Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
PENGARUH PROFITABILITY, TANGIBLE, LEVERAGE, CORPORATE TAXDAN INFLATION RATE TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA ( Studi Empiris pada perusahaan Sub Sektor Tekstil dan Garmen Periode Tahun 2011-2014 )
Onestia Instin Puspitasari Kharis Raharjo, SE, M.Si, Ak Rita Andini, SE, MM Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Pandanaran Semarang
ABSTRACT This study aims to identify, analyze and test the effect of profitability, tangible, leverage, corporate tax, and the inflation rate to capital structure on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). The population in this study is a sub company of textile and garment sector in 20112014 period. Of all companies listed on the Indonesia Stock Exchange, only 17 companies that meet the criteria of the study sample that has been set. Technical analysis of data is performed with the classical assumption, hypothesis testing using multiple regression analysis using SPSS 20.0 for windows. The results showed that profitability, tangible, leverage, corporate tax, and the inflation rate companies partial
significant positive effect on the capital structure. While
testing the coefficient of determination shows that the profitability, tangible, leverage, corporate tax, and the inflation rate of 43.8% has an effect on the capital structure on a sub company of textile and garment sector listed on the Stock
Exchange
in
2011-2014.
Keyword s: profitability, tangible, leverage, corporate tax, inflation rate, capital structure
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha yang semakin ketat saat ini, telah menciptakan suatupersaingan yang semakin kompetitif antar perusahaan baik pada sektor industri maupun jasa. Persaingan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan berkembang menjadiperusahaan besar menjadi sebuah tantangan bagi perusahaan dalam kegiatan operasinya.Dalam menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk mempunyai keunggulanbersaing baik dalam hal produk yang dihasilkan, sumber daya manusianya itu sendiri maupunteknologi yang
digunakan.
Namun,
untuk
memiliki
keunggulan
itu
semua,
perusahaanmembutuhkan dana yang semakin besar pula. Untuk mengatasi ketersediaan dana yang ada,perusahaan harus cermat dan teliti dalam mencari sumber dana yang digunakan untukmembiayai investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Kebutuhan akan dana tersebutdapat dipenuhi dari berbagai sumber dan mempunyai jenis yang berbeda-beda. Dalam menjalankan perusahaan, biasanya pemilik melimpahkan pada pihak lain,yaitu manajer. Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer keuangan dalamkaitannya dengan kelangsungan kegiatan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan.Keputusan pendanaan yaitu suatu keputusan keuangan
yang
berkaitan
dengan
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
komposisihutang, saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan (Saidi, 2004). Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa kebijakan pendaaan perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan ekuitas yang bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Setiap keputusan pendaaan mengaharuskan menajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber – sumber dana yang akan dipilih. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengomtimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhinya. Masalah struktur modal merupakan modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu perusahan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan tersebut. Keseimbangan finansial perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan tersebut selama menjalankan fungsinya tidak menghadapi gangguan – gangguan finansial, yang ini disebabkan adanya keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan jumlah modal yang dibutuhkan (Riyanto, 2001 dalam Septi Dwi Perwitasari , 2010). Dalam menentukan kebutuhan – kebutuhan sumber dana dapat digunakan pedoman struktur finansial baik yang vertical maupun yang horizontal ( Riyanto, 2001 dalam Septi Dwi Perwitasari , 2010). Penelitian ini mengacu pada model penelitian yang dikembangkan Septi Dwi Perwitasari (2010) dengan beberapa perbedaan. Septi Dwi Perwitasari menggunakan Growth Of Asset, Profitability, Institutional ownership, Business Risk dan Corporate Tax Rate sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal. Adapun perbedaan
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu : “Pengaruh Profitability, Tangible, leverage, Corporate Tax,dan Inflation Rate terhadap struktur modal pada perusahaan Manufaktur sub Sektor tekstil dan garmen yang listing di BEI periode tahun 2011 – 2014” .
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan (agency theory) Teori keagenan (agency theory) dikembangkan di tahun 1970-an terutama pada tulisan (Jensen dan Meckling ,1976 dalam Desy Ratna Sari, 2013). Konsepkonsep teori keagenan di latarbelakangi oleh berbagai teori sebelumnya seperti teori konsep biaya transaksi, dan filsafat utilitarisme (Ross, 2003). Teori keagenan dibangun sebagai upaya untuk memecahkan memahami dan memecahkan masalah yang muncul manakala ada ketidaklengkapan informasi pada saat melakukan kontrak (perikatan). Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham. The Trade Off Model Trade –off theory memprediksi bahwa dalam mencari hubungan antara capital structure dan nilai perusahaan terdapat suatu tingkat leverage (debt ratio) yang optimal. Oleh karena itu perusahaan akan selalu berusaha menyesuaikan tingkat leverage kearah yang optimal. Jadi,tingkat leverage perusahaan bergerak terus dari waktu ke waktu kea rah suatu target yang ingin dicapai.Sayangnya target leverage ini
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
tidak bisa diamati dalam praktik di perusahaan. Yang dapat kita amati adalah arah dan kecepatan dari proses penyesuaian tersebut. Pecking Order Theory Pecking Order Theory bahwa merupakan keputusan financing mengikuti suatu hirarki dimana sumber pendanaan dari dalam perusahaan lebih didahulukan daripada sumber pendanaan dari luar perusahaan.Dalam hal perusahaan menggunakan pendanaan dari luar, pinjaman lebh diutamakan dari pada pendaaan dengan tambahan modal dari pemegang saham baru. Profitabilitas (Profitability) Menurut
Dimitri
menggunakanprofitability
dan
Sumani
analysis,
(2013)
sedangkan
return risk
diukur diukur
dengan dengan
menggunakanvariabilitas sales, cost, dan difersifikasi portofolio. Pengukuran return danrisk tersebut dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan yang sejenis. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa return yang tinggidapat dicapai dengan menanggung resiko yang tinggi pula. Sehinggadalam rangka memaksimalkan nilai investasi dari pemilik, keseimbangantrade off antara return dan risk perlu selalu dijaga. Dengan manajemenyang efektif dan efisien, kita bisa mengetahui risiko-risiko yang dihadapisaat kita menginginkan tingkat return tertentu. Dalam perbankan, besarkecilnya return dan risk yang melekat dalam perusahaan tersebut,tercermin dalam laporan keuangannya. Dengan membaca laporankeuangan suatu perusahaan kita dapat mengetahui bagaimana kinerjakeuangan perusahaan tersebut (dalam hal ini perusahaan perbankan),sehingga keputusan-keputusan manajemen yang diambil tidak akanmembawa perusahaan kepada kebangkrutan. Profitability merupakan kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba. Profit before tax Total Asset
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Rasio Aset Tetap (Tangible) Teori struktur modal menyatakan bahwa bentuk asset yang dimiliki oleh perusahaan mempengaruhi pilihan terhadap struktur modalnya (Titman dan Wessels, 1988 dalam Yudha Sabhanandita, 2010 ). Asset yang dapat dijaminkan merupakan asset yang diminta oleh kreditor sebagai jaminan atas pinjaman, Sabhanandita, 2010 dalam
Yudha
menyatakan bahwa tanpa adanya asset yang dapat
dijaminkan, biaya pinjaman cenderung menjadi tinggi (kreditur dapat meminta bunga pembayaran hutang yang tinggi). Fixed Asset Total Asset Solvabilitas (Leverage) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban – kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini sama dengan rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam pembayaran kewajibannya jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Perusahaan yang tidak sovabel yaitu perusahaan yang total utangnya lebih besar dari total asetnya. Rasio ini juga menyangkut struktur keuangan perusahaan, struktur keuangan adalah bagaimana perusahaan mendanai aktivitasnya. Biasanya, aktivitas perusahaan didanai dengan hutang jangka pendek dan modal memegang saham. Hutang Lancar Aktiva Lancar Pajak Perusahaan (Corporate Tax) Dalam
peraturan
Pajak
Penghasilan
(PPh)
di
Indonesia
terdapat
perbedaanperlakuan yang besar antara bunga pinjaman dan pengeluaran deviden, bahwa bunga perlakuan yang besar antara bunga pinjaman dan pengeluaran deviden, bahwa bunga pinjaman dapat dikurangkan sebagai biaya (Tax deductible) sesuai Pasal
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
6 ayat (1) hurufa UU Nomor 17 tahun 2000 sedangkan pengeluaran deviden tidak dapat dikurangkan sebagai biaya (Non-Tax deductible) sesuai Pasal 9 ayat (1) huruf a UU Nomor 17 tahun 2000. (Tirsono, 2008). Pengurangan biaya bunga tersebut sangat bernilai/berarti bagi perusahaan yang terkena tarif pajak badan pasal 23 yang tinggi (marginal), karena semakin besar laba perusahaan akan semakin tinggi tarif pajak penghasilan (corporate taxrate) yang diterapkan dan akan semakin besar keuntungan pajak yang diperoleh perusahaan dari pengurangan biaya bunga utang tersebut. Sebagai implikasinya, peningkatan tarif pajak akan meningkatkan penggunaan utang perusahaan (Tirsono,2008). Keuntungan pajak di atas adalah keuntungan pajak karena adanya pembayaran bunga utang (debt tax shield). EBT – EAT x100% EBT Tingkat Inflasi (Inflation Rate) Inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam (absolute) yang berlangsung terus menerus dalam jangka waktu cukup lama. Seirama dengan kenaikan harga-harga tersebut, nilai riil (intrinsic) mata uang turun secara tajam. Suku bunga merupakan instrumen konvensional untuk mengendalikan atau menekan laju pertumbuhan tingkat inflasi. Suku bunga yang tinggiakan menyedot jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan untuk meningkatkan suku bunga dalam mengendalikan inflasi berdampak pada preferensi perusahaan untuk menggunakan hutang atau modal (ekuitas) sendiri dalam struktur modalnya. Hal ini disebabkan karena tingkat bunga yang tinggiakan meningkatkan biaya modal (cost of capital) yang disebabkan karena penggunaan hutang. Tingkat inflasi yang digunakan adalah tingkat inflasi yang terjadi pada tahun penelitian yaitu sejak tahun 2011- 2014
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Struktur Modal Teori struktur modal akan menjelaskan apakah ada pengaruh struktur modal terhadap harga saham perusahaan. Ketika struktur modal berubah apakah itu dari modal sendiri menjadi hutang ataupun sebaliknya, maka terjadi perubahan terhadap harga saham. Jika ada pengaruh yang ditimbulkan dari hal tersebut menunjukkan adanya pemilihan struktur modal yang baik.
HIPOTESIS Pengaruh Profitability Terhadap Struktur Modal Profitability memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal (Yudha Sabhanandita Sisworo, 2010). Hasil penelitian ini inkonsisten dengan penelitian Septi Dwi Pertiwi (2010) bahwa Profitability berpengaruh negatif terhadap struktur modal. H1
: Profitability ( ROA) Berpengaruh secara positif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor tekstil dan garmen.
Pengaruh Tangible Terhadap Struktur Modal Bonifasius Tommy Kurniawan Admaja, 2010 menyatakan bahwa tanpa adanya asset yang dapat dijaminkan, biaya pinjaman cenderung menjadi tinggi (kreditur dapat meminta bunga pembayaran hutang yang tinggi) Penelitian yang dilakukan Wahidahwati (2002), dan Masdupi (2005) menunjukkan bahwa fixed asset ratio berpengaruh positif terhadap Debt Equity Ratio (DER). Maka hipotesis penelitian ini adalah: H2
:Tangible berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor tekstil dan garmen.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Pengaruh Leverage Terhadap Struktur Modal Dengan kebijakan mempertahankan struktur modal maka perusahaan bisa meminimalisir akan penggunaan utang yang terkait dengan risiko yang akan dialami oleh perusahaan. Dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi tingkat operating leverage, maka akan semakin rendah tingkat utang dan juga struktur modal perusahaan tersaebut. Jadi operating leverage mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. H3
:Leverage berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor tekstil dan garmen.
Pengaruh Corporate Tax Terhadap Struktur Modal Dengan
menggunakan
hutang,
perusahaan
mendapatkan
keuntungan
pengurangan pajak dengan taxshield yang diperoleh dari bunga pinjaman, selain mendapatkan tambahan dana yang dapat dipergunakan untuk tujuan operasional perusahaan. Nilai perusahaan dengan leverage lebih tinggi, daripada nilai perusahaan yang tanpa leverage. H4
:Corporate Tax berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor tekstil dan garmen.
Pengaruh Inflation Rate Terhadap Struktur Modal Kebijakan untuk meningkatkan suku bunga dalam mengendalikan inflasi berdampak pada preferensi perusahaan untuk menggunakan hutang atau modal (ekuitas) sendiri dalam struktur modalnya. Hal ini disebabkan karena tingkat bunga yang tinggi akan meningkatkan biaya modal (cost of capital) yang disebabkan karena
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
penggunaan hutang. Oleh karena itu apabila tingkat inflasi tinggi maka perusahaan akan cenderung memilih menggunakan modal sendiri dibanding hutang. H5
:Inflation Rateberpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor tekstil dan garmen.
METODE PENELITIAN 1. Variabel Independen ( Bebas) Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2011:34). Dalam penelitian ini menggunakan Profitability, Tangible, Leverage, Corporate Tax, dan Inflation Ratesebagai variabel Independen (bebas). 2. Variabel Dependen (Terikat) Variabel Dependen merupakan variabel terikat yang besarnya tergantung dari besaran variable independen (bebas). Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarnya tegantung dari besaran variabel independen (bebas) Sekaran(2010 : 69).Dalam penelitian ini menggunakan pada Struktur Modal yang digunakan sebagai ukuran kinerja Perusahaan sebagai variabel dependen (terikat). Populasi Populasi merupakan kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang sektor tekstil dan garmen. Pemilihan perusahaan di BEI dikarenakan pertimbangan kemudahan akses data dan informasi, serta biaya dan waktu penelitian. Nama perusahaan diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Jumlah populasi dari penelitian ini sebanyak 17 perusahaan.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Sampel Penelitian Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran, 2006). Sampel merupakan beberapa anggota yang diambil dari populasi. Sampel yang diambil adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu mengambil sampel berdasarkan kriteria dan sistematika tertentu. Untuk memungkinkan diperolehnya jumlah sampel yang lebih besar maka pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode penggabungan atau pooling data yang dilakukan dengan cara menjumlahkan perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria selama periode pengamatan. Adapun kriteria dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun penelitian 2011 – 2014. 2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap. 3. Data yang tersedia lengkap untuk mendeteksi semua variabel yang ada. 4. Perusahaan
telah
terdaftar
di
BEI
sejak
Desember
2011
dan
tidak
mengalamiDelisting selama periode penelitian. 5. Perusahaan memiliki hutang jangka pendek dan panjang selama periode penelitian. Jenis Dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Perusahaan Sektor Tekstil dan Garmen yang Listing di BEI Dalam pembukuan pada tanggal 31 Desember 2011, 2012, 2013 dan 2014. Sumber data dapat diperoleh dari laporan keuangan tahunan untuk periode tahun 2011 sampai dengan 2014 yaitu Profitability, Tangible, Leverage, Corporate Tax, Inflation Rate yang keseluruhan data tersebut
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
dari laporan keuangan kinerja Perusahaan Sektor Tekstil dan Garmen yang listing di BEI.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumenter. Laporan keuangan auditas perusahaan dikumpulkan melalui laporan konsolidasi Perusahaan Sektor Tekstil dan Garmen yang listing di BEI. HASIL PENELITIAN
Uji Multikolinearitas Tabel 1 Coefficients Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model B
Std. Error
-22280,783
13732,423
-1,452
5,088
Tangible
5,141
2,024
Leverage
-,266
,371
Corporation_tax
2,490
1,167
-3,662
11,507
(Constant) ROA
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,622
,110
-,285
,004
,762 1,313
,301 2,540
,003
,953 1,049
,095
,717
,002
,767 1,305
,250 2,133
,003
,980 1,021
-,751
,978 1,022
-,038
1
Inflation_rate
-,037
,318
a. Dependent Variable: Struktur_modal
Satuan regresi dinyatakan bebas dari multikolinearits jika mempunyai nilai tolerance
diatas
0,10
dan
nilaiVIF
dibawah
10
(Ghozali,2011).
Tabel1
memperlihatkan bahwa semua variabel independen pada perusahaan textile dan garment mempunyai nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Dengan demikian,model multikolinearitas.
regresi
dalam
penelitian
ini
terbukti
bebas
dari
gejala
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Uji Regresi Berganda
Tabel 2 Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
-22280,783
13732,423
-1,452
5,088
Tangible
5,141
2,024
Leverage
-,266
,371
Corporation_tax
2,490
1,167
-3,662
11,507
(Constant) ROA
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,622
,110
-,285
,004
,762
1,313
,301 2,540
,003
,953
1,049
,095
,717
,002
,767
1,305
,250 2,133
,003
,980
1,021
,-751
,978
1,022
-,038
1
Inflation_rate
-,037
,318
a. Dependent Variable: Struktur_modal
Dari hasil analisis dengan program SPSS 20.0 tersebut, maka dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk. Adapun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = - 0,038 ROA + 0,301 Tangible + 0,095 Leverage + 0,250Corporate tax- 0,037 Inflation rate
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah variabel Tangible dengan koefisien 0,301. Kemudian diiukti oleh variabel corporate tax dengan koefisien 0,250,Leverage dengan koefisien sebesar 0,095 . Sedangkan varaibel yang berpengaruh paling rendah yaitu Inflation ratedengan nilai koefisien -0,037 dan ROA dengan nilai koefisien -0,038. Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa variabel bebas (ROA, Tangible, Leverage, Corporate tax,Inflation rate) berpengaruh positif terhadap Struktur modal yang berarti meningkatnya perusahan tersebut, sehingga Struktur modal meningkat. .
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Uji t (Uji pengaruh parsial) Uji (t-test) ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) variabel-variabel independen (ROA, Tangible, Leverage, Corporate tax,Inflation rate) terhadap variabel dependen (Sruktur Modal ) atau menguji signifikansi kosntanta dan variabel dependen.
Tabel 3 Coefficients Model
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std. Error
-22280,783
13732,423
-1,452
5,088
Tangible
5,141
Leverage
ROA
1
Unstandardized
B (Constant)
Corporation_ tax Inflation_rate
a
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
1,622
,110
-,038
-,285
,004
,762 1,313
2,024
,301
2,540
,003
,953 1,049
-,266
,371
,095
,717
,002
,767 1,305
2,490
1,167
,250
2,133
,003
,980 1,021
-3,662
11,507
-,037
318
-,751
,978 1,022
a. Dependent Variable: Struktur_modal
1. Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat nilai t hitung ROAsebesar -0,285 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,004. Hal ini berarti nilai
signifikansi 0,004< 0,05 yang
menunjukkan hasil uji ini menerima Ho dan menolak disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel ROA
Ha. Dari hasil uji t ini
secara parsial terhadap Struktur
modal. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel ROA terhadap Struktur modal adalah positif.Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai ROA perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi struktur modal perusahaan textile dan garment tersebut.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
2. Berdasarkan tabel 3dapat dilihat niali t hitung Tangible sebesar 2,540 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003. Hal ini berarti 0,003 <0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerima Ha dan menolak Ho. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel secara parsial terhadap struktur modal perusahaan textile dan garment 3. Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat dilihat nilai t hitung Leveragesebesar 717
dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,002 . Hal ini berarti 0,002 < 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerimaHa dan menolakHo. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel secara parsial terhadap struktur modal
perusahaan textile dan
garment 4. Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat nilai t hitung Corporate Tax sebesar 2,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003. Hal ini berarti 0,003 <0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerimaHa dan menolakHo. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh variabel secara parsial terhadapstruktur modal
perusahaantextile dan
garment. 5. Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat nilai t hitung Inflation rate sebesar 318 dengan tingkat signifikansi sebesar -0.751. Hal ini berarti -0,751 > 0,005 yang menunjukkan hasil uji ini menolak Ha dan menerimaHo. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh variabel secara parsial terhadapstrukturmodal perusahaan textile dan garment.
Uji F ( Uji Simultan) Pengujian hipotesis Uji F digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variable terikat. Dari hasil pengujian simultan diperoleh sebagai berikut:
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Tabel 4 a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Regression
12409478174,758
5
2481895634,952
Residual
61220901093,713
62
987433888,608
Total
73630379268,471
67
Sig. 2,513
,000
b
a. Dependent Variable: Struktur_modal b. Predictors: (Constant), Inflation_rate, Corporation_tax, Tangible, Leverage, ROA
Hasil pengolahan data terlihat bahwa nilai F= 2,513 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel independen (ROA, Tangible, Leverage, Corporate tax,Inflation rate) berpengaruh terhadap variabel dependen (Sruktur Modal ).
4.4.2 Koefisien Determinasi ( R2) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model persamaan regresi dalam menerangkan variabel terikat. Berdasarkan tabel model summary nilai yang dipergunakan dalam melihat koefisen determiniasi dalam penelitain ini adalah nilai pada kolom Adjusted R Square. Hal tersebut dikarenakan nilai Adjusted R Square tidak akan bertambah besar sepanjang variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel independen.
Tabel 5 b
Model Summary Model
1
R
,411
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,169
,101
Durbin-Watson
46080
a. Predictors: (Constant), Inflation_rate, Corporation_tax, Tangible, Leverage, ROA b. Dependent Variable: Struktur_modal
1,851
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien determinan yang ditunjukan dari nilai adjusted R Square sebesar 0,101 atau (43,8%) ini berarti nilai
sebesar (10,1%)
variabel ROA, Tangible, Leverage, Corporate tax,Inflation rate) Sedangkan sisanya ( 89,9 %) dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
KESIMPULAN 1. Hipotesis pertama menyatakan dapat dilihat t hitung ROA sebesar 0,285
dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti nilai signifikansi 0,004< 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerima Ho dan menerima dan menolak Ha. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel ROA secara parsial terhadap Struktur modal. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel ROA terhadap Struktur modal adalah positif.Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai ROA perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi struktur modal perusahaan textile dan garment tersebut. 2. Hipotesis kedua menyatakan nilai t hitung Tangible sebesar 2,540 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003. dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003. Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerima Ha dan menolak Ho. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa ada pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan textile dan garment 3. Hipotesis ketiga
menyatakan nilai t hitung
Leveragesebesar 717dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,002 Hal ini berarti nilai P value lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerima
Ha dan menolak
Ho. Dari hasil uji t
disimpulkan bahwa ada pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan textile dan garment
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
4. Hipotesis keempatmenyatakan nilai t hitung Corporate Tax sebesar 2,133 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003. Hal ini berarti nilai P value lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerima Ha dan menolak
Ho. Dari hasil uji t
disimpulkan bahwa ada pengaruh positif terhadapstruktur modal perusahaan textile dan garment. 5. Hipotesis kelimamenyatakan nilai t hitung Inflation rate sebesar 318 dengan tingkat signifikansi sebesar -0.751. Hal ini berarti nilai P value lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolakHa dan menerima Ho. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh terhadapstruktur modal perusahaan textile dan garment. Saran Dari hasil analisis dan pembahasan yang diterima , maka saran atau rekomendasi yang dapat diberikan penelitian berikutnya, dapat menggunakan faktor– faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas, tangible, leverage, corporate tax, inflation rate.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016