PENGARUH SAFETY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA BALITA DI RUMAH TANGGA
Naskah Publikasi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh Muhamad Rifki Ardi Wiratama 20120320094
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
i
ii
EFFECT ON SAFETY TRAINING SKILLS IN THE HANDLING OF INJURY PARENTS OF CHILDREN IN HOUSEHOLD Muhamad Rifki Ardi Wiratama¹, Azizah Khoiriyati² ¹Nursing Science Student, Faculty of Medicine and Health Sciences, ²Lecture of Nursing Sicience, Faculty of Medicine and Health Sciences Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT Background: One problem that often occurs in childhood is an accident or injury. Injury is one of the main causes of morbidity and mortality of children in the world. Injury prevention actions in the form of supervision that can be done by parents, because children do not pay attention in activities danger. Safety training as an activity that ensures the creation of safe conditions, avoid physical and mental disorders through coaching and training, direction, and control of the implementation of activities that can be done by parents. Objective: Based on the above, the author is interested in studying is there any influence "Safety Training" on parenting skills in handling injury toddlers in the household. Methodology: This research use quasy experimental study with control group design. Sample obtained by using simple random sampling that parents in the village Caturbinangun Widodomartani Ngemplak Sleman. This research was conducted in July 2016. Data collection research using the checklist. Statistical test in this research use Paired T-Test dan Independent T-Test. Result: Research result shows that the influence safety training for skills parents in handling infants injured in households with Paired T-Test results of pre-test and post-test in the intervention group p = 0.001 (p <0.05), while the results of pretest and posttest control group p = 0.568. Independent T-Test test in the intervention and control groups received the pre-test p = 0.337 (p> 0.05) and the results of post-test p = 0.001 (p <0.05). Conclusion: parenting is done entirely by parents, because at this time a child is much more to be missed in a family environment. Keywords: Safety training, injury, Skills, Toddler.
iii
PENGARUH SAFETY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN CEDERA BALITA DI RUMAH TANGGA Muhamad Rifki Ardi Wiratama¹, Azizah Khoiriyati² ¹Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY, ²Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Latar belakang: Salah satu masalah yang sering terjadi pada masa anak-anak adalah kecelakaan atau cedera. Cedera termasuk salah satu dari beberapa penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di dunia. Tindakan pencegahan cedera berupa pengawasan yang dapat dilakukan oleh orang tua, karena dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya. Safety training sebagai kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan, dan kontrol terhadap pelaksanaan kegiatan yang dapat di lakukan oleh orang tua. Tujuan penelitian: Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh “Safety Training” terhadap keterampilan orang tua dalam penanganan cedera balita di rumah tangga. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan quasy experimental study with control group design. Sample didapatkan dengan menggunakan simple random sampling yaitu orang tua di dusun Caturbinangun Widodomartani Ngemplak Sleman. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Cara pengumpulan data penelitian dengan menggunakan ceklist. Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan PairedT-Test dan Independent T-Test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh safety training terhadap keterampilan orang tua dalam penanganan cedera balita di rumah tangga dengan uji PairedT-Test hasil pretest dan post-test pada kelompok intervensi p=0,001 (p<0,05), sedangkan hasil pre-test dan post-test pada kelompok kontrol p=0,568. Uji Independent T-Test pada kelompok intervensi dan kontrol mendapat hasil pre-test p=0,337 (p>0,05) dan hasil post-test p=0,001 (p<0,05). Kesimpulan: pengasuhan anak dilakukan sepenuhnya oleh orang tua, karena pada masa ini seorang anak lebih banyak dilewatkan dalam lingkungan keluarga. Kata kunci: Safety training, Cedera, Keterampilan, Balita.
iv
penyebab
PENDAHULUAN
tidak bisa ditentukan (undeterminated
lebih popular dengan pengertian usia anak
intent) (WHO, 2004).
di bawah lima tahun (Muaris, 2006). Pada
Menurut penelitian Mulyanti (2015) angka
usia ini anak mulai bergaul dengan
kecelakaan balita 86% dari 50 responden.
lingkungannya atau bersekolah playgroup mengalami
Jenis kecelakaan yang terjadi jatuh 70
beberapa
kasus, luka bakar 23 kasus, tersetrum
perubahan dalam perilaku. Kemampuan
listrik 23 kasus, tersedak 43 kasus, terkena
motorik dan emosional anak mencakup
benda tajam 33 kasus, tenggelam 16 kasus,
sikap anak dalam lingkungan, gerakan
minum atau makan bahan berbahaya 6
anggota badan, pada fase ini anak suka
kasus, tercekik atau tidak bisa bernapas 9
bermain dan berlarian. Anak menurut Nur
kasus. Bahkan tidak sedikit balita yang
A (2011) adalah keturunan atau generasi
mengalami cedera lebih dari satu kasus.
penerus bagi orang tua dan bangsanya.
Berdasarkan
Dengan hadirnya anak, para orang tua
merupakan
ancaman
dilakukan oleh orang tua, yaitu berupa
bagi
tindakan pengawasan yang masih rendah
kesehatan di seluruh negara di dunia
merupakan faktor yang paling berperan
(Kuschithawati, et al, 2007: 131). Cedera salah
satu
dari
terhadap kejadian cedera pada anak,
beberapa
setelah faktor lingkungan anak yang tidak
penyebab utama morbiditas dan mortalitas
aman. Suatu kemampuan seseorang untuk
anak di dunia (Aken, et al, 2007: 230). Penyebab
oleh
bahwa praktik pencegahan cedera yang
garis keturunannya.
termasuk
penelitian
Kuschithawati, et.al (2007), menyebutkan
merasa ada pihak yang akan meneruskan
Cedera
(intentional
(unintentional injury) dan penyebab yang
menginjak usia di atas satu tahun atau
anak
disengaja
injury), penyebab yang tidak disengaja
Anak balita adalah anak yang telah
sehingga
yang
terjadinya
cedera
bertindak setelah menerima pengalaman
meliputi 1
belajar
tertentu
dengan
menggunakan
mempunyai
anak
anggota badan dan peralatan yang tersedia.
tangganya.
Survei
Keterampilan merupakan kelanjutan dari
peneliti lakukan terhadap lima orang tua
hasil belajar kognitif (memahami sesuatu)
yang mempunyai anak balita di rumahnya,
dan afektif (perbuatan atau perilaku)
empat orang tua menuturkan untuk tingkat
(Notoatmojo, 1997).Keterampilan adalah
cedera pada anak yang sering dialami
hasil belajar pada ranah psikomotorik,
adalah jatuh. Sedangkan untuk satu orang
yang terbentuk menyerupai hasil belajar
tua menuturkan bahwa anaknya pernah
kognitif. Keterampilan adalah kemampuan
mengalami
untuk mengerjakan atau melaksanakan
menunjukkan bahwa kejadian jatuh atau
sesuatu dengan baik (Nasution, 1975: 28).
tersandung pada anak lebih sering terjadi
Berdasarkan survei pendahuluan yang
Ngemplak
di
rumah
wawancara
tersedak.
yang
Survei
ini
sehingga ada indikasi cedera memar,
penulis lakukan di daerah Caturbinangun Widodomartani
balita
terkilir dan bisa juga luka robek.
Sleman
Yogyakarta, terdapat 38 keluarga yang Widodomartani
METODE Penelitian
ini
menggunakan
jenis
Ngemplak
Sleman
Yogyakarta sebanyak 38 orang. Penentuan
penelitian kuantitatif. Metode penelitian
jumlah
ini menggunakan quasy experimental study
menggunakan
with
Teknik
berjumlah 15 orang untuk kelompok
pengambilan sample pada penelitian ini
intervensi dan 15 untuk kelompok kontrol.
menggunakan simple random sampling.
Tetapi untuk mengantisipasi terjadinya
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
dropout
orangtua yang mempunyai anak balita
ditambahkan 10-15% responden pada tiap
yang berada di Dusun Caturbinangun
kelompok, sehingga peneliti mengambil
control
group
design.
2
sample
dalam teori
sesuai
penelitian
Dimpsey
dengan
teori
ini
(2002)
maka
responden
berjumlah
di
Santo Tri Wahyudi S.kep,. Ns. Ceklist
kelompok intervensi dan 17 orang di
dinyatakan valid apabila hasil memiliki
kelompok kontrol.
rentangan
Instrumen
orang
digunakan
skor
0,86-1,00.
Hasil
uji
dalam
validitas ceklist penanganan cedera balita
penelitian adalah ceklist penilaian tindakan
di rumah tangga mendapat skor akhir
dengan skala guttman. Penelitian ini
0,93berarti instrumen tersebut valid. Uji
dilakukan
reliabilitas
uji
yang
17
validitas
menggunakan
dalam
penelitian
Intereter
ini
Content Validity Index (CVI) dengan
menggunakan
mengarah ke tiga pakar yaitu ibu Falasifah
Observer dimana ada 5 observer yang di
Ani Yuniarti, S.Kep., Ns., MAN., HNC,
uji kesesuaiannya dalam menilai ceklist
bapak Al Afik S.kep,.Ns.,M.kep dan bapak
penilaian keterampilan pada responden.
HASIL PENELITIAN Penelitian ini memilki responden sebanyak 34 responden. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian (N=34) Karakteristik Responden 1. Usia 25-35 tahun 36-45 tahun Jumlah 2. Pekerjaan Wiraswasta PNS Ibu rumah tangga Karyawan Jumlah 3. Pengalaman penanganan Pernah Belum pernah Jumlah Sumber Data Primer 2016
Frekuensi
%
17 17 34
50,0 50,0 100
11 10 8 5 34
32,4 29,4 23,5 14,7 100
23 11 34
67,6 32,4 100
3
Realibilitas
Berdasarkan
pada
tabel
diatas,
rumah tangga 8 orang (23,5%), karyawan
karakteristik responden berdasarkan jenis
5 orang (14,7%).
usia, yaitu usia paling banyak 30 tahun terdapat 5 orang (14.7%), dan usia 40 tahun terdapat 5 orang (14,7%). Berdasarkan
pada
Berdasarkan
pada
tabel
karakteristik
responden
diatas,
berdasarkan
pengalaman menangani cedera balita yaitu
tabel
diatas,
23 responden (67,6%) pernah menangani
Karakteristik responden berdasarkan jenis
cedera balita, 11 responden (32,4%) belum
pekerjaan yaitu Wiraswasta 11 orang (32,4%), PNS 10 orang (29,4%),
pernah
menangani
cedera
balita.
Ibu
Perbedaan nilai pre-test dan post-test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol Tabel 4.2 perbedaan tingkat keterampilan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan intervensi Tingkat Keterampilan SD
Mean Kelompok Intervensi Pre-test Post-test Kelompok Kontrol Pre-test Post-test
P
23,94 40,71
7,830 3,442
0,001
21,53 21,88
6,530 5,797
0,568
p<0,05
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil
Sedangkan untuk kelompok kontrol nilai
bahwa kelompok intervensi nilai p=0,001,
p=0,568, karena p>0,05 berarti tidak
karena p<0,05 berarti terdapat perbedaan
terdapat perbedaan antara pre-test dan
pengaruh tingkat pengetahuan penanganan
post-test.
cidera balita pada kelompok intervensi.
4
Perbedaan tingkat keterampilan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan safety training Tabel 4.3 perbedaan tingkat keterampilan antara kelompok kontrol dan kelompok Eksperimen sebelum dan sesudah diberikan intervensi Tingkat Keterampilan Mean
N Pre-test Kelompok intervensi Kelompok kontrol Post-test Kelompok intervensi Kelompok kontrol
SD
17
23,94
7,830
17
21,52
6,529
17
40,70
3,441
17
21,88
5,797
P
0,337
0,001
p<0,05
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil
intervensi
kelompok
kelompok
didapatkan hasil p=0,001, karena nilai
intervensi dan kelompok control nilai
p<0,05 terdapat perbedaan antara hasil
p=0,337, karena nilai p>0,05 berarti tidak
post-test kelompok intervensi dan post-test
terdapat pengaruh pada pre-test kelompok
kelompok kontrol berarti ada pengaruh
intervensi
dan
kelompok
safety training dalam penanganan cidera
Sedangkan
pada
post-test
pre-test
pada
kontrol. kelompok
dan
kelompok
kontrol
pada balita.
PEMBAHASAN
dengan Papilia (2009) mengemukakan
1. Karakteristik Responden
bahwa usia 20 sampai 40 tahun
a. Usia
termasuk dalam karakteristik masa
Berdasarkan tabel 4.2 usia yang paling
dewasa awal, masa dimana individu
banyak adalah usia 30 tahun ada 5
seharusnya sudah dapat berpikir secara
responden (14,7%), dan usia 40 tahun
reflektif yaitu berpikir terarah untuk
ada
memahami suatu peristiwa. Oleh karena
5
responden
(14,7%)
sejalan 5
itu, semakin matang usia seseorang
merupakan
maka akan semakin matang pola pikir
seseorang (mata, telinga, hidung, lidah,
dalam melakukan tindakan dan juga
dan
pengambilan keputusan.
mengerti dan tahu melalui indra yang
b. Pekerjaan
hasil
kulit),
dari
atau
suatu
hasil
indra
seseorang
dimilikinya terhadap suatu kejadian
Berdasarkan
tabel
4.2
mengenai
(Notoatmodjo, 2010). Semakin tinggi
pekerjaan paling banyak responden
tingkat pengetahuan seseorang maka
adalah
semakin
Wiraswasta
11
responden
luas
pengetahuannya
dan
(32,4%), PNS 10 responden (29,4%),
semakin mudah dalam menerima suatu
ibu rumah tangga 8 responden (23,5%),
informasi.
dan Karyawan Swasta 5 responden (14,7%).
Masyarakat
peningkatan
masyarakat
Caturbinangun memang sebagian besar
kesehatan,
tercapainya
berprofesi sebagai wiraswasta dengan
perilaku,
pekerjaan tidak tetap. Menurut hasil
masyarakat
olah
terdapat
penyuluhan kesehatan dalam membina
pengaruh mengenai hasil pre-test dan
perilaku sehat dan lingkungan sehat
post-test berdasarkan kriteria pekerjaan.
serta
di
atas
tidak
dusun
(2010),
pengalaman
data
di
Notoatmodjo
c. Pengalaman Penyuluhan Berdasarkan pengalaman
tabel
mengenai
seluruhnya
penyuluhan
sehingga
tersebut.
aktif
belum
dapat
keluarga, sasaran
dalam
menurunkan
kesakitan dan kematian.
pernah
diberikan pendidikan safety training di daerah
berperan
perubahan dan utama
upaya
optimal sesuai dengan konsep sehat
safety training dari 34 responden (100%)
sebagai
bidang
meningkatkan derajat kesehatan yang
4.2
mengikuti
individu,
di
Pengalaman
6
angka
dibuktikan
2. Perbedaan nilai pre-test dan post-
dengan dari
banyaknya
test pada kelompok intervensi
pertanyan
responden.
Saat
dan kelompok kontrol
penelitian berlangsung juga tidak ada
Ada perbedaan keterampilan antara
responden yang ijin atau meninggalkan
pre-test dan post-test pada kelompok
acara. Menandakan bahwa rasa ingin
intervensi.
tahu
Sedangkan
hasil
pada
dari
responden
sangat
besar
kelompok kontrol saat pre-test dan
terhadap penanganan cedera balita di
post-test tidak ada perbedaan hasil. Hal
rumah tangga. Salah satu faktor keingin
tersebut dikarenakan pada kelompok
tahuan responden dikarenakan sebelum
intervensi setelah pre-test diberikan
penelitian ini berlangsung belum pernah
pendidikan safety training. Sejalan
ada yang mendapat pendidikan safety
dengan penelitian yang dilakukan oleh
training. Menurut Widayatun (2005)
Aprilia (2012) yang meneliti tentang
mengatakan bahwa motivasi sebagai
pengaruh pendidikan kesehatan perilaku
motor penggerak, maka bahan bakarnya
hidup bersih sehat tentang cuci tangan
adalah kebutuhan, sifatnyapun alami
terhadap tingkat pengetahuan anak usia
dalam rangka memenuhi kebutuhan
SD. Bahwa terdapat pengaruh antara
seseorang guna mencapai tujuan. Yang
hasil pre-test dan hasil post-test pada
semua itu terlebih dahulu didukung oleh
kelompok
pengetahuan orangtua tentang sebuah
intervensi
meningkat.
Sedangkan untuk kelompok kontrol
tindakan,
hasil
pengalaman melakukan.
pre-test
dan
post-test
tidak
terdapat pengaruh. Disaat responden
diperkuat
dengan
Responden yang mengikuti penelitian
penelitian sangat
yang
berlangsung,
antusias
seluruhnya dengan kondisi fisik sehat
dengan
sehingga
pendidikan safety training. Hal tersebut
mengikuti
7
tidak
ada
penelitian
kendala dan
saat sangat
mendukung
dalam
keterampilan
post-test kelompok intervensi dan post-
menangani cedera. Menurut Santosa
test kelompok kontrol berarti ada
(1994) dalam Murami (2014) kondisi
pengaruh
fisik sehat mempengaruhi kemampuan
penanganan cidera pada balita. Hasil
yang
untuk
tersebut dapat terjadi karena pada
tanpa
kelompok intervensi sudah diberikan
dimikili
melakukan
seseorang
suatu
pekerjaan
mengalami kelelahan dan kendala yang
safety
training
dalam
perlakuan pendidikan safety training.
berarti.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyanti (2015) yang
3. Perbedaan
tingkat
meneliti tentang model buku panduan
keterampilan dan
tentang pencegahan kecelakaan dalam
kelompok intervensi sebelum dan
meningkatkan pengetahuan dan sikap
sesudah diberikan safety training
pencegahan kecelakaan pada balita.
antara
kelompok
kontrol
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil pre-test
kelompok
intervensi
Bahwa hasil penelitian menunjukkan
dan
buku panduan pencegahan kecelakaan
kelompok kontrol menunjukkan hasil
pada anak balita juga cukup efektif
p=0,337
untuk
dikarenakan
p>0,05
tidak
meningkatkan
atau
merubah
terdapat perbedaan keterampilan orang
sikap orang tua/ibu atau pengasuh
tua dalam penanganan cedera balita.
tentang upaya pencegahan kecelakaan
Hal itu dikarenakan belum diberikan
pada balita. Hal ini didasari dari hasil
perlakuan
kelompok.
uji statistik di mana nilai sikap pada
Sedangkan pada post-test kelompok
kelompok perlakuan meningkat dari
intervensi
95,10 menjadi 99,94 dengan nilai pairet
untuk
dan
kedua
kelompok
kontrol
didapatkan hasil p=0,001, karena nilai
t
p<0,05 terdapat perbedaan antara hasil
kelompok
8
-
test
0,001.
Sedangkan
pada
kontrol
walaupun
juga
mengalami
peningkatan dari 96,92
yang
menerima
dan
menyimpan
meningkat menjadi 96,86, namun hasil
peristiwa yang terjadi atau dialami
pairet t - test 0,952 yang berarti lebih
individu
pada
besar dari 0,05 atau tidak ada perbedaan
tertentu,
yang
nilai sebelum dan sesudah.
referensi otobiografi.
berfungsi
tempat sebagai
sebulan sekali juga belum pernah
keterampilan orang tua Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat safety
dan
Dari posyandu yang dilakukan rutin
4. Pengaruh safety Training terhadap
pengaruh
waktu
penyuluhan
ataupun
terhadap
pelatihan tentang safety training kepada
dalam
orangtua terhadap cedera balita. Hal ini
menghadapi cidera balita. Hal ini
tidak sejalan dengan penelitian Yuli
sejalan
yang
(2005) yaitu Safety training sebagai
A
(2011)
kegiatan yang menjamin terciptanya
tua
dalam
kondisi yang aman, terhindar dari
usia
gangguan fisik dan mental melalui
beberapa
pembinaan dan pelatihan, pengarahan,
keterampilan
training
mengadakan
orang
dengan
dilakukan
tua
penelitian
Vranada
pengetahuan
orang
pencegahan
kecelakaan
toddler
dipengaruhi
oleh
anak
faktor diantaranya adalah pendidikan,
dan
pengalaman terhadap suatu kejadian
kegiatan. Menurut Notoatmodjo, (2007)
dan fasilitas. Pengalaman orang tua di
pelatihan
Caturbinangun
upaya
dalam
menangani
kontrol
terhadap
keselamatan preventif
pelaksanaan
merupakan
yang
kegiatan
kecelakaan balita cukup tinggi dari 5
utamanya adalah identifikasi, substitusi,
orang tua terdapat 4 orang tua yang
eliminasi, evaluasi, dan pengendalian
anaknya pernah cedera. Surbakti (2011)
risiko dan bahaya.
Pengalaman
dapat
diartikan
juga
Terkait
sebagai memori episodik, yaitu memori
dengan
fasilitas
yang
menunjang penanganan cedera balita di
9
rumah
tangga
kurang
mendukung
KESIMPULAN DAN SARAN
dikarenakan di setiap rumah belum semuanya
mempunyai
Sehingga
faktor
kotak sarana
A. Kesimpulan
obat.
Berdasarkan hasil penelitian tentang
akan
pengaruh
menjadikan suasana kerja menjadi lebih
keterampilan
optimal yang tentunya akan lebih mendukung dalam
keterampilan
melakukan
suatu
penanganan
seseorang tindakan.
orang cedera
terhadap
tua balita
dalam dirumah
bahwa: 1. Karakteristik demografi menunjukkan
bilamana tidak didukung dengan sarana
yang paling banyak yaitu usia 30 dan 40
yang memadai sesuai dengan apa yang
tahun, dengan pekerjaan paling banyak
diinginkan, karena sarana merupakan
yaitu sebagai wiraswasta dan setelahnya
bagian dari proses untuk menjadikan
adalah PNS, seluruhnya responden
seseorang menjadi terampil. Ismaryati
belum pernah mendapat pendidikan
(2006) dalam syahputra (2016)Fasilitas
safety training.
merupakan segala sesuatu yang dapat dan
training
tangga maka dapat ditarik kesimpulan
Keterampilan tidak akan dapat dicapai
memudahkan
safety
2. Berdasarkan hasil pre-test kelompok
memperlancar
intervensi
pelaksanaan suatu usaha dapat berupa
dan
kelompok
kontrol
menunjukkan bahwa tidak terdapat
benda-benda maupun uang. jadi dalam
pengaruh, sedangkan berdasarkan hasil
hal ini fasilitas dapat disamakan dengan
post-test
sarana yang ada di rumah. Fasilitas bila
kelompok
kurang atau tidak memadai,maka akan
kelompok kontrol
intervensi
dan
menunjukkan
terdapat pengaruh setelah diberikan
mudah terjadinya cedera.
pendidikan safety training.
10
3. Ada
perbedaan
pengaruh
tingkat
tangga. Diharapkan orang tua balita
keterampilan penanganan cidera balita
dapat bertindak dengan tepat terhadap
pada pre-test dan post-test.
penanganan pertama cedera balita. Bagi
B. Saran
kader
1. Keperawatan
memberikan informasi safety training.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan
posyandu
untuk
dapat
DAFTAR PUSTAKA
sebagai bahan acuan perawat dalam Aken.
melaksanakan intervensi keperawatan
2007.
Commitment
in
the
Workplace: Theory, research, and di
masyarakat
khususnya
terhadap
Application. Thousand Oaks, CA.: Sage Publishing, Inc.
cedera pada balita. Sebagai model
Dempsey,
dalam pengembangan program Safety
P.A.,
&
Demppsey,
A.D.
(2002). Riset Keperawatan : Buku training di masyarakat.Penelitian ini
ajar danlatihan ( Alih bahasa oleh Budi, E & Rika, I) Edisi 4. Jakarta :
dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
meningkatkan
EGC.
kualitas
Ismaryati.(2006). mahasiswa
keperawatan
dalam
TesdanPengukuranOlahraga. Surakarta:
perannya sebagai calon perawat masa
SebelasMaretUniversity
Press.
depaan.
Muaris.H. 2006. Sarapan Sehat Untuk 2. Peneliti
Anak Balita. Jakarta : PT Gramedia. Pustaka Utama.
Untuk peneliti selanjutnya dapat lebih mengembangkan
program
Mulyanti, Sri. 2015. Model Buku Panduan
safety
Tentang training di masyarakat.
dan Sikap Pencegahan Kecelakaan Pada
Bagi masyarakat dan orang tua untuk banyak
berlatih
Kecelakaan
dalam Meningkatkan Pengetahuan
3. Masyarakat dan orang tua
lebih
Pencegahan
Balita.
Surakarta
.http://jurnal.poltekkessolo.ac.id/inde x.php/Int/article/viewFile/116/106
dalam
diakses pada 25 februari 2016.
penanganan cedera balita di rumah 11
Kuschitha, S.Dkk 2007. Faktor Risiko
WHO, 2004. Cedera Kepala dalam :
Terjadinya Cedera Pada Anak Usia
American
Sekolah Dasar. Berita Kedokteran
Advanced Trauma Life Support Untuk
Masyarakat Vol.23, No. 3.
Dokter. IKABI, 167 – 186.
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Antenatal.
Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Kesehatan
Masyarakat, Ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nuraini. (2011). Intensitas Belajar Siswa .http://suaraguru.wordpress.com/201 1/12/01/. Akses 11 agustus 2016. Ratnaningrum, Wuriani. 2009. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Save Children
Terhadap
Pengetahuan Dan Perilaku Orang Tua Dalam Pencegahan Kecelakaan Pada Balita. Karya Tulis Ilmiah. Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta: Yogyakarta. Surbakti.
2011.
“Faktor
yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going
Pertama,
UMM Press.
Notoatmodjo, S. 1997. Pendidikan &
The
Cetakan
Ilmu Jakarta:
Perilaku, Rineka
Sumber Daya Manusia, Malang:
Jakarta: PT Bina Aksara.
2007.
(2005).
Surgeons.
Yuli, Sri Budi Cantika. 2005. Manajemen
dalam Proses Belajar dan Mengajar.
S.
Widayatun.
of
Cipta.
Nasution, S. 1975. Berbagai Pendekatan
Notoatmodjo,
College
Concern”.
Skripsi
Universitas Diponegoro, Semarang.
12