Pengaruh Risiko Sistematis .... (Fia Tri Lestari) 1
PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN RISIKO TIDAK SISTEMATIS TERHADAP EXPECTED RETURN PORTOFOLIO OPTIMAL THE INFLUENCE OF SYSTEMATIC RISK AND UNSYSTEMATIC RISK ON OPTIMAL PORTFOLIO OF EXPECTED RETURN Oleh: Fia Tri Lestari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Endra Murti Sagoro Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis terhadap Expected Return Portofolio Optimal Indeks Saham LQ-45 di BEI Periode 20122015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Populasi penelitian ini adalah kombinasi portofolio saham perusahaan yang termasuk dalam indeks saham LQ-45 selama periode Agustus 2012Desember 2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Teknik analisis data adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi linier. Hasil penelitian ini yaitu: (1) Terdapat pengaruh positif Risiko Sistematis terhadap Expected Return Portofolio Optimal Indeks Saham LQ-45 di BEI Periode 2012-2015, ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 46,2%, nilai thitung > ttabel yaitu 6,875 > 2,002 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, (2) Terdapat pengaruh positif Risiko Tidak Sistematis terhadap Expected Return Portofolio Optimal Indeks Saham LQ-45 di BEI Periode 2012-2015 ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 24,9%, nilai thitung > ttabel yaitu 4,274 > 2,002 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, (3) Terdapat pengaruh positif Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis terhadap Expected Return Portofolio Optimal Indeks Saham LQ-45 di BEI Periode 2012-2015 ditunjukkan dengan koefisien determinasi (adjusted r2) sebesar 64,5%, nilai Fhitung > Ftabel yaitu 51,791 > 3,159, dan nilai signifikansi 0,000<0,05. Kata kunci: Risiko Sistematis, Risiko Tidak Sistematis, Expected Return Portofolio Optimal
Abstract This research is aimed to examine the influence of Systematic Risk and Unsystematic Risk on Optimal Portfolio of Expected Return of LQ-45 Stock Index in IDX on period 2012-2015. The type of research is the research of causality. This research population is combination of companies’ stocks portfolio included in LQ-45 stocks index during the period of August 2012 to December 2015. The technique of sampling used is purposive sampling. This research used data collecting technique is document review. The data analysis techniques that is descriptive statistics, classical assumption tests, and linear regression analysis. The results that is: (1) There is has a positive influence of Systematic Risk on Optimal Portfolio of Expected Return of LQ-45 Stocks Index in IDX on period 2012-2015, showed the regression coefficient of 46,2%, tcal > ttable that is 6,875 > 2,002 and significance value 0,000 < 0,05, (2) There is has a positive influence Unystematic Risk on Optimal Portfolio of Expected Return of LQ-45 Stocks Index in IDX on period 2012-2015, showed the regression coefficient of 24,9%, tcal > ttable that is 5,514 >2,002 and significance value 0,000 < 0,05, (3) There is has a positive influence of Systematic Risk and Unsystematic Risk on Optimal Portfolio of Expected Return of LQ-45 Stock Index in IDX on period 2012-2015, showed the coefficient of determination (adjusted r2) 64,5%, Fcal > Ftable that is 51,791> 3,159, and significance value 0,000 < 0,05. Keywords: Systematic Risk, Unsystematic Risk, Optimal Portfolio of Expected Return
2 Jurnal Profita Edisi 2 Tahun 2016
membuat keputusan investasi tidaklah
PENDAHULUAN Kondisi perekenomian yang tidak stabil
dan
sulit
diprediksi
sangat
mudah.
Kesulitan
investasi
juga
dalam
menentukan
disebabkan
banyaknya
berpengaruh terhadap perkembangan dunia
perusahaan yang menawarkan berbagai
bisnis dewasa ini. Pada bulan November
macam aktiva dengan kelebihan dan
2015 rupiah menguat hingga Rp14.000 per
kekurangan masing-masing. Oleh karena
dollar AS (Yanita, 2015). Tak hanya itu saja
itu, dibutuhkan pertimbangan dari berbagai
IHSG juga melemah di pertengahan bulan
macam faktor agar keputusan investasi
Desember sebesar 0,98 persen (Demis
dapat
Rizky,
optimal.
2015).
Kondisi
tersebut
bisa
menghasilkan keuntungan
yang
menyebabkan penurunan kegiatan bisnis
Investasi dapat dilakukan di pasar
yang terjadi di pasar modal Indonesia.
modal. Pasar modal digunakan sebagai
Belum lagi kurs rupiah menutup tahun 2015
wahana
dengan menempati posisi paling jeblok di
mencari pendanaan dan untuk investor
kawasan Asia (Sukirno, 2015). Hal tersebut
sebagai sarana menyalurkan modalnya.
akan menyebabkan semakin rendahnya
Ketika
kepercayaan
untuk
modalnya melalui pembelian sekuritas,
berinvestasi di Indonesia. Jika rupiah
maka hal tersebut dipengaruhi oleh faktor
semakin
investor
melemah
asing
alternatif
investor
perusahaan
akan
menyalurkan
disertai
dengan
kemampuan
Harga
Saham
Rasionalitas investor dapat diukur melalui
Gabungan maka dapat dipastikan risiko
cara mereka dalam memilih sekuritas yang
investasi di Indonesia juga akan semakin
memberikan hasil (return) maksimum pada
tinggi.
tingkat risiko tertentu atau mempunyai
melemahnya
Indeks
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), “Investasi berarti pula
risiko
investor
dalam
minimum
secara
pada tingkat
rasional.
return
tertentu.
sebagai pengeluaran pada saat ini dimana
Return adalah tingkat pengembalian
hasil yang diharapkan dari pengeluaran itu
atau imbal hasil yang diperoleh dari
baru akan diterima lebih dari satu tahun
investasi. Return dibagi menjadi dua yaitu
mendatang,
jangka
Return Realisasian dan Expected Return
panjang”. Faktor jangka panjang inilah
(Return Ekspektasian). Return Realisasisan
yang menjadi salah satu unsur penyebab
merupakan return yang telah terjadi,
terjadinya ketidakpastian, karena kondisi
sedangkan
perekonomian bisa berubah setiap saat.
Ekspektasian) merupakan return yang
Adanya
digunakan untuk pengambilan keputusan
jadi
tenggang
menyangkut
waktu
yang
lama
Expected
Return
(Return
Pengaruh Risiko Sistematis .... (Fia Tri Lestari) 3
investasi (Jogiyanto Hartono, 2014: 235).
Tidak Sistematis biasa juga disebut risiko
Expected Return adalah perkiraan tingkat
perusahaan dimana hal yang buruk terjadi
keuntungan yang diharapkan dari modal
pada suatu perusahaan dapat diimbangi
yang ditanamkan. Tingkat pengembalian
dengan hal baik terjadi di perusahaan lain,
(return) suatu investasi dipengaruhi oleh
sehingga risiko ini merupakan risiko yang
berbagai
Muhammad
dapat didiversifikasi di dalam portofolio
Yunanto dan Henny Medyawati (2009: 29)
(Bodie, dkk 2014: 206). Contohnya adalah
berpendapat bahwa faktor fundamental
pemogokan kerja dari karyawan, tuntutan
yang sering digunkaan untuk memprediksi
dari pihak lain, penelitian yang gagal dan
return saham adalah rasio keuangan dan
sebagainya.
macam
faktor.
rasio pasar, sementara faktor teknikal
Risiko tergantung pada paparan
diukur dengan beberapa indikator antara
terhadap peristiwa ekonomi makro dan bisa
lain inflasi, nilai tukar mata uang, dan risiko
diukur sebagai sensitivitas pengembalian
pasar. Faktor yang paling mempengaruhi
saham terhadap fluktuasi pengembalian
return ekspektasi adalah besarnya tingkat
portofolio pasar, sensitivitas ini disebut
risiko yang dihadapi (Ratih Paramitasari,
dengan beta saham (Richard A. Brealey,
2011: 21).
2008: 324). Dengan kata lain, beta dapat
Investor tidak mengetahui secara
digunakan
untuk
mengukur
Risiko
pasti dengan hasil yang akan diperoleh dari
Sistematis. Varians adalah nilai rata-rata
investasi yang mereka lakukan di pasar
deviasi kuadrat dari rata-rata, ukuran
modal (Ratih Paramitasari, 2011: 13).
kerentanan
Keadaan semacam itu berarti bahwa
Brealey,
investor menghadapi risiko dalam investasi
menunjukkan bobot dari penyimpangan
yang mereka lakukan. Risiko dibagi
dengan tingkat probabilitas berbeda yang
menjadi dua, yaitu Risiko Sistematis
kemudian
(Systematic
Tidak
pembentukan dari portofolio saham. Oleh
Sistematis (Unsystematic Risk). Risiko
karena itu, ukuran dari Risiko Tidak
Sistematis biasa juga disebut risiko pasar
Sistematis adalah varians.
Risk)
dan
Risiko
dimana risiko terjadi karena kejadian-
(volatilitas) 2008:
Return
302).
(Richard Varians
dijumlahkan
dan
karena
sangat
berhubungan
2014: 206). Contoh Risiko Sistematis yaitu
Jogiyanto Hartono (2014: 257) bahwa
resesi, inflasi, suku bunga, kurs dan
return dan risiko merupakan dua hal yang
sebagainya.
dapat
tidak terpisah, karena pertimbangan suatu
dihilangkan dengan diversifikasi. Risiko
investasi merupakan trade-off dari kedua
ini
tidak
seperti
dapat
kejadian di luar perusahaan (Bodie, dkk
Risiko
erat,
risiko
A.
pendapat
4 Jurnal Profita Edisi 2 Tahun 2016
faktor ini. Untuk itu, sebelum investor
dan varian return saham (sebagai pengukur
memutusakan
sebaiknya
risiko tidak sistematis) terhadap return
menganalisis terlebih dahulu antara return
saham pada perusahaan LQ-45 di Bursa
dan risiko yang kemungkinan terjadi.
Efek Jakarta, menunjukkan bahwa variabel
Analisis awal pada suatu sekuritas ataupun
beta saham dan varian return saham secara
portofolio
tingkat
parsial berpengaruh signifikan terhadap
penyimpangan dari hasil yang diharapkan
return saham. Selain itu, penelitian sejenis
bisa
yang dilakukan oleh Annisa Aryani, Didik
investasinya
dilakukan
seminimum
agar
mungkin
sehingga
diperoleh return portofolio yang optimal.
Tandika
Portofolio optimal merupakan portofolio
pengaruh risiko sistematis terhadap return
dengan kombinasi return ekspektasian dan
saham pada sektor perusahaan property
risiko terbaik (Jogiyanto Hartono, 2014:
menunjukkan
339). Pendapat tersebut menunjukkan
berpengaruh signifikan terhadap return
bahwa dengan dibentukknya portofolio
saham. Dari beberapa hasil penelitian di
saham dapat meberikan return
atas
yang
maksimal dengan risiko yang minimal.
dan
Azib
bahwa
menunjukkan
(2015)
risiko
mengenai
sistematis
bahwa
adanya
inkonsistensi hasil penelitian, perbedaan
Penelitian-penelitian di Indonesia
dari tiap penelitian terutama terletak pada
mengenai return dan risiko juga sudah
sektor perusahaan yang diteliti dan periode
pernah
pengamatan.
dilakukan.
Penelitian
yang
dilakukan oleh Djayani Nurdin (1999)
Pemilihan
menunjukkan hasil bahwa beta saham dan
dipertimbangkan
varian return saham tidak berpengaruh
yang disediakan oleh bursa efek Indonesia.
signifikan terhadap return saham. Begitu
Terdapat banyak investasi yang dapat
pula penelitian yang dilakukan oleh Ratih
dipilih di bursa efek termasuk indeks saham
Paramitasari
hasil
yang diinginkan. Salah satu indeks saham
penelitiannya menunjukkan bahwa risiko
yang bisa menjadi pilihan adalah Indeks
sistematis berpengaruh positif terhadap
Saham LQ-45. Indeks Saham LQ-45
expected
merupakan kumpulan dari 45 saham likuid
sedangkan
(2011)
return risiko
dimana
portofolio sistematis
saham, tidak
dengan
investasi melalui
kapitalisasi
besar
dapat
saham-saham
dan
aktif
berpengaruh terhadap expected return
bertransaksi (Jogiyanto Hartono, 2014: 16).
portofolio saham.
Faktor paling likuid ini menjadi daya tarik
Di sisi lain Welly Utomo (2007)
bagi investor karena hanya perusahaan
juga melakukan pengujian pengaruh beta
yang mampu mempertahankan peredaran
saham (sebagai pengukur risiko sistematis)
sahamnya agar tetap aktif dan konsisten
Pengaruh Risiko Sistematis .... (Fia Tri Lestari) 5
yang dapat masuk dalam indeks ini. Selain
Populasi dan Sampel
itu, Indeks Saham LQ-45 juga berisi
Populasi
penelitian
ini
adalah
berbagai macam industri sehingga tidak
kombinasi portofolio saham perusahaan
terfokus pada satu industri manufaktur saja.
yang termasuk dalam indeks saham LQ-45
Oleh karena itu, Indeks LQ-45 bisa
selama periode Agustus 2012-Desember
dipercaya sebagai sarana investasi.
2015. Sampel penelitian ditentukan dengan
Berdasarkan uraian di atas, maka
metode
purposive
sampling.
Kriteria-
perlu diteliti kembali mengenai pengaruh
kriteria penentuan sampel adalah sebagai
risiko, baik risiko sistematis maupun risiko
berikut:
tidak sistematis terhadap expected return
a)
Perusahaan
yang
terdaftar
dalam
portofolio optimal saham dengan judul
indeks LQ-45 periode Agustus 2012-
“Pengaruh Risiko Sistematis dan Risiko
Desember 2015.
Tidak Sistematis terhadap Expected Return
b) Saham perusahaan yang memiliki
Portofolio Optimal Indeks Saham LQ-45 di
expected return yang lebih besar dari
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015”.
return bebas risiko. c)
METODE PENELITIAN
Perusahaan yang memiliki nilai ERB yang lebih besar atau sama dengan
Jenis Penelitian
nilai ERB di titik C* (Cut-off Point). Berdasarkan
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kriteria
penentuan
08)
sampel, maka selanjutnya dari perusahaan
mengatakan “Desain Kausal berguna untuk
yang lolos akan dibentuk kombinasi
mengukur
portofolio saham dengan menggunakan
kausalitas.
Husein
Umar
(2008:
hubungan-hubungan
antarvariabel penelitian atau berguna untuk
rumus (Sartono Wirodikromo, 2004: 89):
menganalisis bagaimana suatu variabel
𝑛 C = 𝑟
memengaruhi variabel lain”. Waktu dan Tempat Penelitian
n! r! (n-r)!
Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini dilakukan pada bulan
a) Expected Return Portofolio Optimal (Y)
Oktober 2015 – Maret 2016. Dengan
Expected Return Portofolio Optimal
perusahaan yang diteliti adalah perusahaan
adalah
tingkat
pengembalian
yang terdaftar dalam indeks LQ-45 periode
diharapkan dari suatu portofolio yang
Agustus 2012 - Desember 2015.
terbaik.
Langkah-langkah
yang
untuk
menentukan portofolio optimal dengan
6 Jurnal Profita Edisi 2 Tahun 2016
menggunakan
Model
Indeks
Tunggal
Keterangan:
adalah sebagai berikut:
E(Rm) = expected return pasar
1) Menentukan return saham bulanan
Rm = return pasar bulanan
individu (Ri) dengan rumus (Jogiyanto
n = periode waktu
Hartono, 2014: 237) sebagai berikut:
4) Menghitung deviasi standar return
Ri
=
Pt – Pt-i + Dt
saham dan deviasi standar return pasar
Pt-i
(Jogiyanto Hartono, 2014: 30) adalah sebagai berikut:
Keterangan: Ri = return saham bulanan
S
Pt = harga saham bulanan
D
Σ[Rit – E(Ri)]2 = N
Pt-i = harga saham periode sebelumnya
Keterangan :
Dt = dividen bulanan
SD = standard deviation
2) Menentukan Expected Return masing-
Rit = nilai return saham bulanan pada
masing saham dengan menggunakan
periode ke t (bulanan)
metode rata-rata geometrik (Jogiyanto
E(Ri) = nilai return ekspektasian
Hartono, 2014: 27) adalah sebagai
n = periode waktu
berikut:
sedangkan untuk deviasi standar
E(Ri) = [(1+R1)(1+R2)....(1+Rn)]1/n - 1
return pasar adalah sebagai berikut: Σ[Rmt – E(Rm)]2
Keterangan: E(Ri) = expected return saham bulanan Ri = return saham bulanan
SDm
=
N
Keterangan:
n = periode waktu
SD = standard deviation market
3) Menentukan return pasar dan expected
Rit = nilai return market bulanan pada
return pasar dengan rumus (Jogiyanto
periode ke t (bulanan)
Hartono, 2014: 370):
E(Rm) = nilai return ekspektasian pasar
Rmt
=
IHSGt – IHSGt-1
n = periode waktu
IHSGt-1
5) Menentukan Beta dan Alfa masing-
Keterangan:
masing saham. Beta dapat dihitung
Rmt = return pasar saham bulanan
dengan terlebih dahulu menghitung
IHSGt = IHSG bulanan
kovarians antara return saham dan
kemudian menghitung expected return
return pasar, kemudian dibagi dengan
pasar
varian return pasar dihitung dengan
menggunakan
metode
rata-rata
geometrik: E(Rm)=[(1+Rm1)(1+Rm2)...(1+Rmn)]1/n-1
Pengaruh Risiko Sistematis .... (Fia Tri Lestari) 7
rumus (Jogiyanto Hartono, 2014: 413) sebagai berikut: βi
Beta)
=
=
merupakan
σm2
kemudian dibagi dengan beta. Dihitung
Σ[Rm – E(Rm)]2
rumus (Jogiyanto Hartono, 2014: 392) sebagai berikut: E(Ri) –Rbr = βi
ERBt
(Jogiyanto Hartono, 2014: 242): αi = E(Ri)– βi .E(Rm)
Keterangan:
selanjutnya menentukan nilai varians return saham yaitu sebagai berikut: σi
antara
expected return dan return pasar yang
Alfa dapat dihitung dengan rumus
2
selisih
σim Σ[Ri – E(Ri)] [Rm – E(Rm)]
βi
7) Menentukan ERB (Excess Return to
ERBt = Excess Return to Beta saham ke-i
Σ[Ri – E(Ri)]2
E(Ri) = expected return saham
N
Rbr = return aktiva bebas risiko
= sehingga risiko tidak sistematis
atau varians residu dihitung dengan: σei2 = σi2 – βi2 . σm2
βi = beta saham ke-i 8) Menentukan merupakan
Cut titik
Off
Rate
pembatas
(Ci) yang
keterangan:
digunakan untuk menentukan apakah
σim = kovarians
suatu saham dapat dimasukkan ke
Ri = return saham bulanan
dalam portofolio atau tidak. Saham
E(Ri) = expected return saham bulanan
yang dimasukkan dalam portofolio
E(Rm) = expected return pasar
adalah saham yang memiliki Ci ≤ ERB.
βi = beta saham
Rumus menentukan Ci terlebih dahulu
σm2 = varians return pasar
menentukan Ai dan Bi dari masing-
αi = alfa saham
masing saham ke-i adalah sebagai
σei2 = varians residu (sebagai pengukur
berikut (Jogiyanto Hartono, 2014:392):
risiko tidak sistematis)
Ai
=
[E(Ri) –Rbr].βi
σi2 = varians return saham
𝜎ei2
6) Menentukan nilai return aktiva bebas
βi 2
Bi
=
risiko. Return aktiva bebas risiko
𝜎ei2
umumnya mengacu pada tingkat suku
𝜎m2 Σ Aj
Ci
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bulanan selama periode penelitian.
=
1 + 𝜎m2 Σ Bj
Keterangan: 𝜎m2 = varians return pasar
8 Jurnal Profita Edisi 2 Tahun 2016
E(Ri) = expected return saham individu
Keterangan:
Rbr = return bebas risiko
Wi = persentase alokasi dana untuk setiap
βi = beta saham ke-i
saham
𝜎ei2 = varians saham
αp = alfa saham individu sebagai bagian
9) Mengurutkan
peringkat
saham
return yang unik hanya berhubungan
berdasarkan nilai ERB dari yang
dengan peristiwa mikro
terbesar
βi = beta saham ke-i
sampai
yang
terkecil
kemudian diseleksi berdasarkan cut off
12) Menentukan risiko portofolio dengan
point-nya (Jogiyanto Hartono, 2014:
rumus (Jogiyanto Hartono, 2014: 387)
392).
sebagai berikut:
10) Menentukan
proporsi
masing-masing
dana
pada
saham
yang
σp 2
βp2 . σm2 + (ΣWi.σei)2
=
Keterangan:
membentuk portofolio saham dengan
βp = beta portofolio
rumus (Jogiyanto Hartono, 2014: 396)
σm2 = varian return pasar
sebagai berikut:
𝜎ei2 = varians saham
Wi
Zi
=
13)
ΣZj βi
=
𝜎ei2
Expected
Return
Portofolio E(Rp) dengan rumus (Jogiyanto
Dengan mensubstitusi Zi
Menghitung
Hartono, 2014: 387) sebagai berikut:
(ERBi – Ci)
E(Rp)
=
αp + βp E(Rm)
Keterangan:
Keterangan : Wi = persentase alokasi dana untuk setiap saham
αp = alfa portofolio βp = beta portofolio E(Rm) = expected return pasar
𝜎ei2 = varians saham βi = beta saham ke-i ERBi = excess return to beta saham ke-i
b) Risiko Sistematis (X1) Risiko sistematis adalah risiko yang
Ci = cut off point Zj = akumulasi Z1, Z2, Z3..........., Zn
disebabkan
11) Menentukan alfa portofolio dan beta
perubahan ekonomi makro. Risiko ini dapat
portofolio
dengan
rumus
(Abdul
Halim, 2005: 83) sebagai berikut:
oleh
faktor-faktor
adanya
diukur dengan beta yang dilambangkan oleh β. Pengukuran Risiko Sistematis
αp
=
ΣWi αi
portofolio
βp
=
ΣWi βi
(Jogiyanto Hartono, 2014: 247):
adalah
sebagai
berikut
Pengaruh Risiko Sistematis .... (Fia Tri Lestari) 9
Risiko Sistematis = βp2 . σm2
Selain itu juga memperoleh data dari website
Keterangan:
di
Indonesia
seperti
www.sahamok.com
βp = beta portofolio
dan
www.duniainvestasi.com.
σm = varians return pasar c)
bisnis
Teknik Analisis Data
Risiko Tidak Sistematis (X2) Risiko Tidak Sistematis adalah
a) Statistik Deskriptif Analisis
risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor
statistik
deskriptif
yang ada dalam perusahaan itu sendiri.
dilakukan untuk memberikan gambaran
Risiko ini biasa diukur dengan varian yang
tentang variabel-variabel yang digunakan
dilambangkan oleh 𝜎ei2. Pengukuran Risiko
dalam penelitian. Gambaran variabel ini
Tidak Sistematis portofolio adalah sebagai
berupa deskripsi data yaitu antara lain
berikut (Jogiyanto Hartono, 2014: 247):
jumlah
Risiko Tidak Sistematis = (ΣWi. σei)2
maksimum, rata-rata (mean) dan standar
Keterangan:
deviasi.
Wi = persentase alokasi dana untuk setiap
b) Uji Asumsi Klasik
saham
1) Uji Normalitas
data,
nilai
minimum,
nilai
Uji normalitas bertujuan untuk
σei2 = varians saham
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki Metode Pengumpulan Data Metode
distribusi normal (Imam Ghozali, 2011:
pengumpulan
data
160). Pengujian menggunakan Residual
dilakukan dengan metode pengumpulan
Plots dan uji Kolmogorov-Smirnov (KS).
data
Dengan nilai probabilitas yang ditentukan
dokumentasi.
Jenis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
adalah 0,05.
sekunder. Data sekunder yang digunakan
2)
dalam penelitian ini diperoleh dari website resmi
Bursa
model regresi ditemukan adanya korelasi
ww.idx.co.id untuk mengetahui data saham
antar variabel bebas (independen), (Imam
perusahaan yang masuk indeks LQ-45,
Ghozali, 2011: 105). Nilai yang dipakai
www.bi.go.id untuk mengetahui tingkat
untuk
suku
multikolinieritas adalah nilai tolerance <
bebas
www.finance.yahoo.com
Indonesia
Bertujuan untuk menguji apakah
yaitu
bunga
Efek
Uji Multikolinieritas
risiko
dan untuk
mengetahui harga saham perusahaan,.
menunjukkan
adanya
0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
10 Jurnal Profita Edisi 2 Tahun 2016
3) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan
variance
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
dari
Berdasarkan hasil analisis sampel
residual satu pengamatan ke pengamatan
dengan menggunakan metode purposive
yang lain (Imam Ghozali, 2011: 139).
sampling diperoleh sebanyak 6 perusahaan
Pengujian menggunakan scatterplots
yang akan diteliti dengan kriteria sebagai
4) Uji Autokorelasi
berikut:
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka
dinamakan
problem
autokorelasi (Imam Ghozali, 2011: 110). Cara untuk mendeteksi menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). c)
Pengujian Hipotesis
1) Analisis Regresi Sederhana untuk Uji
Berikut adalah nama perusahaan yang lolos
Hipotesis Pertama dan Kedua. Pengujian hipotesis ini berawal dari menentukan
persamaan
garis
linier
sederhana, kemudian menentukan r2 untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan sebuah model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Setelah itu menguji tingkat korelasi dengan uji t. 2) Analisis
Regresi
Berganda
untuk
Hipotesis Ketiga Pengujian hipotesis ini berawal dari menentukan persamaan regresi berganda, kemudian mencari koefisien determinasi (adjusted r2). Setelah itu menguji tingkat korelasi dengan uji F.
Tabel 1. Pemilihan Perusahaan sebagai Sampel No Kriteria Jumlah Perusahaan yang 29 terdaftar dalam indeks 1 LQ-45 periode Agustus 2012 – Desember 2015. Saham perusahaan yang (20) memiliki expected 2 return yang lebih kecil dari return bebas risiko. Perusahaan yang (3) 3 memiliki ERB < C* Jumlah 6 Sumber: data sekunder yang diolah sebagai sampel: Tabel 2. Daftar Perusahaan No Kode Perusahaan 1 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk. 2 AKRA PT AKR Corporindo Tbk. 3 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 4 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 5 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 6 BBCA PT Bank Central Asia Tbk Sumber: data sekunder yang diolah Perusahaan
yang
lolos
kriteria
sampel kemudian dibentuk kombinasi portofolio yaitu dari 2 sampai dengan 6
Pengaruh Risiko Sistematis .... (Fia Tri Lestari) 11
kombinasi saham sehingga diperoleh 57 kombinasi portofolio optimal.
pembahasan mengenai hasil regresinya
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik, diperoleh hasil bahwa data telah memenuhi syarat uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas,
multikolinearitas,
adalah sebagai berikut. 1.
Analisis Regresi Sederhana pengujian Hipotesis Pertama.
uji
Hasil analisis regresi sederhana
heteroskesdatisitas dan uji autokorelasi.
diperoleh persamaan regresi Y= 0,014 +
Selanjutnya, pengujian dilakukan dengan
1,826 X1. Persamaan tersebut menunjukkan
menggunakan sederhana
uji
Berdasarkan tabel 8, 9 dan 10 maka
analisis
dan
analisis
regresi
linier
bahwa variabel Expected Return Portofolio
regresi
linier
Optimal akan positif tanpa dipengaruhi oleh
berganda.
Risiko Sistematis (X1=0). Dengan koefisien
Hasil analisis regresi adalah sebagai
sebesar 1,826 berarti jika Risiko Sistematis
berikut:
akan meningkat satu satuan maka Expected
Tabel 8. Hasil Pengujian Hipotesis Regresi sederhana Hipotesis Pertama. Mo- R2 Sig α Koef. thitung ttabel del
Return Portofolio Optimal (Y) akan naik
X1- 0,462 0,000 0,014 1,826 6,875 2,002 Y Sumber: data diolah Tabel 9. Hasil Pengujian Hipotesis Regresi sederhana Hipotesis Kedua. Mo- R2 Sig Α Koef. thitung ttabel del
Nilai r2 sebesar 46,2% yang berarti
X2- 0,249 0,000 0,014 109,3 4,274 2,002 Y 75 Sumber: data diolah
6,875 > 2,002 hal tersebut menunjukkan
sebesar 1,826. Nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 artinya perngaruhnya signifikan.
sebanyak
46,2%
Expected
Return
Portofolio Optimal dipengaruhi oleh Risiko Sistematis, sedangkan 53,8% dipengaruhi oleh variabel lain. Nilai thitung > ttabel yaitu
bahwa hipotesis pertama yang menyatakan terdapat pengaruh positif Risiko Sistematis
Tabel 10. Hasil Perhitungan Regresi Ganda Koefisien Variabel Independen Regresi Konstanta 0,012 Risiko Sistematis 1,722 Risiko Tidak Sistematis 97,137 Adjusted R2 Fhitung Sig F Ftabel
0,645 51,791 0,000 3,159
terhadap
Expected
Return
Portofolio
Optimal Indeks Saham LQ-45 di BEI periode
2012-2015
didukung.
Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Welly Utomo (2007) yaitu variabel beta saham berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian Etty M.Nasser (2007) hasilnya juga sesuai dengan penelitian ini yaitu beta atau risiko sistematis berpengaruh signifikan baik
12 Jurnal Profita Edisi 2 Tahun 2016
secara individual saham maupun portofolio
Sistematis
saham. Selain itu, juga sesuai dengan
sebesar 109,375 berarti bahwa jika Risiko
penelitian Ratih Paramitasari (2011) yang
Tidak Sistematis meningkat satu satuan
hasilnya
sistematis
maka Expected Return Portofolio Optimal
berpengaruh positif terhadap expected
(Y) akan meningkat sebesar 109,375. Nilai
return portofolio saham.
signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 artinya
adalah
risiko
(X2=0).
Dengan
koefisien
Hasil ini mendukung teori dari
perngaruhnya signifikan. Nilai r2 sebesar
Markowitz dalam Zalmi Zubir (2013)
24,9% yang berarti sebanyak 24,9%
bahwa return dan risiko berjalan searah jadi
Expected
semakin besar return yang diharapkan
dipengaruhi oleh Risiko Tidak Sistematis,
maka semakin besar pula risiko yang harus
sedangkan 75,1% dipengaruhi oleh variabel
diambil begitu pula sebaliknya. Dibuktikan
lain. Nilai thitung > ttabel yaitu 4,274 > 2,002
dengan nilai beta pada masing-masing
hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
saham
pertama
mempengaruhi
nilai
Expected
Return
yang
Portofolio
Optimal
menyatakan
terdapat
Return sahamnya. Jadi, semakin tinggi beta
pengaruh positif Risiko Tidak Sistematis
saham maka semakin tinggi pula Expected
terhadap
Return
Optimal Indeks Saham LQ-45 di BEI
saham
tersebut.
Selain
itu,
Expected
Return
penelitian ini juga menunjukkan bahwa
periode
dengan pembentukkan portofolio saham
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
akan menurunkan risikonya. Hal tersebut
dilakukan oleh Welly Utomo (2007)
dibuktikan
dalam
dimana hasilnya adalah varian return
penelitian sebagai faktor Risiko Sistematis
saham (sebagai pengukur risiko tidak
pada
besar
sistematis) berpengaruh signifikan terhadap
dibandingkan dengan beta portofolio. Hal
return saham dan penelitian Niken Wahyu
ini disebabkan adanya diversifikasi saham
dan Aminul Fajri (2014) yang hasilnya
yang akan menurunkan Risiko Sistematis.
adalah
2.
berpengaruh positif terhadap return saham.
dengan
saham
nilai
individual
beta
lebih
Analisis Regresi Sederhana pengujian Hipotesis Kedua.
2012-2015
Portofolio
Risiko
didukung.
Tidak
Hasil
Sistematis
Hasil ini mendukung teori dari
Hasil analisis regresi sederhana
Markowitz dalam Zalmi Zubir (2013)
diperoleh persamaan regresi Y= 0,014 +
bahwa return dan risiko berjalan searah jadi
109,375
tersebut
semakin besar return yang diharapkan
menunjukkan bahwa variabel Expected
maka semakin besar pula risiko yang harus
Return Portofolio Optimal akan positif
diambil
tanpa dipengaruhi oleh Risiko Tidak
tersebut dikarenakan nilai varians sebagai
X2.
Persamaan
begitu
pula
sebaliknya.
Hal
Pengaruh Risiko Sistematis .... (Fia Tri Lestari) 13
pengukur
Risiko
sistematis
nilai sebesar 64,5% artinya Expected
positif
Return Portofolio Optimal dipengaruhi oleh
mempengaruhi nilai pengembalian yang
variabel Risiko Sistematis dan Risiko Tidak
diharapkan pada masing-masing saham.
Sistematis
Hal ini berarti semakin tinggi Risiko Tidak
sisanya yaitu 35,5% dipengaruhi oleh
Sistematis maka akan semakin tinggi pula
faktor lain yang tidak dianalisis dalam
Expected Return yang diperoleh. Penelitian
penelitian ini. Nilai Fhitung > Ftabel yaitu
ini juga menunjukkan bahwa Risiko Tidak
51,791 > 3,159 berarti hipotesis yang
Sistematis
menyatakan
menunjukkan
Tidak
nilai
dapat
yang
dihilangkan
dengan
sebesar
64,5%,
terdapat
Sistematis
sedangkan
pengaruh positif
adanya pembentuk portofolio saham. Nilai
Risiko
Risiko Tidak Sistematis setelah terjadinya
Sistematis
portofolio menunjukkan nilai mendekati
Portofolio Optimal Indeks Saham LQ-45 di
angka nol bahkan hampir nol. Jika
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015
diterapkan sistem dibelakang koma 2-4
didukung. Hasil penelitian ini sesuai
angka maka semua Risiko Tidak Sistematis
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
akan menunjukkan angka nol.
Yuslia Rimadiani (2013) yaitu risiko
3.
Analisis Regresi Berganda pengujian
sistematis dan risiko tidak sistematis pada
Hipotesis Ketiga
sektor
terhadap
pertanian,
dan
Risiko
Expected
Tidak Return
infrastruktur,
dan
Hasil analisis regresi berganda
pertambangan secara simultan memiliki
diperoleh persamaan regresi Y = 0,12 +
pengaruh yang positif signifikan terhadap
1,722 X1 + 97,137 X2. Nilai koefisien X1
return saham. Selain itu, sesuai dengan
sebesar 1,722
yang berarti Risiko
penelitian Niken Wahyu dan Aminul Fajri
Sistematis meningkat sebesar 1 satuan
(2014) bahwa Risiko Sistematis dan Risiko
maka Expected Return Portofolio Optimal
Tidak Sistematis berpengaruh terhadap
akan naik sebesar 1,722 dan dengan asumsi
Expected
X2 tetap. Nilai koefisien X2 sebesar 97,137
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
yang berarti bahwa Risiko Tidak Sistematis
Return
Hasil
ini
saham
perusahaan
mendukung
teori
meningkat sebesar 1 satuan maka Expected
Markowitz dalam Zalmi Zubir (2013) yang
Return Portofolio Optimal akan meningkat
mengatakan bahwa return dan risiko
sebesar 97,137 dengan asumsi X1 tetap.
berjalan searah jadi semakin besar return
Expected Return Portofolio Optimal akan
yang diharapkan maka semakin besar pula
positif. Nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05
risiko yang harus diambil begitu pula
artinya perngaruhnya signifikan. Koefisien
sebaliknya. Untuk itu, Risiko sangat
determinasi (adjusted R2) menunjukkan
berkaitan erat dengan return. Analisis awal
14 Jurnal Profita Edisi 2 Tahun 2016
sebelum investasi sangat penting agar dapat
b) Risiko Tidak Sistematis berpengaruh
memilih investasi yang sesuai dan tepat.
positif
Pemilihan portofolio untuk meminimalisasi
Expected Return Portofolio Optimal
risiko juga harus dipertimbangkan agar
Indeks Saham LQ-45 di BEI periode
mendapatkan
2012-2015.
return
yang
optimal.
dan
signifikan
terhadap
Ditunjukkan
Penelitian ini juga membuktikan bahwa
koefisien
adanya
sebesar 109,375. Nilai signifikansi <
pembentukan
portofolio
akan
regresi
dengan
bernilai
menurunkan risiko. Hal ini dibuktikan
probabilitas
dengan nilai beta dan varians (sebagai
sehingga
pengukur Risiko Sistematis dan Risiko
Koefisien determinasi (r2) sebesar
Tidak
24,9% artinya Risiko Tidak Sistematis
Sistematis)
sebelum
terjadinya
yaitu
0,000
positif
pengaruhnya
<
0,05
signifikan.
portofolio lebih besar dibandingkan setelah
mempengaruhi
terjadinya pembentukan portofolio saham.
Portofolio Optimal sebesar 24,9%, dan
Selain itu, expected return portofolio yang
nilai thitung > ttabel yaitu 4,274 > 2,002.
didukung juga lebih maksimal.
c)
Expected
Return
Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis berpengaruh positif dan signifikan terhadap Expected Return
SIMPULAN DAN SARAN
Portofolio Optimal Indeks Saham LQ-
Simpulan a)
Risiko Sistematis berpengaruh positif
45
dan signifikan terhadap
Ditunjukkan dengan koefisien regresi
Expected
di
BEI
periode
Sistematis
2012-2015.
Return Portofolio Optimal Indeks
Risiko
bernilai
positif
Saham LQ-45 di BEI periode 2012-
sebesar 1,722 dan
2015. Ditunjukkan dengan koefisien
Sistematis sebesar 97,137. Koefisien
Risiko Tidak
determinasi (Adjusted R2) sebesar
regresi bernilai positif sebesar 1,826. Nilai signifikansi < probabilitas yaitu
64,5% artinya Risiko Sistematis dan
0,000 < 0,05 sehingga pengaruhnya
Risiko
signifikan. Koefisien determinasi (r2)
mempengaruhi
sebesar
Risiko
Portofolio Optimal sebesar 64,5%, dan
Sistematis mempengaruhi Expected
nilai Fhitung > Ftabel dengan nilai sebesar
Return Portofolio Optimal sebesar
51,791 > 3,159.
46,2%
artinya
46,2%, dan nilai thitung > ttabel yaitu
Saran
6,875 > 2,002.
a)
Tidak
Sistematis
Expected
Return
Bagi investor yang akan menentukan investasi
dalam
bentuk
saham
Pengaruh Risiko Sistematis .... (Fia Tri Lestari) 15
Jakarta, Usahawan, No. 3, Th XXVIII, Maret.
sebaiknya mempertimbangkan faktor risiko baik dari luar maupun dalam perusahaan mempengaruhi
karena return
risiko yang
akan
diterima. b) Bagi investor yang akan menentukan investasi sebaiknya memilih portofolio karena akan memaksimalkan return yang
akan
diterima
sekaligus
meminimalkan risiko dari portofolio tersebut. c)
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variabel penelitian dan memperluas sehingga
periode hasil
pengamatan penelitian
generalisasinya lebih luas.
Etty M.Nasser. (2007). Pengaruh Beta Saham terhadap Expected Return dengan Model Capital Asset Pricing pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.7 No.2, Agustus 2007: 163-186. Jakarta: Universitas Trisakti Husein Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Keempat. Semarang: Universitas Diponergoro. Indriyo Gitosudarmo dan Basri. (2002). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Jogiyanto Hartono. (2014). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
. (2014). Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel. Jakarta: Salemba Empat.
Abdul Halim. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Annisa Aryani, Dikdik Tandika, Azib. (2015). Pengaruh Risiko Sistematis Terhadap Return Saham. Prosiding Manajemen. Bandung: Universitas Islam Bandung. Bodie, Kane, Marcus. (2014). Manajemen Portofolio dan Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Demis Rizky Gosta. (2015). Indeks Sektoral 14 Desember: IHSG Melemah, Finansial Merosot paling Tajam. Diakses dari http://m.bisnis.com/market/read/201 51214/7/501472/indeks-sektoral-14desember-ihsg-melemah-merosotpaling-tajam pada 15 Desember 2015. Djayani Nurdin. (1999). Resiko Investasi pada Saham Properti di Bursa Efek
Muhammad Yunanto dan Henny Medyawati. (2009). Studi Empiris Terhadap Faktor Fundamental dan Teknikal yang Mempengaruhi Return Saham pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 14. No. 1: Hal 29. Niken Wahyu C dan Aminul Fajri. (2014). Pengaruh Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis terhadap Expected Return Saham Perusahan Manufaktur di BEI Jakarta dengan Pendeketan Koreksi Beta. Jurnal ISBN 978-602-14930-3-8. Tegal: Universitas Panca Sakti Tegal. Ratih
Paramitasari. (2011). Pengaruh Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis Terhadap Expected Return Portofolio Saham Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
16 Jurnal Profita Edisi 2 Tahun 2016
Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Richard A. Brealey. (2008). Principles of Corporate Finance. New York: McGraw-Hill, Inc. Sartono Wirodikromo. (2004). Matematika untuk SMA Kelas XI IPA. Bandung: Erlangga. Sukirno. (2015). Kurs Rupiah Paling Jeblok di Asia, Sepanjang 2015 Terkoreksi 10,15% ke Rp13.788/US$. Diakses dari http://m.bisnis.com/market/read/201 51230/93/505886/kurs-rupiahpaling-jeblok-di-asia-sepanjang2015-terkoreksi-1015-kerp13.788us pada 30 Desember 2015. Welly Utomo. (2007). Analisis Pengaruh Beta dan Varian Return Saham terhadap Return Saham. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Yanita Petriella . (2015). Nilai Tukar: Rupiah Menguat ini Faktor Penyebabnya. Diakses dari http://m.bisnis.com/market/read/201 51007/93/479925/nilai-tukar-rupiahmenguat.-ini-faktor-penyebabnya pada 7 Desember 2015. Yuslia Rimadiani. (2013). Pengaruh Risiko Investasi Saham Terhadap Return Saham pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Zalmi Zubir. (2013). Manajemen Portofolio. Jakarta: Salemba Empat.