PENGARUH PUSAT HIBURAN HERMES PLACE POLONIA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN W. MONGONSIDI
Hendra Sihombing, Indra Jaya Pandia Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email:
[email protected] Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email :
[email protected]
ABSTRAK Kota Medan sebagai kota sentral ekonomi di daerah Sumatera Utara adalah kota yang mempunyai perkembangan yang tumbuh dengan pesat. Dengan berdirinya Hermes Place Polonia di kota Medan maka akan menimbulkan tarikan dan bangkitan lalu-lintas pada jalan–jalan sekitar Hermes Place Polonia dan akan menambah volume lalu lintas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja lalu lintas pada ruas jalan yang terpengaruh oleh adanya pusat kegiatan Hermes Place Polonia. Metode yang digunakan untuk mengetahui karakteristik lalu lintas adalah MKJI ‘97.Data yang digunakan adalah data geometrik jalan, data arus dan komposisi lalu lintas.Volume lalu lintas maksimum Jln. W.Mongonsidi (arah Jln. Juanda) yang terjadi pada waktu pengamatan pukul 16.30-16.35 adalah sebesar 1141.2 smp/jam dengan kecepatan ruang rata-rata 29,67 km/jam. Dan volume lalu lintas maksimum Jln. W.Mongonsidi (arah Jln. Jamin Ginting) sebesar 1598.4 smp/jam dengan kecepatan ruang rata-rata 25,03 km/jam. Nilai Kapasitas Jln. W.Mongonsidi sebesar 1599,84 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan Jln. W.Mongonsidi (arah Jln. Juanda) sebesar 0,88 dan Jln. W.Mongonsidi (arah Jln. Jamin Ginting) sebesar 0,99.
Kata kunci: kinerja, MKJI 1997.
ABSTRACT Central city of Medan in North Sumatra province economy is the city that has a rapidly growing development. With the establishment of Hermes Place Polonia in Medan then will create attraction and generation of traffic on the streets around the Hermes Place Polonia and will add traffic volume. The purpose of this study was to measure the performance of traffic on road section affected by the availability of Hermes hub Place Polonia. The method used to determine the characteristics of the traffic is MKJI '97. Data used are geometric path data, current data and past composition maximum traffic lintas.Volume Rd. W.Mongonsidi (at Jln. Juanda) that occurred at the time of observation 1141.2 at 16:30 to 16:35 is about the size of smp / hour with an average speed of space 29.67 km / h. And maximum traffic volume Rd. W.Mongonsidi (at Jln. Jamin Ginting) amounted to 1598.4 smp / hour with an average speed of space 25.03 km / h. The capacity value Rd. W.Mongonsidi size 1599.84 psm / hour. Degree of saturation value Rd. W.Mongonsidi (at Jln. Juanda) amounted to 0.88 and Rd. W.Mongonsidi (at Jln. Jamin Ginting) about 0.99.
Keywords: performance, MKJI 1997.
PENDAHULUAN Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Fidel Miro,2004). Arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan kendaraan yang melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada suatu ruas jalan dan lingkungannya. Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan karakteristiknya akan bervariasi baik berdasarkan lokasi maupun waktunya. Hasil inilah yang menjadikan tantangan bagi perencanaan dan perancangan untuk memprediksi yang tidak hanya sekedar kondisi fisik semata namun juga karakteristik perilaku manusia yang bersifat kompleks. Oleh karena itu perilaku pengemudi akan berpengaruh terhadap perilaku arus lalu lintas. Dengan berdirinya Hermes Place Polonia di kota Medan maka akan menimbulkan tarikan dan bangkitan lalu-lintas pada jalan–jalan sekitar Hermes Place Polonia dan akan menambah volume lalu lintas. Meskipun bukan satu-satunya penyebab utama penurunan kinerja jalan, terjadinya penambahan volume lalu lintas jalan akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas pada ruas jalan disekitar pusat rekreasi dan hiburan tersebut. Hal ini sering diakibatkan oleh perilaku manusia yang kurang mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Hal lain yang mempengaruhi kemacetan lalu-lintas disebabkan pula oleh adanya pergerakan kendaraan keluar masuk pusat hiburan dan kendaraan yang menyeberang jalan baik yang bertujuan untuk masuk maupun yang bermaksud meninggalkan pusat perbelanjan. Keadaan tersebut masih pula diperparah dengan adanya angkutan umum yang berhenti menunggu penumpang menambah pula ketidak-teraturan jalan sekitar pusat - pusat perbelanjaan. Kondisi tersebut juga dialami pada pusat perbelanjaan dan hiburan Hermes Place Polonia di kota Medan.
DASAR TEORI Metode MKJI 1997 Kapasitas Menurut MKJI 1997, kapasitas ruas jalan dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut ini. C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs Keterangan : C
= Kapasitas (smp/jam)
Co
= Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw
= Faktor penyesuaian lebar lajur
FCsp
= Faktor penyesuaian pemisah arah
FCsf
= Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs
= Faktor penyesuaian ukuran kota
Derajat Kejenuhan Menurut MKJI 1997, derajat kejenuhan dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut ini. DS = Q/C Keterangan : DS
= Derajat kejenuhan
Q
= Arus total (smp/jam)
C
= Kapasitas (smp/jam)
Kecepatan (V) dan Waktu Tempuh (TT) Hubungan antara kecepatan (V) dan waktu tempuh (TT), dinyatakan dalam persamaan berikut ini. V = L/TT Keterangan :
V
= Kecepatan rata-rata LV (km/jam)
L
= Panjang segmen (km)
TT
= Waktu tempuh rata-rata LV panjang segmen jalan (jam)
Tingkat Pelayanan (LOS) Di Indonesia, kondisi pada tingkat pelayanan (LOS) diklasifikasikan atas berikut ini : 1. Tingkat Pelayanan A a. b.
kondisi arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi, kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan, c. pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan. 2. Tingkat Pelayanan B a. b. c.
arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas, kepadatan lalu lintas rendah, hambatan internal lalu lintas belum mempengaruhi kecepatan, pengemudi masih cukup punya kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan. 3. Tingkat Pelayanan C a.
arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang lebih tinggi, b. kepadatan lalu lintas meningkat dan hambatan internal meningkat; c. pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau mendahului. 4. Tingkat Pelayanan D a.
arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi arus, b. kepadatan lalu lintas sedang fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar, c. pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat ditolerir untuk waktu yang sangat singkat. 5. Tingkat Pelayanan E a. arus lebih rendah dari pada tingkat pelayanan D dengan volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah, b. kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi, c. pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek. 6. Tingkat Pelayanan F a. b. c.
arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang, kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi kemacetan untuk durasi yang cukup lama, dalam keadaan antrian, kecepatan maupun volume turun sampai 0.
Kecepatan Arus Bebas Kecepatan arus bebas kendaraan menurut MKJI 1997 dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut ini. FV = (FV + FV ) × FFV × FFV 0
W
SF
CS
Keterangan : FV FV FV
0
W
FFV FFV
SF
CS
=
Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)
=
Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)
=
Penyesuaian lebar lajur lalu lintas efektif (km/jam)
=
Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping
=
Faktor penyesuaian ukuran kota
METODOLOGI Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah study kasus yaitu dengan melakukan survai dilapangan dan mengumpulkan keterangan dari buku atau jurnal. Adapun teknik pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. 2. 3.
4. 5.
Studi pustaka yaitu mengumpulkan literatur yang berhubungan dengan tugas akhir ini yang bersumber dari buku serta jurnal sebagai pendekatan teori. Melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui situasi dilapangan dan menetapkan waktu survei yang sesuai. Melakukan survei dilapangan guna mendapatkan data primer, antara lain: survei volume lalu lintas, yaitu dengan melakukan perhitungan kendaraan secara manual (dengan hand counter) dan survei kecepatan kendaraan. Menganalisis dan mengolah data hasil survei dilapangan. Kesimpulan dan saran.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Geometrik Jalan Data geometrik jalan adalah data yang berisi kondisi geometrik dari segmen jalan yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang didapatkan dari survei kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas Jalan Walter Mongonsidi adalah sebagai berikut ini. 1.
Kondisi Geometrik dan Fasilitas Jalan a.
Tipe Jalan
: 4/2 D
b.
Panjang segmen jalan
: 800 meter
c.
Lebar jalur
: 6 meter dan 6,5 meter
d.
Lebar trotoar
: 1,5 meter
e.
Median
: ada
f.
Tipe alinyemen
: datar
g.
Marka jalan
: ada
h.
Rambu lalu lintas
: ada
i.
Jenis perkerasan
: Asphalt Concrete (AC)
Gambar 1.Penampang Melintang Jalan
Data Arus dan Komposisi Lalu lintas Volume lalu lintas tiap pengamatan yang menuju Jalan Jamin Ginting pada jam puncak dapat kita lihat dalam gambar berikut ini.
Volume Lalu Lintas (smp/5 menit) 140 120 100 80 60 40 20
17.55 - 18.00
17.50 - 17.55
17.45 - 17.50
17.40 - 17.45
17.35 - 17.40
17.30 - 17.35
17.25 - 17.30
17.20 - 17.25
17.15 - 17.20
17.10 - 17.15
17.05 - 17.10
17.00 - 17.05
16.55 - 17.00
16.50 - 16.55
16.45 - 16.50
16.40 - 16.45
16.35 - 16.40
16.30 - 16.35
16.25 - 16.30
16.20 - 16.25
16.15 - 16.20
16.10 - 16.15
16.05 - 16.10
16.00 - 16.05
0
Grafik 1. Volume Lalu Lintas
Ruas jalan
Waktu Puncak Maksimum
Kecepatan Ruang Rata –rata (km/jam)
Ke arah Jalan Juanda
16.30 - 16.35
29,67
Ke arah Jalan J. Ginting
16.30 - 16.35
25,03
Data Kecepatan Rata Rata Ruang Tabel 1.
Data Kapasitas Jalan Mongonsidi Kapasitas dihitung dengan menggunakan metode MKJI 1997. Kapasitas ruas jalan dapat dihitung dengan mengacu pada persamaan 3.4. C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs Keterangan : C
= Kapasitas (smp/jam).
Co
= Kapasitas dasar (smp/jam).
FCw
= Faktor penyesuaian lebar lajur.
FCsp
= Faktor penyesuaian pemisah arah.
FCsf
= Faktor penyesuaian hambatan samping.
FCc
= Faktor penyesuaian ukuran kota.
Dari Tabel MKJI didapat Co = 1650 smp/jam. Dari Tabel MKJI didapat FCw = 0,96. Dari Tabel MKJI didapat FCsp = 1. Dari Tabel MKJI didapat FCsf = 1,01. Dari Tabel MKJI didapat FCcs = 1. C = 1650 × 0,96 × 1 × 1,01 × 1 = 1599,84 smp/jam.
Derajat Kejenuhan
Derajat Kejenuhan ( DS ) Ke arah Jalan Ir. Juanda
0,37
Kea rah Jalan Jamin Ginting
0,49 Tabel 2.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam studi ini, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Volume maksimum yang ada di ruas Jalan Walter Mongonsidi (yang mengarah ke Jalan Ir. Juanda) pada saat Hermes Place Polonia beroperasi sebesar 1411,2 smp/jam dengan kecepatan rata-rata 29,67 km/jam. Sedangkan pada saat Hermes Place Polonia belum beroperasi, ruas Jalan Walter Mongonsidi memiliki volume maksimum adalah sebesar 1130,25 smp/jam dengan kecepatan rata-rata 30,87 km/jam. Terjadi peningkatan volume lalu lintas sebesar 24,85% dan penurunan kecepatan sebesar 3,2%.
2.
Volume maksimum yang ada di ruas Jalan Walter Mongonsidi (yang mengarah ke Jalan Jamin Ginting) pada saat Hermes Place Polonia beroperasi sebesar 1598,4 smp/jam dengan kecepatan rata-rata 25,03 km/jam. Sedangkan pada saat Hermes Place Polonia belum beroperasi, ruas Jalan Walter Mongonsidi memiliki volume maksimum adalah sebesar 1378,65 smp/jam dengan kecepatan rata-rata 30,26 km/jam. Terjadi peningkatan volume lalu lintas sebesar 13,74% dan penurunan kecepatan sebesar 17,28%.
3.
Nilai kapasitas Jalan Walter Mongonsidi dari perhitungan kapasitas menurut MKJI 1997 pada saat Hermes Place Polonia sudah beroperasi adalah 1599,84 smp/jam, sedangkan pada saat Hermes Place Polonia belum beroperasi adalah 2793,12 smp/jam, yang berarti terjadi penurunan sebesar 42,72%.
4.
Derajat kejenuhan ruas Jalan Walter Mongonsidi yang mengarah ke Jalan Ir. Juanda adalah 0,88.
5.
Derajat kejenuhan ruas Jalan Walter Mongonsidi yang mengarah ke Jalan Ir. Juanda adalah 0,99.
6.
Tingkat pelayanan ruas Jalan Mongonsidi digolongkan ke dalam Tingkat Kelas E.
Saran 1. 2.
Perlu dipertimbangkan adanya penambahan lebar jalan untuk meningkatkan kapasitas jalan dalam menampung arus lalu lintas yang terjadi. Untuk mengurangi hambatan samping akibat kendaraan yang masuk ke Hermes Place Polonia, sebaiknya pintu masuk dibuat menjorok ke dalam lokasi agar tidak menyebabkan antrian yang dapat mengganggu lalu lintas pada ruas Jalan Walter Mongonsidi.
DAFTAR PUSTAKA Dirjen Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta
Hobbs, F.D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Khisty, C. Jotin dan Lall, B. Kent. 2003. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1. Erlangga, Jakarta. Miro, F. 2005. Perencanaan Transportasi untuk mahasiswa, perencana, dan praktisi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Morlok,E.K.1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga, Jakarta. Pignataro, Louis. J. 1973. Traffic Engineering, Theory and Practise. London. Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB, Bandung. Sumadi. 2006. Kemacetan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Veteran Kota Brebes. Tesis, Universitas Diponegoro. Semarang