PENGARUH PROGRAM INTERAKTIF SOLUSI HATE TERHADAP SIKAP PEMIRSA PESERTA PROGRAM IMTV BANDUNG Suatu Studi Verifikatif Korelasional Mengenai Pengaruh Program Talk Show Solusi Hate Terhadap Sikap Pemirsa peserta program Indonesia Musik Televisi (IMTV) Bandung
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang S1 Koesentrasi Jurnalstik Jurusan Ilmu Komunikasi
Oleh : NENG RANI HENDASANI NRP 052050215
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2010
i
SURAT PERNYATAAN Bersama surat ini saya menyatakan: Skripsi ini merupakan dedikasi saya terhadap perkuliahan selama 4 tahun lebih, adapun kutipan – kutipan hanya sebatas referensi dan contoh semata dan itu pun turut dicantumkan pada daftar pustaka. Apabila saya terbukti meniru atau menjiplak karya oranglain saya bersedia dikenakan sanksi akademis maupun sanksi pidana.
Bandung, Oktober 2010 Hormat saya,
Neng Rani Hendasani NRP .052050215
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI JUDUL
: PENGARUH
PROGRAM INTERAKTIFE
SOLUSI HATE TERHADAP SIKAP PEMIRSA PESERTA PROGRAM IMTV BANDUNG PENYUSUN
: NENG RANI HENDASANI
NRP
: 052050215 Bandung, Oktober 2010
Menyetujui, Pembimbing I
(Dr Asep Saefudin)
Mengetahui,
Dekan
Ketua Jursan
FISIP UNPAS
Ilmu Komunikasi
(Drs. Aswan Haryadi M.Si)
(Rasman Sonjaya S.sos,M.Si)
iii
ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Pengaruh Program Solusi Hate Terhadap Sikap Pemirsa Peserta Program di Indonesia Musik Televisi ” Program interaktif Solusi Hate merupakan paket program acara, dimana pemirsa televisi dapat berinteraksi secara langsung dengan narasumber. Program ini senantiasa menjadi jawaban atas tuntutan pemirsa, yang berkeinginan mendapatkan solusi mengenai masalah psikologis maupun permasalahan rumah tangga. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh program solusi hate terhadap sikap pemirsa peserta program, dan hambatan- hambatan apa saja yang dihadapi berkenaan dengan berlangsungnya program tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian verifikatif korelasional. Tehnik pengumpulan data yang digunakan studi kepustakaan, observasi partisipan, wawancara,dan penyebaran angket dengan mengunakan tehnik sensus melalui telpon kepada 30 pemirsa penelpon interaktif. Berdasarkan penelitian maka diperoleh hasil bahwa Terdapat hubungan antara penayangan acara program interaktif solusi hate terhadap perubahan sikap pamirsa peserta program di Indonesia Musik Televisi (IMTV) hal ini bisa dijadikan kesimpulan bahwa adanya program nteraktif dapat mempengaruhi sikap kognitif, afektif maupun konatif pemirsanya.
iv
ABSTRACT This research is titled ”the influence of hate solution program on program participant beholder attitude in Indonesian music television” hate solution interactive demand program is a agenda program packet, where the television beholder can be in interaction directly with source. This program constantly becomes and answer to the beholder wishing to get a solution concerningboth psychological issue and household problem. The objective of this research is to identify which the extent of the influence of hate solution program on program participant beholder attitude, and what are obtstacles faced pertaining to the going –on program. The research method used is acorrelative verified research method. The data collecting technique used in literature study, participant observation, interview and questionnaire distribution by using census technique thourgh telephone to 30 intractive calling beholders. Based on the research it has been obtained a result that there is a relationship between the hate solution interactive program agenda displaying and program participant beholder attitude change in Indonesian music television (IMTV ). This can be made as a conclusion that the presence of interactive program can influence the beholder’s cognitive affective as well as conative attitude.
v
RINGKESAN Pangnalutikan ieu ngabogaan judul “ pangaruh program solusi hate pikeun sikep para,itra program di Indonesia music televisi”. Program interaktif solusi hate mangrupaken paket program, anu simana paramitra televisi bisa ngawangkong sacara langsung jeung narasumber program acara ieu oge ngajadikn jaaban tina tuntutan paramitrana, anu ngabogaan minat pikeun ngenaan solusi anu kakait psikologis atawa masalah anu aya kakaitana jeng rumah tangga. Diayaken pangnalungtikan ieu pikeun nambahan pangaweruh ngenaan program solusi hate keur sikep paramitra program, jeung halangan – halangan naon wae anudi singhareupan ngenaan lumangsungna program ieu. pananglungtikan anu digunakeun nyaeta metode panalungtikan verifikatif korelasional, tehnik ngumpulkeun data anu digunakeun studi kapustakaan, observasi partisipan, wawancara jeung kucara nyebarken angket oikeun ngagunaken tehnik sensus liwat nelepon ka 30 paramitrana. pananglutikan maka bisa disimpuleun hasil ngenaan ayana hubungan antara pananyangan acara pogram interaktif solusi hate pikeun parubahan sikep [amirsa program di Indonesia music televise (IMTV) ha lieu bisa dijadiken kasimpulan ngenaan ayana program interaktif bisa mangaruhan sikeup kognitif afektif jeung konatif.
vi
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatnya dan kuasanya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai salah satu prasyarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang ilmu komunikasi. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Program Solusi Hate Terhadap Sikap Pemirsa Peserta Program IMTV Bandung” . Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Banyak kegiatan yang telah penulis lakukan selama massa perkulihan tidak hanya itu tahapan demi tahapan penulis lalui dengan penuh perjuangan, masa-masa kuliah memberikan sejuta pengalaman yang sangat berharga bagi penulis. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menerima masukan, arahan dan bimbingan demi lancarnya penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Kepada Dr Asep Saefudin selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan pertimbangan – pertimbangan yang berharga dalalam memperluas
pengetahuan
penulis
dan
motivasi
sehingga
penulis
menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Aswan Haryadi DRs, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Pasundan 3. Bapak Deden Ramdan selaku dosan dan PD 2 4. Bapak Rasman Sonjaya S.Sos, M.Si Selaku Ketua Jurusan Komunikasi 5. Bapak Sutrisno S.sos M.si Selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi 6. Seluruh staf pengajar ilmu komunikasi, yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu yang berharga sehingga dapat selesai sampai akhir perkuliahan.
vii
7. Seluruh staff administrasi FISIP Unpas yang telah membantu kelancaran admnistrasi selama penulis menjalani studi sampai akhir perkuliahan. Kepada seluruh staf di IMTV: 8. Pak ilmi Hatta selaku wakapimred dan penangungjawab berbagai macam program di IMTV yang memberikan penulis kesempatan untuk magang dan melakukan penelitian di IMTV 9. Kepada Dian Yanata, Cecilia Marshal, Ratu Aini selaku pembawa acara program solusi hate dan Ibu Eni, Ibu Dewi Sartika, Ibu Yuli sulistiawati M.Psi selaku nara sumberacara solusi hate 10. Kepada serluruh staf
bagian prod, adm, marketing yang senantiasa
membimbing penulis dalam melakukan Penelitian.
Peneliti secara khusus ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalam nya kepada:
1. Untuk orangtua ku mamah dan bapak yang memberikan segenap curahan kasih sayang, materi, kesabaran, maaf dan doa yang tak henti2nya dan rumah tempat berpulang saat lelah. 2. Seluruh keluarga ku tersayang yang memberikan perhatian dorongan dan dukungan Latifah ulfah, Ranti yulianti, Ritani febrianti dan Priandra fathir alfatah. Tumbuh lah besar adik-adiku. Semoga menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan agama. 3. Untuk mang teten n istri mamah dede n fams wa tete n fams ibu lilis n fams, oom teteh, yang suka direpotin kalo lg dalam kesempitan. Makasih atas bimbingannya selama d Bandung. 4. Organisasi –organisasi tempat berbenah ilmu, bertukar pikiran berbagi suka dan cerita DKM, PEMBELA, teman2 JPK, kawan2 di STIK PAS, abang2 di
KOMPAK, BPPM . terima kasih atas pengalaman, ilmu, Diskusi-
diskusi cerdas, dan semangat kemahasiswaannya 5. Untuk rumah baca ultimus terimakasih telah memperkenalkan karya sastra.
viii
6. Untuk sahabat TKku Anggi angga , sahabat SD ku Ai, erni, dan sahabat SMP ku Asti, Nella, sahabat SMA ku nisa, wina, dini, vina sahabat massa perkuliahan ku ardi, isma, kiki, mphiet, moky, sahabat jauhku Indrayanti, sahabat sukaku ku Cici, and to all my sister 4 kostan, my brother DJMK 15, SURAPATI 323, SASAK GTG 36 yang ga bisa di sebutin satu satu. 7. Untuk orang-orang yang mewarnai hidupku dan menemani langkahku kelak suatu massa semoga kita bertemu dalam keadaan yang lebih baik. Untuk mphiet, lucas, riko, tony, mutia, sri, hasni, didit, bayu, mba cecil, mba dian, bu eni , mbba puspa, ibu diana, teh nikky, teh mercy, oom teteh, chimut, ,bang ginting, bang munthe, teh ima, iyes, ewil, ovie, teli, ardy, dinie, mayang, nisa, sherly, sandri, trident, terutama teh vebri, teh rianti. 8. Untuk orang –orang yang ada di saat - saat tersempit di massa- massa tersulit semoga kalian beruntung 9. Dan semoga Allah merahmati hidupku dan mengahirinya dengan pengahiran bahagia husnul khatimah, amiien
Bandung , Oktober. 2010
Neng Rani Hendasani
ix
DATA PRIBADI Nama Lengkap
: Neng Rani Hendasani
Nama Panggilan
:Rani
Tempat/Tgl. Lahir
: Garut 23 November 1988
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tinggi badan
: 155 Cm
Berat badan
: 55 Kg
Kesehatan
: Baik (sehat mental maupun jasmani )
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Suku
: Sunda
Status
: Belum nikah
Alamat
: Jln Karangpawitan Garut
Telepon/Handphone : 0262- 443450 Hobi
: Membaca, Editing ,Writing .
E-Mail
:
[email protected]
DATA KELUARGA Nama Ayah
: U gopur
Nama Ibu
: Ai. m
Jumlah Saudara
: Lima bersodara
x
Anak ke
: Satu
Alamat
: Garut – Jawa Barat
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL 1. TK
: TK AL IRSYAD GARUT 1995-1996.
2. SD
: SDN KARANG PAWITAN 1 GARUT 1996-2001.
3. SLTP
: SLTPN KARANGPAWITAN GARUT
4. SMU
: SMUN 2 TAROGONG GARUT 2003-2005.
5.S1
: UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2001-2003.
KOMUNIKASI/jurnalistik 2005-2008 . INFORMAL
1. Pelatihan Jurnaistik yang diselenggarakan oleh PERS PEMBELA , tahun 2005. 2. Pelatihan enouncer dan reporter yang diselengarakan oleh Radio satria tahun 2004. 3. Pendidikan dan Pelatihan reporter yang diselengarakan oleh ICM STUVI pada tahun 2006.
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota DKM UNPAS 2005 2. Anggota Pembela pers UNPAS 2005
xi
3. Komite Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM),FISIP UNPAS 2005. 4. Anggota Jaringan Mahasiswa Demokratis ( JMD ) 5. Panitia Roadshow Tragedi Semanggi yang diselenggarakan oleh Kontras Jakarta - Jaringan Peduli Kemanusiaan Bandung, tahun 2006. 6. Sekertaris LSM KOMunitas Pembebasan AnaK (KOMPAK ) 2006.
xii
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.....i
ABSTRACT. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .
.ii RINGKESAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .iii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . vii
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
....x
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .xi
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .xiii
BAB
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian …………………..…………………….......1 1.2 Identifikasi Masalah ……………………….………………………….5 1.3 Tujuan Penelitian …………………………..………………………….6 1.4 Kegunaan Penelitian…………………………………………………….6 1.4.1
Kegunaan Teoritis………………………………………..6
1.4.2
Kegunaan Praktis …………………………………........7
1.5 Kerangka Pemikiran …………………………………………............7 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………….………………………..15
xiii
BAB II. TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Pengertiaan Jurnalistik…….………………………………………16 2.2Pengertian Komunikasi…………………..…………………………19 2.2.1 Komunikasi massa………………………………………21 2.2.2 Komunikasi massa media televisi………………………22 2.3 Pengertian Televisi…………………………………………………23 2.3.1 Produksi Program Televisi……………………………….24 2.3.2 Program Acara Dialog Televisi……………………………25 2.3.3 Pengertian Dialog Interaktif …………………………….26 BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian…………………………………………………29 3.1.1 Jenis Penelitian………………………………………..…29 3.1.2 Populasi dan Sensus……………………………………..…29 3.1.3 Operasional Variable ………………………………………30 3.1.4 Tehnik Pengumpulan Data ……………………………..…34 3.1.5 Rancangan Analisis Data danUji Hipotesis……………36 3.1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………41 3.1.6.1 Lokasi Penelitian …………………………………41 3.1.6.2 Waktu Penelitian ………………………………41 3.2 Objek Penelitian ………………………………………………….42 3.2.1 Alasan memilih objek penelitian ……………………….42 3.2.2 Proses Berlangsungnya Penelitian ...................................42 3.2.3 Kegiatan Penelitian .........................................................42
xiv
3.2.4 Hambatan Dalam Proses Penelitian................................43 3.2.5 Proses Tayangnya Program Solusi Hate...........................43
BAB 1V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Data Responden………….…………46 4.1.1 Jenis Kelamin Responden…………………………..…….47 4.1.2 Usia Responden…………………………………..……….48 4.1.3
Jenis Pekerjaan Responden………………………………49
4.1.4
Mengetahui
Program
Interaktif
Solusi
Hate
Yang
Ditayangkan…………………………………………….51 4.1.5
Responden Sering Menonton Program Interaktif Solusi Hate yang Ditayangkan IMTV Bandung……………..52
4.2 Analisis Data Penelitian ................................................................53 4.2.1
Variabel Program Interaktif ………………………………..55
4.2.2
Sub Variabel Pembawa Acara……………………………...56
4.2.3
Sub Variabel Kredibilitas Nara Sumber…………………....63
4.2.4
Sub Variabel Interaksi Pemirsa……………………………..69
4.2.5
Sub Variabel Mediator……………………………………...71
4.2.6
Variabel Sikap……………………………………………....74
4.2.7
Sub Variabel Sikap Kognitif ……………………………….75
4.2.8
Sub Variabel Sikap Afektif ………………………………...79
4.2.9
Sub Variabel Sikap Konatif ……………………………..…81
4.3 Analisis Inferensial …………………………………………………84
xv
4.3.1
Hubungan
antara
Pembawa
Acara
dengan
Sikap
Kognitif…………………………………………………....84
4.3.2
Hubungan antara Kredibilitas Nara Sumber dengan Sikap Kognitif ……………………………………………………86
4.3.3
Hubungan
antara
Interaksi
Pemirsa
dengan
Sikap
Kognitif……………………………………………………89 4.3.4
Hubungan
antara
Mediator
dengan
Sikap
Kognitif…………………………………………………... 92 4.3.5
Hubungan
antara
Pembawa
Acara
dengan
Sikap
Afektif…………………………………………………….94 4.3.6
Hubungan antara Kredibilitas Nara Sumber dengan Sikap Afektif……………………………………………………. 96
4.3.7
Hubungan
antara
Interaksi
Pemirsa
dengan
Sikap
Afektif…………………………………………………..…98 4.3.8
Hubungan
antara
Mediator
dengan
Sikap
Afektif………………………………………………….... 101 4.3.9
Hubungan
antara
Pembawa
Acara
dengan
Sikap
Konatif…………………………………………………...103 4.3.10 Hubungan antara Kredibilitas Nara Sumber dengan Sikap Konatif……………………………………………………. 106
xvi
4.3.11 Hubungan
antara
Interaksi
Pemirsa
dengan
Sikap
Konatif……………………………………………………..10 8 4.3.12 Hubungan
antara
Mediator
dengan
Sikap
Konatif
………………………………………………………….…110 4.3.13 Hubungan
antara
Pembawa
Acara
dengan
Sikap
………………………………………………………….…112 4.3.14 Hubungan antara Kredibilitas Nara Sumber dengan Sikap ………………………………………………………….…114 4.3.15 Hubungan
antara
Interaksi
Pemirsa
dengan
Sikap
…………………………………………………………....117 4.3.16 Hubungan
antara
Mediator
dengan
Sikap…………………………………………………….. 119 4.3.17 Hubungan
antara
Program
Interaktif
dengan
Sikap
……………………………………………………………..121 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan…………………………………………………….…126 5.2 Saran ……………………………………………………………...128
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xvii
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.1
Teori Uses And Gratification …………………………….
8
1.2
kerangka teori usus and gratification ………….…………
14
3.3
Hubungan Variabel X terhadap Variabel Y dan konsep variabel X1, X2, X3,
X4 terhadap variabel Y1 Y2 Y3 ...............................................................
37
4.1
Diagram Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...
48
4.2
Diagram Profil Responden Berdasarkan Usia…………………..
49
4.3
Diagram Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan………
50
4.4
Diagram Profil Responden Berdasarkan Mengetahui Program Interaktif Solusi Hate Yang Ditayangkan ………………………………...
4.5
52
Diagram Profil Responden Berdasarkan Responden Sering Menonton Program Interaktif Solusi Hate yang Ditayangkan IMTV Bandung 53
4.6
Diagram Variabel Program Interaktif……………………...
56
4.7
Diagram Variabel Sikap …………………………………...
75
4.8
Kurva Uji-t Dua Pihak……………………………………..
85
4.9
Kurva Uji-t Dua Pihak……………………………………..
88
4.10
Kurva Uji-t Dua Pihak……………………………………..
90
xviii
4.11
Kurva Uji-t Dua Pihak……………………………………..
93
4.12
Kurva Uji-t Dua Pihak……………………………………..
95
4.13
Kurva Uji-t Dua Pihak……………………………………..
97
4.14
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
100
4.15
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
102
4.16
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
104
4.17
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
107
4.18
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
109
4.19
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
111
4.20
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
113
4.21
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
116
4.22
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
118
4.23
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
120
4.24
Kurva Uji-t Dua Pihak…………………………………….
122
xix
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1 Oprasional Variabel X dan Variabel Y……………………………
31
3.3 Bobot Nilai PernyataanSugiono Dalam Widaningsih………………
36
4.1 Jenis Kelamin Responden…………………………………………
47
4.2 Usia Responden……………………………………………………
48
4.3 Jenis Pekerjaan Responden………………………………………..
49
4.4 Mengetahui Program Interaktif Solusi Hate Yang Ditayangkan….
51
4.5 Responden Sering Menonton Program Interaktif Solusi Hate yang Ditayangkan IMTV Bandung…………………………………………..
52
4.7 Sub Variabel Pembawa Acara……………………………………..
57
4.8 Pembawa acara solusi hate berkarakter tegas dan berwibawa…….
58
4.9 Pembawa acara solusi hate bersikap tenang dan ramah dalam membawakan acara tersebut…………………………………………………………... 59 4.10 Pembawa acara solusi hate menguasai masalah dengan baik……
59
4.11 Masalah yang dikemukakan pembawa acara solusi hate disampaikan dengan jelas………………………………………………
60
4.12 Pembawa acara solusi hate memiliki sikap artikulatif……………
61
4.13 Pembawa acara solusi hate tidak berbelit – belit…………………
61
xx
4.14 Pembawa acara solusi hate mampu mengendalikan jalannya diskusi 62 4.15 Pembawa acara solusi hate menguasai jalannya diskusi…………
63
4.16 Sub Variabel Kredibilitas Nara Sumber…………………………
64
4.17 Nara sumber solusi hate memiliki kompetensi………………….
65
4.18 Penjelasan nara sumber memuaskan……………………………
65
4.19 Mengenai nara sumber memiliki sikap artikulatif……………....
66
4.20 Masalah disampaikan narasumber dengan jelas………………...
67
4.21 Narasumber aktif melakukan interaksi pada program solusi hate
67
4.22 Narasumber dapat memberikan kontribusi berharga bagi jalannya program solusi hate……………………………………………………………. 68 4.23 Sub Variabel Interaksi Pemirsa………………………………...
69
4.24 Tidak ada penelepon yang kurang ramah pada program interaktif solusi hate………………………………………….. 4.25 Interaksi pembawa acara dengan pemirsa berjalan baik……….
70 71
4.26 Sub Variabel Mediator………………………………………...
72
4.27 Media telepon yang tidak digunakan baik…………………….
72
4.28 Banyak kemudahan dalam melakukan interaksi lewat telepon
73
4.29 Variabel Sikap………………………………………………….
75
4.30 Sub Variabel Sikap Kognitif………………………………….
76
4.31 Program acara solusi hate dapat mempegaruhi sikap pamirsa /anda/responden……………………………………………..
77
4.32 Pemirsa mendapat banyak pengetahuan dari nara sumber…....
77
4.33 Setujukah anda mengenai pemahaman yang didapat dari nara sumber………………………………………………
78
xxi
4.34 Sub Variabel Sikap Afektif…………………………………..
79
4.35 Pemirsa memiliki ketertarikan terhadap materi yang di bahas
80
4.36 Pembabaran materi dari nara sumber memuaskan……………
80
4.37 Sub Variabel Sikap Konatif …………………………………..
81
4.38 Pemirsa memiliki kesediaan untuk menerima pesan……..
82
4.39 Pemirsa memiliki kesedian untuk mengubah prilaku……….
83
4.40 Korelasi antara pembawa acara dengan sikap kognitif………
84
4.41 Korelasi antara kredibilitas nara sumber dengan sikap kognitif
87
4.42 Korelasi antara interaksi pemirsa dengan sikap kognitif…….
90
4.43 Korelasi antara mediator dengan sikap kognitif……………..
92
4.44 Korelasi antara pembawa acara dengan sikap afektif……….
95
4.45 Korelasi antara kredibilitas nara sumber dengan sikap afektif
97
4.46 Korelasi antara interaksi pemirsa dengan sikap afektif……..
99
4.47 Korelasi antara mediator dengan sikap afektif……………..
102
4.48 Korelasi antara pembawa acara dengan sikap konatif……...
104
4.49 Korelasi antara kredibilitas nara sumber dengan sikap konatif
107
4.50 Korelasi antara interaksi pemirsa dengan sikap konatif……
109
4.51 Korelasi antara mediator dengan sikap konatif…………….
111
4.52 Korelasi antara pembawa acara dengan sikap……………...
113
4.53 Korelasi antara kredibilitas nara sumber dengan sikap…….
115
4.54 Korelasi antara interaksi pemirsa dengan sikap……………
118
4.55 Korelasi antara mediator dengan sikap ……………………
120
4.56 Korelasi antara program interaktif dengan sikap…………..
122
xxii
4.57 Rekapitulasi Hasil Hipotesis Hubungan Program Interaktif dengan Sikap…………………………………………….
124
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Halaman
Surat permohonan ijin penelitian Surat keterangan ijin penelitian Angket penelitian Coding sheet Out put SPSS Daftar Nama Responden
xxiii
BAB I PENDAHULUAN 1.7
Latar Belakang Penelitian Salah
satu
perkembangan
teknologi
yang
sangat
penting adalah
perkembangan teknologi komunikasi. Pada era modern ini teknologi komunikasi menjadi semacam industri yang kian pesat. Hal ini ditandai dengan banyak bermunculan media massa elektronik maupun media massa cetak. Media massa elektronik merupakan salah satu dari beberapa jenis media massa yang diminati masyarakat Indonesia. Melalui media massa elektronik masyarakat bisa mendapatkan informasi, bertukar informasi maupun beradu argumentasi. Tentu saja hal ini sangat berkaitan dengan komunikasi khususnya ilmu jurnalistik. Menilik jauh kedepan akan dibahas lebih jauh tentang komunikasi massa. Media komunikasi massa sangat penting dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, karena itu media massa menjadi element yang sangat penting dan berpengaruh bagi setiap perubahan yang terjadi pada masyarakat di era modern ini.
xxiv
Fungsi dan peranan media massa sebagai wadah yang bergerak dibidang pencarian, pengolahan, penyebarluasan informasi adalah untuk menyampaikan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya. Serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang diinginkan baik dari segi pemberitaan, pendidikan juga sebagai media hiburan bagi masyarakat.
Media massa elektronik khususnya Televisi, memiliki unsur yang sangat menarik perhatian massa saat ini. Dengan hanya melihat televisi hampir semua orang saat ini tahu yang terjadi di berbagai belahan dunia. Bahkan Televisi bukan lagi suatu kotak elektronik yang asing lagi. Televisi sudah menjadi bagian dari kehidupan,
dengan
sifatnya
yang
immediatie.
Media
Televisi
mampu
mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian dengan penontonnya, misalnya saja pada
saat
Israel
menggempur
palestina
setiap
orang
ingin
melihat
perkembangannya lewat televisi. Menonton televisi kini sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat indonesia. Tak peduli di desa maupun kota, kalangan menengah ataupun atas, menjadikan televisi sebagai kebutuhan pokok. Informasi dalam media televisi khususnya karya jurnalistik, setiap pesan yang disampaikan media elektronik bersifat hanya sekilas tidak bisa diulang kembali. Khalayaknya perlu selalu berada di depan pesawat (Televisi ataupun Radio). Sementara itu, pesan yang disampaikan media cetak dapat diulang dan dikaji kembali serta dipelajari, disimpan untuk dibaca kembali di lain kesempatan.
xxv
Keunggulan media Televisi bila dibanding dengan media massa lainnya terletak pada sifatnya yang audio visual. Pemirsa Televisi dapat secara langsung melihat dan mendengar apa yang dikatakan oleh narasumber mengenai suatu informasi. Pemirsa juga tidak perlu membayangkan atau mereka- reka seperti apa situasi yang terjadi. Segalanya dapat dilihat dalam layar Televisi. Pembaharuan demi pembaharuan terus berjalan. Dunia broadcast pertelevisian terus berkembang. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi. Seperti halnya TV swasta nasional, kini TV lokal pun berlomba –lomba menyuguhkan berbagi program intreaktif. Hal ini guna lebih mendekatkan diri kepada pemirsa. Program interaktif sendiri merupakan paket program acara, dimana pemirsa televisi dapat berinteraksi secara langsung dengan narasumber. Salah satu keunggulan program interaktif adalah karena program ini dapat memecah dinding penghalang antara tembok studio dengan pemirsa Televisi sehingga keduanya dapat saling berkomunikasi secara langsung. Program interaktif dapat menjawab tuntutan pemirsa, yaitu keinginan untuk berinteraksi satu sama lain sebagai sesama manusia, bahkan hal ini merupakan demokrasi dalam wujud kecil. Program interaktif solusi hate merupakan bagian dari program acara yang digagas oleh bidang Current affair yaitu bidang yang menangani paket - paket siaran selain bidang pemberitaan program ini juga merupakan satu dari sekian banyak program interaksi yang ditayangkan di Indonesia Musik Televisi.
xxvi
Pesatnya arus informasi dan semakin banyaknya fenomena psikologis dan kejiwaan yang terjadi di masyarakat, yang diakibatkan berbagai masalah baik bawaan maupun akibat tuntutan jaman yang sulit di duga menyebabkan stasiun televisi lokal bernama IMTV menggas sebuah program acara yang mengulas tentang masalah psikologis dan kejiwaan beserta solusinya. Disertai oleh narasumberr yang kompeten dengan materi materi yang disesuaikan dengan masalah masyarakt pada umumnya. IMTV mengemas program solusi hate dengan sangat apik dan sangat berisi.Program tersebut juga sengaja ditampilkan dalam bentuk interaktif agar pamirsa dapat lebih leluasa mencurah kan masalahnya dan mendapatkan solusi dengan cepat dan langsung dari narasumber yakni psikolog yang bersangkutan . Program solusi hate ini bertujuan memberikan informasi berbagai masalah kejiwaan dan psikologis baik psikologis anak- anak dewasa lingkungan ataupun klinis. Program yang dikemas dalam bentuk talk show berdurasi 60 menit yang ditayangkan setiap hari jumat pukul 10.00 sampai pukul 11.00 dengan sasaran khalayak penonton yang beusia diatas 15 tahun. Berdasarkan pendapat diatas 1. Penjelasan materi dari nara sumber yang cukup singkat berpengaruh terhadap perubahan sikap hal ini terkait dengan kepuasan pemirsa akan jawaban dari nara sumber 2. Apakah variasi materi sudah cukup menarik sehingga dapat membuat program interaktif solusi hate mempunyai banyak peminat
xxvii
3. Apakah fungsi pembawa acara sebagai komando program sudah melakukan tugasnya dengan baik 4. Interaksi pemirsa melalui telpon apakah sudah berjalan baik Bedasarkan pendapat diatas, maka metode penelitian sangatlah diperlukan untuk pemperoleh data dan informasi agar sesuai dengan tujuan sebab harus bisa mengambarkan dan menguji variabel-variabel yang dipergunakan, baik dengan pendekatan kualitatif maupun mengunakan metode kuantitatif. Alasan metode ini bertujuan untuk menguji pengaruh program acara solusi hate terhadap sikap pemirsa peserta program IMTV Bandung. Berdasarkan uraian tersebut di atas, setelah melaksanakan kegiatan penelitian di Indonesia Musik Televisi (IMTV ) akan menguji fenomena yang tengah terjadi di sana, pada akhirnya Peneliti merasa tertarik untuk menuliskan skripsi dengan rumusan masalah : INTERAKTIF
“ SEJAUH MANA PENGARUH
SOLUSI
HATE
TERHADAP
PROGRAM
SIKAP
PEMIRSA
PESERTA PROGRAM IMTV BANDUNG”
1.8
Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti memfokuskan
yang menjadi pokok permasalahan yang akan di teliti sebagai berikut. 1. Sejauh mana pengaruh pembawa acara program solusi hate terhadap sikap pemirsa peserta program 2. Sejauh mana pengaruh kredibilitas nara sumber terhadap sikap pemirsa peserta program
xxviii
program solusi hate
3. Sejauh mana pengaruh interaksi pemirsa program solusi hate terhadap sikap pemirsa peserta program 4. Sejauh mana pengaruh mediator program solusi hate terhadap sikap pemirsa peserta program 1.3 Tujuan penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan,selain sebagai salah sat syarat ujian sidang Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung Jurusan Ilmu Komunikasi bidang kajian Jurnalistik adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui pengaruh pembawa acara program interaktif solusi hate terhadap sikap pemirsa IMTV Bandung secara afektif, kognitif, konatif.
2.
Untuk mengetahui pengaruh kredibilitas narasumber
program
interaktif solusi hate terhadap sikap pemirsa IMTV Bandung secara afektif, kognitif, konatif. 3.
Untuk mengetahui pengaruh interaksi pemirsa program interaktif solusi hate terhadap sikap pemirsa IMTV Bandung secara afektif, kognitif, konatif.
4.
Untuk mengetahui pengaruh mediator program interaktif solusi hate terhadap sikap pemirsa IMTV Bandung kognitif, konatif.
xxix
secara afektif,
1.4 Kegunaan penelitian 1.4.1 Kegunaan Teorities 1. Sebagai pengembang ilmu komunikasi khususnya mengenai bidang kajian jurnalistik. 2. Mengembangkan pengetahuan peneliti dalam menganalisa permasalahan permasalahan yang terjadi di dunia jurnalistik khususnya mengenai program interaktif. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kepustakaan dalam bidang kajian jurnalistik khususnya tentang program interaktif, serta dapat menjadi bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan. 1.4.2 kegunaan praktis Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan dalam komunikasi bidang jurnalistik khususnya pengetahuan tentang proses pembuatan program interaktif,
sebagai bahan perbandingan antara penerapan dan teori pada
perusahaan yang bersangkutan, dalam hal ini Indonesia Musik Televisi (IMTV) Bandung.
xxx
1.5 Kerangka pemikiran Penelitian ini bertujuan menguji teori Uses and gratifcation yang dikemukakan oleh Katz, Blumlerdan Gurevitch dalam bukunya Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi yang ditulis oleh Effendy bahwa: Model ini menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan prilaku khalayak tetapi, bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak akan informasi jadi bobotnya adalah para khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (1993:289) Sedangkan pengertian Uses and gratification dalam bukunya yang ditulis oleh Rakhmat yang berjudul metode penelitian komunikasi bahwa: Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (2005:65) Gambar 1.5 Teori Uses And Gratification Motif
Penggunaan Media
1.Personal
1.Hubungan
1. Kepuasan
individual
2. Diversi
2. Macam isi
2. Pengetahuan
2. Variabel lingkungan
3.personal Identity
3. Hubungan dengan isi
Anteseden
1.
Variabel
Efek
Sumber : Rakhmat, (2005:66) Banyaknya statiun televisi yang menampilkan format acara talkshow memenjadi suatu ajang kompetisi bagi stasiun televisi lainnya untuk menampilkan
xxxi
acara talkshow interaktif yang menarik dan bermanfaat bagi pemirsa. Tidak hanya sebatas informasi acara materi, yang di bahas talkshow di televisi dapat mempengaruhi sikap pemirsa televisi . Ini sesuai dengan teori uses and gratification, dimana model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu bagi media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Dalam teori ini, Katz, Blumler dan Gurevitch dalam buku komunikasi massa suatu pengantar yang ditulis oleh Ardianto, memberikan lima penjabaran mengenai asumsi dasar yaitu: 1. Khalayak dianngap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari pengguna media di asumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengkaitkan pemuas dan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber yang lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebuthan yang dipenuhi media lebih luas. Bagai mana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada prilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Tujuan pemilihan media massa disimpulakan dari data yang diberikan anggota khalayak artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi –situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak .(2004:71)
xxxii
Sifat khalayak semakin selektif dalam memilih membuat statiun televisi saling berlomba untuk menayangkan program – program acara yang disukai oleh khalayak. Salah satu program televisi yang banyak diminati khalayak adalah program interaktif. Program interaktif menurut Brandt, Sasono dan Gunawan dalam buku yang berjudul Jurnalistik Radio Sebuah Panduan Praktis, adalah sebagai berikut : Program interaktif adalah program yang melibatkan interaksi antara pembawa acara dan presenter (dengan atau tanpa dilengkapi kehadiran pembicara yang di undang dari luar ) di studio (dalam beberapa kejadian, pendengar bisa juga diundang hadir di studio).(2001 : 139) Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa konsep jurnalisme interaktif memberi peluang kepada pemirsa untuk terlibat langsung dalam proses siaran informasi, pemirsa bukan lagi sekedar penonton, tetapi bisa juga berperan sebagai pemberi informasi. Program siaran interaktif ini sekaligus bisa dianggap sebagai pendalaman dari berbagai keterampilan penyiar karena program siaran interaktif bukanlah seesuatu yang sederhana, melainkan melibatkan sejumlah persiapan yang sudah terencana dengan matang dan tidak asal-asalan. Seperti yang dikemukakan oleh Brandt dalam bukunya Jurnalistik Radio Sebuah Panduan Preaktis, Program interaktif adalah sebuah program yang sarat dengan muatan dialog, maka program interaktif sering diberi istilah sebagai talk
xxxiii
show atau tontonan perbincangan dengan format paling sederhananya sebagai berikut:
1. Pembawa acara /presenter. 2. Pembicara /narasumber 3. Interaksi pendengar 4. Mediator .(2001 ;139-140) Dari sifat –sifat diatas, maka indikator – indikator atau element - element yang mempengaruhinya yaitu : a. Indikator pembawa acara atau presenter, yang dikemukakan oleh Brandt Sasono dan Gunawan dalam bukunya Jurnalistik Radio Sebuah Panduan Praktis, sebagai berikut: a. Berkarakter positif : tenang, supel, ramah, mau mendengar pendapat orang lain, namun tetap tegas dan otoritatif. b. Menguasai masalah : tahu persis apa yang sedang dibicarakan, dengan tingkat pengetahuan umum yang mewakili. c. Artikulatif : pandai berbicara dan merumuskan pandangan – pandangan yang mencuat selama berlangsungnya program interaktif. d. Mampu menguasai jalannya diskusi : mengetahui bagaimana mengendalikan arus pembicaraan , pandai menyeimbangkan porsi bicara antara narasumber dan penyiar. (2001: 148-149) b. Indikator pembicara atau Narasumber, yang dikemukakan oleh Brandt Sasono dan Gunawan dalam bukunya Jurnalistik Radio Sebuah Panduan Praktis, sebagai berikut:
xxxiv
a. Memiliki kompetensi tentang topik permasalahan : Narasumber yang memiliki pengetahuan serta wawasan yang kompeten dengan permasalahan yang dibahas. b. Artikulatif (memiliki kemampuan bicara yang baik, jelas, runut, berisi). (2001:143) c. Indikator interaksi pamirsa, yang dikemukakan oleh Brandt Sasono dan Gunawan dalam bukunya Jurnalistik Radio Sebuah Panduan Praktis , sebagai berikut: a. Penelepon aktif, yaitu penelepon yang memberikan kontribusi berharga bagi jalannya program nteraktif, lewat pengalaman menarik berkaitan dengan topik yang dibahas. b. Penelepon kurang ramah, yaitu penelepon yang menelepon dengan mengeluarkan ancaman yang tidak masuk akal dan bertele-tele, sehingga menghabiskan waktu (2001: 144-145) d. Indikator mediator, yang dikemukakan oleh Brandt Sasono dan Gunawan dalam bukunya Jurnalistik Radio Sebuah Panduan Praktis , adalah telepon dan internet. (2004:140) Indikator lainnya adalah sikap pamirsa televisi, sikap menurut secord dan beckman yang dikutip Azwar dalam bukunya Sikap positif manusia teori dan pengukuranya : Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal pemikiran (kognitf), perasaan (afektif), dan predisposisi tindakan (konatif) seseorang terhadap suatu asfek lingkungan sekitarnya(2007:5) Pernyataan diatas maka didapat elemen-elemen atau indikator-indikator sebagai berikut: Indikator kognitif menurut Azwar dalam bukunya Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya yaitu:
xxxv
a. Kepercayaan seseorang, yaitu mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap b. Pengetahuan dan pemahaman seseorang, yaitu perubahan sikap setelah mengetahui dan memahami pesan yang disampaikan (2007:24-25) Indikator lainnya yang muncul dari Komponen Afektif menurut Azwar dalam Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya yaitu: a. Perasaan suka, yaitu perasaan yang timbul setelah mengetahui dan memahami hal yang dirasa baru yang berupa perasaan mendukung atau memihak. b. Perasaan tidak suka, yaitu perasan yang timbul setelah mengetahui dan memahami hal tertentu yang berupa perasaan tidak mendukung atau memihak (2007:26-27) Indikator yang muncul dari komponen konatif menurut Azwar dalam bukunya Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya yaitu: a. Prilaku , yaitu kecendrungan seseorang berprilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. b. Perkataan atau pernyataan, yaitu berupa bentuk perilaku yang berupa perkataan atau pernyataan yang diucapkan oleh seseorang (2007:27-28)
xxxvi
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Judul Variabel X dan Variabel Y
PENGARUH PROGRAM INTERAKTIF SOLUSI HATE TERHADAP SIKAP PEMIRSA IMTV BANDUNG
Teori uses and gratification
Antiseden
Motif
Variable x Program interaktif
Penggunaan media
Efek
Variaber y Sikap pemirsa IMTV Bandung
1. Pembawa acara 2. Kredibilitas nara sumber 3. Interaksi pemirsa 4. Mediator
1. Sikap kognitif 2. Sikap afektif 3. Sikap konatif
Variable x Program interaktif
Variaber y Sikap pemirsa IMTV Bandung
1. Pembawa acara 1. Aspek kognitif a. Berkarakter positif a. Mendapat Pengetahuan b. Menguasai masalah b. Mendapat Pemahaman c. Artikulatif 2. Aspek afektif d. Menguasai jalan diskusi a. Ketertarikan terhadap 2. Nara sumber materi yang dbahas a. Memiliki kompetensi b. Kepuasan akan b. Artikulatif pembabaran materi dari 3. Interaksi pemirsa nara sumber a. Penelepon langganan 3. Aspek konatif b. Penelepon yang kurang ramah a. Kesedian untuk menerima c. Penelepon aktif pesan d. Penelepon khusus b. Kemauan untuk merubah 4. Mediator prilaku a. Media telp xxxvii
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di IMTV merupakan sebuah televisi yang tergolong baru namun sanggup memproduksi berita- berita untuk televisi nasional seperti RCTI dan TPI. IMTV merupakan salah satu Televisi lokal yang berjaringan nasional yang juga merupakan jaringan
peruasahan
media nusantara citra (MNC) yang
merupakan perusahaan media papan atas di indonesia. Indonesia Musik Televisi (IMTV) merupakan representasi ekspresi masyarakat Jawa Barat. Menuju masyarakat yang majmuk dan metropolitan. a. Waktu penelitian Waktu lamanya penelitian ini dimulai dari tahap persiapan sampai dengan pengajuan dimulai bulan April 2009 hingga Juni 2009, dengan jadwal penelitan tercantum dalam tabel 1.7 sebagai berkut:
xxxviii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian jurnalistik Istilah jurnalistik (journalictic) dalam bahasa Prancis berasal dari kata du
jour atau journal yang artinya “hari” atau :catatan harian”. Dalam bahasa Belanda, Journalistiek artinya penyiaran catatan harian. Hal ini merujuk pada asal mula munculnya media massa yang disebut Acta diurnal pada zaman Romawi kuno di bawah pemerintahan Raja Julius Caesar. Pada masa itu setiap hal yang terkait dengan aktivitas pemerintahan di Romawi dilaporkan dalam bentuk pengumuman – pengumuman yang ditulis dalam beberapa papan tulis putih yang kemudian dipancangkan di lapangan terbuka, tempat rakyat berkumpul. Papan tulis tersebut kemudian disebut sebagai Forum Romanum. Papan pengumuman ini dibagi menjadi dua, Acta Senatus berisikan laporan singkat tentang sidang – sidang senat dan keputusan – keputusannya, dan Acta Diurna Populi Romawi yang memuat keputusan rapat rakyat dan berita – berita lain termasuk propaganda pemerintah. Dalam bahasa Inggris, kata journal diartikan sebagai pelaporan, pencatatan, penulisan, atau perekaman kejadian. Menurut Effendy, dalam buku Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, mengatakan bahwa: Jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengelola berita
mulai
dari
mendapatkan
bahan
menyebarluaskan kepada khalayak (1993:94).
xxxix
sampai
Bahan disini bisa berupa informasi atau peristiwa yang memiliki pengaruh dalam masyarakat. Setiap informasi atau peristiwa yang memiliki daya tarik dan dapat disebarluaskan ke tengah masyarakat. Pada dasarnya jurnalistik juga dikenal sebagai ilmu yang erat kaitannya dengan ilmu komunikasi bahkan ilmu jurnalistik merupakan salah satu bagian dari ilmu komunikasi, hingga pada akhirnya jurnalistik dapat dikatakan sebagai ilmu terapan yang di dalamnya mencakup keterampilan dalam menghasilkan sebuah karya di bidang jurnalistik. Jurnalistik sebagai ilmu terapan dikemukakan oleh Wahyudi dalam buku Dasar – Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, sebagai berikut : Ilmu jurnalistik adalah salah satu ilmu terapan (applied science) dari ilmu komunikasi, yang mempelajari keterampilan seseorang dalam mencari, mengumpulkan, menyeleksi, dan mengolah informasi yang mengandung nilai berita menjadi karya jurnalistik, serta menyajikan kapada khalayak melalui media massa periodik baik cetak maupun elektronik (1996 : 1). Seperti yang diungkapkan oleh Wahyudi dalam buku Dasar – dasar Jurnalistik Radio dan Televisi: Karya jurnalistik adalah uraian fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita, dan penjelasan masalah hangat yang sudah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik, baik cetak maupun elektronik (1996:1). Jurnalistik juga dapat dikatakan sebagai suatu bentuk bidang profesi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Suhandang dalam Ensiklopedi Indonesia yang dikutip oleh Sumadiria dalam buku Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, menyebutkan bahwa : Jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan
xl
sehari – hari (pada hakikatnya dalam bentuk penerangan, penafsiran, dan pengkajian) secara berkala,dengan menggunakan sarana – sarana penerbitan yang ada (2006 : 2). Seseorang yang menggeluti bidang jurnalistik itu sendiri disebut sebagai wartawan. Sehingga Journalistic dapat diartikan sebagai “mengenai kewartawan”. Menurut Romli dalam buku Jurnalistik Praktis, dikemukakan bahwa
Jurnalistik dapat dipahami sebagai proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan peristiwa yang bernilai berita (news) dan pandangan (views) kepada khalayak melalui saluran media massa baik cetak maupun elektronik, sedangkan pelakunya disebut jurnalis atau wartawan (1999: 67-70). Dari asal usul kata dan arti etimologis tersebut didapat beberapa hal yang membangun konsep jurnalistik, antara lain catatan, kejadian, wartawan, dan surat kabar, Secara teknis, Sumadiria dalam buku Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, mengemukakan bahwa : Jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas luasnya dengan secepat – cepatnya (2006 : 3). Dari literatur diatas dapat dikaji bahwa jurnalistik adalah merupakan ilmu terapan yang dapat di aplikasikan sehingga menghasilkan sebuah karya jurnalistik. Jurnalistik juga dapat dikatakan sebagai suatu bentuk bidang profesi. Seseorang yang mengeluti bidang profesi ini disebut sebagai wartawan atau jurnalis. Kegiatan jurnalistik merupakan kegiatan yang saling berhubungan dan saling berkesinambungan mulai dari mencari, menyimpan, mengolah sampai menyebarluaskan informasi. Informasi disini bisa berupa peristiwa atau kejadian yang menarik untuk khalayak atau bisa berupa
xli
pandangan (opini) yang disajikan dalam bentuk berita melalui media massa. Sehingga jurnalistik dapat dikatakan bahwa kegiatan mencari, menyimpan, mengolah,
sampai
menyebarluaskan
informasi
atau
peristiwa
yang
mengandung nilai berita melalui media yang tersedia secara cepat. 2.2 Pengertian Komunikasi Pada hakikatnya komunikasi adalah suatu proses pernyataan antar manusia, yaitu suatu pernyataan pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Istilah komunikasi berasal dari kata latin communicatio yang bersumber dari kata comunis yang artinya sama, dalam artian sama makna. Untuk dapat lebih memahami pengertian komunikasi secara efekti peneliti mengutif beberapa sumber ahli komunikasi. Menurut Lasswell yang dikutif oleh Effendy dalam bukunya
Ilmu
komunikasi Teori dan Praktek yaitu: Cara yang baik menjelaskan komunikasi adalah ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: who say wahat in which channel to whom with what effect? Yang berarti komunikasi meliputilima unsur yakni, komunikator, pesan , media, komunikan , dan menimbulkan efek apa. Jadi berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesaaan oleh komuniator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu, dan disini peneliti akan menjelaskan dan menelaah berbagai sumber da;lam mengartikan komunikasi media massa televisi. 2.2.1 Komunikasi Massa Manusia sebagai mahluk sosial selalu membutuhkan informasi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dewasa ini orang –orang makin asyik
xlii
mempelajari ilmu komunikasi, khususnya tehnologi komunikasi yang semakin lama semakin canggih. Hal tersebut dikarnakan jika seseorang salah komunikasinya (miscomunication), maka orang yang dijadikan sasaran mengaami salah persepsi (misperseption), yang pada gilirannya salah (misinterprestation), dan selanjutnya salah pengertian (misunderstanding). Dalam hal hal tersebut salah pengertian ini menbimbulkan salah prilaku (misbehavior) dan apabia komunikasinya berlangsung dengan skala nasional, akibatnya bisa fata bagi seorang komunikator. Berbicara tentang teknologi komunikasi,tentu tidak lepas dengan komunikasi massa. Komunikasi massa (mass communication) dikemukakan oleh Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi adalah sebagai berikut: Komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang empunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditunjukan kepada umum dan film yang dipertunjukan di gedng –gedung bioskop(1993:79) Pengertian diatas mengandung pengertian bahwa komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang modern, yang meliputi surat kabar, radio, televisi dan film. Dimana kesemua media massa modern tersebut ditujukan kepada khalayak luas. Lazimnya media massa modern menunjukan seluruh system dimana pesan pesan diproduksikan, dipilih, disiarkan, diterima dan ditanggapi. Jelas pula bahwa mass communication merupakan salah satu bidang saja dari sekian banya bidang yang dipelajari dan diteliti oleh ilmu komunikasi. Ditegaskan menurut
xliii
Encyclopedia Internasional di kutip oleh Effendy, dalam bukunya Ilmu komunikasi Teori dan Praktek, bahwa: (komunikasi massa adalah sebuah proses dimana sebuah pesan disalurkan kepada satu atau lebih media massa (surat kabar, radio, televisi, film, majalah dan uku-buku) kepada khalayak yang relative besar dan anonim). Pengertian komunikasi massa menurut ensyclopedia internasional ini mengandung arti bahwa komunikasi massa terbatas pada proses penyebaran pesa, melalui media massa tidak mencakup proses komunikas tatap muka ( face to face communication) yang juga tidak kalah penting. Definisi-definisi diatas di perkuat kembali oleh keteranga par ahli komunikasi yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa ( mass communication) adalah komunikasi melalui media massa ( mass media communication ). Para ahli komunikasi membatasi pengertian komunikasi massa sebagai komunikasi dengan mengunakan media massa, misalnya surat kabar, radio, televisi, atau film. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa seperti televisi yang tersebut diatas yang ditujukan kepada khalayak luas. 2.2.2 Komunikasi Massa Media Televisi Para pakar komunikasi mengatakan bahwa televisi memiliki kemampuan mempengaruhi psikologi seorang atau khalayak dalam kondisi sosialnya sangat luar biasa, sehingga emosi dan prilaku khalayak dapat dengan mudah dimainkan dan dirubah dengan seketika. Menurut Wawan dalam bukunya Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi yang dikutip dari Wahyudi yaitu:
xliv
Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu tetelevisi. Karena media teevisi bersifat “Transitory” (hanya meneruskan) maka pesan –pesan dapat didengar dan dilihat dalam tayangan gambar yang bergera (audiovisual).(1996:16) Dilihat dari uraian diatas dapat digambarkan bahwa komunikasi massa media televsi, pada prakteknya menekankan para reporter, penulis dan penganalisis harus bekerja dalam suatu strategi penyampaian pesan yang bisa dan dapat diterima oleh khalayak dengan melalui bukan hanya tulisan tetapi teknik bagaimana mengoprasiakan perangkat audiovisual dan yang lainnya. Tujuan akhir dari
penyampaian
pesan
media
televisi,
bisa
menghibur,
mendidik,
menginformasikan suatu peristiwa yang terjadi, bahkan menjadi kontrol sosial bagi masyarakatnya.
2.3 Pengertian Televisi Televisi merupakan media audio visual penyampaian pesan melalui suara dan gambar yang berdasarkan pada penggunaan teknologi serta produksi dan detribusi untuk khalayak yang bersifat heterogen. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat audiovisual yang dapat menggambarkan kenyataan dan langsng dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi ke para pemirsa dimanapn mereka berada. Namun demikian tidak berarti gambar lebih penting daripada kata- kata, keduannya harus ada kesesuaian secara harmonis.
xlv
Karena sifatnya audio visual, maka acara siaran atau program harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar, peta, serta tayangan yang berisikan berita, dengan adanya program acara dialog interatif, perlu adannya penjelasan seperti pembuatan teaser yakni rekaman perstiwa yang menjadi topik dalam acara tersebut dan vox pops sebagai pernyataan dari masyarakat. Menurut Skonis dalam bukunya Television and society : An icuest and Agenda (1985). Yang dikutip oleh kuswandi yaitu: Televisi bila dibandingkan dengan media massa lainyaseperti (surat kabar dan radio), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa, yang merpakan gabungan dari media dengar, tulis dan gambar.(1996) Dari pengertian diatas dapat dikaitkan dengan suatu program acaradialog interaktif yang memuat proses komunikasi sosial, politik, budaya maupun ekonomi. Peran ideal televisi sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pemirsanya. Ada tiga bentuk kebutuhan yaitu informasi, pendidikan dan hiburan. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat televisi kehilangan fungsinya. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media massa televisi, pada umumnya tujuan utama khalayak menontontelevisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. 2.3.1 Produksi Program Televisi
xlvi
Kegiatan jurnalistik dalam memenuhi kebutuhan informasi melalui media televisi salah satunya dengan memproduksi program televisi. Program acara inilah yang membuat televisi dapat tetap hidup. Para sponsor, produsen atau pengusaha akan mengiklankan produknya melalui media dengan program acara sebagai jembatannya. program yangbanyak diinati oleh khalayak adalah program yang memiliki rating tinggi.dan iklan akan masuk melalui program acara yang diminati dan menjadi favorit pemirsa. Memproduksi program acara bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa tahapan yang harus dipenuhi sebelum kegiatan produksi berlangsung. Sebagaimana diungkapkan oleh Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Progra Televisi, yaitu: Merencanakan sebuah produksi program televisi, seseorang produser professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pengertian mendalam yaitu materi produksi, sarana produksi(equipment ), biaya produksi (financial ), organisasi pelaksanaan produksi, dan tahapan peaksanaan produksi.(2003; 23) Mengenai penjabaran dari teori diatas dalam memproduks program televisi bagi seorang produser merupakan sebuah ekspresi dalam menyampaikan pesan kreatifnya melalui ide – ide yang digagasnya dalam membuat program yang penuh dengan pesan – pesan moral dan pendidikan secara profesional. Tidak hanya menampilkan program yang menarik, tetapi juga bagaimana program acara tersebut menjad bermakna dalam pikiran masyarakat. Seorang produser bisa dikatakan sebagai pantan maupun contoh dalam membuat progra televisi. Karena ia tidak hanya berpikir bagai mana informasi tersebut disampaikan kepada publik secara luas. Tetapi juga meminimalisir biaya yang akan dikeluarkan seperti yang berlaku pada televisi – televisi lokal. Pemaparan diatas adalah sebuah tahapan
xlvii
bagi seorang produser dalam membuat program acara televisi secara propesional dan berbobot. 2.3.2 Program Acara Dialog di Televisi Mengaplikasikan produksi program televisi bagi seorang produser, berarti mengembangkan gagasan bagaimana memproses materi yang sudah dirangkai dapat menjad sesuat sajan yang bernilai, menghibur dan memiliki makna dengan visi itu tumbuhdari suatu acan mendalam yang bermuara pada orientasi, ideologi, religi dan pemikiran –pemikiran keritik sarana yang dipakai untuk menampilkan materi produksi. Menurut Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Program Televisi mengatakan bahwa : Program wicara di televisi atau disebut the talk program, meliputi banyak format, antara lain vox pop, kuis, interview(wawancara) baik didalam studio maupun diluar studio dan diskusi panel di televisi.(2007:67) Pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa program dialog interaktif tampil dalam bentuk sajian yang menetengahkan pembicara yaitu narasumber dan presenternya sebagai penengah dan pewawancara dalam dialog mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan masyarakat (polemik). Dan pada dasarnya wawancara di televisi merupakan salah satu program
acara yang
mempunyai nilai informasi tinggi disamping memiliki daya tari untuk ditonton dari berbagai lapisan golongan, pemirsa tersebut juga bisa berinteraksi dalam upaya memperoleh solusi alternatif yang ditawarkanya. 2.3.3 Pengertian Dialog Interaktif
xlviii
Pada dasarnya dialog interaktif di televisi adalah proses wawancara yang tampil sebagi sebuah acara. Interaktif sendiri secara seederhana diartikan sebagai hal saling melakukan aksi, hubungan mempengaruhi satu sama lain, antar hubungan (kamus indonesia). Dimana selurh prosestanya jawab yang ditayangkan secara lengkap bersama narasumber yang telah di undang, dan adanya interaktif dari pemirsa berupa “ live on air” sehingga selain memperhatikan aspek pertanyaan, jugaharus memperhatikan aspek elemen – element pragmatis lainnya sebagai sarat acara yang utuh, karena didalamnya ada bagian untuk iklan, informasi dan elemen – elemen lainnya. Mengenai istilah dialog interaktif ada yang berpendapat pengertiannya lebih luas dari sebuah wawancara. Karena segala bentuk program acara di televisi yang dapat dikategorikan sebagai dialog interaktif , kesuksesannya sangat teergantung dari tim kerja yang efisien, efektif dan produktif. Disetiap program televisi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat, harus bisa memenuhi kebutuhan khalayak dalam memberikan informasi yang aktual faktual secara transparan, dengan program seperti inilah kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Betapa pentingnya suatu program dalam memenuhi kebutuhan khlayak akan informasi, apalagi di satu padukan antara berita news yang menjadi wacana dengan pembahasan melalui dialog dengan narasumber yang berkaitan didalamnya. Masduki mengatakan dalam bukunya Jurnalistik Radio bahwa: Kemampuan mengembangkan dialog merupakan seni tersendiri dalam wawancara, yaitu presenter menguasai permaslahan , dan mampu menguasai serta mengarahkan nara sumber dengan baik.(2004:51)
xlix
Program interaktif dianggap sebagai hasil ciptaan produser atau perancang
program
yang
mempunyai
konsep
secara
kreatif
dalam
mengembangkan berita secara gamlang dengan melalui interaktif kepada khalayak. Seperti yang diterangkan Sasono dan Gunawan dalam bukunya Jurnalistik Radio Sebuah Panduan Praktis sebagai berikut: Program interaktif adalah program yang melibatkan interaksi antara pembawa acara atau presenter dengan atau tanpa narasumber yang diundang di studio, dengan pendengar diluar studio atau melalui audience yang diundang hadir di studio.(2001;139) Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa konsep jurnalisme interaktif memberi peluang kepada khalayak pemirsa untuk terlibat langsung dengan narasumber didalam memberikan opini atau argumenya dalam penayangan program acara dialog interaktif dengan secara aktif sebagai pemberi informasi atau pernyataan secara kritis, dimana masyarakat diberikan ruang dan waktu dalam meengekspresikan ketidak puasannya dalam kinerja pemerintahan. Hal ini menjadi suatu solusi masyarakat dalam mengetahui segaa sesuatu yang terdi apa yang dikerjakan oleh para wakil rakyatnya.
l
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah metode verifikatif/ korelasional. Metode korelasional sebenarnya kelanjutan dari metode deskriftif. Jika metode deskriftif, adalah metode dengan cara menghimpun data, menyusunnya secara sitematis, sedangkan metode korelasional disertai dengan penjelasan hubungan di antara variabel. Metode korelasional juga turut menguji hipotesis atau melakukan prediksi. Hubungan yang dicari itu disebut korelasi. Metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Kalau kedua variabel saja yang di hubungkan, korelasinya disebut korelasi sederhana (simple correlation). Jika lebih dari dua, maka menggunakan korelasi ganda(multiple correlation).
li
3.1.2
Populasi dan sensus
Populasi dalam penelitian ini adalah pemirsa interaktif penonton acara solusi hate Indonesia musik televisi Bandung, yaitu berjumlah 30 orang berdasarkan sifat populasinya yang heterogen 30 pemirsa penelpon interaktif acara solusi hate dijadikan kelompok eksperimen .Terdiri perempuan/laki –laki usia produktfi, berumur antara 17 tahun ke atas, berprofesi beragam, bertempat tinggal Kota Bandung dan sekitarnya, turut berinteraksi, menyaksikan mengikuti
jalannya
program acara solusi hate. Pengambilan
jumlah sampel berdasarkan pada pendapat Arikunto yang
mengemukakan bahwa : Untuk sekedar ancer- ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi atau 20 -25% atau lebih tergantung setidak –tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu , tenaga dan dana b. Sempit luasnya wilaya pengamatan dari setiap subyek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneiti, untuk penelitian yang resikonya besar hasilnya akan lebih baik.(1992:123) 3.1.3 Oprasional Variabel Oprasionalisasi
variable
dalam
penelitian
dimaksudkan
untuk
memudahkan atau mengarahkan dalam menyusun alat ukur data yang diperlukan berdasarkan batasan oprasional dari masing masing variable penelitian meliputi program solusi hate (independent variable) (X) dan Variabel terikat (dependent variable) adalah sikap pemirsa Indonesia Musik Televisi Bandung (IMTV).
lii
Oprasional variable adalah proses untuk mendeskripsikan
dan
menentukan variable penelitian, dimensi atau faktor-faktor yang menjadi alat ukur data yang diperlukan berdasarkan kerangka konseptual penelitian yang telah dikemukakan Perumusan masalah penelitan ini yaitu sejauh mana pengaruh program interaktif solusi hate terhadap sikap pemirsa IMTV Bandung. Setiap penelitan sosial dibutuhkan penjabaran – penjabaran VariabelVariabel yang masih terbentuk konsep –konsep abstrak dapat suatu bentuk yang lebih nyata. Proses tersebut dinamakan Oprasional Variabel, lebih jelasnya dapat kita lihat dalam tabel 3.1 berikut:
liii
Oprasional Variabel X dan Variabel Y
Variable x Program interaktif
Variabel Y Sikap
Sub variable Pembawa acara(X1)
1. 2. 3. 4.
Indikator Berkarakter positif Menguasai masalah Artikulatif Menguasai jalan diskusi
Kredibilitas nara sumber (X2)
1. Memiliki kompetensi 2. Artikulatif
Interaksi pemirsa (X3)
1. Penelepon langganan 2. Penelepon yang kurang ramah 3. Penelepon aktif 4. Penelepon khusus
Mediator (X4)
1. Media telp
Sikap kognitif Y1
1. Mendapat Pengetahuan 2. Mendapat Pemahaman
Sikap afektif Y2
1. Ketertarikan terhadap materi yang dbahas 2. Kepuasan akan pembabaran materi dari nara sumber
Sikap konatif Y3
1. Kesedian untuk menerima pesan 2. Kemauan untuk merubah prilaku
liv
Definsi Oprasional: 1. Pengaruh 2. 1. Pengaruh 2. Program interaktif : program yang melibatkan interaksi antara pembawa acara dan presenter (dengan atau tanpa dilengkapi kehadiran 3. pembicara yang di undang dari luar ) di studio (dalam beberapa kejadian, pendengar bisa juga diundang hadir di studio).(2001 : 139) 4. Solusi hate merupakan salah satu program acara interaktif Televisi lokal Indonesia Musik Televisi (IMTV) yang meng kaji masalah psikologis dan fenomena sosial dimasyarakat solusi sen dir merupakan alan keluar sedangkan hate merupakan hati atau perasaan dalam bahasa sunda 5. Sikap : keteraturan tertentu dalam hal pemikiran (kognitf), perasaan (afektif), dan predisposisi tindakan (konatif) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan sekitarnya(2007:5) 6. Pemirsa: orang atau
suatu kelompok masyarakat
tertentu yang
menyaksikan suatu program acara atau suatu objek tontonan yang ada di televisi 7. “IMTV Bandung”: IMTV merupakan salah satu Televisi lokal yang berjaringan nasional yang juga merupakan jaringan perusahaan media nusantara citra (MNC) yang merupakan perusahaan media papan atas di indonesia. Indonesia Musik Televisi (IMTV) merupakan representasi
lv
ekspresi masyarakat Jawa Barat. Menuju masyarakat yang majmuk dan metropolitan.
3.1.4
Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu tehnik pengumpulan data yang tidak langsung ditujuan pada objek penelitian. Dokumen dapat berupa catatan – catatan, data – data laporan dan sebagainya. Kesemuanya menunjang dan berhubngan dengan masalah yang akan diteliti yaitu mengenai pengaruh program interaktif solusi hate terhadap sikap pemirsa IMTV Bandung. 2. Studi Lapangan Studi lapangan yaitu mencari atau mengumpulkan data mengenai kenyataan yang berlangsung dilapangan terbagi dalam beberapa cara yaitu: a. Observasi partisipan, adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung mengenai pengaruh program interaktif terhadap sikap pemirsa tetapi peneliti terlibat langsung dalam proses kerja yang akan diteliti. Dimana disana peneliti bertugas sebagai operator telepon yang masuk untuk ikut serta di program interaktif solusi hate. b. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab terhadap
lvi
sumber sumber erat kaitannya dengan permasalahan guna memperoleh keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti. Adapun narasumber yang dituju yaitu pemirsa penonton program solusi hate dan pihak lain yang berhubungan dengan permasalahan. c. Angket, yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisikan sekumpulan pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk mendapatkan informasi atau keterangan mengenai masalah yang diteliti. Angket ini diisi oleh peneliti melalui tanya jawab langsung melalu telpon pemirsa IMTV khususnya program solusi hate. Tabel 3.3 Bobot Nilai Pernyataan Sugiono Dalam Widaningsih (2007 : 37) Nilai / Skor No
Alternatif Jawaban
1
Sangat Setuju (SS)
5
1
2
Setuju (S)
4
2
3
Netral (N)
3
3
4
Tidak setuju (TS)
2
4
5
Sangat Tidak Setuju ( STS)
1
5
Positif ( + )
lvii
Negatif ( - )
Sumber : Sugiyono, 1997 3.1.5 Rancangan Analisis Data danUji Hipotesis Tehnik pengukuran yang dipergunakan adalah dengan skala interval. Skala interval merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang dtelaah yaitu pengukuran sikap yang terdiri dari beberapa alternatif kategori pernyataan yang memungkinkan bagi responden untuk memberikan alternatif penilaian termasuk memberikan banyak informasi dan tingkat pengukuran lebih sensitif pada dimensi contruct, dan sering disebut skala butir penilaian yang dapat dinyatakan dengan angka tertentu. a.
Tehnik Analisis Data Nazir (1999 : 60 ) menyebutkan bahwa : (a) Nilai INDEKS Minimum, yaitu skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden (b) Nilai indeks maksimum, yaitu skor maksimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden. (c) Jenjang range yaitu dibagi jenjang yang diinginkan. Kategori yang diberikan adalah sangat rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Range yaitu selisih antara Nilai Indeks Maksimum dikurangi Nilai Indeks Minimum.
lviii
Hipotesis
yang
diajukan
menggambarkan pengaruh
menggunakan
rancangan,
yang
dapat
variable X dan variable Y, berikut sub – sub
variabelnya, dapat menggambarkan pengaruh sub variable X terhadap Y : X1 Y1 X2 Y2 X3 Y3 X4
Gambar : 3.3 Hubungan Variabel X terhadap Variabel Y dan konsep variabel X1, X2, X3, X4 terhadap variabel Y1 Y2 Y3 Keterangan: X1 = pembawa acara X2 = kredebilitas nara sumber X3 = interaksi pemirsa X4 = mediator Y1 = sikap afektif Y2 = sikap kognitif Y3 = sikap konatif rx1 s/d rx4 = koefesien korelasi Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik Karl Pearson dengan istilah pearson product coefisient correlation Adapun alasan pengunaan rumus ini adalah a. Pengukuran yang digunakan adalah skala interval b. Tehnik korelasi digunakan untuk mencari hubungan sekaligus membuktikan hipotesis hubungan dua dua variabel, serta sumber
lix
data dari dua variabel adalah sama sehingga rumus yang dipakai adalah : Gambar korelasi antara variable X ke variable Y, dapat dilihat besarnya koefisien jalur antara sub variable bebas dan sub variable terikat X1X2 X3 X4 ry1x1= pembawa acara berkarakter positif berpengaruh terhadap sikap kognitif pemirsa indonesia musik televisi ry1x2= kredibilitas narasumber berpengaruh terhadap sikap kognitif pemirsa indonesia musik televisi rx3y1= interaksi pemirsa berpengaruh terhadap sikap kognitif pemirsa indonesia musik televisi rx4y1 = mediator berpengaruh terhadap sikap kognitif pemirsa indonesia musik televisi ry2x1= pembawa acara berkarakter positif berpengaruh terhadap sikap afektif pemirsa indonesia musik televisi ry2x2= kredibilitas narasumber berkarakter positif berpengaruh terhadap sikap afektif pemirsa indonesia musik televisi ry2x3= interaksi pemirsa berpengaruh terhadap sikap afektif pemirsa indonesia musik televisi ry2x4 = mediator berpengaruh terhadap sikap afektif pemirsa indonesia musik televisi ry3x1= pembawa acara berkarakter positif berpengaruh terhadap sikap konatif pemirsa indonesia musik televisi
lx
ry3x2= kredibilitas narasumber berpengaruh terhadap sikap konatif pemirsa indonesia musik televisi ry3x3= interaksi pemirsa berpengaruh terhadap sikap konatif pemirsa indonesia musik televisi ry3x4 = mediator berpengaruh terhadap sikap konatif pemirsa indonesia musik televisi rx1Y= pembawa acara berkarakter positif berpengaruh terhadap sikap pamirsa peserta program rx2Y = kredibilitas narasumber berpengaruh terhadap sikap pamirsa peserta program rx3Y= interaksi pemirsa berpengaruh terhadap sikap pamirsa peserta program rx4Y= mediator berpengaruh terhadap sikap pamirsa peserta program rX Y =program interaktif solusi hate berpengaruh terhadap sikap pemirsa peserta program Berdasarkan data yang sudah tersusun, tahap selanjutnya menentukan jumlah skor untuk masing masing variabel. Karena skor merupakan data yang terbentuk ordinal, untuk keperluan penghitungan selanjutnya data tersebut perlu ditransformasikan kedalam bentuk interval dengan mengunakan metode successive interval. Setelah itu, nilai nilai skor variable dan tahap trahir dilakukan penghitungan koefisien korelasi
lxi
a. Menghitung koefesien korelasi 2 r =
XY – (
N
X2 (
[N
X) (
X)2]. [ N
Y) Y2 (
Y)2]
b. Sedangkan ujji tingkat signifikasinya dengan t
=
t
n-2
1–r2
Bila N lebih besar dari 50 , uji dengan Z
=
r 1
n–1
c. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis secara keseluruhan dimaksudkan untuk mengetahui apakah program interaktif solusi hate berpengaruh terhadap sikap pamirsa peserta program solusi hate indonesia musik televisi. Pengujian hipotesis secara keseluruhan tidak melihat secara detail kandungan-kandungan dimensinya. Adapun bentuk hipotesis secara keseluruhan adalah sebagai berikut : H0= program solusi hate tidak berpengaruh terhadap sikap penelpon interaktif indonesia musik televisi. H1= program solusi hate berpengaruh terhadap sikap peserta program penelpon interaktif indonesia musik televisi.
lxii
3.1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.6.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Indonesia music televisi (IMTV) yang terbilang masih baru namun cukup mendapat tempat dihati khalayak. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai program acara di TV tersebut dan program acara solusi hate lah yang cukup menarik untuk di teliti. 3.1.6.2 Waktu Penelitian Waktu dan lamanya penelitian dimulai dari tahap persiapan sampai dengan pengajuan
dimulai dari bulan 2009 hingga 2010 , dengan jadwal penelitian
tercantum dalam table 3.2 sebagai berikut:
lxiii
3.2 Objek Penelitian 3.2.1 Alasan Memilih Objek Penelitian Alasan memilih program interaktif solusi hate menjadi objek penelitian dikarenakan program solusi hate membuka cakrawala pemirsa dan wawasan akan masalah psikologis. Selain itu program solusi hate mengutamakan kedekatan dengan pemirsa
sehingga
pemirsa
dapat
mengutarakan masalah- masalah serta mendapatkan solusi dari nara sumber yang kompeten. Mengingat program solusi hate bersifat live, yang ditayangkan selama 60 menit hal ini membuat pemirsa yang berinteraksi terbatas 6 sampai 5 orang. Penelpon dibatasi 1 orang per segment, hal ini lah yang membuat kesulitan peneliti mengumpulkan responden yang berjumlah 30 orang. 3.2.2 Proses Berlangsungnya Penelitian Penelitian sendiri dilakukan selama tiga bulan dari bulan januari sampai bulan maret. Penelitian yang dilakukan berjenis penelitian partisipan dimana peneliti terlibat langsung dilapangan. Setelah meminta ijin kepada staf yang berwenang peneliti di perkenankan menjadi oprator acara tersebut selama 3 bulan. 3.2.3 Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian berlangsung dengan baik selama menjadi oprator peneliti berkesempatan mencatat data - data yang peneliti perlukan diantaranya nama, alamat, no telp dan jenis pekerjaan. Selesai acara
lxiv
peneliti menelpon ulang pemirsa / responden tersebut lalu membacakan angket yang harus di jawab oleh responden melalui telpon seluler. 3.2.4 Hambatan Dalam Proses Penelitian Kesulitan- kesulitan yang peneliti alami sangat banyak selain penelpon yang sulit di dapat peneliti juga menghadapi penelpon yang tidak mau memberikan no telp dan memberikn no atau identitas palsu. Dalam melakukan wawancara dengan crew peneliti sama sekali tidak mendapatkan hambatan yang berarti jumlah crew yang kurang dari 10 orang termasuk pembawa acara yang merangkap produser membuat peneliti tidak mendapatkan kesulitan yang berarti. Solusi hate merupakan acara yang dari awal penayangannya berlangsung tanpa adanya produser, dimana disini tanggung jawab produser diberikan kepada pembawa acara sendiri hal ini menyebabkan para kru bertanggung jawab atas pekerjaan masing- masing. 3.2.5 Proses Tayangnya Program Solusi Hate Proses dibelakang layar acara solusi hate pertama – tama produser /host menyiapkan tema konsep pertanyaan. crew acara yang terdiri dari 8 orang diantaranya produser/host cameramen mastercontrol, oprator, audio man, montion
grafik, musik ilustrasion,narasumber bersiap siap untk
tugasnya masing masing. Persiapan acara dilakukan 10 menit sebelumnya dimana kameramen menyiapkan setting tempat dan kamera 1 dan 2, audioman mengatur suara yang masuk ke studio, master kntrol memastikan mix dan earphone terpasang dan berfungsi dengan baik selain itu host dan
lxv
nara sumber berdiskusi dan saling melengkapi pertanyaan dan jawaban agar diskusi berjalan baik, di ruang MCR semia kru bersiap siap dan menunggu aba - aba dan tim lainnya bersiap –siap memasuki rangkaian acara.
lxvi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner yang disebarkan kepada 30 reponden. Data tersebut merupakan data pokok dimana analisisnya ditunjang oleh data-data sekunder yang analisisnya didapat dari hasil observasi di lapangan dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis. Data yang diperoleh dari hasil kuisioner terdiri dari dua macam, yaitu data responden dan data penelitian. Data responden adalah seluruh identitas responden yang dipandang relevan dengan permasalahan yang di identifikasi. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel penelitian, yaitu variabel X (Program Interaktif) dan variabel
Y (Sikap). Variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan
statistik deskriptif dan analisis korelasi. Data-data responden yang diperoleh melalui kuesioner dianalisis secara deskriptif. Data lain yang diperoleh dari studi pustaka akan digunakan sebagai data sekunder untuk melengkapi dan mendukung data primer. Analisis data deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti.
lxvii
Jawaban responden atas sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
4.1
Analisis Statistik Deskriptif Data Responden & Analisa kualitatif Data Responden Di dalam penelitian ini dikumpulkan data primer untuk mengetahui
“Pengaruh Program Interaktif Solusi Hate Terhadap Sikap Pemirsa Peserta Program IMTV Bandung” melalui penyebaran kuesioner kepada 30 responden yang menjadi sampel penelitian. Pada analisis deskriptif ini, data responden dijelaskan melalui tabel tunggal. Data responden dalam penelitian ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui latar belakang responden yang dapat dijadikan masukan untuk menjelaskan hasil yang diperoleh dari penelitian. Sedangkan pada analisis kualitatif data responden sangat dibutuhkan untuk memperkuat analisa kuantitatif. Analisis deskriptif data responden ini terdiri atas 5 tabel tunggal berisi data mengenai jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, mengetahui program interaktif solusi hate yang ditayangkan dan responden sering menonton program interaktif solusi hate yang ditayangkan IMTV Bandung dengan data sebagai berikut:
lxviii
4.1.1
Jenis Kelamin Responden Tabel 4.1 Jenis Kelamin No 1 2
Jenis Kelamin Pria Wanita Total
Frekuensi Persentase 1 3.33% 29 96.67% 30 100%
Tabel 4.1 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan jenis kelamin. Mayoritas responden sebanyak 29 orang atau 96,67% adalah responden wanita dan sisanya adalah responden pria sebanyak 1 orang atau 3,33%. Menilik analisa kualitatif dari hasil perolehan table diatas dapat diketahui peminat program solusi hate kebanyakan wanita. Hal ini bisa menjelaskan bahwa wanita lebih terbuka
mengutarakan permasalahan pribadinya, tentu saja hal ini menjadi
indikator bahwa wanita memiliki kepekaan yang lebih di banding laki – laki dalam hal psikologi. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa wanita banyak lebih banyak mengalami problema baik pribadi maupun rumahtangga dibanding laki laki , dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa program interaktf solusi hate lebih banyak mempengaruhi/didominasi peserta wanita hal ini dikarenakan wanita lebih terbuka dan berpotensi lebih untuk menjadi stress dibandingkan laki- laki.
lxix
Wanita 29 96.67%
Pria 1 3.33%
Gambar 4.1 4.1.2
Diagram Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Usia Responden Tabel 4.2 Usia Responden No 1 2 3 4
Usia < 20 Tahun 21 - 30 Tahun 31 - 40 Tahun > 40 Tahun Total
Frekuensi Persentase 0 0.00% 14 46.67% 10 33.33% 6 20.00% 30 100%
Tabel 4.2 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan usia. Mayoritas responden sebanyak 14 orang atau 46,67% adalah responden yang berusia antara 21 sampai dengan 30 tahun dan paling sedikit adalah responden yang berusia diatas 40 tahun sebanyak 6 orang atau 20%. Menilik analisa kualitatif dari hasil perolehan
table diatas
dapat diketahui peserta yang turut berpartisipasi
kebanyakan adalah peserta usia produktif. Dari sini kita dapat melihat kecendrungan usia 21-30 adalah usia yang rentan mengalami maslah psikologis. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut manusia mengalami masa kematangan dimana proses kehidupan yang sebenarnya dimulai dari usia tersebut, lxx
problem/atau masalah psikologis
tidak hanya disebabkan oleh faktor internal
manusianya itu sendiri namun juga dipengaruhi factor eksternal atau lingkungan sekitar manusia tinggal.
21 - 30 Tahun 14 46.67% > 40 Tahun 6 20.00%
31 - 40 Tahun 10 33.33%
< 20 Tahun 0 0.00%
Gambar 4.2 4.1.3
Diagram Profil Responden Berdasarkan Usia
Jenis Pekerjaan Responden Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan Responden No 1 2 3
Jenis Pekerjaan Pekerja Rumah Tangga Lain – lain Total
Frekuensi Persentase 8 26.67% 14 46.67% 8 26.67% 30 100%
Tabel 4.3 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan jenis pekerjaan. Mayoritas responden sebanyak 14 orang atau 46,67% adalah ibu rumah tangga dan paling sedikit adalah responden yang berprofesi sebagai pekerja dan lain-lain yakni masing-masing sebanyak 8 orang atau 26,67%. Dari hasil table diatas diperoleh analisa kualitatif sebagai berkut; pada dasarnya semua jenis profesi rentan mengalami stress atau masalah psikologis namun dari hasil survey yang
lxxi
dilakukan pada peserta program interaktif solusi hate adalah kebanyakan diantaranya para ibu rumah tangga yakni sebesar 46,67% atau 14 orang dari 30 peserta penelpon interaktif bilangan ini tidak menyimpulkan bahwa masalah psikologis didominasi ibu rumah tangga walaupun deminkian tidak juga membantah bahwa ibu rumah tangga banyak mengalami problem atau masalah psikologis. Hal demikian disebabkan jam tayang solusi hate yakni pukul 10 .00 wib dimana para wanita karir atau peserta lainnya sedang melakukan aktivitasdan tida sempat berpartisipasi pada acara tersebut. Adapun pemirsa profesi lain yang ikut serta adalah mereka yang mempunyai kesempatan tertentu.
Pekerja 8 26.67% Lain - lain 8 26.67%
Gambar 4.3
Rumah Tangga 14 46.67%
Diagram Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
lxxii
4.1.4
Mengetahui Program Interaktif Solusi Hate Yang Ditayangkan
Tabel 4.4 Mengetahui Program Interaktif Solusi Hate Yang Ditayangkan
No 1 2 3 4 5
Mengetahui Program Interaktif Solusi Hate yang Ditayang kan Sangat Tahu Tahu Ragu – ragu Tidak Tahu Sangat Tidak Tahu Total
Frekuensi Persentase 4 17 8 1 0 30
13.33% 56.67% 26.67% 3.33% 0.00% 100%
Tabel 4.4 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan mengetahui program interaktif solusi hate yang ditayangkan, Mayoritas responden sebanyak 17 orang atau 56,67% adalah responden yang menjawab tahu tentang program solusi hate yang ditayangkan dan paling sedikit adalah responden yang menjawab tidak tahu tentang program solusi hate yang ditayangkan yakni sebanyak 1 orang atau 3,33%. Analisa
kualitatif yang didapat dari hasil survei diatas adalah
diketahui responden yang mengetahui akan adanya program interaktif cukup banyak dibanding responden yang ragu ragu atau tidak tahu, dari hal tersebut dapat dijabarkan bahwa partisipan yang sadar lebih banyak dari pada partisipan nyasar/ tidak sengaja menonton program tersebut lalu tertarik menelpon.
lxxiii
Ragu ragu 8 26.67%
Tahu 17 56.67%
Sangat Tahu 4 13.33%
Sangat Tidak Tahu 0 0.00%
Gambar 4.4
Tidak Tahu 1 3.33%
Diagram Profil Responden Berdasarkan Mengetahui Program Interaktif Solusi Hate Yang Ditayangkan
4.1.5
Responden Sering Menonton Program Interaktif Solusi Hate yang Ditayangkan IMTV Bandung
Tabel 4.5 Responden Sering Menonton Program Interaktif Solusi Hate yang Ditayangkan IMTV Bandung
No 1 2 3 4 5
Responden Sering Menonton Program Interaktif Solusi Hate yang Ditayangkan IMTV Bandung Sangat Sering Sering Kadang – kadang Tidak sering Sangat tidak sering Total
Frekuensi Persentase 0 10 15 5 0 30
0.00% 33.33% 50.00% 16.67% 0.00% 100.00%
Tabel 4.5 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan responden sering menonton program interaktif solusi hate yang ditayangkan IMTV Bandung. Mayoritas responden sebanyak 15 orang atau 50% adalah responden yang menjawab kadang-kadang menonton program interaktif solusi hate yang lxxiv
ditayangkan IMTV Bandung dan paling sedikit adalah responden yang menjawab tidak sering menonton program interaktif solusi hate yang ditayangkan IMTV Bandung yakni sebanyak 5 orang atau 16,67%. Dari penjelasan kuantitatif diatas dapat diperoleh penjabaran bahwa para responden kadang –kadang menonton acara solusi hate. Tidak sering 5 16.67%
Sangat tidak sering 0 0.00%
Sangat Sering 0 0.00% Sering 10 33.33%
Kadang – kadang 15 50.00%
Gambar 4.5
Diagram Profil Responden Berdasarkan Responden Sering
Menonton Program Interaktif Solusi Hate yang Ditayangkan IMTV Bandung
4.2
Analisis Data Penelitian Setelah melihat dan menganalisa data responden, selanjutnya akan dibahas
mengenai data penelitian. Data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden dalam mengisi angket penelitian yang disebarkan. Pada analisa penelitian, penulis uraikan berdasar kepada operasionalisasi variabel penelitian untuk menjawab identifikasi masalah yang ingin diketahui oleh penulis.
lxxv
Data yang telah dikumpulkan diklasifikasikan dan dianalisa dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisa statistik inferensial. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur angket yang telah dicoba uji reliabilitasnya. Deskripsi dan operasionalisasi konsep-konsep dalam angket ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap gejala-gejala di lapangan. Teknik analisis statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan mengenai keseluruhan data yang dikumpulkan dengan memaparkan, mengelompokkan dan mengklasifikasikan ke dalam tabel distribusi frekuensi yang kemudian diberikan penjelasan. Disamping itu pada uraian penjelasan analisis statistik deskriptif disertai juga uraian penjelasan analisa kualitatif berdasarkan pemikiran dan pengamatan objek dilapangan. Tehnik analisis kualitatif
tentu saja dengan metode
korelasional dimana disini akan diketahui sejauh mana hubungan antara program interaktif dengan perubahan sikap peserta programnya. Dengan menggunakan kedua tehnik analisa ini maka dapat diperoleh signifikasi secara subtantif maupun signifikasi secara statistik.
lxxvi
4.2.1
Variabel Program Interaktif Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang program
interaktif, maka dilakukan pengkategorian dengan cara menjumlahkan skor 18 pertanyaan, kemudian dicari panjang interval setiap kelas dengan rumus sebagai berikut (J.Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 1, Edisi ke 6, Erlangga, Jakarta, Hal 64) : c
Xn
X1 k
, dimana
c
= panjang interval kelas
Xn
= Nilai terbesar
X1
= Nilai terkecil
k
= banyaknya kelas, dalam hal ini adalah 3 (Tinggi-Sedang-Rendah)
Variabel program interaktif terdiri atas 18 pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 84, sedangkan skor terendah adalah 54. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c
84 54 10 3
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori program interaktif adalah sebagai berikut: Jumlah skor 54 – 63,99
: Rendah
Jumlah skor 64 – 73,99
: Sedang
Jumlah skor 74 – 84
: Tinggi
Tabel 4.6 Variabel Program Interaktif
lxxvii
Sub Variabel Program Interaktif
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Total
Frekuensi 7 17 6 30
Persentase 23.33% 56.67% 20.00% 100.00%
Dari tabel diatas adalah tanggapan responden tentang program interaktif. Mayoritas responden sebanyak 17 orang atau 56,67% termasuk dalam ketegori sedang, dan paling sedikit sebanyak 6 orang atau 20,00% termasuk dalam ketegori rendah.
Sedang 17 57%
Rendah 6 20%
Tinggi 7 23%
Gambar 4.6
4.2.2
Diagram Variabel Program Interaktif
Sub Variabel Pembawa Acara Sub variabel pembawa terdiri atas 8 pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri
atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 39, sedangkan skor terendah adalah 24. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c
39 24 3
5
lxxviii
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori pembawa acara adalah sebagai berikut: Jumlah skor 24 – 28,99
: Rendah
Jumlah skor 29 – 33,99
: Sedang
Jumlah skor 34 - 39
: Tinggi
Tabel 4.7 Sub Variabel Pembawa Acara Sub Variabel Pembawa Acara
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Total
Frekuensi 7 15 8 30
Persentase 23.33% 50.00% 26.67% 100.00%
Dari tabel diatas adalah tanggapan responden tentang pembawa acara. Mayoritas responden sebanyak 15 orang atau 50,00% termasuk dalam ketegori sedang, dan paling sedikit sebanyak 7 orang 23,33% termasuk dalam ketegori tinggi. Secara detail, kondisi ini dapat dijelaskan melalui penyajian sebaran jawaban dari 30 responden untuk item-item pertanyaan sub variabel pembawa acara di bawah ini.
lxxix
Tabel 4.8 Pembawa acara solusi hate berkarakter tegas dan berwibawa Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 5 16.67% Setuju 20 66.67% Netral 5 16.67% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pembawa acara solusi hate berkarakter tegas dan berwibawa. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 20 orang atau 66,67%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju dan netral yakni masing-masing sebanyak 5 orang atau 16,67%. Analisia kualitatif yakni pembawa acara solusi hate yang berkarakter tegas dan berwibawa dapat mempengaruhi sikap pemirsa perserta program, dalam hal ini dapat digambarkan bahwa responden sangat mengapresiasi makna atau isi pesan ketika dibawakan oleh pembawa acara yang tegas dan berwibawa. Menurut hasil survei diketahui pembawa acara solusi hate memiliki karakteristik tersebut hal ini dibuktikan dengan pernyataan sikap reponden yang menjawab setuju sebanyak 20 orang.
lxxx
Tabel 4.9 Pembawa acara solusi hate bersikap tenang dan ramah dalam membawakan acara tersebut Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 5 16.67% Setuju 14 46.67% Netral 11 36.67% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pembawa acara solusi hate bersikap tenang dan ramah dalam membawakan acara tersebut. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 14 orang atau 46,67%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 5 orang atau 16,67%. Analisa kualitatif dari hasil statistik diatas dapat disimpulkan dengan pembawa acara yang bersikap tenang dan ramah dalam membawakan acara maka akan terjadi korelasi yang positif dengan perubahan sikap peserta program. Tabel 4.10 Pembawa acara solusi hate menguasai masalah dengan baik Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 2 6.67% Setuju 20 66.67% Netral 8 26.67% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pembawa acara solusi hate menguasai masalah dengan baik. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 20 orang atau 66,67%, sedangkan yang paling sedikit lxxxi
adalah responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 2 orang atau 6,67%. Dari hasil statistik diatas dapat menghasilkan analisa kualitatif yakni pembawa acara solusi hate terbukti menguasai masalah dengan baik hal ini terlihat dari persentase responden yang menjawab setuju sebanyak 66,67% Tabel 4.11 Masalah yang dikemukakan pembawa acara solusi hate disampaikan dengan jelas Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 5 16.67% Setuju 20 66.67% Netral 4 13.33% Tidak Setuju 1 3.33% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai masalah yang dikemukakan pembawa acara solusi hate disampaikan dengan jelas. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 20 orang atau 66,67%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab tidak setuju yakni sebanyak 1 orang atau 3,33%. Dari hasil tabel diatas diperoleh analisa kualitatif yakni responden yang menjawab setuju sebanyak 20 orang hal ini membuktikan bahwa variabel pembawa acara dapat menyampaikan masalah dengan jelas berhasil mempengaruhi sikap peserta program baik secara afektiv kognitiv dan konatif.
lxxxii
Tabel 4.12 Pembawa acara solusi hate memiliki sikap artikulatif Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 6 20.00% Setuju 20 66.67% Netral 4 13.33% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pembawa acara solusi hate memiliki sikap artikulatif. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 20 orang atau 66,67%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab netral yakni sebanyak 4 orang atau 13,33%. Dari hasil tabel diatas dapat diperoleh analisa kualitatif yakni pembawa acara solusi hate yang memiliki sikap artikulatif berhasil mempengaruhi sikap perserta program sebanyak 66% . Tabel 4.13 Pembawa acara solusi hate tidak berbelit – belit Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 3 10.00% Setuju 21 70.00% Netral 6 20.00% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pembawa acara solusi hate tidak berbelit – belit. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 21 orang atau 70%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 3 orang atau 10%. Dari
lxxxiii
tabel diatas dapat diketahui analisa kualitatif variabel pembawa acara solusi hate yang tidak berbelit –belit dapat langsung menyampaikan pesan kepada peserta program dapat merubah sikap peserta program secar afektif, kognitif dan konatif. Tabel 4.14 Pembawa acara solusi hate mampu mengendalikan jalannya diskusi Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 4 13.33% Setuju 14 46.67% Netral 12 40.00% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pembawa acara solusi hate mampu mengendalikan jalannya diskusi. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 14 orang atau 46,67%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 4 orang atau 13,33%. Analisa kualitatif menjelaskan jika pembawa acara mampu mengendalikan jalannya diskusi maka peserta program interaktif solusi hate dapat menerima pesan dengan baik, dengan demikian hal tersebut dapat mempengaruhi sikap responden baik secara afektif kognitif maupun konatif.
Tabel 4.15 Pembawa acara solusi hate menguasai jalannya diskusi Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 3 10.00% Setuju 18 60.00% Netral 9 30.00% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100% lxxxiv
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai Pembawa acara solusi hate menguasai jalannya diskusi. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 18 orang atau 60%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 3 orang atau 10%. Analisa kualitatif dari penjelasan dikuantitatif diatas yakni menyatakan bahwa dengan pembawa acara menguasai jalannya diskusi maka peserta program turut menyimak dengan baik dan mengikuti alur diskusi sebagai mana yang dibawakan pembawa acara dengan kata lain secara tidak langsung dapat menyebabkan perubahan sikap baik secara afektif kognitif maupun konatif bagi pemirsa peserta prigram yang mengikuti acara solusi hate.
4.2.3
Sub Variabel Kredibilitas Nara Sumber Sub variabel kredibilitas nara sumber terdiri atas 6 pertanyaan. Setiap
pertanyaan terdiri atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 29, sedangkan skor terendah adalah 18. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c
29 18 3
3, 67
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori kredibilitas nara sumber adalah sebagai berikut: Jumlah skor 18 – 21,66
: Rendah
Jumlah skor 21,67 – 25,32
: Sedang
Jumlah skor 25,33 – 29
: Tinggi lxxxv
Tabel 4.16 Sub Variabel Kredibilitas Nara Sumber Sub Variabel Kredibiltas Nara Sumber
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Total
Frekuensi 5 20 5 30
Persentase 16.67% 66.67% 16.67% 100.00%
Dari tabel diatas adalah tanggapan responden tentang kredibilitas nara sumber. Mayoritas responden sebanyak 20 orang atau 66,67% termasuk dalam ketegori sedang, dan paling sedikit masing-masing sebanyak 5 orang 16,67% termasuk dalam ketegori tinggi dan rendah. Secara detail, kondisi ini dapat dijelaskan melalui penyajian sebaran jawaban dari 30 responden untuk item-item pertanyaan sub variabel kredibilitas nara sumber di bawah ini.
Tabel 4.17 Nara sumber solusi hate memiliki kompetensi Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 4 13.33% Setuju 21 70.00% Netral 5 16.67% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai nara sumber solusi hate memiliki kompetensi. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 21 orang atau 70,00%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 4 orang atau 13,33%. Dari penjelasan diatas diperoleh analisa kualitatif yang menyatakan bahwa naeasumber
lxxxvi
yang memiliki kompetensi dapat menyajikan pesan yang baik dan diterima oleh pemirsa peserta program sehingga secara tidak langsung hal tersebut dapat mempengaruhi sikap pemirsa peserta program baik secara afektif kognitif dan konatif. Tabel 4.18 Penjelasan nara sumber memuaskan Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 6 20.00% Setuju 19 63.33% Netral 4 13.33% Tidak Setuju 1 3.33% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai penjelasan nara sumber memuasakan. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 19 orang atau 63,33%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab tidak setuju yakni sebanyak 1 orang atau 3,33%. Dari penjelasan diatas dapat
diperoleh analisa kualitatif yakni penjelasan narasumber yang
memuaskan dapat mempengaruhi sikap pemirsa peserta program baik secara afektif, kognitif maupun konatif. Tabel 4.19 Mengenai nara sumber memiliki sikap artikulatif Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 5 16.67% Setuju 18 60.00% Netral 7 23.33% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
lxxxvii
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai mengenai nara sumber memiliki sikap artikulatif. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 18 orang atau 60,00%, sedangkan yang paling sedikit adalah mayoritas responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 5 orang atau 16,67%. Dari penjelasan diatas dapat diperoleh analisa kualitatif yakni nara sumber yang artikulatif dalam menyampaikan pesen –pesan sehingga mudah untuk dicerna pemirsa peserta program, secara tidak
langsung dapat
mempengaruhi sikap pemirsa peserta program baik secara afektif kognitif maupun konatif. Tabel 4.20 Masalah disampaikan narasumber dengan jelas Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 4 13.33% Setuju 21 70.00% Netral 5 16.67% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai masalah disampaikan narasumber dengan jelas. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 21 orang atau 70,00%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 4 orang atau 13,33%. Analisa kualitatif
berdasarkan pernyataan diatas yakni
hampir 70% responden
menyatakan bahwa masalah disaampaikan narasumber dengan jelah hal ini mengindikasikan adanya perubahan sikap baik secara afektif kognitif maupun konatif pada pemirsa peserta program.
lxxxviii
Tabel 4.21 Narasumber aktif melakukan interaksi pada program solusi hate Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 2 6.67% Setuju 8 26.67% Netral 19 63.33% Tidak Setuju 1 3.33% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai narasumber aktif melakukan interaksi pada program solusi hate. Mayoritas responden menjawab netral sebanyak 19 orang atau 63,33%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab kurang setuju yakni sebanyak 1 orang atau 3,33%. Analisa kualitatif dari hasil statistik diatas yakni menyatakan bahwa narasumber aktif melakukan interaksi pada program solusi hate dengan demikian pesean yang di sberikan akan semakin jelas dan yterperinci langsung kepada subtantif permasalahanyanya hal ini tentu saja berpengaruh terhadap perubahan sikap afektif, kognitif dan konatif pemirsa peserta programnya. Tabel 4.22 Narasumber dapat memberikan kontribusi berharga bagi jalannya program solusi hate Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 8 26.67% Setuju 14 46.67% Netral 8 26.67% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai narasumber dapat memberikan kontribusi berharga bagi jalannya program solusi lxxxix
hate. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 14 orang atau 46,67%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju dan netral yakni sebanyak 8 orang atau 26,67%. Dari penjelasan diata maka dipereoleh analisa kualitatif yang menyatakan bahwa pada program interaktif solusi hate narasumber dapat memberikan kontribusi berharga bagi jalannya program hal ini tentu saja secra langsung dapat mengubah sikap afektif kognitif maupun konatif pemirsa peserta programnya.
4.2.4
Sub Variabel Interaksi Pemirsa Sub variabel interaksi pemirsa terdiri atas 2 pertanyaan. Setiap pertanyaan
terdiri atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 10, sedangkan skor terendah adalah 5. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c
10 5 1, 67 3
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori interaksi pemirsa adalah sebagai berikut: Jumlah skor 5 – 6,66
: Rendah
Jumlah skor 6,67 – 8,32
: Sedang
Jumlah skor 8,33 - 10
: Tinggi
xc
Tabel 4.23 Sub Variabel Interaksi Pemirsa Sub Variabel Interaksi Pemirsa
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Total
Frekuensi 6 20 4 30
Persentase 20.00% 66.67% 13.33% 100.00%
Dari tabel diatas adalah tanggapan responden tentang interaksi pemirsa. Mayoritas responden sebanyak 20 orang atau 66,67% termasuk dalam ketegori sedang, dan paling sedikit sebanyak 4 orang 13,33% termasuk dalam ketegori rendah. Secara detail, kondisi ini dapat dijelaskan melalui penyajian sebaran jawaban dari 30 responden untuk item-item pertanyaan sub variabel interaksi pemirsa di bawah ini. Tabel 4.24 Tidak ada penelepon yang kurang ramah pada program interaktif solusi hate Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 7 23.33% Setuju 12 40.00% Netral 9 30.00% Tidak Setuju 1 3.33% Sangat Tidak Setuju 1 3.33% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai tidak ada penelepon yang kurang ramah pada program interaktif solusi hate. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 12 orang atau 40%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju yakni masing-masing sebanyak 1 orang atau 3,33%. Dari pernyataan diatas
xci
diperoleh analisa kualitatif yakni pemirsa peserta program sebagian menyatakan tidak ada penelepon yang kurang ramah pada program interaktif solusi hate dang berpengaruh sangat kecil terhadap reaksi pemirsa peserta program.
Tabel 4.25 Interaksi pembawa acara dengan pemirsa berjalan baik Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 2 6.67% Setuju 24 80.00% Netral 4 13.33% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai interaksi pembawa acara dengan pemirsa berjalan baik. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 24 orang atau 80%, sedangkan yang paling sedikit adalah mayoritas responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 2 orang atau 6,67%. Berdasarkan analisa kualitatif dapa diketahui pada program interaktif solusi hate interaksi pembawa acara dengan pemirsa berjalan dengan baik sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima pemirsa peserta program, tntu saja hal ini dapat mempengaruhi sikap pemirsa peserta program baik secara afektif kognitif maupun konatif. 4.2.5
Sub Variabel Mediator Sub variabel mediator terdiri atas 2 pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri
atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 10,
xcii
sedangkan skor terendah adalah 4. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c
10 4 3
2
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori mediator adalah sebagai berikut: Jumlah skor 4 – 5,99
: Rendah
Jumlah skor 6 – 7,99
: Sedang
Jumlah skor 8 - 10
: Tinggi
Tabel 4.26 Sub Variabel Mediator Sub Variabel Mediator
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Total
Frekuensi 13 11 6 30
Persentase 43.33% 36.67% 20.00% 100.00%
Dari tabel diatas adalah tanggapan responden tentang mediator. Mayoritas responden sebanyak 11 orang atau 36,67% termasuk dalam ketegori sedang, dan paling sedikit sebanyak 6 orang atau 20% termasuk dalam ketegori rendah. Secara detail, kondisi ini dapat dijelaskan melalui penyajian sebaran jawaban dari 30 responden untuk item-item pertanyaan sub variabel mediator di bawah ini. Tabel 4.27 Media telepon yang digunakan tidak baik Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 5 16.67% Setuju 14 46.67% Netral 4 13.33% Tidak Setuju 7 23.33% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
xciii
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai media telepon yang tidak
digunakan baik. Mayoritas responden menjawab setuju
sebanyak 14 orang atau 46,67%, sedangkan yang paling sedikit adalah mayoritas responden yang menjawab netral yakni sebanyak 4 orang atau 13,33%. Penjelasan kualitatif dari pernyataan diatas yakni media telepon yang digunakan tidak baik hal ini dikarenakan line telpon yang dimiliki IMTV di ruang studio hanya 1, tentu saja telpon yang masuk harus antri dan kurang tersambung dengan baik.namun demikian tidak sampai mengubah esensi pesan yang disampaikan dalam program interaktif tersebut. Tabel 4.28 Banyak kemudahan dalam melakukan interaksi lewat telepon Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 5 16.67% Setuju 9 30.00% Netral 13 43.33% Tidak Setuju 3 10.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai banyak kemudahan dalam melakukan interaksi lewat telepon. Mayoritas responden menjawab netral sebanyak 13 orang atau 43,33%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab tidak setuju yakni sebanyak 3 orang atau 10%. Analisa kualitatif yangdidapat dari data statistik diatas yakni berkaitan dengan perkembangan teknologi pada saat ini telpon merupakan sarana yang murah sekaligus mudah dijangkau para pemirsa peserta program untuk menyampaikan
xciv
pertanyaan
seputaran
problema
tika
kehidupan
maupun
psikologis
di
lingkungannya. 4.2.6
Variabel Sikap Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang Sikap, maka
dilakukan pengkategorian dengan cara menjumlahkan skor 7 pertanyaan, kemudian dicari panjang interval setiap kelas dengan rumus sebagai berikut (J.Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 1, Edisi ke 6, Erlangga, Jakarta, Hal 64) : c
Xn
X1 k
, dimana
c
= panjang interval kelas
Xn
= Nilai terbesar
X1
= Nilai terkecil
k
= banyaknya kelas, dalam hal ini adalah 3 (Tinggi-Sedang-Rendah)
Variabel sikap terdiri atas 7 pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 33, sedangkan skor terendah adalah 21. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c
33 21 3
4
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori sikap adalah sebagai berikut: Jumlah skor 21 – 24,99
: Rendah
Jumlah skor 25 – 28,99
: Sedang
xcv
Jumlah skor 29 - 33
: Tinggi Tabel 4.29 Variabel Sikap
Sub Variabel
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Sikap Total
Frekuensi 11 16 3 30
Persentase 36.67% 53.33% 10.00% 100.00%
Dari tabel diatas adalah tanggapan responden tentang sikap. Mayoritas responden sebanyak 16 orang atau 53,33% termasuk dalam ketegori sedang, dan paling sedikit sebanyak 3 orang atau 10% termasuk dalam ketegori rendah.
Sedang 16 53%
Tinggi 11 37%
Gambar 4.7
4.2.7
Rendah 3 10%
Diagram Variabel Sikap
Sub Variabel Sikap Kognitif Sub variabel sikap kognitif terdiri atas 3 pertanyaan. Setiap pertanyaan
terdiri atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 15, sedangkan skor terendah adalah 9. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut:
xcvi
c
15 9 3
2
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori sikap kognitif adalah sebagai berikut: Jumlah skor 9 – 10,99
: Rendah
Jumlah skor 11 – 12,99
: Sedang
Jumlah skor 13 - 15
: Tinggi
Tabel 4.30 Sub Variabel Sikap Kognitif Sub Variabel Sikap Kognitif
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Total
Frekuensi 9 16 5 30
Persentase 30.00% 53.33% 16.67% 100.00%
Dari tabel diatas adalah tanggapan responden tentang sikap kognitif. Mayoritas responden sebanyak 16 orang atau 53,33% termasuk dalam ketegori sedang, dan paling sedikit sebanyak 5 orang atau 16,67% termasuk dalam ketegori rendah. Secara detail, kondisi ini dapat dijelaskan melalui penyajian sebaran jawaban dari 30 responden untuk item-item pertanyaan sub variabel sikap kognitif di bawah ini.
xcvii
Tabel 4.31 Program acara solusi hate dapat mempegaruhi sikap pamirsa/anda/responden Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 7 23.33% Setuju 14 46.67% Netral 9 30.00% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai Program acara solusi hate dapat mempegaruhi sikap pamirsa/anda/responden. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 14 orang atau 46,67%, sedangkan yang paling sedikit adalah mayoritas responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 7 orang atau 23,33%. Dari pernyataan diatas dapat diketahui analisa kualitatif
yang menyatakan bahwa program interaktif solusi hate dapat
mempengaruhi sikap pemirsa peserta program hal ini disetujui responden yang secara keseluruhan menjawa setuju , sangat setuju maupun netral. Tabel 4.32 Pemirsa mendapat banyak pengetahuan dari nara sumber Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 5 16.67% Setuju 17 56.67% Netral 8 26.67% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pemirsa mendapat banyak pengetahuan dari nara sumber. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 17 orang atau 56,67%, sedangkan yang paling sedikit adalah xcviii
responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 5 orang atau 16,67%. Dari pernyataan tersebut diperoleh analisa kualitatif yakni pemirsa mendapat banyak pengetahuan dari nara sumber hal ini menunjukan adanya korelasi yang bersignifikasi kuat antara program interaktif terhadap sikap pemirsa peserta program secara kognitif. Tabel 4.33 Setujukah anda mengenai pemahaman yang didapat dari nara sumber Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 5 16.67% Setuju 15 50.00% Netral 10 33.33% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai setujukah anda mengenai pemahaman yang didapat dari nara sumber. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 15 orang atau 50%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 5 orang atau 16,67%. Dari pernyataan diatas diperoleh analisa kulaitatif yakni sebagian besar responden dapat menerima pemahaman yang diberikan nara sumber.
4.2.8
Sub Variabel Sikap Afektif Sub variabel sikap afektif terdiri atas 2 pertanyaan. Setiap pertanyaan
terdiri atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 10,
xcix
sedangkan skor terendah adalah 6. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c
10 6 3
1, 33
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori sikap afektif adalah sebagai berikut: Jumlah skor 6 – 7,32
: Rendah
Jumlah skor 7,33 – 8,66
: Sedang
Jumlah skor 8,67 - 10
: Tinggi
Tabel 4.34 Sub Variabel Sikap Afektif Sub Variabel Sikap Afektif
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Total
Frekuensi 4 18 8 30
Persentase 13.33% 60.00% 26.67% 100.00%
Dari tabel diatas adalah tanggapan responden tentang sikap afektif. Mayoritas responden sebanyak 18 orang atau 60% termasuk dalam ketegori sedang, dan paling sedikit sebanyak 4 orang atau 13,33% termasuk dalam ketegori tinggi. Secara detail, kondisi ini dapat dijelaskan melalui penyajian sebaran jawaban dari 30 responden untuk item-item pertanyaan sub variabel sikap afektif di bawah ini.
c
Tabel 4.35 Pemirsa memiliki ketertarikan terhadap materi yang di bahas Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 7 23.33% Setuju 20 66.67% Netral 3 10.00% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pemirsa memiliki ketertarikan terhadap
materi yang di bahas. Mayoritas responden
menjawab setuju sebanyak 20 orang atau 66,67%, sedangkan yang paling sedikit adalah mayoritas responden yang menjawab netral yakni sebanyak 3 orang atau 10%. Analisa kualitatif dari pernyataan diatas adalah pemirsa memiliki ketertarikan terhadap materi yang dibahas. Tabel 4.36 Pembabaran materi dari nara sumber memuaskan Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 2 6.67% Setuju 18 60.00% Netral 10 33.33% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pembabaran materi dari nara sumber memuaskan. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 18 orang atau 60%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 2 orang atau 6,67%. Analisa kualitatif dari pernyataan diatas yakni sebagian responden menyatakan
ci
setuju dengan kata lain terdapat korelasi yang bersignifikasi kuat sehingga pemirsa peserta program mengubah prilakunya secara afektif . 4.2.9
Sub Variabel Sikap Konatif Sub variabel sikap konatif terdiri atas 2 pertanyaan. Setiap pertanyaan
terdiri atas 5 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 10, sedangkan skor terendah adalah 6. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c
10 6 3
1, 33
Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori sikap konatif adalah sebagai berikut: Jumlah skor 6 – 7,32
: Rendah
Jumlah skor 7,33 – 8,66
: Sedang
Jumlah skor 8,67 - 10
: Tinggi
Tabel 4.37 Sub Variabel Sikap Konatif Sub Variabel Sikap Konatif
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Total
Frekuensi 6 18 6 30
Persentase 20.00% 60.00% 20.00% 100.00%
Dari tabel diatas adalah tanggapan responden tentang sikap konatif. Mayoritas responden sebanyak 18 orang atau 60% termasuk dalam ketegori sedang, dan paling sedikit masing-masing sebanyak 6 orang atau 20% termasuk dalam ketegori tinggi dan rendah. Secara detail, kondisi ini dapat dijelaskan
cii
melalui penyajian sebaran jawaban dari 30 responden untuk item-item pertanyaan sub variabel sikap konatif di bawah ini. Tabel 4.38 Pemirsa memiliki kesediaan untuk menerima pesan: Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
Frekuensi 5 21 4 0 0 30
Persentase 16.67% 70.00% 13.33% 0.00% 0.00% 100%
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pemirsa memiliki kesediaan untuk menerima pesan: Kesediaan. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 21 orang atau 70%, sedangkan yang paling sedikit adalah mayoritas responden yang menjawab netral yakni sebanyak 4 orang atau 13,33%. Berdasarkan pernyataan diatas diperoleh analisi kualitatif pemirsa memiliki kesedian untuk menerima pesan sehingga secara langsung pemirsa peserta program mengalami perubahan sikap secara konatif .
Tabel 4.39 Pemirsa memiliki kesedian untuk mengubah prilaku Tanggapan Responden Frekuensi Persentase Sangat Setuju 4 13.33% Setuju 21 70.00% Netral 5 16.67% Tidak Setuju 0 0.00% Sangat Tidak Setuju 0 0.00% Total 30 100%
ciii
Tabel di atas merupakan gambaran pendapat responden mengenai pemirsa memiliki kesedian untuk mengubah prilaku. Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 21 orang atau 70%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab sangat setuju yakni sebanyak 4 orang atau 13,33%. Analisa kualitatif yang diperoleh dari pernyataan diatas adalah pemirsa memiliki kesedian mengubah prilaku, secara tidak langsung hal ini membuktikan adanya perubahan sikap secara konatif setelah pemirsa mengikuti program interatif solusi hate.
4.3
Analisis Inferensial
4.3.1
Hubungan antara Pembawa Acara dengan Sikap Kognitif
H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap kognitif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap kognitif.
= 5%
civ
Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,745. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,745 termasuk pada kategori hubungan yang kuat. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,745
30 2 1 0,7452
5,91 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.40 Korelasi antara pembawa acara dengan sikap kognitif Hubungan
Koefisien Korelasi Pearson
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
X1-Y1
0.745
Kuat
5.91
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 5,91
cv
Gambar 4.8
Kurva Uji-t Dua Pihak
Dikarenakan t hitung (5,91) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap kognitif dengan kuat hubungan yang kuat. Setelah diketahui adanya hubungan antara pembawa acara dengan sikap kognitif, maka besarnya pengaruh pembawa acara terhadap sikap kognitif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,745)2 x 100% = 55,54% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 55,54%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 55,54% perubahanperubahan sikap kognitif disebabkan oleh pembawa acara. Sedangkan sisanya sebesar 44,46% perubahan yang terjadi pada sikap kognitif disebabkan oleh faktor lain. Analisa kuantitatif yang dapat diperoleh menyebutkan bahwa
terdapat
korelasi yang cukup kuat antara pembawa acara dengan perubahan sikap kognitif sedangkan menurut analisa kualitatif adalah variabel pembawa acara merupakan variabel yang memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap perubahan sikap kognitif pemirsa peserta program. Peranan penting pembawa acara tidak lepas dari indikator – indikator sebagai berikut; pembawa acara berkarakter positif , menguasai masalaah, artikulatif dan menguasai jalannya diskusi.
Dengan ke
empat indikator tersebut maka akan dinyatakan substantif baik secara statistik cvi
maupun secara substantif . hal ini selain menunjukan terdapatnya korelasi yang tinggi antara variabel pembawa acara dan sikap kognitif pemirsa peserta program, juga terdapat fakta bahwa pembawa acara merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap sikap kognitif
pemirsa peserta program. Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses dimana disini pemirsa peserta program dituntut untuk berfikir, termasuk didalamnya hapfal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. 4.3.2
Hubungan antara Kredibilitas Nara Sumber dengan Sikap Kognitif
H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap kognitif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap kognitif.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,541. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,541 termasuk pada kategori hubungan yang sedang. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,541
30 2 1 0,5412
3, 41. Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.41 Korelasi antara kredibilitas nara sumber dengan sikap kognitif
cvii
Hubungan
X2-Y1
Koefisien Korelasi Pearson 0.541
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Sedang
3.41
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 3,41
Gambar 4.9
Kurva Uji-t Dua Pihak
Dikarenakan t hitung (3,41) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap kognitif dengan kuat hubungan yang sedang. Setelah diketahui adanya hubungan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap kognitif, maka besarnya pengaruh kredibilitas nara sumber terhadap sikap kognitif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100%
cviii
KD = (0,541)2 x 100% = 29,32% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 29,32%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 29,32% perubahanperubahan sikap kognitif disebabkan oleh kredibilitas nara sumber. Sedangkan sisanya sebesar 70,68% perubahan yang terjadi pada sikap kognitif disebabkan oleh faktor lain. Dari penjabaran hasil survei diatas menurut analisa kualitatif
dapat
disimpulkan bahwa faktor kredibilitas nara sumber berpengaruh cukup besar terhadap sikap pemirsa peserta program. hal tersebut dikarenakan pembawa acara sebagai sumber pemilik materi atau pesan yang menjadi pokok suatu program interaktif. Pada kesimpulan kuantitatif terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap kognitif dengan kuat hubungan yang sedang. indikator – indikator yang mempengaruhi hal tersebnut adalah
nara
sumber memiliki kompetensi dan artikulati. Kompetensi disini berarti narasumber harus memiliki seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat, sedangkan artikulatif disini adalah nara sumber ahrus mampu menyampaikan dengan jelas setiap pesan dan member jawaban jawaban yang cerdas pada setiap pertanyaan – pertanyaan responden. 4.3.3
Hubungan antara Interaksi Pemirsa dengan Sikap Kognitif
H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap kognitif.
cix
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap kognitif.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,533. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,533 termasuk pada kategori hubungan yang sedang. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,533
30 2 1 0,5332
3,33 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.42 Korelasi antara interaksi pemirsa dengan sikap kognitif Hubungan
X3-Y1
Koefisien Korelasi Pearson 0.533
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Sedang
3.33
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
cx
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 3,33
Gambar 4.10 Kurva Uji-t Dua Pihak Dikarenakan t hitung (3,33) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap kognitif dengan kuat hubungan yang sedang. Setelah diketahui adanya hubungan antara interaksi pemirsa dengan sikap kognitif, maka besarnya pengaruh interaksi pemirsa terhadap sikap kognitif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,533)2 x 100% = 28,41% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 28,41%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 28,41% perubahanperubahan sikap kognitif disebabkan oleh interaksi pemirsa. Sedangkan sisanya sebesar 71,59% perubahan yang terjadi pada sikap kognitif disebabkan oleh faktor
cxi
lain. Dari perolehan hasil statistik diatas dapat dianalisa secara kualitatif bahwa faktor interaksi pemirsa cukup berpengaruh meskipun tidak mendominasi faktor interaksi pemirsa memiliki indikator antara lain penelepon langganan penelepon kurang ramah penelepon aktif, penelepon khusus indikator tersebut merupakan instrument yang sangat penting dalam berjalannya suatu program meskipun statistik membuktikan bahwa faktor ini berkekuatan sedang pengaruhnya terhadap sikap kognitif pemirsa peserta programnya.
4.3.4
Hubungan antara Mediator dengan Sikap Kognitif
H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap kognitif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap kognitif.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,376. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,376 termasuk pada kategori hubungan yang lemah. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,376
30 2 1 0,3762
2,15 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.43 Korelasi antara mediator dengan sikap kognitif
cxii
Hubungan
X4-Y1
Koefisien Korelasi Pearson 0.376
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Lemah
2.15
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 2,15
Gambar 4.11 Kurva Uji-t Dua Pihak Dikarenakan t hitung (2,15) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap kognitif dengan kuat hubungan yang lemah. Setelah diketahui adanya hubungan antara mediator dengan sikap kognitif, maka besarnya pengaruh mediator terhadap sikap kognitif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,376)2 x 100%
cxiii
= 14,15% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 14,15%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 14,15% perubahanperubahan sikap kognitif disebabkan oleh mediator. Sedangkan sisanya sebesar 85,85% perubahan yang terjadi pada sikap kognitif disebabkan oleh faktor lain. Dari perolehan data statistik dapat di simpulkan analisa kualitatif yakni kekuatan mediator sebagai instrumen program interaktif mempunyai kekuatan yang lemah dalam mempengaruhi sikap kognitif pemirsa peserta program. 4.3.5
Hubungan antara Pembawa Acara dengan Sikap Afektif
H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap afektif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap afektif.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,642. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,642 termasuk pada kategori hubungan yang kuat. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,642
30 2 1 0,6422
4, 43 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut:
cxiv
Tabel 4.44 Korelasi antara pembawa acara dengan sikap afektif Hubungan
X1-Y2
Koefisien Korelasi Pearson 0.642
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Kuat
4.43
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 4,43
Gambar 4.12 Kurva Uji-t Dua Pihak Dikarenakan t hitung (4,43) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap afektif dengan kuat hubungan yang kuat.
cxv
Setelah diketahui adanya hubungan antara pembawa acara dengan sikap afektif, maka besarnya pengaruh pembawa acara terhadap sikap afektif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,642)2 x 100% = 41,15% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 41,15%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 41,15% perubahanperubahan sikap afektif disebabkan oleh pembawa acara. Sedangkan sisanya sebesar 58,85% perubahan yang terjadi pada sikap afektif disebabkan oleh faktor lain. Menurut analisa kualitatif pembawa acara memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap sikap afektif pemirsa peserta program. dalam hal aspek lain dari sikap afekti adalah Penilaian yang berarti upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengtahui keberhasilan proses dan hasil perbincangan pada program tersebut. 4.3.6
Hubungan antara Kredibilitas Nara Sumber dengan Sikap Afektif
H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap afektif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap afektif.
= 5%
cxvi
Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,696. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,696 termasuk pada kategori hubungan yang kuat. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,696
30 2 1 0,6962
5,12 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.45 Korelasi antara kredibilitas nara sumber dengan sikap afektif Hubungan
X2-Y2
Koefisien Korelasi Pearson 0.696
Kekuatan Hubungan
t hitung
t table
Kesimpulan
Kuat
5.12
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 5,12
Gambar 4.13 Kurva Uji-t Dua Pihak
cxvii
Dikarenakan t hitung (5,12) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap afektif dengan kuat hubungan yang kuat. Setelah diketahui adanya hubungan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap afektif, maka besarnya pengaruh kredibilitas nara sumber terhadap sikap afektif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,696)2 x 100% = 48,39% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 48,39%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 48,39% perubahanperubahan sikap afektif disebabkan oleh kredibilitas nara sumber. Sedangkan sisanya sebesar 51,61% perubahan yang terjadi pada sikap afektif disebabkan oleh faktor lain. Secara kualitatif dapat di analisa pengaruh pembawa acara terhadap sikap afektif pemirsa program memiliki signifikasi yang cukup kuat. Disini pembawa acara dapat masuk dang mengubah penilaian dan sikap orang yang mengikuti program solusi hate. 4.3.7
Hubungan antara Interaksi Pemirsa dengan Sikap Afektif
H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap afektif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap afektif.
cxviii
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,514. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,514 termasuk pada kategori hubungan yang sedang. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,514
30 2 1 0,5142
3,17 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.46 Korelasi antara interaksi pemirsa dengan sikap afektif Hubungan
X3-Y2
Koefisien Korelasi Rank Spearman 0.514
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Sedang
3.17
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 3,17
cxix
Gambar 4.14 Kurva Uji-t Dua Pihak
Dikarenakan t hitung (3,17) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap afektif dengan kuat hubungan yang sedang. Setelah diketahui adanya hubungan antara interaksi pemirsa dengan sikap afektif, maka besarnya pengaruh interaksi pemirsa terhadap sikap afektif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,514)2 x 100% = 26,43% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 26,43%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 26,43% perubahanperubahan sikap afektif disebabkan oleh interaksi pemirsa. Sedangkan sisanya sebesar 73,57% perubahan yang terjadi pada sikap afektif disebabkan oleh faktor lain. Secara kualitatif dapat dianalisa bahwa interaksi pemirsa memiliki peranan yang cukup kuat walaupun kadar signifikasinya lemah namun dalam program interaktif interaksi pemirsa dapat memperuncung rumusan permasalahan sehingga pesan sampai pada pemirsa yang mengikuti acara tersebut, dan bersedia merubah sikap maupun merubah penilaian atas jawaban yang pemirsa tanyakan atau persoalan yang sedang dihadapi. 4.3.8
Hubungan antara Mediator dengan Sikap Afektif
cxx
H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap afektif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap afektif.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,189. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,189 termasuk pada kategori hubungan yang sangat lemah. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
db = 28 (n-2) dan
0,189
30 2 1 0,1892
1,02 . Dengan
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel =
2,05. Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.47 Korelasi antara mediator dengan sikap afektif Hubungan
X4-Y2
Koefisien Korelasi Pearson 0.189
Kekuatan Hubungan
t hitung
t table
Kesimpulan
Sangat Lemah
1.02
2.05
Tidak Signifikan
cxxi
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 1,02
Gambar 4.15 Kurva Uji-t Dua Pihak
Dikarenakan t hitung (1,02) < t tabel (2,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap afektif dengan kuat hubungan yang lemah. Setelah diketahui tidak ada hubungan antara mediator dengan sikap afektif, maka besarnya pengaruh mediator terhadap sikap afektif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,189)2 x 100% = 3,58% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 3,58%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 3,58% perubahanperubahan sikap afektif disebabkan oleh mediator. Sedangkan sisanya sebesar
cxxii
96,42% perubahan yang terjadi pada sikap afektif disebabkan oleh faktor lain. Analisa kualitatif tentang pengaruh mediator terhadap perubahan sikap pemirsa peserta program secara afektif sangat kecil pengaruhnya karena dalam hal ini mediator hanya merupakan sarana atau media penghubung yang tidak sama sekali menyentuh esensi pesan. Kendati demikian mediator telp adalah suatu alat yang turut mendukung jalannya suatu program acara interaktif. 4.3.9
Hubungan antara Pembawa Acara dengan Sikap Konatif
H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap konatif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap konatif.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,668. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,668 termasuk pada kategori hubungan yang kuat. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,668
30 2 1 0,6682
4,74 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.48 Korelasi antara pembawa acara dengan sikap konatif Hubungan
Koefisien Korelasi Pearson
Kekuatan Hubungan
cxxiii
t hitung
t tabel
Kesimpulan
X1-Y3
0.668
Kuat
4.74
2.05
Daerah penolakan Ho
Terdapat hubungan yang Signifikan
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 4,74
Gambar 4.16 Kurva Uji-t Dua Pihak Dikarenakan t hitung (4,74) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap konatif dengan kuat hubungan yang kuat. Setelah diketahui adanya hubungan antara pembawa acara dengan sikap konatif, maka besarnya pengaruh pembawa acara terhadap sikap konatif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,668)2 x 100% = 44,56%
cxxiv
Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 44,56%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 44,56% perubahanperubahan sikap konatif disebabkan oleh pembawa acara. Sedangkan sisanya sebesar 55,44% perubahan yang terjadi pada sikap konatif disebabkan oleh faktor lain. Analisa kualitatif yang diperoleh dari suatu hubungan pengaruh program solusi hate terhadap sikap konatif pemirsa peserta programnya, yakni sangat kuat variabel konatif yang mencakup imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan. Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Sebagai. Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat.. Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi mengadopsi segala unsur atau saran- saran mengaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. 4.3.10 Hubungan antara Kredibilitas Nara Sumber dengan Sikap Konatif H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap konatif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap konatif.
cxxv
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,469. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,469 termasuk pada kategori hubungan yang sedang. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0, 469
30 2 1 0, 4692
2,81 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.49 Korelasi antara kredibilitas nara sumber dengan sikap konatif Hubungan
X2-Y3
Koefisien Korelasi Pearson 0.469
Kekuatan Hubungan
t hitung
t table
Kesimpulan
Sedang
2.81
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
cxxvi
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 2,81
Gambar 4.17 Kurva Uji-t Dua Pihak Dikarenakan t hitung (2,81) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap konatif dengan kuat hubungan yang sedang. Setelah diketahui adanya hubungan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap konatif, maka besarnya pengaruh kredibilitas nara sumber terhadap sikap konatif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,469)2 x 100% = 22,04% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 22,04%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 22,04% perubahanperubahan sikap konatif disebabkan oleh kredibilitas nara sumber. Sedangkan sisanya sebesar 77,96% perubahan yang terjadi pada sikap konatif disebabkan cxxvii
oleh faktor lain. Analisa kualitatif yang diperoleh dari survei diatas adalah perubahan sikap konatif yang terjadi dikarenakan variabel kredibilitas nara sumber adalah sedang dalam artian hal tersebut memiliki pengaruh yang tidak terlalu besar terhada segi konati atau penerapan dalam kehidupan sehari – hari. 4.3.11 Hubungan antara Interaksi Pemirsa dengan Sikap Konatif H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap konatif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap konatif.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,562. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,562 termasuk pada kategori hubungan yang sedang. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,562
30 2 1 0,5622
3,60 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.50 Korelasi antara interaksi pemirsa dengan sikap konatif Hubungan
X3-Y3
Koefisien Korelasi Pearson 0.562
Kekuatan Hubungan
t hitung
t table
Kesimpulan
Sedang
3.60
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
cxxviii
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 3,60
Gambar 4.18 Kurva Uji-t Dua Pihak Dikarenakan t hitung (3,60) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap konatif dengan kuat hubungan yang sedang. Setelah diketahui adanya hubungan antara interaksi pemirsa dengan sikap konatif, maka besarnya pengaruh interaksi pemirsa terhadap sikap konatif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,562)2 x 100% = 31,58% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 31,58%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 31,58% perubahanperubahan sikap konatif disebabkan oleh interaksi pemirsa. Sedangkan sisanya sebesar 68,42% perubahan yang terjadi pada sikap konatif disebabkan oleh faktor
cxxix
lain. Analisa kualitatif dari uraian diatas adalaha pengaruh interaksi pemirsa terhadap sikap konatif memiliki signifikasi yang tidak terlalu besar. Dalam hal ini interaksi pemirsa tidak menjadi barometer bagi responden dalam mempengaruhi sikap pemirsa peserta program pada level konatif . 4.3.12 Hubungan antara Mediator dengan Sikap Konatif H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap konatif.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap konatif.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,436. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,436 termasuk pada kategori hubungan yang sedang. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0, 436
30 2 1 0, 4362
2,56 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.51 Korelasi antara mediator dengan sikap konatif Hubungan
X4-Y3
Koefisien Korelasi Pearson 0.436
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Sedang
2.56
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
cxxx
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 2,56
Gambar 4.19 Kurva Uji-t Dua Pihak Dikarenakan t hitung (2,56) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap konatif dengan kuat hubungan yang sedang. Setelah diketahui adanya hubungan antara mediator dengan sikap konatif, maka besarnya pengaruh mediator terhadap sikap konatif dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,436)2 x 100% = 19,01% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 19,01%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 19,01% perubahanperubahan sikap konatif disebabkan oleh mediator. Sedangkan sisanya sebesar 80,99% perubahan yang terjadi pada sikap konatif disebabkan oleh faktor lain.
cxxxi
Analisa yang didapat dari hasil analisis kualitatif diatas adalah mediator merupakan faktor yang lemah dalam mempengaruhi sikap konati pemirsa peerta program. 4.3.13 Hubungan antara Pembawa Acara dengan Sikap H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,789. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,789 termasuk pada kategori hubungan yang kuat. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,789
30 2 1 0,7892
6,79 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.52 Korelasi antara pembawa acara dengan sikap Hubungan
X1-Y
Koefisien Korelasi Pearson 0.789
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Kuat
6.79
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
cxxxii
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 6,79
Gambar 4.20 Kurva Uji-t Dua Pihak Dikarenakan t hitung (6,79) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pembawa acara dengan sikap dengan kuat hubungan yang kuat. Setelah diketahui adanya hubungan antara pembawa acara dengan sikap, maka besarnya pengaruh pembawa acara terhadap sikap dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,789)2 x 100% = 62,20% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 62,20%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 62,20% perubahanperubahan sikap disebabkan oleh pembawa acara. Sedangkan sisanya sebesar 37,80% perubahan yang terjadi pada sikap disebabkan oleh faktor lain. Dari hasil
cxxxiii
survei diatas diperoleh analisis kualitatif yakni, faktor peserta program mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan sikap pemirsa peserta program secara keseluruhan. 4.3.14 Hubungan antara Kredibilitas Nara Sumber dengan Sikap H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,641. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,641 termasuk pada kategori hubungan yang kuat. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0, 641
30 2 1 0, 6412
4, 41. Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.53 Korelasi antara kredibilitas nara sumber dengan sikap Hubungan
X2-Y
Koefisien Korelasi Pearson 0.641
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Kuat
4.41
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
cxxxiv
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 4,41
Gambar 4.21 Kurva Uji-t Dua Pihak Dikarenakan t hitung (4,41) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap dengan kuat hubungan yang kuat. Setelah diketahui adanya hubungan antara kredibilitas nara sumber dengan sikap, maka besarnya pengaruh kredibilitas nara sumber terhadap sikap dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100% KD = (0,641)2 x 100% = 41,04% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 41,04%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 41,04% perubahanperubahan sikap disebabkan oleh kredibilitas nara sumber. Sedangkan sisanya sebesar 58,96% perubahan yang terjadi pada sikap disebabkan oleh faktor lain.
cxxxv
Analisa
kualitatif yang diperoleh dari pernyataan diatas adalah kredibilitas
narasumber mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan sikap pemirsa peserta program secara keseluruhan. 4.3.15 Hubungan antara Interaksi Pemirsa dengan Sikap H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,609. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,609 termasuk pada kategori hubungan yang kuat. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,609
30 2 1 0,6092
4,07 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut:
cxxxvi
Tabel 4.54 Korelasi antara interaksi pemirsa dengan sikap Hubungan
X3-Y
Koefisien Korelasi Pearson 0.609
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Kuat
4.07
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 4,07
Gambar 4.22 Kurva Uji-t Dua Pihak Dikarenakan t hitung (4,07) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi pemirsa dengan sikap dengan kuat hubungan yang kuat. Setelah diketahui adanya hubungan antara interaksi pemirsa dengan sikap, maka besarnya pengaruh interaksi pemirsa terhadap sikap dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100%
cxxxvii
KD = (0,609)2 x 100% = 37,13% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 37,13%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 37,13% perubahanperubahan sikap disebabkan oleh interaksi pemirsa. Sedangkan sisanya sebesar 62,87% perubahan yang terjadi pada sikap disebabkan oleh faktor lain. Analisa kualitatif berdasarkan pernyataan diatas adalah interaksi pemirsa memiliki kekuatan yang cukup besar pengaruhnya terhadap perubahan sikap secara keseluruhan yakni baik kognitif, afektif dan konatif. 4.3.16 Hubungan antara Mediator dengan Sikap H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,388. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,388 termasuk pada kategori hubungan yang lemah. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,388
30 2 1 0,3882
2, 23 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut:
cxxxviii
Tabel 4.55 Korelasi antara mediator dengan sikap Hubungan
X4-Y
Koefisien Korelasi Pearson 0.388
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Lemah
2.23
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 2,23
Gambar 4.23 Kurva Uji-t Dua Pihak
Dikarenakan t hitung (2,23) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara mediator dengan sikap dengan kuat hubungan yang lemah. Setelah diketahui adanya hubungan antara mediator dengan sikap, maka besarnya pengaruh mediator terhadap sikap dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi.
cxxxix
KD = R2 x 100% KD = (0,388)2 x 100% = 15,06% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 15,06%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 15,06% perubahanperubahan sikap disebabkan oleh mediator. Sedangkan sisanya sebesar 84,94% perubahan yang terjadi pada sikap disebabkan oleh faktor lain. Dari pernyataan diatas di peroleh analisa kualitati bahwa mediator memiliki pengaruh yang kecil terhadap perubahan ikap pemirsa peserya program. 4.3.17 Hubungan antara Program Interaktif dengan Sikap H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara program interaktif dengan sikap.
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara program interaktif dengan sikap.
= 5% Dengan perhitungan yang sama seperti sebelumnya, diperoleh koefisien korelasi Perason sebesar 0,818. Berdasarkan pedoman interpretasi Guildford, korelasi 0,818 termasuk pada kategori hubungan yang sangat kuat. Dengan rumus t
rs
n 2 diperoleh nilai t hitung t 1 rs 2
28 (n-2) dan
0,818
30 2 1 0,8182
7,51 . Dengan db =
= 5% untuk pengujian dua pihak, diperoleh nilai t tabel = 2,05.
Nilai-nilai perhitungan ini kemudian disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.56 Korelasi antara program interaktif dengan sikap
cxl
Hubungan
X-Y
Koefisien Korelasi Pearson 0.818
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
Sangat Kuat
7.51
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah Penerimaan H0
- t tabel= -2,05
0
t tabel = 2,05
t hitung = 7,51
Gambar 4.24 Kurva Uji-t Dua Pihak
Dikarenakan t hitung (7,51) > t tabel (2,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara program interaktif dengan sikap dengan kuat hubungan yang sangat kuat. Setelah diketahui adanya hubungan antara program interaktif dengan sikap, maka besarnya pengaruh program interaktif terhadap sikap dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi. KD = R2 x 100%
cxli
KD = (0,818)2 x 100% = 66,85% Dari rumus di atas dapat kita ketahui besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 66,85%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebesar 66,85% perubahanperubahan sikap disebabkan oleh program interaktif. Sedangkan sisanya sebesar 33,15% perubahan yang terjadi pada sikap disebabkan oleh faktor lain. Analisa kualitatif yang didapat dari peryataan diatas adala program iteraktif solusi hate berpengaruh terhadap sikap pemirsa peserta program dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan dan berkorelasi kuat antara kedua varibel tersebut.
Tabel 4.57 Rekapitulasi Hasil Hipotesis Hubungan Program Interaktif dengan Sikap Hubungan
Koefisien Korelasi Pearson
Kekuatan t Hubungan hitung
X1-Y1
0.745
Kuat
X2-Y1
0.541
Sedang
cxlii
t tabel
Kesimpulan
5.91
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
3.41
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X3-Y1
0.533
Sedang
3.33
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X4-Y1
0.376
Lemah
2.15
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X1-Y2
0.642
Kuat
4.43
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X2-Y2
0.696
Kuat
5.12
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X3-Y2
0.514
Sedang
3.17
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X4-Y2
0.189
Sangat Lemah
1.02
2.05
Tidak Signifikan
X1-Y3
0.668
Kuat
4.74
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X2-Y3
0.469
Sedang
2.81
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X3-Y3
0.562
Sedang
3.60
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X4-Y3
0.436
Sedang
2.56
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X1-Y
0.789
Kuat
6.79
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X2-Y
0.641
Kuat
4.42
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X3-Y
0.609
Kuat
4.07
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X4-Y
0.388
Lemah
2.23
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
cxliii
X-Y
0.818
Sangat Kuat
7.51
cxliv
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah penulis menerangkan semua pembahasan dan menguraikan semua permasalahan yang terjadi dalam penayangan program interaktife solusi hate dan pengaruhnya terhadap sikap pemirsa pada bab - bab sebelumnya selanjutnya penulis memasuki bab penutup yang isinya bersisi kesimpulan dan saran -saran. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh melalui penyebaran angket pada responden serta pengujian hipotesis,maka diperoleh hasil kesimpulan berikut: “Terdapat hubungan antara penayangan acara program interaktif solusi hate terhadap perubahan sikap pamirsa peserta program” Kesimpulan utama penelitian tersebut : 1. Pengaruh pembawa acara terhadap sikap pemirsa peserta program diperoleh hasil ujinya yakni terdapat hubungan yang cukup kuat antara pembawa acara 55% untuk sikap kognitif , 58% untuk sikap afektif dan 44,56% untuk sikap konatif, untuk keseluruhan variable pembawa acara mempengaruhi sikap pemirsa peserta program sebesar 62,20%. Maka dari itu pada kesimpulanya pembawa acara cukup besar pengaruhnya terhadap sikap peserta dalam satu program interaktif dan tentu saja dengan pembawa acara yang berkarakter positif, menguasai masalah, artikulatif dan pembawa acara yang menguasai jalannya diskusi.
cxlv
2. Pengaruh kredibiilitas nara sumber terhadap sikap pemirsa peserta program memperoleh hasil pengujian yakni nara sumber yang memiliki kompetensi dan artikulatif mempengaruhi sikap pemirsa peserta program sebesar 41,04 %, 29,32% untuk sikap kognitif, 48,39% untuk afektif, 22,04 % untuk konatif terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara kredibilitas nara sumber terhadap sikap pemirsa peserta program. 3. Interaksi pemirsa dalam suatu program interaktif dianggap cukup berpengaruh meskipun kekuatannya sedang. Hal ini terbuktikan pada saat pengujian, hasil uji variable interaksi pemirsa yang terbagi menjadi penelpon langganan, penelepon yang kurang ramah, penelepon khusus menyatakan interaksi pemirsa mempengaruhi sikap pemirsa peserta program sebesar 37,13 %, 28,41% untuk sikap kognitif, 48,39% dan sebesar 31,58 % untuk sikap konatif . 4. Pengaruh
mediator terhadap sikap pemirsa peserta program memiliki
korelasi yang lemah di mana berpengaruh sebesar 14, 15 % antara variabel mediator dengan sikap kognitif , 3, 58 % antara mediator dengan sikap afektif,
19, 01 % antara variabel mediator dengan sikap konatif dan
sebesar 15,06 % antara variabel mediator (X4) dengan sikap Dan kesimpulannya Terdapat hubungan yang sangat kuat antara program interaktif solusi hate terhadap sikap pemirsa peserta program yakni 66,85 %.
cxlvi
5.2 Saran Mengingat sebuah penelitian harus mampu memberikan suatu yang berarti, baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun instansi yang bersangkutan maka saran saran dapa penulis berikan setelah menilik permasalahan ini : 1. pembawa acara solusi hate harus lebih meningkatkan kualitasnya baik dari segi karakter, maupun penguasaan masalah karena sampai tidaknya pesan yang ada pada setiap tema tergantung pada pembawa acaranya selain pada komponen lainnya. 2. Kredibilitas nara sumber solusi hate tidak diragukan kompetensinya karena terdiri dari para psikolog dan ahli terapi, namun peserta program lebih menyukai nara sumber yang memberikan solusi dengan pendekataan agama, kendati demikian pendekatan ilmiah terapan tetap diberikan sebagai bentuk kemajuan pengetahuan psikologis bagi para peserta program. Pada saat pengujian pemirsa peserta program juga menyarankan agar topik tentang psikologis anak dan remaja lebih diperbanyak 3.
Interaksi pemisa harus lebih ditingkatkan keakuratannya dengan materi . Hal ini seiring dengan kebutuhan ibu -ibu akan pengetahuan yang harus dimiliki untuk dapat memahami psikologis anak - anak dan lingkungannya.
cxlvii
4.
Persoalan lain adalah mediator yakni mengenai line telepon meski pada hasil survey memperlihatkan pengaruh yang lemah namun line telepon dengan jumlah yang cukup banyak mempermudah bagi peserta untuk menghubungi acara tersebut. Dari hasil penelitian terbukti bahwa dari mulai pembawa acara, kredibilitas nara sumber, interaksi pemirsa, mediator berpengaruh terhadap aspek kognitif afektif dan konatif maka dari itu setiap kompenen yang mendukung berjalannya acara tersebut harus turut diperhatikan agar pesan serta solusi dapat tersampaikan dengan baik.
cxlviii
DAFTAR PUSTAKA a. Buku : Baksin, Askurifai 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media Effendy, Onong Uchjana 1986. Dimensi – Dimensi Komunikasi, Bandung: Mandar Jaya
1989. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Ishwara, Luwi 2005. Catatan – Catatan Jurnalisme Dasar, Jakarta: Kompas Morissan 2004. Jurnalistik Televisi Muktahir, Bogor: PT Ghalia Indonesia Mulyana, Deddy 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rakhmat, Jalaluddin 2007. Metode Penelitian Komunikasi , Bandung :PT Remaja Rosdakarya Romli, Asep Syamsul M 1999. Jurnalistik Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
cxlix
Ruslan,rosady, 2004. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Suhandang, Kustadi 2004. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk,& Kode Etik, Bandung : Penernit Nuansa Tebba, Sudirman 2006. Jurnalistik Praktis, Jakarta: Kalam Indonesia Tebbel, John 2003. Karier Jurnalistik, Semarang: Dahara Prize Wahyudi, JB 1996. Dasar – Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Jakarta: Pustaka Utama b. Reperensi Febrianti , Raja Roza . 2004 Pengaruh Program Dialog interaktif siak tv dengan Sikap Masyarakat.Bandung :FIKOM – Mankom Unisba
LAMPIRAN OUTPUT SPSS
cl
Corre lations X1 X1
X2
X3
X4
Y1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X2 .747 .000 30 1
1 30 .747 .000 30 .597 .000 30 .346 .061 30 .745 .000 30
30 .228 .225 30 .139 .464 30 .541 .002 30
X3 .597 .000 30 .228 .225 30 1 30 .425 .019 30 .533 .002 30
X4 .346 .061 30 .139 .464 30 .425 .019 30 1 30 .376 .040 30
Y1 .745 .000 30 .541 .002 30 .533 .002 30 .376 .040 30 1 30
Corre lations X1 X1
X2
X3
X4
Y2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X2 .747 .000 30 1
1 30 .747 .000 30 .597 .000 30 .346 .061 30 .642 .000 30
30 .228 .225 30 .139 .464 30 .696 .000 30
cli
X3 .597 .000 30 .228 .225 30 1 30 .425 .019 30 .514 .004 30
X4 .346 .061 30 .139 .464 30 .425 .019 30 1 30 .189 .316 30
Y2 .642 .000 30 .696 .000 30 .514 .004 30 .189 .316 30 1 30
Corre lations X1 X1
X2
X3
X4
Y3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 30 .747 .000 30 .597 .000 30 .346 .061 30 .668 .000 30
X2 .747 .000 30 1 30 .228 .225 30 .139 .464 30 .469 .009 30
X3 .597 .000 30 .228 .225 30 1 30 .425 .019 30 .562 .001 30
X4 .346 .061 30 .139 .464 30 .425 .019 30 1 30 .436 .016 30
Y3 .668 .000 30 .469 .009 30 .562 .001 30 .436 .016 30 1 30
Corre lations X1 X1
X2
X3
X4
Y
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 30 .747 .000 30 .597 .000 30 .346 .061 30 .789 .000 30
X2 .747 .000 30 1 30 .228 .225 30 .139 .464 30 .641 .000 30
clii
X3 .597 .000 30 .228 .225 30 1 30 .425 .019 30 .609 .000 30
X4 .346 .061 30 .139 .464 30 .425 .019 30 1 30 .388 .034 30
Y .789 .000 30 .641 .000 30 .609 .000 30 .388 .034 30 1 30
Corre lations X X
Y
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y .818 .000 30 1
1 30 .818 .000 30
30
cliii
Hubungan
Koefisien Korelasi Pearson
Kekuatan Hubungan
t hitung
t tabel
Kesimpulan
X1-Y1
0.745
Kuat
5.91
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X2-Y1
0.541
Sedang
3.41
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X3-Y1
0.533
Sedang
3.33
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X4-Y1
0.376
Lemah
2.15
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X1-Y2
0.642
Kuat
4.43
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X2-Y2
0.696
Kuat
5.12
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X3-Y2
0.514
Sedang
3.17
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X4-Y2
0.189
Sangat Lemah
1.02
2.05
Tidak Signifikan
X1-Y3
0.668
Kuat
4.74
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X2-Y3
0.469
Sedang
2.81
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X3-Y3
0.562
Sedang
3.60
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
cliv
X4-Y3
0.436
Sedang
2.56
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X1-Y
0.789
Kuat
6.79
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X2-Y
0.641
Kuat
4.42
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X3-Y
0.609
Kuat
4.07
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X4-Y
0.388
Lemah
2.23
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
X-Y
0.818
Sangat Kuat
7.51
2.05
Terdapat hubungan yang Signifikan
clv
Critical Values for the t-Distribution (Two-Tailed) v=n-2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
α 0.1
0.05
0.025
0.01
0.005
6.314 2.920 2.353 2.132 2.015 1.943 1.895 1.860 1.833 1.812 1.796 1.782 1.771 1.761 1.753 1.746 1.740 1.734 1.729 1.725 1.721 1.717 1.714 1.711 1.708 1.706 1.703 1.701 1.699 1.697 1.696 1.694 1.692 1.691 1.690 1.688 1.687 1.686 1.685 1.684 1.683 1.682 1.681 1.680
12.706 4.303 3.182 2.776 2.571 2.447 2.365 2.306 2.262 2.228 2.201 2.179 2.160 2.145 2.131 2.120 2.110 2.101 2.093 2.086 2.080 2.074 2.069 2.064 2.060 2.056 2.052 2.048 2.045 2.042 2.040 2.037 2.035 2.032 2.030 2.028 2.026 2.024 2.023 2.021 2.020 2.018 2.017 2.015
25.452 6.205 4.177 3.495 3.163 2.969 2.841 2.752 2.685 2.634 2.593 2.560 2.533 2.510 2.490 2.473 2.458 2.445 2.433 2.423 2.414 2.405 2.398 2.391 2.385 2.379 2.373 2.368 2.364 2.360 2.356 2.352 2.348 2.345 2.342 2.339 2.336 2.334 2.331 2.329 2.327 2.325 2.323 2.321
63.657 9.925 5.841 4.604 4.032 3.707 3.499 3.355 3.250 3.169 3.106 3.055 3.012 2.977 2.947 2.921 2.898 2.878 2.861 2.845 2.831 2.819 2.807 2.797 2.787 2.779 2.771 2.763 2.756 2.750 2.744 2.738 2.733 2.728 2.724 2.719 2.715 2.712 2.708 2.704 2.701 2.698 2.695 2.692
127.321 14.089 7.453 5.598 4.773 4.317 4.029 3.833 3.690 3.581 3.497 3.428 3.372 3.326 3.286 3.252 3.222 3.197 3.174 3.153 3.135 3.119 3.104 3.091 3.078 3.067 3.057 3.047 3.038 3.030 3.022 3.015 3.008 3.002 2.996 2.990 2.985 2.980 2.976 2.971 2.967 2.963 2.959 2.956
clvi
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
1.679 1.679 1.678 1.677 1.677 1.676 1.675 1.675 1.674 1.674 1.673 1.673 1.672 1.672 1.671 1.671 1.670 1.670 1.669 1.669 1.669 1.668 1.668 1.668 1.667 1.667 1.667 1.666 1.666 1.666 1.665 1.665 1.665 1.665 1.664 1.664 1.664 1.664 1.663 1.663 1.663 1.663 1.663 1.662 1.662 1.662 1.662 1.662
2.014 2.013 2.012 2.011 2.010 2.009 2.008 2.007 2.006 2.005 2.004 2.003 2.002 2.002 2.001 2.000 2.000 1.999 1.998 1.998 1.997 1.997 1.996 1.995 1.995 1.994 1.994 1.993 1.993 1.993 1.992 1.992 1.991 1.991 1.990 1.990 1.990 1.989 1.989 1.989 1.988 1.988 1.988 1.987 1.987 1.987 1.986 1.986
2.319 2.317 2.315 2.314 2.312 2.311 2.310 2.308 2.307 2.306 2.304 2.303 2.302 2.301 2.300 2.299 2.298 2.297 2.296 2.295 2.295 2.294 2.293 2.292 2.291 2.291 2.290 2.289 2.289 2.288 2.287 2.287 2.286 2.285 2.285 2.284 2.284 2.283 2.283 2.282 2.282 2.281 2.281 2.280 2.280 2.280 2.279 2.279
clvii
2.690 2.687 2.685 2.682 2.680 2.678 2.676 2.674 2.672 2.670 2.668 2.667 2.665 2.663 2.662 2.660 2.659 2.657 2.656 2.655 2.654 2.652 2.651 2.650 2.649 2.648 2.647 2.646 2.645 2.644 2.643 2.642 2.641 2.640 2.640 2.639 2.638 2.637 2.636 2.636 2.635 2.634 2.634 2.633 2.632 2.632 2.631 2.630
2.952 2.949 2.946 2.943 2.940 2.937 2.934 2.932 2.929 2.927 2.925 2.923 2.920 2.918 2.916 2.915 2.913 2.911 2.909 2.908 2.906 2.904 2.903 2.902 2.900 2.899 2.897 2.896 2.895 2.894 2.892 2.891 2.890 2.889 2.888 2.887 2.886 2.885 2.884 2.883 2.882 2.881 2.880 2.880 2.879 2.878 2.877 2.876
93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140
1.661 1.661 1.661 1.661 1.661 1.661 1.660 1.660 1.660 1.660 1.660 1.660 1.659 1.659 1.659 1.659 1.659 1.659 1.659 1.659 1.658 1.658 1.658 1.658 1.658 1.658 1.658 1.658 1.658 1.657 1.657 1.657 1.657 1.657 1.657 1.657 1.657 1.657 1.657 1.656 1.656 1.656 1.656 1.656 1.656 1.656 1.656 1.656
1.986 1.986 1.985 1.985 1.985 1.984 1.984 1.984 1.984 1.983 1.983 1.983 1.983 1.983 1.982 1.982 1.982 1.982 1.982 1.981 1.981 1.981 1.981 1.981 1.980 1.980 1.980 1.980 1.980 1.980 1.979 1.979 1.979 1.979 1.979 1.979 1.979 1.978 1.978 1.978 1.978 1.978 1.978 1.978 1.977 1.977 1.977 1.977
2.278 2.278 2.277 2.277 2.277 2.276 2.276 2.276 2.275 2.275 2.275 2.274 2.274 2.274 2.273 2.273 2.273 2.272 2.272 2.272 2.272 2.271 2.271 2.271 2.271 2.270 2.270 2.270 2.270 2.269 2.269 2.269 2.269 2.269 2.268 2.268 2.268 2.268 2.267 2.267 2.267 2.267 2.267 2.266 2.266 2.266 2.266 2.266
clviii
2.630 2.629 2.629 2.628 2.627 2.627 2.626 2.626 2.625 2.625 2.624 2.624 2.623 2.623 2.623 2.622 2.622 2.621 2.621 2.620 2.620 2.620 2.619 2.619 2.619 2.618 2.618 2.617 2.617 2.617 2.616 2.616 2.616 2.615 2.615 2.615 2.614 2.614 2.614 2.614 2.613 2.613 2.613 2.612 2.612 2.612 2.612 2.611
2.876 2.875 2.874 2.873 2.873 2.872 2.871 2.871 2.870 2.869 2.869 2.868 2.868 2.867 2.866 2.866 2.865 2.865 2.864 2.864 2.863 2.863 2.862 2.862 2.861 2.861 2.860 2.860 2.859 2.859 2.859 2.858 2.858 2.857 2.857 2.857 2.856 2.856 2.855 2.855 2.855 2.854 2.854 2.854 2.853 2.853 2.853 2.852
141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188
1.656 1.656 1.656 1.656 1.655 1.655 1.655 1.655 1.655 1.655 1.655 1.655 1.655 1.655 1.655 1.655 1.655 1.655 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.654 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653
1.977 1.977 1.977 1.977 1.976 1.976 1.976 1.976 1.976 1.976 1.976 1.976 1.976 1.975 1.975 1.975 1.975 1.975 1.975 1.975 1.975 1.975 1.975 1.975 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.973 1.973 1.973 1.973 1.973 1.973 1.973 1.973 1.973 1.973 1.973 1.973
2.266 2.265 2.265 2.265 2.265 2.265 2.265 2.264 2.264 2.264 2.264 2.264 2.264 2.264 2.263 2.263 2.263 2.263 2.263 2.263 2.263 2.262 2.262 2.262 2.262 2.262 2.262 2.262 2.262 2.261 2.261 2.261 2.261 2.261 2.261 2.261 2.261 2.261 2.260 2.260 2.260 2.260 2.260 2.260 2.260 2.260 2.260 2.259
clix
2.611 2.611 2.611 2.610 2.610 2.610 2.610 2.609 2.609 2.609 2.609 2.609 2.608 2.608 2.608 2.608 2.608 2.607 2.607 2.607 2.607 2.607 2.606 2.606 2.606 2.606 2.606 2.605 2.605 2.605 2.605 2.605 2.605 2.604 2.604 2.604 2.604 2.604 2.604 2.603 2.603 2.603 2.603 2.603 2.603 2.603 2.602 2.602
2.852 2.852 2.851 2.851 2.851 2.850 2.850 2.850 2.849 2.849 2.849 2.849 2.848 2.848 2.848 2.848 2.847 2.847 2.847 2.846 2.846 2.846 2.846 2.846 2.845 2.845 2.845 2.845 2.844 2.844 2.844 2.844 2.843 2.843 2.843 2.843 2.843 2.842 2.842 2.842 2.842 2.842 2.841 2.841 2.841 2.841 2.841 2.841
189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200
1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653 1.653
1.973 1.973 1.972 1.972 1.972 1.972 1.972 1.972 1.972 1.972 1.972 1.972
2.259 2.259 2.259 2.259 2.259 2.259 2.259 2.259 2.259 2.259 2.258 2.258
clx
2.602 2.602 2.602 2.602 2.602 2.601 2.601 2.601 2.601 2.601 2.601 2.601
2.840 2.840 2.840 2.840 2.840 2.839 2.839 2.839 2.839 2.839 2.839 2.839
No 1
2
3
Keiatan Tahap Persiapan a. Pengajuan Judul b. Perizinan c. Penjajagan d. Studi Pustaka e. Seminar Outline Tahap Pelaksanaan a. Observasi b. Wawancara c. Pengumpulan Data Tahap Pelaporan a. Pengolahan b. Pembimbingan c. Perbaikan d. Seminar Draft e. Sidang Skripsi
juli
agustus
Tahun 2009 september oktober
november
clxi
desember
januari
februari
Tahun 2010 maret
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 3 2 3 3 4 2
DATA RESPONDEN 3 4 5 6 7 2 1 2 5 5 1 1 2 5 4 3 2 3 4 5 2 2 3 4 4 3 2 3 4 4 2 2 2 4 5 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 4 5 4
X1 8 4 5 5 4 4 4 4 4 4
9 4 5 5 4 4 4 4 4 5
10 5 4 5 4 4 4 4 4 4
11 5 4 5 4 4 4 3 4 4
X2 12 5 4 5 4 3 4 3 3 4
13 5 4 5 3 4 4 3 4 4
14 5 4 5 4 4 4 3 4 4
15 5 4 5 5 4 4 2 3 5
16 5 5 5 5 4 4 3 4 4
17 4 5 3 4 4 4 3 4 4
clxii
18 5 3 2 3 3 3 4 3 3
X3 19 5 5 5 5 5 4 3 4 5
20 5 4 5 1 4 3 5 4 4
21 4 5 5 4 4 4 4 4 4
22 2 4 5 4 4 4 2 5 4
X4 23 5 3 5 2 3 3 3 5 3
24 4 5 5 4 4 4 4 4 4
Y1 25 5 4 5 4 4 3 5 4 3
26 5 5 5 4 3 4 4 4 4
Y2 27 5 5 5 4 4 4 5 4 5
28 5 5 3 4 3 4 3 4 4
29 5 4 5 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 3 4 4 4 4 2 4 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2
3 1 2 3 2 2 1 3 3 3 3 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2
2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1 3 2 2 3 2 2 4
3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3
5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 3 3 3 4 3 5 3 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3
4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3
4 5 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4
5 4 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 3
4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 3
5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3
clxiii
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3
5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
2 4 2 2 4 4 3 2 4 3 2 4 5 5 5 4 4 3 4 4 3
2 5 3 2 4 4 3 3 5 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3
4 4 4 4 3 3 3 4 5 3 4 4 5 5 5 5 3 3 3 3 3
4 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3
4 5 3 3 3 3 3 3 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 5 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
5 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4
DATA RESPONDEN 1. Jenis kelamin Bapak/Ibu /Sdr/I
3.
1)
2)
Wanita
Pria
4.
2. Usia Bapak/Ibu /Sdr/I:
3.
1)
< 20 Tahun
2)
21 - 30 Tahun
3)
31 - 40 Tahun
4)
> 40 Tahun
5.
6.
Jenis pekerjaan Bapak/Ibu /Sdr/I: 1)
Pegawai
2)
Rumah tangga
3)
Lain lain
4. Mengetahui program interaktif solusi hate yang ditayang kan IMTV Bandung 1)
7.
Sangat tahu
clxiv
2)
Tahu
3)
Ragu - ragu
4)
Tidak tahu 8.
5)
Sangat tidak tahu
5. Responden Sering menonton program interaktif solusi hate yang ditayang kan IMTV Bandung. 1)
Sangat sering
2)
Sering
3)
Kadang – kadang
4)
tidak sering
5)
sangat tidak sering
9.
10.
clxv
11.
DATA PENELITIAN Variabel X : program Interaktif Sub variabel : pembawa acara , berkarakter positif : 6. Pembawa acara solusi hate berkarakter tegas dan berwibawa 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
12.
13.
7. Pembawa acara solusi hate bersikap tenang dan ramah dalam membawakan acara tersebut : 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
14.
clxvi
5)
Sangat tidak setuju
15. Sub variabel : Pembawa acara solusi hate menguasai masalah. 8. Pembawa acara solusi hate menguasai masalah dengan baik :
1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
16.
17.
9. Masalah yang dikemukakan pembawa acara solusi hate disampaikan dengan jelas : Sub Variabel : Pembawa acara, Artikulatif 10. Pembawa acara solusi hate memiliki sikap
18. clxvii
artikulatif: 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
19.
11. Pembawa acara solusi hate tidak berbelit – belit: 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
20.
21.
Sub Variabel : Pembawa acara mampu menguasai jalannya diskusi 12.
Pembawa acara solusi hate mampu
mengendalikan jalannya diskusi:
clxviii
13.
1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
22.
23.
Pembawa acara solusi hate menguasai jalannya
diskusi: 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
24.
25.
Sub Variabel: Kredibilitas Nara Sumber Memiliki Kompetensi Tentang Topik Permasalahan
clxix
14. Nara sumber solusi hate memiliki kompetensi: 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
26.
27.
15. Penjelasan nara sumber memuasakan: 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral 28.
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
Sub Variabel : Kredibilitas narasumber ,
29.
Artikulatif 16. Mengenai nara sumber memiliki sikap artikulatif:
clxx
17.
1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
30.
Masalah disampaikan narasumber dengan jelas: 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
31.
32.
18. Narasumber aktif melakukan interaksi pada program solusi hate:
clxxi
1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
19. Narasumber dapat memberikan kontribusi berharga bagi jalannya program solusi hati : 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
Sub Variabel : Interaksi Pemirsa , Penelepon Kurang Ramah
clxxii
20. Tidak ada penelepon yang kurang ramah pada program interaktif solusi hate: 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
21. Interaksi pembawa acara dengan pemirsa berjalan baik : 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
Sub Variabel : Mediator , Telepon 22. Media telepon yang tidak digunakan baik
clxxiii
1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
23. Banyak kemudahan dalam melakukan interaksi lewat telepon 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
Variabel Y: Sikap Sub variabel: 24 Program acara solusi hate dapat mempegaruhi sikap
clxxiv
pamirsa/anda/responden: 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
Sub Variabel : Sikap Afektif 25. Pemirsa mendapat banyak pengetahuan dari nara sumber : 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
26 Setujukah anda mengenai pemahaman yang didapat dari nara sumber :
clxxv
1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
Sub Variabel : Sikap kognitif 27. Pemirsa memiliki ketertarikan terhadap materi yang di bahas: 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
28. Pembabaran materi dari nara sumber memuaskan: 1)
Sangat Setuju
clxxvi
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
Sub Variabel : Sikap konatif 29. Pemirsa memiliki kesediaan untuk menerima pesan: Kesediaan 1)
Sangat Setuju
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
30. Pemirsa memiliki kesedian untuk mengubah prilaku 1)
Sangat Setuju
clxxvii
2)
Setuju
3)
Netral
4)
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
DAFTAR RESPONDEN 1. Responden Paris Alamat: Jln Asep Berlian Gank sukarela 232 RT 02 RW 06 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (022-75178187) 2. Responden Riva Alamat: Lembang Kampung Cikandu RT 03 RW 01 Pekerjaan : Juru Rawat (022 – 76255401)
clxxviii
3. Responden Erni Alamat: Jln Boojong Koneng RT05 RW 06 Kota Bandung Pekerjaan : Wirausaha (022-70798673) 4. Responden Evi Aviani /riri Alamat : Bukit panyilekan indah Kab Bandung Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga (022-70530812) 5. Responden Ratih Martilasari Alamat : Bumi panyilekan Blok H No 4 Cibiru, Kab Bandung Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (022-76081832) 6. Responden Juju Suhaeti Alamat : Jln Kayu Cibabat Gank Udi No 44 RT 02 RW 02 Cimahi Utar, Kab Bandung. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (022-76815902) 7. Responden Deby / Rika Melinda Asal kota : Sumarta Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga No telp ( 022-7912063) 8. Responden surya 9. Responden Tuti Jln Terusan Cibaduyut Desa Ranca Mulya Kec. Bale Endah Bandung Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga ( 022-92625208) 10. Responden Ade Kurniasih SE. Msi Alamat: Jln. Kubang Sari 71 No 41 RT O6 RW 6 Pekerjaan : Dosen, Financial Planer/ Perencana Keuangan. No Telp : (022 -91944475)
11.
Responden Erni Lianti
clxxix
Alamat: Jln. Sukarno hatta no 33 Pekerjaan : Wiraswata-Kariawan MD Dept Store No telp : (022-93090861) 12. Responden Tina Agustina Alamat: Jln. Muhammad Yusup RT 02 RW 04 Pasir jati/ Ujung Berung/Bandung Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga (022-93213273) 13. Responden lilis rosalina Alamat: Jln. Ardisasmitha No 18 A Paledang/ Lengkong Kecil Pekerjaan: Guru / Pengajar ( 022-91326093) 14. Responden Edi Alamat: Komplek. Pada Suka Blok D No 67 Bandung pekerjaan : wiraswasta (022-92244324) 15. Responden Imas kurniasih Alamat: Jln. Cikukang gg Dusun RT 03 RW 25 Terusan Kopo / Bandung Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (022- 5423395) 16. Responden Lies Suryani Komp. Nata Endah Permai Jln. Nata Endah III No. C 66 D Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (022-5406408) 17. Responden Anggita Garisti Junjunan Alamat: Jln. Wastu kencana gg Terasana Pekerjaan: Marketing (022-93713270) 18. Responden Isma Sulistiani Alamat: Jln. Sasak Gantung No 36 Pekerjaan : Pelajar / mahasiswa No telp : 081807004538 19. Responden Vebri Safitri
clxxx
Alamat: Jln. Surapati gg. Sukaluyu Pekerjaan : Wiraswasta No Telp :022-92259691 20. Responden Sheilla Soelqurni Alamat: Kompleks Bumi Suka galih permai Blok D/72 Terusan kopo, Kec Katapan Kab Bandung No Telp :085222818138 21. Responden Dian Electresia Alamat : Jln. Surapati gg Suci Murni No. 323 Kota Bandung No Telp : 081321088394 22. Responden Rianti Sembiring Alamat : Jln. Surapati gg sukaluyu no 46 Kota Bandung Pekerjaan :Waitres No Telp :08176735315 23. Responden Imas Masyiah Alamat : Jln. Dr Setia Budi No 326 Kota Bandung Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga No Telp : 081573808035 24. Responden Rika Rahayu Alamat : Jln. Surapati Pekerjaan : Staf Admin No Telp : 0852223868957 25. Responden Cici Rohaeni Alamat: Jln. Gajah Lumantung Telp :085624233216
26. Responden Purnamasari clxxxi
Alamat : Taman Sari Desa. Suka Resmi Kec. Rongga Kab. Bandung Pekerjaan : Penjahit No Telp : 081910630815
27. Responden Siti Maemunah Jln. Elang No 7 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga No Telp : 081321590117
28. Responden Yeyen Alamat : Jln. Gagak No Telp : 02293777017
29. Responden Monica Prilly Aditya Alamat : Jln Balong Gede No Telp : 0815624204418
30. Responden Dewi Cenik Alamat : Jln. Surapati Pekerjaan : Wirausaha / Pengelola butik No Telp : 08172389408
clxxxii