Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
PENGARUH RASIO CURRENT RATIO DAN NETWORK CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PADABANK DANAMON INDONESIA, TBK TAHUN 2006-2015 Meifiniarti1), Wildayati2)* Program Studi Akuntansi, Akademi Akuntansi Permata Harapan Jl. Gajah Mada Komp. Batu Batam Mas Blok D&E No. 1 Baloi, Indonesia
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel Current Ratio dan Net Working Capital terhadap Profitabilitas pada Bank Danamon Indonesia,Tbk tahun 2006 – 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda (multiple regressions). Data-data tersebut dianalisis dengan tahap uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi) dan uji hipotesis (uji T, uji F dan uji adjusted R square). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Current Ratio secara partial tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Danamon periode 2006-2015 pada level of significance kurang dari 5%. Begitu juga dengan variable Net Working Capital menunjukkan hasil tidak berpegaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Danamon periode 2006-2015 pada level of significance di atas 5%. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan diperoleh hasil bahwa Current Ratio dan Net Working Capital tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas. Ini berarti secara bersama-sama kedua variabel bebas (efisiensi modal kerja dan likuiditas) tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya (profitabilitas). Keywords: Current Ratio, Net Work Capital dan Profitabilitas ABSTRACT This study purposes to analyzed the effect of variable Current Ratio and Net Working Capital and Profitability in Bank Danamon Indonesia, Tbk in 2006 - 2015. The type of this study is Kuantitative research. Methods of data analysis used in this research is multiple regression analysis (multiple regressions. Data-were analyzed with descriptive statistics test phase, classical assumption (normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test, and autocorrelation test) and test hypotheses (T test, F test and adjusted R-square). Based on the results of the analysis indicate that the Current Ratio partially no effect on the Bank's ROI period 2006-2015 at level of significance less than 5%. Likewise with variable Net Working Capital shows results against the Profitability significant Bank Danamon period 2006-2015 at a level of significance above 5%. Based on the results of simultaneous testing showed that Current Ratio and Net Working Capital simultaneously no significant effect on profitability. This means that together the two independent variables (Current Ratio and Net Working Capital) did not have a significant effect on the dependent variable (profitability). Keywords: Current Ratio, Net Work Capital and Profitability
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
PENDAHULUAN Bank Danamon merupakan suatu lembaga keuangan yang keberhasilannya ada di tangan para nasabah. Sejalan dengan visi dalam menjalankan bisnis dimana nasabah merupakan fokus utama danamon setiap saat. Bank Danamon berpusat pada nasabah yang meliputi semua segmen, masing – masing dengan nilai yang unik, terpusat pada keunggulan penjualan dan layanan, didukung oleh teknologi kelas dunia. Tumpuan Danamon untuk memenuhi semua kebutuhan nasabahnya tercermin dari pendekatan bisnis. Fokus perbankan yang universal, diimplementasikan pada tahun 2003 menentukan arah ekspansi bisnis Danamon ke depan. Pada akhir 2004, Danamon telah melengkapi rangkaian segmen usahanya, mulai dari mass market, perbankan komersial dan UKM, perbankan ritel, bisnis kartu kredit, perbankan syariah, perbankan korporasi, tresuri, pasar modal dan lembaga keuangan, serta Adira Finance. Pada 2004 Danamon juga membangun bisnis asuransi dan bisnis keuangan rumah tangga lewat Adira Insurance dan Adira Kredit (dulunya Adira Quantum). Pembelian bisnis kartu American Express di Indonesia pada 2006 memposisikan Danamon sebagai salah satu penerbit kartu terbesar di Indonesia. Sebagai surviving entity dari peleburan 9 Bank Taken Over (BTO) pada masa krisis keuangan Asia di akhir 1990-an, Danamon telah bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar dan terkuat di Asia. Didukung oleh lebih dari 50 tahun pengalaman, Danamon terus berupaya untuk memenuhi brand promise-nya untuk menjadi bank yang “bisa mewujudkan setiap keinginan nasabah”. Saat ini Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan cabang kedua terbesar yaitu lebih dari 2,900 kantor cabang dan point of sales, termasuk unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya . Danamon
juga didukung oleh serangkaian fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif. Pada hakikatnya bank Danamon merupakan bank konvensional yang berorientasi laba (profit oriented) atau memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio profitabilitas . Menurut Agus Sartono (2010:122), yang menyatakan bahwa Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Namun laba yang dimaksudkan adalah hasil dari selisih antara pendapatan atas penanaman dana dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Menurut Susan Irawati (2006:58) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan berkaitan dengan penggunaan aktiva yaitu, 1) return On total asset 2) return on networking capital. Dalam peraturan Bank Indonesia, bahwa ketentuan untuk return assets minimal 1.5% yang sudah dinyatakan “sehat”.
Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ROI dari tahun 2012 sampai dengan 2015 mengalami penurunan yang nilainya kurang dari 1,5% artinya Bank Danamon sudah masuk pada kategori kurang sehat. Rendahnya ROI diduga karena total aktiva dalam hal ini total aktiva lancar memiliki nilai yang berfluktuasi. Sementara aktiva lancar adalah salah satu penentu besar kecilnya current ratio. Dengan kata lain Kesehatan suatu perusahaan dapat dicerminkan dengan
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
tingginya rasio likuiditas (diukur dengan current ratio) diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan (Yuniati Gunawan, 2000). Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendek.(Munawir 2005:72)
Selain current ratio tingkat likuiditas juga bisa diukur dengan Net Working Capital. Net working capital adalah merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar maka hal tersebut dapat pula dinyatakan dengan suatu cara lain yaitu “Net working capital” adalah bagian dari aktiva lancar yang dibiayai modal jangka panjang”(Lukman Syamsuddin,2000:43).
Berdasarkan permasalahan ini maka dilakukan penelitian dengan tujuan 1) Untuk mengetahui pengaruh current ratio (Rasio Lancar) terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Danamon Indonesia Tbk tahun 2006-2015. 2) Untuk mengetahui pengaruh net working capital (Modal Kerja Bersih) terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Danamon Indonesia Tbk tahun 2006-2015. 3) Untuk mengetahui pengaruh current ratio dan net working capital terhadap profitabilitas pada Bank Danamon Indonesia Tbk tahun 20062015.
hipotesis penelitian ini menurut peneliti adalah: H1 : Current Ratio berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia H2 : Net Working Capital berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia H3 : Current Ratio dan net work capital berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Penelitian yang berjudul “Pengaruh Current Ratio dan Net Working Capital Terhadap Profitabilitas Pada Bank Danamon Indonesia,Tbk Tahun 2006 – 2015” menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan yang sudah tersedia di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2016. Teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi yaitu mengumpulkan laporan keuangan tahunan Bank Danamon Indonesia, Tbk yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia. Adapun yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah Current Ratio (XI) dan Net Working Capital (X2). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas (Y). Untuk memperjelas konsep dan operasionalisasi dari variabel yang diteliti baik variabel independen maupun variabel
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
dependen, maka peneliti menyajikan tabel operasional variabel sebagai berikut:
b.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda (multiple regressions). Metode ini digunakan untuk menguji satu variabel dependen dengan variable independen lebih dari satu (Indrianto & Sopomo, 2009:211). Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak (software) statistic SPSS (statistical package for social scriences) versi 21. Data-data tersebut dianalisis dengan tahap uji statistik deskriptif, uji outliner, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi) dan uji hipotesis (uji T,uji F dan uji adjusted R square). a.
Statistik Deskriptif Satistik deskriptif adalah statistic yang menjelaskan suatu data yang telah dikumpulkan dan diringkas pada aspek-aspek penting berkaitan dengan data tersebut.Biasanya meliputi gambaran atau mendeskripsikan halhal sebagai berikut dari suatu data, mean, median, modus, range, varian, frekuensi, nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi (Agung Edy Wibowo, 2012:24). Standar deviasi digunakan untuk menentukan
berapa kesengajaan atau variasi data yang diperoleh dalam suatu penelitian. Standar devisiasi dinyatakan cukup besar dan memiliki variasi besar apabila suatu data memiliki nilai standar deviasi lebih dari 14,5 % dari nilai rata-rata tersebut. Uji Asumsi Klasik Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap modelregresi yang telah diolah yang meliputi : uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui parsial tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap dependen. (Imam Ghozali 2013:105) Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah yang meliputi: 1. Uji Normalitas Uji normalis bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013).Analisis grafik, pengujian dilakukan dengan melihat normal profitability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi dara residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas lain pada penelitian ini menggunakan uji statistic nonparametric Kolmogorov-Smirnov
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
(K-s). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Pedoman pengambilan keputusan : a. Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05. Distribusi adalah tidak normal. b. Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05. Distribusi adalah normal. 2. Uji Multikolinearitas Pengujian terhadap gejala multikolinearitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antarvariabel independen. Jika dala model terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi. Masalah multikolinearitas juga akan menyebabkan kesulitan dalam melihat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi adalah sebagai berikut : a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel tersebut. b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolineraritas. c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi
variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode scatter plot (grafik plot). Uji ini melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali,2013). Ghozali (2013) mendasarkan analisisnya sebagai berikut:
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
a. Jika ada pola tertentu (bergelombang,melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistic yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Dalam penelitian ini digunakan Uji White. Uji White dapat dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U2t) dengan variabel independen, variabel independen kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel independen. Dari hasil regresi ini didapatkan nilai R2 untuk menghitung c2, dimana c2 = n x R2. Pengujiannya adalah jika c2 hitung < c2 tabel maka hipotesis adanya heteroskedastisitas dalam model ditolak.
4.
Uji Autokorelasi Autokorelasi yaitu adanya hubungan antara kesalahan-kesalahan yang muncul pada data runtun waktu (time series). Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara pengganggu periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelum). Jika ada korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam hal ini, uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson Test (DW) (Ghozali,2013). Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji DurbinWatson Test, dapat dilihat dari nilai uji DW dengan ketentuan pada tabel 3.2.
5.
Uji Regresi Berganda Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel predictor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) menurut (Usman Bachtiar, 2003:241). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas terhadap profitablilitas Bank Danamon. Persamaan yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
c.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
Keterangan : Y = Profitabilitas (ROI) X1 = Current Ratio X2 = Net Working Capitol a = konstanta b1-b3 = koefisien regresi Pengujian Hipotesis 1. Uji Parsial (Uji t) Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara parsial). Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau Ho : bi = 0. Artinya suatu variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau Ha : bi ≠ 0. Artinya variabel tersebut merupaka variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. 2. Uji Simultan (Uji F) Uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel terikat. langkah-langkah yang dilakukan adalah: a. Menyusun hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (H1) Ho : ρ = 0, diduga variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Ho : ρ ≠ 0, diduga variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Menetapkan kriteria pengujian yaitu : Tolak Ho jika angka signifikansi lebih dari α = 5% Terima Ho jika angka signifikansi lebih kecil dari α = 5%
3.
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar presentasi variasi variabel bebas pada model dapat diterangkan oleh variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase yang nilainya berkisar antara 0
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
ditimbulkan oleh variabel independen terhadap variabel deenden digunakan koefisien determinan dengan rumus:
Keterangan : KD = Koefisien Determinasi R2 = Koefisien Korelasi 100% = Pengali yang menyatakan dalam persentase HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Statistik Deskriptif Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data penelitian yang dikumpulkan adalah laporan keuangan triwulan yang di dalamnya terdapat pembahasan mengenai laporan audit,neraca, dan laba rugi dengan rentang waktu 2006 sampai dengan 2015 dari perusahaan perbankan PT.Bank Danamon Indonesia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut data sampel yang dapat digunakan dari keseluruhan populasi yang ada. Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
0.0134% dari jumlah keseluruhan aktiva yang ada diperusahaan. Nilai Std Devation sebesar 0.0065, hasil tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata, maka nilai rata-rata dapat digunakan sebagai representasi dari keseluruhan data Return On Asset. Variabel Net Work Capital menunjukkan nilai minimum 7513657 dan maksimum 34214849. Hasil uji deskriptif menunjukkan nilai rata-rata net work capital adalah sebesar 19924358.60. Nilai Std Devation sebesar 9160559.873 hasil tersebut lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata, maka nilai rata-rata dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data financial leverage. Current Ratio memiliki nilai minimum 1.0527 dan nilai maximum sebesar 1.2400. Hasil uji deskriptif menunjukkan nilai rata-rata current ratio perusahaan sebesar 1.176607 dan nilai Std Devation sebesar 0.0448250. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua metode yang secara umum digunakan oleh penelitian lainnya, yaitu analisis statistic dengan menggunakan uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan analisis grafik normal probability plot.
Sumber:Olahan Data Sekunder 2016 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa Return Asset dari perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai minimum 0.0036 dan maximum 0.0264. Hasil uji deskriptif menunjukkan rata-rata Return On Asset adalah 0.0134 artinya
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorovsmirnov adalah 0.709. Hasil uji normalitas menunjukkan angka 0.696
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
yang lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebar dengan normal dan model layak dipakai. Hasil pengujian normalitas ppplot menunjukkan titik-titik menyebar normal disekitar garis dan mengikuti arah garis diagonal variabel dependen.
0.10, dan nilai VIF masing-masing variabel adalah modal kerja adalah 3.135, likuiditas usaha 3.135 dimana kedua variabel tersebut juga memiliki nilai VIF <10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas karena kedua variabel independen (modal kerja, likuiditas usaha) memiliki nilai tolerance >0.10 dan nilai VIF <10. c.
Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas Dari grafik 4.1 (normal p-p plot), menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, sehingg dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam model regresi penelitian ini adalah normal.
Uji Heteroskedastisitas Uji mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik scatter plot, jika pada grafik tersebut ada pola tertentu seperti titik-titik membentuk pola teratur/(bergelombang, melebar, dan menyempit) maka diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar heteroskedastisitas dapat dilihat dibawah ini.
b. Uji Multikolinearitas
Dari hasil pengujian table 4.3 dapat dilihat bahwa angka tolerance modal kerja adalah 0.319, likuiditas usaha 0.319. Dimana kedua variabel tersebut memiliki angka tolerance >
Grafik 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED terlihat bahwa titik-titik dari data menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadinya heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi profitabilitas (ROI)
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
berdasarkan masukan independennya.
variabel
d. Uji Autokorelasi Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dengan mlihat nilai uji Durbin_Watson (DW). Jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau 2
1) Konstanta sebesar -0.24; artinya jika CR (X1) dan NWC (X2) nilainya adalah 0, maka harga saham (Y) nilainya adalah -0.24. 2) Koefisien regresi variabel CR (X1) sebesar -1.726; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan cr mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan sebesar -1.726. 3) Koefisien regresi variabel NWC (X2) sebesar 0.035; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan NWC mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.035. Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan nilai statistik Durbin_Watson sebesar 1.849 dari kriteria yang dipakai adalah jika DW terletak antara -2 sampai 2 atau -2< DW <2. Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi yaitu tidak terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 sehingga persamaan regresi ini layak dipakai. 3. Regresi Linier Berganda Persamaan regresi untuk model yang dibentuk pada pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut : Y = -0.24-1.726X1+0.035X2 Keterangan : Y = profitabilitas (ROI) X1 = current ratio (CR) X2 = net working capital a = konstanta Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sumber:Olahan data sekunder 2016 4. Uji Hipotesis a. Uji Parsial (Uji t) Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengukur pengaruh perputaran modal kerja dalam likuiditas secara parsial terhadap profitabilitas (ROI). Untuk melihat besarnya pengaruh dan tingkat signifikansi dari setiap variabel independen yang berskala rasio terhadap variabel dependen, dilihat nilai signifikansi dari setiap variabel independen pada persamaan regresi. Hasil uji t pada penelitian ini disajikan pada tabel berikut ini :
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
Tabel 4.6 Hasil Uji t
Sumber:Olahan Data Sekunder 2016 Berdasarkan hasil analisis tabel 4.6 di atas menunjukkan nilai signifikan current ratio 0.417, karena nilai signifikansi 0.417>0.05 sehingga Ho diterima. Maka disimpulkan bahwa Current Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan nilai signifikan net working capital menunjukkan nilai signifikan 0.411 > 0.05 sehingga Ho diterima. Maka disimpulkan bahwa net working capital secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. b. Uji Simultan (Uji F) Uji simultan f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel (independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Untuk melihat besarnya pengaruh dan tingkat signifikansi dari setiap variabel independen yang berskala rasio terhadap variabel dependen, dilihat nilai signifikansi dari setiap variabel independen pada persamaan regresi. Hasil uji f pada penelitian ini disajikan pada tabel dibawah ini :
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas menunjukkan nilai signifikansi 0.691, karena nilai signifikansi 0.691>0.05 sehingga Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja dan current ratio secara simultan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI). 5. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Nilai koefisien determinasi R2 dimaksudkan untuk mengetahui persentase besarnya kontribusi (sumbangan) keseluruhan terhadap variabel independen dan dependen. Uji R menunjukkan korelasi berganda yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada diatas 0 sampai 1, jika nilainya mendekati, maka hubungan semakin erat.
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji koefisien determinasi menunjukkan https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan
angka Adjusted R square sebesar 0.020 atau 2.0% yang artinya variabel independen (current ratio dan Net Working Capital) dapat menjelaskan variabel dependen yaitu variabel profitabilitas (ROI) sebesar 2%, dan 98.0% sisanya dijelaskan oleh variable yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengaruh Current Ratio terhadap profitabilitas (ROI) Berdasarkan hasil analisis menunjukkan nilai signifikan 0.417, karena nilai signifikansi 0.417>0.05 sehingga Ho diterima. Maka disimpulkan bahwa current ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Rohmawati mahasiswa Jurusan manajemen Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan Judul Penelitian “Analisis Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan terhadap Profitabilitas”. Dengan nilai t sebesar -0,541 dan nilai signifikansi 0,591 (nilai signifikansi >0,05). Bahwa secara parsial, current ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas 2. Pengaruh Net Working Capital terhadap profitabilitas (ROI) Berdasarkan hasil analisis menunjukkan nilai signifikan 0.411, karena nilai 0.411 > 0.05 sehingga Ho diterima. Maka disimpulkan bahwa Net Working Capital secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Venti Linda Verawati mahasiswa STIESIA Surabaya, dengan Judul Penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Persediaan terhadap Profitabilitas Perusahaan
Tekstil”. Dengan nilai t sebesar 0,315 dan nilai signifikansi 0,754 (nilai signifikansi >0,05). Bahwa secara partial,modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. 3. Pengaruh current ratio dan Net Working Capital terhadap profitabilitas (ROI) secara simultan. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan diperoleh hasil bahwa current ratio dan Net Working Capital tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas. Ini berarti secara bersama-sama kedua variabel bebas yaitu current ratio dan Net Working Capital tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu Profitabilitas (ROI). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Current Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) pada PT.Bank Danamon Indonesia.Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2006-2015. 2. Net Working Capital secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) pada PT.Bank Danamon Indonesia.Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2006-2015. 3. current ratio dan Net Working Capital secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) pada PT.Bank Danamon Indonesia.Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2006-2015. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman dan dosen Akademi Akuntansi Permata Harapan yang telah memberikan sumbangsih dalam penelitian
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis
Vol. 7, No. 1 Tahun 2017 ini sehingga diselesaikan.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Akmenbis) Akademi Akuntansi Permata Harapan penilitian
ini
dapat
Munawir. 2005. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty
DAFTAR PUSTAKA Agung Edy Wibowo dan Adji Djojo, 2012, Aplikasi Praktis SPSS dalam. Penelitian, Edisi Ke Dua. Yogyakarta : Gava Media
Rohmawati, Siti (2015) Analisis pengaruh likuiditas, struktur modal dan struktur kepemilikan terhadap profitabilitas: Studi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 20102013. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4 th ed.). Yogyakarta: BPFE Bachtiar Usman. 2003. “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Bank – Bank di Indonesia”, Media Riset Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 1, hal 59-74 Imam Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Yogyakarta: Badan Penerbit BPFE Lukman Syamsudin. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Susan Irawati. 2006.Manajemen Keuangan. Bandung : Pustaka Venti Linda Verawati. 2014. “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Persediaan terhadap Profitabilitas. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014). STIESIA Surabaya Yuniati Gunawan. 2000. Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Thesis,
https://ejournal.giciku.ac.id/index.php/akmenbis