e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
PENGARUH RETURN ON ASSET DAN ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC Putu Mertayasa, Wayan Cipta, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh simultan dan parsial return on asset dan economic value added terhadap market value added perusahaan perbankan yang go public tahun 2010-2012. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif kausal. subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang go public tahun 2010-2012, dan objeknya adalah return on asset, economic value added, dan market value added. Jenis data yang diperlukan adalah data kuantitatif yang dikumpulkan dengan menggunakan dokumentasi, dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian bahwa: (1) ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan return on asset dan economic value added terhadap market value added, (2) tidak ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial return on asset terhadap market value added, (3) ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial economic value added terhadap market value added. Kata kunci: economic value added, market value added, return on asset Abstract This research aims to know and analyze the simultaneous effect and partial effect of return on asset and economic value added to market value added of the banking companies go public in 2010-2012. This research is conducted using quantitative method. The subject in this research are the banking companies that go public from year 2010 – 2012, and the object is return on asset, economic value added, and market value added. The type of data needed is quantitative data which was collected using documentation technique, and analyzed using multiple linear regression analysis. The results showed that (1) there is a positive and significant effect simultaneously return on assets and economic value added to the market value added, (2) in partial, return on assets does not effect on market value added, (3) in partial, economic value added positive effect on market value added. Keywords : economic value added, market value added, return on asset
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi sekarang ini berimbas pada perkembangan dunia usaha, seperti terlihat semakin banyaknya perusahaan yang muncul di masyarakat. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencapai laba semaksimal mungkin atau setinggi-tingginya. Sehubungan dengan hal
tersebut diperlukan manajemen keuangan untuk menganalisis hasil operasional perusahaan dan keuangan yang telah dicapai perusahaan dalam satu periode. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) bidang keuangan. Bank memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian Negara. Alasan mengapa kinerja keuangan bank harus senantiasa dianalisis adalah untuk mengetahui tingkat kesehatannya dan menentukan arah kebijakan strategi bank dimasa yang akan datang. Evaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan, khususnya yang bergerak dibidang jasa perbankan bukanlah suatu hal sederhana. Evaluasi yang objektif dibutuhkan dalam mengukur informasi keuangan sehingga diharapkan mampu memberikan petunjuk mengenai kondisi perusahaan khususnya perbankan secara keseluruhan. Perhitungan rasio keuangan sebagai evaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan memiliki kelemahan, yakni cenderung tidak memperhitungkan biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu bank telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Konsep EVA muncul untuk memperbaiki adanya kelemahan pada analisis rasio. Utama (1997: 11) menyatakan bahwa analisis EVA yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan mempunyai dampak yang baik bagi perusahaan yaitu menyebabkan perusahaan menjadi lebih memperhatikan kebijakan struktur modal, selain itu investor dapat mengetahui laba perusahaan dan kemampuan perusahaan tersebut memberdayakan modalnya. Menurut Puspitawati (2010: 5) MVA merupakan seberapa kemakmuran yang telah dicapai atau dihilangkan oleh suatu perusahaan. MVA merupakan indikator dalam meningkatkan kekayaan pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan secara umum. Budiharti (2006) menyatakan bahwa “EVA erat kaitannya dengan MVA. Bila Nilai EVA yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan dimana penciptaan nilai tersebut akan tercermin pada MVA yang tinggi”. Penelitian yang dilakukan Primadia (2011), Airlangga (2009), dan Ulfayani (2008) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara EVA dengan MVA yang bertentangan dengan penelitian dari Koes (2007) yang mengemukakan bahwa EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap MVA.
Berdasarkan studi pendahuluan pada Statistik Indonesia Stock Exchange (IDX) mengenai kondisi keuangan perbankan di Indonesia yang Go Public periode 20102012 menunjukkan sejumlah bank Go Public mengalami perkembangan ROA menurun yaitu Bank Agroniaga dari nilai ROA 1.84% pada tahun 2010, menurun 0.87% menjadi 0,97% tahun 2012, Bank Mutiara dari nilai ROA 2,02% pada tahun 2010 menurun 1,07% menjadi 0,95% tahun 2012, Bank QNB Kesawan dari nilai ROA 0,16% pada tahun 2010 menurun 0,9% menjadi -0,74% tahun 2012, Bank Permata dari nilai ROA 1,68% pada tahun 2010 menurun 0,25% menjadi 1,43% tahun 2012, Bank Himpunan Saudara 1906 dari nilai ROA 2,51% pada tahun 2010 menurun 0,41% menjadi 2,10% tahun 2012, Bank Tabungan Negara dari nilai ROA 1,83% pada tahun 2010 menurun 0,15% menjadi 1,68% tahun 2012, terakhir Bank Artha Graha Internasional dari nilai ROA 0,69% pada tahun 2010 menurun 0,45% menjadi 0,24% tahun 2012. Menurut Bringham dan Houston (dalam Primadia, 2011) bahwa bila ditinjau dari rasio keuangan tersebut belum cukup untuk memberikan informasi mengenai penciptaan kekayaan serta nilai perusahaan terkait modal yang dipakai, sehingga belum dapat diketahui apakah telah berhasil menciptakan nilai tambah atau nilai pasar atas biaya modal yang digunakannya dalam menjalankan kegiatan usahanya. Teori tersebut betentangan dengan Penelitian dilakukan Airlangga (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi ROA, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor, sehingga berpengaruh terhadap MVA. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: (1) Apakah ada pengaruh simultan ROA dan EVA terhadap MVA pada perusahaan perbankan go public tahun 2010 – 2012?; (2) Apakah ada pengaruh parsial ROA terhadap MVA pada perusahaan perbankan go public tahun 2010 – 2012?; (3) Apakah ada pengaruh parsial EVA terhadap MVA pada perusahaan perbankan yang go public tahun 2010 – 2012. Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) bermanfaat bagi pengembangan ilmu dalam bidang Manajemen Keuangan khususnya mengenai analisis pengaruh ROA dan EVA terhadap MVA. Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dalam menilai kinerja keuangan sehingga investor dapat mengetahui laba perusahaan khususnya perusahaan perbankan dan kemampuan perusahaan tersebut dalam memperdaya kan modalnya. Anonim (Rindjin, 1998) UU Nomor 10 tentang perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan didefinisikan “bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. “Rasio keuangan adalah rasio yang menggambarkan mathematical relationship (hubungan atau perimbangan) antara jumlah tertentu dengan jumlah lainnya pada laporan keuangan” (Primadia, 2011: 15). Penggunaan rasio keuangan akan menjelaskan dan memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan serta posisi keuangan perusahaan. Dalam Keown et al (2001) bahwa Rasio keuangan akan memberikan kemudahan bagi para pemakainya untuk mengetahui posisi dan kegiatan perusahaan dari hasil perbandingan yang ada pada rasio yaitu dengan persentase atau angka-angka yang ditunjukan dalam rasio keuangan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan rasio dari profitabilitas yaitu ROA. Pemilihan ROA ini didasarkan pada kerelevanannya dengan peningkatan aset perusahaan, kerelatifannya dengan EVA, MVA dan keterkaitanya terhadap kinerja perbankan. Selain itu, rasio ini juga dijadikan standar pembanding yang dipublikasikan oleh setiap bank sebagai acuan dalam menilai keuannganya. Menurut Dendrawijaya (2005) ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva/ aset yang dimilikinya. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Jadi besarnya laba merupakan ukuran pokok keberhasilan perusahaan. Berdasarkan Surat Edaran BI Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 (dalam www.bi.go.id) besar ROA dapat dirumuskan sebagai berikut. Return On Assets (ROA) = Kelebihan dan kekurangan rasio keuangan menurut Brigham dan Houston (dalam Primadia, 2011) antara lain: (1) Rasio keuangan mudah dalam perhitungannya, (2) Rasio keuangan dapat digunakan untuk membantu menganalisis, mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan, (3) Rasio keuangan dapat digunakan untuk melihat efisiensi, risiko dan prospek pertumbuhan perusahaan, (4) Rasio keuangan dapat digunakan untuk membantu menentukan kemampuan perusahaan membayar hutang, sedangkan kekurangan rasio keuangan antara lain: (1) Rasio keuangan lebih berguna bagi perusahaan kecil dibandingkan perusahaan multidivisi, (2) Faktor-faktor musiman dapat mendistorsi analisis rasio keuangan, (3) Perusahaan dapat mengunakan “Window Dressing” untuk membuat laporan keuangan nampak lebih baik, (4) Praktek akuntansi yang berbeda dapat mendistorsi perbandingan, (5) Sangat sulit untuk menyamaratakan apakah suatu rasio tertentu “baik” atau “buruk”, (6) Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa yang kelihatan “bagus” yang lainnya kelihatan “buruk”, yang membuat sulit untuk menyatakan apakah perusahaan tersebut kuat atau lemah. (7) Tidak memperhitungkan biaya modal. “EVA merupakan laba operasi setelah pajak (after tax operating income) dikurangi dengan total biaya modal (Total cost of capital), dan EVA juga merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi” (Utama, 1997: 10). Menurut Rousana (1997: 18) “EVA secara sederhana dapat didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal (cost of capital) dari seluruh modal yang dipergunakan untuk meghasilkan laba”. EVA menurut Bakar (2010: 21) “pengukuran kinerja perusahaan yang mengukur nilai tambah ekonomis
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) suatu perusahaan yang memperhitungkan biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital) atas investasi yang ditanam". Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan EVA adalah suatu alat penilaian kinerja keuangan yang merupakan selisih dari laba operasi bersih setelah pajak (net operating profit after tax) dikurangi biaya modal (cost capital) dimana bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) dari modal yang telah ditanamkan oleh pemegang saham. Menurut Ardiani Ika S (2008) nilai EVA yang dihasilkan dari perhitungan EVA sangat membantu dalam pertimbangan keputusan manajemen. EVA dapat bernilai positif, negatif dan nol, yang artinya adalah sebagai berikut. (1) EVA > 0 (positif) berarti tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih besar daripada biaya modalnya atau berarti perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah; (2) EVA = 0 (impas) berarti semua laba yang dihasilkan perusahaan digunakan untuk membayar kewajiban kepada investor baik kreditor maupun pemegang saham; (3) EVA < 0 (Negatif) berarti nilai perusahaan berkurang karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal atau berarti perusahaan gagal menciptakan nilai tambah yang dituntut investor. Endri (2008) menyatakan penggunaan metode EVA mempunyai beberapa kelebihan, antara lain: (1) EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation), (2) EVA dapat menjadikan perusahaan lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya karena EVA memperhitungkan biaya modal, (3) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya. Sedangkan kekurangan yang terdapat dalam metode EVA menurut Endri (2008) antara lain: (1) EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tertentu, padahal nilai suatu perusahaan merupakan akumulasi selama seumur hidup perusahaan, (2) Secara praktis EVA belum dapat diterapkan dengan mudah karena proses perhitungannya EVA memerlukan
estimasi atas biaya modal yang yang relatif agak sulit dilakukan dengan tepat terutama untuk perusahaan yang belum go public. “MVA adalah kenaikan nilai pasar perusahaan dari modal perusahaan diatas modal yang disetor pemegang saham” (Sartono, 2001). Menurut Ulfayani (2008: 43) “MVA sebagai single measure yang paling pas untuk menilai sukses tidaknya suatu perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemegang saham. Dengan kata lain bila perusahaan menginginkan nilai perusahaannya meningkat maka perusahaan harus meningkatkan sebesar mungkin MVA-nya”. Mardiah dkk (2006: 100) menyatakan “Market Value Added (MVA) merupakan selisih antara Market Value Of Capital dengan Book Value Capital. Sehingga MVA dapat dikatakan sebagai total economic surplus perusahaan”. Primadia (2011: 19) menambahkan “MVA merupakan selisih antara nilai pasar dengan modal yang diinvestasikan oleh para investor. MVA dipandang sebagai ukuran untuk melihat kemampuan suatu perusahaan dan bank dalam memberikan kekayaan bagi investornya”. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa MVA merupakan pengukuran kekayaan perusahaan yang diciptakan untuk investor dimana, MVA adalah selisih antara nilai pasar perusahaan dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. MVA bisa bernilai positif atau negatif, dengan arti masing-masing nilai tersebut sebagai berikut (Mardiah dkk., 2006). (1) MVA positif (> 0), berarti pihak manajemen telah mampu meningkatkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham menjadi bertambah; (2) MVA negatif (< 0) berarti pihak manajemen telah menurunkan kekayaan perusahaan dan kekayaan pemegang saham menjadi berkurang. Menurut (Budiharti, 2006) kelebihan penggunaan MVA di antaranya adalah MVA dapat mencerminkan keputusan pasar mengenai bagaimana manajer suatu perusahaan sukses meningkatkan kinerja perusahaan dengan menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) METODE Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif kausal. Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang telah go public tahun 2010 – 2012 dan objek penelitiannya adalah ROA, EVA, dan MVA. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif. Data dikumpulkan dengan pencatatan dokumen dan dianalisis dengan analisis regresi linear berganda.
kepadanya. Menurut Primadia (2011) bahwa MVA secara konseptual sebagai tolok ukur kinerja juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: (1) MVA merupakan pengukuran kekayaan periodik pemegang saham sehingga tidak dapat mengukur kinerja pada tingkat divisi, (2) Untuk suatu periode waktu tertentu, tidak memberikan solusi peningkatan penciptaan kekayaan pemegang saham, (3) MVA mengabaikan kesempatan biaya modal yang diinvestasikan dalam perusahaan, (4) Pengukuran MVA gagal memperhitungkan uang kas pada masa lalu kepada pemegang saham.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ringkasan hasil pengolahan data menggunakan analisis regresi linier berganda seperti nampak pada Tabel 01
Tabel 01 : Ringkasan Hasil pengolahan data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 19.0 Parameter Ryx1x2
α = 0,05 Keputusan 0,05 Menolak Ho
Koefisien 0,938
P-Value 0,000
R2yx1x2
0,880
0,000
0,05
Pyx1
0,001
0,995
0,05
0,000001
-
-
Pyx2
0,888
0,000
0,05
P2x2
0,789
-
-
P2yx1
α
-2046,193
β1
2754,157
0,995
0,05
9,762 0,12
0,000 -
0,05 -
β2 Pyε
0,05
Simpulan Ada hubungan pengaruh simultan ROA (X1) dan EVA (X2) terhadap MVA (Y) Menolak Ho Ada pengaruh simultan ROA (X1) dan EVA (X2) terhadap MVA (Y) Menerima Tidak ada hubungan peHo ngaruh parsial dari ROA ( X1) dengan EVA (X2) - Menunjukan besarnya sumbangan pengaruh parsial dari ROA ( X1) dengan EVA (X2) Menolak Ho ada hubungan pengaruh parsial dari EVA (X2) dengan MVA (Y) - Menunjukan besarnya sumbangan pengaruh parsial dari EVA (X2) dengan MVA (Y) Tidak Tidak bisa memprediksi Signifikan Tidak Tidak bisa memprediksi Signifikan Signifikan bisa memprediksi -
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Hasil analisis regresi pada Tabel 01 menunjukkan bahwa variabel ROA dan EVA secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA pada perusahaan perbankan go public tahun 2010-2012 karena p-value < 0,05. Temuan ini memberikan implikasi bahwa ROA dan EVA secara bersama-sama berpengaruh terhadap MVA pada perusahaan perbankan go public. Hasil dari penelitian ini terlihat bahwa hubungan pengaruh dari ROA dan EVA terhadap MVA yaitu sebesar 0,938 (93,8%) dengan besarnya sumbangan pengaruh dari ROA dan EVA terhadap MVA sebesar 0,880 (88%), sedangkan 12% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Variabel lain yang mempengaruhi MVA, seperti faktor mikro ekonomi, yaitu inflansi, nilai tukar (kurs), dan suku bunga (Budiharti, 2006). Berdasarkan Tabel 01 dapat dilihat bahwa ROA memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap MVA karena p-value > 0,05. hubungan pengaruh parsial ROA terhadap MVA yaitu 0,001 (0,1%), dengan besarnya sumbangan pengaruh dari ROA terhadap MVA yaitu 0,000001 (0,0001%). Berdasarkan Tabel 01 dapat dilihat bahwa EVA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap MVA karena p-value < 0,05. hubungan pengaruh parsial EVA terhadap MVA yaitu 0,888 (88,8%), dengan besarnya sumbangan pengaruh dari ROA terhadap MVA yaitu 0,789 (78,9%). Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan bantuan program SPSS diperoleh hasil seperti yang ditampilkan pada Tabel 01 di atas, menunjukan bahwa ROA dan EVA secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA pada perusahaan perbankan go public tahun 2010-2012. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Frida Primadia (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki rasio-rasio keuangan dan nilai EVA yang semakin baik maka dapat menjadi nilai tambah dalam penilaian kinerja keungan perusahaan oleh investor,
sehingga dapat menjadi kekuatan perusahaan dalam tawar menawar harga saham yang terbentuk di pasar nantinya. Semakin baik (kuat) posisi tawar menawar perusahaan di pasar maka semakin baik harga saham terbentuk, dalam hal ini semakin tinggi harga saham perusahaan, maka akan mempengaruhi harga peningkatan nilai MVA. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan penelitian yang dilakukan oleh Airlangga (2009) yang menyimpulkan bahwa secara simultan ROA dan EVA berpegaruh positif dan signifikan terhadap MVA. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhdap MVA. Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh Airlangga (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi Return on Asset (ROA), kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor. Hal ini berdampak harga saham perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat dan berpengaruh terhadap MVA. Namun pada kenyataannya teori ini tidak berlaku pada perusahaan perbankan yang go public. Alasan menolak teori ini dikarenakan pada kenyataanya ketika ROA perusahaan perbankan yang go public menurun ataupun meningkat maka tidak akan mempengaruhi besar ataupun kecil nilai MVA. Hal ini didukung teori yang dikemukakan Bringham dan Houston (dalam Primadia, 2011) menyatakan bahwa bila ditinjau dari rasio-rasio keuangan tersebut belum cukup untuk memberikan informasi mengenai penciptaan kekayaan serta nilai perusahaan terkait modal yang dipakai, sehingga belum dapat diketahui apakah telah berhasil menciptakan nilai tambah atau nilai pasar atas biaya modal yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Lebih lanjut teori ini juga didukung teori yang dikemukakan De Wet (dalam Rina Ulfayani, 2008) menyatakan bahwa “rasio keuangan termasuk didalamnya rasio profitabilitas, sebagai
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) pengukuran penciptaan nilai pemegang saham belum mempertimbang -kan biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menciptakan nilai tambah atau belum”. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik menunjukkan bahwa EVA berpengaruh positif dan signifikan terhdap MVA. Hasil penelitian ini mendukung teori Brigham dan Houston (dalam Anisa Tamban, 2012: 38) menyatakan bahwa EVA dan MVA terdapat suatu hubungan tetapi hubungan tersebut bukanlah merupakan suatu hubungan langsung. Jika sebuah perusahaan memiliki sejarah nilai-nilai EVA yang negatif maka nilai MVA-nya kemungkinan juga akan negatif dan begitu pula sebaliknya jika terdapat sejarah akan nilai-nilai EVA yang positif. Namun begitu, harga saham yang merupakan unsur utama dari perhitungan MVA, lebih tergantung pada ekspektasi kinerja di masa mendatang daripada suatu kinerja historis. Oleh sebab itu, sebuah perusahaan dengan sejarah nilai EVA yang negatif dapat saja memiliki nilai MVA yang positif, asalkan para investornya mengharapkan terjadinya suatu perubahan dimasa mendatang.Teori ini didukung juga oleh teori Stren Stewart (dalam Rina Ulfayani, 2008) menyatakan bahwa “EVA merupakan alat ukur kinerja keuangan yang tepat untuk menentukan pertambahan nilai perusahaan (Market Value Added)”. Dari hasil penelitian ini pula mendukung hasil penelitian dari Airlangga (2009), Rina Ulfayani (2008), dan Primadia (2011) yang menyimpulkan bahwa EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA, tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Koes A Windyarti (2007) yang menyimpulkan bahwa EVA tidak mempunyai pengaruh terhadap MVA. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dari pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. (1) Secara simultan, ada pengaruh positif dan signifikan dari ROA dan EVA terhadap MVA pada perusahaan perbankan go public periode tahun 2010 – 2012. Hal ini berarti Return on Asset
(ROA) dan Economic Value Added (EVA) secara serempak berperan dalam upaya meningkatkan MVA pada perusahaan perbankan go public periode tahun 2010 – 2012; (2) Secara parsial, ada pengaruh positif dan tidak signifikan dari ROA terhadap MVA pada perusahaan perbankan go public periode tahun 2010 – 2012; (3) Secara parsial, ada pengaruh positif dan signifikan EVA terhadap MVA pada perusahaan perbankan go public periode tahun 2010 – 2012. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah : (1) Dalam menilai kinerja suatu perusahaan bank sebaiknya menggunakan metode EVA daripada rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan yang baik belum tentu mencerminkan kondisi perusahaan yang baik juga karena rasio-rasio keuangan tidak memperhitungkan biaya modal. Sedangkan dengan menggunakan metode EVA, akan dapat mengetahui nilai sebenarnya yang diciptakan oleh manajer karena EVA dalam perhitungannya memperhitungkan biaya modal; (2) Kepada peneliti, khususnya yang berminat meneliti pengaruh ROA dan EVA terhadap MVA disarankan untuk menambah variabel-variabel lain yang mempengaruhi MVA agar mendapatkan hasil yang lebih relevan dan lebih baik, dan juga memperpanjang periode pengamatan penelitian sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih valid. DAFTAR PUSTAKA Airlangga. 2009. Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Return On Asset (ROA) Terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008. Skripsi-S1. Universitas Pembangunan Nasional. Bakar, Abu. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Telekomunikasi dengan mengunakan EVA, REVA, FVA, dan MVA. Jurnal Rekayasa. Institut
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Teknologi Nasional Bandung, Volume 14, No.1: 19-27. Budiharti, Lusi .2006. Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 20042005 (Pengaruh Rasio-rasio Keuangan terhadap Economic Value Added-EVA dan Pengaruh EVA terhadap Market Value Added-MVA). Skripsi S-1. Institut Pertanian Bogor. Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indonesia. Endri. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Mengunakan Rasio-rasio Keuangan Dan Economic Value Added (Studi Kasus: PT. Bank Syariah Mandiri). Jurnal Manajemen. STIE Perbanas. Vol. 13 No. 1: 158-170. Keown et al. 2001. DAsar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1, Edisi Ketujuh, Jakarta: Salemba Empat. Lampiran Surat Edaran BI Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Diperoleh 2 Desember 2013, dari http://www.bi.go.id/NR/CFC2/SENo 13_24_DPNP.pdf Mardiah, Sugiarto dan Siagian. 2006. Analisis Kinerja Bank Pemerintah Dan Bank Swasta Dengan Metode EVA Dan MVA Terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi. Institut Bisnis Dan Informatika Indonesia, Vol. 6 No. 01: 97-104. Primadia, Frida. 2011. Kajian Kinerja Keuangan Pada PT Bank Internasional Indonesia, Tbk Periode 2004-2009. Skripsi S-1. Institut Pertanian Bogor. Puspitawati, Lilis. 2010. Economic Value Added (EVA) : Konsep Baru Untuk Mengukur Laba Ekonomi Suatu Perusahaan. Jurnal Akuntansi. UNIKOM, Vol. 8 No. 01: 3-10 Rindjin, Ketut. 2003. Pengantar Perbankan Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rousana, M. 1997. Memanfaatkan EVA Untuk Menilai Perusahaan Di
Pasar Modal Indonesia. Majalah Usahawan, April No. 04: 10-13 Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Yogya : BPFE. Ulfayani, Rina. 2008. Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Market Value Added (Studi Kasus Perusahaan Terdaftar di Jakarta Islamic Index). Skripsi S-1. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Utama, Shidarta. 1997. Economic Value Added: Pengukuran Penciptaan Nilai Perusahaan. Majalah Usahawan, April No. 04: 10-14 Windyarti, A Koes. 2007. Analisis Pengaruh Economic Value Addded Terhadap Market Value Added Pada 20 Emiten Teraktif Di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2005. Jurnal Akuntansi. Universitas Trisakti, Vol. 2 No.2: 97-115