PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB-SEKTOR INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2005-2014 Indriany Saputri Rauf1, Hais Dama2, Idham Ishak3 Jurusan Manajemen
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) secara parsial terhadap Return Saham. Objek yang diteliti adalah perusahaan sub-sektor indutri rokok yang terdiri dari 3 (tiga) perusahaan. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan ketiga perusahaan tersebut memenuhi kriteria. Analisis ini menggunakan analisis regresi data panel sederhana. Data diuji menggunakan uji regresi data panel dengan menggunakan program Eviews v.7. Berdasarkan hasil penelitian bahwa bahwa Return On Asset (ROA) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Adapun pengaruh dari besarnya Return On Asset (ROA) terhadap return saham adalah sebesar 11%, sedangkan sisanya sebesar 89% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini. Kata kunci : ROA, Return saham
1
Indriany Saputri Rauf, Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 2 Hais Dama, Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 3 Idham Ishak, Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
PENDAHULUAN Lembaga penghimpun sumber dana murah yang dapat diperoleh oleh suatu industri adalah di pasar modal yaitu dengan menjual saham kepada publik. Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun swasta (Husnan: 1994). Tujuan utama investor atau calon investor menginvestasikan dananya pada sekuritas adalah untuk memperoleh tingkat pengembalian (return) yang maksimal dan risiko minimal. Return atas pemilikan sekuritas khususnya saham, dapat diperoleh dalam bentuk deviden dan capital gain (selisih harga jual saham diatas harga belinya). Terdapat dua macam analisis untuk menentukan nilai saham yaitu analisis fundamental dan analisis intrinsik. Analisis fundamental menggunakan data keuangan perusahaan seperti: laba, dividen yang dibayar, penjualan, dan lain-lain. Sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar saham yang meliputi harga dan volume transaksi saham. Untuk memastikan apakah investasinya akan memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan, maka calon investor terlebih dahulu mencari informasi keuangan perusahaan melalui laporan keuangannya yang diukur dari rasio profitabilitas perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Dalam penelitian ini menggunakan ROA (Return On Asset) sebagai rasio profitabilitasnya. Menggunakan rasio ini, dapat digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuangan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA yang didapat berarti semakin baik, karena tingkat return saham yang diharapkan oleh investor akan semakin besar atau bernilai positif, Hardiningsih dalam (Majid: 2013). Industri rokok merupakan industri yang memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian negara Indonesia. Dalam salah satu laporan keuangan tahunan perusahaan rokok yang terdaftar pada BEI (Bursa Efek Indonesia). Ada 4 perusahaan yang terdaftar di BEI yaitu PT. Gudang Garam, PT. HM Sampoerna, PT. Bentoel Internasional Investama dan PT. Wismilak Inti Makmur. Karena keterbatasan data yang diperoleh, maka hanya meneliti 3 perusahaan yang terdaftar di BEI tersebut, yaitu PT. Gudang Garam, PT. HM Sampoerna, dan PT. Bentoel Internasional Investama. Berikut ini merupakan data return saham PT. Gudang Garam, PT. HM Sampoerna, dan PT. Bentoel Internasional Investama dari tahun 2005-2014:
Tabel 1.1 Data Return saham dan Return On Asset (ROA) Perusahaan Sub-Sektor rokok yang terdaftar di BEI tahun 2005 - 2014. Nama Perusahaan
Tahun
ROA
Return Saham
2005 8,539% -14,022% 2006 4,637% -12,446% 2007 6,033% -16,667% 2008 7,812% -50% 2009 12,690% 407,059% PT. Gudang Garam, Tbk 2010 13,710% 85,615% 2011 12,684% 55,125% 2012 9,802% -9,750% 2013 8,635% -25% 2014 9,267% 44,524% 2005 19,968% 33,835% 2006 27,887% 8,989% 2007 23,112% 47,423% 2008 24,144% -43,357% PT. Handjaya 2009 28,715% 28,395% Mandala Sampoerna, 2010 31,368% 170,673% Tbk 2011 41,551% 38,544% 2012 37,358% 51,282% 2013 39,438% 5,763% 2014 35,288% 10,016% 2005 5,871% 22,727% 2006 6,197% 129,630% 2007 6,295% 80,645% 2008 5,367% -7,143% PT. Bentoel -3,023% 25% Internasioanal 2009 Investama, 2010 4,459% 23,077% Tbk 2011 4,831% -1,250% 2012 -4,662% -25,316% 2013 -11,288% -3,390% 2014 -22,230% -8,772% (Sumber: idx.co.id, sahamok.com, dan Data Olahan, 2015) Berdasarkan tabel diatas, pergerakan Return Saham tahun 2011 ketiga perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan hal ini diakibatkan oleh penetrasi dan ekspansi yang saling dilakukan oleh ketiga perusahaan tersebut yang terus menciptakan produk rokok yang menjangkau
kalangan menengah kebawah. Selain itu juga meningkatnya harga bahan baku cengkeh dan tembakau pada tahun 2011,sebagai akibat dari cuaca yang tidak menentu pada tahun 2010. Return Saham ketiga perusahaan rokok tersebut pada tahun 2009 mengalami peningkatan cukup signifikan karena kinerja yang baik pada bisnis rokok domestik pada tahun 2009 ini didorong oleh kombinasi antara peningkatan volume penjualan dan juga kenaikan harga jual selama tahun 2009. KAJIAN TEORI Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial asset pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi. Menurut Usman dalam (Anoraga dan Pakarti: 2008). Menurut Eduardus Tandelilin (2001) saham merupakan surat bukti atas kepemilikan aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaransemua kewajiban perusahaan. Return saham merupakan pendapatan yang berhak diperoleh investor karena menginvestasikan dananya. Return saham merupakan tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari investasi surat berharga. Return bagi pemegang saham dapat berupa penerimaan dividen tunai atau adanya perubahaan harga saham pada suatu periode, Ross dalam (Setiyorini: 2011). Menurut Yocelyn dan Christiawan (2012) return memungkinkan investor untuk membandingkan keunungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan, seorang investor yang rasional akan sangat memperhatikan hasil pengembalian saham karena return saham merupakan salah satu indicator untuk mengetahui keberhasilan suatu investasi. Return saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Jogianto: 2009):
Dimana: Pt = Harga penutupan saham periode sekarang PtΛ = Harga penutupan saham sebelumnya Rasio Profitabilitas menurut Brigham dan Houston (2010) adalah sekelompok rasio yang menunjukan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen asset, dan utang pada hasil operasi. Sedangkan menurut Fahmi
(2013) rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditentukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Return On Asset (ROA) sering disebut juga sebagai Return On Investment (ROI) (Kasmir: 2013). Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total asset (Stella: 2009). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivitasnya untuk memperoleh laba (Prastowo dan Juliaty: 2008). Return On Asset (ROA) dapat dihitung dengan rumus (Fahmi:2013):
Dimana: Earning After Tax (EAT) = Laba setelah pajak Total Asset = Total aktiva ROA umumnya digunakan investor sebagai pedoman dalam membuat keputusan investasi. Hanya investasi yang mampu memberikan ROA seperti yang diharapkan oleh investor saja yang diterima. Sub-sektor industri rokok yang listing di BEI periode 2009-2009 Laporan keuangan PT. Gudang Garam Tbk, PT. HM Sampoerna Tbk, dan PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk.
Neraca
Laporan laba/rugi
Profitabilitas ROA =
πΏπππ π΅πππ π πππ‘πππ πππππ π₯ πππ‘ππ π΄π π ππ‘ Fahmi: 2013
Kinerja Perusahaan Kinerja Perusahaan
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Berdasarkan permasalahan penelitian dan kajian teori, maka ditetapkan hipotesis, yaitu βDiduga bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Return saham pada perusahaan sub-sektor industri rokok yang terdaftar di BEI tahun 2005-2014β. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, karena data yang diperoleh nantinya berupa angka. Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu variabel X Return On Asset sebagai variabel bebas (independent) dan variabel Y Return Saham sebagai variabel terikat (dependent). Metode penelitian ini bersifat korelasional yaitu usaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti (Kuncoro: 2009). Dalam hal ini menjelaskan pengaruh ROA (Return On Asset) terhadap Return Saham yang merupakan data time series. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dengan menjelaskan dan mencoba menganalisa untuk memeberikan kebenaran berdasarkan data yang diperoleh. Desain penelitiannya, dapat digambarkan sebagai berikut:
X
Y
Dimana: X = Variabel ROA (Return On Asset) Y = Variabel Harga Saham = Garis pengaruh secara parsial Gambar 3.1 Desain Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono: 2009). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono: 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub-sektor industri rokok yang terdaftar di BEI yaitu PT. Gudang Garam Tbk, PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk, PT. Bentoel Internasional Investama Tbk, dan PT. Wismilak Inti Makmur. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumya. Sebutan purposive menunjukkan bahwa teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20052014. 2. Tersedia data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian tahun 2005-2014. 3. Tidak di-delisting dalam kurun waktu 2005-2014. HASIL ANALISIS Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan E-Views adalah sebagai berikut: Hasil Pengujian Normalitas Data RETURN 0.350403 0.163715 4.070590 -0.500000 0.851703 2.994709 13.37817
ROA 0.131485 0.089510 0.415510 -0.222300 0.151241 0.089898 2.780606
Jarque-Bera Probability
179.4745 0.000000
0.100575 0.950956
Sum Sum Sq. Dev.
10.51209 21.03653
3.944550 0.663345
Observations
30
30
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
(Sumber : output Eviews v.7) Berdasarkan hasil diatas terlihat bahwa nilai JB untuk variabel return saham dan return on asset pada seluruh perusahaan yang diamati mempunyai nilai signifikansi diatas 0.05 sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel return saham dan return on asset dari seluruh perusahaan yang diamati telah berdistribusi normal. Hasil estimasi model regresi dengan menggunakan bantuan E-Views adalah sebagai berikut:
Dependent Variable: RETURN? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 08/07/15 Time: 05:45 Sample: 2005 2014 Included observations: 10 Cross-sections included: 3 Total pool (balanced) observations: 30 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA? Fixed Effects (Cross) _GGRM--C _HMSP--C _RMBA--C
0.063029 2.185605
0.198644 1.283133
0.317294 1.703335
0.7536 0.1004
0.196380 -0.386444 0.190064
(Sumber : output Eviews v.7) Hasil analisis diatas terlihat bahwa koefisien regresi untuk variabel Return on asset (ROA) sebesar 2.18. Dari tanda koefisien regresi tersebut dapat dikatakan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham. maka interpretasi dari hasil ini adalah setiap kenaikan 1% Return On Asset maka akan menaikan return saham sebesar 2.18%. Hasil pengujian uji F adalah sebagai berikut: Hasil Uji F F-statistic 1,120899 (Sumber: Data Olahan, 2015) Dari hasil analisis didapat nilai Fhitung sebesar 1,12. Adapun nilai Ftabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas df1=3+1-1=3 dan df2=30-31=26 adalah sebesar 2,98. Jika kedua nilai F ini dibandingkan maka nilai Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai Ftabel sehingga Ho diterima, karena berdasarkan ketentuan kriteria uji F jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima. Hasil pengujian uji t adalah sebagai berikut: Hasil Uji t t-statistic 1,703335 (Sumber: Data Olahan, 2015)
Data hasil analisis statistik diatas diketahui nilai thitung untuk variabel ROA adalah sebesar 1,703. Adapun nilai ttabel pada tingkat signifikansi 5% dengan derajat bebas 26 adalah sebesar 2,055. Jika membandingkan kedua nilai t ini, nilai thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai ttabel sehingga Ho diterima. Dengan demikian pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan rokok yang diamati. Hasil uji koefisien determinasi adalah sebagai berikut : Dependent Variable: RETURN? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 08/07/15 Time: 05:45 Sample: 2005 2014 Included observations: 10 Cross-sections included: 3 Total pool (balanced) observations: 30 Linear estimation after one-step weighting matrix Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.114523 0.012352 0.852256 1.120899 0.358707
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
0.431738 0.855752 18.88487 2.141750
(Sumber : output Eviews v.7) Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi yang diamati adalah sebesar 0,11 Nilai ini berarti bahwa sebesar 11% perubahan return saham dari perusahaan yang diamati selama tahun 2005-2014 dipengaruhi variabel yang diamati, sedangkan sisanya sebesar 89% dipengaruhi oleh variabel lain. Pembahasan Return On Asset (ROA) menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah aset yang dimiliki, ROA akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi return saham. Kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan berdampak pada pemegang saham perusahaan. Nilai ROA yang semakin tinggi berarti perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan
menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Namun dalam kenyataannya teori tersebut tidak sepenuhnya didukung oleh bukti empiris yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya. Salah satu bukti empiris yang dilakukan Yeye Susilowati dan Tri Turyanto (2011) DER terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan EPS, NPM, ROA, dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham. Dan Minar Simanungkalit (2009) menunjukkan Secara simultan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Total Assets (DTA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham. Dan secara parsial Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan Return On Asset (ROA) dan Debt to Total Assets (DTA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap 3 (tiga) perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2014 menunjukkan tidak terdapat pengaruh dari rasio ROA terhadap return saham. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil pengujian secara parsial yang telah dilakukan dan nilai koefisien determinasi yang hanya sebesar 0,11. Rata-rata ROA dan return saham 3 (tiga) perusahaan industri rokok tahun 2005-2014 bisa dilihat pada gambar grafik di bawah ini: 200.00% 150.00% 100.00%
ROA Return Saham
50.00% 0.00% 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 -50.00%
Pada tahun 2009 bursa saham Indonesia mulai rebound setelah mengalami koreksi dalam pada tahun 2008 akibat adanya krisis global yang dipicu oleh krisis subprime mortgage di AS. Akibat krisis ini banyak saham yang harganya terjun bebas dari harga tertingginya hingga mencapai harga terendah. Padahal jika diperhatikan, tidak terdapat masalah fundamental yang berarti yang dialami oleh perusahaan di Indonesia. Koreksi ini lebih banyak disebabkan oleh kepanikan investor sehingga memicu terjadinya panic selling. Sehingga pada tahun 2008 ini banyak saham yang memiliki harga jauh dibawah harga wajarnya (fair value) sehingga pada periode ini banyak terdapat saham-saham murah baik secara nominal maupun secara valuasi.
Pada tahun 2009, bursa Indonesia mulai bergerak naik secara signifikan. Hal ini lebih banyak disebabkan oleh derasnya dana asing yang masuk ke Indonesia akibat adanya kebijakan Quantitative Easing (QE) dimana suku bunga acuan di Amerika (FED Rate) dipangkas hingga hanya sebesar 0,25%. Kebijakan ini menyebabkan investor di Amerika memindahkan dana mereka dari Amerika ke negara-negara yang mampu memeberikan imbal hasil yang lebih baik diantaranya Indonesia. Pada tahun 2013 rata-rata return saham menunjukkan penurunan yang sangat drastis karena pada tahun tersebut salah satu perusahaan rokok yaitu RMBA dalam RUPS menetapkan untuk tidak membagikan dividen oleh karena itu tahun tersebut perseroan mengalami kerugian. Selain itu pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 tersebut industri rokok dihadapkan pada masalah direalisasikannya regulasi pemerintah tentang pembatasan iklan rokok atau promosi produk rokok, pembatasan kemasan rokok serta sejumlah regulasi lainnya sehingga kinerja industri rokok menurun. Hal ini bisa mempengaruhi investor untuk berinvestasi dan berdampak pada harga saham industri rokok yang akhirnya return saham perusahaan menurun. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan sub sektor industri rokok tahun 2005-2014. Adapun pengaruh dari besarnya Return On Asset (ROA) terhadap return saham adalah sebesar 11%, sedangkan sisanya sebesar 89% dipengaruhi oleh variabel lain. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi para investor, sebaliknya memperhatikan ROA perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Rasio ROA yang tinggi merupakan sinyal perusahaan tersebut sudah mapan dan memberikan return saham yang baik. 2. Melihat masih besarnya pengaruh variabel lain terhadap return saham maka untuk penelitiian selanjutnya sebaiknya memperhatikan variabel lain yang dapat mempengaruhi return saham perusahaan seperti laba per lembar saham, nilai buku per saham, rasio hutang terhadap ekuitas, dan rasio keuangan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Panji. Pakarti, Piji. 2008. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Cetakan Ketiga. Rineka Cipta: Jakarta. Brigham, Eugene F. Houston Joel F. 2001. Manajemen Keuangan. Erlanga: Jakarta
Brigham, Eugene F. Houston, Joel F. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11. Buku 1. Salemba Empat: Jakarta.Fahmi, Irham. 2012. Pengertian Pasar Modal. Cetakan Kesatu. Alfabeta: Bandung. Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Fahmi, Irham. 2012. Pengertian Pasar Modal. Cetakan Kesatu. Alfabeta: Bandung. Fahmi, Irham. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan (teori dan soal jawab). Cetakan Kedua. Alfabeta: Bandung. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Gujarati, Damodar. 1999. Ekonomitrika Dasar, Terjemahan Sumamo Zain. Erlangga: Jakarta. Hartono, J. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 2. UPP AMPYKPN: Yogyakarta. Husnan, S. 1994. Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 2. UPP AMP-YKPN: Yogyakarta. Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE: Yogyakarta Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Edisi Keenam. Rajawali Pers: Jakarta. Keown, Arthur J. Scott Jr, David F. Martin, John D. Petty, J William. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh. Salemba Empat: Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Tiga. Erlangga: Jakarta. Majid, Nola. 2013. Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham PT. HM. Sampoerna, Tbk. Skripsi: Gorontalo. Martono dan Harjito Agus D, 2010. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Ekonisia: Yogyakarta. Nachrowi, Djalal. Usman, Hardius. 2006. Pendekatan Popular Dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. Nuryana, Ida. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, Hlm. 57-66. Prastowo, Dwi. Juliaty, Rifka. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN: Yogyakarta.
Prihantini, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER, Dan CR Terhadap Return Saham Pada Industri Real Estate Dan Property yang terdaftar di BEI. Skripsi: Gorontalo. Rusdin. 2008. Pasar Modal Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik. Cetakan Kedua. Alfabeta: Bandung. Samsul, Mohamad, 2006. Pasar modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga: Jakarta. Setiyorini, Priska Ika. 2011. Pengaruh perbandingan Economic Value Added Dan Rasio Profitabilitas Terhfap Return Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No. 3, November 2011, Hlm 191-264. Simanungkalit. Minar. 2009. Pengaruh Profitabilitas (ROA, ROE) Dan Rasio Leverage (DTA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia. Skripsi: Gorontalo Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung Sujoko. Soebianto, Ugy. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non-manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, Maret, Hlm. 41-48. Sulilowati, Yeye. Turyanto, Tri. 2011. Reaksi signal rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jurnal Dinamika Keuangan Dan Perbankan, Vol. 3, No. 1, Mei 2011. Sundjaja, Ridwan. Barlian, Inge. 2001. Manajemen Keuangan Dua. Edisi Kedua. Tema Biru: Jakarta. Stella. 2009. Pengaruh Price To Earnings Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset Dan Price To Book Value Terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. Vol. 11, No.2, Agustus 2009, Hlm. 97-106. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi 1. BPFE: Yogyakarta. Wibisono, Yusuf. 2005. Metode Statistika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Widarjono, Agus. 2006. Ekonometrika Teori Dan Aplikasi Untuk Ekonomi Dan Bisnis. Ekonisia Fakultas Ekonomi UII: Yogyakarta. Yocelyn, Azilia. Christiawan, Yulius Jogi. 2012. Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas Dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Berkapitalisasi Besar. Jurnal Akuntasi Dan Keuangan, Vol. 14, No.2, November 2012, Hlm 81-90.
Link: http://blogs.uajy.ac.id/profitkeu442/2012/10/30/pt-gudang-garam-tbk/ http://www.bareksa.com/en/text/2014/12/29/kaleidoskop-2014-gambarseram-tidak-kurangi-pendapatan-emiten-rokok/8882/analysis www.gudanggaramtbk.com www.sampoerna.com www.bentoel.co.id www.idx.co.id sahamok.com