perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PERSEPSI PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA TERHADAP MINAT BACA MAHASISWA DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh : RESTINA ANJAR WATI K7407030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PERSEPSI PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA TERHADAP MINAT BACA MAHASISWA DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2010
Oleh : RESTINA ANJAR WATI K7407030
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 2 April 2011
Persetujuan Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Ign Wagimin, M.Si
Anton Subarno, S.Pd, M.Pd
NIP 19510510 197603 1 003
NIP 19751223 200701 1 002
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji
Nama Terang dan Tanda Tangan
1. Ketua
: Dra. C. Dyah. S. I, M.Pd
1. ………… 2. …………
2. Sekretaris : Susantiningrum, S.Pd, S.E, MAB 3. Anggota 1 : Drs. Ign Wagimin, M.Si 4. Anggota 2 : Anton Subarno, S.Pd, M.Pd
Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP 19600727 198702 1 001 commit to user iv
3. ………… 4. ………….
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Restina Anjar Wati. PENGARUH PERSEPSI PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA TERHADAP MINAT BACA MAHASISWA DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, April 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui adakah pengaruh yang signifikan persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Tahun 2010; (2) mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Tahun 2010; (3) mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah mahasiswa UNS anggota aktif UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berjumlah 20.860. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin dan diperoleh sampel sebanyak 100 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket/kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier ganda. Hasil penelitian: (1) Ada pengaruh yang signifikan positif antara persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa (r x1y = 0,663, α 5%); (2) ada pengaruh yang signifikan positif antara pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa (rx2y = 0,883, α 5%); (3) ada pengaruh yang signifikan positif antara pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa (F = 341,369, α 5%); (4) persamaan garis regresi adalah Ŷ = -8,907 + 0,181 X1 + 0,284 X2; (5) besarnya sumbangan relatif persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) sebesar 25,3 % dan sumbangan relatif pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) sebesar 74,7 % sedangkan sumbangan commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
efektif persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) sebesar 22,2 %dan sumbangan efektif pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) sebesar 65,4 %.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Restina Anjar Wati. THE INFLUENCE OF PROVIDING PERCEPTION AND MAINTAINING BIBLIOTHECA MATERIAL COLLECTION AGAINST READING INTEREST OF THE STUDENTS IN INTEGRATED SERVICE UNIT (UPT) OF LIBRARY OF SEBELAS MARET UNIVERSITY SURAKARTA YEAR 2010, Script. Surakarta: Pedagogic and Education Science Faculty, Sebelas Maret University, March 2011. The purposes of this research are: (1) To know if there is significance influence of providing perception of bibliotheca material collection against student’s reading interest in UPT of library of Sebelas Maret University in the year of 2010; (2) to know if there is significant influence of collection maintaining against reading interest of student in UPT of Sebelas Maret University Library in the year of 2010; (3) to know if there is significant influence of providing and maintaining collection of bibliotheca material against student`s reading interest in UPT of sebelas Maret University Library in the year of 2010. This research uses quantitative-descriptive method. Population of the research is students of Sebelas Maret University, who are active members of UPT of Sebelas Maret University Surakarta in amount 20.860. Slovin formula is used in determining the sum of sample and it is gained sample in amount 100 students. Data collecting technique used in this research is questionnaire method and documentation. Data analysis technique used is double linear regression analysis. The result of the research: (1) There is positive-significant influence between collection providing perception of bibliotheca material against reading interest of students (rx1y = 0,663, α 5%); (2) there is positive significant influence between maintaining collection of bibliotheca material against student reading interest (rx1y = 0,883, α 5%); (3) there is positive significant influence between providing and maintaining collection of bibliotheca material against student reading interest (F = 341,369, α 5 %); (4) the equation of regression line is
Yˆ
=-
8,907 + 0,181 X1 + 0,284 X2; (5) the great of relative support providing perception of bibliotheca material collection (X1) is 25,3% and relative support commit to user (X2) is 74,7% maintaining of bibliotheca material collection vii
while effective
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
support of providing perception bibliotheca material collection (X1) is 22,2 % and effective support of bibliotheca material collection maintaining (X2) is 65,4 %.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam”
(Q.S. Al--Alaq: 3-4)
Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyakbanyaknya
(Pak Harfan_Laskar Pelangi) There is a will, there is a way Dimana ada niat disitu pasti ada jalan
(Penulis)
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk: Ayahanda dan Ibunda tercinta Winahyu Handayani, adikku terkasih Pendamping hidupku kelak Keluarga besarku (mbah, paman, bibi, uwa, dan sepupu2ku) Sahabatku tersayang “FELNIESDYTA” (Febe, Elin, Niken, Mb Dee, Ita) Rekan-rekan PAP „07 PAP-FKIP-UNS, almamaterku
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb Segala puji hanya bagi Allah Azza wa Jalla atas segala bentuk nikmat yang Dia berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Program Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian
Khusus Pendidikan
Administrasi Perkantoran
Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tentu saja peneliti mengalami berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, peneliti sampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi ini. 2. Drs. Syaiful Bachri, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS, yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS yang telah memberikan izin penelitian ini. 4. Dra. C. Dyah S. I, M. Pd selaku Ketua BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekomomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS, yang telah memberikan ijin peneliti untuk menyusun skripsi ini. 5. Drs. Ign. Wagimin, M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi kepada peneliti to user skripsi ini. selama pelaksanaan penelitiancommit dan penyusunan xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Anton Subarno, S.Pd, M. Pd selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan dan dukungan yang tiada henti kepada peneliti selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu dosen di BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS atas bimbingan dan segala ilmu yang telah diajarkan selama ini. 8. Drs. Widodo, M.Soc,Sc selaku Kepala UPT Perpustakaan UNS Surakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di UPT Perpustakaan. 9. Sugeng Widaryatmo selaku Kepala Bagian Tata Usaha UPT Perpustakaan UNS Surakarta yang telah membimbing dan membantu dalam penelitian. 10. Bapak dan Ibuku, sebagai rasa bakti dan hormatku atas motivasi, semangat, harapan dan doa-doa yang selalu mengalir untukku sepanjang waktu dan sepanjang masa. 11. Adikku tersayang “Winahyu Handayani”, bersamamu dalam tawa dan canda adalah hal terindah dihidupku. 12. Keluarga besarku (Mbah, Pak Lik, Bu Lik, dan Sepupu-sepupuku) yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya untukku. 13. Sahabat-sahabatku terkasih “FELNIEZDYTHA” (febe si pianis, elin si imut, niken si pintar, mb dee si narsis, ita si funny) yang selalu menjadi pelipur laraku, pendengar setiaku, dan penyemangatku dikala aku terpuruk dalam kepedihan. 14. My Brother “Budi Wahyono” yang telah banyak membantu dan mengajariku mulai dari mencari bahan sampai mengolah data hasil penelitian sekaligus sebagai tempat aku bertanya atas kesulitan-kesulitan yang aku hadapi. 15. Keluarga Luliana Elin (Bapak, Ibu, & Pikachu yang lucu) yang sudah menerima dan mendoakanku seperti keluarga sendiri. 16. Anak-anak Kost “Damai 1” (Mbak Titin, Mbak Sandya, Mbak Widi, Mbak Na, Mbak Dita, Mbak Dini, Desi, Putri, Tami, Aji, Junita, Indah, Arum, dan Nurul) hidup seatap bagaikan keluarga yang sama-sama hidup di perantauan. 17. Teman-teman kelas A PAP ‟07. 18. Teman-teman kelas A1 Pendidikan Ekonomi. commit to user 19. Teman-teman LPM Motivasi FKIP UNS. xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20. Teman-teman PPL SMK Negeri 6 Surakarta, sampai jumpa kawan-kawanku semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan. 21. Chlorid Latifoso beserta keluarga (Bapak, Ibu, Mbak Titan, Mas Kripton, Mbak Intan, Dek Feri) yang sempat memberikan doa dan perhatian untukku. 22. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.
Dengan semua kemampuan yang ada, peneliti berusaha menyajikan skripsi ini dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun, peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat peneliti harapkan guna kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin. Wassalamu’alaikum wr. wb
Surakarta,
April 2011
Peneliti
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ......................................................................................................
i
PENGAJUAN SKRIPSI ...........................................................................
ii
PERSETUJUAN .......................................................................................
iii
PENGESAHAN.........................................................................................
iv
ABSTRAK.................................................................................................
v
MOTTO ....................................................................................................
ix
PERSEMBAHAN .....................................................................................
x
KATA PENGANTAR ...............................................................................
xi
DAFTAR ISI .............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ...............................................................
5
D. Perumusan Masalah .................................................................
6
E. Tujuan Penelitian .....................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................
9
A. Tinjauan Pustaka .....................................................................
9
1. Tinjauan Tentang Perpustakaan ..........................................
9
a. Pengertian Perpustakaan ...............................................
9
b. Jenis-jenis Perpustakaan................................................
10
c. Fungsi Perpustakaan .....................................................
14
2. Tinjauan Tentang Persepsi Pengadaan Bahan Pustaka ........
15
a. Pengertian Persepsi Pengadaan Bahan Pustaka ..............
15
b. Jenis-jenis Bahan Pustaka .............................................
17
c. Pemilihan Bahan Pustaka .............................................. commit to user d. Cara-cara Pengadaan Bahan Pustaka .............................
19
xiv
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Tinjauan Tentang Pemeliharaan Bahan Pustaka ..................
25
a. Pengertian Pemeliharaan Bahan Pustaka .......................
25
b. Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka ..................
26
c. Cara-cara Pemeliharaan Bahan Pustaka .........................
30
4. Tinjauan Tentang Minat Baca Mahasiswa ..........................
37
a. Pengertian Minat Baca Mahasiswa ................................
37
b. Pentingnya Minat Baca Mahasiswa ...............................
42
c. Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Minat
Baca
Mahasiswa ....................................................................
44
d. Upaya Menumbuhkan Minat Baca Mahasiswa ..............
46
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................
48
C. Kerangka Berfikir ....................................................................
49
D. Hipotesis .................................................................................
51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................
52
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
52
1. Tempat Penelitian ..............................................................
52
2. Waktu Penelitian ................................................................
52
B. Populasi dan Sampel ................................................................
53
1. Populasi .............................................................................
53
2. Sampel ...............................................................................
53
3. Teknik Pengambilan Sampel .............................................
54
C. Teknik Pengumpulan Data.......................................................
56
1. Metode Angket atau Kuesioner ..........................................
56
2. Metode Dokumentasi .........................................................
61
D. Rancangan Penelitian .............................................................
62
E. Teknik Analisis Data ...............................................................
63
1. Uji Prasyarat Analsis .........................................................
63
2. Uji Hipotesis .....................................................................
65
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................
69
A. Deskripsi Data ........................................................................
69
B. Pengujian Prasyarat Analisis ....................................................
70
1. Uji Normalitas.................................................................... commit to user 2. Uji Linieritas ......................................................................
70
xv
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Uji Multikolinieritas ...........................................................
72
4. Uji Autokoelasi ..................................................................
73
5. Uji Heteroskedastisitas .......................................................
73
C. Pengujian Hipotesis .................................................................
74
1. Uji Hipotesis I ....................................................................
74
2. Uji Hipotesis II ...................................................................
75
3. Uji Hipotesis III .................................................................
76
4. Analisis Regresi Ganda ......................................................
77
5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis ........................................
79
D. Pembahasan Hasil Analisis ......................................................
79
1. Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka (X1) ................
79
2. Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka (X2) ........................
81
3. Minat Baca Mahasiswa (Y) ................................................
82
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................
84
A. Simpulan .................................................................................
84
B. Implikasi .................................................................................
85
C. Saran .......................................................................................
85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
88
LAMPIRAN ..............................................................................................
91
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir .........................................................
50
Gambar 2. Bagan Kerangka Hipotesis .......................................................
51
Gambar 3. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ....
70
Gambar 4. Plot Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka (X1) dengan Minat Baca Mahasiswa (Y) .....................................................
71
Gambar 5. Plot Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka (X2) dengan Minat Baca Mahasiswa (Y) ................................................................
commit to user xvii
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Pedoman Interpretasi Nilai r ........................................................
66
Tabel 2. Deskripsi Data Statistik ...............................................................
69
Tabel 3. Coefficients .................................................................................
73
Tabel 4. Model Summary ..........................................................................
73
a
Tabel 5. Coefficients ................................................................................
74
Tabel 6. Correlations ................................................................................
75
Tabel 7. Correlationsa ..............................................................................
76
Tabel 8. ANOVA .....................................................................................
77
Tabel 9. Koefisien Regresi ........................................................................
77
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Matriks ..................................................................................
91
Lampiran 2. Angket .................................................................................
94
Lampiran 3. Tabel Nilai Hasil Try Out XI..................................................
102
Lampiran 4. Tabel Nilai Hasil Try Out X2 .................................................
104
Lampiran 5. Tabel Nilai Hasil Try Out Y ..................................................
106
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Instrumen X1 ...........................................
107
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Instrumen X2 ...........................................
109
Lampiran 8. Hasil Uji Validitas Instrumen Y ............................................
112
Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen X1........................................
113
Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen X2........................................
115
Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Y .........................................
118
Lampiran 12. Tabulasi Data Penelitian X1 ...................................................
120
Lampiran 13. Tabulasi Data Penelitian X2 ...................................................
123
Lampiran 14. Tabulasi Data Penelitian Y ....................................................
126
Lampiran 15. Deskripsi Data Statistik ........................................................
129
Lampiran 16. Uji Normalitas .......................................................................
130
Lampiran 17. Uji Linieritas .........................................................................
131
Lampiran 18. Uji Multikolinieritas ..............................................................
132
Lampiran 19. Uji Autokorelasi ....................................................................
133
Lampiran 20. Uji Heteroskedastisitas ..........................................................
134
Lampiran 21. Uji Hipotesis I .......................................................................
135
Lampiran 22. Uji Hipotesis II ......................................................................
136
Lampiran 23. Uji Hipotesis III ....................................................................
137
Lampiran 24. Model Regresi .......................................................................
138
Lampiran 25. Koefisien Determinasi ...........................................................
139
Lampiran 26. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif .......
140
Lampiran 27. Tabel r................................................................................... commit to user Lampiran 28. Tabel F ..................................................................................
142
xix
143
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 29. Jadwal Penelitian...................................................................
147
Lampiran 30. Profil UPT Perpustakaan UNS ..............................................
148
Lampiran 31. Daftar Nama Pegawai ...........................................................
152
Lampiran 32. Pengadaan Buku Asing Tahun 2010 ......................................
153
Lampiran 33. Pengadaan Buku Lokal Bulan Maret 2010 .............................
157
Lampiran 34. Pengadaan Buku Lokal Bulan Oktober 2010 .........................
166
Lampiran35. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ...........................................................................
172
Lampiran 36. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ..............................
173
Lampiran 37. Surat Permohonan Ijin Penelitian ..........................................
174
Lampiran 38. Surat Permohonan Ijin Research ...........................................
175
Lampiran 39. Surat Ijin Menyusun Skripsi ..................................................
176
Lampiran 40. Surat Keterangan Penelitian ..................................................
177
commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan pembangunan terutama meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui bidang pendidikan. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis. Sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah sebagai pembentuk watak dan kemampuan serta peradaban bangsa yang bermartabat. Oleh karena itu, pendidikan termasuk dalam aspek-aspek penting yang mempengaruhi penuntasan kemiskinan dan kebodohan khususnya bagi bangsa Indonesia. Pendidikan sebagai indikator penting dalam menentukan maju tidaknya suatu bangsa memerlukan sarana dan prasarana yang mampu menunjang tercapainya tujuan. Sarana penunjang pendidikan tersebut adalah perpustakaan. Di Indonesia, terdapat empat jenis perpustakaan yakni perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan khusus dimana masing-masing perpustakaan ini menyediakan bahan-bahan pustaka baik buku maupun non buku yang berbeda-beda, disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pengguna. Bagi lembaga-lembaga pendidikan baik sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan tinggi sudah menjadi suatu keharusan untuk menyediakan perpustakaan demi menunjang kelancaran proses pembelajaran yang tengah dilakukan. Adanya perpustakaan di lembaga pendidikan akan lebih memudahkan para pendidik dan para peserta didik dalam memperoleh kesempatan untuk memperdalam dan memperluas wawasannya tentang berbagai hal dengan cara membaca literatur-literatur atau bahan-bahan pustaka yang telah disediakan. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan sarana penunjang pendidikan yang to user terutama bagi pelajar. keberadaannya sangat dibutuhkancommit oleh masyarakat
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Menurut Lasa Hs (2007:19) “Perpustakaan diartikan sebagai kumpulan buku atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai”. Perpustakaan sebagai salah satu tempat sumber informasi masyarakat, khususnya masyarakat pembaca (pemakai perpustakaan) harus mampu menyediakan pelbagai bahan pustaka atau literatur. Perpustakaan bagi sebuah lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi merupakan suatu hal yang sangat penting. Perpustakaan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan mutu suatu pendidikan perguruan tinggi. Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan yang terjadi disebuah lembaga perguruan tinggi dalam upaya mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas. Para ahli pendidikan menyatakan bahwa mutu suatu lembaga pendidikan tinggi dapat ditinjau dari perpustakaannya karena sebuah perpustakaan yang mempunyai buku yang relatif lengkap dan up to date dengan lay out ruang baca yang ditata sedemikian rupa sehingga membuat pengunjung yang ada didalamnya merasa nyaman dengan koleksi yang tertata dengan baik dan rapi akan merangsang mahasiswa (civitas akademika) untuk mengunjungi (memanfaatkan) perpustakaan. Perpustakaan yang demikian secara tidak langsung akan mengajak para mahasiswa (civitas akademika) untuk membaca atau meningkatkan minat baca karena dengan membaca orang akan dilatih berpikir secara sistematis, memperluas wawasan dan pengetahuan. (Indayati dalam Jurnal sosial:2008) Buku merupakan jendela dunia, jadi dengan banyak membaca manusia akan bisa membuka jendela dunia. Karena dengan semakin banyak membaca, semakin banyak yang diketahui, semakin banyak informasi yang bisa diakses dalam berbagai ilmu, sosial, praktek maupun ilmu-ilmu eksakta. Pembinaan minat baca merupakan suatu jenis pelayanan perpustakaan dalam membantu dan memberi guidance kepada para pengunjung mengingat secara umum minat baca masyarakat Indonesia yang relatif masih sangat rendah. Terutama apabila dibandingkan dengan minat baca negara-negara berkembang lainnya. Ada beberapa indikator yang menunjukkan masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik commit toyang usermenunjukkan bahwa “masyarakat (BPS) pada tahun 2006 (www.bps.go.id)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Masyarakat lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) atau mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca koran (23,5%)”. Rendahnya budaya membaca ini juga dirasakan pada mahasiswa. Perpustakaan di perguruan tinggi jarang dimanfaatkan secara optimal mahasiswa. Demikian pula perpustakaan umum yang ada di setiap kota atau kabupaten yang tersebar di nusantara ini, pengunjungnya relatif tidak begitu banyak. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum mempunyai budaya membaca sehingga wajar apabila Indeks Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia juga rendah. Bacaan yang kurang memikat dan minimnya sarana perpustakaan menjadi faktor utama penyebab minat baca peserta didik rendah. Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan menjadi sangat penting. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah koleksi bahan pustaka yang ada. Sudah menjadi suatu keharusan apabila perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka atau literatur yang bermutu dan terarah sesuai dengan tujuannya. Bahan pustaka tidak hanya terdiri dari buku–buku pengetahuan tetapi juga majalah, surat kabar, jurnal–jurnal penelitian, film, kaset, tape recorder, dan video. Oleh karenanya, perlu diperhatikan pula bagaimana pengadaan dan pemeliharaan bahan-bahan pustaka tersebut. Menurut Ign.Wagimin (2009:80) “Pengadaan adalah segala kegiatan penyediaan untuk menunjang pelaksanaan tugas”. Didalam perpustakaan perguruan tinggi, proses pengadaan koleksi bahan pustaka perpustakaan didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain kebijakan kepala perpustakaan dengan mempertimbangkan saran para dosen, pustakawan dan mahasiswa; penetapan anggaran rutin dan nonrutin; dan kerjasama dengan pihak lain seperti bekerja sama dengan penerbit. Adanya bahan-bahan pustaka yang menarik dimana bahan pustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan dan selera pengguna atau mahasiswa serta sesuai dengan perkembangan IPTEK maka akan menarik minat mahasiswa untuk lebih gemar membaca dan memanfaatkannya sebagai sumber informasi yang penting. Setelah bahan – bahan pustaka tersebut diadakan, maka commit to userbahan pustaka tersebut. perlu dilakukan suatu pemeliharaan atas koleksi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Menurut Ign.Wagimin (2009:87) “Pemeliharaan adalah kegiatan terusmenerus untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik atau siap untuk dipakai”. Pemeliharaan koleksi bahan pustaka ini sangatlah penting sebab tanpa adanya pemeliharaan yang baik, maka koleksi bahan pustaka yang ada akan cepat dan mudah rusak sehingga nantinya akan menimbulkan pemborosan biaya operasional yang telah dikeluarkan sebelumnya. Dalam perpustakaan perguruan tinggi, pemeliharaan koleksi bahan pustaka perpustakaan ini menjadi tanggung jawab semua pihak, baik pustakawan maupun pengguna. Pemeliharaan yang dilakukan secara kontinyu dan teratur akan memberi dampak positif terhadap bahan pustaka itu sendiri, yakni bahan pustaka akan terjaga kualitasnya baik informasi-informasi yang terkandung didalamnya maupun kondisi fisik bahan pustaka tersebut. Dengan adanya kegiatan pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka perpustakaan yang baik, maka diharapkan akan mampu memberi kontribusi yang signifikan terhadap tumbuhnya minat membaca dari dalam diri para mahasiswa pada khususnya. Hal ini tentu akan berpengaruh positif dalam menunjang kelancaran proses kegiatan belajar dan mengajar sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan maksimal. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH PERSEPSI PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA TERHADAP MINAT BACA MAHASISWA DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2010
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul, antara lain: 1. Minimnya jumlah koleksi bahan pustaka yang tersedia sehingga kurang memberikan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya minat baca pengunjung yang memanfaatkan jasa perpustakaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
2. Koleksi bahan pustaka khususnya yang berbentuk buku di perpustakaan belum memenuhi kebutuhan bacaan yang bervariasi sehingga menyebabkan mahasiswa enggan untuk membaca 3. Banyak ditemukan buku-buku edisi 30 bahkan 40 tahun yang lalu dimana buku-buku tersebut belum tentu sesuai dengan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dari waktu ke waktu 4. Kondisi fisik bahan-bahan pustaka yang kurang terawat terutama yang berbentuk buku baik buku fiksi maupun nonfiksi banyak yang lusuh, berjamur, robek bahkan terlepas jilidnya sehingga mahasiswa enggan membacanya 5. Mahasiswa jarang memanfaatkan bahan-bahan pustaka di perpustakaan sebagai bacaan yang mampu menambah wawasan akan ilmu pengetahuan
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam (Iskandar, 2008:165). Untuk memudahkan dalam pelaksaaan penelitian serta dapat menjawab permasalahan secara fokus dan mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini terfokus pada persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka, pemeliharaan koleksi bahan pustaka dan minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret. Untuk menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut: 1. Persepsi pengadaan koleksi
bahan pustaka
merupakan pemanfaatan
pengalaman tentang pengadaan koleksi bahan pustaka yang telah dilakukan sebelumnya untuk kemudian mampu memberikan tanggapan 2. Pemeliharaan koleksi bahan pustaka adalah suatu kegiatan mengusahakan agar bahan-bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan tidak cepat mengalami commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
kerusakan, awet dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan 3. Minat baca mahasiswa secara umum dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang timbul didalam diri mahasiswa akibat adanya keinginan yang kuat untuk melakukan aktifitas membaca
D. Rumusan Masalah Masalah merupakan suatu gejala yang menimbulkan kesulitan sehingga menggerakan manusia untuk menyelesaikannya. Pada hakikatnya, suatu penelitian dilaksanakan guna memecahkan suatu permasalahan dengan menuruti aturan tertentu yang berlaku sehingga nantinya dapat diperoleh suatu kesimpulan baik kesimpulan yang mendukung maupun yang menyanggah suatu teori atau bahkan untuk menemukan teori baru. Iskandar
(2008:166)
menyatakan
bahwa
“Rumusan
masalah
merupakan uraian dari masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan”. Rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau pernyataan yang jelas dan padat. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh yang signifikan persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010? 2. Adakah pengaruh yang signifikan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010? 3. Adakah pengaruh yang signifikan pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan manusia pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai, yang mana tujuan tersebut dapat menjadikan proses dari suatu kegiatan menjadi lebih jelas dan lebih terarah. Tanpa adanya suatu tujuan yang jelas maka kegiatan yang dilakukan akan sia-sia dan nantinya tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna terutama bagi orang yang melakukannya. Pada dasarnya tujuan suatu penelitian adalah memecahkan suatu masalah. Iskandar (2008:167) menyatakan bahwa ”Tujuan penelitian adalah tujuan untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan”. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010
F. Manfaat Penelitian Manfaat merupakan sesuatu hal yang baik yang bisa dirasakan setelah suatu kegiatan selesai dilaksanakan. Manfaat penelitian merupakan sesuatu yang penting karena memberikan gambaran jelas dalam menjawab suatu permasalahan baik secara teoritis maupun praktis. Penelitian yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan informasi yang akurat, rinci, dan faktual. Dalam penelitian ini ada 2 (dua) manfaat yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis berhubungan dengan ilmu itu sendiri, sedangkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
manfaat praktis berhubungan dengan kegiatan secara nyata. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis a. Dapat memberikan kontribusi dalam menambah dan memperluas pengetahuan khususnya dalam kajian ilmu pengetahuan manajemen perbekalan b. Dapat memberikan kontribusi dalam menambah dan memperluas pengetahuan khususnya dalam kajian ilmu pengetahuan manajemen perpustakaan pada perpustakaan perguruan tinggi
2. Manfaat Praktis a. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak UPT Perpustakaan UNS dalam proses pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi bagian pemeliharaan UPT Perpustakaan UNS mengenai arti pentingnya menjaga kelestarian bahan pustaka untuk menumbuhkan minat baca mahasiswa c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang serupa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Perpustakaan a. Pengetian Perpustakaan Perpustakaan merupakan sebuah infrastruktur jantung pendidikan yang keberadaannya
sangat
dibutuhkan
bagi
semua
pihak.
Perpustakaan
mempunyai peranan yang signifikan khususnya untuk mendukung program gemar
membaca
dan
meningkatkan
literasi
informasi,
juga
untuk
mengembangkan siswa supaya mereka dapat belajar secara lebih independen atau mandiri. Lepas dari itu, saat ini pengertian perpustakaan masih mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin pesat. Dalam pengertian yang sederhana, Lasa Hs (2007:19) mengemukakan bahwa “Perpustakaan diartikan sebagai kumpulan buku atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai”. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan tempat untuk menambah ilmu pengetahuan, mendapat keterangan, atau tempat mencari hiburan. Konsep perpustakaan memang selalu diidentikan dengan buku dan aspeknya yang mencakup ruangan, koleksi, penyimpanan, dan pemanfaatan. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan–bahan pustaka, baik berupa buku–buku maupun bukan buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya (Ibrahim Bafadal, 2005:3) Pendapat senada juga diungkapkan oleh Pawit M.Yusuf dan Yaya Suhendar, sebagai berikut: Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang to user tercetak maupun yangcommit terekam dalam berbagai media seperti buku,
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer dan lain–lain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya. Dari ketiga pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat atau unit kerja dari suatu lembaga tertentu yang didalamnya terdapat usaha–usaha pengelolaan bahan pustaka baik berupa buku maupun bukan buku yang disusun berdasarkan sistem tertentu sehingga dapat dipergunakan oleh para pemakai sebagai sumber informasi.
b. Jenis–jenis Perpustakaan Pada umumnya jenis–jenis perpustakaan yang berkembang di Indonesia kurang lebih sama dengan yang berkembang di negara–negara lain. Sebab,
perpustakaan
merupakan
sesuatu
yang
bersifat
universal.
Pengertiannya adalah dimanapun keberadaannya, perpustakaan adalah sama. Meskipun begitu dalam praktiknya terdapat hal–hal yang berbeda karena kondisi lingkungan dan masyarakatnya juga tidak sama. Perbedaan tersebut adalah tingkat perkembangannya. Perkembangan perpustakaan sangat tergantung kepada masyarakat setempat dan penyelenggaraannya. Menurut
Sutarno
(2006:38-64)
jenis–jenis
perpustakaan
dikembangkan di Indonesia adalah : 1) Perpustakaan Nasional RI 2) Badan Perpustakaan Daerah 3) Perpustakaan Umum 4) Perpustakaan Perguruan Tinggi 5) Perpustakaan Sekolah 6) Perpustakaan Khusus 7) Perpustakaan Lembaga Keagamaan 8) Perpustakaan Internasional 9) Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara–negara Asing 10) Perpustakaan Pribadi/Keluarga 11) Perpustakaan Digital to user berikut: Adapun penjelasannyacommit adalah sebagai
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
1) Perpustakaan Nasional RI Perpustakaan nasional di Indonesia terkenal dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Perpustakaan Nasional berkedudukan di ibukota negara Indonesia. Perpustakaan tersebut mempunyai jangkauan dan ruang lingkup secara nasional. Perpustakaan Nasional tersebut merupakan salah satu Lembaga Pemerintah NonDepartemen (LPND) yang bertanggungjawab kepada Presiden. 2) Badan Perpustakaan Daerah Badan Perpustakaan Daerah, atau lembaga lain yang sejenis adalah yang berkedudukan ditiap provinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan. Perpustakaan tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan nama (nomenklatur), meskipun peranan, tugas dan fungsinya tetap sama yaitu perpustakaan, dokumentasi dan informasi. 3) Perpustakaan Umum Perpustakaan Umum seringkali diibaratkan sebagai Universitas Rakyat
atau
Universitas
Masyarakat.
Maksudnya
adalah
bahwa
perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Perpustakaan yang termasuk didalam kategori perpustakaan umum adalah: perpustakaan
umum
kabupaten/kota,
perpustakaan
umum
tingkat
kecamatan, perpustakaan umum desa/kelurahan, perpustakaan cabang, taman bacaan rakyat/taman bacaan masyarakat, dan perpustakaan keliling. 4) Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi sering disebut sering disebut sebagai jantungnya universitas, karena tanpa perpustakaan tersebut maka proses pelaksanaan pembelajaran mungkin menjadi kurang optimal. Dilihat dari penyelenggaraanya perpustakaan perguruan tinggi dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan. Namun untuk upaya usermenjalin kerjasama dengan pihak pengembangan selanjutnyacommit dapat tosaja
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
lain. Pemakainya adalah masyarakat perguruan tinggi yang terdiri dari mahasiswa, dosen, peneliti dan mereka yang terlibat didalam kegiatan akademik (civitas akademika). 5) Perpustakaan Sekolah Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah, dikelola oleh sekolah, dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar-mengajar, penelitian yang sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) perpustakaan tersebut merupakan sarana penunjang proses belajar mengajar di sekolah. Perpustakaan sekolah diselenggarakan oleh sekolah dan pemanfaatanya sangat tergantung kepada upaya kepala sekolah, para guru, petugas perpustakaan dan para pelajar. Sementara pengembanganya selain menjadi tanggung jawab kepala sekolah, juga dapat melibatkan komite sekolah 6) Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus sering disebut juga perpustakaan kedinasan, karena kedudukannya pada lembaga–lembaga pemerintahan dan lembaga swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan baik langsung atau tidak dengan instansi induknya. Tugas dan fungsi perpustakaan khusus adalah menyediakan sumber–sumber informasi dan mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan organisasi yang menaungi perpustakaan itu. 7) Perpustakaan Lembaga Keagamaan Perpustakaan lembaga keagamaan adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga–lembaga keagamaan. Perpustakaan yang dimaksud, misalnya perpustakaan masjid, perpustakaan gereja, perpustakaan lembaga dalam agama Hindhu dan Budha, dan lembaga keagamaan yang lain. Sementara pemakainya tidak dibatasi untuk penganut agama tertentu, karena bagi penganut agama yang lain tidak ada larangan untuk menggunakan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan. 8) Perpustakaan Internasionalcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Perpustakaan internasional memiliki koleksi yang menyangkut negara–negara anggota atau negara–negara yang berafiliasi kepada lembaga dunia tersebut. Salah satu contohnya adalah perpustakaan Sekretariat ASEAN. Koleksinya berasal dari berbagai negara yang memuat informasi, ilmu pengetahuan tentang negaranya masing-masing. Sementara itu, pemakainya juga berasal dari berbagai berbagai kelompok masyarakat, termasuk warga negara asing yang untuk sementara berdomisili di negara tersebut ataupun warga negara asing yang sedang berkunjung di negara yang bersangkutan. 9) Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara–negara Asing Perpustakaan kantor perwakilan negara–negara asing dapat ditemukan di keduaan besar negara–negara sahabat atau lembaga–lembaga tertentu. Contohnya antara lain perpustakaan British Council. Koleksi perpustakaan tersebut umumnya terdiri atas informasi dan ilmu pengetahuan umum dan tentang negara yang bersangkutan serta ilmu pengetahuan (buku) yang ditulis oleh penulis yang berasal dari negara tersebut atau karya–karya tentang negara yang bersangkutan ditambah informasi yang bersifat umum. 10) Perpustakaan Pribadi/Keluarga Perpustakaan pribadi atau keluarga adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau orang–orang tertentu bersama anggota keluarganya. Meskipun perpustakaan pribadi merupakan milik orang perorang namun untuk kegunaan bersama tidak ada salahnya apabila orang lain ikut memanfaatkan juga. Koleksi perpustakaan pribadi pada umumnya berisi tentang buku–buku yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemiliknya. 11) Perpustakaan Digital Sebenarnya perpustakaan digital bukan merupakan salah satu jenis perpustakaan
yang
berdiri
tersendiri.
Akan
tetapi
merupakan
pengembangan dalam sistem pengelolaan dan layanan perpustakaan. commit to user Didalam sistem tersebut tidak nampak secara fisik sumber informasi atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
koleksi bahan pustaka karena informasi tersebut sudah diubah bentuknya menjadi digital. Para pemakai perpustakaan dapat mengaksesnya melalui suatu sistem dan peralatan tertentu. Oleh karena itu, perpustakaan digital ada yang menyebut sebagai suatu perpustakaan maya (virtual library).
Pendapat senada juga diungkapkan oleh Ny. Rusiana SjahrialPamuntjak (2000:3–6) bahwa dengan melihat tugas dan tujuannya, perpustakaan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain: 1) Perpustakaan umum Merupakan perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat 2) Perpustakaan sekolah Merupakan perpustakaan yang ada dalam lungkungan sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah lanjutan, baik sekolah umum maupun sekolah kejuruan. Melalui perpustakaan sekolah, kepandaian membaca siswa dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. 3) Perpustakaan perguruan tinggi Merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi. Tujuannya membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran. Ada beberapa fungsi perpustakaan perguruan tinggi, antara lain fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset dan fungsi rekreasi 4) Perpustakaan khusus Merupakan bagian dari suatu lembaga penelitian, lembaga pemerintah, ataupun bagian khusus dari perpustakaan umum yang besar. Tugasnya ialah menyediakan koleksi buku untyuk para ahli dan pemakai yang tergabung pada badan itu dan memberi keterangan bibiliografi dengan cepat dan tepat serta mengadakan penelusuran literatur atas permintaan c. Fungsi Perpustakaan Fungsi–fungsi perpustakaan adalah suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan
didalam
perpustakaan
tersebut.
“Pada
prinsipnya
sebuah
perpustakaan mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu: (1) menghimpun, (2) memelihara, (3) memberdayakan semua koleksi bahan pustaka” (Sutarno, commit to user 2006:72).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Menurut Indayati (2008) fungsi perpustakaan antara lain: 1) Fungsi edukatif: perpustakaan menunjang pelaksanaan proses pembelajaran 2) Fungsi informatif: perpustakaan memberikan pasokan informasi terhadap kebutuhan pemakai, baik informasi diperpustakaan maupun yang ada diluar perpustakaan 3) Fungsi dokumentatif: perpustakaan menjadi tempat atau sarana penyimpanan dan mengoleksi bahan pustaka cetak maupun non-cetak dari peristiwa masa lampau 4) Fungsi rekreatif: perpustakaan selain sebagai gudang informasi ilmiah, juga menyediakan informasi yang bersifat hiburan. Sedangkan menurut Sutarno (2006:73–75) fungsi–fungsi perpustakaan dapat dirinci sebagai berikut: 1) Pengadaan bahan pustaka 2) Pengolahan 3) Layanan 4) Pemasyarakatan/sosialisasi 5) Kerja sama layanan antar perpustakaan 6) Pengembangan sumber daya manusia 7) Pembinaan dan pengembangan organisasi 8) Melakukan upaya preservasi koleksi 9) Membuat peraturan/tata 10) Penerapan dan pemanfaatan tekhnologi informasi 11) Menciptakan dan mengembangkan iklim diperpustakaan Mengingat fungsi perpustakaan yang sangat besar khususnya dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar, maka perpustakaan sangat dibutuhkan keberadaannya terutama perpustakaan sekolah atau perpustakaan perguruan tinggi.
2. Tinjauan Tentang Persepsi Pengadaan Bahan Pustaka a. Pengertian Persepsi Pengadaan Bahan Pustaka Ditiap-tiap waktu seseorang akan menyadari ada berbagai hal yang berbeda dengan dirinya. Soerjono Soekanto dan Heri Tjandrasari (1997:22) menerjemahkan pendapat J.S Roucek yang menyatakan bahwa “proses menyadari adanya hal-hal yang berbeda dari diri manusia dan memberikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
suatu tanggapan lazim disebut persepsi”. Kesadaran ini diperoleh berkat penggunaan pancaindra manusia. Nurjanah T (1993:276) menerjemahkan pendapat Rita L. Atkinson dan Ernest R. Hilgrad yang mengemukakan bahwa “persepsi merupakan penelitian bagaimana kita mengintegrasikan sensasi kedalam percepts (hasil dari perceptual) obyek dan bagaimana kita selanjutnya menggunakan percepts itu dalam mengenali dunia”. Sensasi-sensasi yang dirasakan dan dialami manusia setiap saat tidak hilang begitu saja tetapi dipadukan didalam otak. Pengintegrasian sensasi itu kemudian dipakai untuk mengenali lingkungan sekitar. Secara lebih dalam Abu Ahmadi (1990:200) mengatakan bahwa “persepsi adalah suatu persepsi dan interpretasi”. Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Rita Atkinson dan kawan-kawan meskipun dengan bahasa yang sederhana dan lugas. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Dimyati Mahmud (1990:41) bahwa “persepsi adalah menafsirkan stimulus yang ada diotak. Persepsi itu merupakan pengertian kita tentang situasi sekarang dalam artian pengalamanpengalaman yang telah lalu”. Jadi persepsi itu muncul karena kita telah memiliki pengalaman sebelumnya yang berkaitan dan tersimpan aman dalam otak. Pengalaman yang telah lalu dimanfaatkan untuk mengenali masa kini. Menurut Bimo Walgito (1997:53) “persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui oleh alat reseptor sampai ke susunan syaraf otak”. Proses tersebut merupakan proses psikologis, dalam arti individu itu menyadari apa yang ia lihat, ia dengar, dan ia rasakan sehingga terjadi proses persepsi. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa perrsepsi adalah pemanfaatan pengalaman atau sensasi yang telah lalu untuk mengenali masa kini dan menyadari ada banyak hal yang berbeda dengan diri manusia untuk kemudian mampu memberikan tanggapan. Koleksi merupakan nafas perpustakaan perguruan tinggi. Artinya, to user perpustakaan perguruan tinggicommit akan dapat berfungsi sebagai sumber informasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
dan sumber belajar apabila didalam perpustakaan tersebut tersedia banyak bahan pustaka. Dengan adanya bahan pustaka ini para mahasiswa dapat belajar dan mencari informasi yang diinginkan. Sedangkan perpustakaan perguruan tinggi yang kurang memiliki bahan–bahan pustaka atau jarang bahkan tidak pernah ditambah dengan bahan–bahan pustaka yang baru akan ketinggalan zaman dan lambat laun minat mahasiswa untuk membaca semakin pudar sehingga mereka kurang senang mengunjungi perpustakaan perguruan tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya pengadaan bahan pustaka secara terus– menerus. Dalam
buku
Manajemen
Logistik,
H.
Subagya
(1999:29)
mengemukakan bahwa “Pengadaan adalah segala kegiatan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada (termasuk didalamnya usaha untuk mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas–batas efisiensi)”. Pendapat senada juga diungkapkan Ign. Wagimin (2009:80) bahwa “Pengadaan adalah segala kegiatan penyediaan untuk menunjang pelaksanaan tugas”. Berdasarkan kedua pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara menyediakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada sehingga mampu menunjang dan memperlancar pelaksanaan tugas atau pekerjaan. Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2005:9) bahwa “Bahan pustaka adalah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar mengajar di sekolah yang bersangkutan”. Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu dari kegiatan pelayanan teknis pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna secara up to date. Melalui kegiatan kerja pengadaan tersebut, pustakawan berusaha menghimpun bahan–bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan user lainnya seperti majalah, jurnal, baik itu koleksi seperti buku,commit terbitantoberseri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
surat kabar, brosur, dan sebagainya, sedangkan koleksi non cetak seperti kaset, audiovisual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam, vidio kaset, dan CD ROM (Compact Disc Read Only Memory). Menurut Ibrahim Bafadal (2005:25) bahwa “Pengadaan bahan pustaka adalah mengusahakan bahan–bahan pustaka yang belum dimiliki perpustakaan sekolah dan menambah bahan–bahan pustaka yang sudah dimiliki perpustakaan sekolah tetapi jumlahnya masih kurang”. Sedangkan menurut Yulia (1993:41) bahwa ”Pengadaan koleksi adalah hal-hal yang mencakup perolehan bahan/buku melalui pembelian, hadiah, pertukaran, pembayaran atau tanda terima pembayaran dan pemeliharaan catatan-catatan yang berkaitan dengan pengadaan”. Berdasar pada kedua pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah kegiatan layanan teknis perpustakaan dalam rangka melengkapi atau memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan yang dimulai dari pemilihan, pemesanan, sampai pada tahap pemeriksaan dan inventarisasi. Didalam pengadaan bahan pustaka terdapat dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama adalah mengusahakan bahan–bahan pustaka yang sama sekali belum dimiliki oleh perpustakaan perguruan tinggi. Kemungkinan yang kedua adalah menambah bahan–bahan pustaka yang jumlahnya kurang menjadi tercukupi untuk memenuhi kebutuhan. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi
pengadaan koleksi
bahan pustaka
merupakan
pemanfaatan
pengalaman tentang pengadaan koleksi bahan pustaka yang telah dilakukan sebelumnya untuk kemudian mampu memberikan tanggapan.
b. Jenis–jenis Bahan Pustaka Pemahaman jenis–jenis bahan pustaka perlu sekali bagi seorang pustakawan. Hal ini dikarenakan dapat dijadikan dasar untuk menentukan bahan–bahan pustaka yang harus diusahakan. Bahan–bahan pustaka ada commit to user kita meninjaunya. bermacam–macam, hal ini tergantung darimana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Jenis bahan pustaka bisa ditinjau dari bentuk fisiknya dan dari isinya, yakni sebagai berikut: 1) Ditinjau dari bentuk fisiknya, bahan–bahan pustaka bisa dibagi kedalam dua kelompok sebagai berikut: a) Bahan–bahan pustaka berupa buku–buku, seperti buku tentang psikologi, buku Bahasa Indonesia, buku–buku tentang ilmu pengetahuan sosial, buku–buku tentang agama, buku–buku tentang ilmu pengetahuan alam b) Bahan–bahan pustaka bukan berupa buku, seperti surat kabar, majalah, peta, globe, piringan hitam. Bahan–bahan pustaka yang bukan berupa buku ini dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok sebagai berikut: (1) Bahan–bahan tertulis, seperti surat kabar, majalah, brosur, laporan, karangan–karangan, kliping (2) Bahan–bahan berupa alat pengajaran, seperti piringan hitam, radio, tape recorder, filmslide projector, filmstrip projector. 2) Ditinjau dari isinya, bahan–bahan pustaka dapat dibagi kedalam dua kelompok sebagai berikut: a) Bahan–bahan pustaka yang isinya fiksi, atau disebut buku–buku fiksi, seperti buku cerita anak–anak, cerpen, novel b) Bahan–bahan pustaka yang isinya non fiksi, atau disebut buku non fiksi, seperti buku referensi, kamus, biografi, ensiklopedi, majalah dan surat kabar. (Ibrahim Bafadal, 2005:27) Sebuah perpustakaan harus menyediakan bermacam–macam bahan pustaka, baik yang berupa buku maupun bukan berupa buku (non book material), baik buku–buku fiksi maupun buku–buku non fiksi. Bahkan perpustakaan yang sudah maju pun sudah seharusnya menyediakan banyak media belajar yang berteknologi tinggi seperti alat pemutaran film, radio, dan video tape recorder. Hal ini disebabkan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat untuk membaca tetapi juga sebagai tempat untuk mendengarkan, belajar dan mendengarkan sesuatu. Bahan–bahan pustaka yang perlu diusahakan secara bertahap oleh pustakawan dapat dirinci sebagai berikut: 1) Buku–buku referensi a) Kamus b) Ensiklopedi c) Biografi d) Almanak commit to user 2) Buku–buku ilmu pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
3) 4) 5) 6) 7) 8)
a) Buku–buku yang berhubungan dengan agama b) Buku–buku yang berhubungan dengan kewarganegaraan c) Buku–buku yang berhubungan dengan pertanian d) Buku–buku tentang peternakan e) Buku–buku tentang kehutanan f) Buku–buku tentang perikanan g) Buku–buku tentang pres dan komunikasi h) Buku–buku tentang ilmu pengetahuan dan teknologi i) Buku–buku tentang sarana transportasi j) Buku–buku tentang kewiraswastaan k) Buku–buku tentang seni l) Buku–buku tentang kesehatan m) Buku–buku tentang lingkungan hidup n) Buku–buku tentang surat menyurat o) Buku–buku tentang koperasi p) Buku–buku sejarah Indonesia dan dunia q) Buku–buku sastra r) Buku–buku lain yang sekiranya perlu Buku–buku cerita Surat kabar Majalah Klipping Alat peraga Audio visual aids (Ibrahim Bafadal, 2005:29–31) Pada umumnya, jurnal–jurnal penelitian termasuk juga bahan–bahan
pustaka yang biasanya ada di perpustakaan–perpustakaan perguruan tinggi. Hal ini mengingat pemakai perpustakaan perguruan tinggi adalah mahasiswa, dosen, tenaga teknis nonedukatif, dan masyarakat bebas yang kerap sekali melakukan penelitian–penelitian ilmiah.
c. Pemilihan Bahan Pustaka Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2005:25) bahwa “Pemilihan bahan pustaka yaitu kegiatan mengidentifikasi bahan pustaka yang akan ditambahkan kepada koleksi yang sudah ada di perpustakaan”. Dalam dunia kepustakawanan proses pemilihan bahan pustaka merupakan aspek kegiatan yang intelek. Dalam usaha pemilihan bahan pustaka sebelum masuk ke langkah commit to user berikutnya perlu dilakukan tinjauan kembali terhadap buku yang akan dipilih,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
apakah sudah dimiliki sebelumnya untuk menghindari duplikasi bahan pustaka. Menurut Sulistyo-Basuki (1993:427) bahwa “Tujuan pemilihan bahan pustaka adalah mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan tuntutan pemakai yang sekarang dan yang akan datang” Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pustaka, antara lain: 1) Buku Pustakawan harus tahu keadaan buku yang ada di pasaran (seberapa jauh buku yang tersedia, bagaimana proyeksinya yang akan datang). 2) Pemakai Pustakawan harus memahami selera pemakai dalam bidang ilmu pengetahuan termasuk latar belakang pemakai. 3) Sumber daya Pustakawan harus mengetahui sumber daya yang ada, termasuk dana dan anggaran, staf serta buku yang dapat dipinjam dari perpustakaan lain.(Sulistyo-Basuki, 1993:431). Dari pernyataan di atas yang paling penting diperhatikan adalah sumber daya khususnya ketersediaan dana dan anggaran. Sebab tanpa dana yang cukup, pengadaan bahan pustaka akan sia–sia untuk dilaksanakan.
1) Pihak-pihak yang Berwenang Melakukan Pemilihan Bahan Pustaka Dalam suatu perpustakaan, pihak yang berwenang untuk melakukan pemilihan bahan pustaka bukan hanya pustakawan tetapi semua unsur yang berkepentingan, termasuk para pengguna jasa perpustakaan. Adapun pihakpihak yang berwenang untuk melakukan pemilihan bahan pustaka antara lain: a) Pada perpustakaan sekolah, pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka adalah kepala sekolah, dan wakil, serta guru, pelajar boleh saja memberikan saran. b) Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang adalah dewan penasehat, penyantun perpustakaan, dan tokoh masyarakat. c) Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, staf, dan mahasiswa menyarankan dan harus dipertimbangkan to user kesesuaiannya dengan commit kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
d) Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan institusi di mana perpustakaan tersebut bernaung. e) Pada akhirnya, pustakawanlah yang berwenang apabila bahan pustaka (Yulia,1993:75) Selain itu, menurut untuk dapat melakukan pemilihan bahan pustaka, pihak-pihak yang berhubungan harus memiliki pengetahuan seperti: a) Menguasai sarana bibliografi yang tersedia, paham akan dunia penerbitan, khususnya kelemahan dan keunggulan suatu penerbit. b) Mengetahui latar belakang para pemakai perpustakaan, misalnya siapa saja yang menjadi anggota, minat dan penelitian yang sedang dan telah dilakukan dan mengapa ada kelompok pengguna bahan pustaka yang satu berbeda dengan pengguna perpustakaan yang lain. c) Memahami kebutuhan para anggota. d) Personil pemilihan buku harus bersifat netral serta harus menguasai informasi dan akal sehat dalam pemilihan. e) Pengetahuan mendalam mengenai koleksi perpustakaan. f) Mengetahui buku melalui proses membaca. (Sulistyo-Basuki, 1993:429). 2) Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Pustaka Prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka ditetapkan sebagai upaya untuk menyesuaikan pemilihan bahan pustaka dengan tujuan dan fungsi perpustakaan prinsip tersebut diperjelas sebagai berikut: a) Relevansi atau kesesuaian Bahan pustaka harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan dengan lembaga induknya. b) Kesesuaian dengan kebutuhan pengguna Pemilihan bahan pustaka harus mengutamakan kepentingan pengguna dengan tujuan untuk memenuhi tingkat keterpakaian pemakai. c) Kelengkapan Pengadaan bahan pustaka hendaknya berpedoman kepada kelengkapan koleksi yang dibutuhkan oleh pemakai jasa perpustakaan, bukan berpedoman pada jumlah banyaknya eksemplar buku tetapi harus diperhatikan kualitas koleksi tersebut. d) Kemutakhiran Isi yang terdapat dalam bahan pustaka harus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. e) Unsur kerja sama dengan pihak lain Perpustakaan sebaiknya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti pakar ilmu commit pengetahuan to userpengguna dalam melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
pemilihan bahan pustaka agar relevansi koleksi dengan kebutuhan pengguna dapat dipenuhi. (Siregar, 2002:80). Sedangkan untuk menentukan judul bahan pustaka apa yang akan dipilih pihak perpustakaan harus mengetahui apakah terbitan tersebut masih tersedia di pasar, toko buku dengan penerbit atau tidak.
3) Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka Untuk mengetahui apakah bahan pustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan perpustakaan, maka diperlukan alat bantu pemilihan buku. Menurut Sulistyo Basuki (1993:432) alat bantu pemilihan bahan pustaka terdiri dari: a. Sarana pembaca b. Timbangan buku seperti yang terdapat pada surat kabar dan majalah c. Bibliografi Sedangkan alat bantu seleksi yang lain, antara lain: a. Katalog penerbit dalam dan luar negeri yang berisi (1) Judul, anak judul, judul paralel (2) Edisi, negara, bahasa, bentuk (3) Kota terbit, penerbit (4) Tahun terbit (5) Harga langganan (6) ISSN b. Bibliografi Nasional dan Internasional c. Bibliografi khusus berbagai bidang ilmu d. Daftar tambahan koleksi perpustakaan lain e. Tim, bagan buku, iklan, dan lain-lain.(Milburga,1994:74) Jadi melalui informasi di atas, pihak-pihak yang melakukan pemilihan bahan pustaka dapat menentukan bahan pustaka mana yang cocok.
d. Cara–cara Pengadaan Bahan Pustaka Pada umumnya bahan–bahan pustaka khususnya yang berupa buku– buku merupakan bantuan atau “dropping” dari pemerintah, baik dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasional maupun Kantor Pusat Departemen Pendidikan Nasional. Namun, bantuan tersebut terbatas dan tidak selalu ada, sehingga pustakawan dituntut untuk mengusahakan bahan–bahan pustaka commit to user dengan cara lain.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Menurut Suherman (2009:78–81), pengadaan bahan–bahan pustaka perpustakaan dapat dilakukan dengan cara–cara sebagai berikut: 1) Pembelian Pembelian merupakan salah satu cara pemenuhan kebutuhan barang dengan jalan membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual (supplier)
untuk
mendapatkan
sejumlah
baranng
sesuai
dengan
kesepakatan kedua belah pihak. Untuk itu, perlu adanya penetapan anggaran antara 5–10% dari seluruh anggaran sekolah. Anggaran ini ditetapkan pada awal tahun dan disetujui oleh komite sekolah. Pembelian buku–buku perpustakaan sekolah dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain: a) Membeli ke penerbit Yang dimaksud disini adalah untuk memperoleh buku–buku, pustakawan membeli ke penerbit. Pembelian ke penerbit relatif lebih murah bila dibandingkan dengan membeli ke toko buku. b) Membeli di toko buku Tidak semua sekolah dekat dengan penerbit, sehingga apabila membeli langsung ke penerbit akan memakan biaya yang cukup banyak untuk ongkos perjalanannya. Oleh karena itu, sebaiknya pustakawan membeli ke toko buku yang dekat dengan sekolahnya. c) Memesan Pemesanan dapat dilakukan kepada toko buku atau penyalur, atau dapat pula langsung kepada penerbit. (Ibrahim Bafadal, 2005:3738) Pengadaan buku–buku, baik dengan membeli langsung ke toko buku dan penerbit maupun dengan memesan dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah pembelian atau pemesanan langsung, artinya pustakawan langsung datang ke toko buku atau penerbit untuk membeli atau memesan buku. Cara kedua adalah pembelian atau pemesanan lewat pos apabila lokasi toko buku dan penerbit jauh dari sekolah. 2) Tukar–menukar Penukaran dilakukan ketika sebuah perpustakaan memiliki koleksi buku melampaui kebutuhannya dengan cara menawarkan penukaran kepada perpustakaan lain untuk judul yang belum dimilikinya. Hal ini pun commit to user dilakukan untuk buku-buku yang dianggap tidak berguna bagi lembaga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
atau instansi yang bersangkutan dilihat dari segi subjek buku–buku tersebut sehingga penukaran harus didasarkan pada keikhlasan. 3) Hadiah atau Sumbangan Suherman (2009:79–80) membagi hadiah atau sumbangan menjadi 3 sebagai berikut: a) Hadiah yang diberikan secara cuma–cuma b) Hadiah yang diberikan apabila ada surat permintaan c) Hadiah dari murid yang sudah menyelesaikan sekolahnya 4) Fotokopi Sistem fotokopi ini timbul semenjak adanya mesin fotokopi yang digunakan oleh masyarakat luas. Penambahan koleksi ini dilakukan apabila membutuhkan publikasi yang sudah tidak tersedia lagi pada penerbit atau habis dari persediaan dan tidak dicetak kembali 5) Kliping Pembuatan kliping dapat menambah referensi bahan pustaka. Kliping dapat dijadikan sebagai sebuah “referensi alternatif”, artinya dapat memenuhi kekurangan koleksi buku–buku perpustakaan. Menurut Ibrahim Bafadal (2005:44) bahwa “Ada tiga hal yang harus diketahui untuk membuat kliping yang baik. Hal itu harus dijelaskan kepada murid–murid sebelum membuat kliping. Tiga hal tersebut adalah bahan atau materi yang dapat dijadikan kliping, alat–alat yang perlu dipersiapkan untuk membuat kliping, dan cara membuat kliping” 6) Publikasi Pembuatan literatur sekunder perlu dilakukan oleh petugas perpustakaan dalam rangka pengadaan bahan pustaka. Literatur sekunder adalah dokumen yang berisi informasi mengenai literatur primer. Umumnya literatur sekunder merupakan karya referensi yang berisi informasi atau bibliografi mengenai literatur primer. Jenis literatur sekunder dapat berupa bibliografi, majalah indeks, dan abstrak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Diantara beberapa alternatif cara pengadaan bahan pustaka terutama buku-buku perpustakaan di atas, tidak dapat dikatakan bahwa ada satu cara yang paling efektif dan efisien, tetapi pemilihan suatu alternatif pengadaan barang diantara beberapa alternatif tersebut sangat tergantung dari sifat kepentingan dan kebutuhan masing–masing. Berdasakan uraian diatas maka indikator persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka adalah sebagai berikut: 1.
Pemilihan koleksi bahan pustaka
2.
Cara pengadaannya, yang terdiri dari: a) Pembelian b) Tukar menukar c) Hadiah atau sumbangan d) Fotokopi e) Kliping f) Publikasi
3. Tinjauan Tentang Pemeliharaan Bahan Pustaka a. Pengertian Pemeliharaan Bahan Pustaka Pemeliharaan bahan pustaka dapat dikatakan lebih sulit apabila dibandingkan dengan pengadaannya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bahan pustaka yang tidak terawat, kotor, asal penempatannya, dan penampilan atau kondisi bahan–bahan pustaka yang tidak sesuai dengan umurnya. Dalam rangka pengembangan perpustakaan perguruan tinggi perlu adanya peningkatan bahan pustaka baik ditinjau dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Satu hal yang terlupakan dari para pengelola perpustakaan perguruan tinggi adalah dalam rangka meningkatkan jumlah bahan pustaka mereka hanya berusaha mendapatkan tambahan tetapi justru bahan–bahan pustaka yang telah tersedia tidak dipelihara sehingga bahan pustaka tersebut menjadi cepat rusak dan akhirnya tidak berguna lagi. Oleh karena itu. pemeliharaan bahan-bahan pustaka perpustakaan perguruan tinggi merupakan commit to user kegiatan yang sangat penting.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Menurut H.Subagya (1999:87) “Pemeliharaan adalah suatu usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi tekhnis dan daya guna suatu alat produksi atau fasilitas kerja dengan jalan merawat, memperbaiki, merehabilitasi, dan menyempurnakan”. Sedangkan menurut Ign. Wagimin (2009:87) “Pemeliharaan adalah kegiatan terus–menerus untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik atau siap untuk dipakai”. Berdasarkan kedua pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk mempertahankan suatu barang baik kondisi teknis maupun daya gunanya dengan cara merawat, memperbaiki, merehabilitasi agar barang tersebut selalu terjaga dari kerusakan dan selalu siap dipakai apabila sewaktu-waktu diperlukan. Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar (2005:119) bahwa “Pemeliharaan bahan pustaka adalah tindakan atau kegiatan mencegah, melindungi dan memperbaiki, baik perlindungan dari kerusakan dari sebabsebab alamiah maupun kerusakan akibat tangan-tangan usil manusia”. “Pemeliharaan bahan pustaka merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau
lebih banyak pembaca
perpustakaan”.(http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/03/23/pemeliharaanbahan-pustaka-di-perpustakaan/). Bahan pustaka adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana bahan pustaka harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secara fisik saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan koleksi bahan pustaka adalah suatu kegiatan mencegah atau memperbaiki kerusakan pada bahan pustaka sehingga akan tercipta koleksi yang awet dan bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama oleh para pemakai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
b. Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka Bahan–bahan
pustaka
perlu
dijaga
keawetannya.
Penjagaan
dimaksudkan agar nilai informasinnya tetap lestari dan dapat dimanfaatkan oleh siapa pun yang membutuhkan. Apabila rusak, akan susah untuk memperbaikinya dan tentunya akan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka. Adapun faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka, antara lain: 1) Gangguan Fisik Banyak hal yang menyebabkan buku menjadi kotor baik karena kecerobohan petugas perpustakaan, peminjam atau karena gangguan fisik gedung, misalnya kotor dan ventilasi kurang teratur. Adapun yang termasuk gangguan fisik ini antara lain: a) Coretan pensil b) Coretan tinta atau stabilo c) Tanah atau kapur d) Kerusakan halaman e) Bencana dan musibah 2) Gangguan Biologis Indonesia sebagai daerah tropis, faktor biologi ikut mendorong kerusakan bahan pustaka terutama buku–buku. Faktor biologi ini antara lain a) Jamur Mula–mula jamur berwarna putih, kemudian dapat berubah menjadi kehijau–hijauan dan kebiru–biruan. Ada juga jamur yang berwarna cokelat, hitam, merah, dan kekuning–kuningan. Jamur dapat merusak kertas dan kulit buku. Jamur dapat tumbuh cepat apabila ada kelembapan diatas 60% dan maksimum 90% serta lembap suhu antara 80 sampai dengan 100 derajat F. b) Serangga Ratusan jenis serangga hidup dengan sumber makanannya yang berasal dari buku. Artinya, bahan pustaka menjadi rusak. Serangga dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu penghuni tetap dan penghuni musiman. Kelompok pertama yaitu serangga yang makanan utamanya adalah kertas dan zat–zat yang ada pada kertas (sellulosa, perekat, glue) sedangkan kelompok kedua adalah serangga yang makanan utamanya adalah kayu namun mampu merusak kertas. Serangga tersebut antara lain rayap/anai–anai, kecoa, gegat, kutu buku, ulat buku, dan tikus. c) Rayap Merupakan perusak yang paling berbahaya karena dapat menghabiskan buku dalam waktu yang singkat. Ada dua jenis rayap yakni rayap commit kering yang hidup dalam kayu dan rayap basah to user yang hidup dalam tanah tanah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
d) Kecoa Kecoa berwarna cokelat kehitaman, muncul dan mencari makanan pada malam hari. Makanannya adalah kanji dan perekat–perekat sampul buku yang dimakannya hingga habis serta kain–kain pada punggung buku. e) Silverfish (Lepisma Saccharina) Silverfish merupakan salah satu jenis serangga yang berbadan ramping dan tidak bersayap. Serangga ini lebih aktif pada malam hari. Makanannya adalah lem perekat yang terdapat pada sampul buku sehingga merusakkan jilid dan sampul buku. f) Kutu Buku Binatang ini sangat kecil berwarna abu–abu atau putih badannya lunak dan kepalanya relatif besar serta giginya sangat kuat. Makanannya adalah perekat, glue, dan kertas–kertas yang telah ditumbuhi jamur g) Ulat buku Binatang ini meletakan telurnya diatas permukaan kertas atau disela- sela kertas. Dari telur ini keluar larva yang sangat berbahaya bagi buku. Buku yang dihuni ulat buku menjadi berlubang–lubang karena larvanya memakan kertas ketika mencari jalan keluar h) Tikus Tikus juga merupakan binatang perusak buku yang sulit diberantas. Binatang ini biasanya memakan buku–buku yang disimpan dalam kardus dan kadang–kadang kertas disobek–sobeknya untuk dijadikan sarang. (Suherman, 2009:123–129) Pendapat senada lainnya diutarakan oleh Lasa Hs (2007:157–161) bahwa faktor penyebab kerusakan bahan pustaka dibedakan menjadi 3, antara lain: 1) Faktor Biologi Indonesia sebagai daerah tropis, faktor biologi ikut mendorong kerusakan bahan pustaka. Faktor bilogi ini antara lain serangga, lumut, maupun jamur. 2) Faktor Fisika Kerusakan bahan pustaka terutama buku– buku disebabkan pula oleh faktor fisika. Faktor fisika ini antara lain: a) Cahaya Cahaya dapat mengurangi kekuatan bahan pustaka bahkan memudarkannya. Sebab, bahan pustaka merupakan salah satu benda yang menyerap cahaya. Kerusakan bahan pustaka juga diakibatkan adanya penyerapan energi radiasi. Energi radiasi adalah bentuk dari commit gerak gelombang to user yang mengenai objek
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
b) Panas dan uap air Bahan pustaka khususnya yang terbuat dari kertas akan cepat rusak karena adanya energi panas dalam ruang penyimpanan. Derajat panas yang tinggi akan menyebabkan kertas menjadi kering, getas dan rapuh. Sementara itu, uap panas dapat menyebabkan kertas hingga menimbulkan jamur dan serangga. 3) Faktor Kimiawi Kekuatan kertas dan tinta secara perlahan–lahan akan menurun karena adanya gas asam, debu dan asap yang terkandung di udara. Faktor kimiawi yang dimaksud antara lain: a) Pencemaran Pencemaran pada umumnya dikibatkan oleh proses pembakaran yang menimbulkan asap. Sisa–sisa pembakaran akan menjadi debu yang mengandung karbon. Karbon ini akan menyebabkan pelapukan pada buku b) Debu Debu dapat mengaburkan tulisan dan merusak kertas sehingga bahan pustaka yang terdiri dari kertas dan rak–rak sebaiknya dijauhkan dari debu c) Tinta Penggunaan tinta berkualitas rengah akan merugikan terutama apabila kena air atau kelembapan udara d) Asam Kerusakan kertas buku dapat disebabkan karena kualitas kertas. Kertas yang baik adalah yang tidak mengandung asam, yitu kertas yang tidak memiliki pH diatas 7.0. Adapun alat–alat pengukur pH ini adalah pH meter, kertas lakmus, pH stick, dan pen archivist. Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal (2005 : 121) “Ada dua faktor yang membuat buku–buku menjadi rusak. Pertama adalah faktor manusia. Kedua adalah faktor alamiah”. Agar lebih jelasnya akan penulis uraikan sebagai berikut: 1) Faktor manusia Para pengunjung perpustakaan terkadang sering melalaikan arti pentingnya buku–buku dan secara tidak sadar seringkali mereka merusak buku–buku bacaan tersebut. Misalnya mencoret–coret halaman buku bahkan merobeknya. Tidak jarang pula ditemui mereka yang sedang membaca buku sambil makan makanan kecil sehingga kemungkinan sisa– commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
sisanya terjatuh kebuku yang sedang dibaca. Hal ini tentu saja membuat buku menjadi kotor 2) Faktor alamiah Faktor alamiah ini disebabkan baik oleh kondisi lingkungan, faktor biologi maupun faktor fisika, misalnya kelembapan udara, air, api, jamur, debu, sinar matahari dan serangga. Kelempaban udara dapat menimbulkan jamur yang dapat merusak buku–buku bacaan. Biasanya kelembapan ini terjadi diruang–ruang yang gelap dan ventilasi yang kurang. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor–faktor penyebab kerusakan bahan–bahan pustaka meliputi faktor manusia, faktor biologi, faktor fisika dan faktor kimiawi. c. Cara – cara Pemeliharaan Bahan Pustaka Menyadari akan masalah yang ada, maka pemeliharaan bahan pustaka ini sangat penting untuk kelestartaian suatu informasi yang terkandung dalam suatau bahan koleksi. Menurut Lasa HS (2007:163-165) bahwa “Adapun pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan cara reproduksi, penjilidan, laminasi/penyampulan, penyiangan dan fumigasi”. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Reproduksi Koleksi langka, penting, bernilai historis atau mudah rusak perlu direproduksi. Reproduksi ini dapat dilakukan dengan cara fotokopi, pembuatan bentuk mikro, dan pembuatan duplikasinya. 2) Penjilidan Bahan-bahan yang perlu dijilid antara lain: lantaran sampulnya mudah rusak, sampulnya terlalu tipis, terlepas jilidannya, atau majalah lepas 3) Laminasi/penyampulan Laminasi/penyampulan ini dengan cara memberikan pelindung plastik atau bahan lain agar bahan pustaka itu tidak mudah sobek atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
hancur. Di samping itu, dengan penyampulan buku, maka buku tampak rapi. 4) Penyiangan Penyiangan adalah proses pengeluaran buku dari jajaran koleksi suatu perpustakaan. Pengeluaran ini didasarkan pada pertimbangan bahwa, koleksi itu tidak diminati lagi, sudah ada edisi baru, atau bertentangan dengan kebijakan pemerintaah dan etika masyarakat. 5) Fumigasi Fumigasi atau pengasapan bertujuan untuk membunuh jamur maupun serangga yang tumbuh pada bahan kertas. Fumigasi dapat dilaksanakan dalam kotak, lemari fimigasi, ruang fumigasi, ruang penyimpanan arsip, ruang perpustakan, maupun ruang deposit. Bahan fumigasi disebut fumigant. Bahan-bahan fumigasi dapat berbentuk: a) Padat Bahan padat ini terdiri dari thymol cristal dan phospine. (1) Thymol cristal Bahan ini dapat mematikan jamur yang tumbuh pada permukaan kertas atau kulit sampul buku. (2) Phospine Bahan ini dapat berbentuk: tablet dan batangan. Bahan ini mengandung magnesium phosphine yang dapat bereaksi dengan uap air yang terdapat dalam udara berbentuk gas phosphine yang beracun. b) Cair Bahan cair ini antara lain formaldehide dan carbon tetrachloride. (1) Fomaldehide Bahan cairan ini pada tekanan suhu kamar secara perlahan akan menguap menjadi gas. Bahan ini berguna untuk mematikan jamur. Fumigasi dengan bahan ini dilakukan dalam ruangan khusus fumigasi. Cara fumigasi ini ditaruh dengan bejana yang ceper agar penguapannya lebih cepat, kemudian dimasukkan ke dalam ruangan fumigasi. (2) Carbon tetrachloride dan carbon disulfide Penggunaan bahan-bahan Carbon tetrachloride dan carbon disulfide ini dapat dicampur dengan perbandingan 50%:50% atau dipisah sama sekali. Bahan ini juga berfungsi mematikan serangga dan cara penggunaannya seperti pada penggunaan formaldehide. c) Gas Bahan gas ini antara lain berupa methyl bromide. Bahan ini commit to user memiliki titik didih yang rendah. Oleh karena itu begitu di keluarkan dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
dalam tabung langsung menjadi gas. Gas ini lebih berat dari udara maka dalam proses fumigasi hendaknya dimasukkan dari atap ruangan. Bahan ini berfungsi sebagai pembasmi serangga dan dapat membunuh jamur aspergillus spp dan pacnicilium spp. Gas ini tidak mudah terbakar dan dapat mematikan api. Ibrahim Bafadal (2005:121) bahwa “…kegiatan pemeliharan bukubuku perpustakaan terdapat dua kegiatan, yaitu berusaha mencegah kemungkinan-kemungkinan
timbulnya
kerusakan
buku–buku
dan
membetulkan atau memperbaiki buku–buku perpustakaan yang telah rusak”. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Usaha pencegahan kerusakan bahan pustaka Usaha pencegahan pada dasarnya merupakan usaha yang sifatnya preventif, dimana sebelum bahan-bahan pustaka rusak dilakukan usaha pencegahannya. Tetapi walaupun telah diusahakan pencegahan tetap saja masih mengalami kerusakan, sehingga bahan-bahan pustaka yang rusak tersebut perlu diperbaiki dan dibetulkan. Untuk mencegah terjadinya kelembapan udara dalah memberikan penerangan yang cukup, semprotlah buku–buku dengan menggunakan Amoniak yang dicampur dengan Thynolhaeter. Air dapat menyebabkan timbulnya flek-flek warna pada buku, kertas buku menjadi berkerinyut, dan perekat buku menjadi cepat lepas. Oleh sebab itu, pada waktu mendirikan gedung perpustakaan harus mempertimbangkan kemungkinan–kemungkinan terjadinya banjir. Api sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kebakaran. Sebagai usaha pencegahan, perlu diusahakan alat pemadam kebakaran, setiap pengunjung dilarang merokok. Debu dapat juga merusak buku. Cara membersihkan debu tersebut dapat menggunakan “vacuum cleaner”, atau yang lebih sederhana adalah kain yang sedikit basah sehingga semua debu dapat diserap oleh kain yang sedikit basah tersebut. Serangga merupakan binatang yang dapat merusak buku–buku. Ada banyak serangga yang biasa merusak buku–buku, misalnya rayap, kecoa, lipas, cucunguk, dan ulat bulu. Untuk mencegah kerusakan buku yang disebabkan oleh serangga ini dapat dilakukan beberapa usaha. Misalnya member kamper di rak-rak buku, pada waktu menjilid bahan perekatnya hendaknya dicampuri amoniak, atau bisa juga dengan menggunakan ruang khusus, dimana buku–buku yang akan dibebaskan dari serangga dimasukan kedalamnya dan ditutup selama tujuh hari. Pada ruang tersebut diberi bahan kimia berupa Carbon user Tetra Clorid. (Ibrahimcommit Bafadal,to2005:122)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Pencegahan bahan–bahan pustaka dari kerusakan harus disesuaikan dengan faktor–faktor penyebab terjadinya kerusakan bahan pustaka tersebut. Hal ini dikarenakan masing–masing upaya pencegahan berbeda antara faktor penyebab yang satu dengan yang lainnya. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Daryono, usaha preventif yang dilakukan antara lain: a) Faktor biologi : (1) Tikus Diupayakan agar setiap pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman ke Ruang Baca . (2) Serangga (a) Diupayakan ruangan tetap selalu bersih (b) Susunan buku dalam rak-rak ditata secara rapi, sehingga ada sirkulasi udara udara (c) Rak harus dibuat dari bahan yang tidak disukai oleh serangga (kayu jati/logam) (d) Pada rak diberikan bahan yang berbau, dan tidak disukai oleh serangga, seperti kamper, naftalen, dll. (e) Penyuntikan dengan bahan anti serangga (DTT) (f) Fumigasi: mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka (3) Jamur (a) memeriksa buku secara berkala (b) membersihkan tempat penyimpanan (c) menurunkan suhu udara (d) susunan tidak terlalu rapat, supaya ada sirkulasi udara b) Faktor Fisika (alamiah) (1) Debu (a) dilakukan penyedotan debu (vacuum cleaner) (b) dipasang AC/filter penyaring udara (c) dipasang alat pembersih udara (air cleaner) (d) disediakan almari kaca (2) Suhu udara/kelembaban (a) mengatur suhu udara dalam ruangan menjadi 20–24 C (b) memasang alat dehumidifier (untuk ruangan) atau silicagel (untuk almari), untuk mengatur tingkat kelembapan. (3) Cahaya Matahari Koleksi dihindarkan dari sinar matahari langsung, dengan memasang filter flexy glass atau polyester film (4) Listrik/Lampu Koleksi harus dihindarkan dari sinar ultra violet yang berasal dari lampu neon dengan cara memberikan filter (UV fluorescent light) commit to user atau seng oksida dan titanium oksida.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
c) Faktor kimia (1) Dengan memilih bahan pustaka yang baik dengan teliti, perlu dilihat jenis kertas dan tulisan. (2) Menetralkan asam yang terkandung dalam kertas dengan deasidifikasi atau memberi bahan penahan (buffer) d) Faktor lain-lain (1) Manusia (a) menumbuhkan kesadaran terhadap pemakai tentang pentingnya peduli terhadap keutuhan bahan pustaka (b) memberikan sanksi kepada perusak bahan pustaka (c) memasang rambu-rambu. (2) Bencana alam (a) menghindarkan dari bahaya api, banjir, dan listrik (b) dilarang merokok di dalam ruangan (c) memeriksa kabel listrik secara berkala (d) memasang alarm (smoke detector) (e) menempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar ditempat tersendiri (f) mengontrol air setiap ada turun hujan. (http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/03/23/pemeliharaanbahan-pustaka-di-perpustakaan/) Tindakan preventif ini dimaksudakan untuk mencegah sebelum bahan atau koleksi perpustakaan termasuk segala fasilitas, perabotan dan perlengkapannya mengalami kerusakan. Caranya antara lain sebagai berikut: a) Membersihkan secara rutin seluruh perabotan dan perlengkapan perpustakaan, termasuk keadaan ruangan b) Membungkus dan memberi sampul setiap buku c) Mengatur ventilasi udara supaya tetap dalam kondisi normal, tidak terlalu dingin dan panas d) Membersihkan koleksi buku dan lainnya dengan menggunakan kebut pembersih atau lap e) Memberi peringatan kepada para pengguna agar secara bersama – sama turut menjaga kebersihan f) Menjaga kerapihan letak buku-buku atau koleksi perpustaaan lainnya. (Pawit M Yusuf dan Yaya Suhendar, 2005:7-8) 2) Usaha memperbaiki kerusakan bahan pustaka Usaha–usaha perbaikan buku–buku bermacam–macam, tergantung pada jenis kerusakannya, antara lain: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
a) b) c) d) e)
Memperbaiki buku–buku yang sedikit sobek. Memperbaiki buku–buku yang sebagian halamannya lepas. Memperbaiki buku–buku yang punggungnya rusak. Memperbaiki buku–buku yang “paperback”nya rusak. Menjilid buku–buku yang jilidnya lepas. (Ibrahim Bafadal, 2005 :123). Dalam memperbaiki buku–buku yang rusak diperlukan bahan–
bahan dan alat-alat. Bahan–bahan yang perlu dipersiapkan sebelumnya antara lain berupa kertas HVS, kertas gesing, kertas marmer, karton tebal, line dan benang. Sedangkan alat–alat yang perlu dipersiapkan antara lain pisau, silet, palu, paku, jarum, kuas, penggaris, alat mengepres buku dan steples. Petugas yang ditunjuk untuk memperbaiki buku–buku yang rusak ini harus memiliki pengetahuan memperbaiki buku. Yang lebih penting lagi adalah petugas tersebut harus terampil dan kreatif. Dengan demikian buku yang rusak itu dapat diperbaiki sedemikian rupa sehingga menjadi buku yang baik kembali. Pendapat lainnya diungkapkan oleh Daryono bahwa ada beberapa cara memperbaiki bahan–bahan pustaka, antara lain: a) Laminasi dan Enkapsulasi Untuk memperpanjang umur bahan pustaka perlu diadakan pelapisan atau laminasi, terutama bahan pustaka yang lapuk atau robek sehingga menjadi tampak kuat atau utuh kembali. Ada 2 cara laminasi yaitu laminasi dengan mesin dan dengan cara manual. Cara lain selain laminasi adalah enkapsulasi. Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh karena umur. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah kertas harus bersih, kering dan bebas asam. b) Penjilidan Struktur buku terdiri atas: segi, foredge, kertas hujungan, badan buku, papan jilidan, ikatan timbul, groove, tulang pita kapital dan sebagainya. Agar struktur buku itu tidak lepas satu sama lainnya, maka perlu dilakukan penjilidan.Untuk buku-buku yang telah mengalami kerusakan, perlu segera dilakukan pemjilidan ulang, agar nilai informasi yang ada didalamnya tidak hilang, sehingga buku yang telah diperbaiki dengan pemjilidan ulang tersebut dapat dimanfaatkan kembali oleh pengguna perpustakaan. Ada lima macam jenis jilidan yang dapat dipilih: (1) jilid kaye, (2) signature binding, (3) jilid lem commit to user punggung, (4) jilid spiral, (5) jilid lakban.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
(http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/03/23/pemeliharaan-bahanpustaka-di-perpustakaan/) Di perpustakaan, tindakan kuratif mempunyai arti perbaikan atau pengobatan akan sesuatu yang sudah terlanjur rusak. Tindakan perbaikan ini bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: a) Melaksanakan penjilidan terhadap buku-buku yang rusak. b) Melaksanakan penyemprotan dengan menggunakan obat-obat anti serangga. c) Mengganti buku-buku yang sudah rusak sekali (reproduksi). d) Meminta ganti rugi kepada pengguna perpustakaan yang dengan sengaja telah merusak atau menghilangkan koleksi milik perpustakaan. (Pawit M Yusuf dan Yaya Suhendar, 2005:8-9) Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa cara– cara pemeliharaan bahan pustaka agar terhindar dari kerusakan terbagi menjadi dua yakni usaha pencegahan dari kerusakan (preventif) dan usaha memperbaiki bahan pustaka yang telah mengalami kerusakan (kuratif) Berdasarkan uraian diatas maka indikator pemeliharaan koleksi bahan pustaka adalah sebagai berikut: 1. Tindakan preventif a) Membersihkan secara rutin seluruh perabotan dan perlengkapan perpustakaan, termasuk keadaan ruangan b) Mengatur ventilasi udara supaya tetap dalam kondisi normal, tidak terlalu dingin dan panas c) Membersihkan koleksi buku dan lainnya dengan menggunakan kebut pembersih atau lap d) Memberi peringatan kepada para pengguna agar secara bersama-sama turut menjaga kebersihan e) Menjaga kerapihan letak buku-buku atau koleksi perpustaaan lainnya 2. Tindakan kuratif a) Melaksanakan penjilidan terhadap buku-buku yang rusak b) Melaksanakan penyemprotan dengan menggunakan obat-obat anti serangga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
c) Mengganti buku-buku yang sudah rusak sekali (reproduksi) d) Meminta ganti rugi kepada pengguna perpustakaan yang dengan sengaja telah merusak atau menghilangkan koleksi milik perpustakaan
3. Tinjauan Tentang Minat Baca Mahasiswa a. Pengertian Minat Baca Mahasiswa Minat yang terdapat pada setiap individu berbeda-beda. Minat pada diri seseorang memberikan gambaran dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan. W.S Winkel (2004:188) “Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu. Dan merasa senang mempelajari studi itu”. Menurut Hilgard dalam Slameto (2003:57) memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut “ is persisting fendency to pay attention to an enjoy some activity or content “ bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Sedangkan Muhibbin Syah (2003:136) menyatakan “Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Pendapat lain diungkapkan Slameto (2003:180) “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat. Menurut Ibrahim Bafadal (2005:191) mengatakan bahwa “Minat itu bisa dikelompokan sebagai sifat atau sikap (trait or attitude) yang memiliki kecenderungan–kecenderungan atau tendensi tertentu”. Sedangkan menurut Sutarno NS (2006:27) bahwa “Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tingi, gairah atau keinginan seseorang terhadap sesuatu” Minat dapat timbul karena adanya kebiasaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Bernard yang dikutip oleh Sardiman AM (2001:74) mengungkapkan commit to user melainkan timbul akibat dari “Minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja”. Minat seseorang dapat menentukan kegiatan apa yang akan dipilih. Jadi minat antara yang satu dengan yang lain menunjukkan perbedaan. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Apayang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada suatu obyek (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan obyek tersebut. (Sardiman AM, 2001:74) Pendapat tersebut dikuatkan oleh pendapat Marksheffel yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal (2005:192) memberikan pendapatnya mengenai minat sebagai berikut: 1. Minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk dan diusahakan, dipelajari dan dikembangkan. 2. Minat itu bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk bertindak. 3. Secara sempit, minat itu diasosiasikan dengan keadaan sosial seseorang dan emosi seseorang. 4. Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada kelakuan atau tabiat manusia. Minat juga dapat muncul karena adanya rasa keingintahuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Weber yang dikutip oleh Muhibbin Syah (2003:136) “Minat bergantung pada banyak faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan”. Berdasarkan berbagai definisi tentang minat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian minat mengandung unsur: 1. Adanya kecenderungan tertarik atau senang terhadap sesuatu. 2. Minat dapat dibentuk, dipelajari dan dikembangkan, sehingga minat bukan merupakan pembawaan. 3. Minat dapat timbul karena adanya kebiasaan. Secara ideal seorang anak harus mempunyai minat akan sesuatu agar ia dapat belajar dengan sungguh–sungguh. Besar kecilnya minat akan sangat berpengaruh pada
sikap
commit to user seseorang terhadap
aktivitas
yang
sedang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
dilakukannya. Begitu pula dalam hal membaca. Bagi sebagian orang, membaca dapat diartikan sebagai hobi yang merupakan bagian dari kesibukannya sehari–hari. Bagi para pelajar khususnya, minat membaca merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan bagi mereka sehingga diharapkan mampu memperlancar proses belajar. Dengan minat baca pada diri para pelajar kemungkinan akan dapat memotivasi mereka untuk dapat belajar mandiri sehingga mampu membantunya untuk meraih prestasi belajar dengan maksimal. Kegiatan membaca dapat memperkaya pengetahuan seseorang, secara sederhana pengertian membaca yang didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:83) “Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan)”. Menurut Ibrahim Bafadal (2005:192) bahwa “Membaca merupakan suatu proses menangkap atau memperoleh konsep–konsep
yang dimaksud oleh pengarangnya,
menginterpretasi,
mengevaluasi konsep–konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep–konsep itu.” Dengan demikian, dapat dikatakan kegiatan membaca tidak hanya mengoperasikan pelbagai ketrampilan untuk memahami kata–kata dan kalimat, tetapi juga kemampuan menginterpretasi dan mengevaluasi sehingga memperoleh pemahaman yang komprehensif. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh memberikan pengertian mengenai hakikat membaca sebagai berikut : Membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf–huruf denganjelas, menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbol– simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup memahami bacaan. (Mulyono Abdurrohman, 1999:200) Membaca merupakan kegiatan kompleks dan disengaja, dalam hal ini berupa proses berpikir yang didalamnya terdiri dari pelbagai aksi pikir yang bekerja secara terpadu mengarah kepada satu tujuan, yaitu memahami makna commit to user paparan tulisan secara keseluruhan. Dengan membaca seseorang akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
mendapatkan
pengertian–pengertian
baru,
menambah
pengetahuan,
mendapatkan ide–ide baru, memperluas pandangan sehingga nantinya mereka memiliki kecerdasan dan peradaban yang tinggi yang berguna bagi dirinya sendiri dan berguna bagi orang lain. Berdasarkan berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca mengandung unsur: 1. Merupakan aktifitas fisik dan mental dalam memahami bahasa tulis 2. Aktifitas fisik dalam membaca berhubungan dengan indera penglihatan 3. Aktifitas mental dalam membaca mencakup ingatan dan pemahaman
Mahasiswa yang gemar membaca dapat memperlancar kegiatan belajar dan mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, pengajar atau pendidik perlu membimbing peserta didiknya agar lebih gemar membaca. Menurut pendapat Sutarno N.S (2006:27) bahwa “minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu”. Kebiasaan membaca dapat membantu seseorang untuk memperoleh informasi yang berguna bagi kehidupan sehari–hari, untuk efektifitas bagi kelancaran dan peningkatan prestasi serta menjadi kemampuan dasar yang sangat penting artinya demi kemajuan masyarakat dan individu itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyatmi (2000:38) mengatakan bahwa “minat baca adalah suatu keadaan yang timbul akibat adanya keinginan yang kuat. Keinginan itu timbul karena adanya motif tertentu sehingga mempunyai dorongan yang besar untuk melakukan aktifitas membaca” Kegemaran membaca tidak akan tumbuh dengan sendirinya melainkan harus ditumbuhkan melalui proses belajar. Oleh karena itu, untuk mengembangkan minat baca, para pelajar dibimbing agar tidak merasakan belajar sebagai suatu kewajiban tetapi sebagai suatu kebutuhan. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat baca adalah suatu keadaan yang muncul akibat adanya keinginan yang besar untuk commit user mencapai suatu tujuan. Pada melakukan kegiatan membaca dan tountuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dasarnya minat baca antara individu satu dengan yang lainnya berbeda-beda tergantung dari besar kecilnya motif membaca yang mereka miliki. Berdasarkan berbagai definisi tentang minat dan membaca tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian minat membaca mengandung unsur: 1. Ketertarikan dan rasa senang pada aktifitas membaca 2. Adanya kepuasan tersendiri setelah melakukan aktifitas membaca 3. Timbulnya minat baca bisa terjadi karena adanya kebiasaan membaca 4. Adanya pemahaman terhadap suatu bacaan
Minat membaca terbagi menjadi dua, yaitu minat membaca spontan dan minat membaca terpola. Minat membaca spontan adalah kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan atau inisiatif spontan diri sendiri tanpa adanya dorongan atau perintah pihak luar. Sedangkan yang dimaksud dengan membaca terpola adalah kegiatan membaca yang terjadi karena faktor dari luar, seperti perintah dari guru atau dosen atau orang tua. Sedangkan mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) “Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun”. Selain itu, pendapat senada juga diutarakan oleh Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) bahwa “Mahasiswa adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual”. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Dari pendapat di atas bias dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual. Minat baca mahasiswa dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang timbul didalam diri mahasiswa akibat adanya keinginan yang kuat untuk melakukan aktifitas membaca. b. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Mahasiswa Tumbuhnya minat baca dalam diri seorang mahasiswa tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca itu sendiri. Menurut Sutarno NS (2006:27) bahwa “Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi membaca,…” Berdasarkan pendapat tersebut, agar lebih jelasnya akan penulis uraikan sebagai berikut: 1) Ketertarikan Seseorang yang mempunyai minat untuk membaca karena tertarik bahwa buku–buku bacaan tersebut dikemas dengan menarik, baik desain, gambar, bentuk dan ukurannya. Rasa tertarik ini muncul saat pertama kali orang melihat buku tersebut terutama penampilannya. Hal ini tentunya akan menimbulkan keinginan orang tersebut untuk mengetahui isi dari buku tersebut dengan cara membacanya. 2) Kegemaran Seseorang yang mempunyai minat untuk membaca karena kegemarannya. Kegemaran timbul karena ketertarikannya akan buku–buku bacaan. Oleh karena itu, ia mempunyai minat membaca karena pada dasarnya dalam dirinya sendiri sudah mempunyai kegemaran untuk membaca. 3) Hobi membaca Seseorang mempunyai minat untuk membaca karena hobi membaca. Biasanya, seseorang yang mempunyai hobi terhadap sesuatu commit to user maka ia akan sering melakukannya sehingga menjadi suatu kebiasaan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Hobi atau kebiasaan membaca timbul setelah kegemaran tersebut dipenuhi dengan ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang sesuai dengan selera.
Faktor–faktor tersebut dapat dapat terpelihara melalui sikap–sikap, bahwa dalam diri tertanam komitmen, yakni membaca
memperoleh
keuntungan ilmu pengetahuan, wawasan atau pengalaman dan kearifan. Ketika diamati dengan cermat ada beberapa faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat. Menurut Sutarno (2003:19) faktor–faktor yang mampu mendorong minat baca antara lain: 1) Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, informasi 2) Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersediannya bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam 3) Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adalah iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca 4) Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang aktual 5) Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani
c. Upaya Menumbuhkan Minat Baca Mahasiswa Minat baca bukanlah bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir tetapi merupakan hasil didikan yang dilakukan secara kontinyu. Begitu pun minat membaca yang dimiliki oleh seorang mahasiswa. Kegiatan membaca sangat erat hubungannya dengan perpustakaan. Salah satu tugas pustakawan dalam rangka memfungsikan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar adalah dengan menumbuhkan minat baca. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pustakawan untuk menumbuhkan minat membaca sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibrahim Bafadal (2005:203–205). Usaha–usaha tersebut antara lain: 1) Memperkenalkan buku–buku 2) Memperkenalkan riwayat hidup tokoh–tokoh 3) Memperkenalkan hasil–hasil kaya sastrawan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Sekali
lagi
perlu
ditekankan
bahwa
berhasil
atau
tidaknya
menumbuhkan minat baca, baik dengan cara memperkenlkan buku–buku, riwayat hidup tokoh–tokoh terkenal, maupun hasil–hasil terbaik para sastrawan tidak hanya bergantung pada materi tetapi cara penyampaiannya, bagaimana cara pustakawan berusaha memberikan pesan khusus pada murid– murid sehingga mereka tergugah dalam mendorong hatinya untuk membaca buku–buku. Sedangkan dikalangan masyarakat perguruan tinggi, rendahnya minat baca mahasiswa menjadi persoalan penting dalam dunia pendidikan. Pengaruh tradisi lisan yang masih sangat kuat membuat akses untuk memperoleh informasi menjadi terhambat. Padahal akses untuk memperoleh informasi sangat banyak. Hal ini tampaknya belum disadari oleh mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Menurut Supriyanto (2006:292–293) ada beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk membantu menumbuhkan dan membudayakan minat baca mahasiswa dikalangan perguruan tinggi, antara lain: 1) Memperbaiki silabus atau sistem belajar mengajar diperguruan tinggi 2) Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan perguruan tinggi 3) Mengadakan lomba penulisan karya ilmiah bagi para mahasiswa 4) Membentuk klub pecinta buku 5) Membuat program buku murah 6) Melaksanakan budaya baca di kampus–kampus perguruan tinggi 7) Menghidupkan pers kampus Cara lain untuk memperkenalkan buku perpustakaan juga bisa dilakukan melalui pameran buku. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim Bafadal (2005:205) bahwa “Usaha lain sebagai pendekatan buku–buku perpustakaan sekolah adalah menyelenggarakan “display” dan pameran buku.” Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Display Display berarti mengatur buku–buku secara khusus yang lebih commit to user menyolok dan menarik. Biasanya yang di “display” adalah buku–buku
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
baru, dengan tujuan selain memperkenalkan buku–buku baru juga sebagai usaha memberikan stimulus tertentu. Oleh sebab itu, agar kegiatan “display” ini benar–benar dapat merangsang pengunjung perpustakaan maka buku–buku yang di “display” harus diatur sedemikian rupa dengan kombinasi warna, tipuan sinar, artistik susunan, sehingga koleksi yang biasa menjadi koleksi yang menarik 2) Pameran buku Menurut Ibrahim Bafadal (2005:205–206) bahwa “pameran buku adalah kegiatan memfisualisasikan buku–buku agar diketahui oleh murid.” Pada dasarnya pameran buku ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan perpustakaan kepada masyarakat. Apabila pameran buku ini dijadikan sebagai pendekatan untuk memperkenalkan buku–buku, maka yang perlu diperhatikan adalah tempat dan waktu. Tempat yang dipilih untuk kegiatan pameran harus tempat yang cukup luas, strategis, ramai, dan aman. Sedangkan waktunya harus dapat disesuaikan dengan para pengunjung. Berdasarkan uraian diatas maka indikator minat baca adalah sebagai berikut: 1) Faktor intern Faktor intern minat baca antara lain adalah rasa ingin tahu yang tinggi tentang sesuatu, kebiasaan membaca yang telah dimiliki, pemahaman yang kurang dan rasa puas setelah membaca 2) Faktor ekstern Faktor ekstern merupakan hasil dari pengaruh luar atau suasana yang merangsang mahasiswa untuk membaca. Suasana tersebut dapat diciptakan oleh pustakawan. Usaha tersebut antara lain keadaan lingkungan fisik yang memadai, yakni tersedia dan terawatnya koleksi yang dibutuhkan mahasiswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
B. Hasil Penelitian yang Relevan Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Indayati
(Jurnal
Sosial:2008),
dengan
judul
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Minat Baca Mahasiswa di Perpustakaan Universitas Merdeka Madiun. Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut: a. terdapat pengaruh kelengkapan buku terhadap minat baca mahasiswa di perpustakaan Universitas Merdeka Madiun b. terdapat pengaruh kenyamanan ruang baca terhadap minat baca mahasiswa di perpustakaan Universitas Merdeka Madiun c. terdapat pengaruh pelayanan peminjaman terhadap minat baca mahasiswa di perpustakaan Universitas Merdeka Madiun d. terdapat pengaruh secara simultan antara variabel kelengkapan buku, kenyamanan ruang baca, dan pelayanan peminjaman terhadap minat baca mahasiswa di perpustakaan Universitas Merdeka Madiun e. variabel pelayanan peminjaman berpengaruh dominan terhadap minat baca mahasiswa dengan koefisien korelasi 0,830 (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/920887100.pdf)
2. Tjetjep S. Surialaga, Achmad Djunaedi, Bambang S. Sankarto, dan Endang Pernama (Jurnal Perpustakaan Pertanian:2002) dengan judul Pelestarian Koleksi Perpustakaan. Hasil penelitiannya adalah kegiatan pelestarian selama dua tahun terakhir ini meliputi pembersihan koleksi, peningkatan penggunaan AC diruangan koleksi (stack), pemberian kapur barus dan silicia gels pada rak-rak buku, fumigasi dan reparasi. Penjilidan majalah baru dilakukan apabila nomor-nomor dari judul majalah tersebut telah lengkap, sedangkan reparasi dilakukan untuk buku yang rusak akibat sering digunakan. Pelestarian dengan cara alih bentuk dapat dilakukan dari bentuk tercetak kedalam bentuk rol (film) atau kedalam bentuk kecil (fis). Selama dua tahun terakhir telah berhasil diproses 424 mikrofis. Untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
pelestarian dengan alih bentuk kedalam CD-ROM sudah dihasilkan lima buah CD-ROM yang memuat 521 dokumen. (http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/pp142052.pdf)
3. Anton Subarno (Skripsi:1999) dengan judul Pengaruh Tata Ruang dan Pelayanan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Siswa SMK Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 1998/1999. Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut: a. Ada pengaruh yang signifikan tata ruang perpustakaan terhadap minat baca (ry1>rtab atau 0,552>0,361 pada taraf signifikansi 5%) b. Ada pengaruh yang signifikan pelayanan perpustakaan terhadap minat baca (ry2>rtab atau 0,640>0,361 pada taraf signifikansi 5%) c. Ada pengaruh yang signifikan tata ruang dan pelayanan perpustakaan terhadap minat baca (FO>Ft atau 20,71>3,35 pada taraf signifikansi 5%)
C. Kerangka Berfikir Berdasarkan kajian teori diatas maka dapat disusun kerangka berfikir tentang pengaruh persepsi pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa. Persepsi bisa diartikan sebagai anggapan atau penilaian sedangkan pengadaan koleksi bahan pustaka merupakan kegiatan layanan teknis perpustakaan dalam rangka melengkapi atau memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan yang meliputi kegiatan pemilihan koleksi bahan pustaka dan tekhnik atau cara pengadaannya. Cara pengadaan koleksi bahan pustaka terdiri atas pembelian, tukar-menukar, hadiah atau sumbangan, fotokopi, kliping dan publikasi. Pengadaan koleksi buku yang dilakukan oleh pustakawan dapat memberikan pengaruh terhadap minat baca mahasiswa. Jika mahasiswa mengetahui ada bahan–pustaka yang menarik, memadai, bervariasi, mudah ditemukan dan sesuai dengan keinginanya maka akan timbul minat mahasiswa commit to user untuk membaca bahan–bahan pustaka tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Selain pengadaan koleksi bahan pustaka, faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa adalah pemeliharaan koleksi bahan pustaka. Pemeliharaan adalah suatu usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi tekhnis dan daya guna suatu alat produksi atau fasilitas kerja dengan jalan merawat, memperbaiki, merehabilitasi, dan menyempurnakan. Pemeliharaan koleksi bahan pustaka yang dilakukan oleh pustakawan meliputi tindakan preventif atau pencegahan koleksi bahan pustaka dari kerusakan dan tindakan kuratif atau perbaikan bahan pustaka dari kerusakan. Logikanya dengan melihat kondisi bahan–bahan pustaka yang terawat, bersih, rapi, dan tidak lusuh maka akan menarik perhatian mahasiswa untuk melihat dan membaca isi buku tersebut. Jadi jelas bahwa pemeliharaan bahan pustaka turut mempengaruhi minat mahasiswa untuk lebih gemar membaca. Minat baca mahasiswa dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya karena pengadaan koleksi bahan pustaka. Adanya usaha pengadaan bahan–bahan pustaka harus diimbangi dengan pemeliharaan yang senantiasa dilakukan sehingga bahan pustaka yang ada terhindar dari kerusakan. Apabila tidak, maka usaha pengadaan bahan–bahan pustaka akan menjadi sia–sia karena walaupun tersedia banyak bahan pustaka tetapi tidak dipelihara dengan baik akan menyebabkan buku–buku tersebut menjadi cepat rusak, lusuh, robek, dan berkutu sehingga ada lembaran–lembaran buku yang hilang. Hal ini tentu saja akan mengurangi kualitas bahan–bahan pustaka tersebut. Kondisi yang demikian akan menyebabkan mahasiswa enggan untuk melihat dan memperhatikan bahan–bahan pustaka sehingga mereka pun tidak mempunyai minat untuk membacanya. Oleh karena itu, adanya bahan pustaka disertai dengan terpeliharanya bahan–bahan pustaka tersebut secara bersama–sama akan mempengaruhi minat mahasiswa untuk membaca. Timbulnya minat baca ditandai dengan adanya ketertarikan atau rasa senang pada aktifitas membaca, adanya kepuasan tersendiri setelah melakukan aktifitas membaca, adanya kebiasaan membaca, dan pemahaman terhadap suatu bacaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Secara grafis, maka pengaruh pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa dapat digambarkan sebagai berikut: PersepsiPengadaan Koleksi Bahan Pustaka
Minat Baca Mahasiswa
Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka Gambar 1 : Bagan Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis dari penelitian ini dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses menghubung–hubungkan sejumlah bukti empiris. Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang signifikan persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010 2. Ada pengaruh yang signifikan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010 3. Ada pengaruh yang signifikan pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Secara grafis, maka hipotesis penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Persepsi Pengadaan
(1)
Koleksi Bahan Pustaka
(3)
Minat Baca Mahasiswa
Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka
(2)
Gambar 2 : Bagan Kerangka Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penentuan tempat atau lokasi penelitian berkaitan erat dengan adanya data atau informasi yang bisa diperoleh sesuai dengan permasalahan yang diketengahkan dalam penelitian. Didalam penelitian ini peneliti memilih lokasi di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan alasan sebagai berikut: a) Di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, tersedia data dan informasi yang dibutuhkan. b) Lokasi UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang mudah dijangkau sehingga dapat memberikan kemudahan bagi peneliti untuk datang dengan frekuensi yang besar sehingga mampu mendapatkan data yang lebih lengkap dan lebih aktual. c) Di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta belum pernah diadakan penelitian dengan permasalahan yang sama d) UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian
2. Waktu Penelitian Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama 5 (lima) bulan terhitung sejak disetujuinya proposal penelitian pada bulan November tahun 2010. Tahap persiapan selanjutnya, yakni perijinan dan penyusunan instrumen akan dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2010 dan bulan Januari tahun 2011. Tahap pelaksanaan penelitian yang terdiri atas pengumpulan data dan analisis data akan dilaksanakan pada bulan Februari dan bulan Maret tahun 2011. Sedangkan tahap akhir yang terdiri dari penulisan laporan dan ujian akan dilaksanakan pada bulan April 2011. commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Menurut Singarimbun dalam Iskandar (2008:68) ”Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit–unit analisis yang memilki ciri–ciri yang akan di duga”. Sedangkan menurut Nurul Zuriah (2005) ”Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”. Menurut Sugiyono (2008:80) ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian ditarik
kesimpulannya”. Menurut J. Suprianto (2003:203)”Populasi adalah seluruh elemen yang akan diteliti”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2002:108) menyatakan bahwa ”Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UNS anggota aktif UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berjumlah 20.860 mahasiswa.
2. Sampel Menurut Iskandar (2008:69) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati”. Menurut J. Suprianto (2003:204) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan kedua pernyataan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang akan diamati. Mengingat populasi yang ada dalam jumlah besar, sedangkan waktu, biaya dan tenaga yang tersedia terbatas yang tidak memungkinkan untuk mengadakan penelitian ini maka hanya akan diambil sebagian saja dari populasi. Dalam penelitian yang baik, sampel yang diambil haruslah representatif, artinya sampel benar–benar mencerminkan populasinya. Sedangkan menurut Guilford dalam buku J. Supranto (2001:239) “…..semakin besar sampel (makin besar nilai commit to user hasil yang akurat”. n = banyaknya elemen sampel) akan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penentuan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
Keterangan: n : Ukuran sampel N : Ukuran Populasi e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi, dalam penelitian ini nilai e sebesar 0,1 (Husein Umar, 2008:23).
(dibulatkan) Jadi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang mahasiswa anggota aktif UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dapat memperhatikancommit sifat–sifat dan penyebaran populasi. Iskandar to user (2008:69) menyatakan bahwa “Teknik sampling merupakan penelitian yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang disebut sampel”. Menurut Sutrisno Hadi (2000:27) tekhnik pengambilan sampel ada beberapa cara yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Random Sampling (undian, ordinal, menggunakan table bilangan random) Stratified Sampling Area Probability Sampling Proportional Sampling (dikombinasikan dengan stratified atau area) Proporsive Sampling Quota Sampling Cluster Sampling Double Sampling Accidental Sampling Adapun tekhnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah: a. Quota Sampling Menurut Suharsimi Arikunto (2002:119) ”Quota sampling adalah tekhnik pengumpulan sampel yang dalam pengumpulan datanya, peneliti menghubungi
subjek
yang
memenuhi
prasyarat
ciri–populasi,tanpa
menghiraukan dari mana asal subyek tersebut (asal masih dalam populasi)”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:85) ”Quota sampling adalah tekhnik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri–ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan” b. Accidental Sampling (sampel kebetulan) Menurut Sugiyono (2008:85) “Accidental sampling adalah tekhnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data” Dari pengertian tersebut maka mahasiswa anggota aktif UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang menjadi sampel adalah mahasiswa yang bertemu dengan peneliti pada waktu penelitian dilaksanakan sampai jumlah (kuota) terpenuhi di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret commit to user Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
C.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data ada beberapa cara yang dapat digunakan, tetapi tidak semua cara dapat diterapkan dalam setiap jenis penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode angket atau kuesioner, dan metode dokumentasi. Untuk lebih jelasnya dapat penulis uraikan tentang angket atau kuesioner, dan dokumentasi.
1. Metode Angket atau Kuesioner a. Pengertian Angket Suharsimi Arikunto (2006:151) menyatakan “angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui”. Sedangkan Iqbal Hasan (2003:82) menjelaskan “angket adalah daftar pertanyaan yang diserahkan kepada responden”. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pengumpulan data dengan angket adalah penyelidikan mengenai suatu masalah dengan jalan mengedarkan pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan, atau hal yang diketahui secara tertulis. Jadi kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dan jawabanya diberikan secara tertulis b. Jenis-Jenis Angket Menurut Suharsimi Arikunto (2006:152) mengemukakan bahwa angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pandang yang digunakan, yaitu: 1) Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada: a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri. b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada: a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. b) Kuesioner tidak langsung, jika responden menjawab tentang commityaitu to user orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
3) Dipandang dari bentuknya, maka ada: a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. b) kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda chek (√ ) Pada kolom yang sesuai. d) Rating-scala ( skala bertingkat ), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya dimulai dari setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Dipandang dari cara menjawabnya dalam penelitian ini digunakan angket jenis tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dan bila dipandang dari bentuknya, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala bertingkat (rating-scale). Alasannya dapat memberikan beberapa alternatif jawaban kepada responden sehingga dapat memilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan pendapatnya. c. Alasan Penggunaan Angket Alasan digunakanya angket sebagai alat atau instrument pengumpulan data, bahwa angket
mempunyai beberapa keuntungan seperti yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 2006: 153) yaitu: 1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti 2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden 3) Dapat dijawab responden menurut kecepatanya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden. 4) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. d. Langkah-Langkah Menyusun Angket Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan tujuan pembuatan angket Tujuan penyusunan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang persepsi pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka dihubungkan dengan minat baca mahasiswa. 2) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun, perlu dibuat suatu matriks yang disebut matrik spesifikasi data. Matrik ini commit to user merupakan penjabaran dari aspek-aspek yang akan diukur untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
memperjelas permasalahan yang akan dituangkan ke dalam angket. Isi dari matriks ini harus sesuai dan mengarah pada masalah dan tujuan penelitian. Adapun isi dari matriks spesifikasi data ini antara lain batasan dari konsep yang akan diteliti, variabel-variabel serta indikator-indikator yang perlu di identifikasi dan diukur. 3) Menyusun petunjuk pengisian angket. 4) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti Pernyataan-pernyataan yang dibuat harus sesuai dengan aspekaspek yang tertuang dalam matriks spesifikasi data yang telah disusun. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator dan selanjutnya dijabarkan menjadi sub indikator yang dapat diukur. Adapun penyusunan pernyataan dalam penelitian ini menggunakan skala bertingkat atau ratingscale dan untuk menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing angket digunakan modifikasi skala likert. Menurut Sugiyono (2001:87) mengemukakan bentuk skala likert dengan kategori penelitian sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Alternatif ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban
tersebut mempunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:241) sebagai berikut: Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan 5 alternatif, karena responden cenderung memilih alternative yang ada ditengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang dirasakan alternatif pilihannya hanya 4 saja. Alternatif “Sangat setuju” dan “Setuju” ada disisi atau kubu awal (kubu akhir) sedang dua pilihan lain, yaitu “Tidak setuju” dan “Sangat tidak setuju” disisi atau kubu akhir (awal). commit to user Dalam hal ini dapa kita pahami karena “Sangat setuju” dan “Setuju”
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
sebenarnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat tidak setuju” yang pada dasarnya adalah juga “Tidak setuju”. Berdasarkan pendapat di atas, maka setiap instrumen mempunyai 4 alternatif jawaban dari yang sangat positif sampai ke sangat negatif yang dapat berupa kata sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Mengenai cara penilaian terhadap angket yang dipakai dalam penilaian ini adalah sebagai berikut: 1) Setiap pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban. 2) Dalam menjawab pertanyaan, responden mamilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda chek (√ ) pada kolom jawaban yang dipilih. 3) Apabila pertanyaan yang dibuat positif diberikan penilaian sebagai berikut: Jawaban sangat setuju
nilai = 4
Jawaban setuju
nilai = 3
Jawaban tidak setuju
nilai = 2
Jawaban sangat tidak setuju
nilai = 1
4) Apabila pertanyaan yang dibuat negatif diberikan penilaian sebagai berikut: Jawaban sangat setuju
nilai = 1
Jawaban setuju
nilai = 2
Jawaban tidak setuju
nilai = 3
Jawaban sangat tidak setuju
nilai = 4
5) Membuat surat pengantar 6) Mengadakan uji coba (try out) Setelah angket disusun, angket tersebut perlu diuji-cobakan untuk mengetahui letak kelemahan atau hal-hal yang akan menyulitkan responden dalam menjawab pertanyaan. Selain itu uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Kemudian untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari hasil try out digunakan alat ukur sebagai berikut: a) Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan baik atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur. Penelitian
ini
untuk
menguji
tingkat
validitas
kuesioner
menggunakan formula korelasi Product Moment dari Pearson dengan angka kasar seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 170) sebagai berikut:
rxy
N XY ( X )( Y )
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
Keterangan: rxy X Y N
: koefisien korelasi variabel x dan y : jumah skor-skor X : jumlah skor-skor Y : jumlah responden Hasil dari rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment. Apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut valid.
Pengujian akan
dilakukan dengan software SPSS 17
b) Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan uji untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai alat pengumpul data. Penelitin ini menggunakan rumus alpha. Adapun rumus tersebut menurut Suharsimi Arikunto (2006:180) adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
2 k b r11 1 t 2 k 1
Keterangan: r11 k 2 b
= Reabilitas instrumen = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varians butir
t2
= Varians total Hasil r11 dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut reliabel. Sedangkan, menurut Duwi Priyatno (2008:26) “Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6”. Pengujian akan dilakukan dengan software SPSS 17
7) Revisi angket Setelah angket di uji-cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk revisi. 8) Memperbanyak angket Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel, diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel angket. 9) Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan sudah menggunakan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul data yang kemudian dianalisis.
2. Metode Dokumentasi Suharsimi
Arikunto
(2006:158)
berpendapat
bahwa
“metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dokumentasi yang dimaksudkan untuk memperoleh tentang pengadaan bahan pustaka commit data to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
tahun 2010, data tentang jumlah pegawai, profil UPT Perpustakaan UNS, dan keterangan lain yang diperlukan.
D. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel yang akan di teliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya digunakan untuk memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel–variabel yang akan diukur dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) berdasarkan indikator–indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti guna untuk eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel berkenaan dengan masalah variabel yang diteliti (Iskandar, 2008:61). Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, selain berguna untuk peneliti itu sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi. Berikut ini merupakan rancangan penelitian dalam penelitian ini: 1. Variabel bebas atau independent variable adalah persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) 2. Variabel terikat atau dependent variable adalah minat baca mahasiswa(Y). Untuk menentukan pengaruh pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
E. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, kemudian dilakukan analisis data. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak lain sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2005:301). Apabila data distribusi normal, berarti data tersebut dapat dipakai untuk penelitian ini sebagai salah satu syarat analisis regresi linear yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik. Menurut Singgih Santoso (2010:213) ketentuannya adalah sebagai berikut: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Linearitas Uji Linieritas digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linier antara variabel X dan Y yang bisa dilakukan, sebagai berikut : 1) Plot antara residu (e) versus Y-topi Jika plot yang bersangkutan menggambarkan suatu scatter diagram (diagram pencar) dalam arti tidak berpola maka dapat dikatakan tidak terjadi mispesifikasi pada fungsi regresi, hal ini bararti bahwa hubungan antara variabal X dan Y adalah linier. 2) Plot antara variabel X versus Y Jika plot menggambarkan garis lurus maka asumsi pertama ini telah terpenuhi. 3) Plot antara residu versus X Jika plot menggambarkan diagram pencar maka linieritas ini sudah terpenuhi. (Siswandari, 2008:28) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Variance Inflation
Factor pada model regresi. Pengujian akan dilakukan dengan
menggunakan software SPSS 17. Menurut Santoso (2001) dalam Duwi Priyatno (2010:81) bahwa “pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya”.
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah bertujuan mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model regresi yang baik apabila tidak terjadi autokorelasi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan DW (Durbin Watson) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: d
= Nilai Durbin – Watson = Jumlah kuadrat sisa (Gujarati, 2003).
Pada penelitian ini akan dilakukan uji autokorelasi dengan melihat nilai Durbin – Watson pada tabel model summary. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17. Menurut Singgih Santoso (2010: 215) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu: commit to user 1) Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
2) Nilai D-W diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. 3) Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
e. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dan residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan. Pada
penelitian
ini
akan
dilakukan
uji
heteroskedastisitas
dengan
menggunakan uji park, yaitu meregresikan nilai residu kuadrat dengan masing-masing variabel independen. Apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka model regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas (Damodar Gujarati, 2006).
2. Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis I dan II Pengujian hipotesis I dan II akan dilakukan dengan menggunakan uji r. Penggunaan Uji r adalah untuk menguji secara parsial masing-masing variabel dan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel, yakni variabel independen dengan variabel dependen. Menurut Sugiyono (2007: 184-185) langkah-langkah dari uji r adalah sebagai berikut : 1) Hipotesiss Ho :
=0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Ho :
≠0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen commit to user terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
2) Tingkat signifikasi (
) = 5%
3) Rumus uji r N XY ( X )( Y )
rxy
N X
2
X
2
N Y
2
Y
2
Keterangan: rxy : koefisien korelasi variabel x dan y X : jumah skor-skor X Y : jumlah skor-skor Y N : jumlah responden (Suharsimi Arikunto,2006: 275) 4) Kriteria pengujian Ho diterima dan Ha ditolak apabila rhitung rtabel atau nilai probabilitas 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima apabila rhitung rtabel atau nilai probabilitas 0,05. Uji r dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu dengan melihat tabel correlations pada nilai pearson correlation. Jika nilai pearson correlation (rhitung) > rtabel dengan nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau jika nilai pearson correlation (rhitung) < rtabel dengan nilai probabilitas > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel adalah dengan menginterpretasi terhadap nilai r. Menurut Sugiyono (2007: 184) interpretasi tersebut adalah sebagi berikut: Tabel 1. Pedoman Interpretasi Nilai r Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Sangat Kuat
Antara 0,600 sampai dengan 0,799
Kuat
Antara 0,400 sampai dengan 0,599
Sedang
Antara 0,200 sampai dengan 0,399
Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,199 commit to user
Sangat Rendah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
b. Uji Hipotesis III Pengujian hipotesis III akan dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2...Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05. (Duwi Priyatno, 2010: 67) Adapun langkah-langkah dari uji F adalah sebagai berikut : 1) Hipotesis Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0 Berarti
ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel
independen terhadap variabel dependen. 2) Tingkat signifikasi (
) = 5 % ; F tabel
( k-1;n-k )
3) Rumus uji F
Keterangan: R2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah observasi
k
= Jumlah variabel
4) Kriteria pengujian Ho diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung Ftabel atau nilai probabilitas 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung Ftabel atau nilai probabilitas 0,05. Uji F dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu dengan melihat tabel ANOVA dalam kolom nilai F, jika Fhitung Ftabel dengan nilai probabilitas < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang commit to user signifikan secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
model regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat. Atau jika Fhitung < Ftabel dengan nilai probabilitas > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. c. Analisis Regresi Linear Ganda Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya. Bentuk persamaan regresi ganda adalah sebagai berikut:
Yab X 1
1
b2 X 2
Di mana :
Y a
= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2….. = 0)
b1, b2
= Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
X1, X2
= Variabel independen (Duwi Priyatno, 2010:61)
d. Menghitung Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-Masing Prediktor Terhadap Kriterium ( Y ) Sumbangan relatif dan sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa sumbangan murni masing-masing prediktor terhadap kriterium Y. 1) Menghitung sumbangan relatif X 1 dan X 2 terhadap Y dengan rumus. b1 x1 y X1= x100% JK ( REG ) b x2 y X2 2 x100% JK ( REG ) 2) Menghitung sumbangan efektif X 1 dan X 2 terhadap Y dengan rumus. Untuk X 1 SE % X 1 = SR % X 1 x R 2 Untuk X 2 SE % X 2 = SR % X 2 x R 2 ( Sutrisno Hadi, 2002 : 44-45 ) Keterangan R 2 = SE adalah sumbangan efektif garis regresi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian yang
berjudul
“Pengaruh Persepsi Pengadaan dan
Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka Terhadap Minat Baca Mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010” ini menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Dua variabel bebas tersebut yaitu persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2). Satu variabel terikatnya adalah minat baca mahasiswa (Y). Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out kepada 30 orang responden diluar sampel. Try out digunakan untuk mengetahui item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 4 item soal yang tidak valid, yaitu: nomor 34 dan 35 dari variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka (Lampiran 7). Sedangkan dua item lainnya, yaitu nomor 46 dan 50 dari variabel minat baca mahasiswa (Lampiran 8). Keempat item tersebut tidak digunakan karena sudah diwakili oleh item lain. Selanjutnya, item soal yang valid sebanyak 47 digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Berdasarkan data induk penelitian penyebaran angket kepada mahasiswa, maka deskripsi data variabel pengadaan koleksi bahan pustaka (X1), variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) dan variabel minat baca mahasiswa (Y), diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2. Deskripsi Data Statistik Nilai
Nilai
Nilai
Standar
Jumlah
Minimum
Maksimum
Rata-rata
Deviasi
Responden
Pengadaan (X1)
27
54
36,03
4,602
100
Pemeliharaan (X2)
55
86
67,78
6,279
100
Minat Baca (Y)
10
24
16,89
2.433
100
Sumber: data primer yang diolah (2010) commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Deskripsi data di atas menunjukkan jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat diketahui skor variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka diperoleh skor minimum 27, skor maksimum 54, rata-rata 36,03 dan standar deviasi 4,602. Variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka diperoleh skor minimum 55, skor maksimum 86, rata-rata 67,78 dan standar deviasi 6,279. Variabel minat baca mahasiswa diperoleh skor minimum 10, skor maksimum 24, rata-rata 16,89 dan standar deviasi 2,433.
B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Deteksi normalitas dapat diketahui dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas bisa dilihat dalam gambar berikut:
commit to user Sumber: data primer yang diolah (2010)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Gambar 3. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Gambar di atas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Hasil uji linearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka (X1) dengan Minat Baca Mahasiswa (Y)
Sumber: data primer yang diolah (2010) Gambar 4. Plot Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka (X1) dengan Minat Baca Mahasiswa (Y) Berdasarkan plot antara variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) dengan variebel minat baca mahasiswa (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot menggambarkan garis lurus, maka dapat disimpulkan bahwa model commit to user regresi memenuhi asumsi linieritas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
b. Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka (X2) dengan Minat Baca Mahasiswa (Y)
Sumber: data primer yang diolah (2010) Gambar 5. Plot Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka (X1) dengan Minat Baca Mahasiswa (Y) Berdasarkan plot antara variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) dengan variebel minat baca mahasiswa (Y) diatas dapat dilihat bahwa plot menggambarkan garis lurus, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas.
3. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Adapun hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Tabel 3. Coefficients Model
Collinierity Statistics Tolerance
Nilai VIF
Pengadaan (X1)
0,810
1,235
Pemeliharaan (X2)
0,810
1,235
Sumber: data primer yang diolah (2010) Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF kedua variabel bebas kurang dari 5. Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah multikolinearitas.
4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel pengganggu dari masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini bisa dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4. Model Summary Model
Std. Eror of the Estimate
Nilai Durbin-Watson
1
0,867
1,944
Sumber: data primer yang diolah (2010) Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil angka Durbin-Watson sebesar 1,944. Nilai Durbin-Watson terletak diantara -2 sampai 2 (-2 < 1,944 < 2), dengan demikian model regresi terbebas dari masalah autokorelasi. (Singgih Santosa, 2010:215)
5. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini bisa dilihat dalam tabel berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Tabel 5. Coefficientsa Sig. Persepsi Pengadaan (X1)
0,903
Pemeliharaan (X2)
0,514
Sumber: data yang promer diolah (2010) Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai probabilitas kedua variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas sehingga model regresi layak dipakai.
C. Pengujian Hipotesis Pengujian
hipotesis
merupakan
langkah
untuk
membuktikan
pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis. 1. Uji Hipotesis I Hipotesis I akan diuji dengan menggunakan uji r, yakni sebagai berikut: a. Hipotesis Ho : tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Ha : ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. b. Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai r
hitung
>r
tabel
atau nilai probabilitas
hitung
tabel
atau nilai probabilitas
atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai r atau signifikansi lebih besar dari 0,05
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
c. Hasil Pengujian Tabel 6. Correlations Pearson Correlation
Sig.(2-tailed)
0,663
0,000
Persepsi Pengadaan*Minat Baca Sumber: data primer yang diolah (2010)
Berdasarkan tabel correlations diatas dapat diketahui bahwa nilai r hitung antara variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) dengan minat baca mahasiswa (Y) adalah 0,663 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan nilai r tabel untuk N = 100 adalah 0,195 (Lampiran 27). Apabila dibandingkan maka didapat rhitung > rtabel, yakni 0,663 > 0,195. Oleh karena itu, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) terhadap minat baca mahasiswa (Y). Apabila nilai rhitung diinterpretasikan dengan tabel interpretasi maka didapat keeratan hubungan antara variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) dengan minat baca mahasiswa (Y) adalah kuat (Sugiyono, 2007: 184).
2. Uji Hipotesis II Hipotesis II akan diuji dengan menggunakan uji r, yakni sebagai berikut: a. Hipotesis Ho : tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Ha : ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. b. Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai r
hitung
>r
tabel
atau nilai probabilitas
hitung
tabel
atau nilai probabilitas
atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai r atau signifikansi lebih besar dari 0,05
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
c. Hasil Pengujian Tabel 7. Correlationsa Pearson Correlation
Sig.(2-tailed)
0,883
0,000
Pemeliharaan*Minat Baca
Sumber: data primer yang diolah (2010) Berdasarkan tabel correlations diatas dapat diketahui bahwa nilai r hitung antara variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X 2) dengan minat baca mahasiswa (Y) adalah 0,883 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan nilai r tabel untuk N = 100 adalah 0,195 (Lampiran 27). Apabila dibandingkan maka didapat rhitung > rtabel, yakni 0,883 > 0,195. Oleh karena itu, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) terhadap minat baca mahasiswa (Y). Apabila nilai r hitung diinterpretasikan dengan tabel interpretasi maka didapat keeratan hubungan antara variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) dengan minat baca mahasiswa (Y) adalah sangat kuat (Sugiyono, 2007: 184).
3. Uji Hipotesis III Hipotesis III akan diuji dengan menggunakan uji F, yakni sebagai berikut: a.
Hipotesis Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka secara bersama-sama terhadap minat baca mahasiswa Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengadaan dan Pemeliharaan koleksi bahan pustaka secara bersama-sama terhadap minat baca mahasiswa
b. Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel atau nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel atau nilai probabilitas lebih commit to user besar dari 0,05
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
c.
Hasil Pengujian
Tabel 8. ANOVA
Regression
F
Sig.(2-tailed)
341,369
0,000
Sumber: data primer yang diolah (2010) Berdasarkan tabel ANOVA di atas bisa dilihat bahwa nilai F
hitung
antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah 341,369 signifikansi 0,000. Sedangkan nilai Ftabel untuk df1= 2 dan df2= 97 adalah 3,09 (Lampiran 28). Apabila dibandingkan maka didapat Fhitung > Ftabel, yakni 341,369 > 3,09. Oleh karena itu, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) terhadap minat baca mahasiswa (Y).
4. Analisis Regresi Ganda Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut: Tabel 9. Koefisien Regresi Koefisien
Nilai Probabilitas
Konstanta
-8,907
0,000
Pengadaan (X1)
0,181
0,000
Pemeliharaan (X2)
0,284
0,000
Berdasarkan tabel Koefisien Regresi di atas, maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Ŷ = -8,907 + 0,181 X1 + 0,284 X2 Keterangan Ŷ
: Minat Baca Mahasiswa
X1 : Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka commit to user X2 : Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Konstanta / intersep sebesar -8,907 secara matematis menyatakan bahwa jika nilai variabel bebas X1 dan X2 sama dengan nol maka nilai Ŷ adalah -8,907. Dalam penelitian ini nilai variabel bebas X1,dan X2 tidak mungkin sama dengan nol dan nilai Y tidak mungkin negatif. Damodar Gujarati (2006) mengatakan bahwa “nilai intersep tidak selalu berarti karena seringkali jangkauan nilai variabel bebas tidak memasukkan nol sebagai salah satu nilai yang diamati.” b. Koefisien regresi variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) sebesar 0,181 artinya persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel minat baca mahasiswa. Sedangkan koefisien 0,181 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan minat baca mahasiswa sebesar 0,181 unit. c. Koefisien regresi variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) sebesar 0,284 artinya pemeliharaan koleksi bahan pustaka mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel minat baca mahasiswa. Sedangkan koefisien 0,284 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan minat baca mahasiswa sebesar 0,284 unit. Berdasarkan hasil penghitungan pada model summary diperoleh angka R Square adalah sebesar 0,876. Hal ini berarti 87,6% minat baca mahasiswa dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100 % - 87,6% = 12,4%) selebihnya sebesar 12,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. (Lampiran 25) Adapun hasil perhitungan dari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan efektif (SE) didapatkan hasil perhitungan SR persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka (X1) terhadap minat baca mahasiswa (Y) sebesar 25,3% dan SR pemeliharaan koleksi bahan pustaka (X2) terhadap minat baca mahasiswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
(Y) sebesar 74,7%. Sedangkan SE X1 terhadap Y = 22,2% dan SE X2 terhadap Y= 65,4%. (Lampiran 26)
5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka secara parsial terhadap minat baca mahasiswa. b. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka secara parsial terhadap minat baca mahasiswa. c. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka secara bersama-sama terhadap minat baca mahasiswa.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan pada hasil analisis diatas, maka dapat diberikan pembahasan sebagai berikut:
1. Persepsi Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka Tingkat pencapaian untuk variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka di UPT Perpusatakaan UNS adalah 60,05%. Angka tersebut diperoleh dengan membandingkan hasil angket yang diberikan kepada 100 responden dengan skor tertinggi kriterium untuk setiap variabel. Berdasarkan persentase tersebut dapat diketahui bahwa pengadaan koleksi bahan pustaka di UPT Perpustakaan UNS masih perlu ditingkatkan lagi agar lebih optimal karena belum terpenuhinya sebagian aspek yang mendukung persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka. Berdasarkan data yang telah terkumpul item nomor 3 dengan nilai 161 yang merupakan nilai terendah berisi pernyataan tentang masih banyak ditemukan bahan pustaka terbitan tahun 1970-1990an sehingga kurang sesuai dengan ilmu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini berarti program pengadaan bahan pustaka terutama yang berbentuk buku khususnya buku-buku non fiksi harus tetap menjadi prioritas utama. Namun, bukan berarti bahan pustaka terbitan tahun 1970-1990an langsung dibuang begitu saja. Oleh karena itu, sebaiknya jumlah bahan-bahan pustaka terbaru lebih besar dibandingkan bahan pustaka yang lama karena isi yang terdapat dalam bahan pustaka harus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka, yaitu kemutakhiran (Siregar, 2002:80). Prinsip tersebut ditetapkan sebagai upaya untuk menyesuaikan pemilihan bahan pustaka dengan tujuan dan fungsi perpustakaan. Selain itu, berdasarkan data yang terkumpul item nomor 7 pun termasuk kelompok item dengan nilai rendah, yakni 198. Sebagian besar mahasiswa setuju bahwa belum banyak bahan pustaka yang penerbitnya berasal dari luar negeri. Pengetahuan dan wawasan yang dibutuhkan mahasiswa tidak hanya berasal dari bahan-bahan pustaka terbitan dalam negeri saja tetapi juga dari luar negeri. Bahan-bahan pustaka yang penerbitnya berasal dari luar negeri berfungsi sebagai penyeimbang
dan pelengkap koleksi
bahan pustaka
perpustakaan. Oleh karena itu, sebaiknya pengadaan koleksi bahan pustaka yang penerbitnya berasal dari luar negeri perlu ditingkatkan lagi. Dalam suatu perpustakaan, pihak yang berwenang untuk melakukan pemilihan bahan pustaka bukan hanya pustakawan tetapi semua unsur yang berkepentingan, termasuk para pengguna jasa perpustakaan. Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, staf, dan mahasiswa (Yulia,1993:75). Dalam hal ini, mahasiswa Universitas Sebelas Maret telah berperan serta dalam memilih bahan-bahan pustaka yang harus dimiliki oleh UPT Perpustakaan. Hal ini tampak pada pernyataan item nomor 6 dengan skor tertinggi 306. Oleh karena itu, sebaiknya
petugas
perpustakaan
selalu
mempertimbangkan
saran-saran
mahasiswa tersebut sehingga akan diperoleh bahan-bahan pustaka yang sesuai dengan selera dan kebutuhan mahasiswa. melihat adanya bahan-bahan commit to Dengan user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
pustaka edisi terbaru, banyaknya bahan pustaka terbitan luar negeri dan sesuai dengan kebutuhan tentunya akan menarik perhatian mahasiswa sehingga minat baca pun akan meningkat.
2. Pemeliharaan Koleksi Bahan Pustaka Pencapaian variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka di UPT Perpustakaan UNS adalah 65,17 %. Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa pemeliharaan koleksi bahan pustaka masih dapat ditingkatkan lagi agar lebih optimal karena belum terpenuhinya sebagian aspek yang mendukung pemeliharaan koleksi bahan pustaka. Berdasarkan data yang telah terkumpul, item yang mempunyai nilai rendah adalah nomor 17, 19 dan 37 dengan skor masingmasing item adalah 231, 237 dan 212. Sebagian besar mahasiswa sepakat untuk tidak setuju dengan pernyataan item nomor 17 yang berisi pernyataan tentang saya selalu menemukan kamper atau bahan pengawet di tempat penyimpanan bahan pustaka, seperti rak buku. Pada dasarnya, kamper merupakan bahan berbau yang tidak disukai oleh serangga seperti halnya naftalen. Serangga termasuk dalam salah satu faktor biologi penyebab kerusakan bahan pustaka (Lasa Hs, 2007:157–161). Ratusan jenis serangga hidup dengan sumber makanannya berasal dari buku, seperti anaianai, kutu buku, dan kecoa. Oleh karena itu, sebagai upaya pencegahan maka pada tempat-tempat penyimpanan koleksi bahan pustaka harus terdapat kamper, naftalen, aau bahan berbau lainnya yang dibenci serangga. Selanjutnya, item nomor 19 berisi pernyataan tentang saya jarang menemukan bahan pustaka yang telah tersampuli dengan rapi terutama yang berbentuk buku. Biasanya, buku-buku yang tidak tersampuli dengan rapi akan menjadi cepat lusuh dan kotor baik buku baru maupun buku lama. Bagi sebagian besar mahasiswa, mereka merasa enggan membaca buku yang kondisi fisiknya sudah lusuh, kotor dan tidak rapi sehingga akhirnya mereka pun tidak memanfaatkannya sebagai sumber informasi. Oleh karena itu, sebaiknya bahan user semestinya mendapat perawatan pustaka terutama yang berbentukcommit buku to sudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
yang layak baik buku baru maupaun buku-buku lama. Salah satunya adalah dengan memberi sampul sehingga buku terkesan lebih rapi dan lebih terawat. Selain itu, petugas perpustakaan harus selalu melakukan penyemprotan terhadap bahan-bahan pustaka sehingga bahan pustaka selalu terlindung dari benda-benda parasit, seperti jamur. Hal ini sesuai dengan pernyataan mahasiswa untuk tidak setuju pada item nomor 37, yaitu saya mengetahui bahwa petugas perpustakaan selalu melakukan penyemprotan terhadap koleksi bahan pustaka. Selain penyemprotan dapat juga dilakukan dengan cara lain, yakni fumigasi atau pengasapan yang bertujuan untuk membunuh jamur maupun serangga yang tumbuh pada bahan kertas (Lasa HS, 2007:163-165). Dengan adanya penyemprotan atau pengasapan maka bahan-bahan pustaka akan terlindung dari jamur dan serangga sehingga tidak mudah rusak. Mahasiswa pun telah ikut serta dalam proses pemeliharaan koleksi bahan pustaka. Hal ini terbukti dengan pernyataan item nomor 29 dan 30 dimana sebagian besar mahasiswa selalu menaati peringatan atau rambu-rambu yang berlaku dan selalu mempunyai kesadaran tentang pentinganya peduli terhadap keutuhan bahan pustaka dengan tidak mencoret-coret, tidak merobek dan tidak menghilangkannya. Dengan adanya pemeliharaan yang terus menerus baik dari pihak petugas perpustakaan maupun dari mahasiswa maka akan tercipta koleksi bahan pustaka yang selalu bersih, rapi, dan terawat sehingga nantinya mahasiswa pun akan tertarik untuk lebih giat memanfaatkan bahan-bahan pustaka tersebut sebagai bacaan yang mampu memberikan informasi yang tengah dibutuhkan.
3. Minat Baca Mahasiswa Tingkat pencapaian minat baca mahasiswa adalah 70,37%. Bila melihat tingkat pencapaian pengadaan koleksi bahan pustaka sebesar 60,05% dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka sebesar 65,17%, maka minat baca mahasiswa yang telah dicapai tersebut perlu ditingkatkan lagi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa mahasiswa yang mempunyai skor tinggi dalam variabel pengadaan koleksi bahan pustaka dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka mempunyai nilai yang tinggi juga dalam minat baca mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa pengadaan koleksi bahan pustaka dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka secara bersama-sama dapat mempengaruhi minat baca mahasiswa. Dengan adanya pengadaan koleksi bahan pustaka yang teratur ditunjang dengan pemeliharaan koleksi bahan pustaka yang optimal maka minat baca mahasiswa dapat dicapai dengan optimal pula. Pada dasarnya, koleksi bahan pustaka di UPT Perpustakaan UNS telah membangkitakan rasa ingin tahu dalam diri mahasiswa untuk membacanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan item nomor 44 dengan nilai tertinggi 422. Namun demikian, masih ada sebagian mahasiswa yang tidak setuju dengan pernyataan item nomor 48 yang sekaligus merupakan nilai terendah 258, yaitu saya selalu membaca karena telah terbiasa membaca bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan. Oleh karena itu, sebaiknya dari pihak UPT Perpustakaan UNS selalu berusaha menyelenggarakan program untuk menumbuhkan kebiasaan membaca melalui beberapa kegiatan, seperti pameran dan bazar buku. Selain itu, dapat juga dengan memperbaharui suasana ruang baca perpustakaan menjadi lebih nyaman sehingga mahasiswa akan merasa betah untuk membaca. Namun demikian,
kedua hal tersebut
yakni pengadaan dan
pemeliharaan koleksi bahan pustaka tidak semata-mata dinyatakan sebagai faktor mutlak yang mempengaruhi minat baca mahasiswa, akan tetapi masih banyak faktor yang lainnya yang tidak tercakup dalam penelitian ini, seperti tata ruang dan layanan perpustakaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hal ini didukung oleh nilai rhitung > rtabel atau 0,663 > 0,195 pada taraf signifikansi 5% 2. Pemeliharaan koleksi bahan pustaka mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hal ini didukung oleh nilai rhitung > rtabel atau 0,883 > 0,195 pada taraf signifikansi 5% 3. Persepsi pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat baca mahasiswa di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hal ini didukung oleh nilai Fhitung > Ftabel atau 341,369 > 3,09 pada taraf signifikansi 5% 4. Persamaan garis regresi Ŷ = -8,907 + 0,181 X1 + 0,284 X2. Dalam persamaan regresi diperoleh koefisien regresi untuk masing-masing variabel adalah persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka = 0,181 dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka = 0,284. Nilai koefisien regresi terbesar adalah 0,284 sehingga dapat disimpulkan bahwa dari kedua variabel bebas yang memiliki pengaruh paling besar terhadap minat baca mahasiswa adalah variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka. 5. Besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif berdasarkan hasil perhitungan adalah: a. Sumbangan relatif variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa sebesar 25,3% commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
b. Sumbangan relatif variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa sebesar 74,7% c. Sumbangan efektif variabel persepsi pengadaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa sebesar 22,2% d. Sumbangan efektif variabel pemeliharaan koleksi bahan pustaka terhadap minat baca mahasiswa sebesar 65,4%
B. Implikasi Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, maka implikasi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adanya
pelaksanaan pengadaan bahan pustaka
yang tepat
disertai
pemeliharaan yang kontinyu akan menciptakan kondisi koleksi bahan pustaka UPT Perpustakaan UNS yang terawat, bersih, rapi dan lengkap dimana informasi yang dimiliki sesuai dengan perkembangan IPTEK 2. Adanya koleksi bahan pustaka UPT Perpustakaan UNS yang lengkap dan terawat akan menumbuhkan minat mahasiswa untuk membaca menjadi semakin besar. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kebiasaan membaca dikalangan mahasiswa meningkat sehingga budaya membaca pun akan tercipta 3. Adanya penemuan faktor-faktor lain di UPT Perpustakaan UNS yang masih perlu dibenahi. Faktor-faktor tersebut turut menunjang peningkatan minat baca mahasiswa selain persepsi pengadaan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka, yaitu layanan yang diberikan kepada mahasiswa dan tata ruang perpustakaan yang mencakup pencahayaan, suhu, warna dan udara.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah peneliti kemukakan di atas, maka dapat peneliti berikan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi perkembangan UPT Perpustakaan UNS. Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan antara lain: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
1. Kepada Kepala UPT Perpustakaan UNS Menyusun kebijakan atau program baru dalam proses pengadaan kolekasi bahan pustaka untuk menambah jumlah bahan pustaka yang penerbitnya berasal dari luar negeri sehingga koleksi bahan pustaka yang tersedia akan lebih bervariasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Hal ini sesuai dengan hasil angket penelitian item nomor 7 dengan skor 198.
2. Kepada Pegawai UPT Perpustakaan UNS a. Dalam proses pengadaan khususnya pemilihan bahan pustaka hendaknya memperhatikan saran-saran mahasiswa sehingga pengadaan koleksi bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Hal ini sesuai dengan hasil angket penelitian item nomor 2 dan 4 dengan skor masing-masing 185 dan 248 b. Dalam proses pemeliharaan koleksi bahan pustaka hendaknya mulai dipasang kamper, naftalen, atau bahan berbau lainnya yang tidak disukai oleh serangga pada tempat-tempat penyimpanan bahan pustaka, seperti rak buku atau lemari. Serangga merupakan hewan perusak bahan pustaka terutama buku. Hal ini sesuai dengan hasil angket penelitian item nomor 17 dengan skor 231
c. Kepada Mahasiswa a. Mahasiswa sebaiknya tetap membaca bahan pustaka yang kondisinya telah rusak. Bahan pustaka yang kondisinya telah rusak tidak lantas kandungan informasi yang ada didalamnya berkurang. Oleh karena itu, selama kandungan informasi bahan pustaka tersebut masih sesuai dengan kebutuhan maka tidak ada salahnya apabila tetap dimanfaatkan sebagai sumber informasi. Hal ini sesuai dengan hasil angket penelitian item nomor 40 dengan skor 219 b. Berdasarkan hasil angket, dapat diketahui bahwa mahasiswa selalu menaati peraturan yang ada dan mempunyai kesadaran tentang commitkeutuhan to user bahan pustaka dengan tidak pentinganya peduli terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
merusaknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam item nomor 29 dan 30 dengan skor masing-masing 315 dan 327. Oleh karena itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi mahasiswa untuk mempertahankan sikapnya tersebut sehingga bahan pustaka yang tersedia akan tetap terjaga dengan baik
commit to user