PENGARUH RETURN ON ASSET , REPUTASI AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INITIAL RETURN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh : LAILA BADRIAH NIM. 109082000118
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
PENGARUH RETURN ON ASSET, REPUTASI AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INITIAL RETURN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh: Laila Badriah NIM. 109082000118
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama
: Laila Badriah
No. Induk Mahasiswa
: 109082000118
Fakultas
: Ekonomi dan bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Mei 2013
Laila Badriah v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Laila Badriah
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 3 April 1991
3. Alamat
: Jl. Peninggaran Barat II No. 14 RT 011/011
Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan
II.
III.
4. Telepon
: 081908268957
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1.
TK Rembulan
Tahun 1996-1997
2.
SD Negeri 12 Pagi Kebayoran Lama
Tahun 1997-2003
3.
SMP Negeri 48 Jakarta
Tahun 2003-2006
4.
SMA Negeri 29 Jakarta
Tahun 2006-2009
5.
S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Sanusi
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 14 Oktober 1955
3. Ibu
: Umyanah
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 2 Maret 1958
5.
: Jl. Peninggaran Barat II No. 14 RT 011/011
Alamat
Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan 6. Anak ke dari
: 6 dari 7 bersaudara
vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Sekretaris Umum OSIS/MPK SMA N 29 Jakarta periode 2007-2008 2. Sekretaris Umum Karang Taruna RT 011/011 Kebayoran Lama Utara periode 2009-2010 3. Lembaga Semi Otonom Jurusan Akuntansi BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah periode 2010-2011 4. Panitia Propesa Tahun 2010 BEM Fakultas Ekonomi dan Bisinis
V.
SEMINAR DAN WORKSHOP 1.
Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.
2.
Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.
3.
Workshop Audit Perpajakan, oleh BEMJ Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Maret 2011.
4.
Accurate Traning oleh BEMJ Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011.
5.
Training of Accounting Software and Talkshow (TOAST) bersama Zahir dan IAI oleh STAN, 17 Maret 2012.
vii
ABSTRACT The Effects of Return on Asset, Auditor Reputation, and Firm Size on Initial Return This study aims to analyze and obtain empirical evidence about the effects of return on asset, auditor reputation, and firm size on initial return. Independent variables used in this study is the return on asset, auditor reputation, and firm size. Dependent variable used in this study is initial return, year observation from 2005-2012. Study’s sample was go public companies doing initial public offering listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in periode of 2005-2012. Data was collected by purposive sampling method. Total 117 go public companies were taken as study’s sample. Analysis of the data used one sample t-test and multiple regression. One sample t-test showed that the IPO shares on the Stock Exchange is underpricing. The results of multiple regression test found only auditor reputation has influence significantly on initial return. On the other hand, return on asset, and firm size don’t influence significantly on initial return. The determination coefficient result showed 12,9%. That it’s about 12,9% indicated the ability of the independent variables explained the dependent variable while 87,1% explained by the other variables for examples underwriter reputation, earning per share, firm age, type industry, and financial leverage. Keyword:
Underpricing, Auditor Reputation, IPO, Return on Asset, Firm Size
viii
ABSTRAK Pengaruh Return on Asset, Reputasi Auditor, dan Ukuran Perusahaan, terhadap Initial Return Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh return on asset, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan terhadap initial return. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian adalah initial return pada tahun pengamatan dari 2005-2012. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang melakukan initial public offering yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) pada periode 2005-2012. Data yang dikumpulkan dengan metode purposive sampling. Total 117 perusahaan go public ditentukan sebagai sampel. Analisis data yang digunakan one sample t-test dan analisis regresi berganda. Hasil uji one sample t-test menunjukkan bahwa saham IPO di BEI adalah underpricing. Hasil uji regresi berganda menemukan hanya reputasi auditor yang berpengaruh signifikan terhadap initial return. Sedangkan return on asset dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return. Hasil koefisien determinasi menunjukkan sebesar 12,9% itu menandakan kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen sementara 87,1% dijelaskan oleh variabel lain seperti reputasi underwriter, earning per share, umur perusahaan, jenis industri, dan financial leverage. Kata kunci: Underpricing, Reputasi Auditor, IPO, Return on Asset, Ukuran Perusahaan
ix
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW,
junjungan umat, yang telah membimbing umatnya
menuju jalan kebenaran semoga kita menjadi bagian dari orang yang mmendapat syafaat darinya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bagi
penulis
untuk
meneliti
permasalahan
yang
dimaksud
dan
menuangkannya ke dalam bentuk skripsi semacam ini, bukanlah hal yang mudah, untuk menyelesaikannya penulis membutuhkan banyak pertolongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bimbingan, dukungan, bantuan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung, kepada: 1.
Baba Sanusi dan Mama Umyanah (almh) tercinta, yang selalu mencurahkan perhatian, kasih sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju untukku. Walaupun mama sudah meninggal, cinta dan kasih sayangnya masih terasa menemani setiap langkahku. Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang tak terhingga kepada baba dan mama baik di dunia maupun akhirat, Amin..
2.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Dr. Rini M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan
x
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini. 6.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
7.
Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.
8.
Saudara-saudaraku tersayang, Nengsih, Umar, Usman, Kiyah, Muchlis, dan Fatih, yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan bantuan untuk kesuksesan penulis.
9.
Para Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Seluruh pihak yang turut mendukung dan membantu penulis namun tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Mei 2013
Laila Badriah
xi
DAFTAR ISI
Daftar Isi ...................................................................................................................i Halaman Judul .........................................................................................................i Lembar Pengesahan Skripsi....................................................................................ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .............................................................iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .........................................................................iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .........................................................v Daftar Riwayat Hidup .............................................................................................vi Abstract ...................................................................................................................viii Abstrak ...................................................................................................................ix Kata Pengantar ........................................................................................................x Daftar Isi ...................................................................................................................xii Daftar Tabel..............................................................................................................xv Daftar Gambar .........................................................................................................xvi Daftar Lampiran ......................................................................................................xvii BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1 B. Perumusan Masalah ............................................................................11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................11
BAB II
1.
Tujuan Penelitian .........................................................................11
2.
Manfaat Penelitian .......................................................................11 a.
Bagi Penulis..........................................................................11
b.
Bagi Investor ........................................................................12
c.
Bagi Bidang Akademik ........................................................12
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................13 A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil .....................13 1.
Pasar Modal .................................................................................13 a.
Pasar Perdana (Primary Market) ..........................................14
b.
Pasar Sekunder (Secondary Market) ....................................15 xii
2.
Struktur Pasar Modal di Indonesia ..............................................16
3.
Initial Public Offering (IPO) .......................................................17 a.
Tahap Persiapan ...................................................................19
b.
Tahap Pemasaran ..................................................................19
c.
Tahap Penawaran Umum .....................................................20
d.
Tahap Perdagangan di Pasar Sekunder ................................20
4.
Underpricing ...............................................................................23
5.
Return on Asset (ROA)................................................................25
6.
Reputasi Auditor..........................................................................26
7.
Ukuran Perusahaan ......................................................................29
B. Penelitian Sebelumnya .......................................................................31 C. Kerangka Berpikir ..............................................................................39 D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .......................41 1.
Return on Asset (ROA) dengan Initial Return ............................42
2.
Reputasi Auditor dengan Initial Return ......................................42
3.
Ukuran Perusahaan dengan Initial Return...................................43
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................45 A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................45 B. Metode Penentuan Sampel .................................................................46 C. Metode Pengumpulan Data ................................................................46 D. Metode Analisis Data .........................................................................47 1.
Menghitung Initial Return (IR) ...................................................47
2.
Uji-t Satu Sampel (One Sample t-test) ........................................47
3.
Metode Analisis ...........................................................................48
4.
a.
Uji Normalitas Data .............................................................49
b.
Uji Heteroskedastisitas .........................................................50
c.
Uji Autokorelasi ...................................................................51
d.
Uji Multikolonieritas ............................................................52
Pengujian Hipotesis .....................................................................53 a.
Uji Parsial atau Uji t .............................................................53 xiii
b.
Uji Simultan atau Uji F ........................................................54
c.
Koefisien Determinasi ..........................................................54
E. Operasional Variabel Penelitian .........................................................55 1.
Variabel Dependen ......................................................................55
2.
Variabel Independen....................................................................55 a.
Return on Asset (ROA) ........................................................55
b.
Reputasi Auditor ..................................................................56
c.
Ukuran Perusahaan ...............................................................56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .........................................................58 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................58 1.
Bursa Efek Indonesia...................................................................58
2.
Deskripsi Objek Penelitian ..........................................................61
B. Analisis Data ......................................................................................80 1.
Statistik Deskriptif.......................................................................80
2.
Uji-t Satu Sampel (One Sample t-test) ........................................82
3.
Uji Asumsi Klasik .......................................................................83 Uji Normalitas ......................................................................83
b.
Uji Heterokedastisitas ..........................................................86
c.
Uji Autokorelasi ...................................................................87
d.
Uji Multikolinearitas ............................................................88
4.
Analisis Model Regresi ...............................................................90
5.
Pengujian Hipotesis .....................................................................91
6. BAB V
a.
a.
Uji t (Parsial) ........................................................................91
b.
Uji F (Simultan) ...................................................................94
Koefisien Determinasi .................................................................95
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................................101 A. Kesimpulan .........................................................................................101 B. Implikasi .............................................................................................102 1.
Bagi Akademisi ...........................................................................102
2.
Bagi Investor ...............................................................................103
3.
Bagi Emiten .................................................................................103 xiv
4.
Bagi Pihak Bursa .........................................................................104
C. Saran ...................................................................................................104 Daftar Pustaka ..........................................................................................................105 Lampiran ..................................................................................................................111
xv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1.
Ringkasan Penelitian Sebelumnya ............................................................ 36
3.1.
Tabel Autokorelasi .................................................................................... 52
3.2.
Tabel Operasional Variabel Penelitian .......................................................57
4.1.
Nilai Kapitalisasi Beberapa Pasar Modal Tahun 2006...............................60
4.2.
Proses Pemilihan Sampel ...........................................................................62
4.3.
Perusahaan yang Melakukan IPO Tahun 2005-2012 .................................63
4.4.
Sampel yang Sesuai Kriteria ..................................................................... 73
4.5.
Statistik Deskriptif Variabel yang Digunakan............................................81
4.6.
Hasil Uji t-Satu Sampel Initial Return .......................................................82
4.7.
Tabel Kolmogorov - Smirnov 1 .................................................................84
4.8.
Tabel Kolmogorov - Smirnov 2 .................................................................85
4.9.
Uji Autokorelasi .........................................................................................87
4.10. Uji Multikolinearitas ..................................................................................89 4.11. Hasil Regresi ..............................................................................................90 4.12. Uji T (Parsial) .............................................................................................92 4.13. UJI F (Simultan) .........................................................................................95 4.14. Koefisien Determinasi ................................................................................96
xvi
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1.
Struktur Pasar Modal Indonesia .................................................................17
2.2.
Kerangka Pemikiran ...................................................................................41
4.1.
Output Kurva Normal P-Plot......................................................................86
4.2.
Grafik Scatterplot .......................................................................................87
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Initial Return Perusahaan Initial Public Offering Tahun 2005-2012 ..111
2.
Output SPSS 21…………………………………………………………..119
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasional tidak akan
terlepas dari masalah pemenuhan kebutuhan dana untuk pembiayaan. Faktor ketersediaan dana harus terpenuhi dengan baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Fakta tidak selalu sejalan dengan harapan. Dana yang diambil dari internal perusahaan sering tidak dapat mencukupi sehingga diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, termasuk dengan cara melakukan emisi saham baru di pasar modal. Untuk sumber pendanaan yang berasal dari saham, perusahaan akan menawarkan sahamnya kepada publik atau masyarakat yang biasa disebut go public di pasar modal. Dua alasan utama mengapa perusahaan memutuskan go public karena pendiri perusahaan ingin mendiversifikasi portofolionya dan perusahaan tidak mempunyai sumber dana alternatif untuk membiayai program investasinya (Apriliani Triani dan Nikmah, 2006: 2). Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan bagi perusahaan yang sedang berkembang guna mendapatkan tambahan dana untuk keperluan pembiayaan dan pengembangan usaha perusahaan. Para investor yang mempunyai dana lebih dan ingin menyimpannya sebagai investasi diharapkan akan memberikan keuntungan memilih pasar modal sebagai sarana
1
berinvestasi. Oleh karena itu, pasar modal mempunyai peran penting sebagai lahan penyaluran dana secara efisien. Dalam konteks paradigma pasar modal efisien, harga saham akan menyesuaikan dengan cepat jika ada informasi baru yang relevan. Dengan demikian harga saham tidak hanya telah mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan yang menerbitkan saham tetapi juga proses penyesuaiannya harus berlangsung dengan cepat. Kecepatan penyesuaian ini penting untuk menjamin sebagian investor yang tidak akan dapat mengambil keuntungan atas sebagian investor yang lain karena memiliki keunggulan informasi. Informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam aktivitas pasar modal. Investor tentunya menginginkan tingkat keuntungan yang optimal atas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan adanya informasi publik, investor dapat mereaksi informasi yang berkaitan dengan efisiensi di pasar modal. Jenis pasar modal biasanya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Kegiatan yang dilakukan dalam rangka penawaran umum saham perdana disebut Initial Public Offering (IPO) (Kristiantari, 2012: 13). Penetapan harga saham perdana pada IPO atau saat go public sangat sulit, karena tidak ada harga pasar sebelumnya yang dapat diobservasi untuk dipakai sebagai penetapan penawaran, selain itu kebanyakan dari perusahaan yang akan go public mempunyai sedikit atau bahkan tidak ada pengalaman terhadap penetapan harga saham tersebut. Pada umumnya dalam melakukan 2
penjualan saham di pasar perdana, perusahaan menyerahkannya kepada underwriter yang merupakan perantara antara perusahaan yang membutuhkan dana dengan investor sebagai penyedia dana. Harga saham yang ditawarkan pada saat melakukan IPO merupakan faktor penting yang menentukan berapa besar jumlah dana yang diperoleh perusahaan. Jumlah dana yang diterima emiten adalah perkalian antara jumlah lembar saham yang ditawarkan dengan harga per saham. Saat mulai diperdagangkan, ada dua kemungkinan yang terjadi pada harga saham tersebut yaitu underpricing dan overpricing. Underpricing merupakan fenomena yang menarik karena dialami oleh sebagian besar pasar modal di dunia. Underpricing saat IPO yaitu harga saham hari pertama di pasar sekunder lebih tinggi dari harga saham penawaran perdananya (Apriliani Triani dan Nikmah, 2006: 2). Karena itu seringkali pada pasar perdana (IPO) dijumpai fenomena underpricing. Underpricing adalah selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham di pasar perdana atau pada saat IPO (Syahputra, 2008: 15). Harga saham pada dasarnya merupakan pencerminan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Permasalahannya adalah perusahaan tidak ingin menawarkan saham perdananya dengan harga yang terlalu underpriced (harga terlalu rendah) kepada calon investor degan tujuan mengumpulkan dana lebih besar, sedangkan investor menginginkan untuk memperoleh imbalan dari risiko ketidakpastian yang terdapat dalam pembelian saham perdana (Arifin, 2004: 5). 3
Underpricing di satu pihak menguntungkan investor tetapi di pihak lain akan merugikan emiten karena dana yang dikumpulkan tidak maksimal. Sedangkan fenomena saham yang dikatakan overpricing apabila harga saham di pasar perdana lebih tinggi dari pada di pasar sekunder. Kondisi overpricing tidak menguntungkan investor karena mengakibatkan investor tidak menerima initial return atau return positif yang diterima investor. Harga saham perdana biasanya dipengaruhi oleh biaya emisi di pasar modal. Biaya tersebut meliputi: biaya administrasi, biaya pencatatan awal, biaya untuk mengikuti peraturan pasar yang ditentukan, biaya penerbitan prospektus untuk publikasi, public expose, dan fee akuntan. Oleh karena itu beberapa perusahaan mengalami overpricing karena untuk menutupi biaya-biaya tersebut (Yasa, 2008: 145). Investor di pasar perdana dituntut untuk menggunakan berbagai sumber informasi agar dapat secara wajar menilai harga saham yang ditawarkan pada saat IPO. Salah satu sumber informasi bagi para investor berasal dari pihak manajemen perusahaan yang akan menerbitkan saham. Manajemen perusahaan harus menjelaskan kondisi perusahaan secara menyeluruh sebelum menawarkan sahamnya dengan cara menerbitkan prospektus (Kristiantari, 2012: 6). Prospektus merupakan gabungan antara profil perusahaan dan laporan tahunan yang menjadi sebuah dokumen resmi yang digunakan oleh suatu lembaga atau perusahaan untuk memberikan gambaran tentang saham yang ditawarkan untuk dijual kepada publik. Selain saham, prospektus juga 4
berisikan tentang penjelasan bidang usaha perusahaan, laporan keuangan, biografi dari dewan komisaris dan dewan direksi, informasi terinci mengenai kompensasi mereka, perkara-perkara yang sedang dihadapi perusahaan, daftar aset perusahaan, dan informasi yang bersifat material. Suatu prospektus harus mencakup semua informasi mengenai penawaran umum dari emiten atau perusahaan publik. Prospektus mengenai IPO akan didistribusikan oleh penjamin emisi atau pialang saham kepada investor potensial (Yolana dan Martani, 2005: 539). Salah satu sumber informasi yang relevan untuk digunakan dalam menilai perusahaan yang akan go public adalah laporan keuangan yang terdapat di prospektus. Perusahaan tersebut akan menerbitkan bukan hanya saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus. Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan diatur oleh sebuah bursa saham (Brealey et al., 2008: 414). Informasi prospektus dapat dibagi menjadi dua, yaitu informasi akuntansi dan informasi non akuntansi. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan penjelasan laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan (Tandelilin, 2001: 112). Informasi non akuntansi adalah informasi selain laporan keuangan seperti underwriter, auditor independen, 5
konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, ukuran perusahaan, dan informasi lainnya (Tandelilin, 2001: 112). Dari informasi akuntansi dan non akuntansi dalam prospektus itulah investor dapat menganalisis atau melakukan penilaian terhadap perusahaan tersebut. Hasil analisis atau penilaian prospektus ini dapat digunakan investor untuk membuat berbagai keputusan atau kesimpulan. Misalnya, apakah investor akan membeli saham perusahaan tersebut, apakah prospek perusahaan tersebut bagus, dan apakah harga saham perdana yang ditawarkan relatif sesuai atau wajar dengan kondisi perusahaan. Pada tahun 2005-2012, kondisi pasar modal nasional menjadi menggairahkan. IHSG dan nilai kapitalisasi pasar masing-masing tumbuh 52,08 % dan 59,2% pada tahun 2007. Hal tersebut mendorong perusahaanperusahaan milik swasta maupun pemerintah (Badan Usaha Milik Negara) menuju go public melalui peluncuran saham perdananya ke pasar modal IPO. Diagram 1.1 New Listed Company (IPO) Tahun 2005-2012
Sumber: Statistik Book Bursa Efek Indonesia Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa jumlah emiten baru mengalami kenaikan sepanjang tahun 2007, tercatat 24 perusahaan melakukan penawaran 6
umum saham perdana (IPO). Jumlah ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 100% dibandingkan tahun sebelumnya, dimana jumlahnya sebanyak 12 perusahaan. Pada tahun 2009 terjadi penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 13 perusahaan, tetapi tahun berikutnya mengalami peningkatan lagi seiring dengan banyaknya perusahaan yang melakukan IPO. Contoh kasus mengenai penawaran saham perdana atau penetapan IPO terjadi pada PT. Krakatau Steel. Menurut Harian Kompas pada tanggal 11 November 2010, perusahaan ini adalah salah satu BUMN yang didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970, bertepatan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No. 35 tahun 1970 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Krakatau Steel. Perusahaan ini bergerak di bidang industri baja. PT Krakatau Steel memiliki enam buah fasilitas produksi yang membuat PT Krakatau Steel menjadi satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia. Keenam buah pabrik tersebut menghasilkan berbagai jenis produk baja dari bahan mentah. PT Krakatau Steel go public dengan melepaskan 3.155.000.000 saham baru ke publik dan mencatatkannya di BEI pada 10 November 2010. IPO yang ditawarkan melalui proses book building (penawaran awal) mencatat kelebihan permintaan (oversubscribe) sebanyak 9 kali. Kepemilikan saham PT. KS setelah IPO terbagi menjadi 80% oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya 20% akan dimiliki oleh publik. Dalam penawaran ini, Perseroan menunjuk PT. Bahana Securities, PT. Danareksa Sekuritas dan PT. Mandiri Sekuritas sebagai para penjamin pelaksana emisi. Harga pelaksanaan IPO 7
ditetapkan sebesar Rp. 850 per saham atau total perolehan dana IPO sebesar Rp. 2,681 triliun. IPO PT Krakatau
Steel dinilai tidak transparan dan
akuntabel, baik saat penetapan harga saham maupun penjatahan kuota saham. Harga offering price saham IPO PT Krakatau Steel dianggap terlalu murah sehingga menimbulkan kerugian bagi negara bahkan IPO BUMN industri baja ini ditenggarai bersifat kolutif (Kompas, 2010). Penetapan harga sebesar inilah yang menimbulkan kontroversi di masyarakat mengenai harga saham perdana yang ditawarkan apakah sudah relatif sesuai atau wajar dengan kondisi perusahaan. Pada umumnya para pemilik perusahaan yang akan go public menginginkan agar dapat meminimalisir underpricing. Pentingnya harga saham perdana ini memicu penulis untuk menganalisis lebih lanjut faktor–faktor yang mempengaruhi underpricing
yang diukur dengan
initial return pada perusahaan yang
melakukan IPO di Indonesia. Variabel akuntansi dalam penelitian
ini adalah rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (R. Agus Sartono, 2012: 120). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan melihat efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya.
Rasio
profitabilitas
merupakan
informasi
tingkat
keuntungan yang dicapai perusahaan (Almilia. Informasi ini akan memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektifitas operasional 8
perusahaan. Profitabilitas perusahaan
yang tinggi akan mengurangi
ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Untuk mengukur profitabilitas
digunakan
Return
on Asset
(ROA). ROA
berpengaruh secara signifikan dengan arah koefisien negatif terhadap initial return (Kristiantari, 2012: 10). Selanjutnya, variabel non-akuntansi yang digunakan adalah reputasi auditor dan ukuran perusahaan. Variabel non-akuntansi yang pertama adalah reputasi auditor. Pemeriksaan akuntansi atau audit mengurangi asimetris informasi (information asymmetry) yang ada antara manajemen dan stakeholder perusahaan yang memungkinkan pihak di luar perusahaan untuk memverifikasi validitas laporan keuangan (Kristiantari, 2012: 4). Perusahaan menyewa auditor independen untuk memeriksa kesesuaian laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan, dan memberikan opini atas keabsahannya. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari auditor bereputasi baik atau KAP big four beperan dalam meningkatkan kepercayaan
masyarkat
akan
keakuratan
informasi
yang
disajikan.
Perusahaan dan underwriter yang bereputasi baik akan memilih KAP yang bereputasi baik pula untuk mengurangi risiko underpricing (Helen Sulistio 2005: 91). Reputasi auditor yang semakin tinggi dipercaya akan memberikan kemungkinan yang semakin kecil atas kegagalan perusahaan (Sejati, 2010: 3). Pengujian atas pengaruh reputasi auditor telah dilaksanakan oleh (Johnson 2011: 8) yang menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap initial return. 9
Ukuran perusahaan (size) adalah suatu skala dimana besar kecilnya perusahaan dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain total aset, total ekuitas, nilai pasar saham, dan lain-lain (Irma dkk., 2012: 3). Ukuran perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Ekuitas merupakan tolak ukur besaran atau skala suatu perusahaan. Biasanya perusahaan besar mempunyai ekuitas yang besar pula nilainya. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian (certainty) yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan. Hal tersebut dapat membantu investor memprediksi risiko yang mungkin terjadi. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap underpricing (Yolana dan Martani, 2005: 11). Dalam penelitian Chastina Yolana dan Dwi Martani (2005) menjelaskan ukuran perusahaan terbukti mendukung teori uncertainty of company value yaitu ketidakpastian nilai perusahaan di masa datang akan membuat investor ragu-ragu mengivestasikan uangnya di saham emiten. Berdasarkan hasil penelitian–penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
menguji kembali variabel-variabel yang memiliki
kemampuan data yang signifikan dalam membentuk model initial return di Indonesia. Sehingga penulis memilih judul penelitian tentang “Pengaruh Return on Asset, Reputasi Auditor, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Initial Return (Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial 10
Public Offering di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2012)”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Yolana dan Martani (2005) serta Apriliani Triani dan Nikmah (2006) yang tidak menggunakan variabelvariabel keuangan. Perbedaan penelitian ini adalah menambahakan variabel inependen dengan menggunakan rasio profitabilitas yaitu ROA.
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Apakah terdapat underpricing pada IPO di BEI?
2.
Bagaimana pengaruh ROA terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan IPO?
3.
Bagaimana pengaruh reputasi auditor terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan IPO?
4.
Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap initial return pada perusahaan yang melakukan IPO?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian a.
Penelitian ini menganalisis underpricing pada IPO di BEI.
b.
Penelitian ini menguji pengaruh ROA terhadap initial return.
c.
Penelitian ini menguji pengaruh reputasi auditor terhadap initial return.
11
d.
Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap initial return.
2.
Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah: a.
Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi saran untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing/initial return saham IPO, serta dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan selama kuliah.
b.
Bagi investor/calon investor di pasar modal, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengambilan keputusan investasi pada saat IPO.
c.
Bagi perusahaan, dapat dijadikan referensi dalam menentukan harga yang tepat pada saat IPO.
d.
Bagi bidang akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dan dasar untuk melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai saham IPO dan pengetahuan dalam bidang pasar modal.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil 1.
Pasar Modal Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat pasar modal perusahaan (Irham Fahmi, 2012: 55). Pasar modal merupakan alternatif mengenai pembiayaan pembangunan, modal yang didapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Di pasar modal yang diperjualbelikan adalah kepemilikan perusahaan dan surat pernyataan utang suatu perusahaan. Kepemilikan ini berupa surat efek atau surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, setiap derivatif dari efek seperti warrant dan opsi, efek beragun aset, dan sertifikat penitipan efek Indonesia. Perusahaan yang memerlukan dana memandang pasar modal sebagai alat untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari sektor perbankan.
13
13
Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jenis–jenis pasar modal tersebut ada dua macam, yaitu: a.
Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana merupakan penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Pasar perdana adalah jenis pasar pada pasar modal dimana saham dan sekuritas lainnya dijual pertama kali pada masyarakat sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa (Kristiantari, 2012: 13). Kegiatan ini disebut penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) (Kristiantari, 2012:13). Pada pasar perdana, hasil penjualan saham keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan. Dalam pasar primer, proses penjualan saham atau obligasi dikoordinasi oleh underwriter. Underwriter yang memegang peran dalam proses penawaran umum mulai dari proses pernyataan pendaftaran, penyusunan dan penyebaran prospektus, penetapan harga, sampai dengan pencatatan di bursa (listing). Seringkali keberhasilan emisi saham atau obligasi dipengaruhi oleh reputasi dan pengalaman penjamin emisi. Keberhasilan suatu emisi ditandai dengan terjadinya kelebihan permintaan (oversubscribed) pada saat 14
penawaran umum. Untuk kasus tertentu, terkadang pasar perdana surat-surat berharga dari suatu perusahaan sering tidak banyak diketahui oleh publik karena penjualannya kepada investor atau pembeli utama dilakukan secara tertutup (Dahlan Siamat, 2005: 24). Bila diklasifikasikan, lembaga penunjang pasar perdana terdiri dari underwriter, akuntan publik, notaris, agen penjual dan perusahaan penilai (Dahlan siamat, 2005: 490-491). b.
Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Oleh karena itu pasar sekunder merupakan tempat di mana saham dan sekuritas lain diperjual-belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Pasar sekunder adalah pasar perdagangan efek antar investor dilakukan melalui anggota bursa (setelah pasar perdana) sehingga tercipta likuiditas efek tersebut (Suhartono dan Qudsi, 2009: 139). Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Perdagangan pasar sekunder, bila dibandingkan dengan perdagangan pasar perdana mempunyai volume perdagangan yang jauh lebih besar. Hasil penjualan saham pada pasar sekunder biasanya tidak lagi masuk modal perusahaan, melainkan masuk ke dalam kas para pemegang saham yang bersangkutan. 15
Pasar sekunder memiliki dua fungsi yang pertama untuk mempermudah penjualan instrumen keuangan untuk mendapatkan dana sehingga dapat menyebabkan instrumen keuangan untuk mendapatkan
dana
sehingga
dapat
menyebabkan
instrumen
keuangan menjadi lebih likuid. Semakin likuid surat-surat berharga semakin diminati investor. Kedua, pasar sekunder menentukan harga surat-surat berharga yang dijual oleh perusahaan penerbit di pasar perdana. Pembentukan harga di pasar sekunder dipengaruhi oleh oleh mekanisme pasar. Investor hanya akan membeli surat-surat berharga yang ditawarkan di pasar perdana dengan harga yang mungkin dapat memberi keuntungan di pasar sekunder (Dahlan siamat, 2005: 25). Lembaga yang menjadi penunjang di pasar sekunder terdiri dari pedagang efek, perantara pedagang efek (broker), perusahaan efek biro dan biro administrasi efek (Dahlan siamat, 2005: 492). 2. Struktur Pasar Modal di Indonesia Pasar modal sangat erat hubungannya dengan perkembangan perekonomian suatu negara dan perekonomian sangat dipengaruhi oleh stabilnya politik. Struktur pasar modal Indonesia telah diatur
dalam
Undang-Undang No.8/1995 tentang Pasar Modal Indonesia (UUPM). Berdasarkan ketentuan dalam UUPM, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melaksanakan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari pasar modal (Ahmad Rodoni, 2005: 119). 16
Menteri Keuangan
Bapepam-LK
Lembaga Kriling dan Penjamin (LKP)
Bursa Efek
Perusahaan Efek Lembaga Penunjang - Penjamin - Biro Administrasi Emisi Efek - Pedagang - Bank Kustodian Perantara Efek - Wali Amanat - Manajer - Penasihat Investasi Pemeringkat Efek Investasi Sumber: Ahmad Rodoni- (2005: 120)
Lembaga Penyimpanan dan Penyeleseaian (LPP)
Provesi Penunjang - Akuntan - Konsultasi Hukum - Penilai - Notaris
Emiten - Perusahaan Publik - Reksa Dana
Gambar. 2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia
Sumber: Ahmad Rodoni (2005: 120)
3.
Initial Public Offering (IPO) Salah satu keinginan perusahaan pada saat ingin berekspansi adalah mendapatkan tambahan dana serta bisa memperkenalkan perusahaan yang
dimiliki
ke
publik
secara
jauh
lebih
transparan
dan
bertanggungjawab. Sarana untuk mewujudkan semua itu salah satunya dapat dilakukan melalui keputusan go public. Go public adalah 17
perusahaan telah memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik dan siap untuk dinilai oleh publik secara terbuka (Jogiyanto, 2007: 16). Go public atau penawaran umum merupakan kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual sekuritas kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur undang-undang dan peraturan pelaksanaannya (Tandelilin, 2001: 35). Saat pertama kali perusahaan go public sering disebut dengan Initial Public Offering (IPO). Perusahaan yang membutuhkan dana dapat melakukan penerbitan surat berharga seperti saham (stock), obligasi (bond), dan sekuritas lainnya untuk meningkatkan modal perusahaan. Sekuritas tersebut yang dijual ke publik melalui bankir investasi (underwriter) dalam pasar yang disebut pasar perdana (primary market). Terdapat dua jenis saham biasa (common stock) yang diterbitkan melalui melalui pasar perdana (Bodie et al., 2008: 86). Pertama, penawaran perdana (IPO) adalah saham perusahaan yang awalnya berbentuk perseroan terbatas (Bodie et al., 2008: 86). Kedua, saham baru musiman (seasoned new issues) ditawarkan oleh perusahaan yang sudah pernah menerbitkan saham (Bodie et al., 2008: 86). IPO merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana. Setelah saham dijual di pasar perdana kemudian saham tersebut di daftarkan di pasar sekunder (listing). Dengan mendaftarkan saham tersebut di bursa, saham tersebut mulai dapat diperdagangkan di bursa efek bersama dengan efek yang lain. 18
Menurut Ang (1997) dalam Kristiantari (2012: 15-17), dalam proses IPO calon emiten harus melewati empat tahapan yaitu: a.
Tahap Persiapan Kegiatan mempersiapkan
yang segala
dilakukan
pada
tahapan
ini
sesuatu
yang
dibutuhkan
adalah sebelum
mengajukan pernyataan pendaftaran ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Dalam tahapan ini, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan langkah awal untuk mendapat persetujuan pemegang saham mengenai rencana go public. Anggaran dasar perseroan juga harus diubah sesuai dengan anggaran dasar perusahaan publik. Kegiatan lain dalam tahapan ini antara lain menunjuk underwriter serta lembaga dan profesi pasar modal yang dibutuhkan seperti akuntan publik, konsultan hukum, penilai, notaris, dan lainnya. Kegiatan terakhir dalam tahap ini adalah perusahaan mengadakan perjanjian pendahuluan dengan bursa efek untuk mencatatkan saham perseroan guna diperdagangkan di pasar sekunder dan perjanjian pendahuluan dengan underwriter. b.
Tahap Pemasaran Langkah penting yang dilakukan pada tahapan ini antara lain: 1) Due dilligence meeting yaitu pertemuan dengar pendapat antara calon emiten dan underwriter dimana dilakukan pertukaran informaasi yang dimiliki kedua belah pihak sehingga emiten 19
mampu menjawab pertanyaan yang nantinya diajukan oleh investor. 2) Public
expose
merupakan
tindakan
pemasaran
kepada
masyarakat pemodal dengan mengadakan pertemuan untuk mempresentasikan dan menyebarkan informasi penawaran saham kepada investor. Rangkaian public expose yang dilakukan secara berkesinambungan dari satu lokasi ke lokasi lainnya disebut istilah roadshow, dimana calon emiten dapat menyebarkan info memo dan prospektus awal. 3) Book building merupakan proses pengumpulan jumlah saham yang diminati investor atau investor yang sudah menyatakan kesediaan untuk membeli sejumlah saham pada harga tertentu. 4) Penentuan harga perdana yang dilakukan antara underwriter dan calon emiten. c.
Tahap Penawaran Umum Pada tahap ini, calon emiten menerbitkan prospektus ringkas di dua media cetak yang berbahasa Indonesia, dilanjutkan dengan penyebaran prospektus perusahaan lengkap final, penyebaran FPPS (Formulir Pemesanan Pembeli Saham), menerima pembayaran, melakukan penjatahan, membayar kembali (refund) dan akhirnya penyerahan Surat Kolektif Saham (SKS) bagi pihak yang memperoleh penjatahan saham.
20
d.
Tahap Perdagangan di Pasar Sekunder Tahap ini meliputi tahapan melakukan pendaftaran ke bursa efek untuk mencatatkan sahamnya sesuai dengan ketentuan. First issue adalah pencatatan saham yang ditawarkan kepada publik pada saat IPO yang biasanya berjumlah sekitar 10% sampai dengan 40% sedangkan sisa saham belum dapat diperdagangkan sampai perusahaan melakukan pencatatan saham tersebut. Terdapat dua cara pencatatan sisa saham tersebut agar dapat diperdagangkan di pasar sekunder yaitu, partial listing, dimana perusahaan melakukan pencatatan sahamnya secara secara partial (sebagian) dan company listing, dimana perusahaan mencatatkan seluruh sisa saham yang dimilkinya sehingga seluruh saham dapat diperdagangkan di pasar saham. Proses IPO Perusahaan yang pertama kali menawarkan sahamnya ke publik disebut melakukan penawaran perdana (IPO). Sebelum perusahaan go public, awalnya saham–saham perusahaan tersebut dimiliki oleh manajer-manajernya, sebagian lagi oleh pegawai–pegawai kunci dan hanya sejumlah kecil yang dimiliki oleh investor. Keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan publik (go public) merupakan suatu keputusan yang tidak tanpa perhitungan yang matang karena dengan go public perusahaan dihadapkan pada beberapa konsekuensi langsung baik yang bersifat menguntungkan (benefits) maupun yang merugikan. Manfaat dari melakukan go 21
public menurut Jogiyanto (2007) dalam Kristiantari (2012: 17) adalah: 1) Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang. 2) Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham. 3) Nilai pasar perusahaan diketahui. Disamping manfaat yang diperoleh perusahaan melalui go public, terdapat beberapa kerugian go public, diantaranya adalah: 1) Biaya laporan yang meningkat. 2) Untuk perusahaan yang sudah going public, setiap kuartal dan tahunnya harus menyerahkan laporan–laporan kepada regulator. Laporan–laporan ini sangat mahal terutama untuk perusahaan yang ukurannya kecil. 3) Pengungkapan (disclosure) informasi kepada publik maupun pesaing. 4) Beberapa pihak di dalam perusahaan umumnya keberatan dengan ide pengungkapan. Manajer tidak mau mengungkapkan semua informasi yang dimiliki karena dapat digunakan oleh pesaing. Sedangkan pemilik tidak mau mengungkapkan informasi tentang saham yang dimilikinya karena publik akan mengetahui besarnya kekayaan yang dipunyai. 5) Ketakutan untuk diambil alih. 6) Manajer perusahaan yang hanya mempunyai hak veto kecil akan khawatir jika perusahaan going public. Manajer perusahaan 22
publik dengan hak veto yang rendah umumnya diganti dengan manajer baru jika perusahaan diambil alih. 4. Underpricing Underpricing adalah suatu kondisi dimana secara rata–rata harga pasar perusahaan yang baru go public, biasanya dalam hitungan hari atau minggu, lebih tinggi dibandingkan dengan harga penawarannya (Yolana dan Martani, 2005: 38). Kebalikan dari underpricing adalah overpricing, yaitu suatu kondisi dimana harga pasar saham yang baru ditawarkan secara rata–rata cenderung lebih rendah dibandingkan dengan harga penawarannya (Yasa, 2008: 15). Fenomena terjadinya underpricing dijumpai di hampir semua pasar modal yang ada di dunia. Underpricing merupakan biaya tidak langsung (indirect cost) bagi perusahaan yang melakukan IPO (Brealey et al., 2008: 416). Artinya, bila harga saham dapat diterima di pasar dengan harga yang lebih tinggi, kenapa tidak dijual pada harga tersebut, yaitu harga pada saat penutupan hari pertama di pasar sekunder (Brealey et al., 2008: 416). Underpricing disebabkan oleh penetuan harga saham saat IPO yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder pada waktu jangka pendek. Underpricing akan menyebabkan transfer kemakmuran dari pemilik kepada investor (Beatty, 1989: 18). Apabila terjadi underpricing, dana yang diperoleh perusahaan dari go public tidak maksimum dan memberikan keuntungan bagi investor. Underpricing terjadi karena adanya selisih positif antara harga saham di pasar sekunder 23
dengan harga saham pada saat IPO (Suyatmin dan Sujaadi, 2008: 12). Apabila underpricing terjadi, maka investor berkesempatan memperoleh abnormal return berupa initial return positif. Menurut Husnan (2003: 274) abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Pihak investor lebih mengharapkan tingginya underpricing karena dengan demikian para investor dapat menerima initial return. Initial return adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana (IPO) dengan harga jual saham bersangkutan di hari pertama di pasar sekunder (Ismiyanti dan Armansyah, 2010: 11). Setiap investor menginginkan return yang maksimal dari investasinya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Melalui pasar sekunder para investor berusaha untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan faktor risiko yang mungkin muncul atas alternatif investasi yang dipilih (Ismiyanti dan Armansyah, 2010: 11). Risiko yaitu peluang bahwa hasil aktual yang diperoleh dari suatu investasi berbeda dari hasil yang diharapkan, khususnya jika hasil aktual lebih kecil dari hasil yang diharapkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan 24
yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan. Naik turun pada harga saham juga dapat ditemui pada return. Ada banyak faktor yang mempengaruhi return ini. Investor menggunakan informasi akuntansi dan non akuntansi untuk dapat menganalisis initial return. 5.
Return on Assets (ROA) Rasio profitabilitas mengindikasikan seberapa efektis keseluruhan perusahaan dikelola (Pearce dan Robinson, 2007: 241). Rasio profitabilitas menggambarkan seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Menurut Brigham dan Houston (2009: 107) rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil-hasil operasi. Rasio profitabilitas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya serta menunjukkan kemampuan perusahaan untuk going concern. profitabilitas
untuk
Return on Asset (ROA) merupakan rasio mengukur
kemampuan
manajemen
dalam
menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2010: 115). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset perusahaan untuk memperoleh laba. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba dengan rata-rata aset yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun rumus ROA yaitu: 25
Sumber: Kasmir (2010: 115)
Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat kembalian akan semakin besar (Brigham dan Houston, 2009: 107). Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena dapat memberikan keuntungan (return) yang besar bagi investor. Dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap return saham yang akan diterima oleh investor. 6.
Reputasi Auditor Pemeriksaan akuntansi atau audit adalah pemeriksaan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Boynton et al., 2006: 6). Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap
26
laporan keuangan. Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi atau salah saji material. Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor mengenai laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Auditor yang memiliki reputasi yang baik maka akan memberikan hasil audit yang semakin baik (Almilia dan Devi, 2007: 9). Reputasi auditor yang baik adalah auditor yang berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Ikhsan dkk., 2012: 5). Dalam dunia profesi akuntan publik dikenal KAP kelompok besar atau sering disebut dengan big four, dan non big four. Maka KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan big four juga disebut KAP big four, dan yang lain disebut kelompok KAP sedang dan kelompok KAP kecil. Sebenarnya pengelompokan ini bersifat informal dan lebih banyak diukur bukan dari jumlah penghasilannya tetapi dari jumlah auditornya (Adityasih, 2010). Berdasarkan data dari Departemen Keuangan per tahun 2008, jumlah KAP di Indonesia adalah 389 KAP, yang bila diukur berdasarkan jumlah auditornya adalah sebagai berikut: a.
4 KAP dengan jumlah professional staff diatas 400 orang. 27
b.
13 KAP dengan jumlah professional staff antara 100-400 orang.
c.
372 KAP dengan jumlah professional staff dibawah 100 orang. KAP di Indonesia bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik
Asing atau Organisasi Akuntan Asing. Mereka membentuk jejaring (network) yang di koordinasikan oleh suatu non-profit entity. Kerja sama ini meliputi brand image, quality control, knowledge management training, global staff mobility dan lain-lainnya. Bentuk kerja sama lainnya adalah dalam bentuk asosiasi, yang disebut Association of Independent Accounting Firm (AIF), dimana masing-masing KAP yang menjadi anggota dapat memilih sendiri manfaat apa yang diinginkan. Kerja sama internasional ini bagi KAP Indonesia dapat berpengaruh langsung kepada kualitas audit karena adanya transfer of knowledge atau hanya merupakan brand strategy (Adityasih, 2010). Ukuran KAP, jenis klien dan jenis hubungan internasionalnya akan membentuk karakteristik lingkungan kerja untuk masing-masing kelompok KAP, yang akan berperan dan berpengaruh pada kualitas audit. Menurut Arens et.al., (2010: 11) terdapat 4 (empat) kategori ukuran Kantor Akuntan Publik di Amerika Serikat, antara lain: (1) Kantor Akuntan Publik Internasional, (2) Kantor Akuntan Publik Nasional, (3) Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional, dan (4) Kantor Akuntan Publik Kecil. Di Indonesia KAP dikategorikan menjadi dua berdasarkan reputasinya, yaitu: a.
KAP yang berafiliasi dengan The Big Four: 28
b.
KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four dari tahun 2005-2012
Tahun 2005
a) Price
Water
House
Coopers
(PWC),
dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan. b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Ramli Satrio dan Rekan. c) Klynveld
Peat
International,
Marwick
dengan
Goerdeler
partnernya
di
(KPMG) Indonesia
Siddharta dan Widjaja. d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. Tahun 2006
a) Price
Water
House
Coopers
(PWC),
dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan. b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Ramli Satrio dan Rekan. c) Klynveld
Peat
International,
Marwick
dengan
Goerdeler
partnernya
di
(KPMG) Indonesia
Siddharta dan Widjaja. d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. Tahun 2007
a) Price
Water
House
Coopers
(PWC),
dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.
29
b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. c) Klynveld
Peat
International,
Marwick
dengan
Goerdeler
partnernya
di
(KPMG) Indonesia
Siddharta dan Widjaja. d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. Tahun 2008
a) Price
Water
House
Coopers
(PWC),
dengan
partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan. b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. c) Klynveld
Peat
International,
Marwick
dengan
Goerdeler
partnernya
di
(KPMG) Indonesia
Siddharta dan Widjaja. Ernst and Young (EY), dengan
partnernya
di
Indonesia
Purwantono,
Sarwoko dan Sandjaja. Tahun 2009
a) Price
Water
House
Coopers
(PWC),
dengan
partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. c) Klynveld
Peat
Marwick
Goerdeler
(KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia yaitu 30
Siddharta, dan Widjaja. d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. Tahun 2010
a) Price
Water
House
Coopers
(PWC),
dengan
partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. c) Klynveld
Peat
Marwick
Goerdeler
(KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia yaitu Siddharta dan Widjaja. d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Suherman & Surja. Tahun 2011
a) Price
Water
House
Coopers
(PWC),
dengan
partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan. c) Klynveld
Peat
Marwick
Goerdeler
(KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia yaitu Siddharta dan Widjaja. d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Suherman & Surja. 31
Tahun 2012
a) Price Water House Coopers (PWC), dengan partnernya di Indonesia Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. b) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Eny. c) Klynveld
Peat
Marwick
Goerdeler
(KPMG)
International, dengan partnernya di Indonesia yaitu Siddharta dan Widjaja. d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Suherman dan Surja.
Auditor yang mempunyai reputasi tinggi, akan mempertahankan reputasinya dengan memberikan kualitas yang tinggi terhadap hasil auditannya (Kristiantari, 2012: 23). Jika kualitas pengauditannya tinggi, maka auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga oleh klien (emiten). Penggunaan auditor yang profesional dijadikan sebagai tanda terhadap kualitas perusahaan emiten. Dengan memakai auditor profesional akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar saham. Perusahaan akan memakai auditor yang berkualitas atau mempunyai reputasi tinggi agar investor tertarik untuk membeli sahamnya karena sudah terjamin atau merasa aman untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut. Dengan kata lain, reputasi auditor yang baik mengurangi terjadinya underpricing saham. 32
7.
Ukuran Perusahaan Ukuran
perusahaan
merupakan
pengukur
besar
kecilnya
perusahaan. Ukuran perusahaan menjadi penting ketika perusahaan melakukan go public. Ukuran perusahaan dapat digunakan sebagai proksi ketidakpastian terhadap keadaan perusahaan dimasa yang akan datang. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat menjadi gambaran prospek perusahaan ke depan (Ismiyanti dan Armansyah, 2010: 30). Perusahaan besar lebih banyak disorot oleh investor dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung menjaga citra perusahaan dengan cara memilih kantor akuntan publik besar untuk mengaudit laporan keuangannya (Widiawan, 2011: 16). Perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Dari sisi tenaga kerja, dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan tenaga kerja akan semakin besar. Hal ini berarti program tanggung jawab sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan diungkapkan dalam laporan tahunan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Almilia dan Devi, 2007:4). Semakin besar total aset, ekuitas, dan penjualan maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar aset maka semakin banyak ekuitas yang ditanam, 33
semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal dalam masyarakat (Wijayani, 2011: 23). Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.
B. Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai underpricing saham IPO sudah pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian mengenai underpricing di Indonesia antara lain dilakukan oleh Trisnawati (1998) yang melakukan penelitian di Bursa Efek Jakarta dengan sampel 47 perusahaan yang melakukan IPO tahun 1994-1995 yang membuktikan bahwa hanya umur perusahaan yang berpengaruh signifikan (positif) pada initial return. Sedangkan Daljono (2000) dengan data perusahaan yang melakukan IPO tahun 1990-1997 di BEJ menemukan bahwa reputasi penjamin emisi dan financial leverage berpengaruh positif signifikan pada initial return. Abdullah (2000) dengan sampel 50 perusahaan tahun 1995-2000, menemukan bahwa variabel besaran perusahaan, profitabilitas perusahaan (ROE), jenis industri manufaktur (dummy), dan persentase saham yang ditawarkan pada publik secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada initial return. Sedangkan ketika dilakukan pengujian parsial atau terpisah, hanya variabel jenis industri dan profitabilitas (ROE) yang berpengaruh signifikan pada initial return. 34
Penelitian lainnya dilakukan oleh Sandhiaji (2004) dengan sampel perusahaan manufaktur yang melakukan IPO tahun 1996-2002, membuktikan bahwa reputasi underwriter, ROA, umur perusahaan, ukuran perusahaan, berpengaruh signifikan negatif pada underpricing. Sedangkan jumlah saham yang ditahan oleh pemilik lama (ownership
retention) dibuktikan
berhubungan positif dengan underpricing, dan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan pada underpricing. Yolana dan Martani (2005) berdasarkan data tahun 1994–2001, menemukan bahwa variabel rata-rata kurs dan ROE berpengaruh signifikan positif pada initial return. Sedangkan ukuran perusahaan dan jenis industri berpengaruh signifikan negatif pada initial return. Variabel reputasi underwriter ditemukan tidak berpengaruh pada initial return. Helen Sulistio (2005) melakukan penelitian berasal dari kategori manufaktur dan non manufaktur yang masing-masing sejumlah 22 perusahaan yang melakukan IPO tahun 1998 sampai dengan 2003. Hasil penelitiannya adalah dari variabel-variabel akuntansi yang terdiri dari size, Earning per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), tingkat leverage, persentase pemegang saham lama, reputasi auditor, reputasi underwriter hanya tingkat leverage dan persentase pemegang saham lama yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap initial return. Gerianta (2008) melakukan penelitian dengan sampel seluruh perusahaan yang melakukan IPO tahun 1990–2001. Hasil penelitiannya
35
adalah reputasi underwriter dan profitabilitas perusahaan (ROA) berpengaruh signifikan (negatif) pada initial return.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya Peneliti No
Metode
Variabel
Hasil Penelitian
(tahun) ROE berpengaruh signifikan negatif, Besaran perusahaan, Analisis Abdullah 1
Jenis industri ROE, Jenis industri,
regresi (2000)
berpengaruh % Saham yang
berganda
positif signifikan ditawarkan terhadap underpricing Umur perusahaan berpengaruh Umur perusahaan,
signifikan negatif,
Reputasi auditor,
Reputasi penjamin
Reputasi penjamin
emisi berpengaruh
emisi
signifikan negatif
Analisis Rosyati dan 2
regresi Sabeni (2002) berganda
terhadap underpricing 3
Shandhiaji
Analisis
Reputasi underwriter,
Reputasi 36
Peneliti No
Metode
Variabel
Hasil Penelitian
regresi
Reputasi auditor,
underwriter
berganda
Jumlah saham yang
berpengaruh
ditahan pemilik,
signifikan negatif,
ROA, Umur
Jumlah saham
perusahaan, Ukuran
yang ditahan
perusahaan
pemilik
(tahun) (2004)
berpengaruh positif signifikan, ROA berpengaruh signifikan negatif, Umur perusahaan berpengaruh signifikan negatif, Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing Helen Sulistio
Analisis
Initial Return ,size,
Tingkat leverage
(2005)
regresi
Earning per Share
dan persentase
4
37
Peneliti No
Metode
Variabel
Hasil Penelitian
berganda
(EPS), Price
pemegang saham
Earnings Ratio
lama
(PER),tingkat
mempengaruhi
leverage, persentase
initial return
pemegang saham
secara statistik
lama, reputasi
signifikan
(tahun)
auditor, reputasi underwriter Rata-rata kurs berpengaruh positif signifikan, size berpengaruh signifikan negatif, Analisis
Reputasi underwriter,
Yolana dan 5
ROE berpengaruh regresi
rata-rata kurs, size,
Martani (2005)
signifikan negatif, berganda
ROE, jenis industri dan jenis indutri berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing
6
Gerianta
Analisis
Reputasi auditor,
Reputasi 38
Peneliti No
Metode
Variabel
Hasil Penelitian
regresi
Reputasi underwriter,
underwriter
berganda
Umur perusahaan , %
berpengaruh
Saham yang
signifikan negatif,
ditawarkan, ROA,
ROA berpengaruh
Financial Leverage,
signifikan negatif
Solvability ratio,
terhadap
Ukuran perusahaan,
underpricing
(tahun) (2008)
Kepemilikan pemerintah Hasil menyatakan bahwa Underpricing in Guray
Analisis
peningkatan harga Turkey, peningkatan
7
Kucukkoucaglu
regresi
saham lebih baik harga saham, dan
(2008)
berganda
dibandingkan informasi pasar informasi pasar dari underpricing
C. Kerangka Berpikir Saham IPO merupakan salah satu instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal. Emiten atau perusahaan menerbitkan saham 39
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada saat perusahaan akan melakukan go public. Saham yang diterbitkan pada saat perusahaan melakukan go public biasa disebut saham perdana (IPO). Harga saham yang ditawarkan pada saat melakukan IPO merupakan faktor penting yang menentukan berapa besar jumlah dana yang diperoleh perusahaan. Penetapan harga saham perdana pada IPO atau saat go public sangat sulit, karena tidak ada harga pasar sebelumnya yang dapat diobservasi untuk dipakai sebagai penetapan penawaran, selain itu kebanyakan dari perusahaan yang akan go public mempunyai sedikit atau bahkan tidak ada pengalaman terhadap penetapan harga saham tersebut. Oleh karena itu, sering terjadi underpricing pada penetapan harga saham IPO. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Return on Asset (ROA), reputasi auditor, dan ukuran perusahaan terhadap initial return.
40
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
BEI
Perusahaan Go Public
IPO
Variabel Dependen Initial Return
Variabel Independen 1. Return On Asset 2. Reputasi Auditor 3. Ukuran Perusahaan
Uji Regresi Berganda
Normalitas
Multikolinearitas
Autokorelasi
Heteroskedastisitas
Analisis Model Regresi
Uji F (Simultan)
Uji t (Parsial)
Koefisien Determinasi
Interpretasi
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut: 41
1.
Return on Asset (ROA) dengan Initial Return ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu estimasi rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba bagi peruusahaan. Profitabilitas memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk going concern (Purwaningsih, 2008: 8). ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aset yang dimilikinya. Nilai ROA yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba di masa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian perusahaan di masa yang akan datang, dan sekaligus mengurangi ketidakpastian IPO, sehingga akan mengurangi underpricing (Kristiantari, 2012: 43). Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1993), Abdullah (2000) dan Sandhiaji (2004) telah membuktikan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh signifikan negatif pada underpricing. Dengan demikian diajukan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 1 : Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return.
2.
Reputasi Auditor dengan Initial Return Reputasi auditor berpengaruh pada kredibilitas laporan keuangan ketika suatu perusahaan go public. Auditor yang bereputasi tinggi dapat 42
digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten (Holland dan Horton, 1993). Emiten yang memilih untuk menggunakan auditor yang berkualitas akan dinilai positif oleh investor yaitu emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospeknya di masa mendatang. Hal ini berarti penggunaan auditor yang memiliki reputasi tinggi akan mengurangi ketidakpastian pada masa mendatang (Kristiantari, 2012: 41). Ketidakpastian yang rendah berasosiasi dengan tingkat underpricing yang rendah. Hasil penelitian Beatty (1989) berhasil membuktikan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan negatif pada underpricing. Oleh karena itu diajukan hipotesis sebagai berikut. Hipotesis 2 : Reputasi auditor berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return. 3.
Ukuran Perusahaan dengan Initial Return Perusahaan
yang berskala besar
cenderung lebih dikenal
masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor daripada perusahaan berskala kecil. Tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon investor mengenai masa depan perusahaan emiten dapat diperkecil apabila informasi yang diperolehnya banyak dengan demikian kecilnya tingkat risiko investasi perusahaan berskala besar dalam jangka panjang. Dengan rendahnya tingkat ketidakpastian perusahaan berskala besar maka akan menurunkan tingkat underpricing dan kemungkinan 43
initial return yang akan diterima investor akan semakin rendah oleh karena itu diduga semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin kecil underpricing. Menurut Yolana dan Martani (2005: 9) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing. Hipotesis 3 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return.
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel independen terdiri dari Return on Asset (ROA), reputasi auditor dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen, yaitu Initial Return pada Initial Public Offering (IPO) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang mengalami underpricing saat melakukan IPO di BEI dari tahun 2005-2012. Periode pengamatan dari 2005-2012 dipilih dikarenakan pada periode tersebut terdapat berbagai peristiwa yang terjadi di dunia dan khususnya Indonesia diantaranya terjadi sejumlah bencana baik faktor alam maupun faktor kecelakaan, misalnya kecelakaan sejumlah pesawat terbang, terjadi reshuffle kabinet khususnya dibidang ekonomi, ada tekanan-tekanan inflasi dunia karena pelonjakan harga minyak, masuknya modal asing secara signifikan dan adanya krisis dunia yang berawal dari Amerika Serikat dan dampaknya terus terasa hingga saat ini selain itu adanya perdagangan bebas ASEAN-China atau disebut juga ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) pada tahun 2012 yang lebih menguasai pasar Indonesia.
45
45
B. Metode Penentuan Sampel Sampel yang diambil untuk keperluan penelitian ini menggunakan metode adalah purposive sampling, yang berarti pemilihan sampel secara tidak acak yang disesuaikan dengan tujuan dan target tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-fator apa saja yang mempengaruhi underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI. Sampel penelitian ini diambil dari 144 perusahaan yang melakukan IPO di BEI periode tahun 2005 sampai 2012, namun hanya 117 perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian. Hal ini dikarenakan 27 perusahaan tidak memenuhi kriteria untuk menjadi sampel penelitian. Adapun kriteria tersebut sebagai berikut: 1.
Perusahaan melakukan IPO pada periode 2005 sampai 2012 dan terdaftar di BEI.
2.
Perusahaan yang mengalami underpricing pada IPO.
3.
Perusahaan yang memiliki informasi ketersediaan data yang digunakan dalam penelitian.
4.
Perusahaan dengan nilai ROA positif.
C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX), jurnal, literatur, dan internet. Data yang digunakan telah memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan, meliputi: 46
1.
Daftar efek yang melakukan IPO di BEI.
2.
Laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan pada tahun perusahaan melakukan IPO pada periode 2005-2012.
3.
Prospektus perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2005-2012.
4.
Data perkembangan harga saham harian pada saat perusahaan melakukan IPO pada periode 2005-2012.
5.
IDX Fact Book pada periode 2005-2012.
6.
IDX Statistic Book pada periode 2005-2012.
D. Metode Analisis Data 1.
Menghitung Initial Return (IR) Keuntungan permulaan berlebih (initial return), yaitu selisih antara harga saham pada hari pertama penutupan (closing price) dengan harga penawaran perdana (offering price) dibagi dengan harga penawaran perdana (offering price) dikali 100%. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Suyatmin dan Sujadi, 2006: 21-22): IR = [(Pt1-Pt0)/ Pt0] x 100%
2.
Uji-t Satu Sampel (One Sample t-test) Uji-t satu sampel (one sample t-test) digunakan untuk menguji purata (mean) dari satu sampel tunggal terhadap suatu purata acuan (μ0) dengan asumsi data terdistribusi normal (Uyanto, 2006: 77). Dalam penelitian ini objek yang akan diuji menggunakan uji-t satu sampel ini adalah seluruh IPO saham perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 47
2012 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini akan menguji apakah telah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2012 dengan α = 0,05. Jika hal ini terjadi, maka nilai initial return perusahaan akan lebih tinggi dari rata-rata μ0 = 0, karena itu digunakan uji hipotesis satu sisi (one sided atau one tailed test) untuk sisi atas (upper tailed) dengan hipotesis: H0 : μ ≤ 0 Ha : μ > 0 Keputusan yang didapatkan apakah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2012. Kriteria pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: Jika P-value < α, maka H0 ditolak Jika P-value ≥ α, maka H0 tidak dapat ditolak 3.
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda (multiple regression) yaitu untuk mengetahui pengaruh perubahan variabel independen terhadap dependen baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah: Y = α0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dimana: Y
= Initial Return 48
X1
= Return on Asset
X2
= Reputasi Auditor
X3
= Ukuran Perusahaan
α0
= Konstanta
e
= Nilai residual atau pengganggu
β
= Koefisien Regresi Sebelum dilakukan pengujian dengan regresi berganda, variabel-
variabel penelitian diuji dengan asumsi klasik atau bisa dikenal dengan uji BLUE (Best Linear Unbiased Estimate) yaitu data terdistribusi normal (uji normalitas), tidak terjadinya heterokedasitas, tidak terjadinya autokorelasi dan todak terjadinya multikolinearitas (Suyatmin dan Sujadi, 2006: 22). Uji asumsi klasik terdiri dari pengujian-pengujian sebagai berikut: a.
Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual (e) di dalam suatu persamaan memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Imam Ghozali, 2012: 160).
49
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Imam Ghozali, 2012: 163): 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik KolmogorovSmirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis (Imam Ghozali, 2012: 164): H0: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal b.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas 50
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2012: 139). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara variabel dependen dan residualnya dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisis (Imam Ghozali, 2012: 139): 1) Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan di bawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Imam Ghozali, 2012: 110). Autokorelasi biasanya terjadi pada deret waktu (time series data) (data yang hanya mempunyai satu observasi untuk setiap variabel pada setiap satuan waktu) (Salvatore, 2001: 170). 51
Artinya autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji autokorelasi juga dapat didefinisikan adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi yang telah diurutkan menurut waktu (seperti dalam runtun waktu/time series) atau ruang (seperti data cross section). Untuk mengambil keputusan ada tidaknya autokorelasi bisa menggunakan tabel autokorelasi sebagai berikut: Tabel 3.1 Tabel Autokorelasi No
Hiportesis Nol Tidak ada autokorelasi 1 positif Tidak ada autokorelasi 2 positif Tidak ada autokorelasi 3 negatif Tidak ada autokorelasi 4 negatif Tidak ada autokorelasi 5 positif maupun negatif Sumber: Imam Ghozali (2012: 111) d.
Keputusan
Jika
Tolak
0 < d < dl
Tanpa keputusan
dl ≤ d ≤ du
Tolak
4–dl < d < 4
Tanpa keputusan
4-du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ditolak
du < d < 4-du
Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Imam Ghozali, 2012: 105). Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai
52
untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau VIF > 10 (Imam Ghozali, 2012: 106). Menurut Imam Ghozali cara untuk mengobati bila terjadi multikolinearitas: 1) Menggabungkan data cross section dan time series (pooling data). 2) Keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi lebih dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi. 3) Transformasi variabel merupakan salah stu cara mengurangi hubungan linear diantara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural. 4) Gunakan model dengan variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi hanya semata-mata untuk prediksi (jangan mencoba untuk mneginterpretasikan koefisien regresinya). 5) Gunakan metode analisis yang lebih canggih seperti Bayessian Regression. 4.
Pengujian Hipotesis a.
Uji Parsial atau Uji t Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Apabila nilai Thitung lebih besar dari Ttabel atau tingkat signifikan T< α = 5% maka ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti 53
bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial. b.
Uji Simultan atau Uji F Uji F dilakukan untuk melihat makna dari hasil model regresi. Apabila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau tingkat signifikan lebih kecil dari 5% maka ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan.
c.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (adjusted R square) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai adjusted R square berkisar antara 0 sampai dengan 1, bila adjusted R square kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk meprediksi variasi variabel terikat. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Banyak peneliti menganjrkan untuk menggunakan nilai adjusted R square pada saat mengevaluasi nama model regresi terbaik. 54
E. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan dan cara pengukurannya. 1.
Variabel Dependen Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah Initial Return yang terjadi pada penawaran harga saham perdana dari perusahaan yang melakukan IPO selama periode 2005-2012. Untuk mengukur variabel ini peneliti menggunakan return harian dengan rumus perhitungannya yaitu (Suyatmin dan Sujadi, 2006: 21-22):
Dimana: IR = Intial Return Pt1 = Harga penutupan saham perdana (closing price) hari pertama Pt0 = Harga penawaran saham perdana (offering price) hari pertama 2.
Variabel Independen a.
Return on Asset (ROA), ROA menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba dengan aset yang dimilikinya. ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan oleh pemegang saham dalam mengukur profitabilitas perusahaan seccara keseluruhan. ROA
55
merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aset perusahaan. Variabel ini diukur dengan rumus sebagai berikut (Kasmir, 2010: 115):
Dimana: ROA
= Return On Asset
Profit After Tax = Laba bersih setelah pajak Total asset b.
= Total aset
Reputasi Auditor Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian perusahaan terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi secara andal dan terbebas dari salah saji material dan mengurangi fraud (kecurangan akuntansi). Semakin baik reputasi auditor maka akan semakin baik pula kualitas audit. Pengukuran variabel reputasi auditor menggunakan variabel dummy. Penetuan reputasi auditor menggunakan skala 1 untuk audit yang dilakukan oleh KAP big four dan 0 untuk audit yang dilakukan oleh KAP non big four (Apriliani Triani dan Nikmah, 2006: 7).
c.
Ukuran Perusahaan (size) Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang besar memilki total aset, penjualan, dan ekuitas yang besar pula. Semakin besar 56
perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan
akan
meningkatkan
kepercayaan
investor
dan
mengurangi faktor ketidakpastian yang berarti risiko underpricing lebih kecil. Ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah total aset perusahaan untuk tahun terakhir sebelum go public. Variabel ini diukur menggunakan logaritma natural dari total aset sedangkan skala pengukurannya menggunakan skala rasio. Untuk mempermudah perhitungan nilai dalam statistik dengan rumus sebagai berikut (Yolana dan Martani, 2005: 543): Size
= Ln (total aset) Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Dimensi
Profitabilitas
Return on
Indikator ROA =
Skala Rasio
Asset Reputasi
Auditor
KAP big four mendapat
Auditor
Eksternal
poin 1 dan KAP non big
Nominal
four mendapat poin 0 Ukuran Perusahaan
Total Aset
Logaritma Natural Total
Rasio
Aset Perusahaan
(size)
57
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Bursa Efek Indonesia Pasar modal Indonesia berdiri di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912. Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan jauh sebelum Indonesia merdeka oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel yang pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ). Perkembangan BEI tidak terlepas dari pasang surutnya iklim politik, ekonomi dan keuangan negara ini. BEI mengalami kemunduran aktivitasnya di tahun 1940 waktu negeri Belanda diserang dan diduduki oleh bangsa Jerman (Irham Fahmi, 2012: 55). Pada tahun 1968 Bank Indonesia membentuk Tim Persiapan Pasar Uang dan Modal tahun 1969 yang diketuai Gubernur Bank Indonesia. Pada penghujung tahun 1976 badan inilah yang melahirkan Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam). Pasar modal diawasi dan dilaksanakan oleh Bapepam. Pelaku pasar modal di samping Bapepam adalah perusahaan-perusahaan efek, yang menjadi perantara antara perusahaan yang membutuhkan dana (emiten) dan pemilik modal (investor). Akuntan, notaris, penasehat hukum, dan underwriter menduduki tempat vital dalam konfigurasi pasar modal. Pada tahun 1970 Bapepam digantikan fungsinya dari pembina menjadi
58
58
pengawas, baru pada tahun 1992 pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta, seperti lazimnya hampir diseluruh dunia (Irham Fahmi, 2012: 56). Perkembangan pasar yang semakin cepat menghendaki adanya efisiensi kerja dan bursa harus diotomatisasi. Inilah yang melahirkan Jakarta Automated Trading System (JATS) yang diperkuat dengan dukungan undang-undang di tahun 1995. Pasar modal menurut UU RI No. 8 tahun 1995 adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya. Peran yang dilakukan oleh pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana, khususnya yang diperuntukkan untuk pembiayaan jangka panjang dari yang memiliki dana ke perusahaan yang membutuhkan dana. Pada tahun 2007, BEJ dengan Bursa Efek Surabaya (BES) merger menjadi BEI (Ahmad Rodoni, 2008: 41). Langkah merger BEJ dengan BES adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi pasar modal guna bersaing dengan bursa luar negeri (Suhartono dan Qudsi, 2009: 20). Tujuan utama penggabungan kedua bursa tersebut adalah untuk memperkuat pasar modal Indonesia yang dinilai oleh berbagai pihak termasuk lemah dibandingkan beberapa pasar modal negara tetangga seperti dalam persoalan kapitalisasi, oleh karena itu guna untuk 59
memperkuat struktur pasar modal dan untuk memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah internasional maka ini dianggap sebagai langkah yang tepat. Tabel nilai kapitalisasi pasar modal sebagai berikut: Tabel 4.1 Nilai Kapitalisasi Beberapa Pasar Modal tahun 2006 Nilai Kapitalisasi
No
Negara
1
Indonesia baru mencapai
100 miliar
2
Malaysia
294 miliar
3
Thailand
148 miliar
4
Singapura
294 miliar
5
Korea
752 miliar
6
Hongkong
1213 triliun
(US $)
Sumber: Irham Fahmi (2012: 60) BEI adalah bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Peranan BEI adalah berupaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciiptakan pasar modal Indonesia yang stabil. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada masyarakat, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai beberapa jenis indeks harga saham, yaitu:
60
a.
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau Jakarta Composite Index merupakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi indeks.
b.
Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
c.
Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang termasuk dalam daftar efek syariah yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK.
d.
Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian koran Kompas.
e.
Indeks main board dan development board yaitu indeks yang didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI (papan utama dan papan pengembangan)
f.
Indeks sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam sektoral yang sama, sektoral tersebut yaitu agrikultur, manufaktur, pertambangan, keuangan, basic industry, miscellaneous industry, consumer goods, property & real estate, trade & service.
2.
Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang melakukan peanwaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2005-2012. Perusahaan yang menjadi populasi tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2005 dan perusahaan tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau 61
mengalami delisting. Fokus penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh return on asset (ROA), reputasi auditor, dan ukuran perusahaan terhadap initial return pada perusahaan go public yang melakukan IPO. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling yang mensyaratkan kriteria-kriteria tertentu yaitu perusahaan yang mengalami underpricing pada saat melakukan IPO, memiliki data lengkap yang diperlukan dalam penelitian dari tahun 2005 hingga 2012 seperti harga saham harian untuk menetukan terjadinya underpricing, laporan keuangan untuk menghitung rasio profitabilitas (ROA) dan ukuran perusahaan, serta laporan auditor independen untuk menentukan reputasi auditor yang terdapat di annual report. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Proses Pemilihan Sampel Kriteria
Jumlah Perusahaan
Perusahaan yang melakukan IPO periode 2005-2012
144
Perusahaan yang overpricing
(21)
Perusahaan dengan nilai ROA positif Perusahaan yang datanya tidak sesuai kriteria penelitian
(4)
Jumlah sampel yang memenuhi persyaratan Sumber: data diolah
117
(2)
62
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 144 perusahaan yang terdaftar melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia hanya 117 perusahaan yang memenuhi karakteristik sampel yang telah ditentukan.daftar perusahaan tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Perusahaan yang Melakukan IPO Tahun 2005-2012 No
Kode
1
WSKT
2
WIIM
3
ASSA
4
BSSR
5
TAXI
6
NELY
7
PALM
8
NIRO
9
IBST
10
BJTM
11
GAMA
12
ALTO
Nama Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk PT Wismilak Inti Makmur Tbk PT Adi Sarana Armada Tbk PT Baramulti Suksessarana Tbk PT Express Transindo Utama Tbk PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk PT Provident Agro Tbk PT Nirvana Development Tbk PT Inti Bangun Sejahtera Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk PT Gading Development PT Tri Banyan
Tanggal listing
Harga offering Closing
IR %
19-Dec12
380
445
17.11
18-Dec12
650
800
23.08
12-Nov12
390
490
25.64
08-Nov12
1950
1940
-0.51
02-Nov12
560
590
5.36
11-Oct12
168
205
22.02
08-Oct12
450
470
4.44
13-Sep12
105
178
69.52
31-Aug12
1000
1500
50.00
12-Jul12
430
470
9.30
105
178
69.52
210
315
50.00
11-Jul12 10-Jul-
63
No
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
Nama Perusahaan Tirta Tbk PT Global GLOB Teleshop Tbk PT MNC Sky MSKY Vision Tbk PT Toba Bara TOBA Sejahtera Tbk PT Kobexindo KOBX Tractors Tbk PT Trisula TRIS International Tbk PT Supra Boga RANC Lestari Tbk PT Bekasi Fajar BEST Industrial Estate Tbk PT Surya Esa ESSA Perkasa Tbk PT Tiphone TELE Mobile Indonesia Tbk PT Minna Padi PADI Tbk PT Greenwood GWSA Sejahtera Tbk PT BAJA Saranacentral Bajatama Tbk PT Erajaya ERAA Swasembada Tbk PT ABM ABMM Investama Tbk PT Cardig CASS Aero Services Tbk PT Visi Media VIVA Asia Tbk PT Golden GEMS Energy Mines Tbk ARII PT Atlas Kode
Tanggal listing 12 10-Jul12 09-Jul12 06-Jul12 05-Jul12
Harga offering Closing
IR %
1150
1150
0.00
1520
1540
1.32
1900
2125
11.84
400
460
15.00
28-Jun12
300
320
6.67
07-Jun12
500
670
34.00
10-Apr12
170
285
67.65
01-Feb12
610
910
49.18
12-Jan12
310
325
4.84
395
550
39.24
250
205
-18.00
21-Dec11
250
340
36.00
14-Dec11
1000
990
-1.00
06-Dec11
3750
3825
2.00
05-Dec11
400
395
-1.25
21-Nov11
300
450
50.00
17-Nov11
2500
2725
9.00
08-Nov-
1500
1540
2.67
09-Jan12 23-Dec11
64
No
Kode
31
SUPR
32
SMRU
33
STAR
34
PTIS
35
SDMU
36
ALDO
37
TIFA
38
MTLA
39
SIMP
40
JAWA
41
BULL
42
HDFA
43
SRAJ
44
MBSS
45
GIAA
46
MBTO
47
EMDE
Nama Perusahaan Resources Tbk PT Solusi Tunas Pratama Tbk PT SMR Utama Tbk PT Star Petrochem Tbk PT Indo Straits Tbk PT Sidomulyo Selaras Tbk PT Alkindo Naratama Tbk PT Tifa Sinance Tbk PT Metropolitan Land Tbk PT Salim Ivomas Pratama Tbk PT Jaya Agra Wattie Tbk PT Buana Listya Tama Tbk PT HD Finance Tbk PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk PT Martina Berto Tbk PT
Tanggal listing 11 11-Oct11
Harga offering Closing
IR %
3381
3630
7.36
600
650
8.33
102
138
35.29
950
1000
5.26
225
240
6.67
225
250
11.11
200
310
55.00
20-Jun11
240
240
0.00
09-Jun11
1100
1250
13.64
30-May11
500
495
-1.00
23-May11
155
166
7.10
10-May11
200
230
15.00
11-Apr11
120
163
35.83
06-Apr11
1600
1780
11.25
11-Feb11
500
620
24.00
740
660
-10.81
250
210
-16.00
10-Oct11 13-Jul11 12-Jul11 12-Jul11 12-Jul11 08-Jul11
13-Jan11 12-Jan-
65
No
Kode
48
MFMI
49
BSIM
50
BRMS
51
MIDI
52
WINS
53
BORN
54
APLN
55
KRAS
56
TBIG
57
ICBP
58
HRUM
59
BRAU
60
BUVA
61
GREN
62
IPOL
Nama Perusahaan Megapolitan Developments Tbk PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bumi Resources Minerals Tbk PT Midi Utama Indonesia Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk PT Agung Podomoro Land Tbk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Tower Bersama Infrastructure Tbk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT Harum Energy Tbk PT Berau Coal Energy PT Bukit Uluwatu Villa Tbk PT Evergreen Invesco Tbk PT Indopoly
Tanggal listing 11
Harga offering Closing
IR %
29-Dec10
200
340
70.00
13-Dec10
150
252
68.00
09-Dec10
635
700
10.24
30-Nov10
275
410
49.09
29-Nov10
380
355
-6.58
26-Nov10
1170
1280
9.40
11-Nov10
365
410
12.33
10-Nov10
850
1270
49.41
26-Oct10
2025
2400
18.52
07-Oct10
5395
5950
10.29
5200
5450
4.81
400
465
16.25
260
310
19.23
105
178
69.52
210
235
11.90
06-Oct10 19-Oct10 12-Jul10 09-Jul10 09-Jul-
66
No
Kode
63
BJBR
64
SKYB
65
GOLD
66
ROTI
67
TOWR
68
BIPI
69
PTPP
70
EMTK
71
GDST
72
BBTN
73
NIKL
74
BCIP
75
DSSA
76
BWPT
77
RINA
Nama Perusahaan Swakarsa Industry Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT Skybee Tbk PT Golden Retailindo Tbk PT Nippon Indosari Corpindo Tbk PT Sarana Menara Nusantara Tbk PT Benakat Petroleum Energy Tbk PT PP (Persero) Tbk PT Elang Mahkota Teknologi Tbk PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Pelat Timah Nusantara Tbk PT Bumi Citra Permai Tbk PT Dian Swastika Sentosa Tbk PT BW Plantation Tbk PT Katarina Utama Tbk
Tanggal listing 10
08-Jul10
Harga offering Closing
IR %
600
900
50.00
375
560
49.33
350
520
48.57
28-Jun10
1275
1490
16.86
08-Mar10
1050
1570
49.52
11-Feb10
140
191
36.43
09-Feb10
560
580
3.57
12-Jan10
720
730
1.39
23-Dec09
160
131
-18.13
17-Dec09
769
807
4.94
14-Dec09
325
300
-7.69
11-Dec09
110
173
57.27
10-Dec09
1500
2250
50.00
550
570
3.64
160
155
-3.13
07-Jul10 07-Jul10
27-Oct09 14-Jul09
67
No 78
79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
89
90
91 92 93 94
Nama Perusahaan PT MKPI Metropolitan Kentjana Tbk PT Garda GTBO Tujuh Buana Tbk PT Inovisi INVS Infracom Tbk PT Batavia BPFI Prosperindo finance Tbk PT Trikomsel TRIO Oke Tbk PT Sumber AMRT Alfaria Trijaya Tbk PT Sekawan SIAP Intipratama Tbk PT Trada TRAM Maritime Tbk PT Bayan BYAN Resources Tbk PT Hotel HOME Mandarine Regency Tbk PT Adaro ADRO Energy Tbk PT Kertas Basuki KBRI Rachmat Indonesia Tbk PT Destinasi PDES Tirta Nusantara Tbk PT Verena VRNA Multi Finance Tbk PT Indika INDY Energy Tbk PT Bumi BSDE Serpong Damai Tbk TPIA PT Tri Polyta Kode
Tanggal listing
Harga offering Closing
IR %
10-Jul09
2100
2750
30.95
09-Jul09
115
105
-8.70
03-Jul09
52
60
15.38
01-Jun09
110
121
10.00
14-Apr09
225
230
2.22
15-Jan09
395
395
0.00
150
159
6.00
125
159
27.20
5800
5450
-6.03
17-Jul08
94
157
67.02
16-Jul08
1100
1730
57.27
11-Jul08
532
726
36.47
08-Jul08
200
340
70.00
25-Jun08
100
83
-17.00
11-Jun08
2950
3425
16.10
06-Jun08
511
520
1.76
26-May-
2200
2850
29.55
17-Oct08 10-Sep08 12-Aug08
68
No
Kode
95
GZCO
96
KOIN
97
BTPN
98
YPAS
99
ELSA
100
TRIL
101
BAPA
102
BAEK
103
BISI
104 WEHA
105
BKDP
106
SGRO
107 MNCN
108
MCOR
109
PKPK
110
LCGP
Nama Perusahaan Indonesia Tbk PT Gozco Plantations Tbk PT Kokoh Inti Arebama Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Yanaprima Hastapersada Tbk PT Elnusa Tbk PT Triwira Insanlestari Tbk PT Bekasi Asri Pemula Tbk PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bisi International Tbk PT Panorama Transportasi Tbk PT Bukit Darmo Property Tbk PT Sampoerna Agro Tbk PT Media Nusantara Citra Tbk PT Bank windu Kentjana International Tbk PT Perdana Karya Perkasa Tbk PT Laguna
Tanggal listing 08 15-May08 09-Apr08
Harga offering Closing
IR %
187
229
22.46
148
197
33.11
12-Mar08
517
503
-2.71
05-Mar08
545
640
17.43
400
515
28.75
400
680
70.00
150
255
70.00
08-Jan08
1080
1320
22.22
28-May07
200
340
70.00
31-May07
245
415
69.39
15-Jun07
120
204
70.00
18-Jun07
2340
2525
7.91
22-Jun07
900
940
4.44
03-Jul07
200
246
23.00
11-Jul07
400
680
70.00
13-Jul-
125
323
158.40
06-Feb08 28-Jan08 14-Jan08
69
No
Kode
111 DEWA 112
BACA
113
GPRA
114
WIKA
115
ACES
116
CTRP
117
PTSN
118
JSMR
119
JKON
120
CSAP
121
ASRI
122
ITMG
123
DGIK
124
COWL
125
BTEL
126
MAIN
Nama Perusahaan Cipta Griya Tbk PT Darma Henwa Tbk PT Bank Capital Indoneisa Tbk PT Perdana Gapura Prima Tbk PT Wijaya Karya Tbk PT Ace Hardware Indoneisa Tbk PT Ciputra Property Tbk PT Sat Nusapersada Tbk PT Jasa Marga Tbk PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk PT Catur Sentosa Adiprana Tbk PT Alam Sutera Realty Tbk PT Indo Tambangraya Megah Tbk PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk PT Cowell Development Tbk PT Bakrie Telecom Tbk PT Malindo Feedmill Tbk
Tanggal listing 07 26-Sep07
Harga offering Closing
IR %
303
511
68.65
04-Oct07
150
206
37.33
10-Oct07
225
251
11.56
29-Oct07
420
560
33.33
06-Nov07
82
98
19.51
07-Nov07
700
610
-12.86
08-Nov07
580
640
10.34
12-Nov07
1700
2050
20.59
04-Dec07
615
980
59.35
12-Dec07
200
220
10.00
18-Dec07
105
178
69.52
18-Dec07
14000
19600
40.00
19-Dec07
225
205
-8.89
19-Dec07
130
230
76.92
107
150
40.19
176
226
28.41
03-Feb06 10-Feb06
70
No
Kode
127
RAJA
128
BNBA
129
BBKP
130
RUIS
131
TOTL
132
IATA
133
TRUB
134
CPRO
135
FREN
136
SDRA
137
MASA
138
APOL
139
PEGE
140
RELI
141
MFIN
142
EXCL
Nama Perusahaan PT Rukun Raharja Tbk PT Bank Bumi Artha Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Radiant Utama Interinsco Tbk PT Total Bangun Persada Tbk PT Indonesia Air Transport Tbk PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk PT Central Proteinaprima Tbk PT Smartfren Telecom Tbk PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk PT Multistrada Arah Sarana Tbk PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk PT Panca Global Securities Tbk PT Reliance Securities Tbk PT Mandala Multifinance Tbk PT XL Axiata
Tanggal listing 19-Apr06 01-Jun06 10-Jul06
Harga offering Closing
IR %
210
249
18.57
160
235
46.88
338
367
8.58
12-Jul06
250
375
50.00
25-Jul06
278
298
7.19
13-Sep06
263
273
3.80
16-Oct06
110
180
63.64
28-Nov06
110
185
68.18
29-Nov06
2856
3554
24.44
15-Dec06
94
118
25.53
09-Jun05
170
180
5.88
22-Jun05
625
700
12.00
24-Jun05
100
148
48.00
13-Jul05
250
255
2.00
06-Sep05
195
185
-5.13
29-Sep-
2000
2048
2.40 71
Nama Perusahaan Tbk PT Multi 143 MICE Indocitra Tbk PT Asuransi 144 AMAG Multi Artha Guna Tbk Sumber: idx.co.id No
Kode
Tanggal listing 05 21-Dec05 23-Dec05
Harga offering Closing
IR %
490
650
32.65
105
111
5.71
Perusahaan yang saham perdananya mengalami overpricing diantaranya PT Baramulti Suksessarana Tbk, PT Global Teleshop Tbk, PT Greenwood Sejahtera Tbk, PT Erajaya Swasembada Tbk, PT Cardig Aero Services Tbk, PT Jaya Agra Wattie Tbk, PT Martina Berto Tbk, PT Megapolitan Developments Tbk, PT Wintermar Offshore Marine Tbk, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, PT Pelat Timah Nusantara Tbk, PT Katarina Utama Tbk, PT Garda Tujuh Buana Tbk, PT Bayan Resources Tbk, PT Verena Multi Finance Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, PT Ciputra Property Tbk, PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk, PT Mandala Multifinance Tbk, PT Metropolitan Land Tbk dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Sementara itu, perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data penelitian yang dibutuhkan yaitu PT Provident Agro Tbk, PT SMR Utama Tbk, PT Buana Listya Tama Tbk, PT Benakat Petroleum Energy Tbk, PT Hotel Mandarine Regency Tbk, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. Sehingga dari 144 perusahaan yang melakukan IPO di BEI periode 2005-2012, hanya 117 perusahaan yang dapat dijadikan sampel.
72
Tabel 4.4 Sampel yang sesuai kriteria No
Kode
1
WSKT
2
WIIM
3
ASSA
4
TAXI
5
NELY
6
NIRO
7
IBST
8
BJTM
9
GAMA
10
ALTO
11
MSKY
12
TOBA
13
KOBX
14
TRIS
15
RANC
16
BEST
Nama Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk PT Wismilak Inti Makmur Tbk PT Adi Sarana Armada Tbk PT Express Transindo Utama Tbk PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk PT Nirvana Development Tbk PT Inti Bangun Sejahtera Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk PT Gading Development PT Tri Banyan Tirta Tbk PT MNC Sky Vision Tbk PT Toba Bara Sejahtera Tbk PT Kobexindo Tractors Tbk PT Trisula International Tbk PT Supra Boga Lestari Tbk PT Bekasi
Tanggal listing
Harga offering closing
IR %
19-Dec12
380
18-Dec12
650
800
23.08
12-Nov12
390
490
25.64
02-Nov12
560
590
5.36
11-Oct12
168
205
22.02
13-Sep12
105
178
69.52
31-Aug12
1000
1500
50.00
12-Jul12
430
470
9.30
105
178
69.52
445
17.11
11-Jul12 10-Jul12 09-Jul12 06-Jul12 05-Jul12
210
315
50.00
1520
1540
1.32
1900
2125
11.84
400
460
15.00
28-Jun12
300
320
6.67
500
670
34.00
170
285
67.65
07-Jun12 10-Apr-
73
No
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
33
Nama Perusahaan Fajar Industrial Estate Tbk PT Surya Esa ESSA Perkasa Tbk PT Tiphone TELE Mobile Indonesia Tbk PT Minna Padi PADI Tbk PT BAJA Saranacentral Bajatama Tbk PT ABM ABMM Investama Tbk PT Visi Media VIVA Asia Tbk PT Golden GEMS Energy Mines Tbk PT Atlas ARII Resources Tbk PT Solusi SUPR Tunas Pratama Tbk PT Star STAR Petrochem Tbk PT Indo Straits PTIS Tbk PT Sidomulyo SDMU Selaras Tbk PT Alkindo ALDO Naratama Tbk PT Tifa TIFA Sinance Tbk PT Salim SIMP Ivomas Pratama Tbk PT HD Finance HDFA Tbk PT Sejahteraraya SRAJ Anugrahjaya Tbk Kode
Tanggal listing 12
Harga offering closing
IR %
01-Feb12
610
910
49.18
12-Jan12
310
325
4.84
09-Jan12
395
550
39.24
21-Dec11
250
340
36.00
3750
3825
2.00
300
450
50.00
17-Nov11
2500
2725
9.00
08-Nov11
1500
1540
2.67
11-Oct11
3381
3630
7.36
102
138
35.29
950
1000
5.26
225
240
6.67
225
250
11.11
200
310
55.00
09-Jun11
1100
1250
13.64
10-May11
200
230
15.00
11-Apr11
120
163
35.83
06-Dec11 21-Nov11
13-Jul11 12-Jul11 12-Jul11 12-Jul11 08-Jul11
74
No
Kode
34
MBSS
35
GIAA
36
MFMI
37
BSIM
38
BRMS
39
MIDI
40
BORN
41
APLN
42
KRAS
43
TBIG
44
ICBP
45
HRUM
46
BRAU
47
BUVA
48
GREN
Nama Perusahaan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bumi Resources Minerals Tbk PT Midi Utama Indonesia Tbk PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk PT Agung Podomoro Land Tbk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Tower Bersama Infrastructure Tbk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT Harum Energy Tbk PT Berau Coal Energy PT Bukit Uluwatu Villa Tbk PT Evergreen Invesco Tbk
Tanggal listing
Harga offering closing
IR %
06-Apr11
1600
1780
11.25
11-Feb11
500
620
24.00
29-Dec10
200
340
70.00
13-Dec10
150
252
68.00
09-Dec10
635
700
10.24
30-Nov10
275
410
49.09
26-Nov10
1170
1280
9.40
11-Nov10
365
410
12.33
10-Nov10
850
1270
49.41
26-Oct10
2025
2400
18.52
07-Oct10
5395
5950
10.29
5200
5450
4.81
400
465
16.25
12-Jul10
260
310
19.23
09-Jul10
105
178
69.52
06-Oct10 19-Oct10
75
No
Kode
49
IPOL
50
BJBR
51
SKYB
52
GOLD
53
ROTI
54
TOWR
55
PTPP
56
EMTK
57
BBTN
58
BCIP
59
DSSA
60
BWPT
61
MKPI
62
INVS
63
BPFI
64
TRIO
Nama Perusahaan PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT Skybee Tbk PT Golden Retailindo Tbk PT Nippon Indosari Corpindo Tbk PT Sarana Menara Nusantara Tbk PT PP (Persero) Tbk PT Elang Mahkota Teknologi Tbk PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Bumi Citra Permai Tbk PT Dian Swastika Sentosa Tbk PT BW Plantation Tbk PT Metropolitan Kentjana Tbk PT Inovisi Infracom Tbk PT Batavia Prosperindo finance Tbk PT Trikomsel Oke Tbk
Tanggal listing
Harga offering closing
IR %
09-Jul10
210
235
11.90
08-Jul10
600
900
50.00
375
560
49.33
350
520
48.57
28-Jun10
1275
1490
16.86
08-Mar10
1050
1570
49.52
09-Feb10
560
580
3.57
12-Jan10
720
730
1.39
17-Dec09
769
807
4.94
11-Dec09
110
173
57.27
10-Dec09
1500
2250
50.00
27-Oct09
550
570
3.64
10-Jul09
2100
2750
30.95
03-Jul09
52
60
15.38
01-Jun09
110
121
10.00
14-Apr09
225
230
2.22
07-Jul10 07-Jul10
76
No
Kode
65
SIAP
66
TRAM
67
ADRO
68
PDES
69
INDY
70
BSDE
71
TPIA
72
GZCO
73
KOIN
74
YPAS
75
ELSA
76
TRIL
77
BAPA
78
BAEK
79
BISI
80
WEHA
81
BKDP
Nama Perusahaan PT Sekawan Intipratama Tbk PT Trada Maritime Tbk PT Adaro Energy Tbk PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk PT Indika Energy Tbk PT Bumi Serpong Damai Tbk PT Tri Polyta Indonesia Tbk PT Gozco Plantations Tbk PT Kokoh Inti Arebama Tbk PT Yanaprima Hastapersada Tbk PT Elnusa Tbk PT Triwira Insanlestari Tbk PT Bekasi Asri Pemula Tbk PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bisi International Tbk PT Panorama Transportasi Tbk PT Bukit Darmo Property Tbk
Tanggal listing 17-Oct08
Harga offering closing
IR %
150
159
6.00
125
159
27.20
1100
1730
57.27
08-Jul08
200
340
70.00
11-Jun08
2950
3425
16.10
06-Jun08
511
520
1.76
2200
2850
29.55
187
229
22.46
148
197
33.11
05-Mar08
545
640
17.43
06-Feb08
400
515
28.75
28-Jan08
400
680
70.00
14-Jan08
150
255
70.00
08-Jan08
1080
1320
22.22
28-May07
200
340
70.00
31-May07
245
415
69.39
15-Jun07
120
204
70.00
10-Sep08 16-Jul08
26-May08 15-May08 09-Apr08
77
No
Kode
82
SGRO
83
MNCN
84
MCOR
85
PKPK
86
LCGP
87
DEWA
88
BACA
89
GPRA
90
WIKA
91
ACES
92
PTSN
93
JSMR
94
JKON
95
CSAP
96
ASRI
Nama Perusahaan PT Sampoerna Agro Tbk PT Media Nusantara Citra Tbk PT Bank windu Kentjana International Tbk PT Perdana Karya Perkasa Tbk PT Laguna Cipta Griya Tbk PT Darma Henwa Tbk PT Bank Capital Indoneisa Tbk PT Perdana Gapura Prima Tbk PT Wijaya Karya Tbk PT Ace Hardware Indoneisa Tbk PT Sat Nusapersada Tbk PT Jasa Marga Tbk PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk PT Catur Sentosa Adiprana Tbk PT Alam Sutera Realty Tbk
Tanggal listing 18-Jun07
Harga offering closing
IR %
2340
2525
7.91
22-Jun07
900
940
4.44
03-Jul07
200
246
23.00
11-Jul07
400
680
70.00
13-Jul07
125
323
158.40
26-Sep07
303
511
68.65
04-Oct07
150
206
37.33
10-Oct07
225
251
11.56
29-Oct07
420
560
33.33
06-Nov07
82
98
19.51
08-Nov07
580
640
10.34
12-Nov07
1700
2050
20.59
04-Dec07
615
980
59.35
12-Dec07
200
220
10.00
18-Dec07
105
178
69.52 78
No
Kode
97
ITMG
98
COWL
99
BTEL
100
MAIN
101
RAJA
102
BNBA
103
BBKP
104
RUIS
105
TOTL
106
IATA
107
TRUB
108
CPRO
109
FREN
110
SDRA
111
MASA
112
APOL
Nama Perusahaan PT Indo Tambangraya Megah Tbk PT Cowell Development Tbk PT Bakrie Telecom Tbk PT Malindo Feedmill Tbk PT Rukun Raharja Tbk PT Bank Bumi Artha Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Radiant Utama Interinsco Tbk PT Total Bangun Persada Tbk PT Indonesia Air Transport Tbk PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk PT Central Proteinaprima Tbk PT Smartfren Telecom Tbk PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk PT Multistrada Arah Sarana Tbk PT Arpeni Pratama Ocean
Tanggal listing
Harga offering closing
IR %
18-Dec07
14000
19600
40.00
19-Dec07
130
230
76.92
107
150
40.19
176
226
28.41
210
249
18.57
160
235
46.88
338
367
8.58
12-Jul06
250
375
50.00
25-Jul06
278
298
7.19
13-Sep06
263
273
3.80
16-Oct06
110
180
63.64
28-Nov06
110
185
68.18
29-Nov06
2856
3554
24.44
15-Dec06
94
118
25.53
09-Jun05
170
180
5.88
22-Jun05
625
700
12.00
03-Feb06 10-Feb06 19-Apr06 01-Jun06 10-Jul06
79
Nama Perusahaan Line Tbk PT Panca 113 PEGE Global Securities Tbk PT Reliance 114 RELI Securities Tbk PT XL Axiata 115 EXCL Tbk PT Multi 116 MICE Indocitra Tbk PT Asuransi 117 AMAG Multi Artha Guna Tbk Sumber: data diolah No
Kode
Tanggal listing 24-Jun05
Harga offering closing
IR %
100
148
48.00
13-Jul05 29-Sep05 21-Dec05
250
255
2.00
2000
2048
2.40
490
650
32.65
23-Dec05
105
111
5.71
B. Analisis Data 1.
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dilakukan terhadap data return on asset (ROA), reputasi auditor (RAUD), dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap initial return (IR). Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Dari analisis tersebut, dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik Microsoft Excel 2010 dan SPSS 21.0 dalam melakukan pengolahan data. Fasilitas elektronik tersebut digunakan untuk mempermudah dalam menganalisis dan menjelaskan variabel yang diteliti. Berikut ini merupakan statistik deskriptif dari masing-masing variabel independen dalam penelitian ini. 80
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel yang Digunakan Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
117
.001
.732
.06412
.086589
SIZE
117
20.352
30.448
27.05764
1.701497
IR
117
1.316
158.400
30.77080
26.026491
Valid N (listwise)
117
Sumber: data diolah SPSS 21 Pada tabel 4.5 menggambarkan bahwa rata-rata nilai underpricing dari 117 perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 30,77% dengan standar deviasi 26,03%. Tingkat underpricing yang paling rendah yaitu sebesar 1,39% terjadi pada PT. Elang Mahkota Tekhnologi Tbk. (EMTK) yang melaksanakan IPO pada tanggal 19 Januari 2010. EMTK melaksanakan IPO pada tahun ke 27 perusahaan berdiri yakni pada tanggal 3 Agustus 1983 dengan total ekuitas sebesar Rp 2.892.598.490, menggunakan KAP yang bereputasi tinggi yaitu KAP Purwanto, Suherman & Surja (Ernst & Young), dan ROA sebesar 0,10% (Sumber: Data diolah). Underpricing yang paling tinggi yaitu sebesar 76,92% terjadi pada PT. Cowell Development Tbk. (COWL), yang melaksanakan IPO pada tanggal 19 Desember 2007. COWL melaksanakan IPO pada tahun ke 26 perusahaan berdiri yakni pada tanggal 25 Maret 1981 dengan total aset 81
sebesar Rp 113.075.319.936, menggunakan KAP yang tidak bereputasi tinggi yaitu KAP Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja, dan ROA sebesar 0,03% (Sumber: Data diolah). Rata-rata perusahaan yang mengalami underpricing tinggi yaitu berkisar 70% - 76,92% adalah yang melakukan IPO pada tahun 2007 dan 2008 dan mayoritas dialami oleh perusahaan yang bergerak di sektor property dan real estate. 2.
Uji-t Satu Sampel (one sample t-test) Tabel 4.6 Hasil Uji t-satu sampel Initial Return One-Sample Test Test Value = 0
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
IR 12.788 116 .000 30.770803 Sumber: data diolah di SPSS 21
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 26.00512 35.53649
Pada tabel tersebut menggambarkan nilai t-hitung dengan derajat kebebasan n-1= 117-1 = 116 adalah 12,788 > t-tabel (2,0003) dan nilai pvalues adalah 0,000 < α = 0,05 maka H0 ditolak sehingga Ha diterima dimana telah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana (IPO) berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan. Rata-rata tingkat underpricing didapatkan sebesar 30,77% (hasil pembulatan). Harga saham pada penawaran perdana yang relatif rendah, disebabkan adanya asimetris informasi di pasar perdana (Suyatmin dan
82
Sujadi, 2006: 12). Informasi asimetris ini dapat terjadi antara perusahaan emiten dengan perusahaan penjamin (Suyatmin dan Sujadi, 2006: 12). Adanya fenomena underpricing pada penawaran umum perdana (IPO) dari hasil perhitungan konsisten dengan penelitian yang dilakukan dengan Zouari et al. (2009), Indriyani (2008), Brimadiyanto (2007), Suyatmin dan Sujadi (2006). Sementara, hasil ini berbeda dengan Ahmad Rodoni (2003) yang menyimpulkan rendahnya keuntungan perdana (initial return) dan tidak underpricing bagi penawaran umum perdana untuk periode penelitiannya tahun 1990-1998. 3.
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi. Penelitian ini menggunakan model regresi berganda (multiple regression) sehingga harus dipenuhi asumsi-asumsi klasik persamaan regresi berganda, yaitu tidak adanya heteroskedastisitas, autokorelasi, multikolinearitas dan data terdistribusi normal. a.
Uji Normalitas Untuk melihat normalitas data maka dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). hasil uji KolmogorovSmirnov tampak di bawah ini.
83
Tabel 4.7 Tabel Kolmogorov-Smirnov 1 ROA
RAUD
SIZE
IR
117
117
117
117
.06412
.38
27.05764 30.77080
.086589
.486
1.701497 26.026491
Absolute
.235
.404
.065
.129
Positive
.207
.404
.042
.129
Negative
-.235
-.276
-.065
-.129
Kolmogorov-Smirnov Z
2.544
4.372
.706
1.396
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
.000
.702
.041
N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
Sumber: data diolah SPSS 21
Dari tabel 4.7 dapat dilihat hanya variabel SIZE yang bersifat normal, karena nilai signifikansinya 0,702 > 0,05. Sedangkan variabel ROA, RAUD, dan IR bersifat tidak normal karena nilai signifikansi ROA dan RAUD 0,000 sedangkan nilai signifikansi IR adalah 0,041 yang berarti kurang dari 0,05. Maka dilakukan transformasi
variabel
menjadi bentuk
logaritma natural, hanya variabel RAUD yang tidak di logaritma karena pengukurannya berupa dummy sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
84
Tabel 4.8 Tabel Kolmogorov-Smirnov 2 RAUD
Ln_ROA
Ln_IR
117
117
117
.38
-3.3121
2.9738
.486
1.12117
1.07792
Absolute
.404
.081
.107
Positive
.404
.045
.101
Negative
-.276
-.081
-.107
Kolmogorov-Smirnov Z
4.372
.873
1.162
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
.431
.134
N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
Sumber: data diolah SPSS 21
Dari tabel diatas, besarnya p value untuk variabel Ln_ROA, dan Ln_IR berturut-turut adalah 0,431 dan 0,134. Nilai ini lebih besar dari α = 0,05. Jadi kita tidak dapat menolak H0 yang menyatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain residual terdistribusi normal. Normalitas data juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada gambar yang dihasilkan dari grafik normal P-Plot dibawah ini yang variabelnya menjadi bentuk logaritma natural.
85
Gambar 4.1 Output Kurva Normal P-Plot
Sumber: data diolah SPSS 21
Dasar pengambilan keputusan menurut Imam Ghozali (2012: 163) adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik hitogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Pendapat tersebut sesuai dengan hasil output kurva P-Plot dari SPSS 21 yang ditunjukkan pada gambar 4.1 bahwa semua titik mendekati garis diagonal. Dan dapat diambil simpulan bahwa model ini memenuhi syarat normalitas data. b.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya 86
pola tertentu pada grafik scatterplot yang ditunjukkan dengan gambar seperti di bawah ini. Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
Sumber: data diolah SPSS 21 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam penelitian ini adalah uji Durbin Watson (DW). 87
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
R
1
.389a
Std. Error R Adjusted of the Square R Square Estimate .151
.129
1.006223
Model Summaryb Change Statistics Model df2 Sig. F Change a 1 113 .000 Sumber: data diolah SPSS 21
Change Statistics R F Square df1 Change Change .151
6.707
3
Durbin-Watson 1.660
Pada tabel 4.9 diatas terlihat bahwa nilai DW sebesar 1,660 dibandingkan dengan ketentuan nilai Durbin Watson yang terdapat dalam Algiafari (1997) dalam Kristiantari (2012: 70), yaitu jika nilai DW sebesar 1,55 hingga 2,46 berarti tidak ada autokorelasi, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada persamaan regresi dalam penelitian ini.
d.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar variabel independen dalam model regresi (Kristiantari, 2012: 69). Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan berdasarkan tolerance value dan variance Inflation Factor (VIP). 88
Batas tolerance value adalah 0,10 atau VIF adalah 10. Apabila nilai tolerance value kurang dari 0,10 atau VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas. Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Coefficientsa 95.0% Confidence Interval for B Model Lower Upper Bound Bound (Constant) -2.025 4.106 Ln_ROA -.336 .001 1 RAUD -1.138 -.326 SIZE -.053 .175
Correlations
Collinearity Statistics
ZeroPartial order
Part
Tolerance
-.235 -.333 .002
-.171 -.309 .092
.962 .878 .907
-.182 -.318 .099
Coefficientsa Model
1
(Constant) Ln_ROA RAUD SIZE
Collinearity Statistics VIF 1.040 1.139 1.103
Sumber: data diolah SPSS 21
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas, dapat diketahui bahwa tolerance value semua variabel independen berada di atas 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIP) dibawah 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini. 89
4.
Analisis model regresi Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linear berganda dapat memberikan pandangan terhadap pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa model regresi dalam penelitian ini layak digunakan karena model regresi telah terbebas dari masalah normalitas data, tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Selanjutnya dapat dilakukan uji estimasi linear berganda dan diinterpretasikan pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Regresi Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model t Std. B Beta Error (Constant) 1.041 1.547 .673 Ln_ROA -.167 .085 -.174 -1.969 1 RAUD -.732 .205 -.330 -3.571 SIZE .061 .058 .097 1.060 Sumber: data diolah SPSS 21
Sig.
.503 .051 .001 .291
Y = 1,041 - 0,167 - 0,732 + 0,061 + e Berdasarkan model regresi yang terbentuk pada persamaan di atas, penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
90
a.
Nilai konstanta diperoleh sebesar 1,041. Hasil ini dapat diasumsikan jika tiga variabel bebasnya bernilai nol, maka diperoleh nilai underpricing yaitu sebesar 1,041.
b.
Nilai koefisien regresi reputasi auditor diperoleh sebesar -0,732. Hasil ini menunjukkan apabila reputasi auditor yang bereputasi baik yang ditunjukkan dengan angka 1, maka nilai underpricing akan turun sebesar 0,732. Hasil ini menunjukkan bahwa KAP big four akan menurunkan tingkat underpricing. Tanda negatif pada koefisien reputasi auditor konsisten dengan penelitian Apriliani Triani dan Nikmah (2006: 12).
5.
Pengujian Hipotesis a.
Uji t (parsial) Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen terdiri dari ROA, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yaitu initial return.
91
Tabel 4. 12 Uji T (Parsial) Coefficientsa Unstandardiz Standardized ed Coefficients Coefficients Model T Std. B Beta Error (Constant) 1.041 1.547 .673 Ln_ROA -.167 .085 -.174 -1.969 1 RAUD -.732 .205 -.330 -3.571 SIZE .061 .058 Sumber: data diolah SPSS 21
.097
1.060
Sig.
.503 .051 .001 .291
Dari tabel 4. 12 dapat diketahui bahwa tidak semua variabel independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Pengaruh
variabel
ROA
terhadap
initial
return
menunjukkan angka signifikansi 0,051 yang berarti tidak signifikan pada level 0,05. Dengan kata lain, investor tidak melihat variabel ROA untuk membeli saham IPO. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Trisnawati (1999),
Daljono (2000), dan
Kristiantari (2012: 72). Temuan ini tidak konsisten dengan Kim et al. (1993), Abdullah (2000), Gerianta (2008) dan Sandhiaji (2004) yang telah membuktikan
bahwa
profitabilitas
perusahaan
berpengaruh
signifikan negatif pada underpricing. Tidak berpengaruhnya ROA (profitabilitas perusahaan) pada underpricing dapat diakibatkan oleh 92
ketidakpercayaan investor atas informasi keuangan yang disajikan oleh emiten. Rini (2010), yang melakukan penelitian atas perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2007 menemukan bahwa perusahaan yang melakukan IPO di BEI melakukan manajemen laba sebelum IPO (dua tahun dan satu tahun sebelum IPO) dengan pola income maximization (menaikkan laba). Terkait hasil penelitian Rini (2010), maka ROA yang disajikan dalam prospektus adalah ROA yang mengandung unsur manajemen laba.
Terjadinya
manajemen
laba
mengakibatkan
informasi
keuangan yang disajikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Profitabilitas yang besar sebagaimana yang disajikan dalam prospektus belum tentu dapat menunjukkan kinerja perusahaan tersebut baik. (Kristiantari, 2012: 81) Variabel reputasi auditor memiliki nilai signifikansi 0,001 yang berarti lebih kecil dari dari derajat signifikansi (α = 0,05). Penelitian ini dapat menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel reputasi auditor dengan initial return yang didapatnya dilihat dari sisi investor. Nilai koefisien regresi menunjukkan negatif yang berarti setiap perusahaan yang diaudit oleh auditor yang bereputasi baik mengalami initial return yang rendah, dan terbukti auditor bereputasi baik (KAP big four) berhasil menurunkan tingkat underpricing. Hasil ini konsisten dengan penelitian Beatty (1989) 93
dan Yona Octiani Lestari (2003: 10) tetapi berbeda dengan hasil penelitian Trisnawati (1998), Daljono (2000), Sandhiaji (2004) dan Gerianta (2008). Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,291 yang berati lebih tinggi dari 0,05. Sehingga tidak berpengaruh antara variabel ukuran perusahaan dengan initial return. Hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka initial return semakin kecil. Hasil ini konsisten dengan penelitian Abdullah (2000) dan Gerianta (2008). Tidak signifikannya variabel ukuran perusahaan kemungkinan disebabkan karena investor di BEI belum menganggap dengan ukuran perusahaan yang besar, maka prospek perusahaan bagus di masa yang akan datang setelah pasar IPO b.
Uji F (Simultan) Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh variabel ROA, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan terhadap initial return.
94
Tabel 4. 13 Uji F (Simultan)
Model Regression 1 Residual
ANOVAa Sum of Df Squares 20.372 3 114.411 113
Mean Square 6.791 1.012
F
Sig.
6.707 .000b
Total 134.783 116 Sumber: data diolah SPSS 21 Dari tabel 4. 13 (ANOVA) diatas dapat dilihat bahwa secara simultan/bersama-sama variabel independen yang terdiri dari ROA, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan F-hitung sebesar 6,707. Karena tingkat signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,005 atau 5%, maka hal ini bermakna bahwa model yang digunakan layak (fit). Model regresi dapat digunakan untuk memprediksi initial return atau dapat dikatakan bahwa variabel ROA, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh pada initial return. 6.
Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (adjusted R2) mengukur seberapa jauh kemampuan variabel ROA, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan dalam menerangkan variasi variabel initial return.
95
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
R
1
.389a
Std. Error R Adjusted of the Square R Square Estimate .151
.129
1.006223
Model Summaryb Change Statistics Model df2 Sig. F Change a 1 113 .000 Sumber: data diolah SPSS 21
Change Statistics R F Square df1 Change Change .151
6.707
3
Durbin-Watson 1.660
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Berdasarkan tabel 4.14 diatas menunjukkan besarnya nilai adjusted R2 sebesar 0,129 yang berarti validitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 12,9%. Sedangkan sisanya 87,1% dijelaskan variabel-variabel lain di luar penelitian. Pengaruh variabel-variabel independen di dalam penelitian ini tergolong rendah terhadap initial return. Hal ini mengindikasikan bahwa emiten maupun investor kurang mempertimbangkan faktor-faktor variabel yang ada di dalam penelitian yaitu Return on Asset (ROA), reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Investor maupun emiten kemungkinan menggunakan faktor-faktor lain di luar penelitian ini seperti reputasi underwriter, earning per share, umur perusahaan, jenis industri, dan financial leverage. 96
Berikut ini adalah pembahasan mengenai hasil pengujian dengan analisis regresi berganda: a.
Pengaruh ROA terhadap Initial Return Hipotesis 1 menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return. Hasil pengujian regresi berganda menunjukkan bahwa ROA memiliki nilai signifikansi koefisien sebesar 0,051 yang berarti tidak signifikan pada level 0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian H1 yang menyatakan ROA tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 1 tidak berhasil didukung karena ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap initial return. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya ROA tidak akan mempengaruhi tingkat initial return pada perusahaan yang melakukan IPO. Walaupun variabel ROA tidak berpengaruh terhadap initial return tetapi tanda dari koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu negatif. Tidak berpengaruhnya ROA pada initial return dapat diakibatkan oleh ketidakpercayaan investor atas informasi keuangan yang disajikan oleh emiten. Terkait dengan penelitian Rini (2010) bahwa kemungkinan perusahaan melakukan manajemen laba sebelum IPO. Temuan ini tidak konsisten dengan Kim et al. (1993), Abdullah (2000), Gerianta (2008) dan Sandhiaji (2004) yang telah 97
membuktikan
bahwa
profitabilitas
perusahaan
berpengaruh
signifikan negatif pada underpricing. Tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian kristiantari (2012) dan Yona Octiani Lestari (2003). b. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Initial Return Hipotesis 2 menyatakan Reputasi auditor
berpengaruh
signifikan negatif terhadap Initial Return. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa reputasi auditor memiliki nilai koefisien negatif dengan tingkat signifikansi 0,001. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H2 berhasil didukung, sehingga hipotesis 2 diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 2 berhasil didukung karena reputasi auditor memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap initial return. Hasil tersebut disebabkan oleh banyaknya sampel pada penelitian ini yang menggunakan KAP big four dalam mengaudit laporan keuangannya. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Beatty (1989) dan Yona Octiani Lestari (2003: 10) bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan (negatif) terhadap initial return. Tetapi berbeda dengan hasil penelitian Trisnawati (1998), Daljono (2000), Sandhiaji (2004) dan Gerianta (2008). c.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Initial Return Hipotesis 3 Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif 98
terhadap
Initial
Return.
Hasil
pengujian
regresi
berganda
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,291. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H3 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 3 ditolak. Hal ini berarti semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil kemungkinan initial return yang terjadi di saham IPO. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin dikenal oleh masyarakat sehingga akan semakin banyak informasi mengenai perusahaan yang dapat diterima oleh investor. Informasi ini berguna untuk menurunkan tingkat ketidakpastian yang dimiliki investor. Perusahaan dengan modal yang besar juga akan memiliki kemampuan untuk melunasi hutang-hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Abdullah (2000) dan
Gerianta
(2008).
Tidak
signifikannya
variabel
ukuran
perusahaan kemungkinan disebabkan karena investor di BEI belum menganggap dengan ukuran perusahaan yang besar, maka prospek perusahaan bagus di masa yang akan datang setelah pasar IPO. Hasil uji t-satu sampel menunjukkan telah terjadi underpricing pada IPO berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yolana
dan
Martani
(2005),
Trisnaningsih
(2005)
yang 99
mendapatkan bahwa terjadi underpricing
pada saham IPO
berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan. Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa hanya reputasi auditor yang berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi 5% terhadap
underpricing.
ROA dan ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh secara signifikan pada tingkat level 0,05. Dari hasil koefisien adjusted R2 menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan dari model regresi sebesar 12,9% dari variance initial return dapat dijelaskan oleh variabel Return on Asset (ROA), reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 87,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini. Variabel lain tersebut yaitu, Earning per Share, return on equity (ROE), debt to equity ratio, reputasi underwriter, persentase penawaran saham, dan umur perusahaan.
100
BAB V KESIMPULAN DAN IMPIKASI
A. Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang return on asset, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan yang mempengaruhi initial return. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 21.
Data sampel perusahaan
sebanyak 117 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2005-2012. Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diringkas sebagai berikut: 1.
Hasil uji t-satu sampel menunjukkan telah terjadi underpricing pada penawaran umum perdana (IPO) berdasarkan harga penawaran terhadap harga penutupan hari pertama (dari seluruh perusahaan yang melakukan IPO di BEI tahun 2005-2012) dengan tingkat rata-rata initial return sebesar 30,77%.
2.
Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa return on asset secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return selama delapan tahun pengamatan (2005-2012) . Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian
Kim et al. (1993), Abdullah (2000),
Gerianta (2008) dan Sandhiaji (2004). 3.
Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa reputasi auditor secara statistik berpengaruh signifikan negative terhadap initial 101
101
return selama delapan tahun pengamatan (2005-2012) . Hasil penelitian ini mendukung penelitian Beatty (1989) dan Yona Octiani Lestari (2003: 10). 4.
Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return selama delapan tahun pengamatan (2005-2012) . Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Yolana dan Martani (2005: 9)
5.
Dari hasil koefisien adjusted R2 menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan dari model regresi sebesar 12,9% dari variance initial return dapat dijelaskan oleh variabel Return on Asset (ROA), reputasi auditor, dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 87,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini seperti Earning per Share, return on equity (ROE), debt to equity ratio, reputasi underwriter, persentase penawaran saham, dan umur perusahaan.
B. Implikasi 1.
Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Dengan menimbang beberapa faktor penting dalam penelitian ini. Selain itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang berbeda yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap initial return pada penawaran umum perdana seperti Earning per Share, Debt to Equity Ratio, persentase penawaran saham, dan reputasi underwriter. 102
2.
Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi investor yang ingin menanamkan modalnya pada penawaran umum perdana. Dengan beracuan pada hasil penelitian ini, diharapkan investor dapat mengambil keputusan dalam berinvestasi agar mendapatkan initial return sesuai dengan yang diharapkan ketika menjual sahamnya di pasar sekunder. Selain itu, penelitian ini diharapkan investor dapat melihat informasi reputasi auditor. Hal tersebut dikarenakan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan. Reputasi auditor yang bereputasi baik dalam hal ini Kap big four menghasilkan kualitas audit yang independen dan terbebas dari salah saji material. Setidaknya auditor diharapkan dapat memberikan hasil audit yang independen sehingga menjadi acuan bagi investor untuk berinvestasi di perusahaan yang melakukan IPO. Oleh karena itu reputasi auditor menghilangkan keraguan investor untuk menanamkan modalnya pada saham IPO, sehingga initial return menurun.
3.
Bagi emiten Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi emiten, khususnya dalam memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) atau auditor independen ketika ingin melakukan penawaran umum perdana. Hal tersebut dikarenakan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap initial return. Reputasi auditor yang bereputasi baik akan menurunkan tingkat underpricing bagi perusahaan 103
karena laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh KAP big four sudah pasti terpercaya sehingga prospek perusahaan di masa yang akan datang akan baik pula. 4.
Bagi pihak bursa Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak bursa dalam mempromosikan investasi yang cukup menarik di Bursa Efek Indonesia terutama pada saat penawaran umum perdana (IPO) karena adanya fenomena underpricing.
C. Saran Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, penelitian ini masih banyak kekurangan, sehingga banyak yang perlu diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitan berikutnya. Adapun saran dari penulis untuk penelitan berikutnya adalah: 1.
Memperpanjang periode (waktu) penelitian agar menambah jumlah data, sehingga akan mendapatkan hasil data yang lebih normal.
2.
Memperluas penelitian dengan menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi underpricing, seperti Return On Equity (ROE), reputasi underwriter, Earning per Share, dan opini audit.
3.
Melakukan alat analisis yang lebih baik dan teliti sehingga
akan
menghasilkan data yang lebih akurat.
104
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Syukriy, “Fenomena Underpricing dalam Penawaran Saham Perdana (IPO) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 3, No. l, 2000. Almilia, Luciana Spica dan Meliza Silvy, “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Perusahaan Pasca IPO Dengan Menggunakan Teknik Analisi Multinominal Logit”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 18, No. 4, 2003. Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Seminar Nasional Manajemen, 2007. Arifin, Ali, “Membeca Saham”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004. Arifin, Zaenal, “Potret IPO di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Siasat Bisnis Vol. 14, No. 1, Jakarta, 2010. Arthesa, Ade dan Edia Handiman, “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”, PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta, 2006. Beatty, R.P, “Auditor Reputation and The pricing of IPO”, The Accounting Review Vol. LXIV No. 4, p 693-707, 1989. Bodie Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus, “Investasi”, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Boubaker, Adel and Mediha Mezhoud, “Determinants of the Components of IPO Initial Returns: Paris Stock Exchange”, International Journal of Accounting and Financial Reporting Vol. 1 No. 1, 2011. Boynton, William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, ”Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”, 8th edition, John Wiley&Sons Inc, United States of America, Jakarta, 2006. 105
Brealey, Richard A, Stewart C. Myers dan Alan J. Marcus, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan”, Edisi Kelima, Airlangga, Jakarta, 2008. Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Bursa
Efek Indonesia, “Statistik Book 2005-2012”, diakses http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/statistik.aspx, 2013.
dari
Bursa
Efek Indonesia, “Fact Book 2005-2012”, diakses http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/factbook.aspx, 2013.
dari
Dahlan, Siamat, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Ketiga, FEUI, Jakarta, 2001. Daljono, “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return Saham yang Listing di BEJ Tahun 1990-1997”, Makalah Seminar, Seminar Nasional Akuntansi III Depok, 2000. Darmawi, Herman, “Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial”, Bumi Aksara, Jakarta, 2006. Edwards, A.K dan Hanley K.W, “Short Selling in Initial Public Offerings”, Journal of Financial Economics (JFE) Vol 98, No. 2, Washington DC, 2010. Fahmi, Irham, “Pengantar Pasar Modal Panduan bagi para Akademisi dan Praktisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia”, Alfabeta, Bandung, 2012. Febriani, Irma, H.S. Nugraha dan Saryadi, ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Lembaga Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ilmu Adminstrasi Bisnis, No.1, Vol.1, 2013. 106
Gerianta, Wirawan Yasa, “Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 3, No. 2, 2008. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20”, Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012. Gumanti, T.A. dan Nastiti, A.S, “Kualitas Audit dan Manajemen Laba pada Initial Public Offering”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIV, Aceh, 2011. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012. Holland, K.M dan Horton, J.G, “Initial Public Offerings on The Unlisted Securities Market: The Impact of Profesional Advisor”, Accounting and Business Research, Vol 24, No. 93, p 19-34, 1993. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, ”Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, Edisi keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2002. Irawan, M.A. dan Gumanti, T.A, “Indikasi Earning Management pada Initial Public Offering”,Artikel Ilmiah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008. Ikatan Akuntan Indonesia, “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)”, Salemba Empat, Jakarta, 2000. Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina, M. Nur Yahya dan Saidaturrahmi, “Peringkat Obligasi dan Faktor yang Mempengaruhinya, Pekbis Jurnal, Vol.4, No.2, 2012. Jogiyanto, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE, Yogyakarta, 2007. John A Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr., “Manajemen Strategis”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007. 107
Johnson, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Harga Saham IPO Perusahaan yang Terdaftar di BEI”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 20011. Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”, Kencana, Jakarta, 2010. Kim Jeong Bon, Itzhak Krinsky and Jason Lee, “Motives for Going Public and Underpricing”, Journal of Business Financial and Accounting, p 195-211, Korea, 1993. Kristiantari, I Dewa Ayu, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia”, Tesis Universitas Udayana, Denpasar, 2012. Lestari, Yona Octiani, “Informasi Keuangan dan Non Keuangan terhadap Return Saham di Pasar Perdana”, Jurnal Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2003. Lowry, Michelle, Micah S.O, dan Schwert, G.W, “The Variability of IPO Initial Returns”, The Journal of Finance, 2008. Purwaningsih, Anna, “Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik untuk Memprediksi Peringkat Obligasi: Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, KINERJA, Volume 12, No.1, Hal.85-99, 2008. Rini, I Gusti Ayu Intan Saputra, “Manajemen Laba, Underpricing, dan Kinerja Perusahaan yang Melakukan Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia”, Tesis Universitas Udayana, Denpasar, 2010. Rodoni, Ahmad, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Awal pada Penawaran Saham Perdana”, Jurnal Etikonomi, Vol 2, No. 3, p 249-277, 2003.
108
Rodoni, Ahmad, “Analisis Teknikal dan Fundamental di Pasar Modal, Disertai Hasil Penelitian”, Center for Social Economic Studies (CSES) Press, Jakarta, 2005. Rodoni, Ahmad, “Modul Institusi Depositori dan Pasar Modal”, UIN, Jakarta, 2008. Sandhiaji, Bram Nugroho, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Penawaran Umum Perdana (IPO) Periode Tahun 19962002”, Tesis Universitas Diponegoro, 2004. Sartono, R. Agus, ”Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi)”, Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta, 2001. Sejati, Grace Putri, “Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur”, Bisnis dan Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan-Apr hlm.70-78, 2010. Sulistio, Helen, “Pengaruh Informassi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Initial Return: Studi pada Perusahaan yang melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo, 2005. Suyatmin dan Sujadi, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta”, BENEFIT, Vol. 10, No. 1, 2008. Syahputra, Surya Hadi, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Perusahaan yang IPO di BEJ Tahun 20032006”, Tesis Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2008. Tandelilin, Eduardus, “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, BPFE Yogyakarta, 2001. Trisnawati, Rina, “Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham di Pasar Perdana’”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) II, Malang, 1999. 109
Triani, A. dan Nikmah, “Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi Auditor, Persentase Penjamin Emisi, Ukuran Perusahaan, dan Fenomena Underpricing: Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX, Padang, 2006. Trisnaningsih, Sri, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 4, No. 2, 2005. Uyanto, Stanislaus S, “Pedoman Analisis Data dengan SPSS”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. Yasa, Gerianta Wirawan, “Penyebab Underpricing pada Saham Perdana di BEJ”, Jurnal AUDI Vol. 3 No. 2, Bali, 2008. Yolana, C. dan Martani, D, “Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta Tahun 1994-2001”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo, 2005.
110
Lampiran 1: Initial Return Perusahaan Initial Public Offering Tahun 20052012 No
Kode
1
WSKT
2
WIIM
3
ASSA
4
BSSR
5
TAXI
6
NELY
7
PALM
8
NIRO
9
IBST
10
BJTM
11
GAMA
12
ALTO
13
GLOB
14
MSKY
15
TOBA
16
KOBX
17
TRIS
18
RANC
19
BEST
Tanggal listing PT Waskita Karya 19-Dec(Persero) Tbk 12 PT Wismilak Inti 18-DecMakmur Tbk 12 PT Adi Sarana 12-NovArmada Tbk 12 PT Baramulti 08-NovSuksessarana Tbk *) 12 PT Express Transindo 02-NovUtama Tbk 12 PT Pelayaran Nelly 11-OctDwi Putri Tbk 12 PT Provident Agro 08-OctTbk **) 12 PT Nirvana 13-SepDevelopment Tbk 12 PT Inti Bangun 31-AugSejahtera Tbk 12 PT Bank 12-JulPembangunan Daerah 12 Jawa Timur Tbk PT Gading 11-JulDevelopment 12 PT Tri Banyan Tirta 10-JulTbk 12 PT Global Teleshop 10-JulTbk *) 12 PT MNC Sky Vision 09-JulTbk 12 PT Toba Bara 06-JulSejahtera Tbk 12 PT Kobexindo 05-JulTractors Tbk 12 PT Trisula 28-JunInternational Tbk 12 PT Supra Boga 07-JunLestari Tbk 12 PT Bekasi Fajar 10-AprIndustrial Estate Tbk 12 Nama Perusahaan
Harga offering Closing
IR %
380
445
17.11
650
800
23.08
390
490
25.64
1950
1940
-0.51
560
590
5.36
168
205
22.02
450
470
4.44
105
178
69.52
1000
1500
50.00
430
470
9.30
105
178
69.52
210
315
50.00
1150
1150
0.00
1520
1540
1.32
1900
2125
11.84
400
460
15.00
300
320
6.67
500
670
34.00
170
285
67.65 111
No 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Harga Tanggal IR % listing offering Closing PT Surya Esa Perkasa 01-FebESSA 610 910 49.18 Tbk 12 PT Tiphone Mobile 12-JanTELE 310 325 4.84 Indonesia Tbk 12 09-JanPADI PT Minna Padi Tbk 395 550 39.24 12 PT Greenwood 23-DecGWSA 250 205 -18.00 Sejahtera Tbk *) 11 PT Saranacentral 21-DecBAJA 250 340 36.00 Bajatama Tbk 11 PT Erajaya 14-DecERAA 1000 990 -1.00 Swasembada Tbk *) 11 PT ABM Investama 06-DecABMM 3750 3825 2.00 Tbk 11 PT Cardig Aero 05-DecCASS 400 395 -1.25 Services Tbk *) 11 PT Visi Media Asia 21-NovVIVA 300 450 50.00 Tbk 11 PT Golden Energy 17-NovGEMS 2500 2725 9.00 Mines Tbk 11 PT Atlas Resources 08-NovARII 1500 1540 2.67 Tbk 11 PT Solusi Tunas 11-OctSUPR 3381 3630 7.36 Pratama Tbk 11 PT SMR Utama Tbk 10-OctSMRU 600 650 8.33 **) 11 PT Star Petrochem 13-JulSTAR 102 138 35.29 Tbk 11 12-JulPTIS PT Indo Straits Tbk 950 1000 5.26 11 PT Sidomulyo Selaras 12-JulSDMU 225 240 6.67 Tbk 11 PT Alkindo Naratama 12-JulALDO 225 250 11.11 Tbk 11 08-JulTIFA PT Tifa Sinance Tbk 200 310 55.00 11 PT Metropolitan 20-JunMTLA 240 240 0.00 *) Land Tbk 11 PT Salim Ivomas 09-JunSIMP 1100 1250 13.64 Pratama Tbk 11 PT Jaya Agra 30-MayJAWA 500 495 -1.00 *) Wattie Tbk 11 BULL PT Buana Listya 23-May155 166 7.10 Kode
Nama Perusahaan
112
No
Kode
Nama Perusahaan Tama Tbk **)
42
HDFA
43
SRAJ
44
MBSS
45
GIAA
46
MBTO
47
EMDE
48
MFMI
49
BSIM
50
BRMS
51
MIDI
52
WINS
53
BORN
54
APLN
55
KRAS
56
TBIG
57
ICBP
58
HRUM
59
BRAU
60
BUVA
61
GREN
62
IPOL
PT HD Finance Tbk PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk PT Martina Berto Tbk *) PT Megapolitan Developments Tbk *) PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bumi Resources Minerals Tbk PT Midi Utama Indonesia Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk *) PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk PT Agung Podomoro Land Tbk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Tower Bersama Infrastructure Tbk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT Harum Energy Tbk PT Berau Coal Energy PT Bukit Uluwatu Villa Tbk PT Evergreen Invesco Tbk PT Indopoly
Tanggal listing 11 10-May11 11-Apr11 06-Apr11 11-Feb11 13-Jan11 12-Jan11 29-Dec10 13-Dec10 09-Dec10 30-Nov10 29-Nov10 26-Nov10 11-Nov10 10-Nov10 26-Oct10 07-Oct10 06-Oct10 19-Oct10 12-Jul10 09-Jul10 09-Jul-
Harga offering Closing
IR %
200
230
15.00
120
163
35.83
1600
1780
11.25
500
620
24.00
740
660
-10.81
250
210
-16.00
200
340
70.00
150
252
68.00
635
700
10.24
275
410
49.09
380
355
-6.58
1170
1280
9.40
365
410
12.33
850
1270
49.41
2025
2400
18.52
5395
5950
10.29
5200
5450
4.81
400
465
16.25
260
310
19.23
105
178
69.52
210
235
11.90 113
No
Kode
63
BJBR
64
SKYB
65
GOLD
66
ROTI
67
TOWR
68
BIPI
69
PTPP
70
EMTK
71
GDST
72
BBTN
73
NIKL
74
BCIP
75
DSSA
76
BWPT
77
RINA
78
MKPI
79
GTBO
80
INVS
81
BPFI
Nama Perusahaan Swakarsa Industry Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT Skybee Tbk PT Golden Retailindo Tbk PT Nippon Indosari Corpindo Tbk PT Sarana Menara Nusantara Tbk PT Benakat Petroleum Energy Tbk **) PT PP (Persero) Tbk PT Elang Mahkota Teknologi Tbk PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk
Tanggal listing 10
08-Jul10 07-Jul10 07-Jul10 28-Jun10 08-Mar10 11-Feb10 09-Feb10 12-Jan10
*)
23-Dec09
PT Bank Tabungan Negara Tbk PT Pelat Timah Nusantara Tbk *) PT Bumi Citra Permai Tbk PT Dian Swastika Sentosa Tbk PT BW Plantation Tbk PT Katarina Utama Tbk *) PT Metropolitan Kentjana Tbk PT Garda Tujuh Buana Tbk *) PT Inovisi Infracom Tbk PT Batavia
17-Dec09 14-Dec09 11-Dec09 10-Dec09 27-Oct09 14-Jul09 10-Jul09 09-Jul09 03-Jul09 01-Jun-
Harga offering Closing
IR %
600
900
50.00
375
560
49.33
350
520
48.57
1275
1490
16.86
1050
1570
49.52
140
191
36.43
560
580
3.57
720
730
1.39
160
131
-18.13
769
807
4.94
325
300
-7.69
110
173
57.27
1500
2250
50.00
550
570
3.64
160
155
-3.13
2100
2750
30.95
115
105
-8.70
52
60
15.38
110
121
10.00 114
No
82 83 84 85 86 87 88
Kode
Nama Perusahaan
Prosperindo finance Tbk PT Trikomsel Oke TRIO Tbk PT Sumber Alfaria AMRT Trijaya Tbk PT Sekawan SIAP Intipratama Tbk PT Trada Maritime TRAM Tbk PT Bayan Resources BYAN Tbk *) PT Hotel Mandarine HOME Regency Tbk **) ADRO
89
KBRI
90
PDES
91
VRNA
92
INDY
93
BSDE
94
TPIA
95
GZCO
96
KOIN
97
BTPN
98
YPAS
99
ELSA
100
TRIL
101
BAPA
PT Adaro Energy Tbk PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk **) PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk PT Verena Multi Finance Tbk *) PT Indika Energy Tbk PT Bumi Serpong Damai Tbk PT Tri Polyta Indonesia Tbk PT Gozco Plantations Tbk PT Kokoh Inti Arebama Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk *) PT Yanaprima Hastapersada Tbk PT Elnusa Tbk PT Triwira Insanlestari Tbk PT Bekasi Asri
Tanggal listing 09 14-Apr09 15-Jan09 17-Oct08 10-Sep08 12-Aug08 17-Jul08 16-Jul08 11-Jul08 08-Jul08 25-Jun08 11-Jun08 06-Jun08 26-May08 15-May08 09-Apr08 12-Mar08 05-Mar08 06-Feb08 28-Jan08 14-Jan-
Harga offering Closing
IR %
225
230
2.22
395
395
0.00
150
159
6.00
125
159
27.20
5800
5450
-6.03
94
157
67.02
1100
1730
57.27
532
726
36.47
200
340
70.00
100
83
-17.00
2950
3425
16.10
511
520
1.76
2200
2850
29.55
187
229
22.46
148
197
33.11
517
503
-2.71
545
640
17.43
400
515
28.75
400
680
70.00
150
255
70.00 115
No
Kode
102
BAEK
103
BISI
104
WEHA
105
BKDP
106
SGRO
107
MNCN
108
MCOR
109
PKPK
110
LCGP
111
DEWA
112
BACA
113
GPRA
114
WIKA
115
ACES
116
CTRP
117
PTSN
118
JSMR
119
JKON
120
CSAP
121
ASRI
Nama Perusahaan Pemula Tbk PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bisi International Tbk PT Panorama Transportasi Tbk PT Bukit Darmo Property Tbk PT Sampoerna Agro Tbk PT Media Nusantara Citra Tbk PT Bank windu Kentjana International Tbk PT Perdana Karya Perkasa Tbk PT Laguna Cipta Griya Tbk PT Darma Henwa Tbk PT Bank Capital Indoneisa Tbk PT Perdana Gapura Prima Tbk PT Wijaya Karya Tbk PT Ace Hardware Indoneisa Tbk PT Ciputra Property Tbk *) PT Sat Nusapersada Tbk PT Jasa Marga Tbk PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk PT Catur Sentosa Adiprana Tbk PT Alam Sutera Realty Tbk
Tanggal listing 08 08-Jan08 28-May07 31-May07 15-Jun07 18-Jun07 22-Jun07 03-Jul07 11-Jul07 13-Jul07 26-Sep07 04-Oct07 10-Oct07 29-Oct07 06-Nov07 07-Nov07 08-Nov07 12-Nov07 04-Dec07 12-Dec07 18-Dec07
Harga offering Closing
IR %
1080
1320
22.22
200
340
70.00
245
415
69.39
120
204
70.00
2340
2525
7.91
900
940
4.44
200
246
23.00
400
680
70.00
125
323
158.40
303
511
68.65
150
206
37.33
225
251
11.56
420
560
33.33
82
98
19.51
700
610
-12.86
580
640
10.34
1700
2050
20.59
615
980
59.35
200
220
10.00
105
178
69.52 116
No
Kode
122
ITMG
123
DGIK
124
COWL
125
BTEL
126
MAIN
127
RAJA
128
BNBA
129
BBKP
130
RUIS
131
TOTL
132
IATA
133
TRUB
134
CPRO
135
FREN
136
SDRA
137
MASA
138
APOL
139
PEGE
140
RELI
141
MFIN
142
EXCL
Nama Perusahaan PT Indo Tambangraya Megah Tbk PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk *) PT Cowell Development Tbk PT Bakrie Telecom Tbk PT Malindo Feedmill Tbk PT Rukun Raharja Tbk PT Bank Bumi Artha Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Radiant Utama Interinsco Tbk PT Total Bangun Persada Tbk PT Indonesia Air Transport Tbk PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk PT Central Proteinaprima Tbk PT Smartfren Telecom Tbk PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk PT Multistrada Arah Sarana Tbk PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk PT Panca Global Securities Tbk PT Reliance Securities Tbk PT Mandala Multifinance Tbk *) PT XL Axiata Tbk
Tanggal listing 18-Dec07 19-Dec07 19-Dec07 03-Feb06 10-Feb06 19-Apr06 01-Jun06 10-Jul06 12-Jul06 25-Jul06 13-Sep06 16-Oct06 28-Nov06 29-Nov06 15-Dec06 09-Jun05 22-Jun05 24-Jun05 13-Jul05 06-Sep05 29-Sep-
Harga offering Closing
IR %
14000
19600
40.00
225
205
-8.89
130
230
76.92
107
150
40.19
176
226
28.41
210
249
18.57
160
235
46.88
338
367
8.58
250
375
50.00
278
298
7.19
263
273
3.80
110
180
63.64
110
185
68.18
2856
3554
24.44
94
118
25.53
170
180
5.88
625
700
12.00
100
148
48.00
250
255
2.00
195
185
-5.13
2000
2048
2.40 117
No
Kode
143
MICE
144
AMAG
Nama Perusahaan PT Multi Indocitra Tbk PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
Tanggal listing 05 21-Dec05 23-Dec05
Harga offering Closing
IR %
490
650
32.65
105
111
5.71
Keterangan: *)
= saham mengalami overpricing
**)
= Data yang dibutuhkan tidak lengkap
118
Lampiran 2: Output SPSS 21
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
117
.001
.732
.06412
.086589
RAUD
117
0
1
.38
.486
SIZE
117
20.352
30.448
27.05764
1.701497
IR
117
1.316
158.400
30.77080
26.026491
Valid N (listwise)
117
Regression Variables Entered/Removeda Model
Variables Removed
Variables Entered SIZE, Ln_ROA, RAUDb
1
Method
. Enter
a. Dependent Variable: Ln_IR b. All requested variables entered. Model Summaryb
Model
1
R
.389a
R Adjusted Square R Square
.151
.129
Std. Error of the Estimate 1.006223
Change Statistics R Square Change
F Change
.151
6.707
df1 3
119
Model Summaryb Model
Change Statistics df2
Sig. F Change
113a
1
Durbin-Watson
.000
1.660
a. Predictors: (Constant), SIZE, Ln_ROA, RAUD b. Dependent Variable: Ln_IR ANOVAa Sum of Squares
Model Regression 1
df
Mean Square
F
20.372
3
6.791
Residual
114.411
113
1.012
Total
134.783
116
Sig.
6.707
.000b
a. Dependent Variable: Ln_IR b. Predictors: (Constant), SIZE, Ln_ROA, RAUD Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
1.041
1.547
Ln_ROA
-.167
.085
RAUD
-.732 .061
t
Sig.
Beta .673
.503
-.174
-1.969
.051
.205
-.330
-3.571
.001
.058
.097
1.060
.291
1 SIZE
120
Coefficientsa
Model
95.0% Confidence Interval for B Lower Bound
Upper Bound
(Constant)
-2.025
4.106
Ln_ROA
-.336
RAUD SIZE
Correlations
Collinearity Statistics
Zeroorder
Partial
Part
Tolerance
.001
-.235
-.182
-.171
.962
-1.138
-.326
-.333
-.318
-.309
.878
-.053
.175
.002
.099
.092
.907
1
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics VIF (Constant) Ln_ROA
1.040
RAUD
1.139
SIZE
1.103
1
a. Dependent Variable: Ln_IR
121
Model Dimension
1
1 2 3 4
Collinearity Diagnosticsa Eigenvalue Condition Variance Proportions Index Constant Ln_ RAUD SIZE ROA 3.372 1.000 .00 .01 .03 .00 .563 2.448 .00 .02 .81 .00 .064 7.281 .01 .97 .09 .01 .002 43.189 .99 .00 .07 .99
a. Dependent Variable: Ln_IR Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Predicted Value 2.02103 Std. Predicted Value -2.273 Standard Error of .118 Predicted Value Adjusted Predicted 2.17057 Value Residual -2.763413 Std. Residual -2.746 Stud. Residual -2.801 Deleted Residual -2.875092 Stud. Deleted Residual -2.891 Mahal. Distance .610 Cook's Distance .000 Centered Leverage .005 Value
3.95648 2.345 .450
2.97375 .000 .179
Std. Deviation .419068 1.000 .049
N
4.09702
2.97864
.417153
117
1.989133 1.977 2.012 2.061476 2.040 22.256 .132 .192
.000000 .000 -.002 -.004892 -.005 2.974 .010 .026
.993127 .987 1.006 1.031553 1.015 2.751 .019 .024
117 117 117 117 117 117 117 117
117 117 117
a. Dependent Variable: Ln_IR
122
123
124