PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Yuniarti Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak ABSTRACT Research is done to 48 corporate samples to point out that by use simultan's there is influence of finance ratio (Altman's outboard), that is Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned Ratio, Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Net Profit Margin, and Return On Assets to condition of financial distress as big as 40,8% and its rest as big as 59,2% regarded by variables any other that don't be worded deep observational. And examination partially that X7's variable or return on investment ratio (return on assets) is the most ratio dominant influential to variable y (financial distress) on confidence zoom 95%. Keywords : Financial Distress, Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned Ratio, Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Net Profit Margin, Return On Assets
PENDAHULUAN
Sekitar
Latar Belakang
empatbelas persen diantaranya berasal
Sektor
industri
enampuluh
satu
koma
merupakan
dari ekspor barang industri. Kemajuan
komponen utama dalam pembangunan
ekonomi yang diraih Indonesia pada saat
ekonomi nasional. Sektor ini tidak saja
itu,
berpotensi
kontribusi
memasukkan Indonesia sebagai salah
ekonomi yang besar melalui nilai tambah,
satu Negara Ajaib di Asia Timur (The
lapangan kerja dan devisa, tetapi juga
East Asian Miracle).
mampu memberikan kontribusi dalam
Krisis
memberikan
menyebabkan
ekonomi
Bank
Dunia
yang
terjadi
transformasi kultural bangsa ke arah
sekitar tahun1996-1998 telah berdampak
modernisasi kehidupan masyarakat yang
sangat negatif terhadap sektor industri,
menunjang pembentukan daya saing
yang mengakibatkan beberapa sektor
nasional. Tahun 1996, pangsa nilai
industri tumbuh negatif dan beberapa
ekspor non migas mencapai tujuhpuluh
sektor stagnan, walaupun ternyata masih
enam koma empatpuluh empat persen
ada beberapa sektor industri yang masih
dari seluruh nilai ekspor Indonesia.
dapat
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
tumbuh.
Beberapa
kalangan 161
bahkan menilai telah terjadi proses
Tujuan Penelitian
"deindustrialisasi". Industri yang telah
1. Mengetahui pengaruh rasio keuangan
dibangun dengan terencana dalam 5
terhadap prediksi kondisi financial
periode
distress perusahaan sektor industri
Pelita
(Pembangunan
Lima
Tahun) seakan mundur jauh ke belakang, kembali ke posisi sebelumnya. Sektor
dasar dan kimia. 2. Mengetahui rasio keuangan apa saja
industri yang dinyatakan telah mencapai
yang
tahap tinggal landas (take off), tiba-tiba
memprediksi
menjadi
distress perusahaan tersebut.
kehilangan
keseimbangan
(www.zulkieflimansyah.com). Kekuatan
paling
dominan
dalam
kondisi
financial
TINJAUAN PUSTAKA
keuangan
suatu
Kerangka Teoritis
perusahaan umumnya dapat diprediksi
Salah satu sumber informasi
oleh pihak eksternal perusahaan, seperti:
keuangan dari suatu perusahaan adalah
investor, kreditor, auditor, pemerintah, dan
laporan
pemilik
eksternal
Prastowo dan Rifka Juliaty (2008: 3)
perusahaan biasanya bereaksi terhadap
laporan keuangan merupakan obyek dari
sinyal
analisis
perusahaan.
distress
Pihak
seperti:
pengiriman, pengembalian
penundaan
masalah
kesulitan
hutang,
hilangnya
kepercayaan dari para pelanggan, tagihan dari para kreditur, dan lain sebagainya. Kondisi
tersebut
diselesaikan
bila
akan
tidak
berdampak
segera pada
laporan
penyusunan
dan
Dwi
keuangan,
latar
belakang
penyajian
laporan
keuangan merupakan langkah penting sebelum menganalisis laporan keuangan tersebut. rasio
keuangan
merupakan suatu alat analisis keuangan
1. Bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi kondisi financial distress perusahaan sektor industri
yang
sangat
populer
dan
banyak
digunakan. Menurut Atmaja (2008: 415) bahwa rasio keuangan didisain untuk memperlihatkan hubungan antara item-
dasar dan kimia? 2. Rasio keuangan apa yang paling dominan dalam memprediksi kondisi distress
Menurut
memahami
Analisis
Perumusan Masalah
tersebut?
terhadap
sehingga
perusahaan.
financial
keuangan.
perusahaan
item pada laporan keuangan (Neraca dan Laporan Rugi Laba). Berdasarkan rasio keuangan,
suatu
mengetahui perusahaannya
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
perusahaan apakah
berada
dapat kondisi
pada
posisi 162
bangkrut atau tidak (kondisi financial
model logit untuk menentukan rasio
distress).
keuangan yang paling dominan untuk
Penelitian Altman (2000: 7-13) menyatakan
bahwa
jika
memprediksi adanya financial distress.
perusahaan
Luciana
(2004:
7-23),
memiliki indeks kebangkrutan 2,99 atau
memproksikan kondisi financial distress
lebih maka perusahaan tidak termasuk
sebagai kondisi perusahaan yang telah
perusahaan yang dikategorikan akan
delisted pada tahun 1999-2002; hasil
mengalami
kebangkrutan, sedangkan
penelitian membuktikan bahwa rasio net
perusahaan
yang
income/total
memiliki
indeks
asset,
shareholder
kebangkrutan 1,81 atau kurang maka
equity/total assets, dan total debt/total
perusahaan termasuk kategori bangkrut;
asset
ada lima rasio keuangan yang digunakan
memprediksi
untuk
yang mengalami delisted.
mendeteksi
perusahaan
tahun
digunakan probabilitas
untuk
perusahaan
sebelum
Luciana dan Meliza (2003: 20-
perusahaan tersebut bangkrut, terdiri
29) melakukan penelitian pada kondisi
dari : cash flow to total debt, net income
financial
to total assets, total debt to total assets,
diwakili oleh 3 kelompok perusahaan
working capital to total assets, dan
dan 1 kelompok perusahaan kontrol
current ratio; Altman juga menemukan
sebagai pembanding, yaitu kelompok
rasio–rasio tertentu, terutama likuiditas
pertama perusahaan yang mengalami net
dan leverage, memberikan sumbangan
income negatif selama 2 tahun berturut-
terbesar dalam rangka mendeteksi dan
turut; kelompok kedua perusahaan yang
memprediksi kebangkrutan perusahaan;
mengalami net income negatif dan nilai
model Altman ini dikenal dengan Z-
buku ekuitas negatif selama 2 tahun
score yaitu score yang ditentukan dari
berturut-turut;
hitungan standar kali nisbah–nisbah
perusahaan yang delisted; dan kelompok
keuangan yang menunjukkan tingkat
keempat perusahaan yang masih tetap
kemungkinan kebangkrutan perusahaan.
aktif serta tidak mengalami net income
Platt dan Platt (2002: 5-11)
negatif dan nilai buku ekuitas negatif
melakukan
dua
kebangkrutan
dapat
penelitian
terhadap
distress
suatu
kelompok
perusahaan
ketiga
24
selama 2 tahun berturut-turut; penelitian
perusahaan yang mengalami financial
membuktikan rasio net income/total
distress dan 62 perusahaan yang tidak
asset, shareholder equity/total assets,
mengalami financial distress, dengan
retained earning/total asset, dan total
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
163
debt/total asset dapat digunakan untuk
dibandingkan dengan rasio keuangan
memprediksi
yang tidak disesuaikan, dimana diperoleh
perusahaan
mengalami
kondisi financial distress.
1% saja perusahaan yang mengalami
Luciana dan Kristijadi (2003:
gejala financial distress, serta reputasi
190-207) membentuk 12 persamaan dari
auditor juga kurang bisa digunakan
20
sebagai
rasio
membuktikan persamaan
financial
penelitian
bahwa
keduabelas
regresi
menunjukkan digunakan
keuangan,
yang
rasio
keuangan
untuk distress
dibentuk dapat
memprediksikan suatu
variabel
memprediksi kemungkinan
Ho : Rasio Keuangan tidak berpengaruh signifikan
terhadap
kondisi
variabel rasio keuangan yang paling
perusahaan.
financial
signifikan
financial leverage, rasio likuiditas, dan
kondisi
rasio pertumbuhan; financial distress
perusahaan.
dua
kondisi
distress
terhadap financial
prediksi distress
yaitu
perusahaan mengalami kerugian selama 2 tahun berturut-turut dan perusahaan
METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Penelitian yang diterapkan adalah
mengalami kerugian dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-
studi kasus. Penelitian studi kasus (case study) adalah penelitian tentang status
turut. Penelitian Rayenda (2006: 6-17) mengelompokan
perusahaan
yang
delisted dan listed serta unsur reputasi auditor selain rasio keuangan yang tidak disesuaikan dan rasio relatif industri,
subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
selama tiga tahun dengan metode Enter; hasilnya bahwa rasio relatif industri akurat
dalam
memprediksi
personalitas
(Maxfield
dalam Moh. Nazir; 2005: 57). Teknik Pengumpulan Data Data berupa laporan keuangan
kemudian diinput pada regresi logistik
kurang
prediksi
Ha : Rasio Keuangan dapat berpengaruh
distress adalah rasio profit margin, rasio
oleh
financial
Hipotesis
tambahan penelitian ini menunjukkan
diwakili
dalam
distress.
perusahaan;
dominan dalam menentukan financial
penjelas
yang telah dipublikasikan secara lengkap pada Indonesia Stock Exchange dan Yahoo Finance dari tahun 2005-2008.
kemungkinan kondisi financial distress Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
164
Z-Score = 1.2 WC/TA + 1.4 RE/TA + 3.3
Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini
EBIT/TA + 0.6 MVE/BVD + 1.0 S/TA.
adalah seluruh perusahaan yang bergerak dibidang industri dasar dan kimia pada Bursa Efek Indonesia sebanyak 57 perusahaan yang tersebar pada 8 sub sektor industri. Pemilihan
sampel
penelitian
ditentukan secara purposive sampling, dengan kriteria-kriteria pemilihan sampel meliputi : ▪
Perusahaan berbasis pada sektor manufaktur
yaitu sektor industri
dasar dan kimia. ▪
Perusahaan
memiliki
data
Dimana : Z-Score =Overall Indeks WC = Working Capital RE = Retained Earning EBIT = Earning Before Interest & Tax MVE = Market Value Equity S = Sales TA = Total Assets BVD =Book Value of Total Liabilities Model ini menghasilkan 3 kategori, antara lain sebagai berikut : • Z-score ≤ 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrut pun sangat terbuka lebar.
yang
lengkap pada Bursa Efek Indonesia
•
1,81 < Z-score < 2,99 berada di daerah abu – abu sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya, tergantung dari keputusan/kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan.
•
Z-score ≥ 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.
dan Yahoo Finance, serta telah menerbitkan laporan keuangan pada periode 2005 – 2008 ▪
Perusahaan
yang
mengalami
financial distress mengacu pada model Altman. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel
penelitian
sebanyak
48
perusahaan. 2. Regresi Linier Berganda
Alat Analisis
Pengujian
1. Model Altman atau Z-Score Untuk mengetahui kriteria suatu perusahaan
mengalami
kebangkrutan
atau tidak adalah dengan menggunakan model Altman atau lebih dikenal dengan Z-Score (2000: 9-13).
pengaruh kondisi
rasio
untuk
mengetahui
keuangan
financial
distress
terhadap suatu
perusahaan menggunakan model Regresi Linier
Berganda.
Menurut
Sudjana
(1996; 347) model regresi linier ganda atas X1, X2, ..., Xk akan ditaksir oleh :
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
165
seharusnya tidak terjadi korelasi di
^
Y = a0 + a1X1 + a2X2 + a3X3 + a4X4 + a5X5 + a6X6 + a7X7 Y = Kondisi financial distress (Z-score) X1 = Quick Ratio (QR) X2 = Debt to Equity Ratio (DER) X3 = Time Interest Earned Ratio (TIER) X4 = Receivable Turnover Ratio (RTR) X5 = Inventory Turnover Ratio (ITR) X6 = Net Profit Margin (NPM) X7 = Return On Assets (ROA) a0-a7 = Koefisian regresi berdasarkan hasil pengamatan
antara variabel bebasnya. Ada multikolinearitas
tidaknya dilakukan
gejala dengan
melihat VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Eigenvalue dan Condition Index pada tabel colinearity diagnostic. Jika nilai VIF tidak ada yang lebih dari 5 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas (Getut Pramesti; 2006: 152).
Pengujian Asumsi Klasik
Deteksi lain untuk mengetahui
1. Uji Normalitas
ada tidaknya multikolinearitas adalah
Untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, antara variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, maka digunakan uji normalitas. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
dengan melihat nilai Eigenvalue dan Condition Index, jika nilai Eigenvalue mendekati 0 dan Condition Index lebih besar dari 15 maka dapat diindikasikan terjadi multikolinearitas (Pramesti; 2006: 154). 3. Heteroskedastisitas
Kondisi normalitas dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Singgih Santoso, 2000: 214).
untuk
ditemukan adanya korelasi antar variabel Model
regresi
atau tidak konstan. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi yang dibentuk terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu
Jika
multikolinearitas
melihat apakah pada model regresi
bebas.
varian faktor pengganggu tidak sama
pengamatan ke pengamatan yang lain.
2. Uji Multikolinearitas Uji
Heteroskedastisitas terjadi bila
yang
baik
varians
dari
residual
suatu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka
disebut
homoskedastisitas.
Sedangkan jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
166
baik
adalah
jika
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Mendeteksi
Jika angka Durbin-Watson di bawah -2 berarti ada autokorelasi
heteroskedastisitas
positif.
dengan cara melihat ada atau tidaknya
Jika angka Durbin-Watson di
pola tertentu pada grafik scatterplot.
antara -2 sampai +2 berarti tidak
Apabila terdapat pola tertentu yang
ada autokorelasi.
teratur
(bergelombang,
kemudian
menyempit)
maka
melebar terjadi
Jika angka Durbin-Watson di atas +2
berarti
ada
heteroskedastisitas, jika tidak ada pola
negatif.
yang jelas serta titik-titik menyebar di
Pengujian Hipotesis
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
1. Uji F (Simultan)
maka tidak terjadi heteroskedastisitas
Uji
F
autokorelasi
mengetahui
pengaruh
(Santoso; 2000: 210 dan Pramesti;
secara simultan variabel independen
2006:156).
terhadap
4. Uji Autokorelasi
statistik uji F dapat dirumuskan sebagai
Autokorelasi
adalah
korelasi
variabel
dependen.
Secara
berikut :
yang terjadi antara anggota–anggota dari
F = MSB / MSW
serangkaian pengamatan yang tersusun
Dimana :
dalam rangkaian waktu (time series) atau
MSB = mean of squares between groups
data silang waktu (cross sectional). Asumsi aotokorelasi bahwa nilai–nilai
(keragaman antar kelompok) MSW = mean of squares within groups
faktor pengganggu yang berurutan tidak tergantung
secara
temporer,
artinya
(keragaman dalam kelompok) (Furqon; 2004: 203).
gangguan yang terjadi pada satu titik
Pengujian
dilakukan
dengan
pengamatan tidak berhubungan dengan
membandingkan
F-hitung dengan F-
faktor–faktor gangguan lainnya. Model
tabel atau F sig dengan α. Jika F-hitung
regresi yang baik adalah model regresi
lebih besar dari F-tabel atau F sig lebih
yang bebas dari autokorelasi.
kecil dari α maka H0 ditolak dan Ha
Deteksi autokorelasi dilihat dari
diterima, artinya pada tingkat signifikan
angka Durbin-Watson, dengan patokan
tertentu (α = 5%) variabel independen
umum (Santoso, 2000: 219) sebagai
secara
berikut :
pengaruh terhadap variabel dependen.
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
bersama-sama
mempunyai
167
2. Uji t-test (Parsial) Suatu
Variabel Penelitian
penelitian
yang
Variabel dependen (variabel Y)
mempertanyakan apakah perubahan pada
yang digunakan dalam penelitian ini
variabel
menimbulkan
adalah kondisi financial distress suatu
perubahan (pengaruh) pada variabel
perusahaan. Financial distress adalah
dependen, diarahkan
kondisi dimana perusahaan mengalami
independen
untuk
menguji
hipótesis statistik. Pengujian hipótesis ini
kesulitan
disebut
bangkrut. Jika perusahaan mengalami
dengan
pengujian
statistik-t
yaitu :
keuangan
dan
terancam
kebangkrutan maka akan timbul biaya b-β t = -------Sb
kebangkrutan (bankruptcy cost) yang disebabkan oleh keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga
b = koefisien regresi sampel β = koefisien regresi populasi (yang dihipotesiskan) Sb = galat baku koefisien regresi (Furqon; 2004: 227).
pasar, biaya
likuidasi perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual, dan sebagainya. Umumnya terjadinya financial distress semakin meningkat
Pada penelitian, pengujian menggunakan t-test dilakukan secara parsial, dengan asumsi bahwa pada saat dilakukan pengujian satu variabel independen, variabel
independen
lainnya
tidak
mengalami perubahan. Pengujian
dilakukan
dengan hutang,
dengan
hitung lebih besar dari t-tabel α atau tsig lebih kecil dari α maka H0 ditolak, artinya bahwa pada tingkat signifikan (α variabel
independen
ke-n
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
besar
penggunaan
bunga, semakin besar probabilita bahwa penurunan
penghasilan
akan
menyebabkan financial distress (Atmaja;
dan atau t-sig dengan α. Dimana jika t-
5%)
semakin
penggunaan
hutang semakin besar pula beban biaya
2008 : 258).
membandingkan t-hitung dengan t-tabel
=
meningkatnya
Sedangkan variabel independen adalah rasio–rasio keuangan perusahaan, dimana berdasarkan James & John (2008: 135-157) ada duabelas rasio. Setelah dikurangi rasio-rasio dari model Altman, maka terdapat tujuh rasio, yaitu : 1. Rasio uji cepat atau Quick Ratio (X1). 2. Rasio hutang terhadap ekuitas atau Debt to Equity Ratio(X2).
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
168
3. Rasio bunga penutup atau Time Interest Earned Ratio (X3). 4. Rasio
perputaran
perusahaan, 11 perusahaan pada kategori abu-abu (kelabu) dan sisanya sebanyak
piutang
atau
Receivable Turnover Ratio (X4).
18
perusahaan
distress.
5. Rasio perputaran persediaan atau Inventory Turnover Ratio (X5).
mengalami
Untuk
dikategorikan
tahun
Margin (X6).
perusahaan
sehat
dapat 13
distress sejumlah 23 perusahaan dan sisanya berada pada kondisi kelabu
7. Pengembalian investasi atau Return On Assets (X7).
sejumlah
12
perusahaan
sehingga
observasi secara keseluruhan sebanyak
HASIL DAN PEMBAHASAN
96 perusahaan.
Financial Distress
Uji Asumsi Klasik
Perhitungan
rasio
keuangan
1. Uji Normalitas
dengan menggunakan model Altman nilai
2008
perusahaan, yang mengalami financial
6. Marjin laba bersih atau Net Profit
sebagai
financial
Z-Score
(variabel
Dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product
and Service
dependen), bertujuan mengklasifikasikan
Solutions) versi 12.0, tampak pada
mana perusahaan yang sehat dan mana
gambar 1 titik-titik menyebar di sekitar
perusahaan yang mengalami financial
garis
distress.
mengikuti garis diagonal. Berdasarkan
Dari 48 perusahaan pada tahun 2007 dapat diklasifikasikan kategori perusahaan
sehat
sejumlah
diagonal
serta
penyebarannya
gambar tersebut model regresi layak, memenuhi asumsi normalitas.
19
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
169
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
TBMS05 CTBN05 CPIN05 SULI05 LION05 DPNS06 JPRS05 LMSH05 INCI06 UNIC06 EKAD06 BUDI05 ETWA06 TIRT05 ALMI05 INCI05 INAI05 BRNA05 BRPT06 ETWA05 SAIP06 AKKU06 LAPD06 TOTO05 DYNA05 PICO05 AKPI06 MAIN06 ARNA06 APLI05 IKAI05 TKIM05 SPMA06 SIMA05 SULI06 SIMA06
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 1. Grafik Uji Normalitas
3. Uji Heteroskedastisitas
2. Uji Multikolinearitas bahwa
Dari gambar 2, terlihat bahwa titik-
seluruh nilai VIF dibawah 5, begitu pula
titik menyebar secara acak dan tanpa pola
jika dilihat nilai Eigenvalue mendekati
baik di atas ataupun di bawah angka 0 pada
0 (nol) dan nilai Condition Index masih
sumbu Y sehingga dapat dikatakan bahwa
Berdasarkan
analisis
dibawah 15. Sehingga dengan dua kriteria tersebut dapat dikatakan bahwa tidak
terjadi
multikolinearitas
pada
model
regresi
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
antar
variabel bebas pada penelitian ini.
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
161
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Regression Standardized Residual
3
2
1
0
-1
-2
LMSH06 LAPD05 SOBI05 EKAD05 TBMS05 SOBI06 TBMS06 CTBN05 CPIN06 AKKU05 IGAR05 LION05 JPFA05 DPNS05 JPRS05 MLIA06 TIRT05 FASW05 MLIA05 AMFG05 ALMI05 BRNA05 ETWA06 INCI05 SIPD05 DYNA06 ETWA05 TOTO05 MAIN05 SPMA05 SMCB05 ALMI06 MAIN06 CTBN06 DYNA05 ARNA06 FPNI05 APLI05 IKAI05 SPMA06 ARNA05 TKIM05 INKP05 SIMA05 SULI06 BRPT05 SIMA06
JPRS06
-3 -3
-2
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas a. Quick Ratio mempunyai pengaruh
3. Uji Autokorelasi Berdasarkan
nilai
positif terhadap financial distress.
Durbin-Watson berada antara -2 sampai
Setiap peningkatan skor sebesar 1
+2, maka dapat dikatakan bahwa model
satuan, maka akan berdampak pada
dalam
peningkatan
penelitian
analisis,
ini
bebas
dari
autokorelasi.
financial
distress
perusahaan sebesar 0,066 satuan. b. Debt to Equity Ratio berpengaruh
Analisis Regresi Linear Berganda Dengan bantuan SPSS versi 12.0
positif terhadap financial distress.
maka dapat disusun persamaan regresi
Setiap peningkatan skor 1 satuan,
linear berganda sebagai berikut :
maka berdampak pada peningkatan
Z-Score = 2,105 + 0,066 QR + 0,013 DER
financial distress perusahaan sebesar
+ 0,006 TIER - 0,038 RTR - 0,002 ITR
0,013 satuan.
- 1,374 NPM + 13,077 ROA. Persamaan
tersebut
c. Time
dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
Interest
Earned
Ratio
berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress, dimana setiap peningkatan skor 1 satuan, maka
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
161
berdampak
pada
peningkatan
dapat disimpulkan bahwa Quick Ratio,
financial distress perusahaan sebesar
Debt to Equity Ratio, Time Interest
0,006 satuan.
Earned
d. Receivable
Turnover
Receivable
Turnover
Ratio
Ratio, Inventory Turnover Ratio, Net
berpengaruh negatif pada financial
Profit Margin dan Return On Assets
distress. Dimana setiap peningkatan
secara
skor 1 satuan, berdampak pada
berpengaruh
penurunan
financial distress (Z-Score).
financial
distress
perusahaan sebesar -0,038 satuan. e. Inventory
Turnover
simultan
atau
bersama-sama
signifikan
Koefisien
terhadap
determinasi
sebesar
Ratio
0,408 atau 40,8%, berarti financial
berpengaruh negatif pada financial
distress (Z-Score) dapat dijelaskan oleh
distress. Setiap peningkatan skor 1
ketujuh variabel independen tersebut.
satuan
Sedangkan
akan
berdampak
pada
sisanya 59,2% dijelaskan
penurunan financial distress sebesar
oleh
-0,002 skor.
persamaan ini.
f. Net Profit Margin berdampak negatif pada
financial
peningkatan menurunkan
distress,
1
dimana
satuannya financial
akan distress
variabel
lain
di
luar
model
Dari model regresi, koefisien determinasi, dan F sig tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Ha
diterima pada tingkat keyakinan sebesar 95% (100% - α).
sebesar -1,374 skor. g. Return On Assets berdampak sangat
2.
Pengaruh
Parsial
Variabel
positif terhadap financial distress,
Independen Terhadap Financial
dimana peningkatan 1 satuannya
Distress
akan meningkatkan financial distress
a). Pengujian pengaruh Quick Ratio (X1)
sebesar 13,077 skor.
terhadap financial distress. Quick
Pengujian Hipotesis 1.
Ratio,
Pengaruh
Simultan
Variabel
Ratio
memiliki
t-hitung
(1,453) < t-tabel (1,960) dan sig
Independen Terhadap Financial
(0.150) > α (0,05)
Distress
diterima. Berarti Quick Ratio tidak
Dari analisis diperoleh nilai F-
berpengaruh
signifikan
maka Ho
terhadap
hitung = 9,362 dan signifikan 0,000.
financial distress. Dengan kata lain
Karena F-hitung (9,362) > F-tabel (2,09)
tidak
dan signifikan (0,000) < α (0,05) maka
memprediksi financial distress.
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
dapat
dipergunakan
untuk
162
b). Pengujian Debt to Equity Ratio (X2)
memprediksi financial distress suatu
terhadap terhadap financial distress. Bahwa
Debt
to
Equity
Ratio
perusahaan. e). Pengujian Inventory Turnover Ratio
memiliki t-hitung 0,237 < t-tabel
(X5) terhadap financial distress.
1,960 dan sig (0,813) > α (0,05)
Inventory Turnover Ratio memiliki t-
maka Ho diterima. Kondisi ini
hitung (-1,775) < t-tabel (1,960) dan
menunjukkan bahwa Debt to Equity
sig (0,080) > α (0,05) maka Ho
Ratio tidak berpengaruh signifikan
diterima. Berarti Inventory Turnover
terhadap
financial
Ratio tidak berpengaruh signifikan,
variabel
tersebut
dipergunakan
distress, tidak
untuk
atau dapat
dengan
memprediksi
dipergunakan
financial distress. c).
(X3)
untuk
tidak
dapat
memprediksi
terhadap
f).
financial
Pengujian Net Profit Margin (X6) terhadap financial distress.
distress.
Net Profit Margin memiliki t-hitung -
Bahwa Time Interest Earned Ratio
1,292 < t-tabel 1,960 dan sig (0,200)
memiliki t-hitung 0,983 < t-tabel
> α (0,05) maka Ho diterima. Berarti
1,960 dan sig 0,329 > α (0,05) maka
Net Profit Margin tidak berpengaruh
Ho diterima. Bahwa Time Interest
signifikan atau dengan kata lain tidak
Earned Ratio tidak berpengaruh
dapat
signifikan,
memprediksi
dipergunakan
atau untuk
tidak
dapat
memprediksi
financial distress suatu perusahaan. d).
lain
financial distress sebuah perusahaan.
Pengujian Time Interest Earned Ratio
kata
(X4)
terhadap
financial
untuk distress
sebuah perusahaan. g).
Pengujian Receivable Turnover Ratio
dipergunakan
financial
Pengujian pengaruh Return On Assets
(X7)
terhadap
financial
distress.
distress.
Return On Assets memiliki t-hitung
Receivable Turnover Ratio memiliki
(4,543) > t-tabel (1,960) dan sig
t-hitung -1,383 < t-tabel 1,960 dan
(0,000) < α (0,05) maka Ha diterima.
sig (0,171) > α (0,05) maka Ho
Berarti
diterima.
berpengaruh
Bahwa
Receivable
Return
On
signifikan
Assets terhadap
Turnover Ratio tidak berpengaruh
financial distress atau dengan kata
signifikan terhadap financial distress
lain
dapat
digunakan
untuk
atau tidak dapat dipergunakan untuk Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
163
memprediksi nilai financial distress
a.
suatu perusahaan.
Penelitian dampak
ini dari
tidak
mengkaji
financial
distress
terhadap
kinerja
SIMPULAN DAN KETERBATASAN
sehingga
bagi
Simpulan
berminat
dapat
a.
Bahwa pengujian secara simultan
penelitian
ini
Quick Ratio, Debt to Equity Ratio,
mengetahui
Time
Ratio,
distress terhadap kinerja perusahaan
Ratio,
selanjutnya.
Interest
Receivable
Earned
Turnover
Inventory Turnover Ratio, Net Profit
peneliti
yang
mengembangkan dalam
dampak
rangka financial
Sampel penelitian terfokus pada
Margin dan Return On Assets secara
satu
bersama-sama
berpengaruh
menggunakan rasio keuangan secara
financial
lengkap. Peneliti selanjutnya dapat
distress, dengan kontribusi sebesar
menambahkan jenis perusahaan dan
40,8%, sedangkan 59,2% dijelaskan
rasio yang lengkap, namun harus
oleh variabel lain diluar model
diperhatikan mengenai perbedaan
penelitian ini. Sedangkan pengujian
karakter tiap jenis perusahaan.
signifikan
terhadap
secara parsial menunjukkan bahwa hanya
Return
berpengaruh financial
On
Assets
signifikan
terhadap
distress
pada
tingkat
keyakinan 95% atau α = 5%, sedangkan berpengaruh
rasio
lainnya
signifikan
tidak
terhadap
financial distress. b.
b.
perusahaan,
Bahwa rasio keuangan yang paling dominan kondisi
dalam financial
memprediksi distress
suatu
perusahaan adalah Return On Assets karena hanya rasio tersebut yang berpengaruh
signifikan
nilai financial distress. Keterbatasan
terhadap
jenis
industri
dan
tidak
DAFTAR PUSTAKA Altman Edward L., Predicting Financial Distress Of Companies; Revisiting The Z-Score And Zeta Models, July 2000, www.goegle.com/financial distress. Asquith P., R. Gertner dan D. Scharfstein, Anatomy of Financial Distress: An Examination of Junk-Bond Issuers, Quarterly Journal of Economics, 1994. Aprilia Nugraheni, Analisis Ketepatan Prediksi Potensi Kebangkrutan Melalui Altman Z-Score Dan Hubungannnya Dengan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing di BEJ, Desember 2005, www.yahoo.com/financial distress.
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
164
Dwi Prastowo D. dan Rifka Juliaty, Analisis Laporan Keuangan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, Oktober 2008. Furqon, Statistika Terapan Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, Mei 2004. Foster, George. Financial Statement Analysis, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1986. Getut Pramesti, Panduan Lengkap SPSS 13.0 Dalam Mengolah Data Statistik, PT.Eex Media Komputindo, Jakarta, Mei 2006. Hill, N. T., S. E. Perry, dan S. Andes, Evaluating Firms in Financial Distress: An Event History Analysis, Journal of Applied Business Research, 1996. Ikatan
Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, Oktober 2004.
J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta, 1987. James
C. Van Horne, John M. Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, Agustus 1997.
John, K, L. H. D. Lang and Netter, The Voluntary Restructuring of Large Firms in Response to Performance Decline, Journal of Finance, 1992. Kalpakjian, S., Schmid, S. R., Manufacturing Engineering Technology, Prentice Hall International, New Jersey, 2001, http://tm.ubaya.ac.id Lau, A. H., A Five State Financial Distress Prediction Model,
Journal of Accounting Research, 1987. Luciana Spica Almilia, Kristijadi, Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 7 No. 2, Desember 2003. Luciana Spica Almilia, Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go-Public Dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. XII No. 1, Maret 2006. Luciana Spica Almilia, Meliza Silvy, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Perusahaan Pasca IPO Dengan Menggunakan Tehnik Analisis Multinomial Logit, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Ekonomi Indonesia, Vol. 18 No. 4, Oktober 2003. Luciana Spica Almilia, Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress Suatu Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ, Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, Oktober 2003. Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta, Januari 2008. Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005. Platt H. dan M.B. Platt, Predicting Corporate Financial Distress: Reflection-s On Choice-based Sample Bias, Journal of Economics and Finance, July, 2002 Rayenda K Brahmana, Identifying Financial Distress Condition in
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
165
Indonesia Manufacture Industry, www.goeglo.com/financial distress. Ratna Wardhani, Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan Yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firms), Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, Agustus 2006. Sudjana, Metoda Statistika, Tarsito, Bandung, 1996. Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, April 2001. Sari Atmini dan Wuryana, Manfaat Laba Dan Arus Kas Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Textile Mill Products Dan Apparel And Other Textile Products Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, September 2005. Titik Aryati, Konservatisme Akuntansi, Pelaporan Corporate Governance Dan Financial Distress: Studi Empiris di Indonesia, Jakarta, 2009, www.yahoo.com/financial distress Undang-Undang Republik Indonesia No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Jakarta, Oktober 2004, http:media.vivanews.com Whitaker, R. B.,.The Early Stages of Financial Distress, Journal of Economics and Finance, 1999.
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 6 No. 2 Juli 2012
166