PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Perusahaan Sub Sektor Bank Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) Oleh Lutfi Enis Khaerunnisa Fakultas Ekonomi & Bisnis (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) Email:
[email protected] Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bukti empiris mengenai pengaruh Return On Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham. Penelitian ini dilakukan pada sub sektor Bank periode penelitian 2010-2014. Teknik pengambilan sample ditentukan dengan metode purposive sampling untuk mendapatkan sample representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan, sample dalam penelitian ini yaitu 8 perusahaan sub sektor Bank yang sudah go public. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dan hipotesis penelitian menggunakan uji t-statistik. Dari hasil analisis variabel ROA, dan NPM menunjukan bahwa secara parsial hanya variabel ROA yang memiliki pengaruh positif terhadap harga saham thitung > ttabel (8,183 > 1.687) dan sig < 0,05 (0.000 ≤ 0,05).. sedangkan NPM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham -thitung < -ttabel (-3,355 < -1.687) dan sig (0.024 ≤ 0,05). Kata Kunci : Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Harga Saham.
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam menilai kinerja suatu bank, sebagai pelaksanaan salah satu fungsi pengawasan, Bank-bank saat ini beberapa telah menerapkan standar tingkat kesehatan yang berdasarkan pada lima komponen utama yaitu permodalan (Capital), kualitas aset (Assets quality), kualitas manajemen (Management), profitabilitas (Earning) dan tingkat likuiditas (Liquidity) atau dikenal dengan istilah CAMEL. Standar tingkat kesehatan berdasarkan CAMEL merupakan kerangka penilaian yang sudah diterima secara internasional. Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan, jika perusahaan mencapai prestasi yang baikmaka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Salah satu factor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan
1
perusahaan membayar dividen. Apabila dividen yang dibayar tinggi, harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Dalam factor penyebab turunnya harga saham yang memang sering terjadi biasanya terdapat pada closing price dalam masing-masing bank tersebut, jika memang bank mendapatkan masalah seperti itu tentunya investor pun memikirkan lagi untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang mengalami masalah tersebut. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA), dan Net Profit Margin (NPM). Sedangkan obyek pemilihan suatu kelompok perusahaan, peneliti memilih untuk melakukan penelitian pada perusahaan sub sector Bank yang terdapat di BEI periode (2010-2014) .Berikut ini adalah gambaran perusahaan sub sector Bank yang terdapat di BursaEfek Indonesia (BEI) periode 2010 – 2014: Gambar 1.1 Rata-rata Harga Saham Sub Sektor Bank Periode 2010-2014
Rata-rata Harga Saham Sub Sektor Bank Periode 2010-2014 2.000 1.500
Rata-rata Harga Saham Sub Sektor Bank Periode 2010-2014
1.000 500
0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber :www.idx.go.id dan ICMD 2015(diolah). Menurunnya harga saham yang dapat mengakibatkan kondisi keuangan pada perusahaan bank mengalami masalah, kemudian sub sector bank tersebut tentunya tidak akan dilirik oleh investor karena biasanya investor dalam menanamkan saham pada perusahaan tentunya melihat kondisi keuangan perusahaan yang baik, lalu dampak lain yang ditimbulkan perusahaan tidak bisa bersaing dengan perusahaan lain dan dampak terburuk yang akan terjadi bagi perusahaan tentunya perusahaan tersebut akan
2
mengalami kebangkrutan. Berfluktuasinya harga saham bahkan cenderung menurun tentunya dipengaruhi oleh banyak-banyak factor : Menururt Husnan dan Pudjiastuti (2004: 134) apabila kemampuan perusahaan menghasilkan laba meningkat maka harga sahamakan meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham. Secara empiric di jelaskan dalam risetriset berikut : Penelitian mengenai pengaruh Return On Aset (ROA) terhadap harga saham yang dilakukan oleh Noviri dan Agustina (2013), Mengatakan bahwa Return On Aset (ROA) secara parsial berpengaruh positive terhadap Harga Saham. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Stella (2009: 97-106) Mengatakan bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham..Berikutnya penelitian mengenai pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga sahamtelah telah dilakukan oleh Darnita Elis (2013) yang menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizkiansyah Ahmad (2011) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan antara Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham. Penjelasan riset-riset diatas, yang menjabarkan adanya riset gap selanjutnya di bahas dalam tabel berikut : Dari beberapa hasil penelitian diatas menjelaskan kondisi data harga saham yang mengalami fluktuasi dan harga saham yang cenderung menurun dari tahun 2010-2014. Atas dasar hasil penelitian tersebut yang diambil dari fenomena bisnis, maka peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Perusahaan Sub Sektor Bank Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas bahwa hasilnya terdapat masalah yaitu Berfluktuasinya harga saham dan terus menurunya harga saham pada perusahaan sub sector Bank periode 2010-2014. Dari masalah tersebut membuat penulis akan meneliti hal apa saja yang menyebabkan Berfluktuasinya harga saham dan terus menurunya harga saham pada perusahaan sub sector Bank periode 2010-2014.
3
Masalah penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan dalam pertanyaan penelitian berikut : 1.Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Bank? 2.Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Harga Saham pada TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Teori Sinyal (Signalling Theory) Bhattacharya (1979) dalam Jamaan (2008) Signaling Theory adalah teori yang mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Bhattacharya (1979) dalam Sari dan Zuhrotun (2006) Signalling Theory menjelaskan perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Perusahaan yang baik akan memberi sinyal yang jelas dan sangat bermanfaat bagi keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Sinyal yang diberikan dapat berupa good news maupun bad news.Sinyal good news dapat berupa kinerja perusahaan perbankan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan bad news dapat berupa penurunan kinerja yang semakin besar. Dalam hal ini sinyal yang digunakan pada penelitian ini adalah bad news karena pada penelitian ini laporan keuangan harga saham perusahaan Sub Sektor Bank yang terdapat di Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi cenderung menurun tentunya mengindikasikan bahwa harga saham perusahaan perusahaan sub sector bank tidak lah baik untuk dilakukan investasi oleh investor. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan oleh para investor dan calon investor.Nilai perusahaan merupakan pandangan investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham.Semakin tinggi harga saham maka semakin
4
tinggi pula nilai perusahaanPrayudi & Daud (2013: 124). Pengertian nilai perusahaan dicerminkan pada kekuatan tawar menawar saham. Apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan mempunyai prospek pada masa yang akan datang, maka nilai sahamnya menjadi tinggi. Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai kurang memiliki prospek maka harga saham menjadi rendah.Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang dicerminkan pada kekuatan tawar menawar saham. Harga Saham Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai harga saham dipasar, berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan dipasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh public terhadap kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini Variabel Dependen yang digunakan adalah Harga Saham : Menurut Fahmi Irham (2014: 270) saham merupakan tanda penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan. Menurut Astuti Dewi (2004: 49) Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dalam pembahasan mengenai pengertian tentang saham selanjutnya penjelasan mengenai harga saham. Menurut Dominic (2008: 19) dalam Mulia & Nurdhiana (2011) harga saham adalah pembagian antara modal perusahaan dan jumlah saham yang diterbitkan. Harga saham dapat didefinisikan sebagai harga pasar.Harga pasar merupakan harga yang paling murah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.Jika pasar bursa efek sudah ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupanya (closing price).Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunya suatu saham (Ang, 1997) dalamMulia & Nurdhiana (2011). Return On Asset (ROA) Stella (2009) Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total asset. Kusumawati Fariyana (2009)Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui aktiva yang dimilikinya setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut.Sutrisno (2013) dalam Noviri dan Agustina (2013) Return On Asset (ROA)
5
juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Return On Asset merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur keuntungan bersih dari penggunaan aktiva. Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Kegunaan ini dapat diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa mendatang. Semakin tinggi rasio ini menunjukan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Adapun rumus untuk menghitung Return On Asset (ROA) menurut Fahmi Irham(2013: 82) yaitu :
Laba Setelah Pajak Return On Asset = Total Asset Net Profit Margin (NPM) Syamsudin (2007: 62) dalam Darnita Elis (2013) Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih net profit yaitu penjualan dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Hendri Edduar (2015) Net Profit Margin (NPM)merupakan rasio yang menunjukan seberapa baik perusahaan telah beroperasi selama tahun tersebut. NPM digunakan untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Menurut Rinati Ina (2001: 75) dalam Hutami (2012) Net Profit Margin (NPM)merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Net Profit Margin (NPM)merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan untuk menghasilkan laba keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnnya pada perusahaan tersebut. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.Dengan
6
mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak.Adapun rumus untuk menghitung Net Profit Margin (NPM) menurut Fahmi Irham(2013: 82)yaitu
Laba Setelah Pajak Net Profit Margin = Penjualan Kerangka Pemikiran Berdasarkan Penjelasan secara teoritis hubungan profitabilitas terhadap harga saham dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 1.2 Kerangka pemikiran Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham
PROFITABILITAS
HARGA SAHAM
Keterangan : Skema diatas menjelaskan tentang pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham. Dimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham menggunakan Signalling Theory memiliki hubungan yang positif terhadap harga saham. Yang berarti Semakin baik rasio profitabilitas akan semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Pengaruh Return On Asset terhadap Harga Saham Penelitian yang dilakukan oleh Noviri dan Agustina (2013) dalam jurbalnya dengan judul “Pengaruh Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Tingkat Suku Bunga (SBI) Terhadap Harga Saham (Studi Pada Indeks LQ45 Tahun 2010”. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk menguji secara empiris pengaruh ROA, EPS dan SBI terhadap Harga Saham. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public dalam indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
7
Indonesia pada tahun 2010, kemudian sample yang digunakan diambil dari harga saham bulanan pada saat pentupan (adjusment close) untuk periode tahun 2010, hasil yang didapat menunjukan bahwa secara parsial Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham.Penelitian yang dilakukan dilakukan oleh F.Abdullah dan Suryanto (2004) dalam jurnalnya dengan judul “Analisis pengaruh rasio-rasio CAMEL sebagai penilaian tingkat kesehatan bank terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Jakarta” Data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa pengaruh variabel-variabel yang mewakili rasio CAMEL yaitu Capital Asset Ratio (CAR), (ALRL), Net Profit Margin (NPM) Return On Asset (ROA) dan (LDR) baik secara ini individu (Parsial) maupun secara bersama-sama (Simultan) terhadap harga saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama Periode 1997-2001.. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Adha & Dewi (2014, Vol 5 No 1) dalam jurnalnya dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaanperusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) periode 2008-2012 terhadap harga saham pada perusahaan kabel di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan nilai Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham. Atas dasar penelitian tersebut maka hipotesinya sebagai berikut : H1 = Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Harga Saham Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham Penelitian yang dilakukan oleh Darnita Elis (2013) dalam jurnalnya dengan judul “Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Food Dan Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 20082012” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin dan Earning Per Share secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa
8
Efek Indonesia Tahun 2008-2012. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. Sample penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Sample dalam penelitian ini sebanyak 12 perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya disimpulkan bahwa secara parsial variabel Net Profit Margin(NPM) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.Penelitian yang dilakukan oleh Hutami (2012) dalam jurnalnya dengan judul “Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010” Dalam pengujian ini menggunakan uji t, hasil yang diperoleh dalam pengujian ini adalah variabel Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Atas dasar Penjelasan ketiga penelitian terdahulu diatas, maka diajukan hipotesis III yang dapat dirumuskan sebagai berikut : H2 = Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap Harga Saham Semakin tinggri rasio Return On Asset (ROA) menunjukan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva sehingga dapat meningkatkan harga saham.. Kemudian semakin besar Net Profit Margin (NPM) maka kinerja perusahaan akansemakin produktif sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga meningkatkan harga saham. METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bank yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 Sample Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebutSugiyono (2013:149).Dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sample yang dilakukan dengan kriteria yang telah diterapkan atau melalui pertimbangan tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
9
Tabel 1.1 Perusahaan sub sector Bank yang menjadi sample penelitian NO
NAMA PERUSAHAAN
KODE
1.
Bank Tabungan Pensiunan Tbk.
BTPN
2.
BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
BJBR
3.
Bank Mayapada Tbk.
MAYA
4.
Bank CIMB Niaga Tbk.
BNGA
5.
Bank Internasional Indonesia Tbk.
BNII
6.
Bank Permata Tbk.
BNLI
7.
Bank Victoria Internasional Tbk.
BVIC
8.
Bank Artha Graha Internasional Tbk.
INPC
Sumber: Indonesian capital market directory (diolah) Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional adalah pernyataan yang berkaitan dengan pengukuran yang ditekankan pada sifat konsep yang diamati dan dapat diukur yang diperlukan guna mencapai tujuan penelitian ini Budiman (2007: 7). Tabel 1.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel
Konsep Variabel
Cara Pengukuran
Skala Variabel
ROA (X1)
Return On Asset (ROA) adalah
rasio
digunakan
Rasio
yang untuk
mengetahui kemampuan bank
dalam
𝑅𝑂𝐴 =
menghasilkan laba bersih melalui
aktiva
yang
dimilikinya
setelah
disesuaikan
dengan
biaya-biaya
untuk
mendanai asset tersebut. Dalam
Kusumawati
Fariyana (2009)
10
𝑙𝑎𝑏𝑎𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
NPM (X3)
Harga Saham
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih net profit yaitu penjualan dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Syamsudin (2001: 62) dalam Darnita Elis (2013) Harga saham adalah
Rasio
pembagian antara modal
Harga saham yang digunakan
perusahaan dan jumlah
adalah harga penutupan (closing
saham
yang
Rasio
price) dari ICMD yang terdapat di
diterbitkan.Menurut
BEI
Dominic
(2008:
19)
dalam
Mulia
&
Nurdhiana (2011)
Analisa Regresi Berganda Analisis Regresi Berganda adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk menganalisahubungan antara satu variabel dependen (kriterion) tunggal dan beberapa variabel-variabel independen (predictor). Silalahi Ulber (2009: 430).Pada regresi berganda terdapat satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Harga Saham, sedangkan yang menjadi variabel bebas Return On Asset, dan NetProfit Margin. Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini sebagai berikut :
Y = 𝑎 + b1X1+b2X2+e Atau
HS = 𝑎 + b1ROA+b2+NPM+e Uji t (Uji parsial) Uji t (uji parsial) digunakan untuk analisis atau pengujian hipotesis bila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh atau hubungan independen dengan dependen. Uji parsial dapat dihitung dengan rumus Ghazali Imam (2011) :
11
𝑡= 1.
𝛽𝑖 𝑠𝛽𝑖
Perumusan Hipotesis
Rumusan uji parsial dapat dilihat sebagai berikut : a). Uji untuk koefisien Return On Asset (ROA) H0 : β1 ≤ 0, Artinya Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Ha : β1 > 0, Artinya Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Kriteria Penerimaan & Penolakan H0.adalah sebagai berikut : Apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang positif antara Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham. Begitu juga sebaliknya, apabila thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham.Priyatno Dwi (2014:157) b) Uji untuk koefisien Net Profit Margin (NPM) H0 : β2 ≤ 0, Artinya Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Ha : β2 > 0, Artinya Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Kriteria Penerimaan & Penolakan H0.adalah sebagai berikut : Apabila thitung> ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang positif antara Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham.Begitu juga sebaliknya, apabila thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham.Priyatno Dwi (2014:157) PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik
12
Uji Asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis regres linear terpenuhi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas uji autokorelasi dan uji linieritas. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk semua variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Pertama metode yang digunakan yaitu metode analisis grafik. Terlihat hasil pengujian dibawah ini: Gambar 1.3 Hasil Pengujian Normalitas Analisis Grafik (Histogram)
(Sumber: Hasil Output SPSS 20.00 data yang telah diolah) Dari Gambar 1.3 di atas terlihat bahwa pola distribusi normal, distribusi normal pada histogram uji normalitas tampak pada data yang menyebar ke seluruh daerah normal. Daerah normal adalah daerah yang berada di bawah kurva yang berbentuk lonceng.
13
Uji Multikoliniearitas Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20 pada tabel 1.3 maka diperoleh hasil analisa statistik yang dapat disajikan sebagai berikut Tabel 1.3 Hasil Pengujian Multikolinieritas Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B (Constant)
Std. Error
61,940
319,017
ROA
1973,970
241,228
NPM
-109,848
32,740
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
,194
,847
1,153
8,183
,000
,398
2,513
-,473
-3,355
,002
,398
2,513
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
(Sumber: Hasil Output SPSS 20.00 data yang telah diolah) Berdasarkan tabel 1.3 uji multikolinieritas diatas, dapat kita lihat bahwa nilai Tolerance dan VIF untuk masing-masing variabel penelitian sebagai berikut : a.
VIF sebesar 2,513 berarti nilai VIF kurang dari 10 (2,513 < 10), sehingga variabel ROA dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas
b.
VIF sebesar 2,513 berarti nilai VIF kurang dari 10 (2,513 <10), sehingga variabel NPM dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas
Uji Heteroskedasatisitas Tabel 1.4 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
306,167
163,917
ROA
66,099
123,947
NPM
11,991
16,823
14
Coefficients Beta
t
Sig.
1,868
,070
,133
,533
,597
,178
,713
,480
a. Dependent Variable: RES2
(Sumber: Hasil Output SPSS 20.00 data yang telah diolah) a. Dari data diatas dapat diinterpretasikan bahwa sig untuk variabel ROA sebesar 0,597 lebih dari 0,05 (0,597 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ROA dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. b. Dari data diatas dapat diinterpretasikan bahwa sig untuk variabel NPM sebesar 0,480 lebih dari 0,05 (0,480 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel NPM dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Dapat disimpulkan nilai signifikansi ketiga variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil uji software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20 pada tabel untuk uji autokorelasi, maka diperoleh hasil analisa statistik yang dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 1.5 Hasil Pengujian Autokorelasi (Durbin Watson) Model Summaryb
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
,841a
,708
,692
706,33111
Durbin-Watson 2,124
a. Predictors: (Constant), NPM, ROA b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
(Sumber: Hasil Output SPSS 20.00 data yang telah diolah) Berdasarkan tabel 1.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2.724 untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak, dapat dilihat melalui nilai Durbin Watson (DW). Dengan signifikansi 0,05 didapat nilai dL = 1.3068 ; dU = 1.6550 dan DW = 2.124 sehingga : 4-dU = 4 – 1.6550 = 2.35
15
4-dL = 4 – 1.3068 = 2.69 Sumber data diolah, hasil yang dilakukan didapatkan bahwa nilai DW = 2.124 lebih dari nilai batas atas (dU) 1,6550 dan kurang dari batas nilai 4-dU = 2.35. Maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada penelitian ini. Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil uji software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20.00 pada tabel untuk uji koefisien ketiga variabel dapat ditunjukan pada tabel 1.6 berikut ini: Tabel 1.6 Hasil Pengujian Output Regresi Linier Berganda Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
61,940
319,017
ROA
1973,970
241,228
NPM
-109,848
32,740
Coefficients Beta
t
Sig. ,194
,847
1,153
8,183
,000
-,473
-3,355
,002
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
(Sumber: Hasil Output SPSS 20.00 data yang telah diolah) Berdasarkan perhitungan tabel 1.6 Hasil Output Analisis Regresi Berganda di atas dengan menggunakan Statistical Package for Social Science (SSPS) versi 20.00 di dapat persamaan sebagai berikut : Y = a + ba X1 + b2 X2 Model tersebut ditransformasikan kedalam persamaan logaritma : Y = 61,940 + 1973,970 ROA – 109,848 NPM+319,017 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t).
16
1. Pengaruh Return On Asset (X1) terhadap Harga Saham Ha1: Return On Asset berpengaruh berpengaruh positif terhadap Harga Saham Berdasarkan uji statistik diatas, maka diperoleh nilai thitung untuk variabel Return On Asset adalah positif sebesar 8,183 sedangkan ttabel pada taraf nyata α= 5% dengan (df) = n – k = 40 - 3 = 37, yaitu ttabel sebesar -1.687. Hasil tersebut menunjukan bahwa thitung > ttabel (8,183 > 1,687) dan sig. < 0,05 (0,000 < 0,05) yang artinya signifikan. Maka Ha1 diterima, artinya bahwa Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. Kesimpulanya Ha1 diterima. Selanjutnya digambarkan dalam kurva dibawah ini : 2. Pengaruh Net Profit Margin (X2) terhadap Harga Saham Ha3: Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Harga Saham Berdasarkan uji statistik diatas, maka diperoleh nilai thitung untuk variabel Net Profit Margin adalah negatif sebesar -3,355 sedangkan ttabel pada taraf nyata α= 5% dengan (df) = n – k = 40 - 3 = 37, yaitu ttabel sebesar -1,687. Hasil tersebut menunjukan bahwa -thitung < -ttabel (-3,355 < -1,687) dan sig. < 0,05 (0,024 < 0,05) yang artinya signifikan. Maka Ha2 ditolak, artinya bahwa Net Profit Margin berpengaruh negatif signifikan terhadap Harga Saham. Kesimpulanya Ha2 ditolak. Selanjutnya digambarkan dalam kurva dibawah ini : Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi berdasarkan data Return On Asset (ROA dan Net Profit Margin (NPM) dapat dihitung dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20.00 sebagai berikut : Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditinjau dan didasarkan pada hasil pengolahan data, yang terkait dengan judul, permasalahan dan hipotesis penelitian, maka dalam penelitian ini ada beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Pengaruh Return On Asset (X1) Terhadap Harga Saham
17
Berdasarkan pengujian terhadap hipotesis kesatu, menyatakan bahwa Ha1: Return On Equity berpengaruh positif terhadap Harga Saham, sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa Return On Asset berpengaruh positif terhadap Harga Saham dan sesuai dengan penelitian terdahulu yang menjadi rujukan peneliti yaitu F.Abdullah dan L.Suryanto (2004), Kusumawati (2009) dan Noviri dan Agustini (2013) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. nilai positif mengindikasikan semakin tinggi rasio Return On Asset menunjukan bahwa perusahaan akan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Signalling theory yang digunakan dalam penelitian ini bermaksud untuk memberikan sinyal atau informasi mengenai laporan keuangan dalam suatu perusahaan kepada investor, dalam hal ini rasio Return On Asset mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham hasil tersebut menunjukan jika investor akan menanamkan saham pada suatu perusahaan sub sektor Bank dengan menggunakan rasio Return On Asset tentunya perusahaan akan semakin efektif, baik dan tentunya akan sangat menguntungkan bagi investor. Kemudian dalam jangka panjangnya adalah investor akan mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa mendatang. . Pengaruh Net Profit Margin (X2) Terhadap Harga Saham Berdasarkan pengujian terhadap hipotesis ketiga, menyatakan bahwa Ha3: Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Harga Saham, namun dalam pengujian ini membuktikan bahwa Net Profit Margin berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dan tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang menjadi rujukan peneliti Darnita Elis (2013), Hendri Edduar (2015) dan Hutami (2012) yang menyatakan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Namun demikian hasil uji sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sha Lie Thio (2015) dan Ismail et.al (2014) yang menyatakan bahwa NPM berpengaruh negatif terhadap Harga Saham. Nilai t negatif menunjukan bahwa Net Profit Margin mempunyai hubungan yang tidak searah dengan harga saham. semakin besar Net Profit Margin maka kinerja perusahaan tidak akan semakin produktif sehingga akan menurunkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya nilai
18
negatif dalam rasio Net Profit Margin adalah karena faktor persepsi akan jumlah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan sebagaimana pernyataan Pranoto (2003: 67) dalam Ismail et.al (2014) bahwa dengan mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih, maka diharapkan investor dapat mengestimasi dividen yang akan dibagikan. Pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio antara hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah para pelaku pasar akan berfikir negatif terhadap perusahaan. Kemudian pembagian dividen tunai kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date. Signalling theory yang digunakan dalam penelitian ini bermaksud untuk memberikan sinyal atau informasi mengenai laporan keuangan dalam suatu perusahaan kepada investor, dalam hasil ini diperoleh bahwa Net Profit Margin mempunyai pengaruh yang negatif terhadap harga saham. Jika investor akan menanamkan investasi pada suatu perusahaan menggunakan rasio Net Profit Margin kemungkinan yang akan terjadi bagi perusahaan adalah perusahaan tidak akan semakin produktif sehingga tidak akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Return On Asset berpengaruh positif terhadap Harga Saham pada perusahaan sub sektor bank yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 20102014. Dengan nilai thitung yaitu sebesar 8,183 hasil tersebut menunjukan bahwa perolehan nilai, thitung > ttabel (8,183 > 1.687) dan sig < 0,05 (0.000 ≤ 0,05). Nilai positif mengindikasikan bahwa investor dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa mendatang yang akan diterima oleh invesor dengan menggunakan rasio Return On Asset ini. 2. Variabel Net Profit Margin berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor Bank yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Dengan nilai signifikansi –thitung yaitu sebesar (-3,355) lebih kecil dari –
19
ttabel (-1.687) yaitu –thitung < –ttabel (-3,355 < -1.687) dan sig (0.024 ≤ 0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa Net Profit Margin berpengaruh negatif terhadap harga saham, hasil tersebut mengindikasikan nilai -thitung yang negatif menunjukan jika terjadi kenaikan terhadap NPM maka akan mengakibatkan penurunan terhadap harga saham. DAFTAR PUSTAKA Agustina & Noviri. 2013.”Pengaruh Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham Studi Pada Indeks LQ45 Tahun 2010”.Jurnal Akuntansi Vol.5 No.1 Mei 2013: 1-23 Bhattacharya, S. 1979. “Imperfect Information, Dividen Policy and the Bird in the Hand Fallacy” Bell Journal of Economics. Vol. 10:pp. 259-27. Bursa Efek Indonesia. 2014. Indonesia Capital Market Directory. Jakarta: Bursa Efek Indonesia. http://www.idx.co.id/ Dini dan Indarti.2011.Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar Dalam Indeks EmitenLQ45 Tahun 2008-2010. Halaman :13. Fahmi Irham. 2014. “Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab”. Edisi ketiga. Bandung : Alfabeta Indonesia. Ferdinand Augusty. 2011. “Metode Penelitian Manajemen”. Edisi ketiga. Semarang : Badang Penerbit Universtitas Diponogoro Ghazali Imam. 2011. “Aplikasi Multivariate 19 IDM SPSS 19”. Jakarta: Penerbit Salemba 4 Harmono. 2011. “Manajemen Keuangan”. Edisi kesatu. Cetakan kedua. Jakarta : Bumi Aksara. Husnan & Pudjiastuti.2004.”Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. Yogyakarta: AMP YKPN http//www. Saham ok.com http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Default.aspx. Kasmir. 2010. “Pengantar Manajemen Keungan”. Edisi kesatu. Cetakan kesatu. Jakarta : Kencana Martono & Harjito. 2011. “Manajemen Keuangan. Pertama,Penerbit EKONISIA, Yogyakarta.
20
Edisi
Kedua,
Cetakan
Prayudi dan Daud. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 20082011.Pemasi. Volume. 9 No. 2, Juli. 2013. Priyatno Dwi. 2014. “ SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis” Edisi kesatu. Yogyakarta : C.V ANDI Sari & Zuhrotun. 2006.”Keinformatifan Laba Di Pasar Obligasi dan Saham: Uji Liquidation Option Hypothesis”Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang 23-26 Agustus 2006 Stella.2009.Pengaruh Price To Earning Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset Dan Price to Book Value Terhadap Harga Pasar Saham.Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Volume 11, No 1,Agustus 2009, Halaman : 97-106 Sartono Agus. 2001. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”. Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA Sugiyono. 2013. “Metode Penelitian Manajemen”. Cetakan kesatu. Bandung : Alfabeta Supranto. J. 2000. “STATISTIK Teori Dan Aplikasi”. Edisi keenam. Jilid kesatu. Jakarta : Erlangga 2000 Silalahi Ulber. 2009. “Metode Penelitian Sosial”. Cetakan kesatu. Bandung : PT Refika Aditama
21