PENGARUH PERSEPSI MEREK DAN KEPERCAYAAN KONSUMEN ATAS PRODUK TERHADAP BRAND SWITCHING ATAS PRODUK SMARTPHONE (BlackBerry) PADA MAHASISWA UNP Fransiskus Gunawan Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar-Padang Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi merek dan kepercayaan konsumen atas produk terhadap peralihan merek pada produk smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau kejadiankejadian variabel penelitian juga untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Pengambilan sampel adalah dengan teknik Multiple Stage Sample, yaitu dengan sampel ditarik dari kelompok populasi, tetapi tidak semua anggota kelompok populasi menjadi anggota sampel tetapi hanya sebagian dari anggota subpopulasi menjadi anggota sampel. Caranya dengan menggunakan proporsional sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Persepsi merek memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peralihan merek pada produk smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP dengan tingkat signifikan variabel 0,000 < 0,05. 2) Kepercayaan konsumen atas produk memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peralihan merek pada produk smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP dengan tingkat signifikan variabel 0,000 < 0,05. Berdasarkan pembahasan dan simpulan, maka disarankan kepada pimpinan perusahaan BlackBerry untuk meningkatkan persepsi merek dan meningkatkan kepercayaan konsumen atas kualias produk Smartphone (BlackBerry). Kata kunci : Persepsi Merek, Kepercayaan Konsumen dan Peralihan Merek ABSTRACT This research has purpose to analyze the influence of trade mark perception and consumers trust for product to the brand Swiching to Smartphone (BlackBerry) product to UNP students. This kind of the research is descriptive research which have purpose to describe variable events. The research is also to find whether there is the influence between free variable and bound variable or not. Taking sample is by using Multiple Stage Sample Technique that is by the sample which is taken from population group but not all of the population group become members of sample but only a part of them become the sample members. The way is by using sampling of propotional. The result of this research shows that 1) Trade mark perception gives significant imfluence to the changing of the trade mark to smartphone (BlackBerry) product to UNP students with significant level of variable 0,000<0,005. 2) Consumers trust for the product gives significant influence to the changing of trade mark to smartphone (BlackBerry) product to UNP Students with significant level of variable 0,000<0,5. Based on the explanation and the conclusion above,so it is suggested to the leader of BlackBerry company to increase the consumers trust for the quality of smartphone (BlackBerry) product. Kata kunci : Mark Perception, Consumers Trust for Product and Brand Switching 1
LATAR BELAKANG Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang. Kebutuhan tersebut mengakibatkan meningkatnya kebutuhan layanan jasa telekomunikasi dikarenakan tuntutan pengguna di masa depan yang semakin meningkat pula. Namun demikian, di antara berbagai layanan jasa telekomunikasi, yang kebutuhannya paling tinggi dan terus meningkat adalah telepon selular (handphone). Perkembangan pengguna ponsel sebagai sarana dalam berkomunikasi telah membawa banyak perubahan besar. Masyarakat semakin tergantung dengan ponsel untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, di mana pun dan kapan saja. Melihat fenomena seperti ini, akhirnya banyak produsen yang menanggapi bidang telekomunikasi ini. Para produsen melihat adanya peluang bisnis yang besar dalam bidang ini, khususnya dalam bidang ini, khususnya dalam bidang telepon seluler (handphone). Namun seiring dengan berjalanya waktu, maka semakin banyak pesaing yang bermunculan dan menawarkan produk sejenis untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Ketatnya persaingan antara kompetitorkompetitior yang ada saat ini membuat produsen telepon selular perlu berusaha untuk membangun persepsi dan juga kepercayaan konsumen yang positif terhadap produk dan merek perusahaan. Untuk membangun persepsi para pelanggannya maka produsen telepon selular berusaha untuk menarik perhatian konsumen. Konsumen yang telah memiliki persepsi dan kepercayaan terhadap suatu produk akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk membeli produk tersebut dibanding produk lainnya. Seiring dengan perkembangan teknologi handphone yang semakin pesat, handphone tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi berupa voice call dan short massage service saja. Namun telah menjadi alat multiguna yang menawarkan fitur-fitur yang beragam seperti kamera, mp3, video player dan radio. Bahkan 2
sejak munculnya teknologi smartphone, fungsi handphone bertambah menjadi sarana komunikasi pintar dengan layanan internet, GPS, dan mobile TV. Dinamika persaingan bisnis yang semakin ketat antara perusahaan, mendorong perusahaan tersebut mendiferensiasikan produknya supaya mempunyai karakteristik yang unik yang berbeda dan unggul dari produk perusahaan pesaing. Sehingga dapat menimbulkan daya tarik dan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hal ini dilakukan perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasarnya atau bahkan untuk memperluas pangsa pasarnya dan memperoleh hasil yang maksimal. Tingkat persaingan yang terjadi antar perusahaanperusahaan handphone semakin ketat karena saat ini banyak perusahaan-perusahaan handphone menawarkan produknya ke pasar. Merek ponsel yang telah memasuki pasar Indonesia antara lain: Nokia, BlackBerry, iPhone, Sony Ericsson, Motorola, Samsung, Siemens, LG, Panasonic, Philips, dan merek lainnya. Keputusan konsumen untuk berpindah merek merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku tertentu, skenario persaingan dan waktu sehingga perpindahan merek tidak hanya terjadi karena faktor ketidakpuasan konsumen. Keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen juga dipengaruhi oleh adanya kebutuhan mencari variasi. Kebutuhan mencari variasi merupakan komitmen secara sadar untuk membeli merek lain karena individu terdorong untuk menjadi terlibat, terdorong ingin mencoba hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal baru yang tujuannya adalah untuk mencari kesenangan atau untuk melepas kejenuhan dari merek yang biasa dipakainya (Setiyaningrum,2005:2-7). Menurut data yang dikeluarkan Nielsen pada kuartal kedua tahun 2012 ini mencatat penjualan smartphone berbasis Adroid terus melaju pesat mencapai 29% dari total
smartphone. Nielsen juga mencatat bahwa penjualan Blackberry tahun ini mengalami penurunan, menjadi 18%, Sony Ericson 15%, dan Nokia 11%. Meskipun penjualan BlackBerry mengalami penurunan, tetapi BlackBerry terselamatkan dari persaingan, karena gengsi dan keberadaan dari BlackBerry Messenger (BBM) yang telah membentuk suatu jaringan dan komunitas tersendiri oleh konsumen khususnya bagi kalangan muda. Hal yang membuat BlackBerry menjadi sangat fenomenal adalah karena banyaknya kemudahan fitur yang didapatkan dalam handphone tersebut, sebut saja fitur push email, di mana kita dapat menerima e-mail tanpa harus masuk ke account e-mail kita secara manual. BlackBerry telah dirancang sedemikian rupa agar tetap online kapanpun, sehingga sangat memudahkan bagi para pebisnis yang secara rutin menerima e-mail dari rekan bisnis mereka. BlackBerry juga didukung untuk menyimpan jenis data seperti notepad, document, excel, dan powerpoint. Ada juga fasilitas yang sangat diminati konsumennya, yaitu fitur BlackBerry Messenger (BBM). Dengan BBM mempermudah kita dalam berbagi informasi, file dan foto dengan sesama pengguna BlackBerry. Fasilitas lainnya yang sedang diminati masyarakat adalah fitur jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter yang dibenamkan dalam BlackBerry. Oleh sebab itu, BlackBerry dapat dengan mudah menarik para pengguna jejaring sosial yang selalu ingin up to date. Kalangan muda khususnya mahasiswa, sering kali dikategorikan sebagai kelompok konsumen yang cenderung terbuka terhadap produk baru yang dimunculkan di pasar. Kelompok ini juga diyakini selalu ingin mengikuti tren gaya hidup terkini, terlepas dari apakah sesungguhnya mereka benar-benar membutuhkan produk tersebut dan mendapat manfaat dari produk yang dikonsumsinya (Schiffman dan Kanuk, 2007:316).
TINJAUAN PUSTAKA Peralihan Merek Peralihan merek (Brand swithing) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain Peter dan Olson, dalam Setiyaningrum (2005:5). Perilaku berpindah merek dapat terjadi dikarenakan beragamnya produk yang ada dipasaran sehingga menyebabkan adanya perilaku memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan atau karena terjadi masalah dengan produk yang sudah dibeli maka konsumen kemudian beralih ke merek lain. Oleh sebab itu, brand switching juga dapat diartikan sebagai perpindahan merek yang digunakan pelanggan untuk setiap waktu penggunaan. Menurut Ganes, dkk dalam Chatrin & Karlina (2007:12), Bbrand Switching adalah perilaku konsumen yang telah berpindah dari sebuah merek produk barang atau jasa kepada merek lain barang atau jasa yang sama karena faktor-faktor tertentu”. Perilaku berpindah merek yang dilakukan oleh konsumen merupakan perilaku lanjut konsumen sebagai hasil evaluasi setelah menggunakan produk yang dikonsumsinya. Pada kenyataan seharihari, setiap individu dihadapkan pada keputusan memilih terhadap berbagai alternatif penawaran merek produk atau jasa yang tersedia di pasar. Asumsi dasar tentang perilaku pemilihan adalah bahwa para pembeli memilih merek yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Pada saat pelanggan yang setia berpindah ke perusahaan atau brand atau produk lain, perusahaan akan mengalami kerugian pendapatan di masa yang akan datang dan kehilangan pelanggan yang sangat menguntungkan. Perilaku konsumen yang melakukan brand switching menurut Keaveney dalam Chatrin & Karlina (2007:13), pindahnya pelanggan ke perusahaan atau produk lain dimungkinkan oleh adanya faktor-faktor seperti
3
kejadian yang tidak menyenangkan sehingga pelanggan memutuskan untuk pindah ke produk lainnya. Munculnya perilaku brand switching dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1) Munculnya produk-produk baru Konsumen berpindah untuk mengkonsumsi produk baru dan meninggalkan produk lama untuk mendapatkan kualitas dan kepuasan yang lebih baik dari produk sebelumnya. Schiffman & Kanuk dalam Chatrin & karlina (2007:16) 2) Kualitas Kualitas atau mutu adalah ukuran kemampuan suatu merek untuk melaksanakan fungsi-fungsinya. Kualitas merupakan ukuran menyeluruh yang mencerminkan nilai suatu produk berkenaan dengan soal keawetan, keandalan, keseksamaan, kemudahan operasi dan reparasi dan berbagai atribut yang bernilai tinggi lainnya.Ada beberapa atribut yang dapat diukur dan dirangkapkan dengan menggunakan nilai bobot sesuai dengan kepentingannya, untuk menjadikan indeks kualitas. Namun bila dipandang dari sudut pemasaran, kualitas akan lebih sempurna bila diukur berdasarkan persepsi kaum pembeli mengenai apa kualitas itu. Kotler dalam Chatrin & karlina (2007:17). Persepsi Merek Menurut Kotler dan Keller (2009:179) definisi tentang persepsi adalah: “Proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.” Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. 4
Menurut Lamb,dkk (2001:224), definisi persepsi adalah “Proses di mana kita memilih, mengatur dan menginterpretasikan rangsangan tersebut ke dalam gambaran yang memberikan makna dan melekat.” Persepsi adalah satu proses dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisikan, dan menginterpretasikan stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh Simamora (2004:102). Faktor yang membuat persepsi berbeda-beda pada setiap fasilitas yang sama karena adanya perbedaan dalam otak kita yang terbatas, sehingga tidak mungkin semua stimuli tertampung, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor personal dan faktor stimuli menurut Simamora (2004:104), yang terdiri dari: 1. Faktor personal terdiri dari: a) Pengalaman masa lalu b) Kebutuhan saat ini c) Pertahanan diri d) Adaptasi 2. Faktor stimulus Karateristik stimulus memegang peranan penting dalam merebut perhatian konsumen yang terdiri dari: a) Ukuran yang berbeda-beda b) Warna yang paling mencolok dari yang lain c) Posisi d) Keunikan Kotler dan Amstrong (2009:180) menyebutkan bahwa orang dapat membentuk persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama karena tiga proses perseptual: 1) Perhatian yang Seleksi (Selective attention) Merupakan proses dimana seorang konsumen mendapatkan suatu rangsangan dan mengabaikan rangsangan yang lain. Hal ini berarti para pemasar harus bekerja keras untuk menarik perhatian konsumen. 2) Distorsi seleksi (Selective Distortion) Distro seleksi terjadi ketika konsumen mengubah atau mengganti informasi
yang bertentangan dengan perasaan atau kepercayaan mereka, dalam hal ini konsumen mempunyai kecenderungan untuk mengolah informasi menjadi suatu pengertian pribadi. 3) Ingatan yang Seleksi (Selective Retention) Merupakan proses pada saat seorang konsumen hanya mengingat informasi yang mendukung perasaan dan kepercayaan pribadi seseorang. Konsumen akan meluapkan semua informasi yang tidak konsisten yang pernah diterimanya. Merek mengidentifikasikan produk dan dapat juga perusahaan yang memproduksi produk tersebut. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau simbol. Pemerintah di suatu negara telah memberikan perlindungan atas merek produk. Merek dapat juga dipandang dari sisi psikologi, merek yang dipakai seorang pelanggan mengidentifikasi siapa dan bagaimana orang tersebut. Dengan merek perusahaan dapat membangun image dan image tersebut dapat menyumbang beberapa persen dalam meningkatkan penjualan. Hal ini dimaksudkan supaya pelanggan mempunyai preferensi yang tinggi atas suatu produk dan akhirnya pelanggan menjadi loyal terhadap suatu produk. American Marketing Association dalam Kotler & Keller (2009:258), mendefinisikan merek sebagai “Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.” Merek yang baik merupakan satu kesatuan dengan konsep produk yang banyak membrikan manfaat baik pada produsen maupun konsumen, menurut Kotler dan Keller (2009:269), di antara karakteristik yang harus dimiliki merek adalah sebagai berikut:
1) Dapat diingat : Merek harus mudah, dingat, dan dikenali. 2) Berarti : Merek harus menunjukan sesuatu tentang manfaat dan mutu suatu produk 3) Disukai : Merek harus dapat disukai, dibedakan serta khas dan unik. 4) Dapat ditransfer : Merek harus menyarankan ciri-ciri produk seperti kemampuan warna pada produk. 5) Dapat disesuaikan : Merek harus mudah disesuaikan dan diperbaharui 6) Dapat dilindungi : Merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merek adalah suatu nama yang diletakkan pada suatu produk dengan tujuan untuk mengidentifikasikan produk tersebut dan juga perusahaan yang memproduksi produk tersebut. Sehingga nantinya tiap-tiap merek akan memiliki suatu nilai tersendiri dimata konsumen dan juga bisa memiliki suatu jaminan perasaan yang diberikan kepada pihak perusahaan kepada pembeli akan manfaat dan kualitas produk yang dihasilkan. Merek terbaik nantinya akan mendapatkan kepercayaan di masyarakat dan juga menciptakan kekuatan pasar pada suatu perusahaan. Menurut Aaker sebagaimana dikutip oleh Durianto dkk (2004:4) ekuitas merek dapat dikelompokkan kedalam lima kategori, yaitu: 1) Kesadaran merek Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. 2) Asosiasi merek Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain. 5
3) Kesan kualitas Kesan kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap kualitas suatu merek produk. Persepsi terhadap kesan kualitas keseluruhan dari suatu produk dapat menentukan nilai dari produk tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas terhadap merek. 4) Loyalitas merek Mencerminkan tingkat ketertarikan konsumen dengan suatu merek produk. 5) Aset-aset merek lainnya Aset-aset merek lainnya adalah seperti hak paten, merek dagang, dan saluran distribusi. Hubungan Persepsi Merek Terhadap Brand Switching diperkuat dengan jurnal yang ditulis Utama (2007) dengan judul “Membangun Merek, Membentuk Kepercayaan Konsumen dan Menciptakan LoyalitasMerek”. Kepercayaan Konsumen Atas Produk Kepercayaan merupakan suatu bentuk sikap yang menunjukan perasaan suka dan tetap bertahan untuk menggunakan suatu produk atau merek. Pada dasarnya kepercayaan akan timbul apabila produk yang di beli oleh seorang konsumen mampu memberikan manfaat atau nilai yang diinginkan konsumen pada suatu produk. Selanjutnya Mowen dan Minor (2002:323) memandang kepercayaan sebagai “sesuatu yang terutama dibentuk melalui prinsip-prinsip pembelajaran kognitif”. Mowen dan Minor (2002:312) menjelaskan bahwa kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya. Kotler dan Amstrong (2007:176) menjelaskan bahwa keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang memiliki seseorang 6
tentang sesuatu. Pembentuk kepercayaan pelanggan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan dan menciptakan pelanggan atau konsumen yang loyal. Kepercayaan seorang konsumen dapat terbentuk jika tercipta sebuah kepuasan setelah mengkonsumsi atau menggunakan sebuah produk. Dengan bantuan seorang penjual, kepercayaan konsumen dapat juga ditingkatkan dengan mengarahkan atau menempatkan produknya pada kategori merek yang tepat. Sehingga konsumen dapat membedakan dan yakin akan suatu produk dibanding dengan produk lainnya. Menurut Kotler dan Keller (2009:4), menyatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Hubungan kepercayaan konsumen atas produk terhadap brand switching menurut Setiadi (2003:228) pengaruh kepercayaan terhadap sikap dan pengaruh sikap terhadap perilaku secara umum bergantung pada keterlibatan konsumen dengan pembeliannya. Keterlibatan yang tinggi dari konsumen atas pembeliannya akan lebih tinggi hubungannya antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Sebaliknya keterlibatan yang rendah dari konsumen akan lebih tinggi hubungannya dengan beralih (switcher). Mengacu pada Kotler dan Keller dalam Abisatya (2009:6) yang membedakan empat level status kesetian pelanggan suatu produk atau merek, didapat kesimpulan bahwa semua pemasar akan selalu mencoba untuk menghindari level yang paling rendah yaitu switcher. Hal ini disebabkan adanya berbagai macam rangsangan dari pesaing untuk membuat konsumen melakukan konsumsi atau menggunakan produk pesaing, dimana makin meningkat kemungkinan konsumen untuk
berpaling kepada produk atau merek pesaing dan meninggalkan produk yang lama. Brand Switching merupakan fenomena yang sering terjadi pada berbagai jenis pasar, terutama pasar persaingan sempurna dimana terdapat berbagai macam produk sejenis, sehingga memudahkan kosumen untuk melakukan variety seeking (pembelian bervariasi). Hal ini dikarenakan tuntutan konsumen terhadap peningkatan kualitas produk, sebuah produk yang memiliki kualitas yang tidak bersifat dinamis akan semakin meningkatkan resiko, yang membuat konsumen melakukan brand switching. Kerangka Konseptual Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu Persepsi merek (X1), dan kepercayaan konsumen atas produk (X2), terhadap brand switching. Persepsi konsumen terhadap suatu merek akan memengaruhi preferensi terhadap merekmerek yang muncul di hadapannya. Konsumen akan lebih memilih merek yang sesuai keinginannya. Merek terkait erat dengan persepsi konsumen. Kualitas dari suatu merek akan membentuk persepsi yang positif dari suatu merek. Produk tidak akan disukai dan tidak bertahan lama di pasar jika persepsi konsumen terhadap suatu produk negatif. Pengalaman yang negatif pada suatu produk akan mendorong konsumen tidak percaya pada produk lalu menyebabkan konsumen beralih ke produk sejenis dan melakukan brand switching. Kepercayaan konsumen merupakan suatu bentuk sikap yang menunjukan perasaan suka dan tetap bertahan untuk menggunakan suatu produk atau merek. Kepercayaan konsumen berubah ketika harapan konsumen tidak terpenuhi, sehingga konsumen akan bersikap negatif terhadap suatu produk. Faktor-faktor yang mempengaruhi peralihan merek adalah munculnya produk baru, dan kualitas. Munculnya produk baru dan
kualitas yang lebih bagus dapat menyebabkan perpindahan merek. PERUMUSAN HIPOTESIS Berdasarkan rumusan masalah dan teori yang mendasari dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1 : Persepsi merek berpengaruh signifikan terhadap brand switching pada produk SmartPhone (BlackBerry). H2 : Kepercayaan konsumen atas produk berpengaruh signifikan terhadap brand switching konsumen pada produk SmartPhone (BlackBerry). METODOLOGI PENELITIAN Data Dalam penelitian ini, populasi penelitian mengacu pada semua mahasiswa Universitas Negeri Padang yang pernah melakukan brand switching ke smartphone (BlackBerry). Sampel dipilih menggunakan Multiple Stage Sample. Jumlah pengambilan sampel diambil pada 7 Fakultas yang ada di Universitas Negeri Padang, dengan proporsi sampel masingmasing fakultas. Perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dan didapat 156 orang responen. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Variabel persepsi merek tediri dari 2 indikator yaitu identitas dan kesan kualitas. Variabel persepsi merek terdiri dari 4 subindikator dan yang memiliki nilai yang paling tinggi adalah indikator tampilan Smartphone (BlackBerry) mengikuti perkembangan teknologi yaitu sebesar 4.27 dengan angka persentase 85.40% (sangat kuat). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen sangat setuju dengan pernyataan bahwa tampilan Smartphone (BlackBerry) mengikuti perkembangan teknologi. Variabel kepercayaan konsumen atas produk terdiri dari 2 indikator yaitu desain produk dan kualitas produk. Variabel 7
kepercayaan konsumen atas produk terdiri dari 6 subindikator dan yang memiliki nilai yang paling tinggi adalah indikator Smartphone (BlackBerry) mampu memberi kemudahan mengakases informasi dari internet yaitu sebesar 4.26 dengan persentase 85.20% (sangat kuat). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen sangat setuju dengan pernyataan bahwa Smartphone (BlackBerry) mampu memberi kemudahan mengakases informasi dari internet Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas di lakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normal dapat dilakukan dengan kolmogorov-Smirnov test. Dalam penelitian sampel awal responden (N) berjumlah 156. Kemudian data ini diuji dan hasil X2 terdapat nilai signifikan di bawah 0.05. Langkah berikutnya adalah dengan melakukan outlier atau membuang data-data yang dianggap pengganggu yaitu data yang rentangannya jauh dari rerata masing-masing variabel. Dengan mencari nilai zscore setiap variabel dan membuang data yang nilai zscore diatas + 2.50 dan – 2.50 (Manning & Munro 2004:63). Sampel yang tidak normal berjumlah 3 data sampel, yaitu pada nomor (20,21,60). Sehingga sampel akhirnya di peroleh sebanyak 153 responden. Kemudian dilakukan uji normal kembali.setelah di lakukan pengujian zscore satu kali hasil menunjukan data terdistribusi normal. Uji Multikolonieritas Sebelum menggunakan regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji multikolinearitas yaitu uji hubungan sesama variabel bebas. Apabila terdapat kolerasi yang tinggi sesama variabel bebas tersebut, maka salah satu diantaranya dieliminir (dikeluarkan dari analisis regresi berganda). Dilakukan dengan variance inflation factor (VIF) (Idris 2010:84). 8
VIF
1 1 r 2 y
Dari hasil pengujian diperoleh nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan Variance inflation factor (VIF) kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar semua variabel bebas yang terdapat penelitian. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah varian data sama atau berbeda. Menggunakan metode grafik dengan melihat grafik Scatterplot, di mana apabila sebaran data tidak membentuk sebuah pola tertentu dapat dikatakan bahwa data tersebut bersifat heterokedastisitas. Analisis Regresi Berganda Dalam melakukan analisa data terhadap data yang dikumpulkan, penulis menggunakan metode regresi linear berganda (multiple regression analysis), yaitu suatu metode statistik yang menggunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel terikat (dependent variable) dengan dua atau lebih variabel bebas (independent variable). Hubungan antara variabel terikat Peralihan Merek (Brand Switching) dengan variabel bebas ditujukan dengan rumus sebagai berikut (Simamora, 2004: 339): Y a b1 x1 b2 x 2 e Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dirumuskan persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y= 13.049 + 0, .463X1 +0,147X2 IMPLIKASI PENELITIAN Pengujian Hipotesis Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh secara partial setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS Versi 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi merek terhadap peralihan merek (brand switching) atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP. Dari hasil analisis uji t, diketahui bahwa tingkat signifikan variabel kepuasaan sebesar 0,00 < 0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini diterima, dan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi merek (X1) terhadap peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP (Y). 2. Hipotesis 2 yang diajukan, bahwa kepercayaan konsumen atas produk berpengaruh signifikan terhadap peralihan merek atas produk SmartPhone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP. Berdasarkan hasil analisis dari uji t, diketahui bahwa tingkat signifikan variabel kepuasaan sebesar 0,036 < 0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima.Sehingga hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini diterima, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan kosumen atas produk (X2) terhadap peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP (Y). PEMBAHASAN persepsi merek berpengaruh secara signifikan terhadap peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa variable persepsi merek berpengaruh secara signifikan terhadap peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP. Hal ini dapat dilihat dari sig 0,00 < 0,05 maka hipotesis diterima, artinya secara bersama-sama pengaruh persepsi merek berpengaruh secara signifikan terhadap
peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP. Hubungan persepsi merek terhadap peralihan merek yang di kemukakan oleh Irawan dalam Utama (2007:128) yang menyatakan reputasi merek merupakan persepsi konsumen tentang pengetahuan mereka terhadap merek dan tanggapan atau pendapat individu lain terhadap merek. Jika merek dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan konsumen, maka reputasi yang bagus suatu merek akan memperkuat tingkat kepercayaan kosumen dan selanjutnya konsumen akan mengandalkan pada merek tersebut. Terbentuknya reputasi merek ditentukan oleh opini dari konsumen terhadap merek. Akan tetapi jika merek tersebut tidak mempunyai reputasi yang baik, maka konsumen akan beralih ke merek yang lain. Hal ini sejalan dengan temuan Romadhona (2011), bahwa merek mempengaruhi sikap konsumen untuk melakukan peralihan merek (brand switching). Variabel kepercayaan konsumen atas produk berpengaruh secara signifikan terhadap peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa variabel pengaruh kepercayaan konsumen atas produk berpengaruh secara signifikan terhadap peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP. Hal ini menggambarkan bahwa kepercayaan konsumen atas produk berpengaruh secara signifikan terhadap peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP, yang ditandai dengan tingkat sig 0,036 < 0,05, maka hipotesis diterima, artinya secara bersama-sama pengaruh kepercayaan konsumen atas produk berpengaruh secara signifikan terhadap peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry). Hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiwa UNP, ditemukan bahwa kepercayaan atas produk memiliki koefisien regresi positif 9
terhadap peralihan merek (brand switching). Hal ini sejalan dengan temuan Sugiantio dan Andy (2005), Persaingan-persaingan yang terjadi ini diarahkan untuk dapat mengalihkan pembelian konsumen dari produk pesaing kepada produk perusahaan. Untuk dapat emngalihkan pembelian konsumen dari produk pesaing, maka identifikasi terhadap karakteristik kategori produk, atribut produk, dan kebutuhan mencari variasi mempunyai peranan yang menentukan. Dan juga menurut Sugiantio dan Andy (2005), dalam penelitianya bahwa karakteristik kategori produk, atribut produk, dan kebutuhan mencari variasi adalah tiga variabel yang sangat menentukan terhadap kemungkinan untuk meninggalkan produk Rinso. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: 1. Variabel persepsi merek berpengaruh terhadap keputusan peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP secara signifikan. Hal ini menunjukan bahwa persepsi merek pada handphone BlackBerry sesuai dengan keingginan, sehingga konsumen beralih ke handphone BlackBerry. 2. Variabel kepercayaan konsumen atas produk berpengaruh terhadap keputusan peralihan merek atas produk Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP secara signifikan. Hal ini berarti bahwa kepercayaan konsumen atas produk merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk beralih ke handphone BlackBerry. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas, untuk meminimalkan peralihan merek BlackBerry pada mahasiswa
10
UNP, disarankan kepada pimpinan perusahaan BlackBerry untuk: 1. Meningkatkan persepsi merek dipikiran konsumen dengan cara : a) Meningkatkan persepsi / nilai positif pengguna Smartphone merek BlackBerry dikalangan komunitasnya. b) Menaruh perhatian lebih pada peningkatan nilai merek sehingga konsumen dapat menaikkan gengsi saat menggunakan Smartphone merek BlackBerry. 2. Meningkatkan kepercayaan konsumen yang positif atas produk dengan cara : a) Memperbanyak customer service untuk memperbaiki handphone BlackBerry yang mengalami masalah atau kerusakan. b) Memberikan masa garansi yang lebih lama untuk produk handphone BlackBerry. 3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor lain yang menjadi indikator untuk mengukur keputusan perpindahan merek handphone biasa ke handphone Smartphone (BlackBerry) pada mahasiswa UNP. Daftar Pustaka Abistya, Diaz. 2009. Competitive Advertising serta Dampaknya pada Perilaku Brandswitching Konsumen. Jurnal Bisnis Dan Manajemen.Vol. X, No. 1 hal 1-16. Chatrin and Karlina, Sherly. (2007). Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan brand switching terhadap bread boutiques di Supermal Pakuwon Indah (SPI) Surabaya. Bachelor thesis, Petra Christian University. Schiffman, Leon G dan Leslie L. Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks.
Setiyaningrum, Ari. 2005. Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen dan Mencari Variety Seeking terhadap Keputusan Perpindahan Merek. Jakarta: Universitas Khatolik Indonesia Atma Jaya. Chatrin and Karlina, Sherly. (2007). Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan brand switching terhadap bread boutiques di Supermal Pakuwon Indah (SPI) Surabaya. Bachelor thesis, Petra Christian University. Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Lie Jiko Budiman. 2004. Brand Equity ten, Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Idris. 2010. Aplikasi SPSS dalam Analisis Data Kuantitatif. Padang: FE UNP. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2007. Dasar-dasar Pemasaran jilid 1. Edisi kesembilan. Jakarta: PT. Indeks Kotler, Philip,dan Kevin L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran jilid 1. Alih Bahasa : Benyamin Molan. Edisi ketiga belas. Alih Bahasa : Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.
Romadhona, Rezha Latif. (2011). Analisis Brand Switching Terhadap Jenis Merek Deterjen dengan Metode Biplot dan Markov Chain Untuk Menelaah Perilaku Konsumen (studi kasus: Sartika Swalayan, Jl. Sukowati, Gemolong – Sragen). Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Setiadi, Nugroho j. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana Sugiantio, Tjiang Edy Jaya dan Andy Emmyliya. (2005). Pengaruh karakteristik kategori produk, atribut produk dan kebutuhan mencari variasi terhadap brand switching pada konsumen Rinso di Surabaya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Petra Christian University. Utama, Diosi Budi. 2007. “Membangun Merek, Membentuk Kepercayaan Konsumen dan Menciptakan LoyalitasMerek”. Jurnal. Telaah Manajemen. Vol 2 No.2 Hal.122 – 133.
______________________________. 2009. Manajemen Pemasaran jilid 2. Alih Bahasa : Benyamin Molan. Edisi ketiga belas. Alih Bahasa : Bob Sabran. Jakarta: Erlangga Lamb, Hair, McDaniel. 2001. Pemasaran Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Manning, Mark L dan Don Munro. 2004. The Business Survery Reseacher’s SPSS Cookbook. Mowen, Jhon C dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Kelima. Alih Bahasa Oleh Lina Salim. Jakarta : Erlangga. 11