khomsiyah dan Nur Indriantoro. “Pengaruh orientasi etika terhadap komitmen dan sensitivitas etika auditor pemerintah di DKI Jakarta” Simposium Nasional Akuntansu\i (SNA), 1997, hal 45-46. 4 Sihwahjoeni, “ Persepsi Akuntan terhadap kode etik Akuntan “, Thesis S-2, Program Pasca Sarjana, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 1997, hal 13. 5 Arifudin, Sri Anik, dan Yusni Wahyudin, “ Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Keterlibatan Kerja terhadap hubungan antara Etika Kerja Islam dengan Sikap terhadap Perubahan Organisasi (Studi empiris terhadap dosen Akuntansi pada perguruan tinggi Islam Swasta di Malang dan Makasar) “ SNA V Semarang, 2002, hal 57 6 Yousef, Darwish A,. “ Organizational Commitment as a Mediator of The Relationship between Islamic Work Ethics and Attitudes toward Organizational Change”. Human Relations. Vol. 53 (4), 2000, hal, 513-537
94
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
Gunawan Aji Oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk menganalisis bagaimana pengaruh agama Islam yang dianut oleh internal auditor bank dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam, yang selanjutnya mempengaruhi perilakunya baik komitmennya terhadap profesi maupun komitmennya terhadap organisasi Beberapa penelitian di barat mengenai etika kerja memfokuskan pada etika kerja Protestan. Kidron mengungkapkan bahwa etika kerja Protestan tersebut dikembangkan oleh Weber yang mengajukan hubungan kausal antara etika protestan dan pengembangan kapitalisme di masyarakat barat. Teori Weber tersebut menghubungkan kesuksean dalam bisnis dengan kepercayaan agama7. Terdapat perbedaan antara etika kerja Protestan dengan etika kerja Islam. Menurut Kidron dalam Yousef, pada etika kerja Protestan lebih menekankan peran aktif individu secara dinamis dan otonom dalam meraih keutamaan moral. Keutamaan moral di sini secara universal manusia sepakat sebagai suatu kebaikan hidup dunia. Sedangkan etika kerja Islam lebih berorientasi pada penyelamatan individu di dunia dan akherat berdasarkan doktrin agama. Maksudnya, bahwa kerja mempunyai etika yang harus selalu diikutsertakan didalamnya, oleh karena kerja merupakan bukti adanya iman dan parameter bagi pahala dan siksa.8 Mencermati perihal di atas perlu kiranya mengetahui pemahaman internal auditor terhadap permasalahan etika kerja, khususnya dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam pada saat melaksanakan tugasnya sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku, yang selanjutnya mempengaruhi komitmennya baik komitmennya terhadap profesi maupun komitmenya terhadap organisasi Alasan dilakukannya penelitian ini adalah karena pertama, bukti empiris pengaruh dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen (profesi dan organisasi) di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam masih sangat terbatas. Kedua, menindaklanjuti rekomendasi Nasron9 dan Yousef (2000) untuk melakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang berbeda dan pada kondisi dengan kultur yang berbeda guna memperkuat atau menyangkal temuan dari penelitiannya. Ketiga, penelitian tentang etika kerja Islam yang berdasarkan Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 282 di Indonesia belum pernah dilakukan sebelummya, sehingga akan memperkaya literatur akuntansi keperilakuan Penelitian ini menguji (1) bagaimana pengaruh dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen profesi (2) bagaimana pengaruh dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi (3) bagaimana pengaruh dimensi pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran dalam etika kerja Islam terhadap komitmen organisasi melalui komitmen profesi. TELAAH TEORITIS DAN HIPOTESIS Karl Bath mengungkapkan dalam Madjid Etika (ethos) adalah sebanding dengan moral (mos), di mana keduanya merupakan filsafat tentang adat kebiasaan (sitten). Sehingga secara umum etika kerja atau moral adalah filsafat, ilmu atau di siplin tentang tingkah laku manusia atau tindakan manusia. Dengan demikian persepsi umum secara sederhana atas pengertian etika hanya dianggap sebagai pernyataan benar atau salah serta baik atau buruk.10 7
Ibid. Ibid, 9 Nasron Alfianto., Pengaruh Etika Kerja Akuntan terhadap Komitmen Profesi dan Komitmen Organisasi. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro 2002, hal 147-48. 10 Nurcholis Madjid. 1992. “Ajaran Nilai Etis dalam Kitab Suci dan Relevansinya bagi Kehidupan Modern”. Dalam Islam doktrin dan Peradaban : Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan. Yayasan Wakaf Paramadina. Jakarta, 1992, hal 56. 8
Nomor 1I / Edisi II / November 2010
95