SUDAH DI SCAN PENGARUH SISTEM MATRILINEAL TERHADAP KEMANDIRIAN LAKl-LAKI MINANGKABAU
Oleh: RADHIYA BUSTAN NIM : 100070020161
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2004
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjuclul PENGARUH SISTEM MATRILINEAL TERHADAP KEMANDIRIAN LAKl-LAKI MINANGKABAU telah diujikan dalam sidang munaqasycih Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hid2yatullah Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sehagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pad a Fakultas Psikologi. Jakarta, 30 Agustus 2004 Sidang Munaqasyah Sekret
Ora. Nett\~ rtati, M.Si NIP. ~50 ~ 938 \
'
Anggota
Abdul Rahman Sh NIP. 150 l)3 224 Penguji I
~
Dr. Lily Surayya Ekaputri
Ora. N Hartati, M.Si NIP. 1 \ 15 938
.Si
_/'//'
Q/t,a/uw·.>MJtb
0Yt-)t06~· wii bt«Jt Q$?un,r[ rkt/Jh
'!?Ji-'f',rJ
(?.YJtcvHuv
KATA PENGANTAR Alhamdullilahhirabbil'alamin, tidak ada kata yang pantas terucap, kecuali rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan seluruh alam semesta ini. Alas kehendakNyalah segala sesuatu bisa terjadi, atas ridhaNya juga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kesejahteraan, keselamatan, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang sepanjang hidupnya telah memikirkan umatnya agar mereka selamat dunia dan akt1irat. Allahumma Sha/Ii Wassalim 'Alaihi. Selain Allah dan Rasulnya, penulis juga ingin menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada : 1. Papaku Bustanuddin Agus dan Mamaku Rosnida R yang sangat kusayangi, terima kasih telah sangat berjasa dalam mengasuh dan mendidik penulis dan telah memberikan dukungan yang sangat besar baik lahir maupun bathin sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Yang terhormat lbu Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah dan sekaligus sebagai pembimbing I dalam penulisan skripsi ini, terima kasih karena telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukanmasukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Yang terhormat lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Psikologi UIN, terima kasih atas semuanya Bu ... 4. Yang terhormat Bapak Abdul Rahman Shaleh, M.Si, sebagai pembimbing II yang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan-bimbingan kepada penulis untuk kelancaran penulisan skripsi ini. 5. Yang terhormat lbu Ora. Agustiyawati, M. Phil, sne, selaku dosen Pembimbing Akademik kelas B angkatan 2000, Ors. Asep Haerul Gani, Psi, sebagai dosen seminar, terima kasih telah mau meluangkan waktunya dalam memberikan petunjuk dan saran kepada penulis. 6. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah mengajar dan staff administrasi Fakultas Psikologi yang telah membantu menyelesaikan segala keperluan yang berkaitan dengan skripsi ini dengan baik. 7. Kakak-kakaku tercinta Nefi dan Nefa, serta adik-adikku tersayang Milla dan Fani, terima kasih karena telah menjadi semangat bagi penulis. 8. lbunda Afniwati dan Om Arifin, Pak In dan Tante Yuni, Pak Eri dan Tante Des, Uni Lili dan Om Man, yang telah memberikan dukungan dan perhatian yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Da ljon Thanks for everything ...
10. Faiz .... , makasih ya telah memberikan support kepada penulis untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi ini. 11. Sahabat-sahabatku tercinta angkatan 2000 Fakultas Psikologi UIN, khususnya Eci, Emi, Rita, Fitri, Adi, Hamdan, serta Kak Bowo, yang telah banyak membantu, memberikan informasi dan rneleburkan kecemasan penulis dalam menghadapi kesulitan menyelesaikan skripsi ini. 12.Adik-adikku di kosan, Nova dan Opi yang selalu setia mengingatkan penulis untuk terus bersemangat. 13. Pak Syaf dan !bu, senior-seniorku; Da Buja, Da Jhon, Da lrwandi, Da Busman, Da Andi, Da UI, Da Budi, Da lean, Da Yulius, Da Pita, Da Ud, Da Hafiz, Da Mursal, Da Zul, Mamak Edwil dan Mamak Aja, temantemanku; Yenti, Mini, Delvi, Nini, Ria, Elza, dan Ummul serta adikku Pepen yang selalu setia menemani, dan seluruh anggota KMM Ciputat maupun KMM Jaya yang telah memberikan masukan-masukan dan dukungan kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan tentunya terima kasih juga atas kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian ini. 14. Perpustakaan Psikologi UIN, Perpustakaan Pusat UIN, Perpustakaan Fakultas Psikologi dan Antropologi UI, dan PDll-LIPI, yang telah memberikan banyak sumbangan ilmu bagi penulis 15. Serta seluruh pihak yang membantu dan menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Demikianlah rasa syukur dan terima kasih penulis kepada seluruh pihak yang ikut terlibat dan berperan aktif serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi segala hormat, maka demi kebaikan serta kemajuan selanjutnya penulis mohon saran serta masukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi siapa saja yang dapat dan sempat membacanya. Amiin Ya Rabbal 'Alamin ...
Jakarta, Agustus 2004 Penulis,
Radhiya Bustan
ABSTRAK (A) (B) (C) (D) (E) (F)
Fakultas Psikologi Agustus 2004
Radhiya Bustan Pengaruh Sistem Matrilineal Terhadap Kemandirian Laki-laki Minangkabau xv + 76 halaman Minangkabau adalah salah satu etnis yang terdapat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, tepatnya di propinsi Sumatera Barat. Sistem kekerabatan yang sudah berlangsung sejak lama dalam masyarakat Minangkabau adalah sistem kekerabatan matrilineal. Matrilineal adalah garis keturunan, yang menelusuri garis keturunan, perempuan (anak perempuan, anak dari anak perempuan) (Keesing, 1975). Sebagai akibat dari sistem matrilineal itu, posisi laki-laki seolaholah menjadi lemah, karena dalam sistem ini pembagian harta pusaka, sawah ladang dan tempat tinggal, didominasi oleh perempuan. Bahkan dalam pembuatan keputusan yang vital bagi anak keturunan dalam kaum pun perempuan tetap memiliki posisi kewenangan dan kekuasaan (Tanner&Thomas, 1985). Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah sistem matrilineal berpengaruh terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau. Dalam penelitian ini akan dilihat apakah nantinya terdapat hubungan dan perbedaan antara kemandirian laki-laki Minangkabau yang masih memegang matrilineal tulen dengan kernandirian laki-laki Minangkabau yang sudah terpengaruh oleh budaya lain, seperti pengaruh dari sistem patrilineal, dan pengaruh lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada akhir bulan Juli 2004. Populasi pada penelitian ini adalah laki-laki Minangkabau (matrilineal) yang sedang dan pernah menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berusia 18-40 tahun (dewasa dini). Dimana sampel untuk penelitian ini berjumlah 70 orang, dengan rincian 30 orang untuk penelitian tahap pertama (try out skala) dan 40 orang untuk penelitian tahap kedua. Berdasakan analisa hasil kuesioner, dari 40 orang responden penelitian tahap kedua ini terdiri dari 20 orang yang matrilineal tulen dan 20 orang matrilineal yang sudah berkurang. Melalui teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan cara incindental sampling disebarkan instrumen penelitian berupa angket hasil pilot study dengan reliabilitas 0,959 pada skaia kemandirian. Analisa data menggunakan uji Chi Square dengan a= 0,05 dan df 1, serta crosstabulation dan frekuensi untuk mengolah data pendukung.
=
Dari hasil analisa statistik ditemukan: terdapat hubungan atau pengaruh antara sistem matrilineal dengan tingkat kemandirian. Berdasarkan perbandingan Chi Square uji dan label, diperoleh keputusan bahwa Chi Square hitung/Koreksi Yates> Chi Square tabel (10,025 > 3,84), maka Ho ditolak. Sedangkan untuk melihat perbedaan mean dari kedua variabel ini dilakukan dengan uji t (T test). Berdasarkan perbandingan t hitung dan label, dapat diambil keputusan bahwa t hitung > t label (4.403 > 1,68), maka Ho ditolak, berarti bahwa ada pengaruh sistem matrilineal terhadap l<emandirian laki-laki Minangkabau. Kemudian juga terdapat beberapa analisis terhadap data pendukung, dengan hasil sebagai berikut: (1) Tidak ada hubungan antara kampung/asal nagari dengan tingkat kemandirian. (2) Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan tingkat kemandirian. (3) Tidak ada hubungan antara kampung/asal nagari dengan tingkat kematrilinealan. (4)Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kematrilinealan seseorang. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian lebih lanjut dari skripsi Nurkesuma. Dimana penelitian ini mendukung hasil penelitiannya yang berjudul Nilai Kemandirian dalam Pola Kekerabatan Matrilineal dan ldentitas Sosial Perempuan Minangkabau. Dengan hasil penelitiannya bahwa: Nilai kemandirian dapat digunakan sebagai peramal terhadap identitas sosial dan sebaliknya identitas sosial dapat dijadikan sebagai peramal bagi kemandirian" (Skripsi Fakultas Psikologi Depok, 1995). Sementara dalam skripsi ini identitas sosial tersebut adalah sistem matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangl
(G)
DAFTAR ISi HALAMAN JUDUL ..
... ... ... ... ... . .. ... ... ... .. . .. . .. . . . . . . . ... .. . ... . i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................... ii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... 1v KATA PENGANTAR. . ... ... ...
. ............... .
. ............... v
ABSTRAK ...
... vii
DAFTAR ISi.
............. ix
DAFTAR TABEL.. BAB
BAB
1
2
XI
PENDAHULUAN .............................................. 1 1.1.
Latar Belakang Masalah .............................. 1
1.2.
ldentifikasi Masalah ... ... .. . ... ...
.. ... ... ...
11
1.2.1. Pembatasan Masalah ................. .
11
1.2.2. Perumusan Masalah .............. .
14 . ... 14
1.3.
Tujuan Penelitian .................... .
1.4.
Manfaat Penelitian .................................... 15
1.5.
Sistematika Penulisan .................. ..
. .... 16
KAJIAN PUST AKA ............................................. 17 2.1.
Kajian Teori......... ......... ... .....
.... ......
2.1.1. Minangkabau... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ...
18
b. Sistem Kekerabatan Matrilineal... ... ... ...
22
c. Kecenderungan Merantau... ... .
31
2.1.3. Penelitian Terdahulu ............ .
3
17
a. Dasar Budaya Minangkabau...............
2.1.2. Kemandirian .......................... .
BAB
17
33
. ........
38
2.2.
Kerangka Berfikir .................................. .
39
2.3.
Hipotesa ..
42
METODOLOGI PENELITIAN ...................... .
43
3.1.
43
Subyek Penelitian .......
BAB
BAB
4
5
3.2.
lnstrumen Penelitian.................................. 45
3.3.
Prosedur Penelitian... ... ... ... .. . .. . ... ... ... ... ... .. 50
3.4.
Analisa Statistik.......... . .. .. . .. . .. ..
.. . . . .. . 52
HASIL PENELITIAN ............................................ 55 4.1.
Gamba ran Umum Responden ...................... 55
4.2.
Deskripsi Hasil Penelitian ............................ 57
4.3.
Analisis dan lnterpretasi Hasil Penelitian... .. . .. 60
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .................. 72 5.1.
Kesimpulan... .. . . .. . . . .. . . .. .. . ... ... .. . . . . . . .. . . ..
5.2.
Diskusi ................................................. 73
5.3.
Saran ................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ...
72
. .................................................... XII
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... xv
DAFTAR T ABEL Tabel 3.1.
Distribusi Item Skala Kemandirian
Tabe14.1.1.
Gambaran Responden Berdasarkan Kampung/Asal Nagari
Tabel 4.1.2.
Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.2.1.
Gambaran Kematrilinealan
Tabel 4.2.2.
Gambaran Tipe Kemandirian
Tabel 4.3.1.a.
Matrilineal * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Tabel 4.3.1.b.
Chi-Square Test Matrilineal * Kategori Kemandirian
Tabel 4.3.1.c.
Group Statistics
Tabel 4.3.1.d.
T-Test Matrilineal * Kemandirian
Tabel 4.3.2.a.
Kampung * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Tabel 4.3.2.b.
Chi-Square Tests Kampung * Kategori Kemandirian
Tabel 4.3.3.a.
Pekerjaan * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Tabel 4.3.3.b.
Chi-Square Tests Pekerjaan * Kategori Kemandirian
Tabel 4.3.4.a.
Kampung * Matrilineal Crosstabulation
Tabel 4.3.4.b.
Chi-Square Tests Kampung * Matrilineal
Tabel 4.3.5.a.
Pekerjaan * Matrilineal Crosstabulation
Tabel 4.3.5.b.
Chi-Square Tests Pekerjaan * Matrilineal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah
"Minangkabau" dapat diartikan dengan bermacam-macam pengertian, antara
lain : Adat Minangkabau, kerajaan Minangkabau, bahasa Minagkabau, kebudayaan Minangkabau dan suku Minangkabau atau etnis Minangkabau, dengan arti yang lebih luas dari itu. Penamaan nama Minangkabau dalam tambo, kaba dan cerita rakyat banyak dihubungkan dengan kisah akan
keberanian dan kehebatan nenek moyang orang Minangkabau, seperti keberhasilan mereka mengalahkan kerbau Majapahit melalui strateginya mengadu kerbau kecil yang sudah di pasang tanduk besi dengan kerbau besar yang dibawa pasukan Majapahit.
lnformasi ilmiah yang bisa dipercaya adalah sejarah Minangkabau dari Joustra (dalam Amir, 1977 : 7) dalam bukunya "Minangkabau, Overzicht Van Land, Geschiedenes en Volk", asal mula nama daeratl ini, yaitu " Minangkabau" pun berada dalam kegelapan". Keterangan-keterangan yang
paling banyak mengandung kemungkinan kebenaran, adalah dari Vandertuuk, yang berpendapat bahwa perkataan itu adalah berasal dari
2
"Phinangkhabu"yang berarti "tanah asal". Sedangkan perkataan lain: "Menang Kerbau" atau ·'Mainang" yang berarti "mengembalakan kerbau" ini
adalah keterangan orang banyak saja (Amir, 1977: 7).
Daerah asal dari masyarakat yang berkebudayaan Minangkabau adalah daerah propinsi Sumatra Baral sekarang ini dan sekitarnya. Luas daerah yang didiami orang Minangkabau melebihi daerah Sumatera Baral. Kabupaten Bengkalis, sebagian daerah Kerinci dan kabupaten di bagian Bengkulu sebelah Utara (dari Ombak nan badabua, durian ditakuak rajo, si Kilang Aie Bangih). Terlepas dari daerah asal ini, pendukung kebudayaan
Minangkabau juga tersebar di beberapa tempat di Sumatra dan juga di Malaya, yaitu di Negeri Sembilan.
Sistem kekerabatan yang sudah berlangsung sejak iama dalam masyarakat Minangkabau adalah sistem kekerabatan matrilineal. Sistem matrilineal merupakan salah satu tipe sistem keturunan unilineal (rnenarik keturunan melalui satu garis tunggal). Tipe sistem unilineal lain adalah sistem patrilineal, seperti yang diamalkan orang Balak.
Matrilineal adalah garis keturunan, yang menelusuri garis keturunan, perempuan (anak perempuan, anak dari anal< perempuan) (Keesing, 1975). Sebagai akibat dari sistem matrilineal itu, posisi laki-laki seolah-olah menjadi
3
lemah, karena dalam sistem ini pembagian harta pusaka, sawah ladang dan tempat tinggal, didominasi oleh perempuan. Perempuan diberi hak menggarap atau menggunakan harta tersebut. Mamak (saudara laki-laki dari ibu) berkewajiban menjaga harta pusaka itu dari rongrongan pihak lain dan membagi hak penggarapan itu secara adil antara saudara perempuan atau kemenakan perempuannya. Kekuasaan mamak pada praktiknya tidak untuk memiliki, tetapi menjaga dan mengatur hak penggunaan atau penggarapan harta pusaka tersebut. Sementara ia juga sebagai suami di rumah istrinya atau ayah dari anak-anaknya.
Laki-laki sebagai suami disebut "urang sumando". Julukan urang sumando ini berarti ia sebagai tamu di rumah istri dan anak- anaknya, tidak berkuasa memiliki dan menentukan keputusan. la diumpamakan "abu diatas tunggul ", mudah ditiup dan terbang. Bila terjadi perceraian, ia keluar dari rumahnya dengan baju yang melekat di tubuhnya.
Dalam sistem matrilineal, anak-anak yang dilahirkan para ibu termasuk suku
(clan) ibunya atau suku saudara-saudara ibunya, sementara ayah termasuk suku ibunya pula. Apabila ibu bersuku Caniago, misalnya, maka seluruh anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan termasuk suku Caniago, dan status kesukuan ini sifatnya permanen, tidak ada perpindahan suku
4
dalam sistem kekerabatan matrilineal Minangkabau. Seorang ayah berada di luar keluarga anak dan istrinya.
Dalam artikelnya mengenai perempuan Minangkabau, J.C. Prindiville (1980) berpendapat bahwa laki-laki boleh jadi memiliki tempat istimewa sebagai perwakilan keluarga dan di dalam kehidupan sosial yang lebih luas sebagai akibat status, pengaruh, dan tanggung jawab sebagai rnamak dan penghulu. Akan tetapi laki-laki itu sendiri di dalam kelompok matrilineal isterinya hanya. periferal dalam kewenangan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Tanner&Thomas (1985), menurut mereka perempuan tetap memiliki posisi kewenangan dan kekuasaan, terutama dalam pembuatan keputusan yang vital bagi anak keturunan kaum itu. Seperti dalam perkawinan, kematian serta pembagian harts pusaka. Walaupun laki-laki menjadi mamak dan penghulu dikatakan sebagai pimpinan dalam kaum, akan tetapi sesungguhnya sejauh itu terkait dengan penggunaan tanah, rumah serta perlengkapan-perlengkapan adat termasuk titel pemegang kewenangan yang sesungguhnya adalah terletak pada perempuan senior dalam kaum itu. Suatu keputusan tidak dapat diambil kecuali melalui persetujuan dan mufakat dengannya. Bila ia masih hidup kedudukannya di alas mamak dan penghulu. Bila ia meninggal maka perempuan tertua lain setelah dirinya menduduki posisi itu.
5
Dengan cepat dan lancarnya persinggungan antar budaya yang berbeda seperti dewasa ini, masyarakat matrilineal, termasuk Minangkabau penuh dengan kontroversi-kontroversi struktural. Di antaranya adalah timbulnya perebutan alegiansi (kesetiaan dan tanggung jawab) seorang laki- laki. Kepada siapakah seorang laki- laki dewasa harus setia dan bertanggung jawab? Kepada kelompok payung-nya (khusunya ibu, saudara perempuan dan kemenakan- nya) atau kepada isteri dan anak- anaknya sendiri? Dalam istilah teknis antropologi hal ini disebut perebutan alegiansi seorang laki- laki antara keluarga matrilineal melawan keluarga batih. Secara adat, seorang laki- laki adalah milik payungnya, karena itu dia harus bertanggung jawab dan setia terhadap keluarga matrilineal-nya dalam segala hal. Sementara itu isteri dan anak- anaknya mempunyai pula mamak sendiri yang akan melindungi mereka.
Perebutan alegiansi yang paling dahsyat di Minangkabau biasanya adalah .,...-11{\--l'v)
antara ibu\. dan isteri. Sang ibu merasa memiliki anak laki- lakinya baik secara adat maupun secara biologis. Sebaliknya secara psikologis sang isteri dan anak- anak juga merasa memiliki suami dan bapaknya. Namun hak psikologis ini dinafikkan dalam adat Minangkabau. Di pihak laki- laki pun terjadi semacam pembelahan jiwa, antara setia dan bertanggung jawab kepada ibu atau kepada isteri dan anak- anaknya (Marzali, 2003).
6
Kontroversi berikutnya adalah tentang pendidikan dan rasa kasih terhadap anak. Karena seorang laki- laki adalah milik keluarga matrilinealnya, maka dia hanya bertanggung jawab terhadap ibu, saudara perempuan, dan kamanakannya. Ada/ah kewajiban seorang mamak untuk mendidik dan
menyayangi kamanakan-nya. Setiap anak mempunyai mamak yang menjadi ayah sosial-nya. Betapa gelisah dan kontroversialnya jiwa mereka ketika
dewasa, karena mereka mempunyai ayah sosial yang berbeda dari ayah bio/ogis (Marzali, 2003).
Sebagai akibat dari perebutan alegiansi dan tidak jelasnya penanggung jawab atas diri anak laki-laki Minang, maka mereka dikenal sebagai bangsa perantau, bangsa pedagang.
Merantau bagi orang Minang, terutama bagi kaum prianya, mempunyai makna tersendiri dalam arti dapat meningkatkan status dan harga diri seseorang dalam masyarakat (kalau ia berhasil dalam perantauannya). O/eh karena itu, merantau bagi orang Minangkabau umumnya dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan harga diri atau status di berbagai bidang kehidupan seperti bidang sosial-ekonomi, pengetahuan atau pendidikan, dan lainnya, karena ha/ ini tidak dapat diperoleh di kampungnya.
7
Merantau juga dapat dilihat sebagai proses menuju kemandirian dan kedewasaan dan sebagai kewajiban sosial yang dipikulkan ke bahu laki-laki untuk meninggalkan kampung halamannya mencari harta kekayaan atau menuntut ilmu pengetahuan, dan mencari pengalaman hidup (Nairn, 1979). Sehingga dengan merantau laki-laki Minangkabau menjadi lebih mandiri dalam berbagai hal, seperti membuat mereka mampu untuk mengatur diri sendiri, kemandirian secara ekonomi, dapat mengambil keputusan sendiri, terlibat dalam kegiatan di luar rumah, kemandirian dalam sikap dan tata nilai, serta kemandirian dalam emosi, dan mereka sudah tidal< terikat lagi dengan sistem matrilineal yang membuat mereka tidak memperoleh banyak kesempatan dalam berbagai hal.
Dengan berlatar belakang hal tersebut diatas, dimana kita melihat bahwa dalam masyarakat Minangkabau yang menganut sistem kekerabatan matrilineal, anak laki-lakinya tidak mempunyai hak milik di kampung, karena semua harta pusaka diturunkan kepada anak perempuan. Dia hanya bertugas membantu saudara perempuan atau ibu. Bahkan untuk tidurpun harus pergi ke surau. Dalam hal penggunaan tanah, rumah, serta perlengkapan-perlengkapan adat termasuk title pemegang kewenangan yang berperan adalah perempuan senior dalam kaum, suatu keputusan tidak dapat diambil kecuali melalui persetujuan dan mufakat dengannya.
8
Di kampung baguno balun, hanya berstatus "pembantu" atau "pengurus" harta saudara perempuan dan kemanakannya. Kalau yang sudah berkeluarga merantau karena tidak tahan tinggal di rurnah gadang bersamasama dengan pambayan-pambayan (suami adik atau kakak istri yang lain) karena mertua sering membanding-bandingkan dengan menantunya yang lain yang banyak pambaoannya pulang untuk mertua dan anak istrinya. Karena mereka merasa mengalami hambatan-hambatan untuk berkembang, maka laki-laki Minangkabau menjadi lebih kreatif, diwujudkannya dengan merantau. Merantau menjadikan orang lebih mandiri.
Dalam T riandis ( 1995) disebutkan bahwa mereka yang tidak mudah konform pada kelompoknya dan mampu mempertahankan privasi dan otonomi mereka, maka ekspresi dirinya tidak mudah 'diseragamkan' oleh kelompok dan memungkinkan mereka untuk bebas mengekspresikan diri. Dalam hal ini, penolakan yang terjadi dalam diri laki-laki Minangkabau terhadap sistem matrilineal yang mereka anggap menghambat mereka untuk lebih berkembang dan berbagai kontroversi-kontroversi sosiai lainnya yang terdapat dalam sistem matrilineal ini, merupakan suatu perwujudan diri mereka untuk lebih kreatif dan mandiri agar dapat melepaskan diri dari sistem ini.
9
Secara tradisional, merantau harus dilakukan tanpa membawa modal yang diperlukan. Mereka merantau hanya diberi bekal sehelai kain sarung dan tiket kapal oleh kaum dan saudara ayahnya yang mau membantu. Bekal lain hanya pandai mengaji dan seni bela diri yang dinamakan ilmu silek (silat).
Namun demikian, tradisi seperti itu sekarang sudah mulai berubah. Mamak sudah tidak sepenuhnya bertanggung jawab, bahkan tidak lagi bertanggung jawab. Dia sudah memperhatikan anak istrinya, "anak dipangku, kemanakan dibimbiang". Apakah sifat kemandirian itu masih ada dengan perubahan struktur keluarga yang makin ke patrilineal ini? Ataukah kenyataan sebaliknya, anak laki-laki Minang sekarang lebih tergantung kepada keluarganya karena bapak dan mamak sama-sama memperhatikan?
Berkaitan dengan itu, menarik kiranya meneliti apakah berbagai kontroversi dalam sistem kekerabatan matrilineal ini mempunyai dampak terhadap kemandirian laki-lakinya, karena menyebabkan orang Minang gelisah mencari bentuk- bentuk struktur yang stabil. Sebagian menemukan struktur tersebut dengan cara beristeri orang lain, sebagian lain dalam bentuk punya toko besar dan kaya raya di rantau orang, adapula dalam bentuk menjadi profesor di perguruan tinggi.
10
Struktur masyarakat Minangkabau yang penuh kontroversi ini adalah sebagai akibat dari adat matrilineal Minangkabau yang berhadapan atau dipengaruhi oleh struktur patrilineal dan pergaulannya dengan suku lain. Apakah kontroversi struktural ini akan berimbas balik terhadap personaliti dan temperamen manusia Minang, khususnya laki- laki Minang? Kontroversi membuat mereka gelisah dan mencari struktur yang mapan dan stabil. Apakah hal ini juga akan membuat laki-laki Minang menjadi lebih mandiri atau sebaliknya makin tergantung kepada bantuan orang lain (komunitasnya)? Laki-laki Minang yang sudah berkeluarga apakah makin mandiri atau lebih tidak bertanggung jawab karena peran ganda sebagai "ayah biologis" dan "ayah sosial" tersebut?
Di masyarakat matrilineal yang demikian, masyarakat atau budaya setempat mendorong anak kemenakannya khususnya yang iaki-laki untuk mandiri, seperti menyuruh merantau dulu. Para antropolog mengungkapkan masyarakat matrilineal ditemukan di masyarakat primitif. Anak-anak masyarakat primitif memang lebih cepat mandiri dari anak orang modern. Kemandirian ini juga mendapat perhatian masyarakat maju dewasa ini. Orang Baral dan Jepang sekarang tidak suka meninggalkan harta yang banyak buat anaknya. Yang penting mereka tinggalkan adalah rasa percaya diri, mandiri dan inisiatif .
11
1.2.
ldentifikasi Masalah
1.2.1. Pembatasan masalah Matrilineal disini difokuskan pada pengertian matrilineal menurut Kato (1982) dengan ciri- ciri nya sebagai berikut : 1.
Keturunan dihitung berdasarkan garis ibu.
2.
Suku terbentuk menurut garis ibu.
3.
Kekuasaan dalam suku terletak di tangan ibu.
4.
Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi rumah isteri.
5.
Hak-hak pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakan perempuannya, dari saudara laki-laki ibu kepada anak dari saudara perempuan.
Penelitian ini untuk membuktikan apakah sistem matrilineal berpengaruh atau tidak terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau. Maka subyek penelitian laki-laki Minangkabau dibagi ke dalam 2 kelompok; a.
Matrilineal kuatltulen : apabila subyek tersebut masih menjalani semua
ciri-ciri matrilineal diatas. Dengan kata lain, subyek pada tingkat ini adalah subyek yang dibesarkan dalam suasana matrilineal. b.
Matrilinea/ yang sudah berkurang. Subyek ini sudah tidak dibesarkan
dalam suasana matrilineal tulen dan tidak lagi menjalankan sistem
12
matrilineal sepenuhnya. Subyek pada kelompok ini adalah untuk memperoleh data kontol.
Subyek penelitian ini juga dibatasi pada laki-laki Minangkabau yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alasan peneliti membatasinya adalah karena keluarga besar UIN diasumsikan mempunyai pengetahuan agama yang lebih dari pada yang di perguruan tinggi umum. Dengan pengetahuan agama yang lebih akan menunjang mereka untuk lebih mengenal dan menjalankan adat Minangkabau dengan bail<, karena orang Minang mempunyai falsafah adat basandi Syara', Syara' basandi Kitabullah.
Laki- laki Minang disini dibatasi pada laki- laki dewasa ( berumur 18 - 40 tahun/ dewasa dini ) yang telah mempunyai tanggung jawab ekonomi minimal terhadap dirinya sendiri. Alasan peneliti memilih responden pada masa dewasa dini karena masa dewasa dini adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif (Hurlock, 1980 : 272), sehingga diasumsikan mereka yang pada usia dewasa dini akan mengalami proses kemandirian yang berarti, karena banyak tindakan dan minat yang terbawa dari masa remaja dulu yang perlu disesuaikan dengan peran sebagai orang dewasa, sehingga menuntut mereka untuk lebih mandiri.
13
Kemandirian yang akan diteliti disini adalah kemandirian dengan indikatorindikator sebagai berikut (berdasarkan hasi! penelitian dari Frank (1988), serta bentuk-bentuk kemandirian yang dikemukakan oleh Douvan & Adelson (1966) dan Hoffman (1984): a. Pengaturan diri sendiri. Kemandirian dapat dilihat dari kemampuan individu untuk dapat mengatur dan mengarahkan dirinya dengan tepat serta dapat menjaga diri sendiri. lndividu yang memiliki self govermance yang baik biasanya merasa dirinya sudah dewasa dan cukup matang, dapat bertindak secara cepat, melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta memiliki pengaturan diri yang baik. b. Kemandirian secara ekonomi Merupakan kemampuan seseorang mendapatkan uang untuk menopang kebutuhan pokoknya, memiliki pekerjaan, tidak tergantung secara finansial dengan orang lain, dapat menghasilkan uang sendiri serta tidak menerima bantuan dalam hal keuangan. c. Dapat mengambil keputusan sendiri lndividu yang mandiri digambarkan sebagai individu yang mampu mengambil keputusan sendiri dengan baik, tidak tergantung pada orang tua atau orang lain dalam membuat dan mengambil keputusan serta dapat menjalankan keputusannya dengan penuh tanggung jawab.
14
d. Terlibat dalam kegiatan di luar rumah Seorang dikatakan mandiri apabila ia telah dapat tinggal terpisah dari orang tua atau kampung halamannya, misalnya pada waktu mereka menuntut ilmu, ataupun bekerja di tempat yang jauh dari kampung halamannya. Dalam masyarakat Minangkabau diistilahkan dengan 'merantau'. e. Kemandirian dalam sikap dan tata nilai Dalam sikapnya, orang yang mandiri mampu menjadi individu yang unik yaitu memiliki keyakinan, nilai dan pendapat sendiri.
f. Kemandirian dalam emosi Tidak lagi membutuhkan dukungan emosi yang berlebihan dari orang tua dan lingkungannya. 1.2.2. Perumusan masalah •
Apakah sistem matrilineal berpengaruh terhadap kernandirian laki- laki Minangkabau?
1. 3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut diatas tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk dapat melihat apakah ada pengaruh dan hubungan antara sistem kekerabatan dengan kemandirian,
15
khususnya sistem kekerabatan matrilineal dengan kemandirian laki-laki Minangkabau.
1.4. Manfaat penelitian
Mengingat begitu urgennya bahasan tersebut, peneliti berfikir penelitian ini cukup penting untuk psikologi, dan dapat memberikan sumbangan untuk memperkaya psikologi sosial dan lintas budaya khususnya. Untuk pendidikan dan pembangunan masyarakat dapat diambil manfaatnya agar menciptakan pemuda-pemuda yang mandiri. Pada sistem pendidikan, penelitian ini juga bermanfaat sebagai wacana keilmuan untuk mengkaji tentang aspek-aspek kemandirian dan pendidikan watak percaya diri, ulet, clan mampu bekerjasama dengan siapapun.
16
1.5. Sistematika penulisan
BABI
: Pada Bab Pendahuluan ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah yang terdiri dari pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan yang berisi deskripsi garis besar penelitian ini.
BAB II
: Bab Kajian Pustaka, menjelaskan kajian teori dan kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu mengenai matrilineal dan kemandirian, serta penelitian terdahulu. Dan dikemukakan pula hipotesa dalam penelitian ini.
BAB Ill
: Bab Metodologi penelitian, dengan sub bab yang pertama adalah subyek penelitian, yang terdiri dari; karakteristik subyek, populasi, jumlah subyek, dan teknik pengambilan sampel. Sub bab berikutnya adalah instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisa statistik.
BAB IV
: Bab Hasil Penelitian, yang terdiri dari sub bab; gambaran umum responden, deskripsi hasil penelitian, serta analisis dan interpretasi hasil penelitian.
BABV
: Bab Kesimpulan, Diskusi dan Saran.
BAB2 KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian teori
2.1.1. Minangkabau Banyak pendapat yang mengemukakan asal mula narna Minangkabau, antara lain mengatakan bahwa kata minang berasal dari nama besi runcing yang dipasang di ujung hidung anak kerbau. Pendapat lain mengatakan bahwa asalnya dari kata mainang kabau, yang artinya memelihara kerbau.
Nama Minangkabau yang tertua dalam catatan sejarah ditemui dalam Nagarakertagama yang ditulis pada tahun 1365 oleh Prapanca, pujangga
Majapahit. Ven der Tuuk mengatakan asal kata Minangkabau berasal dari kata phinang khabu yang artinya tanah asal. Dr. Muh. Hussein Nainar mengatakan bahwa asalnya dari menon khabu yang artinya tanah mulia. Dalam buku Sumatera Tengah, yang diterbitkan Jawatan Penerangan Sumatera Tengah, dikemukakan juga bahwa kata itu berasal dari bahasa Sri Lanka mau angka bahu, yang artinya memerintah. Pendapat yang terakhir mengatakan berasal dar·i kata minanga tamwan, minanga menjadi minang,
17
18
tamwan berubah menjadi kabau. Kata itu ditemukan pada prasasti
Kedudukan Bukit (Navis, 1984: 53).
Orang Minangkabau (orang Minang) menyebut daerahnya dengan a/am Minangkabau. Penamaan "Alam Minangkabau" menunjukkan bahwa orang
Minang sangat tergantung dengan alam. Bukti keterikatan orang Minang dengan alam diungkap dalam filosofi : "a/am takambang jadi guru". Alam terkembang seperti kita tahu, bukanlah sesuatu yang liar dan tak beraturan, tetapi sebaliknya, sangat teratur dan tunduk kepada hukum-hukum alam. Filosofi berguru kepada alam bagi orang Minang menjadikan ia dapat mendayagunakan hukum alam (sunnatullah) sebagai sumber belajar untuk menata kehidupannya. Dengan masuknya Islam, maka semua ini tinggal menyesuaikan, karena hukum alam itu ternyata adalah sunnatullah.
Ada tiga ciri utama yang selalu melekat pada etnis Minang : Pertama, kepenganutan yang kuat terhadap Islam dengan falsafah adat basandi Syara', Syara' basandi Kitabullah; kedua, kepatuhan tert1adap sistem
Matrilineal; ketiga, kecenderungan kuat untuk merantau (Azra, 1988).
a. Dasar budaya minangkabau Ada enam prinsip utama adat Minangkabau yang secara tradisional dianggap berlaku pada masyarakat. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
19
1.
Yang melahirkan anak dan yang punya anak ada!ah perempuan (ibulmande ). Prinsip ini nampaknya berlaku universal.
2.
Yang punya kuasa dan wewenang terhadap kaurn perempuan dan anak-anak adalah laki-laki. lni nampaknya juga merupakan prinsip yang universal. Di rnana- rnana di dunia kita melihat kekuasaan berada di tangan laki- laki.
3.
Keturunan ditarik melalui garis perempuan. Yang dimaksud dengan "keturunan" disini adalah sama dengan "descent" dalam bahasa lnggris. Garis keturunan ini sering disimbolkan dengan "darah", bahwa "keturunan" disalurkan melalui "darah". Bagi orang Minangkabau "darah" diturunkan rnelalui ibu. Prinsip adat ini disebut dengan istilah matrilineal. Sebenarnya, secara biologis Orang Minang rnengakui
mengalirnya "darah" bapak ke dalam tubuh anak. Pengakuan ini dibuktikan dengan sebutan "bako" terhadap keluarga bapak. Bako artinya asal atau benih asal. Dengan demikian bapak adalah benih asal dari seorang anak. Narnun pengakuan ini tidak diikuti dengan pengakuan sosial. Sehingga akhirnya orang Minang "percaya" bahwa hanya darah ibu-lah yang mengalir ke dalarn tubuh seorang anak. 4.
Anggota kelompok-keturunan (suku, payuang, paruik, dst) diangkat atau direkrut melalui garis perempuan. Fungsi utama dari prinsip ketiga diatas adalah untuk mendukung prinsip adat keempat ini. Pada Orang Minang, seorang anak otomatis masuk ke dalam kelompok ibunya.
20
Kalau kelompok ibunya adalah Caniago, maka anak itu otomatis menjadi kelompok Caniago. Dia berada di luar kelompok bapaknya. Bahkan minta pindah ke kelompok bapaknya pun tidak boleh. 5.
Pewarisan harta pusaka, rumah gadang, gelar, kedudukan, dan kekuasaan politik dilaksanakan melalui garis perempuan. lni adalah fungsi penting kedua dari prinsip adat ketiga. Bahwa dalam kehidupan masyarakat perlu tata tertib politik. Di Minangkabau, dengan adanya prinsip adat ketiga, bahwa "keturunan ditarik melalui garis perempuan", maka pewarisan tahta politik dan harta ekonomis ini-pun diselaraskan dengan prinsip tersebut. Yang mewarisi tanah pusaka dan rumah gadang adalah anak- anak perempuan. Yang mewarisi kedudukan dan gelar penghulu adalah kemenakan laki- laki, atau anak saudara perempuan.
6.
Perkawinan eksogami-kelompok (eksogami suku, payuang, atau paruik) adalah satu keharusan. lni artinya seseorang tidak boleh kawin di dalam kelompok. Sesama anggota kelompok adalah bersaudara, atau
berdunsanak, karena darah keturunannya sama (Marzali, 2003).
Adat Minangkabau pada hakikatnya adalah ajaran budi, dan budi pekerti, berada pada pelatihan filsafat budi (ethical philosophy), yang tujuannya adalah untuk menata perilaku-sosial maupun individual agar sesuai dengan hukum alam. Dengan masuknya Islam, Islam tinggal menambah unsur
21
kepercayaan yang bersifat theologik-eskatalogik (Ketuhanan dan alam akhirat) yang semuanya berpuncak pada ke-Esaan dan ke-Mahakuasaan Allah.
Ajaran adat yang bersifat penghalusan budi bersintesis dengan ajaran Islam yang bersifat lebih penghalusan budi (Akhlaqul Karimah), tetapi yang sekarang dihubungkan dengan kepercayaan kepada Allah SWT serta Muhammad Rasulullah SAW panutan utama akan kehalusan budi itu. Dalam proses pengintegrasian dan sintesis dari kedua sumber budaya ini kata sepakat akhirnya dibuhul dengan perjanjian Bukit Marapalam, tertuang dalam adigium:
"Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah" (adat mesti didasarkan pada agama, agama (Islam) berdasarkan Kitabullah (al-Qur'an).
Kata adat berasal dari bahasa Sangsekerta, dibentuk dari kata "a" dan "data". "Dato" artinya sesuatu yang bersifat kebendaan. Jadi "adal" pada hakikatnya adalah segala sesuatu yang bersifat tidak kebendaan (Salmadanis dan Samad, 2003 : 25).
Bukti kuatnya penyesuaian adat dan syarak itu adalah adanya pusaka tinggi yang merupakan warisan kolektif yang tak boleh dimiliki pribadi kecuali atas
22
beberapa kasus tertentu menurut sepanjang adat, menurut aturan adat Minangkabau jatuhnya kepada kemanakan. Begitu pula halnya ada pusaka rendah, yaitu hasil usaha yang dilakukan oleh satu keluarga boleh dimiliki oleh anak-anaknya sesuai menurut hukum Islam.
Dengan status dan hirarkinya yang demikian maka secara prinsip tidak mungkin ada benturan antara adat dan syarak, yang di atasnya adalah alQur'an kalimatul 'u/ya. Maka al-Qur'an dengan sendirinya adalah konstitusi tertinggi bagi budaya dan masyarakat adat Minangkabau.
b. Sistem kekerabatan matrilineal Sistem kekerabatan yang sudah berlangsung sejak lama dalam masyarakat Minangkabau adalah sistem kekerabatan matri!ineal yang mengatur garis keturunan menurut garis keturunan ibu atau wanita. Dalam budaya Minangkabau yang matrilineal ini, laki-laki tidak memiliki harta pusaka berupa tanah, sawah dan rumah.
Sistem matrilineal merupakan satu di antara dua tipe sistem keturunan unilineal (menarik keturunan melalui satu garis tunggal). Tipe sistem unilineal lain adalah sistem patrilineal, seperti yang diamalkan orang Balak. Patrilineal, yaitu mengikuti nasab atau keturunan sebelah Bapak. Oleh karena itu, hanya anak lelaki saja yang menyambung marga Bapaknya (Lubis,
http://www.mandailing.org/kek-ren5.html). Dalam sistem kekerabatan patrilineal, suatu kelompok kekerabatan dihitung dengan dasar satu ayah, satu kakek atau satu nenek moyang. Dengan demikian setiap anak dalam suatu keluarga akan mengikuti dan memakai marga ayahnya, tetapi yang berhak untuk meneruskan marga ayahnya hanya anak laki-laki saja sedangkan anak perempuan akan kehilangan marganya jika ia sudah menikah dengan seorang laki-laki dari marga lain.
Garis keturunan matrilineal ini mempengaruhi ruang lingkup yang lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Minangkabau, tidak hanya sekedar mengambil garis keturunan dari ibu, tetapi lebih luas dari itu matrilineal merupakan suatu sistem kemasyarakatan yang mendasari berbagai aspek kehidupan masyarakat Minangkabau, seperti aspek sosial, politik, ekonomi, dan hukum (Hakimy, 1978; Saanin, 1982).
Kato ( 1982) mengemukakan ciri-ciri masyarakat matrilineal yang tidak hanya tentang garis keturunan, sebagai berikut : 1. Keturunan dihitung berdasarkan garis ibu. 2. Suku terbentuk menurut garis ibu. 3. Kekuasaan dalam suku terletak di tangan ibu. 4. Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi rumah isteri.
24
5. Hak-hak pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakannya, dari saudara laki-laki ibu kepada anak dari saudara perempuan.
Ada empat aspek penting yang diatur dalam sistem matrilineal, yaitu: a. Pengaturan harta pusaka.
Harta pusaka yang dalam terminologi Minangkabau disebut harato jo pusako. Pusako adalah sesuatu milik kaum yang diwarisi turun temurun, baik yang tampak ujud secara material, seperti sawah, ladang, rumah gadang, ternak, dan sebagainya, maupun yang tidak tampak seperti gelar penghulu, atau tuah. Sedangkan harato dimaksudkan adalah segala hasil yang diperoleh dari tanah, sawah milik kaum. Oleh karena itu di Minangkabau dikenal pula dua kata kembar yang artinya sangat jauh berbeda; sako dan pusako. 1. Sako Sako adalah milik kaum secara turun temurun menurut sistem matrilineal yang tidak berbentuk material, seperti gelar penghulu, kebesaran kaum, tuah dan penghormatan yang diberikan masyarakat kepadanya. Sako merupakan hak bagi laki-laki di dalam kaumnya. Gelar demikian tidak dapat diberikan kepada perempuan. 2. Pusako Pusako adalah milik kaum secara turun temurun, berbentuk material seperti sawah, ladang, rumah gadang dan lainnya. Pusako dimanfaatkan oleh perempuan di dalam kaumnya. Hasil sawah, ladang menjadi bekal hidup
25
perempuan dengan anak-anaknya. Rumah gadang menjadi tempat tinggalnya. Laki-Jaki berhak mengatur tetapi tidak berhak untuk memiliki. Karena itu di Minangkabau kata hak milik bukanlah merupakan kata kembar yang satu makna, tetapi dua kata yang satu sama lain artinya berbeda namun tetap berada dalam konteks yang sama. Laki-/aki punya hak terhadap pusako kaum, tetapi dia bukan pemilik pusako kaumnya.
Dalam pengaturan pewarisan pusako, semua harta yang akan diwariskan harus ditentukan dulu kedudukannya. Kedudukan harta pusaka itu terbagi dalam pusako tinggi dan pusako randah (pusaka rendah).
Pusako tinggi adalah harta pusaka kaum yang diwariskan secara turun temurun berdasarkan garis ibu. Pusaka tinggi hanya boleh digadaikan bi/a keadaan sangat mendesak sekali, hanya untuk empat ha/ saja; pertama, jika mayat terbujur di tengah rumah; kedua, jika ada gadis 'gadang' (yang telah melewati umur) be/um menikah; ketiga, rumah gadang ketirisan; keempat, jika penghulu yhendak ditegakkan . Menjual-menggadai dalam ha/-hal itupun baru bisa dilakukan jika tak ada lagi jalan Jain untuk menutupinya dan jika semua anggota keluarga seia-sependapat (Jahja dalam Nairn, 1968 : 86).
26
Pusako randah (Pusaka rendah) yaitu harta pencaharian yang didapat oleh suami isteri selama masa perkawinannya. Pusako randah diwariskan mengikuti hukum pewaris dalam Islam, atau mengikuti hukum faraidh.
b. Peranan laki-laki. Pola kekerabatan matrilineal dengan sendirinya menempatkan laki-laki Minangkabau pada posisi yang berbeda dengan laki-laki pada umumnya. Laki-laki Minangkabau memiliki kekuasaan tertentu dalam sukunya. la terutama bertanggung jawab terhadap kesejahteraan kemenakannya. Bila rumah gadang rusak, atau ada kemenakan yang belurn menikah, maka mamak bertanggung jawab untuk mengatasinya.
Laki-laki Minangkabau memiliki dua peran dalam kehidupan rumah tangga, pertama sebagai mamak dalam rumah ibunya dan sebagai urang sumando dalam rumah istrinya. Peran sebagai mamak dalam rumah ibu pada hakekatnya bertumpang tindih dengan peran perempuan sebagai bundo. Keduanya lambang kebijaksanaan, kekuatan, kestabilan, tanggung jawab dan pengayoman (Prindville dalam Syarifuddin, 1984).
Walaupun mamak tidak tinggal dalam keluarga ibunya, namun kehadirannya dalam keluarga ibunya selalu dituntut oleh adat. Disanalah ia menghabiskan waktu siangnya. ltulah sebabnya anak-anak dalam keluarga tersebut
27
mempunyai hubungan yang rapat dan dengan mamaknya. Syarifudin mengemukakan bahwa mereka lebih membutuhkan mamaknya itu di samping ibunya.
Dari hasil penelitian (Hamdi, 1990) serta berdasarkan uraian dari Amir B dkk (1984) dapat diketahui peran mamak sebagai berikut: 1. Mengatur perkawinan kemenakan Dalam hal ini ayah si gadis tetap diajak berunding, tetapi keputusan tetap di tangan mamak. 2. Mengatur penggunaan dan pembagian pusaka Menurut adat Minangkabau kemenakanlah yang mewarisi gelar, martabat dan kekayaan yang dipunyai oleh mamak. Sebagai warisan harta pusaka yang ditinggalkan oleh pewaris tidak boleh di bagi-bagi oleh yang berhak. Harta yang telah jadi pusaka harus dijaga agar tinggal utuh demi menjaga keutuhan kaum kerabat. Pada gilirannya akan diturunkan kepada kemenakan. Kemenakan laki-laki memiliki hak untuk mengelola sedangkan kemenakan perempuan berhak memiliki. Kemenakan laki-laki harus mengusahakan agar harta pusaka tersebut menghasilkan dan mampu menghidupi kaum kerabat yang ada di rumah gadang, serta tidak boleh di bawa ke rumah isteri. 3. Menanggung biaya dan keperluan kemenakan
28
Kewajiban seorang mamak terhadap kemenakannya, terutama yang perempuan adalah memberi makan, pakaian, perumahan dan lain-lain. Bisaanya dengan memberikan sebidang tanah atau bagian dari harta pusaka untuk diusahakan dan dikelola oleh kemenakan. 4. Mengatur, membimbing, mengawasi dan melindungi kemenakan Terhadap kemenakan perempuan diberikan bimbingan agar ia memahami nlai-nilai sosial yang menempatkan perempuan sebagai sentral di rumah. Sedangkan pada kemenakan laki-laki bimbingan diberikan sebagai persiapan untuk menjadi penunjang dan pengembang sanak saudaranya.
Peran orang laki-laki sebagai urang sumando dalam rumah istrinya adalah lemah sekali. Pepatah Minangkabau mengatakan posisi laki-laki sebagai urang sumando tersebut ibarat rabuak di ateh tunggue (rabuak adalah bagian dari pohon ijuk yang mudah diterbangkan oleh angin). Ada! yang seperti ini menempatkan laki-laki pada posisi yang serba salah. Di rumah ibunya ia tidak mempunyai hak alas rumah itu, dan di rumah istrinya ia hanya tamu yang menompang (Syarifuddin, 1984).
Seorang laki-laki Minangkabau harus menjalankan peran sebagai ayah dari anak-anaknya, sekaligus bertanggung jawab untuk membimbing kemenakannya.
29
c. Kaum dan pesukuan.
Orang Minangkabau yang berasal dari satu keturunan dalam garis matrilineal merupakan anggota kaum dari keturunan/klen tersebut. Sasuku maksudnya adalah berasal dari keturunan yang sama sejak dari nenek moyangnya. Suku artinya seperempat atau kaki. Jadi, pengertian sasuku dalam sebuah nagari adalah seperempat dari penduduk nagari tersebut.
Sebuah kaum mempunyai keleikaitan dengan suku-suku lainnya, terutama disebabkan oleh perkawinan. Oleh karena itu kaum punya struktur yang umumnya dipakai oleh setiap suku.
Dalam sistem matrilineal perempuan diposisikan sebagai pengikat, pemelihara dan penyimpan, sebagaimana diungkapl
Perempuan menerima hak dan kewajibannya tanpa harus melalui sebuah prosedur apalagi bantahan. Hal ini disebabkan hak dan kewajiban perempuan itu begitu dapat menjamin keselamatan hidup mereka dalam kondisi bagaimanapun. Semua harta pusaka menjadi milik perempuan, sedangkan laki-laki diberi hak untuk mengatur dan mempertahankannya. Perempuan tidak perlu berperan aktif sebagai ninik mamak.
30
Di dalam sistem matrilineal, perempuan juga mempunyai fungsi dan kedudukan yang spesifik, yaitu sebagai: 1. Bunda Kanduang Apabila ibu atau tingkatan ibu dari mamak yang jadi penghulu masih hidup, maka dialah yang disebut Bunda Kanduang, atau mandeh atau niniek. Dialah perempuan utama dalam kaum itu. Dia punya kekuasaan lebih tinggi dari searang penghulu karena dia setingkat ibu, atau ibu penghulu itu betul. 2. Perempuan bisaa yang sudah kawin Mereka adalah bagian dari kepemilikan pusaka. Mereka diatur aleh tungganai, mamak laki-laki yang ditugaskan mengatur untuk setiap rumah gadang. Dari mereka inilah nanti akan dapat ditentukan siapa yang akan dijadikan perempuan utama berdasarkan; wibawa, kecakapan, dan kebijaksanaan yang dimilikinya.
Perlu pula diperhatikan struktur suku di dalam suatu kaum dan strukturnya bersama dengan suku lain. Struktur suku dalam suatu kaum diungkap i Fulan sebagai berikut: a) Mamak yang dipercaya sebagai pimpinan kaum yang disebut Penghulu bergelar datuk. b) Mamak-mamak di bawah penghulu yang dipercayai memimpin setiap rumah gadang, karena di dalam satu kaum kemungkinan rumah gadangnya banyak. Mamak-mamak yang memimpin setiap rumah gadang itu disebut;
31
tungganai. Seorang laki-laki yang memikul tugas sebagai tungganai rumah, pada beberapa suku tertentu, mereka juga diberi gelar datuk. Di bawah tungganai ada laki-laki dewasa yang telah kawin juga, berstatus sebagai mamak bisaa. Di bawah mamak inilah baru ada kemenakan.
c. Kecenderungan merantau Nairn dalam studinya tentang Merantau, mengungkap faktor-faktor yang mendorong laki-laki Minangkabau lebih suka merantau dari pada tinggal di kampung. Faktor itu antara lain adalah:
1.
Struktur sosial di Minangkabau yang matrilineal ticiak cukup memberi tempat yang kokoh bagi laki-laki dalam kehidupan l<eluarga, dalam arti bahwa dia tidak mempunyai kekuasaan yang mantap di rumah isterinya dan tidak pula di rumah ibunya sendiri. la oleh karena itu merasa terombang-ambing, kurang terjamin dan selalu gelisah.
2.
Dengan sistem kekerabatan keluarga besar (extended family sistem) seperti yang ditemukan dalam masyarakat matrilineal tersebut, suami dan isteri masing-masingnya tetap merupakan bahagian dari keluarga induk masing-masing. Dorongan merantau dilihat sebagai usaha untuk melepaskan diri dari keluarga induk untuk dapat membangun keluarga batih sendiri yang terhindar dari berbagai intervensi keluarga besar.
3.
Laki-laki walaupun terhitung sebagai anggota keluarga di rumah ibunya, tidal< dapat menil<mati Ilaria keluarga. Dia tidak dapat mengerjakan
32
sawah keluarga untuk dibawa hasilnya ke rumah anaknya, kecuali jika seizin saudara-saudara perempuannya. Sebaliknya, dari tugas dan tanggung jawabnya, malah dia di dorong untuk memperbanyak tanah yang ada dari hasil yang diperdapat di rantau. Keluarganya, dan malah dia sendiri, merasa telah memenuhi panggilan jika dapat berkirim pulang untuk membeli atau memagang sawah baru. 4.
Tanggungjawab ganda yang dia pikul (baik sebagai bapak terhadap anaknya, sebagai mamak terhadap kemenakannya, sebagai saudara laki-laki terhadap saudara-saudara perempuannya, maupun sebagai anggota keluarga dan sebagai anggota masyarakat kampungnya) mungkin dirasa terlalu berat untuk dihadapi secara sekaligus. Karenanya dia cenderung untuk mengelakkan dan malah melepaskan tanggung jawabnya itu. Ada semacam perasaan 'terlalu dibebani' untuk hidup di kampung, sedang sementara itu dia tahu bahwa di kampung tak banyak yang bisa dilakukan untuk penyambung hidupnya.
5.
Ketidaktergantungan mereka kepada tanah juga menimbulkan sikap menilai rendah terhadap kehidupan bertani. Masyarakat sebaliknya melihat ke atas kepada orang dagang dan orang-orang lainnya yang banyak merantau, apalagi kalau mereka mampu memperlihatkan hasil jerih payah di rantau. Tantangan untuk merantau oleh karena itu tinggi dan pujian yang diperdapat jika berhasil juga tinggi.
33
6.
Anak laki-laki telah di dorong untuk meninggalkan rumah sejak dari umur muda. Di rumah dia tidak diberi akomodasi setimpal seperti kepada anak perempuan. Dia disuruh tidur di surau, atau di rumah pembujangan, dan belajar mempersiapkan untuk menghadapi kehidupan yang sukar di kemudian hari. Dorongan untuk pergi merantau oleh karena itu disiapkan secara berangsur-angsur sejak dari umur muda. lnstitusi merantau oleh karena itu adalah bahagian yang tak terpisahkan dari lembaga kehidupan secara menyeluruh (Nairn, 1979: 279-280).
2.1.2. Kemandirian Berdasarkan tata bahasa Indonesia diketahui bahwa pembentukan kata kemandirian berasal dari kata sifat mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. (Kamus Besar bahasa Indonesia, 1990 : 55).
Kemandirian adalah "the ability to be self directive rather than dependent on
others for control" (Hurlock, 1974).
Dari definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa kemandirian merupakan suatu kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri dan tidak bergantung pada kontrol dari orang lain.
34
Dalam penelitian ini istilah kemandirian merujuk pada istilah autonomy dan independence. Autonomy shows itself in independence (Hurlock 1974: 49).
lndividu yang otonom adalah individu yang mandiri, tidak mengandalkan bantuan dan dukungan dari orang lain yang kompeten. la juga bebas bertindak. Orang yang mandiri lebih bergantung pada potensi serta sumber daya diri sendiri dari pada bergantung pada lingkungan fisik dan sosialnya. Dorongan otonom juga merujuk kepada adanya kecenderungan individu untuk berusaha agar ia dapat menguasai lingkungannya. (Maslow dan Angyal, dalam Hjelle & Ziegler, 1981: 390)
Penelitian mengenai kemandirian pada kelompok dewasa muda mengemukakan bahwa batasan mengenai kemandirian berhubungan clengan kemandirian dalam aspek interpersonal dan intrapsikis (Frank, Laman dan Avery, 1988). Menurut Frank dkk, kemandirian berkaitan dengan: a. Kemampuan atau kompetensi untuk berhubungan dengan lingkungan luar. b. Kemampuan untuk menguasai konflik intrapsikis. c. Kemampuan untuk memisahkan diri dari significant others.
Solomon Asch mengemukakan ciri-ciri orang yang mandiri sebagai berikut: 0
Independent tend to be self-reliant, persuasive, expressive and
unconventional and able to think for themselves; while conformist tend to be
35
submissive, conventional, easily upset by stress, and suggestible, and lack of insight into their own motives and antitudes" (Asch, 1952 : 212).
Selain itu kemandirian juga diartikan sebagai: an attitude of self reliance or self resistence to control by others, yang berarti dapat mengandalkan diri sendiri dan tidak bersedia untuk dikontrol oleh orang lain (English dan English, 1959). Sedangkan Rokeach dalam pembagian nilainya menyebut kemandirian sebagai Self reliance atau independence". 0
Berdasarkan tata bahasa Indonesia diketahui bahwa pembentukan kata kemandirian berasal dari kata sifat mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. (Kamus Besar bahasa Indonesia, 1990: 55).
Kemandirian, oleh para ahli juga dijadikan suatu kriteria tertentu, yaitu kriteria kedewasaan. McCandless & Coop mengemukakan adanya ketidaktergantungan secara ekonomi (economic independence) untuk mendefinisikan kedewasaan. Artinya, orang dewasa dapat menopang dirinya sendiri dalam hal keuangan (McCandless & Coop, 1979, dalam Smolak, 1993).
36
Hoffman 1984 (dalam Moore, 1987; Smolak 1993) menjelaskan kemandirian sebagai ketidaktergantungan (independence). Ada 4 (empat) bentuk ketidaktergantungan (independence) yaitu : 1. Ketidaktergantungan secara fungsional (Functional Independence). 2. Ketidaktergantungan dalam sikap (Attitudinal Independence). 3. Ketidaktergantungan dalam hal emosi (Emotional Independence). 4. Ketidaktergantungan konfliktual (Conflictual Independence).
Kemandirian memiliki beberapa aspek yaitu: 1. Aspek ketidaktergantungan (Independence).
2. Aspek pengambilan keputusan (Desicion Making). 3. Kontrol diri (Personal
Contra~.
4. Aspek pernyataan diri (Self Assertion).
5. Self Other Responsibility. (Frank, 1979, dalam Smolak, 1993).
Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa kemandirian adalah tingkah laku di mana individu dapat mengandalkan dan bergantung pada dirinya sendiri dan bebas dalam membuat keputusan dalam dirinya tanpa menimbulkan konflikkonflik tertentu dalam dirinya.
37
lndikator kemandirian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan hasil penelitian dari Frank (1988), serta bentuk-bentuk kemandirian yang dikemukakan oleh Douvan & Adelson (1966) dan Hoffman (1984), yang dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kedewasaan yang mnecakup : a. Pengaturan diri sendiri. Kemandirian dapat dilihat dari kemampuan individu untuk dapat mengatur dan mengarahkan dirinya dengan tepat serta dapat menjaga diri sendiri. lndividu yang memiliki self govermance yang baik bisaanya merasa dirinya sudah dewasa dan cukup matang, dapat bertindak secara cepat, melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta memiliki pengaturan diri yang baik. b. Kemandirian secara ekonomi Merupakan kemampuan seseorang mendapatkan uang untuk menopang kebutuhan pokoknya, memiliki pekerjaan, tidak tergantung secara finansial dengan orang lain, dapat menghasilkan uang sendiri serta tidak menerima bantuan dalam hal keuangan. c. Dapat mengambil keputusan sendiri lndividu yang mandiri digambarkan sebagai individu yang mampu mengambil keputusan sendiri dengan baik, tidak tergantung pada orang tua atau orang lain dalam membuat dan mengambil keputusan serta dapat menjalankan keputusannya dengan penuh tanggung jawab.
38
d. Terlibat dalam kegiatan di luar rumah Seorang dikatakan mandiri apabila ia telah dapat tinggal terpisah dari orang tua atau kampung halamannya, misalnya pada waktu mereka menuntut ilmu, ataupun bekerja di tempat yang jauh dari kampung halamannya. Dalam masyarakat Minangkabau diistilahkan dengan 'merantau'. e. Kemandirian dalam sikap dan tata nilai Dalam sikapnya, orang yang mandiri mampu menjadi individu yang unik yaitu memiliki keyakinan, nilai dan pendapat sendiri.
f. Kemandirian dalam emosi Tidak lagi membutuhkan dukungan emosi yang berlebihan dari orang tua dan lingkungannya.
2.1.3. Penelitian terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Nurkesuma (Skripsi Fakultas Psikologi Depok, 1995) yang berjudul Nilai Kemandirian dalam Pola Kekerabatan Matrilineal dan ldentitas Sosial 0
Perempuan Minangkabau. Hasil penelitiannya ia!ah bahwa: Nilai kemandirian dapat digunakan sebagai peramal terhadap identitas sosial dan sebaliknya identitas sosial dapat dijadikan sebagai peramal bagi kemandirian". Pada penelitian ini identitas sosial tersebut adalah sistem kekerabatan. Sistem kekerabatan yang diteliti disini dispesifikkan pada sistem
39
matrilineal dan akan dilihat apakah ada pengaruhnya terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau yang menganut sistem kekerabatan tersebut.
Disamping temuan bahwa nilai kemandirian dapat digunakan sebagai peramal terhadap identitas sosial dan sebaliknya, dalam skripsi ini juga terdapat temuan lain, yaitu : bahwa tidak ada perbedaan nilai kemandirian antara lbu dan anak perempuannya di Minangkabau sebagai generasi yang berbeda. Kemudian juga dikatakan bahwa tidak ada perbedaan identitas sosial antara lbu dan anak perempuannya sebagai generasi yang berbeda.
Sedangkan penelitian ini adalah tentang hubungan sifat kemandirian dengan sistem kekerabatan matrilineal pada laki-laki Minangkabau. Maka tujuan dan subyek penelitiannya berbeda sehingga bisa menjadi penyempurnaan dari penelitian terdahulu.
2.2. Kerangka Berpikir
2.2.1. Sistem kekerabatan dan kemandirian laki-iaki Minangkabau Berbicara kehidupan manusia sebagai individu tidak akan pernah keluar dari kerangka pembicaraan mengenai kepribadian, konsep diri dan budaya dimana individu manusia tersebut hidup. Budaya, kepribadian, dan konsep
40
diri saling mempengaruhi satu sama lain sekaligus, dan dengan tujuan akhir bekerja integratif membentuk individu yang utuh (Dayakisni dan Yuniardi, 2003). Skripsi ini meneliti tentang pengaruh budaya pada masyarakat Minangkabau terhadap kemandirian, yaitu pengaruh sistem kekerabatan matrilineal terhadap kemandirian laki-Jaki Minangkabau.
Kelompok kekerabatan dapat menjadi pedoman bagi hubungan-hubungan sosial dimana seseorang terlibat di dalamnya. Hubungan sosial yang terwujud antara seseorang dengan orang lain dibatasi oleh unsur-unsur seperti kedudukan jenis kelamin, umur, dan hubungan kekerabatan. Menurut Keesing hubungan kekerabatan mengacu kepada hubungan antara orang tua dan anak-anak, baik anak perempuan maupun anak laki-iaki, dan pada jaringan-jaringan hubungan yang terbentuk dari hubungan orang tua dan anak-anak tersebut (Keesing, 1975).
Sistem kekerabatan yang di anut oleh masyarakat Minangkabau adalah sistem kekerabatan matrilineal, yang menjadi salah satu identitas budaya masyarakat Minangkabau. Dalam budaya Minangkabau yang matrilineal ini, laki-laki tidak memiliki harta pusaka berupa tanah, sawah dan rumah.
Ditinjau dari aspek psikologis, sistem matrilineal juga mempengaruhi laki-laki Minangkabau untuk mandiri. Laki-laki Minangkabau tidak mempunyai hak
41
kepemilikan harta di kampungnya, dia juga hanya sebagai 'urang sumando' di rumah istrinya sehingga ia tidak dapat memimpin keluarganya secara langsung, karena dalam sistem matrilineal laki-laki Minangkabau bertanggung jawab terhadap keluarga matrilialnya, yaitu sebagai mamak pada kemenakan-kemenakannya. Selain itu, laki-laki Minangkabau juga tidak mempunyai wewenang dan kekuasaan dalam pembuatan keputusan yang vital bagi anak keturunan dalam kaum. Seperti dalam perkawinan, kematian serta pembagian harta pusaka. Walaupun laki-laki menjadi mamak dan penghulu dikatakan sebagai pimpinan dalam kaum, akan tetapi sesungguhnya sejauh itu terkait dengan penggunaan tanah, rumah serta perlengkapan-perlengkapan adat termasuk titel pemegang kewenangan yang sesungguhnya adalah terletak pada perempuan senior dalam kaum itu. Suatu keputusan tidak dapat diambi! kecuali melalui persetujuan dan mufakat dengannya.
Hal ini juga merupakan salah satu sebab laki-laki Minangkabau mempunyai kecenderungan untuk merantau agar menemukan poia kehidupan yang dia inginkan, dimana ia dapat mengatur dan mengarahkan dirinya dan keluarganya dengan tepat, tidak tergantung kepada orang lain baik dari segi ekonomi maupun dalam mengambil keputusan, dan dapat membebaskan dirinya dari sistem matrilineal yang secara tidak langsung menimbulkan hambatan-hambatan bagi laki-laki Minangkabau untuk lebih berkembang,
42
sehingga mereka mewujudkannya dengan merantau yang membuat mereka bisa menjadi lebih kreatif dan mandiri.
2.3. Hipotesa
Dalam penelitian ini dimunculkan hipotesa yang nantinya akan dibuktikan melalui penelitian yang akan dilakukan, berdasarkan dengan apa yang telah dirumuskan sebelumnya dalam permasalahan penelitian; - Hipotesa alternatif (Ha) : Ada pengaruh sistem matrilineal terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau. - Hipotesa nihil (Ho) : Tidal< ada pengaruh sistem matrilineal terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau.
BAB3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Subyek Penelitian
3.1.1. Karakteristik subjek Subyek pada penelitian ini adalah laki-laki yang berasal dari suku Minangkabau, dengan karakteristik sebagai berikut: a. Subyek minimal tel ah tinggal di daerah Minangkabau selama 1O tahun (dibesarkan dalam lingkungan yang matrilineal). b. Sedang atau pernah menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena mereka diasumsikan mempunyai pengetahuan agama yang lebih dari pada yang di perguruan tinggi umum. Dengan pengetahuan agama yang lebih akan menunjang mereka untuk lebih mengenal dan menjalankan adat Minangkabau dengan baik, karena orang Minang mempunyai falsafah adat basandi Syara', Syara' basandi Kitabullah. c. Berumur 18- 40 tahun/ dewasa dini, yang telah mempunyai tanggung jawab ekonomi minimal terhadap diri sendiri. d. Mengisi skala dan memenuhi syarat matrilineal.
43
44
3.1.2. Populasi
Berdasarkan data yang didapat dari Komunitas Mahasiswa Minangkbau (KMM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bahwa laki-laki Minangkabau (matrilineal) yang sedang dan pernah menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah dan berusia 18-40 tahun sekitar lebih kurang 300 orang.
3.1.3. Jumlah Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah 70 orang. Terdiri dari 30 orang untuk penelitian tahap pertama (uji coba skala), dan 40 orang untuk penelitian tahap kedua. Diharapkan dari 40 orang ini mencakup ke dalam matrilineal tulen dan matrilineal yang sudah berkurang/terpengaruh oleh sistem lain sebagai data kontrol.
Guilford dan Frunchter (1978) menyatakan bahwa, jurnlah sampel minimal untuk melakukan penelitian yang baik adalah 30 orang agar hasilnya dapat dianalisis secara statistik dengan menggunakan asumsi distribusi normal. Oleh karena itu jika jumlah sampel yang diharapkan tidak terpenuhi, maka jumlah minimal setidaknya harus tercapai.
3.1.4. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan cara incindental sampling, artinya individu yang
45
telah memenuhi kriteria-kriteria yang ditentukan (purposive sampling) dapat diambil sebagai subyek penelitian, dan diambil yang paling mudah ditemui atau paling bersedia (incindental sampling), sampai jumlahnya mencapai batas yang diperlukan (Guilford & Fruchter, 1981 ).
Teknik ini digunakan karena memiliki kelebihan, yaitu pengambilan sampel menjadi praktis, mudah dan dapat diperoleh dalam waktu yang singkat, dengan catatan bahwa subyek bersedia untuk menjadi sampel dengan tidak mengabaikan cirri-ciri/ karakteristik subyek penelitian, sehingga dapat mengurangi bias.
Dalam penelitian ini yang menjadi independent variabel adalah sistem matrilineaL Sedangkan dependent variabelnya adalah kemandirian.
3.2. lnstrumen Penelitian
lnstrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kemandirian dan kuesioner untuk melihat kematrilinealan subyek.
Setiap pernyataan dalam skala ini disertai dengan 4 pi!ihan jawaban, yaitu: SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak
46
Sesuai). Skala 4 (genap) ini dipilih untuk menghindari terjadinya kecenderungan pemusatan (central tendency) atau menghindari jawaban subyek yang berada di tengah-tengah (netral).
Dengan menggunakan skala sikap model Likert, peneliti menetapkan penskoran dari 1-4. Skor 1 diberikan kepada subyek yang menjawab STS untuk pernyataan yang berbentuk positif (favorable) atau menjawab SS untuk pernyataan negatif (unfavorable). Sebaliknya, skor 4 diberikan untuk subyek yang menjawab SS pada pernyataan yang berbentuk positif atau STS untuk pernyataan negatif.
Harry Susianto (1992) menyatakan Tahap Pembuatan Skala Likert: 1. Merumuskan obyek sikap. Penulis merumuskan obyek sikap yang ingin diketahui sejelas mungkin berasal dari aspek-aspek yang mendukung hal tersebut, dimana setiap orang memiliki perasaan yang berbeda mengenai hal tersebut baik perasaan positif ataupun negatif. 2. Menulis pernyataan. Setelah obyek sikap yang ingin diketahui jelas, penulis mengumpulkan dan menulis sejumlah pernyataan mengenai obyek tersebut. 3. Pilot study. Penulis mengadakan uji coba kepada 30 responden yang memiliki karakteristik yang mirip dengan respoden penelitian.
47
4. Memilih pernyataan untuk skala. Kemudian peneliti memilih pernyataan terbaik untuk skala dengan melakukan analisa daya pembeda, pada setiap pernyaiaan peneliti juga menganalisa reliabilitas skala.
3.2.1. Alat Pengukuran Kematrilinealan Untuk mengukur dan melihat sejauh mana subyek penelitian menganut sistem kekerabatan matrilineal, maka subyek diharapkan dapat mengisi identitas personal yang diikuti dengan kuesioner, dimana nantinya akan menggambarkan sejauh mana subyek menjalankan kematrilinealannya, sehingga subyek dapat dikelompokkan ke dalam matrilinsal tulen ataukah matrilineal yang sudah berkurang karena sudah terpengaruh oleh sistem lain.
3.2.2. Alat pengukuran kemandirian Untuk pengukuran kemandirian digunakan skala model Likert, yang terdiri dari beberapa item pernyataan yang nantinya akan mengukur kemandirian. Pernyataan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator kemandirian yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu: 1. Pengaturan diri sendiri, dimana laki-laki Minangkabau dapat mengatur dan mengarahkan dirinya dengan tepat, mampu menjaga diri sendiri, dewasa, matang, bertindak tepat, dan mampu melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya tanpa bantuan dari orang lain.
48
2. Kemandirian secara ekonomi, laki-laki Mianangkabau mampu mendapatkan uang untuk menopang kebutuhan pokoknya, memiliki pekerjaan lain yang tidak hanya mengurusi sawah dan ladang kaumnya, tidak tergantung secara finansial dengan orang lain, dan telah mampu menghasilkan uang sendiri yang dapat dimilikinya secara pribadi. 3. Dapat mengambil keputusan sendiri, dimana laki-laki Minangkabau telah dapat membuat dan mengambil keputusan sendiri tanpa bergantung pada orang lain disekitarnya, dan menjalankan keputusan tersebut denan pen uh tanggung jawab. 4. Terlibat dalam kegiatan di luar rumah, mampu tinggal dan hidup terpisah dari orang tua dan kampung halaman (merantau). 5. Kemandirian dalam sikap dan tata nilai, laki-laki Minangkabau mampu menjadi individu yang unik, yaitu memiliki keyakinan, nilai, dan pendapat sendiri, walaupun hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut orang tua atau orang disekelilingnya. Serta mampu menentukan tujuan hidupnya. 6. Kemandirian dalam emosi, laki-laki Minangkabau tidak lagi membutuhkan dukungan emosi yang berlebihan dari keluarga dan orang lain dalam lingkungannya.
49
Sebelum pembuatan skala ini, terlebih dahulu penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan pelengkap (identitas personal) yang berguna untuk menjajaki atau mengetahui gambaran umum responden yang akan diteliti.
Untuk memudahkan penelitian, peneliti membuat kisi-kisi atau blue print agar memudahkan dalam membuat pernyataan.
Tabel 3.1. Penyebaran Item dalam Skala Kemandirian -------·--------- ---------
ASPEKYANG DIUNGKAP 1---------·Pengaturan diri sendiri
Kemandirian secara ekonomi
Dapat mengambil keputusan sendiri
·--
------- - - -
--
-----.------.----------····-
.
--------- - - - - - - -
FAVO UNFAVO RAB LE-------· RAB LE 22,24 36
INDIKATOR-INDIKATOR -- ___ ________ ------·-..·---·---·---"
- Mengatur dan mengarahkan diri dengan tepat. - Melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. - Menjaga diri sendiri.
-
Mendapatkan uang untuk menopang kebutuhan pokok. - Memiliki pekerjaan. - Tidak tergantung secara finansial dengan orang lain.
- Mengambil keputusan sendiri
I 3,29
2,5
41
12, 18.
26
40
28 37
17 42
33
19,34
dengan baik. 16 - Tidak tergantung pada orang tua/ orang lain dalam membuat dan mengambil keputusan. - Menjalankan keputusan dengan 11, 15 penuh tanqqunq iawab. Terlibat dalam - Tinggal terpisah dari orang tua 43 kegiatan di luar atau kampung halaman. rumah - Menuntut ilmu, bekerja di tempat 4,25 -~ ...Y§.f19j§_LJh dari kampung halaman.___ .
31,44
"13, 14 30 45 --·-·----
50
Tabel 3.1. Lanjutan ASPEK YANG DIUNGKAP Kemandirian sikap dalam dan tata nilai
Kemandirian dalam emosi
··-------
INDIKATOR-INDIKATOR
FAVO RAB LE
-------
- Memiliki keyakinan nilai dan pendapat sendiri. Mampu menentukan sendiri tujuan hidupnya. - Mengutamakan dirinya sebagai penilai terbaik dalam mengambil keputusan, meskipun berbeda dengan nilai-nilai yang dianut orang tuanya.
-
·---·-------
I
I
- Telah dapat memutuskan ikatan I emosional semasa kecil terhadap orang tuanya. - Tidak membutuhkan dukungan emosi yang berlebihan dari orang tua.
6
UNFAVO RAB LE 10
35
23,39
7
20,32
27
21,38
8
1,9
3.3. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu : a. Persiapan penelitian Ada beberapa ha! yang perlu dipersiapkan untuk penelitian ini, seperti membuat dan mengaudit alat-alat validitas dan reliabilitasnya agar dapat dipertanggungjawabkan dan menghubungi pihak-pihak yang terkait dan dibutuhkan dalam penelitian ini.
51
b. Uji' coba alat ukur Uji coba empiris harus dilakukan dalam situasi dan kondisi testing yang sebenarnya sehingga respon atau jawaban subjek merupakan respon yang sesungguhnya pula. Pada tahap ini dimulai dengan pembuatan item-item untuk skala kemandirian dengan mengacu kepada blue print (Terlampir). Uji coba akan dilakukan pada 30 orang responden yang memiliki karakteristik yang mirip dengan responden penelitian. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis item untuk menguji validitas tiap item pada ala! dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment. Korelasi tiap item diperoleh dari perhitungan korelasi antara skor item dengan skor total. Item yang tergolong valid adalah item-item yang memiliki daya pembeda tinggi dengan korelasi
z 0,5. Hasilnya
memperlihatkan bahwa dari tujuh puluh item yang diujicobakan, terdapat empat puluh lima item yang terhitung valid dan dua puluh lima item tidak terpakai (gugur). Selain itu, dilakukan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha. Hasilnya, nilai dari reliabilitas alat ukur ini adalah 0,95. Item-item yang valid tersebut terlihat dalam blue print (Terlampir).
52
c. Pelaksanaan penelitian Penelitian dilaksanakan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada akhir Juli 2004.
3.4.
Analisa Statistik
Untuk menganalisa hasil uji coba alat, maka penulis menghitung indeks korelasi setiap item (validitas). Rumus yang dipergunakan adalah teknik statistik Korelasi Spearman-Brown: r xx' = 2 ( r y1y2 ) I ( 1 + r y1y2)
r y1y2
= Koefisien korelasi antara skor belahan Y1 dan skor belahan Y2
Untuk menguji reliabilitas skala, maka digunakan Rumus Koefisien Alpha Cronbach (Azwar, 2000 : 87), yaitu:
s? + sz2 a
=
s/
s? dan sz2
= varians skor belahan 2
S/
= varians skor skala
53
Kemudian untuk meriguji perbedaan frekuensi kemandirian pada subyek metrilineal tu/en, dan matrilineal yang sudah berkurang, digunakan rumus chi
square, yaitu: ( fo - fn ) 2
X2
= L: fn
Keterangan:
x2
= chi square
fo
= frekuensi yang diobservasi
fn
= frekuensi yang diharapkan/ frekuensi teoritik
Sedangkan Untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh sistem matrilineal terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau, dila/cukan perhitungan signifikansi perbedaan mean ( t-test) dengan Independent Samples Test. Rumusnya adalah :
2
t=
dengan
s=
(ni- 1ls,
2
+(n, - 1ls, -~----~~~
54
Keterangan:
= perbedaan mean
t X1
= Mean skor subyek kelompok I pada suatu dimensi trait
X2
= Mean skor subyek kelompok II pada dimensi trait yang sama
n1
=jumlah subyek kelompok I
n2
= jumlah subyek kelompok II
(Guilford, 1978)
BAB4
HASIL PENELITIAN
Bab berikut ini berisikan hasil penelitian dari penulisan skripsi adalah sebagai berikut : gambaran umum responden dan hasil utama penelitian.
4.1. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum subyek dalam penelitian akan diuraikan di bawah ini, yaitu berupa distribusi frekuensi dari kampung (asal nagari), dan pekerjaan dari masing-masing subyek.
Subyek penelitian adalah laki-laki Minangkabau (matrilineal) yang merantau dan sedang atau pernah menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah yang berusia 18-40 tahun (dewasa dini).
55
56
4.1.1. Berdasarkan kampung (asal nagari) Tabel 4.1.1. Kampung (Asal Nagari) Kampung
Valid
Frequency
Padano Bukit Tinggi Pariaman Payakumbuh Lubuk Basung Maninjau Batusangkar Total
6 17 7 4 2 1 3 40
Percent
(%) 15.0 42.5 17.5 10.0 5.0 2.5 7.5 100.0
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh gambaran bahwa terdapat 6 orang subyek yang berasal dari kola Padang, 17 orang dari Bukit Tinggi, 7 orang dari Pariaman, 4 orang dari Payakumbuh, 2 orang dari Lubuk Basung, 1 orang dari Maninjau, dan 3 orang berasal dari Batusangkar.
4.1.2. Berdasarkan pekerjaan Tabel 4.1.2. Pekerjaan Pekerjaan Valid
Mahasiswa Pegawai Wirausaha Total
Frequency 17 9 14 40
Percent
(%) 42.5 22.5 35.0 100.0
57
Berdasarkan pekerjaan, terdapat 17 orang subyek sebagai mahasiswa, 9 orang sebagai pegawai (negeri/swasta), dan 14 orang subyek mempunyai pekerjaan wirausaha.
4.2.
Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Gambaran kematrilinealan Subyek penelitian dikelompokkan secara manual ke dalam 2 kelompok berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang mengukur kematrilinealannya. Kelompok pertama yaitu kelompok matrilineal tu/en, dimana subyek dalam kelompok ini telah memilih jawaban di sebelah kiri pada pertanyaan nomor 12-19. Jawaban-jawaban yang disebelah kiri tersebut telah dibentuk sedemikian rupa sehingga menggambarkan bahwa subyek tersebut masih menganut sistem matrilineal yang kental (tulen).
Sedangkan subyek yang memilih jawaban yang telah bercampur dengan pilihan jawaban di sebelah kanan dikelompokkan kepada matrilineal yang sudah berkurang, karena pilihan-pilihan jawaban disebelah kanan tersebut
telah dipengaruhi oleh sistem patrilineal.
58
Gambaran subyek berdasarkan pengelompokan kematrilinealannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.2.1. Kematrilinealan Matrilineal
Valid
Frequency
tulen sudah berkurang Total
Percent
(%)
20
50.0
20
50.0
40
100.0
Berdasarkan label diatas, dapat diperoleh gambaran bahwa terdapat 20 orang subyek yang dikelompokkan pada matrilineal tulen dan 20 orang subyek yang dikelompokkan ke dalam matrilineal yang sudah berkurang.
4.2.2. Gambaran tipe kemandirian
untuk menentukan tingkat kemandirian subyek dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah peneliti menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) yaitu menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur, kontinum jenjang ini adalah rentang maksimum-rninimumnya adalah 45X1=45 sampai dengan 45X4 =180 atau 45-180, sehingga luas sebarannya adalah180-45=135, dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya ( cr) bernilai 135/6=22.5, dan mean teoritisnya (
~t
)adalah (45+180)/2=·112.5. kemudian penggolongan
59
subye~
dibagi kedalam 3 kalegori diagnosis, maka keenam saluan deviasi
standar ilu kila bagi jadi 3, menjadi :
Rendah
nilai min ::: X < µ - cr 45:::
Sedang
µ-cr:::X<µ+cr 90:::
Tinggi
x < 90
~t
x < 135
+ cr ::: X < nilai max
135 :::
x < 180
(Azwar, 2003 : 109)
Tabel 4.2.2. Gambaran Tipe Kemandirian Kategori kemandirian rendah sedang Valid lingoi Total
Frequency 0 19 21 40
Percent
(%) 0 47.5 52.5 100.0
Dari hasil label serta kelerangan di alas dapat disimpuikan bahwa subyek yang memiliki tingkal kemandirian linggi sebanyak 21 orang, yang meiliki kemandirian sedang sebanyak 19 orang, dan lidak terdapal satu orang subyek pun yang lingkat kemandiriannya rendah.
60
4.3. Analisa dan lnterpretasi Hasil Penelitian
4.3.1. Gambaran korelasi antara Matrilineal * Kategori kemandirian Tabel 4.3.1.a. Matrilineal * Kategori Kemandirian Crosstabulation Matrilineal * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Kategori Kemandirian
Total
sedang
tinggi
4
16
20
15
5
20
19
21
40
tulen Matrilineal sudah berkurana Total
4.3.1.b. Chi-Square Tests Matrilineal * Kemandirian Value ChiPearson 12.130(b) Sauare Continuity 10.025 Correction(a) 12.842 Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear 11.827 Association N of Valid Cases 40
df
Asymp. Sig. (2-sided)
1
.000
1
.002
1
.000
1
.001
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa subyek matrilineal tulen yang memilki kemandirian tinggi sebanyak 16 orang dan 4 orang yang memiliki kemandirian sedang. Terlihat juga bahwa pada subyek matrilineal yang sudah berkurang terdapat 5 orang yang kemandiriannya tinggi dan 15 orang
61
yang kemandiriannya sedang. Sedangkan untuk kategori kemandirian rendah tidak terdapat satu orang pun subyek, baik dari matrilineal tulen maupun matrilineal yang sudah berkurang.
Adapun dari tabel chi square dapat kita lihat pada kolom value nilai Chi Square-nya = 12, 130. Karena terdapat nilai kurang dari 5 dan daftar kontingensinya berukuran 2 x 2, maka untuk pengujian hipotesis digunakan distribusi Chi Square dengan derajat kebebasan satu. Untuk ha! ini koreksi kontinuitas perlu digunakan dengan menggunakan koreksi Yates (Sudjana, 1975 : 284). Maka dari label pada baris Continuity Correction diperoleh nilai 10,025. Sedang nilai Chi Square tabel pada tingkat signifikansi 5% untuk
derajat kebebasan (df)
=1 adalah 3, 84. Berdasarkan perbandingan Chi
Square uji dan tabel, dapat diambil keputusan bahwa Chi Square hitung > Chi Square label (10,025 > 3,84), maka Ho ditolak. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitasnya, terbagi 2 yaitu: jika probabilitasnya > 0,05, maka Ho diterima, dan jika probabilitasnya < 0,05, maka Ho ditolak (Rahayu, 2004). Terlihat pada kolom Asymp. Sig bahwa probab1litasnya adalah 0,000,
atau probabilitas di bawah 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak. Berarti bahwa terdapat hubungan antara sistem matrilineal dengan kemandirian lakilaki Minangkabau.
62
Sedangkan untuk melihat apakah ada pengaruh antara sistem matrilineal dengan kemandirian laki-laki Minangkabau, maka digunakan rumus T test dengan Independent Samples Test, dimana akan dilihat perbedaan mean kemandirian antara kelompok matrilineal tulen dan kelompok matrilineal yang sudah berkurang sebagai kelompok kontrol. Dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.3.1.c. Group Statistics Kematrilinealan
Kemandirian
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
tulen
20
145.1500
12.49537
2.79405
sudah berkurang
20
128.5000
11.39483
2.54796
Tabel 4.3.1.d. T Test Matrilineal * Kemandirian
t
Kemandirian
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. (2tailed)
df
Mean Differen ce
Std. Error Differen ce
4.403
38
.000
16.6500
3.78138
4.403
37.681
.000
16.6500
3.78138
Pada label T test di alas dapat kila lihal bahwa nilai t hilung = 4.403. Sedang nilai l label pada lingkat signifikansi 5% unluk derajal kebebasan (df)
=38
adalah 1,68. Berdasarkan perbandingan l hilung dan label, dapal diambil keputusan bahwa t hilung > l label (4.403 > 1,68), maka Ho ditolak.
63
Berdasarkan probabilitasnya, terlihat bahwa pada kolom Sig. (2-tailed) adalah 0,000, atau probabilitas di bawah 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak. Terlihat juga bahwa mean kemandirian laki-laki Minangkabau yang matrilineal tulen adalah 145, 15 lebih besar dibanding mean kemandirian laki-laki Minangkabau yang matrilinealnya sudah berkurang yaitu 128,50. Berarti terbukti subyek yang matrilineal tulen lebih mandiri dibanding subyek matrilineal yang sudah berkurang/yang sudah terpengaruh dengan sistem lain.
Dari kedua analisis di alas, bisa diambil kesimpulan bahwa hipotesa nihil yang menyatakan "tidak ada pengaruh sistem matrilineal terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau", ditolak. Sedangkan hipotesa alternatif yang menyatakan bahwa "ada pengaruh sistem matrilineal terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau", diterima. Artinya bahwa terdapat hubungan dan pengaruh antara sistem matrilineal dengan tingkat kemandirian laki-lakinya.
64
4.3.2. Gambaran korelasi antara Kampung * Kategori kemandirian Tabel 4.3.2.a. Kampung * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Padana Bukit Tinnni Pariaman Payakumbuh KAMPUNG Lubuk Basuna Maninjau Batusanakar Total
Kategori Kemandirian sedanq tinaai 1 5 9 8 4 3 2 2
Total 6 17 7 4
1
1
2
0 2
1 1 21
1 3 40
19
Tabel 4.3.2.b. Chi-Square Tests Kampung * Kategori Kemandirian Value Pearson Chi4.112(a) Sau are Likelihood Ratio 4.739 Linear-by-Linear .531 Association N of Valid Cases 40
df
Asymp. Sig. (2-sided)
6
.662
6
.578
1
.466
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa subyek yang berasal dari Padang terdapat 5 orang yang kategori kemandiriannya tinggi dan 1 orang dengan kategori kemandirian sedang, untuk subyek yang berasal dari Bukit Tinggi terdapat 8 orang dengan kategori kemandirian tinggi dan 9 orang dengan kategori kemandirian sedang, subyek yang berasal dari Pariaman 3 orang yang berkategori kemandirian tinggi dan 4 orang dengan kategori
65
kemandirian sedang, subyek yang berasal dari Payakumbuh terdapat 2 orang dengan kategori kemandirian tinggi dan 2 orang pula dengan kategori kemandirian sedang, subyek yang berasal dari Lubuk Basung 1 orang dengan kategori kemandirian tinggi dan 1 orang pula dengan kategori kemandirian sedang, pada subyek yang berasal dari Maninjau terdapat 1 orang dengan kategori kemandirian tinggi dan tidak satu orang pun yang berkategori kemandirian sedang dan rendah, kemudian pada subyek yang berasal dari Batusangkar terdapat 1orang dengan kategori kemandirian tinggi dan 2 orang yang berkategori kemandirian sedang. Sedangkan untuk kategori kemandirian rendah tidak terdapat satu orang pun subyek, baik yang berasal dari kota Padang, Bukit Tinggi, Pariaman, Payakumbuh, Lubuk Basung, Maninjau, ataupun dari Batusangkar.
Pada tabel chi square dapat kita lihat pada kolom value, Pearson Chi Square = 4, 112. Sedang nilai Chi Square tabel pada tingkat signifikansi 5% untuk derajat kebebasan (df) = 6 adalah 12,59. Berdasarkan perbandingan Chi Square uji dan tabel, dapat diambil keputusan bahwa Chi Square hitung < Chi Square tabel (4, 112 < 12,59), maka Ho diterima. Berdasarkan probabilitasnya, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,662, atau probabilitas di atas 0,05 (0,662 > 0,05), maka Ho diterima.
66
Dari 'kedua analisis di alas. bisa diambil kesimpulan yang sama, yaitu Ho diterima, atau tidak ada hubungan atau pengaruh antara kampung/asal nagari dengan tingkat kemandirian.
4.3.3. Gambaran korelasi antara Pekerjaan * Kategori kemandirian Tabel 4.3.3.a. Pekerjaan * Kategori Kemandirian Crosstabulation
PEKERJAAN
Mahasiswa Pegawai Wirausaha
Total
Kategori Kemandirian sedan a tingai 10 7 6 3 8 6 21 19
Total 17 9 14 40
Tabel 4.3.3.b. Chi-Square Tests Pekerjaan * Kategori Kemandirian Value Pearson Chi1.719(a) Sauare 1.738 Likelihood Ratio Linear-by-Linear .023 Association N of Valid Cases 40
df
Asymp. Sig. (2-sided)
2
.423
2
.419
1
.880
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 1O orang subyek yang sebagai mahasiswa dengan kategori kemandirian tinggi dan 7 orang dengan kategori kemandirian sedang. Untuk subyek yang bekerja sebagai pegawai, terdapat 3 orang dengan kategori kemandirian tinggi dan 6 orang berkategori
67
kemandirian sedang. Kemudian pada subyek yang ber wirausaha, terdapat 8 orang yang kategori kemandiriannya linggi dan 6 orang dengan kalegori kemandirian sedang. Sedangkan untuk kalegori kemandirian rendah tidak ada salu orang pun, baik dari mahasiswa, pegawai, maupun yang dari wirausaha.
Dari label chi square di alas dapal kila lihal pada kolom value, Pearson Chi Square= 1,719. Sedang nilai Chi Square label pada lingkal signifikansi 5% unluk derajal kebebasan (df) = 2 adalah 5,99. Berdasarkan perbandingan Chi Square uji dan label, dapat diambil kepulusan bahwa Chi Square hilung < Chi Square label (1, 719 < 5,99), maka Ho dilerima. Berdasarkan probabililasnya, lerlihal bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,423, atau probabililas di alas 0,05 (0,423 > 0,05), maka Ho dilerima.
Dari kedua analisis di alas, bisa diambil kesimpulan yang sama, yailu Ho dilerima, alau tidak ada hubungan alau pengaruh antara pekerjaan dengan lingkal kemandirian.
68
4.3.4. Gambaran korelasi antara Kampung * Matrilineal Tabel 4.3.4.a. Kampung * Matrilineal Crosstabulation Matrilineal sudah Tulen berkurani:i
KAMPUNG
Padang Bukit Tinggi Pariaman Payakumbuh Lubuk Basung Maninjau Batusangkar
Total
Total
4
2
7 2
10 3 2
1
1
2
1
0 2 20
1 3 40
4
1 20
6 17 7
4
Tabel 4.3.4.b. Chi-Square Tests Kampung * Matrilineal Value Pearson Chi2.672(a) Square 3.081 Likelihood Ratio Linear-by-Linear .036 Association N of Valid Cases 40
df
Asymp. Sig. (2-sided)
6
.849
6
.799
1
.850
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada subyek yang berasal dari kota Padang terdapat 4 orang yang masih menganut matrilineal tulen dan 2 orang matrilineal yang sudCJh berkurang. Untuk Subyek yang berasal dari Bukit Tinggi terdapat 7 orang yang matrilineal tulen dan 1O orang matrilineal yang
69
sudah berkurang. Subyek yang berasal dari Pariaman, terdapat 4 orang yang matrilineal tulen dan 3 orang matrilineal yang sudah berkurang. Pada subye_k yang berasal dari Payakumbuh, 2 orang yang matrilineal tulen dan 2 orang matrilineal yang sudah berkurang. Subyek yang berasal dari Lubuk Basung, terdapat 1orang yang matrilineal tu Jen dan 1 orang pula matrilineal yang sudah berkurang. Untuk subyek yang berasal dari Maninjau, terdapat 1 orang matrilineal tulen dan tidak lerdapal yang malrilinealnya sudah berkurang. Sedangkan untuk subyek yang berasal dari Balusangkar, terdapat 1 orang yang matrilineal lulen dan 2 orang malrilineal yang sudah berkurang.
Dalam label chi square terlihal bahwa pada kolom value, Pearson Chi Square
= 2,672. Sedang nilai Chi Square label pada lingkal signifikansi 5% unluk derajal kebebasan (df) = 6 adalah 12,59. Berdasarkan perbandingan Chi Square uji dan label, dapal diambil kepulusan bahwa Chi Square hilung < Chi Square label (2,672 < 12,59), maka Ho dilerima. Berdasarkan probabililasnya, lerlihal bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,849, alau probabililas di alas 0,05 (0,849 > 0,05), maka Ho dilerima.
Dari kedua analisis di alas, bisa diambil kesimpulan yang sama, yailu Ho dilerima, alau lidak ada hubungan alau pengaruh antara kampung/asal nagari dengan kemalrilinealan.
70
4.3.5. Gambaran korelasi antara Pekerjaan * Matrilinea! Tabel 4.3.5.a. Pekerjaan * Matrilineal Crosstabulation
PEKERJAAN
Mahasiswa Pegawai Wirausaha
Total
Matrilineal sudah Tulen berkurana 10 7 2 7 8 6 20 20
Total 1"7 9 14 40
Tabel 4.3.5.b. Chi-Square Tests Pekerjaan * Matrilineal Value Pearson Chi3.593(a) Sauare 3.761 Likelihood Ratio Linear-by-Linear .032 Association N of Valid Cases 40
df
Asymp. Sig. (2-sided)
2
.166
2
.153
1
.859
Dari label di alas dapat dilihat bahwa pada subyek yang sebagai mahasiswa terdapat 1O orang yang matrilineal tulen dan 7 orang yang matrilinealnya sudah berkurang. Untuk subyek yang bekerja sebagai pegawai, terdapat 2 orang yang matrilineal tulen dan 7 orang matrilineal yang sudah berkurang. Sedangkan pada subyek yang ber wirausaha terdapat 8 orang yang matrilineal tulen dan 6 orang yang matrilinealnya sudah berkurang.
71
Dari label chi square di alas lerlihal bahwa pada kolom value, Pearson Chi Square= 3,593. Sedang nilai Chi Square label pada tingkat signifikansi 5% untuk derajal kebebasan (df) = 2 adalah 5,99. Berdasarkan perbandingan Chi Square uji dan label, dapal diambil kepulusan bahwa Chi Square hilung < Chi Square label (3,593 < 5,99), maka Ho dilerima. Berdasarkan probabililasnya, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0, 166, alau probabililas di alas 0,05(0,166 > 0,05), maka Ho dilerima.
Dari kedua analisis di alas, bisa diambil kesimpulan yang sama, yailu Ho dilerima, alau lidak ada hubungan atau pengaruh antara pekerjaan dengan kemalrilinealan.
BABS KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Bab ini akan menerangkan kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi, serta saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikul : 1.
Terdapal hubungan dan pengaruh anlara sislem malrilineal dengan lingkal kemandirian. Dalam hal ini berarti bal1wa sislem kekerabalan malrilineal yang berlaku dalam masyarakal Minangkabau memberikan pengaruh lerhadap kemandirian laki-lakinya. Berdasarkan perbandingan Chi Square uji dan label, dipero!eh kepulusan bahwa Chi Square hilung/koreksi Yates >Chi Square label (10,025 > 3,84), maka Ho dilolak. Demikian juga berdasarkan uji l diperoleh hasil bahwa l hilung > l label (4.403 > 1,68), maka Ho dilolak.
2.
Tidak ada hubungan antara kampung/asal nagari dengan lingkal kemandirian.
3.
Tidal< ada hubungan anlara pekerjaan dengan lingkal kemandirian.
72
73
4.
Tidak ada hubungan antara kampung/asal nagari dengan tingkat kematrilinealan.
5.
Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kematrilinealan seseorang.
5.2. Diskusi
Berdasarkan kesimpulan di alas maka terdapat beberapa hal yang menurut peneliti perlu untuk didiskusikan beserta penjelasannya.
Penelitian mengenai kemandirian laki-laki dalam masyarakat Minangkabau ini berhasil mempbuktikan dan memperkuat hipotesa bahwa ada pengaruh sistem matrilineal terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau, artinya bahwa terdapat hubungan antara sistem matrilineal yang merupakan salah satu identitas sosial masyarakat Minangkabau dengan tingkat kemandirian. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nurkesuma pada skripsinya yang berjudul "Nilai Kemandirian dalam Pola Kekerabatan Matrilineal dan ldentitas Sosial Perempuan Minangkabau". Hasil penelitiannya ialah bahwa: Nilai 0
kemandirian dapat digunakan sebagai perarnal terhadap identitas sosial dan sebaliknya identitas sosial dapat dijadikan sebagai peramal bagi kemandirian" (Nurkesuma, Skripsi Fakultas Psikologi Depok, 1995). Hal ini
74
juga berkaitan dengan pendapat Tajfel (1982) bahwa jika seseorang memiliki identitas sosial maka ia akan menggunakan nilai-nilai kelompok tersebut sebagai patokan dalam bertingkah laku. Zavalloni dan Louis-Guerin (1977) juga mengatakan bahwa representasi antar kelompok yang menggambarkan elemen-elemen identitas sosial didasari salah satunya oleh nilai yang terkait dalam kelompok-kelompok tersebut. Hal ini menunjukkan arti bahwa laki-laki Minangkabau yang memiliki identitas sosial yang salah satunya adalah sistem matrilineal, maka segala sikap dan tingkah laku mereka akan dipengaruhi oleh sistem tersebut, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Selain sistem matrilineal, faktor lain yang menyebabkan kemandirian laki-laki Minangkabau antara lain adalah faktor pendidikan, karena sampel dalam penelitian ini adalah yang sedang atau pernah menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan hasil bahwa kemandiriannya tidak ada yang tergolong rendah, hanya sedang dan tinggi saja. Hal ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan merupakan salah satu faktor penyebab kemandirian laki-laki Minangkabau. Kemudian faktor lain yang diasumsikan mempengaruhi adalah faktor lingkungan sosial budaya, seperti adanya "surau" dan budaya "merantau", serta nilai-nilai budaya Minangkabau yang pada dasarnya menuntut masyarakatnya untuk mandiri.
75
5.3. Saran
Melalui analisis proses dan isi tulisan, secara keseluruhan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, masih terdapat beberapa kelemahan seperti kurang mengungkap lebih dalam tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemandirian laki-laki Minangkabau selain sistem mairilineal, kelemahan lain adalah dari segi teknik pengambilan sampel yang menggunakan purposive sampling dengan cara incidental sampling yang kurang sesuai dengan
metode penelitian ilmiah. Namun dari berbagai keterbatasan tersebut, kiranya juga dapat diperoleh manfaatnya baik praktis maupun teoritis.
Berkaitan dengan itu, berikut beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, serta beberapa usulan untuk pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian ini. 5.3.1.
Seperti yang telah dibahas pada bagian diskusi penelitian ini telah menunjukkan hasil. Hasil yang diperoleh ini secara keseluruhan masih jauh dari kesempurnaan. Bahkan menimbulkan pertanyaanpertanyaan baru yang membutuhkan penelitian lanjutan untuk menjawabnya. Seperti "Seberapa besar masyarakat Minangkabau menjalankan sistem kekerabatan matrilineal?" dan "Apakah terjadi pergeseran sistem matrilineal di Minangkabau menuju sistem
76
patrilineal dewasa ini?". Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian lanjutan mengenai hal ini. Mungkin dapat juga dilakukan suatu penelitian yang berkaitan dengan psikologi lintas budaya, sehingga latar belakang budaya juga bisa ditinjau berdasarkan aspek-aspek psikologisnya. 5.3.2.
Hasil yang lebih baik mungkin dapat dicapai apabila subyek penelitian tidak terbatas pada kelompok sampel penelitian ini. Tetapi juga mencakup subyek dengan populasi yang lebih luas lagi, sehingga dengan itu akan lebih terlihat heterogenitas dari subyek sampel penelitian. Karena pengambilan sampel secara purposive ini hanya dengan alasan penghematan biaya dan waktu.
5.3.3.
Untuk lebih memperoleh gambaran mengenai pengaruh sistem matrilineal terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau, mungkin lebih lanjut dapat dilakukan penelitian dengan mempergunakan perbandingan dengan kelompok masyarakat patrilineal, sehingga secara empiris juga dapat dibuktikan tingkat kemandirian masyarakat Minangkabau.
5.3.4.
Selain itu juga untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambahkan analisis kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA Amir ms. (1977). Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya. Azra, Azyumardi. Surau, "The Rise and Decline of Minangkabau Surau: A Traditional Islamic Educational Institution in West Sumatera The Dutch Colonial Government". MA, Tesis. Departement of Middle Eastern Languages and Cultures, Columbia University. New York. Azwar, Saifuddin. (2003). Penyusunan Skala Psiko!ogi. Ctk.IV, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dayakisni, Tri & Yuniardi, Salis. (2003). Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM Press. English, Horace B., & Ava Champney English. (1959). A Comprehensive Dictionary of Psychologycal and Psychoanalytical Terms, : Longmans, Green & Co., Inc. Frank, Susan J, C. B Avery & MS Laman. (1988). Young Adults Perceptions of Their Relationship with Their Parents: Individual Differences in Connectedness, Competence and Emotional Autonomy, Developmental Psychology. Vol. 24, no. 5. Guilford, J.P. & Fruchter B. (1978). Fundamental Statistics in Psychology and Educations. Singapore: Mac. Graw Hill Book Co. Guilford, J.P. & Benyamin Fruchter. (1981). Fundamental Statistics in Psychology and Education. Tokyo: Kogakusha Mc Graw Hill Book Co. Hamka. (1985). Islam dan Adat Minangkabau. Cet-2. Jakarta: Pustaka Panjimas. Hurlock, Elizabeth. B. (1980). Psikologi Perkembangan. (Ed. V). Jakarta: PT. Erlangga. Kato, Tsuyoshi. (1982). Matrilinity and Migration. Ithaca dan London: Cornell University Press. Keesing, R. M. (1975). Kinship and Descent, Patrilineal Descent. Kin Group and Social Structure. New York: Holt Rinehart & Winston.
Lubis, Abdur-Razzaq. Marga itu Apa?. Diambil tanggal 04 Februari 2004, dari http://www. mandailing. org!kek-ren5. html. Marzali, Amri. (2003). Kompleks Minang. Maka/ah dalarn Lokakarya Ada! Budaya Minangkabau. Bandung. Moore, Dewayne. (1987). Parents Adolescent Separation 'The Construction of Adulthood by Late Adolescents, Developmental Psychology. Vo/.23, no.2. Navis, A. A.. (1983). Kewirausahaan Menurut Sosiologi Minangkabau. Manajemen, November-Desember 1983. _ _ , (1984). Alam Terkembang Jadi Guru. Jakarta: PT. Grafiti Pers. Nairn, Mochtar. (1979). Merantau-Pola Migrasi Suku Minangkabau. Ujung Pandang: Gadjah Mada University Press. _ _ , (ed). (1968). Menggali Hukum Tanah dan Hulwm Waris Minangkabau. Padang: CMS. Nurkesuma. (1995). Nilai Kemandirian dalam Pola Kekerabatan Matrilineal dan ldentitas Sosial Perempuan Minangkabau. Skrips. Fakultas Psikologi - Universitas Indonesia. Jakarta. Prindiville, J. C. J. (1985). Mother's Brother and Modernization; The Problems and Prospect of Minangkabau Matriliny in a Changing World. Dalam L. L Thomas dan F. Von Benda Beckman. Change and Continuity in Minangkabau. Monograph southeast Asia Series 7. Rahayu, Sri. (2004). Be/ajar Mudah SPSS versi 11,05. Ctk. 1. Bandung: CV. ALFABETA. Reno, Puti Raudha Thaib. (2003). Sistem Matrilineal dalam Adat dan Budaya Minangkabau. Makalah dalam Lokakarya Menggali, Mengkaji, Memahami, dan Mensosialisasikan Adat dan Budaya Minangkabau. Bandung: Panitia Lokakarya PKM Jabar Salmadanis dan Samad, Duski. (2003). Adat Basandi Syarak: Nilai dan Aplikasinya Menuju Kembali ke Nagari dan Surau. Ctk.1, Jakarta: Kartina lnsan Lestari Press.
Selltiz, Wrighstman & Codis. (1981), Research Methods in Social Relation (Ed. IV). New York: Holt, Rinehart & Winston Inc. Smolak, Linda. (1993). Adults Development. New Jersey: Prentice Hall. Sudjana. (1989). Metoda Statistika. (Ed. V). Bandung: TARSITO. Susianto, Harry. (1992). Jurnal Psikologi Sosial. JakHrla: Jurusan Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Universitas lnadonesia. Syarifuddin, Amir. (1984). Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan Ada! Minangkabau. Jakarta: Gunung Agung. Tajfel, Henri, (ed). (1982). Social Identity and Intergroup Relations. USA: Cambridge University Press. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ctk. 3. Jakarta: Balai Pustaka. Tanner, N dan L. L Thomas. (1985). Rethinking Matriliny. L. L Thomas dan F. Von Benda Beckman (ed). Change and Continuity. Triandis, Harry C. (1995). Individualism and Collectivism. San Fransisco: Westview Press Inc. Vitrina, Rina. (1990). Peranan Kekerabatan Orang Minangkabau dalam Perdagangan. Skrips. Fakultas Antropologi ·- Universitas Indonesia. Jakarta.
DAFT AR LAMPI RAN Lampiran 1.
Distribusi Item Skala Kemandirian (Sebelum Diujicobakan)
Lampiran 2.
Distribusi Item Skala Kemandirian (Seielah Diujicobakan)
Lampiran 3.
Alat Test Try Out
Lampiran 4.
Alat Test Penelitian
Lampiran 5.
Data Try Out
Lampiran 6.
Uji Validitas
Lampiran 7.
Uji Reliabilitas
Lampiran 8.
Data Penelitian
Lampiran 9.
Data View Penelitian
Lampiran 10.
Output Penelitian
Lampiran 11.
Pie Chart
Lampiran 12.
Surat lzin Penelitian
_arnpiran 1. Distribusi Item Skala Kernandirian (Sebelum Diujicobakan)
ASPEK YANG INDIKATOR-INDIKATOR FAVO UNFAVO DIUNGKAP RABLE RABLE --------.-----·---------------t------t-~engaturan diri - Mengatur dan mengarahkan diri 50,58 35,42 ;endiri dengan tepat. 3,49 2,6 Melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. 8,64 17,27 - Menjaga diri sendiri.
----------
---
<emandirian ;ecara ekonomi
- - - - ------- ---
Mendapatkan uang untuk menopang kebutuhan pokok. - Memiliki pekerjaan. - Tidak tergantung secara finansial dengan orang lain.
- - - - - · - - -----··-----------------..
)apat nengambil <eputusan sendiri
- Mengambil keputusan sendiri 1 dengan baik. - Tidak tergantung pada orang tua/ orang lain dalam membuat dan mengambil keputusan. - Menjalankan keputusan dengan penuh tanggung jawab.
------
------ -- -
43,45
5,63
24,47 60,69
26,28 48,65
-------
34,55
29,56,59
19,25,36, 41
52,66,68
14,23
18,21
r erlibaf'"ciaiam- -::-'"fln"g-garferp.isahdarr·orang-tua ···13:16:6-r· ·-;:rn:39]1
kegiatan di luar atau kampung halaman. rumah - Menuntut ilmu, bekerja di tempat yang jauh dari kampung halaman.
4,44
30,70
-------- l--------------t----------------
- Memiliki keyakinan nilai dan Kemandirian dalam sikap pendapat sendiri. - Mampu menentukan sendiri dan tata nila tujuan hidupnya. - Mengutamakan dirinya sebagai penilai terbaik dalam mengambil keputusan, meskipun berbeda dengan nilai-nilai yang dianut orang tuanya.
Kemandirian dalam emosi
- Telah dapat memutuskan ikatan emosional semasa kecil terhadap orang tuanya. - Tidak membutuhkan dukungan emosi yang berlebihan dari orang tua.
7,54
12,22
33,57
40,62
9,37
31,53
15,46
32,61
10,38
1,11
~ampiran
2. Distribusi Item Skala Kemandirian (Setelah Diujicobakan) ·-···---~·-·--
---------
-~-----·-
-·-·------
ASPEK YANG INDIKATOR-INDIKATOR FAVO UNFAVO RABLE DIUNGKAP 1 - - - - - - - - - - - - - - - · - · - · - - - - - c - 1RABLE -------i"engaturan diri - Mengatur dan mengarahkan diri 58 35,42 ;endiri dengan tepat. Melakukan sesuatu yang 3,49 2,6 berkaitan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. - Menjaga diri sendiri. 64 17,27 <emandirian iecara ekonomi
)a pat nengambil <eputusan ;endiri
Mendapatkan uang untuk menopang kebutuhan pokok. - Memiliki peker1aan. - Tidak tergantung secara finansial dengan orang lain.
43
63
47 60
26 65
- Mengambil keputusan sendiri dengan baik. - Tidak tergantung pada orang tua/ orang lain dalam membuat dan mengambil keputusan. - Menjalankan keputusan dengan penuh tanggung jawab.
55
29,56
25
52,68
14,23
18,21
-------·•--------·-----------· ------t-·---·-·-
rerlibat dalam - Tinggal terpisah dari orang tua <egiatan di luar atau kampung halaman. - Menuntut ilmu, bekerja di tempat ·umah yang jauh dari kampung halaman. <emandirian - Memiliki keyakinan nilai dan falam sikap pendapat sendiri. :Ian tata nilai Mampu menentukan sendiri tujuan hidupnya - Mengutamakan dirinya sebagai penilai terbaik dalam mengambil keputusan, meskipun berbeda dengan nilai-nilai yang dianut orang tuanya.
67
51
4,44
70
7
12
57
40,62
9
31,53
------~--------·---·-----------!---
<mandirian :lalam emosi
- Telah dapat memutuskan ikatan emosional semasa kecil terhadap orang tuanya. - Tidak membutuhkan dukungan emosi yang berlebihan dari orang tua.
____,__ _ _ __
46
32,61
10
1, 11
_ampiran 3. Alat Tes Try Out Kata Pengantar
\ssalamualaikum W.W. Saya,
Radhiya
Bustan,
mahasiswi
Fakultas
Psikologi
UIN
Syarif
1idayatullah Jakarta semester VIII, saat ini saya sedang menyusun skripsi dan
neneliti tentang "Pengaruh Sistem Matrilineal terhadap Kemandirian Laki-laki
Vlinangkabau". Sehubungan dengan penelitian ini, saya sangat membutuhkan bantuan
Jari Bapak/Saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Bagi yang
iersedia, saya harapkan menulis pernyataan kesediaan pada bagian bawah
embaran ini. Mohon Bapak/Saudara membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian.
Sebagai penelitian ilmiah, mutu hasil kuesioner ini sangat bergantung pada mutu
Jata-data yang masuk dari Bapak/Saudara. Karena itu, semakin jujur jawaban
1ang Bapak/Saudara berikan, semakin baik pula mutu data yang saya peroleh.
3ebagai peneliti, merupakan bagian dari etika peneiitian bahwa saya harus
nenjaga kerahasiaan jawaban Bapak/Saudara, dan tidak ada jawaban yang
>alah dalam penelitian ini. Semua jawaban yang Bapak/Saudara berikan adalah ~enar
bila jawaban tersebut memang paling sesuai dengan apa yang terjadi dan
fang Bapak/Saudara dirasakan. Setelah selesai mengisi kuesioner ini, mohon periksa lagi jangan sampai
ada pertanyaan yang terlewatkan. Alas kesediaan dan bantuan Bapak/Saudara,
saya haturkan terima kasih. Jakarta, .................... 2004 Peneliti,
Radhiya Bustan (NIM: 100070020161)
NFORM CONSENT
Yang bertanda tangan dibawah ini Jama Lengkap (lnisial) Jsia 'ekerjaan Aenyatakan bahwa : 1. Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Sdri. Radhiya Bustan.
2. Data
saya
dijamin
kerahasiannya
dan
hanya
digunakan
untuk
kepentingan penelitian semata. Jakarta, .............. 2004 Ttd
(
>ETUNJUK PENGISIAN
lsilah pertanyaan-pertanyaan
di bawah ini pada bagian kosong atau
iengan memberikan tanda ceklis ( -./ ) pada kotak-kotak yang tersedia, sesuai Jengan keadaan Bapak/Saudara yang sebenarnya. Dan pada pertanyaan yang neminta uraian jawaban, tuliskan jawaban Bapak/Saudara pada tempat yang .ersedia. dentitas Subyek
( inisial )
1. Nama 2. Usia
3. Tempat lahir
i. Pendidikan terakhir
5. Pekerjaan
3. Kampung/Asal Nagari
7. Suku
th
SKALA KEMANDIRIAN
1ETUNJUK
PENGISIAN
Ji bawah ini terdapat beberapa pernyataan dan Bapak/Saudara diminta untuk nemberikan jawaban dengan cara memberikan tanda ceklis (
'1 ) pada salah
;atu dari 4 pilihan jawaban yang tersedia di sebelah kanan pernyataan. silah jawaban sesuai dengan pendapat Bapak/Saudara sendiri. Tidak ada 3waban yang benar I salah. CETERANGAN SS
= Sangat Sesuai
S
=Sesuai
TS
= Tidak Sesuai
STS
= Sangat Tidak Sesuai
~ontoh:
PERNYATAAN Say a bangga menjadi orang
-
s
~--·
SS
.-----
TS
STS
'1
Minangkabau
!_
------···
---
_EM BAR PERNYATAAN 3acalah baik-baik pernyataan-pernyataan dibawah ini, kemudian berilah jawaban )ada kolom yang sesuai dengan pendapat Bapak/Saudara. NO 1.
2.
3. ~·-
4. ~-
5.
PERNYATAAN Saya membutuhkan pendapat dan lindungan dari orang tua dalam tindakan sa):'a. Saya lebih senang minta bantuan orang lain kepada dalam melakukan tuq§_~~tugas saya. Sa ya mampu melakukan sesuatu Jan12a dibantu orangJ~L~---Saya bahagia bisa melepaskan diri di dari kehidupan kampung halaman. -·------··---Saya belum mampu menghasilkan uana sendiri.
SS
s
TS
STS
---- -------
----·-···----
NO
PERNYATAAN
SS
s
1--TS
. ·sTS
·-
Sa ya suka mengandalkan orang lain untuk melakukan tuaas sava. 7. Saya dapat menentukan sikap sendiri tan pa bergantung pad a pendapat orang lain. 8. Say a lebih nyaman pergi sendiri daripada ditemani orana lain. 9. Saya akan mengambil keputusan yang say a menu rut benar meskipun bertentangan dengan nilai yang dianut ad at dan keluarga. ·------·10. Saya dapat memecahkan masalah yang terjadi pada diri saya tanpa . bergantung 12ada orangJua. --··-·------ ---·-----.--- - - - 11. Sa ya tidak dapat memutuskan sendiri bagaimana langkah say a untuk masa depari. ------- - - - - · Say a harus minta persetujuan 12. lain dalam mengambil orang --·-··------- -····--·--··-- ···---- ---.------------------------------------- . ker:iutusar:i.: __ merasa nyaman 13. Say a tetap walaupun jauh dari orang tua dan kampuna halaman. ··- · - - · 14. Saya senang bisa menjalankan dengan baik keputusan yang saya [ ambil. memerlukan 15. Say a tidak pengawasan dari orang tua dalam bertindak. --·-------------------·-16. Saya merasa bisa jadi diri sendiri bila jauh dari rumah dan pengaruh dari orana tua. .. +--17. Say a membutuhkan saran dari orang lain dalam menentukan keputusan vana diambil. Saya tidak bisa bertanggung jawab 18 terhadap keputusan yang telah . ~y~9mbil.:_ _____·······-······· 19. Saya bangga bila keputusan yang saya ambil tidak dipengaruhi oleh orang lain.
6.
f - - - -.. - · _ _,_
~-
-
- - - - - - ----
I
+-·
---!----~---
__J
NO 20. 21 22.
----------
PERNYATAAN
··· ss·- -s--Tl's
STS
I
Saya masih tinggal bersama orang dan berada dalam tua oenoawasan keluaroa. Saya tidak yakin bisa menjalankan keoutusan vana telah sava ambil. Say a tidak dapat menentukan sebelum meminta sikap oertimbanaan or911gJ9i!l:.__________ -·-·-·--·----- ------···-··- ------ -·-- ·-·Sa ya akan bertanggung jawab atas keputusan yang telah saya am bi I. ·-· Say a memiliki pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan hidup sava. !-----------·-· Saya dapat memutuskan sendiri siapa yang akan menjadi teman .. saya tan pa dipeng9rl]hi C>T?r19 ll)§,_ ---- ------------ ----------- __,····--·----- -- - - -- ---------Sa ya lebih suka diam di rumah daripada bekerja . . Say a tidak dapat menjaga diri sendiri karena masih mendapat _I>engaruh_dari keluarg.?.:_ --·---Say a be Ium memiliki pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan hiduo sava. Saya tidak dapat memutuskan pilihan dalam berkarir karena ada orang lain yang lebih berpengaruh untuk memutuskannva. •. Saya tidak konsentrasi belajar jika jauh dari orang tua. Saya tidak berani mengambil sikap yang bertentangn dengan nilai yang dianut keluarga. Say a lebih suka bersama orang daripada hid up diluar tua jang_~auan_me~e_k(l,____________ - - - - · r----------·- ·------- - · - - Say a tau apa yang harus say a lakukan untuk masa depan saya. ·------ ·---- ·------ ---·--·· Saya yakin bahwa keputusan yang sava ambil adalah vang terbaik. -------- -- ·Say a tidak dapat bertindak tepat tan pa bantuan dan saran dari orang lain. ·-·
I
-t
""
23.
24. 25 1----·--
26. 27.
28.
29.
30. 31.
32. 33. 34. 35.
1--
---·
NO
36. 37. 38. 39. 40. 41.
42. 43. 44. 45. 46.
47. 48. 49. 50. 51.
PERNYATAAN
- -··--·- · · - ·
Sa ya tidak lagi diperintah orang tua dalam melakukan sesuatu. Say a memiliki keyakinan sendiri terhadap sikap dan tata nilai yang oantas sava anut. Sa ya suka menentukan pilihan sendiri tan pa minta pendapat terlebih dahulu dari orano lain. Sa ya merasa lebih nyaman jika berada di rumah orang tua dari pada di tempat laifJ.:__········ Say a tidak tau kemana tujuan hiduo sava. Say a mampu mengatasi masalah sendiri tanpa campur tangan orang tua atau orang lain yang lebih dominan. --Saya memerlukan orang lain untuk mengarahkan diri sa:ta. Sa ya dapat menghasilkan uang sendiri untuk membiayai kebutuhan pribadi. Say a merasa nyaman mengikuti keaiatan di luar rumah. Saya mampu mendapatkan uang sendiri untuk menopang kebutuhan ookok. Say a mampu memutuskan siapa saja teman dan orang yang berhubungan dengan say a tanpa dii;iengaruhi oleh oran~. Say a bis a senang memiliki pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidui;i sa:ta. Say a masih tergantung secara finansial denaan orana tua. Say a mengerjakan sendiri tugastuaas vang diberikan keoada sava. Say a dapat mengambil sikap sendiri tanpa bergantung dengan oraf)g lain. Saya merasa tidak nyaman jika berada jauh dari orang tua.
SS
s
TS
STS
·--·-·-· - - · -
-·-- -------·- -
..
-
t--+--··· 1------
-·NO 52.
53. ~--
54.
·-----.--
-
---------~·-·-·-·----
PERNYATAAN
.. --
•rnss
r--5
-·----- --· ------·-··----
TS
STS
Saya masih meminta komentar dan pendapat orang tua tentang masa deoan sava. · - - - - -------Say a tidak memiliki keyakinan sendiri tentang sikap dan tata nilai yang akan sa}'_C3_§.r11.1L. ... - - - - - - - - ··-----·------ -Saya dapat bertindak secara tepat tanoa dioenaaruhi oleh orang lain. Sa ya dapat memilih karir yang saya inginkan tan pa dipengaruhi oleh orang tua. .. ---Sa ya ragu-ragu dalam mengambil ~.
55. ~-
56.
~utusan.
57.
-----------
-· --------- -----·-- -------
Say a mampu menentukan tujuan hidup sava sendiri. Sa ya dapat mengatur keuangan 58. sendiri. .. yakin Say a tidak terhadap 59. ~utusan yang telah sa_ya ambil. Saya dapat memenuhi kebutuhan 60. hidup sehari-hari dengan baik. Saya sedih bila berada jauh dari 61. orana tua. Say a tidak dapat menentukan 62. tuiuan hidup sava sendiri. Saya senang kalau 63. lebih kebutuhan pribadi saya dibiayai keluarga. Saya dapat menjaga diri sendiri. 64. Say a suka meminta bantuan 65. keuanaan dari keluaraa. Karir dan bidang pekerjaan yang 66. akan saya tempuh ditentukan oleh orana tua. Saya terbiasa hidup merantau. 67. 68. Sa ya masih diperintah orang tua dalam melakukan sesuatu. 69. Saya tidak menerima bantuan dari _ _Qrar:ig tua dalam hal__k~~ari_gan. _____ . 70.~ tidak dapat bekerja dengan __ baik 'ika jauh _dari _orang_t_u_a.________ ...
-··----
---
----
---··
~·
--------
--~--------
--
------- ._.. --·-··-
.ampiran 4. Alat Tes Penelitian Kata Pengantar \ssalamualaikum W.W. Saya,
Radhiya
Bustan,
mahasiswi
Fakultas
Psiko/ogi
UIN
Syarif
iidayatullah Jakarta semester VIII, saat ini saya sedang menyusun skripsi dan neneliti tentang "Pengaruh Sistem Matrilineal terhadap Kemandirian Laki-laki llinangkabau". Sehubungan dengan penelitian ini, saya sangat membutuhkan bantuan lari Bapak/Saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Bagi yang >ersedia, saya harapkan menu/is pernyataan kesediaan pada bagian bawah embaran ini. Mohan Bapak/Saudara membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian. )ebagai penelitian ilmiah, mutu hasil kuesioner ini sangat bergantung pada mutu lata-data yang masuk dari Bapak/Saudara. Karena itu, semakin jujur jawaban rang Bapak/Saudara berikan, semakin baik pula mutu data yang saya peroleh. )ebagai peneliti, merupakan bagian dari etika penelitian bahwa saya harus nenjaga kerahasiaan jawaban Bapak/Saudara, dan tidak ada jawaban yang ;a/ah dalam penelitian ini. Semua jawaban yang Bapak/Saudara berikan adalah )enar bila jawaban tersebut memang paling sesuai dengan apa yang terjadi dan rang Bapak/Saudara dirasakan. Setelah selesai mengisi kuesioner ini, mohon periksa lagi jangan sampai 3da pertanyaan yang terlewatkan. Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Saudara, ;aya haturkan terima kasih. Jakarta, ......... . ........ 2004 Peneliti,
Radhiya Bustan (NIM: 100070020161)
NFORM CONSENT
Yang bertanda tangan dibawah ini Jama Lengkap (lnisial) Jsia )ekerjaan /lenyatakan bahwa : 1. Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Sdri. Radhiya Bustan. 2. Data
saya
dijamin
kerahasiannya
dan
hanya
digunakan
untuk
kepentingan penelitian semata. Jakarta, .............. 2004 Ttd
>ETUNJUK PENGISIAN
lsilah pertanyaan-pertanyaan jengan memberikan tanda ceklis (
di bawah ini pada bagian kosong atau
'1 ) pada
kotak-kotak yang tersedia, sesuai
jengan keadaan Bapak/Saudara yang sebenarnya. Dan pada pertanyaan yang neminta uraian jawaban, tuliskan jawaban Bapak/Saudara pada tempat yang :ersedia. ldentitas Subyek
( inisial )
1. Nama
2. Usia 3. Tempat lahir 4. Pendidikan terakhir 5. Pekerjaan 6. Kampung/Asal Nagari 7. Suku
th
. Suku dan usia orangtua kandung: lbu : Ayah
Usia:
th
Usia:
th
. Suku orang tua dari lbu : Nenek Kakek Suku orang tua dari Ayah: Nenek Kakek 0. Tinggal di Sumatera Baral sejak usia
th sampai dengan
th.
1. Tinggal di luar daerah Sumatera Barat NAMATEMPAT
TAHUN
s.d s.d
I
s.d
2. Siapakah orang yang paling berwenang mengambil keputusan di dalam keluarga Bapak/Saudara? a. i 1lbu
d. i I .A.yah
b. 1 ! Nenek
e. ' ' Kakek
c.
i I
Saudara laki-laki lbu/ mamak
f. : I Saudara laki-laki Ayah
g. , I Lain-lain, Sebutkan ..... 13. Siapakah yang paling berpengaruh dalam menentukan pendidikan untuk Bapak/Saudara? a. LI lbu
d. iJ Ayah
b.: r Nenek
e. 1i Kakek
c. I I Saudara laki-laki lbu/ mamak
f. i I Saudara laki-laki Ayah
g. ' I Lain-lain, Sebutkan .....
4. Siapakah yang paling berpengaruh dalam menentukan bidang pekerjaan yang akan Bapak/Saudara pilih? a. Li /bu
d. Ii Ayah
b. 11 Nenek
e. I .I Kakek
c. ~ ' Saudara laki-laki /bu/ mamak
f. I I Saudara laki-laki Ayah g. I I Lain-lain, Sebutkan .....
5. Apakah Bapak/Saudara sudah menikah? Ci ya 6.
IJ Tidak (Langsung ke nomor 18)
Siapakah
yang
paling
berpengaruh
dalam
memilih
jodoh
untuk
Bapak/Saudara?
a. U /bu
d. LI Ayah
b. i I Nenek
e. ! I Kakel<
c. '' Saudara laki-laki /bu/ mamak
f. LI Saudara laki-laki Ayah g. ii Lain-lain, Sebutkan .....
17. Saal ini Bapak/Saudara bertempat tinggal di. .... a. I.I Rumah orang tua istri/ mertua
c. L i Rumah sendiri
b. I i Rumah nenek/orang tua lbu
d. iRumah nenek/orang tua Ayah 1
e. 11 Lain-lain, Sebutkan ..... 18. Jika pulang kampung, Bapak/Saudara tinggal di. .... a. I ! Rumah orang tua istri/ mertua
c. 1. 1Rumah sendiri
b.
d. LIRumah nenek/orang tua Ayah
J
Rumah nenek/orang tua /bu
e. I I Lain-lain, Sebutkan ..... 19. Dalam ke/uarga Bapak/Saudara, harta pusaka tinggi diwariskan kepada : a. i I Anak perempuan
c. 11 Anak laki-laki
b. U Kemenakan perempuan
d. u Kemenakan laki-laki e. LI Lain-lain, Sebutkan .....
SKALA KEMANDIRIAN
'ETUNJUK PENGISIAN >i bawah ini terdapat beberapa pernyataan dan Bapak/Saudara diminta untuk 1emberikan jawaban dengan cara memberikan tanda ceklis (
'1 ) pada salah
atu dari 4 pilihan jawaban yang tersedia di sebelah kanan pernyataan. ;ilah jawaban sesuai dengan pendapat Bapak/Saudara sendiri. Tidak ada ~waban
yang benar I salah.
CETERANGAN SS
= Sangat Sesuai
S TS
=Sesuai =Tidak Sesuai
STS
=Sangat Tidak Sesuai
:ontoh : -·"·
--
PERNYATAAN Say a bangga menjadi orang
SS
-··-·-----·
s
----~
TS
...
.-----------
STS
'1
Minangkabau
_EM BAR PERNYATAAN 3acalah baik-baik pernyataan-pernyataan dibawah ini, kemudian berilah jawaban iada kolom yang sesuai dengan pendapat Bapak/Saudara.
NO
1. 2.
3.
4.
PERNYATAAN Saya membutuhkan pendapat dari orang tua dalam tindakan sa)'a. Saya lebih senang minta bantuan lain dalam kepada orang melakukan tanggung jawab yang dipikulkan kepada saya. Saya mampu melakukan pekerjaan sehari-hari tan pa dibantu orana lain. Saya bahagia bisa melepaskan diri dari sis tern kekerabatan di kampung yang melemahkan posisi laki-laki.
s
SS
TS
STS
----.-
-
I ----
NO 5.
PERNYATAAN -
-·----------
SS
s
TS
STS
Saya suka mengandalkan orang lain untuk melakukan tugas sava. 6. Saya tidak terpengaruh oleh orang lain dalam menaambil keoutusan. 7. Saya akan mengambil keputusan yang menu rut saya benar meskipun bertentangan dengan I ad at dan nilai yang dianut keluaraa. 8. Saya dapat memecahkan masalah yang terjadi pada diri saya tanpa bergantung pada orang tua. ··9. Saya tidak dapat memutuskan I sendiri bagaimana langkah say a untuk masa depa_ric____ ----·-----10. Say a harus minta persetujuan orang lain dalam mengambil keputusan. - - - - - - - - - ----·-·-·--· f------11. Say a senang bis a menjalankan dengan baik keputusan yang saya __________ .._____________ am bi I. --Saya membutuhkan saran dari 12. orang lain dalam menentukan k~utusan yang diari:i_~il. ------- ---.----- --------,...-------.-..---Say a membutuhkan keluarga 13 untuk menjaga diri say a dari oenaaruh buruk linakunaan. Saya tidak yakin bisa menjalankan 14 keoutusan vana telah sava ambil. 15. Say a akan bertanggung jawab alas keputusan yang telah saya am bi I. 1--.......--------- ---------------------------------··---------- ------------- j.............-----·16. Say a dapat memutuskan sendiri siapa yang akan menjadi tern an saya tanpa dipengaruhi orari_g_tua. ------------ - - - - - . ··----------_.__. ___________ C------17. Sa ya lebih suka diam di rumah darioada bekeria. 18. Say a tidak dapat menjaga diri sendiri karena masih mendapat oenaaruh dari keluaraa. 19. Say a tidak dapat memutuskan pilihan dalam berkarir karena ada orang lain yang lebih berpengaruh untuk _memutuska11riYCi· _____ --·--------t--~---
·-------~-
NO
---"-·--·--·-----------------·
PERNYATAAN
·-
SS
I
s
- ------·-·' --- -
TS
STS
20.
Saya tidak berani mengambil sikap yang bertentangan dengan nilai :i-ang dianut keluarga. 21. Say a lebih suka bersama orang tua daripada hidup diluar jangkauan mere~_a__:__ _____ -------· 22. Saya tidak dapat bertindak tepat tan pa bantuan dan saran dari orang lain. Sa ya tidak tau kemana tujuan 23. hidLIQ sa:i-a. Saya memerlukan orang lain untuk 24. menqarahkan diri sava. 25. Sa ya dapat menghasilkan uang membiayai sendiri untuk kebutuhan pribadi. -- - Sa ya merasa nyaman mengikuti 26. keoiatan di luar rumah. 27. Say a mampu . memutuskan siapa saja teman dan orang yang berhubungan dengan saya tan pa _.9itJengaruhi oleh OC?091§in. ---·-·---memiliki senang bis a 28. Saya mencukupi pekerjaan untuk kebutuhan hidup saya. sendiri mengerjakan 29. Say a pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawab sa}:'a. 30. Sa ya merasa tidak nyaman jika berada jauh dari orang tua. --· Say a masih meminta komentar 31. dan pend a pat orang tua tentang masa depan saya. 32. Say a tidak memiliki keyakinan sendiri tentang sikap dan tata nilai vanq akan sava anut. 33. Say a dapat memilih karir yang say a inginkan tan pa dipengaruhi gl~b __<:ir_ar:igJ_ua ~ _ -- - --- - ------------- ---------- 1-----Saya ragu-ragu dalam mengambil 34. keoutusan. ------------------35. Say a mampu menentukan tujuan hidup saya sendiri.
-
~ -
~ -------~
-----·-------· --- ....... ----·--··--··-------··-·--·· ---·- ·- . - - --·"
NO
36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45.
'•'"
~----
PERNYATAAN
---·-··---- _______
.,
___
,
Say a dapat mengatur keuangan sendiri. . Saya dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari denqan baik. Sa ya sedih bila berada jauh dari oranq tua. Saya tidak dapat menentukan tujuan hidup saya sendiri. senang kalau Saya lebih kebutuhan pribadi saya dibiayai keluama. Sava dapat men·aga diri sendiri. Say a suka meminta bantuan keuanqan dari keluarga. Sa:ya terbiasa hidu_Q._merantau. Sa ya masih diperintah orang tua dalam melakukan sesuatu. Saya tidak dapat bekerja dengan . Ji_ailsjika jauh d§ld.()C~ll.9.!tJa. ...
-------·--·---·-· ---- ·-·--
SS
s
----- -------·--- -
TS
STS
...
~·
.
______J______ ---·· -·--·--
1
2
3
• • •
• ••
7
.•
4
11
12 13
4
4
.. .. .. .. .
14 15
•••
17
4
3
3
3
·-
27
28
29
30
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
10
21
22
24
20
1
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
4
3
3
3
4
4
3
1
3
3
4
2
3
3
2
3
4
4
2
2
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
2
4
3
4
3
2
2
3
2
4
3
3
3
2
2
2
2
2
3
•
4
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
4
2
2
2
3
2
3
4
2
4
3
2
3
'
4
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
4
4
2
4
3
3
4
4
3
4
'
2
4
4
4
4
'
2
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
2
4
4
2
4
4
4
2
4
4
3
3
4
3
4
2
3
4
1
2
3
3
2
'
4
1
4
2
3
2
2
4
3
2
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
3
2
3
3
4
3
4
2
2
3
1
4
3
3
1
4
4
3
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
1
4
4
3
3
2
4
4
4
1
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
' 2
'4
4
4
3
• '
3 4
3
3
2
4
3
4
4
4
1
4
• ' • • 1
10 11 12
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3 3 3
3 3 3
3
2 2
3
2 2
2 2
3
4
4
3
3
3
'
3
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
'4
4
3
'4
4
4
4
2
4
2
4
4
4
4
4
2
4
4
3
3
2
2
2
3
3
3
2
1
3
1
2
2
2
3
3
1
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
'
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
2
3
3
3
3
4
2
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
4
3
3
4
2
2
4
4
2
3
3
3
3
3
2
3
2
4
3 3
3
3
2
4
3
3
2
15
4
4
4
4
••
4
4
4
4
18
•• 20
.. 21
23
3 3 3 4
3
3 3 4
4
3
'3
3 1
3 4
3
3
4
4
3
1
3
3
3
4
2
3
4
3
4
13
2
2
3
3
14
17
3
3 2
2 3
3
3
2
4
1
4
3 3
3 3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3 3
3
4
3
4
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
4
3
4
2
2
3
3
'3
3
3
3
3
' ' 3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
24
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
25
'3 '3
3
3
2
2
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
2
3
3
2
3
4
4
2
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
2
4
3
4
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
26
27
28 20 30
2
2
3
3
4
4
3
3
3
'
4
3
3
3
'4
4
3
3
4
4
' 3
2
2
2
2
'
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
2
3
3
4
2
34 35
••
37
38
••
40
4
3
4
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
1
4
3
4
4
2
3
4
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
1
2
2
'
3
3
4
2
3
4
4
'
4
4
3
4
4
4
7
2
4
3
3
1
3
3
3
1
•
2
3
4
3
3
2
3
2
2
3
'
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
'
31
32
•
2
3
2
3
4
3
1
•
3
• •
• 10
3>
'
.,
.. .. .. .. ••
51
52
53
54
••
56
., ••
50
...
... •• ••
•• ••
61
02
63
4
3
3
2
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
4
222
4
3
4
3
3
4
4
3
3
2
4
1
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
221
3
3
3
4
3
2
1
3
4
3
1
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
1
3
3
4
2
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
2
4
3
194
2
3
4
4
'
4
2
2
3
'3
42
43
3
4
3
2
3
2
4
4
2
3
'
47
45
87
70 TOTAL
"'
3
3
4
2
2
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
214
4
4
2
4
3
2
4
4
4
4
4
1
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
252
4
4
3
3
4
1
3
3
4
2
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
1
3
1
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
'3
3
3
'3
4
'
2
3
'
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
"'
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
199
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
19S
199
1
2
3
1
3
3
3
2
3
3
2
3
2
1
3
3
4
1
4
3
4
4
2
3
2
3
2
3
4
3
3
3
1
3
192
1
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
196
13
4
3
·I
4
4
3
4
3
2
3
4
3
2
4
3
2
3
3
3
2
'
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
237
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
4
3
4
3
3
3
4
3
'
14
'4
3
'3
3
'
3
3
'
3
'3 3'
3
12
3
3
3
3
4
3
3
3
2
4
218
15
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
'
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
257
16
4
4
' '
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
17
1
1
3
3
1
3
3
4
3
1
3
1
2
3
3
1
3
2
3
3
1
2
3
3
1
3
3
3
10
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
1
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
20
2
3
'
4
3
4
3
2
2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
21
3
3
1
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
22
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
23
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
"
..
4
4
4
4
4
3
4
4
267
1
1
1
2
3
3
2
3
'
4
2
2
3
163
2
3
2
2
2
3
2
3
3
2
3
3
17G
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
::
3
229
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
228
4
3
3
3
4
3
3
1
3
1
3
212
3
3
3
3
3
3
3
3
3
207
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
'
3
3
3
20S
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
207
3
2
'
219
2'
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
25
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
2
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
1
'
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
' -'
4
3
'3
3
3
2
3
3
27
4
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
2•
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
21
3
4
3
3
3
2
3
2
1
4
2
4
4
3
4
3
3
4
4
'
30
1
3
'
4
2
3
4
3
2
2
4
3
2
3
4
2
2
1
3
..
3
3 3
4
'
4
4
2
3
3
3
4
:
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
196
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
249
'
2Z7
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
2
4
1
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
232
4
3
1
2
3
2
2
3
3
3
'
3
2
3
2
3
3
2
3
1
2
180
Lampiran 6. Validitas -
Item
Si
Si2
riX
ri(X-i)
1 0.3552 -0.6226 0.6072 .... _.0.5960 ____ 2 0.6789 0.4609 0.7141 0.7000 3 0.7120 0.5069 0.5920 0.5725 -·-------·-· .. -·-4 0.7144 0.5103 0.6164 0.6344 5 I---··-·-·-------·-0.7739 ----------0.5989 0.1534 0.1221 --.------6 0.7279 0.5299 0.7225 0.7077 ----·----- --- - - - ------7 0.5713 0.3264 0.5890 0.5734 8 0.7466 0.5575 0.1076 0.0771 9 0.4498 0.2023 0.6710 0.6606 10 0.5208 0.2713 0.5381 0.5226 --·-11 0.7397 0.5471 0.7280 0.7132 -0.7303 ... 12 ---------0.5333 0.6775 ----0.6608 ·-------·0.6915 0.4782 0.2977 0.2715 13 14 0.4302 0.1851 0.5834 0.5715 ----------- ---·----··--- ..___ ----· 0.7184 0.5'161 0.2922 0.2649 15 0.1163 0.5252 0.2759 0.1376 16 0.6661 0.6501 0.6789 0.4609 - - - - 17 0.7849 0.7719 0.7915 0.6264 18 . 0.6261 0.0564 0.0307 19 0.3920 0.8230 0.5003 0.4716 20 0.9072 0.6915---- --··-----.-- 0.4782 __ ..._,_ ____________ 0.6455 - - - - -0.6284 21 ---·- -----------------0.3032 0.6149 0.3782 0.3260 22 0.5921 ... 0.3506 0.7763 0.7664 23 f - - - - - - - - - - f--0.7589 0.5759 0.2865 0.2575 24 0.5523 25 0.5561 0.3092 0.5680 - - - - - - - ------. ------------. -----·--·····r . --------0. 7849 0.7421 - - - - -26 -- · - -- - - - - - - 0.6161 - - - - - r - - - - -0.7564 ----27 -----·------- ------·--------0.6989 ----------.--------0.4885 ------------0.7246 0.7105 28 ---···--,_ .. _____________ 0.8604 ---------·-----0.7402 0.2024 0.1681 ---------------29 ..,-------.-.-------0.7701 ------ 0.5931 0.7773 0.7643 ·---0.5467 0.2989 0.3699 0.3502 30 --31 0.9942 0.9885 0.7603 0.7422 0.7303 32 0.5333 0.7597_ 0.7466 --·--- -·-----33 0.4795 0.2299 0.2917 0.2735 . 0.5040 34 0.2540 0.3545 0.3362 35 0.9129 0.8333 0.7804 0.7651 36 0.5833 0.3402 0.387.0 0.3663 . 0.4302 .37 0.1851 0.3429. 0.3271 38 0.7144 0.5103 0.1936 0.2218 0.8172 39 0.6678 0.2129 0.1805 40 0.7849 0.6161 0.7167 0.7005 41 0.6397 0.4092 0.2000 0.1746 42 0.7303 0.5333 0.7616 0.7486 ~---------------
-
~--
~·----
~
-·--·~---·-------
------~---
~-----·----
-~-------------
~
.
.
Item Si ______________ -Si2 - - - - - - - - ..._,___ -------
riX
ri(X-i)
--------~~-~---'!
----~43, ____ _(J_.62_6_1__ __
0.3920 0. 7110 0.6979 ·---·____ 44.____ .Q'.'106§_~-- o.1655 .. ,_ _ _o_.5_-3_3_1-t-___ 0.5216 45 0.5477 0.3000 0.0662 0.0438 46 ---·---- -· - ----·------0.7120 0.5069 0.8054 0.7948 ----·"·------·---------47 0.7279 0.5299 0.6054 0.5859 48 0.8944 0.8000 0.4842 0.4553 49 0.5040 0.2540 0.6244 0.6116 50 0.5307 0.2816 0.3240 0.3043 51 0.7144 0.5103 0.6948 0.6791 r------"-'-l----------1------+-----·----------l _ _ _ _ 52 _ _ _o_.8_6__1_0_1_ _ _ _0_.7_4_14---+_ _ _o_.6_3_5._4-+-_ _o_.6_1_3~5_, 53 0.5713--f-----~~-+--~~.-0.3264 0.7240 -----='--'-="'-! 0.7125 ~----·--+-54 0.8277 0.6851 0.0963 0.0625 ~. 55 ______ _\}J397 o.5471 _o=.6=3~9~8-t---o~.6=2~1~3-1 56 0.5833 _______ 0.3402 0.5242 0.5065 _____,, __________ -·------ 57 o 50?_:t_ _____o_~.2~5~75---+____o_.5~3_7_6+_ o.5225 >-------5_8, _ _ o.5350 1-----"o=.2c=.86""2'-+-· o.5372 --=o.-"-52=-1'""3'-I 59 0.5477 0.3000 0.2469 0.2255 -------·--Go------0-~.6._7_8_9_,_._ _ 0_.4_6_09---+----0-.6-6-6--\-11---0-.6-5_0_1-1 ·-·"'---··-~~-----------------~~
--------~------------------
1-----===~
-·
61 0.7120 0.5069 0.7079 0.6928 ---62 ----------0.6948 ---------------0.4828 ---------0.7833 - - -0.7719 -·63 0.6789 0.4609 0.632'/ 0.6155 1------1---------------'"-'-'-"=-l----~-=-=--+--~~-1 64 --- -···-- - 0.5713 --- ------·----------0.3264 -·--------------0.6610 -- .. 0.6474 ---------·------------65 0.4498 0.2023 0.5537 0.5407 -·-------1-----------+---·------+------+-------t --~-------
,,,_.
-----~----
t------··----6=60 1--·~0,.4~=06,~8
+----o_c·1~6~5~5--1---0~·~29~3._3-1-- 0.2779 67 0.7466 0.5575 0.5271- - f - - - -0.5044 ---1 68 0.5683 0.3230 0.6411 0.6270 --------~------------~·---=--~-+---'-'-"'-"-I 69 0.8944 0.8000 0.2196 0.1842 1----~1------------- 70 ____ 0,_6_1_Q'.3_ ____ o.3724 -~ ____o_5_5_5_5_, _ _ _o_.5__3_7_8_, 24.3307 591.9816 Total
A B I L I T y
AN A L y
s
I
s
s c
A L E
IA L p HA)
1 Statistics Scale
::ica.ll~
Coi:rected
Mean i f Item Deleted
Variance
209.8333 209.9000 210.2333 210.3333 210. 5667 209.9000 210.0000 210.3000 209.8667 210.0667 209.8667 210.6667 210.2000 209.9000 210.1667 210.1333
::J'/4.:?.8Jb
568.4368 582.4414 579.9552 582.2816 588.7402
.6072 .7000 . 5725 . 6164 .1221 .7077 .5734 . 0771 .6606 . 5226 .7l32 .6608 .2715 . 5715 . 2649 .1163
209. 900()
1)7(1. 1]
.6501
209. 9667 210. 366-1 210.2000 209.8667 210.5000 209. 9667 210.2333 210.1000 209.8667 209.9667 210.6000 209. 7333 209.8000 210.4667 210.0000 209.8000 209.9000 210.300U 210.2000 209.9000 210.3333 210.5667 209.8667 210.2000
562.37B2 590. 6'.)4 0 570.7172 570.7tl02 5B2. 603tl b69.lj64t-J 581.9782 576.9.?0'/ 563.7057 56'1. [l2 61} 584.2483
Jtem Deleted i. f
568.8517 571.9782 570.4368 586.8057 566.9207 575.9310 588.6310 577 .4989 578.6161 SGb. 3?ti!I
{"/CJ
563.LJ!137
582.4414 556.188:> 565.5172 sn:).,_1069 583.541.LJ
ItemTotal Correlation
. 7719 .0307 .4716 . 6284 .3032 . 7664 . 2575 . 5523 .7421 .7105 . 1681 . 7 64 3 .3502 .7422 .7466 .2735 . 3362
b~:)H.14(\3
.76bl
581. 3379 584.9897 584.7816 584.1851 565.2230 586.1655
.3663 . 3271 .1936 .1805 .7005 .1746
Alpha if Item Deleted .9588 .9585 .9589 .9587
. 9605 .9584 .9590 .9606 .9589 .9591 . 9584 .9586 . 9598
.9591 .9599 . 9601 .0587 .9582 .9605 .9593 .%87 .9597 . 9584 . 9600 . 9590
.9583 .9584 . 9605 .9582 .9595 .9582 .9583 .9597 . 9596 .9581 .9595 .9596 . 9601 . 9603 .9584 . 9601
A B I
L I
T y
A N A L y
s
I
s
s c
A L E
IA
L p H A)
Statistics Scale
Mean if I tent Deleted 210.0000 209.9000 209.9333 210.0333 210.0333 210.3667 210.5333 209.9000 209.9667 209.9333 210.6333 209.6000 210.2000 209.8667 210. 0667 210.0000 209.8333 210.2333 209.9000 210.0333 210.1333 209.9000 210.0000 210.0667 209.9333 210. 3000 209.9000 210.5333 209.9333
::-i,:d le Variance if .r tern Dt~
l
C'
Led
r:) () '.:) . /j '-l i3 -"~ 570.7138 581..'>816 590.5161 564.5851 571. 0678 571. ·1or:)7 576. 9207 583.fl954 Sl:iU.JtJU2
566.1023 572.1793 588.7862 569.4989 577.,H37 578.9655 578.2Gl6 585.7023 570.4379 567.9644 565.9816 571.5414 573.9310 580.0644 ~-))]ti. j i j
l12
573. 3897 57lJ. ~17S9 583.2230 575.8575
Cor-i-ected
Item-
P~lpha.
Tota.l Coi:·relation
.if
.7486 . 6979 .5216 .0438 .7948 .5859
.95B3 .9586 . 9592 . 9603 . 9S82 .9588 .9594 .9589 .9596 .958S .9587 .9586 .9608 .9587 .9591 . 9591 .9591 .9598 .9587 .9585 .9583 .9588 .9588 . 9591 .9597 .9591 .9588 .9605 .9590
.IJ553
. 6116 .3043 . 6791 .6135 .7125 . 0625 . 6213 .5065 .5225 .5213 .2255 .6501 . 6928 . 7719 .6155 . 6,17 4 .5407 .2779 .5044 . 6270 .1842 .5378
ty Coefficients
s
~
.9597
30.0
N of Ite1ns
l te1n
Deleted
70
- - -
-
4
3
2
4
2
4
-
2
2
-
4
4
3
4
1
3
4
4
3
4
4
4
2
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
2
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
4
3
3
2
3
2
4
2
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
146
4
2
4
3
3
1
4
4
4
1
3
4
4
3
4
2
3
3
4
4
4
3
3
4
1
1
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
144
3
3
1
4
3
3
3
4
3
4
1
4
4
3
4
2
3
3
4
2
4
41
3
4
4
•I
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
152
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
1
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
162
4
4
3
4
4
4
4
3
31
3
1
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
3
4
1
3
4
4
4
1
4
3
3
3
3
4
4
148
2
3
1
1
3
4
1
2
2
4
1
2
4
4
4
4
3
2
3
3
4
2
3
3
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
3
3
130
11 12
2
3
2
2
3
4
1
3
3
3
31 3
41 4
3
10
31 2
41 3
1
3
11 2
4
9
4 4
4 4
4
8
2 4
3 4
4
7
1 1
3 4
3
1
4 4
4
6
2 1
2
2
4
4
3
4
3
3
3
3
4
2
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
135
3
3
1
3
2
2
3
3i
3
4
2
2
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
31
2 3
4
2
2 2
4
4
3
2
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
137
13
3
2
2
3
31
3
3
21
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
41
4
4
3
2
2
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
4
3
3
124
14
21 1
2
3
3
4
3
31
2
3
2
2
41
4
4
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
•1 3
3
4
4
4
4
3
1
4
4i
3
4
3
4
4
3
•I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4i
4
4
4
4
4
4
4
4
3 4
143
4
2 4
4
1
31 41
3
4
3 21
3
4
3 4
3
2
16
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
4
4
4
3
3
2!
3
2
4
2
4
31
3
4
3
31
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
146
4
31
3
3
4i
4
4
4
4
4
4
t!j
4
2
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
157
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
168
3
3
2
1
3
3
1
2
1
2
4
2
2
3
4
3
4
3
2
3
3
3
2
3
3
3
4
•I
•I
19
3
4
3
3
3j
3
2
4
2
2
4
2
4
4
4
20
2
3
4
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
129
1
1
2
1
2
2
1
1
2
4
2
1
2
3
4
1
2
2
2
1
2
3
2
4
2
4
3
3
1
1
4
2
3
3
2
3
4
4
2
3
3
3
10~
22
1
4
2
1
4
4
2
2
21 4
21 3
2
21
4 2 3 3
4
3;
•I
•I
1
31 1
4
4
2 4
2
•I
•I
4
2 4
2
111
' •I
4
4 4
4
3
4J 4j
4
4
2 2
3
17
21 2
•1 31 31
4
15
2
4
1
1
3
4
3
4
4
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
2
2
3
3
4
3
3
3
2
4
3
4
3
3
3
4
134
23
1
4
2
2
4
2
3
3
3
2
4
1
2
3
4
3
4
4
4 3
2
4
3
3
3
2
4
4
3
4
4
2
3
3
2
3
4
4
2
4
4
3
3
4
4
4
139
24
2 3
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
2
2
1
4
4
3
3
4
4
4
3
2
4
3
4
3
3
3
2
4
4
3
3
3
150
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
2
4
3
3
3
2
4
2
3
3
4
4
4
31
4
3
3
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
4
2
4
1
1
3
4
3
3
4
21 3
4
1
2
3
4
2
3
3
3
4
4
2
2
4
3
4
3
3
2 2 2
3
3
3
3
2
3
3
4
2
3
3
3
3
4
3
4
2
4
4
3
2
4
1
2
4
4
1
4
4
3
2
4
2
2
3
3
2
3
2
3
1
31 2
4 3 3
1
2
2 2 3 3 3
2 2 2
2 2
3
3
2 3
3
2
2 3
4
3
4 3 3
2
3
2 2 3 2
3
2
2 3 3
3
2
3 3
3 3
4
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
3
4
1
3
4
4
2
3
25 26 27 28 29 30
31 32
3
33
2
3
34
2
3
35
2'
3
36 37 38 39 40
2
3
1 2 2 2
3
3 2 3 3 3
2 2 2 1
4
1
1 2 2
3
2
2
4
-
'
---3
'
2 2 3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
4
1
4
4
4
4
2
1
3
4
3
3
4
31 4
3 3
3
31
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4 3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
4
3
4
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
2
1
2
1
3
4
2
3
3
4
2
2
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
4
3
4
4
2
2
3
3
4 3 3 3
3
3,
1
3
4
1
1
3
4
2
41 3
3
3
2
4
2
2
3
4
3
3
1
2
4
3
4
2
2
152
'"!
12~
3
4
1
4
2
3
4
4
133 137
3
3
4
3
2
3
3
4
131
2
4
3
3
2
3
3
127
3
3
3
3
3
3
2 3
3
4
3
4
4
2 3 2 3 3
3
135
3
129
3 4
12~
13~
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
31 3
3
3
3
3
2
3
4
133
1
3
3
1
3
2
3
3
3
122' 130 133 .
3
4
3 4
3
3
3
4 4
3
3
3
2
3
4
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
4
3
4
2
3
3
3
4
4
3
2
3
4
4
4
3
3
3
2
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
131
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
128
4
3
3
3
3
3
2
4
4
2
3
2
2
3
4
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
1361?
3
3
2
4
3
3
3
3
2 3 4 3
4 3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
2
4
41
3
4
4
4
3
137',
Data View Penelitian
skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
09/09/04 02:29:33 AM
144 140 152 152 146 144 152 162 148 130 135 137 124 143 166 146 157 168 128 129 106 132 134 90 133 137 131 127 129 137 135 129 133 122 130 133 131
kelompok
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
kategori
kampung
3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2
pkerjaan
4 2 7 5 2
2 2 3 1 3 3 2
2 3 4 6 1 1
1 2 3 5 3 2 3 2 7 2 2 2 2 7 4 2 4 2 2
1 2 1 1 1 3 1 3 3 3 3
., u
1 2 1 3 1 1 1 3 3 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 3
1/2
Data View Penelitian
skor
38 39 40
09/09/04 02:30:57 AM
128 136 137
kelompok
2 2 2
kategori
kampung
2 3 3
2 1 1
pkerjaan
3 3 3
?/?
bs Case Processing Summary Cases Missino Perce11t
Valid N
Percent
11 • Kategori ·ian
N
100.0%
40
0
Total N
Percent
.0%
40
100.0%
atrilineal • Kategori Kemandirian Crosstabulation
!I
Kateaori Kemandirian sedang tinggi 4 16 15 5 19 21
tu Ien sudah berkurang
Total 20 20 40
Chi-Square Tests
Chi-Square ty Correctiona 1d Ratio Exact Test y-Linear :ion id Cases
df
Value 12.130° 10.025 12.842
1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .002 .000
1
11.827
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.001
.001
.001
40
1puted only for a 2x2 table lls (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.50.
abs Case Processing Summary
Valid N ING• Kategori jirian
Percent 40
100.0%
N
Cases Missina Percent 0
.OS'o
Total H
Percent 40
100.0%
MPUNG • Kategori Kemandirian Crosstabulation
Kateaori Kemandirian sedang tinggi
G
Padang Bukit Tinggi Pariaman Payakumbuh Lubuk Basung Maninjau Batusangkar
1 9 4 2 1 0 2 19
Total
5 8 3 2 1 1 1 21
6
17 7 4 2 1 3 40
Chi-Square Tests
df
Value ~hi-Square
I Ratio ·Linear m Cases
4.112" 4.739
6 6
.531
1
Asymp. Sig. (2-sided) .662
.578 .466
40
Is (85.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .48.
bs Case Processing Summary
Valid Percent
N
\A!l1 Kategori
ian
ERJAA~
'AN
40
N
Cases Missina Percent
0
100.0%
.0°/o
Kategori Kemandirian Crosstabulation
Kateaori Kemandirian sedang tinggi Mahasiswa Pegawai Wirausaha
7 6 6
19
10 3 8 21
Total
17 9 14 40
Total Percent
N
40
100.0%
Chi-Square Tests
Value 1. 719 3 1.738
ii-Square ~atio
inear
.023
;ases
2 2
Asymp. Sig. f2-sidedl .423 .419
1
.880
di
40
,33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.28.
s Case Processing Summary
Valid N
, * Matrilineal
Percent 40
N
100.0%
Cases Missina Percent
Total N
.0°/o
0
KAMPUNG * Matrilineal Crosstabulation
:
Matrilineal sud ah berkurang tu Ien 4 2 7 10 4 3 2 2 1 1 1 0 1 2 20 20
Padang Bukit Tinggi Pariaman Payakumbuh Lubuk Basung Maninjau Batusangkar
Total
6 17 7 4
2 1 3 40
Chi-Square Tests
hi-Square Ratio Unear
n Cases
Value 2.672 3 3.081 .036
6 6
Asymp. Sig. 12-sidedl .849 .799
1
.850
di
40
s (85.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .50.
>S
Percent 40
100.0%
Case Processing Summary
Valid N
Percent
I\• Matrilineal
40
PEKERJAA~
N
100.0%
Cases Missina Percent
Total N
_QO/o
0
Matrilineal Crosstabulation
Matrilineal sudah tulen berkurang 7 10 7 2 8 6 20 20
Af\l Mahasiswa Pegawai Wirausaha
Total 17 9 14 40
Chi-Square Tests
:hi-Square Ratio
3.761
2 2
Asymp. Sig. 12-sided) .166 .153
.032
1
.859
Value 3.593a
Linear n Cases
df
40
(33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.50.
cies
atistics
1ndirian j
;ing
40 0
Percent 40
100.0%
Skala Kemandirian
90 106 122 124 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 140 143 144 146 148 152 157 162 166 168 Total
Freauencv 1 1 1 1 1 2 3 2 2 1 3 1 2 1 4 1 1 2 2 1 3 1 1 1 1 40
Percent 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 5.0 7.5 5.0 5.0 2.5 7.5 2.5 5.0 2.5 10.0 2.5 2.5 5.0 5.0 2.5 7.5 2.5 2.5 2.5 2.5 100.0
Valid Percent 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 5.0 7.5 5.0 5.0 2.5 7.5 2.5 5.0 2.5 10.0 2.5 2.5 5.0 5.0 2.5 7.5 2.5 2.5 2.5 2.5 100.0
Cumulative Percent 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 17.5 25.0 30.0 35.0 37.5 45.0 47.5 52.5 55.0 65.0 67.5 70.0 75.0
eo.o 82.5 90.0 92.5 95.0 97.5 100.0
~ncies Statistics
al lalid ~issing
40 O
Matrilineal
tulen sudah berkurang Total
Frenuencv 20 20 40
Percent 50.0 50.0 100.0
Valid Percent 50.0 50.0 100.0
Cumulative Percent 50.0 100.0
1encies
Paae
~
atistics rnandirian
ci
40 0
sing
Kategori Kemandirian
Freouencv :edang inggi ·otal
Percent
19 21 40
Valid Percent
Cumulative Percent
47.5 52.5 100.0
47.5 52.5 100.0
47.5 100.0
1cies tatistics
id sing
40 0 KAMPUNG
Frequency Padang Bukit Tinggi Pariaman Payakumbuh Lubuk Basung Maninjau Batusangkar Total
6 17 7 4 2 1 3 40
ncies itatistics
AN lid ssing
40 0
Percent
15.0 42.5 17.5 10.0 5.0 2.5 7.5 100.0
Valid Percent
15.0 42.5 17.5 10.0 5.0 2.5 7.5 100.0
Cumulative Percent
15.0 57.5 75.0 85.0 90.0 92.5 100.0
~ahasiswa
'egawai 11/irausaha rota!
PEKERJAAN Freauencv
17 9 14 40
Percent
42.5 22.5 35.0 100.0
Valid Percent
42.5 22.5 35.0 100.0
Cumulative Percent
42.5 65.0 100.0
<emandirian
Kematrilinealan tulen sudah berl
N 20 20
Mean 145.1500 128.5000
Std. Deviation 12.49537 11.39483
Std. Error Mean 2.79405 2.54796
Independent Samples Test Levene's Test for Equalitv of Variances
F Kemandirian
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.161
Sig. .288
!-test for Equality of Means
t
Sig (2-tailed)
di
Mean Difference
Sid. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
4.403
38
.000
16.6500
3.78138
8.99500
24.30500
4.403
37.681
.000
16.6500
3.78138
8.99288
24.30712
Page 1
Matrilineal Kategori Kemandirian
KAMPUNG Batusangkar Maninjau
Padang
Lubuk Basung
Payakumbuh
Pariaman Bukittinggi
PEKERJAAN
Wirausaha
UNTVERSTTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAJ(ULTAS PSI KO LOG I JI. Kerta Mul
f.1kiri1.
19Juli2004
l_, t!.l l ~-,
lLd j::_!:.:f-''HL1 ·,1-! 1L 1 -.•.
!<.t ;\-t Ll ! ·
i_
;~ 1 iili ii Li:..
\-Lil!, l~!~,'•\.',1
\
lu icll lf_'_. ( l-~-.\ J~, JI
q.itlldi
'. ,Ji \~-'_;;.,._,1
1.d1·1ii·
J?~:l(ll 11 \" d
J)q~) LC;
·\l<.'!!l1r11
: r',hJ'1r1l~-- ·29 i'-J(-.,·,~11·i(1p-r :!'·_>.')! : !L l_i.11ltu1 J\.1ci. t~'-\ F-'.L rJ3 ··08 f'is
(,;In rn \k,J.~i!"T!-riL
: Ul°l'.71u2n1-s1 : .'UO•i '..'Ofl'i : Simi. a I (S- !'
rt-'·J 1·1 11.-11
Pt •:t;r-.un ~-"!l11d 1 1111r-',•1J\
"r ~ t::l i?!~L; '! 11-i
.:'.it :;.i (:·1 l
',_,._·-lliuH1~.r,1~_(;t · " . - ' ' 1 dll ..
!_
I · . 11L.i ·1ds!~~\d
1 ter::.v .1ul
.aki--
111t.--r1k-':·lt1\::..;n1 iz.i11 fH?J.1E:Jitia11 tii Llc"tf),"tl<. ;" Il.1 \ l ·S"tt uJ.dl -a f1iI r~ 1irL (_)j u.i 1 l:::.:1t-crld. itll 1<-1111·d 1(C~~'· '\.-Ji : 1 d1 l !)
L,_:>ffd J,; _:!,d rr i,:-;J f(·,1 l
t·1i.;~·::-:. J1l-_'Jt\·\··lc~·:,d1df'1 :-,h.J·l;\~.i \:d.U'1!, 1.Jt.-:-ritt>.Jt.d: ~... trt1i]j1 lt~~1] "l\:1:f 1;-pj_,1r- t:~PT1'li~IliJi;-itl11'~ I la}:j
ri<-'Jlt11 :1it
\',LI l.:~~
: vi <::~1.";b1 !i (l(! n 11 h ~! J ;_b.,_.~ri k..-1r
r\·'ilHl~i·.iti ,dii..:.
i 1 ,,·n t !.
!_1d_:·11 '-..\" d.
i·,0ii•,·1f.Ll!l (Llf1 l.·-.tr"ilt!,tlt
U1_-,_l.j'k-1r1 l_t-~I'/!1-ld h:~.-1,'">dL
\'.'df.-'
k.,l11D